TESIS Reni Fahriani 0806360014
description
Transcript of TESIS Reni Fahriani 0806360014
TESISReni Fahriani0806360014
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI CUKUP BULAN YANG DILAKUKAN INISIASI MENYUSU
DINI (IMD) DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SAYANG BAYI DI
JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISILMU KESEHATAN ANAK
KOREKSIHalaman Tertulis Koreksi11 (paragraf pertama) Interpretasi langkah 4 yaitu
menolong ibu…..*Interpretasi langkah 4 yaitu menolong ibu…..
28 (Gambar 4.8. Alur Penelitian)
Penelususran rekam medik mengenai data IMD….
Penelusuran rekam medik mengenai data IMD….
32 (Manajemen dan analisis data), paragraf ke-2, kalimat terakhir
…untuk melihat faktor yang paling memengaruhi kegagalan ASI eksklusif….
…untuk melihat faktor yang paling memengaruhi pemberian ASI eksklusif….
33, paragraf ke-3 …kamar bersalin, kamar bayi sakit, dan kamar bayi sehat…
…kamar bersalin, kamar bayi sakit, (kamar bayi sehat dihilangkan)
42 (Keterbatasan penelitian)
LMKM 10 LMKM
58, paragraf ke-2 Penelitain yang telah … Penelitian yang telah …
LATAR BELAKANG
ASI : nutrisi ideal bagi bayi untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan
IMD : salah satu LMKM yang diusung oleh WHO dan UNICEF untuk meningkatkan ASI eksklusif
SDKI 2003/2007 :IMD (3,7% 43,9%)ASI eksklusif 6 bulan (39,5%34,2%)Pemberian SF (16,7%27,9%)
ASI eksklusif
AAP, Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics. 1997;100:1035-39.Besar DS, Eveline PN. Air susu ibu dan hak bayi. IDAI. 2008.
Suradi R. Manajemen laktasi. 2007WHO. Optimal duration of breastfeeding. 2002
Beberapa penelitian menemukan faktor yang memengaruhi pemberian ASI Eksklusif
• Usia ibu, paritas, cara persalinan, faktor fisis, merokok, faktor psikis ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
• Sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, konseling ASI
Heather LK, Katie HC, Suzanne CT. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country: Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6.
Mascarenhas ML, dkk. Prevalence of exclusive breastfeeding and its determiners. J Pediatr (Rio J). 2006;82:289-94.
Penelitian di Indonesia mengenai faktor yang memengaruhi pemberian ASI pada bayi IMD belum banyak dilakukan
Pertanyaan Penelitian
• Berapa proporsi ASI eksklusif pada bayi IMD? • Apakah usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan,
faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling ASI oleh tenaga kesehatan berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD?
Hipotesis • Usia ibu ≥25 tahun• Multipara• Cara persalinan spontan• Tidak adanya faktor fisis ibu• Ibu tidak merokok• Faktor psikis ibu (keyakinan
terhadap produksi ASI)• Tingkat pendidikan ibuyang
tinggi
• Ibu tidak bekerja• Pengetahuan ibu yang
benar tentang ASI eksklusif• Sosial ekonomi ibu yang
tinggi• Dukungan keluarga
terhadap menyusui• Ibu tidak pernah mendapat
promosi susu formula• Konseling ASI
Berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
• Meningkatkan pemberian ASI eksklusif melalui IMD.
Tujuan khusus
• Mengetahui proporsi ASI eksklusif pada bayi IMD. • Mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok,
tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD.
TINJAUAN PUSTAKA
Rekomendasi Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak Kecil
WHO
Mulai menyusu
dalam ½-1 jam setelah persalinan dan rawat
gabung
Menyusui eksklusif
sampai usia 6 bulan
Memberikan makanan
pendamping pada anak
setelah usia 6 bulan
Meneruskan menyusu
sampai usia 2 tahun atau
lebih
Menyusui eksklusif
sampai usia 6 bulan
UNICEF, WHO. Revised plan of breastfeeding promotion and support in a baby- friendly hospital - 40 hours course. 2010.
10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI (LMKM)No 10 Langkah Menuju Kerberhasilan Menyusui
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui.
4. Membantu ibu untuk mulai menyusui bayinya dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah melahirkan.
5. Memperlihatkan kepada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan produksi ASI pada saat ibu harus berpisah dengan bayinya.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir, kecuali atas indikasi medis.
7. Melaksanakan rawat gabung, yang memungkinkan ibu dan bayi selalu bersama dalam 24 jam.
8. Mendukung ibu untuk dapat memberi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi tanpa menjadwalnya.
9. Tidak memberi dot atau kempeng kepada bayi yang masih menyusu.
10. Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan kelompok ini.
Division of Child Health and Development. Evidence for the ten steps to successful breastfeeding. Geneva: WHO, 2007.
Manfaat IMD bagi Bayi• Mencegah hipotermi• Kolonisasi flora normal• Kolostrum• Meningkatkan kemampuan menyusu bayi• Menurunkan mortalitas dan morbiditas
• Edmond : Sebanyak 16% kematian neonatal dapat dicegah jika semua bayi dilakukan inisiasi dini pada hari pertama, dan 22% kematian dapat dicegah jika inisiasi dilakukan pada 1 jam pertama kehidupan.
• Meningkatkan ambang regulasi SSP terhadap stimulus luar, (organisasi tidur bayi lebih baik)
• Menurunkan stress bayi baru lahir--> (durasi menangis paling sedikit pada bayi IMD)
Edmond KM, dkk. Delayed breastfeeding initiation increases the risk of neonatal mortality. Pediatrics. 2006;117:380-6.Roesli U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008. h.1-31.
Klaus M. Mother and infant: early emotional ties. Pediatrics. 1998;102:1244-6.Christensson K, dkk. Separation distress call in the human neonate. Acta Paediatr. 1995;84:468–73.
Righard L, Alade MO. Effect of delivery room routines on success of first breast-feed. Lancet.1990;336:1105-7.
Faktor yang Memengaruhi ASI Eksklusif
Amerika dan Kanada
Penelitian di Switzerland
Penelitian di Tanzania
Penelitian di Brazil dan Selandia Baru
Mascarenhas dkk tahun 2006
Ibu yang berusia lebih tua (≥25 tahun) memiliki kemungkinan lebih besar untuk
berhasil memberikan ASI eksklusif
Hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan ASI eksklusif
Bayi lahir dari keluarga berpenghasilan rendah berisiko 1,4 kali lipat untuk
berhenti menyusui sebelum usia 6 bulan Penelitian di India tahun
2009 Penelitian di Selandia Baru
tahun 2004
Ibu yang pernah memperoleh promosi susu formula memiliki kemungkinan 1,5
kali lebih besar untuk membeli susu formula dan memberikan kepada
bayinya.Ibu yang memperoleh edukasi ASI dari
petugas kesehatan memiliki kemungkinan 2,6 kali lebih besar untuk memberikan
ASI eksklusif
Ibu perokok aktif memiliki risiko 2,2 kali untuk berhenti menyusui
Heather LK, Katie HC, Suzanne CT. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country: Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6.
Mascarenhas ML, dkk. Prevalence of exclusive breastfeeding and its determiners. J Pediatr (Rio J). 2006;82:289-94.
Australia dan negara di Eropa
Hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan ASI eksklusif
Libanon, BrazilIbu multipara memiliki kemungkinan lebih besar untuk memberikan ASI
eksklusif Cara persalinan memengaruhi pemberian ASI
eksklusif. Ibu yang bersalin melalui bedah kaisar kemungkinan gagal ASI eksklusif lebih
besar
Ibu bekerja memiliki risiko lebih besar untuk menghentikan
memberikan ASI
KERANGKA KONSEP
Inisiasi menyusu dini (IMD)
Manfaat pada bayiManfaat pada ibu
Bonding ibu-bayi
Mencegah hipotermi
Kolostrum
Melatih kemampuan
menyusu bayi
Sekresi oksitosin :•Menurunkan perdarahan post-partum
•Mempercepat involusi uterus
Bonding ibu-bayi
Merangsang produksi dan sekresi ASI
Produksi ASI meningkatSekresi ASI lancar
ASI eksklusifFaktor fisis ibu
Jumlah paritas
Usia ibu
Dukungan keluarga
Prmosi susu formula
Konseling ASI
Tingkat sosial ekonomi
Ibu bekerja
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
Ibu merokok
Psikis ibu
Tingkat pendidikan ibu
Crawling bayi
Bayi menjilati kulit perut/dada ibu Kolonisasi dini
flora normalTerjadi proses
suckling
Kontak kulit ke kulit
Proses
Cara persalinan
Metodologi Penelitian
Potong lintang analitik
Poliklinik Anak RS St Carolus
Jakarta
Juni-September 2012 Kuesioner
Ibu yang memiliki bayi berusia 6-12
bulan
Consecutive sampling
Perhitungan Besar Subjek
Untuk mengetahui proporsi :
n = z α 2 PQ d2
n = 84 subjek
Untuk uji bivariat:
n1 = n2 = (Z√2PQ + Z√P1Q1 + P2Q2)2
(P1 – P2)2
Perhitungan jumlah subjek terhadap ke-12 faktor jumlah subjek tertinggi yaitu 95 subjek.
Analisis multivariat : “rule of thumb” adalah 10 kali jumlah variabel independen n = 10 x 12 variabel independen = 120 subjek
Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S. Perkiraan besar sampel. Dalam: dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta, 2002.
Alur PenelitianBayi berusia 6-12 bulan yang memeriksakan kesehatannnya di RS
St. Carolus yang memenuhi kriteria inklusi
Informed consent, pencatatan identitas bayi, identitas ibu, alamat lengkap, nomor telepon yang dapat dihubungi
Pengambilan data dengan wawancara melalui kuesioner
Penelusuran rekam medik mengenai data IMD saat lahir
ASI eksklusif ASI non eksklusif
Analisis statistik
Identifikasi Variabel
• Variabel tergantung : ASI eksklusif
• Variabel bebas : usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tingkat sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling ASI
Meletakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya melalui kontak kulit ke kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam, membantu ibu mengenali tanda-tanda kesiapan bayi menyusu sampai bayi dapat meraih puting ibu dan menyelesaikan menyusu pertamanya.
Usia ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “<25 tahun” dan “≥25 tahun”
Inisiasi Menyusu Dini
ASI Eksklusif
Usia Ibu
Paritas
Definisi Operasional
Kondisi ibu sakit, kelelahan, mengalami puting lecet, puting mendatar, atau mastitis. Faktor fisis ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak”
Faktor fisis
Cara persalinan 1) Persalinan spontan; 2) Persalinan dengan tindakan , yaitu dengan vakum/forsep atau bedah kaisar
Faktor psikis Ibu memiliki keyakinan terhadap kecukupan produksi ASI. Faktor psikis ibu dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak”
Pemberian ASI saja (termasuk ASI yang diperah) tanpa memberikan cairan lain seperti air putih, pengganti ASI, dan cairan lainnya serta makanan padat), kecuali pemberian vitamin, mineral, dan obat, selama 6 bulan setelah lahir
1) Primipara yaitu ibu dengan kelahiran anak pertama kali2) Multipara yaitu ibu dengan riwayat kelahiran >1 anak
Ibu bekerja
Pengetahuan Ibu tentang ASI
Ibu bekerja di luar rumah sehingga jauh dari bayi dengan lama waktu lebih atau sama dengan 6 jam
Meliputi definisi dan durasi. Jika jawaban 2 item tsb benar subjek memiliki pengetahuan yang “benar”. Jika terdapat salah satu jawaban yang salah subjek memiliki pengetahuan yang “salah” tentang ASI eksklusif.
Tingkat pendidikan ibu
Sosial ekonomi rendah adalah bila pendapatan perkapita perbulan <Rp2000.000,00.Sosial ekonomi menengah adalah bila pendapatan perkapita perbulan Rp2.000.000,00-Rp.5000.000,00.Sosial ekonomi tinggi bila pendapatan perkapita perbulan >Rp 5.000.000,00.
Status Sosial Ekonomi
Pendidikan rendah: tidak sekolah /SD/SLTP Pendidikan menengah: SLTA atau yang sederajat. Pendidikan tinggi: D3, Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3)
Suami atau anggota keluarga yang lain memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu, “ya” dan “tidak”
Dukungan Keluarga
Penawaran produk susu formula secara langsung atau pemberian susu formula gratis kepada ibu. Promosi susu formula menjadi 2 kategori yaitu, “pernah” dan “tidak pernah”
Promosi susu formula
Ibu mengkonsumsi rokok dengan jumlah ≥10 batang rokok perhari selama periode menyusui atau 6 bulan pertama usia bayi. Status ibu merokok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu “ya” dan “tidak”
Ibu Merokok
Konseling ASI Penjelasan ASI eksklusif minimal sebanyak 3 kali, yaitu saat hamil, melahirkan, dan saat kontrol pasca-melahirkan ke poliklinik
Definisi Operasional
Alur AnalisisMatrikulasi /correlation matrix
Analisis multivariat
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
RS St Carolus16 Juli 1917 Fasilitas Tahun 1992 Desember 1993
Didirikan badan sosial St Carolus, dengan
nama Perhimpunan St Carolus (PSC)
1. Unit rawat jalan spesialistik dan umum (URJSU)
2. Unit kebidanan dan keperawatan (BKIA, RG, KB, kamar bayi sakit)
3. Unit gawat darurat4. Pelayanan
kesehatan di rumah (PKR)
5. Kamar bedah6. Balai kesehatan
masyarakat (Balkesmas)
7. Balai pengobatan8. Pelayanan pastoral
RS St Carolus membentuk Tim Peningkatan Penggunaan ASI (Tim PP-ASI), sasaran : adalah semua pasien ibu hamil yang berkunjung ke RS St Carolus
Membuka klinik laktasi (memberikan pelayanan medik dan konsultasi serta penyuluhan bagi ibu yang memiliki masalah laktasi) 21 Januari 1919
diresmikan menjadi rumah sakit Katolik pertama di Indonesia Lembaga PP-ASI
bertanggung jawab menjalankan kebijakan 10 LMKM
Dokter spesialis anak, dokter umum, dan bidan serta perawat
Pasien, suami, orangtua, saudara atau pengasuh bayi
Akreditasi “Rumah Sakit Sayang Bayi” dari Departeman Kesehatan pada tahun 1993 dan 1994. Sejak saat itu, RS St Carolus berkomitmen memberikan dukungan secara penuh bagi semua ibu
untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
• Di RS Sint Carolus karena rumah sakit ini memiliki angka IMD yang cukup tinggi.
• Penelitian di RS Sint Carolus tahun 1998: angka keberhasilan IMD pada bayi yang lahir spontan 80%, lahir dengan alat bantu vakum atau forsep 40% dan melalui bedah kaisar sebesar 59%.
Lokasi Penelitian
• Penelitian dilakukan di salah satu RS ideal yang sudah mengadopsi program LMKM (kurang bersifat representatif terhadap gambaran rumah sakit di Jakarta)
• Data dari wawancara ibu interpretasi jawaban subjek oleh peneliti risiko bias interpretasi
• Subjek: ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan recall bias (termasuk kecenderungan ibu untuk memberikan jawaban yang benar)
Keterbatasan Penelitian
• Hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi RS lain untuk penerapan LMKM
Kelebihan Penelitian
Keterbatasan dan Kelebihan Penelitian
Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian di Malaysia : sebagian besar subjek ibu berusia >25 tahun dengan rerata usia 29±4,7 tahun.Penelitian FDA: sebagian besar subjek penelitian memiliki rerata usia 29,5±5,1 tahun.
Leong TK. Knowledge, attitude and practice on breastfeeding in Klang, Malaysia.Int Malays J. 2009;8:17-21.Jones JR, dkk. Factors associated with exclussive breastfeeding in the United States. Pediatrics. 2011;128;1117-25.
Rentang usia bayi : 6-12 bulanMedian usia 8 bulan
Rentang usia ibu: 21-42 tahunMedian usia ibu : 30 tahun
Proporsi ASI Eksklusif dan Durasi Pemberian ASI
1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan0
1020304050607080
4,2% 4,2% 5,8% 8,3% 2,5%
75%
Gambar 5.2. Durasi Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif : 75%Non- ASI eksklusif : 25%
Proporsi ASI Eksklusif
RISKESDAS 2010 : 15% SDKI 2007 : 32 %
Malaysia: 32,8% India : 61,5% Brazil : 31% Kanada : 71,6 % Kanada memberikan fasilitas cuti
melahirkan selama 1 tahun untuk para ibu
Badan penelitia n dan pengembangan kementrian kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010.Badan Statistik Nasional. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta, 2008.
Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.
Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) Meningkatkan Angka Pemberian ASI eksklusif
• Proporsi ASI eksklusif yang tinggi pada penelitian ini disebabkan RS St Carolus sudah mengimplementasikan program BFHI sejak tahun 1993.
• Penelitian retrospektif di Boston Medical Center, AS:– Proporsi ASI eksklusif 5,5% di tahun 1995 (sebelum
implementasi BFHI)– Meningkat menjadi 28,5% di tahun 1998 (saat BFHI mulai
diimplementasikan)– Menjadi 33,5% di tahun 1999 (pasca-implementasi BFHI)
Philipp BL, dkk. Baby-friendly hospital initiative improves breastfeeding initiation rates in a US hospital setting. Pediatrics 2001;108:677-81.
Alasan Ibu Berhenti Memberikan ASI Eksklusif
Terdapat 30 (25%) subjek berhenti memberikan ASI eksklusif
Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15.Scott JA, Binns CW. Factors associated with the initiation and duration of breastfeeding: a review of the literature. Breastfeed Rev. 1999;7:5-16.
Sebanyak 7 dari 13 ibu yang merasa produksi ASI-nya sedikit mengaku tidak melakukan konseling lebih lanjut dengan petugas kesehatan di RS St Carolus (memutuskan sendiri)
Alasan terbanyak kegagalan ASI eksklusif pada ibu bekerja: pada saat diperah, ASI yang keluar sedikit sedangkan jika disusui, produksi ASI
banyak
Dari kelima subjek : 4 subjek memiliki pengetahuan yang benar mengenai ASI eksklusif dan mengetahui bahwa ASI eksklusif harus diberikan selama 6 bulan
Kelima subjek tersebut tinggal di rumah ibu atau mertua
Bentuk Dukungan yang Diberikan RS St Carolus dalam Upaya Peningkatan ASI Eksklusif
1. Prenatal : Dimulai sejak pasien datang pertama kali ke RS untuk
pemeriksaan kehamilan. Pada tiap kunjungan kehamilan. Penyuluhan kolektif di BKIA (kehamilan trimester I dan II). Penyuluhan kehamilan trimester ketiga : penyuluhan
breastcare. 2. Saat kelahiran : IMD (suhu ruangan, kamar operasi, kain, topi bayi)3. Pasca-lahir :
penyuluhan post-partum (hari I-III pasca-persalinan): perawatan payudara, perawatan bayi, pentingnya imunisasi bayi, pijat bayi.
Klinik laktasi
Hasil Analisis Bivariat
Faktor yang Memengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif
Hasil analisis bivariat : terdapat 5 faktor yang bermakna (P<0,05) :
1. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (Fisher)
2. Dukungan keluarga (Kai kuadrat)
3. Promosi susu formula (Kai kuadrat)
4. Konseling ASI (Kai kuadrat)5. Faktor psikis ibu (Kai
kuadrat)
Dari hasil analisis bivariat, terdapat 7 variabel yang memiliki p< 0,25 :1. Usia ibu2. Pengetahuan ibu3. Tingkat sosial ekonomi4. Dukungan keluarga5. Promosi susu formula6. Konseling ASI7. Faktor psikis ibu
Hasil uji matrikulasi menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki r <0,8
Variabel yang Masuk Analisis Multivariat
Hasil Analisis Multivariat
Analisis Multivariat
(Regresi Logistik)
Bermakna secara statistik jika p<0,05
1. Faktor psikis, RO 8,59 (IK 95% 2,49-29,56; p=0,001)
2. Dukungan keluarga, RO 6,25 (IK 95% 1,92-20,35; p=0,002)
3. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, RO 6,16 (IK 95% 1,57-24,14; p=0,009)
4. Konseling ASI, RO 5,86 (IK 95% 1,7-20,13; p=0,005)
Probabilitas (Regresi Logostik)Persamaan (y) = konstanta + a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4
y = (-2,694) + 2,151 (psikis ibu) + 1,833 (dukungan keluarga) + 1,819 (pengetahuan ibu) + 1,768 (konseling ASI)
Jika seorang ibu memiliki keempat faktor di atas, maka nilai y = 4,87Besarnya probabilitas ibu untuk memberikan ASI eksklusif : Probabilitas (p) = 1/(1+e-y) e = bilangan natural (2,7) p = 1/(1+(2,7)-4,87) = 0, 992 = 99,2% Sehingga probabilitas ibu untuk berhasil memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya adalah sebesar 99,2%
Dahlan MS. Analisis regresi logistik. Dalam: Dahlan MS, penyunting. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto, 2008. h. 197-208.
Pembahasan
Usia ibu
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat hubungan) :– Penelitian di Kolumbia, Kanada, Australia
1
Kuan L, dkk. Health system factors contributing to breastfeeding success. Pediatrics. 1999;104:1-7.Jones JR, dkk. Factors associated with exclussive breastfeeding in the United States. Pediatrics. 2011;128;1117-25.
Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.
Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok ibu <25 tahun dengan yang ≥25 tahun, dalam hal ASI eksklusif
Penyebab diskonkruesi: Jumlah ibu yang berusia ≥25 tahun (91,7%) dan yang
<25 tahun (8,3%) Peneliti menemukan 33% ibu yang berusia <25 tahun
telah memperoleh konseling ASI sejak hamil dan berhasil ASI eksklusif 6 bulan (sehingga proporsi ASI eksklusif hampir sebanding)
Jumlah paritas
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) :• Penelitian di Australia, Inggris dan Libanon jumlah paritas
tinggi berhubungan dengan ASI eksklusif.
Paine P, Dorea JG.Gender role attitudes and otherdeterminants of breastfeeding intention in Brazilia women.Blackwell science Ltd.2001(27):61-72.Hauck YL, dkk. A Western Australian survey of breastfeeding initiation. Matern Child Health J. 2011; 15:260-8.
Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6.
2Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara primipara dan
multipara dalam pemberian ASI eksklusif
Pada penelitian ini :1. Proporsi ASI eksklusif pada ibu primipara tinggi karena sebagian
besar (60%) ibu sudah memperoleh konseling ASI sejak masa kehamilan.
2. RS St Carolus melaksanakan 10 LMKM poin nomor 3: petugas kesehatan harus memberikan penjelasan tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada ibu hamil.
Cara persalinan3Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara persalinan
spontan dan persalinan dengan tindakan dalam pemberian ASI eksklusif.
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) :• Penelitian di Australia dan Libanon ibu yang melahirkan
spontan memiliki kemungkinan lebih besar untuk ASI eksklusif, dan ibu yang melahirkan kaisar memiliki kemungkinan lebih kecil.
Pada penelitian ini :1. Di RS St Carolus, ibu hamil trimester ketiga sudah
mendapatkan penyuluhan termasuk kemungkinan cara persalinan yang akan dihadapi tidak memengaruhi ASI eksklusif.
2. IMD juga rutin dilakukan pada bayi yang lahir secara bedah kaisar maupun vakum (selama bayinya bugar), tim tenaga medis mendukung penuh.
Al-Sahab B, Tamim H, Mumtaz G, Khawaja G, Khogali M, Afifi R, dkk. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6.Hauck YL, Fenwick J. Matern Child Health J. 2011;15:260-8.
Faktor fisis4Hasil : tidak terdapat hubungan antara faktor fisis ibu (kelelahan, sakit, puting lecet, puting mendatar, mastitis) dengan pemberian
ASI eksklusif.
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) :• Penelitian di 31 negara bagian AS puting lecet merupakan
alasan ibu berhenti memberikan ASI eksklusif pada 35% subjek.• Pada penelitian ini (RS Carolus) : 6,8% subjek.
Pada penelitian ini, penyebab rendahnya proporsi ibu yang memiliki masalah fisis karena di RS St Carolus ibu mendapatkan penyuluhan breastcare sejak UK 28 minggu hingga post-partum.
Indu B, Morrow B, Hsia J. Why do women stop breastfeedin. Pediatrics. 2005;116:1408-12.Roesli U. Lembaga peningkatan penggunaan ASI Sint Carolus. Makalah ilmiah pribadi. Jakarta; 1998.
Faktor psikis ibu
Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15.Heather , dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding prior to six months in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.
Ertem IO, Votto N, Leventhal JM. The timing and predictors of the early termination of breastfeeding. J Pediatr. 2001;107:543-51.
5Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang memiliki
keyakinan terhadap produksi ASI dengan yang tidak, dalam pemberian ASI eksklusif
Penelitian di AS, Australia dan Eropa sepakat faktor psikis ibu
berhubungan dengan ASI eksklusif
Penelitian di Brazil, 2001 : korelasi yang kuat antara persepsi ibu terhadap
ketidakcukupan ASI dengan PD ibu yang rendah dalam menyusui (r=0,48,
p<0,01)
Data penelitian luar : 50% ibu yang merasa produksi ASI-nya tidak cukup,
hanya 5% diantaranya yang secara fisiologis terbukti
Merasa produksi ASI tidak cukup= faktor psikis tersering ibu
menghentikan pemberian ASI
Tingkat pendidikan ibu
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan bermakna):– Penelitian di Kanada dan Australia, 2009: ibu yang memiliki
tingkat pendidikan rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhenti memberikan ASI pada 6 bulan pertama (RO 2,63; IK 95%1,77-3,90; p<0,05).
6
Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.Hauck YL, dkk. A Western Australian survey of breastfeeding initiation. Matern Child Health J. 2011; 15:260-8.
Cooklin AR, dkk. Maternal employment and breastfeeding: result from the longitudinalstudy of Australian children. Acta Pediatr.2008;97:620-3.
Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang berpendidikan tinggi dengan yang berpendidikan menengah
dalam pemberian ASI eksklusif
Pada penelitian peneliti: ibu-ibu yang berpendidikan menengah memiliki proporsi ASI eksklusif yang tinggi-mereka tidak kalah dalam hal mencari pengetahuan dan wawasan mengenai ASI melalui situs internet, komunitas jejaring sosial facebook, tweeter, dan blackberry group.
Pekerjaan ibu
Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan bermakna) :– Penelitian kohort di Libanon, Malaysia, Brazil dan Selandia
Baru.• Penyebab hasil penelitian tidak bermakna: proporsi ASI eksklusif
yang tinggi pada kelompok ibu bekerja disebabkan ibu yang bekerja sudah dibekali pengetahuan saat hamil.
7
Al-Sahab B, dkk. Predictors of breastfeeding in a developing country. Pub Health Nutr. 2008;12:1350-6.Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Hasil : tidak terdapat perbedaan bermakna antara ibu bekerja dengan ibu yang tidak bekerja dalam pemberian ASI eksklusif
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 3 tahun 2010, dukungan di tempat kerja : 1. Memberikan cuti hamil dan melahirkan sesuai dengan peraturan2. Menyediakan fasilitas ruang menyusui yang memenuhi standar kesehatan3. Memberikan kesempatan bagi tenaga kerja menyusui untuk menyusui atau
memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja4. Mengelola CSR (Corporate Sosial Responsibilities) untuk memberikan
dukungan menyusui
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
• Hasil serupa : Dua penelitian di Tanzania : semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI maka semakin tinggi prevalens ASI eksklusif.
Nkala TE, Msuya SE. Prevalence and predictors of exclussive breastfeeding among women in Kigoma region, Western Tanzania: a community based cross-sectional study. Int Breastfeed J. 2011;6:1-7.
8Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang memiliki
pengetahuan benar tentang ASI eksklusif dengan yang tidak.
Penyebab tingginya proporsi ibu yang memiliki pengetahuan benar tentang ASI eksklusif:1. Kebijakan di RS St Carolus yang mengimplementasikan BFHI2. Efektifnya edukasi ASI eksklusif secara umum di masyarakat3. Meningkatnya dukungan menyusui dari kelompok pendukung
ASI (KP-ASI) yang keanggotaannya terdiri ibu-ibu menyusui, suami, keluarga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama
Status sosial ekonomi
• Hasil serupa: – Heather dkk di Kanada tahun 2009 – Marques dkk di Brazil pada tahun 2001
• Penelitian dengan hasil berbeda (terdapat perbedaan) : penelitian di Pelotas, Brazil tahun 2003.– Perbedaan : batasan operasional ASI eksklusif
dengan durasi 3 bulan, dan desain penelitian yang digunakan adalah kohort.
Heather LK, dkk. Risk factor for cessation of breastfeeding of woman in Calgary, Alberta. Can J of Pub Health. 2009;68:1-4.Marques SM, dkk. Breastfeeding and early weaning practice in Northeast Brazil: a longitudinal. Breastfeed J. 2001; 108:1-7.
9Hasil : tidak terdapat perbedaan antara ibu sosial ekonomi tinggi dengan sosial ekonomi rendah-menengah dalam pemberian ASI
eksklusif
Dukungan keluarga
• Hasil serupa :– Penelitian lain di Amerika Serikat, 2003– Penelitian di Australia tahun 2001
• Jika ibu merasa didukung, dicintai dan diperhatikan, maka akan muncul emosi positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun lancar.
Taveras EM, dkk. Clinician support and phycosocial risk factor associated with breastfeeding discontinuation. Pediatrics. 2003;112:108-15.Marques SM, dkk. Breastfeeding and early weaning practice in Northeast Brazil: a longitudinal. Breastfeed J. 2001; 108:1-7.
10
Hasil : terdapat hubungan antara ibu yang memeperoleh dukungan menyusui dari keluarga dengan yang tidak – dalam
pemberian ASI eksklusif
Dukungan suami dan keluarga
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 3 tahun 2010 tentang Penerapan Sepuluh LMKM.
Dukungan oleh suami atau keluarga sangat penting karena dapat diberikan setiap waktu
Dukungan suami
• Memberikan perhatian kepada ibu• Menciptakan kesempatan agar ibu
mempunyai waktu luang lebih banyak dengan bayinya
• Luangkan waktu bersama bayi terutama ketika selesai menyusu
• Menciptakan suasana yang kondusif bagi ibu untuk menyusui
• Mengatasi kesulitan yang timbul selama ibu menyusui
Dukungan keluarga
• Memberikan dukungan psikologis• Keluarga menciptakan kondisi yang
nyaman, penuh kasih sayang agar percaya diri ibu meningkat
• Meningkatkan pengetahuan, dan kesadaran tentang besarnya manfaat ASI
• Aktif terlibat dalam Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
• Menghapus mitos yang tidak mendukung keberhasilan ibu dalam menyusu
Promosi susu formula
• Sebanyak 36,7% subjek mengaku pernah mendapat promosi susu formula secara langsung baik di rumah,dan swalayan, dan 36 % tertarik memberikannya kepada bayi gagal ASI eksklusif.
• Wawancara: ketertarikan ibu terhadap SF terutama saat bulan-bulan pertama menyusui di saat masalah menyusui muncul, seperti produksi ASI belum banyak, puting lecet, dan payudara bengkak
11Hasil bivariat : terdapat perbedaan antara ibu yang pernah memperoleh
promosi susu formula dengan yang tidak, dalam pemberian ASI eksklusif
Peraturan Kepala BPOM RI No.HK.00.05.52.0085 dan No.HK.00.05.1.52.3920. “susu formula bayi digunakan sebagai pengganti
ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi normal bayi, bila kondisi ibu tidak dapat atau tidak boleh memberikan ASI pada bayinya, misalnya ibu
meninggal atau ibu menderita penyakit menular”Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997 tentang pemasaran pengganti ASI yang : melarang mengiklankan susu formula bayi, pembagian sampel
gratis pada sarana pelayanan kesehatan, ibu hamil atau melahirkanBPOM RI. Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI no HK. 05.52.0085 tentang pengawasan formula bayi untuk keperluan medis khusus.
Depkes RI. Kepmenkes RI No. 237/Menkes/SK/1V/1997. Tentang pemasaran pengganti ASI.
Hasil multivariat : promosi susu formula tidak bermakna
Keterbatasan batasan operasional : penawaran produk susu formula secara langsung atau pemberian susu formula gratis.
Jika batasan menjadi promosi SF yang diberikan oleh bidanhasil penelitian dapat berbeda.
Konseling ASI
• Penelitian dengan hasil serupa:– Penelitian di kota kecil Morogoro, Tanzania, dan Ohio, AS
• Penelitian dengan hasil berbeda (tidak bermakna):– Penelitian multivariat di Kigoma, Tanzania (perbedaan batasan
operasional: konseling yang dinilai hanya berupa anjuran untuk ASI eksklusif selama hamil)
– Untuk menunjang keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan, edukasi ASI tidak cukup hanya sekali melainkan harus berkelanjutan.
Mattar CN, dkk. Simple antenatal preparation to improve breastfeeding practice. Obstet Gynecol. 2007:109:83-90.Nkala TE, Msuya SE. Int Breastfeed J. 2011;6:1-7.
Kuan LW, dkk.Health system factors contributing to breastfeeding success. Pediatrics. 1999;104:1-7.
.
Hasil : terdapat perbedaan bermakna antara ibu yang pernah memperoleh konseling ASI dengan yang tidak dalam pemberian
ASI eksklusif
12
Konseling ASI
• Penyebab tingginya proporsi ASI eksklsuif : implementasi BFHI (ibu hamil trimester kedua sudah mulai diberikan konseling)
• Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No.03/2010 tentang Penerapan LMKM, ”pemberian penjelasan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun …..”– Yang memberikan penjelasan: tenaga kesehatan.– Materi : IMD, bahaya susu formula dan dot atau kempeng, rawat
gabung, penatalaksanaan menyusui yang benar termasuk mengatasi kesulitan menyusui, dan managemen menyusui saat bayi sakit.
Kepmen Pemberdayaan Perempuan No 3/2010
Simpulan
• Proporsi ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD di RS St Carolus adalah sebesar 75%.
• Faktor yang terbukti paling memengaruhi pemberian ASI eksklsusif secara berturut-turut, yaitu : 1)keyakinan ibu terhadap produksi ASI, 2)dukungan keluarga, 3)pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan 4)konseling ASI dari petugas kesehatan.
Saran• Perlu dilakukan penelitian berbasis rumah sakit yang lebih
heterogen sehingga dapat digunakan sebagai acuan penilaian populasi anak Indonesia.
• Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hendaknya mengimplementasikan BFHI atau rumah sakit sayang bayi yang “dimotori” oleh Divisi Fetomaternal Departemen Kebidanan dan Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Dengan implementasi BFHI, terjadi konseling yang berkelanjutan mengenai ASI terhadap ibu sehingga meningkatkan angka keberhasilan ASI eksklusif.
• Himbauan kepada pemerintah untuk merevisi bentuk dan lama cuti pasca-melahirkan hingga 6 bulan, yaitu 3 bulan cuti dalam tanggungan negara atau perusahaan, dan ibu dapat memperoleh tambahan cuti 3 bulan tanpa tanggungan negara atau perusahaan.
THANK YOU…..
“A good mother breastfeeds
A bad mother bottle feeds”
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
30 31 LIBUR
1 2 RATU 3 4 5
6 7 HARUN 8 9 ADHI 10 11 12
13 14 JOKO 15 16 GITA 17 18 19
20 21 RENNO 22 23 DEWI
24 25YUDICIUM
26
27 28 29 30 31 1 2
JADWAL TESIS ATAS JANUARI 2013
Nilai p adalah 0,444 (>0,05) persamaan yang diperoleh memiliki kalibrasi yang baik
• Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 8.7508
.364
2 5.817 6 .444
Nilai p adalah 0,444 (>0,05) persamaan yang diperoleh memiliki kalibrasi yang baik
• Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 8.7508
.364
2 5.817 6 .444