TESIS MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN …repository.unair.ac.id/33792/1/23.pdf · Program...
Transcript of TESIS MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN …repository.unair.ac.id/33792/1/23.pdf · Program...
TESIS
MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM
INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN
SIDOARJO
Oleh
R. PRIASTONO HERLAMBANG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2015
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magisterdalam Program Studi
Pengembangan Sumber Daya Manusiapada Sekolah Pascasarjana
Universitas Airlangga
Oleh:
R. PRIASTONO HERLAMBANG NIM . 091224253003
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2015
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini Telah Disetujui
Pada Tanggal 27 Maret 2015
Oleh
PembimbingKetua
Prof. Dr. H. JusufIrianto, Drs., M.Com
NIP. 196505061993031003
Pembimbing
Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si NIP. 196507191990031002
Mengetahui Ketua Program Studi
PengembanganSumberDayaManusia Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga
Dr. FalihSuaedi, Drs,.Msi NIP. 196302261998101001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
PENETAPAN PENGUJI TESIS
Tesis ini telah di uji oleh Panitia Penguji Tesis Pada Program Studi PengembanganSumberDayaManusia Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Pada tanggal : 16 Maret 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Pingky Saptandari Endang P.,Dra.,MA
Anggota :
1. Prof. Dr. H.Jusuf Irianto, Drs., M.Com
2. Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si
3. Dr. Windijarto, S.E.,MBA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : R. Priastono Herlambang
NIM :091224253003
Program Studi : Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “MODEL
PENGEMBANGAN KOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA
TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN
SIDOARJO”, baik bagian atau keseluruhan isi penulisan tesis ini tidak pernah
diajukan untuk mendapakan gelar akademis pada bidang studi atau universitas
lain dan tidak pernah dipublikasikan atau ditulis oleh individu selain penyusun
kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi penulisan tesis.
Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas
Airlangga.
Surabaya, 27 Maret 2015
R. Priastono Herlambang NIM . 091224253003
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
KATA PENGANTAR
MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJATENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Model Pengembangan
Komitmen Dalam Hubungan Kerja Tenaga Pengelola Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) Pada Kecamatan Di Kabupaten
Sidoarjo“.Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh gelar
Magister (S2) pada program studi Pengembangan Sumber Daya Manusia di
Universitas Airlangga.
Dalam menyusun tesis ini, penulis telah mendapatkan bantuan,
pengarahan, dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. BapakRektor Universitas Airlangga atas kesempatan yang di berikan
kepada saya untuk menjadi mahasiswa pada Program Pscasarjana
Universitas Airlangga.
2. Direktur serta Wakil Direktur I dan II Program Pascasarjana Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti pendidikan Program Magister dan memberikan bantuan selama
pendidikan.
3. Bapak Dr.Falih Suaedi, M.Si selaku ketua Program Studi Pengembangan
Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga yang dengan semangat
memberikan dukungan dan motivasi selama proses penyusunan tesis ini.
4. Pembimbing UtamaProf. Dr. H. JusufIrianto, Drs., M.Comyang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dari awal sampai akhir
dalam menyelesaikan Tesis ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
5. Pembimbing Kedua Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan sabar dari awal
sampai selesai Tesis ini.
6. Seluruh Staff pengajar programStudi Magister Pengembangan Sumber
Daya Manusia atas segala ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama
ini.
7. Kepada Bidang Penyelenggaraan KependudukanIbu Dra. Siti Amanati,
MM, yang telah membantu dalam proses penelitian tesis ini.
8. Istriku Ir. Dewi Indri Astuti Tercinta, dan 2 permata hatiku Aryo Bimo
Prasetyo dan Ayu Edria Nathania dan mbak Ines, atas kasih sayang, do’a,
perhatian, dan support serta dukungan yang tak pernah terputus kepada
penulis sampai selesainya tesis ini.
9. Teman-teman Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia
angkatan 2012/2013 Intania Arifda, Febby, Olma, Mbak Farah, Mbak
Cristy, Rahman, dan Edlistioterima kasih atas kebersamaan yang tak akan
pernah terlupakan, dukungan serta semangat yang tak henti kepada
penulis.
Keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis menyebabkan Tesis
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak demi
kesempurnaan Tesis ini.Akhir kata semoga Tesis ini bisa memberikan manfaat
bagi kita semua.Amin.
Surabaya, 27 Maret 2015
R. Priastono Herlambang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
RINGKASAN
MODEL PENGEMBANGAN KOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
Berlakunya Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi
Daerah dimaksudkan untuk menitikberatkan pada pemberian kewenangan yang
luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten atau kota. Dengan
semakin luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah
daerah, maka memerlukan aparat birokrasi yang semakin professional, responsive,
dan bertanggung jawab. Muara dari pelaksanaan otonomi daerah adalah
terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta dapat
menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien, produktif serta
mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga terjadi
sinkronisasi antara masyarakat dan pemerintah yaitu saling bersentuhan,
menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya
tujuan pembangunan nasional.SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan data
kependudukan ditingkatPenyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu
kesatuan yang selanjutnya memasukan data-data tersebut kedalam satu pusat data
(data center) di Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan.
Dalam mengaplikasikan SIAK ada beberapa unsur yang berperan aktif
didalamnya yaitu, Teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM),
Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk
sebagai obyek yang akan didata, dan selanjutnya dalam mengaplikasikan SIAK
ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu, teknologi informasi,
Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda
pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan didata.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang bagaimana mengembangkan komitmen tenaga pengelola SIAK yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek identifikasi, yang tercermin dalam kesamaan
tujuan dari pribadi dengan tujuan organisasi, berupa inisiatif atau kemauan dalam
melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas, keterlibatan individu tenaga
pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan, dan
loyalitas tenaga pengelola SIAK terhadap organisasi, dalam konteks hubungan
kerja non struktural. Selanjutnya, dari hasil pendalaman tersebut penulis dapat
mendiskripsikan model pengembangan komitmen yang dapat dilakukan oleh
kedua pihak dalam hubungan kerja serta dapat memberikan masukan baik dalam
bentuk saran dan rekomendasi tentang bagaimana upaya-upaya yang harus
dilakukan untuk lebih menguatkan komitmen yang telah terbentuk.Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami masalah sosial
berdasarkan dengan fakta yang ada dilapangan.Informan adalah para pihak yang
dianggap mengetahui dan terlibat secara langsung dalam pelayanan kartu
keluarga, dengan jumlah informan sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari
Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan sebagai informan kunci, 4
(empat) orang Camat dan 4 (empat) orang Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan
Taman, Waru, Sidoarjo dan Jabon. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi dan wawancara mendalam.Teknik analisis data yaitu
menggunakan analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa komitmenTenaga Pengelola
SIAK termasuk pada kategori komitmen normatif, yang tergambar dari
ketidakmampuan tenaga pengelola SIAK dalam mengidentifikasi tujuan pribadi
dan organisasi, berikutnya terkait dengan keterlibatan mereka dalam bentuk
keinginan yang kuat untuk menerima dan melaksanakan tugas dan kewajiban
sesuai SOP yang telah ditetapkan, dan demikian halnya dengan loyalitas tenaga
pengelola SIAK dimana dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa mereka
memiliki loyalitas yang rendah, karena secara struktural Tenaga Pengelola SIAK
tidak memiliki tanggung jawab terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil. Dan selanjutnya untuk meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola
SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilakukan dengan
beberapa cara, dengan terlebih dahulu memahami aspek yang mempengaruhi
komitmen kerja yaitu, identification, job involvement, dan loyalty. Sehingga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
diharapkan melalui ketiga aspek tersebut model pengembangankomitmen Tenaga
Pengelola SIAK dapat diupayakan secara sistemik.Misalnya, untuk mengatasi
lemahnya inisiatif Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil harus dapat memberikan peluang bagi mereka
untuk memacu kreatifitas dalam pemecahan masalah yang muncul dilapangan,
sehingga mereka akan merasamemiliki tantangan dan semangat untuk selalu
mencari inovasi dalam rangka peningkatan kemampuan memecahkan masalah
dilapangan. Dengan demikian mereka akan memiliki kemampuan dalam
mengidentifikasi tujuan individu mereka dengan tujuan organisasi. Kemudian,
cara kedua untuk mengatasi rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK
dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP bisa dilakukan dengan jalan melibatkan
mereka dalam penyusunan SOP pelayanan Administrasi Kependudukan,
khususnya pelayanan Kartu Keluarga. Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau
Tenaga Pengelola SIAK akanmerasa bahwa mereka juga merupakan salah satu
dari bagian yang memiliki peran strategis dalam pengambilan kebijakan
pelayanan Administrasi Kependudukan. Sedangkan,dalam mengatasi rendahnya
loyalitas Tenaga Pengelola SIAK bisa dilakukan dengan cara memunculkan rasa
puas dalam hasil kerja mereka baik berupa pujian atau penghargaan, memberikan
kompensasi atau insentif, menjalin komunikasi yang efektif dengan cara
menghormati dan menghargai pendapat Tenaga Pengelola SIAK,memberikan
motivasi berupa ketersediaan tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir,
pengadaan pelatihan dan pendidikan karyawan, sehinggamereka akan memiliki
tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu
yang disepakati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
ABSTRACT
Abstract- This study aims to describe the model of development employee of population administration information system’s commitment in providing the services Family Card in Sidoarjo, where the remainder of this study can give an advice for strengthening existing commitments, so in general can improve the quality of administrative population services especially the forming of Family Card. population administration information system (SIAK) is an information system that utilizes information and communication technologies to facilitate the management of the operator level population data and the Implementing Agency as a whole which then enter the data into a data center (data center) in the Directorate General of Public Administration. In this study it was found that the working relationship between employee of population administration information system and population and civil registration offices has a commitment that role as a key in the unstructured work relationship between them. These results indicate that although structurally employee of population administration information system has an obligation to carry out other tasks given by the sub-district as a direct supervisor. So it can be said here that, the task they are given by the Department of Population and Civil Registration is a side job. This study is a qualitative research from the informants who selected based on their understanding and involvement in the service of the Population Administration. There are 9 informants. The result shows that the model of development employee of population administration information system’s commitment still low. It is found in all aspects influencing factors of commitment such as identification, job involvement, and loyalty. The third aspects that mentioned are still low and unfortunately weak. Keywords: Commitment, Employee ofPopulation Administration Information System, Family Card
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. .............................................................................................. i
PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. .................................................... iii
PENETAPAN PENGUJI TESIS. .......................................................................... iv
PENYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ............................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
RINGKASAN ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR. .......................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 20 1.3 TujuanPenelitian ........................................................................................... 20 1.4 ManfaatPenelitian ......................................................................................... 20
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KajianTerdahulu .......................................................................................... 22 2.2 PengertianKomitmen ................................................................................... 25
2.2.1 Apek-Aspek Komitmen .................................................................. 27 2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan ........... 29 2.2.3 Komponen Model Komitmen ......................................................... 30 2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen ............................. 32 2.2.5 Komitmen Organisasi ..................................................................... 33 2.2.6 Mengukur Komitmen ..................................................................... 35
2.3 Pengertian Hubungan Kerja ......................................................................... 37 2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas .............................. 41
2.4 Loyalitas Kerja............................................................................................. 43 2.4.1 Proses Pembentukan Loyalitas ....................................................... 45
2.5 Budaya Perusahaan ...................................................................................... 46 2.5.1 Sumber-sumber Budaya Organisasi ............................................... 47 2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi .............................................................. 48 2.5.3 Ciri-ciri Budaya Organisasi ............................................................ 49 2.5.4 Menciptakan Budaya Organisasi .................................................... 50
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 51
BAB IV.METODE PENELITIAN
4.1JenisPenelitian.. ............................................................................................. 54 4.2 LokasiPenelitian ........................................................................................... 56 4.3Aspek yang akan diteliti ................................................................................ 56 4.4 FokusPenelitian ............................................................................................. 57 4.5Sumber Data Penelitian ................................................................................. 58 4.6Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 59 4.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 63 4.7.1 Tahap Reduksi Data .............................................................................. 63 4.7.2 Tahap Penyajian Data .................................................................... 64 4.7.3 Tahap Kesimpulan dan Verifikasi ................................................. 64
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Kabupaten Sidoarjo ......................................................................... 67 5.1.1 Luas Wilayah dan Letak Georafis Kabupaten Sidoarjo ..................... 70 5.1.2 Kondisi Demografis ....................................................................... 72
5.2Gambaran Umum Kecamatan ........................................................................ 73 5.2.1Gambaran Umum Kecamatan Waru .................................................... 73 5.2.2Gambaran Umum Kecamatan Taman ................................................. 75 5.2.3 Gambaran Umum Kecamatan Sidoarjo ......................................... 77 5.2.4 Gambaran Umum Kecamatan Jabon ............................................. 78 5.2.5 Faktor Penunjang Pelayanan Pengurusan KK ............................... 85 5.2.6 Tupoksi Tenaga Pengelola SIAK .................................................. 86 5.2.7 Peran Tenaga Pengelola SIAK ...................................................... 87 5.2.8 Tujuan Pelayanan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan. 88
5.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Adminitrasi Kependudukan ............. 89 5.4 Karakteristik Informan ................................................................................ 94 5.5 Paparan Data ................................................................................................. 99 5.6 Analisis Data ................................................................................................ 123 5.7 Pembahasan Secara Teori ............................................................................ 138 5.7.1 Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK ..................................... 147 5.7.2 Peningkatan Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK ................ 149 5.7.2.1 Peningkatan Komitmen Top Management ........................ 151 5.7.2.2 Membangun Lingkungan Kerja Yang Kondusif ............... 153 BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan. ................................................................................................. 156 6.2 Saran ............................................................................................................ 159 6.2.1 Saran Akademis ............................................................................... 159 6.2.2 Saran Praktis .................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bulan Desember 2013 .............................................. 9
Tabel 1.2Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2013 .................................................... 14
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Yang Memiliki KK Tahun 2013.............................. 15
Tabel 2.1KajianTerdahulu..................................................................................... 23
Tabel 2.2 Organizational Commitment Questionare ............................................ 36
Tabel 2.3 Organizational Commitment Questionare from Mowday ..................... 37
Tabel 2.4 Organizational Commitment Questionare from Meyer ........................ 37
Tabel 5.1Jumlah Desa dan Kelurahan Di Kabupaten Sidoarjo ............................. 71
Tabel 5.2 Komposisi Penduduk Brdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ............. 72
Tabel 5.3 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Waru Tahun 2013 ................ 75
Tabel 5.4Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Taman Tahun 2013 ............... 76
Tabel 5.5 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Sidoarjo Tahun 2013 ........... 78
Tabel 5.6 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Jabon Tahun 2013 ................ 79
Tabel 5.7 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Waru Tahun 2013 ... 80
Tabel 5.8 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Taman Tahun 2013 . 81
Tabel 5.9 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Sidoarjo 2013 .......... 81
Tabel 5.10 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec, Jabon Tahun 2013 . 82
Tabel 5.11 Jumlah Pemohon KK Tahun 2013 ...................................................... 85
Tabel 5.12 Tabel Ketersediaan Tenaga ................................................................. 86
Tabel 5.13 Karakteristik Informan Secara Keseluruhan ....................................... 94
Tabel 5.14 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 95
Tabel 5.15 Identitas Informan Penelitian (Tenaga Pengelola SIAK) ................... 96
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.16 Identitas Informan Penelitian .............................................................. 98
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan ......................................................... 13
Gambar 1.2 Bagan Prosedur Pelayanan Kartu Keluarga WNI ............................. 17
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 52
Gambar 4.1Proses Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif .............................. 63
Gambar 5.1 Model Pendekatan Karakteristik Pekerjaan ..................................... 141
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berlakunya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi
Daerah dimaksudkan untuk menitikberatkan pada pemberian kewenangan yang
luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten atau kota. Dengan
semakin luasnya wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah
daerah, maka diperlukan aparat birokrasi yang semakin professional, responsive
dan bertanggung jawab. Muara dari pelaksanaan otonomi daerah adalah
terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta dapat
menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien, produktifserta
mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga terjadi
sinkronisasi antara masyarakat dan pemerintah yaitu saling bersentuhan,
menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya
tujuan pembangunan nasional.
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang,
aparatur negara dituntut untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya, yang
berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima layanan, sehingga dapat
meningkatkan daya saing dalam pemberian layanan baik berupa barang maupun
jasa.Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah,mengandung spirit untuk terciptanya peningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah, memungkinkan terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
birokrasi yang lebih ringkas dan memberikan peluang bagi pemerintah daerah
dalam pemberian dan peningkatan kualitas layanan.Pengembangan
penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu pilihan strategis untuk
mengembangkan pemerintah yang baik (good governance) di Indonesia.Hal ini
disebabkan karena salah satu tolak ukur penyelenggaraan pemerintahan yang baik
dapat dilihat dari terselenggaranya pelayanan publik yang berkualitas dan
berorientasi pada kepuasan masyarakat.Dimana penyelenggara negara mempunyai
peran yang sangat menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas umum
pemerintah, serta membangun tugas – tugaspelayanan kepada masyarakat.
Tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah semakin menjadi sorotan
masyarakat karena mendapatkan pelayanan yang baik adalah hak masyarakat,
sedangkan aparatur berkewajiban menyelenggarakan pelayanan secara prima,
dengan prinsip – prinsip pelayanan yang sederhana, cepat, tepat, tertib, murah,
transparan, dan tidak diskriminatif. Masyarakat tidak hanya menuntut pelayanan
publik yang lebih efisien, dan memuaskan, tetapi juga menginginkan perilaku
Aparatur Negara yang lebih responsive dan mencerminkan kepatutan (fairness),
keseimbangan etika, dan kearifan ataugood judgment (Kasim, 2002 dalam
Sinambela).
Terlebih ketika Undang- Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, sebagaimana telah diubah terakhir kali dalam Undang-Undang
No.24 Tahun 2013, dimana Undang-Undang tersebut telah memberikan landasan
hukum yang kokoh bagi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang
memuat tentang pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya
reformasi dibidang administrasi kependudukan.Selanjutnya,penyelenggaraan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Administrasi Kependudukan bertujuan untuk memberikan keabsahan identitas dan
kepastian hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa yang dialami
oleh penduduk, memberikan perlindungan hak sipil penduduk, dan mewujudkan
tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan terpadu.Tujuan lainnya
adalah menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor
terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan.Pembangunan dan
kemasyarakatan serta menyediakan data dan informasi kependudukan secara
nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai
tingkat secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi
acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.
Seperti yang telah diketahui, seiring dengan kemajuan teknologi yang
mengharuskan setiap instansi mengikuti perkembangan teknologi, maka seperti
sudah menjadi keharusan bahwa suatu instansi memerlukan sistem informasi yang
dapat mendukung kebijakan instansi pemerintah tersebut dalam menciptakan
efisiensi dan efektifitas kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.Disamping itu kemajuan teknologi informasi juga merupakan solusi
dalam memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas dalam partisipasi
masyarakat.Keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan
informasi pada sektor kependudukan perlu terus dikembangkan terutama dalam
penyelenggaraan pelayanan sehingga memungkinkan tersedianya data dan
informasi pada instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara
cepat akurat dan aman.Untuk itu pada tahun 2004, pemerintah menerapkan sistem
informasi administrasi kependudukan yang diatur dalam Keputusan Presiden
(Keppres) No. 88/2004 tentang Pengelolaan Administrasi Kependudukan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Serlanjutnya Pencatatan data penduduk suatu daerah dilakukan melalui Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan yang menjadi tanggung jawab pemerintah
Kabupaten dan Kota, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa dan
kelurahan sebagai awal dari pendataan penduduk disuatu daerah. Selanjutnya
data-data tersebut akan disimpan kedalam satu basis data yang terintegrasi secara
nasional melalui jaringan internet. Sehingga data-data tersebut menjadi sumber
basis data kependudukan secara nasional yang menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat.Hal tersebut sesuai dengan Undang–UndangNo. 23 tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukansebagaimana telah diubah terakhir kali dalam
Undang-Undang No. 24 Tahun 2013.SIAK adalah sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengelolaan data kependudukan ditingkatPenyelenggara dan Instansi Pelaksana
sebagai satu kesatuan yang selanjutnya memasukan data-data tersebut kedalam
satu pusat data (data center) di Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan.
Dalam mengaplikasikan SIAK,ada beberapa unsur yang berperan aktif
didalamnya yaitu, Teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia (SDM), dan
Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk
sebagai obyek yang akan didata. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan, bahwa: “Kebijakan pengelolaan informasi kependudukan
diarahkan untuk terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
dan pemerintahan, dan penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam
rangka verifikasi data individu dalam pelayanan publik.”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pengelolan informasi Administrasi Kependudukan tersebut menggunakan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), dimana aplikasi Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terus berkembang.Dalam
mengaplikasikan SIAK ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu,
Teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Daerah selaku
penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan
didata. Kehadiran SIAK di Kabupaten Sidoarjo mempunyai harapan, yaitu
sebagai berikut:
1. Kabupaten Sidoarjo dapat memiliki database kependudukan yang
terpusat dan sewaktu – waktu dapat diintegrasikan secara nasional
sebagai bagian dari program kependudukan nasional.
2. Dengan memiliki sistem database kependudukan maka dapat
diintegrasikan untuk kepentingan yang lain, seperti statistik, pajak,
imigrasi dan lain - lain.
3. Dengan memiliki SIAK yang terintegrasi di dusun, desa atau
kelurahan, kecamatan, maka mobilisasi penduduk dari satu tempat ke
tempat lainnya dapat teridentifikasi dengan baik.
4. Dengan adanya SIAK di Kabupaten Sidoarjo, maka Kabupaten
Sidoarjo telah mengacu kepada standarisasi nasional yang mencakup,
Nomor Pengenal Tunggal (NIK), Blangko Standar Nasional (KK,
KTP, Buku Registrasi Akta Catatan Sipil), Formulir-formulir standar
nasional (termasuk kodefikasinya).
Sejalan dengan arah penyelenggaraan administrasi kependudukan di
Kabupaten Sidoarjo melalui SIAK maka pendaftaran penduduk dan Pencatatan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Sipil sebagai sub - sub sistem pilar dari Administrasi Kependudukan perlu ditata
dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat dalam perbaikan
pemerintahan dan pembangunan. Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan
tanggung jawab pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dimana pelaksanaannya diawali
dari dusun, desa,kelurahan hingga kecamatan selaku ujung tombak pendaftaran
penduduk.Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar
penduduk merasa mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Merupakan hak
asasi setiap orang untuk mendapatkan pelayanan di bidang Administrasi
Kependudukan, peningkatan kesadaran penduduk, dan kewajibannya untuk
berperan serta dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan, pemenuhan data
statistik kependudukan, dukungan terhadap perencanaan pembangunan dengan
sistem Administrasi Kependudukan guna meningkatkan pelayanan publik tanpa
diskriminasi. Penduduk sebagai obyek pembangunan berarti menjadi sasaran dan
tujuan pembangunan, sedangkan penduduk sebagai subyek pembangunan berarti
penduduk sebagai pelaku pembangunan, sehingga perlu diketahui data dan
informasi mengenai penduduk yang menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Data jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang lahir, mati, dating
atau pindah, data penduduk menurut pendidikan terakhir, mata
pencaharian, kelompok umur, agama, jumlah kepala keluarga,
penduduk wajib KTP dan pendataan penduduk.
2. Data Pencatatan dan penerbitan Administrasi Kependudukan setiap
peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan
atau pengesahan anak dan pengangkatan anak.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Sebagaimana telah diamanatkan Undang-Undang No 23 Tahun 2006,
bahwa Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak asasi setiap
orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi melalui
pelayanan publik yang professional.Pendaftaran penduduk dilakukan dengan
pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwakependudukan
dan pendataan penduduk serta penerbitan dokumen kependudukan.Administrasi
Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam
penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,
Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Penyelenggara yang mengelola adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam
urusan Administrasi Kependudukan.
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan
antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kotamadya
Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan,
sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten
Mojokerto. Dengan luas wilayah daratan sebesar 634,38 Km2 berada pada
peringkat ke 2 di Provinsi Jawa Timur sebagai Kabupaten yang memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sidoarjo
merupakan salah satu penyangga Ibukota Provinsi Jawa Timur yang mengalami
perkembangan cukup pesat.Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang
ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil
dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah.Dengan adanya berbagai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam
perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis
bagi pengembangan perekonomian regional.
Secara administratif Kabupaten Sidoarjo memiliki 18 wilayah Kecamatan,
dimana pada tahun 2013 memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.090.619 jiwa
terdiri dari laki-laki sebanyak 1.053.903 jiwa dan perempuan sebanyak 1.036.716
jiwa, sebagaimana terinci dalam jumlah penduduk berdasarkan kecamatan, dalam
tabel berikut dibawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bulan Desember 2013
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
L P L + P
1 2 3 4 5
1 SIDOARJO 105,304 105,203 210,507
2 BUDURAN 48,482 47,697 96,179
3 CANDI 74,301 73,694 147,995
4 PORONG 44,852 44,543 89,395
5 KREMBUNG 35,484 35,024 70,508
6 TULANGAN 47,382 46,834 94,216
7 TANGGULANGIN 53,814 52,867 106,681
8 JABON 29,515 29,303 58,818
9 KRIAN 63,341 61,890 125,231
10 BALONGBENDO 37,685 36,901 74,586
11 WONOAYU 41,238 40,800 82,038
12 TARIK 34,015 33,713 67,728
13 PRAMBON 40,118 39,256 79,374
14 TAMAN 110,722 107,647 218,369
15 WARU 113,944 113,233 227,177
16 GEDANGAN 63,650 61,890 125,540
17 SEDATI 50,311 48,493 98,804
18 SUKODONO 59,745 57,728 117,473
JUMLAH 1,053,903 1,036,716 2,090,619
PENDUDUK DESEMBER 2013NO KECAMATAN
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013
Dari data tersebut, Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan
Sidoarjodan Kecamatan Jabon merupakan kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk tertinggi secara berurutan, dimana Kecamatan Waru memiliki jumlah
penduduk sebesar 227.177 jiwa, Kecamatan Taman sebesar 218.369 jiwa dan
Kecamatan Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa, sedangkan Kecamatan Jabon
merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit sebesar
58.818 jiwa. Artinya perbedaan jumlah penduduk pada 4 (empat) kecamatan
tersebut juga berpengaruh terhadap mobilitas penduduk, artinya hal tersebut juga
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat untuk memiliki Kartu
Keluarga (KK), berangkat dari hal tersebut, maka peneliti membatasi wilayah
penelitian ini dalam 4 (empat) Kecamatan, yaitu Kecamatan Waru, Kecamatan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Taman, Kecamatan Sidoarjo, dan Kecamatan Jabon tersebut, dengan kata lain
mobilitas penduduk di 4 (empat) kecamatan tersebut bervariasidan inilah yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sidoarjo
khususnya pada 4 (empat) kecamatan tersebut. Logikanya, jika mobilitas
penduduk tinggi, maka kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan Administrasi
Kependudukan juga tinggi, khususnya Pelayanan Kartu Keluarga, sehingga hal
tersebut membawa konsekuensi terhadap upaya peningkatan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo No. 42 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sidoarjo, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sidoarjo merupakan salah satu dinas yang melaksanakan program strategis,
khususnya pelayanan kepada publik yang berkaitan dengan Administrasi
Kependudukan, bukan saja hanya pada bagian integratif dari masalah
kependudukan, tetapi bahkan merupakan pilar untuk menentukan perencanaan
dan keberhasilan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Dan selanjutnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sidoarjo memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kependudukan dan pencatatan
sipil;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
kependudukan dan pencatatan sipil;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati Sidoarjo No 69 Tahun
2008 tentang penyelenggaraan pendaftaran penduduk, dimana pendaftaran
penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan
Peristiwa Kependudukan dan pendataan penduduk rentan Administrasi
Kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas
atau surat keterangan kependudukan, dimana sebagian dari urusan tersebut telah
dilimpahkan ke kecamatan antara lain :
1. Pembuatan kartu Tanda Penduduk
2. Entry atau perubahan Biodata Penduduk
3. Entry atau perubahan Kartu Keluarga
Selanjutnya produk pelayanan bidang Penyelenggaraan Kependudukan,
berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo No 69 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk yang meliputi:
1) Pengurusan/penerbitan Kartu Keluarga (KK);
2) Pengurusan/penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP);
3) Pendaftaran Pindah Datang Antar Negara;
4) Pendaftaran Perubahan Status Orang Asing Tinggal Terbatas Menjadi Orang
Asing Tinggal Tetap;
5) Pendaftaran Peristiwa Kependudukan.
Berdasarkan Undang - Undang No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, bahwa:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
“Kartu Keluarga selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluarga yang
memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas
anggota keluarga”.(Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan)
Sedangkan Pengurusan Kartu Keluarga, berdasarkan Peraturan Bupati
Sidoarjo No 69 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk yang
meliputi:
1) KK baru bagi penduduk WNI;
2) KK baru Orang Asing;
3) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga;
4) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga untuk menumpang
kedalam KK bagi penduduk WNI;
5) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga bagi orang asing yang
memiliki izin tinggal tetap untuk menumpang kedalam KK WNI atau orang
asing;
6) Perubahan KK karena pengurangan anggota keluarga dalam KK bagi penduduk
WNI dan orang asing;
7) KK karena hilang atau rusak.
Meski disisi yang lain Tenaga Pengelola SIAK kecamatan tidak memiliki
hubungan struktural dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan
secara struktural mereka bertanggung jawab kepada Camat dalam melaksanakan
tugas, namun disisi lain mereka juga berperan sebagai ujung tombak pelayanan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sidoarjo, sebagaimana tergambar dalam bagan berikut ini:
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo
Disisi lain, tingkat kesadaran masyarakat di Kabupaten Sidoarjo terhadap
perubahan Kartu Keluarga berdasarkan peruntukannya, dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan, jumlah pemohon yang mengajukan perubahan data
atau pemohon baru rata-rata sebanyak 50 pemohon pada masing-masing
kecamatan, dan menurut pengamatan peneliti jumlah e-mail dari 18 (delapan
belas) kecamatan yang masuk ke dinas rata-rata sebanyak 750 (tujuh ratus lima
puluh) pemohon untuk selanjutnya dilakukan pencetakan setelah lolos verifikasi
ditingkat dinas, sehingga dapat diperoleh sebuah gambaran dimana produktifitas
cetak Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo cukup tinggi, sebagaimana tergambar
CAMAT
SEKCAM
TENAGA FUNGSIONAL
KASI PEMERINTA-
HAN
KASI PEMBANGU-
NAN FISIK
KASI KESEJAHTER-AAN SOSIAl
KASI PEREKONO-
MIAN
Sub bag keu
Sub bag Kepeg
Sub bag Pelayan
Sub bag Perenc
Tenaga Pengelola SIAK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dalam data jumlah Kepala Keluarga dan jumlah penduduk yang telah memiliki
Kartu Keluarga pada tahun 2013, sebagaimana tabel berikut dibawah ini:
Tabel 1.2 Tabel Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2013
L P L + P1 2 3 4 5 91 SIDOARJO 44,499 17,305 61,804 61,804 2 BUDURAN 20,624 8,020 28,644 28,644 3 CANDI 31,151 12,114 43,265 43,265 4 PORONG 19,740 7,676 27,416 27,416 5 KREMBUNG 16,615 6,462 23,077 23,077 6 TULANGAN 21,310 8,287 29,597 29,597 7 TANGGULANGIN 23,250 9,042 32,292 32,292 8 JABON 13,489 5,246 18,735 18,735 9 KRIAN 26,983 10,493 37,476 37,476 10 BALONGBENDO 17,093 6,647 23,740 23,740 11 WONOAYU 18,534 7,207 25,741 25,741 12 TARIK 15,705 6,107 21,812 21,812 13 PRAMBON 18,473 7,184 25,657 25,657 14 TAMAN 46,876 18,230 65,106 65,106 15 WARU 47,233 18,369 65,602 65,602 16 GEDANGAN 26,864 10,447 37,311 37,311 17 SEDATI 20,524 7,981 28,505 28,505 18 SUKODONO 25,230 9,812 35,042 35,042
454,192 176,630 630,822 630,822 JUMLAH
JUMLAH KEPALA KELUARGAJUMLAHNO. KECAMATAN
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tahun 2013
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Yang memiliki Kartu Keluarga Tahun 2013
L P L + P1 2 3 4 5 91 SIDOARJO 40,094 15,592 55,686 55,686 2 BUDURAN 18,690 7,268 25,958 25,958 3 CANDI 28,125 10,937 39,062 39,062 4 PORONG 17,500 6,806 24,306 24,306 5 KREMBUNG 14,466 5,626 20,092 20,092 6 TULANGAN 21,225 8,254 29,479 29,479 7 TANGGULANGIN 20,274 7,885 28,159 28,159 8 JABON 11,750 4,569 16,319 16,319 9 KRIAN 24,353 9,471 33,824 33,824 10 BALONGBENDO 15,332 5,963 21,295 21,295 11 WONOAYU 16,216 6,306 22,522 22,522 12 TARIK 13,870 5,394 19,264 19,264 13 PRAMBON 16,298 6,338 22,636 22,636 14 TAMAN 42,011 16,337 58,348 58,348 15 WARU 42,868 16,671 59,539 59,539 16 GEDANGAN 24,370 9,477 33,847 33,847 17 SEDATI 18,492 7,192 25,684 25,684 18 SUKODONO 22,562 8,774 31,336 31,336
408,496 158,860 567,356 567,356 JUMLAH
JUMLAHNO. KECAMATAN PENDUDUK BER KARTU KELUARGA
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa presentase jumlah penduduk
yang memiliki kartu keluarga sebesar 96,43 % dari jumlah Kepala Keluarga pada
tahun 2013. Hal tersebut bukan hanya faktor kesadaraan masyarakat terhadap
kepemilikan Kartu Keluarga saja yang mengalami peningkatan, akan tetapi juga
peran aktif para Tenaga PengelolaSIAK di kecamatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat juga mengalami peningkatan.
Dari fakta tersebut, menunjukkan bahwa meski secara struktural para
Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki hubungan struktural dengan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, akan tetapi disisi lain terdapat trend yang
cukup positif terhadap pembuatan Kartu Keluarga dari tahun ke tahunmaka
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
penelitidapat menerjemahkan, bahwapeningkatan trend tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan peran yang besar dari Tenaga Pengelola SIAK dimasing-
masing kecamatan,dimana besarnya peran tersebut juga dilandasi oleh adanya
sebuah komitmendalam sebuah proses hubungan kerja antara Tenaga Pengelola
SIAK di kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku
pemangku kepentingan.
Hal tersebut menurut peneliti sejalan dengan pendapat Steers (Malayu SP.
Hasibuan, 2002), bahwa komitmen karyawan merupakan kondisi dimana pegawai
sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen
karyawan lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai
organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi
kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.Jadi, komitmen karyawan
mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan
identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Disamping itu komitmen karyawan mengandung pengertian sebagai suatu
hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif, melainkan menyiratkan
hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif.Karena, pegawai yang
menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan
tanggungjawab yang lebih dalam dalam mendukung kesejahteraan dan
keberhasilan organisasinya.
Sebagai gambaran terhadap hubungan kerja antara para Tenaga Pengelola
SIAK di kecamatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sidoarjo, maka dapat kita lihat dalam bagan Standar Operasional Pelayanan
(SOP) pelayanan Kartu Keluargasebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Gambar 1.2 Bagan Prosedur Pelayanan Kartu Keluarga (KK) WNI
I
Verifikasi, validasi & pemutakhiran Data SIAK di
Kantor Desa / Kelurahan dan di Kecamatan secara on line
H
D1
E1
F1
D2
G1
SELESAI
I
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Keterangan :
I = Petugas dari Desa/Kelurahan dan Kecamatan melakukan verfikasi dan
validasi formulir permohonan KK serta kelengkapan berkas
persyaratannya dengan data di database SIAK dan merekam (entry
data) pada database kependudukan SIAK
H = Mencetak pada blangko KK WNI
D1 = Rekapitulasi Dokumen Kearsipan
E1 = Mengetahui Berkas KK WNI
F1 = Menandatangani KK WNI
D2 = Pengecekan kembali berkas dan pembuatan tanda terima untuk bagian
loket pengambilan dan kearsipan
I = Proses pengarsipan
G1 = Pengambilan KK WNI oleh petugas kecamatan (penyerahan KK kepada
pemohon di kecamatan)
Dari hasil pengamatan peneliti sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat
beberapa hal yang tidak sesuai dengan standar waktu yang ada pada Standar
Pelayanan Minimumyang telah disepakati yaitu sebanyak 3 (tiga) hari kerja,
terhitung sejak berkas pemohon yang telah di verifikasi dan data telah di entry
pada biodata penduduk, dikirimkan melalui e-mail ke Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Misalnya, pada tahap (huruf) I, dimana Petugas dari Desa atau
Kelurahan dan Kecamatan melakukan verifikasi dan validasi formulir
permohonan KK serta kelengkapan berkas persyaratannya dengan data di
database SIAK dan merekam (entrydata) pada database kependudukan SIAK
membutuhkan waktu 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) hari, dan pada huruf G1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dimana KK WNI yang telah dicetak di Dinas, selanjutnya diambil oleh petugas
kecamatan untuk didistribusikan atau diserahkan kepada pemohon, membutuhkan
waktu kurang lebih 6 (enam) sampai dengan 7 (tujuh) hari.
Sedangkan untuk proses pada huruf H s/d I yang dilaksanakan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten secara keseluruhan, sejak
diterimanya biodata pemohon lewat e-mail dari kecamatan, sampai dengan
ditandatanganinya KK yang telah tercetak oleh Kepala Dinas memerlukan waktu
2 (dua) hari kerja.
Dari hasil pengamatan peneliti, penyebabterjadinya delay waktu dalam
pelayanan pembuatan Kartu Keluarga tersebut, ternyata terjadi tidak hanya
disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak memiliki struktur, akan tetapi
nyatanya dalam hubungan kerja tersebut peneliti telah mengidentifikasi bahwa
ternyata komitmen memilikiperan sebagai kunci utamadalam meminimalisir delay
waktu, walaupun dilain sisi, secara struktural paraTenaga Pengelola SIAK
memiliki kewajiban dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Camat selaku
atasan mereka. Sehingga dapat dikatakan, bahwatugas mereka sebagai Tenaga
Pengelola SIAK dalam melaksanakan pelayanan Administrasi Kependudukan
yang dibebankan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan
pekerjaan sampingan.
Dari gambaran kondisi dan hasil pengamatan tersebut, peneliti menjadi
tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang model komitmenTenaga
Pengelola SIAK, dan selanjutnya dari hasil pendalaman tersebut, peneliti dapat
mendiskripsikan model pengembangan komitmen yang terdapat dalam hubungan
kerja pada kedua pihak, serta dapat memberikan masukan baik dalam bentuk
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
saran dan rekomendasi tentang bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk lebih menguatkan komitmen yang telah terbentuk, dengan menggunakan
beberapa pandangan atau teori tentang komitmen karyawan, agar dapat diperoleh
gambaran tentang model komitmen yang terjalin saat ini, dan bagaimana upaya
yang bisa dilakukan kedepan, dalam mengembangkan model komitmen tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanamodel pengembangan komitmen Tenaga Pengelola
SIAKdalam hubungan kerja padatugas pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di
Kecamatan.”
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka secara umumpenelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan model komitmen Tenaga Pengelola SIAK
dalammemberikan pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo,
guna selanjutnya dapat memberikan masukan terhadap upaya penguatan
komitmen yang sudah ada, dengan harapan secara umum meningkatkan kualitas
pelayanan Administrasi Kependudukan dapat lebih ditingkatkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Maka hasil dari penelitian ini diharapkan akanmemberikan manfaat antara
lain:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1) Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam model
pengembangan komitmenTenaga Pengelola SIAK di Kabupaten Sidoarjo
berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya, agar selanjutnya
dapat meningkatkan kualitas pelayanan pengurusan Kartu Keluarga secara
komprehensif.
2) Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada obyek
yang diteliti, agar selanjutnya dapat melakukan pengembangan model
komitmen sebagai hasil dari penelitian ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dengan tinjauan pustaka ini, maka diharapkan didapatkan teori-teori atau
pemikiran yang melandasi variable -variabel penelitian secara ilmiah dan bisa
dipergunakan untuk membandingkan antara teori atau suatu pemikiran dengan
realita yang ada di lapangan, terutama pada tinjauan yang berkenaan dengan
model pengembangan komitmen serta upaya penguatannya.
2.1. Kajian Terdahulu
Didalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu, yang
bertujuan agar dapat diperoleh suatu gambaran mengenai model komitmen
Tenaga Pengelola SIAK yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pelayanan
Administrasi Kependudukan dalam hal ini pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga.
Sebagaimana terurai dalam tabel berikut ini:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu No Identitas Peneliti Ringkasan Penelitian
1 2 3 1. Olivia Syanne Nelwan, (thesis
ilmu sosial) Unair, 2002, Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) wilayah VII Sulutenggo di Manado.
• Komitmen organisasi dan kepuasan kerja merupakan fenomena dalam manajemen sumber daya manusia yang selalu dibahas karena adanya perubahan secara menyeluruh yang berlaku di dalam dan di luar organisasi melalui kemajuan tekhnologi dan isu-isu globalisasi, yang mampu mengubah cara pengelolaan organisasi baik manajemen maupun strategi dari perusahaan untuk menyesuaikan perubahan itu. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi, merasa bahwa mereka sangat menikmati pekerjaannya, sehingga banyak yang memberikan waktu untuk pekerjaannya, dan kecil kemungkinan akan meninggalkan orgnaisasinya.
• Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi yang terdiri dari atas Affective Commitment, Continuance Commitment, Normatif Commitment dan kepuasan kerja yang terdiri atas pengakuan, kompensasi, pengawasan, baik secara bersama-sama maupun secara individu terhadap prestasi kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah VII Sulutenggo di Menado
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi yang terdiri atas Affective Commitment, Continuance Commitment, Normatif Commitment secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Secara individu menunjukkan bahwa variabel affective commitment memiliki pengaruh yang signifikan dan dominan terhadap prestasi kerja, sedangkan variabel Continuance Commitment dan Normatif Commitment memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap prestasi kerja
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1 2 3
2.
Widyo Yudo Prayitno, (thesis ilmu sosial) Unair, 2004, Budaya Kerja, Kemampuan dan Komitmen Pegawai Negeri Sipil di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur
• Budaya kerja merupakan salah satu elemen kunci pengelolaan sumber daya manusia, maka penting bagi peneliti menganalisis budaya kerja yang ada di biro kepegawaian untuk melakukan perubahan cara kerja yang sesuai dengan nilai-nilai budaya kerja guna meningkatkan kemampuan dan komitmen sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pegawai
• Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja yang terdiri dari kejujuran, ketekunan, kreativitas, kedisiplinan dan iptek terhadap kemmpuan dan komitmen pegawai negeri sipil serta variabel mana yang berpengaruh terhadap kemampuan dan komitmen pegawai negeri sipil
• Hasil penelitian membuktikan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas budaya kerja terdiri dari budaya keujuran, budaya ketekunan, budaya kreativitas, budaya kedisplinan dan iptek terhadap komitmen hanya sebesar 0,044 atau 4,4 % yang berarti budaya kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen
3. Hendra Ardiansyah, (thesis ilmu sosial) Unair, 2013, Pengaruh Iklim Organisasional Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT Garam (PERSERO)
• Komitmen karyawan dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi, yang memiliki 2(dua) komponen yaitu sikap dan kehendak untuk berperilaku. Komitmen karyawan tidak tumbuh dengan sendirinya, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan komiten karyawan.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasional dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi pada iklim organisasi terhadap komitmen organisasi dikategorikan sebagai pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung tersebut signifikan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2.2. Pengertian Komitmen
Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan
antara individu karyawan dengan organisasi kerja, dimana karyawan mempunyai
keyakinan dan kepercayaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja,
adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara sungguh-sungguh demi
kepentingan organisasi kerja serta mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap
menjadi bagian dari organisasi kerja. Dalam hal ini, individu mengidentifikasikan
dirinya pada suatu organisasi tertentu tempat individu bekerja dan berharap untuk
menjadi anggota organisasi kerja guna turut merealisasikan tujuan-tujuan
organisasi kerja. Meyer dan Allen (1997) juga menyatakan bahwa karyawan yang
memiliki komitmen akan bekerja dengan penuh dedikasi, karena karyawan yang
memiliki komitmen tinggi biasanya menganggap bahwa hal yang penting yang
harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan
yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan tersebut
memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih
menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.
Menurut Porter & Mowday (dalam Miner, 1992) komitmen organisasi
merupakan suatu kekuatan dalam diri individu untuk mengidentifikasikan
keterlibatan dirinya terhadap suatu organisasi. Komitmen organisasi ditandai
dengan tiga hal, yaitu penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesiapan
dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi dan
keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Tanpa adanya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu
organisasi dapat berjalan dengan maksimal.
Sedangkan Meyer dan Allen (1997) mendefinisikan komitmen organisasi
sebagai suatu keadaan psikologis yang dikarakteristikkan sebagai berikut:
a. meyakini dan menerima tujuan atau goal dan value yang dimiliki oleh
organisasi
b. kesediaan untuk berusaha dengan sungguh–sungguh demi organisasi
c. memiliki keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.
Meyer dan Allen (1997) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki
komitmen organisasi bekerja dengan penuh dedikasi karena karyawan yang
memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal yang penting yang harus
dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan
melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan
memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih
menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.
Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
komitmen karyawan terhadap organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap
organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan
organisasi.Disamping itu komitmen karyawan terhadap organisasi mengandung
pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif
terhadap organisasi, namun menunjukkan bagaimana hubungan antara karyawan
dengan organisasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2.2.1Aspek – Aspek Komitmen Karyawan terhadap Organisasi
Setiap orang yang bekerja disebuah organisasi harus memiliki komitmen
dalam bekerja agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai.Komitmen pada
setiap karyawan sangat penting karena dengan suatu komitmen seorang karyawan
dapat lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.Biasanya karyawan yang
memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara optimal sehingga dapat
mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga, dan waktunya untuk pekerjaannya,
sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh
organisasi.
Menurut Steers (1985) komitmen karyawan terhadap organisasi memiliki
tiga aspek utama, sebagai berikut:
1. Identifikasi merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian
nilai dan tujuan organisai. Dimensi ini tercermin dalam beberapa perilaku
seperti adanya kesamaan nilai dan tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan
organisasi, penerimaan terhadap kebijakan organisasi serta adanya
kebanggaan menjadi bagian dari organisasi. Aspek identifikasi ini dapat
dikembangkan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga
mencakup beberapa tujuan pribadi para karyawan ataupun dengan kata
lain perusahaan memasukkan pula kebutuhan dan keinginan karyawan
dalam tujuan organisasinya sehingga akan membuahkan suasana saling
mendukung diantara para karyawan dengan organisasi. Lebih lanjut,
suasana tersebut akan membawa karyawan dengan rela menyumbangkan
sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena karyawan menerima
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan
pribadi mereka pula.
2. Keterlibatan yaitu keinginan yang kuat untuk berusaha demi kepentingan
organisasi. Hal ini tercermin dari usaha karyawan untuk menerima dan
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Karyawan bukan hanya sekedar melaksanakan tugas-tugasnya melainkan
selalu berusaha melebihi standar minimal yang ditentukan oleh organisasi.
Karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan diluar tugas
dan peran yang dimilikinya apabila bantuannya dibutuhkan oleh
organisasi. Bekerjasama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama
teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing
keterlibatan karyawan adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam
berbagai kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat menumbuhkan
keyakinan pada karyawan bahwa apa yang telah diputuskan adalah
merupakan keputusan bersama. Menurut Steerset al. (1985) dikatakan
bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan tinggi
umumnya tinggi pula. Mereka hanya absen jika mereka sakit hingga
benar-benar tidak dapat masuk kerja. Jadi, tingkat kemangkiran yang
disengaja pada individu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
pekerja yang keterlibatannya lebih rendah.
3. Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan
seorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau
perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya demi mencapai
kesuksesan dan keberhasilan organisasi tersebut. Kesediaan karyawan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
untuk mempertahankan diri bekerja dalam perusahaan adalah hal yang
penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi dimana
mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan
adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempatnya bergabung
untuk bekerja.
2.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan terhadap
Organisasi
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mendukung dan memperkuat komitmen organisasi karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi, diantaranya adalah penelitian Mowday (dalam Sopiah, 2008)
mengelompokkan empat faktor besar yang mempengaruhi komitmen organisasi,
sebagai berikut:
a. Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat pendidikan,
jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian lainnya. Secara umum,
usia dan lama bekerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen
organisasi. Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif
dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan.
Wanita cenderung memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi
daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lain seperti motivasi
berprestasi dan perasaan kompeten ditemukan berhubungan dengan
komitmen organisasi.
b. Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja, konflik
peran dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan yang diperoleh
dalam bekerja semakin banyak pengalaman yang diperolah yang pada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
akhirnya memperbesar komitmen individu terhadap organisasi. Sedangkan
konflik peran mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen
terhadap organisasi, demikian halnya dengan ambiguitas peran.
c. Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi, kesatuan,
luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas.
d. Pengalaman kerja, antara lain ketergantungan pada organisasi,
kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap perusahaan,
dan keterikatan sosial individu dalam perusahaan. Semakin besar semua
faktor tersebut semakin tinggi pula komitmen individu terhadap
organisasi.
e. Dukungan organisasi ini didefinisikan sebagai sejauh mana pegawai
mempersepsikan bahwa organisasi (lembaga, atasan, dan rekan kerja)
memberi dorongan, respect, menghargai kontribusi pegawai, dan memberi
apresiasi bagi individu dalam pekerjaannya. Pack dan Soetjipto (2005)
menyatakan bahwa persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi
mempunyai hubungan yang positif komitmen organisasi. Hal ini berarti
jika organisasi peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan personal
karyawan dan juga menghargai kontribusi karyawan pada organisasi maka
karyawan mau mengikatkan diri dan menjadi bagian dari organisasi.
2.2.3Komponen Model Komitmen
Komitmen organisasi sebagai sebuah sikap, memiliki ruang lingkup yang
lebih global daripada kepuasan kerja, karena komitmen organisasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
menggambarkan pandangan terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya
aspek pekerjaan saja.
Sebagai sebuah sikap, komitmen karyawan memiliki tingkatan yang
berbeda-beda. Baik low levels of commitment maupun high levels of commitment
dapat memberikan dampak yang berbeda terhadap individu maupun organisasi.
Komitmen yang rendah pada seorang karyawan akan berdampak kurang baik
terhadap jenjang karirnya.Dan sebaliknya jika karyawan memiliki komitmen yang
tinggi akan memberikan sumbangan terhadap organisasi dalam hal stabilitas
tenaga kerja.
Allen & Meyer (1991)dalam Sopiah (2008) menyatakan ada tiga
komponen model komitmen yang merefleksikan tiga tema utama yaitu kelekatan
afeksi (affective attachment), kerugian(costs) dan kewajiban (obligation), dan
selanjutnya ketiga komponen tersebut diberi nama berurutan seperti ketiga tema
tersebut, antara lain :
a. Affective commitmentadalah mengacu pada kelekatan yang berdasarkan
pada identifikasi terhadap organisasi, keterlibatan dalam organisasi, dan
kesenangan akan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
b. Continuance commitment adalah suatu komitmen yang didasarkan akan
kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar
untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan
menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan
untuk bertahan (need to).
c. Normative Commitment adalah komitmen yang didasarkan pada norma
yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas.
Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam
organisasi (ought to).
2.2.4Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen
Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui
proses yang cukup panjang dan bertahap. Menurut Steers (dalam Sopiah, 2008)
menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara
lain:
a. Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan
variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan;
b. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan
rekan sekerja;
c. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan
cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya
tentang organisasi.
Sementara itu, Minner (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan empat faktor
yang mempengaruhi komitmen karyawan antara lain:
a. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja dan kepribadian;
b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam
pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
c. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk
organisasi, kehadiran serikat pekerja, dan tingkat pengendalian yang
dilakukan organisasi terhadap karyawan;
d. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat
berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi.
Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah
puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen
yang berlainan.
2.2.5 Komitmen Organisasi
Menurut Mathins dan Jackson (2000) memberikan definisi bahwa
komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang karyawan dapat menerima dan
percaya terhadap tujuan perusahaan dan memiliki keinginan untuk selalu berada
di organisasi tersebut.Mowday (1992) menyebut komitmen kerja sebagai istilah
lain dari komitmen organisasional. Menurutnya komitmen organisasional
merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai
kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.Komitmen
organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat
terhadap organisasi.Komitmen organisasional adalah keinginan anggota
organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan
bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.
Dalam perilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen.
Sebagai suatu sikap, menurut Luthans (1992) yang menyatakan komitmen
organisasi merupakan:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1. Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok
2. Kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi
3. Suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-
tujuan organisasi.
Menurut Lincoln (dalam Bashaw & Grant, 1994), komitmen organisasional
mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota, dan kemauan anggota pada
organisasi.Blau dan & Boal (dalam Knoop, 1995) menyebutkan komitmen
organisasional sebagai loyalitas karyawan tehadap organisasi dan tujuan
organisasi.Robbins (1989) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu
sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karayawan terhadap
organisasi.
Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu,
sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang
merekrut individu tersebut.Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga
profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan
dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komitmen yang kuat terhadap
sekolah tempat dia bekerja.
O’Reilly (1989) menyebutkan komitmen karyawan pada organisasi sebagai
ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja,
kesetiaan, dan perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi.Steers & Porter
(1983) mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya
bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
organisasikerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan
organisasi yang bersangkutan. Steers (dalam Dessler, 1992), komitmen organisasi
dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu:
1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai
organisasi,
2. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi,
3. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kenaggitaan organisasi
Minner (1997) secara rinci menjelaskan proses terjadinya komitmen
organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Komitmen Awal
2. Komitmen selama Periode awal Ketenagakerjaan
3. Komitmen pada karir selanjutnya
2.2.6 Mengukur Komitmen
Mowday et al.(1979), telah mengembangkan suatu kuesioner komitmen
organisasional (Organizational Commitment Questionaire/OCQ), yang dapat
digunakan untuk mendukung penelitian-penelitian tentang komitmen
organisasional. Model OCQ yang dikembangkan Mowday et al.(1979)
sebagaimana dikutip Luthans(2006), mencakup item-item berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 2.2
Organizational Commitment Questionare (OCQ)
1. Saya bersedia melakukan usaha dari yang diharapkan secara normal untuk membantu kesuksesan organisasi
2. Saya mengatakan kepada teman saya bahwa ini adalah organisasi yang hebat sebagai tempat kerja
3. Saya merasa hanya sedikit loyal pada organisasi ini (R) 4. Saya menerima hampir semua jenis tugas pekerjaan agar saya tetap dapat bekerja di
organisasi itu 5. Saya menyadari bahwa nilai-nilai dalam diri saya dan organisasi sangat serupa 6. Saya bangga mengatakan bahwa saya adalah bagian dari organisasi ini 7. Saya bisa bekerja pada organisasi yang sangat berbeda sepanjang jenis pekerjaannya
serupa (R) 8. Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi terbaik dalam kinerja saya 9. Perubahan yang sangat kecil dalam hidup saya sekarang menyebabkan saya meninggalkan
organisasi ini (R) 10. Saya sangat senang karena saya memilih organisasi ini sebagai tempat kerja dan bukannya
organisasi lain saat saya memutuskan untuk bergabung 11. Tidak banyak yang diperoleh dengan tetap bergabung di organisasi ini untuk jangka waktu
yang tidak terbatas (R) 12. Saya sangat susah untuk sepaham dengan kebijakan organisasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan karyawan (R) 13. Saya benar-benar peduli dengan nasib organisasi ini 14. Bagi saya, ini merupakan organisasi terbaik untuk bekerja 15. Memutuskan bekerja untuk organisasi ini merupakan kesalahan besar
Keterangan: tanda “R” menandai frasa negatif dan nilainya terbalik Sumber: Mowday, R.T., R.M. Steers, and L.W. Porter, 1979, The Measure of Organizational Commitment, Journal of Vocational Behavior, Vol. 14, p.288. Diakutip ulang dari: Luthans (2006:249)
Mowday et al.(1982) juga telah mengembangkan suatu skala yang disebut
“self report scales” untuk mengukur komitmen karyawan terhadap organisasi,
yang merupakan penjabaran dari tiga aspek komitmen, yaitu penerimaan terhadap
tujuan organisasi, keinginan untuk bekerja keras, dan keinginan untuk bertahan
menjadi bagian dari organisasi, sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 2.3
Organizational Commitment Questionaire from Mowday
1. Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya anut sangat mirip dengan nilai-nilai yang ada pada organisasi
2. Saya merasa bangga apabila berkata pada orang lain bahwa saya menjadi bagian dari organisasi
3. Saya hanya dapat bekerja dengan baik di organisasi yang lain asalkan tipe pekerjaannya sama dengan yang ada di organisasi ini
4. Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi yang terbaik bagidiri saya dalam mencapai prestasi kerja
Sumber: Mowday (1982) Meyer & Allen (1993) juga mengembangkan skala ukur yang mencakup
enam item yang merefleksikan tiga dimensi komitmen organisasional
sebagaimana model yang dikembangkan, sebagai berikut:
Tabel 2.4
Organizational Commitment Questionaire from Meyer
Affective Commitment 1. Saya akan senang sekali menghabiskan sisa karir saya di organisasi ini.
2. Saya benar-benar merasakan bahwa seakan-akan masalah di organisasi ini adalah masalah saya.
Continuance Commitment 3. Sekarang ini tetap bertahan menjadi anggota organisasi adalah sebuah hal yang perlu dan sesuai dengan keinginan saya
4. Sangat berat bagi saya untuk meninggalkan organisasi ini
Normative Commitment 5. Saya merasa tidak memiliki kewajiban untuk meninggalkan atasan saya saat ini.
6. Saya merasa tidak tepat untuk meninggalkan organisasi saya saat ini bahkan bila hal itu menguntungkan.
Sumber: Meyer et al. (1993)
2.3. Pengertian Hubungan Kerja
Pada umumnya organisasi dibentuk oleh kelompok orang untuk mencapai
tujuan.Apabila tujuan yang ingin dicapai semakin luas dan kompleks maka
diperlukan kerjasama dan pembagian kerja dalam organisasi tersebut.Oleh karena
tujuan organisasi adalah tujuanbersama, maka hubungan kerja antara bagian atau
antara orang-orang yang tergabungdalam organisasi itu semakin menjadi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
penting.Agar hubungan kerja dapatdilaksanakan secara optimal (jelas dan
transparan), maka hubungan kerja harus memperhatikan aspirasi dari
bawah.Hubungan kerja merupakan faktor yang sangat dominan di dalam
kehidupan suatu organisasi.Oleh karena itu, hubungan kerja harus secara terus
menerus ditingkatkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara optimal.
Hubungan kerja dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi
antarabagian-bagian atau individu-individu baik antara mereka di dalam
organisasimaupun antara mereka dengan pihak luar organisasi sebagai
akibatpenyelenggaraan tugas dan fungsi masing- masing dalam mencapai sasaran
dantujuan organisasi (Siwi Ultima Kadarmo et al., 2001).
Dalam organisasi ada berbagai macam bentuk hubungan kerja, dimana
menurutWilliam. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001: 15-16), yaitu:
a. Hubungan Kerja Vertikal adalahhubungan kerja antara pimpinan dan
bawahan;
b. Hubungan Kerja Horizontaladalah hubungan kerja antara pejabat
pada tingkat atau eselon yang sama;
c. Hubungan Kerja Diagonal adalah hubungan kerja antar pejabat yang
berbedainduk unit kerjanya dan berbeda juga tingkat atau eselonnya;
d. HubunganKerja Fungsional adalah hubungan kerja antara unit atau
pejabat yangmempunyai bidang kerja sama;
e. Hubungan Kerja Informatif adalahhubungan kerja yang dilakukan
untuk saling memberikan dan memperolehketerangan antar unit atau
bidang;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
f. Hubungan Kerja Konsultatif adalahhubungan kerja antar pejabat yang
karena jabatannya berkepentinganmelakukan konsultasi;
g. Hubungan Kerja Direktif adalah hubungan kerja antara pimpinan unit;
h. Hubungan Kerja Koordinatif adalah hubungan kerjaantar pejabat
yang dimaksudkan untuk memadukan
(mengintegrasikan),menyerasikan dan menyelaraskan berbagai
kepentingan dan kegiatan yangsaling berkaitan.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya masing-masing unit
kerja, para pejabat dan orang-orang yang ada dalam unit kerja, tidak mungkin
lepas dalam melakukan hubungan kerja, baik antar mereka di dalam organisasi
atau unit maupun antara mereka dengan pihak luar.
MenurutWilliam E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001: 34),
meskipun tidak merupakan keharusan, tetapi biasanya pejabat yang
mengkoordinasikan mempunyai eselon atau tingkat yang lebih tinggi dalam
hierarki organisasi.
Organisasi sebagai wadah kerja sama relatif bersifat statis, mengandung
stabilitas, dengan maksud untuk memberikan kepastian dalam pelaksanaan kerja
sama sebagai syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan pencapaian
tujuan dan sasaran. Namun demikian tidak dapat disangkal, tidak ada satupun
organisasi di dunia ini yang mutlak bersifat statis. Oleh karena itu tepatlah bila
organisasi di samping ditinjau sebagai wadah juga ditinjau sebagai proses
pengelompokan orang-orang dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai
tujuan yang sifatnya dinamis.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Akan tetapi memang tidak dapat dihindarkan bahwa setiap organisasi, di
samping hubungan kerja formal atau hubungan kerja kedinasan terdapat pula
hubungan informal atau hubungan keakaraban.Hubungan informal ini timbul
dengan sendirinya sejalan dengan hakikat manusia dengan segala sifat sebagai
makhluk sosial.
Menurut William. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:20-21),
hubungan kerja di organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat:
1. Membangkitkan kesadaran pada setiap orang dan setiap manajer
bahwa kedudukan, fungsi, dan pekerjaannya berkaitan dengan
kedudukan, fungsi, dan pekerjaan pihak lainnya sehingga merasa
bahwa kedudukan, fungsi dan pekerjaannya tidak lepas dari yang lain.
2. Memelihara dan mengembangkan saling pengertian di antara para
pejabat di dalam organisasi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran
bahwa dirinya memerlukan bantuan pihak lain dan sebaliknya dirinya
memerlukan bantuan pihak lain sehingga timbul semangat kerjasama
dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
3. Memelihara dan mengembangkan semangat persatuan pada setiap
orang karena tugas dirinya dan tugas pihak lain di dalam organisasi
merupakan bagian-bagian dari tugas yang lebih besar sehingga setiap
tugas berkaitan erat dan pelaksanaannya perlu saling mendukung.
4. Menumbuhkan sikap para pelaksana untuk mematuhi peraturan yang
mengatur hubungan kerja antar unit organisasi dan antar organisasi
dalam suatu sistem baik pemerintahan maupun perusahaan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Selanjutnya, menurutWilliam. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo
(2001: 37) sebagai berikut bahwa: “Hubungan kerja di dalam organisasi
mempunyai tujuan agar tercipta kemudahan serta kelancaran pelaksanaan tugas
pekerjaan setiap orang dan setiap unit karena adanya kesadaran bahwa setiap
orang atau unit lain serta timbulnya semangat saling membantu”.
Menurut William. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:24-26)
dalam hubungan kerja diperlukanprinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Spesialisasi tugas dan kerja yang jelas dari setiap orang dan unit
sebagai bagian dari tugas dan kerja organisasi.
2. Pengenalan spesialisasi tugas oleh setiap pihak dalam organisasi
sehingga masing-masing akan mengetahui dengan siapa dirinya harus
melakukan hubungan untuk membantu atau minta dibantu.
3. Saling pengertian antar unit kerja sebagai adanya saling bantu.
4. Semangat kerjasama antar unit untuk mendorong kegiatan saling
bantu.
5. Disiplin terhadap peraturan termasuk prosedur kerja sebagai arah
untuk melakukan interaksi dalam saling bantu.
2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Hubungan Kerja.
Menurut William E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:28-30)
mengungkapkan agar hubungan kerja dapat terlaksana dengan efektif, maka
diperlukan beberapa faktor yang harus ada dalam pelaksanaan hubungan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dimaksud adalahsebagai berikut:
1) Sarana Hubungan Kerja
a) Kebijaksanaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kebijaksanaan sebagai alat hubungan kerja memberikan arah tujuan yang
harus di capai oleh segenap organisasi atau instansi atau unit-unitnya, pegangan
atau bimbingan untuk mencapai kesepakatan sehingga tercapai keterpaduan,
keselarasan dan keserasian dalam mencapai tujuan bersama.
b) Rencana
Rencana dapat digunakan sebagai alat hubungan kerja karena di dalam
rencana yang baik tertuang secara jelas pada sasarannya, cara melakukan, waktu
pelaksanaan, orang atau pejabat atau unit yang melaksanakan dan lokasi
pelaksanaan.
c) Prosedur dan Tata Kerja
Prosedur dan tata kerja pada prinsipnya dapat digunakan sebagai alat
hubungan kerja untuk kegiatan yang sifatnya berulang-ulang. Prosedur dan tata
kerja dapat digunakan sebagai sarana hubungan kerja karena di dalamnya memuat
ketentuan siapa melakukan apa, kapan di laksanakan dan dengan siapa harus
berhubungan. Untuk itu prosedur harus dimuat dalam manual, petunjuk
pelaksanaan atau pedoman kerja agar mudah diikuti oleh semua pihak yang
berkepentingan.
d) Rapat (Briefing)
Untuk menyatukan bahasa dan saling pengertian mengenai sesuatu
masalah yang akan dikoordinasikan, rapat dapat digunakan sebagai sarana
hubungan kerja. Rapat digunakan untuk memberikan pengarahan, memperjelas
dan menegaskan suatu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan.
e) Surat Keputusan Bersama (Surat Edaran Bersama)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Untuk memperlancar penyelesaian sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan
oleh satu instansi, tetapi harus berkoordinasi dengan instansi lain, dapat
diterbitkan Surat Keputusan Bersama atau Surat Edaran Bersama.
2) Pola Hubungan Kerja
a) Forum
Forum dalam wujud pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat hubungan
kerja merupakan salah satu pola hubungan kerja.
b) Tim, Panitia, Kelompok Kerja
Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat komplek, mendesak,
multi sektor, multi disiplin, multi fungsi sehingga asas fungsionalisasi secara
teknis fungsional sulit dilaksanakan, maka untuk lebih memantapkan hubungan
kerja dapat dibentuk Tim, Panitia, Kelompok Kerja.
c) Dewan atau Badan
Dewan atau badan sebagai wadah hubungan kerja dibentuk untuk
menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terus menerus, serta belum
ada sesuatu instansi yang secara fungsional menangani atau tidak mungkin
dilaksanakan oleh sesuatu instansi fungsional yang sudah ada.
2.4. Loyalitas Kerja
Hal yang sangat penting dan fundamental di dalam sebuah organisasi
adalah loyalitas dan kebersamaan dari setiap anggota dan pimpinannya, yang akan
sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi mengingat adanya
berbagai tantangan yang seringkali dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya
loyalitas dan kebersamaan, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
baik bahkan terkadang tidak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak
diterapkan sikap loyal dan kebersamaan dengan baik.
Hal ini dapat dikatakan sebagai kesetiaan terhadap organisasinya. Apabila
para anggota organisasi memiliki kesetiaan atau loyalitas terhadap organisasinya,
maka akan merasa memiliki kesadaran akan kewajiban untuk menggunakan
semua fasilitas, kemampuan serta sumber daya yang dimilikinya demi kemajuan
organisasinya. Semua itu dapat terlihat dari para anggota organisasi yang selalu
menaati peraturan atau kesepakatan yang telah ditentukan baik tertulis maupun
lisan.Ia akan mendukung setiap program kerja organisasi yang telah dijalankan
dan akan mengerjakan bagiannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Tentunya terkadang memerlukan pengorbanan baik secara materi maupun waktu
yang seringkali tidak dapat diterima oleh mereka yang tidak memiliki kesetiaan
terhadap organisasinya.
Definisi loyalitas dalam prakteknya seringkali dijabarkan dengan sangat
berbeda-beda.Menurut kamus Bahasa Indonesia maka pengertian loyalitas
sesungguhnya merupakan kepatuhan dan kesetiaan. Selain itu loyalitas menurut
Oliver dalam Utami Munandar (1990), juga bisa dikatakan setia pada sesuatu
dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa
tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang
lain atau organisasi tempat dia meletakkan loyalitasnya. Secara etimologis kata
loyalitas selain mengandung unsur kepatuhan dan kesetiaan ternyata juga
mengandung banyak unsur dimana unsur-unsur tersebut saling bersinergi dalam
membentuk loyalitas seseorang.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Melihat dari arti kata diatas menunjukkan bahwa dalam loyalitas
terkandung beberapa unsur diantaranya pengorbanan, kepatuhan, komitmen,
ketaatan, dan kesetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya sikap loyal
melalui proses yang sangat rumit karena dipengaruhi interaksi dua belah pihak.
Mengacu dari pengertian loyalitas diatas dapat dikatakan bahwa seseorang
dikatakan memiliki loyalitas jika seseorang tersebut memiliki kepatuhan dan
kesetiaan terhadap organisasi atau seseorang.
2.4.1. Proses pembentukan Loyalitas
Adapun proses pembentukan loyalitas menurut Oliver dalam Utami
Munandar (1990:48), melalui empat tahapan yaitu:
1. Cognitive Loyalty ( Kesediaan berdasarkan kesadaran)
Pada tahapan pertama loyalitas ini, informasi yang tersedia mengenai
suatu yang diinginkan menjadi faktor utama. Tahapan ini didasarkan
pada kesadaran dan harapan seseorang
2. Affective Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan pengaruh )
Tahapan loyalitas selanjutnya didasarkan pada pengaruh.Pada tahap ini
dapat dilihat bahwa pengaruh memiliki kedudukan yang kuat, baik
dalam perilaku maupun sebagai komponen yang mempengaruhi
kepuasan.Kondisi ini sangat sulit dihilangkan karena loyalitas sudah
tertanam dalam pikiran seseorang bukan hanya kesadaran maupun
harapan.
3. Conative Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan komitmen )
Tahapan loyalitas ini mengandung komitmen perilaku yang tinggi
untuk melakukan seluruh permintaan yang ada. Perbedaan dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tahapan sebelumnya adalah Affective Loyalty hanya terbatas pada
motivasi, sedangkan Behavioral Commitment memberikan hasrat
untuk melakukan suatu tindakan, hasrat untuk melakukan tindakan
berulang atau bersikap loyal merupakan tindakan yang dapat
diantisipasi namun tidak dapat disadari.
4. Action Loyalty ( Kesetiaan dalam bentuk tindakan )
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam loyalitas. Tahap ini diawali
dengan suatu keinginan yang disertai motivasi, selanjutnya diikuti oleh
kesiapan untuk bertindak dan berkeinginan untuk mengatasi seluruh
hambatan untuk melakukan tindakan
2.5 Budaya Perusahaan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya
yang diciptakan.Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan
masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak
menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat
menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku
atau bertindak.Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam
organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
efektivitas organisasi secara keseluruhan.Menurut Wood, et al. (2001:391),
budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Menurut Tosi et al. seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota – anggota organisasi itu.
Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan
anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk
anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
merasakan masalah yang dihadapi.Menurut Cushway & Lodge (2000), budaya
organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara
pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.
2.5.1 Sumber-Sumber Budaya Organisasi
1.
Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar
(2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor -faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat
dikendalikan oleh organisasi.Seperti lingkungan alam.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
3.
Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya
kesopansantunan dan kebersihan.
Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik
masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut
merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.
2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut:
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang
lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi
itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2.5.3 Ciri-ciri Budaya Organisasi
1.
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
Inovasi dan pengambilan resiko
2.
Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil
resiko.
Perhatian terhadap detail
3.
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis, dan
perhatian terhadap detail.
Orientasi hasil
4.
Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
Orientasi orang.
5.
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-
orang di dalam organisasi itu.
Orientasi tim
6.
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya
individu.
Keagresifan.
7.
Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
Kemantapan.
Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah
baik.Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini,
akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran
ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di
dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
2.5.4 Menciptakan Budaya Organisasi
Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis sebuah
organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang
punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi
adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, sedang, sampai
rendah dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain itu juga
hasil. Manajemen dapat melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang
lebih etis, yaitu:
1. Model peran yang visibel
Karyawan akan melihat sikap dan perilaku manajemen puncak (Top Manajemen)
sebagai acuan atau landasan standar untuk menentukan perilaku dan tindakan -
tindakan yang semestinya diambil.
2. Komunikasi harapan etis
Ambiguitas etika dapat diminimalisir dengan menciptakan dan
mengkomunikasikan kode etik organisasi.
3. Pelatihan etis
Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi,
menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani
dilema etika yang mungkin muncul.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB III
KERANGKA BERPIKIR
3.1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan definisi serta pendapat beberapa ahli maupun dari hasil
penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komitmen karyawan
terhadap organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan
dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan organisasi yang sangat
dipengaruhi oleh budaya organisasi.Disamping itu komitmen karyawan terhadap
organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar
kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, namun menunjukkan bagaimana
hubungan antara karyawan dengan organisasi.
Untuk itu, dalam penelitian ini penelitiberkeinginan untuk menggali
informasi lebih dalam tentang bagaimana komitmen para Tenaga Pengelola SIAK
di 4 (empat) kecamatan yang dapat dianggap sebagai representasi pelaksanaan
tugas Tenaga Pengelola SIAKdari18 (delapan belas) kecamatan, yang secara
spesifik komitmen mereka terbentuk dari beberapa faktor yaitu diantaranya faktor
identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas, khususnya terhadap tugas – tugas dalam
pelayanan Administrasi Kependudukan, sehingga dari informasi yang didapatkan
dalam penelitian ini,peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana model
pengembangan komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, sehingga dapat disusun
kerangka berpikir sebagai berikut ini:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Komitmen
Dalam hal identifikasi, keterlibatan dan loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatan Sipil, terdapat beberapa hambatan dalam hubungan kerja.
Masalah yang ditemukan lebih mengarah pada aspek-aspek yang mempengaruhi komitmen, sehingga didapat beberapa temuan sebagai berikut: 1. Lemahnya kemampuan
identifikasi tujuan pribadi dan tujuan organisasi, yang berakibat pada lambatnya penyelesaian tugas;
2. Rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK, dalam melaksanakan tugas dengan mematuhi SOP yang telah ditetapkan;
3. Rendahnya loyalitas terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dalam konteks hubungan kerja non structural.
Berdasarkan teori Komitmen yang ada, maka ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang muncul, antara lain : 1. Identifikasi dapat
dikembangkan dengan memodifikasi tujuan organisasi;
2. keterlibatan individu dapat ditingkatkan dengan memancing partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan;
3. Loyalitas dapat ditingkatkan dengan menciptakan rasa aman dan puas bagi individu
Dalam melakukan identifikasi terhadap tujuan pribadi dan organisasi serta meningkatkan keterlibatan para Tenaga Pengelola SIAK agar loyalitasnya mampu meningkat, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi dengan melibatkan partisipasi Tenaga Pengelola SIAK dalam menetapkan SOP pelayanan Administrasi Kependudukan agar timbul rasa puas dan tanggung jawab.
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga
Selesainya Pengurusan Kartu Keluarga Sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Berdasarkan pada kerangka berpikir tersebut, maka masalah yang muncul
terletak pada komitmen yang dimiliki Tenaga Pengelola SIAK sebagai hal yang
ditemukan dalam model hubungan kerja antara Tenaga Pengelola SIAK dengan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya, sebuah informasi yang
akan diperdalam, bertujuan agar dapat mendeskripsikan model pengembangan
komitmen yang timbul dalam hubungan kerja tersebut dan jika dihubungkan
dengan teori yang membahas mengenai cara meningkatkan komitmen, maka
hendaknya dalam melakukan identifikasi terhadap tujuan pribadi dan organisasi
serta meningkatkan keterlibatan para Tenaga Pengelola SIAK agar loyalitasnya
mampu meningkat, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi
dengan melibatkan partisipasi Tenaga Pengelola SIAK dalam menetapkan SOP
pelayanan Administrasi Kependudukan agar timbul rasa puas dan tanggung
jawab.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB IV
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian yang berjudul Model Pengembangan Komitmen Dalam
Hubungan Kerja Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) pada Kecamatan di Kabupaten Sidoarjoini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang selanjutnya akan dijelaskan dalam BAB IV yaitu
mengenai jenis penelitian, aspek yang akan diteliti, fokus penelitian, sumber data
penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif.Dimana jenis penelitian kualitatif ini digunakan untuk melihat dan
berusaha untuk memahami masalah-masalah yang muncul dalam model
komitmen yang muncul dalam hubungan kerja berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan dilapangan.Setelah itu dilakukan suatu telaah, diperoleh suatu
gambaran yang jelas dalam pemecahan masalah yang dihadapi.Penelitian
kualitatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau
menjelaskan suatu hal seperti adanya.Data-data yang diperoleh dalam penelitian
kualitatif yaitu dari catatan kata-kata, gambar maupun tulisan serta perilaku yang
dapat dilihat dan dirasakan pada saat melakukan penelitian.Oleh karena itu dalam
penjelasan diatas dapat dilihat bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu proses
yang memberikan gambaran tentang masalah yang ada dilapangan berdasarkan
fakta yang ada.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang
mencobauntuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas
yangada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal, 1995 dalam Poerwandari,
2007)mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah
datayang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan
lapangan,gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya.
Definisi di atas menunjukkan beberapa kata kunci dalam
penelitiankualitatif yaitu, proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi, dan
manusia.Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam
penelitiankualitatif oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti
lebihberfokus pada proses dari pada hasil akhir.Proses yang dilakukan dalam
penelitian ini memerlukan waktu dan kondisiyang berubah-ubah maka definisi
penelitian ini akan berdampak pada desainpenelitian dan cara-cara dalam
melaksanakannnya yang juga berubah-ubahatau bersifat fleksibel.
Sasaran penelitian kualitatif utama ialah manusia karena
manusialahsumber masalah, artefak, peninggalan-peninggalan peradaban kuno
dan lainsebagainya.Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan
segalakebudayaan dan kegiatannya.
Selanjutnya pengertian metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini
merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah experimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Dari definisi tersebut, maka penelitian kualitatif ini ini merupakan suatu
penelitian yang digunakan untuk suatu fenomena yang sesuai dengan fakta yang
ada dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan penting dalam seluruh proses
penelitian dari awal penelitian sampai selesai penelitian.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) kecamatan yang secara kuantitas
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cuukup tinggi, dibanding dengan
kecamatan lainnya, maka terdapat 3 (tiga) kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk cukup tinggi yaitu Kecamatan Waru sebanyak 227.177 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga 65.602 kepala keluarga dan yang telah memiliki Kartu
Keluarga sebanyak 59.539 keluarga, kemudian Kecamatan Taman sebanyak
218.369 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 65.106 kepala keluarga dan yang
telah memiliki Kartu Keluarga sebanyak 58.348 keluarga, selanjutnya Kecamatan
Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 61.804 kepala
keluarga dan yang telah memiliki Kartu Keluarga sebanyak 55.586 keluarga, dan
Kecamatan Jabon sebanyak 58.818 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 18.735
dan yang telah memiliki Katu Keluarga sebanyak 16.319.
4.3. Aspek yang Akan Diteliti
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu aspek-aspek
yang terdapat dalam komitmen individu yang secara langsung sangat berpengaruh
terhadap model komitmen, yang terdiri dari :
1. Identifikasi, yang tercermin dalam kesamaan tujuan dari pribadi dengan tujuan
organisasi dapat berupa inisiatif atau kemauan dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Dinas;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2. Keterlibatan individu Tenaga Pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan
terhadap SOP yang telah ditetapkan;
3. Loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap organisasi, dalam konteks
hubungan kerja non structural
4.4. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik atau menyeluruh dan
tidak dapat dipisahkan.Artinya kita tidak akan menetapkan penelitian ini hanya
berdasarkan pada variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang akan
kita teliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktifitas yang berinteraksi
secara sinergis.
Pohan (2007:14 dalam Sugiyono, 2005) mengatakan bahwa membatasi
penelitian merupakan upaya pembatasan dimensi masalah atau gejala yang
menjelaskan ruang lingkup dan batasan yang akan diteliti.Dalam hal ini kita
mengusahakan melakukan penyempitan dan penyederhanaan terhadap sarana riset
yang terlalu luas dan rumit, dan tidak berharap berada di hutan belantara karena
akan memboroskan tenaga dan biaya.
Dari pengertian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada aspek-aspek
yang dapat dilakukan dalam menguatkan atau mengembangkan model komitmen
yang ada dalam sebuah hubungan kerja, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
4.5. Sumber Data Penelitian
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang
merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai
obyek penelitian. Data adalah fakta empiris yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.Data
penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan
menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
Suharsimi Arikunto (2010 : 172) mengklasifikasikan sumber data menjadi
tiga sumber yaitu :
(1) Person, yakni sumber data berupa orang,
(2)Place yakni sumber data berupa tempat dan
(3) Paper yakni sumber data berupa symbol,huruf,angka,atau gambar.
Bila dilihat dari sumber datanya,maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012:
308) bahwa: “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat dokumen atau orang
lain.”
Selanjutnya sumber data dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber
sangat penting, bukan hanya sekedar memberi respon melainkan juga sebagai
pemilik informasi. Karena itu informan (orang yang memberi informasi, sumber
informasi, sumber data) atau disebut subjek yang diteliti, karena ia bukan saja
sebagai sumber data, melainkan juga aktor yang ikut menentukan berhasil
tidaknya suatu penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Selanjutnya berdasarkan pendapat Faisal (dalam Sugiyono 2005) dalam
penelitian ini, penentuan informan memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enbudayaasi;
2) Mereka yang tergolong masih sedang terlibat pada kegiatan yang sedang
diteliti;
3) Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi;
4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri
5) Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing bagi peneliti sehingga lebih
mengarahakan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber
Maka selanjutnya, dalam penelitian ini informan berasal dari berbagai
tempat terkait, dengan jumlah yang tidak ditentukan karena sangat dimungkinkan
dalam penelitian ini jumlah informan akan mengalami perubahan atau bertambah
saat penelitian berlangsung, dengan rincian sebagai beriku:
1. Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan
2. Camat Taman, Waru, Sidoarjo dan Kecamatan Jabon;
3.Tenaga Pengelola SIAK pada Kecamatan Taman, Waru, Sidoarjo dan
Kecamatan Jabon
4.6. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya meneliti itu adalah ingin mendapatkan data yang
valid,realibel dan objektif tentang gejala tertentu.Maka diperlukanlah teknik
pengumpulan data yang tepat. Menurut Sugiyono (2005) bahwa:
”teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Senada dengan Sugiyono,Juliansyah Noor (2011:138) mengatakan bahwa
teknik pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data yang dibutuhkan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Untuk memperoleh data dan keterangan dalam penelitian maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Estrberg dalam Sugiyono (2012:316) mendefinisikan wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui
tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Adapun seiring dengan pendapat Estberg,menurut Sugiyono (2012:36)
wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti,tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan
yang lebih mendalam.Berdasarkan defenisi di atas,maka wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi
langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai
masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam.
Sesuai dengan jenisnya, peneliti memakai jenis wawancara berstruktur
(structured interview), dimana wawancara berstruktur dilakukan dengan
menggunakan acuan atau pedoman wawancara yaitu berupa kerangka dan
garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan serta pedoman
wawancara ini dilampirkan dalam bagian akhir desain penelitian ini (Sugiyono,
2005)
Dalam penelitian ini, peneliti memakai 4 (empat) orang Tenaga Pengelola
SIAK pada masing-masing kecamatan sebagai informan dengan alasan, bahwa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
mereka merupakan obyek utama dalam penelitian ini. Selain itu peneliti juga
berencana melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Penyelenggaraan
Penduduk dan Camat pada 4 (empat) kecamatan tersebut, sebagai Informan
Kunci, dengan pertimbangan bahwa Kepala Bidang merupakan pengarah
kegiatan pelayanan Kartu Keluarga dan Camat sebagai atasan langsung para
Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan. Sehingga dari mereka dapat digali
informasi terkait dengan kebijakan yang menyangkut pola hubungan kerja non
struktural yang terjadi, dimana dalam pola hubungan kerja tersebut telah
ditemukan bahwa komitmen merupakan komponen terpenting.
2. Observasi
Menurut Nazir (2011:175) pengumpulan data dengan observasi langsung atau
dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan tanpa ada
pertolongan lain untuk keperluan tersebut. Selain itu menurut Nazir (2011:175)
menyatakan bahwa pengamatan dalam metode ilmiah mempunyai kriteria
sebagai berikut:
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan rehabilitasinya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai
dengan sifat penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung atau
disebut pengamatan terlibat, dimana peneliti juga menjadi instrumen atau alat
dalam penelitian.Sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun
langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah
ditentukan sebagai sumber data.Pada metode ini, peneliti menjadi bagian dari
setiap aktivitas yang ada dalam organisasi sasaran.Sesuai pendapat Susan
Stainback (dalam Sugiyono, 2011) menyatakan bahwa:
“in participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities” Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa dalam observasi partisipatif,
peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ataupun aktivitas yang
mereka lakukan. Oleh karena itu dalam metode observasi ini, peneliti memilih
jenis observasi partisipatif yang sekaligus melibatkan diri selaku orang dalam
pada situasi tertentu, agar memudahkan peneliti memperolah data atau informasi
dengan mudah.
3. Studi Dokumentasi
Melalui studi dokumentasi peneliti mengumpulkan data melalui dokumen baik
yang bentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental seseorang. Adapun
dalam penelitian ini,peneliti mencari sejumlah dokumen yang berhubungan
dengan aspek-aspek pengembangan model komitmen dalam hubungan kerja,
yang akan dilihat dari sudut pandang teori komitmen dan kebijakan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
4.7. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dalam
melakukan analisis data.Untuk proses analisis data kualitatif, harus dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga
mencapai data yang jenuh. Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu
tahap reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display), dan tahap
verivikasi data (conclusion drawing/verivication) (Miles dan Huberman dalam
Sugiyono, 2011), sebagaimana dalam bagan berikut:
Gambar 4.1 Proses Analsis Data dalam Penelitian Kualitatif
4.7.1. Tahap Reduksi data (data reduction)
Didalam tahap ini, data yang diperoleh peneliti jumlahnya cukup banyak
untuk itu perlu dicatat secara cermat dan teliti serta rinci.Mereduksi data berarti
merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya.Dalam reduksi data yaitu penggabungan dan
penyeragaman data dalam segala bentuk data yang diubah menjadi satu bentuk
kemudian baru dianalisis data tersebut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti memusatkan perhatian pada data
yang didapat dari lapangan mengenai hambatan yang muncul dalam
pengembangan kemampuan individu (individual development) dalam model
hubungan kerja tenaga perngelola SIAK serta dampak yang dimunculkannya.Data
lapangan itu dipilih dan disederhanakan lagi sesuai dengan kebutuhan.Setelah itu
dimasukkan kedalam tabel berdasarkan pengelompokan data terkait dengan tema
penelitian.
4.7.2. Tahap Penyajian Data (Data Display)
Setelah selesai tahap reduksi data, maka tahap selanjutnya adalah
penyajian data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Oleh karena itu, dalam hal ini Miles & Huberman dalam Sugiyono (2011)
menyatakan bahwa:
“the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text” Dari kutipan diatas bahwa yang paling sering digunakan dalam penelitian
kualitatif untuk menyajikan data yaitu dengan teks yang bersifat naratif.Dalam
tahap penyajian data, kita mengolah data menjadi setengah jadi.Maksudnya, data
dalam bentuk tulisan yang sudah seragam dan telah sesuai serta memiliki alur
yang jelas, dimasukkan kedalam kategori sesuai dengan tema penelitian agar
dapat memcahkan tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih mudah untuk
dimengerti.
4.7.3. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik
kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang
kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke
lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaiknya mulai memutuskan
antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak
bermakna.Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk
menerima masukan data.Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga
masih kadang ragu-ragu meyakinkan dirinya apakah dapat mencapai kesimpulan
pada tingkat final, dimana langkah pengumpulan data dinyatakan telah berakhir.
Ketika peneliti terjun ke lapangan, biasanya mereka mendapatkan bahwa
sebenarnya banyak bentuk dan ragam gejala atau informasi yang ditemui, tetapi
tidak semua data dapat diproses atau diambil sebagai pendukung fokus penelitian,
atau mengarah pada tercapainya kesimpulan.Hanya data yang memiliki
persyaratan tertentu saja yang diperlukan peneliti. Persyaratan data yang dapat
diproses dalam analisis lebih lanjut seperti, absah, berbobot, dan kuat, sedangkan
data lain yang tidak menunjang, lemah, dan menyimpang jauh dari kebiasaan
harus dipisahkan. Memilih data yang memenuhi persyaratan tersebut tidaklah
mudah. Proses tersebut disamping memerlukan ketelitian dan kecermatan, peneliti
harus menggunakan metode yang variatif dan tepat agar diperoleh data yang dapat
digunakan untuk tujuan reduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa taktik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
penting termasuk testing atau mengkonfirmasi makna, menghindari bias, dan me-
yakinkan kualitas kesimpulan perlu dilakukan selama melakukan analisis data.
Menurut Sugiyono (2011) untuk dapat mengetahui kualitas data, seorang
peneliti dapat menilai melalui beberapa metode seperti berikut:
1) Mengecek representativeness atau keterwakilan data
2) Mengecek data dari pengaruh peneliti
3) Mengecek melalui triangulasi
4) Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
5) Membuat perbandingan atau mengkontraskan data
6) Penggunaan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif
Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan
menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi
yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Penarikan
kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan
baru yang belum pernah ada.Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas
setelah diteliti.Temuan tersebut dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa
juga berupa hipotesis atau teori.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, didalam BAB V
yang akan dijelaskan yaitu deskripsi wilayah yang menggambarkan lokasi
penelitian yaitu dimulai dari sejarah singkat berdirinya Kabupaten Sidoarjo dan
gambaran umum tentang lokasi penelitian yaitu Kecamatan Sidoarjo serta
penyajian hasil data yang diperoleh dilapangan dan hasil analisis data yang
diuraikan dengan metode kualitatif.
5.1 Sejarah Kabupaten Sidoarjo
Perjalanan Sidoarjo menjadi daerah yang mandiri tidak memerlukan
proses yang berbelit. Saat itu wilayah Surabaya sangat luas, bahkan sampai ke
Pulau Kalimantan. Pembentukan Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu cara
untuk mempermudah pengawasan terhadap Kabupaten Surabaya setelah
pemberontakan Adipati Jayenegarana. Dengan penyempitan area Surabaya maka
Sidoarjo tidak lagi menjadi bagian Kabupaten Surabaya.Pada awalnya kota ini
bernama Sidokare yang dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo,
bertempat tinggal di kampung Pucang Anom. Patih ini dibantu oleh seorang
wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Panggabahan pada
tahun1851.Pada saat itu Sidokare masih merupakan daerah bagian dari Kabupaten
Surabaya.Untuk membagi daerah Surabaya yang begitu luas, maka pada tahun
1859 pemerintah Belanda menjadi dua. Dasar hukum pembagian ini adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Keputusan Pemerintah Hindia Belanda no. 9/1859 tanggal 31 Januari 18 menjadi
dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare.
Dengan demikian Kabupaten Sidokare tidak lagi menjadi daerah bagian
dari Kabupaten Surabaya dan sejak itu mulai diangkat seorang Bupati utuk
memimpin Kabupaten Sidokare yaitu R. Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) berasal
dari Kasepuhan.Dia adalah putera R.A.P Tjokronegoro Bupati Surabaya, dan
bertempat tinggal di kampung Pandeanatau juga disebut Pekauman.Tetenger yang
menandai masa pemerintahannya adalah dibangunnya masjid di Pekauman
(Masjid Abror sekarang), sedang alun-alunnya pada waktu itu adalah Pasar Lama
(sekarang Pertokoan Matahari Store).Dalam tahun 1859 itu juga, dengan
berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 10/1859 tanggal 28
Mei 1859 Staatsblad. 1859 nama Kabupaten Sidokarediganti dengan Kabupaten
Sidoarjo. Berdasarkan surat itu pula Kabupaten Sidoarjo dinyatakan terbentuk
yaitu pada tanggal28 Mei 1859 dengan R.Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) sebagai
bupati pertama. Batas wilayahnya sesuai dengan batas wilayah Sidoarjo yang
sekarang yaitu Sebelah Timur (Selat Madura), Barat (Kabupaten Gresik), Utara
(Kabupaten Surabaya), dan Selatan ( Kabupaten Pasuruan). Dalam bidang
pemerintahan tersusun menjadi 6 Kawedanan (distrik) yaituKawedanan
Gedangan, Kawedanan Sidoarjo, Kawedanan Krian, Kawedanan Taman Jenggolo,
Kawedanan Porong Jenggolo, dan Kawedanan Bulang.
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Jenggala.Pada masa
kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang
merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh
seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di
kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia
Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten
Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten
Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P
Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan.Ia adalah putra dari R.A.P.
Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten
Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten
Sidoarjo. Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863
diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan
pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat
pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung
tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T.
Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 – 15 Agustus 1945), daerah
delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan
Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang).Pada
tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu.Permulaan bulan Maret
1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali
daerah ini.Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia
memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong.Daerah Dungus
(Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda.Tanggal 24
Desember 1946, Belanda mulai menyerang Kota Sidoarjo dengan serangan dari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
jurusan Tulangan.Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga.Pusat
pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba)
berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti di masa kolonial dulu. Pada
November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam
Republik Indonesia Serikat.Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba
hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan
Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur
kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya
menjadi daerah Republik Indonesia.
5.1.1 Luas Wilayah dan Letak Geografi Kabupaten Sidoarjo
Secara geografis, Kabupaten Sidoarjo adalah kabupaten yang dihimpit dua
sungai, sehingga terkenal dengan kota delta. Letak geografis merupakan letak
suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan
letak geografisnya, daerah Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pinggiran Kota
Surabaya ke arah selatan.Letak Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan dengan Kota
Surabaya merupakan pintu gerbang ke Kota Surabaya yang dihubungkan dengan
jalan raya kelas I, merupakan peluang yang sangat strategis dalam upaya
pengembangan ekonomi wilayah. Dikatakan sebagai pintu gerbang masuk ke
Kota Surabaya karena kabupaten- kabupaten disekitarnya, khususnya Kabupaten
Mojokerto, Malang, dan Pasuruan apabila akan melakukan hubungan dengan
Surabaya harus melewati Kabupaten Sidoarjo. Keadaan ini akan memberikan
peluang besar bagi Kabupaten Sidoarjo untuk maju karena mampu menarik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
manfaat dengan mengadakan hubungan melalui peningkatan aksesbilitas yang
didukung oleh sarana dan prasarana, transportasi, dan komunikasi. Selanjutnya
secara astronomi, Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 º sampai 112,9 ºBujur
Timur dan 7,3 º sampai 7,5 º Lintang Selatan. Luas wilayahnya 71.424,25
Ha.Batas -batas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah:
Sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 (delapan belas) kecamatan 322 (tiga
ratus dua puluh dua) desa dan 31 (tiga puluh satu) kelurahan, yang dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.1. Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Sidoarjo
No Kecamatan Jmlh Desa Jmlh Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono
12 15 24 15 19 22 19 15 19 20 23 20 20 16 17 15 16 19
12 4 3 8
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
5.1.2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo pada akhir tahun 2013 sebesar
2.090.619 terdiri dari:
a. Laki-laki sebanyak 1.053.903
b. Perempuan sebanyak 1.036.716
c. Kepadatan penduduk sebesar 2.324 jiwa / Km
Sex ratio penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 101,66%, artinya hal ini
menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 101
penduduk laki-laki, dengan pengertian bahwa hal ini dapat diartikan bahwa
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
2
Tabel 5.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan pada Tahun 2013 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Total Sex Ratio
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono
105.304 48.482 74.301 44.852 35.484 47.382 53.814 29.515 63.341 37.685 41.238 34.015 40.118
110.722 113.944 63.650 50.311 59.745
105.203 47.697 73.694 44.543 35.024 46.834 52.867 29.303 61.890 36.901 40.800 33.713 39.256
107.647 113.233 61.890 48.493 57.728
210.507 96.179
147.995 89.395 70.508 94.216
106.681 58.818
125.231 74.586 82.038 67.728 79.374
218.369 227.177 125.540 98.804
117.473
100.10 101.65 100.82 100.69 101.31 101.17 101.79 100.72 102.34 102.12 101.07 100.90 102.20 102.86 100.63 102.84 103.75 103.49
TOTAL 1.053.903 1.036.716 2.090.619 101.66
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013 Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka dapat kita ketahui bahwa
Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Sidoarjo adalah kecamatan
yang memiliki jumlah penduduk tertinggi, dimana dapat disajikan secara
berurutan sebagai berikut :
• Kecamatan Waru memiliki jumlah penduduk sebesar 227.177 jiwa yang
terdiri dari laki- laki sebanyak 113.944 jiwa dan perempuan sebanyak
113.233;
• Kecamatan Taman sebesar 218.369 jiwa yang terdiri dari laki- laki
sebanyak 110.722 jiwa dan perempuan sebanyak 107.647;
• Kecamatan Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 105.304 jiwa dan perempuan sebanyak 105.203;
Dan selanjutnya Kecamatan Jabon merupakan kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sebesar 58.818 jiwa yang terdiri laki- laki
sebanyak 29.515 jiwa dan perempuan sebanyak 29.303 jiwa.
5.2. Gambaran Umum Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan
Sidoarjo dan Kecamatan Jabon 5.2.1. Gambaran Umum Kecamatan Waru
Kecamatan Waru adalah salah satu kecamatan yang dijadikan peneliti
sebagai lokasi penelitian.Kecamatan Waru ini merupakan Kecamatan yang
terletak di sisi utara wilayah Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung
dengan Kota Surabaya.Kecamatan Waru merupakan daerah perbatasan antara
Sidoarjo Selatan dengan Surabaya dan merupakan daerah yang mengalami
perkembangan pesat. Selain letaknya yang strategis, dengan adanya berbagai
potensi seperti di sektor industri, perdagangan, serta usaha kecil dan menengah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
daerah serta dukungan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, maka
Kecamatan Waru menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan
perekonomian.
Luas wilayah Kecamatan Waru adalah 3.032 Ha dengan ketinggian rata –
rata 5 m dpl, dimana sebagian besar merupakan tanah kering (2450,67 Ha) dan
tanah sawah seluas 581,58 Ha. Kecamatan Waru terdiri dari 17 Desa dengan
klasifikasi Desa swasembada, merupakan daerah penyangga karena terletak di
perbatasan Sidoarjo – Surabaya.Ke-17 Desa tersebut mencakup 144 RW dan 767
RT, dimana beberapa RT mengalami pemekaran karena pesatnya perkembangan
penduduknya. Adapun batas – batas wilayah kecamatan Waru adalah :
Sebelah Utara : Kota Surabaya
Sebelah Timur : Kecamatan Sedati
Sebelah Barat : Kecamatan Taman
Sebelah Selatan : Kecamatan Gedangan
Penduduk Kecamatan Waru 70 adalah suku jawa, dan 30 lainnya adalah
masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Waru
karena perkawinan, pekerjaan, dan lainnya. Secara Umum Kecamatan Waru
mempunyai jumlah penduduk 227.177 jiwa, yang terdapat dalam 17 (Tujuh Belas)
Desa dengan rincian sebagai berikut :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.3 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk
Kecamatan Waru Tahun 2013 NO NAMA DESA
JUMLAH
PENDUDUK
1. Pepelegi 16.987 2. Waru 10.304 3. Kureksari 16.849 4. Ngingas 14.826 5. Tropodo 22.776 6. Tambaksawah 9.856 7. Tambakrejo 17.738 8. Tambakoso 3.598 9. Tambaksumur 9.263 10. Wadungasri 11.114 11. Kepuhkiriman 20.593 12. Berbek 9.947 13. Wedoro 16.449 14. Janti 6.697 15. Kedungrejo 14.558 16. Medaeng 12.345 17. Bungurasih 13.277
Jumlah 227.177 Jiwa Sumber: Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
5.2.2. Gambaran Umum Kecamatan Taman
Kecamatan Taman berada di wilayah utara dari Kabupaten Sidoarjo,
berjarak kurang lebih 20 Km dari Ibukota Kabupaten dan merupakan salah satu
Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang Terletak di sebelah
Utara Ibukota Kabupaten dan merupakan wilayah kota (RIK) Kabupaten Sidoarjo.
Batas- batas kecamatan :
Sebelah utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Sebelah selatan : Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Gedangan
Sebelah timur : Kecamatan Waru dan Kecamatan Gedangan
Sebelah barat : Kecamatan Krian dan Kabupaten Gresik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Surabaya menyebabkan
budaya masyarakatnya terbilang majemuk dengan tingkat mobilitas penduduknya
yang sangat tinggi.
Penduduk Kecamatan Taman 60 adalah suku jawa, dan 40 lainnya adalah
masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Taman.
Secara Umum Kecamatan Taman mempunyai jumlah penduduk 218.369 jiwa,
yang terdapat dalam 8 (delapan) dan 16 desa, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5.4 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk
Kecamatan Taman Tahun 2013 NO NAMA DESA
JUMLAH
PENDUDUK
1. Kel. Taman 8,412 2. Kel. Geluran 15,061 3. Kel. Kalijaten 9,890 4. Kel. Ketegan 7,734 5. Kel. Sepanjang 11,714 6. Kel. Bebekan 9,401 7. Kel. Wonocolo 10,585 8. Kel. Ngelom 7,123 9. Ds. Bohar 4,943 10. Ds. Wage 21,141 11. Ds.Kedungturi 12,563 12. Ds. Jemundo 6,987 13. Ds. Sadang 4,321 14. Ds. Sambibulu 9,421 15. Ds. Bringinbendo 8,767 16. Ds. Sidodadi 8,546 17. Ds. Kramatjegu 12,462 18. Ds. Trosobo 8,671 19. Ds. Pertapan Maduretno 4,398 20. Ds. Tawangsari 8,960 21. Ds. Gilang 6,192 22. Ds. Kletek 8,815 23. Ds. Tanjungsari 7,382 24 Ds. Krembangan 4,832
Jumlah 218.321 Jiwa Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
5.2.3. Gambaran Umum Kecamatan Sidoarjo
Sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Sidoarjo
memiliki perkembangan yang cukup pesat, dimana di Kecamatan Sidoarjo
terdapat paling tidak 120 komplek perumahan. Hal tersebut tentu saja membawa
dampak terhadap tingginya angka urbanisasi di Kecamatan dan Kota. Banyak para
pekerja yang mengadu peruntungannya di Surabaya, akan tetapi menjelang malam
hari mereka bermukim di Kecamatan Sidoarjo, hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa mobilitas penduduk di Kecamatan Sidoarjo cukup tinggi. Adapun batas-
batas Kecamatan Sidoarjo:
Sebelah utara : Kecamatan Buduran
Sebelah selatan : Kecamatan Candi
Sebelah timur : Selat Madura
Sebelah barat : Kecamatan Wonoayu
Karena merupakan daerah urban yang berfungsi sebagai kota penyangga
bagi Surabaya, maka budaya masyarakat di Kecamatan Sidoarjo terbilang
majemuk dengan tingkat mobilitas penduduknya yang sangat tinggi.
Penduduk Kecamatan Sidoarjo 60% adalah suku jawa, dan 40% lainnya
adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan
Taman karena perkawinan, pekerjaan, dan Lainnya. Secara Umum Kecamatan
Sidoarjo mempunyai jumlah penduduk 210.424 jiwa, yang terdapat dalam 12
(Dua Belas) Kelurahan dan 12 (Dua Belas) Desa, dengan rincian sebagai berikut :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.5 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Sidoarjo Tahun 2013
NO NAMA DESA
JUMLAH PENDUDUK
1. Kel. Sidoakare 18,774 2. Kel. Celep 6,503 3. Kel. Sekardangan 8,393 4. Kel. Gebang 6,810 5. Kel. Bulusidokare 9,656 6. Kel. Pucanganom 6,608 7. Kel.Pekauman 3,061 8. Kel. Lemahputro 15,923 9. Kel. Sidokumpul 7,598 10. Kel. Sidoklumpuk 6,956 11. Kel. Pucang 6,725 12. Kel. Magersari 15,851 13. Ds. Cemengkalang 3,469 14. Ds. Urang agung 7,432 15. Ds. Lebo 5,572 16. Ds. Suko 15,920 17. Ds. Banjarbendo 8,767 18. Ds. Rangkah Kidul 4,398 19. Ds. Bluru Kidul 19,452 20. Ds. Kemiri 7,591 21. Ds. Jati 10,491 22. Ds. Cemengbakalan 3,746 23. Ds. Sarirogo 4,774 24 Ds. Sumput 5,954
Jumlah 210.424 Jiwa Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
5.2.4. Gambaran Umum Kecamatan Jabon
Kecamatan Jabon berada di wilayah Timur dari Kabupaten Sidoarjo,
berjarak kurang lebih 23 km dari Ibukota Kabupaten dan merupakan salah satu
Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang Terletak di sebelah
Timur Ibukota Kabupaten dan merupakan wilayah kota (RIK) Kabupaten
Sidoarjo. Dengan batas-batas Kecamatan Jabon:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Sebelah Utara : Kecamatan Tanggulangin
Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Barat : Kecamatan Porong
Sebagai gambaran, penduduk Kecamatan Jabon 80% adalah suku Jawa-
Madura, dan 40% lainnya adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap
di wilayah Kecamatan Jabon karena perkawinan, dan lainnya. Secara Umum
Kecamatan Jabon mempunyai jumlah penduduk 218.369 jiwa, yang terdapat
dalam 15 (lima belas) Desa, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.6 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk
Kecamatan Jabon Tahun 2013 NO NAMA DESA JUMLAH
PENDUDUK
1. Ds. Panggreh 4,159 2. Ds. Trompoasri 5,938 3. Ds. Kedungrejo 4,955 4. Ds. Semambung 2,880 5. Ds. Kedungpandan 4,815 6. Ds. Kupang 4,269 7. Ds. Tambak Kalisogo 2,895 8. Ds. Balongtani 2,965 9. Ds. Jemirahan 3,235 10. Ds. Dukuhsari 4,872 11. Ds. Kedungcangkring 4,885 12. Ds. Pejarakan 1,671 13. Ds. Besuki 4,306 14. Ds. Keboguyang 5,341 15. Ds. Permisan 1,611
Jumlah 58.797 Jiwa Sumber: Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Selanjutnya, pada data tersebut menunjukkan bahwa mobilitas penduduk
pada 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Waru, Kecamatan Taman dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kecamatan Sidoarjo, cukup tinggi. Dampaknya, permohonan Kartu Keluarga,
baik itu yang baru, pembaharuan data atau biodata, dan atau yang dikarenakan
pindah datang pada ke 3 (tiga) kecamatan tersebut cukup tinggi jika dibandingkan
dengan Kecamatan Jabon.Hal tersebut dapat digambarkan pada perbandingan
antara data jumlah wajib Kartu Keluarga (KK) dan jumlah penduduk yang telah
memiliki Kartu Keluarga pada masing-masing desa di Kecamatan Waru,
Kecamatan Taman, Kecamatan Sidoarjo, dan Kecamatan Jabon sebagai berikut :
Tabel 5.7 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK
Kecamatan Waru Tahun 2013 NO NAMA DESA JUMLAH
PENDUDUK Wajib KK Telah
Memiliki KK
1. Pepelegi 16.987 4,909 4,468 2. Waru 10.304 2,978 2,710 3. Kureksari 16.849 4,869 4,431 4. Ngingas 14.826 4,285 3,899 5. Tropodo 22.776 6,582 5,990 6. Tambaksawah 9.856 2,848 2,592 7. Tambakrejo 17.738 5,126 4,665 8. Tambakoso 3.598 1,040 946 9. Tambaksumur 9.263 2,677 2,436 10. Wadungasri 11.114 3,212 2,923 11. Kepuhkiriman 20.593 5,951 5,416 12. Berbek 9.947 2,875 2,616 13. Wedoro 16.449 4,754 4,326 14. Janti 6.697 1,935 1,761 15. Kedungrejo 14.558 4,207 3,829 16. Medaeng 12.345 3,568 3,247 17. Bungurasih 13.277 3,837 3,492
Jumlah 227.177 Jiwa 65,654 59,748 Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.8 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK
Kecamatan Taman Tahun 2013 NO NAMA DESA
JUMLAH
PENDUDUK Wajib KK Telah
Memiliki KK
1. Kel. Taman 8,412 2,507 2,431 2. Kel. Geluran 15,061 4,488 4,353 3. Kel. Kalijaten 9,890 2,947 2,858 4. Kel. Ketegan 7,734 2,305 2,235 5. Kel. Sepanjang 11,714 3,491 3,385 6. Kel. Bebekan 9,401 2,801 2,717 7. Kel. Wonocolo 10,585 3,154 3,059 8. Kel. Ngelom 7,123 2,123 2,059 9. Ds. Bohar 4,943 1,473 1,429 10. Ds. Wage 21,141 6,300 6,110 11. Ds.Kedungturi 12,563 3,744 3,631 12. Ds. Jemundo 6,987 2,082 2,019 13. Ds. Sadang 4,321 1,288 1,249 14. Ds. Sambibulu 9,421 2,807 2,723 15. Ds. Bringinbendo 8,767 2,613 2,534 16. Ds. Sidodadi 8,546 2,547 2,470 17. Ds. Kramatjegu 12,462 3,714 3,602 18. Ds. Trosobo 8,671 2,584 2,506 19. Ds. Pertapan
Maduretno 4,398 1,311 1,271
20. Ds. Tawangsari 8,960 2,670 2,589 21. Ds. Gilang 6,192 1,845 1,789 22. Ds. Kletek 8,815 2,627 2,548 23. Ds. Tanjungsari 7,382 2,200 2,133 24 Ds. Krembangan 4,832 1,440 1,396
Jumlah 218.321 Jiwa 65,060 63,095 Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tabel 5.9
Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kecamatan Sidoarjo Tahun 2013
NO NAMA DESA
JUMLAH PENDUDUK
Wajib KK Telah Memiliki KK
1 2 3 4 5 1. Kel. Sidoakare 18,774 5,013 5,013 2. Kel. Celep 6,503 1,736 1,736 3. Kel. Sekardangan 8,393 2,241 2,241 4. Kel. Gebang 6,810 1,818 1,818 5. Kel. Bulusidokare 9,656 2,578 2,578 6. Kel. Pucanganom 6,608 1,764 1,764
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1 2 3 4 5 7. Kel.Pekauman 3,061 817 817 8. Kel. Lemahputro 15,923 4,251 4,251 9. Kel. Sidokumpul 7,598 2,029 2,029 10. Kel. Sidoklumpuk 6,956 1,857 1,857 11. Kel. Pucang 6,725 1,796 1,796 12. Kel. Magersari 15,851 4,232 4,232 13. Ds. Cemengkalang 3,469 926 926 14. Ds. Urang agung 7,432 1,984 1,984 15. Ds. Lebo 5,572 1,488 1,488 16. Ds. Suko 15,920 4,251 4,251 17. Ds. Banjarbendo 8,767 2,341 2,341 18. Ds. Rangkah Kidul 4,398 1,174 1,174 19. Ds. Bluru Kidul 19,452 5,194 5,194 20. Ds. Kemiri 7,591 2,027 2,027 21. Ds. Jati 10,491 2,801 2,801 22. Ds. Cemengbakalan 3,746 1,000 1,000 23. Ds. Sarirogo 4,774 1,275 1,275 24 Ds. Sumput 5,954 1,590 1,590
Jumlah 210.424 Jiwa 61,804 55,686 Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tabel 5.10 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK
Kecamatan Jabon Tahun 2013 NO NAMA DESA JUMLAH
PENDUDUK Wajib KK Telah
Memiliki KK
1. Ds. Panggreh 4,159 1,293 1,135 2. Ds. Trompoasri 5,938 1,847 1,621 3. Ds. Kedungrejo 4,955 1,541 1,353 4. Ds. Semambung 2,880 896 786 5. Ds. Kedungpandan 4,815 1,497 1,314 6. Ds. Kupang 4,269 1,328 1,165 7. Ds. Tambak Kalisogo 2,895 900 790 8. Ds. Balongtani 2,965 922 809 9. Ds. Jemirahan 3,235 1,006 883 10. Ds. Dukuhsari 4,872 1,515 1,330 11. Ds. Kedungcangkring 4,885 1,519 1,334 12. Ds. Pejarakan 1,671 520 456 13. Ds. Besuki 4,306 1,339 1,176 14. Ds. Keboguyang 5,341 1,661 1,458 15. Ds. Permisan 1,611 501 440
Jumlah 58.797 Jiwa 18,286 16,052
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa kepemilikan Kartu Keluarga dari
jumlah wajib Kartu Keluarga pada masing-masing Kecamatan yang dijadikan
lokasi penelitian, baik yang jumlah penduduknya banyak maupun yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit memiliki perbandingan antara wajib Kartu
Keluarga dengan Keluarga yang telah memiliki Kartu Keluarga rata-rata sebesar
11% dari total jumlah penduduk. Munculnya perbandingan rata-rata sebesar 11%
pada 4 (empat) kecamatan tersebut, berdasarkan hasil pengamatan
penelitidipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
a. Pertumbuhan jumlah wajib KK yang dipengaruhi oleh status perkawinan,
kelahiran dan kematian;
b. Jumlah penduduk yang memiliki KK juga dipengaruhi oleh mobilitas atau
perpindahan penduduk baik yang masuk ke Kabupaten Sidoarjo maupun
keluar wilayah Kabupaten Sidoarjo;
c. Kesadaran masyarakat terhadap kepemilikian Kartu Keluarga sebagai
Dokumen Kependudukan wajib yang harus dimiliki oleh penduduk suatau
wilayah, juga berpengaruh terhadap perbandingan antara jumlah wajib KK
dan;
d. Komitmen para Tenaga Pengelola SIAK dalam mengutamakan pelaksanaan
tugas pelayanan administrasi kependudukan dalam hal ini adalah Kartu
Keluarga (KK).
Kartu Keluarga (KK) adalah kartu identitas keluarga yang memuat data
tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota
keluarga. Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen
kependudukan yang wajib dimiliki oleh keluarga.Kartu keluarga menunjukkan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
hubungan kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya.Untuk
menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala
keluarga karena status perkawinannya janda maupun karena menjadi istri kedua,
ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya menjadi
kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan didalam keluarga
tersebut.Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga.
Kartu Keluarga (KK) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang nama,
susunan, dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga seperti
umur, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, dan lain sebagainya.
Oleh karenanya, maka pertumbuhan jumlah wajib Kartu Keluarga (KK) selain
dipengaruhi oleh status perkawinan seorang penduduk juga dipengaruhi oleh
kelahiran dan kematian, dan mobilitas atau perpindahan penduduk dari satu
wilayah ke wilayah yang lain, dimana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24
tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan bahwa perpindahan penduduk
dari suatu wilayah ke wilayah lainnya harus disertai dengan perubahan Kartu
Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Kesadaran masyarakat Kabupaten Sidoarjo akanpentingnya identitas
makin meningkat. Itu tercermin dari banyaknya jumlah pembuat kartu identitas,
dalam hal ini Kartu Keluarga (KK) setiap bulannya.Dari catatan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, sepanjang tahun 2013
jika di rata-rata maka tak kurang dari 5.000 warga setiap bulan mengajukan
permohonan untuk mendapatkan Kartu Keluarga. Angka tersebut dihitung sejak
bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2013, sebagaimana tabel
berikut ini :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.11 Jumlah Pemohon KK
Tahun 2013 NO
KEC. WAJIB
KK
BULAN - 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Waru 65,654
5,712
5,482
4,839
4,894
4,885
4,845
5,088
4,694
5,495
5,049
4,576
4,189
2 Taman 65,060
5,595
5,075
4,470
5,133
5,589
5,712
5,842
5,133
5,127
4,964
5,491
4,964
3 Sidoarjo
61,804
3,819
4,234
4,221
4,314
4,203
4,821
5,312
5,541
4,821
4,203
5,377
4,821
4 Jabon 18,286
1,298
1,317
622 894 1,335
1,774
1,573
1,262
1,061
1,627
1,516
1,774
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Dari jumlah tersebut jika dirata-rata lagi, setiap hari Tenaga Pengelola
SIAK harus melayani 150 orang datang ke masing-masing kecamatan setiap untuk
mengurus Kartu Keluarga.
5.2.5Faktor Penunjang Pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga (KK)
Selain faktor infrastruktur dan ketersediaan aplikasi yang selalu update,
keberadaan Tenaga Pengelola SIAK pada masing-masing kecamatan memegang
peran sentral dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK).Selain Tenaga Pengelola SIAK pada masing-masing kecamatan, sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 11 tahun 2012 terdapat pula
Adminstrator Database, Administrator Jaringan, dan Administrator Infrastruktur,
yang dalam melaksanakan tugasnya, mereka bertanggungjawab kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku Instansi Pelaksana Adminsitrasi
Kependudukan. Berikut ini data ketersediaan Tenaga Pengelola dan administrator
yaitu sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tabel 5.12 Tabel Ketersediaan Tenaga
NO KECAMATAN KASUBAG TP ADB ADM ADM
PELAYANAN SIAK INFRA JARINGAN 1 Waru 1 2 - 1 1 2 Taman 1 1 1 1 - 3 Sidoarjo 1 2 1 1 - 4 Jabon 1 1 - 1 -
Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa ketersediaan Tenaga
Pengelola SIAK sebagai orang yang berperan penting dalam pelaksanaan
pelayanan administrasi kependudukan, pada masing-masing kecamatan tidak
merata jumlahnya.Hal tersebut juga tentunya akan berpengaruh terhadap
kecepatan pelayanan pada pengurusan Kartu Keluarga.
Belum lagi jika dihadapkan pada kenyataan yang ditemukan saat
penelitian, bahwa para Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki garis tanggung
jawab secara langsung terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
karena secara struktur bukanlah staff Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
yang ditugaskan di kecamatan, akan tetapi merupakan staff dari Camat yang diberi
tugas tambahan untuk memberi layanan dalam pengurusan Kartu Keluarga.
5.2.6Tupoksi Tenaga Pengelola SIAK
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 188/
/404.1.3.2/2014 tentang Petugas Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK), bahwa Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) mempunyai tugas pokok, antara lain:
• Menerima berkas permohonan pengurusan Kartu Keluarga, baik yang
disebabkan oleh perubahan data Kartu keluarga, maupun karena mobilitas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
penduduk (pindah datang/pindah keluar), dan atau berkas permohonan
KTP elektronik;
• Melakukan verivikasi terhadap berkas pemohon;
• Melakukan entry/edit biodata Kartu Keluarga atau KTP-elektronik;
• Memastikan kesesuaian entry/perubahan data dihadapan pemohon;
• Mengirimkan biodata yang sudah disesuaikan ke Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil melalui e-mail;
• Mengambil hasil cetakan Kartu Keluarga atau KTP-elektronik yang telah
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
• Mencatat Kartu Keluarga atau KTP-elektronik ke buku register;
• Menyerahkan berkas dan Kartu Keluarga atau KTP-elektronik yang baru
kepada petugas pelayanan administrasi kependudukan;
• Memastikan Numberic Identitification Data scheduler telah berfungsi
(running) dengan baik;
• Memastikan data hasil perekaman telah tersimpan dengan memperhatikan
pertambahan angka yang tertulis dalam No. Of Records sent after Restart
pada enrollment status;
• Melakukan back-up data hasil perekamandan mengirim melalui server
AFIS yang tersambung dengan Pusat Data Kementerian Dalam Negeri di
Kecamatan terdekat atau langsung ke Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
5.2.7. Tentang Peran Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan
Peran Tenaga PengelolaSIAK adalah sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1. Memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat tentang
pembuatan dokumen kependudukan,
2. Mempercepat dalam pembuatan dokumen kependudukan seperti
pembuatan KTP, Kartu Keluarga, dll,
3. Menyelenggarakan Administrasi Kependudukan yang benar, cepat,
dan akurat,
4. Mewujudkan pelayanan Administrasi Kependudukan dan catatan
sipil yang berorientasi kepada kepuasan dan kemitraan masyarakat
menuju terciptanya data dan informasi kependudukan yang akurat.
5.2.8Tujuan Pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Tujuan adanya SIAK adalah:
1. Database Kependudukan Terpusat
2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan
lain (statistik, paja, imigrasi,dll)
3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan,
Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil, dll)
4. Standarisasi Nasional
• Nomor Pengenal Tunggal (NIK)
• Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Register, Akta
Capil)
• Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya)
Implementasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)
online, yang telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) no. 18/2005
tentang Administrasi Kependudukan.Pada hakekatnya bahwa upaya Tertib
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Dokumen Kependudukan atau Tertib Administrasi Kependudukan tidak sekedar
pengawasan terhadap pengadaan blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam
penerbitan dokumen, tapi hendaknya harus tersistem, konkrit, dan
pragmatis.Maksudnya adalah mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini
bermakna secara hukum berfungsi melindungi, mengakui atau mengesahkan
status kependudukan atau peristiwa vital (vital event) yang dialami penduduk,
sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan
urusannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen
kependudukan memiliki manfaat bagi penduduk atau pemegang dokumen
tersebut.
5.3 Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Administrasi Kependudukan di
Kabupaten Sidoarjo
Strategi dan arah kebijakan merupakan komponen dari bagian yang
diperlukan dalam mencapai misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah, sebagai dasar perumusan program menurut urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan
yang menjelaskan bagaimana misi, tujuan dan sasaran akan diwujudkan. Strategi
akan dilengkapi dengan arah kebijakan, yang menunjukkan fokus atau prioritas
perhatian yang ditetapkan untuk mendukung terjaganya proses pembangunan agar
menuju pada pencapaian misi, tujuan, dan sasaran dalam kurun waktu 5 tahun
mendatang.
Visi pembangunan Kabupaten Sidoarjo 2010 – 2015 adalah “Menuju
Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan”.Masyarakat Sejahtera adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
kondisi masyarakat dimana seluruh aspek kehidupannya telah sampai pada taraf
tertinggi secara lahir maupun batin, yang meliputi pendapatan, kesehatan,
pendidikan, sosial budaya, keamanan, ketertiban, kedamaian dan
peradaban.Sejahtera dalam hal ini ditandai dari Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang tinggi.IPM disusun dari tiga komponen, yaitu:
1. usia harapan hidup, yakni lamanya hidup yang diukur dengan harapan hidup
saat lahir;
2. tingkat pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf
pada usia 15 tahun keatas dan rata-rata lama sekolah;
3. tingkat kehidupan yang layak, yang diukur dengan pengeluaran perkapita
yang telah disesuaikan.
Mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu mengembangkan potensi
diri dan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya tanpa
harus tergantung pada pihak luar.Pada tataran masyarakat, mandiri adalah
masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
dengan layak.Sedangkan pada tataran pemerintah daerah, mandiri adalah mampu
membiayai pembangunannya dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan
daerahnya tanpa harus tergantung dengan luar.
Berkeadilan adalah terwujudnya pembangunan dan pelayanan yang adil
dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
Guna mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) misi,
sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan
global.
Misi 2 : Menumbuh kembangkan potensi sektor industri, perdagangan,
pariwisata, UMKM, Koperasi, pertanian dan perikanan yang
berorientasi agrobis secara optimal yang berwawasan lingkungan guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Misi 3 : Meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat yang berkepribadian,
beriman serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan
ketertiban.
Misi 4 : Mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan yang
berkelanjutan dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan
kesetaraan gender.
Misi 5 : Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk mencapai pelayanan
prima.
Misi 6 : Mendorong tumbuh kembangnya iklim investasi untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Misi 7 : Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
Misi 8 : Menumbuh kembangkan iklim demokrasi yang sehat, santun serta
menjunjung tinggi norma dan etika masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 78 Tahun 2008 tentang
Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati kepada Camat pada pasal 2 ayat (1)
dan ayat (2) dijelaskan bahwa Camat disamping menyelenggarakan tugas umum
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
pemerintahan juga melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh
Bupati. Adapun sebagian kewenangan tersebut meliputi urusan pemerintahan
pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
3. Pekerjaan Umum;
4. Kependudukan dan Pencatatan sipil;
5. Perhubungan;
6. Tenaga Kerja;
7. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak;
8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
9. Perindustrian dan Perdagangan
Dari sembilan urusan yang dilimpahkan Bupati kepada Camat, salah satu
urusan yaitu terkait Kependudukan dan Pencatatan sipil khususnya produk
layanan Kartu Keluarga, yang mana Kartu Keluarga (KK) merupakan produk
layanan yang urgent dan secara nasional telah diinstruksikan oleh Menteri Dalam
Negeri untuk setiap penduduk memiliki satu identitas kependudukan, yaitu Nomor
Induk Kependudukan (NIK), dimana penomorannya dilakukan secara tersistem
dengan sebuah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, sebagaimana telah
diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi
Kependudukan, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2014 bahwa Kartu Keluarga merupakan dasar atau
basic dari semua jenis produk Administrasi kependudukan, dimana dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
pelaksanaannya diserahkan ke daerah tingkat kabupaten atau kota agar lebih
efektif.
Selanjutnya permohonan penerbitan Kartu Keluarga (KK), dapat
dibedakan berdasarkan penyebab diajukannya permohonan antara lain:
1. Permohonan KK Baru. Jenis permohonan ini dimaksudkan bagi penduduk
yang belum terekam di data keluarga dan data anggota keluarganya kedalam
pusat Bank Data Kependudukan Nasional Persyaratan bagi pemohon kartu
keluarga (KK) baru, baik karena perubahan status dari belum menikah menjadi
menikah, ataupun karena pindah domisili (masuk);
2. Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga yang mengalami
kelahiran;
3. Perubahan KK akibat pengurangan anggota keluarga baik meninggal atau
pindah;
4. Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga bagi Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap untuk menumpang ke dalam KK Warga Negara
Indonesia atau Orang Asing.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014, bahwa setiap
penduduk yang tinggal di Indonesia harus tercatat hanya pada 1 (satu) kartu
keluarga, dimana setiap Keluarga hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) Kartu
Keluarga, dan pada setiap Kartu Keluarga harus ada nama Kepala Keluarga,
alamat dan memiliki Nomor Kartu Keluarga, sehingga manakala terdapat
perubahan dengan berbagai kategori penyebab tersebut, maka Kartu Keluarga
(KK) wajib diganti / diperbaharui, yaitu apabila : rusak, hilang, terjadi perubahan
data dan jumlah anggota keluarga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
5.4 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan data, peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa informan, dengan spesifikasi yaitu
informan yang dipilih merupakan orang yang mengerti melaksanakan tugas
sebagai Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon,
Kepala Camat Taman, Waru, Sidoarjo, dan Jabon, kemudian Kepala Bidang
Penyelenggaran Kependudukan sebagai informan kunci yang mengetahui
bagaimana kinerja para Tenaga Pengelola SIAK. Hal ini dimaksudkan untuk
melihat bagaimana komitmen yang dimiliki oleh para Tenaga Pengelola SIAK
untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dalam pengurusan Kartu Keluarga di
Kabupaten Sidoarjo.Penelitian ini terfokus pada aspek-aspek yang mempengaruhi
komitmen kerja para tenaga SIAK. Berikut merupakan penjelasan mengenai
wawancara yang telah dilakukan kepada para informan untuk penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
Tabel 5.13 Karakteristik Informan Secara Keseluruhan
(Camat, Tenaga Pengelola SIAK, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan,)
No Informan Alasan Pemilihan Informan
Jumlah Orang
Inisial Informan
1 2 3 4 5 1. Camat di
Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
Berperan sebagai seorang yang mengetahui kinerja para pengelola tenaga SIAK dan permasalahan dalam pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
4 BR MM AR SK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1 2 3 4 5 2. Tenaga Pengelola
SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
Yang menjalankan tugas dan fungsinya untuk melayani masyarakat di kecamatan terutama dalam permasalahan pengurusan kartu keluarga.
4 IR AN DD MK
3. Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan
Berperan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap jalannya SOP pelayanan kartu keluarga
1 ST
Jumlah 9 Sumber: Hasil Penelitian Oktober – Desember 2014
Dari tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa jumlah informan secara
keseluruhan yaitu sebanyak 9 orang, dimana 4 orang merupakan informan
dikecamatan yaitu Camat Waru, Camat Taman, Camat Sidoarjo, dan Camat Jabon
yang berperan sebagai seseorang yang mengetahui kinerja para pengelola tenaga
SIAK dan permasalahan dengan pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di
kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Sedangkan terdapat 4 Tenaga
Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon yang telah
ditempatkan di masing-masing kecamatan dan merupakan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang menjalankan tugasnya dalam melayani administrasi kependudukan di
Kabupaten Sidoarjo. Kemudian, ada satu informan kunci yaitu Kepala Bidang
Penyelenggara Kependudukan yang berperan sebagai orang yang bertanggung
jawab terhadap jalannya SOP pelayanan kartu keluarga secara khusus. Informan
menurut jenis kelamin dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 5.14 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 Perempuan 2 22.22 % 2 Laki-laki 7 77.78 %
Total 9 Orang 100% Sumber: Hasil penelitian September - Desember 2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Menurut karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin yang telah
dijelaskandalam penelitian ini, dimana jumlah perempuan di dalam penelitian ini
yaitu sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1 orang yang berperan sebagai Kepala
Bidang Penyelenggaraan Kependudukan dan 1 orang Tenaga Pengelola SIAK di
Kecamatan Waru. Kemudian, laki-laki sebanyak 7 orang yaitu merupakan 4 orang
yang berperan sebagai Camat Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dan 3 orang
yang berperan sebagai Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman,
Sidoarjo, dan Jabon.
Sebagai informan kunci, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan
yang bernama Siti Amanati, telah menjabat di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil itu selama 1 Tahun, dia berasal dari Trenggalek dan bertempat
tinggal di Kabupaten Sidoarjo.
Tenaga Pengelola SIAK yang terpilih menjadi informan dalam penelitian
ini karena termasuk dalam wilayah kerja di beberapa kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo serta dapat memberikan informasi untuk mendapatkan data.
Tabel 5.15 Identitas Informan Penelitian
(Tenaga Pengelola SIAK di Kabupaten Sidoarjo) No Informan Keterangan Identitas Informan 1 2 3
1 Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru
Tenaga Pengelola SIAK IR ini berusia 32 tahun. Tenaga Pengelola SIAK IR berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makasar. Namun, Ia menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas terkenal di Jakarta. Ia adalah lulusan S1 Informatika. IR ini telah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama tiga tahun terakhir. Ia sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suami dan anak pertamanya didaerah Waru.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
1 2 3 2 Tenaga Pengelola SIAK di
Kecamatan Taman Tenaga Pengelola SIAK AN ini berusia 26 tahun. AN berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. AN merupakan salah satu lulusan universitas ternama di Surabaya yaitu Institut Teknologi 10 November Surabaya. Ia adalah lulusan D3 Informatika dan rencananya Ia akan melanjutkan S1 nya di ITS juga. AN belum menikah hingga saat ini. AN sudah bekerja menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2 tahun terakhir ini. Sekarang domisili AN ada di daerah Taman, Sidoarjo.
3 Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Sidoarjo
Tenaga Pengelola SIAK DD ini berusia 28 tahun. DD berasal dari Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Semarang. DD adalah lulusan S1 Informatika di salah satu universitas negeri di Surabaya. DD sudah menikah dan belum memiliki anak. Istri DD bekerja di saah satu Bank Swasta di Sidoarjo. DD sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2,5 tahun. Saat ini, DD bertempat tinggal di Krian, Sidoarjo bersama dengan istrinya.
4 Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon
Tenaga Pengelola SIAK MK ini berusia 30 tahun. MK merupakan orang asli Sidoarjo. Dari kecil hingga saat ini MK selalu domisili di Sidoarjo. MK merupakan lulusan sarjana S1 Informatika dari salah satu Universias negeri di Surabaya. MK sudah menikah dan mempunya seorang putra. MK sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 3 tahun, MK saat ini bertempat tinggal di Sidoarjo.
Sumber: Hasil Wawancara (diolah) Oktober - Desember 2014
Dari keempat informan yang dijelaskan pada tabel 5.15 bahwa keempat
informan tersebut dapat membantu dalam mendapatkan informasi.Keempat
informan tersebut di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Sidoarjo.
Pengalaman yang telah mereka memiliki membantu dalam proses pelayanan
pengurusan bidang administrasi kependudukan untuk warga Kabupaten Sidoarjo.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kemudian, informan selanjutnya adalah Camat yang berperan sebagai seseorang
yang mengetahui kinerja para pengelola tenaga SIAK dan permasalahan dalam
pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo,
dan Jabon. Berikut adalah keempat informan yang telah dipilih dari masing-
masing kecamatan yang telah ditentukan, sebagai berikut:
Tabel 5.16 Indentitas Informan Penelitian
(Camat Di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, Jabon) No Informan Keterangan Identitas Informan
1 Camat di Kecamatan Waru
Informan BR ini merupakan Camat yang berada di Kecamatan Waru. Camat BR berusia 41 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 3 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di Sukodono. Camat BR sudah menikah dan mempunya tiga orang anak.
2 Camat di Kecamatan Taman
Informan MM ini merupakan Camat yang berada di Kecamatan Taman. Camat MM berusia 44 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 3 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Krian. Camat MM sudah menikah dan mempunya satu orang putri.
3 Camat di Kecamatan Sidoarjo
Informan AR ini merupakan Camat yang berada di Kecamatan Sidoarjo. Camat AR berusia 37 tahun. Beliau menjadi Camat sudah setahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Bluru. Camat AR sudah menikah dan mempunya 3 orang putra.
4 Camat di Kecamatan Jabon
Informan SK ini merupakan Camat yang berada di Kecamatan Jabon. Camat SK berusia 38 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 2 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Jabon. Camat SK sudah menikah dan mempunya 2 orang putra.
Sumber: Hasil Wawancara (Diolah) Oktober - Desember 2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Menurut hasil data mengenai informan bahwa terdapat beberapa orang
yang dipilih sebagai informan yang berhubungan dengan fokus penelitian ini yaitu
bagaimana komitmen para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang berkaitan
dengan pelayanan administrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, khususnya dalam mengatasi terjadinya
delay waktu yang cukup lama dalam pelayanan pembuatan kartu
keluarga.Sehingga dapat disimpulkan bahwa informan dalam penelitian ini
merupakan informan yang terlibat langsung dalam menjalankan tugas-tugas
administrasi kependudukan, anatara lain adalah Camat, Tenaga Pengelola SIAK,
dan Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan.Hasil data dari wawancara pun
mudah didapatkan dan sangat membantu berjalannya penelitian ini.
5.5 Paparan Data
Pada proses penelitian dilakukan tahap wawancara dengan jumlah
sebanyak 9 (sembilan) informan yaitu yang terdiri dari Camat, Tenaga Pengelola
SIAK dan masyarakat di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, Jabon dan Kepala
Bidang Penyelenggara Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sidoarjo. Di dalam penelitian ini juga memakai informan kunci
yaitu Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan sipil Kabupaten Sidoarjo.Informan kunci bernama ST, berusia 49
tahun.Ada beberapa pertanyaan yang diberikan peneliti saat wawancara yang
berlangsung pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB.Berikut
merupakan hasil wawancara dengan informan kunci ini berupa beberapa
pertanyaan dan jawaban beserta dengan kesimpulannya di akhir
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
wawancara.Pertanyaan pertama adalah tentang pandangan ST terhadap kinerja
para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil.
Informan ST menjawab sebagai berikut:
"Menurut saya, kinerja para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sangat kurang baik dan jauh dari harapan yang ada."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada Tenaga
Pengelola SIAK sudah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan tupoksi yang
telah ditetapkan? Informan ST menjawab sebagai berikut:
"Sebenarnya menurut saya, semua tugas yang diberikan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap para pengelola SIAK tidak begitu berjalan dengan baik.Contohnya, untuk pembuatan keluarga SOP nya adalah sekitar 3 hari sudah selesai.Namun, para Tenaga Pengelola SIAK baru mengambilnya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan menyerahkan kepada warga lebih dari SOP yang ditentukan."
Pertanyaan ketiga adalah mengenai bagaimana Anda menyikapi tentang
tugas yang diberikan dari kecamatan kepada Tenaga Pengelola SIAK. Informan
ST menjawab sebagai berikut:
"Mungkin bukan porsinya saya menjawab ini karena Tenaga Pengelola SIAK sendiri diperintah langsung oleh atasan mereka yaitu Camat.Namun, kepentingan dari Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil itu sendiri seharusnya membuat para Tenaga Pengelola SIAK dapat menyanggupinya dengan baik."
Kemudian, pertanyaan keempat adalah mengenai pendapat Anda apakah
Anda merasa keberatan apabila Tenaga Pengelola SIAK mengesampingkan tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Informan ST
menjawab sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Sangat keberatan.Karena pengurusan administrasi kependudukan berhubungan langsung dengan para Tenaga Pengelola SIAK yang berada di kecamatan. Seharusnya mereka juga menyelesaikan tugas mereka sesuai dengan SOP."
Pertanyaan kelima adalah mengenai pendapat ST tentang apakah Tenaga
Pengelola SIAK telah memberikan komitmen yang baik terhadap tugas yang
diberikan oleh Anda?Apakah telah terjalin keterlibatan yang baik antara Anda dan
Tenaga Pengelola SIAK.Jawaban informan sebagai berikut:
"Kalau keterlibatan secara personal memang sangat baik.Namun jika ditinjau dari komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK mungkin tidak sangat baik. Contohnya keterlambatan dalam mengambil kartu keluarga yang sudah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Seharusnya dalam waktu 3 (tiga) hari, KK sudah dapat diambil, namun buktinya selalu ada delay waktu dan itu membuat kepuasan warga di kecamatan tidak bagus."
Selain pertanyaan tersebut ada juga pertanyaan lainnya yang di tanyakan
peneliti saat melaukan wawancara dengan informan kunci.Pertanyaan selanjutnya
adalah apakah Tenaga Pengelola SIAK pernah melakukan kesalahan yang telah
merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Informan menjawab
sebagai berikut:
"Kesalahan yang paling merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah karena keterlambatan dalam pengambilan Kartu Keluarga yang disebabkan oleh Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri. Dan secara tidak langsung nama baik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak menjadi baik di masyarakat. Wong seharusnya dalam waktu satu hari, KK sudah ditandatangani oleh Kepala Dinas."
Jika memang, para Tenaga Pengelola SIAK pernah melakukan kesalahan,
maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara yang Anda lakukan untuk
mengatasi permasalahan yang telah ditimbulkan oleh para Tenaga Pengelola
SIAK? Informan menjawab sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Yang saya lakukan adalah terus mengejar Tenaga Pengelola SIAK tersebut untuk datang ke kantor dan segera mengambil kartu keluarga yang sudah di proses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah mengenai tentang
loyalitas.Pertanyaannya adalah bagaimana pendapat informan ST, apakah Tenaga
Pengelola SIAK telah memberikan loyalitasnya terhadap Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil. Berikut adalah jawaban informan:
"Menurut saya, hingga sampai saat ini loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK masih diperuntukkan kepada Camat sebagai atasan langsung mereka.Kalau loyalitas terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sebatas hubungan kerja biasa."
Loyalitas yang diharapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
ternyata belum ada. Lalu, pertanyaan selanjutnya yaitu mengenai bagaimana cara
yang informan ST lakukan untuk membangun loyalitas yang baik terhadap
Tenaga Pengelola SIAK. Informan menjawab sebagai berikut:
"Menurut saya, untuk membangun loyalitas yang baik dengan para Tenaga Pengelola SIAK mungkin bisa dengan membuat Surat Keputusan (SK) untuk memberikan tugas secara langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Dengan adanya SK, para Tenaga Pengelola SIAK bisa diberikan honor dalam mengerjakan tugas yang diberikan langsung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian, di sisi lain bisa juga dengan menempatkan orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo untuk mempermudah tugas keduanya."
Dan pertanyaan terakhir yang di tanyakan pada saat wawancara yaitu jika
para Tenaga Pengelola SIAK memberikan inisiatif yang baik dan mampu
membangun loyalitas yang tinggi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipilapa yang Anda harapkan untuk kedepannya. Informan menjawab sebagai
berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Jika loyalitas sudah tinggi dan komitmen para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah baik, maka yang saya harapkan adalah semua tugas yang diberikan dilaksanakan dengan mematuhi SOP yang ada.Karena itu juga berdampak baik untuk hubungan keduanya dan juga warga atau masyarakat yang secara langsung menerima pelayanan yang mereka berikan dengan puas dan senang."
Selain hasil wawancara dengan informan kunci tersebut di dalam penelitian
ini akan di tampilkan juga data yang didapatkan di lapangan saat mewawancarai
Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon yang
berjumlah 4 informan. Informan pertama adalah Tenaga Pengelola SIAK di
Kecamatan Waru.Tenaga Pengelola SIAK IR ini berusia 32 tahun.Tenaga
Pengelola SIAK IR berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kota
Makasar. Namun, Ia menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas terkenal di
Jakarta. Ia adalah lulusan S1 Informatika. IR ini telah menjadi Tenaga Pengelola
SIAK selama tiga tahun terakhir.Ia sudah menikah dan sekarang tinggal bersama
suami dan anak pertamanya di daerah Waru. Wawancara ini dilaksanakan pada
hari Selasa, 4 November 2014 pukul 16.00 WIB.
Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian
berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda
tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda
miliki? Informan IR menjawab:
"SIAK iku sebuah sistem informasi untuk menata sistem administrasi kependudukan ben luwih tertib.Dengan adanya SIAK, kecamatan dapat menginformasikan secara langsung dan cepat kepada warga atau masyarakat tentang pembuatan dokumen kependudukan.Jadi, masyarakat tidak sulit lagi dalam mengurus administrasi kependudukan seperti KTP dan KK."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatan-
hambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan IR
menjawab:
"Emmmm, hambatan selama kerja adalah sulitnya memberikan informasi kepada masyarakat terhadap syarat-syarat untuk pembuatan KTP atau KK. Masyarakat sik ono ae sing nggak lengkap membawa persyaratan saat ke kantor." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada warga yang belum melengkapi
identitas diri.Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana Anda menyikapi dan
menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi selama Anda menjadi Tenaga
Pengelola SIAK? Informan IR menjawab:
"nekkayak hambatan teknis kadang bisa diperbaiki dewe. Cuma kalau sudah darurat harus segera menghubungi wong-wong dinas."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga
Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan
kecamatan? Kemudian informan menjawab Ia tidak pernah melakukan kesalahan
yang dapat menganggu aktivitas yang terjadi di masyarakat. Dalam penilaian
komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut
pendapat Anda, apakah Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang
diberikan oleh kecamatan?Informan IR menjawab:
"Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kecamatan untuk sampai saat ini selalu ngikuti tupoksi yang dikeluarkan oleh Camat. Mau tidak mau konco – koncokudu mematuhi peraturan sing wis ditetapkan dari atasan."
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga
Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah
ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan IR menjawab:
"Sebenere, tugas dari kecamatan sendiri wes terlalu banyak dan memakan waktu. Kalau dikatakan keberatan memang iyo.Tapi, karena adanya hubungan interpersonal yang baik maka dari itu kami harus professional." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu
untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan IR menjawab:
"Sebenere ngga isok.Tapi, sering disisipkan waktu untuk mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Ben ndang selesai." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk
mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan IR menjawab:
"Solusine sing isok diajukan iku bagaimana jika salah satu orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bekerja di masing-masing kecamatan di Sidoarjo ben proses administrasi kependudukan gampang." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan
masalah yang muncul dalm tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil? Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus
diselesaikan terlebih dahulu? Informan IR menjawab:
"Insiatifku dalam menyelesaikan semua tugas-tugas soko Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipiliku untuk membangun komitmen kerja yang baik sehingga aku ngerti kemampuanku wes sampek ngendi."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Informan kedua adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan
Taman.Tenaga Pengelola SIAK AN ini berusia 26 tahun. AN berasal dari
Mojokerto, Jawa Timur. AN merupakan salah satu lulusan universitas ternama di
Surabaya yaitu Institut Teknologi 10 November Surabaya. Ia adalah lulusan D3
Informatika dan rencananya Ia akan melanjutkan S1 nya di ITS juga. AN belum
menikah hingga saat ini. AN sudah bekerja menjadi Tenaga Pengelola SIAK
selama 2 tahun terakhir ini. Sekarang domisili AN ada di daerah Taman,
Sidoarjo.Wawancara ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 November 2014
pukul 16.00 WIB.
Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian
berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda
tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda
miliki? Informan AN menjawab:
"SIAK iku sebuah sistem informasi sing berbasis web dan manfaatnya untuk mengatur dokumen dan data kependudukan. Aku tertarik soale aku pengen mengembangkan sistem administrasi sing akurat dan bertanggungjawab."
Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatan-
hambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK?Informan AN
menjawab:
"Hambatan sing mesti ngganggu iku yo lemotnya server pas meng-entry data penduduk yang mengajukan pembuatan KK dan KTP. Soale kadang servere rusak." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum
memperlihatkan kualitasnya dengan baik.Pertanyaan selanjutnya adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi
selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan AN menjawab:
"Yo nek hambatane ngunu, aku paling nge-entry data meneh soko awal.Akhirnya membuat kerjaan tambah wakeh."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga
Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan
kecamatan?Kemudian informan menjawab sampai dengan saat ini belum ada
permasalahan yang merugikan kecamatan.Dalam penilaian komitmen para Tenaga
Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah
ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh
kecamatan?Informan AN menjawab:
"Tenaga Pengelola SIAK kecamatan Taman sampek saiki mesti selalu melaksakan tugas dengan baik dan mengikuti peraturan dan SOP yang diberikan oleh Camat."
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga
Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah
ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan AN menjawab:
"Tugas sing diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil diselesaikan mari-ne tugas soko kecamatan,soale itu merupakan prioritas kerja. Sebetulnya sangat keberatan, lha piye menambah beban kerja."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu
untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan AN menjawab:
"Susah untuk membagi waktu soale tugas dari kecamatan sendiri sudah banyak." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk
mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan AN menjawab:
"Mencari solusi iku nggak gampang, tapi, nek pendapatku isok ae menaruh satu atau dua orang yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk meringankan beban para Tenaga Pengelola SIAK sing wes menerima banyak kerjaan dari kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan
semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda?
Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan
terlebih dahulu? Informan AN menjawab:
"Inisiatifku adalah untuk mengkaji seberapa besar kualitas aku dalam menyelesaikan tugas yang diberikan baik dari kecamatan atau Dinas Kependidikan dan Pencatatan Sipil."
Informan ketiga adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan
Sidoarjo.Tenaga Pengelola SIAK DD ini berusia 28 tahun.DD berasal dari
Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Semarang.DD adalah lulusan S1
Informatika di salah satu universitas negeri di Surabaya.DD sudah menikah dan
belum memiliki anak.Istri DD bekerja di salah satu Bank Swasta di Sidoarjo. DD
sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2,5 tahun. Saat ini, DD bertempat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tinggal di Krian, Sidoarjo bersama dengan istrinya.Wawancara ini dilakukan pada
hari Senin, tanggal 17 November 2014 pukul 16.00 WIB.
Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian
berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda
tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda
miliki? Informan DD menjawab:
"Menurutku, SIAK iku yo sistem informasi gawe menyimpan database kependudukan terpusat dan untuk kepentingan banyak hal. Menjadi Tenaga Pengelola SIAK benere soale aku kan sarjana informatika terus karena aku pengen membangun SIAK secara setransparan mungkinben isok mengakomodasi hak-hak penduduk dan memberikan perlindungan terhadap database penduduk."
Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatan-
hambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan DD
menjawab:
"Hambatan sebenarnya banyakbanget.Salah satunya yo iku cuaca. Kayak sekarang sing lagi musim udan deres terus petir. Kadang-kadang bisa buat sistem eror dan jaringan data sampai terputus." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum
memperlihatkan kualitasnya dengan baik.Pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi
selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan DD menjawab:
"nek wes ngomong soal cuaca, ya susah sebenarnya karena kondisi alam sedang berubah-ubah. Biasane harus nunggu dari pusat untuk memperbaiki jaringan."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga
Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan
kecamatan?Kemudian informan menjawab pernah namun menurut informan hal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
itu tidak sampai merugikan kecamatan.Dalam penilaian komitmen para Tenaga
Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah
ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh kecamatan?
Informan DD menjawab:
"Semua tugas selalu dikerjakan sesuai porsinya dan selalu mematuhi SOP sing diberikan oleh kecamatan."
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga
Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah
ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan DD menjawab:
"Keterlibatan langsung memang iya soale pengelolaan administrasi kependudukan contohnya kartu keluarga memang terlibat dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Tapi, tugas yang diberikan menambah tugas untuk pengelola SIAK makane kadang-kadang temen-temen sendiri kewalahan untuk mengambil kartu keluarga yang sudah jadi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu
untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan DD menjawab:
"Sebetulnya sulit tetapi pekerjaan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan setelah tugas dari kecamatan selesai."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk
mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan DD menjawab:
"Menurutku yo, menempatkan pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mengurus masalah administrasi kependudukan di kecamatan, karena iku isok membantu tugas para Tenaga Pengelola SIAK." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan
semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda?
Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan
terlebih dahulu? Informan DD menjawab:
"Menurutku, tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hanya tugas sampingan, karena prioritas kembali ke tugas dari kecamatan. Inisiatifku sih gede banget, sampek-sampek kadang aku menabrak SOP sing onok." Informan keempat adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan
Jabon.Tenaga Pengelola SIAK MK ini berusia 30 tahun.MK merupakan orang asli
Sidoarjo.Dari kecil hingga saat ini MK selalu domisili di Sidoarjo.MK merupakan
lulusan sarjana S1 Informatika dari salah satu Universitas negeri di Surabaya.MK
sudah menikah dan mempunya seorang putra.MK sudah menjadi Tenaga
Pengelola SIAK selama 3 tahun, MK saat ini bertempat tinggal di
Sidoarjo.Wawancara dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21 November 2014
pukul 16.00 WIB.
Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian
berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda
miliki? Informan MK menjawab:
"nek menurutku SIAK itu adalah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang memiliki manfaat yang dapat mempermudah kemudahan dalam pembuatan KTP, KK, dan surat lainnya. Saya ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kebetulan saya sarjana informatika, maka dari itu saya tertarik untuk menjadi salah satu Tenaga Pengelola SIAK.Komitmen saya adalah bekerja dengan sebaik mungkin."
Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatan-
hambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK?Informan MK
menjawab:
"Selama ini yooo paling hambatan teknis sama hambatan aplikatif. Jika terjadi sesuatu dengan cuaca yang membuat jaringan bisa terputus dan tidak bisa entry data." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum
memperlihatkan kualitasnya dengan baik.Pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi
selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan MK menjawab:
"Kalau jaringan sudah terputus biasanya menunggu dari pusat untuk menyambungkan kembali karena hal-hal seperti itu tidak bisa ditangani sendiri."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga
Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan
kecamatan?Kemudian informan menjawab tidak pernah melakukan kesalahan
hingga saat ini.Dalam penilaian komitmen para Tenaga Pengelola SIAK,
pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Anda telah
melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh kecamatan?
Informan MK menjawab:
"Selama ini konco-konco disini tidak pernah menyalahi aturan yang sudah ditentukan oleh Camat. Kayaknya sih semua dikerjakan sesuai SOP. Tapi, iya nggak tahu lagi yoooo...."
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga
Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah
ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan MK menjawab:
"Komitmen untuk menyikapi tugas dari Dinas mungkin tidak begitu bisa dijamin. Karena tugas dari kecamatan itu sendiri sudah banyak, dan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sering terabaikan dan baru terurus cukup lama atau setelah kerjaan dari kecamatan selesai." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu
untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil? Informan MK menjawab:
"Waktu mungkin ada namun selalu melebihi deadline yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk
mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan MK menjawab:
"Untuk mempermudah tugas para Tenaga Pengelola SIAK dengan menambah Tenaga Pengelola SIAK yang dikhususkan untuk pengurusan administrasi kependudukan seperti kartu keluarga."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan
semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda?
Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan
terlebih dahulu? Informan MK menjawab:
"Semua diselesaikan dengan baik walau sebenarnya aku sendiri sangat keberatan namun inisiatif saya untuk menjalin hubungan kerja yang baik dari Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hingga sekarang masih menjadi tugas sampingan, karena tugas yang diberikan oleh kecamatan masih menjadi kepentingan yang utama."
Informan kunci selanjutnya adalah Camat Kecamatan Waru, Taman,
Sidoarjo, dan Jabon.Informan pertama adalah Camat di Kecamatan Waru yang
berinisial BR. Wawancara dilaksanakan pada hari Selasa, 4 November 2014 pukul
15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti pada saat
penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan Anda mengenai kinerja para
Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing kecamatan? Informan BR menjawab:
"Kemampuan yang telah dimiliki oleh para Tenaga Pengelola SIAK sudah cukup baik.Mereka mampu membagi tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka."
Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap
kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh
masing-masing kecamatan? Informan BR menjawab:
"Para Tenaga Pengelola SIAK sudah menuruti apa yang seharusnya mereka kerjakan.Mereka bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan sseperti apa yang
dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan
kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan BR menjawab:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Kepatuhan yang dilakukan contohnya mereka mengerjakan pekerjaannya tepat waktu dan sesuai dengan SOP. Saya sebagai Camat cukup puas dengan kinerja mereka."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh
kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola
SIAK terhadap kecamatan?Informan BR menjawab:
"Para Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap kecamatan dan sudah memberikan yang terbaik untuk kecamatan.Salah satu bentuk loyalitasnya adalah Para Tenaga Pengelola SIAK selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik."
Pertanyaan selanjutnya yaitu Bagaimana menurut Anda tentang tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga
Pengelola SIAK? Informan BR menjawab:
"Menurut saya, tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah memberikan beban pekerjaan yang berlebih terhadap para Tenaga Pengelola SIAK." Pertanyaan selanjutnya yaitu Apakah dampak yang terjadi dengan tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang
diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Informan BR menjawab:
"Sebenarnya saya takut ketika Tenaga Pengelola SIAK tidak mampu menjalankan keduanya dengan baik.Karena tugas yang diberikan untuk kecamatan akan bertambah lebih banyak." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa
yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah
Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi?Informan BR menjawab:
"Sebaiknya, kecamatan dan dinas kependudukan membuat koordinasi yang baik. Contohnya dengan menempatkan orang dinas di kecamatan. Menurut saya, solusi yang sangat baik karena meringankan beban kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para
Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan BR
menjawab:
"Mereka sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan."
Informan kunci selanjutnya adalah informan kedua adalah Camat di
Kecamatan Taman yang berinisial MM. Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 12 November 2014 pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang
ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan
Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing
kecamatan?Informan MM menjawab:
"Kinerja para Tenaga Pengelola SIAK sudah baik.Mereka juga sudah loyal tehadap tugas yang diberikan oleh kecamatan."
Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap
kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh
masing-masing kecamatan? Informan MM menjawab:
"Menurut pandangan saya, Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Taman telah sangat patuh terhadap peraturan yang ada di Kecamatan.Mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.Selama ini belum ada masalah yang menganggu jalannya aktivitas di kecamatan."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang
dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan
kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan MM menjawab:
"Contoh kepatuhan yang dimiliki oleh Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Taman salah satunya adalah mereka mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh kecamatan.Seperti, teliti pada pekerjaan dan tidak pernah terlambat walau terkadang deadline yang diberikan sangat mepet.Saya cukup puas dengan kinerja merek."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh
kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola
SIAK terhadap kecamatan? Informan MM menjawab:
"Menurut saya, loyalitas mereka sudah tinggi dibuktikan dengan kesetiaan mereka terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dapat diselesaikan dengan baik.Menurut saya, loyalitas mereka sudah tinggi dibuktikan dengan kesetiaan mereka terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dapat diselesaikan dengan baik."
Pertanyaan selanjutnya yaitu Bagaimana menurut Anda tentang tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga
Pengelola SIAK? Informan MM menjawab:
"Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik.Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan Administrasi Kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang
diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Informan MM menjawab:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Dampak yang terjadi adalah penumpukan pekerjaan yang lama untuk terselesaikan dan kemudian kepatuhan terhadap SOP tidak ada." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa
yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah
Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi?Informan MM menjawab:
"Untuk mempermudah tugas-tugas tenaga kerja pengelola SIAK, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat memberikan tugas kepada 1-2 orang dinas untuk mengurusi masalah administrasi kependudukan di kecamatan. Menurut saya kalau menyelesaikan dengan baik mungkin belum, namun sudah mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para
Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan MM
menjawab:
"Tugas mereka di dalam kecamatan maupun di lapangan sudah baik." Informan kunci selanjutnya adalah informan ketiga adalah Camat di
Kecamatan Sidoarjo yang berinisial AR. Wawancara dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 17 November 2014 pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan
yang ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana
tanggapan Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing
kecamatan? Informan AR menjawab:
"Menurut saya, kecamatan Sidoarjo membutuhkan beberapa Tenaga Pengelola SIAK untuk mengatasi server yang lemot dan pembuatan kartu keluarga contohnya.Karena menurut saya, kinerja mereka kurang maksimal."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap
kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh
masing-masing kecamatan? Informan AR menjawab:
"Para Tenaga Pengelola SIAK telah cukup mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka mematuhi apa yang seharusnya mereka lakukan dan menaati peraturan dengan baik. Namun, terkadang mereka masih kurang memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya." Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang
dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan
kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan AR menjawab:
"Tenaga Pengelola SIAK mematuhi hal-hal yang sudah ditentukan dalam SOP untuk mengerjakan tugas-tugasnya.Mereka selama ini tidak pernah melewati batasannya sebagai Tenaga Pengelola SIAK.Saya cukup puas sebagai atasan mereka."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas – tugas yang diberikan oleh
kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola
SIAK terhadap kecamatan?Informan AR menjawab:
"Tenaga Pengelola Siak tidak pernah mengeluh tehadap tugas-tugas yang diberikan.Menurut saya, salah satu loyalitas mereka adalah tidak mengesampingkan tugas selain yang diberikan oleh kecamatan."
Pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana menurut Anda tentang tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga
Pengelola SIAK? Informan AR menjawab:
"Tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebenarnya menambah tugas-tugas yang sudah diberikan oleh kecamatan.Sehingga hal ini membuat kinerja para Tenaga Pengelola SIAK bisa saja menjadi menurun."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang
diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Informan AR menjawab:
"Menurut saya, mereka kurang bisa membagi kedua tugas yang diberikan.Dampaknya semakin banyak tugas semakin besar tanggung jawab yang mereka pegang." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa
yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah
Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi? Informan AR menjawab:
"Menurut saya, kecamatan diberikan orang dinas kependudukan untuk melaksanakan beberapa tugas administrasi kependudukan seperti kartu keluarga untuk mempermudah tugas Tenaga Pengelola SIAK. Yang pasti dengan solusi tersebut, para tenaga SIAK bisa lebih fokus dengan pekerjaan yang diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah Menurut Anda bagaimana inisiatif para
Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas- tugasnya? Informan AR
menjawab:
"Semuanya terkendali dengan baik karena inisiatif dari mereka yang baik juga." Informan kunci selanjutnya adalah informan keempat adalah Camat di
Kecamatan Jabon yang berinisial SK. Wawancara dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 21 November pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang
ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing
kecamatan?Informan SK menjawab:
"Tanggapan saya mengenai Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon adalah kinerja mereka saat ini sudah sangat membantu kecamatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya."
Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap
kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh
masing-masing kecamatan? Informan SK menjawab:
"Iya, para Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon telah mematuhi tupoksi yang telah diterapkan.Selama ini tidak ada masalah."
Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang
dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan
kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan SK menjawab:
"Menurut saya, salah satu kepatuhan mereka adalah mereka tidak pernah terlambat dalam mengerjakan tugasnya sebagai Tenaga Pengelola SIAK dan selalu mengerjakan tugasnya sesuai dengan tupoksi yang telah diterapkan."
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah
Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh
kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola
SIAK terhadap kecamatan?Informan SK menjawab:
"Saya merasa para Tenaga Pengelola SIAK sudah memberikan yang terbaik dan dari situ sudah tampak loyalitas yang tinggi terhadap kecamatan.Loyalitas mereka adalah tidak pernah terlambat dalam mengumpulkan tugas."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana menurut Anda tentang tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga
Pengelola SIAK? Informan SK menjawab:
"Sebenarnya saya keberatan.Karena itu dapat menganggu tugas-tugas yang telah diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang
diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Informan SK menjawab:
"Menurut saya, dampak yang terjadi bisa-bisa Tenaga Pengelola SIAK akan mengesampingkan tugas yang diberikan karena keterbatasan deadline atau waktu.Tetapi, semua tergantung terhadapa komitmen mereka sebagai pegawai di kecamatan." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa
yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah
Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi? Informan SK menjawab:
"Menurut saya, para Tenaga Pengelola SIAK harus memegang komitmennya dengan baik dan menjaga hubungan kerja yang baik antara Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Menurut saya itu sudah solusi yang terbaik, jika ada solusi yang lebih baik saya akan pertimbangkan kembali." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para
Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan SK
menjawab:
"Saya puas dengan kinerja mereka."
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Dari wawancara diatas dengan para Camat di Kecamatan Waru, Taman,
Sidoarjo, dan Jabon adalah dalam menilai kinerja Tenaga Pengelola SIAK
terhadap tugas yang diberikan kecamatan rata-rata bagus.Namun, ketika mengenai
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mereka takut
apabila para Tenaga Pengelola SIAK kinerja terhadap tugas kecamatan bisa
menurun.
5.6 Analisis Data
SIAK merupakan salah satu bentuk program pemerintah dalam yang
memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
pengeloaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dalam
hal ini kecamatan, selanjutnya keberadaan Tenaga Pengelola SIAK di masing-
masing kecamatan diharapkan dapat menangani masalah yang muncul dalam
penyelanggaraan Administrasi Kependudukan. Model Komitmen kerja Tenaga
Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilihat
dari aspek-aspek penelitian berikut ini:
• Identification (Identifikasi)
Untuk dapat mengidentifikasi tujuanTenaga Pengelola SIAK dalam
melaksanakan tugas yang diberikan, dan mengidentifikasi terhadap tujuan oleh
Dinas Kependudukan Catatan Sipil, maka peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan yang dapat mengungkap tujuan pribadi para Tenaga Pengelola SIAK
dalam menyelesaikan tugas dariDinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 informan, yaitu Tenaga Pengelola
SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Maka dari itu, diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
jawaban yang sama yaitu bahwa keempat informan ini intinya sangat keberatan
dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipilmelalui peran mereka sebagai Tenaga Pengelola SIAK, karenapada dasarnya
tugas mereka sendiri sebagai staffdikecamatan sudah terlalu banyak. Hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
"Keterlibatan langsung memang iya soale pengelolaan administrasi kependudukan contohnya kartu keluarga memang terlibat dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Tapi, tugas yang diberikan menambah tugas untuk pengelola SIAK makane kadang-kadang temen-temen sendiri kewalahan untuk mengambil kartu keluarga yang sudah jadi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan DD, Tenaga Pengelola SIAK Kecamatan Sidoarjo). Terlihat dari jawaban diatas bahwa Tenaga Pengelola SIAK DD keberatan
dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Ketiga informan yang lainnya pun menjawab hal yang serupa, dimana
intinya mereka tidak memiliki keyakinan terhadap serangkaian nilai dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.Sehingga mereka terkesan tidak tulus dalam
menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.Terlebih lagi ketiga informan tersebut secara struktural tidak
memiliki hubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Akibatnya,
inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan Catatan Sipil
menjadi lemah. Hal ini juga dibuktikan dengan jawaban wawancara informan
keempat yaitu sebagai berikut:
"Komitmen untuk menyikapi tugas dari Dinas mungkin tidak begitu bisa dijamin. Karena tugas dari kecamatan itu sendiri sudah banyak, dan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sering terabaikan dan baru terurus cukup lama atau setelah kerjaan dari kecamatan selesai."(Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK Kecamatan Jabon)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri mendapat perintah secara langsung dari
Camat.Tugas yang diberikan oleh Kecamatan sendiri sudah sangat banyak.Walau
secara struktural pun sebenarnya Tenaga Pengelola SIAK juga menganggap tugas
yang diberikan oleh kecamatan juga berat.Camat pun juga merasa keberatan
dengan tugas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil wawancara bersama keempat Camat yang juga
menaungi Tenaga Pengelola SIAK tersebut bekerja. Salah satu jawaban informan
sebagai berikut:
"Tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebenarnya menambah tugas-tugas yang sudah diberikan oleh kecamatan.Sehingga hal ini membuat kinerja para Tenaga Pengelola SIAK bisa saja menjadi menurun." (Informan AR, Camat Kecamatan Sidoarjo) Tampak jelas terlihat dari jawaban diatas bahwa Camat juga
mengkhawatirkan apabila tugas yang diberikan oleh kecamatan sendiri tidak bisa
terselesaikan dengan baik.Apalagi ditambah dengan tugas yang diberikan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Dengan lemahnya inisiatif
mengakibatkan waktu pengerjaan yang lama dan membuat pengambilan Kartu
Keluarga di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi sangat terlambat.
Hal ini juga diperkuat oleh jawaban dari salah satu informan, sebagai berikut:
"Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik. Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan administrasi kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman) Hal-hal yang menjadi permasalah diatas juga diperkuat oleh informan
kunci yaitu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan yang berperan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
sebagai pemberi tugas untuk para Tenaga Pengelola SIAK.Beliau juga meyakini
bahwa inisiatif yang rendah dari Tenaga Pengelola SIAK sendiri mengakibatkan
hal yang buruk bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini dapat
diperkuat dengan jawaban sebagai berikut:
"Kesalahan yang paling merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah karena keterlambatan dalam pengambilan Kartu Keluarga yang disebabkan oleh Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri. Dan secara tidak langsung nama baik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak menjadi baik di masyarakat. Wong seharusnya dalam waktu satu hari, KK sudah ditandatangani oleh Kepala Dinas." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kepedudukan) Maka dari itu dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa
identifikasi yang tercermin terhadap tujuan organisasi yaitu Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil dengan tujuan individu yaitu Tenaga Pengelola SIAK hingga
sampai saat ini belum sama. Kedua belah pihak masih menjunjung prinsip kerja
masing-masing.Akibatnya, timbul permasalahan karena inisiatif atau kemauan
Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipilmenjadi lemah dan sangat bergantung kepada
Dinas dalam menyelesaikan masalah yang muncul dilapangan.Hal tersebut tentu
saja akan berdampak pada tidak terpenuhinya SOP yang telah ditetapkan sehingga
kredibilitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Sidoarjo juga
dipertaruhkan.
Menurut Kuntjoro (2002), identifikasi yang berwujud dalam bentuk
kepercayaan anggota terhadap organisasi, biasanya dapat dikembangkan dengan
memodifikasi tujuan organisasi atau organisasi, sehingga mencakup beberapa
tujuan pribadi para anggota atau dengan kata lain organisasi memasukan pula
kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasi atau organisasi. Hal ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
akan menumbuhkan suasana saling mendukung di antara para anggota dengan
organisasi. Hal tersebut akan membuat anggota dengan rela menyumbangkan
tenaga, waktu, dan pikiran bagi tercapainya tujuan organisasi, dimana hal tersebut
akan memunculkan kinerja yang extra-role sebagaimana terdapat dalam teori
OCB (Organizational Citizenship Behavior) yang dikemukakan oleh Organ &
Batemen, dimana dikatakan bahwa: “ kondisi tersebut akan muncul ketika mereka
kaum pekerja telah memberikan kontribusi mereka “di atas dan lebih dari”
deskripsi kerja yang formal, yang melibatkan beberapa perilaku yang meliputi
perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh
terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja”. Perilaku-perilaku
seperti itu dapat menggambarkan nilai tambah karyawan dan merupakan salah
satu bentuk perilaku prososial yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan
bermakna membantu.
Organ (1988)mendefinisikan OCB sebagai: “Perilaku yang merupakan
pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan sistem reward formal
porganisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini
berarti perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi
kerja karyawan sehingga jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan
hukuman.”(Elanain, 2007).
Contoh perilaku yang termasuk kelompok OCB adalah membantu rekan,
sukarela melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik dengan
rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku di
organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal atau menyenangkan di tempat
kerja, memberi saran - saran yang membangun di tempat kerja, serta tidak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
membuang - buang waktu di tempat kerja (Robbins, 2001). Organizational
Citizenship Behavior (OCB) adalah sikap membantu yang ditunjukkan oleh
anggota organisasi, yang sifatnya konstruktif, dihargai oleh perusahaan tapi tidak
secara langsung berhubungan dengan produktivitas individu (Bateman & Organ
dalam Steers, Porter, Bigley, 1996). Menurut Organ (1988), OCB merupakan
bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan
dengan sistem reward formal organisasi tetapi secara agregat meningkatkan
efektivitas organisasi. Ini berarti, perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam
persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak ditampilkan
pun tidak diberikan hukuman. Menurut Organ(1988), OCB terdiri dari lima
dimensi:
1. Altruismyaitu perilaku membantu meringankan pekerjaan yang
ditujukan kepada individu dalam suatu organisasi;
2. Courtesyyaitu membantu teman kerja mencegah timbulnya masalah
sehubungan dengan pekerjannya dengan cara memberi konsultasi dan
informasi serta menghargai kebutuhan mereka
3. Sportsmanshipyaitu toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat
kerja tanpa mengeluh
4. Civic virtueyaitu terlibat dalam kegiatan - kegiatan organisasi dan
peduli pada kelangsungan hidup organisasi
5. Conscientiousnessyaitu melakukan hal -hal yang menguntungkan
organisasi – seperti mematuhi peraturan - peraturan di organisasi.
Penelitian tentang OCB di Indonesia tampaknya belum pernah dilakukan,
padahal topik ini sudah banyak dibicarakan dalam pembahasan perilaku
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
organisasi akhir - akhir ini, bahkan telah menjadi salah satu variabel dependen
utama dalam penelitian perilaku organisasi (Robbins, 2001).Alasan di atas
mendasari penelitian OCB ini. Selain itu, penelitian OCB sangat penting
dilakukan di Indonesia karena akhir - akhir ini banyak organisasi di Indonesia
menerapkan sistem tim kerja. Disamping itu, sekarang ini terjadi banyak
perubahan - perubahan dalam organisasi di Indonesia, seperti downsizing
(perampingan organisasi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja). Kebijakan ini
berdampak pada terjadinya perubahan - perubahan, misalnya, perubahan pada
tugas dan kewajiban karyawan, harapan organisasi agar karyawan menjadi lebih
kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efisiensi kerja, serta adanya
perhatian serius terhadap ketidakhadiran dan keterlambatan di tempat kerja.
Ketika organisasi mengurangi jumlah karyawan, organisasi itu akan lebih
tergantung pada karyawan yang tetap tinggal untuk melakukan hal - hal melebihi
apa yang ditugaskan mereka. Oleh karena itu, karyawan tersebut diharapkan
menampilkan OCB.
• Job Involvement (Keterlibatan)
Untuk dapat mengetahui keterlibatan individu dari Tenaga Pengelola
SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang ditetapkan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK dalam memenuhi SOP yang telah
ditentukan.Berdasarkan hasil wawancara dengan informan-informan yang ada
yaitu Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon
dengan lemahnya inisiatif mereka dalam melakukan tugas yang diberikan Dinas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga berdampak pada keterlibatan Tenaga
Pengelola SIAK dalam mematuhi SOP yang ada.
Pada dasarnya para Tenaga Pengelola SIAK sudah mengikuti SOP atau
tupoksi yang telah diterapkan oleh Kecamatan.Namun, hal ini berarti bagi tugas
yang diberikan oleh Camat bukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban sebagai berikut:
"Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kecamatan untuk sampai saat ini selalu ngikuti tupoksi yang dikeluarkan oleh Camat. Mau tidak mau konco-koncokudu mematuhi peraturan sing wis ditetapkan dari atasan." (Informan IR, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru) Terlihat dari jawaban diatas bahwa para Tenaga Pengelola SIAK patuh
terhadap SOP yang ditetapkan oleh Kecamatan karena tugas yang diberikan turun
langsung dari Camat sebagai atas mereka yang memiliki kewenangan lebih
terhadap Tenaga Pengelola SIAK dibandingkan dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Jawaban tersebut juga diperkuat dengan jawaban Camat yaitu
sebagai berikut:
"Menurut pandangan saya, Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Taman telah sangat patuh terhadap peraturan yang ada di Kecamatan.Mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.Selama ini belum ada masalah yang menganggu jalannya aktivitas di kecamatan." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman)
Jawaban-jawaban tersbut tampak jelas bahwa Tenaga Pengelola SIAK
hanya mengikuti SOP yang ditentukan oleh Kecamatan dan mematuhi SOP
tersebut.Namun, jika ditinjau dengan jawaban dibawah ini, maka Tenaga
Pengelola SIAK tidak mematuhi terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hasil wawancara sebagai berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
"Sebetulnya sulit tetapi pekerjaan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan setelah tugas dari kecamatan selesai." (Informan DD, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Sidoarjo) "Semua diselesaikan dengan baik walau sebenarnya saya sangat keberatan namun inisiatif saya untuk menjalin hubungan kerja yang baik dari Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hingga sekarang masih menjadi tugas sampingan, karena tugas yang diberikan oleh kecamatan masih menjadi kepentingan yang utama." (Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon) Dapat dilihat pada jawaban diatas adalah para Tenaga Pengelola SIAK
mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setelah mereka
menyelesaikan tugas yang diberikan kecamatan.Hal ini mengakibatkan penundaan
tugas kerja yang sangat menganggu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dalam hal urusan yang menyangkut tentang Administrasi Kependudukan. Hal ini
dibuktikan dengan jawaban Informan ST sebagai informan kunci sebagai berikut:
"Sebenarnya menurut saya, semua tugas yang diberikan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap para pengelola SIAK tidak begitu berjalan dengan baik.Contohnya, untuk pembuatan keluarga SOP nya adalah sekitar 3 hari sudah selesai.Namun, para Tenaga Pengelola SIAK baru mengambilnya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan menyerahkan kepada warga lebih dari SOP yang ditentukan." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) Jawaban diatas membuktikan bahwa Tenaga Pengelola SIAK tidak
mematuhi SOP yang ada dalam pengurusan Administrasi Kependudukan.Tenaga
Pengelola SIAK tidak memiliki komitmen kerja yang baik terhadap Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan hal ini menyebabkan hubungan kerja
yang tidak baik terhadap keduanya. Hal ini diperkuat dengan jawaban dibawah ini
sebagai berikut:
"Kalau keterlibatan secara personal memang sangat baik.Namun jika ditinjau dari komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK mungkin tidak sangat baik. Contohnya keterlambatan dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
mengambil kartu keluarga yang sudah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Seharusnya dalam waktu 3 (tiga) hari, KK sudah dapat diambil, namun buktinya selalu ada delay waktu dan itu membuat kepuasan warga di kecamatan tidak bagus." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) Kesimpulan dari jawaban-jawaban yang telah dijelaskan adalah Tenaga
penggelola SIAK hanya mengikuti perintah dari atasan langsung mereka yaitu
Camat. Namun, di sisi lain kepatuhan terhadap SOP yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa
rendahnya komitmen kerja antara Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam bentuk
kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan.
Berdasarkan teori keterlibatan yang adaketerlibatan atau partisipasi
anggota dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya
keterlibatan anggota menyebabkan mereka bekerjasama, baik dengan pimpinan
atau rekan kerja.Keterlibatan kerja mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang
dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap
prestasinya penting untuk harga diri (Robbins, 2003:91).
Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat
memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis
kerja itu, misalnya karyawan menyumbangkan ide untuk kemajuan pekerjaan,
dengan senang hati memenuhi peraturan - peraturan perusahaan dan mendukung
kebijakan perusahaan, dan lain - lain. Sebaliknya, karyawan yang kurang senang
terlibat dengan pekerjaannya adalah karyawan yang kurang memihak kepada
perusahaan dan karyawan yang demikian cenderung hanya bekerja secara
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
rutinitas.Dalam suatu perusahaan ataupun suatu organisasi keterlibatan kerja
karyawan sangat berperan besar.
Ada beberapa teori dari berbagai sumber yang dapat menjelaskan apa yang
dimaksud dengan keterlibatan kerja The degree to which a person a identifies
psychologically with his or here work and the importance of work to one’s self
image (Brown, 1996) yaitu dimana seorang karyawan dikatakan terlibat dalam
pekerjaannya apabila karyawan tersebut dapat mengidentifikasikan diri secara
psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk
dirinya, selain untuk organisasi. Beberapa studi yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana keterlibatan kerja dapat timbul pada para pekerja, yang akhirnya
menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap menyebabkan timbulnya
keterlibatan kerja yang pertama adalah (the first : job involvement is occur when
the possession of certain needs, value, or personal characteristics individuals to
become more or less involved in their jobs) keterlibatan kerja akan terbentuk
karena keinginan dari pekerja akan kebutuhan tertentu, nilai atau karakteristik
tertentu yang diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan membuat pekerja
tersebut lebih terlibat atau malah tidak terlibat pada pekerjaannya. Yang kedua
adalah (the second: job involvement as a response to specific works situation
characteristics. In other words certain types of job or characteristics of the work
situation influence the degree to which an individual becomed involved in his
jobs) keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau
situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata suatu jenis pekerjaan
atau situasi dalam lingkungan kerja akan mempengaruhi orang tersebut makin
terlibat atau tidak dalam pekerjaannya. Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli
dengan jenis kerja itu (Robbins, 2003:91). Teori yang mendasari adalah bahwa
dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para
karyawan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi
ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana seorang karyawan
ikut berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dalam membuat peningkatan
kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa faktor yang dapat
dipakai untuk melihat keterlibatan kerja seorang karyawan, dimana faktor - faktor
ini telah banyak digunakan para ahli untuk studi - studi keterlibatan kerja:
1. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dapat menunjukkan seorang pekerja
terlibat dalam pekerjaan (Allport, 1943:60). Aktif partisipasi adalah perhatian
seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah maka dapat diketahui
seberapa seorang karyawan perhatian, peduli dan menguasai bidang yang
menjadi bagiannya.
2. Menunjukkan pekerjaannya sebagai yang utama
Factor view it as a central life interest pada karyawan dapat mewakili tingkat
keterlibatan kerjanya (Dubin, 1966:131). Apabila karyawan tersebut merasa
bahwa pekerjaanya adalah hal yang utama.Seorang karyawan yang
mengutamakan pekerjaannya akan selalu berusaha yang terbaik untuk
pekerjaannya dan mengganggap pekerjaannya sebagai pusat yang menarik
dalam hidup dan yang pantas untuk diutamakan.
3. Melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri.
Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap seorang pekerja dalam pikiran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan menganggap pekerjaan itu
penting bagi harga dirinya (Gurin et al., 1960).Harga diri merupakan
perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri, mempunyai harga
diri yang kuat artinya merasa cocok dengan kehidupan dan penuh keyakinan,
yaitu mempunyai kompetensi dan sanggup mengatasi masalah - masalah
kehidupan (Wahyurini,2004). Harga diri adalah rasa suka dan tidak suka akan
dirinya (Robbins, 2003:128). Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan
sangat berharga baik secara materi dan psikologis bagi pekerja tersebut maka
pekerja tersebut akan menghargai dan akan melakukan pekerjaannya sebaik
mungkin sehingga keterlibatan kerja dapat tercapai, dan karyawan tersebut
merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya.
• Loyalty (Loyalitas)
Untuk dapat mengetahui loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam konteks hubungan kerja non struktural,
maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan loyalitas
Tenaga Pengelola SIAK dalam menerima tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Berdasarkan hasil dari wawancara dengan
informan-informan tersebut dapat diketahui bahwa loyalitas Tenaga Pengelola
SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak baik. Hal ini
dibuktikan dengan jawaban sebagai berikut:
"Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik. Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan administrasi kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Jawaban diatas membuktikan bahwa kurangnya komitmen kerja Tenaga
Pengelola SIAK dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini disebabkan karena Tenaga Pengelola
SIAK kurang bisa membagi waktu antara tugas kecamatan dan tugas dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dikuatkan dengan jawaban sebagai berikut:
"Waktu mungkin ada namun selalu melebihi deadline yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon) "Sebenere ngga isok.Tapi, sering disisipkan waktu untuk mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Ben ndang selesai." (Informan IR, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru) Jawaban dari keempat informan yang berasal dari Tenaga Pengelola SIAK
di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon sama saja. Keempat informan
tersebut menyebutkan bahwa tidak dapat memaksimalkan dalam penyelesaian
tugas yang dikerjakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini
juga dikuatkan dengan jawaban dari informan kunci sebagai berikut:
"Menurut saya, hingga sampai saat ini loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK masih diperuntukkan kepada Camat sebagai atasan langsung mereka.Kalau loyalitas terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sebatas hubungan kerja biasa." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) "Menurut saya, untuk membangun loyalitas yang baik dengan para Tenaga Pengelola SIAK mungkin bisa dengan membuat Surat Keputusan (SK) untuk memberikan tugas secara langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Dengan adanya SK, para Tenaga Pengelola SIAK bisa diberikan honor dalam mengerjakan tugas yang diberikan langsung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian, di sisi lain bisa juga dengan menempatkan orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo untuk mempermudah tugas keduanya." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Terlihat dari jawaban diatas bahwa loyalitas Tenaga Pengelola SIAK
dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan Catatan Sipil masih
rendah.Hal ini dikarenakan hubungan kerja secara non struktural, maka dari itu
Tenaga Pengelola SIAK mendahulukan tugas dari Kecamatan karena Camat
merupakan atasan langsung para Tenaga Pengelola SIAK.
Loyalitas sebagai lebih besikap umum, lebih menunjukkan respon efektif
terhadap organisasi sebagai suatu keseluruhan.Loyalitas sebagai sikap
berkembang secara perlahan tetapi konsisten sejalan dengan kesadaran individu
terhadap hubungan yang telah mereka jalin dengan perusahaan.Loyalitas sebagai
sikap menunjukkan taraf sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi dirinya
dengan organisasi dan berkeinginan untuk tetap sebagai bagian dari
organisasi.Loyalitas ini menunjukkan sikap yang amat positif terhadap organisasi
dan kemauan untuk terus menerus bekerja keras demi organisasi.
Menurut Steers & Porter (1983) loyalitas sebagai suatu sikap ini
mempunyai 3 (tiga) aspek yang meliputi:
2. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan
nilai – nilai organisasi;
3. Keinginan untuk bekerja keras, karena merasa sebagai bagian dari
organisasi;
4. Suatu dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi.
5.7 Pembahasan Secara Teori
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Di dalam pembahasan ini akan di jelaskan mengenai fokus penelitian
berdasarkan temuan – temuan yang telah dijelaskan sebelumnya dimana hasil
temuan tersebut berhubungan dengan fokus penelitian yaitu aspek komitmen kerja
Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil melalui 4 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yang akan
dijelaskan berdasarkan pada 3 indikator komitmen kerja yaitu, identification
(identifikasi),job involvement (keterlibatan), dan loyalty (loyalitas).
Dari beberapa temuan di lapangan yang didapatkan melalui wawancara
dan observasi, tahap selanjutnya yaitu melakukan pembahasan mengenai data
yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana pembahasan ini dilakukan berdasarkan
temuan empiris maupun teori yang relevan dengan penelitian yang telah
dilakukan.
Selain hal tersebut, secara teori terdapat pula faktor-faktor yang dapat
mendukung atau memperkuat komitmen karyawan dalam mencapai tujuan
organisasi, sebagaimana dikutip dari pendapat Mowday (dalam Greenberg &
Baron, 1995) yang mengelompokkan empat faktor besar yang mempengaruhi
Komitmen organisasi, yaitu :
a. Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat pendidikan,
jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian lainnya. Secara umum,
usia dan lama bekerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen
organisasi. Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif
dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan.
Wanita cenderung memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi
daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lainseperti motivasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
berprestasi dan perasaan kompeten ditemukan berhubungan dengan
komitmen organisasi.Akhir-akhir ini dinamika kerja di organisasi-
organisasi di seluruh dunia telah bergeser dari bekerja secara individual
menjadi bekerja secara tim (work teams). Efektivitas dan kinerja tim
ditentukan oleh kemampuan anggota tim bekerja dalam tim (work teams).
Akan tetapi tidak semua orang mampu bekerja dalam tim, karena
memerlukan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara terbuka
dan jujur, bekerja sama dengan orang lain, membagi informasi, mengakui
perbedaan dan mampu menyelesaikan konflik, serta dapat menekan tujuan
pribadi demi tujuan tim. Kesulitan bekerja dalam tim terutama dialami
oleh banyak karyawan di negara-negara Barat, karena budaya nasional
mereka yang sangat individualistik. Tambahan pula, sebelum menerapkan
tim kerja, lingkungan kerja di negara -negara barat bersifat kompetitif
yang menghargai pencapaian individual (Robbins, 2001). Oleh karena itu,
diharapkan di negara-negara berkembang yang mempunyai nilai
kolektivistik tinggi. Menurut Hofstede (1991), Indonesia adalah salah satu
negara yang mempunyai nilai kolektivistik tinggi dimana kepentingan
kelompok berada di atas kepentingan individu, sehingga dapat dikatakan
sistem tim kerja berkembang dengan baik di Indonesia. Semua
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki individu yang bekerja di
dalam tim seperti yang telah dikemukakan sebelumnya termasuk ke dalam
keterampilan interpersonal. Keterampilan tersebut hanya dapat
ditampilkan oleh individu yang peduli terhadap individu yang lain dan
berusaha menampilkan yang terbaik jauh melebihi yang diprasyaratkan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dalam pekerjaannya. Dengan kata lain individu tersebut menampilkan
perilaku extra-role. Perilaku extra-role adalah perilaku dalam bekerja
yang tidak terdapat pada deskripsi kerja formal karyawan tetapi sangat
dihargai jika ditampilkan karyawan karena meningkatkan efektivitas dan
kelangsungan hidup organisasi (Katz, 1964).
b. Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja, konflik peran
dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan yang diperoleh dalam
bekerja semakin banyak pengalaman yang diperolah yang pada akhirnya
memperbesar komitmen individu terhadap organisasi.Sedangkan konflik
peran mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen terhadap
organisasi, demikian halnya dengan ambiguitas peran.Dari hasil beberapa
riset dalam bidang ini menunjukkan bahwa orang-orang yang pekerjannya
melibatkan adanya ketinggian tingkat dari variasi ketrampilan, identitas tugas,
dan signifikansi tugas akan menganggap bahwa pekerjaan mereka sangat
berarti. Otonomi yang tinggi akan membangkitkan rasa tanggung jawab yang
lebih besar. Dan apabila disediakan umpan balik yang memadai, karyawan
akan mengembangkan suatu pemahaman yang berguna mengenai peranan
dan fungsi mereka dengan lebih baik. Selanjutnya rasa “berartinya mereka”,
tanggung jawab, dan pemahaman terhadap hasil pekerjaan akan
mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Dengan demikian, makin besar
kadar karekterisitik tugas dalam suatu pekerjaan, makin besar pula
kemungkinan bahwa karyawan akan lebih termotivasi dan merasakan
kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan. Kelima dimensi karakteristik kerja
pada gilirannya akan mempengaruhi 3 kondisi psikologis yang penting bagi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
karyawan, yaitu keberartian tugas, tanggung jawab, dan pengetahuan hasil
kerja. Akhirnya 3 (tiga) kondisi psikologis akan menghasilkan motivasi kerja
internal, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Dalam teori karakteristik
pekerjaan ini kebtuhan-kebutuhan karyawan untuk berkembang memegang
peranan penting.Untuk karyawan dengan kebutuhan berkembang yang tinggi,
tingkat dimensi kerja yang tinggi menunjukkan efek yang semakin tinggi
terhadap outputpersonal dalam bekerja yaitu, prestasi kerja, kepuasan kerja,
dan kualitas kerjanya.
Gambar 5.1 Model Pendekatan Karakteristik Pekerjaan
Sumber: Robbins (2002)
Karakteristik Pekerjaan
Hasil Kerja Karyawan
Kondisi Psikologis
Variasi Ketrampilan
Identifikasi Tugas
Signifikansi Tugas
Otonomi
Umpan Balik
Pemahaman Tentang Kerja
Merasakan tanggung jawab atas hasil
pekerjaan
Mengetahui hasil aktual dari aktivitas kerja
Kebutuhan Karyawan untuk Berkembang
Motivasi kerja internal tinggi
Kinerja kualitas tinggi
Kepuasan kerja tinggi
Tingkat absensi dan berhenti kerja rendah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
c. Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi, kesatuan,
luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas. Karakteristik organisasi adalah
perilaku dan tingkah laku suatu badan atau institusi terhadap kondisi yang ada
diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia
bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar
perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan
aset perusahaan itu sendiri. Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu
menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang
mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri.
Gambaran sederhana Karakteristik Organisasi yang efektif adalah concern
terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai aset yang berharga, memiliki
program training dan pengembangan yang bersifat terbuka seluas- luasnya
terlaksana program kompensasi dengan baik, memiliki tingkat perputaran
sumberdaya manusia yang rendah, top management mempunyai komitmen dan
mendukung terhadap perkembangan sumber daya manusia yang ada didalam
organisasi tersebut, semua tim turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan
organisasi. Secara umum karakteristik pengembangan organisasi memiliki ciri –
ciri antara lain:
1. Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang
diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka
mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2. Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan
organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam
organisasi.
3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang
mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah
menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat,
baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak
dari luar organisasi.
4. Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5. Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang
disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk
mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan
organisasi.
6. Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai
humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian
terpenting.
7. Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan
komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi
dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di
suasana yang utuh.
8. Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah
dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
d. Pengalaman kerja, antara lain ketergantungan pada organisasi, kepentingan
personal pada perusahaan, sikap positif terhadap perusahaan, dan keterikatan
sosial individu dalam perusahaan. Semakin besar semua faktor tersebut
semakin tinggi pula komitmen individu terhadap organisasi.
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman kerja adalah
ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang
dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik (Ranupandojo, 1984).Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari
perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu
(Trijoko, 1980).Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman
kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang
dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat
pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.
Pengukuran Pengalaman Kerja
Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan
mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang
digunakan untuk mengukur pengalaman kerja seseorang adalah:
1. Gerakannya mantap dan lancar
Setiap karyawan yang berpengalaman akan melakukan gerakan yang mantap
dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
2. Gerakannya berirama artinya terciptanya dari kebiasaan dalam melakukan
pekerjaan sehari – hari.
3. Lebih cepat menanggapi tanda – tanda artinya tanda – tanda seperti akan
terjadi kecelakaan kerja.
4. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya
Karena didukung oleh pengalaman kerja dimilikinya maka seorang pegawai
yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap
menghadapinya.
5. Bekerja dengan tenang. Seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki
rasa percaya diri yang cukup besar (Asri, 1986).
Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja
karyawan.Beberapa faktor lain mungkin juga berpengaruh dalam kondisi –
kondisi tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat
semua faktor yang dicari dalam diri karyawan potensial. Beberapa faktor tersebut
adalah:
1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Untuk
menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
2. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan
seseorang.
3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung
jawab dan wewenang seseorang.
4. Kemampuan – kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari
kemampuan penilaian dan penganalisaan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
5. Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam
pelaksanaan aspek – aspek tehnik pekerjaan (Handoko, 1984).
Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang
karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu:
a. Lama waktu atau masa kerja
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang
dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik.
b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau
informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung
jawab pekerjaan.Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik
yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau
pekerjaan.
c. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek – aspek tehnik
peralatan dan tehnik pekerjaan (Foster, 2001).
Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang karyawan yang
berpengalaman akan memiliki gerakan yang mantap dan lancar, gerakannya
berirama, lebih cepat menanggapi tanda – tanda, dapat menduga akan timbulnya
kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya, dan bekerja dengan tenang serta
dipengaruhi faktor lain yaitu lama waktu atau masa kerja seseorang, tingkat
pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan tingkat penguasaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
terjadap pekerjaan dan peralatan. Oleh karena itu seorang karyawan yang
mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta tidak akan
membahayakan bagi dirinya dalam bekerja.
Selain ke empat faktor tersebut, dukungan organisasi juga merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan komitmen disebuah lingkungan
organisasi, dukungan organisasi ini didefinisikan sebagai sejauh mana pegawai
mempersepsikan bahwa organisasi (lembaga, atasan, dan rekan kerja) memberi
dorongan, respek, menghargai kontribusi pegawai, dan memberi apresiasi bagi
individu dalam pekerjaannya. Pack dan Soetjipto (2005) menyatakan bahwa
persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi mempunyai hubungan yang
positif komitmen organisasi. Hal ini berarti jika organisasi peduli dengan
keberadaan dan kesejahteraan personal karyawan dan juga menghargai kontribusi
karyawan pada organisasi maka karyawan mau mengikatkan diri dan menjadi
bagian dari organisasi.
5.7.1 Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru,
Taman, Sidoarjo, dan Jabon
Seorang Tenaga Pengelola SIAK pada umumnya memiliki komitmen kerja
yang baik dalam menjalankan tugas, sehingga Tenaga Pengelola SIAK dapat
memberikan kualitas layanan yang baik terhadap masyarakat yang akan
mengajukan pembuatan Kartu Keluarga yang baru atau melakukan perubahan
terhadap Kartu Keluarga yang lama.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola SIAK merupakan salah
satu dari unsur SIAK, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25
Tahun 2011sebagai berikut:
1. Database Kependudukan
2. Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Sumber Daya Manusia
4. Pemegang Hak Akses
5. Lokasi Database Kependudukan
6. Pengelolaan Database Kependudukan
7. Pemeliharaan Database Kependudukan
8. Pengamanan Database Kependudukan
9. Pengawasan Database Kependudukan; dan
10. Data Cadangan dan Pusat Data Pengganti
Unsur-unsurtersebut dapat menjadi dasar dalam pengelolaan SIAK,
utamanya yaitu Sumber Daya Manusia yang harus memenuhi kualifikasi
tertentu.Misalkan, kualifikasi pendidikan, status kepegawaian, dan hal-hal yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja pengelola SIAK.Sebagaimana dikemukakan
oleh Steers (dalam Sjahbandhyni, 2001:460) bahwa faktor - faktor yang
mempengaruhi Komitmen Organisasi, ada tiga penyebab komitmen organisasi,
yaitu: karakteristik pribadi misalnya kebutuhan untuk berprestasi, atau hal-hal
yang berkaitan dengan masa kerja/jabatan, dan lain-lain), karakteristik pekerjaan
misalnya adanya peluang untuk memberikan umpan balik kepada organisasi,
identitas tugas, kesempatan untuk berinteraksi, dan lain lain, dan pengalaman
kerja. Model tersebut kemudian dimodifikasi menjadi karakteristik pribadi (usia,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
masa kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin), karakteristik peran/pekerjaan,
karakteristik struktural (berkaitan dengan tingkat formalisasi, ketergantungan
fungsional dan desentralisasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
kepemilikan pegawai, serta kontrol dari organisasi), dan pengalaman kerja (Steers
dan Porter, 1983:426-427).
5.7.2 ModelPengembangan Komitmen
Untuk dapat mengetahui model komitmen kerja para Tenaga Pengelola
SIAK maka peneliti melakukan 2 tahap penelitian yaitu dimana tahap pertama
mendeskripsikan temuan di lapangan dan tahap yang kedua adalah penjelasan
tentang bagaimana meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di
Kecamatan pada tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.Dalam meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan
Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilakukan beberapa cara akan tetapi,
sebelum itu harus memahami ketiga aspek yang mempengaruhi komitmen kerja
yaitu, identification, job involvement, dan loyalty. Sehingga diharapkan melalui
ketiga aspek tersebut peningkatan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK dapat
dilakukan dengan baik.
Untuk mengatasi lemahnya inisiatif atau kemauan Tenaga Pengelola SIAK
dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas maka Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil dapat memberikan honor kepada Tenaga Pengelola SIAK
untuk memunculkan rasa semangat di dalam diri Tenaga Pengelola SIAK untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil tepat pada waktunya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Kemudian, cara kedua untuk mengatasi rendahnya keterlibatan Tenaga
Pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan
adalah dengan membuat Surat Keputusan (SK) atau surat tugas secara resmi dari
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memberikan tugas secara
langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK. Dengan itu, mau tidak mau
Tenaga Pengelola SIAK akan mematuhi SOP yang telah ditetapkan.
Cara ketiga dalam mengatasi rendahnya loyalitas Tenaga Pengelola SIAK
terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dengan menempatkan
pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kecamatan-
kecamatan.Sehingga hirarki atasan dan bawahan menjadi lebih
jelas.Diharapkandengan ketiga cara tersebut dapat mewujudkan dan
meningkatkan komitmen kerja yang kuat.
Menurut Amstrong (1992) ada tiga hal yang dipandang dapat
mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu rasa memiliki terhadap organisasi, rasa
senang terhadap pekerjaan, dan kepercayaan pada organisasi.Karakteristik
keluarga, faktor harapan pengembangan karir, lingkungan kerja, dan
gaji/tunjangan juga turut mempengaruhi komitmen terhadap organisasi.Hal ini
sesuai dengan pendapat Susanto (1997) yang mengemukakan bahwa faktor yang
dapat mendukung terciptanya psychological commitment adalah karakteristik
pekerjaan, komunikasi interaktif, sistem reward, lingkungan kerja, dan sistem
pengembangan sumber daya manusia.Ringkasnya, faktor-faktor yang mendasari
timbulnya komitmen para pegawai dapat berasal dari faktor-faktor eksternal
(karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, gaji atau tunjangan, dan lain-lain),
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
maupun faktor internal (karakteristik pribadi, harapan pengembangan karir, rasa
senang terhadap pekerjaan, kepercayaan pada organisasi, dan lain-lain).
5.7.2.1 Peningkatan Komitmen Top Management Dalam Organisasi
Proses untuk pengembangan komitmen harus dimulai pada tingkat
tertinggi dari organisasi dengan kalangan dalam dari para eksekutif.
Ketidakkonsistenan dan tidak adanya rasa percaya terhadap pemimpin akan
mengurangi kejelasan visi dari suatu organisasi. Para pemimpin
mendemonstrasikan komitmen terhadap nilai-nilai melalui perilaku mereka
sendisi dan melalui cara mereka memperkuat perilaku orang lain.
Setiap pemimpin organisasi bertanggung jawab dalam memainkan peranan
penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan kerja yang mendorong setiap
personel untuk berkinerja tinggi dengan komitmen organisasi yang tinggi.Mink,
dkk.(1993: 161-162) mengemukakan strategi untuk menciptakan atmosfer
komitmen organisasi dengan kinerja tinggi.Strategi tersebut terdiri dari 12 pilar,
yaitu:
b. Pilar I: Berbagi visi, yaitu mengembangkan visi organisasi bersama-sama.
c. Pilar II: Berbagi nilai (values), yaitu mengembangkan nilai-nilai organisasi
atau kelompok secara bersama-sama.
d. Pilar III: Tujuan, yaitu penentuan tujuan organisasi secara akurat, spesifik,
dan dilatari oleh nilai organisasi merupakan konstituen yang penting.
e. Pilar IV: Fokus, bahwa pemimpin harus mengembangkan proses manajemen
sedemikian rupa sehingga setiap anggota bertindak konsisten dan fokus pada
misi kelompok dan organisasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
f. Pilar V: Kerinduan pada produktivitas, yang berarti bahwa para pemimpin
dan manajer harus secara jelas mengekspresikan bahwa mereka menilai dan
mengingatkan kinerja tinggi.
g. Pilar VI: Dukungan untuk sukses, yang berarti bahwa jika mitra kerja
menyadari bahwa pemimpin memfasilitasi mereka dengan instrumen, dana,
peralatan, waktu, sumber daya, dan pasar untuk menjual produk, mereka akan
loyal untuk bekerja keras.
h. Pilar VII: Personel kompeten, yang berarti bahwa kita harus menginginkan
bahwa mitra kerja dapat bekerja dengan suskes.
i. Pilar VIII: Kerja tim, bahwa untuk memperoleh pencapaian yang besar,
aliansi dan sinergi antar personel mutlak dilaksanakan melalui kerja tim.
j. Pilar IX: Pemberdayaan dan otonomi, yang mengisyaratkan bahwa setiap
individu harus merasa bebas untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan.
k. Pilar X: Kepemimpinan, bahwa pemimpin harus kondisi tersebut harus
tercipta untuk mendukung pemberdayaan personel.
l. Pilar XI: Umpan balik dan penyelesaian masalah, yaitu bahwa penyampaian
akurat informasi kepada personel tentang bagaimana kinerja mereka dalam
kaitannya dengan pencapaian tujuan.
m. Pilar XII: Imbalan, yang berarti bahwa setiap personel membutuhkan insentif
baik secara sosial maupun finansial. Personel akan bekerja keras dan
bersungguh hati bila usaha mereka menghasilkan apa yang mereka inginkan,
butuhkan, dan bernilai.
Luthans (2002:237) mengetengahkan lima kiat sebagai penuntun berkembangnya
komitmen, yaitu:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
a. Menetapkan terlebih dahulu komitmen terhadap nilai;
b. Mengklarifikasi dan mengkomunikasikan misi dan ideology;
c. Mengerti garansi organisasi;
d. Membangun sense of community agar tercipta kerja tim yang baik;
e. Mendukung proses pengembangan pegawai.
Sweeney dan McFarlin (2002:61) mengidentifikasi empat cara untuk
meningkatkan komitmen organisasi, yaitu:
a. Berusaha untuk memberikan kepercayaan untuk meningkatkan loyalitas
pegawai terhadap organisasi;
b. Membangun keterpaduan visi dan misi sebagai dasar nilai dan sikap sekaligus
tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi;
c. Menggunakan pola kerja tim untuk meningkatkan komitmen normative;
d. Membuat keberlangsung dan kelanggengan komitmen yang tinggi.
Berdasarkan pendapat para ahli, kiat-kiat untuk meningkatkan komitmen
organisasi yang utama adalah mengembangkan visi, misi, tujuan, dan value
dari organisasi, loyalitas, kepercayaan terhadap organisasi, serta sistem
imbalan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai.
5.7.2.2 Membangun Lingkungan Kerja yang Kondusif
Interaksi antara personel dan organisasi berefek pada perkembangan
budaya organisasi.Ilyas (2001:57) menerangkan bahwa budaya organisasi adalah
suatu tatanan aturan, interkoneksi, yang biasanya tidak tertulis yang diikuti oleh
setiap individu dalam organisasi. Lebih lanjut Ilyas mengungkapkan adanya enam
dimensi proses untuk dapat menciptakan ruang kerja yang produktif, yaitu:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
a. Visi: Tujuan bersama dan kepemimpinan. Pemimpin harus mampu
mengembangkan partisipasi sehingga tujuan bersama dapat tercapai.
b. Berbagi nilai dan kerja tim. Personel saling percaya dan saling menerima
guna menegakkan tujuan bersama melalui kepercayaan dan pengertian.
c. Otonomi individual dan kebebasan. Tugas harus diselesaikan dan kompetensi
personel lebih penting daripada posisi maupun jabatan.
d. Hubungan kerja positif melalui umpan balik dan pemecahan masalah.
e. Fokus manajemen. Ruang kerja produktif mendukung proses pencapaian
tujuan bersama di mana manajemen membantu mengidentifikasi kendala
sekaligus pemecahan masalah dalam meningkatkan produktivitas.
f. Struktur kerja. Setiap personel mengetahui apa yang seharusnya dilakukan,
keterampilan kerja apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengaplikasikannya
untuk menghasilkan kinerja yang tinggi.
Pada budaya organisasi yang berkinerja tinggi, setiap personel mengetahui
apa yang harus dikerjakan dan mengapa mereka harus mengerjakannya secara
tepat pada momen yang tepat pula. Budaya yang terbuka pada dasarnya lebih
adaptif terhadap perubahan. Oleh sebab itu organisasi perlu melakukan penilaian
dan penyesuaian secara terus menerus agar tetap survive dan dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Jika manajer telah memiliki manajer personel yang
tepat, yang mempunyai nilai sama dan ingin mencapai tujuan bersama, maka
langkah lanjut adalah memfasilitasi mereka dengan peluang dan insentif dengan
lingkungan kerja yang kondusif. Dalam lingkungan kerja yang demikian mereka
akan merasa diberdayakan, selanjutnya mereka akan memberikan kontribusi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
sebagai tim sukses yang pada akhirnya menciptakan organisasi dengan komitmen
kerja.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dalam penelitian ini, dimana ditemukan beberapa
fakta bahwa rata-rata para Tenaga Pengelola SIAK tidak mampu melakukan
identifikasi terhadap tujuan pribadi dengan tujuan organisasi yang mengakibatkan
penyelesaian tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menjadi lambat. Demikian halnya dengan rendahnya keterlibatan Tenaga
Pengelola SIAK pada kegiatan – kegiatan yang pembentukan kebijakan atau yang
disebut dengan SOP dimana mereka selama ini tidak pernah dilibatkan sehingga
mereka tidak memiliki sense of belonging terhadap SOP yang telah ditetapkan.
Hal tersebut akhirnya bermuara pada rendahnya loyalitas mereka terhadap tugas
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mereka akan
lebih mendahulukan tugas – tugas yang diberikan oleh Camat selaku atasan
langsung. Dari ketiga hal yang telah ditemukan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa model komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK dapat dikategorikan ke
dalam jenis komitmen normatif, dimana jenis komitmen tersebut merupakan
komitmen yang terbangun dari dimensi moral. Dengan kata lainkomitmen tersebut
didasarkan atas perasaan wajib dan tanggung jawab pada organisasi yang
memperkerjakannya. Artinya, para Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki pilihan
selain tinggal bersama dalam organisasi yang menaunginya. Sehingga timbul
perasaan yang mengharuskan Tenaga Pengelola SIAK untuk bertahan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab yang didasari atas pertimbangan
norma, nilai, dan keyakinan karyawan.
Hal pertama yang menjadi akibat dari lemahnya identifikasi Tenaga
Pengelola SIAK adalah kurangnya inisiatif atau kemauan mereka dalam
memecahkan masalah yang muncul pada saat melaksanakan tugas yang diberikan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini berdampak pada
tertundanya penyelesaian masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas.Dari
hasil penelitian, lemahnya inisiatif tersebut dikarenakan Tenaga Pengelola SIAK
sebagai staff kecamatan tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan
dalam memecahkan masalah.Utamanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
teknis.
Aspek yang kedua yaitu keterlibatan, dimana dalam aspek ini rendahnya
keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK dapat diukur dariketerlibatan mereka dalam
penyusunan SOP sehingga kepatuhan mereka terhadap SOP yang telah ditentukan
menjadi rendah. Hal tersebut diperburuk dengan tidak adanya ruang waktu yang
cukup bagi mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang overloaddari Camat
selaku atasan langsung. Sehingga dari pengamatan peneliti bahwa pengambilan
Kartu Keluarga yang telah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipilbaru diambil oleh petugas kecamatan lebih dari 3 (tiga) hari
kerja.Padahal dalam SOP pembuatan Kartu Keluarga adalah 3 (tiga) hari.
Aspek ketiga adalah loyalitas, dimana rendahnya loyalitas Tenaga
Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan, disebabkan selain karena secara
struktur mereka tidak memiliki hubungan komando langsung, disebabkan pula
karena tidak adanya reward atau insentif kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Hal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
tersebut memunculkan rasa enggan dalam memprioritaskan tugas-tugas yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dibandingkan dengan
tugas langsung dari kecamatan atau tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan jika ada waktu luang atau tugas
dari kecamatan telah selesai.
Rendahnya komitmen para Tenaga Pengelola SIAK yang berakibat pada
keterlambatan waktu dalam pelayanan kartu keluarga, juga dipengaruhi oleh
karakteristik personal dimana tidak semua orang mampu untuk bekerja dalam tim,
dengan kata lain para Tenaga Pengelola SIAK memerlukan kemampuan individu
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, bekerja sama dengan orang lain,
membagi informasi, mengakui perbedaan dan mampu menyelesaikan konflik,
serta dapat menekan tujuan pribadi demi tujuan tim.Selanjutnya, pengaruh
karakteristik pekerjaan terhadap rendahnya komitmen Tenaga Pengelola SIAK
dari beberapa hasi riset menunjukkan bahwa otonomi yang tinggi akan
membangkitkan rasa tanggung jawab mereka menjadi lebih besar, dan apabila
disediakan umpan balik yang memadai maka mereka akan mengembangkan suatu
pemahaman yang berguna sesuai peran dan fungsi mereka. Kemudian, pengaruh
karakteristik struktur organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku dan tingkah laku
dari institusi terhadap kondisi yang ada di luar maupun kondisi di dalam institusi
itu sendiri. Dengan kata lain karakteristik struktur organisasi yang efektif biasanya
memiliki program pengembangan karyawan yang terbuka dengan luas, disamping
komitmen dan dukungan penuh dari Top Manajemen terhadap upaya
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menjelaskan tentang cara-cara
untuk meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sehingga para Tenaga Pengelola SIAK dapat
memperlihatkan kualitas kerjanya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Oleh karena itu ada beberapa saran
dari peneliti yaitu sebagai berikut:
6.2.1 Saran Akademis
Bagi peneliti selanjutnya yaitu pada penelitian ini memiliki beberapa
kelemahan seperti hanya berfokus pada aspek komitmen kerja, padahal banyak
permasalahan di lapangan yang perlu di kaji untuk penelitian selanjutnya yaitu
bisa melakukan penelitian mengenai pengembangan terhadap hubungan kerja
antar inividu yang berdasarkan pada teori OCB (Organizational Citizenship
Behavior) dengan harapan agar kualitas pelayanan yang diberikan oleh Tenaga
Pengelola SIAK semakin meningkat. Karena, pada dasarnya para Tenaga
Pengelola SIAK juga menyadari bahwa tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan tugas tambahan, diluar tugas yang
diberikan oleh Camat selaku atasan langsung para Tenaga Pengelola SIAK di
Kecamatan.
6.2.2 Saran Praktis
Untuk mendorong kearaah perubahan yang positif dalam meningkatkan
komitmen individu para Tenaga Pengelola SIAK, maka dapat dilakukan beberapa
cara, antara lain:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Pertama, meningkatkan kemampuan identifikasi tenaga pengelola SIAK,
maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo dapat
membentuk kepercayaan tenaga pengelola SIAK dengan memodifikasi tujuan
organisasi dengan memasukkan kebutuhan dan keinginan individu tenaga
pengelola SIAK, untuk menumbuhkan suasana saling mendukung diantara tenaga
pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal akan
membuat tenaga pengelola SIAK dengan rela menyumbangkan tenaga, waktu dan
pikiran bagi tercapainya tujuan organisasi. Misalnya, dengan mengintegrasikan
pendapat tenaga pengelola SIAK dalam penyusunan SOP, dimana mereka diberi
kebebasan untuk menyampaikan atau mengusulkan pendapat mereka dalam hal
yang terkait dengan efektifitas pelayanan Kartu Keluarga.Dengan pengintegrasian
tersebut maka diharapkan tenaga pengelola SIAK dapat memiliki kepercayaan
bahwa antara tujuan individu mereka dengan tujuan organisasi dalam hal ini
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki kepaduan. Selain itu, dalam
hal upaya peningkatan kontribusi tenaga pengelola SIAK terhadap organisasi
maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus terus melakukan
pengembangan terhadap kemampuan hardskill dan softskillyang ada pada diri
mereka, melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis ataupun
nonteknis, dengan harapan para tenaga pengelola SIAK dapat memunculkan
kinerja yang extra role atau diluar peran mereka sebagai Tenaga Pengelola SIAK,
misalnya patuh terhadap aturan-aturan yang ada, menjadi sukarelawan untuk
tugas-tugas ekstra.
Kedua, untuk meningkatkan keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK terletak
pada kemampuan Camat sebagai atasan langsung untuk dapat menggali dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
memperkuat nilai ketercapaian misi organisasi dimana diharapkan mereka akan
mendapakan pemahaman yang jelas mengenai pentingnya pelayanan yang mereka
berikan kepada masyarakat. Ketika para Tenaga Pengelola SIAK secara langsung
dapat menghubungkan peran pekerjaan mereka untuk kesuksesan organisasi
dalam hal ini Kecamatan, meski secara struktural mereka tidak memiliki
hubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai pemangku
kepentingan, paling tidak mereka akan merasa lebih bangga terhadap apa yang
mereka lakukan untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya,
Camat sebagai atasan langsung harus mampu merekam opini yang muncul di
kalangan para Tenaga Pengelola SIAK baik secara lisan maupun tertulis sebagai
bahan umpan balik untuk memacu cara berfikir yang baru mengenai hubungan
struktural antara Kecamatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Misalnya, dengan menjajaki kemungkinan terbentuknya Unit Pelaksana
Teknis(UPT) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipildi masing-masing
Kecamatan; atau menjajaki kemungkinan penempatan personil Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di masing-masing Kecamatan.
Ketiga, untuk meningkatkan loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK,maka
dapat dilakukan dengan penyegaran kinerja dan semangat Tenaga Pengelola
SIAK dalam bentuk training yang bisa juga digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan mereka sesuai dengan tujuan organisasi. Training
ini biasanya di bagi dua tergantung dari tujuan kita melakukan training
tersebut.Outbound training biasa dilakukan untuk training karyawan yang
mengharapkan peningkatan motivasi dan ketrampilan kerja dengan cara yang
berbeda, dengan cara karyawan di ajak melihat suasana kerja dengan kacamata
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
yang berbeda tapi masih bisa di aplikasikan dalam dunia
pekerjaannnya, sedangkanin class trainingbiasanya banyak di isi oleh materi-
materi untuk membuka wacana baru atau trend organizational saat ini sehingga
karyawan akan terpompa motivasinya ketika melihat kompetisi ke depan semakin
ketat. Keduanya baik tergantung dari kebutuhan kita saat ini yang sesuai dengan
kondisi karyawan dan organisasi saat ini dan masa yang akan datang.Selain hal
tersebut, peningkatan loyalitas dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan
emosional antara atasan dengan bawahan dimana pada prinsipnya karyawanjuga
manusia, yang ingin di hargai dan di perhatikan. Perhatian sekecil apapun akan
bisa meningkatkan dan menjaga kinerja karyawan.Atau hal tersebut juga dapat
dilakukan dengan memberikan penghargaan dan menjalin hubungan kedekatan
dengan keluarga Tenaga Pengelola SIAK misalnya dengan melakukan acara
gathering family untuk membawa suasana yang hangat dan mempererat hubungan
yang baik antara Tenaga Penelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
Selanjutnya, secara umum peningkatan komitmen Tenaga Pengelola SIAK
sebagai ujung tombak pelayanan Adminitrasi Kependudukan dapat dilakukan
melalui beberapa cara antara lain memberikan kepercayaan untuk meningkatkan
loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil dengan jalan membangun keterpaduan visi dan misi sebagai dasar nilai dan
sikap sekaligus tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menggunakan pola
kerja tim untuk meningkatkan komitmen normatif untuk membuat
keberlangsungan dan kelanggengan komitmen yang tinggi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Debora, E. dan Ali Nina, L. 2004.Pengaruh kepribadian dan komitmen organisasi
terhadap organisational citizenship behaviour, Makara Sosial Humaiora.
Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi
Kesepuluh.Jakarta.
Dwiyanto, Agus. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit PSKKUGM.
Handayaningrat, 2002.Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta: Haji Masagung.
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajamen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta: BumiAksara
Hasibuan, Malayu. 2006. ManajemenSumber Daya Manusia: PengertianDasar,
Pengertian, danMasalah. Jakarta: PT. TokoGunungAgung,
Luthans, F. 2006. Perilaku organisasiOrganizational behaviorEdisi ke 10.
Yogyakarta: Andi.
Mangkunegara, Anwar. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:
RefikaAditama.
Robbins, Stephen P, 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi Edisi Kelima
Jakarta: Erlangga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Lengkap. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Robbins, Stephen. 2006.Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta.
Robbins, Stephen. 2009.Perilaku organisasi Organizational behavior Edisi ke 12.
Jakarta: Selemba Empat.
Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2011.MetodePenelitian. Bandung: ALFABETA.
Arikunto,Suharsimi. 1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: RinekaCipta.
Sutarto. 1978.Dasar-Dasar Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.Yogyakarta : Andi
Ultima, Siwi. 2001.Koordinasi dan Hubungan Kerja. Jakarta.
Wibowo. 2012.ManajemenKinerja. Jakarta: RajawaliPers
Yuwono, I. 2005.Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya.
Zurasaka, A. 2008.Teori Perilaku Organisasi.
SumberPeraturan Perundangan:
Undang – UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentangAdministrasiKependudukan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG
Undang – UndangRepublik Indonesia Nomor 24Tahun 2014
tentangPerubahanUndang –UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 tentangAdmnistrasiKependudukan.
Ardiansyah, Hendra. 2013. Pengaruh Iklim Organisasional Dengan Kepuasan
Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT. Garam (persero).
SumberPenelitianTerdahulu:
Syanne, Olivia. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan
Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN (persero) wilayah VII
Sulutenggo Manado.
Yudo, Widyo. 2004. Budaya Kerja, Kemampuan dan Komitmen Pegawai Negeri
Sipil di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tesis MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
R. PRIASTONO HERLAMBANG