TESISe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9019/1/Siap jadi.pdf · 2020. 7. 21. · TESIS Studi...
Transcript of TESISe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9019/1/Siap jadi.pdf · 2020. 7. 21. · TESIS Studi...
-
TESIS
Studi Fenomenologi Ruqyah Syar’iyyah
Pengalaman Transformasi Kesehatan Mental
Di Biro Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga
Oleh:
HARMUZI
NIM. 12010170024
Tesis ini diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
-
i
TESIS
Studi Fenomenologi Ruqyah Syar’iyyah
Pengalaman Transformasi Kesehatan Mental
Di Biro Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga
Oleh:
HARMUZI
NIM. 12010170024
Tesis ini diajukan kepada Program Pasacsarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 26 Maret 2020
Hammam, M.Pd,.Ph.D
PEMBIMBING
-
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM PASCASARJANA Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Pulutan, Sidorejo, Salatiga 50716, Telp. (0298) 6031364
Website: http://www.ppsiainsalatiga.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
-
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Harmuzi
NIM : 12010170024
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya sendiri
dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa
pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh
orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga atau perguruan tinggi lainnya. Tesis
ini diperbolehkan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga,
Yang menyatakan
Harmuzi
NIM. 12010170024
-
iv
MOTTO
َل اللَُّه لَُه بِِه َطرِيًقا ِإََل اْْلَنَّةِ َوَمْن َسَلَك َطرِيًقا يَ ْلَتِمُس ِفيِه ِعْلًما َسهَّ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
-
v
ABSTRAK
Studi Fenomenologi Ruqyah Syar‟iyyah Pengalaman Transformasi Kesehatan
Mental di Biro Psikologi Tazkia Salatiga 2020: Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Program Pascasarjana. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Hammam, M.Pd, Ph.D
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui implementasi Ruqyah syar‟iyyah
sebagai pengobatan gangguan mental dan mengetahui transformasi kesehatan
mental dengan menggunakan ruqyah syar‟iyyah di Biro Konseling Psikologi
Tazkia Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui wawancara, obervasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa, pertama, terapi ruqyah yang dilakukan di Biro Psikologi Tazkia Salatiga terbukti efektif terhadap perubahan perilaku penderita. Ayat al-Qur‟an memiliki
energi yang dapat memberikan efek psikoterapi terhadap penderita yang
mengalami gangguan kesehatan mental. Dampak yang terjadi setelah pasien
melakukan terapi ruqyah syar’iyyah di berdampak positif. Karena pasien yang
sebelumnya merasakan gelisah, cemas, emosional, tidak mampu menyelesaikan
masalahnya, terlalu banyak beban pikiran sehingga mengakibatkan kaku pada
bagian tubuhnya berangsur sembuh. 2) Konsep dasar terapi ruqyah yang
dilakukan di Biro Psikologi Tazkia Salatiga merupakan terapi ruqyah syar’iyyah; meyakini bahwa bacaan ayat-ayat al-Quran dan hadis tersebut hanyalah
merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan, sedangkan yang
menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah SWT.
Kata Kunci
Kata Kunci: Ruqyah sar’iyyah, Transformasi kesehatan mental
-
vi
ABSTRACT
Ruqyah Syar'iyyah Phenomenology Study Experiences of Mental Health
Transformation in the “Biro Psikologi TAZKIA” Salatiga.
This study aims to 1) Know the implementation of Ruqyah Shar'iyyah as a
treatment for mental disorders and determine the transformation of mental health
by using Ruqyah Shar'iyyah at the “Biro Psikologi TAZKIA” Salatiga. This
research is a field research using a phenomenological approach. The data in this
study were obtained through interviews, observation and documentation. The
results of this study indicate that, first, ruqyah therapy conducted at the “Biro
Psikologi TAZKIA” Salatiga has proven to be effective in changing patient
behavior. Verses of the Qur'an have energy that can provide the effects of
psychotherapy on sufferers who experience mental health disorders. The impact
that occurs after the patient carries out ruqyah shar'iyyah therapy in a positive
impact. Because the patient who previously felt restless, anxious, emotional,
unable to solve the problem, too much burden on the mind resulting in stiffness in
his body gradually recovered. 2) The basic concept of ruqyah therapy carried out
at “Biro Psikologi TAZKIA” Salatiga is ruqyah syar‟iyyah therapy; believe that
reading the verses of the Qur‟ran and the Hadith is only a means or the way for
healing, and the one Who can help to make heal in essence is Allah SWT.
Keywords
Keywords: Ruqyah sar‟iyyah, Transformation of mental health
-
vii
PRAKATA
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufiq, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw, kepada keluarga,
sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan
yang mana beliaulah satu-satunya manusia yang dapat mereformasi umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya
agama Islam.
Tesis yang berjudul Studi Fenomenologi Ruqyah Syar‟iyyah Pengalaman
Transformasi Kesehatan Mental di Biro Psikologi Tazkia Salatiga: ini disusun
guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Penelitian ini tidak dapat
terselesaikan dengan mudah tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.;
2. Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Widiyanto, M.A.;
3. Ketua Program Studi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam, Bapak Dr.
Ruwandi, S.Pd., M.A.;
4. Bapak Hammam, M.Pd.,Ph.D selaku dosen pembimbing tesis yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini, serta
meluangkan waktunya untuk penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan;
5. Segenap guru besar, dosen, dan staf Pascasarjana IAIN Salatiga;
6. Segenap pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini dan tidak dapat
penulis sebut satu per satu.
-
viii
Penulis sepenuhnya sadar bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 26 Maret 2020
Harmuzi
NIM. 12010170024
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iii
Motto iv
ABSTRAK ........................................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan 5
D. Signifikansi Penelitian .............................................................. 5
E. Kajian Pustaka ...................................................................... 5
F. Metode Penelitian ..................................................................... 21
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 23
BAB II Implementasi Ruqyah Syari‟yyah Sebagai Pengobatan
Mental dalam Islam di Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
25
A. Gambaran Umum Biro Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga
..................................
25
B. Implementasi Ruqyah syar‟iyyah sebagai penyembuhan
gangguan jiwa ..............................................
26
BAB III Pendidikan spiritual dalam proses penyembuhan mental
dalam ruqyah syar‟iyyah ..........................................
31
BAB IV Transformasi kesehatan mental pada Ruqyah Syariyyah
......................................
36
A. PelaksanaanPenelitian
-
x
..................................................................... 36
B. Hasil analisa data ...........................................
C. Transformasi kesehatan mental dalam Ruqyah Syar‟iyyah.
......................................
36
38
BAB V PENUTUP ............................................................................... 44
A. Kesimpulan ............................................................................... 44
B. Saran ......................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Lembar Observasi
3. Nota Pembimbing
4. Lembar Bimbingan Tesis
5. Struktur Kepengurusan Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
6. Jadwal Kegiatan Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
7. Foto-foto
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ruqyah menjadi fenomena di era ini, sebuah istilah yang tidak asing di
telinga kaum muslimin. Fenomena yang menarik ini berbarengan dengan
semakin maraknya berbagai praktek ruqyah masal dan tayang di beberapa
stasiun TV dan merupakan salah satu program siaran yang memperoleh rating
tinggi. Salah satu stasiun televisi yang menayangkan program siaran ruqyah
adalah MNC TV dengan judul acara “Siraman Qalbu” yang diisi oleh ustad
Dhanu, tayang setiap pagi. Acara tersebut menjadi salah satu acara yang
banyak diminati terutama oleh jamaah ibu-ibu. Stasiun TV lain seperti
TRANS7 juga menjadikan ruqyah sebagai salah satu program siarannya.
Bahkan sebelum viral di acara MNC TV, terlebih dahulu program siaran
“RUQYAH” di TRANS7 juga telah memperoleh rating tinggi sehingga
diselenggarakan dua kali dalam sepekan tiap sabtu dan ahad jam 06.00- 07.00
WIB.
Tercatat sejak tahun 2005, ruqyah telah ramai diperbincangkan dan
diteliti dikalangan akademisi. Berbagai model penelitian terkait dengan
ruqyah pun banyak menghasilkan artikel-artikel yang saling melengkapi.
Salah satu penelitian yang membahasnya adalah penelitian milik M. Darojat
Ariyanto. Dalam artikel penelitian tersebut Darojat membahas dan menyajikan
dalil-dalil bahwa al-Qur‟an juga dapat menyembuhkan penyakit fisik.1
1 M. Darojat Ariyanto, Terapi Ruqyah terhadap Penyakit Fisik, Jiwa dan Gangguan Jin,
Jurnal Suhuf, Vol. 19, No. 1, 2007, h. 51-53
-
2
Lebih lanjut Quraish Shihab dengan mengacu pada al-Qur‟an surat al-
Isra‟ [17]: 82 telah menafsirkan syifa dalam ayat tersebut sebagai kesembuhan
atau obat. Kemudian Quraish Shihab menjabarkan lagi penafsirannya dengan
melakukan munasabah antara Qs. al-Isra‟[17] : 82 dengan Qs. Yunus [10] : 57
bahwa kesembuhan atau obat yang dimaksud bukan untuk penyakit jasmani,
tetapi untuk penyakit ruhani/ jiwa yang berdampak pada jasmani. Sementara
menurut Thabathabai; Alqur‟an menjadi obat penawar penyakit-penyakit jiwa
saja.2
Dalam perkembangannya metode pengobatan Alqur‟an telah
dipraktikan sebagai psikoterapi Islam dan menjadikannya sebagai proses
pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit mental,spiritual, moral maupun
fisik,3 yaitu Abi Hamdani di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Desa
Purwomartani, Kalasan, Yogyakarta.
Dari sinilah selain masyarakat memahami akan pentingnya Ruqyah
Syar’iyyah yang sesuai ajaran Islam, juga harus memahami bahwa ruqyah
adalah sebuah metode penyembuhan fisik dan psikis dalam Islam.
Dalam bahasan di sini ditulis ruqyah syar’iyyah untuk membedakan
dengan istilah ruqyah syirkiyyah yang mana ruqyah syirkiyyah tidak murni
dengan ketentuan yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW dan masih
menggabungkan antara budaya, adat dan agama; ruqyah shirkiyyah is a
treatment that has mixed or combined local traditional belief rituals with
Islamic teachings, such as a shaman who uses the verses of the Qur‟an, and
2 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an volume 8,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, 530. 3 Ridwan, Konselimg dan terapi qur‟an,Pustaka Pelajar Yogyakarta 2018.69
-
3
also uses the kejawen method, animism and so on, to heal a person suffering
from witchcraft.4
Ruqyah Syar‟iyyah juga menjadi pendidikan Islam kususnya
pendidikan keimanan, tauhid dan akhlak dalam Islam. Pada praktiknya ruqyah
mengajarkan kepada para pasien(klien) yang mengalami gangguan kesurupan
atau gangguan mental untuk mengembalikan semua pada Alloh dengan
berhusnuzon pada Allah akan menyembuhkan diikuti dengan melakukan
perbaikan sikap dan tindakan( akhlak) yang berkesesuaian dengan ajaran
Allah dimulai dengan pembersihan diri dari dosa dan kesalahan sebelumnya.
Dalam cakupan lebih luas ruqyah dipakai di bidang keilmuan di
negeri-negeri maju, contohnya di Amerika; Para ilmuan di Lembaga Ilmu
Kedokteran Islam di Amerika Serikat melakukan serangkaian eksperimen di
laboratorium untuk membuktikan kekuatan penyembuhan dari ayat-ayat Al-
qur'an. Dari hasil peneliti tahap pertama membuktikan bahwa Al-qur‟an
mempunyai pengaruh penenang pada 97% percobaan yang dilakukan.
Pengaruh itu terlihat pada bentuk perubahan fisiologis yang menunjukkan
adanya penurunan derajat ketegangan sistem saraf otonom (automatic nervous
system). Pengamatan presisi dengan komputer memberikan hasil yang jelas
dan dapat dijadikan dasar sebagai indikasi adanya berbagai perubahan yang
signifikan.5
Tulisan ini berupaya mengkaji terhadap berbagai permasalahan
tersebut di atas, ruqyah syari’iyyah adalah bagian dari pengobatan kesehatan
4 Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI -Journal) :
Humanities,Vol. 2 No. 3, 2019, 204. 5 Shalih, Sya‟ban Ahmad, Ensiklopedi Pengobatan Islam. Solo: PustakaArafah. . 2012,95.
-
4
dalam Islam baik gangguan jin, gangguan mental bahkan menyangkut
pengobatan mental maupun fisik.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Fokus pembahasan ini dibatasi pada proses pengembangan Ruqyah
Syari’iyyah yang dalam praktiknya peruqyah akan menemukan banyak
pengalaman bertemu pasien yang sebenarnya lebih pada gangguan mental
yaitu berupa ketidak mampuan seseorang menghadapi problem hidup
sehingga berakibat terjadi pergolakan batin dan kekosongan jiwa. Beberapa
pengalaman tersebut mengindikasikan gangguan jiwa sesorang yang dianggap
kena jin sebenarnya adalah gangguan jiwa yang disebabkan persoalan hidup
yang dihadapi. Penelitian ini berusaha mengungkap perubahan sikap sesorang
yang kena gangguan mental dengan penanganan ruqyah syar’iyyah.
Perubahan ini akan diuraikan dalam tiga fase; fase pra-proses, fase proses dan
fase pasca-proses. Semua yang berlangsung dalam proses itu akan
diklarisifikasikan hasilnya dengan obeservasi dan melakukan wawancara
kepada klien di Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga.
Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana tersebut di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana Implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai pengobatan psikis/
mental dalam Islam di Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga ?
2. Nilai pendidikan spiritual para pasien dalam proses Ruqyah di Biro
Konseling Psikologi Tazkia Salatiga?
-
5
3. Bagaimana transformasi kesehatan mental pasca Ruqyah Syar’iyyah ?
C. Tujuan
1. Menganalisis apa dan bagaimana metode Ruqyah Syar‟iyyah sebagai
pengobatan gangguan jin dan gangguan mental
2. Mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan spiritual dalam Ruqyah
Syar‟iyyah
3. Menganalisis transformasi kesehatan mental pada Ruqyah Syar‟iyyah.
D. Signifikasi Penelitian
1. Menggali akar masalah maraknya gangguan jin dan ganngguan mental
2. Solusi Ruqyah Syari‟yah sebagai pendidikan terapi spiritual Islam dan
transformasi kesehatan mental
3. Langkah – Langkah Prefentif
4. Informasi pada masyarakat.
E. Kajian Pustaka
Dalam kajian Pustaka ini, penulis mendiskripsikan beberapa karya yang
relevan dengan judul Tesis “ Studi Fenomenologi Ruqyah Syar‟iyyah Studi
Pengalaman Transformasi Kesehatan Mental di Biro Psikologi Tazkia
Salatiga”.
-
6
1. Penelitian terdahulu
Tesis yang ditulis oleh Fitriyah Sukriyani,S.Pdi dengan judul
“Fenomena Kesurupan dan Ruqyah Syariyyah Studi Kasus di SMA 1
Suruh Kab Semarang” STAIN Salatiga 2013.
Tesis yang ditulis Muhammad Kasni Saguni dari Pasca Sarjana
UIN Soka dengan judul “ Penanggulangan Penyakit Kesurupan Jin
( Studi analisis Konsep Pendidikan Kesehatan Ruhani dalam Alqur‟an )”.
Jurnal dengan judul “ Nilai Pendidikan Islam dalam Ruqyah
Syar‟iyyah oleh M.Lutfi Mahasaiswa Pasca IAIN Bengkulu Manthiq
Vol. 2, No. 1, Mei 2017 yang mengambil kesimpulan Unsur yang
terpenting dalam Ruqyah Syar‟iyyah adalah nilai-nilai yang dimiliki
oleh peruqyah dan pasien ruqyah yaitu sifat-sifat yang dapat menjadi
syarat dan gambaran keberhasilan kegiatan ruqyah, misalnya kekuatan
yakin, berakhlakul karimah, ikhlas, sabar, tawakkal, jujur dan lain
sebagainya.
Jurnal dengan judul Gangguan Kesurupan Dan Terapi Ruqyah:
Penelitian Multi Kasus Pengobatan Alternatif Terapi Ruqyah di Kota
Malang Zainul Arifin, Zulkhair Zulkhair yang mengambil kesimpulan
ruqyah dapat mengindentifikasi adanya gangguan jin dalam diri subyek,
menghilangkan gangguan jin, dan keluhan fisik yang dialami subyek.
Pengaruh ruqyah akan optimal jika subyek secara kooperatif
melindungi diri dari hal yang dapat memicu kembalinya gangguan jin
-
7
tersebut dan tidak berpengaruh secara optimal ketika faktor psikologis
subyek tidak tertangani dengan baik.6
Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan
Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di
bawah Bimbingan Ustadz Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh
saudara Nur Arfiyah Febriani menyimpulkan bahwa ada pengaruh dari
dzikir yang dirasakan oleh responden dalam mempermudah proses
penyembuhan bagi penyakit fisik dan mental mereka secara bersamaan.
Hal ini berdasarkan tanggapan dari pengalaman 278 respondenatau 98,
23% responden yang menjawab ada pengaruh pada kesehatan mental
dan fisik mereka melalui dzikir yang mereka lakukan.
Tesis dengan judul “Efektifitas penggunaan ayat-ayat al-quran
sebagai ruqyah di ruqyah bekam center Klaten oleh Helmy Qadarusman
program studi ilmu al-qur‟an dan tafsir Pasca Sarjana Institut Agama
Islam Negeri Surakarta tahun 2017 yang mengambil kesimpulan
Terapi ruqyah yang dilakukan di Ruqyah Bekam Center Klaten terbukti
efektif terhadap perubahan perilaku penderita. Ayat al-Qur‟an memiliki
energi yang dapat memberikan efek psikoterapi terhadap penderita yang
mengalami gangguan kesehatan.
6 Journal Ilmiah Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Vol. 13, No. 2,
2013
-
8
2. Kerangka Teori
a. Pengertian Ruqyah
Dalam bahasa Arab ruqyah artinya jampi atau mantra, bentuk
jama‟ atau plural nya adalah ruqaa dan bisa juga berarti al audah atau
at–ta‟widz yaitu doa/ bacaan atau perlindungan.7 Jadi secara
etimologi arti ruqyah bisa mengandung arti jampi/ mantra yang
syar‟i dan juga bisa mantra atau jampi yang syirik.
Ruqyah adalah kumpulan ayat-ayat Al-qur‟an, ta‟awwudz, dan
doa-doa yang bersumber dari nabi Muhammad SAW yang dibaca
oleh seorang muslim untuk diri sendiri, anak, atau keluarganya,
untuk mengobati penyakit rohani atau penyakit yang ditimbulkan
oleh kejahatan „ain (mata jahat) manusia dan jin, kerasukan setan,
sihir, atau penyakit-penyakit yang bersifat fisik.8
Kemudian pengertian umum secara bahasa tersebut
mendapatkan batasan pengertian yang tegas yang membedakan dari
ruqyah yang syirik menjadi pengertian istilah yang sudah baku
menurut ajaran Islam. Sebagaimana dinukil oleh Ibnu Al Atsir
dalam An-nihayah fi ghorib al-hadits berkata; “sebagaimana
dinukil oleh Ibnu Manzhur-, “Ruqyah adalah bacaan perlindungan
7Yusuf Al-Qaradhawi, mauqif Al-Isalam min al-Ilham wa al-kasyf wa al-ru’ya wa min al-
kananah wa al-tan’im wa al-ruqa, Qohiroh: Maktabah wahdah, 1994, 151. 8 Al Mubarak, Husain dan Bukhari Abdul Muid. 2015. Sembuh dengan Ruqyah. Depok:
Hilal Media 2015, 331.
-
9
yang dibacakan kepada orang yang sakit seperti demam, kesurupan
dan penyakit lain.9
Sedang Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa ruqyah adalah
bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari
Al-Quran dan hadits yang shahih. Adapun sesuatu yang diucapkan
oleh kebanyakan orang berupa kalimat–kalimat bersajak yang tidak
dipahami maknanya, kadang merupakan kalimat kufur dan syirik,
maka ucapan itu dilarang.10
Begitu juga Dr.Yusuf Al-Qardhawi mendefinisikan ruqyah
dengan definisi yang tidak beda jauh,mengatakan ;” Ar-Ruqaa
merupakan bentuk jama‟/ plural dari ruqyah, yaitu doa yang
dibacakan kepada orang yang sakit seperti demam, kesurupan,
digigit ular atau disengat kalajengking dan sebagainya,
sebagaimana dibacakan pula kepada orang yang sakit disebabkan
„ain.11
Menurut Perdana Akhmad Terapi Ruqyah adalah
pengembangan Ilmu dan seni penyembuhan dari segala gejala
penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun
serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.12
Sehingga ruqyah tidak hanya menyembuhkan gangguan jin saja
9Ibnu Manzur,Lisanul Arab Jilid 5,Kairo: Dar Al-Hadits,1423/2003M,223.
10Abu Al-Barra‟ Usamah Ibnu Yasin Al-Ma‟ani,Fath Al Haqq Al-mubin fi Ahkaam Ruqa
AshShar‟u wa As-shir wa Al-ain dalam silsilah ilmiah:Nahwa Mausu‟ah Syar‟iyyah fi Ilmi Ar
Ruqa I (Dar Al-Ma‟ali,situr ruqyah .net) 11
Yusuf Al-Qradhawi,Mauqif Al Islaam...151. 12
Perdana Ahmad, Quranic Healing Technology, Teknologo Penyembuhan Qurani,
Jakarta: Pustaka Tarbiyah Semesta, 2014,1.
-
10
termasuk di dalamnya juga bisa mengobati penyakit psikis
(mental). Pendapat ini dikuatkan oleh Dr. Ahmad Ash-Shahabi
dalam buku Ruqyah Wahid Abdussalam Bali yang menyatakan
bahwa: Ruqyah adalah sarana pengobatan gangguan kejiwaan yang
berporos pada pusat-pusat indera perasa sehingga ia merasakan
perasaan berbeda-beda dan terjadi perubahan pada akal sampai
terjadinya kesurupan, yang ini tidak bisa dilakukan pengobatan
oleh metode dokter.13
b. Tujuan dan Manfa‟at Ruqyah Syar’iyyah
Perdana Ahmad seorang pakar ruqyah menyebutkan di antara
tujuan ruqyah adalah sebagai berikut:14
1) Membantu memberikan jalan keluar yang islami kepada orang-
orang yang mengalami permasalahan hidup baik berupa
penyakit alamiah maupun penyakit akibat sihir agar terlepas dari
tipu daya setan.
2) Mengajak orang-orang yang belum mengetahui jalan syari‟at di
antara saudara-saudara kita agar menyelesaikan masalahnya
secara cerdas dengan kembali kepada Alquran yang dapat
melindungi seseorang dari pengaruh negatif yang mengancam.
3) Menyelesaikan masalah dengan tidak menimbulkan masalah
baru berupa fitnah yang menimpa hati, syahwat dan syubhat,
13
Wahid Abdussalam Bali, Ruqyah, Waqiyatul Insan Minal Jinni Wal Syaithan, Solo:
Aqwam, 2012,.98. 14
Perdana Ahmad, Quranic Healing Technology, Teknologi Penyembuhan Qurani, Jakarta:
Pustaka Tarbiyah Semesta, 2014,4.
-
11
fitnah kesalahan dan kesesatan, fitnah maksiat dan bid‟ah, fitnah
kezaliman dan kebodohan yang mengakibatkan rusaknya ilmu,
pandangan, pengetahuan dan keyakinan kepada Allah.15
c. Sumber Bacaan Ruqyah Syariyyah
1) Alqur‟an
Prinsip pengobatan adalah Al-Qur‟an, baru menggunakan
beberapa obat yang lain.Termasuk penyakit-penyakit jasmani.
Al-Qur‟an adalah obat hati dan penawarnya, dan penyehat
badan serta penyembuhnya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Al Israa‟ ayat 82:
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.
Kata Syifa‟ dalam ayat di atas berarti penyembuh, sebab
kata syifa‟ (penyembuh) adalah hasil yang pasti. Allah SWT
tidak menggunakan kata dawa‟ (obat), sebab obat mengandung
kemungkinan bias menyembuhkan dan juga tidak. Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah rahimahullah berkata:
Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh
penyakit hati dan jasmani,demikian pula penyakit dunia dan
akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq
untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit
teratur berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya
dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang
sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan
syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu
15
Perdana Ahmad, Quranic Healing Technology, Teknologo Penyembuhan Qurani,
(Jakarta: Pustaka Tarbiyah Semesta, 2014,6.
-
12
menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin
penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang
memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung,
maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada
bumi, makaia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis
penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam
Al-Qur`an ada cara yang membimbing kepada obat dan sebab
(kesembuhan)-nya.16
Siapapun yang tidak bisa sembuh dengan al qur‟an niscaya
Allah SWT tidak akan menyembuhkan. Barang siapa yang tidak
merasa cukup dengan al qur‟an niscaya Allah SWT tidak
memberi kecukupan.17
Berdasar pendapat di atas, maka membaca Al-Quran
mempunyai fungsi yang sangat urgen untuk menyelesaikan
masalah-masalah gangguan kejiwaan karena dapat memberikan
ketenangan dan ketentraman jiwa. Al-quran yang disebut
sebagai asy syifa‟ dapat memiliki fungsi dan manfaat luar biasa
dalam pengobatan rohani. Al-Quran dapat menjadi benteng
pertahanan dari serangan penyakit dan gangguan jin, dapat
menjadi obat untuk memperoleh ketentraman dan ketenangan
jiwa, dapat menjadi solusi terbaik dari semua solusi yang
dianggap baik.
2) As-Sunnah
Sumber yang kedua adalah hadis nabi, adapun dalil dari
hadits Rosulullah saw banyak sekali, diantarany adalah: dari
16
Zadul Ma‟ad, 4/287 17
Zaadul Ma‟ad (4/ 352)
-
13
Abdullah bin Abbas penah bercerita bahwa salah seorang
perempuan pernah datang pada Rasulullah Muhammad SAW
sambil membawa anaknya, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya anak ini mempunyai penyakit kesurupan, dia
akan terganggu ketika kami makan, sehingga mengganggu
makan kami.” Maka Rasulullah SAW mengusap dadanya dan
mendoakannya, sehingga anak tersebut memuntahkan dari
mulutnya sesuatu dari anak anjing, yang dapat berjalan.”18
Nabi Muhammad SAW juga meruqyah cucunya untuk
membentengi seseorang dari bahaya sebagaimana yg dilakukan
Rasulullah SAW terhadap kedua cucunya yaitu sayyidina
Hasan dan sayyidina Husain, nabi berdoa “Aku memohon
perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna, dari setiap godaan setan dan binatang
berbisa dan pandangan mata dengki.”19
d. Kesehatan Mental dan gangguan mental dalam Islam
1) Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan Mental merupakan alih bahasa dari Mental
Hygiene atau Mental Health berasal dari kata Hygiene dan
Mental. Secara etimologi Hygiene dari kata Hygea yaitu, nama
Dewi kesehatan Yunani kuno yang mempunyai tugas mengurus
masalah kesehatan manusia di dunia. Kemudian muncul kata
18
HR. Ahmad dan darimi(1/12) dalam Ruqyah Wahid Abdussalam Bali...76 19
Sahih Bukhori dari Ibnu Abas dalam Al Azkar Imam Nawai, terjemah ,Sukoharjo: Insan
Kami, 2017,235.
-
14
hygiene untuk menunjukkan suatu kegiatan yang bertujuan
mencapai hygiene. Sedangkan mental berasal dari kata latin
Mens dan Mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma, ruh, dan
semangat.20
Adanya perbedaan batasan atau definisi serta rumusan
tentang kesehatan mental itu sangat wajar dan tidak perlu
merisaukan, karena di sisi lain adanya perbedaan itu justru
memperkaya khasanah kesehatan mental. Sejalan dengan
keterangan di atas, maka di bawah ini dikemukakan beberapa
rumusan kesehatan mental, antara lain:
Pertama, Musthafa Fahmi, sesungguhnya kesehatan jiwa
mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Di sini
dikemukakan dua pengertian saja, pertama kesehatan jiwa
adalah bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan
kejiwaan. Pengertian ini banyak dipakai dalam lapangan
kedokteran jiwa (psikiatri), kedua kesehatan jiwa adalah dengan
cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas; ia berhubungan dengan
kemampuan orang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya
sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya, hal itu
membawanya kepada kehidupan yang terhindar dari
kegoncangan, penuh vitalitas. Dia dapat menerima dirinya dan
tidak terdapat padanya tanda-tanda yang menunjukkan tidak
20
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian
Psikologi dan Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, 7.
-
15
keserasian sosial, dia juga tidak melakukan hal-hal yang tidak
wajar, akan tetapi ia berkelakuan wajar yang menunjukkan
kestabilan jiwa, emosi dan pikiran dalam berbagai lapangan dan
dibawah pengaruh semua keadaan.21
Kedua, Zakiah Daradjat, dalam pidato pengukuhannya
sebagai guru besar kesehatan mental di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengemukakan “ Kesehatan mental adalah
terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-
fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara
manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai
hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di
akhirat”.
Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting
dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan
dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan
pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.22
Sebagai Dzat yang baik dan suci, Tuhan tidak memberikan
jiwa manusia kecuali jiwa yang memiliki kecenderungan sehat,
baik, dan suci. Kesehatan jiwa manusia tidak sekedar alami dan
fitri, melainkan telah diatur sedemikian rupa oleh sang Khaliq.
Dari kerangka ini, kriteria neurosis dan psychosis dalam
psikopatologi Islam bukan hanya disebabkan oleh gangguan
21
Musthafa Fahmi, Kesehatan Mental dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Jilid 1,
alih bahasa, Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, 20-22. 22
Zakiyah Daradjat, Kesehatan Mental dan Peranannya dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1984, 3-4.
-
16
syaraf atau gangguan kejiwaan alamiah, melainkan juga
penyelewengan terhadap aturan-aturan Tuhan atau dengan kata
lain lebih banyak terfokus pada perilaku spiritual dan religius23
Di dalam buku Hygiene Mental dan Kesehatan Mental
Dalam Islam karya Dr.Kartini Kartono dan Dr. Jenni Andary,
menjelaskan Ilmu Kesehatan Mental adalah ilmu yang
mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan
mencengah timbulnya gangguan emosi, dan berusaha menguragi
atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan
kesehatan jiwa rakyat24
Ada yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah
terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan (batasan ini
banyak mendapat sambutan di kalangan psikiater). Ada juga
yang mengartikannya adalah kemampuan menyesuaikan diri
dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan
biasa.25
Kesehatan mental yang dimaksudkan di sini lebih terfokus
pada kesehatan yang berwawasan agama. Pemilihan ini selain
karena konsisten dengan pola-pola yang dikembangkan dalam
psikopatologi dan psikoterapi, juga sesuai dengan khazanah
Islam yang berkembang. Ibn Rusyd misalnya dalam Fashl al-
23
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir... 166-167 24
Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental, Bandung: Pustaka Setia, 1998,9-10. 25
Zakiah Daradjat. Islam & Kesehatan Mental,Jakarta: Toko Gunung Agung,2001,1.
-
17
Maqaal menyatakan, “takwa itu merupakan kesehatan mental
(shihhah al-nufus)”.
Ruqyah syar‟iyyah sebagai sebuah metode pengembalian
kesadaran mental seseorang mendukung statemen di atas.
Statement itu menunjukkan bahwa dialektika kesehatan mental
telah lama dibangun oleh para psikolog muslim, yang mau tidak
mau harus dijadikan sebagai keutuhan wacana Psikologi Islam
saat ini.26
2) Gangguan Mental
Zaman semakin maju kompetisi kehidupan makin ketat,
dinamika kehidupan begitu cepat, dimana perubahan itu terjadi
sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan sains
dan teknologi, serta gerakan globalisasi. Pola kehidupan
manusia cenderung ke arah pola hedonisme, individualisme, dan
permissivisme yang sarat dengan kompetisi, rasionalitas,
efektivitas dan efisiensi dalam berbagai sektor kehidupan yang
mengarah kepada kepentingan material.
Memang perubahan-perubahan ini memberikan dampak
positif seperti kemudahan fasilitas transportasi, komunikasi, dan
informasi tetapi juga menimbulkan ekses negatif yang
berdampak deskruktif terhadap keseimbangan bio-psiko-sosial
dan spiritual manusia.
26
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001, 167.
-
18
Fenomena ini bahkan diungkapkan lebih jauh oleh Hawari
seorang psikiater muslim bahwa modernisasi telah membawa
perubahan perubahan psikososial yang ditandai dengan
perubahan-perubahan nilai-nilai kehidupan seperti: Pola hidup
sederhana dan produktif menjadi pola hidup mewah dan
konsumtif; Struktur keluarga yang semula extendend family
cenderung kearah nuclear family sampai kepada single parent
family; bahkan ada kecenderungan masyarakat moderen
bercorak sekuler dan serba boleh (permissive society); ambisi
karir dan materi yang tidak terkendali sehingga dapat
mengganggu hubungan interpersonal baik dalam keluarga
maupun masyarakat.27
Realitas diatas menjadikan angka depresi begitu tinggi,
goncangan jiwa yang tiada berkesudahan menjadikan persoalan
baru dalam kehidupan manusia abad ini. Sehingga antara beban
dan kemampuan tidak imbang munculah halusinasi dan ilusi,
jadilah gangguan jiwa. Pada umumnya setiap orang senantiasa
memilki mental yang sehat namun karena suatu sebab ada
sebagian orang yang memiliki mental tidak sehat.
Orang yang tidak sehat mentalnya memiliki tekanan-
tekanan batin. Dengan suasana batin seperti ini kepribadian
27
Hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2001.
-
19
seseorang menjadi kacau dan mengganggu ketenangannya.
Gejala ini yang menjadi pusat pengganggu ketenangan hidup.
Ketenanagan hidup dapat tercapai bila seseorang dapat
memecahkan keruwetan jiwa pada dirinya yang menimbulkan
kesulitan hidap. Hal ini dapat dilakukan bila berusaha untuk
membersihkan jiwa agar tidak terganggu ketenagannya dan
tidak terjadi konflik-konflik maupun rasa takut.
Orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh
ketenangan hidup. Jiwa merasa sering terganggu sehingga
menimbulkan stres dan konflik jiwa. Hal ini menyebabkan
timbulnya emosi negative sehingga tidak mampu mencapai
kedewasaan psikis, mudah putus asa dan bahkan bunuh diri.
Kekacauan mental ini di sebabkan kurangnya kesadaran
memiliki konflik-konflik emosional, tidak berani menghadapi
tantangan kesulitan hidup akibat hidup di tengah-tengah
masyarakat yang menimbulkan terjadinya dinegrasi sosial.
Untuk megetahui apakah seseorang sehat atau terganggu
mentalnya, tidak mudah, karena tidak dapat di ukur, diperiksa
atau dilihat dengan alat-alat seperti halnya dalam kesehatan
badan biasanya yang menjadi kesehatan mental adalah tindakan,
tingkah laku, atau perasaan karena seseorang yang terganggu
kesehatan mentalnya akan mengalami kegoncagan emosi
kelainan tingkah laku dan tindakannya.
-
20
e. Ruqyah Syar‟iyah dan Pengobatan Jiwa
Pengobatan jiwa dengan ruqyah untuk gangguan jiwa sudah
dikenal sejak jaman nabi Muhammad SAW. Dalam Sunan Abu
Dawud dengan sanad sahih melalui Kharijah binti Ash-Shalat, dari
pamannya menceritakan: “Aku datang pada Nabi Muhammad SAW
dan masuk Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan satu
kaum, diantaranya mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam
keadaan diikat dengan rantai besi. Seorang keluarganya berkata,
“Sebelumnya dia baik-baik saja, kemudian menjadi begini. Apakah
engkau punya sesuatu untuk menyembuhkannya? ”Maka aku
meruqyahnya dengan bacaan fatihatul kitab, ternyata sembuh. Lalu
mereka mereka memberiku seratus domba.28
Dalam jurnal ilmiah disebutkan bahwa beberapa penerapan
terapi doa senada dengan ruqyah (doa dari alqur‟an) yang dilakukan
pada terapi gangguan jiwa diberbagai tempat telah membantu
penyembuhan pada penderita gangguan jiwa, dr. Dossey dokter
lulusan Universitas di Texas, menjelaskan bahwa doa mempunyai
pengaruh terhadap penyembuhan gangguan jiwa.29
Selanjutnya hasil penelitian Snyerman dalam Dadang Hawari
menyatakan bahwa terapi medik saja tanpa disertai agama ( berdoa
dan berzikir) tidaklah lengkap, sebaliknya terapi agama tanpa medik
tidaklah efektif, ternyata metode integrasi ini membawa hasil yang
28
Sahih HR. Abu Dawud(3896) disahihkan Imam Albani dalam Al Azkar Imam Nawawi,
terjemah ,Sukoharjo: Insan Kamil, 2017, 233. 29
Indigeanous, Jurnal Ilmiah Psikologi Vo. 8. Nopember 2006, 68.
-
21
lebih baik yaitu gejala gangguan jiwa lebih cepat teratasi dan
lamanya perawatan dapat diperpendek.30
Berdasar hadis nabi dan beberpa penelitian di atas tentang
pengaruh doa terhadap penyembuhan gangguan jiwa di atas, secara
tidak langsung membuktikan bahwa terapi ruqyah dengan
menggunakan alqur‟an sungguh mempunyai pengaruh terhadap
penyembuhan gangguan kejiwaan/ mental.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi yaitu
strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki pengalaman
individu/ sekelompok individu dan proses penanganan ruqyah secara
sistematis dan terprogram. Fenomenologi merupakan strategi penelitian
di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman
manusia tentang suatu fenomena tertentu.31
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh informasi yang akurat tentang ruqyah sebagai
proses transformasi kesehatan mental.
2. Subjek dan Lokasi
Informan utama adalah pasien Ruqyah syar‟iyah dan relawan yang
punya gejala gangguan kejiwaan (mental) yang merupakan klien di Biro
Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga,
30
Hawari…2002.52 31
Cresswell…2010.20
-
22
Informan pendukung adalah praktisi ruqyah.
3. Teknik Pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengungkap latar belakang
keadaan klien (pasien) yang merasa terganggu jin. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur (unstructured) dan
bersifat terbuka(open ended), kemudian membuat transcript atas
opini dari partisipan.32
Wawancara tidak terstruktur mengandung
makna dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar saja. Dalam wawancara ini peneliti belum mengetahui
secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh partisipan.
b. Observasi
Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan
aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.33
Observasi
dilakukan secara langsung pada saat peneliti merekam/ mencatat
secara tersetruktur maupun non tersetruktur dan kunjungan ke
tempat informan yang diteliti. Adapun jenis observasi yang
32
Creswall…2010.267 33
Creswall…2010.267
-
23
digunakan adalah observasi partisipan utuh yaitu observer ikut serta
kegiatan yang dilakukan informan yang diobservasi.
Pencatatan data secara deskriptif yaitu dengan mencatat
sebanyak mungkin data-data interprestasi atau evaluasi dari
observer, pengamatan tidak mencatat kesimpulan atau interpretasi,
melainkan data konkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati.
4. Teknik analisis
Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan
refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan- pertanyaan
analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian.34
Data
penelitian kualitatif tidak berbentuk angka tetapi banyak berupa narasi,
deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto)
ataupun bentuk-bentuk non angka lain. Dalam penelitian ini berupa hasil
wawancara dan catatan penelitian saat observasi. Setelah didapatkan
data maka langkah-langkah melakukan analisis data yang digunakan
pada penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapat gambaran yang utuh dan menyeluruh, tesis ini ditulis
dengan menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I berupa pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian
34
Creswall…2010.274
-
24
dan manfaat penelitian, definisi operasional, kajian terdahulu dan sistematika
penulisan.
Bab II membahas tentang implementasi ruqyah syariyyah sebagai
pengobatan mental dalam Islam
Bab III Pendidikan spiritual dalam proses penyembuhan mental dalam
ruqyah syar‟iyyah
Pada bab IV Transformasi kesehatan mental pada Ruqyah Syariyyah
Ditutup dengan bab V yang menyertakan tentang diskusi, kesimpulan,
implikasi dan saran.
-
25
BAB II
Implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai Pengobatan Mental
di Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
A. Gambaran Umum Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
1. Profil Biro Konseling Psikologi Tazkia Salatiga
Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” merupakan lembaga semi
otonom berdiri dalam naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Lembaga ini didirikan pada tanggal 22 maret 2008 sebagai
bentuk pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian bagi
masyarakat kota Salatiga dan sekitarnya. Biro Konsultasi Psikologi
“TAZKIA” memberikan berbagai layanan meliputi : Konseling,
Psikotes dan pelatihan. Berbagai layanan tersebut ditujukan untuk
mahasiswa maupun masyarakat di luar IAIN Salatiga. Berbagai layanan
disiapkan oleh Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” dan
dilaksananakan oleh tenaga ahli yang kompeten di bidangnya.Biro
Konsultasi Psikologi “TAZKIA”dibuka waktu setiap hari kecuali hari
libur mulai pukul 08.00-15.00 untuk turut serta menyelesaikan
permasalahan atau ikut serta memandu mencapai solusi atas problem
yang muncul.
Bagan Organiasi Biro Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga
-
26
2. Gambaran Umum Narasumber Penelitian
Narasumber dalam penelitian ini adalah klien dan Konselor Biro
Konsultasi Psikologi Tazkia Salatiga, Narasumber tersebut sebagai
berikut.
a. Dr. Ahmad Sultoni selaku Direktur (Psikologi Islam),
Widayati Lestari,M.Psi ( Konselor Biro Psikologi Tazkia)
b. Pasien (klien) biro Konsultasi Psikologi Tazkia salatiga
meliputi: Relawan kode Sb1, Sb2, Sb3, Sb4, Sb5, Sb6, Sb7,
Sb8
B. Implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai Pengobatan Mental
Sebagai sebuah sistem terapi, ruqyah syar’iyyah memiliki prosedur
yang dilakukan di Biro Tazkia dalam pelaksanaannya, terdiri dari tiga
rangkaian :
1. Pra ruqyah
a. Interview/diagnose penderita
Sebelum melakukan terapi ruqyah syar’iyyah, peruqyah
menanyakan keluhan apa saja yang dirasakan dari pasien, apa yang
menyebabkan pasien datang untuk beruqyah dan lainnya. Apabila
ada pasien yang baru pertama kali melakukan ruqyah maka
peruqyah akan menjelaskan tentang ruqyah, bahwa yang digunakan
adalah ruqyah syar‟iyyah bukan ruqyah syirkiyyah (ruqyah yang
-
27
bertentangan dengan syariat Islam). Klien mengisi data sebagaimana
tabel terlampir.35
b. Memberikan Konseling
Bimbingan yang diberikan peruqyah dominannya mengajak
pasien agar memahami masalah yang ia hadapi, sehingga ia mudah
mencari jalan keluarnya. Konseling dibagi menajadi dua :
1.1 Konseling spiritual
Para pasien (klien) dinasehati agar tidak berbuat syirik
kepada Allah yaitu memegang teguh kalimat Lailahaillalloh
dalam setiap tindakan dan perbutan.36
Mendengarkan nasehat-
nasehat agama dan petunjuk pelaksanaan terapi penyembuhan
qur‟ani atau ruqyah. Peruqyah mengajak pasien untuk
introspeksi diri (bermuhasabah), apakah dirinya lebih banyak
berbuat baik ataukah lebih banyak berbuat kesalahan dalam
kehidupan sehari-harinya. Klien mesti objektif melakukan
penilaiannya terhadap dirinya sendiri dengan menggunakan
Alquran dan sunnah sebagai dasar penilaian, bukan berdasarkan
keinginan diri sendiri.37
Oleh karena itu melakukan muhasabah atau introspeksi diri
merupakan hal yang sangat penting untuk menilai apakah amal
35
Blanko terlampir di halaaman lampiran 36
Perdana Akhmad...77 37
, Yusny Saby, Etika Agama dalam Wacana Kehidupan Modern, Banda Aceh: Fak.
UshuluddinIAIN Ar-Raniry 2002:2
-
28
perbuatannya sudah sesuai dengan ketentuan Allah. Tanpa
introspeksi, jiwa manusia tidak akan menjadi baik.
1.2 Konseling Psikologi
Terapis tidak hanya menanyakan apa yang menjadi keluhan
pasien secara fisik, tetapi juga mencermati aspek psikologis
yang ada pada pasien kemudian membantu pasien (klien)
menemukan insight untuk keluar dari masalahnya dengan nilai-
nilai Islam. Dengan proses seperti ini diharapkan pasien akan
menyadari problem psikologis yang ia hadapi sehingga ia
termotivasi untuk keluar dari masalahnya secara mandiri tanpa
harus bergantung pada terapis.
c. Duduk dengan mengambil sikap relaksasi tubuh yang nyaman.
Tehnik ini banyak digunakan dalam konseling dan psikoterapi
sebagai salah satu terapi untuk mengatasi berbagai problem yang
berkaitan dengan stres.38
Sambil duduk rileks pasien diajak untuk
melakukan olah nafas perut yang hal ini sangat berguna diantaranya;
menstimulasi pengeluaran hormon endorfin yang memiliki efek
menenangkan (relax), sehingga membantu meredakan stress, panik
atau gugup.39
2. Proses ruqyah
Ruqyah syar’iyyah ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi:
Pertama, menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa yang
38
Subandi...123 39
Perdana Akhmad...223
-
29
bersumber dari hadits tanpa mengubah susunan kalimatnya. Kedua,
dengan bahasa Arab yang fasih dibaca dengan jelas, sehingga tidak
merubah makna dan artinya. Ketiga, menyakini bahwa bacaan baik
berupa ayat dan doa-doa hanyalah sebagai wasilah (sarana/perantara)
antara kita dengan Allah SWT
Terapis membacakan ayat-ayat dan doa-doa ruqyah. Adapun
ayat-ayat ruqyah yang dibacakan yaitu: al-Fatihah, ayat kursi, al-Ikhlas,
al- Falaq, an-Nas, surat al-Baqarah (ayat 1-5, 102-103, 284-286), surat
Ali Imran ayat 18-19, surat al-Araf ayat (54-56, 117- 122), surat Yunus
ayat 81-82, surat Taha ayat 69, surat al-Mukminun ayat 115-118, surat
as-Shaffat ayat 1-10, surat al-Ahqaf ayat 29-32, surat ar-Rahman ayat33-
36, surat al-Hasyr ayat 21-24, dan surat al- Jin ayat 1-9.40
Terdapat perbedaan dalam pembacaan ayat-ayat ruqyah terhadap
pasien (klien) yang terkena gangguan jin dan pasien yang menderita
gangguan psikis. “Ada ayat-ayat tambahan yang beda untuk yang
terkena gangguan jin, jadi biasanya standar al Fatihah, ayat kursi
kemudian ada misalnya tentang sihir, kita bacakan ayat-ayat tentang
sihir. Kalau masalah psikis biasanya ayat tentang kehidupan, tentang
ketenangan, tentang penghilangan keraguan dll.
40
Yazid bin Abdul Qadir. Ruqyah Mengobati Guna-Guna & Sihir menurut Al-Quran, & As
Sunnah yang Sahih. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2005.40
-
30
3. Pasca Ruqyah
Seorang pasien (klien) harus menyakini kesembuhan hanya
datang dari Allah SWT, sedang peruqyah hanya perantara. Bimbingan
yang dilakukan ialah berupa nasihat agar pasien selalu mengingat Allah
SWT (berdzikir), menyesali segala perbutan buruk atau dosa yang telah
diperbuat (bertaubat), mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah SWT,
bertawakal kepada Allah SWT, meyakini bahwa setiap penyakit pasti
dapat disembuhkan, menyakini bahwa Allah SWT tidak akan menguji
seorang hamba-Nya melampaui batas kemampuan hamba-Nya,
senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi,
bahwa hidup di dunia hanya sementara dan berusaha untuk selalu berbuat
kebaikan dengan hanya mencari ridho-Nya. Dan mengamalkan dzikir
harian serta melakukan amalan-amalan seperti membaca Al-Ikhlas, Al-
Falaq, An-Nas, ayat kursi setiap selesai shalat.
Pasien (klien) yang sudah menyadari akan jati dirinya, dan
menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya, kemudian ia
melakukan perbaikan diri dengan melakukan apa yang disampaikan oleh
peruqyah. Hal ini menunjukkan bahwa melalui ruqyah, upaya
membangun karakter relegius yang sangat efektif dilakukan, karena
orang yang melakukan ruqyah adalah orang yang merasa dirinya
bermasalah, sehingga mudah untuk menerima bimbingan, nasihat-nasihat
atau motivasi-motivasi dari peruqyah.
-
31
BAB III
Nilai Pendidikan Spiritual Islam dalam Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah sebagai sebuah konsep penyembuhan berbasis sepiritual memberi
dampak-dampak pengalaman dan pendidikan sepiritual yang unik. Pengalaman
sepiritual dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau experience seseorang
mengenai makna tujuan, dan moralitas. Ruh merupakan wadah spiritualitas yang
berdimensi sangat luas, tidak tersentuh, dan jauh di luar sana.41
Pendidikan spiritual bagi seorang muslim sangat penting di mana dalam
pengajarannya tidak cukup secara teori, akan tetapi dipraktikkan. Pengajarannya
pun harus dimulai sejak anak-anak. Sebagaimana dalam mendidik anak
setidaknya ada lima pola dasar pembinaan iman (Aqidah) yang harus diberikan
pada anak, yaitu membacakan kalimat tauhid pada anak, menanamkan kecintaan
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, mengajarkan Al-Qur‟an dan menanamkan
nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan.42
Nilai – nilai Pendidikan dalam Ruqyah Syar‟iyyah
1. Ruqyah syari‟yyah sebagai konsep psikoterapi Islam mengandung nilai-
nilai pendidikan Tauhid, di mana klien (pasien) dalam menyelesaikan
masalahnya diajak untuk mengembalikan semua persoalan pada Allah
dengan meyakini Allah sebagai satu-satunya solusi terbaik “
41
Jurnal KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, ISSN: 2548-9496 (online),2019:
37 42
M. Nur Abdul Hafizh, “Manhaj Tarbiyah Al Nabawiyyah Li Al-Thifl”, Penerj.Kuswandini, et al, Mendidik Anak Bersama Rasulullah SAW, Bandung: Al Bayan, 1997,
Cet I, h. 110
-
32
Allohusshomad”, saat diperdengarkan ayat-ayat ruqyah, seseorang akan
merasakan relaksasi otot dan pikiran lalu mendengarkan dengan khusyuk
lantunan ayat suci Al-Qur‟an, para klien yang merasakan setress,
kegundahan dan kesempitan dalam dadanya akan mendapatkan suatu
pengalaman spiritual dan ketenangan luar biasa pada dirinya dan dapat
lebih merasakan ketenangan ruhaniah, dengan demikian dapat diharapkan
seseorang merasakan kekhusukan dalam beribadah.
2. Ruqyah syar‟iyyah juga mengandung nilai-nilai pendidikan keimanan
kususnya rukun Iman yang ke enam yaitu Iman pada qodho‟ dan qodar, di
mana orang yang mengalami gangguan mental atau gangguan jin akan
diajarkan untuk menerima hal itu bukan sebagai petaka dalam hidup, akan
tetapi kehendak Tuhan untuk menguji keimanannya, maka masalah itu
untuk diterima, dihadapi dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal ini
dialami oleh subyek (Sb4)
“ya waktu saya merem tadi sambil dibacain ayat2 alquran saya teringat
wajah ibu saya saat senyum tetapi saya sada belum bisa ngasih apa2 ke
beliau, seketika saya ingat dosa2 saya saat melanggar larangan Allah”43
3. Ruqyah syar‟iyyah juga akan memberikan pengalaman moral spiritual,
dalam teori sufistik dikenal dengan pengalam mistik yang beragam,
diantara ; bahwa orang yang mengalami pengalaman tersebut adalah nyata
dan sungguh-sungguh terjadi . Pengalaman ini sering dianggap imajinasi,
khayalan atau bahkan halusinasi seperti yang dialami orang kena
43
Wawancara dengan subyek3 (Sb4) tanggal 6 maret 2020
-
33
gangguan jiwa psikologis.44
Pengalaman- pengalaman spiritual ini akan
sangat membantu bagaimana seseorang dalam melakukan perubahan-
perubahan diri sendiri.
Allah berfirman dalam surat Arro‟du ayat 11 :
ه إِنَّ ىُفسِ ٱّللَّها بِأ واْ نه ُ ّّيِ ٰ ُيغه َّتَّ ۡوٍم حه ا بِقه ُ نه ّّيِ ُيغه
...هِۡمۗۡ َله
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Beberapa orang dalam mengubah dirinya butuh situasi yang memicu untuk
dia berubah, dalam ruqyah ini seseorang
Pengalaman lain juga dialami oleh subyek (Sb5) :
ya waktu saya merem tadi sambil dibacain ayat2 alquran saya teringat wajah
ibu saya saat senyum tetapi saya sada belum bisa ngasih apa2 ke beliau,
seketika saya ingat dosa2 saya saat melanggar larangan Allah.45
Bertujuan untuk memberi kebermanfaatan kepada orang lain, benar
ibadahnya, lurus fitrahnnya. Serta menjadikan seorang yang telah selesai di
Ruqyah hanya menggantungkan diri kepada Allah, menjauhkan diri dari
perbuatan dosa dan fitnah, memperbesar harapan kepada Allah SWT dalam
memohon pertolongan dan perlindungan. Menghilangkan rasa was-was, punya
pengalaman sebelumnya dalam menghadapi jin.
Pada awalnya ruqyah ada tidak semata-mata untuk pengusiran Jin saja, tetapi
Ruqyah sebagai upaya agar manusia menjadi lebih tenang, khusyuk, di dalam
aktifitasnya, sebagaimana subyek(Sb1)dalam proses pencarian obat kesembuhan
atas sakit kecemasan yang dialami menemukan titik sepiritual;
44
Subandi;2016...75 45
Hasil wawancara dengan Sb7 tanggal 12 maret 2020
-
34
“Alhamdulillah lebih baik sih, ya lebih baik, ya saya belajar dari diri sendiri
jangan sampai kebangeten, ya saya belajar melatih diri untuk banyak
mengingat( lupa tapi tidak kebangeten) Sekarang belajar dan masih
mengingat, minimal bisa mengingat jejak memori”.46
Di sini subyek (Sb1) sebenarnya sudah mengalami titik pengalaman
sepiritual dalam mencari obat kesembuhan, saat ia mulai menyadari bahwa ia
tetap bersyukur dengan mengucap “alhamdulillah” dan menyadari bahwa
perubahan itu dimulai dari dirnya sendiri, sebagaimana Allah berfirman :
إن هللا ال يغير ما بقىم حتى يغيروا ما بأنفسهم
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sebuah kaum hingga mereka
mengubah apapun yang ada pada diri mereka.” (TQS Ar Ra‟du 11)
Dalam perjalanannya subyek (Sb1) mengalami pergulatan kecemasan
yang cukup berat yaitu: Pertama saat mendatangi ke beberapa terapis (praktisi
ruqyah) tidak menemukan hasil kesembuhan yang diharapkan, bahkan ada terapis
yang ia temui menyatakan bahwa ada jin yang menempel kuat dan belum bisa
keluar dan masih mencari jalan keluar; “Ustadz saya dulu bilangnya jinnya, baru
cari tempat unt keluar”47
hal ini tentu sebagai orang awam menambah kecemasan
pada dirinya. Kedua : saat subyek (Sb1) ke medis untuk berobat ke medis pun
mengalami situasi hampir sama yaitu diagnosa yang berbeda-beda mulai dari
vertigo, epilepsi, syaraf kecepit, bahkan sampai kulitnya terbakar karena
keracunan obat
“diruqyah tidak ada reaksi ya berarti memang saya bermasalahnya di sakit
medis, dari dokter2 saya katanya vertigo , sayaraf kecepit, epilepsi, dari
obat2 syaraf saya kan dosisinya tinggi sampai pernah badan terasa
terbakar dua kali karena obat”
46
Wawancara dengan subyek 1 tgl 6 maret 2020 47
Wawancara dengan subyek 1 tgl 6 maret 2020
-
35
Kejadian dua hal yang dialami subyek (Sb1) di atas tentu bisa berakibat
menjadikan kecemasan bertambah, di sini menjadikan seorang terapis (praktisi
ruqyah) saat menangani pasien (klien) harus memperhatikan aspek psikologi (
kondisi mental) si pasien ( klien), terutama bila menangani pasien yang kondisi
trauma semacam ini, yang dibutuhkan adalah bagaimana ia bisa menghadirkan
kenyamanan pada pasien, dan tidak harus langsung dibacakan ayat-ayat ruqyah,
tapi lebih ke dzkir2 yang memberikan manfaat relaksasi.
-
36
BAB IV
Transformasi kesehatan mental dalam ruqyah Syar’iyyah
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan sejak tanggal 15 Februari 2020 sampai 16 Maret
2020. Subjek yang digunakan pada penelitian adalah 8 klien di Biro
Konseling Psikologi Tazkia Salatiga dengan usia 20 – 51 tahun tinggal di
Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Selama observasi dan wawancara berlangsung percakapan direkam
menggunakan android dalam bentuk vidio (mp4) dan audio (mp3).
B. Hasil Analisa Data
1. Diskripsi Informan Penelitian
Informan mempunyai latar belakang yang berbeda pada pendidikan
formal, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan masalah yang dihadapi
Tabel 4.1
Data Demografi Subjek Penelitian
No Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Subjek
Inisial
1 32 Wanita S1 Karyawan Sb1
2 50 Laki-laki SMU Pengusaha Sb2
3 20 Wanita S1 Mahasiswa Sb3
4 20 Wanita S1 Mahasiswa Sb4
5 20 Wanita S1 Mahasiswa Sb5
6 20 Wanita S1 Mahasiswa Sb6
7 51 Wanita SMU Karyawan Sb7
8 42 Wanita SMU Pegawai Sb8
-
37
2. Jenis gangguan yang dialami
Berdasarkan analisis data pada transkrip verbatim wawancara
tentang gangguan/ keluhan yang dihadapi klien dikelompokkan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.2
No SubjekI
nisial
Jenis Gangguan
Fisik Psikis (mental) Badan Indra/saraf
1 Sb1 Sering
pingsan
Sulit tidur Kecemasan Trauma
Konflik RT,
2 Sb2 Sulit tidur Perasaan kurang
nyaman, trauma gagal
3 Sb3 Sulit tidur Trauma bulying,
orang tua toxit
4 Sb4 Sulit tidur Gangguan
konsentrasi, perasaan
5 Sb5 Sulit tidur,
Mencium bau2
aneh
Suka menyendiri di
tempat gelap, malas
ibadah
6 Sb6 Sulit tidur Malas ibadah, was2
7 Sb7 Tangan, nyeri
wajah
Sulit tidur Cemas, trauma,
konflik rumah tangga,
gangguan konsentrasi
8 Sb8 Punggung,
dada nyeri
Sulit tidur Was2, takut ada yang
jahat
3. Reaksi saat diruqyah dan transformasi pasca ruqyah
Berdasar transkrip verbatim wawancara tentang reaksi yang dialami
saat ruqyah dan pasca ruqyah, dikelompokkan pada tabel:
-
38
Tabel 4.3
N
o
Subjek
Inisial Reaksi saat diruqyah Keadaan pasca diruqyah
Fisik Psikis (mental) Fisik Psikis
1 Sb1 Fresh dan
nyaman
2 Sb2 Muntah Perasaan galau Nyaman
dan tenang
3 Sb3 Nyeri
punggung,
Menangis
Seakan
Melihat ibu yg
tulus
Punggung
ringan
Nyaman
dan tenang
4 Sb4 Punggung
dan tangan
kesemutan
Nyeri
punggung
dan tangan
hilang
Nyaman
dan tenang
5 Sb5 Punggung
dan tangan
kesemutan,
kaki nyeri
Badan terasa
mengecil lalu
membesar
Nyeri
punggung
dan tangan
hilang
Agak lemes
Nyaman
dan tenang
6 Sb6 Dada nyeri
dan Muntah
Rasa mau
menangis tdk
bisa
Nyeri mereda
Agak lemes
Lebih
Nyaman
dan tenang
7 Sb7 mutah Seakan ikan
keluar dari
mulut
Nyeri wajah
dan tangan
hilang
Nyaman
dan tenang
8 Sb8 Mutah , takut Beban
punggung
ringan
Nyaman
dan tenang
C. Transformasi kesehatan mental dalam ruqyah syar’iyyah
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang ruqyah sebagai
pengalaman tranformasi kesehatan mental , maka didapatkan deskripsi atau
gambaran mengenai keadaan pra-ruqyah (tabel 4.2) , saat ruqyah dan pasca
ruqyah (tabel 4,3), dapat dijelaskan bahwa ruqyah syariyyah menjadikan
-
39
seseorang mengalami transformasi diri baik secara relegius maupun mental
bahkan fisik.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia transformasi adalah perubahan,
berubah dari keadaan yang sebelumnya menjadi baru sama sekali.48
Transfomasi diri setelah mengikuti terapi ruqyah adalah hal yang nyata,
sebagaimana yang terjadi pada semua subjek penelitian dari Sb1 sampai Sb8
menyatakan positif( merasakan keadaan lebih baik) setelah mengikuti
ruqyah. Salah satu manfaat Ruqyah syar‟iyyah adalah mengandung unsur
kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimis,
yang keduanya merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu
penyakit, hadirnya rasa lebih dekat dan diterima oleh Allah adalah awal
memulai kebangkitan dan transformasi diri.
Seorang peruqyah harus memiliki kemampuan untuk menghantarkan
pasien keluar dari masalahnya , sehingga diagnosa dan konseling adalah hal
yang utama bagaimana roqi‟ ( perukyah) membantu menemukan masalah
pasien, kemudian mendampingi memecahkan masalah dan menemukan
solusinya, dan mulai meniti ke solusi masalah itu sendiri.
Apabila seorang pasien(klien) sudah menemukan titik transformasi
mental berupa kemampuan klien menemukan titik masalah dan bisa
mengambil langkah dengan akal dan fikiran yang sehat maka disitulah pasien
akan menemukan jalan kesehatan mentalnya.
48
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1997, 612.
-
40
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kejadian unik yang dialami
pasien(klien) kejadian ini menjadikan pasien memiliki kepercayaan diri yang
tinggi sehingga akan membantu pasien bertransformsi diri. Hal ini dialami
oleh subjek Sb7 dan Sb8;
“wajah perih kena air sangat perih padahal tidak ada luka yg terlihat kaki
juga gatal sampai bengkak kehitaman terasa ada binatang di dalam kulit tp
juga tidak terlihat ada luka,setelah di ruqiah Alhamdulillah rasa perih di
wajah dan gatal di kaki berangsur angsur hilang dan Alhamdulillah wajah
saya sekarang sudah normal kembali, namun kaki bekas hitamnya masih
blm hilang sempurna.”49
“punggung yang terasa berat bahkan saat duduk harus bersandar, sekarang
sudah terasa ringan walaupun kadang ada sesuatu yang masih berjalan,
begitu juga dada nyeri sudah lebih enak.”50
Ruqyah bisa berfungsi sebagai sarana menemukan hamba pada Tuhan
di saat situasi yang serba salah dan bingung karena sakit dan bisa jadi
berobat tidak kunjung sembuh, maka Ruqyah dengan ruqyah akan
melepaskan belenggu fikiran dan akan menemukan transformasi diri dan
menjadikan kesembuhan atas sakit yang diderita.
Ada yang transformasi secara mental sebagaimna pada Sb3 dan Sb5 yang
menangis merasakan melihat ibu sehingga meningkatkan jiwa ingin birrul
walidain;
“Saya seperti bertemu ibu dan merasa sedih dan berdosa karena belum
bisa berikan apa-apa pada ibu, belum bisa membahagiakannya.”51
ya waktu saya merem tadi sambil dibacain ayat2 alquran saya teringat
wajah ibu saya senyum tetapi saya sadar belum bisa ngasih apa2 ke
beliau, seketika saya ingat dosa2 saya saat melanggar larangan Allah.”52
49
Hasil wawancara dengan sb7 pada tgl 5 maret 2020 50
Hasil wawancara dengan sb8 pada tgl 15 maret 2020 51
Hasil wawancara dengan sb3 pada tgl 7 maret 2020 52
Hasil wawancara dengan sb5 pada tgl 7 maret 2020
-
41
Ada pula transformasinya bentuknya fikiran seperti Sb1 di mana beliau
sudah melakukan ruqyah beberapa kali di tempat lain juga ke medis atas
gangguan kecemasan yang berlebih, walaupun hasilnya tidak signifikan
namun ada proses penerimaan diri atas sakitnya dan punya tekat untuk
menghadapinya, ini terungkap dalam wawancara:
“Alhamdulillah lebih baik sih, ya lebih baikYa saya belaja dari diri sendiri
jangan sampai kebangeten, ya saya belajar melatih diri untuk banyak
mengingat( lupa tdk kebangeten) Sekarang belajar dan masih mengingat,
minimal bisa mengingat jejak memori kalau dulu tidak ada jejaknya.”53
Hal ini menjadi catatan penting untuk terapis, bahwa seorang terapis
fungsinya menghantarkan pasien (klien) ke kondisi yang lebih baik terutama
pada aspek mental, terapis bukan orang “pinter” yang memerankan diri
sebagai tabib/ dokter tetapi lebih ke mendorong bagaimana klien menemukan
jalan kesembuhannya dan mantap menempuh jalannya kesembuhan itu.
Untuk memperoleh hasil transformasi yang lebih baik pada kesehatan
mental klien (pasien), seorang terapis harus melakukan beberapa hal
diantaranya :
1. Membangun komunikasi pasca ruqyah
Folow-up untuk pendampingan pasca ruqyah adalah penting
karena proses tranformasi mental itu butuh proses dan butuh
pendamping, aktivitas-aktivitas empiris tertentu diperlukan untuk
menghindarkan manusia dari berbagai problematika psikologisnya,
berupa aktivitas perawatan (preservation), pencegahan (prevention)
maupun penyembuhan (therapy) terhadap simptom-simptom psikis,
53
Hasil wawancara dengan mbk nana tgl 5 maret 2020
-
42
berdasarkan nilai-nilai religiusitas Islami. Secara mendasar transformasi
adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sampai pada
tahap tertinggi. Perubahan dilakukan dengan cara memberi respon
terhadap variabel eksternal dan internal yang mengarahkan perubahan
dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya.54
Sebagaimana Sb1 ketika
difollow up memberikan jawaban yang positif;
untuk itu, skrg sy lebih sering untuk dzikir sholawat tiba2 mikir aneh2
ato perasaan mulai gg enak sy berusaha selesaikan dgn dzikir.55
Begitu juga Sb3 memberikan jawaban positif saat di_follow-up :
“lebih berkomitmen ke diri sendiri, lebih menghargai orang tua.
tidak mau bersangkutan dengan hal2 yang musyrik.”56
2. Menjaga agar kesehatan mental tetap stabil
Kesehatan mental dan menjaganya adalah hal yang urgen bagi
kehidupan segala jenjang umur dan latar belakang sosial, mental health is
about enhancing competencies of individuals and communities and
enabling them to achieve their self-determined goals. Mental health
should be a concern for all of us, rather than only for those who suffer
from a mental disorder.57
Adapun tujuan menajaga kesehatan mental menurut Mulyadi; yaitu
membangun jiwa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,
mewujudkan diri menjadi Insan kamil, menuntun diri agar terhindar dari
54
Zaeny, Transformasi Sosial dan Gerakan Islam di Indonesia.2005. Diunduh dari (http:/ http://blog.ub.ac.id/ diakses tanggal 2 Maret 2020 09: 30
55 Wawancara dengan subyek (Sb1) tgl 13 maret 2020
56 Wawancara dengan subyek (Sb3) tgl 12maret 2020
57 Journal WHO Department of Mental Health and Substance Dependence, 2003,7
http://blog.ub.ac.id/
-
43
gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan, oleh karena itu agar terhindar dari
hal yang akan merusak diri, maka dekatkanlah diri kepada Allah SWT.58
Di sinilah yang sering menjadi pertanyaan bagi mereka yang selesai
menjalani program ruqyah bisa terjawab yaitu setelah ruqyah selesai
apakah gangguan bisa datang kembali atau tidak. Menjawab ini perlu
memahami dari mana gangguan itu bermula sebenarnya, menurut
Perdana Ahmad “Bahwa berbagai bentuk gangguan jiwa berpangkal dari
qolbu yang didominasi oleh dorongan hawa nafsu negatif (iri, dengki,
memaksakan kehendak, anti sosial, dorongan berbuat kejahatan).59
Oleh
karena itu setelah menjalani ruqyah klien (pasien) diberi dzikir harian
yang bisa mensugesti untuk terus bertransformasi diri, diantaranya dzikir
itu adalah :
ٌ ْر ِي ير ئ ٍ َد لدى ُكلِّ شد هُود عد يرُت ود ُْمي ييير ود ُِ ُْحر مر لدهُ الرحد ْركد لدهُ، لدهُ الرُملرُك ود ٌي هُ َلد شد ِد حر إيلدهد إيَلا هللاُ ود َلد
Rasulullah berkata, “Barangsiapa setelah shalat shubuh
membaca, ‘La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku
wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir’ (10
x), sementara kakinya masih terlipat (belum beranjak dari tempat
shalat) dan belum berbicara, maka dicatat baginya sepuluh
kebaikan, dihapus sepuluh kejahatannya, dan derajatnya
ditinggikan. Selama hari itu dia akan terpelihara dari setiap sesuatu
yang tidak diinginkan dan dijaga dari gangguan setan” (HR: al-
Tirmidzi).60
Dzikir di atas dibaca rutin 10x pagi 10x sore dibaca secara khusuk,
akan menghantarkan klien mendapatkan ketangan dan memiliki sugesti
positif untuk mendapat kebaikan dari Allah, yang hal ini mendasari tindakan-
tindakan yang selalu optimis.
58
Mulyadi, Islam dan Kesehatan mental, Jakarta: Kalam Mulia, 2017, 5. 59
Perdana Ahmad...94 60
Azkar Imam Nawawi, beirut Daruttauzi‟ 1997:76
-
44
Kekhusukan jiwa ini diawali dengan ketenangan secara lahiriah,
sehingga nabi mensyaratkan membacanya dalam keadaan kaki masih terlipat
artinya masih posisi habis sholat dan dzikir setelah sholat. Sebagai terapi dan
penjagaan kesehatan mental, membacanya dengan mengatur nafas perut 3
tarikan, setelah nafas teratur maka membaca dzikir dimulai dengan
menghayati makna dan khasiatnya sesuai tuntunan nabi Muhammad SAW.
Dengan mempraktikkan ini secara rutin insyalloh akan melahirkan
pribadi relegius dan memiliki mental sehat, sehingga kekhawatiran pasca
ruqyah akan terganggu lagi bisa teratasi dengan program dzikir penjagaan ini.
-
45
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan baik melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi, penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Ruqyah Syar‟iyyah terdiri dari tiga tahapan pra ruqyah, ruqyah, pasca-
ruqyah, ketiganya saling berkait dan harus dilalui sesuai alur, pra-ruqyah
harus memperhatikan kondisi klien (pasien) untuk penanganan terutama
klien (pasien) yang trauma ruqyah di tempat lain bisa jadi klien (pasien)
hanya butuh relaksasi dan kenyamanan, saat ruqyah ayat2 bisa dipilih
sesuai hasil konseling bila berkaitan persoalan psikologi (mental) maka
dzkir yang dibacakan adalah dzikir2 yang berisi penenangan, pasca-
ruqyah kondisi klien (pasien) berbeda-beda ada yang mengalami
perubahan lahir batin, ada pada batin saja, ada yang tidak begitu terasa
perubahan, maka memberikan konseling pasca-ruqyah.
2. Selama menjalani terapi ruqyah( klien) mengalami pengamalan sepiritual
yang beragam dalam bentuk fikiran, perasaan dan pengalaman mistis.
3. Setelah menjalani terapi ruqyah hal yang perlu diperhatikan terapis adalah
kegiatan follow-up agar proses tranformsi diri bisa terkontrol dan
berproses baik sesuai harapan.
-
46
B. Saran
1. Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya sangat diharapkan untuk mengkaji lebih banyak
tentang metode ruqyah syar‟iyyah untuk kesehatan mental
2. Lembaga Tazkiya
Membekali konselor dengan konsep Ruqyah Syari’iyyah sebagai
(psikoterapi Islam) sehingga menjadikannya sebagai bagian instrumen
penanganan klien (pasien) gangguan jin dan gangguan mental.
3. Kemenag
Menjadikan Ruqyah sebagai kurikulum di lembaga Pendidikan Islam
dibawah naungan Kemenag karena Ruqyah syar‟iyyah bagian warisan
kenabian; sebuah konsep kesembuhan Islami dan materi Pendidikan
Spiritual keislaman
4. Masyarakat
Ruqyah Syari’iyyah merupakan bagian psikoterapi Islam yang selain
sebagai terapi kesembuhan gangguan jin juga bisa menjadi sarana
pengobatan mental dan sarana transformasi kesehatan mental.
-
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001.
Abu Al-Barra‟ Usamah Ibnu Yasin Al-Ma‟ani,Fath Al Haqq Al-mubin fi Ahkaam
Ruqa Ash Dalam jurnal http://jurnal.fk.unand.ac.id
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT Raja
Grafindo Persada, 2017
Al Mubarak, Husain dan Bukhari Abdul Muid. Sembuh dengan Ruqyah. Depok
Hilal Media, 2015
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Basri. Ruqyah Syar’iyah. Yogyakarta: Qur’anic Media Pustaka, 2005
Colman, Andrew M. A Dictionary of Psychology, Third Edition. New York:
Oxford University Press, 2009.
Creswell, J. W. Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.
Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar, 2010
Daryanto S.S. . Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo, 1997
Dirgagunarsa, Singgih,Pengantar Psikologi.Jakarta: BPK Gunung Mulia,1988
http://jurnal.fk.unand.ac.id/
-
48
Hamdani Bakran Adzakki. (2008). Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta: Almanar
Hasbiansyah, O. “Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian
dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi”, Mediator Vol. 9, No. 1 (Juni 2008):
163-180.
Hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran,2000.
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/issue/v
Ibnu Manzur,Lisanul Arab Jilid 5,Kairo: Dar Al-Hadits,1423/2003M
Ibnul Qoyyim, Zaadul Maad, terjemah,Pustaka Azam,2000
Indigeanous,Jurnal Ilmiah Psikologi Vo.8.Nopember 2006.
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 2018, Vol. 3(1), 1-12 doi:
10.20473/jpkm.v3i12018
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 2018, Vol. 3(1), 1-12 doi:
10.20473/jpkm.v3i12018
Islamiyah, Djami‟atul. Psikologi Agama: Beberapa Materi Pilihan. Salatiga:
STAIN Salatiga Press, 2013.
Journal WHO Department of Mental Health and Substance Dependence, Avenue
Appia 20, 1211 Geneva 27, Switzerland. 2003
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/issue/v
-
49
M. Darojat Ariyanto. (2007) Terapi Ruqyah terhadap Penyakit Fisik, Jiwa dan
Gangguan Jin, Jurnal Suhuf, Vol. 19, No. 1, 2007
M. Nur Abdul Hafizh, “Manhaj Tarbiyah Al Nabawiyyah Li Al-Thifl”,
Penerj.Kuswandini, et al, Mendidik Anak Bersama Rasulullah SAW,
Bandung: Al Bayan, 1997
Muhammad Fadli, Khairani. (2019). Budapest International Research and
Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Volume 2, No 3, August
2019, Page: 204-209
Mujib, A. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001
Mulyadi. Islam Dan Kesehatan Mental. Jakarta: Kalam Mulia, 2017
Musthafa Fahmi, Kesehatan Mental dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat,
Jilid 1, alih bahasa, Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1977
Perdana Ahmad, Quranic Healing Technology, Teknologo Penyembuhan Qurani,
Jakarta: Pustaka Tarbiyah Semesta, 2014.
Sahih Bukhori dari Ibnu Abas dalam Al Azkar Imam Nawai,terjemah,Insan
Kamil,Sukoharjo,2017
Sahih HR. Abu Dawud(3896) disahihkan Imam Albani dalam Al Azkar Imam
Nawai,terjemah,Insan Kamil,Sukoharjo,2017
-
50
Shalih, Sya‟ban, Ensiklopedia Pengobatan Islam. Solo: Pustaka Arafah, 2012
Shar‟u wa As-shir wa Al-ain dalam silsilah ilmiah:Nahwa Mausu‟ah
Syar‟iyyah fi Ilmi Ar-Ruqa I (Dar Al-Ma‟alisitur ruqyah .net)
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian . Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Belajar Analisis data sampel. Bandung: CV.Alfabeta
Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian
Psikologi dan Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Wahid Abdussalam Bali, Ruqyah Waqiyatul Insan Minal Jinni Wal Syaithan,
Solo: Aqwam, 2012.
Wasis, S. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta:
Kedokteran EGC
Yazid bin Abdul Qadir. Ruqyah Mengobati Guna-Guna & Sihir menurut Al-
Quran, & As Sunnah yang Sahih. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2005.
Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental,Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Yusuf Alqordhowi.(2002). Mauqif Islam Min Alilham wa alkasyfa Ar ru’ya wa
min attamaim wa al kahanah wa arruqo. Kairo : Maktabah Wahbah
Zakiah Daradjat. Islam & Kesehatan Mental,Jakarta: Toko Gunung Agung,2001
Zakiyah Daradjat, Kesehatan Mental dan Peranannya dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1984.
-
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
Lampiran
DATA KONDISI PASEIEN/ KLIEN
Nama Lengkap
Tempat/tgl lahir
Alamat
Telp /hp
Keluhan sakit
1.
2.
3.
Diagnosa dokter
Diagnosa pengobatan
alternatif
Isilah kolom jawaban dengan memberi tanda (√) pada salah satunya
NO PERTANYAAN Jawaban
Juml
Ya Tdk Kdang
1 Malas beraktivitas dalam kebaikan
2 Merasa ada mengikuti, atau mengawasi
atau mendampingi
3 Saya merasa sulit untuk berkonsentrasi
dalam bekerja
4 Pernah atau sering mendengar suara
letusan di atap atau sekitar rumah,
khususnya di malam hari.
5 Saya dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya
6 Rasa Takut, resah, gelisah, sedih,
minder.
7 Sering berperasangka buruk, was-was
8 Dorongan untuk melakukan perbuatan
melanggar hukum Allah yang
berulang-ulang
9 bermimpi yang menakutkan atau yang
tidak menyenangkan
10 Sulit tidur atau banyak tidur
-
11 Konflik dengan keluarga membuat saya
enggan bersilaturahmi dan bertegur sapa
12 Merasa ada bisikan2 di hati/ di telinga
yg mendorong melakukan kejahatan
atau suatu yg mecelakakan
13 Saya merasa kelelahan tanpa sebab
yang pasti
14 Bisa melihat/mendengar/mencium
“sesuatu” (makhluk, aroma atau benda)
yang umumnya tidak terlihat oleh orang
lain
15 Tidak masalah dengan kegagalan, saya
akan berusaha lebih baik
16 Dengan kehidupan yang semakin sulit,
saya ragu menatap masa depan
17 Saya mengalami trauma, dan enggan
memulai suatu hal yang pernah gagal
saya lakukan
18 Resah, takut atau marah dengan
pembicaraan seputar Ruqyah.
Salatiga,..........................2020
( )
-
WAWANCARA1 SUBJEK 1
Interviewer : Harmuzi (A)
Responden : (Sb1)
Jumlah Responden : 1 orang
Waktu Pelaksanaan : 6 MARET 2020 pukul 14.30
Ket Verbatim
A
Sb1
A
Sb1
A
Sb1
A
Sb1
A
Sb1
S1
A
Assalamu‟alaikum, perkenalkan saya p Harmuzi
Wa‟alaikumsalam, saya Ana Pak
Apakah sebelumnya pernah tahu atau bahkan menjalani ruqyah?
Saya pernah ruqyah beberapa kali, nempelnya nempel banget, jadi kalau
mau dikeluarin susah harus dengan plus2
Mbk Ana percaya?
kalau saya sih antara percaya ya tidak percaya, mungkin terbukanya baru
sekarang, dengan ini bereaksi kalau tanya ke ustadz danu udah, dulu waktu
diruqyah menggeliat, reaksi hanya duduk doang dan biasa reaksi cuman
duduk doang, diruqyah tidak ada reaksi ya berarti memang saya
bermasalahnya di sakit medis, dari dokter2 saya katanya vertigo , sayaraf
kecepit epiles, dari obat2 syaraf saya kan dosisinya tinggi sampai terasa
badan