TESIS - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10259-Presentation.pdf · POTENSI KHAS...

21
TESIS TESIS INTEGRASI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN PERMUKIMAN NELAYAN DI PESISIR BARAT KABUPATEN BENGKULU SELATAN DALAM RANGKA KONSERVASI ALAM OLEH : EDWIN PERMANA DOSEN PEMBIMBING : 1.Prof. Ir. HAPPY RATNA SANTOSA, M.Sc, Ph.D 2 DR I I BAMBANG SOEMARDIONO 2.DR. Ing.Ir . BAMBANG SOEMARDIONO PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR BIDANG KEAHLIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA TAHUN 2009

Transcript of TESIS - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10259-Presentation.pdf · POTENSI KHAS...

TESISTESISINTEGRASI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI

DAN PERMUKIMAN NELAYAN DI PESISIR BARATKABUPATEN BENGKULU SELATAN

DALAM RANGKA KONSERVASI ALAM

OLEH :

EDWIN PERMANA

DOSEN PEMBIMBING :

1.Prof. Ir. HAPPY RATNA SANTOSA, M.Sc, Ph.D

2 DR I I BAMBANG SOEMARDIONO2.DR. Ing.Ir. BAMBANG SOEMARDIONO

PROGRAM PASCA SARJANA

JURUSAN ARSITEKTURJURUSAN ARSITEKTUR

BIDANG KEAHLIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TAHUN 2009

PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERSEBARAN WISATAWAN TDK MERATA & TERPUSAT

RPJM PROPINSI BENGKULU TAHUN 2006

RIPPDA PROPINSI BENGKULU RIPPDA PROPINSI BENGKULU

RTRW KAB. BENGKULU SELATAN

POTENSI SDA

RUMUSAN MASALAH POTENSI KHAS APA YANG DAPAT DIKEMBANGAN PADA KAWASAN

WISATA PESISIR BARAT KAB. BENGKULU SELATAN

BAGAIMANA KONSEP YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENATAAN KAWASAN BAGAIMANA KONSEP YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENATAAN KAWASAN WISATA PESISIR BARAT DENGAN MENGINTEGRASIKAN SECARA TERPADU ANTARAOBYEK WISATA DGN PERMUKIMAN NELAYAN, DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI ALAM

TUJUAN PENELITIAN1. IDENTIFIKASI POTENSI KHASYG DPT DIKEMBANGKAN2. MENGINTEGRASIKAN KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

YANG TERPOLA DAN TERPADU

MANFAAT PENELITIAN1. MANFAAT PRAKTIS : SUMBANGAN PEMIKIRAN BAGI PEMDA1. MANFAAT PRAKTIS : SUMBANGAN PEMIKIRAN BAGI PEMDA

DALAM MENYUSUN RIPPDA, TERSEDIANYA KONSEP INTEGRASIPENGEMBANGAN WISATA PANTAI

2. MANFAAT TEORITIS : MENAMBAH KONSEP ALTERNATIFPENGEMBANGAN WISATA PESISIR PANTAI, SEBAGAI WAHANADALAM MENGEMBANGKAN KONSEP WISATA PESISI DENGANPENDEKATAN PELESTARIAN ALAM

BATASAN MASALAH1. BATASAN WILAYAH

WILAYAH TERPILIH TIGA KECAMATAN2. BATASAN ASPEK PEMBAHASAN KONDISI EXISTING KAWASAN TERPILIH

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN TERPILIH AKAN DIBAHAS KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN TERPILIH AKAN DIBAHASSECARA MAKRO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKABAB 2 TINJAUAN PUSTAKAJJ TINJAUAN OBYEK WISATA

DAN KAWASAN PESISIR Marpaung (2002), Sistem Pariwisata : Menurut Suwantoro G (1997), Pariwisata

berkaitan dengan PERJALANAN Wisata

PP No 18 Tahun 1994 Tentang PengusahaPariwisata Alam di zona pemanfaatan Taman N i l T h & T Wi Al

Marpaung (2002), Sistem Pariwisata :

Daerah AsalWisata

KunjunganWisatawan

Daerah Tujuan

Nasional, Tahura & Taman Wisata Alam UU No 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan KEP 10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum

Perencanaan Pengelolaan PesisirTerpadu

Kembalinya Wisatawan

jWisata

Perencanaan Pengelolaan PesisirTerpadu Direktorat Jenderal Pariwisata (1998)

tentang Kriteria Daerah Tujuan Wisata :Tersedianya obyek wisata yang telah siap

dikembangkan

Industriyang Melayani: 1. Tiket Jasa Perantara :

Industri yang Melayani:

1. Akomodasi

2 TranspotagTersedianya prasarana transportasi yang

mendukung aksesbilitas.Tersedianya sarana pariwisataKesiapan masyarakat untuk menerima

2. PemanduWisata

3. Pemasaran & Promosi

Jasa Perantara :1. Transportasi2. Komunikasi

2. Transpotasi

3. Makananminum

4. HiburanKesiapan masyarakat untuk menerima

kunjungan wisatawanMemiliki dinas pariwisataMemiliki perangkat peraturan untuk

mengatur usaha pariwisata dan obyek

Promosi5. Pusat

Perbelanjaan

6. Usaha Jasamengatur usaha pariwisata dan obyek

yang ada.JasaLainnya

PERMUKIMAN NELAYAN

Lingkungan permukiman nelayan dapat dibedakan atas 2 (dua) kronologis

Perkembangan dimulai oleh kedatangan sekelompok etnis tertentu di suatulokasi di pantai, yang kemudian menetap dan berkembang secara turun-ttemurun

Perkembangan sebagai daerah alternatif permukiman

Pola perumahan dipengaruhi oleh keadaan topografi, dibedakan atas 3 (tiga)

Daerah perbukitan cenderung mengikuti kontur tanah

Daerah relatif datar cenderung memiliki pola relatif teratur, yaitu pola Gridatau Linear dengan tata letak bangunan berada di kiri-kanan jalan atau linearsejajar dengan (mengikuti) garis tepi pantai.

Daerah atas air pada umumnya cenderung memiliki pola cluster

Orientasi Bangunan

Secara Arsitektural dibedakan atas :

Bangunan di atas tanah, Bangunan panggung di darat, Bangunan panggung diatas air, Bangunan rakit di atas airg

Budaya Masyarakat Nelayan, DELP, 2000, Masyarakat nelayan relative majemuk,mereka memiliki semangat persatuan dan gotong royong yang kuat,

Cernea (1991) dalam Lindberg K and D E, Hawkins (1995) mengemukakan( ) g , ( ) gbahwa partisipasi lokal memberikan peluang efektif dalam kegiatanpembangunan

PENDEKATAN KONSEP PENGEMBANGAN KONSERVASI ALAM & EKOWISATA

Danisworo,1990 KONSERVASI merupakan upaya

Sastrawati, 2003 KonsepPengembanganTepi Air, Citra Danisworo,1990 KONSERVASI merupakan upaya

PELESTARIAN suatu tempat yang MEMILIKI MAKNA

Menurut Paul D Spreiregen, 1965,PendekatanPengembangan Alam : Melindungi Alam,Merusak Bentuk Alam, Pengabungan dari Dua

g g p ,(image), Keteraturan, Bangunan, Keselamatan, Keamanan, Pedestrian Ways

Bentuk Di atas

Menurut Mc. Harg, 1971 IDENTIFIKASI TIPEPENGEMBANGAN MENURUT SIFAT FISIK :

Lembah harus terlarang untuk pengembangan,

Siregar ,1999 : Prinsip PengelolaanKawasan Konservasi : Co-Ownership, Cooperation,g p g g ,

Pengembangan Terlarang di atas Akuifer-akuifer,daerah banjir harus dikeluarkan dari semuapengembangan kecuali pertanian, Ruang Terbuka,Semua Hutan, Daerah Berpohon Lebat cendrungmasuk daerah Preservasi

Fasilitas UmumBangunan Permanen

Fasilitas Semipermanen

p pCo-Responsibility

masuk daerah Preservasi

Malbery, 1972 : Permukiman penduduk dgn segalaFasilitas pendukung yg paling ideal 0%-18%, Di atas8%-18% dengan pembatasan Kepadatan, Di atas15%-25% didukung dgnTeknologi yang

Fasilitas Semipermanen

Tidak DiperbolehkanJalanan Umum, HanyaJalan Setapakg g g y g Jalan Setapak

Tidak DiperbolehkanAda Fasilitas & AksesAda Fasilitas & AksesPencapaian

Lawson & Bovy, 1977 Zona Wisata

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATAPENGEMBANGAN KAWASAN WISATAPENGEMBANGAN KAWASAN WISATAPENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

R.G. Soekadijo ,1997 Sistem Linkage : M if Wi A k i Wi J Wi

Gunn, 1972, Teori Pengembangan KawasanMotif Wisata, Atraksi Wisata, Jasa Wisata, Transferbilitas

Gunn,1972: Bagan Sirkulasi,Atraksi, Transportasi & Fasilitas lainnya

, , g gWisata

PengembanganWisata

1)Atraksi,2)Service,3)Infoi 4)T t iTransportasi & Fasilitas lainnya

People

Wisata rmasi,4)Transportasi

1) Mempertahankan kelestarian lingkungan

TransportationInformation

1) Mempertahankan kelestarian lingkungan2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

sekitar kawasan3) Menjamin kepuasan pengunjung4) Meningkatkan keterpaduan dan unit

Attraction

4) Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di sekitar kawasandan zona pengembangannya

Service/Facilities Harvey M Rubenstein (Sugeng Gunadi

1989), Teori PerancanganTapak, Pemilihan & PengembanganTapak mempertimbangkanF kt ALAM F kt KULTUR & ESTETIKA

Harvey M Rubenstein (Sugeng Gunadi1989), Teori PerancanganTapak, Pemilihan & PengembanganTapak mempertimbangkanF kt ALAM F kt KULTUR & ESTETIKAFaktor ALAM, Faktor KULTUR & ESTETIKAFaktor ALAM, Faktor KULTUR & ESTETIKA

BAB 3BAB 3METODOLOGI PENELITIANMETODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITATIF DESKRIPTIF ANALISIS POTENSI KAWASANANALISIS POTENSI KAWASAN

ANALISIS PARTISIPATIF ANALISIS PARTISIPATIF MASYARAKATMASYARAKAT

ANALISIS HAMBATAN ANALISIS HAMBATAN ANALISIS HAMBATAN PENGEMBANGAN

ANALISIS HAMBATAN PENGEMBANGAN

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA &

TRIANGULASI KEBIJAKAN

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA &

TRIANGULASI KEBIJAKAN PENDEKATAN & JENIS PENELITIAN PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAHJENIS PENELITIAN

VARIABEL YANG DIANALISISVARIABEL YANG DIANALISISVARIABEL YANG DIANALISISVARIABEL YANG DIANALISIS

1) VARIABEL BEBAS 1) KONDISI FISIK ( Geologi,Topografi, Akuifer, jenisT h Kli t l i d V t i)

1) KONDISI FISIK ( Geologi,Topografi, Akuifer, jenisT h Kli t l i d V t i)

)

2) POTENSI BUDAYA (Aktifitas Pengguna, Kesenian, 2) POTENSI BUDAYA (Aktifitas Pengguna, Kesenian,

Tanah, Klimatologi, danVegetasi)Tanah, Klimatologi, danVegetasi)

3) RUANG & ESTETIKA ( Pemandangan AlamP t i H t B kit P t i P k b Si k l i d3) RUANG & ESTETIKA ( Pemandangan Alam

P t i H t B kit P t i P k b Si k l i d

Kerajinan, KAMPUNG NELAYAN, dan Situs Sejarah)Kerajinan, KAMPUNG NELAYAN, dan Situs Sejarah)

Pantai, Hutan, Bukit, Pertanian, Perkebunan, Sirkulasi danPergerakan serta Fasiltas Wisata )

Pantai, Hutan, Bukit, Pertanian, Perkebunan, Sirkulasi danPergerakan serta Fasiltas Wisata )

1) P b P P P1) P b P P P2) VARIABEL TERIKAT 1) Pengembangan Potensi Pariwisata PantaiPesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan

1) Pengembangan Potensi Pariwisata PantaiPesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan

1) Peraturan Perundangan yang mengatur1) Peraturan Perundangan yang mengatur1) Peraturan Perundangan yang mengaturPengembangan Kawasan Pesisir, Kebijakan Tata

Ruang dan Literatur yang terkait dengan penelitian.

1) Peraturan Perundangan yang mengaturPengembangan Kawasan Pesisir, Kebijakan Tata

Ruang dan Literatur yang terkait dengan penelitian. 3) VARIABEL KONTROL

PendekatanPendekatan MetodeMetode PengumpulanPengumpulan DataData

METODE

Data Tentang :

1Potensi Kesesuaian Lahan

2. Potensi Ruang & Estetika(Pemandangan alam

Metode ObservasiPENGUMPULAN DATA

1Potensi Kesesuaian Lahan

Pantai,Hutan, Bukit, Pertanian, Perkebunan & Fasilitas)

Metode Penyebaran Kuesioner

1Potensi Khasyang dapatdikembangkan

3. Potensi Masyarakat selaku

Metode Wawancara

ypendukung wisata, Aktivitaspengguna, PermukimanNelayan, Kesenian & situssejarah

Metode studikepustakaanliteratur/karya tulis &

2.Konsep P b

j

1.Keterpaduan PemerintahD h d I t literatur/karya tulis &

Peraturan PemerintahPengembanganKawasan Wisatayang terpola & terpadu

Daerah dengan Investor

2.Keterpaduan Pemda denganmasyarakat

BAB 4 : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDIBAB 4 : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDIBatas administrasi Kabupaten Bengkulu Selatan Sebelah Utara berbatasan dengan Kab Seluma Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Seluma SebelahTimur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Kaur Sebelah Barat berbatasan dengan Lautan Hindia

POTENSI KAWASANKondisi Fisik Kawasan1. ANALISIS TOPOGRAFI

Berdasarkan hasil analasis topografi padakawasan studi dapat dibagi dalam 2 (dua)zona : Zona yang dapat dibangun & zonayang dipertimbangkan untuk dikembangkan

Ditinjau dari dua sudut pandang :1. Terhadap Obyek Pandang

2. Terhadap Lokasi Pandang

y g p g gsecara terbuka namun terbatas (gambar5.2.1.1)

3 ANALISIS KONDISI GEOLOGI & Ketinggian kawasan ‹ 100 m dpl merupakan

kawasan yang sangat baikKetinggian › 100 m dpl, merupakan kawasan

hutan lebat

3. ANALISIS KONDISI GEOLOGI & JENIS TANAHDIIDENTIFIKASIKAN DALAM SATU ZONA:

Zona kerentanan gerakan tanah sangat

2. ANALISIS KEMIRINGAN TANAH : 0% - 8%, Kawasan yang dapat dikembangkan 8%-15%, kawasan yang dapat dipertimbangkan

rendah dengan kemiringan lereng ‹ 15%. (Gamb.5.2.2.1)

Berdasarkan kategori kesesuian lahan makajenis tanah pada kawasan studi adalah jenis tanah, y g p p g

untuk dikembangkan secara terbatas. 15%-40%, kawasan yang dapat dikembangkan

terbatas dengan tingkat kepadatan yang rendah. › 40%, kawasan yang tidak dapat dikembangkan

yang sesuai untuk pertanian

4. ANALISIS HIDROLOGI, y g p guntuk pembangunan dan sebaiknyadipertimbangkan sebagai hutan lindung.

Pada wilayah studi, kondisi hidrologi dapatdibagi dalam 2 kategori :

Akuifer kecil pada daerah air tanah langkah, (Kec. Pasar Manna & Kec. Manna)

Akuifer Sedang dan kecil dengan debit ‹51/det (Kec. Bunga Mas)

5. AnalisisVegetasi Erat kaitanya dengan kondisi tanah topografi hidrologi dan iklimErat kaitanya dengan kondisi tanah, topografi, hidrologi dan iklim Hasil analisis dapat dikelompokkan sbb:Vegetasi selain hutan yaitu vegetasi daerah perkebunan

ketinggian 0 25 dpl terdapat pohon kelapa sedangkan padaketinggian 0-25 dpl terdapat pohon kelapa, sedangkan padaketinggian 25-100 dpl yang merupakan kaki bukit terdapattanaman perkebunan kopi, karet, dan coklat.P h k i b d d dPersawahan merupakan vegetasi yang berada pada dataran

rendah dengan ketingian antara 0-25 dpl berfungsi sebagai elemenvisual dalam perjalanan.

6. Analisis Hambatan FisiografisGejala alamiah yang membahayakan dalam pembangunan,

seperti gempa, banjir dan gelombang tsunami Berdasarkan hasil analisis dapat dikelompokkan sebagai berikut:Daerah berpotensi bencana besar, kurang layakp , g y

dikembangkanDaerah berpotensi bencana sedang dan kecilDaerah tidak berpotensi bencanaDaerah tidak berpotensi bencana

Karakteristik Kepariwisataan1. Pendapat MasyarakatTerhadap Kawasan Wisata Pantai1. Pendapat MasyarakatTerhadap Kawasan Wisata Pantai

Tabulasi kuesioner terhadap tingkat pengenalan masyarakatterhadap obyek wisata Pantai : K i d h P t i P d Al B d M k t Keindahan Pantainya, Pemandangan Alam, Budaya Masyarakat,

Pemandangan Bukit2. Aktifitas Sebagai DayaTarik Wisata

kegiatan menikmati ombak merupakan urutan yang paling diminatikemudian kegiatan memancing, aktivitas nelayan, kegiatan olahragadan belanja souvenir, makanan sea food, berkemah dan yangterakhir pentas seni budaya.

3. Kelayakan FasilitasBerdasarkan hasil tabulasi (tabel 5 3 2 4) kondisi sarana danBerdasarkan hasil tabulasi (tabel 5.3.2.4), kondisi sarana danprasarana pendukung yang ada dalam kawasan wisata pantai masihkurang memadai

4 Sarana & PrasaranaTransportasi4.Sarana & PrasaranaTransportasiSebagian Besar menggunakan kendaraan pribadi , dan hanya sebagian kecil

mengunakan kendaraan umum

ANALISIS KESESUAIAN KRITERIALAHAN

• Slope 15% - 40%• Hutan yang berkualitas tinggi• Akuifer tinggi ›51/dt dan akuifer air tanah langkah

DAERAH KONSERVASI :TATA GUNA LAHAN, TOPOGRAFI, KETINGGIAN, GEOLOGI & TANAH,

VEGETASI

Akuifer tinggi ›51/dt dan akuifer air tanah langkah• Merupakan aliran/sepadan sungai dan pantai (termasuk kawasan

yang tidak dapat dikembangkan setempat)• Daerah kerentanan gerakan tanah menengah sampai tinggi• Merupakan situs sejarahMerupakan situs sejarah

Slope 8%-15%Kondisi visual alam yang menarik dan unik dengan adanya

DAERAH KEGIATAN WISATA :TATA GUNA LAHAN, TOPOGRAFI, KETINGGIAN, GEOLOGI & TANAH,

VEGETASI

Kondisi visual alam yang menarik dan unik dengan adanyaperbukitan, perkebunan dan ruang terbuka pantaiVegetasi yang khasMenghindari daerah rawan bencanaMerupakan daerah kerentanan gerakan tanah rendah

DAERAH PERLUASAN

Merupakan daerah kerentanan gerakan tanah rendah

Slope relative datar ‹15% Pengembangan diarahkan pada daerah dengan tingkat kepadatan

PERMUKIMAN TATA GUNA LAHAN, TOPOGRAFI, KETINGGIAN, DAERAH RAWAN

BENCANA

Pengembangan diarahkan pada daerah dengan tingkat kepadatanrendah sampai sedang Pembangunan bukan pada kawasan potensi alam seperti potensi

eksport atau hutan lindung Pembangunan bukan pada sepadan sungai dan daerah rawanPembangunan bukan pada sepadan sungai dan daerah rawan

bencana

ANALISIS POLA ANALISIS AKTIFITAS PERMUKIMAN NELAYAN

Mengikuti Pola Sirkulasi yang adasehingga kurang teratur

MASYARAKAT NELAYAN Penataan Zoning Kegiatan sepertipenataan zona penjualan ikan keringdan ikan basah hasil olahan nelayan

Pada zona sepadan pantai dan sungaitidak dilakukan pengembanganpermukiman dan perlunya penanaman

t i b i b i

dan ikan basah hasil olahan nelayanserta keberadaan TPI yang salingterinterasi satu sama lainnya gunamenghindari ketidaknyamanan

vegetasi sebagai barrier

Oreantasi Permukiman diarahkanuntuk menghadap ke arah pantai atausungai

g ypengunjung dalam melakukanperjalanan wisata.

Penyediaan Fasilitas untuk kegiatansungai

Pola Sirkulasi yang terbentuk ditatamengikuti kondisi topografi yang ada.

Penataan Zonasi Kegiatan di kawasan

Penyediaan Fasilitas untuk kegiatanritual budaya berupa upacaraselamatan pantai dan aktivitaspembuatan perahu serta pengolahan

Penataan Zonasi Kegiatan di kawasanpermukiman nelayan, disesuaikandengan kekhasan dan potensi masing-masing kawasan.

hasil laut dengan penempatan kios-kios

Perlunya Sosialisasi Pelatihan dang

Pemakaian Bahan–Bahan Materialsetempat dan menghindari tampilanarsitektural yang kontras dengan

Perlunya Sosialisasi, Pelatihan danBantuan Pembiayaan serta Pemasaranhasil olahan ikan dan keanekargamankerajinan tangan

lingkungan serta tetap menampilkanciri arsitektur setempat.

ANALISIS TRIANGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

FAKTOR PENGARUH FAKTA EMPIRIS HASIL TRIANGULASI

P i k t PAD d K I t i P t k l i it i t i Peningkatan PAD danPendapatan Masyarakat

P i k t K lit

Kurangnya Investasi , Perijinan, Pajak danRetribusi

L h P f i lit

Penentuan skala prioritas investasi, Penyederhanaan dan kemudahaninvestasi

P b didik kh Peningkatan KualitasSDM

P i k t K d

Lemahnya Profesionalitas,Pengorganisasian & Koordinasi

L h

Pengembangan pendidikan khusus , Pembentukan dan pembinaan, organisasi, Pengembangan BLK , Koordinasi antar instansiP i k t t P i t h Peningkatan Kesadaran

Masyarakat Pariwisata

P i k t k lit

Lemahnya perananTripartid, Pusat Wisata & Penyuluhan

L h i it

Peningkatan peran serta Pemerintah, Swasta dan Masyarakat/LSM Pembentukan kelompok minat

P t b Peningkatan kualitasproduk,pasar, sumberdaya pariwisata danlingkungan

Lemahnya prioritaspengembangan,kurangnya diversifikasiproduk wisata, promosi danpemasaran

Penyusunan sentra pengembanganKerjasama antar instansi dan antardaerah di bidang promosi

Harmonisasi hubunganantar manusia danlin k n an

pemasaran

Belum adanya penataanruang lingkungan hidupdan perlindungan hukum

Penyusunan tata ruang kawasanpariwisata

lingkungan dan perlindungan hukum

KESIMPULANKESIMPULAN

1. POTENSI KHAS yang dapat dikembangkan yaitu kondisi alamnya yang masih alamidan kegiatan wisata Seperti Wisata Pantai, Alam, Permukiman & Budaya serta wisatarelegius

2. KONSEP PENGEMBANGAN wisata pantai yang TERINTEGRASI denganpermukiman nelayan di pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan denganpendekatan konservasi alam dapat dirumuskan secara makro sebagai berikut :p p g

Berdasarkan kesesuaian lahan dibagi atas 3 (tiga) zona peruntukan yaitu : ZonaKonservasi, Zona Kegiatan Wisata dan Zona Perluasan Urban. Sedangkan untukpengembangan pemanfaatan kegiatan di bagi dalam 4 zona yaitu Wisata Pantai Wisatapengembangan pemanfaatan kegiatan di bagi dalam 4 zona yaitu Wisata Pantai, WisataBudaya dan Permukiman Nelayan, Daerah Permukiman dan Persawahan serta DaerahKonservasi.

KONSEP PENGEMBANGANKONSEP PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK

KEPARIWISATAAN disesuaikan dgn KESESUAIAN LAHAN & PEMANFAATAN : Pantai Pasar Bawah –K Wi t P t i P ki d

Zona 1-Pantai Pasar Bawah, kawasan potensiwisata pantai dan permukiman nelayan, kekhasandalam beraktifitas dengan pengolahan ikan danKawasan Wisata Pantai, Permukiman dan

Budaya, namun fasilitas yang ada masih kurang memadai, Pantai Bengkenang dan Muara Kedurang - wisata pantai dan h t

dalam beraktifitas dengan pengolahan ikan danpembuatan perahunya,. Topografi yang relative landaisangat baik untuk menikmati ombak danterbenamnya matahari, tempat berolahraga pantai,memancing dan main layang-layanghutan memancing dan main layang-layang.

DAERAH PERLUASAN

Zona 2-3 Pantai Bengkenang & PantaiMuara Kedurang, kawasan potensi wisata pantai

PERMUKIMAN dapat dilakukan pada zona I - Pantai Pasar Bawah pada sisi timur danselatan, sedangkan pada zona II dan III-PantaiBengkenang dan Muara Kedurang di luar dengan topografi yang relative landai sangat baik

untuk oreantasi menikmati ombak dan terbenamnyamatahari, tempat berolahraga pantai, memancingdan main layang-layang. Merupakan Zona Konservasi,

Bengkenang dan Muara Kedurang di luargaris sepadan laut dan daerah yang dapatdikonservasi

kawasan ini terdapat vegetasi sebagai peneduh dansekaligus barrier bagi kawasan ini.

Penyediaan fasilitas untuk kegiatan ritual budaya, Aktivitasb t h t l h h il l t l t dpembuatan perahu serta pengolahan hasil laut laut dengan penempatan

kios-kios yang tetap memperhatikan oreantasi pengunjung sertakedekatan fungsinya

Kebijakan Pemerintah Daerah : Penentuan skala prioritas investasi Kebijakan Pemerintah Daerah : Penentuan skala prioritas investasi,Penyederhanaan Berinvestasi, PAD yang realistis, Koordinasi dankerjasama antar instansi, Pengembangan lembaga pendidikan khususserta menyusun sentra pengembangan dan tata ruang kawasanpariwisata.

Menata sistem keterhubungan antar kawasan wisata dengan melakukanpenataan terhadap aksesbilitas jaringan jalan dan transportasi yang

k d b d k b k l j lterkait dengan pengembangan produk wisata, serta pembentukan pola jalurperjalanan yang membentuk linkage secara fisik dan visual

S A R A NS A R A N Pengembangan kawasan wisata diharapkan dapat memenuhi pada tiga hal

utama yaitu : keberlangsungan alam atau ekologi, memberi manfaatekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial

k tmasyarakat

Pembangunan sarana dan prasarana pendukung mencirikan arsitekturallokal yang berwawasan lingkungan serta tetap mempertahankan atribut budayalokallokal.

Pemerintah Daerah selaku fasilitator dan regulator dalam pengembangankegiatan pariwisata agar dapat mengembangkan secara konsisten tujuandan sasaran yang telah ditetapkan serta penguatan organisasi dan kelembagaany g p p g g gyang akan menjalankan program

Menciptakan konsep competitive yang berusaha untuk mencarikeunggulan bersaing (competitive advantage).

Penataan elemen-elemen pengarah dan penanda kawasan denganmenampilakan ciri arsitektur lokal guna pembentukan citra kawasan.