[Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

129
PEMANFAATAN MESIN PENGUSANGAN CEPAT (MPC) IPB 77-1 MM UNTUK PENAPISAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) RERENSTRADIKA TIZAR TERRYANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Page 1: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

PEMANFAATAN MESIN PENGUSANGAN CEPAT (MPC) IPB 77-1 MM UNTUK PENAPISAN VIGOR DAYA SIMPAN

BENIH KEDELAI (Glycine max L.)

RERENSTRADIKA TIZAR TERRYANA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Page 2: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 3: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan Mesin

Pengusangan Cepat (MPC) untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai

(Glycine max L.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2013

Rerenstradika Tizar Terryana NRP A251100011

Page 4: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 5: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

ABSTRACT

RERENSTRADIKA TIZAR TERRYANA. The Use of Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM for varieties screening of soybean (Glycine max L.) based on seed vigor related to storability. Supervised by M. RAHMAD SUHARTANTO and ENY WIDAJATI.

Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM could be used for varieties

screening of soybean (Glycine max L.) based on seed vigor related to storability

with physical or chemical accelerated aging test. The aim of the research were to

find out a simple, fast and accurate accelerated aging method by accelerated aging

machine IPB 77-1 MM which is suitable for varieties screening of soybean based

on seed vigor related to storability. Two methods of accelerated aging test

(physical and chemical treatment) by accelerated aging machine IPB 77-1 MM,

were applied to Anjasmoro soybean seeds varieties. The best accelerated aging

method then was used to 23 soybean seeds varieties screening based on seed vigor

related to storability. The seed vigor related to storability of 23 soybean seeds

varieties which is detected by accelerated aging machine MPC IPB 77-1 MM

were compared with seed vigor related to storability of 23 soybean seeds varieties

which is stored 10 weeks in natural storage system.Result of the experiment

showed that chemical and physical treatment of accelerated aging method in

accelerated aging machine IPB 77-1 MM could decreased seed vigor, but the

chemical treatment could decreased seed vigor more fast and chemical treatment

was more practical and simple. Accelerated aging machine IPB 77-1 MM could

be used for varieties screening of soybean based on seed vigor related to

storability by using electrical conductivity test.

Keywords : seed vigor related to storability detecting method, devigoration,

electrical conductivity

Page 6: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 7: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

RINGKASAN RERENSTRADIKA TIZAR TERRYANA. Pemanfaatan Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max L.) Dibimbing oleh M. RAHMAD SUHARTANTO dan ENY WIDAJATI.

Penelitian mengenai pemanfaatan mesin pengusangan cepat (MPC) IPB

77-1 MM untuk penapisan varietas benih kedelai telah dilakukan pada bulan

Desember 2011 sampai Agustus 2012, bertempat di Laboratorium Ilmu dan

Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Bogor. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan metode pendugaan vigor daya

simpan benih kedelai secara cepat, mudah dan akurat dengan mesin pengusangan

cepat (MPC) IPB 77-1 MM serta memanfaatkan alat tersebut untuk penapisan

vigor daya simpan beberapa varietas benih kedelai.

Mesin pengusangan cepat (MPC) IPB 77-1 MM merupakan perangkat

keras yang dapat digunakan untuk penerapan metode pengusangan cepat benih.

MPC IPB 77-1 MM yang digunakan merupakan hasil modifikasi Suhartanto

(2011) dengan menyederhanakan bentuk dan ukuran alat (60% dari prototype

sebelumnya), serta menyempurnakan sistem pergerakan benih dalam ruang deraan.

MPC IPB 77-1 MM diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi

vigor daya simpan benih kedelai secara cepat, mudah dan akurat dalam proses

penentuan kelayakan benih kedelai sebelum penanaman di lapang, karena hingga

saat ini belum terdapat alat yang dapat dimanfaatkan untuk menduga vigor daya

simpan benih kedelai secara cepat, mudah dan akurat

Penelitian dibagi dalam tiga tahap percobaan. Tahap pertama ialah

penentuan metode pengusangan cepat benih kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM.

Tahap kedua ialah penapisan beberapa varietas benih kedelai berdasarkan vigor

daya simpannya melalui metode pengusangan cepat benih dengan MPC IPB 77-1

MM. Tahap ketiga adalah pengaruh periode simpan benih terhadap viabilitas dan

vigor benih kedelai.Data hasil percobaan pada tahap kedua dan ketiga selanjutnya

dianalisis dengan membandingkan hasil penapisan berdasarkan vigor daya simpan

secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan benih secara alami (VDS-alami).

Page 8: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengusangan cepat benih kedelai

baik secara fisik maupun kimia dapat menurunkan daya berkecambah, indeks

vigor, kecepatan tumbuh dan bobot kering kecambah normal seiring dengan

semakin bertambahnya waktu pengusangan, serta menyebabkan peningkatan daya

hantar listrik secara nyata. Data percobaan menunjukkan variabel daya hantar

listrik lebih peka dalam membedakan setiap hasil perlakuan pengusangan cepat

fisik maupun kimia secara signifikan.

Metode pengusangan cepat benih terbaik dipilih berdasarkan analisis

persamaan regresi linier serta kemudahan dan kecepatan dalam pelaksanaannya.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode pengusangan cepat benih secara

fisik sama baiknya dengan metode pengusangan cepat benih secara kimia, akan

tetapi metode pengusangan cepat benih secara kimia memerlukan waktu relatif

lebih singkat dalam menurunkan perkecambahan benih hingga 50%. Selain itu

dari segi teknis, metode pengusangan cepat benih kedelai secara kimia relatif

lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan metode pengusangan cepat benih

secara fisik.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa daya hantar listrik merupakan

variabel yang paling sesuai untuk digunakan dalam penapisan vigor daya simpan

beberapa varietas kedelai dengan menggunakan MPC IPB 77-1 MM, hal ini

dikarenakan variabel daya hantar listrik memiliki nilai persentase kesesuaian

penapisan berdasarkan VDS-buatan dan VDS-alami tertinggi yaitu 78.2% dibandingkan

pada variabel daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh. Hal

tersebut didukung oleh hasil percobaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa

variabel daya hantar listrik merupakan variabel yang lebih peka dalam

membedakan setiap hasil titik waktu pengusangan cepat benih.

Hasil penapisan secara alami dan buatan menunjukkan bahwa kedelai

varietas Kaba memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten tinggi berdasarkan

variabel daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar

listrik. Kedelai varietas Panderman, Lokon dan Grobogan memiliki nilai vigor

daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah,

indeks vigor dan daya hantar listrik, sedangkan varietas Tanggamus memiliki nilai

vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah,

Page 9: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik. Kedelai varietas Wilis memiliki nilai

vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel indeks vigor,

kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik.

Kata kunci: daya hantar listrik, devigorasi, metode pendugaan vigor daya simpan

Page 10: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 11: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih

PEMANFAATAN MESIN PENGUSANGAN CEPAT (MPC) IPB 77-1 MM UNTUK PENAPISAN VIGOR DAYA SIMPAN

BENIH KEDELAI (Glycine max L.)

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

RERENSTRADIKA TIZAR TERRYANA

Page 12: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si

Page 13: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Judul Tesis : Pemanfaatan Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM

untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max L.)

Nama : Rerenstradika Tizar Terryana NRP : A251100011

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing Dr Ir M. Rahmad Suhartanto, MSi

Ketua Dr Ir Eny Widajati, MSi

Anggota

Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih

Prof Dr Ir Satriyas Ilyas, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 11 Januari 2013 Tanggal Lulus:

Page 14: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 15: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia

Nya sehingga tesis yang berjudul Pemanfaatan Mesin Pengusangan Cepat

(MPC) IPB 77-1 MM untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai

(Glycine max L.) telah berhasil diselesaikan. Penghargaan dan terima kasih yang

tulus penulis sampaikan kepada Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.Si dan Dr. Ir.

Eny Widajati, MS selaku komisi pembimbing yang senantiasa tanpa lelah

memberikan sumbangan pemikiran, kritikan, saran dan nasehat selama

pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Abdul

Qadir, M.Si selaku penguji luar komisi pada ujian tesis dan Prof. Dr. Ir. Satriyas

Ilyas, MS selaku ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih, yang telah

memberikan banyak masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

Penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

kedua orang tua yaitu ayahanda Drs. Zainuri, SH. M.Pd dan ibunda Dra. Harti

Kartini, M.Pd, kepada kedua adik tercinta Pupimadita Tizar Afdora, S.Si dan

Damangrea Tizar Balamrayoga, ST, serta kepada Amri Nuryadin dan seluruh

keluarga atas segala pengorbanan, dukungan dan limpahan kasih sayang yang tak

terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada

penanggung jawab Laboratorium Terpadu Departemen Agronomi dan

Hortikultura (Bu Elly, Pak Rahmad dan Nova). Ucapan terima kasih setulusnya

penulis sampaikan kepada seluruh anggota dan pengurus FORSCA. Terima kasih

penulis ucapkan atas dukungan teman-teman Sekolah Pascasarjana IPB

Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH, ITB, PBT). Terima kasih khusus

penulis ucapkan kepada teman-teman Program Studi Ilmu dan Teknologi Benih

angkatan 2010: Candra Budiman, Agus Hasbianto, Anis Andrini, Cici Tresniawati,

Evi Dwi Sulistya, Noflindawati, Patta Sija, Ratri Tri Hapsari, Rini Rosliany,

Yulianus R. Matana, Pepi Nur Susilawati dan Ikrarwati atas perhatian dan

motivasinya selama ini.

Page 16: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Penghargaan dan terima kasih setulusnya juga penulis sampaikan kepada

Dian Fahrianty, Yulia Delsi, Ida Widiyawati, Mutiara Dewi, Ahmad Rifqi Fauzi,

Engelbert Manaroinsong, Nope Gromikora, Apriana Vinasyiam, Nadia Mega

Aryani dan Siti Gusti Ningrum yang senantiasa memberi dukungan dan bantuan

dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan tesis ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-

besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu demi kelancaran penelitian

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Januari 2013

Rerenstradika Tizar Terryana

Page 17: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pamekasan, Jawa Timur pada tanggal 26 Januari

1986 sebagai anak sulung dari pasangan bapak Zainuri dan ibu Harti Kartini.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 8

Malang. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada Program

Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

Selama pendidikan penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Budidaya

Tanaman Pangan (2007), Budidaya Tanaman Perkebunan (2008), Dasar

Hortikultura (2007-2008) dan Ekologi Tanaman (2008). Penulis memperoleh

gelar Sarjana Pertanian pada tahun 2008.

Pada tahun 2010 penulis melanjutkan program Magister pada Program

Studi Ilmu dan Teknologi Benih, Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 18: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 19: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

Sifat Fisik dan Kimia Benih Kedelai ................................................... 5 Vigor dan Kemunduran Benih ............................................................. 6 Vigor Daya Simpan .............................................................................. 8 Pengusangan Cepat Benih .................................................................... 9 Penyimpanan Benih Kedelai ................................................................ 10 Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM ............................... 12 METODE ........................................................................................................ 13

Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 13 Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 13 Spesifikasi Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM ............. 13 Metode Penelitian ................................................................................ 16 Pengamatan .......................................................................................... 25 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 28

Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM ................................................................................. 28

Penapisan 23 Varietas Benih Kedelai berdasarkan Vigor Daya Simpannya melalui Metode Pengusangan Cepat Benih secara Kimia menggunakan MPC IPB 77-1 MM ..................................... 36

Pengaruh Periode Simpan Benih terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kedelai ................................................................................. 43

Vigor Daya Simpan Benih 23 Varietas Kedelai pada Sistem Penyimpanan Alami ....................................................................... 47

Analisis Perbandingan Hasil Penapisan 23 Varietas Kedelai berdasarkan Vigor Daya Simpan secara Buatan dengan Vigor Daya Simpan secara Alami (VDS-buatan VS VDS-alami) ...................... 53

KESIMPULAN ............................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62 LAMPIRAN .................................................................................................... 66

Page 20: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 21: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pengaruh waktu pengusangan cepat benih kedelai secara fisik terhadap variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal (BKKN) dan daya hantar listrik (DHL) ....................................................................................................... 28

2. Pengaruh waktu pengusangan cepat benih kedelai secara kimia

terhadap variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal (BKKN) dan daya hantar listrik (DHL).......................................................................... 31

3. Rekapitulasi persamaan regresi linier, koefisien korelasi (r) dan

koefisien determinasi (R2) antara variabel pengujian viabilitas dan vigor benih kedelai dengan waktu pengusangan cepat benih secara fisik dan kimia ......................................................................................................... 33

4. Vigor awal (%) benih 23 varietas kedelai ................................................ 37

5. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel daya berkecambah (DB) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia ............................... 38

6. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel indeks vigor (IV) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia ......................................... 40

7. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel kecepatan tumbuh (KCT) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia ............................... 41

8. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel daya hantar listrik (DHL) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia ............................... 42

9. Pengaruh periode simpan benih kedelai terhadap variabel daya

berkecambah (%) ...................................................................................... 44

10. Pengaruh periode simpan benih kedelai terhadap variabel daya hantar listrik (µS cm-1 g-1) ................................................................................... 45

11. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel daya berkecambah (DB) ........................................................................... 48

Page 22: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Halaman

12. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel indeks vigor (IV) ....................................................................................... 50

13. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel kecepatan tumbuh (KCT) ........................................................................... 51

14. Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan

(VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel daya hantar listrik (DHL) .......................................................................... 52

15. Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah ......................... 54

16. Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel indeks vigor ................................... 55

17. Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel kecepatan tumbuh ......................... 56

18. Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya hantar listrik .......................... 58

19. Rekapitulasi pengelompokan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai

berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT) dan daya hantar listrik (DHL) ............................................................................................. 59

Page 23: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur benih kedelai ............................................................................... 5

2. Tampak bagian depan MPC IPB 77-1 MM .............................................. 14

3. Tampak bagian dalam MPC IPB 77-1 MM .............................................. 14

4. Tampak bagian samping MPC IPB 77-1 MM .......................................... 15

5. Perangkat pengusangan fisik pada MPC IPB 77-1 MM ........................... 16

6. Perangkat pengusangan kimia pada MPC IPB 77-1 MM ......................... 16

7. Skema tahapan penelitian ......................................................................... 17

8. Kurva hubungan waktu pengusangan cepat benih kedelai secara fisik dengan daya berkecambah benih kedelai ................................................. 34

9. Kurva hubungan waktu pengusangan cepat benih kedelai secara kimia

dengan daya berkecambah benih kedelai ................................................. 35

10. Kurva laju penurunan vigor dua varietas benih kedelai (Krakatau dan Argopuro) hasil pengusangan cepat benih secara kimia pada variabel daya berkecambah .................................................................................... 39

11. Kurva laju penurunan vigor dua varietas benih kedelai (Seulawah dan

Tanggamus) selama periode penyimpanan benih pada variabel daya berkecambah ............................................................................................. 49

Page 24: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 25: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Deskripsi kedelai varietas Burangrang ..................................................... 66

2. Deskripsi kedelai varietas Sinabung ......................................................... 67

3. Deskripsi kedelai varietas Wilis ............................................................... 68

4. Deskripsi kedelai varietas Kaba................................................................ 69

5. Deskripsi kedelai varietas Anjasmoro ...................................................... 70

6. Deskripsi kedelai varietas Malabar ........................................................... 71

7. Deskripsi kedelai varietas Dempo ............................................................ 72

8. Deskripsi kedelai varietas Lawit ............................................................... 73

9. Deskripsi kedelai varietas Tanggamus ..................................................... 74

10. Deskripsi kedelai varietas Argopuro ........................................................ 75

11. Deskripsi kedelai varietas Ijen .................................................................. 76

12. Deskripsi kedelai varietas Lokon.............................................................. 77

13. Deskripsi kedelai varietas Panderman ...................................................... 78

14. Deskripsi kedelai varietas Ratai................................................................ 79

15. Deskripsi kedelai varietas Rajabasa.......................................................... 80

16. Deskripsi kedelai varietas Tidar ............................................................... 81

17. Deskripsi kedelai varietas Grobogan ........................................................ 82

18. Deskripsi kedelai varietas Dieng .............................................................. 83

19. Deskripsi kedelai varietas Kawi ............................................................... 84

20. Deskripsi kedelai varietas Krakatau ......................................................... 85

21. Deskripsi kedelai varietas Pangrango ....................................................... 86

22. Deskripsi kedelai varietas Sindoro ........................................................... 87

Page 26: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

Halaman

23. Deskripsi kedelai varietas Seulawah ......................................................... 88

24. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel daya berkecambah ....................................................................... 89

25. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel indeks vigor ................................................................................. 90

26. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel kecepatan tumbuh ........................................................................ 91

27. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel daya hantar listrik ........................................................................ 92

28. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel daya berkecambah ............................................................................................. 93

29. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel indeks vigor .......................................................................................................... 94

30. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel kecepatan tumbuh ...................................................................................................... 95

31. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien

korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel daya hantar listrik .............................................................................................. 96

32. Pengaruh waktu pengusangan cepat benih secara kimia terhadap

variabel daya berkecambah (%) ................................................................ 97

33. Pengaruh waktu pengusangan cepat benihsecara kimia terhadap variabel daya hantar listrik(µS cm-1 g-1) ................................................... 98

Page 27: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai (Glycine max L.) merupakan bahan pangan penting dan sumber

protein nabati dengan kadar protein mencapai 36.8-45.6% (Ginting & Tasra 2007).

Kedelai merupakan bahan baku utama bagi industri tempe, tahu dan kecap yang

merupakan pangan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan. Hingga saat ini

upaya peningkatan produksi kedelai di Indonesia belum mampu memenuhi

kebutuhan industri pangan tersebut. Produksi kedelai pada tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 6.93% dibandingkan pada tahun 2009 yaitu dari 974.512 t

menjadi 907.031 t. Penurunan produksi kedelai semakin meningkat sebesar 6.97%

pada tahun 2011 (Badan Pusat Statistik 2011).

Kendala utama dalam peningkatan produksi kedelai yaitu usahatani

kedelai tidak dilakukan sepanjang tahun karena masih bertumpu pada lahan

pertanian di pulau Jawa yang dibudidayakan setelah tanaman padi serta mutu

benih kedelai cepat mengalami kemunduran selama masa penyimpanan, sehingga

keberadaan benih bermutu sulit didapatkan petani. Benih kedelai cepat mengalami

kemunduran selama masa penyimpanan karena sifatnya yang sangat peka

terhadap suhu dan kelembaban udara (Sadjad 1980). Vigor daya simpan

merupakan parameter vigor benih yang ditunjukkan dengan kemampuan benih

selama penyimpanan dalam keadaan sub optimum (Sadjad et al. 1999). Lot benih

yang menunjukkan daya berkecambah yang sama belum tentu mempunyai vigor

daya simpan yang sama, oleh karena itu vigor daya simpan benih merupakan

informasi penting yang dibutuhkan produsen, konsumen, ilmuwan, dan analis

benih.

Vigor daya simpan benih dapat dideteksi melalui berbagai simulasi

metode baik kualitatif maupun kuantitatif, diantaranya dengan Sistem Multiplikasi

Devigorasi (SMD) dengan pengusangan cepat fisik atau kimia (Sadjad 1994).

SMD merupakan suatu metode devigorasi benih secara cepat untuk menduga

vigor daya simpan benih. Terdapat dua metode devigorasi pada SMD, yaitu secara

fisik dan kimia. SMD secara fisik dapat dilakukan dengan metode pengusangan

cepat benih dengan menggunakan uap air panas. Devigorasi secara fisik dengan

Page 28: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

2

menggunakan uap air panas dapat menciptakan kondisi lembab dan panas pada

benih, sehingga dapat mengakibatkan penurunan viabilitas benih secara gradual

(Suhartanto 1994).

Metode SMD kimia dapat dilakukan dengan metode pengusangan cepat

benih dengan menggunakan uap etanol. Hasil penelitian Saenong (1986),

menunjukkan bahwa dalam benih kedelai terjadi peningkatan kadar etanol

sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan viabilitas benih selama masa

penyimpanan. Penderaan benih dengan uap etanol dengan intensitas yang semakin

tinggi dapat menurunkan viabilitas benih secara gradual (Pian 1981; Saenong

1986; Setyawati 1989; Pramono 2000). Pian (1981) menjelaskan bahwa etanol

menyebabkan kerusakan membran sel yang dapat mengakibatkan kebocoran

glukosa, nitrogen dan fosfor pada benih; serta menurunkan aktifitas enzim amilase,

dehidrogenase, peroksidase dan dekarboksilase asam glutamat, mengakibatkan

kerusakan membran sel dan menurunnya aktivitas enzim sehingga aktivitas sel

berkurang bahkan terhenti.

Perangkat keras yang dapat digunakan dalam SMD ialah Mesin

Pengusangan Cepat (MPC). Pada tahun 1977, Sadjad merancang MPC IPB 77-1

untuk menduga daya simpan benih melalui metode pengusangan cepat secara

kimia. MPC IPB 77-1 masih memiliki kelemahan pada periode waktu penderaan

yang relatif lama. Selanjutnya MPC IPB 77-1 tersebut dimodifikasi menjadi MPC

IPB 77-1 M. Berdasarkan hasil penelitian Sadjad (1992), terjadi peningkatan

efisiensi lama waktu penderaan benih dengan MPC IPB 77-1 M dari 60 menit

menjadi 30 menit untuk benih jagung, dan dari 30 menit menjadi 20 menit untuk

benih kedelai. Mesin tersebut masih memiliki kelemahan dimana benih

mengalami gesekan antar butiran serta kelembaban nisbi yang tinggi dan suhu

tidak optimum. Pada tahun 1994, dirakit MPC IPB 77-1 MM yang merupakan

hasil modifikasi MPC IPB 77-1 dan MPC 77-1 M untuk menyempurnakan sistem

pergerakan benih dalam ruang deraan dibandingkan dengan prototype yang ada

sebelumnya.

Penelitian uji SMD secara fisik dan kimia pada kasus kemunduran

viabilitas benih kedelai akibat goncangan telah dilakukan Suhartanto (1994)

dengan MPC IPB 77-1 MM. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa MPC

Page 29: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

3

IPB 77-1 MM dapat mengindikasikan kemunduran viabilitas benih kedelai akibat

goncangan berdasarkan SMD fisik. Pada tahun 2011, MPC IPB 77-1 MM

dimodifikasi lebih lanjut untuk menyempurnakan bentuk alat dan sistem

pergerakan benih dalam ruang deraan. MPC IPB 77-1 MM juga dirancang untuk

memungkinkan terjadinya devigorasi benih secara bertahap agar proses devigorasi

hanya terfokus pada benih yang akan didera. Devigorasi dilakukan dengan

menempatkan benih dalam keadaan non-stasioner dan dilakukan dengan

menggunakan uap panas (fisik) atau uap etanol (kimia) dalam waktu yang

bertahap.

Penelitian ini akan menguji efektivitas MPC IPB 77-1 MM dalam

pendugaan vigor daya simpan beberapa varietas benih kedelai, karena hingga saat

ini belum terdapat alat yang dapat digunakan untuk menduga vigor daya simpan

benih kedelai secara cepat, mudah dan akurat. Oleh karena itu, MPC IPB 77-1

MM diharapkan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mendapatkan informasi

vigor daya simpan benih kedelai secara cepat, mudah dan akurat dalam proses

penentuan kelayakan benih kedelai sebelum tahap penanaman di lapang.

Informasi hasil pengujian mutu benih kedelai yang akurat, mudah dan cepat akan

sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi para produsen, konsumen, ilmuwan

maupun analis benih.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ialah:

1. Mendapatkan metode pendugaan vigor daya simpan benih kedelai secara

cepat, mudah dan akurat dengan MPC IPB 77-1 MM.

2. Memanfaatkan MPC IPB 77-1 MM untuk penapisan vigor daya simpan

beberapa varietas benih kedelai.

Ruang Lingkup Penelitian

Berbagai penelitian yang saling terkait diperlukan untuk menjawab tujuan

dan menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan. Oleh karena itu, penelitian

ini dibagi menjadi 3 bagian penelitian yang saling terkait, yaitu (1) penentuan

Page 30: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

4

metode pengusangan cepat benih kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM; (2)

penapisan varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpannya melalui

metode pengusangan cepat benih menggunakan MPC IPB 77-1 MM; (3) pengaruh

periode simpan benih terhadap viabilitas dan vigor benih kedelai; (4)analisis

perbandingan hasil penapisan beberapa varietas benih kedelai berdasarkan vigor

daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan benih secara

alami (VDS-alami).

Page 31: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat Fisik dan Kimia Benih Kedelai

Benih kedelai (Glycine max L.) merupakan benih famili Leguminosae

yang terdiri dari embrio dan kulit benih. Bagian embrio terdiri dari plumula, poros

hipokotil akar (axis) serta dua kotiledon. Plumula embrio terdiri dari dua calon

daun dan titik tumbuh, sedangkan poros hipokotil akar merupakan bagian embrio

yang terletak di bawah kotiledon (Afifah 1991). Kotiledon mengandung bahan

makanan yang terdiri dari lemak dan protein yang jumlahnya berbeda-beda setiap

varietas, yaitu kandungan lemak kurang lebih 21% dan kandungan protein 40%

(Afifah 1991). Struktur benih kedelai dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur benih kedelai

Menurut Justice dan Bass (2002), daya simpan benih dipengaruhi oleh

faktor genetik antara lain struktur kulit benih dan komposisi kimia dalam benih.

Kulit benih kedelai tipis sehingga mudah terinfeksi cendawan, bakteri dan virus,

serta rentan terhadap kerusakan fisik dan mekanik. Berdasarkan komposisi

kimianya, benih kedelai termasuk kedalam kelompok benih berlemak dan

berprotein tinggi sebesar 18-50%. Komposisi kimia benih berhubungan dengan

daya simpan benih. Hasil penguraian lemak tak jenuh dalam benih akan

menghasilkan asam lemak bebas yang kemudian akan terurai menjadi radikal

bebas yang akan merusak fungsi enzim dalam proses metabolisme benih, yang

pada akhirnya akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran

(Wirawan dan Wahyuni 2002).

Page 32: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

6

Mutu fisiologis benih kedelai tergolong cepat mengalami kemunduran

yang ditandai oleh penurunan viabilitas dan vigor benih akibat laju respirasi yang

meningkat pada kondisi suhu dan kelembaban yang relatif tinggi (Wirawan dan

Wahyuni 2002; Rahayu et al. 2009). Hasil penelitian Tatipata et al. (2004)

menunjukkan benih kedelai yang mengalami kemunduran, mengalami penurunan

kadar fosfolipid, protein membran, fosfor anorganik mitokondria, aktivitas

spesifik suksinat dehidrogenase dan sitokrom oksidase serta laju respirasi.

Penelitian sebelumnya mengenai benih kedelai menemukan bahwa

varietas kedelai berbiji sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap,

tingkat permeabilitas rendah dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap

kondisi penyimpanan yang kurang optimal dan tahan terhadap deraan cuaca

lapang dibanding varietas yang berbiji besar dan berkulit terang (Mugnisyah

1991). Sukarman dan Raharjo (2000) melaporkan bahwa varietas kedelai berbiji

kecil dan berkulit gelap lebih toleran terhadap deraan fisik (suhu 42oC dan

kelembaban 100%) dibanding kedelai varietas berbiji besar dan berkulit terang.

Varietas Cikuray (berbiji sedang, kulit berwarna hitam) dan varietas Tidar (berbiji

kecil, kulit berwarna kuning) memiliki daya simpan yang lebih baik dibandingkan

dengan varietas Wilis (berbiji sedang, berkulit kuning). Daya tumbuh benih

varietas Wilis menurun hingga 60% setelah lima bulan penyimpanan, sedangkan

daya berkecambah benih varietas Cikuray dan varietas Tidar masih lebih dari 80%

setelah lima bulan penyimpanan.

Vigor dan Kemunduran Benih

Vigor benih merupakan kemampuan benih untuk tumbuh normal pada

kondisi sub optimum. Sadjad et al. (1999) mengkategorikan vigor benih menjadi

dua yaitu vigor kekuatan tumbuh dan vigor daya simpan, dimana keduanya

merupakan parameter yang dapat mencerminkan kondisi vigor benih. Menurut

Copeland dan McDonald (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi vigor benih

adalah kondisi lingkungan selama perkembangan benih, kondisi genetik benih dan

lingkungan penyimpanan. Faktor genetik meliputi tingkat kekerasan benih, vigor

tanaman induk, daya tahan terhadap kerusakan mekanik dan komposisi kimia

benih. Faktor lingkungan perkembangan benih meliputi kelembaban, kesuburan

Page 33: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

7

tanah dan pemanenan benih, sedangkan faktor penyimpanan benih meliputi waktu

penyimpanan dan lingkungan penyimpanan (suhu, kelembaban dan persediaan

oksigen).

Benih memiliki vigor jika benih mampu menumbuhkan tanaman normal

meski kondisi alam tidak optimum atau sub optimum. Benih yang vigor akan

menghasilkan produk diatas normal jika ditumbuhkan pada kondisi optimum.

Vigor benih mencapai tingkat maksimum pada saat benih masak fisiologis, dan

harus dipertahankan selama proses pemanenan dan proses pengolahan. Benih

yang memiliki vigor tinggi pada saat masak fisiologis akan memiliki daya simpan

panjang (Sadjad et al. 1999).

Pengujian vigor benih sangat dperlukan untuk mengetahui dengan jelas

mutu benih yang akan digunakan. Menurut Venter (2000), secara umum metode

uji vigor benih dapat dibagi kedalam beberapa kelompok yaitu uji pada kondisi

cekaman, uji biokimia, uji pertumbuhan dan evaluasi kecambah. Metode

pengusangan cepat (accelerated aging test), pengusangan cepat terkontrol

(control deterioration test) dan metode suhu dingin merupakan uji vigor benih

terhadap cekaman. Metode pengujian vigor benih dapat diterapkan setelah

memenuhi syarat diantaranya metode tersebut bersifat murah, mudah dilakukan,

tepat guna, objektif, dapat dikembangkan dan berkorelasi dengan pertumbuhan

benih di lapang (Copeland dan Mc Donald 1985).

Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara

berangsur-angsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat

perubahan fisiologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Kemunduran benih

beragam, baik antar jenis, antar varietas, antar lot, bahkan antar individu dalam

suatu lot benih. Kemunduran benih dapat menimbulkan perubahan secara

menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada penurunan viabilitas benih. Proses

penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya

berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan

kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang

ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Copeland dan

McDonald 1985).

Page 34: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

8

Kemunduran benih dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam

benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya

viabilitas benih (Sadjad 1994). Benih yang mengalami proses deteriorasi akan

menyebabkan turunnya kualitas dan sifat benih jika dibandingkan pada saat benih

tersebut mencapai masa fisiologinya. Vigor benih tertinggi dicapai pada saat

masak fisiologi, setelah itu benih akan mengalami kemunduran secara perlahan-

lahan sampai akhirnya mati. Salah satu sebab pemicu laju kemunduran benih ialah

kandungan air dalam benih. Kadar air dalam benih dipengaruhi oleh kemampuan

benih dalam menyerap dan menahan uap air. Kemampuan menahan dan menahan

uap air setiap benih berbeda, tergantung ketebalan dan struktur kulit benih serta

komposisi kimia dalam benih (Justice dan Bass 2002).

Vigor Daya Simpan

Vigor daya simpan (VDS) ialah suatu parameter vigor benih yang

ditunjukkan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam keadaan

suboptimum (Sadjad et al. 1999). Benih yang memiliki VDS tinggi mampu

disimpan untuk periode simpan yang normal dalam keadaan sub optimum dan

akan lebih panjang daya simpannya jika dalam keadaan ruang simpan optimum.

Benih yang memiliki daya simpan lama berarti benih tersebut mampu melampaui

periode simpan yang panjang. Jika benih telah melampaui masa penyimpanan dan

masih memiliki vigor kekuatan tumbuh yang tinggi, maka dapat dikatakan benih

tersebut memiliki VDS yang tinggi.

Analisis VDS dapat dikembangkan berkat ditemukannya metode

pengusangan cepat benih yang menjabarkan kemunduran benih secara buatan.

Deteriorasi merupakan kemunduran benih secara alami, sedangkan devigorasi

merupakan kemunduran benih secara buatan dengan proses pengusangan cepat

benih (Sadjad 1993).

Analisis VDS dikembangkan untuk mengukur sejauh mana benih dapat

disimpan, disimulasi dengan metode pengusangan cepat benih. Benih

diperlakukan dalam kondisi cekaman buatan berupa suhu dan kelembaban udara

tinggi ataupun berupa memberikan bahan kimia ke dalam benih. Apabila vigor

benih mengalami penurunan secara cepat dalam waktu pendek setelah diberi

Page 35: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

9

perlakuan cekaman dan menunjukkan laju penurunan tidak berbeda dengan benih

yang disimpan pada kondisi alami untuk suatu periode simpan tertentu, maka

perlakuan cekaman tersebut dapat digunakan untuk menduga vigor daya simpan

benih secara langsung. Pendugaan VDS secara tidak langsung juga dapat dilakukan

dengan membuat model simulasi yang menggambarkan hubungan VDS dengan

daya simpan benih secara alami (Sadjad et al. 1999).

Pengusangan Cepat Benih

Kemunduran benih secara alami lazimnya disebut dengan istilah

deteriorasi, sedangkan penurunan viabilitas benih yang diakibatkan oleh

perlakuan non alami seperti yang dilakukan melalui proses pengusangan cepat,

disebut dengan istilah devigorasi. Devigorasi ialah suatu metode untuk menduga

daya simpan benih. Terdapat dua metode devigorasi yaitu pengusangan cepat

benih secara fisik dan kimia. Secara fisik, benih disimpan pada suhu dan

kelembaban relatif tinggi selama beberapa hari tergantung dari spesies. Metode ini

merupakan metode uji vigor yang mana benih diberi kondisi sub optimum

sebelum benih dikecambahkan. Metode uji vigor secara kimia yaitu dengan

merendam atau menguapkan benih dengan menggunakan cairan kimia (alkohol).

Menurut Mugnisjah et al. (1994), uji pengusangan dipercepat tergolong dalam uji

vigor benih pada lingkungan sub optimum, tetapi lingkungan tersebut diberikan

sebelum benih dikecambahkan. Uji ini bermanfaat untuk menduga berapa lama

benih dapat disimpan sehingga nantinya informasi yang dihasilkan akan sangat

berguna bagi produsen, konsumen, ilmuwan dan analis benih.

Metode pengusangan cepat secara kimia dapat dilakukan dengan

menggunakan larutan etanol, uap etanol jenuh maupun larutan metanol. Addai dan

Kantanka (2006) melakukan perendaman benih kedelai dalam 20% cairan etanol

dan 20% cairan metanol selama 2 jam, kemudian menyimpulkan bahwa

perendaman dalam cairan etanol memberikan indikasi yang lebih baik pada vigor

daya simpan beberapa varietas kedelai dibandingkan dalam cairan metanol.

Addai dan Kantanka (2006) mengemukakan bahwa etanol umumnya

merupakan metode seleksi yang lebih efektif dibandingkan dengan metode

lainnya. Cairan etanol dinyatakan efektif karena telah menyebabkan perubahan

Page 36: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

10

pada sekuens yang sama dalam proses deteriorasi yang telah mengkarakterisasi

penderaan benih selama penyimpanan. Proses degradasi membran dan hilangnya

permeabilitas kontrol terjadi saat benih mengalami penderaan khususnya selama

penyimpanan. Proses produksi energi dan biosintesis dirusak dengan

menghasilkan penurunan rata-rata respirasi dan pemindahan bahan kering dari

jaringan pendukung ke aksis embrionik, sehingga benih memperlihatkan tingkat

kehilangan resistensi yang besar pada cekaman lingkungan.

Etanol adalah senyawa organik yang bersifat polar yang dapat

mendenaturasi protein pada konsentrasi tertentu (Saenong dan Sadjad 1984).

Etanol juga bersifat dehidrasi, karena dapat menyerap air yang meliputi koloid

protein dan selanjutnya terjadi denaturasi. Etanol juga dapat menghilangkan

integritas membran, meningkatkan permeabilitas dan meningkatkan kebocoran

hasil metabolisme (Ilyas 1986).

Penelitian sebelumnya pada kedelai menunjukkan bahwa kadar etanol

benih kedelai dalam penyimpanan semakin tinggi, dan viabilitasnya makin rendah

(Saenong 1986). Benih kedelai yang sudah mendapat perlakuan deraan dengan

uap etanol dengan intensitas makin tinggi juga mengandung etanol dengan kadar

yang makin tinggi, dan viabilitasnya makin rendah (Pian 1981; Saenong 1986).

Penderaan benih dengan uap etanol dengan intensitas yang semakin tinggi dapat

menurunkan viabilitas benih secara gradual (Pian 1981; Saenong 1986; Artuti

1988; Setyawati 1989; Pramono 1991). Penderaan dengan larutan etanol dengan

intensitas makin tinggi (konsentrasi makin tinggi) juga dapat menurunkan

viabilitas benih kedelai secara gradual (Pramono 2000; Chazimah 2000).

Penyimpanan Benih Kedelai

Menurut Kartono (2004), penyimpanan benih kedelai mempunyai peranan

yang sangat penting dalam mempertahankan mutu dan daya berkecambah benih.

berdasarkan hasil penelitiannya, kedelai varietas Wilis dengan kadar air >12%

yang disimpan secara konvensional pada suhu lebih dari 25oC dengan daya

berkecambah tinggi dalam waktu 3 bulan akan mengalami penurunan hingga 60%.

Benih kedelai dengan kadar air 12% yang disimpan dalam kemasan kedap udara

pada suhu ruang penyimpanan 20oC daya kecambahnya tetap 93% dalam waktu 1

Page 37: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

11

tahun dan pada suhu ruangan 15oC daya berkecambahnya dapat dipertahankan

hingga 85% selama 2 tahun. Benih kedelai yang disimpan dalam kemasan kedap

udara pada suhu ruang 10oC dengan kadar air 10% daya kecambahnya dapat

dipertahankan lebih dari 85% setelah 3 tahun penyimpanan dan benih kedelai

dengan kadar air 8% yang disimpan dalam kemasan kedap udara pada suhu 5oC

mampu mempertahankan daya berkecambah benih sekitar 98% hingga 5 tahun.

Menurut Mugnisyah (1991), sifat genetik benih antara lain tampak pada

permeabilitas dan warna kulit benih yang berpengaruh terhadap daya simpan

benih kedelai. Penelitian terdahulu menemukan bahwa varietas kedelai berbiji

sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap, tingkat permeabilitas

rendah dan memiliki ketahanan lebih baik terhadap kondisi penyimpanan yang

kurang optimal serta memiliki ketahanan terhadap cuaca lapang dibanding

varietas yang berbiji besar dan berkulit biji terang. Sukarman dan Rahardjo (2000)

melaporkan bahwa varietas kedelai berbiji kecil dan berkulit gelap lebih toleran

terhadap deraan fisik (suhu 42oC dan RH 100%) dibanding varietas kedelai berbiji

besar dan berkulit terang.

Marwanto (2004) mengemukakan pula bahwa benih kedelai yang resisten

terhadap deraan cuaca umumnya memiliki permeabilitas yang rendah. Secara

genetik, permeabilitas kulit benih kedelai hitam lebih rendah dibandingkan

dengan kedelai kuning karena kandungan lignin pada kedelai hitam lebih tinggi

dibandingkan kedelai kuning. Marwanto (2007) menyatakan bahwa kapasitas dan

penyerapan air maupun banyaknya rembesan isi sel melalui kulit benih

merupakan cerminan besar kecilnya permeabilitas kulit benih yang dikendalikan

oleh senyawa lignin yang ada di dalam kulit benih. Lignin merupakan polimer

alami yang dapat ditemukan di setiap sel kulit benih yang berfungsi sebagai

penyusun dinding sel. Menurut Priestley (1986), permeabilitas kulit benih yang

tinggi akan mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme benih,

salah satunya ialah enzim respirasi yang menggunakan substrat dari cadangan

makanan dalam benih sehingga persediaan untuk pertumbuhan embrio akan

berkurang.

Page 38: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

12

Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM

Mesin pengusangan cepat tipe IPB 77-1 direkayasa oleh Sadjad pada tahun

1977 untuk menduga daya simpan benih jagung dengan menggunakan uap etanol

95%. MPC IPB 77-1 selanjutnya dimodifikasi menjadi MPC IPB 77-1 M (Sadjad

1992). Modifikasi yang dilakukan ialah dengan memberikan mekanisme tiupan

blower sehingga benih dapat bergerak dan memberikan sumber panas dalam

ruang deraan di bagian bawah tabung benih. Mesin pengusangan cepat tipe IPB

77-1 M ini dibuat tiga ulangan, dimana masing-masing mesin dihubungkan

dengan saluran angin dan uap etanol yang dikeluarkan keluar ruangan dengan

sebuah exhaust fan. Mesin peniup angin dan aerator peniup uap etanol dibuat

terpisah, sehingga modifikasi ini dapat mewujudkan peubah-peubah peniup uap

etanol saja, peniup angin saja dan peniup angin dengan peniupan uap etanol

(Suhartanto 1994).

MPC IPB 77-1 M kemudian dimodifikasi lebih lanjut menjadi MPC IPB

77-1 MM. Modifikasi dilakukan dengan menambah mekanisme fisik (uap panas)

dan sistem pergerakan benih yang non-stationer (Sadjad et al. 1999). Suhartanto

(1994) selanjutnya melakukan penelitian pada MPC IPB 77-1 MM untuk

menyempurnakan sistem pergerakan benih dalam ruang deraan yang lebih efisien

dalam rangka uji Sistem Multiplikasi Devigorasi (SMD). Pada tahun 2011, MPC

IPB 77-1 MM dimodifikasi kembali oleh Suhartanto dengan model tampilan

ukuran alat yang lebih kecil (60% dari prototype MPC yang sebelumnya).

Page 39: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

13

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan

Desember 2011 sampai Agustus 2012.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi 23 varietas benih kedelai

yaitu, Krakatau, Kaba, Anjasmoro, Pangrango, Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis,

Malabar, Sinabung, Dieng, Panderman, Sindoro, Burangrang, Grobogan, Lokon,

Tidar, Tanggamus, Rajabasa, Ijen, Ratai, Kawi, Argopuro (Deskripsi varietas

tertera pada Lampiran 1-23), etanol 96%, garam KCl, air bebas ion, kertas merang,

plastik dan label.

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain Mesin Pengusangan

Cepat (MPC) IPB 77-1 MM, timbangan analitik, thermohigrometer, oven, cawan

kadar air, toples, gelas ukur, desicator, glassjar, conductivity meter dan alat

pengecambah benih IPB 72-1.

Spesifikasi Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM

Mesin Pengusangan Cepat (MPC) IPB 77-1 MM yang digunakan dalam

penelitian merupakan hasil modifikasi prototype MPC IPB 77-1 MM yang telah

ada sebelumnya, yang dilakukan oleh Suhartanto pada tahun 2011. Modifikasi

dilakukan dengan menyederhanakan model ukuran alat menjadi lebih kecil (60%

dari prototype MPC IPB 77-1 MM sebelumnya), serta melengkapi alat dengan

perangkat pengusangan fisik (uap panas) dan kimia (uap etanol). MPC IPB 77-1

MM memungkinkan terjadinya devigorasi (kemunduran benih secara buatan)

secara bertahap, yang dilakukan dengan cara menempatkan benih dalam keadaan

non-stationer dan penderaannya dapat dilakukan dengan uap panas maupun uap

etanol dalam periode waktu yang bertahap. Prinsip kerja MPC IPB 77-1 MM ialah

memundurkan benih secara buatan dengan mengalirkan uap panas atau uap etanol

Page 40: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

14

menggunakan kompresor, sehingga udara yang mengandung uap panas atau uap

etanol dialirkan ke dalam wadah yang telah diisi benih yang akan diusangkan

dengan bantuan motor penggerak untuk menempatkan benih pada kondisi non-

stationer.

Gambar 2 Tampak bagian depan MPC IPB 77-1 MM

MPC IPB 77-1 MM berbentuk tabung besar dengan sebuah motor

penggerak yang menempel pada bagian tutup ruang deraan (Gambar 2). Motor

tersebut dihubungkan dengan sebuah kerekan (pulley) yang berfungsi untuk

menggerakkan sebuah poros dalam ruang deraan, dimana pada permukaan poros

tersebut terpasang 12 tabung wadah benih (Gambar 3). Perputaran tabung wadah

benih tersebut akan menempatkan benih pada kondisi non-stationer, sehingga

akan memudahkan uap penderaan mengenai seluruh permukaan benih yang

terdapat dalam tabung saat proses pengusangan cepat benih berlangsung. Selain

itu, dalam ruang deraan juga terdapat saluran uap untuk mengeluarkan uap

penderaan ke dalam ruang deraan (Gambar 3).

Gambar 3 Tampak bagian dalam MPC IPB 77-1 MM

Page 41: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

15

Pada bagian samping MPC IPB 77-1 MM terdapat dua buah tombol hijau

untuk mengatur waktu masuknya uap dan waktu penderaan, serta sebuah tombol

merah sebagai timer (Gambar 4). Tombol pengatur waktu masuknya uap

berfungsi untuk berapa lama uap deraan masuk kedalam ruang deraan, sedangkan

tombol pengatur waktu penderaan berfungsi untuk mengatur berapa lama motor

yang menggerakkan tabung-tabung benih berputar dalam ruang deraan. Tombol

timer akan menyala berwarna merah dan berbunyi apabila waktu yang diatur telah

habis. Tombol-tombol tersebut dapat diatur sesuai dengan waktu yang diinginkan

sebelum proses pengusangan cepat benih dimulai.

Gambar 4 Tampak bagian samping MPC IPB 77-1 MM

MPC IPB 77-1 MM dirancang untuk penggunaan metode pengusangan

cepat fisik dengan dilengkapi sebuah botol kaca yang berfungsi untuk wadah

penampung air yang akan dipanaskan yang selanjutnya akan dialirkan secara

langsung melalui selang menuju tabung pemanas air (heater) untuk menghasilkan

uap panas. Uap panas yang dihasilkan dalam heater kemudian dialirkan menuju

tabung penampung uap panas dan kemudian uap panas akan mengalir masuk

kedalam ruang deraan. Tabung penampung uap panas dilengkapi oleh sebuah kran

yang berfungsi untuk mengatur uap panas yang keluar dari tabung penampung

uap panas. Perangkat untuk pengusangan fisik pada MPC IPB 77-1 MM secara

umum dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 42: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

16

Gambar 5 Perangkat pengusangan fisik pada MPC IPB 77-1 MM

MPC IPB 77-1 MM juga dirancang untuk penggunaan metode

pengusangan cepat benih secara kimia yang dilengkapi dengan tiga buah tabung

yang terdiri dari sebuah tabung pemanas etanol yang diapit oleh dua buah tabung

penampung uap etanol yang digunakan untuk proses pengusangan cepat benih

secara kimia. Etanol yang dimasukkan ke dalam tabung pemanas etanol kemudian

dipanaskan hingga menghasilkan uap yang selanjutnya akan mengalir melalui

selang ke dalam tabung penampung uap dan kemudian masuk ke dalam ruang

deraan. Perangkat untuk pengusangan cepat benih secara kimia pada MPC IPB

77-1 MM secara umum dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Perangkat pengusangan kimia pada MPC IPB 77-1 MM

Metode Penelitian

Penelitian dibagi dalam tiga tahap percobaan. Tahap pertama ialah

penentuan metode pengusangan cepat benih kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM.

Tahap kedua ialah penapisan beberapa varietas benih kedelai berdasarkan vigor

daya simpannya melalui metode pengusangan cepat benih dengan MPC IPB 77-1

Page 43: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

17

MM. Tahap ketiga adalah pengaruh periode simpan benih terhadap viabilitas dan

vigor benih kedelai, dan selanjutnya dilakukan analisis perbandingan hasil

penapisan beberapa varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara

buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan benih secara alami (VDS-alami).

Skema tahapan penelitian tertera pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema Tahapan Penelitian

Variabel Pengamatan 1. Kadar Air 5. Kecepatan Tumbuh 2. Daya Berkecambah 6. Bobot Kering Kecambah Normal 3. Indeks Vigor 7. Daya Hantar Listrik 4. P50

Analisis VDS-buatanvs VDS-alami

Penapisan vigor dayasimpanvarietasbenihkedelaisecaraalami

Benihkedelai

Pengusangancepatbenihsecarakimia (uapetanol)

Pengusangancepatbenihsecarafisik (uappanas)

Penapisan vigor dayasimpanvarietasbenihkedelaisecarabuatan

Metodepengusangancepatterpilih

Page 44: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

18

Pelaksanaan Penelitian

Percobaan 1 : Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM

Pengusangan Cepat Benih Kedelai secara Fisik dengan MPC IPB 77-1 MM

Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan satu faktor perlakuan, yaitu waktu pengusangan cepat benih dan empat

kali ulangan. Benih diusangkan cepat secara fisik menggunakan MPC IPB 77-1

MM selama 0 (kontrol), 1x10, 2x10, 3x10, 4x10, 5x10, 6x10 dan 7x10 menit.

Benih kedelai yang digunakan ialah benih kedelai varietas Anjasmoro dengan

jumlah benih setiap perlakuan pada setiap ulangan sebanyak 100 butir untuk

masing-masing variabel pengamatan. Benih terlebih dahulu diukur kadar airnya

sebelum diusangkan. Benih selanjutnya dikecambahkan dengan metode Uji

Kertas Digulung dalam Plastik (UKDdP) pada alat pengecambah tipe IPB 72-1.

Pengusangan Cepat Benih Kedelai secara Kimia dengan MPC IPB 77-1 MM

Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan satu faktor perlakuan, yaitu lama waktu pengusangan cepat benih dan

empat kali ulangan.Benih diusangkan cepat secara kimia selama 0 (kontrol), 1x10,

2x10, 3x10, 4x10, 5x10, 6x10 dan 7x10 menit.Benih kedelai yang digunakan ialah

benih kedelai varietas Anjasmoro dengan jumlah benih setiap perlakuan pada

setiap ulangan sebanyak 100 butir untuk masing-masing variabel pengamatan.

Sebelum benih diusangkan, benih terlebih dahulu diukur kadar airnya. Setelah

diusangkan, benih dikecambahkan dengan metode Uji Kertas Digulung dalam

Plastik (UKDdP) pada alat pengecambah tipe IPB 72-1.

Model linier rancangan yang digunakan dalam penelitian ialah sebagai

berikut,

Y ij = μ + τ i + ε ij (i = 1, 2, 3, 4,…, 8; j = 1, 2, 3, 4)

Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan pengusangan cepat benih ke-i dan

ulangan ke-j

μ : Nilai tengah umum

Page 45: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

19

τi : Pengaruh perlakuan pengusangan cepat benih ke-i

εij : Galat percobaan

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji F

pada taraf 5%. Apabila didapatkan hasil yang berpengaruh nyata, maka dilakukan

analisis lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Penentuan Metode Terpilih

Penentuan metode terpilih dilakukan melalui pendekatan dengan analisis

regresi linier sederhana dan analisis korelasi. Pendekatan dengan analisis regresi

linier sederhana bertujuan mengetahui dan menduga hubungan antara lama waktu

pengusangan cepat benih dengan berbagai peubah viabilitas dan vigor benih.

Persamaan regresi linier yang diperoleh dari analisis tersebut yaitu:

y = a + bx

Dimana,

y : Peubah viabilitas dan vigor benih (peubah tak bebas)

a : Titik potong garis dengan sumbu y

b : Kemiringan garis

x : Waktu pengusangan cepat benih (peubah bebas)

Pendekatan dengan analisis regresi linier selain itu juga bertujuan untuk

melihat pula nilai koefisien determinasi (R-Sq atau R2). Metode pengusangan

cepat benih yang dipilih ialah metode pengusangan cepat benih dengan nilai R2

tertinggi pada persamaan regresi linier, dimana menurut Mattjik dan Sumertajaya

(2006) semakin besar nilai R2 maka model persamaan semakin mampu

menerangkan variabel y.

Pendekatan dengan analisis korelasi dilakukan antara berbagai peubah

viabilitas dan vigor benih dengan waktu pengusangan cepat benih, dimana sumbu

x ialah waktu pengusangan cepat benih dan sumbu y ialah peubah viabilitas dan

vigor benih. Nilai koefisien korelasi (r) digunakan untuk melihat keeratan

hubungan kedua peubah (Walpole 1997). Nilai koefisien korelasi yang mendekati

1 (r ≈ 1) menggambarkan adanya keeratan hubungan antara berbagai peubah

viabilitas dan vigor benih dengan waktu pengusangan cepat benih.

Page 46: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

20

Prosedur Pelaksanaan

Perlakuan Benih Lot benih kedelai varietas Anjasmoro terlebih dahulu diukur kadar airnya,

kemudian direaktivasi sebelum diusangkan dengan cara dilembabkan selama 11

jam. Setelah benih direaktifasi selama 11 jam, benih diuji dengan dua metode

pengusangan cepat benih yaitu,

1. Pengusangan cepat benih kedelai secara fisik dengan MPC IPB 77-1 MM

Pengusangan cepat benih kedelai secara fisik menggunakan MPC

IPB 77-1 ini dilakukan dengan menggunakan uap panas. Uap panas

tersebut dihasilkan melalui proses pemanasan 900 ml air yang kemudian

uap panas yang dihasilkan akan ditampung dan dialirkan ke dalam ruang

deraan benih. Suhu dan kelembaban udara dalam ruang deraan akan

mencapai konstan pada 51-52 oC dan 87-89% selama 90-120 menit.

Selama proses pemanasan sampai uap panas masuk ke dalam ruang deraan,

kran keluaran uap panas perlu dibuka untuk mengatur suhu dalam ruang

deraan dengan cara membuang sebagian uap panas keluar. Setelah suhu

dan kelembaban di dalam ruang deraan konstan, benih kedelai didera

dengan uap panas selama 0, 1x10, 2x10, 3x10, 4x10, 5x10, 6x10 dan 7x10

menit.

2. Pengusangan cepat benih kedelai secara kimia dengan MPC IPB 77-1 MM

Pengusangan cepat benih kedelai secara kimia menggunakan MPC

IPB 77-1 ini dilakukan dengan menggunakan uap etanol 96%. Uap etanol

dalam ruang deraan berasal dari proses pemanasan ±50 ml etanol 96%

yang kemudian dialirkan ke dalam ruang deraan benih. Pengusangan cepat

benih secara kimia menggunakan MPC IPB 77-1 MM ini tidak

memerlukan waktu lama dalam proses pemanasan terlebih dahulu seperti

pada proses pengusangan cepat benih secara fisik, sehingga benih kedelai

dapat langsung didera dengan uap etanol selama 0, 1x10, 2x10, 3x10,

4x10, 5x10, 6x10 dan 7x10 menit. Suhu dan kelembaban udara dalam

ruang deraan selama proses pengusangan berlangsung yaitu 30-32 oC dan

80-82%.

Page 47: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

21

Jumlah benih setiap perlakuan pada setiap ulangan yaitu 100 benih untuk

masing-masing analisis viabilitas dan vigor benih yang meliputi daya

berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah normal

dan daya hantar listrik.

Percobaan 2 : Penapisan Varietas Benih Kedelai Berdasarkan Vigor Daya Simpannya melalui Metode Pengusangan Cepat Benih menggunakan MPC IPB 77-1 MM

Pada percobaan ini, 23 varietas benih kedelai diusangkan dengan

menggunakan metode pengusangan cepat benih terpilih hasil percobaan pertama.

Varietas benih kedelai yang digunakan dalam percobaan ialah Krakatau, Kaba,

Anjasmoro, Pangrango, Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis, Malabar, Sinabung,

Dieng, Panderman, Sindoro, Burangrang, Grobogan, Lokon, Tidar, Tanggamus,

Rajabasa, Ijen, Ratai, Kawi dan Argopuro dengan jumlah benih setiap perlakuan

pada setiap ulangan sebanyak 50 butir untuk masing-masing variabel pengamatan.

Data pada percobaan ini dianalisis menggunakan pendekatan analisis

regresi linier sederhana. Pendekatan analisis regresi linier bertujuan untuk

mengetahui dan membandingkan hubungan antara berbagai peubah viabilitas dan

vigor benih dengan peubah waktu pengusangan cepat benih. Persamaan regresi

linier yang diperoleh yaitu,

y = a + bx

Dimana,

y : Peubah viabilitas dan vigor benih (peubah tak bebas)

a : Titik potong garis dengan sumbu y

b : Kemiringan garis

x : Waktu pengusangan cepat benih (peubah bebas)

Pendekatan dengan analisis korelasi juga dilakukan antara berbagai

peubah viabilitas dan vigor benih dengan waktu pengusangan cepat benih, dimana

sumbu x ialah waktu pengusangan cepat benih dan sumbu y ialah peubah

viabilitas dan vigor benih. Nilai koefisien korelasi (r) digunakan untuk melihat

keeratan hubungan kedua peubah (Walpole 1997). Nilai koefisien korelasi yang

Page 48: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

22

mendekati 1 (r ≈ 1) menggambarkan adanya keeratan hubungan antara berbagai

peubah viabilitas dan vigor benih dengan waktu pengusangan cepat benih.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier yang menggambarkan hubungan

antara waktu pengusangan (sumbu x) dan variabel viabilitas dan vigor benih

(sumbu y), akan diperoleh sudut kemiringan garis regresi (α). Data selanjutnya

dianalisis berdasarkan nilai vigor daya simpan (VDS) yang merupakan fungsi nilai

dari vigor awal (VA) benih dibagi dengan sudut kemiringan garis regresi (α).

Vigor daya simpan VDS Vigor awal VA

Sudut kemiringan garis regresi linier

Nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas kedelai tersebut selanjutnya

akan dikelompokkan menjadi dua kelompok benih yang memiliki nilai vigor daya

simpan (VDS) tinggi (diatas rata-rata) dan kelompok benih dengan nilai vigor daya

simpan (VDS) rendah (dibawah rata-rata) pada masing-masing variabel

pengamatan.

Prosedur Pelaksanaan

Lot benih 23 varietas kedelai (Krakatau, Kaba, Anjasmoro, Pangrango,

Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis, Malabar, Sinabung, Dieng, Panderman, Sindoro,

Burangrang, Grobogan, Lokon, Tidar, Tanggamus, Rajabasa, Ijen, Ratai, Kawi,

Argopuro) terlebih dahulu diukur kadar airnya, kemudian direaktifasi sebelum

diusangkan dengan cara dilembabkan selama 11 jam. Setelah benih direaktifasi

selama 11 jam, benih diusangkan dalam MPC IPB 77-1 MM menggunakan

metode pengusangan cepat benih terpilih hasil percobaan pertama, kemudian

benih dikecambahkan dengan metode Uji Kertas Digulung dalam Plastik

(UKDdP) pada alat pengecambah benih tipe IPB 72-1.

Jumlah benih setiap perlakuan pada setiap ulangan yaitu 50 butir untuk

masing-masing variabel pengamatan yang meliputi kadar air awal benih, daya

berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah normal

dan daya hantar listrik.

Page 49: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

23

Percobaan 3 : Pengaruh Periode Simpan Benih terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kedelai

Pada percobaan ini, benih 23 varietas kedelai (Krakatau, Kaba, Anjasmoro,

Pangrango, Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis, Malabar, Sinabung, Dieng,

Panderman, Sindoro, Burangrang, Grobogan, Lokon, Tidar, Tanggamus, Rajabasa,

Ijen, Ratai, Kawi dan Argopuro) disimpan selama 0, 2 4, 6, 8 dan 10 minggu pada

ruang simpan tertutup dengan pengaturan suhu dan kelembaban udara

menggunakan larutan garam jenuh. Larutan garam jenuh yang digunakan ialah

KCl pada kesetimbangan kelembaban udara 83-85% dengan suhu ruang simpan

28-32 oC.

Data pada percobaan ini dianalisis menggunakan pendekatan analisis

regresi linier sederhana. Pendekatan analisis regresi linier bertujuan untuk

mengetahui dan membandingkan hubungan antara berbagai peubah viabilitas dan

vigor benih dengan peubah waktu penyimpanan benih. Persamaan regresi linier

yang diperoleh yaitu,

y = a + bx

Dimana,

y : Peubah viabilitas dan vigor benih (peubah tak bebas)

a : Titik potong garis dengan sumbu y

b : Kemiringan garis

x : Waktu penyimpanan benih (peubah bebas)

Pendekatan dengan analisis korelasi juga dilakukan antara berbagai

peubah viabilitas dan vigor benih dengan waktu penyimpanan benih, dimana

sumbu x ialah waktu penyimpanan benih dan sumbu y ialah peubah viabilitas dan

vigor benih. Nilai koefisien korelasi (r) digunakan untuk melihat keeratan

hubungan kedua peubah (Walpole 1997). Nilai koefisien korelasi yang mendekati

1 (r ≈ 1) menggambarkan adanya keeratan hubungan antara berbagai peubah

viabilitas dan vigor benih dengan waktu penyimpanan benih.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier yang menggambarkan hubungan

antara waktu penyimpanan (sumbu x) dengan variabel viabilitas dan vigor benih

(sumbu y), akan diperoleh sudut kemiringan garis regresi (α). Selanjutnya

Page 50: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

24

dilakukan analisis nilai vigor daya simpan (VDS) yang merupakan fungsi nilai dari

vigor awal (VA) benih dibagi dengan sudut kemiringan garis regresi (α).

Vigor daya simpan VDS Vigor awal VA

Sudut kemiringan garis regresi linier

Nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas kedelai tersebut selanjutnya akan

dikelompokkan menjadi dua kelompok benih yang memiliki nilai vigor daya

simpan (VDS) tinggi (diatas rata-rata) dan kelompok benih dengan nilai vigor daya

simpan (VDS) rendah (dibawah rata-rata) pada masing-masing variabel

pengamatan.

Prosedur Pelaksanaan

Lot benih 23 varietas kedelai (Krakatau, Kaba, Anjasmoro, Pangrango,

Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis, Malabar, Sinabung, Dieng, Panderman, Sindoro,

Burangrang, Grobogan, Lokon, Tidar, Tanggamus, Rajabasa, Ijen, Ratai, Kawi,

Argopuro) terlebih dahulu diukur kadar airnya, kemudian disortir untuk

selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan kantung plastik PP. Benih 23 varietas

kedelai dalam kemasan tersebut kemudian disimpan selama 0 (kontrol), 2, 4, 6, 8

dan 10 minggu pada ruang simpan tertutup dengan pengaturan suhu dan

kelembaban udara menggunakan larutan garam jenuh KCl pada kesetimbangan

kelembaban udara 83-85% dengan suhu ruang simpan 28-32 oC (Hall 1957).

Setelah benih disimpan, benih kemudian dikecambahkan dengan metode

Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKDdP) pada alat pengecambah benih tipe

IPB 72-1. Jumlah benih setiap perlakuan pada setiap ulangan yaitu 50 butir untuk

masing-masing variabel pengamatan viabilitas dan vigor benih yang meliputi

kadar air awal benih, daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot

kering kecambah normal dan daya hantar listrik.

Analisis Perbandingan Hasil Penapisan Beberapa Varietas Benih Kedelai berdasarkan Vigor Daya Simpan secara Buatan (VDS-buatan) dengan Vigor

Daya Simpan Benih secara Alami (VDS-alami)

Berdasarkan data hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpannya melalui metode pengusangan cepat benih menggunakan

MPC IPB 77-1 MM (VDS-buatan) dengan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai

Page 51: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

25

x 100%

berdasarkan vigor daya simpan alami benih (VDS-alami), selanjutnya dilakukan

analisis tingkat kesesuaian. Analisis tingkat kesesuaian penapisan berdasarkan

VDS-buatan dengan VDS-alami dilakukan dengan cara menghitung persentase

kesesuaian hasil penapisan 23 varietas benih kedelai pada masing-masing variabel

pengamatan sesuai dengan rumus sebagai berikut,

∑ varietas dalam kelompok VDS-alami dan buatan yang sama %KS variabel x = x100%

∑ varietas yang dibandingkan

Keterangan,

%KS variabel x: Persentase kesesuaian penapisan varietas berdasarkan nilai vigor

daya simpan pada variabel x

Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk menganalisis viabilitas dan vigor benih.

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi beberapa variabel

pengamatan sebagai berikut :

1. Kadar Air (%)

Pengukuran kadar air benih dilakukan dengan menggunakan

metode oven suhu rendah konstan (103±2 oC) selama (17±1) jam. Kadar

air benih dihitung dengan rumus:

(M2 – M1)

(M2 – M3)

Keterangan :

M1 : Berat cawan + tutup

M2 : Berat benih + M1 sebelum dioven

M3 : Berat benih + M1 setelah dioven

2. Daya Berkecambah (%)

Uji daya berkecambah dilakukan dengan metode UKDdp (Uji

Kertas Didirikan dalam Plastik). Daya berkecambah (DB) benih dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kadar Air =

Page 52: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

26

Daya Berkecambah %KN I KN II

Jumlah benih yang dikecambahkan x 100%

Keterangan :

KN I : Jumlah kecambah normal pada hari hitung pertama (hari ke-3)

KN II : Jumlah kecambah normal pada hari hitung kedua (hari ke-5)

3. Indeks Vigor (%)

Persentase kecambah normal pada hitungan pertama pengujian

daya berkecambah menunjukkan persentase benih yang mampu

berkecambah dalam kondisi optimum dan sub optimum, serta

menunjukkan nilai indeks vigor benih tersebut. Nilai indeks vigor benih

kedelai diperoleh pada hari ketiga pengamatan daya berkecambah.

Indeks Vigor %KN I

Jumlah benih yang dikecambahkan x 100%

Keterangan :

KN I : Jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-3)

4. Kecepatan tumbuh (% kecambah normal/etmal)

Pengujian kecepatan tumbuh dilakukan dengan mengambil dan

menghitung jumlah kecambah normal setiap etmal (24 jam) dimulai sejak

hari pertama pengecambahan hingga hari ke-5. Nilai kecepatan tumbuh

menunjukkan persentase rerata kecambah yang tumbuh setiap hari. Nilai

kecepatan tumbuh benih dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

KCT= dt

0

Keterangan :

KCT : Kecepatan tumbuh (% kecambah normal/etmal)

t : Kurun waktu perkecambahan

d : Persentase kumulatif kecambah normal per etmal

5. Bobot Kering Kecambah Normal (g)

Seluruh bagian kecambah normal dibungkus dengan menggunakan

kertas, kemudian dioven pada suhu 60 oC selama 3x24 jam. Kecambah

Page 53: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

27

yang telah dioven kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama ±30

menit dan kemudian ditimbang.

6. P50 (menit)

P50 merupakan pengukuran waktu pada saat perkecambahan

menurun hingga 50% dari total perkecambahan benih. Satuan yang

digunakan adalah menit.

7. Daya Hantar Listrik (µS cm-1 g-1)

Pengujian daya hantar listrik (conductivity test) merupakan metode

pengujian untuk mengetahui tingkat kebocoran zat metabolik dalam benih

yang berasal dari adanya kerusakan membran kulit benih akibat deraan.

Lot benih kedelai diambil sebanyak 50 butir secara acak, kemudian

dimasukkan ke dalam glassjar, kemudian di tambahkan 250 ml air bebas

ion. Glassjar ditutup dengan alumunium foil kemudian diletakkan pada

kondisi suhu 20±2 oC selama 24 jam. Kemudian benih disaring dan air

hasil perendaman benih diukur daya hantar listriknya menggunakan

conductivity meter. Perhitungan konduktivitas benih menggunakan rumus

sebagai berikut:

konduktivitas sampel blanko μs. cm 1

berat benih g

Page 54: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

28

Page 55: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 56: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode

pengusangan cepat benih kedelai menggunakan MPC IPB 77-1 MM yang sesuai

untuk menduga vigor daya simpan benih kedelai. Metode pengusangan cepat

benih yang dilakukan ialah metode pengusangan cepat benih secara fisik

menggunakan uap panas serta metode pengusangan cepat benih secara kimia

menggunakan uap etanol, selanjutnya dari kedua metode pengusangan cepat

tersebut dipilih satu metode yang dianggap sesuai untuk diaplikasikan dalam

pendugaan vigor daya simpan benih kedelai menggunakan MPC IPB 77-1 MM.

Pengusangan Cepat Benih Kedelai secara Fisik dengan MPC IPB 77-1 MM

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa

pengusangan cepat benih kedelai secara fisik dengan menggunakan MPC IPB 77-

1 MM memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel daya berkecambah

(DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal

(BKKN), dan daya hantar listrik (DHL) (Tabel 1).

Tabel 1 Pengaruh waktu pengusangan cepat benih kedelai secara fisik terhadap variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal (BKKN), dan daya hantar listrik (DHL)

Pengusangan Cepat Fisik

(menit)

DB (%)

IV (%)

KCT (%KN / etmal)

BKKN (g)

DHL (µS cm-1 g-1)

0x10 (kontrol) 100 a 088 a 46.16 a0 0.06 a0 09.88 h 1x10 092 ab 078 b 41.78 ab 0.06 a0 10.97 g 2x10 089 ab 070 b 39.29 bc 0.05 ab 11.86 f 3x10 083 bc 059 c 35.59 cd 0.05 c0 13.64 e 4x10 077 bc 040 d 30.16 de 0.05 bc 15.92 d 5x10 070 cd 028 e 25.91 ef 0.04 d0 16.13 c 6x10 056 de 024 ef 21.14 fg 0.04 d0 18.53 b 7x10 043 e 019 f 16.31 g0 0.04 d0 20.77 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Page 57: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

29

Metode pengusangan cepat benih secara fisik dapat menyebabkan

terjadinya penurunan pada variabel daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan

tumbuh dan bobot kering kecambah normal seiring dengan semakin

bertambahnya lama waktu pengusangan cepat benih secara fisik, sebaliknya

terjadi kenaikan pada variabel daya hantar listrik seiring dengan semakin

bertambahnya waktu pengusangan cepat benih secara fisik.

Pengusangan cepat benih secara fisik dilakukan dengan cara

mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban tinggi, dimana suhu dan

kelembaban yang tinggi akan saling berinteraksi dalam menyebabkan penurunan

atau kemunduran benih yang ditandai dengan penurunan viabilitas dan vigor

benih. Benih ketika diusangkan dengan pengusangan cepat benih secara fisik

menggunakan uap panas akan menyerap air dari lingkungannya sehingga kadar air

dalam benih akan mengalami peningkatan. Harrington (1972) menyatakan bahwa

setiap kenaikan 1% kadar air dalam benih dan kenaikan 5 oC suhu akan

mengurangi setengah daya hidup benih. Kandungan air yang tinggi dalam benih

akan meningkatkan aktivitas enzim sehingga mempercepat terjadinya proses

respirasi, selain itu juga terjadi perombakan cadangan makanan yang berlangsung

cepat dalam benih sehingga akan menyebabkan benih kehabisan energi pada

jaringan penting (meristem) sehingga benih cepat mengalami kemunduran.

Metode pengusangan cepat benih secara fisik dengan menggunakan MPC

IPB 77-1 MM sebaliknya mengakibatkan terjadinya peningkatan pada variabel

daya hantar listrik, hal ini dikarenakan kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi

selama proses pengusangan cepat benih secara fisik telah menyebabkan terjadinya

kebocoran membran sel pada benih kedelai. Kebocoran membran sel dapat

menyebabkan penurunan viabilitas dan vigor benih. Viera et al. (2001)

mengungkapkan bahwa pada benih kedelai akan mengalami peningkatan daya

hantar listrik jika benih diletakkan pada kondisi suhu tinggi. Saenong (1986) juga

mengungkapkan bahwa semakin menuanya benih akan mengakibatkan semakin

tinggi pula tingkat kebocoran metabolit dalam benih, hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanti (2004) yang mana proses penuaan

pada benih kedelai kuning yang disimpan pada kondisi suhu tinggi dapat

mengakibatkan kebocoran membran sel menjadi semakin tinggi, serta

Page 58: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

30

permeabilitas sel akan semakin menurun. Kerusakan membran sel juga akan

mempengaruhi kondisi embrio dan kotiledon yang sebagian besar terdiri atas

karbohidrat, protein serta lemak yang berguna untuk perkecambahan benih.

Berdasarkan hasil penelitian pengusangan cepat benih secara fisik yang

ditampilkan pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa variabel daya berkecambah dan

bobot kering kecambah normal tidak dapat membedakan hasil perlakuan

pengusangan cepat fisik antara 0 (kontrol), 1x10 dan 2x10 menit, sedangkan

variabel indeks vigor dapat membedakan hasil perlakuan kontrol dengan

perlakuan pengusangan selama 1x10 menit, tetapi variabel indeks vigor tidak

dapat membedakan perlakuan pengusangan selama 1x10 menit dengan

pengusangan selama 2x10 menit. Variabel kecepatan tumbuh dapat membedakan

hasil perlakuan kontrol dengan perlakuan pengusangan selama 2x10 menit, tetapi

variabel tersebut tidak dapat membedakan antara hasil perlakuan pengusangan

selama 1x10 menit dengan 2x10 menit. Variabel daya hantar listrik sebaliknya

dapat membedakan setiap hasil perlakuan pengusangan cepat fisik secara

signifikan.

MPC IPB 77-1 MM masih memiliki kelemahan bila ditinjau dari segi

pengoperasian untuk pengusangan cepat benih secara fisik. Pengusangan cepat

benih secara fisik membutuhkan waktu 90-120 menit untuk mencapai suhu

konstan 51-52 oC, selain itu perlu adanya pengawasan terhadap kran uap panas

saat proses pemanasan air sehingga kran harus selalu dibuka tutup untuk menjaga

tekanan dalam heater agar tidak terlalu tinggi. Metode pengusangan cepat benih

secara fisik menggunakan MPC IPB 77-1 MM membutuhkan waktu relatif lama

untuk mencapai suhu 51-52 oC, namun pengusangan cepat benih secara fisik

dengan MPC IPB 77-1 MM dapat memberikan indikasi yang baik. Hal tersebut

menunjukkan bahwa MPC IPB 77-1 MM mampu membuat kemunduran benih

secara gradual dengan baik.

Pengusangan Cepat Benih Kedelai secara Kimia dengan MPC IPB 77-1 MM

Prosedur metode pengusangan cepat benih secara kimia cenderung lebih

mudah dijalankan dibandingkan metode pengusangan cepat benih secara fisik, hal

Page 59: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

31

ini dikarenakan lot benih kedelai dapat langsung diusangkan tanpa menunggu

terlebih dahulu suhu dan kelembaban ruang deraan konstan.

Secara umum, hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa

pengusangan cepat benih kedelai secara kimia dengan MPC IPB 77-1 MM

memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel daya berkecambah (DB),

indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal

(BKKN), dan daya hantar listrik (DHL). Pengusangan cepat benih secara kimia

dengan MPC IPB 77-1 MM menyebabkan terjadinya penurunan pada variabel

daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah

normal serta peningkatan pada variabel daya hantar listrik seiring dengan semakin

bertambahnya waktu pengusangan cepat benih (Tabel 2).

Tabel 2 Pengaruh waktu pengusangan cepat benih kedelai secara kimia terhadap daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), bobot kering kecambah normal (BKKN) dan daya hantar listrik (DHL)

Pengusangan Cepat Kimia

(menit)

DB (%)

IV (%)

KCT (%KN / etmal)

BKKN (g)

DHL (µS cm-1 g-1)

0x10 (kontrol) 100 a 88 a 46.16 a 0.05 a0 09.88 h 1x10 0 90 ab 64 b 38.58 b 0.05 b0 11.79 g 2x10 085 b 35 c 31.37 c 0.05 b0 17.32 f 3x10 069 c 0 d 20.66 d 0.04 c0 19.04 e 4x10 054 d 0 d 16.47 e 0.04 cd 24.62 d 5x10 041 e 0 d 11.97 f 0.04 d0 28.03 c 6x10 030 e 0 d 8.95 f 0.03 e0 29.40 b 7x10 012 f 0 d 3.68 g 0.03 e0 29.82 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengusangan cepat benih

secara kimia dengan menggunakan uap etanol mampu menurunkan mutu benih.

Hasil penelitian Pian (1981) dan Saenong (1986) pada benih kedelai menunjukkan

bahwa benih yang sudah mendapat perlakuan deraan dengan uap etanol dengan

intensitas makin tinggi juga mengandung etanol dengan kadar makin tinggi dalam

benih, yang mengakibatkan terjadinya perubahan sifat molekul makro yang

berpengaruh terhadap penurunan aktivitas enzim, kerusakan membran sel,

mitokondria dan organel lainnya yang berperan dalam perkecambahan benih.

Kerusakan membran sel dan penurunan aktivitas enzim mengakibatkan aktivitas

Page 60: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

32

sel dalam benih akan berkurang atau terhenti sehingga mengakibatkan penurunan

viabilitas benih secara gradual (Artuti 1988; Setyawati 1989; Pramono 1991).

Berdasarkan hasil penelitian pengusangan cepat benih secara kimia yang

ditampilkan pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa variabel daya berkecambah

tidak dapat membedakan hasil perlakuan kontrol dengan perlakuan pengusangan

selama 1x10 menit. Variabel indeks vigor dapat membedakan hasil perlakuan

kontrol dengan perlakuan pengusangan selama 1x10, 2x10 dan 3x10 menit, akan

tetapi indeks vigor tidak dapat membedakan hasil perlakuan pengusangan selama

3x10 hingga 7x10 menit karena belum terdapat perkecambahan benih. Variabel

kecepatan tumbuh dapat membedakan hasil setiap perlakuan pengusangan kecuali

antara titik pengusangan selama 5x10 dengan 6x10 menit. Variabel bobot kering

kecambah normal dapat membedakan hasil perlakuan kontrol dengan perlakuan

pengusangan selama 1x10 menit, tetapi variabel tersebut tidak dapat membedakan

hasil pengusangan selama 1x10 dengan pengusangan selama 2x10 menit. Variabel

daya hantar listrik sebaliknya dapat membedakan setiap hasil perlakuan

pengusangan cepat kimia secara signifikan.

Metode pengusangan cepat benih secara kimia dengan menggunakan uap

etanol sangat bermanfaat untuk mendekati kemunduran benih yang sebenarnya.

Pelaksanaan metode pengusangan cepat benih secara kimia dengan menggunakan

MPC IPB 77-1 MM lebih praktis jika dilihat dari cara pengoperasian dan waktu

pengusangan benih yang cukup singkat.

Penentuan Metode Terpilih

Metode pengusangan cepat benih ditentukan berdasarkan persamaan hasil

analisis regresi linier yang dibentuk berdasarkan data variabel viabilitas dan vigor

benih. Pengusangan cepat benih kedelai baik secara fisik maupun kimia dengan

menggunakan MPC IPB 77-1 MM memberikan pengaruh terhadap kemunduran

viabilitas dan vigor benih kedelai. Pengaruh tersebut terlihat berdasarkan pada

persamaan garis regresi linier yang berkorelasi negatif kecuali pada variabel daya

hantar listrik (Tabel 3). Korelasi negatif tersebut menunjukkan hubungan yang

berbanding terbalik antara kedua peubah (waktu pengusangan cepat benih sebagai

peubah x serta viabilitas dan vigor benih sebagai peubah y) yang menunjukkan

Page 61: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

33

bahwa semakin lama waktu pengusangan cepat benih, maka viabilitas dan vigor

benih akan semakin menurun. Korelasi positif menunjukkan hubungan yang

berbanding lurus antara peubah waktu pengusangan cepat benih dan daya hantar

listrik, yang menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengusangan cepat benih

maka benih akan mengalami peningkatan pada variabel daya hantar listrik.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier dan korelasi yang menggambarkan

hubungan antara waktu pengusangan cepat benih kedelai (x) dengan variabel

viabilitas dan vigor benih kedelai (y) pada Tabel 3, nilai koefisien korelasi (r)

yang dicapai oleh seluruh variabel daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan

tumbuh, bobot kering kecambah normal serta daya hantar listrik hampir

mendekati satu (r ≈ 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keeratan

hubungan secara nyata antara waktu pengusangan cepat benih baik secara fisik

maupun kimia dengan variabel viabilitas dan vigor benih, dimana semakin lama

waktu pengusangan cepat benih baik secara fisik maupun kimia maka viabilitas

dan vigor benih akan semakin menurun.

Tabel 3 Rekapitulasi persamaan regresi linier, koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) antara variabel pengujian viabilitas dan vigor benih kedelai dengan waktu pengusangan cepat benih secara fisik dan kimia

Pengusangan Fisik Pengusangan Kimia Persamaan Regresi R2 r Persamaan Regresi R2 r

Daya Berkecambah (%) y = 103 - 0.764 x 0.89 -0.94** y = 104.4 - 1.265 x 0.97 -0.98**

Indeks Vigor (%) y = 88.17 - 1.069 x 0.97 -0.98** y = 72.46 - 1.525 x 0.81 -0.90**

Kecepatan Tumbuh (% kecambah normal /etmal) y = 46.95 - 0.426 x 0.98 -0.98** y = 43.66 - 0.609 x 0.98 -0.98**

Bobot Kering Kecambah Normal (g) y = 0.056 - 0.00029 x 0.94 -0.97** y = 0.055 - 0.00036 x 0.95 -0.98**

Daya Hantar Listrik (µs cm-1 g-1) y = 9.339 – 1.537 x 0.96 0.98** y = 10.19 – 3.159 x 0.97 0.98**

Keterangan : y: Peubah viabilitas dan vigor benih; x: Peubah waktu pengusangan (menit). Angka yang diikuti oleh tanda (*) adalah nyata pada taraf 5%, (**) adalah sangat nyata pada taraf 1%, dan (tn) adalah tidak nyata pada taraf 5%.

Analisis regresi linier terhadap metode pengusangan cepat benih baik

secara fisik maupun kimia pada variabel viabilitas dan vigor benih dilakukan

untuk melihat pula nilai koefisien determinasi (R-Sq atau R2). Metode

Page 62: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

34

pengusangan cepat benih yang baik ialah metode pengusangan cepat benih dengan

nilai R2 tertinggi pada persamaan regresi. Metode pengusangan cepat benih baik

secara fisik dan kimia memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai R2

yang besar menunjukkan semakin besar keragaman pada variabel viabilitas dan

vigor benih yang digambarkan oleh variabel waktu pengusangan cepat benih.

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa setiap

penambahan waktu pengusangan dapat menyebabkan semakin menurunnya

variabel viabilitas dan vigor benih. Nilai koefisien kemiringan garis regresi linier

(b) pada seluruh variabel pengamatan pengusangan cepat benih secara kimia yaitu

daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, bobot kering kecambah

normal dan daya hantar listrik, lebih tinggi dibandingkan dengan pengusangan

cepat benih secara fisik. Hal tersebut menunjukkan bahwa laju penurunan variabel

viabilitas dan vigor benih akibat pengusangan cepat benih secara kimia lebih

cepat dibandingkan dengan pengusangan cepat benih secara fisik.

Metode pengusangan cepat benih juga dipilih berdasarkan kurva regresi

linier yang dibentuk oleh data rata-rata variabel daya berkecambah. Metode

pengusangan cepat benih yang dipilih juga didasarkan pada tingkat kemudahan

pelaksanaan metode pengusangan cepat benih dan kecepatan waktu pelaksanaan

metode pengusangan cepat benih. Waktu pengusangan cepat benih yang akan

digunakan pada penelitian selanjutnya ialah waktu pengusangan cepat benih yang

dibutuhkan hingga perkecambahan benih kedelai menurun sebesar 50% dari

keseluruhan jumlah total benih yang dikecambahkan.

706050403020100

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Wak tu Pe ng us ang an (me nit)

Day

a B

erke

cam

bah

(%)

Gambar 8 Kurva hubungan waktu pengusangan cepat benih kedelai secara fisik

dengan daya berkecambah benih kedelai

Page 63: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

35

Persamaan regresi linier yang dihasilkan pada metode pengusangan cepat

benih secara fisik ialah y = 103 - 0.764 x, dimana y merupakan variabel daya

berkecambah dan x ialah waktu pengusangan cepat benih secara fisik. Nilai R2

pada pengusangan cepat benih secara fisik ialah 89%. Daya berkecambah pada

metode pengusangan cepat benih secara fisik mengalami penurunan hingga

mencapai 50% dari keseluruhan total benih yang dikecambahkan pada

pengusangan cepat fisik selama 6x10 hingga 7x10 menit (Gambar 8).

706050403020100

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Waktu Pengusangan (menit)

Day

a B

erke

cam

bah

(%)

Gambar 9 Kurva hubungan waktu pengusangan cepat benih kedelai secara kimia

dengan daya berkecambah benih kedelai

Persamaan regresi linier yang dihasilkan pada pengusangan cepat benih

secara kimia ialah y = 104.4 - 1.265 x, dimana y merupakan variabel daya

berkecambah dan x ialah waktu pengusangan cepat benih secara kimia. Nilai R2

pada pengusangan cepat benih secara kimia ialah sebesar 97%. Daya

berkecambah pada metode pengusangan cepat benih secara kimia mengalami

penurunan hingga mencapai 50% dari keseluruhan total benih yang

dikecambahkan pada pengusangan cepat fisik selama 4x10 hingga 5x10 menit

(Gambar 9).

Rekapitulasi seluruh hasil pengamatan terhadap metode pengusangan

cepat benih baik fisik maupun kimia menggunakan MPC IPB 77-1 MM yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa metode pengusangan cepat benih secara fisik

sama baiknya dengan metode pengusangan cepat benih secara kimia. Namun

Page 64: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

36

kurva yang dibentuk oleh rata-rata daya berkecambah benih yang diusangkan

secara kimia menunjukkan laju penurunan yang lebih cepat dari daya

berkecambah tinggi ke daya berkecambah rendah. Selain itu rata-rata daya

berkecambah benih yang diusangkan secara kimia menunjukkan perbedaan yang

nyata antara titik pengusangan satu dengan titik pengusangan yang lainnya. Hal

tersebut berarti setiap titik pengusangan cepat benih secara kimia mampu

memundurkan benih dengan daya berkecambah yang berbeda-beda secara nyata.

Metode pengusangan cepat benih secara kimia memerlukan waktu yang

relatif lebih singkat hingga perkecambahan benih kedelai menurun sebesar 50%

dari jumlah total benih yang dikecambahkan dibandingkan dengan metode

pengusangan cepat benih secara fisik. Berdasarkan segi teknis, metode

pengusangan cepat benih kedelai secara kimia relatif lebih mudah dilakukan dan

cepat dalam proses pengujiannya dibandingkan dengan metode pengusangan

cepat benih secara fisik. Kelebihan yang dimiliki oleh metode pengusangan cepat

benih secara kimia tersebut diatas dapat dijadikan sebagai dasar dalam memilih

metode yang sesuai untuk menduga vigor daya simpan benih kedelai. Waktu

pengusangan cepat benih secara kimia yang digunakan untuk menduga vigor daya

simpan benih kedelai ialah 10-50 menit.

Penapisan 23 Varietas Benih Kedelai berdasarkan Vigor Daya Simpannya melalui Metode Pengusangan Cepat Benih secara Kimia menggunakan

MPC IPB 77-1 MM

Benih dikatakan memiliki vigor daya simpan (VDS) tinggi jika benih

mampu disimpan dalam kondisi sub optimum (Sadjad et al. 1999). Semakin tinggi

nilai vigor awal benih, diduga vigor daya simpan benih akan semakin tinggi.

Secara umum tingkat vigor benih pada 23 varietas kedelai yang digunakan

memiliki viabilitas awal yang tinggi (>95%) dan tidak terdapat perbedaan

viabilitas awal antar varietas (Tabel 4). Berdasarkan data pada Tabel 4 tersebut,

sebenarnya tidak perlu menggunakan metode pengusangan cepat benih secara

kimia untuk mendeteksi perbedaan vigor daya simpan 23 varietas benih kedelai,

hal ini dikarenakan salah satu standar kelulusan varietas kedelai ialah benih

kedelai dengan daya berkecambah minimal 80% (Badan Standardisasi Nasional

2003), sehingga biji tidak dapat dikatakan benih jika memiliki daya berkecambah

Page 65: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

37

kurang dari 80%. Metode pengusangan cepat benih secara kimia sangat perlu

dilakukan untuk melihat perbedaan vigor daya simpan 23 varietas benih kedelai

secara lebih cepat dan mudah.

Tabel 4 Vigor awal (%) benih 23 varietas kedelai

Varietas VA Varietas VA Varietas VA Seulawah 99 Sinabung 97 Dieng 97 Kaba 99 Wilis 96 Rajabasa 97 Argopuro 98 Anjasmoro 99 Malabar 97 Tidar 97 Dempo 98 Grobogan 97 Ijen 96 Sindoro 99 Lawit 97 Burangrang 99 Ratai 98 Tanggamus 97 Kawi 98 Panderman 99 Krakatau 98 Pangrango 97 Lokon 96

Berdasarkan percobaan pertama yang telah dilakukan, maka selanjutnya

dilakukan percobaan mengenai penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan

vigor daya simpannya dengan menggunakan metode pengusangan cepat benih

secara kimia menggunakan MPC IPB 77-1 MM hasil dari percobaan pertama.

Metode pengusangan cepat benih secara kimia menggunakan MPC IPB 77-1 MM

dilakukan selama 1x10, 2x10 hingga 5x10 menit. Data viabilitas dan vigor benih

23 varietas kedelai yang telah diusangkan secara kimia menggunakan MPC IPB

77-1 MM, selanjutnya dianalisis regresi linier.

Berdasarkan garis regresi linier yang menggambarkan hubungan antara

waktu pengusangan (sumbu x) dengan variabel viabilitas dan vigor benih (sumbu

y), maka didapatkan sudut kemiringan (α) garis regresi yang menunjukkan

besarnya laju penurunan vigor benih kedelai setelah mengalami pengusangan

cepat benih secara kimia. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih besar

menggambarkan laju penurunan vigor yang lebih cepat akibat pengusangan cepat

benih secara kimia. Sebaliknya sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil

menggambarkan laju penurunan vigor yang lebih lambat karena benih dapat

mempertahankan viabilitas dan vigornya untuk tetap tinggi selama proses

pengusangan cepat benih secara kimia.

Sudut kemiringan garis regresi hasil pengusangan cepat benih secara kimia

dengan MPC IPB 77-1 MM dapat digunakan untuk membandingkan perbedaan

vigor daya simpan benih 23 varietas kedelai karena berdasarkan hasil uji viabilitas

Page 66: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

38

dan vigor awal 23 varietas lot benih kedelai tidak berbeda nyata. Garis regresi

linier yang menggambarkan laju penurunan vigor hasil pengusangan cepat benih

secara kimia dengan MPC IPB 77-1 MM dinilai lebih peka dalam mendeteksi

pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia untuk mengetahui vigor daya

simpan benih 23 varietas kedelai daripada hanya menganalisis vigor awal lot

benihnya saja.

Nilai vigor daya simpan benih merupakan fungsi nilai dari vigor awal (VA)

benih dibagi dengan sudut kemiringan (α) garis regresi. Nilai vigor daya simpan

tersebut diindikasikan dapat menggambarkan vigor daya simpan benih kedelai

yang sebenarnya. Nilai vigor daya simpan benih berbanding lurus dengan vigor

awal benih dan berbanding terbalik dengan sudut kemiringan garis regresi.

Semakin besar nilai vigor awal benih dan semakin kecil sudut kemiringan garis

regresi maka nilai vigor daya simpan akan semakin tinggi. Nilai vigor daya

simpan yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk menganalisis vigor

daya simpan benih 23 varietas kedelai secara akurat.

Tabel 5 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel daya berkecambah (DB) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia

Varietas α VDS Varietas α VDS Krakatau 25.730 3.809 Sindoro 32.130 3.081 Kaba 26.860 3.686 Burangrang 32.250 3.070 Anjasmoro 27.230 3.636 Grobogan 31.740 3.056 Pangrango 27.490 3.529 Lokon 31.621 3.036 Seulawah 28.500 3.474 Tidar 32.050 3.027 Lawit 28.120 3.450 Tanggamus 32.150 3.017 Dempo 29.420 3.331 Rajabasa 32.720 2.965 Wilis 29.330 3.273 Ijen 32.470 2.957 Malabar 30.200 3.212 Ratai 33.150 2.956 Sinabung 30.235 3.209 Kawi 34.000 2.882 Dieng 30.900 3.139 Argopuro 34.500 2.841 Panderman 31.800 3.113 Rata-rata α : 30.635 Rata-rata VDS : 3.206

Tabel 5 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

Page 67: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

39

berbeda-beda pada variabel daya berkecambah. Sudut kemiringan garis regresi

yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 25.730 hingga 34.500,

dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi 30.635. Benih kedelai varietas

Krakatau, Kaba, Anjasmoro, Pangrango, Lawit, Seulawah, Wilis, Dempo, Malabar

dan Sinabung memiliki sudut kemiringan garis regresi linier di bawah rata-rata

atau memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil pada variabel daya berkecambah.

Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada variabel daya berkecambah

menggambarkan laju penurunan daya berkecambah benih yang lebih lambat karena

benih dapat mempertahankan viabilitas dan vigornya untuk tetap tinggi selama

proses pengusangan cepat benih secara kimia.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.841 hingga

3.809, dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.206. Benih kedelai varietas

Krakatau, Kaba, Anjasmoro, Pangrango, Seulawah, Lawit, Dempo, Wilis,

Malabar dan Sinabung memiliki nilai vigor daya simpan di atas rata-rata atau

memiliki nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel daya

berkecambah.

W ak tu p e n g u s an g an c e p at b e n ih k e d e la i s e c ara k im ia

Day

a be

rkec

amba

h (%

)

5 04 03 02 01 00

1 0 0

8 0

6 0

4 0

2 0

0

V ar iab leK r ak a tauA r g o p u r o

Gambar 10 Kurva laju penurunan vigor dua varietas benih kedelai (Krakatau dan

Argopuro) hasil pengusangan cepat benih secara kimia pada variabel daya berkecambah

Varietas benih kedelai yang memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil

akan menghasilkan nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel daya

berkecambah, hal ini dikarenakan semakin kecil sudut kemiringan garis regresi

menggambarkan semakin lambatnya laju penurunan daya berkecambah benih

Page 68: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

40

tersebut selama proses pengusangan cepat dan semakin tingginya vigor daya

simpan benih.

Laju penurunan vigor daya simpan benih selama proses pengusangan

cepat benih secara kimia pada variabel daya berkecambah diilustrasikan pada

Gambar 10. Gambar 10 menunjukkan bahwa benih kedelai varietas Krakatau

memiliki penurunan yang lebih landai dibandingkan benih kedelai varietas

Argopuro, hal tersebut ditunjukkan dengan benih kedelai varietas Krakatau

memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil dibandingkan dengan benih kedelai

varietas Argopuro (Tabel 5), artinya benih kedelai varietas Kaba memiliki vigor

daya simpan yang lebih tinggi karena kemampuannya mempertahankan vigor agar

tetap tinggi selama proses pengusangan cepat benih. Benih kedelai varietas

Krakatau juga memiliki tingkat ketahanan terhadap deraan etanol yang lebih

tinggi dibandingkan dengan benih kedelai varietas Argopuro pada variabel daya

berkecambah benih.

Tabel 6 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel indeks vigor (IV) setelah pengusangan cepat benih secara kimia

Varietas α VDS Varietas α VDS Sindoro 28.740 3.960 Kawi 30.950 3.111 Burangrang 28.420 3.475 Argopuro 30.610 3.066 Krakatau 30.000 3.445 Lawit 29.120 3.058 Pangrango 29.770 3.425 Dieng 28.640 3.050 Seulawah 27.130 3.390 Lokon 31.470 3.000 Rajabasa 28.800 3.253 Ratai 29.810 2.988 Tidar 29.740 3.233 Wilis 30.500 2.986 Tanggamus 29.520 3.233 Grobogan 29.530 2.935 Kaba 28.800 3.221 Ijen 28.520 2.909 Anjasmoro 29.100 3.173 Sinabung 27.200 2.900 Malabar 29.240 3.165 Dempo 29.140 2.898 Panderman 30.220 3.121 Rata-rata α : 29.347 Rata-rata VDS : 3.174

Tabel 6 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

berbeda-beda pada variabel indeks vigor benih. Sudut kemiringan garis regresi

Page 69: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

41

yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 27.130 hingga 31.470,

dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi 29.347. Benih kedelai varietas

Seulawah, Sinabung, Burangrang, Ijen, Dieng, Sindoro, Kaba, Rajabasa,

Anjasmoro, Lawit, Dempo dan Malabar memiliki sudut kemiringan garis regresi

linier di bawah rata-rata atau memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil pada

variabel indeks vigor. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada

variabel indeks vigor menggambarkan laju penurunan vigor benih yang lebih

lambat karena benih dapat mempertahankan vigornya untuk tetap tinggi selama

proses pengusangan cepat benih secara kimia.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.898 hingga

3.960, dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.174. Benih kedelai varietas

Sindoro, Burangrang, Krakatau, Pangrango, Seulawah, Rajabasa, Tidar,

Tanggamus dan Kaba memiliki nilai vigor daya simpan diatas rata-rata atau

memiliki nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel daya

berkecambah.

Tabel 7 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel kecepatan tumbuh (KCT) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia

Varietas α VDS Varietas α VDS Pangrango 24.000 4.042 Kawi 29.990 3.268 Dieng 27.240 3.561 Ratai 30.000 3.267 Kaba 28.000 3.536 Sinabung 29.840 3.251 Panderman 29.040 3.409 Dempo 30.841 3.178 Sindoro 29.070 3.406 Lawit 30.530 3.177 Burangrang 29.092 3.403 Grobogan 30.580 3.172 Anjasmoro 29.400 3.367 Rajabasa 30.830 3.146 Krakatau 29.210 3.355 Argopuro 31.320 3.129 Tidar 29.000 3.345 Wilis 31.000 3.097 Lokon 28.950 3.316 Malabar 32.000 3.031 Ijen 29.000 3.310 Tanggamus 33.160 2.925 Seulawah 30.060 3.293 Rata-rata α : 29.659 Rata-rata VDS : 3.304

Tabel 7 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

Page 70: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

42

berbeda-beda pada variabel kecepatan tumbuh benih. Sudut kemiringan garis

regresi yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 24 hingga 33.160,

dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi 29.659. Benih kedelai varietas

Pangrango, Dieng, Kaba, Lokon, Tidar, Ijen, Panderman, Sindoro, Burangrang,

Krakatau dan Anjasmoro memiliki sudut kemiringan garis regresi linier di bawah

rata-rata atau memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil pada variabel kecepatan

tumbuh. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada variabel kecepatan

tumbuh menggambarkan laju penurunan vigor benih yang lebih lambat karena

benih dapat mempertahankan vigornya untuk tetap tinggi selama proses

pengusangan cepat benih secara kimia.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.925 hingga

4.042 dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.304. Benih kedelai varietas

Pangrango, Dieng, Kaba, Panderman, Sindoro, Burangrang, Anjasmoro, Krakatau,

Tidar, Lokon dan Ijen memiliki nilai vigor daya simpan diatas rata-rata atau

memiliki nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel kecepatan

tumbuh.

Tabel 8 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai pada variabel daya hantar listrik (DHL) benih setelah pengusangan cepat benih secara kimia

Varietas α VDS Varietas α VDS Kaba 29.050 3.408 Grobogan 32.450 2.989 Lawit 28.840 3.363 Argopuro 32.870 2.981 Krakatau 29.260 3.349 Rajabasa 33.070 2.933 Burangrang 29.580 3.347 Tidar 33.260 2.916 Pangrango 29.000 3.345 Wilis 32.950 2.914 Dieng 30.080 3.225 Panderman 34.000 2.912 Kawi 31.710 3.091 Tanggamus 33.420 2.902 Ratai 32.060 3.057 Lokon 34.180 2.809 Malabar 32.090 3.023 Ijen 34.330 2.796 Anjasmoro 33.000 3.000 Dempo 35.060 2.795 Sinabung 32.350 2.998 Seulawah 37.940 2.609 Sindoro 33.094 2.992 Rata-rata α : 32.332 Rata-rata VDS : 3.033

Tabel 8 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

Page 71: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

43

berbeda-beda pada variabel daya hantar listrik. Sudut kemiringan garis regresi

yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 28.840 hingga 37.940,

dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi 32.332. Benih kedelai varietas

Lawit, Pangrango, Kaba, Krakatau, Burangrang, Dieng, Kawi, Ratai dan Malabar

memiliki sudut kemiringan garis regresi linier di bawah rata-rata atau memiliki

sudut kemiringan yang lebih kecil pada variabel daya hantar listrik. Sudut

kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada variabel daya hantar listrik

menggambarkan laju peningkatan kebocoran membran sel pada benih yang lebih

lambat karena benih dapat mempertahankan vigornya untuk tetap tinggi selama

proses pengusangan cepat benih secara kimia.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.609 hingga

3.408 dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.033. Benih kedelai varietas Kaba,

Lawit, Krakatau, Burangrang, Pangrango, Dieng, Kawi dan Ratai memiliki nilai

vigor daya simpan diatas rata-rata atau memiliki nilai vigor daya simpan yang

lebih tinggi pada variabel daya hantar listrik.

Secara umum, varietas benih kedelai yang memiliki sudut kemiringan

garis regresi yang lebih kecil akan menghasilkan nilai vigor daya simpan yang

lebih tinggi pada seluruh variabel vigor benih diamati, hal ini dikarenakan

semakin kecil sudut kemiringan garis regresi linier menggambarkan semakin

lambatnya laju penurunan vigor tersebut selama proses pengusangan cepat dan

semakin tingginya vigor daya simpan benih.

Perbedaan nilai vigor daya simpan benih kedelai pada masing-masing

varietas diduga sangat dipengaruhi oleh faktor fisik maupun genetik dari masing-

masing varietas kedelai tersebut, seperti yang telah diungkapkan oleh Justice dan

Bass (2002) bahwa variasi antar spesies mempengaruhi umur simpan dan vigor

daya simpan benih kedelai.

Pengaruh Periode Simpan Benih terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kedelai

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lama

periode simpan benih terhadap penurunan viabilitas dan vigor benih kedelai.

Tabel 9 menunjukkan bahwa penyimpanan benih kedelai selama 10 minggu

dalam kondisi suhu 28-32oC dan RH 83-85%, memberikan pengaruh yang nyata

Page 72: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

44

terhadap variabel daya berkecambah (DB). Daya berkecambah pada seluruh

varietas benih kedelai mengalami penurunan seiring dengan pertambahan periode

simpan, hal tersebut terjadi karena faktor suhu penyimpanan. Purwanti (2004)

mengemukakan bahwa suhu ruang simpan benih diatas 20 oC umumnya kurang

baik untuk benih kedelai.

Tabel 9 Pengaruh periode simpan benih kedelai terhadap variabel daya berkecambah (%)

Varietas Periode simpan (minggu)

0 2 4 6 8 10 Anjasmoro 99 84.23 b 72.32 b 65.32 a 53.24 d 47.65 d Malabar 97 81.54 e 7036 d 65.44 a 50.02 g 45.66 e Dempo 98 82.72 d 70.41 d 64.21 b 51.00 f 35.13 l Wilis 96 79.08 g 68.23 f 60.11 f 52.31 e 32.24 mLawit 97 81.32 e 69.06 e 61.07 e 49.11 h 43.71 g Tanggamus 97 80.45 f 71.08 c 60.52 f 47.85 i 31.08 n Argopuro 98 81.16 e 71.12 c 60.43 f 44.09 k 23.42 q Ijen 96 78.83 h 67.11 g 57.54 i 50.43 g 36.47 k Lokon 96 79.34 g 70.42 d 59.86 g 49.36 h 35.32 l Panderman 99 85.91 a 74.53 a 62.04 d 46.21 j 30.00 o Ratai 98 80.29 f 70.32 d 60.32 f 51.26 f 44.10 f Rajabasa 97 80.27 f 68.06 f 60.86 f 42.53 l 27.42 p Tidar 97 82.32 d 71.32 c 63.91 c 54.64 c 50.05 c Grobogan 97 78.56 h 65.55 h 55.33 j 46.37 j 32.00 mDieng 97 79.15 g 68.05 f 58.46 h 49.75 h 37.63 j Kaba 99 80.27 f 70.00 d 59.32 g 55.95 b 53.31 b Kawi 98 83.13 c 69.21 e 60.54 f 50.08 g 40.21 i Krakatau 98 84.47 b 71.24 c 60.75 f 53.12 d 42.46 h Pangrango 97 81.24 e 71.22 c 58.92 h 52.37 e 40.50 i Sindoro 99 79.07 g 67.11 g 57.63 i 49.25 h 36.11 k Burangrang 99 77.13 i 70.01 d 62.21 d 41.55 m 20.00 r Seulawah 99 78.42 h 70.34 d 63.32 c 60.00 a 57.05 a Sinabung 97 80.71 f 72.06 b 61.00 e 50.25 g 37.00 j

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Penyimpanan 23 varietas benih kedelai selama 10 minggu dapat

menyebabkan terjadinya penurunan daya berkecambah benih seiring dengan

semakin bertambahnya lama waktu penyimpanan. Tabel 9 menunjukkan bahwa

benih kedelai varietas Seulawah, Kaba dan Tidar lebih dapat mempertahankan

Page 73: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

45

viabilitas yang ditunjukkan dengan variabel daya berkecambah hingga akhir

periode simpan selama 10 minggu dengan daya berkecambah masih lebih dari

50% hingga akhir periode simpan dibandingkan dengan kedelai varietas lainnya,

sedangkan daya berkecambah benih kedelai varietas Argopuro, Rajabasa dan

Burangrang lebih rendah dibandingkan kedelai varietas lainnya pada akhir periode

simpan yaitu di bawah 30%. Setiap varietas benih kedelai memiliki laju

penurunan daya berkecambah yang berbeda beda antar varietas, perbedaan

penurunan tersebut diduga sangat dipengaruhi oleh faktor fisik maupun genetik

dari masing-masing varietas.

Tabel 10 Pengaruh periode simpan benih kedelai terhadap variabel daya hantar listrik (µS cm-1 g-1)

Varietas Periode simpan (minggu)

0 2 4 6 8 10 Anjasmoro 9.88 f 11.18 f 13.78 h 19.04 n 20.25 m 23.96 n Malabar 10.01 c 11.31 e 13.91 g 23.40 g 24.60 g 19.87 s Dempo 9.94 d 10.85 i 13.45 kl 22.18 i 23.68 i 25.44 j Wilis 10.05 b 10.96 gh 13.59 ij 20.10 l 21.20 k 27.39 ab Lawit 10.00 c 10.92 hi 13.52 j 13.70 u 14.83 t 25.62 i Tanggamus 10.00 c 10.91 hi 13.51 jk 26.02 a 26.90 a 26.66 d Argopuro 9.93 d 11.23 ef 13.83 h 24.63 d 25.83 d 26.07 f Ijen 10.02 c 11.42 d 14.02 f 22.89 j 23.64 i 27.34 b Lokon 10.03 bc 11.50 c 14.10 e 24.36 e 25.56 e 26.02 f Panderman 9.83 g 12.23 a 14.83 a 23.38 h 24.34 h 27.24 c Ratai 9.89 ef 12.29 a 14.69 b 15.08 r 16.51 p 25.00 l Rajabasa 10.14 a 11.44 cd 14.04 f 25.36 b 26.04 b 22.58 q Tidar 9.93 d 11.23 ef 13.83 h 16.04 o 17.05 n 20.08 r Grobogan 9.92 de 10.56 k 13.16 n 23.50 f 24.74 f 27.43 a Dieng 10.01 c 11.31 e 13.91 g 20.40 k 21.61 j 24.80 m Kaba 9.72 h 12.03 b 14.63 c 14.06 s 15.27 r 23.30 o Kawi 9.84 g 10.69 j 13.29 m 15.73 p 16.73 o 24.00 n Krakatau 9.91 def 10.76 j 12.66 p 15.64 q 14.82 t 25.90 g Pangrango 10.02 bc 10.84 i 13.22 n 13.75 t 15.07 s 25.14 k Sindoro 9.64 i 10.42 k 13.09 o 13.00 t 15.10 s 25.68 h Burangrang 9.72 h 11.02 g 13.62 i 24.67 c 25.97 c 26.54 e Seulawah 9.71 h 11.01 g 13.44 l 13.62 u 16.34 q 25.40 j Sinabung 10.00 c 11.30 e 14.27 d 19.12 m 21.03 l 23.06 p Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

Page 74: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

46

Kebocoran membran sel akibat deteriorasi telah menyebabkan penurunan

vigor menjadi lebih cepat. Tabel 10 menunjukkan adanya pertambahan nilai daya

hantar listrik pada seluruh varietas benih kedelai seiring dengan bertambahnya

lama periode simpan. Semakin lama benih disimpan maka nilai daya hantar listrik

semakin tinggi, namun variabel lain yatu viabilitas benih yang ditunjukkan

dengan variabel daya berkecambah mengalami penurunan selama periode simpan.

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat keragaman dan fluktuasi nilai daya

hantar listrik antar varietas benih kedelai seiring dengan semakin bertambahnya

periode simpan benih. Keragaman nilai daya hantar listrik yang terjadi antar

varietas diduga disebabkan oleh perbedaan ketebalan kulit biji yang dimiliki oleh

masing-masing varietas. Soepriaman (1989) mengemukakan bahwa kulit biji

kedelai memiliki ketebalan yang bervariasi sehingga daya serap airnya juga

berbeda.

Nilai awal daya hantar listrik yang diuji berkisar antara 9.64 hingga 10.14

µS cm-1 g-1 dan pada akhir periode simpan terjadi kenaikan dengan kisaran 19.87

hingga 27.43 µS cm-1 g-1. Peningkatan nilai daya hantar listrik berkaitan dengan

adanya kebocoran membran sel akibat deteriorasi.

Berdasarkan perbandingan pengaruh periode simpan benih kedelai

terhadap daya hantar listrik yang tertera pada Tabel 10 dengan data pengaruh

waktu pengusangan cepat benih secara kimia terhadap daya hantar listrik yang

tertera pada Lampiran 33, terlihat bahwa kedelai varietas Anjasmoro, Argopuro,

Burangrang, Kaba, Krakatau dan Sindoro memiliki nilai daya hantar listrik yang

identik pada periode simpan benih 6 minggu dengan pengusangan cepat secara

kimia selama 30 menit, berturut-turut yaitu 19.04, 24.63, 24.67, 14.06, 15.64 dan

13.09 µS cm-1 g-1. Kedelai varietas Kawi, Lokon, Rajabasa dan Tidar memiliki

nilai daya hantar listrik yang identik pada periode simpan benih 8 minggu dengan

pengusangan cepat secara kimia selama 40 menit, berturut-turut yaitu 16.73, 26.02,

26.04 dan 17.05 µS cm-1 g-1.

Page 75: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

47

Vigor Daya Simpan Benih 23 Varietas Kedelai pada Sistem Penyimpanan Alami

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui vigor daya simpan 23 varietas

benih kedelai selama periode penyimpanan benih secara alami (deteriorasi) pada

kondisi ruang simpan terkontrol. Berdasarkan garis regresi linier yang

menggambarkan hubungan antara waktu penyimpanan benih (sumbu x) dan

variabel vigor benih (sumbu y), maka didapatkan sudut kemiringan (α) garis

regresi yang menunjukkan besarnya laju penurunan vigor benih kedelai setelah

disimpan. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih besar menggambarkan laju

penurunan vigor yang lebih cepat seiring dengan lamanya periode penyimpanan.

Sebaliknya sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil menggambarkan laju

penurunan vigor yang lebih lambat karena benih dapat mempertahankan vigornya

untuk tetap tinggi selama periode penyimpanan.

Sudut kemiringan garis regresi linier yang dibentuk oleh data vigor benih

kedelai yang telah disimpan secara alami pada kondisi terkontrol dapat digunakan

untuk membandingkan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpannya,

karena vigor awal 23 varietas lot benih kedelai yang digunakan tidak berbeda

nyata. Garis regresi linier yang menggambarkan laju penurunan vigor benih

selama periode penyimpanan dinilai lebih peka dalam mendeteksi vigor daya

simpan benih 23 varietas kedelai daripada hanya menganalisis vigor awal lot

benihnya saja.

Nilai vigor daya simpan benih merupakan fungsi nilai dari vigor awal (VA)

benih dibagi dengan sudut kemiringan (α) garis regresi. Nilai vigor daya simpan

tersebut diindikasikan dapat menggambarkan vigor daya simpan benih kedelai

yang sebenarnya. Nilai vigor daya simpan benih berbanding lurus dengan vigor

awal benih dan berbanding terbalik dengan sudut kemiringan garis regresi.

Semakin besar nilai vigor awal benih dan semakin kecil sudut kemiringan garis

regresi maka nilai vigor daya simpan akan semakin tinggi. Nilai vigor daya

simpan yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk menganalisis vigor

daya simpan benih 23 varietas kedelai secara akurat.

Page 76: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

48

Tabel 11 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

berbeda-beda pada variabel daya berkecambah.

Tabel 11 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel daya berkecambah (DB)

Varietas α VDS Varietas α VDS Seulawah 29.000 3.414 Sindoro 32.260 3.069 Kaba 29.800 3.322 Ratai 31.950 3.067 Argopuro 30.060 3.260 Panderman 32.370 3.058 Tidar 30.240 3.208 Lokon 31.420 3.055 Ijen 30.040 3.196 Dieng 31.840 3.046 Burangrang 31.120 3.181 Rajabasa 31.880 3.043 Kawi 31.000 3.161 Malabar 31.930 3.038 Pangrango 30.830 3.146 Grobogan 32.150 3.017 Sinabung 30.840 3.145 Lawit 32.220 3.011 Wilis 30.740 3.123 Tanggamus 33.000 2.939 Anjasmoro 32.080 3.086 Krakatau 33.470 2.928 Dempo 31.800 3.082 Rata-rata α : 31.393 Rata-rata VDS : 3.113

Sudut kemiringan garis regresi yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai

berkisar antara 29 hingga 33.470, dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi

31.393. Benih kedelai varietas Seulawah, Kaba, Ijen, Argopuro, Tidar, Wilis,

Pangrango, Sinabung, Kawi dan Burangrang memiliki sudut kemiringan garis

regresi linier di bawah rata-rata atau memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil

pada variabel daya berkecambah. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil

pada variabel daya berkecambah menggambarkan laju penurunan daya

berkecambah benih yang lebih lambat karena benih dapat mempertahankan

vigornya untuk tetap tinggi selama periode penyimpanan.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.928 hingga

3.414, dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.113. Benih kedelai varietas

Seulawah, Kaba, Argopuro, Tidar, Ijen, Burangrang, Kawi, Pangrango, Sinabung

dan Wilis memiliki nilai vigor daya simpan di atas rata-rata atau memiliki nilai

vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel daya berkecambah.

Page 77: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

49

Varietas benih kedelai yang memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil

akan menghasilkan nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel daya

berkecambah, hal ini dikarenakan semakin kecil sudut kemiringan garis regresi

menggambarkan semakin lambatnya laju penurunan daya berkecambah benih

tersebut selama proses pengusangan cepat dan semakin tingginya vigor daya

simpan benih.

W ak tu pe nyim panan be nih

Day

a be

rkec

amba

h (%

)

1086420

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

V ar iab leS eu law ahT an g g am u s

Gambar 11 Kurva laju penurunan vigor dua varietas benih kedelai (Seulawah dan

Tanggamus) selama periode penyimpanan benih pada variabel daya berkecambah

Laju penurunan vigor daya simpan benih selama periode penyimpanan

benih pada variabel daya berkecambah diilustrasikan pada Gambar 11. Gambar 11

menunjukkan bahwa benih kedelai varietas Seulawah memiliki penurunan yang

lebih landai dibandingkan benih kedelai varietas Tanggamus, hal tersebut

ditunjukkan dengan benih kedelai varietas Seulawah memiliki sudut kemiringan

yang lebih kecil dibandingkan dengan benih kedelai varietas Tanggamus (Tabel

11), artinya benih kedelai varietas Seulawah memiliki vigor daya simpan yang

lebih tinggi karena kemampuannya mempertahankan vigor agar tetap tinggi

selama proses pengusangan cepat benih. Benih kedelai varietas Seulawah juga

memiliki tingkat ketahanan terhadap deraan etanol yang lebih tinggi dibandingkan

dengan benih kedelai varietas Tanggamus pada variabel daya berkecambah benih.

Tabel 12 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

berbeda-beda pada variabel indeks vigor. Sudut kemiringan garis regresi yang

Page 78: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

50

dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 25 hingga 33.820, dengan rata-

rata sudut kemiringan garis regresi 30.906.

Tabel 12 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel indeks vigor (IV)

Varietas α VDS Varietas α VDS Seulawah 29.200 3.649 Ratai 32.800 3.287 Sinabung 33.450 3.566 Tanggamus 30.000 3.286 Burangrang 28.490 3.483 Grobogan 33.050 3.285 Sindoro 25.000 3.445 Panderman 31.720 3.276 Kaba 30.740 3.438 Krakatau 28.450 3.267 Anjasmoro 31.200 3.402 Tidar 30.000 3.262 Dieng 31.800 3.387 Pangrango 28.320 3.258 Rajabasa 29.820 3.368 Argopuro 31.960 3.202 Ijen 33.000 3.366 Kawi 31.500 3.166 Dempo 33.820 3.363 Wilis 32.150 3.148 Lawit 31.720 3.331 Lokon 32.000 3.051 Malabar 30.650 3.317 Rata-rata α : 30.906 Rata-rata VDS : 3.331

Benih kedelai varietas Sindoro, Pangrango, Krakatau, Burangrang,

Seulawah, Rajabasa, Tidar, Tanggamus, Malabar dan Kaba memiliki sudut

kemiringan garis regresi linier di bawah rata-rata atau memiliki sudut kemiringan

yang lebih kecil pada variabel indeks vigor benih. Sudut kemiringan garis regresi

yang lebih kecil pada variabel indeks vigor menggambarkan laju penurunan vigor

benih yang lebih lambat karena benih dapat mempertahankan vigornya untuk

tetap tinggi selama periode penyimpanan.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 3.051 hingga

3.649, dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.331. Benih kedelai varietas

Seulawah, Sinabung, Burangrang, Sindoro, Kaba, Anjasmoro, Dieng, Rajabasa,

Ijen, Dempo dan Lawit memiliki nilai vigor daya simpan di atas rata-rata atau

memiliki nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi berdasarkan pada variabel

indeks vigor.

Tabel 13 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

berbeda-beda pada variabel kecepatan tumbuh. Sudut kemiringan garis regresi

Page 79: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

51

yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 24.8 hingga 32.650, dengan

rata-rata sudut kemiringan garis regresi 28.232.

Tabel 13 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel kecepatan tumbuh (KCT)

Varietas α VDS Varietas α VDS Anjasmoro 24.800 3.992 Lokon 27.540 3.486 Lawit 25.320 3.831 Pangrango 28.060 3.457 Seulawah 26.070 3.797 Ijen 28.000 3.429 Tidar 25.980 3.734 Kawi 29.050 3.373 Sindoro 27.450 3.607 Krakatau 29.770 3.292 Ratai 27.200 3.603 Dieng 29.640 3.273 Dempo 27.240 3.598 Panderman 30.410 3.256 Malabar 27.060 3.585 Tanggamus 29.880 3.246 Grobogan 27.070 3.583 Sinabung 31.020 3.127 Burangrang 27.930 3.545 Wilis 31.480 3.050 Kaba 28.000 3.536 Rajabasa 32.650 2.971 Argopuro 27.720 3.535 Rata-rata α : 28.232 Rata-rata VDS : 3.474

Benih kedelai varietas Anjasmoro, Lawit, Tidar, Seulawah, Malabar,

Grobogan, Ratai, Dempo, Sindoro, Lokon, Argopuro, Burangrang, Kaba, Ijen dan

Pangrango memiliki sudut kemiringan garis regresi linier di bawah rata-rata atau

memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil pada variabel kecepatan tumbuh.

Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada variabel kecepatan tumbuh

menggambarkan laju penurunan vigor benih yang lebih lambat karena benih dapat

mempertahankan vigornya untuk tetap tinggi selama periode penyimpanan.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.971 hingga

3.992, dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.474. Benih kedelai varietas

Anjasmoro, Lawit, Seulawah, Tidar, Sindoro, Ratai, Dempo, Malabar, Grobogan,

Burangrang, Kaba, Argopuro dan Lokon memiliki nilai vigor daya simpan di atas

rata-rata atau memiliki nilai vigor daya simpan yang lebih tinggi pada variabel

kecepatan tumbuh.

Tabel 14 menunjukkan bahwa 23 varietas benih kedelai memiliki nilai

sudut kemiringan (α) garis regresi serta nilai vigor daya simpan (VDS) yang

berbeda-beda pada variabel daya hantar listrik. Sudut kemiringan garis regresi

Page 80: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

52

yang dibentuk oleh 23 varietas kedelai berkisar antara 26.810 hingga 32.260,

dengan rata-rata sudut kemiringan garis regresi 32.146.

Tabel 14 Sudut kemiringan (α) garis regresi linier dan nilai vigor daya simpan (VDS) 23 varietas benih kedelai selama penyimpanan pada variabel daya hantar listrik (DHL)

Varietas α VDS Varietas α VDS Pangrango 26.810 3.618 Argopuro 34.000 2.882 Kaba 27.740 3.569 Rajabasa 33.660 2.882 Lawit 27.420 3.538 Grobogan 33.830 2.867 Sindoro 28.000 3.536 Dieng 34.260 2.831 Krakatau 29.000 3.379 Anjasmoro 35.050 2.825 Seulawah 30.080 3.291 Panderman 35.070 2.823 Ratai 30.060 3.260 Dempo 34.910 2.807 Kawi 30.420 3.222 Lokon 34.550 2.779 Sinabung 30.120 3.220 Tidar 34.950 2.775 Malabar 32.640 2.972 Ijen 34.680 2.768 Wilis 32.570 2.947 Tanggamus 35.260 2.751 Burangrang 34.270 2.889 Rata-rata αo : 32.146 Rata-rata VDS : 3.062

Benih kedelai varietas Pangrango, Lawit, Kaba, Sindoro, Krakatau, Ratai,

Seulawah, Sinabung dan Kawi memiliki sudut kemiringan garis regresi linier di

bawah rata-rata atau memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil pada variabel

daya hantar listrik. Sudut kemiringan garis regresi yang lebih kecil pada variabel

daya hantar listrik menggambarkan laju peningkatan kebocoran membran sel pada

benih yang lebih lambat karena benih dapat mempertahankan vigornya untuk

tetap tinggi selama periode penyimpanan.

Nilai vigor daya simpan 23 varietas kedelai berkisar antara 2.751 hingga

3.618 dengan rata-rata nilai vigor daya simpan 3.062. Benih kedelai varietas

Pangrango, Kaba, Lawit, Sindoro, Krakatau, Seulawah, Ratai, Kawi dan Sinabung

memiliki nilai vigor daya simpan diatas rata-rata atau memiliki nilai vigor daya

simpan yang lebih tinggi berdasarkan pada variabel daya hantar listrik.

Secara umum, varietas benih kedelai yang memiliki sudut kemiringan

garis regresi yang lebih kecil akan menghasilkan nilai vigor daya simpan yang

lebih tinggi pada seluruh variabel vigor benih diamati, hal ini dikarenakan

semakin kecil sudut kemiringan garis regresi linier menggambarkan semakin

Page 81: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

53

lambatnya laju penurunan vigor benih tersebut selama periode penyimpanan dan

semakin tingginya vigor daya simpan benih.

Copeland dan McDonald (1995) mengemukakan bahwa faktor internal

berpengaruh terhadap viabilitas benih selama penyimpanan benih. faktor internal

tersebut antara lain sifat genetik, data tumbuh, vigor, kondisi kulit dan kadar air

awal benih. Perbedaan nilai vigor daya simpan benih kedelai pada masing-masing

varietas diduga sangat dipengaruhi oleh faktor fisik dan genetik dari masing-

masing varietas tersebut, seperti yang telah diungkapkan oleh Justice dan Bass

(2002) bahwa variasi antar spesies mempengaruhi umur simpan dan vigor daya

simpan benih kedelai.

Analisis Perbandingan Hasil Penapisan 23 Varietas Kedelai berdasarkan Vigor Daya Simpan secara Buatan dengan Vigor Daya Simpan

secara Alami (VDS-buatan VS VDS-alami)

Kesesuaian metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan MPC

IPB 77-1 MM dalam penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya

simpannya dapat diketahui dengan melakukan analisis seberapa besar tingkat

kesesuaian antara hasil penapisan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya

simpannya secara buatan menggunakan MPC IPB 77-1 MM (VDS-buatan) dengan

vigor daya simpan 23 varietas kedelai yang disimpan secara alami (VDS-alami).

Perbandingan hasil penapisan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya

simpannya secara buatan menggunakan metode pengusangan cepat benih dalam

MPC IPB 77-1 MM (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan 23 varietas kedelai

yang disimpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah disajikan

pada Tabel 15.

Tabel 15 menunjukkan terdapat kesesuaian antara hasil penapisan 23

varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan dengan vigor

daya simpan alami sebesar 56.521% pada variabel daya berkecambah.

Page 82: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

54

Tabel 15 Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah

Varietas VDS-alami Varietas VDS-buatan Seulawah 3.414 Krakatau 3.809 Kaba 3.322 Kaba 3.686 Argopuro 3.260 Anjasmoro 3.636 Tidar 3.208 Pangrango 3.529 Ijen 3.196 Seulawah 3.474 Burangrang 3.181 Lawit 3.450 Kawi 3.161 Dempo 3.331 Pangrango 3.146 Wilis 3.273 Sinabung 3.145 Malabar 3.212 Wilis 3.123 Sinabung 3.209 Anjasmoro 3.086 Dieng 3.139 Dempo 3.082 Panderman 3.113 Sindoro 3.069 Sindoro 3.081 Ratai 3.067 Burangrang 3.070 Panderman 3.058 Grobogan 3.056 Lokon 3.055 Lokon 3.036 Dieng 3.046 Tidar 3.027 Rajabasa 3.043 Tanggamus 3.017 Malabar 3.038 Rajabasa 2.965 Grobogan 3.017 Ijen 2.957 Lawit 3.011 Ratai 2.956 Tanggamus 2.939 Kawi 2.882 Krakatau 2.928 Argopuro 2.841

Rata-rata 3.113 3.206 Persentase kesesuaian : 56.521% Keterangan : - - - : batas rata-rata

VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Seulawah, Kaba,

Pangrango, Sinabung dan Wilis menunjukkan nilai di atas rata-rata, hal ini berarti

varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan

nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan variabel daya berkecambah.

Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Sindoro, Ratai,

Panderman, Lokon, Dieng, Rajabasa, Grobogan dan Tanggamus menunjukkan

nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut

dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS)

rendah berdasarkan variabel daya berkecambah.

Page 83: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

55

Tabel 16 Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel indeks vigor

Varietas VDS-alami Varietas VDS-buatan Seulawah 3.649 Sindoro 3.960 Sinabung 3.566 Burangrang 3.475 Burangrang 3.483 Krakatau 3.445 Sindoro 3.445 Pangrango 3.425 Kaba 3.438 Seulawah 3.390 Anjasmoro 3.402 Rajabasa 3.253 Dieng 3.387 Tidar 3.233 Rajabasa 3.368 Tanggamus 3.233 Ijen 3.366 Kaba 3.221 Dempo 3.363 Anjasmoro 3.173 Lawit 3.331 Malabar 3.165 Malabar 3.317 Panderman 3.121 Ratai 3.287 Kawi 3.111 Tanggamus 3.286 Argopuro 3.066 Grobogan 3.285 Lawit 3.058 Panderman 3.276 Dieng 3.050 Krakatau 3.267 Lokon 3.000 Tidar 3.262 Ratai 2.988 Pangrango 3.258 Wilis 2.986 Argopuro 3.202 Grobogan 2.935 Kawi 3.166 Ijen 2.909 Wilis 3.148 Sinabung 2.900 Lokon 3.051 Dempo 2.898

Rata-rata 3.331 3.174 Persentase kesesuaian : 56.521% Keterangan : - - - : batas rata-rata

Perbandingan hasil penapisan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya

simpannya secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan alami (VDS-alami)

pada variabel indeks vigor disajikan pada Tabel 16. Berdasarkan data pada Tabel

16 tersebut, diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara hasil penapisan 23

varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan buatan dengan vigor daya

simpan alami sebesar 56.521% pada variabel indeks vigor.

VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Sindoro, Burangrang,

Seulawah, Rajabasa dan Kaba menunjukkan nilai vigor daya simpan di atas rata-

rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam

Page 84: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

56

varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan

variabel indeks vigor. Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai

varietas Malabar, Panderman, Kawi, Argopuro, Lokon, Ratai, Wilis dan

Grobogan menunjukkan nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti varietas benih

kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya

simpan (VDS) rendah berdasarkan variabel indeks vigor.

Tabel 17 menunjukkan terdapat kesesuaian antara hasil penapisan 23

varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan buatan dengan vigor daya

simpan alami sebesar 47.826% pada variabel kecepatan tumbuh.

Tabel 17 Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel kecepatan tumbuh

Varietas VDS-alami Varietas VDS-buatan Anjasmoro 3.992 Pangrango 4.042 Lawit 3.831 Dieng 3.561 Seulawah 3.797 Kaba 3.536 Tidar 3.734 Panderman 3.409 Sindoro 3.607 Sindoro 3.406 Ratai 3.603 Burangrang 3.403 Dempo 3.598 Anjasmoro 3.367 Malabar 3.585 Krakatau 3.355 Grobogan 3.583 Tidar 3.345 Burangrang 3.545 Lokon 3.316 Kaba 3.536 Ijen 3.310 Argopuro 3.535 Seulawah 3.293 Lokon 3.486 Kawi 3.268 Pangrango 3.457 Ratai 3.267 Ijen 3.429 Sinabung 3.251 Kawi 3.373 Dempo 3.178 Krakatau 3.292 Lawit 3.177 Dieng 3.273 Grobogan 3.172 Panderman 3.256 Rajabasa 3.146 Tanggamus 3.246 Argopuro 3.129 Sinabung 3.127 Wilis 3.097 Wilis 3.050 Malabar 3.031 Rajabasa 2.971 Tanggamus 2.925

Rata-rata 3.474 3.304 Persentase kesesuaian : 47.826% Keterangan : - - - : batas rata-rata

Page 85: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

57

Berdasarkan Tabel 17, VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas

Kaba, Sindoro, Burangrang, Anjasmoro, Tidar dan Lokon menunjukkan nilai di

atas rata-rata, hal ini berarti varietas kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam

varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan

variabel kecepatan tumbuh benih. Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih

kedelai varietas Kawi, Sinabung, Rajabasa, Wilis dan Tanggamus menunjukkan

nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut

dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS)

rendah berdasarkan variabel kecepatan tumbuh.

Perbandingan hasil penapisan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya

simpannya secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan alami (VDS-alami)

pada variabel daya hantar listrik disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan data pada

Tabel 18, diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara hasil penapisan 23 varietas

benih kedelai sebesar 78.260% pada variabel daya hantar listrik. VDS-buatan dan

VDS-alami pada benih kedelai varietas Kaba, Lawit, Krakatau, Pangrango, Kawi dan

Ratai menunjukkan nilai vigor daya simpan di atas rata-rata, hal ini berarti

varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan

nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan variabel daya hantar listrik.

Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Malabar,

Anjasmoro, Grobogan, Argopuro, Rajabasa, Tidar, Wilis, Panderman, Tanggamus,

Lokon, Ijen dan Dempo menunjukkan nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti

varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan

nilai vigor daya simpan (VDS) rendah berdasarkan variabel daya hantar listrik.

Rekapitulasi seluruh hasil percobaan menunjukkan bahwa daya hantar

listrik merupakan variabel yang paling sesuai untuk digunakan dalam penapisan

varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpannya menggunakan MPC IPB 77-1

MM, hal ini dikarenakan variabel daya hantar listrik memiliki nilai persentase

kesesuaian penapisan berdasarkan VDS-buatan dan VDS-alami tertinggi yaitu 78.2%

dibandingkan pada variabel lainnya. Hal tersebut didukung oleh hasil percobaan

sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel daya hantar listrik merupakan

variabel yang lebih peka dalam membedakan setiap hasil titik waktu pengusangan

cepat benih.

Page 86: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

58

Tabel 18 Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya hantar listrik

Varietas VDS-alami Varietas VDS-buatan Pangrango 3.618 Kaba 3.408 Kaba 3.569 Lawit 3.363 Lawit 3.538 Krakatau 3.349 Sindoro 3.536 Burangrang 3.347 Krakatau 3.379 Pangrango 3.345 Seulawah 3.291 Dieng 3.225 Ratai 3.260 Kawi 3.091 Kawi 3.222 Ratai 3.057 Sinabung 3.220 Malabar 3.023 Malabar 2.972 Anjasmoro 3.000 Wilis 2.947 Sinabung 2.998 Burangrang 2.889 Sindoro 2.992 Argopuro 2.882 Grobogan 2.989 Rajabasa 2.882 Argopuro 2.981 Grobogan 2.867 Rajabasa 2.933 Dieng 2.831 Tidar 2.916 Anjasmoro 2.825 Wilis 2.914 Panderman 2.823 Panderman 2.912 Dempo 2.807 Tanggamus 2.902 Lokon 2.779 Lokon 2.809 Tidar 2.775 Ijen 2.796 Ijen 2.768 Dempo 2.795 Tanggamus 2.751 Seulawah 2.609

Rata-rata 3.062 3.033 Persentase kesesuaian : 78.260% Keterangan : - - - : batas rata-rata

Daya hantar listrik merupakan salah satu variabel pengujian benih secara

fisik untuk melihat tingkat kebocoran dan degradasi membran sel. Menurut

Saenong (1986), variabel daya hantar listrik dapat lebih dini dalam menunjukkan

kemunduran benih kedelai, hal ini dikarenakan gejala utama kemunduran benih

ialah degradasi membran sel yang pada akhirnya akan diikuti oleh penurunan

energi yang dibutuhkan untuk biosintesis. Roberts (1972) mengemukakan bahwa

eksudat yang keluar karena kebocoran membran dapat mendorong

berkembangnya mikroorganisme sehingga memperlambat proses perkecambahan,

meningkatkan kepekaan kecambah terhadap stress lingkungan, meningkatkan

Page 87: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

59

pertumbuhan kecambah abnormal dan pada akhirnya benih akan kehilangan

kemampuan berkecambah.

Hasil penapisan varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara

alami dan buatan yang tertera pada Tabel 19, menunjukkan bahwa hanya kedelai

varietas Kaba yang konsisten berada pada kelompok varietas kedelai yang

memiliki nilai vigor daya simpan tinggi pada seluruh variabel pengamatan (daya

berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik). Kedelai

varietas Panderman, Lokon dan Grobogan memiliki nilai vigor daya simpan yang

konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, indeks vigor dan daya

hantar listrik, sedangkan varietas Tanggamus memiliki nilai vigor daya simpan

yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, kecepatan tumbuh

dan daya hantar listrik, serta kedelai varietas Wilis memiliki nilai vigor daya

simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel indeks vigor, kecepatan

tumbuh dan daya hantar listrik.

Tabel 19 Rekapitulasi pengelompokan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT) dan daya hantar listrik (DHL)

Kelompok DB IV KCT DHL

VDS tinggi

Seulawah Seulawah Anjasmoro Pangrango Kaba Burangrang Tidar Kaba

Pangrango Sindoro Sindoro Lawit Sinabung Kaba Burangrang Krakatau

Wilis Rajabasa Kaba Ratai Lokon Kawi

VDS rendah

Sindoro Malabar Kawi Malabar Ratai Ratai Tanggamus Wilis

Panderman Grobogan Sinabung Argopuro Lokon Panderman Wilis Rajabasa Dieng Argopuro Rajabasa Grobogan

Rajabasa Kawi Anjasmoro Grobogan Wilis Panderman

Tanggamus Lokon Dempo Lokon Tidar Ijen

Tanggamus

Page 88: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

60

Data hasil penapisan varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpan

secara alami dan buatan yang tertera pada Tabel 19 tersebut sesuai dengan data

penurunan viabilitas dan peningkatan daya hantar listrik benih kedelai selama 10

minggu periode simpan alami yang tertera pada Tabel 9 dan 10, yang mana benih

kedelai varietas Kaba termasuk dalam kelompok varietas yang lebih dapat

mempertahankan viabilitasnya serta memiliki nilai daya hantar listrik yang lebih

rendah pada akhir periode simpan, sedangkan kedelai varietas Panderman, Lokon,

Grobogan, Wilis dan Tanggamus termasuk kelompok varietas yang kurang dapat

mempertahankan viabilitasnya serta memiliki nilai daya hantar listrik yang lebih

tinggi pada akhir periode simpan dibandingkan dengan varietas kedelai lainnya.

Page 89: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)
Page 90: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

60

SIMPULAN

Simpulan

1. MPC IPB 77-1 MM dapat dimanfaatkan sebagai alat penduga vigor daya

simpan benih kedelai melalui metode pengusangan cepat benih secara fisik

maupun kimia

2. Pendugaan vigor daya simpan benih kedelai dengan menggunakan MPC

IPB 77-1 MM melalui metode pengusangan cepat benih secara kimia lebih

cepat dan mudah dibandingkan dengan pengusangan cepat benih secara

fisik.

3. MPC IPB 77-1 dapat dimanfaatkan untuk penapisan vigor daya simpan

benih kedelai dengan menggunakan metode pengusangan cepat benih

secara kimia dan variabel daya hantar listrik dengan tingkat kesesuaian

penapisan 78%.

4. Hasil penapisan secara alami dan buatan menunjukkan bahwa kedelai

varietas Kaba memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten tinggi

berdasarkan variabel daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh

dan daya hantar listrik. Kedelai varietas Panderman, Lokon dan Grobogan

memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan

variabel daya berkecambah, indeks vigor dan daya hantar listrik,

sedangkan varietas Tanggamus memiliki nilai vigor daya simpan yang

konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, kecepatan

tumbuh dan daya hantar listrik. Kedelai varietas Wilis memiliki nilai vigor

daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel indeks vigor,

kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik.

Page 91: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

61

Page 92: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

62

DAFTAR PUSTAKA

Addai LK, Kantanka OS. 2006. Evaluation of screening methods for improved storability of soybean seed. International Journal of Botany 2(2):152-155.

Afifah S. 1991. Pengaruh kondisi kulit benih terhadap viabilitas benih pada berbagai varietas kedelai [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

[AOSA] Association of Official Seed Analyst. 1983. Seed Vigor Testing Handbook. The seed vigor test committee of the association of official seed analyst. Contribution No. 32.

Artuti AM. 1988. Penelitian pembandingan devigorasi benih kedelai (Glycine max L. Merr) oleh deraan etanol dengan deraan radiasi dan cendawan Aspergillus flavus Link [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan. http://www.bps.go.id [10 juli 2012].

Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Kedelai Kelas Benih Penjenis (BS). Jakarta: Badan Standardidasi Nasional. 17 hal.

Chazimah N. 2000. Pengaruh penderaan dengan larutan etanol terhadap kemunduran benih kedelai (Glycine max L.) [Skripsi]. Lampung: Program Sarjana. Universitas Lampung.

Copeland OL, McDonald MB. 1985. Principles of Seed Science and Technology. New york: Kluwer Academic Publishers.

Ginting E, Tasra IK. 2007. Standar Mutu Biji Kedelai. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Harrington JF. 1972. Seed Storage and Longevity. Academic Press 3.

Ilyas S. 1986. Pengaruh faktor induce dan enforce terhadap vigor benih kedelai (Glycine max L.) dan hubungannya dengan produksi per hektar [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Justice OL, Bass LN. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Jakarta: PT Grafindo Persada. 283 hal.

Page 93: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

63

Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih kedelai varietas Wilis pada kadar air dan suhu penyimpanan yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian 9:79-82.

Marwanto. 2004. Osmoconditioning dan deteriorasi benih kedelai selama penyimpanan. Jurnal Akta Agrosia 7(1):1-5.

Marwanto. 2007. Relationship between seed coat lignin content and seed coat characteristics in mung bean. JIPI 9(1):6-11.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Bogor: IPB Press.

Mugnisyah WQ. 1991. Strategi teknologi produksi benih kedelai untuk mengatasi deraan cuaca lapang. Bandung: Makalah Penunjang Seminar Nasional Teknologi Benih III, Universitas Padjajaran. 10 hal.

Mugnisyah WQ, Setiawan A, Suwarto, Santiwa C. 1994. Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 283 hal.

Pian ZA. 1981. Penggunaan uap etil alkohol terhadap viabilitas benih jagung dan pemanfaatannya untuk menduga daya simpan [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Pramono E. 1991. Penggunaan nilai delta dan nilai rasio viabilitas untuk menduga daya konservasi pratanam benih kedelai (Glycine max L.) [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Pramono E. 2000. Efektivitas desikan arang kayu dalam mempertahankan vigor daya simpan benih kedelai (Glycine max L.). Pros. Sem. Hasil-hasil Penelitian Universitas Lampung.

Pramono E. 2009. Daya Simpan Dugaan 90% (DSD-90) dari Intensitas Pengusangan Cepat Kimiawi dengan Uap Etanol (IPCKU) pada Benih Kacang Tanah. http://blog.unila.ac.id [11 Desember 2011].

Priestley DA. 1986. Seed Aging. Comstock Publishing Associetes. A Division of Cornell University Press Itacha and London.

Rahayu M, Sudarto K, Puspadi I, Mardian I. 2009. Paket Teknologi Produksi Benih Kedelai. Nusa Tenggara Barat: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat. 48 hal.

Page 94: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

64

Sadjad S. 1980. Panduan pembinaan mutu benih tanaman kehutanan di Indonesia. Bogor: Proyek Pusat Pembinaan Kehutanan Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Dirjen Kehutanan-Institut Pertanian Bogor.

Sadjad S. 1989. Konsepsi Steinbauer-Sadjad sebagai landasan matematika benih di Indonesia. Bogor: Orasi Ilmiah, Institut Pertanian Bogor. 42 hal.

Sadjad S. 1992. Studi Pemanfaatan mesin pengusang cepat IPB 77-1 yang dimodifikasi untuk simulasi kemunduran benih kedelai oleh goncangan transportasi. Bogor: Makalah Hasil-hasil Penelitian Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Sadjad S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Grasindo. 144 hal.

Sadjad S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Jakarta: PT Widiasarana Indonesia.

Sadjad S, Muniarti E, Ilyas S. 1999. Parameter Pengujian Benih dari Komparatif ke Simulatif. Jakarta: PT Widiasarana Indonesia.

Saenong S, Sadjad S. 1984. Alat IPB 77-1 untuk Pendeteksian Vigor Benih Jagung (Zea mays L.) oleh Keragaman Faktor Induce. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Setyawati AS. 1989. Pengaruh devigorasi etanol, radiasi Co-60 dan etil metasulfonat (EMS) terhadap kemunduran benih bayam [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Soepriaman J. 1989. Pengaruh tempat dan kemasan terhadap kualitas dan daya simpan benih kedelai dan jagung. Bogor: Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan.

Suhartanto MR. 1994. Studi sistem multiplikasi devigorasi secara fisik dan kimia pada kasus kemunduran viabilitas benih kedelai (Glycine max L.) akibat goncangan [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sukarman, Rahardjo M. 2000. Karakter fisik, kimia dan fisiologis benih beberapa varietas kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6(2):31-36.

Tatipata A, Yudono P, Purwantoro A, Mangoendidjojo. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai selama penyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian 11(2):76-87.

Venter A. 2000. Seed vigor testing. Journal of New Seeds 2(40):51-58.

Page 95: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

65

Wahyuni S, Nugraha US. 1995. Viabilitas dan vigor benih padi dari berbagai berat jenis selama penyimpanan. Jurnal Penelitian Pertanian 14:174-185.

Page 96: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

66

Lampiran 1. Deskripsi kedelai varietas Burangrang

Nomor galur : C1-I-2-/KPR-3

Asal : Segregat silang alam, diambil dari tanaman

petani di jember

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat kekuningan

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 60-70 cm

Bentuk daun : Oblong, ujung runcing

Percabangan : 1-2 cabang

Umur berbunga : 35 hari

Umur masak : 80-82 hari

Bentuk biji : Agak bulat

Kerebahan : Tahan rebah

Bobot 100 biji : 17 g

Kadar protein : 39%

Kadar lemak : 20%

Ukuran biji : Besar

Potensi hasil : 1,6 – 2,5 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Toleran karat daun

Pemulia : R. P. P. Rodiah, Ono Sutrisno, Gatot

Kustiyono, Sumarno dan Sugito

Tahun dilepas : 1999 (SK Mentan No. 766/Kpts/TP.

240/6/1999)

Page 97: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

67

Lampiran 2. Deskripsi kedelai varietas Sinabung

Nomor galur : MSC 9526-IV-C-4

Asal : Silang ganda 16 ketua

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 66 cm

Umur berbunga : 35 hari

Umur masak : 88 hari

Bentuk biji : Lonjong

Bobot 100 biji : 10,68 g

Kadar protein : 46%

Kadar lemak : 13%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 2,16 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan rebah

Pemulia : M. Muchlish Adie Soegito, Darman

M. Arsyad, Arifin

Tahun dilepas : 2003 (SK Mentan No. 533/Kpts/

TP.240/10/2001)

Page 98: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

68

Lampiran 3. Deskripsi kedelai varietas Wilis

Nomor galur : B 3034

Asal : Seleksi keturunan Orba x No. 1682

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau – hijau tua

Warna bulu : Coklat tua

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 40-50 cm

Umur berbunga : ± 39 hari

Umur masak : ± 88 hari

Bentuk biji : Oval, agak pipih

Bobot 100 biji : ± 10 g

Kadar protein : 37%

Kadar lemak : 18%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : Tertinggi 2,7 t; hasil rata-rata 1,6 t

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan penyakit karat dan virus, tahan rebah

Pemulia : Sumarno, Darman M. Arsyad, A. Dimyati

Rodiah dan Ono Sitrisno

Tahun dilepas : 1983 (SK Mentan No. TP.240/519/Kpts/7/

1983)

Page 99: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

69

Lampiran 4. Deskripsi kedelai varietas Kaba

Nomor galur : MSC 9526-IV-C-4

Asal : Silang ganda 16 tetua

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Hijau

Warna biji : Kuning

Warna daun : Ungu

Warna bulu : Hijau tua

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 64 cm

Umur berbunga : ± 35 hari

Umur masak : ± 85 hari

Bentuk biji : Lonjong

Bobot 100 biji : ± 10.37 g

Kadar protein : 44%

Kadar lemak : 14%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 2,13 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan penyakit karat daun

Pemulia : M. Muchlish Adie Soegito, Darman M.

Arsyad, Arifin

Tahun dilepas : 2003 (SK Mentan No. 532/Kpts/TP.240/10

/2001)

Page 100: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

70

Lampiran 5. Deskripsi kedelai varietas Anjasmoro

Nomor galur : MANSURIA 395-49-4

Asal : Seleksi massa populasi galur murni

MANSURIA

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Putih

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 64-68 cm

Umur berbunga : 36-40 hari

Umur masak : 82-92 hari

Bentuk biji : Oval

Bobot 100 biji : 14,8-15,3 g

Kadar protein : 41,78-42,05%

Kadar lemak : 17,12-18,60%

Ukuran biji : Besar

Potensi hasil : 2,25 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan rebah

Pemulia : Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya,

Jamaluddin M., Susanto, Darman M.

Arsyad, Muchlish Adie

Tahun dilepas : 2001 (SK Mentan No. 537/Kpts/TP.240/10

/2001)

Page 101: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

71

Lampiran 6. Deskripsi kedelai varietas Malabar

Nomor galur : B 8217-II-12-13

Asal : Persilangan varietas No. 1592 x Wilis

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning mengkilat

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 57 cm

Umur berbunga : 31 hari

Umur masak : 70 hari

Bobot 100 biji : 12 g

Kadar protein : 37%

Kadar lemak : 20%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 1.27 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan karat daun

Pemulia : Darman MA., Sumarno, Asadi, Rodiah,

Ono Sutrisno, dan Cheppy Syukur

Tahun dilepas : 1992 (SK Mentan No. 618/Kpts

/TP.240/11/92)

Page 102: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

72

Lampiran 7. Deskripsi kedelai varietas Dempo

Nomor galur : 1400 B

Asal : Hasil seleksi galur murni dari varietas

Amerikana, introduksi dari Kolumbia

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat tua

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 45-60 cm

Umur berbunga : 40 hari

Umur masak : 90-95 hari

Bobot 100 biji : 12-13 g

Kadar protein : 41%

Kadar lemak : 18%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 1.5 t/ha

Kerebahan : Tahan rebah

Pemulia : Sumarno, Rodiah dan Ono Sutrisno

Tahun dilepas : 1984

Page 103: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

73

Lampiran 8. Deskripsi kedelai varietas Lawit

Nomor galur : 3034/Lamp-3-II-1

Asal : Persilangan galur B 3034 dengan local

Lampung

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Bentuk biji : Lonjong

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Semi determinate

Tinggi tanaman : 58 cm

Umur berbunga : 40 hari

Umur masak : 84 hari

Warna polong masak : Coklat

Bobot 100 biji : 10.5 g

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 2.07 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : -

Pemulia : M. Sabran, M. Muchlish Adie, E. William,

Koesrini dan M. Saleh

Tahun dilepas : 2001 (SK Mentan No. 642/Kpts/TP.240

/12/2001)

Page 104: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

74

Lampiran 9. Deskripsi kedelai varietas Tanggamus

Nomor galur : K3911-66

Warna hipokotil : Hibrida (persilangan tunggal)

Kerinci x No. 3911

Warna bunga : Ungu

Warna hipokotil : Ungu

Warna epikotil : Hijau

Warna kotiledon : Kuning

Warna bulu : Coklat

Warna bunga : Ungu

Warna kulit biji : Kuning

Warna polong masak : Coklat

Bentuk biji : Oval

Tipe tumbuh : Determinate

Umur berbunga : 35 hari

Umur panen : 88 hari

Tinggi tanaman : 67 cm

Bobot 100 biji : 11 g

Ukuran biji : Sedang

Kandungan protein : 44,5%

Kandungan lemak : 12,9%

Kerebahan : Tahan rebah

Ketahanan thd penyakit : Moderat karat daun

Pemulia : Darman MA., M. Muchlish Adie,

Heru Kuswantoro dan Purwantoro

Tahun dilepas : 2001 (SK Mentan No. 536/Kpts

/TP.240/10/2001

Page 105: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

75

Lampiran 10. Deskripsi kedelai varietas Argopuro

Nomor galur : K-27

Asal : Introduksi Taiwan (GC 89029-19-1)

Warna hipokotil : Hijau

Warna bunga : Putih

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Putih

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 61 cm

Umur berbunga : 32 hari

Umur masak : 84 hari

Bobot 100 biji : 17.80 g

Kadar protein : 28.1%

Kadar lemak : 25.1%

Ukuran biji : Besar

Potensi hasil : 3.05 t/ha

Ketahanan terhadap hama : Agak tahan lalat kacang, pengisap polong

dan ulat grayak

Ketahanan thd penyakit : Peka virus daun (CMMV)

Pemulia : M. Muchlis Adie, Nasir Saleh dan Gatut

Wahyu AS

Tahun dilepas : 2005 (SK Mentan No. 204/Kpts.

/SR.120/4/2005)

Page 106: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

76

Lampiran 11. Deskripsi kedelai varietas Ijen

Nomor galur : B4F3WH-177-382-109

Asal : Silang balik varietas Wilis dengan

Himeshirazu

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning agak mengkilap

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 51 cm

Umur berbunga : 32 hari

Umur masak : 83 hari

Bobot 100 biji : 11.23 g

Kadar protein : 36.4%

Kadar lemak : 13.2%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 2.15-2.49 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan ulat grayak

Pemulia : M. Muchlis Adie, K. Igita, G.W.A.

Susanto, Darman M. Arsyad, Suharsono,

Trijaka, dan Arifin

Tahun dilepas : 2003 (SK Mentan No. 384/Kpts

/SR.120/8/2003)

Page 107: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

77

Lampiran 12. Deskripsi kedelai varietas Lokon

Nomor galur : GM 1293

Asal : Seleksi keturunan persilangan Gm 26

(TK 5)/Gm 14 (Genjah Slawi)

Warna hipokotil : Hijau

Warna bunga : Putih

Warna biji : Kuning jerami

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 74 cm

Umur berbunga : 31 hari

Umur masak : 75 hari

Bobot 100 biji : 10.76 g

Kadar protein : 34.3%

Kadar lemak : 15.8%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 1.75 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak peka terhadap karat dan virus

Pemulia : Balittan Sukamandi

Tahun dilepas : 1982 (SK Mentan No. 37/Kpts/Um/1982)

Page 108: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

78

Lampiran 13. Deskripsi kedelai varietas Panderman

Nomor galur : GC 87032-10-1

Asal : Introduksi dari Taiwan

Warna hipokotil : Hijau tua

Warna bunga : Putih

Warna biji : Kuning muda

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 44 cm

Umur berbunga : 33 hari

Umur masak : 85 hari

Bobot 100 biji : 18-19 g

Kadar protein : 36.9%

Kadar lemak : 17.7%

Ukuran biji : Besar

Bentuk biji : Agak bulat

Potensi hasil : 2.37 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan ulat grayak

Ketahanan rebah : Tahan rebah

Pemulia : M. Muchlis Adie, Muhammad Maksum,

Lena Wahyu Marwati, M. Aris, Lin Yen

Yen, Chen Keng Feng, Chend Il Tsung

Tahun dilepas : 2003 (SK Mentan No. 395/Kpts/SR.120

/8/2003)

Page 109: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

79

Lampiran 14. Deskripsi kedelai varietas Ratai

Nomor galur : W3465-27-2

Asal : Wilis x No. 3465

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning agak kehijauan

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 90 cm

Umur berbunga : 37 hari

Umur masak : 90 hari

Bobot 100 biji : 10.5 g

Kadar protein : 42.2%

Kadar lemak : 11.7%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 1.6-2.7 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan penyakit karat daun

(Phakospora pachyrizi Syd)

Pemulia : DM. Arsyad, Heru Kuswantoro, M.

Muchlis Adie, Purwantoro, Amin Nur,

Sri Hardaningsih, dan E. Yusnawan

Tahun dilepas : 2004 (SK Mentan No. 168/Kpts/

LB.240/3/2004)

Page 110: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

80

Lampiran 15. Deskripsi kedelai varietas Rajabasa

Nomor galur : GH-7 / BATAN

Asal : Galur Mutan No. 214 x 23-D yang berasal

dari irradiasi sinar Y varietas Guntur dosis

150 Gy

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning mengkilap

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 54 cm

Umur berbunga : 35 hari

Umur masak : 82-85 hari

Bobot 100 biji : 15 g

Kadar protein : 39.62%

Kadar lemak : 19.93%

Ukuran biji : Besar

Potensi hasil : 3.90 t/ha

Ketahanan thd penyakit : Tahan penyakit karat daun (Phakospora

pachyrizi Syd)

Ketahanan thd cekaman : Agak toleran

Pemulia : Masrizal, Harry Is Mulyana, Siswoyo,

Kumala Dewi, Yuliasti, Arwin dan Ina

Idayani Rahma

Tahun dilepas : 2004 (SK Mentan No. 171/Kpts/LB.240/

3/2004)

Page 111: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

81

Lampiran 16. Deskripsi kedelai varietas Tidar

Nomor galur : B 3379

Asal : hasil seleksi dari mutan B 1682, introduksi

dari AVRDC Taiwan

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning kehijauan

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 40-50 cm

Umur berbunga : 35 hari

Umur masak : 75 hari

Bobot 100 biji : 7 g

Kadar protein : 37%

Kadar lemak : 20%

Ukuran biji : Kecil

Potensi hasil : 1.4 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan lalat bibit dan karat daun

Pemulia : Sumarno, Rodiah, Ono Sutrisno, C.

Syukur, Soegito, Hadi Purnomo, Sutrisno

Tahun dilepas : 1987

Page 112: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

82

Lampiran 17. Deskripsi kedelai varietas Grobogan

Asal : Pemurnian populasi Lokal Malabar

Grobogan

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning muda

Warna daun : Hijau agak tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 50-60 cm

Umur berbunga : 30-32 hari

Umur masak : 76 hari

Bobot 100 biji : 18 g

Kadar protein : 43.9%

Kadar lemak : 18.4%

Ukuran biji : Besar

Potensi hasil : 3.40 t/ha

Sifat lain : - polong masak tidak mudah pecah

- pada saat panen daun luruh 95–100%

saat panen >95% daunnya telah luruh

Pemulia : Suhartina, M. Muclish Adie

Tahun dilepas : 2008 (SK Mentan No. 238/Kpts/SR.120/

3/2008)

Page 113: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

83

Lampiran 18. Deskripsi kedelai varietas Dieng

Nomor galur : MSC 8401-2-3

Asal : Persilangan Manalagi x Orba

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning kehijauan

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 47-57 cm

Umur berbunga : 35-38 hari

Umur masak : 74-78 hari

Bobot 100 biji : 7.5 g

Kadar protein : 37%

Kadar lemak : 17%

Ukuran biji : Kecil

Potensi hasil : 2.3 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan karat daun

Pemulia : Soegito, M. Muchlis Adie, Rodiah dan

Hadi Purnomo

Tahun dilepas : 1991 (SK Mentan No. 105/Kpts/TP.240

/3/91)

Page 114: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

84

Lampiran 19. Deskripsi kedelai varietas Kawi

Nomor galur : MSC 9050-C-7-2

Asal : Galur MSC 9050-C-7-2, galur murni hasil

seleksi keturunan galur introduksi AVRDC

Taiwan G10050 x MSC 8306-1-M

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 60-70 cm

Umur berbunga : 34 hari

Umur masak : 88 hari

Bobot 100 biji : 10.5 g

Kadar protein : 38.5%

Kadar lemak : 17.5%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 1.55-2.80 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Agak tahan karat daun

Pemulia : Soegito, M. Muchlis Adie, dan Arifin

Tahun dilepas : 1998 (SK Mentan No. 878/Kpts/TP.240

/11/98)

Page 115: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

85

Lampiran 20. Deskripsi kedelai varietas Krakatau

Nomor galur : AGS-66

Asal : Introduksi dari Taiwan tahun 1985

Warna hipokotil : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 55-60 cm

Umur berbunga : 35 hari

Umur masak : 82-85 hari

Bobot 100 biji : 8 g

Kadar protein : 36%

Kadar lemak : 16%

Ukuran biji : Kecil

Potensi hasil : 1.9 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Toleran karat daun dan virus CMMV

Pemulia : Sumarno, Soegito, Rodiah, Darman M.A.,

Ono Sutrisno dan Cheppy Syukur

Tahun dilepas : 1992 (SK Mentan No. 614/Kpts/TP.240/

11/92)

Page 116: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

86

Lampiran 21. Deskripsi kedelai varietas Pangrango

Nomor galur : B 8306-4-4

Asal : Hasil persilangan varietas lokal

Lampung x Davros pada tahun 1983

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 65 cm

Umur berbunga : 40 hari

Umur masak : 88 hari

Bobot 100 biji : 10 g

Kadar protein : 39%

Kadar lemak : 18%

Ukuran biji : Sedang

Bentuk biji : Bulat hingga agak bulat

Potensi hasil : 2 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan karat daun

Pemulia : Asadi, Darman MA., Sumarno, Hafni

Zahara dan Nurwita Dewi

Tahun dilepas : 1995

Page 117: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

87

Lampiran 22. Deskripsi kedelai varietas Sindoro

Nomor galur : T4 (UNSOED 2)

Asal : Hasil persilangan Dempo x Wilis

Warna hipokotil : Ungu

Warna biji : Kuning

Warna daun : Hijau

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 59 cm

Umur berbunga : 36 hari

Umur masak : 86 hari

Bobot 100 biji : 12 g

Kadar protein : 33%

Kadar lemak : 16%

Ukuran biji : Sedang

Potensi hasil : 2.03 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan karat daun

Pemulia : Sunarto, Noor Farid, dan Suwarto

Tahun dilepas : 1995

Page 118: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

88

Lampiran 23. Deskripsi kedelai varietas Seulawah

Nomor galur : W3898-14-3

Asal : Persilangan Wilis x No. 3898

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna biji : Kuning agak kehijauan

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinate

Tinggi tanaman : 100 cm

Umur berbunga : 39 hari

Umur masak : 93 hari

Bobot 100 biji : 9.5 g

Kadar protein : 45.9%

Kadar lemak : 12.1%

Ukuran biji : Kecil

Bentuk biji : Agak bulat

Potensi hasil : 1.6-2.5 t/ha

Ketahanan terhadap hama penyakit : Tahan penyakit karat daun

Pemulia : Darman M. Arsyad, Heru Kuswantoro, M.

Muchlis Adie, Purwantoro, Amin Nur, Sri

Hardaningsih dan E. Yusnawan

Tahun dilepas : 2004 (SK Mentan No. 169/Kpts/LB.240

/3/2004)

Page 119: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

89

Lampiran 24. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel daya berkecambah

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Argopuro y = 98.81 - 2.066x 0.977 -0.988 0.000**

Burangrang y = 89.14 - 1.926x 0.961 -0.980 0.001**

Dempo y = 105.4 - 1.777x 0.970 -0.985 0.000**

Rajabasa y = 92.48 - 1.766x 0.989 -0.995 0.000**

Panderman y = 93.95 - 1.711x 0.986 -0.993 0.000**

Tanggamus y = 96.48 - 1.666x 0.989 -0.994 0.000**

Grobogan y = 97.95 - 1.651x 0.987 -0.994 0.000**

Malabar y = 97.24 - 1.583x 0.987 -0.993 0.000**

Lokon y = 95.7 1- 1.469x 0.990 -0.995 0.000**

Dieng y = 95.52 - 1.454x 0.991 -0.995 0.000**

Ijen y = 96.71 - 1.389x 0.993 -0.996 0.000**

Sinabung y = 92.86 - 1.294x 0.972 -0.986 0.000**

Lawit y = 107.9 - 1.263x 0.790 -0.889 0.018**

Krakatau y = 102.3 - 1.131x 0.898 -0.948 0.004**

Anjasmoro y = 101.4 - 1.11x 0.980 -0.990 0.000**

Kawi y = 99.14 - 1.086x 0.943 -0.971 0.001**

Ratai y = 96.38 - 1.049x 0.959 -0.979 0.001**

Wilis y = 95.24 - 0.923x 0.984 -0.992 0.000**

Pangrango y = 103.7 - 0.880x 0.865 -0.930 0.007**

Tidar y = 98.48 - 0.846x 0.974 -0.987 0.000**

Sindoro y = 101.6 - 0.631x 0.955 -0.977 0.001**

Kaba y = 98.86 - 0.554x 0.947 -0.973 0.001**

Seulawah y = 100.7 - 0.520x 0.971 -0.985 0.000** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 120: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

90

Lampiran 25. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel indeks vigor

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Argopuro y = 86.62 - 2.071 x 0.887 -0.942 0.005**

Sinabung y = 87.38 - 2.029 x 0.892 -0.944 0.005**

Dempo y = 91.14 - 1.966 x 0.962 -0.981 0.001**

Anjasmoro y = 83.90 - 1.963 x 0.894 -0.946 0.004**

Grobogan y = 85.67 - 1.920 x 0.930 -0.965 0.002**

Ijen y = 85.90 - 1.823 x 0.947 -0.973 0.001**

Panderman y = 78.67 - 1.800 x 0.935 -0.967 0.002**

Ratai y = 87.71 - 1.789 x 0.932 -0.965 0.002**

Lokon y = 80.81 - 1.746 x 0.981 -0.991 0.000**

Malabar y = 77.10 - 1.737 x 0.952 -0.976 0.001**

Rajabasa y = 69.86 - 1.694 x 0.818 -0.904 0.013**

Burangrang y = 66.86 - 1.674 x 0.781 -0.884 0.019**

Wilis y = 85.29 - 1.671 x 0.817 -0.904 0.013**

Kawi y = 90.00 - 1.660 x 0.947 -0.973 0.001**

Lawit y = 84.43 - 1.597 x 0.844 -0.919 0.010**

Dieng y = 79.19 - 1.554 x 0.986 -0.993 0.000**

Tidar y = 86.29 - 1.511 x 0.952 -0.975 0.001**

Tanggamus y = 70.57 - 1.503 x 0.969 -0.984 0.000**

Krakatau y = 83.81 - 1.466 x 0.892 -0.944 0.005**

Kaba y = 93.90 - 1.423 x 0.959 -0.979 0.001**

Seulawah y = 94.52 - 1.134 x 0.779 -0.883 0.020**

Pangrango y = 86.57 - 1.123 x 0.839 -0.916 0.010**

Sindoro y = 86.10 - 0.857 x 0.866 -0.930 0.007** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 121: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

91

Lampiran 26. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel kecepatan tumbuh

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Argopuro y = 51.29 - 1.138 x 0.944 -0.972 0.001**

Burangrang y = 44.22 - 1.021 x 0.885 -0.941 0.005**

Dempo y = 53.78 - 1.012 x 0.986 -0.993 0.000**

Grobogan y = 50.98 - 0.9856 x 0.971 -0.985 0.000**

Panderman y = 48.20 - 0.9702 x 0.970 -0.985 0.000**

Rajabasa y = 44.66 - 0.9458 x 0.933 -0.966 0.002**

Sinabung y = 50.09 - 0.9196 x 0.959 -0.979 0.001**

Malabar y = 48.16 - 0.9155 x 0.983 -0.992 0.000**

Ijen y = 51.63 - 0.9088 x 0.978 -0.989 0.000**

Lokon y = 50.02 - 0.9032 x 0.994 -0.997 0.000**

Tanggamus y = 45.87 - 0.8639 x 0.985 -0.992 0.000**

Dieng y = 48.75 - 0.8486 x 0.990 -0.995 0.000**

Lawit y = 53.63 - 0.8091 x 0.992 -0.996 0.000**

Anjasmoro y = 50.02 - 0.8052 x 0.974 -0.987 0.000**

Ratai y = 51.46 - 0.7880 x 0.953 -0.976 0.001**

Kawi y = 52.99 - 0.7843 x 0.976 -0.988 0.000**

Krakatau y = 52.40 - 0.7520 x 0.974 -0.987 0.000**

Wilis y = 50.57 - 0.7427 x 0.934 -0.966 0.002**

Tidar y = 51.96 - 0.6831 x 0.969 -0.985 0.000**

Kaba y = 54.02 - 0.5844 x 0.967 -0.983 0.000**

Seulawah y = 54.57 - 0.4940 x 0.892 -0.945 0.005**

Pangrango y = 48.85 - 0.4869 x 0.794 -0.891 0.017**

Sindoro y = 52.87 - 0.4600 x 0.966 -0.983 0.000** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 122: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

92

Lampiran 27. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel daya hantar listrik

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Anjasmoro y = 91.24 + 3.735 x 0.983 0.992 0.000**

Malabar y = 123.0 + 3.561 x 0.946 0.973 0.001**

Dempo y = 87.33 + 4.225 x 0.983 0.992 0.000**

Wilis y = 99.81 + 3.183 x 0.986 0.993 0.000**

Lawit y = 72.41 + 3.329 x 0.843 0.918 0.010**

Tanggamus y = 112.1 + 3.969 x 0.943 0.971 0.001**

Argopuro y = 82.98 + 4.729 x 0.951 0.975 0.001**

Ijen y = 106.6 + 3.847 x 0.984 0.992 0.000**

Lokon y = 102.6 + 3.913 x 0.973 0.986 0.000**

Panderman y = 108.1 + 3.806 x 0.986 0.993 0.000**

Ratai y = 108.5 + 1.731 x 0.941 0.970 0.001**

Rajabasa y = 116.4 + 3.811 x 0.963 0.982 0.001**

Tidar y = 102.8 + 1.740 x 0.978 0.989 0.000**

Grobogan y = 117.9 + 3.567 x 0.966 0.983 0.000**

Dieng y = 118.5 + 3.123 x 0.950 0.975 0.001**

Kaba y = 99.72 + 1.708 x 0.831 0.911 0.011**

Kawi y = 106.5 + 1.738 x 0.937 0.968 0.001**

Krakatau y = 84.72 + 3.343 x 0.857 0.926 0.008**

Pangrango y = 70.38 + 3.485 x 0.809 0.899 0.015**

Sindoro y = 95.13 + 1.559 x 0.983 0.992 0.000**

Burangrang y = 130.6 + 3.852 x 0.909 0.953 0.003**

Seulawah y = 93.60 + 1.273 x 0.825 0.908 0.012**

Sinabung y = 116.2 + 3.075 x 0.955 0.977 0.001** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 123: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

93

Lampiran 28. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel daya berkecambah

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Anjasmoro y = 95.71 - 5.143 x 0.983 -0.991 0.000**

Malabar y = 96.05 - 6.043 x 0.978 -0.989 0.000**

Dempo y = 96.24 - 5.914 x 0.986 -0.993 0.000**

Wilis y = 91.24 - 4.914 x 0.970 -0.985 0.000**

Lawit y = 93.38 - 5.343 x 0.982 -0.991 0.000**

Tanggamus y = 95.76 - 6.286 x 0.992 -0.996 0.000**

Argopuro y = 98.33 - 7.100 x 0.985 -0.992 0.000**

Ijen y = 92.14 - 5.629 x 0.982 -0.991 0.000**

Lokon y = 93.29 - 5.657 x 0.992 -0.996 0.000**

Panderman y = 99.86 - 6.771 x 0.995 -0.997 0.000**

Ratai y = 93.38 - 5.243 x 0.975 -0.988 0.000**

Rajabasa y = 96.05 - 6.743 x 0.990 -0.995 0.000**

Tidar y = 92.86 - 4.671 x 0.968 -0.984 0.000**

Grobogan y = 92.95 - 6.157 x 0.985 -0.992 0.000**

Dieng y = 93.62 - 5.857 x 0.988 -0.994 0.000**

Kaba y = 91.90 - 4.514 x 0.907 -0.952 0.003**

Kawi y = 95.10 - 5.686 x 0.989 -0.995 0.000**

Krakatau y = 95.43 - 5.486 x 0.989 -0.994 0.000**

Pangrango y = 94.00 - 5.500 x 0.987 -0.993 0.000**

Sindoro y = 94.14 - 5.929 x 0.978 -0.989 0.000**

Burangrang y = 98.00 - 7.300 x 0.966 -0.983 0.000**

Seulawah y = 90.52 - 3.871 x 0.864 -0.929 0.007**

Sinabung y = 94.81 - 5.729 x 0.992 -0.996 0.000** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 124: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

94

Lampiran 29. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel indeks vigor

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Burangrang y = 89.00 - 7.300 x 0.966 -0.983 0.000**

Argopuro y = 93.33 - 7.100 x 0.985 -0.992 0.000**

Panderman y = 87.86 - 6.771 x 0.995 -0.997 0.000**

Rajabasa y = 81.05 - 6.743 x 0.990 -0.995 0.000**

Tanggamus y = 73.76 - 6.286 x 0.992 -0.996 0.000**

Grobogan y = 81.95 - 6.157 x 0.985 -0.992 0.000**

Malabar y = 82.05 - 6.043 x 0.978 -0.989 0.000**

Sindoro y = 80.14 - 5.929 x 0.978 -0.989 0.000**

Dempo y = 86.24 - 5.914 x 0.986 -0.993 0.000**

Dieng y = 79.62 - 5.857 x 0.988 -0.994 0.000**

Sinabung y = 86.81 - 5.729 x 0.992 -0.996 0.000**

Kawi y = 93.10 - 5.686 x 0.989 -0.995 0.000**

Lokon y = 82.29 - 5.657 x 0.992 -0.996 0.000**

Ijen y = 84.14 - 5.629 x 0.982 -0.991 0.000**

Pangrango y = 77.00 - 5.500 x 0.987 -0.993 0.000**

Krakatau y = 93.43 - 5.486 x 0.989 -0.994 0.000**

Lawit y = 86.38 - 5.343 x 0.982 -0.991 0.000**

Ratai y = 86.38 - 5.243 x 0.975 -0.988 0.000**

Anjasmoro y = 88.71 - 5.143 x 0.983 -0.991 0.000**

Wilis y = 80.24 - 4.914 x 0.970 -0.985 0.000**

Tidar y = 87.86 - 4.671 x 0.968 -0.984 0.000**

Kaba y = 90.90 - 4.514 x 0.907 -0.952 0.003**

Seulawah y = 77.52 - 3.871 x 0.864 -0.929 0.007** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 125: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

95

Lampiran 30. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel kecepatan tumbuh

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Panderman y = 53.31 - 4.334 x 0.993 -0.997 0.000**

Burangrang y = 49.75 - 4.315 x 0.947 -0.973 0.001**

Rajabasa y = 48.11 - 4.127 x 0.990 -0.995 0.000**

Krakatau y = 52.66 - 3.933 x 0.983 -0.991 0.000**

Argopuro y = 46.63 - 3.905 x 0.927 -0.963 0.002**

Ijen y = 48.47 - 3.822 x 0.937 -0.968 0.002**

Lokon y = 47.37 - 3.809 x 0.966 -0.983 0.000**

Kawi y = 50.25 - 3.791 x 0.919 -0.959 0.003**

Grobogan y = 46.08 - 3.757 x 0.909 -0.954 0.003**

Kaba y = 49.15 - 3.695 x 0.896 -0.947 0.004**

Sinabung y = 49.49 - 3.680 x 0.960 -0.980 0.001**

Sindoro y = 47.49 - 3.647 x 0.947 -0.973 0.001**

Dieng y = 46.16 - 3.616 x 0.922 -0.960 0.002**

Wilis y = 47.22 - 3.551 x 0.933 -0.966 0.002**

Ratai y = 47.50 - 3.531 x 0.914 -0.956 0.003**

Tidar y = 47.96 - 3.325 x 0.898 -0.948 0.004**

Seulawah y = 46.20 - 3.217 x 0.892 -0.945 0.005**

Lawit y = 44.96 - 3.213 x 0.844 -0.919 0.010**

Tanggamus y = 42.61 - 3.193 x 0.943 -0.971 0.001**

Dempo y = 43.78 - 3.187 x 0.816 -0.903 0.014**

Anjasmoro y = 47.10 - 3.178 x 0.926 -0.962 0.002**

Pangrango y = 43.89 - 3.080 x 0.954 -0.977 0.001**

Malabar y = 42.59 - 3.025 x 0.812 -0.901 0.014** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 126: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

96

Lampiran 31. Persamaan regresi linier, koefisien determinasi (R2) dan koefisien korelasi (r) pengaruh periode simpan benih terhadap variabel daya hantar listrik

Varietas Persamaan regresi linier R2 r P-value

Anjasmoro y = 90.09 + 14.69 x 0.972 0.986 0.000**

Malabar y = 89.57 + 18.53 x 0.914 0.956 0.003**

Dempo y = 85.03 + 18.65 x 0.929 0.964 0.002**

Wilis y = 87.23 + 16.30 x 0.957 0.978 0.001**

Lawit y = 84.90 + 12.25 x 0.746 0.864 0.027**

Tanggamus y = 85.62 + 21.04 x 0.873 0.935 0.006**

Argopuro y = 86.90 + 20.23 x 0.904 0.951 0.004**

Ijen y = 90.70 + 17.58 x 0.932 0.965 0.002**

Lokon y = 95.31 + 17.47 x 0.841 0.917 0.010**

Panderman y = 94.51 + 17.85 x 0.937 0.968 0.002**

Ratai y = 96.01 + 11.47 x 0.885 0.941 0.005**

Rajabasa y = 92.21 + 19.31 x 0.863 0.929 0.007**

Tidar y = 97.10 + 10.16 x 0.991 0.995 0.000**

Grobogan y = 82.35 + 19.92 x 0.911 0.954 0.003**

Dieng y = 89.91 + 16.15 x 0.961 0.981 0.001**

Kaba y = 94.73 + 10.49 x 0.813 0.902 0.014**

Kawi y = 83.22 + 13.86 x 0.883 0.940 0.005**

Krakatau y = 81.82 + 13.88 x 0.845 0.919 0.010**

Pangrango y = 87.44 + 11.21 x 0.808 0.899 0.015**

Sindoro y = 78.76 + 13.55 x 0.768 0.876 0.022**

Burangrang y = 85.73 + 20.08 x 0.890 0.944 0.005**

Seulawah y = 92.47 + 9.073 x 0.883 0.940 0.005**

Sinabung y = 86.16 + 17.38 x 0.959 0.979 0.001** Keterangan : Angka yang diikuti oleh tanda * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan angka yang

diikuti oleh tanda ** berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%

Page 127: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

97

Lampiran 32. Pengaruh waktu pengusangan cepat benih secara kimia terhadap variabel daya berkecambah (%)

Varietas Waktu Pengusangan Cepat (menit)

0 10 20 30 40 50 Anjasmoro 99 89 bcdf 83 defg 70 cd 59 cde 42 cde

Malabar 97 78 ghi 71 efg 51 fgh 30 fghi 19 hij

Dempo 98 91 bcde 74 efg 56 de 38 f 9 j

Wilis 96 87 defgh 70 fghi 73 cd 57 de 50 bcd

Lawit 97 93b 92 bc 89 a 55 e 32 fg

Tanggamus 97 76 hi 69 hij 44 ghi 30 ghij 13 ij

Argopuro 98 83 ghi 60 jkl 26 hi 15 kl 1 k

Ijen 96 85 fghi 69 hijk 54 f 38 f 30 fg

Lokon 96 77 ghi 70 ghi 53 fg 38 e 20 ghi

Panderman 99 74 hi 58 jkl 39 hi 24 ijk 13 ij

Ratai 98 88 cdefg 75 efg 58 d 53 e 49 bcd

Rajabasa 97 73 hi 53 kl 39 hi 20 jkl 8 k

Tidar 97 91 bcdef 85 cdef 69 cd 66 cde 58 abc

Grobogan 97 78 ghi 71 fgh 50 fgh 29 hij 15 ij

Dieng 97 78 ghi 67 ijkl 55 ef 34 fgh 24 fgh

Kaba 99 90 bcdef 92 bcd 82 bc 77 ab 70 ab

Kawi 98 86 efgh 79 efg 75 cd 49 e 45 cde

Krakatau 98 88 bcdef 84 defg 75 bcd 64 cde 35 def

Pangrango 97 93 bcd 94 ab 85 b 69 bcd 52 bcd

Sindoro 99 96 a 92 bcde 85 b 73 abc 70 a

Burangrang 99 65 i 46 l 23 i 13 l 0 k

Seulawah 99 93 bc 95 a 86 a 80 a 73 a

Sinabung 97 78 ghi 62 jkl 57 d 37 fg 32 ef Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

Page 128: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

98

Lampiran 33. Pengaruh waktu pengusangan cepat benihsecara kimia terhadap variabel daya hantar listrik(µS cm-1 g-1)

Varietas Waktu Pengusangan Cepat (menit)

0 10 20 30 40 50 Anjasmoro 9.88 f 11.83 o 17.35 j 19.04 m 24.62 g 28.02 l

Argopuro 9.93 d 10.42 t 16.54 l 24.63 c 28.76 b 30.42 b

Burangrang 9.72 h 20.34 a 21.48 a 24.67 c 29.03 a 30.80 a

Dempo 9.94 d 11.74 p 16.05 m 22.50 h 25.67 f 29.87 c

Dieng 10.01 c 16.54 d 19.62 f 10.40 j 24.33 g 27.04 m

Grobogan 9.92 de 16.64 c 19,74 d 23.54 e 25.60 f 28.76 j

Ijen 10.02 c 13.94 i 10.07 c 22.43 i 25.58 f 29.34 f

Kaba 9.72 h 12.83 n 13.62 q 14.06 r 14.76 o 20.43 p

Kawi 9.84 g 13.73 k 14.07 o 15.76 o 16.73 m 19.87 q

Krakatau 9.91 def 13.01 m 13.79 p 15.64 p 19.65 i 28.96 i

Lawit 10.00 c 10.83 r 11.04 t 13.62 t 21.43 h 26.43 o

Lokon 10.03 bc 13.65 l 17.56 i 24.36 d 26.00 e 28.65 k

Malabar 10.01 c 18.42 b 19.69 e 23.42 f 26.07 e 29.67 e

Panderman 9.83 g 15.62 g 18.02 h 23.13 g 26.30 d 29.04 h

Pangrango 10.02 bc 10.62 s 11.94 s 13.87 s 19.07 j 28.97 hi

Rajabasa 10.14 a 16.12 f 19.63 f 25.34 b 26.04 de 29.77 d

Ratai 9.89 ef 13.82 j 14.78 n 15.33 q 17.54 k 19.67 r

Seulawah 9.71 h 10.38 t 12.00 r 13.62 t 12.47 p 17.06 u

Sinabung 10.00 c 16.39 e 18.74 g 19.83 l 24.36 g 26.50 n

Sindoro 9.64 i 11.45 q 12.00 r 13.09 s 16.02 n 17.43 t

Tanggamus 10.00 c 14.02 h 21.08 b 25.70 a 26.74 c 29.23 g

Tidar 9.93 d 11.83 o 14.07 o 16.34 n 17.05 l 18.52 s

Wilis 10.05 b 12.84 n 16.76 k 20.00 k 21.40 h 26.53 n Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

Page 129: [Tesis] Pemanfaatan Mpc Ipb 77-1 Mm Untuk Penapisan Vigor Daya Simpan (Kak Reren)

99