Textbook Mikrobiologi1
-
Upload
witta-dwiny-putri -
Category
Documents
-
view
7 -
download
1
description
Transcript of Textbook Mikrobiologi1
BAB 1. PENGANTAR
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata mikrobiologi? Anda pasti
berpikir bahwa organisme sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Anda mungkin juga berpikir tentang organisme yang hanya dapat dilihat
melalui mikroskop. Anda mungkin juga berpikir tentang kuman yang dapat
menimbulkan penyakit. Pikiran atau pendapat tersebut tidak salah, karena semuanya
dipelajari dalam mikrobiologi. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari organisme kecil dan lingkungannya yang hidup di seluruh tempat di
permukaan maupun perut bumi, termasuk di dalam tubuh kita. Ukuran mikroba
dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Ukuran sel berbagai mikroba bersel tunggal dari yang terkecil sampai yang terbesar
NILAI PENTING MIKROBIOLOGI
Mikroba (virus, arkhaea, bakteri, jamur, protozoa, dan alga; lihat Gambar 1.2)
hidup di dalam, di atas, dan dekat tubuh kita. Mereka memiliki pengaruh signifikan
bagi manusia dalam kesehatan dan lingkungan. Mereka menjadi model bagi kita
untuk mempelajari proses kehidupan organisme lainnya.
Gambar 1.2 Beberapa jenis mikroba seperti bakteri Escherichia coli (A), algae fotosintetik Cyanobacterium (B), jamur (C), virus Ebola (D), dan parasit protozoa (E)
Peranan Mikroba dalam Kesehatan
Jika kamu bertanya bagaimana mikroba dapat menyebabkan suatu penyakit?
Pertama, penyakit dapat ditimbulkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh patogen
(mikroba penyebab penyakit). Kedua, penyakit dapat ditimbulkan oleh aktivitas
pertumbuhan patogen tersebut. Ketiga penyakit ditimbulkan oleh sisa sel
(endotoksin) patogen mati. Di USA pada tahun 1900 mortalitas bayi mencapai 50%.
Pembunuh utamanya adalah patogen. Penemuan antibiotika dan vaksinasi dan
perbaikan sanitasi mampu mengurangi angka kematian akibat patogen. Tabel 1.1
menyajikan daftar patogen penting pada manusia.
Tabel 1.1 Daftar patogen penting bagi ManusiaMikroba/Patogen Jenis Problem Kesehatan
Rotavirus Virus Penyebab utama diare bayi di duniaParvovirus B19 Virus Anemia Cryptosporidium parvum Parasit Diare akut dan kronisEbola Virus Demam hemoragik Ebola /
Pendarahaan dan gagal ginjal Legionella pneumophila Bakteri Legionnaire / penyakit PSHanta virus Virus Demam hemoragikCampylobacter jejuni Bakteri Diare
Human T-lymphotropic virus I (HTLV-I)
Virus Kanker darah / leukemia
Toxic strains of Staphyloccus aureus
Bakteri Toxic shock syndrome
Escherichia coli O157:H7 Bakteri Hemolytic uremic syndromeHTLV-II Virus Leukemia Human immunodeficiency virus (HIV)
Virus Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
Helicobacter pylori Bakteri Penyakit saluran pencernaanEntercytozoon bieneusi Parasit DiareCyclospora cayetanensis Parasit DiareHuman herpesvirus-6 (HHV-6)
Virus Penyakit kulit (skin rash)
Hepatitis E Virus HepatitisEhrlichia chaffeensis Bakteri Infeksi mirip influenzaGuanarito virus Virus Demam hemoragik Venezuella
Negara-negara maju mampu mengurangi dengan cepat angka kematian
akibat infeksi mikroba patogen, tetapi tidak demikian di negara-negara berkembang.
Masih banyak dijumpai beberapa penyakit lama (DBD, diare, influenza) dan baru
(AIDS dan Flu Burung) yang mampu mengurangi populasi penduduk. Mengetahui
sumber kontaminasi dan pembatasan pertumbuhan patogen dalam makanan mampu
megurangi angka kematian penyakit akibat patogen makanan (food-borne
pathogens).
Penemuan antibiotika untuk mengontrol dan meminimalisir pertumbuhan
mikroba (pada umumnya) dan patogen (pada khususnya) memberikan harapan
terhadap penuruan angka kematian akibat infeksi patogen. Akan tetapi, pengunaan
antibiotika yang tidak terkontrol ternyata menimbulkan masalah baru yaitu resistensi
mikroba terhadap antibiotika. Staphylococcus aureus merupakan salah satu patogen
resisten terhadap antibiotika yang sebelumnya efektif terhadap dirinya.
Manfaat Mikroba bagi Manusia
Mikrobiologi muncul pertama kali akibat keingintahuan manusia untuk
mengatasi berbagai penyakit khususnya akibat infeksi patogen. Tidak dapat
dipungkiri banyak mikroba yang menguntungkan manusia, tetapi tidak dipelajari
secara intensif. Sadar atau tidak kita banyak mengkonsumsi makanan yang
merupakan hasil aktivitas mikroba, bahkan kita juga mengkonsumsi mikroba (hidup)
tersebut. Tempe, tauco, kecap, oncom, dan tape merupakan makanan hasil
fermentasi mikroba khas Indonesia.
Selain sebagai fermentor, mikroba juga berperan dalam membantu hewan
dan tumbuhan dalam pertumbuhannya. Bakteri rumen berperan penting dalam
mendegradasi makanan (rumput-rumputan) hewan ruminansia, sehingga mudah
dicerna dan diserap oleh pencernaan hewan tersebut. Bakteri bintil akar (Gambar
1.3) berperan penting sebagai penyedia nitrogen bagi tanaman leguminosa (kacang-
kacangan).
Gambar 1.3 Akar tanaman kacang-kacangan yang terdapat bakteri bintil akar (kiri) dan yang tidak (kanan)
Peranan Mikroba dalam Lingkungan
Mikroba mampu hidup di semua jenis lingkungan dari lingkungan yang
ekstrim (kiri; misalnya lingkungan bernilai pH<6) sampai lingkungan yang ekstrim
(kanan; misalnya lingkungan bernilai pH>). Mikroba mampu hidup di perut bumi
(daerah magma) maupun di dasar laut terdalam (sedimen palung laut). Mikroba juga
berperan sebagai penyeimbang alam. Sebagai penyeimbang, mikroba mampu
berperan sebagai produsen maupun dekomposer, sehingga rantai makanan tidak
terputus.
Sebagai produsen mikroba mampu memfiksasi karbon dioksida menjadi
sumber karbohidrat seperti dilakukan oleh sianobakteri Chlorella dan Spirogyra.
Bahkan beberapa mikroba mampu menyediakan molekul organik bagi pertumbuhan
tumbuhan. Salah satu molekul organik tersebut adalah amonia (NH3) yang diproduksi
oleh mikorba penambat nitrogen seperti Rhizobium dan Anabaena.
Mikroba sebagai Model Mempelajari Proses Kehidupan
Para ahli biologi sering mengunakan mikroba sebagai model dalam
mempelajari proses kehidupan organisme lainnya (tumbuhan dan hewan). Seorang
ahli ekologi sering menggunakan mikroba dalam mempelajari proses rantai makanan
dan mengidentifikasi molekul hasil dekomposisi. Ahli biokimia sering mengunakan
mikroba dalam mempelajari proses dan jalur-jalur metabolisme. Hampir semua
proses pewarisan keturunan dan sifat molekul DNA & RNA dipelajari ahli genetika
dari mikroba.
Mikroba memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh hewan maupun tanaman
dalam hal sebagai berikut
1. Struktur mikroba sederhana.
2. Pertumbuhan dan reproduksi mikroba sangat cepat.
3. Hanya memerlukan ruangan kecil.
4. Biaya relatif murah dan terjangkau.
Sehingga secara ekonomis dan ilmiah mikroba merupakan model yang sangat baik
untuk mempelajari kehidupan.
Genetika menjadi berkembang pesat setelah penemuan struktur DNA dan
transfer genetik yang menggunakan mikroba sebagai model. Biologi sel dan molekul
juga sering mengunakan mikroba sebagai model mempelajari struktur dan aktivitas
sel dan molekul. Teknik penentuan kekerabatan organisme sekarang menuju ke arah
molekul yang mana berkembang dari penentuan kekerabatan mikroba.
CAKUPAN MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hudup
mikro. Oleh karena itu, cakupan mikrobiologi meliputi 2 hal yaitu variasi (species)
mikroba dan variasi kajian ahli mikrobiologi.
Variasi Mikroba
Berdasarkan struktur sel, mikroba dibagi menjadi 2 jenis yaitu mikroba non-
seluler dan mikroba seluler. Mikroba seluler dibagi menjadi mikroba prokariota dan
eukariota.
Virologi
Virologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari virus. Virus merupakan
mikroba non-seluler yang bersifat paogen. Terdapat perbedaan pendapat pada ahli
biologi tentang virus. Pendapat pertama menyatakan virus bukan organisme, dia
hanya sebuah partikel. Pendapat lainnya menyatakan virus adalah organisme karena
dia mampu bereproduksi meskipun tidak independen. Oleh karena itu, virus adalah
partikel hidup yang mampu menginfeksi sel dan hidup di dalamnya layaknya
organisme. Mempelajari virus merupakan keniscayaan ahli biologi karena semua
virus adalah parasit dan patogen baik bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba
seluler. Beberapa virus yang penting bagi manusia adalah HIV, virus flu burung
(H5N1), virus influenza, virus polio, dan virus mozaic tembakau.
Bakteriologi
Bakteriologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bakteri (termasuk
arkhaea). Bakteri merupakan mikroba prokariota bersel tunggal. Bakteri memiliki
keanekaragaman yang menakjubkan, baik dari sisi species, biokimia, ekologi, dan
patogenesis. Dari sisi species, bakteri merupakan mikroba yang paling sulit
dikelompokkan karena struktur sel yang serupa dan mudah bermutasi sehingga
mampu menimbulkan galur atau species baru. Dari sisi biokimia, bakteri memiliki
variasi metabolisme yang kompleks. Metabolisme pada bakteri banyak yang mirip
bahkan sama dengan hewan dan tumbuhan, tetapi terdapat metabolisme khas
bakteri dan tidak dijumpai pada hewan maupun tumbuhan. Bakteri yang penting bagi
manusia adalah E. coli, Streptococcus, Lactobacillus, Rhizobium, dan Klebsiella.
Mikologi
Mikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jamur (khamir, kapang,
cendawan). Jamur merupakan mikroba eukariota bersel tunggal maupun banyak.
Khamir merupakan jamur bersel tunggal, kapang merupakan jamur bersel banyak
berbentuk filamen (kapas), sedangkan cendawan merupakan jamur bersel banyak
berbentuk badan buah (fruiting bodies). Jamur yang penting bagi manusia adalah
khamir Saccharomeces dan Candida, kapang Aspergillus dan Rhizopus,
cendawanGanoderma.
Parasitologi
Parasitologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mikroba parasit.
Mikroba parasit ini meliputi protozoa dan jamur. Parasitologi tumpang tindih dengan
protozoologi (mempelajari protozoa).
Variasi Kajian Mikroba
Variasi kajian mikroba meliputi kajian dasar, kesehatan, dan aplikasi. Kajian
dasar mikroba meliputi biokimia dan fisiologi mikroba, genetika mikroba, dan ekologi
mikroba. Kajian kesehatan mikroba meliputi imunologi, epidemologi, etiologi,
kemoterapi, dan kontrol infeksi. Kajian aplikasi meliputi teknologi fermentasi,
mikrobiologi lingkungan, mikrobiologi industri, mikrobiologi makanan, mikrobiologi
farmasi, dan rekayasa genetika.
Biokimia dan fisiologi mikroba adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
proses metabolisme mikroba. Pada biokimia dan fisiologi mikroba yang dipelajari
adalah substrat, proses, dan produk metabolisme pada mikroba dalam kondisi
normal maupun terkondisi perlakuan. Genetika mikroba adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari genetika pada mikroba. Pada genetika mikroba yang dipelajari
adalah proses informasi genetika secara normal maupun terkondisi perlakuan.
Ekologi mikroba adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lingkungan sekitar
mikroba baik mikro maupun makro.
Imunologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses pertahanan
sel inang terhadap infeksi patogen. Kemoterapi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari pengembangan molekul untuk terapi penyakit. Epidemiologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari frekuensi dan distribusi penyakit.
Teknologi fermentasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teknik-
teknik fermentasi. Mikrobiologi lingkungan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari aplikasi mikroba dalam memperbaiki lingkungan baik akuatik,
teresterial, dan udara. Mikrobiologi industri adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari aplikasi mikroba dalam produksi bahan aktif untuk keperluan industri.
Mikrobiologi makanan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keamanan
makanan dan minuman segar maupun awetan dari kontaminasi mikroba.
Mikrobiologi farmasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengembangan
produksi vaksin, antibiotika dan substansi lainnya dari mikroba. Rekayasa genetika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teknik rekayasa DNA untuk
menghasilkan substansi dan species unggul.
SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Pada 400 th SM Hippocrates, seorang dokter Yunani meletakkan dasar etika
kedokteran dan sampai saat ini masih diberlakukan. Hippocrates yakin bahwa
penyakit dapat tersebar melalui benda maupun pakaian yang terkontaminasi. Pada
saat yang sama sejarahwan Yunani, Thucydides mengamati bahwa seorang yang
telah sembuh dari serangan wabah mampu berdekatan dengan penderita wabah
tanpa terserang wabah kembali. Pada 1 abad SM, Varo seorang penulis,
menyatakan bahwa binatang kecil takterlihat dapat masuk ke tubuh melalui mulut
dan hidung dan dapat menyebabkan suatu penyakit.
Pada tahun 1665, ilmuwan Inggris, Robert Hooke membuat mikroskop (2
lensa) dan mengunakannya untuk mengamati irisan sel gabus. Dia mencetuskan
istilah sel sebagai ruang kecil.
Anthony van Leeuwenhoek, seorang pedagang dan perajin lensa
menghasilkan lensa dengan kemampuan perbesaean sampai 300X dan bebas dari
distorsi (Gambar 1.4). Dia mengamati (dengan lensanya) banyak benda bergerak
dari air tergenang, orang sakit, dan cairan dari mulutnya dan menyebutnya sebagai
animalcules. Selama bertahun-tahun dia mengamati berbagai mikroba (protozoa,
alga, khamir, jamur, dan bakteri) dengan berbagai ukuran. Pada tahun 1670-an dia
menulis hasil pengamatannya dan mengirimkan ke Royal Society di London. Setelah
kematian Anthony van Leeuwenhoek tidak ada perkembangan mikrobiologi yang
berarti. Hal ini karena lensa karyanya tidak tersebar luas.
Gambar 1.4 Desain lensa Anthony van Leeuwenhoek dan animalcules yang teramati
Teori Kuman (The Germ Teory of Disease)
Teori kuman menyatakan bahwa mikroba dapat menyerang organisme lain
dan menyebabkan penyakit. Pada abad pertengahan banyak orang percaya bahwa
cairan kaldu jika dibiarkan akan menjadi keruh karena sesuatu yang ada di dalam
kaldu tersebut. Bahkan fakta menunjukkan bahwa penyebab keruhnya kaldu adalah
mikroba, tetapi orang masih percaya bahwa worms (larva lalat atau belatung) berasal
dari kaldu tersebut. Konsep demikian disebut Teori Generasi Spontan (Spontaneous
Generation).
Gambar 1.5 Desain percobaan Francesco Redi untuk menumbangkan Teori Generasi Spontan
Usaha Penumbangan Teori Generasi Spontan
Francesco Redi, seorang dokter Italia melakukan penelitian tentang asal usul
belatung dengan merancang percobaannya seperti terlihat di Gambar 1.5. Dari
percobaannya Redi melihat bahwa belatung berasal dari telur lalat bukan dari
daging. Akan tetapi, hasil penelitian Redi belum dapat menumbangkan Teori
Generasi Spontan.
Lazzaro Spallanzani juga berusaha menumbangkan Teori Generasi Spontan
dengan mendidihkan kaldu dan menyimpannya dalam wadah tertutup rapat selama
berhari-hari dan kaldu tetap bening. Akan tetapi, usahanya masih belum dapat
meyakinkan banyak orang.
Baik Redi maupun Spallanzani gagal menumbangkan Teori Generasi
Spontan karena membuat pembatas antara bahan organik dengan udara bebas.
Kekurangan ini diperbaiki oleh Louis Pasteur (Gambar 1.6), seorang kimiawan yang
tertarik pada bidang fermentasi/mikrobiologi. Percobaan pasteur mirip dengan
percobaan Spallanzani, tetapi berbeda desain wadah kaldunya. Pasteur mendisain
labu leher angsa yang menyediakan kontak antara kaldu dan udara bebas (Gambar
1.7). Berdasarkan percobaan Pasteur tersebut Teori generasi Spontan tumbang.
Gambar 1.6 Louis Pasteur
Gambar 1.7 Desain percobaan Louis Pasteur dengan labu leher angsa
Kontribusi Pasteur
Selain menumbangkan Teori Generasi Spontan Pasteur mengembangkan
teknik sterilisasi yang dikenal dengan nama Pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan
teknik sterilisasi minuman beralkohol (wine), tetapi kemudian dikembangkan untuk
sterilisasi susu. Pasteur mengembangkan teknik sterilisasi ini karena banyak wine
yang mengalami kontaminasi, sehingga rasa wine berubah menjadi asam.
Pasteur juga mengembangkan teknik vaksinasi. Vaksini pertama yang
dikembangkan Pasteur adalah vaksin rabies. Vaksin rabies diperoleh dari sumsum
tulang belakang kelinci. Vaksin rabies dicoba pertama kali ke hewan percobaan,
kemudian dicoba ke seorang anak kecil yang terkena rabies. Selang beberapa hari
anak tersebut sehat dan tidak mati.
Pada tahun 1894 Pasteur menjadi direktur sebuah institut penelitian di Paris.
Dia mendidik dan melatih banyak orang menjadi ilmuwan handal. Pada tahun 1895
Pasteur meninggal, sebagai penghargaan institut yang pernah dipimpinnya
dinamakan Institut Pasteur.
Kontribusi Koch
Robert Koch (Gambar 1.8) seorang dokter Jerman dan pernah dilatih di
Institut Pasteur mencetuskan suatu postulat yang dikenal dengan nama Postulat
Koch. Postolat Koch memberikan metode dalam memperkokoh Teori Kuman,
Postulat Koch yaitu
1. Agen penyebab khusus harus dijumpai pada setiap kasus penyakit.
2. Organisme penyebab penyakit dapat diisolasi dalam kultur murni.
3. Inokulasi kultur tersebut ke orang sehat atau hewan harus menghasilkan
penyakit yang sama.
4. Organisme penyebab penyakit dapat diisolasi dari orang atau hewan yang
terinokulasi dan sama dengan kultur murninya.
Koch juga mengembangkan teknik isolasi dan pembuatan kultur murni
dengan mengunakan substansi pemadat yaitu agar. Teknik ini diperoleh atas saran
Angelina Fannie dan Walter Hesse.
Gambar 1.8 Robert Koch
Sejak diformulasikan Postulat Koch dan pemakaian agar, maka mikrobiologi
berkembang menuju ke arah teknik dasar dalam mikrobiologi. Perkembangan teknik
dasar mikrobiologi terangkum dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2 Perkembangan teknik dasar mikrobiologiTahun Penemu Teknik yang Dikembangkan
1664 Robert Hooke Membuat mikroskop pertama dan mendeskripsikan sel mati tumbuhan dan fruiting bodies cendawan
1673 Anthony van Leeuwenhoek
Membuat lensa berkemampuan memperbesar sampai 300X dan mendeskripsikan mikroba secara detail
1872 Ferdinand Julius Cohn
Mempublikasi tulisan tentang bakteri dan membuat skema klasifikasi Bacillus
1872 Oscar Brefeld Menumbuhkan jamur dari spora di media gelatin
1872 Joseph Schoeter Menumbuhkan koloni bakteri di potongan kentang
1877 Robert Koch Mengembangkan teknik pewarnaan bakteri, fotografi bakteri, dan preparasi preparat
1881 Robert Koch Mengembangkan media padat dan metode memperoleh kultur murni
1882 Angelina FannieWalter Hasse
Mengembangkan agar sebagai pemadat media
1884 Hans Christian Grams
Mengembangkan teknik pewarnaan bakteri (pewarnaan Gram)
1887 Julius R. Petri Mengembangkan teknik kultivasi di cawan petri1915 M.H. McCrady Mengembangkan teknik kuantitatif analisa
sampel air dengan metode MPN
SEJARAH PERKEMBANGAN CABANG MIKROBIOLOGI
Pasteur. Koch dan ahli mikrobiologi lainnya tertarik pada mikroba secara
umum, maka ahli mikrobiologi selanjutnya mulai mempersempit area permasalahan
yang hendak dipelajari (spesialisasi). Persempitan area pemecahan masalah selain
untuk mengontrol permasalahan juga untuk mengasah ketrampilan dan keahlian.
Imunologi
Penyakit tidak hanya tergantung pada mikroba penginfeksi, tetapi juga
respons manusia (inang) terhadap invasi. Respons inang terhadap invasi patogen
disebut sistem imun.
Pada awal abad 18 Eropa terjangkit wabah polio (smallpox). Wabah ini
menakutkan karena angka mortalitas sebesar 25% pada dewasa dan 40% pada
anak-anak. Seseorang yang pernah mengalami polio dan bertahan hidup
memperoleh benjolan di kulitnya. Ashley Montagu, istri seorang duta besar Inggris
untuk Turki menjadi orang pertama yang merasakan imunisasi pertama kali teknik
imunisasi, yaitu penyuntuikan di lengan. Teknik ini disebut variolasi. Variolasi
memiliki efek samping yaitu lesi kulit permanen. Tingkat fatalitas metode variolasi
adalah 1-2%. Sampai saat ini resiko fatal pada imunisasi polio masih dijumpai, tetapi
dengan angka yang relatif kecil 0,01%.
Edward Jener (1796) melihat bahwa seorang pemeras susu yang terkena
polio sapi (cowpox) tidak pernah terkena polio. Oleh karena itu, dia menyuntikkan
polio sapi ke anaknya, dan anaknya tetap sehat. Selanjutnya dia malakukannya pada
anak berusia 8 tahun lainnya. Teknin Jener ini disebut vaksinasi. Teknik Jener
merupakan teknik stimulasi sistem imun inang terhadap patogen lemah, sehingga
memberikan pengalam sistem imun ketika menghadapi patogen lebih kuat dan
mampu mengalahkannya.
Elie Metchnicoff, seorang ahli zoologi Rusia menemukan sel-sel pemakan
mikroba di dalam tubuh manusia. Dia menamakan fagosit yang artinya sel pemakan.
Dia mengembangkan beberapa vaksin.
Virologi
Virologi muncul ketika patogen saat itu hanya bakteri dan mampu difiltrasi.
Akan tetapi, ketika filtrat masih mengandung patogen, maka dimulailah investigasi
terhadap agen penginfeksi lolos filtrasi bakteri. Martinus Beijerinck seorang ahli
botani mulai meneliti filtrat yang masih mengandung patogen.
Beijerinck pertama kali mendeskripsikan virus, tetapi saat itu nama virus
sudah digunakan sebagai agen penginfeksi umum. Beijerinck, ahli mikrobiologi
Belanda memperkenalkan istilah molekul patogenik untuk merujuk virus. Wendell
Stanley (1935), ilmuwan USA mampu mengkristalisasi virus mosaik tembakau.
Kristal virus tersebut mengandung asam ribonukleat (RNA). Pada tahun 1952 ahli
biologi USA Alfred Hershey dan Martha Chase mampu mengisolasi material genetik
lainnya dari virus yaitu DNA.
Kemoterapi
Paul Ehrlich (1878) ahli biologi Jerman menyatakan bahwa pewarna atau
kemikalia lainnya mampu membunuh sel mikroba tetapi tidak membunuh sel hewan.
Ehrlich mengusulkan istilah kemoterapi untuk teknik membunuh mikroba. Ehrlich
mempelajari teknik kemoterapi tehadap syphilis dan dia melakukannya selama 17
tahun. Akhirnya dia menemukan agen kemoterapi terhadap syphilis yaitu salvarsan.
Salvarsan merupakan agen ke 606 yang dicobakan Ehrlich terhadap bakteri
Treponema pallidum dan terbukti efektif.
Pada tahun 1922 Alexander Fleming, seorang dokter Skotlandia menemukan
lisosim (enzim) mampu membunuh sel bakteriPada tahun 1928 Fleming menemukan
bahwa kapang Penicillium mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus yang berada didekatnya. Dia mampu mengidentifikasi substansi
penghambat bakteri, yaitu penisilin. Akan tetapi, isolasi penilsilin sangat sulit. Howard
Florey dan Ernst Chain, seorang ahli patologi Australia mampu mengisolasi dan
memproduksi penisilin dan menjadi kemoterapi utama selama Perang Dunia II.
Ketiganya memperoleh Nobel bidang fisiologi & kedokteran pada tahun 1945.
Isolasi Mikroba dari Lingkungan
Martinus Beijerinckmengembangkan berbagai media untuk isolasi berbagai
bakteri. Dengan membuang molekul tertentu atau menumbuhkannya pada kondisi
tertentu, maka dapat diperoleh beberapa bakteri tertentu yang mampu tumbuh dan
mencegah pertumbuhan bakteri lainnya. Beijerinck mengembangkan teknik isolasi
bakteri penambat nitrogen aerob, yaitu dengan meniadakan nitrogen di media tetapi
menyediakan nitrogen di udara. Dia mampu mengisolasi bakteri penambat nitrogen
aerob yaitu Azotobacter. Dengan teknik serupa Beijerinck mampu mengisolasi
bakteri pereduksi sulfat aerob seperti Lactobacillus, alga hijau, dan mikroba lainnya.
Sergei Winogradsky juga tertarik pada bakteri tanah, khususnya bakteri yang
terlibat dalan siklus nitrogen dan sulfur. Dia mampu mengisolasi bakteri yang terlibat
dalam siklus nitrogen dan sulfur. Winogradsky juga mampu mengisolasi bakteri
pengoksidasi sulfat dan pemakan hidrogen sulfida, yaitu Beggiatoa. Pada saat
mempelajari Beggiatoa dia menemukan bahwa Beggiatoa mampu menyintesis
karbon organik dari karbon dioksida. Oleh karena itu dia mengusulkan istilah autotrof
untuk bakteri yang mampu menyintesis karbon organik dari karbon dioksida.
Berdasarkan kinerja Beijerinck dan Winogradsky, maka timbul antusiasme
dalam mengklasifikasikan bakteri seperti pada hewan dan tumbuhan yang pernah
dilakukan Linnaeus. Pada tahun 1909 Sigurd Orla Jensen mengusulkan skema
klasifikasi bakteri berdasarkan fungsi dan kemampuan bakteri. Usulan tersebut
bergulir dan menghasilkan suatu manual identifikasi dan klasifikasi bakteri yang
diberi nama Bergey’s manual of Determinative Bacteriology (1923).
Perkembangan identifikasi dan klasifikasi bakteri cukup pesat dengan
diterimanya teknik perbandingan material genetik yang diusulkan oleh Brian
McCarthy dan E.T. Bolton pada tahun 1961 untuk melacak hubungan kekerabatan
(filogeni). Carl Woese mengunakan komparasi material RNA 16S ribosom sebagai
kunci menentukan filogeni. Teknik ini dipakai sebagai karakter utama penentuan
hubungan kekerabatan pada bakteri dan mikroba prokariota lainnya. Carl Woese
mengusulkan Kerajaan baru yaitu Arkhaea untuk bakteri bakteri ekstrim berdasarkan
urutan RNA 16S ribosom.
Genetika Mikroba
Pada tahun 1928 Frederick Griffith, seorang ilmuwan Inggris menemukan
bahwa bakteri dapat berubah dari non-patogen menjadi patogen secara alami.
Percobaan Griffith menunjukkan bahwa tikus yang diinjeksi bakteri non-patogen
hidup dan bakteri patogen mati, mengalami kematian. Hasil isolasi bakteri pada tikus
tersebut hanya menghasilkan bakteri patogen. Proses perubahan ini diusulkan oleh
Griffith sebagai transformasi. Selanjutnya, pada tahun 1940 Oswald Avery, Maclyn
McCarthy dan Colin MacLeod menunjukkan bahwa yang bertanggung jawab
terhadap proses transformasi adalah DNA.
Setelah penemuan struktur DNA oleh james D. Watson dan Francis Crick,
maka perkembangan mikrobiologi menjadi luar biasa dan menuju era genetika
molekul. James D. Watson dipercaya sebagai Ketua dalam proyek genom manusia
(Human Genome Project). Proyek ini dianggarkan sebesar USD 3 milyar selama 15
tahun dan dikerjakan oleh semua ahli genetika molekul di dunia. Proyek ini bertujuan
untuk memetakan urutan DNA manusia. Dengan demikian dapat diketahui lokus-
lokus DNA yang mengalami mutasi yang bertanggung jawab terhadap fenotip dan
genotip mutan.