TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN...

62
i TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh: NUR SAID 12010160047 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN...

i

TESIS

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN

TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH TSANAWIYAH

PESANTREN SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh:

NUR SAID

12010160047

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

ii

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

iv

v

ABSTRAK

Nur Said. Manajamen Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Madrasah

Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang. Tesis Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Program

Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019, Pembimbing Dr. Muna

Erawati, M.Si.

Penelitian ini dilatar belakangi tentang adanya pendidikan karakter yang

marak dirancang untuk merealisasikan gambaran pendidikan yang tidak hanya

menekankan pada ranah kognitif saja, melainkan bagaimana caranya pendidikan

mempunyai dampak dalam sisi kearifan bagi anak didik dalam berperilaku.

Dekadensi moral dan merosotnya tanggung jawab di masyarakat, menjadi alasan

bagi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah untuk memfokuskan pendidikan karakter di

lingkungannya, terkhusus pada karakter disiplin dan tanggung jawab. Peneliti

merasa tertarik dengan pendidikan karakter di MTs tersebut karena pendidikan

karakter yang dibangun melalui kurikulum yang terintegrasi anatara pendidikan

sekolah dan pendidikan psantren.

Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah

field research (penelitian lapangan), dengan metode tersebut peneliti melakukan

wawancara langsung terhadap guru, siswa dan kepala sekolah, dan menggali data

melalui arsip madrasah. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pendidikan

karakter yang disusunoleh Manbaus Sa‟diyah dan diterapkan pada seluruh pelaku

pendidikan di lingkungan madrasah tersebut. Selain itu peneliti juga memberikan

fokus tambahan dalam regulasi manajemen pendidikan karakter disiplin dan

tanggung jawab yang dipraktikkan di MTs Manbaus Sa‟diyah.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa penemuan

terkait pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di MTs Manbaus

Sa‟diyah, yaitu: 1) Perencanaan pendidkan karakter melibatkan guru, kepala

sekolah dan persetujuan dari komite madrasah. Bahan rancangan pendidikan

karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah adalah kurikulum pendidikan agama dan budi

pekerti dari kirikulum nasional dan pendidikan agama yang ada di pesantren

Manbaus Sa‟diyah. 2) Pelaksanaan program pendidikan karakter merupakan

semua komponen di MTs Manbaus Sa‟diyah, seperti guru, kepala madrasah,

pegawai dan melibatkan pihak pesantren sebagai pengawas. 3) Evaluasi yang

dilakukan untuk memperbaiki manajemen pendidikan karakter disiplin dan

tanggung jawab, dilakukan secara struktural dari bawah ke atas, dari anak didik

sampai kepala MTs Manbaus Sa‟diyah.

Kata Kunci: Peraksanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan Karakter,

Karakter Disiplin, Karakter Tanggung Jawab.

vi

ABSTRACT

Nur Said. Manajemen Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di

Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang. Tesis Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019, Pembimbing

Dr. Muna Erawati, M.Si.

The background of this research is that the existence of character

education is rife designed to realize the picture of education that not only

emphasizes the cognitive domain, but how education has an impact on the

wisdom of students in behaving. Moral decadence and deterioration of

responsibility in the community, became the reason for MTs PSA Manbaus

Sa'diyah to focus on character education in their environment, especially in the

character of discipline and responsibility. Researchers felt interested in character

education at MTs because character education was built through an integrated

curriculum between the moral education of Manbaus Sa'diyah Islamic boarding

school and the curriculum of the ministry of religion.

The research method used to compile this research is field research (field

research), with this method researchers conduct direct interviews with teachers,

students and principals, and explore data through madrasa archives. This study

aims to explore the character education compiled by Manbaus Sa‟diyah and

applied to all education actors in the madrasa environment. In addition, the

researcher also provided additional focus in the management regulation of

character education in discipline and responsibility practiced at MTs Manbaus

Sa'diyah.

Based on the research that has been done, there are several findings related

to character education discipline and responsibility at MTs Manbaus Sa'diyah,

namely: 1) Character education planning involves teachers, principals and

approval from the madrasa committee. The design material for character

education at MTs Manbaus Sa‟diyah is a religious education curriculum and

character from the Ministry of Religion and religious education in the Manbaus

Sa'diyah boarding school. 2) Executors of character education programs are all

components of MTs Manbaus Sa'diyah, such as teachers, madrasa principals,

employees and involve boarding schools as supervisors. 3) Evaluations conducted

to improve education management character of discipline and responsibility are

carried out structurally from the bottom up, from students to the heads of MTs

Manbaus Sa'diyah

Keywords: Implementation, Implementation and Evaluation of Character

Education, Discipline Character, Character Responsibility

vii

MOTTO

Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta alam.(Q.S Al An’am, 6:162)

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, serta pertolongannya sehingga tesis

ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam tak lupa penulis sampaikan untuk

baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik

kepada umatnya, sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam

menuntut ilmu pengetahuan dan menyelesaikan tesis ini.

Tesis yang berjudul “Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan

Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu

Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang .”ini

disusun guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Dalam penyusunannya,

penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan mudah tanpa adanya dukungan,

arahan, bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh

rasa hormat dan kerendahan hati penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Rektor IAIN

Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. Widiyanto, M. A Selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

dengan segala kebiksanaannya memudahkan dalam terselesaikannya tesis ini.

3. Bapak Dr. Ruwandi, M.A selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana IAIN Salatiga, yang memberikan arahan terhadap pembahasan

Tesis.

4. Ibu Dr. Muna Erawati M.Si. Selaku dosen pembimbing tesis, yang senantiasa

memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan

memberikan tambahan wawasan mengenai penulisan dan karya ilmiah.

5. Guru Besar dan dosen beserta staff Pascasarjana IAIN Salatiga.

6. Kepala sekolah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah, beserta segenap guru dan

siswa-siswi yang telah membantu dalam penggalain informasi terkait data

penelitian.

ix

7. Teman-teman perkuliahan di Pascasarjana IAIN Salatiga, yang selalu

memberikan suport untuk tercapainya cita-cita sebagai seorang magister

pendidikan.

8. Rekan-rekan kerja di kantor KORWIL bidang pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang.

Semarang, 31 Juli 2019

Nur Said

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN DARI TIM SIDANG TESIS ................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 4

C. Signifikansi Penelitian ..................................................... 4

D. Kajian Pustaka ................................................................. 6

E. Metode Penelitian ............................................................ 11

F. Sistematika Penulisan ...................................................... 13

BAB II PROFIL DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN

KARAKTER DI MTs PSA MANBAUS SA’DIYAH

A. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Pesantren Atap 14

xi

Manbaus Sa‟diyah………………………………………

B. Pendidikan Karakter Di Lingkungan Pendidikan

Formal…………………………………..……………… 17

C. Perencanaan Pendidikan Karakter Karakter Tanggung

Jawab Bagi Siswa………………………………..……..

22

BAB III PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH

TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP

MANBAUS SA’DIYAH

A. Pentingnya Karakter Disiplin Bagi Siswa……………… 24

B. Pentingnya Karakter Tanggung Jawab Bagi Siswa…….. 24

C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin Dan

Tanggung Jawab………………………………………...

27

BAB IV EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN

TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH

TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP

MANBAUS SA’DIYAH

A. Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan

Tanggung Jawab………………………………………...

32

B. Realisasi Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan

Tanggung Jawab………………………………………...

35

BAB V PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………….. 38

xii

B. Saran…………………………………………………… 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mendapatkan sorotan,

baik dari pemerintah maupun pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan

aspek pendidikan. Pada mulanya pertumbuhan pendidikan selalu berawal

dari bentuk pembelajaran yang terselenggara di masyarakat dalam bentuk

informal atau sistem pembelajaran tradisional. Wujud pendidikan yang ada

mengikuti dalam kehidupan sehingga prosesnya bercorak simbiosis yaitu

menyatu dengan hidup dan interaksi sosial.

Lembaga pendidikan setidak-tidaknya mampu memberikan bekal

pengetahuan dan kecakapan terhadap peserta yang dididik. Pemberian

informasi serta pengetahuan itupun semata-mata tidak melulu saklek pada

teks yang tertulis, namun perlu disesuaikan dengan perkembangan

peradaban jaman. Dalam Suprayogo dan Tobroni dikemukakan bahwa

perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh fitrah

manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, mencari dan

berpihak pada hal kebenaran. Di samping itu manusia juga memiliki sikap

hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk menggapai

yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntunan fitrah dan hanif manusia

tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan yang

sistematis dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi teknologi.1

Ketakwaan yang dimiliki manusia, maka akan melahirkan karakter

yang baik. Manusia yang mempunyai karakter yang baik, apabila diberi

amanah menjadi pemimpin sebuah negara, maka negara tersebut akan

dikelola menjadi negara yang adil dan makmur. Sebaliknya, jika manusia

mempunyai karakter buruk, maka tunggulah kehancuran. Menyadari

begitu pentingnya karakter bangsa yang harus dimiliki manusia, para

founding father (bapak pendiri bangsa) paling tidak ada tiga tantangan

1 Suprayogo & Tobroni, Metodologi Sosial Agama, Bandung: Rosdakarya, 2003, 3.

2

besar yang harus dihadapi, pertama, mendirikan negara yang bersatu dan

berdaulat. Kedua, membangun bangsa. Ketiga, pembangunan karakter

bangsa (nation and character building).2

Lembaga pendidikan adalah suatu tempat institusi pendidikan

yang menawarkan kegiatan dalam proses belajar baik itu pendidikan

formal ataupun nonformal. Seperti sekolah pada umumnya MTs Manbaus

Sa‟diyah merupakan sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

secara formal. Sesuai dengan tujuan Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan

nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab3. Peran pendidikan

sekolah merupakan salah satu faktor penting untuk membentuk

kepribadian siswa selain lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Pada dasarnya MTs Mambaus Sa‟diyah merupakan sekolah yang

menerapkan sekolah berbasis pesantren, sekolah ini menanamkan nilai-

nilai pedidikan agama yang di terapkan pada kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Karakter bangsa yang mulai luntur di tengah arus globalisasi dan

modernisasi seperti sekarang ini harus segera diatasi. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan adalah melalui sistem pendidikan yang

mencerdaskan sekaligus mencerahkan seperti yang diterapkan di sekolah

berbasis pesantren. Pilihan memadukan sistem pendidikan di sekolah

formal dan di pondok peantren ini diambil setelah melihat dan mengamati

secara seksama mutu pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing

sistem. Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan dua

lembaga pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang

berbeda satu sama lain. Apabila keunggulan dari kedua lembaga

2 Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011, 1. 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,

Tujuan Pendidikan Nasional.

3

pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan pendidikan

yang kuat dan berpotensi mampu menghasilkan generasi muda Indonesia

yang unggul, handal, dan berkarakter.

Dengan pertimbangan dalam rangka mewujudkan bangsa yang

berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin,

bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung

jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Atas

dasar pertimbangan tersebut, pada 6 September 2017, Presiden Joko

Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87

Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Menurut Perpres ini,

memiliki tujuan: a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai

generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan

pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di

masa depan; b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang

meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam

penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan

pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya

Indonesia; dan c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi

pendidik, tenaga kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan

keluarga dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter4.

Sekolah yang menerapkan pendidikan integrasi antara sekolah

formal dan pendidikan pesantren merupakan salah satu sekolah yang unik

untuk diteliti. Pendidikan karakter pada pengembangan diri siswa juga

mempunyai hal yang unik untuk di teliti. Secara fokus pada pendidikan

karakter disiplin dan tanggung jawab untuk mencapai kesuksesan dalam

hal belajar di sekolah.

4 Perpres Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

4

Secara geografis sekolah MTs Manbaus Sa‟diyah terletak di

lingkungan wisata. Lokasi sekolah di kecamatan Bandungan yang tidak

jauh dari pusat keramaian sehingga lingkungan sekolah ini di pengaruhi

oleh beberapa faktor yang memungkinkan siswa untuk absen mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Dengan keadaan tersebut, menjadi sebuah

tantangan tersendiri untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan

pedidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di sekolah yang

mempunyai pengaruh lingkungan kurang kondusif dalam mengadakan

kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut. Pertama lingkungan sekolah

yang cenderung menstimulus siswa berfikir kurang baik. Kedua respon

guru dalam menyikapi sekolah tersebut dan menjaga siswa didiknya agar

tetap dalam jalur berfikir positif dan menjadi siswa yang disiplin dan

bertanggung jawab. Ketiga langkah-langkah guru dalam memformulasikan

dan mengevaluasi pendidikan karakter sehingga pelajaran yang di berikan

dapat tertanam pada anak didik agar tidak mengikuti lingkungan yang

kurang baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung

jawab di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah dan kecamatan

Bandungan kabupaten Semarang?

2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan dan

tanggung jawab siswa di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah

kecamatan Bandungan kabupaten Semarang?

3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan tanggung

jawab siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan formal di MTs

Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah kecamatan Bandungan

kabupaten Semarang?

5

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini sangat penting dilakukan, agar kita dapat

mengetahui apa sajakah yang memberikan fondasi dalam lembaga

pendidikan di Indonesia yang terwujudkan dalam MTs PSA Nurul

Amal, dan seperti apakah corak pendidikan Islam yang kita anut,

maka tujuan penelitain ini yaitu:

a. Untuk mengetahui deskriptif pendidikan karakter disiplin dan

tanggung jawab di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dan

tanggung jawab siswa di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus

Sa‟diyah.

c. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan

tanggung jawab siswa dalam mengikuti kegiatan formal di MTs

Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih

keilmuan dalam dunia pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan

karakter sekolah yang bisa di terapkan pada mata pelajaran

Aqidah Akhlaq. Lembaga pendidikan, agar menjadi referensi

tambahan bagi peneliti selanjutnya dan bisa membuka tabir

keilmuan dari sisi yang berbeda, seperti geneologi keilmuan yang

diformulasi dan diimplementasi lembaga pendidikan yang

berkaitan.

b. Manfaat praktis

Sedangkan bagi peneliti sendiri, agar bisa membuka

wawasan seluas-luasnya tentang pelaksanaan dan evaluasi

pendidikan karater disekolah. Sehingga guru bisa menjadikan

hasil penelitian ini untuk menjadi acuan dalam pengembangan

pendidikan karakter di sekolah.

6

D. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan ini mempunyai kemiripan dengan penelitian-

penelitian terdahulu yang membahas tentang perilaku sosial Islami, berikut

adalah beberapa penelitiannya:

1. Kajian terdahulu

Penelitian yang dilakukan Jacques S. Benninga dari California

State University, Fresno. Dengan judul “The Relationship Of Character

Education Implementation And Academic Achievement In Elementary

Schools” dengan hasil penemuan sekolah yang menerapkan pendidikan

karakter akan menghasilkan nilai akademis yang maksimal. Hal ini

sudah di terapkan selama dua tahun. 5 Sebelum menanamkan

pendidikan karakter sekolah tersebut di rasa kurang dalam penilaian

pendidikan karakter.

Penelitian yang dilakukan Hibur Tanis dengan judul

“Pendidikan “Character Building” Dalam Membentuk Kepribadian

Mahasiswa” dengan hasil penemuan pentingnya pembelajaran

character building sebagai bagian pendidikan karakter dalam sistem

pendidikan formal.6

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ainiyah yang berjudul

“Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam” dengan

hasil pembahasanya bahwa pembelajaran PAI adalah pembentukan

kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan

polanya dalam kehidupan sehari-hari.7

Penelitian yang dilakukan oleh M. Ihsan Dacholfany yang

berjudul “Leadership style in character education” penelitian ini

5 Jacques S. Benninga,”The Relationship Of Character Education Implementation And

Academic Achievement In Elementary Schools”, Journal of Research in Character Education,

Vol. 1, No. 1 (2003): 19-32 . 6 Hibur Tanis, “Pendidikan Character Dalam Membentuk Kepribadian Mahasiswa”,

INSANI, Vol. 13 No. 2 (2012): 92-98. 7 Nur Ainiyah, “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Al-Ulum, Vol

13, No.1 (2013): 25-38.

7

menghasilan tentang tujuan pendidikan dalam memahami gaya

kepemimpinan dan membangun karakter sehingga bisa menghasilkan

peserta didik yang berperilaku sebagai seorang insan kamil.8

Penelitian yang dilakukan oleh Nana Herdiana Abdurrahman

yang berjudul “Character education in islamic boarding school based

SMA Amanah”. Penelitian ini menghasilkan tentang kebijakan kepala

sekolah, metode yang digunakan, karakter siswa, dan masalah yang

dihadapi serta upaya yang dilakukan dalam penyelenggaraan

pendidikan karakter di SMA berbasis pesantren.9

Beberapa penelitian yang ada di atas mempunyai fokus utama

dalam pendidikan karakter, akan tetapi tidak memberikan penekanan

terhadap karakter disiplin dan tanggung jawab dalam mengikuti

pembelajaran formal dalam sekolah yang berada dalam suatu lingkup

yayasan, sehingga peneliti merasa tertarik untuk membuat penelitian

terkait pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yang berada di

madrasah yang berafiliasi dengan pondok pesantren di MTs Manbaus

Sa‟diyyah.

2. Kerangka teori

a. Perencanaan

Perperencanaan merupakan salah satu prinsip manajemen

dalam pendidikan , tanpa perencanaan pendidikan yang matang

tidak akan berjalan dengan baik. Adapun arti perencanaan dapat

dikemukakan dalam The Free Encyclopedia, planning in

organizations and public policy is both the organizational process

of creating and maintaining a plan; and the psychological process

of thingking about the activities required to create a desired goal

on some scale. Perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik

adalah proses menciptakan dan memelihara rencana, serta proses

8 M. Ihsan Dacholfany, “Leadership Style Character Education at The Darussalam

Gontor”, Al-Ulum, Vol. 15, No. 2 (2015): 447-464. 9 Nana Herdiana Abdurrahman, ”Character Education In Islamic Boarding School Based

SMA Amanah”, Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2 (2016): 287-305

8

psikologis berfikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk

membuat suatu tujuan yang di kehendaki pada skala tertentu.10

Secara sederhana perencaan merupakan kegiatan menyusun

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang

ingin di capai.

b. Pelaksanaan

Menurut George R. Terry penggerakan adalah tindakan

mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan ang efektif antara

orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien.

Dengan demikian mereka dapat memperoleh kepuasan pribadi

dalam melaksanakantugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan

tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu11

.

Dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan lembaga

Islam perlu dilakukan beberapa hal untuk menunjang semua

kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam proses actuating

(penggerakan) ini hal yang perlu dilakukan yaitu memilh seorang

pemimpin yang akan bertanggung jawab pada semua kegiatan yang

akan dilaksanakan. Karena pada hakikatnya pemimpin adalah

seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi

perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan

kekuasaan. Jadi dalam hal ini pimpinan dalam lembaga pendidikan

mempunyai kekuasaan untuk mengatur segala aktifitas yang akan

berlangsung dilaksanakan.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan

manusia sehari hari. Didasari ataun tidak orang sering melakukan

evaluasi, baik pada dirinya sendiri, keluarga, atau lingkungan.

Secara etimologi, evaluasi berasal dari bahasa inggeris, yaitu 10

Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, 22. 11 Syahrial Abbas, Manajemen perguruan tinggi: Beberapa Catatan. Jakarta: Prenada

Media Group. 2009, 101.

9

„evaluations”. Sementara dalam bahasa arab disebut dengan Al

Taqdir. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan penilaian.

Menurut Slameto (1998:6), evaluasi dapat diartikan sebagai

kegiatan yang direncanakan dengan cermat. Selain itu harus

bernilai positif mendorong dan mengembangkan kemampuan

siswa, kemampuan guru, serta menyempurnakan program

pengajaran.12

karakter dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang

telah di programkan, sehingga proses pelaksanaannya memerlukan

tinjauan ulang untuk melihat proses program tersebut dilaksanakan,

apa-apa yang telah dicapai, bagaimana kuantitas dan kualitas

keluarannya, apakah sasaran telah dicapai, dan serentetan

pertaanyaan lainnya. Semua hal itu dapat diketahui setelah

diadakan pengukuran dan penilaian secara objektif.

d. Karakter Disiplin

Disiplin menurut Johar (2010) merupakan suatu keadaan

yang terbentuk dari proses serta rangkaian perilaku yang

menggambarkan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan,

keteraturan, atau ketertiban. Jadi, disiplin berarti kepatuhan pada

peraturan atau taat pada pengawasan, serta pengendalian untuk

mengembangkan diri berperilaku tertib. Disiplin individu serta

masyarakat sangat penting dan harus dikembangkan pada semua

lini kehidupan. Kemajuan seseorang maupun sebuah kelompok

masyarakat mungkin dapat terjadi apabila diterapkan disiplin yang

baik dalam kehidupan sehari-harinya. Sumber daya manusia yang

unggul sangat diperlukan dalam era globalisasi. Sumber daya

manusia yang unggul akan tercipta apabila ada kesadaran diri dari

hati nurani untuk menerapkan disiplin diri yang baik.13

12

Anas Salahudin, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya,

Bandung: Pustaka Setia, 2013, 264. 13

Faizatul Lutfia Yasmin, “Hubungan Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa”, Jurnal

Pendidikan, Vol. 1, No. 4 (April 2016), 692-697.

10

Jadi pada dasarnya disiplin adalah perbuatan segala sesuatu

yang dudah menjadi peraturan dan kebijakan yang di buat dan di

sepakati dalam suatu kelompok.

e. Karakter Tanggung jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung

jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau

ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalah-kan, diperkarakan dsb.

Menurut Narwanti (2011: 30) dalam Fitriastuti (2014) tanggung

jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Aziz (2012) dalam

Pasani, dkk (2016), menciptakan peserta didik menjadi orang-

orang bertang-gung jawab harus dimulai dari memberikan tugas-

tugas yang kelihatan sepele. Misalnya tidak membuang sampah di

dalam kelas atau sembarang tempat. Tidak perlu ada sanksi untuk

pembelajaran ini, cukup peserta didik ditumbuhkan akan kesadaran

akan tugas. Sehingga tugas itu akhirnya berubah menjadi

kewajiban membuang sampah pada tempatnya. Karakter tanggung

jawab sebagai salah satu pendidikan karakter tentunya terdapat

karakteristik dalam pelaksanaanya. Dikutip dari Direktorat Tenaga

Kependidikan (2007:6) dalam Pasani, dkk (2016), tanggung jawab

individu berarti seorang yang berani berbuat, berani bertanggung

jawab tentang segala resiko dari perbuatannya.14

Segala perbuatan yang telah kita lakukan baik sengaja

maupun tidak segaja pasti ada resiko yang harus kita tanggung.

Segala yang diperperbuat juga harus menerima konsekuensinya

dengan cara mempertanggungjawabkan segala perbuatan.

14

Risma Fadila Ardila, “Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan Pembelajarannya di

Sekolah”, Inovasi Pendidikan Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan

Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21, Solo, 2017, FKIP, Universitas Sebelas

Maret.

11

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian penelitian lapangan (Field

Research). Penelitian ini dilakukan secara intensif, terperinci dan

mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajari sebagai

suatu kasus.15

Pengumpulan data data dilapangan sebagai

pemusatannya seperti pendidikan sekolah merupakan penelitian

deskriptif kualitatif.

2. Lokasi penelitian dan subyek penelitian

Lokasi penelitian dilakukan menunjuk pada MTs Pesantren

Satu Atap Manbaus Sa‟diyah kecamatan Bandungan.Sekolah ini

adalah sekolah yang terintegrasi dengan lembaga pondok pesantren.

Subjek penelitian yang dituju yaitu dewan guru, siswa dan materi

pelajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data untuk memeperoleh data yang

akurat mengenahi obyek penelitian, maka penulis akan menggunakan

ciri khas penelitian kualitatif, yaitu melalui hasil wawancara,

pengamatan, dan dokumentasi.16

a. Wawancara

Dalam hal ini wawancara akan dilakukan oleh peneliti

kepada responden diantara yaitu kepala sekolah, guru dan murid.

Informasi yang perlu di gali dalam wawancara adalah bagaimana

konsep pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yang

telah dilaksanakan di sekolah tersebut.

b. Pengamatan

Untuk mencari data peneliti terjun langsung ke lapangan,

dan akan mengamati semua hal kegiatan sekolah dan materi

pelajaran yang berkenaan dengan kedisiplinan dan tanggung

15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005,9. 16

Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 9.

12

jawab siswa di sekolah khususnya pada kegiatan belajar

mengajar. Pengamat di lakukan supaya mendapat hasil yang

sesuai di lapangan.

c. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang terhimpun kemudian dipilih dan

disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah. Agar lebih dapat

memahami hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan siswa peneliti

akan mencoba menggali informasi dari sumber dokumentasi

yakni mulai dari buku siswa, buku absen, buku kegiatan siswa di

kelas. Dari dokumen tersebut peneliti dapat memilih data yang

akan ditulis dalam penelitiannya.

4. Tehnik analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan prisip-prinsip deskriptif.17

Aktifitas dalam

analisis data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang

inheren, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

5. Triangulasi Data

Triangulasi data merupakan sebuah cara untuk mendapatkan

data secara absah dengan menggunakan metode ganda, dalam

triangulasi data juga tercantum teknik pemeriksaan keabsahan data

dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sendiri, guna

pengecekan atau pembanding data itu sendiri.18

Jadi sebagai sara

mengurangi subjektivitas dalam penyajian data, peneliti melakukan

tinjauan dari berbagai aspek. Data yang disajikan oleh peneliti

berdsarkan realita yang ada, dan setelah disajikan, data tersebut

dicross check dari berbagai sumber yang ada. Pertama, dari

wawancara yang ditujukan kepada informan, baik guru, TU dan siswa.

17

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kpmpetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi

Aksara. 2009, 86. 18

Bachtiar. S Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada penelitian

Kualitatif”, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10 No 1 (April, 2010), 56

13

Kedua dari hasil pengamatan saat observasi di lapangan, apakah sudah

sesuai dengan hasil yang didapat saat wawancara ataukah muncul hal-

hal yang sifatnya kontradiktif. Dan yang ketiga, dengan menyesuaikan

arsip-arsip kegiatan yang sudah dilakukan oleh sekolah.

F. Sistematika Penulisan

Bab pertama, Pendahuluan, bab ini membahas latar belakang

masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka,

kerangka teori, dan metode penelitian.

Bab kedua, profil sekolah dan perencanaan pendidikan karakter

disiplin dan tanggung jawab di MTs PSA Nurul Amal kecamatan

Bandungan yang berkaitan dengan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

Bab ketiga, berisi tentang mengenai pelaksaaan dan penerapan

yang dilakukan sekolah dalam melaksanaakan pendidikan karakter disiplin

dan tanggung jawab.

Bab keempat, dalam bab ini penulis mendiskripsikan tentang

evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan tanggung jawab siswa

dalam sekolah.

Bab kelima, mengemukakan tentang simpulan, saran, dilengkapi

dengan daftar putaka, dan lampiran-lampiran.

14

BAB II

PROFIL DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER MADRASAH

TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH

A. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus

Sa’diyah

Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus

Sa‟diyah terletak di dusun Kaliwinong, yaitu di Desa Banyukuning,

Kecamatan Bandungan, Kabupaten semarang. Madrasah ini terletak sebalah

selatan obyek wisata Candi Gedong Songo, Taman Bunga Celosia Bandungan

dan Taman King Garden. Dari kantor kecamatan Bandungan kearah barat

kurang lebih 2 km. Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus

Sa‟diyah kemudian disingkat menjadi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah berdiri

atau beroperasi sejak tanggal 01 Juli 2009 dengan tahun pelajaran 2009/2010,

yang mana dalam proses pembelajaara mengajarnya menggunakan gedung

sekolah yang belum sepenuhnya jadi. Ketika itu sebagian santri tidak di

asrama melainkan pulang pergi dari rumah ke madrasah. Seiring berjalannya

waktu setelah sekolah mengadakan evaluasi terhadap santri-santri yang

mukim ataupun yang tidak mukim ternyata kondisinya sangat

mengkhawatirkan mengingat kawasan atau lingkungan Bandungan merupakan

kawasan wisata dimana banyak sekali terdapat tempat-tempat hiburan yang

tidak pantas untuk dilihat oleh pelajar sehingga di waktu bermusyawarah

dengan pihak-pihak pesantren dan ditetapkan bahwa tahun pelajaran

berikutnya diwajibkan untuk semua peserta didik mukim di asrama yang

letaknya tidak begitu jauh dari gedung sekolah. Pendidri sekolah ini adalah

Kyai Parmadi sebagai ketua yayasan dan Kyai Ahmat Muthohar sebagai wakil

yayasan. Tanah yang diatasnya dibangun gedng sekolah merupakan tanah

waqaf. Dinamakan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap karena

15

merupakan madrasah dan sekaligus berada dibawah bianaan pondok

pesantren.19

1. Identitas sekolah

1. Nama Madrasah : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah

2. NSM : 11233220038

3. NPSN : 20364424

4. Provinsi : Jawa Tengah

5. Kabupaten : Kab. Semarang

6. Kecamatan : Bandungan

7. Desa : Banyukuning

8. Jalan dan Nomor : Jl. Kalipawon-Jambu Km.1.5 Banyukuning

9. Kod Pos : 50663

10. Telepon : 085326251561

11. E-mail : mts.mansayahoo.com

12. Daerah : Pedesaan

13. Status Madrasah : Swasta

14. Akreditasi : B

15. Penerbit SK : Kepala Kantor Kemenag Prop. Jawa Tengah

16. Tahun Berdiri : 2009

17. KBM : Pagi

18. Bangunan Madrasah : Milik Yayasan Manbaus Sa‟diyah

19. Luas Bangunan : 1300 M220

2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah PSA Manbaus Sadiyah

a. Visi Madrasah

Madrasah Tsanawiyah PSA Manbaus Sa‟diyah Banyukuning

Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah sebagai lembaga

pendidikan menengah berciri khas Islam perlu mempertimbangkan

19

Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 20

Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019

16

harapan murid, orang tua lembaga pengguna madrasah dan masyarakat

dalam merumuskan visinya yaitu, “Membangun Manusia Cerdas

Mandiri serta Berahklakul Mulia” (Mansa CERIA).

b. Misi Madrasah

a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agama Islam.

b. Menumbuhkan keunggulan budaya.

c. Menciptakan generasi bangsa yang disiplin dan berakhlakul

karimah.21

3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Guru

Struktur Organisasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah

Kepala Madrasah : Nur Rokhim, S.Pd M.Si

Komite : Mustagfirin

Waka Kurikulum : Sukadar, S.PdI

Ka Kesiswaan : Isa Mucodimah, S.Pd

Ka. Sarpras : Abd. Najmul Anam

Waka Humas : Mustofa22

Pembagian tugas guru dan pembagian tugas mengajar dan tambahan

guru MTs PSA Manbaus Sa‟diyah Banyukuning Kec. Bandungan.23

Kode NAMA

Gol/

Ruang

Jabatan Mapel

Kelas/

Jml

Jam

A Nur Rokhim, S.Pd. - Kamad B. Indonesia IX 28

B Trismun, S.HI - GTY Fiqh, Q. Hadist 12

C Sukadar, S.PdI - GTY IPS/Pkn 15

21

Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019 22

Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019 23

Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019

17

D Mustofa, S.PdI - GTY Penjas 9

E Budiyati, S.Pd - GTY Matematika/TIK 18

F Isa Mucodimah, S.Pd - GTY IPA/ B. Jawa 18

G Harsih Widaryuni - GTY B. Indonesia VII,

IX 10

H Abd. Najmul Anam - GTY Akidah Akhlaq/

Aswaja/ SKI 14

I Laila Khusul H - GTY B. Inggeris/SBK 18

J Chusaeni - GTY B.Arab 9

K Ahmad Syarif - PTY OB 24

L Ruhmiyati - PTY TU 24

B. Pendidikan karakter dalam lingkungan pendidikan formal

Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,

karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat

mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan

dan ketakwaan manusia.

Rencana strategis Kementrian Pendidikan Nasional (sekarang Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan) 2010-2014 telah mencanangkan penerapan

pendidikankarakter untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari

tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT)

dalam sistem pendidikan di Indonesia. berkaitan dengan pelaksanaan rencana

straregis pendidikan karakter di semua jenjang tersebut maka sangat

diperlukan kerja keras semua pihak, tertama terhadap program-program yang

memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus benar-benar

18

dioptimalkan. Namun, penerapan pendidikan disekolah memerlukan

pemahaman tentang konsep, teori, metodologi dan aplikasi yan relevan

dengan pembentukan (character building) dan pendidikan karakter.

Kebijaksanaan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui

harmonisasi Olah Hati (Etik), Olah Rasa (Estetik), Olah Pikir (Literasi), Olah

Raga (Kinestetik) di tetapkan dengan memperhatikan empat peraturan

menteri, yaitu:

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun

2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan

Dasar dan Menengah.

2. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah

3. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah.

4. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian

Pendidikan

C. Strategi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab

Secara utuh, pemenuhan kompetensi inti yang mencakup sikap spritual,

sikap sosial, pengetahuan, serta kompetensi dasar dari tiap mata pelajaran

berjalan secara sinergis bersama program penguatan pendidikan karakter. PPK

juga dilaksanakan melalui kerjasama antara sekolah, keluarga, dan

masyarakatyang memberikan dukungan publik.24

Terdapat sejumlah hal yang sekurang-kurangnya harus menjadi rambu-

rambu bagi guru untuk mengembangngkan silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran: (1) dokumen-dokumen resmi kurikulum yang tercakup dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2)

pedoman penyusunan silabus dan RPP, dan (3) teori-teori pendidikan karakter.

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Bahwa kelompok

24

Diyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter,

Yogyakarta: Erlangga, 2017, 12-13

19

mata pelajaran dan cakupannya tidak lepas dari misi pendidikan karakter. Ini

berarti pembelajaran yang semata-mata kognitif, adalah tidak sejalan dengan

misi ini. Juga, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

merupakan dari kelompok mata pelajaran tersebut sudah sewajarnya tidak

menolak serta (to exlude) keberadaan nilai-nilai. Di samping itu, Standar

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) mulai dari jenjang

pendidikan dasar, menengah, dan menengah kejuruan, juga mempertegas misi

pendidikan karakter. Begitu halnya dengan standar kompetensi mata pelajaran,

konsisten dengan misi pendidikan karakter.25

Sedagkan dalam buku panduan

penyelenggaraan pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ada

beberapa indikator dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin yaitu, a)

Membiasakan hadir tepat waktu. b) Membiasakan mematuhi aturan. c)

Menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan. 26

Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah seyogyanya

diawali dengan kesepakatan antara semua pihak (kepala sekolah, wakil kepala,

para guru, dan komite sekolah) tentang karakter yang akan diprioritaskan

pengembangannya. Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari

kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang

dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya

dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan

antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya.

Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari

nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti: bersih,

rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun27

Pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan

karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harys dilakukan secara koheren

dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/

25

Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 85 26

Kementrian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.2010, 26 27

Sukirman Awal Hawi Alimron,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Madrasah Aliyah

2 Palembang”, Tadrib, Vol. 03 No. 02 (2017): 305

20

penyadaran,berdayaan, pembudayaan, dan kerjasama seluruh komponen

bangsa. pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan

integrative dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah,

masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dan dunia industri. Sehingga

satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pelaksanaan karakter yang

berjalan secara sistemik dan integrative bersama dengan komponen lainnya.

Agar implementasi pendidikan karakter disekolah dapat berhasil, maka syarat

utama yang harus dipenuhi diantaranya: (1) teladan dari guru, karyawan

pimpinan sekolah dan para pemangku kebijakan di sekolah: (2) pendidikan

karakter dilakukan secara konsisten dan secara terus menerus; dan (3)

penanaman nilai-nilai karakter yang utama. Karena semua guru adalah guru

pendidikan, maka mereka memiliki kewajiban untuk memasukkan atau

menyelipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya

(intervensi). 28

Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam

pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara

koheren.

1. Penyusunan perangkat kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Untuk mendukung terlaksananya pendidikan karakter di tingkat satuan

pendidikan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan

daerah yang memiliki wewenang untuk mensinerjikan semua potensi yang

ada didaerah tersebut termasuk melibatkan instansi-instansi lain yang

terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itu diperlukan

dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan

kebijakan, program dan kegiatan karakter.

2. Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan.

Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat

umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu

28

Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 45

21

diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu

sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi

dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan

bahan – bahan yang dimaksud (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi

juga di lingkungan masyarakat luas).

3. Pemberian dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat

provinsi dan kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan. Pembinaan

persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang

diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam

sebuah program di dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan

oleh tim professional tingkat daerah seperti TPK Provinsi dan

kabupaten/kota.

4. Pemberian Dukungan Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan Dukungan

sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang oleh Pemerintah Daerah,

dunia usaha dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif.

5. Sosialisasi ke masyarakat, Komite Pendidikan, dan para pejabat

pemerintah di lingkungan dan di luar diknas.29

Menurut Tarmansyah, dkk. (2012:15) Dalam pendidikan karakter yang

diintegrasikan didalam mata pelajaran, ada hal-hal yang perlu diperhatikan

seperti:30

a. Kebijakan sekolah dan dukungan administrasi sekolah terhadap

pendidikan karakter yang meliputi: Visi dan misi pendidikan karakter,

sosialisasi, dokumen pendidikan karakter dll.

b. Kondisi lingkungan sekolah meliputi: sarana dan prasarana yang

mendukung, lingkungan yang bersih, kantin kejujuran, ruang keagamaan

dll.

c. Pengetahuan dan sikap guru yang meliputi: konsep pendidikan karakter,

cara membuat perencanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran,

29 Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011

30 Yulia Citra,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,”E-JupeKhu UNP,

vol.1 No. 1 (2012):237-249.

22

kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar, penilaian, pelaksanaan pendidikan

karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dll.

d. Peningkatan kompetensi guru.

e. Dukungan masyarakat.

D. Perencanaan pendidikan karakter Disiplin dan Tanggung jawab.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pengembangan pendidikan

yang diterapakan di MTs PSA Manbaus Sa‟diyah, hasil wawancara yang

disebutkan oleh kepala MTS PSA Manbaus Sa‟diyah sebagai berikut:

Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah madrasah

ini termasuk yang di canangkan oleh pemerintah saat ini pada PPK yang

mana termasuk lebih utamnya ada 5 penguatan pendidikan karakter yaitu

religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Tetapi sekolah

ini juga masih mengembangkan pendidikan karakter yang dulu, yang

jumlahnya ada 18 butir diantaranya yaitu disiplin dan tanggung jawab”.31

Lebih lanjut kepala madrasah menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam

merumuskan perencanaan pendidikan karakter. Perencanaan sebuah program

pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk mencapai tujuan. Dalam

perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab semua dewan

guru terlibat dalam perencanaan sepeti halnya yang disampaikan oleh kepala

madrasah dalam pernyataannya di sebuah wawancara yang dilakukan oleh

peneliti sebagai beriku:

Pada pendidikan karakter di sekolah semua dewan guru dan pengurus

yayasan sekolah madrasah ini tanpa terkecuali harus terlibat memberikan

rancangan pembelajaran yang menunjang kegiatan siswa dalam

pengembangan pendidikan karakter. Perencanaan yang dirangkum untuk

pembelajaran untuk keseluruhannya akan dirapatkan dan dibentuk serta

diputuskan pada rapat dewan guru dan komite yayasan diajaran tahun baru

madrasah.32

Khusus dalam pengembangan pendidikan karakter yang terfokuskan

pada karakter disiplin dan tanggug jawab, kepala madrasah menjelaskan

dalam wawancaranya sebagai berikut:

31

Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 32

Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00

23

Beberapa yang perlu disiapkan dalam memulai pembelajaran dewan guru

bersama staf pengajar harus membuat program semester dan pedoaman

pelaksaan pembelajaran atau RPP.Berkaitan dengan pendidikan karakter

disiplin dan tanggung jawab di madrasah ini sudah mencantumkan

beberapa tata tertib yang harus di patuhi agar terbentuknya sikap karakter

siswa yang baik. Banyak program yang dilakukan dalam mengembangkan

pendidikan karakter contoh kecilnya dalam waktu pendidikan formal anak

didik wajib mengikuti jama‟ah salat dzuhur karena hal tersebut dapat

membentuk perilaku disiplin waktu. Selain itu di kegiatan ekstrakurikuler

banyak kegitan yang dapat di pilih anak didik kita, seperti pramuka dan

marching band.33

Dalam perencanaan pendidikan karakter di madrasah ini merupakan

representasi antara kurikulum yang berkaitan dengan pembangunan

kakarakter siswa yang diberikan oleh kemenag dan digabungkan dengan

kurikulum pendidikan pesantren Manbaus Sa‟diyah seperti yang di jelaskan

oleh kepala madrasah sebagai berikut:

Tentu saja seperti itu karena madrasah ini merupakan sekolah yang berada

di lingkup yayasan dimana juga ada pesantrennya, jadi selain dari

kurikulum kemenag, perencanaan pendidikan juga mengacu pada tata

tertib yayasan dan juga pesantren.34

33

Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 34

Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00

24

BAB III

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN

TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN

SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH

A. Pentingnya Karakter Disiplin Bagi Siswa

Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau moral.

Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan

ketrampilan sebagai manisfestasinilai dan kapasitas moral manusia dalam

menghadapi kesulitan. Karakter mengandung nilai-nilai khas (misalnya, tahu

nilai, kebaikan, mampu berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan memberi

dampak baik terhadap lingkungan)

Menurut Lickona, inti karakter adalah tindakan. Karakter berkembang

ketika nilai-nilai diadaptasi menjadi keyakinan, dan digunakan merespon

suatu kejadian agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang baik. Karakter yang

dibentuk dengan cara demikian memiliki tiga bagian yang saling berkaitan:

konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku

moral (moral behavior). Karakter yang baik memiliki pengetahuan tentang

hal-hal yang baik dan keinginan melakukan perbuatan baik. Ketiganya

dibutuhkan menjalani hidup yang berpedoman nilai-nilai moral dan

membentuk kematangan moral.35

Menurut Prijadaminto “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercoipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan pada tuhan, keteraturan dan ketertiban dalam memperoleh

ilmu”. Disiplin berarti adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan

atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisplinan adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

sosial yang berlaku.36

35

Diyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter,

Yogyakarta: Erlangga, 2017, 3 36

Eti Hikmawati,”Upaya Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dalam Peningkatan

Pembelajaran di MAN Tegal Rejo dan MAN 1 Kota Magelang”, Tesis, IAIN Salatiga, 2017, 16

25

Strategi pertama dalam mencegah kenakalan teman sebaya adalah disiplin

berbasis karakter. Seluruh strategi disiplin yang membantu anak-anak

mengembangkan rasa hormat terhadap aturan dan hak-hak orang lain akan

membantu menahan tindakan intimidasi. Suatu bagian penting atau esensial

dari disiplin berbasis karakter adalah penegakan yang mempertahankan

akuntabilitas para siswa terhadap aturan melalui konsekuensi yang adil dan

tegas. Terhadap tindakan intimidasi, kontrak perilaku seringkali terbukti

berhasil. Misalnya, sebuah kontrak dapat menyatakan “saya tidak akan

memukul atau menyakiti orang lain. Jika saya melakukannya, saya akan

memanggil orang tua saya dan melaporkan apa yang saya lakukan.”37

Disiplin memiliki tujuan jangka panjang untuk membantu anak-anak dan

remaja berperilaku secara bertanggung jawab dalam setiap situiasi, bukan

hanya ketrika ada orang dewasa yang mengawasi. Disiplin moral berusaha

membangun sikap hormat siswa pada peraturan, hak-hak orang lain, dan

nkewenangan sah guru; tanggung jawab siswa atas perilaku mereka sendiri;

dan tanggung jawab mereka terhadap komunitas moral kelas. Ada empat hal

yang dilakukan oleh guru-guru yang mempraktekan disiplin moral:38

1. Guru-guru tersebut memproyeksikan pengertian kewenangan moral

secra jelas dan tegas-hak dan kewajiban mereka untuk mengajarkan

nilai moral seperti hormat dan bertanggung jawab dan membuat para

siswa bertanggung jawab terhadap standar perilaku tersebut.

2. Guru-guru memandang kedisiplinan, termasuk persoalan pembuatan

peraturan, sebagai bagian yang lebih besar dari pengembangan

komunitas moral yang lebih baik di dalam kelas.

3. Guru-guru tersebut menegakkan konsekuensi dengan cara yang

mendidik-cara yang membuat siswa menghargai tujuan peraturan,

37

Lickona, Thomas, Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu Anak

Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta:Bumi

Aksara, 2016, 217 38

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi

Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014, 149

26

4. bersedia mengubah perilaku yang salah, dan merasa bertanggung

jawab memperbaiki perilaku.

5. Guru-guru tersebut menunjukan sikap peduli dan hormat kepada siswa

dengan mencoba menemukan penyebab timbulnya persoalan

kedisiplinan dan solusi yang dapat membantu keberhasilan siswa

bersangkutan menjadi anggota komunitas kelas yang bertanggung

jawab.

Tanpa nilai-nilai kebajikan yang membentuk karakter yang baik, individu

tidak bisa hidup bahagia dan tidak ada masyarakat yang berfungsi secara

efektif. Tanpa karakter baik, seluruh umat manusia melakukan perkembangan

menuju dunia yan menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap pribadi.

B. Pentingnya Karakter Tanggung Jawab Bagi Siswa

Tanpa nilai-nilai kebajikan yang membentuk karakter yang baik, individu

tidak bisa hidup bahagia dan tidak ada masyarakat yang berfungsi secara

efektif. Tanpa karakter baik, seluruh umat manusia melakukan perkembangan

menuju dunia yan menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap pribadi.

Tanggung jawab adalah perluasan dari sikap hormat. Jika kita

menghormati orang lain, berarti kita menghargainya. Jika kita menghargai

mereka, berarti kita merasakan tanggung jawab tertentu terhadap

kesejahteraan mereka. Secara harfiah tanggung jawab berarti “ kemam[puan

untuk menanggung” ini berarti kita berorientasi pada orang lain, memberi

perhatian kepada mereka, dan tanggap terhadap kebutuhan mereka. Tanggung

jawab menekankan kewajiban-kewajiban positif kitauntuk peduli terhadap

satu sama lain.39

Menurut Wibowo dkk, Tanggung Jawab merupakan sikap dan perilaku

seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan YME. Indikator karakter

tanggung jawab yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Peserta didik melaksanakan tugas sepenuh hati; (2) Peserta didik belajar

39

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi

Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014, 63

27

dengan semangat yang tinggi, (3) Peserta didik berusaha mencapai prestasi,

(4) Peserta didik mampu mengontrol diri, (5) Peserta didik akuntabel terhadap

pilihan yang diambil, (6) Peserta didik memiliki kedisiplinan, (7) Peserta didik

mengerjakan tugas dengan baik, (8) Peserta didik tertib melaksanakan tugas,

dan (9) Peserta didik melakukan perbaikan bila terjadi kesalahan.40

Ketika Natalie Douglas dipanggil untuk memberikan konsultasi kepada

150 orang remaja di sebuah sekolah alternative Indiana, beliau mengawalinya

dengan melatih fakultas tersebut untuk mengajarkan “lima prinsip tanggung

jawab” kepada para siswanya prinsip tanggung jawab tersebut adalah: 1)saya

bertanggung jawab atas perilaku saya. Apabila saya berperilaku baik, maka

saya memperoleh kredit. Apabila saya berperilaku buruk, maka saya harus

menanggung akibatnya dan tidak menyalahkan orang lain. 2)Saya

bertanggung jawab atas pembelajaran saya tidak ada seorangpun yang dapat

melakukannya bagi saya. 3)Saya bertanggung jawabuntuk memperlakukan

semua orang dengan pertimbangan dan rasa hormat. 4)Saya bertanggung

jawab memberikan kontribusi kepada kelas saya dan seko;lah saya. 5)Saya

bertanggung jawab atas lingkungan saya-untuk memperlakukannya dengan

kepeduliannya sehingga orang lain dapat menikmati lingkungan tersebut.41

C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab

Untuk membangun budaya dalam rangka membentuk karakter pada siswa,

langkah yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang berkarakter

(penuh dengan nilai-nilai) terlebih dahulu. Penciptaan suasana berkarakter

sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tempat model itu ditetapkan

beserta penerapan nilai yang mendasarinya. Pertama, penciptaan budaya

berkarakter yang bersifat vertikal (ilahiah). Kegiatan ini dapat diwujudkan

dalam bentuk hubungan dengan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, melalui

40

Wibowo, Agus dan Gunawan. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di

Sekolah. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2015. 171 41

Lickona, Thomas, Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu Anak

Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta:Bumi

Aksara, 2016, 178

28

peningkatan secara kuantitas maupun kualitas kegiatan-kegiatan keagamaan di

sekolah yang bersifat ubudiyah, seperti sholat berjamaah, puasa Senin dan

Kamis, membaca Al-Qur‟an, doa bersama, dan lain sebagainya42

Implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter merupakan hal yang

akan dilakukan setelah terbentuknya rancangan pendidikan karakter yang akan

di terapkan. Lebih lanjut wakil kepala madrasah bagian kurikulum

menjelaskan tentang bagaimana penerapan pendidikan karakter yang sudah

dilakukan di madrasah ini. Selain itu wakil kepala madrasah bagian kurikulum

juga membagikan beberapa peranan guru terkait realisasi pendidikan karakter

yang berhubungan dengan kedisiplinan dan tanggung jawab. Berikut adalah

keterangan dari wakil kepala madrasah bagian kurikulum:

Pendidikan karakter yang sudah telaksana di madrasah ini merupakan

pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan pendidikan non formal

karena madrasah ini masih dalam satu lingkungan pesantren dan dibawah

naungan yayasan.43

42

Reza Armin Abdillah Dalimunthe, “Strategi Dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan

Karakter Di SMP N 9 Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 1, April 2015 43

Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00

29

Bagan Regulasi Manajemen Pendidikan Kaakter di MTs PSA Manbaus

Sa’diyah

Selain itu guru mata pelajaran yang mengampu pendidikan agama Islam

juga menjelaskan sejauh mana pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan

di madrasah ini. Guru pendidikan agama Islam tentunya mempunyai peranan

lebih kaitannya dengan pembangunan karakter anak didik. Pendidikan agama

Islam memang mempunyai syarat yang kental dengan etika, maka memang

Waka Kurikulum

Kurikulum Marasah

Komite Sekolah Kepala Sekolah

Kurikulum Pesantren Kurikulum Kemenag

Dewan Guru

mengontrol

Membagi tugas

mengorganisir

Melaksanakan tugas

koordinasi

30

semestinya harus lebih memahami perkembangannya. Berikut adalah

penuturan guru PAI MTs PSA Manbaus Sa‟diyah saat diwawancara:

Sampai saat ini pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah ini sudah

berjalan dengan baik. Mulai dari disiplin dalam kegiatan belajar mengajar

di madrasah. Karena madrasah ini di lingkup pesantren maka siswa harus

selalu disiplin dan tanggung jawab. Selain itu juga harus mematuhi seluruh

tata tertib yang ada pada madrasah dan yayasan ini.44

Setelah mendapat penjelasan tentang bagaimana pengembangan

pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di MTs tersebut wakil kepala

madrasah bagian kurikulum juga menjelaskan tentang bahan ajar yang

dipergunakan dalam melaksanakan pendidikan krakter. Berikut adalah

penjelasan dari wakil kepala madrasah bagian kurikulum:

Banyak buku yang dipergunakan sebagai acuan pengembangan pendidikan

karakter seperti buku kurikulum 2013 yang membimbing anak didik untuk

meningkatkan pendidikan karakternya. Selain itu juga dalam pembuatan

adsminitrasi seperti RPP dan Silabus didalamnya juga di masukkan

pendidikan karakter.45 Dalam pengembangan pendidikan karakter, anak

didik yang mempunyai karakter baik pasti akan mempengaruhi prestasi

belajarnya, seperti yang dijelaskan responden kepada peneliti. Anak yang

karakternya berubah pasti akan mempengaruhi hasil prestasnya. Sebagai

contoh anak yang bertanggung jawab dalam mengerjakan PR, guru pasti

akan memberikan nilai yang baik kalau itu terus dilakukan. Dan pasti

prestasi anak didik tersebut meningkat.46

Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan karakter pasti ada faktor

pendukung dan faktor penghambat yang harus dihadapi. hasil dari penelitian

yang ditemukan dilapangan, dituturkan oleh informan sebagai berikut:

Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan karakter di madrasah ini,

karena addanya peran orang tua yang selalu memantau perkembangan

anaknya melalui guru, disamping itu orang tua juga akan memberikan

informasi berbagai hal yang terkait dengan kegiatan atau perilaku anak

didalam rumah atau di luar rumah. Sedangkan faktor penghambatnya

adalah lingkungan dan media sosial banyak anak menjadi “nakal” ketika

salah pergaulan di lingkungan bermain, serta berlebihan menggunakan

44

Observasi dan wawancara guru PAI MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin 4 Maret

2019, Pukul 12.30-14.00 45

Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00 46

Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00

31

media sosial seperti “facebook”. Kalau salah dalam penggunaan media

sosial nantinya banyak perilaku negatif yang dilakukan.47

Pendidikan yang diterapkan dalam madrasah ini juga di integrasikan

dengan mata pelajaranyang ada di sekolah, seperti yang dipaparkan oleh

informan sebagai berikut:

Pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain

apalagi sekolah ini juga berbasis pesantren pasti dalam pelajaran

pendidikan agama islam yang dihubungkan dengan pendidikan karakter

seperi shalat tepat waktu itu kan juga mencerminkan perilaku disiplin.

Membayar zakat karena itu adalah tanggung jawab umat muslim.

Tanggung jawab juga merupakan pendidikan karakter.

Selain itu pendidikan karakter yang dilaksanakan tidak hanya dilaksanakan

di madrasah, tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Seperti keterangan

informan sebagai berikut:

Pendidikan karakter di terapkan pada pendidikan formal dan non formal.

Di kegiatan ekstrakurikuler juga menerapkan pendidikan karakter. Jadi

semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ini memang harus

ada penanaman pendidikan karakternya.

47

Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin

4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00

32

BAB IV

EVALUASI PENDIDIK PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN

TANGGUNG JAWAB DI MTS MANBAUS SA’DIYAH

A. Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab

Pendidika karakter dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang

telah diprogram untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki keunggulan

dan berjiwa kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Peserta didik yang berkarakter adalah peserta didik yang memiliki potensi

dan daya merintis, membuat rencana, menetapkan tujuan dan mempunyai satu

unit kegiatan yang telah diprogram setiap hari dalam kehidupannya, seperti

kehidupan yang ada di dunia pendidikan, dan yang tergambarkan dalam

kurikulum MTs Manbaus Sa‟diyyah.

Pendidikan karakter merupakan sistem pendidikan yang fokus pada

pembangunan etika, sehingga proses pelaksanaanya memerlukan tinjauan

ulang untuk melihat proses program tersebut dilaksanakan, apa saja yang

telah dicapai, bagaimana kuantitas dan kualitas outputnya, apakah sasaran

yang diinginkan telah tercapai. Semua hal itu dapat diketahui setelah

diadakan pengukuran dan penilaian secara objektif. Pengukuran dan penilaian

itulah yang di sebut dengan evaluasi. Secara umum evaluasi pendidikan

adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi

penyempurnaan pendidikan.48

Dalam konteks tertentu, kata “evaluasi” menjadi kata yang banyak

dikhawatirkan oleh para guru, khususnya guru yang mengajar pada mata

pelajaran yang di UN-kan. Evaluasi secara nasional saat ini dilakukan melalui

proses “Ujian Nasional” memiliki dampak psikologis yang meresahkan bagi

para guru, kepala sekolah, orang tua, dan juga anak yang bersangkutan.

48

Salahudin, Anas dan Irwanto, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya

Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2013, 264

33

Fungsi evaluasi pendidikan karakter. Hasil tindakan evaluasi tidak

akan memiliki dampak yang baik jika tidak difungsikan semestinya. Ada tiga

hal penting yang menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:49

1. berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan sistem

pengajaran (instructional) yang didesain oleh guru.

2. berfungsi untuk menjadi alat kendali dalam konteks manajemen

sekolah dan,

3. berfungsi untuk menjadi bahan pembinaan lebih lanjut (remedial,

pendalaman, atau perluasan) bagi guru kepada peserta didik.

Evaluasi merupakan penilaian dari hasil kerja yang telah dilakukan

dari awal perencanaan pembelajaran. Penjelasan wakil kepala madrasah

bagian kurikulum, terkait evaluasi atau penilaian pada pendidikan karakter,

dituturkan oleh informan pada saat diwawancara sebagai berikut:

Evaluasi berkaitan dengan kinerja guru dan kepala madrasah disini

kita bagi menjadi dua bagian. Pertama evaluasi dilakukan satu bulan

sekali ketika ada rapat bulanan yang di hadiri dari pengurus yayasan

dan madrasah. Evaluasi ini banyak membahas tentang hasil kinerja

selama satu bulan sekali. Kedua evaluasi dilakukan pada saat

penerimaan raport semester satu dan juga pada saat kenaikan kelas ,

pada saat pengambilan raport evaluasi dapat disampaikan langsung

kepada wali anak didik dan juga anak didik yang bersangkutan agar

kedepannya lebih baik lagi. Dalam evaluasi pendidikan karakter juga

dilakukan penilaian antar sesame guru melihat tingkat kedisiplinan

dari dokumentasi daftar hadir setiap hari.50

Manajemen pendidikan (karakter disiplin dan tanggung jawab) di

MTs Manbaus Sa‟diyyah tidak akan bertambah kemajuannya atau stagnan

jika tidak ada evaluasi dalam menjalankannya. Untuk terwujudnya

pendidikan karakter yang (mendekati) sempurna, maka kepala madrasah dan

guru-guru MTs Manbaus Sa‟diyah selalu melaksanakan evaluasi

49

Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 81 50

Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin 4

Maret 2019, Pukul 12.30-14.00

34

pembelajaran dan pendidikan karakter yang telah dilaksanakan. Dalam

evaluasi di MTs Manbaus Sa‟diyah ada tiga hal yang perlu diperhatikan:

1. Waktu Evaluasi

a. Harian

Evaluasi harian dilakukan ketika ada anak didik yang kurang disiplin

dalam kelas, misalnya terlambat, atau tidak mengerjakan tugas

b. Mingguan

Evaluasi yang dilakukan dalam waktu seminggu sekali ini sering

dilkaukan oleh guru kepada anak didiknya terkait pembelajaran dan

pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab. Disini guru akan

menegur anak didiknya yang pada minggu sebelumnya ada yang

melanggar, seperti bolos atau tidak masuk kelas.

c. Bulanan

Evaluasi bulanan dilakukan guru untuk menunjukkan kegiatan

selama satu bulan anak didik, kaitannya dengan kepribadian dan

prestasi anak didik. Dan jika ada yang sudah kelewatan batas dalam

pelanggaran akan diberi peringatan berat, seperti tidak boleh ikut

UTS atau UAS kecuali menyelesaikan tugas tertentu. Dalam evaluasi

bulanan juga ada evaluasi kepala madrasah kepada guru, apakah

sudah baik atau memerlukan arahan lagi dalam menjalankan

tugasnya sebagai pendi dik.

d. Semester

Evaluasi dalam satu semester mancakup pada evaluasi anak didik

melalui rapor. Evaluasi kinerja guru-guru oleh kepala madrasah. Dan

evaluasi tentang mobiliasi kepala madrasah kepada guru oleh pihak

yayasan dalam musyawarah anatara pengelola madrasah dan pihak

yayasan.

2. Alat Bantu Evaluasi

a. Kertas Penilaian Guru

Kertas penilaian guru menjadi catatan tentang perkembangan

kecerdasan kognitif dan kepribadian anak didik.

35

b. Penilaian Antar Teman

Penilaian antar teman dilakukan dengan komentar antara teman satu

kepada yang lainnya, akan tetapi guru harus jeli dan hati-hati dalam

melakukannya karena akan menimbulkan pertangkaran antara anak

didik jika guru tidak cerdas dan bijak dalam mensiasati.

c. Daftar Hadir Anak didik dan Guru

Evaluasi tentang kehadiran tidak hanya dilakukan pada anak didik

saja, tetapi juga pada guru, agar guru juga lebih bisa mencontohkan

tentang kedisiplinan dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

B. Realisasi Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung

Jawab

Realisasi perbaikan pendidikan karakter yang dilakukan oleh segenap guru

MTs Manbaus Sa‟diyyah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Perkembangan yang masif tersebut tidak lepas dari adanya evaluasi yang

dilakukan secara berkala oleh guru dan beberapa pihak terkait. Evaluasi

tersebut selain dilakukan secara berkala juga dirancang dengan instrumen-

instrumen evaluasi yang terstruktur dan berjenjang. Seperti evaluasi

karakter biasanya, dalam menjalankan evaluasi pendidikan karakter

disiplin dan tangung jawab juga tidak bisa lepas dari kontribusi anak didik

saat pelaksanannya, anak didik juga mempunyai peran dalam memberikan

evaluasi pendidikan karakter tersebut, sehingga perbaikan sistem yang ada

tidak hanya melalui guru saja, tapi juga melibatkan kepedulian anak didik.

Berikut bentuk evaluasi karakter disiplin dan tanggung jawab yang

dilakukan secara berjenjang:

1. Evaluasi Karakter Disiplin

Pelaksanaan evaluasi karakter disiplin di MTs Manbaus Sa‟diyyah

dilakukan setiap hari oleh guru. Untuk evaluasi tersebut, memang

dilakukan secara intensif, melihat keberadaan pendidikan yang

sering terganggu karena adanya anak didik yang tidak disiplin dalam

mengikuti pembelajaran, baik dari mulai masuk kelas, atau tidak

disiplin saat pembelajaran berlangsung.

36

Guru dalam melakukan evaluasi tentang kedisiplinan anak

didiknya selalu bekerja sama dengan guru lainnya, selain itu juga

menggandeng BP untuk memberikan data secara spesifik terkait

anak didik yang ketahuan terlambat atau bolos (pulang sebelum

waktu sekolah selesai) dalam beberapa waktu terakhir.

Selain tentang ketertiban di dalam kelas, guru dan pihak BP

juga sering memberikan evaluasi terhadap beberapa kegiatan

kurikulum tambahan yang bersifat wajib, seperti memulai

pembelajaran semua anak didik harus mengikuti apel pagi dengan

membaca asmaul khusna bersama dewan guru, setelah itu anak didik

juga diwajibkan mengikuti salat dhuha bersama-sama di sela-sela

pembelajaran pada waktu pagi. Dan pada siang hari, semua anak

didik diwajibkan mengikuti salat dzuhur berjamaah bersama dewan

guru. Beberapa evaluasi tersebut dilakukan secara simultan, agar

anak didik di MTs Manbaus Sa‟diyyah terbiasa hidup disiplin, dan

kedisiplinan tersebut menjadi tabiat atau cirikhas dalam

kehidupannya.

2. Evaluasi Karakter Tanggung Jawab

Kepribadian sesorang selalu dikaitkan dengan komitmen yang

dimiliki. Penilain tersebut tidak akan lepas dari kausalitas kehidupan

sosial manusia, termasuk pelajar. Dewan guru dan pihak BP di

Madrasah juga sering memberikan penilaian atau koreksi dalam

kesehariannya. Koreksi tersebut menyangkut kepribadian anak didik

yang harus selalu bertanggung jawab pada predikat yang

disandangnya. Baik presikat mereka sebagai pelajar, predikat sebagai

makhluk sosial dan predikat sebagai seorang anak yang mempunyai

tanggung jawab terhadap orang tuanya saat diberi hak pendidikan

(disekolahkan) dengan dibiayai oleh orang tuanya.

Evaluasi karakter tanggung jawab yang ditekankan oleh

dewan guru terkait kehidupan sehari-hari anak didik di lingkungan

madrasah dan juga komunikasi mereka terhadap orang tua. Yang

37

sering terjadi di lingkungan pendidikan, evaluasi pendidikan karakter

tanggung jawab ditujukan pada hal-hal yang nampak saja, terkait

mata pelajaran yang dibebankan pada anak didik, seperti saat mereka

punya beban pekerjaan rumah, dan anak didik dituntun harus

bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Beda dangen evaluasi

yang dilakukan oleh beberapa guru di lingkungan MTs Manbaus

Sa‟diyyah yang sering mengevaluasi anak didiknya terhadap

tanggung jawab pribadi sebagai manusia yang mempunyai beberapa

peran, peran sebagai anak didik guru di sekolah, peran sebagai

seorang anak dari orang tua yang membesarkannya dan peran

sebagai makhluk sosial.

38

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Manajemen pendidikan karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah

mempunyai beberapa ciri khas dalam fokus karakter yang dibangun, dari

18 komponen pendidikan karakter ada dua karakter yang ditonjolkan di

dalamnya, yaitu karakter disiplin dan tanggung jawab. Dengan

kedisiplinan anak didik akan mempunyai rasa patuh terhadap peraturan

dan tata tertib yang berlaku dan dengan tanggung jawab anak didik akan

mempunyai rasa peduli terhadap tugas yang didapatnya.

Pendidikan karakter yang dibangun di dalam lingkungan MTs

Manbaus Sa‟diyah sangat terstruktur dan rapi dalam pelaksanaannya,

seperti dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dari tiga hal

tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab

subyek dalam membuat perencanaan pendidikan adalah Kepala

sekolah, Waka kurikuluum yang nantinya akan dirapatkan kembali

untuk meminta persetujuan dari pengurus yayasan sekolah. Selain itu

dalam menjalankan pendidikan karakter dilakukan oleh pihak

madrasah, seperti guru, kepala sekolah dan persetujuan dari komite

madrasah. Bahan yang dibuat acuan dalam merencanakan kurikulum

pendidikan karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah adalah,

a. Membuat rancangan kurikulum yang di integrasikan antara

kurikulum sekolah dengan kurikulum pesantren.

39

b. Dewan guru membuat dan menyiapkan bahan ajar dalam KBM

khusunya mengenai pendidikan karakter disiplin dan tanggung

jawab

2. Pelaksanaan

Pihak yang melaksanakan kurikulum pendidikan karakter kedisiplinan

dan tanggung jawab adalah segenap dewan guru di MTs Manbaus

Sa‟diyah dan kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala madrasah

selalu mengkoordinasi dan memonitor guru dalam menjalankan

tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, selain itu kepala madrasah

juga memberikan contoh yang baik sebagai pimpinan. Dalam

melaksanakan pendidikan karakter dan tanggung jawab di sekolah ini

dilakukan setiap hari seperti shalat berjamaah dan selalu patuh

terhadap tata tertib yang berlaku supaya selalu besikap disiplin. Dalam

kegiatan mingguan kegiatan ekstrakurikuler juga harus wajib di

ikuti.Posisi para guru sebagai pelaksana dan pengatur strategi dalam

menjalankan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab tidak

ada bedanya antara satu guru dengan yang lainnya, karena yang wajib

memperbaiki karakter anak didik bukan hanya guru agama saja, tetapi

semua guru di MTs Manbaus Sa‟diyah.

3. Evaluasi

Proses evaluasi yang dilakukan untuk memperbaiki manajemen

pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab, dilakukan secara

struktural dari bawah ke atas. Mulai evaluasi anak didik, guru dan

40

kepala madrasah, semua diadakan evaluasi. Waktu pelaksanannya ada

yang harian dan mingguan, dilakukan untuk anak didik. Dan ada yang

perbulan dan persemester, dilakukan untuk guru dan kepala madrasah.

Bentuk dari evaluasi adanya buku penghubung yang di berikan kepada

siswa jika melanggar peraturan sekolah.

B. Saran

1. Kepala Sekolah Dalam upaya merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi pendidikan karakter khususnya karakter disiplin dan

tanggung jawab supaya dapat berjalan dengan baik, kepala sekolah

diharapkan mampu memberi motivasi, arahan, serta bimbingan yang

lebih kepada guru, staf sekolah. Komite, dan siswa. Karena tugas

kepala sekolah bukan hanya sebagai pengatur dan penentu kebijakan

sekolah namun juga sebagai fasilitator di sekolah.

2. Guru Demi kemajuan pengembangan pendidikan karakter semua guru

atau dewan pendidik diupayakan untuk selalu mencari inovasi dalam

kegiatan pembelajaran dari berbagai sumber agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan baik.

3. Peneliti selanjutnya Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa

menjadi referensi serta menambah wawasan keilmuan tentang

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter khususnya

disiplin dan tanggung jawab.

Daftar Pustaka

Abbas, Syahrizal. 2009. Manajemen perguruan tinggi: Beberapa Catatan.

Jakarta: Prenada Media Group.

Abdurrahman, Nana Herdiana. ”Character Education In Islamic Boarding School

Based SMA Amanah”, Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2 (2016): 287-305.

Ainiyah, Nur. “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Al-

Ulum, Vol 13, No.1 (2013): 25-38.

Ardila, Risma Fadila. “Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan

Pembelajarannya di Sekolah”, Inovasi Pendidikan Bunga Rampai Kajian

Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi

Abad 21, Solo, 2017, FKIP, Universitas Sebelas Maret.

Citra ,Yulia,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,”E-JupeKhu

UNP, vol.1 No. 1 (2012):237-249.

Dacholfany, M. Ihsan. “Leadership Style Character Education at The Darussalam

Gontor”, Al-Ulum, Vol. 15, No. 2 (2015): 447-464.

Daymon, Chistie. Metode-metode Riset Kualitatif Dalam Public Relation dan

Marketing. Yogyakarta: Bentang Pustaka. 2008.

Departemen Pendidikan Agama RI. Jakarta, 2003, 30.

Hamdani. Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, 22.

Hawi Alimron, Sukirman Awal,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Madrasah

Aliyah 2 Palembang”, Tadrib, Vol. 03 No. 02 (2017): 304-329

Hikmawati , Eti,”Upaya Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dalam Peningkatan

Pembelajaran di MAN Tegal Rejo dan MAN 1 Kota Magelang”, Tesis, IAIN

Salatiga, 2017, 16

Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan

Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012

Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan

Praktik di Sekolah.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Lickona, Thomas. Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu

Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan

Penting Lainnya, Jakarta:Bumi Aksara, 2016.

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014.

Manullang, Belferik. “Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas 2045”,

Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 03, No. 1, (Februari 2013), 1-14.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005.

Perpres Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

S. Benninga. Jacques. ”The Relationship Of Character Education Implementation

And Academic Achievement In Elementary Schools”, Journal of Research

in Character Education, Vol. 1, No. 1 (2003): 19-32.

Salahudin, Anas dan Irwanto. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya

Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Samani, Muchlas & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Sriwilujeng , Diyah. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: Erlangga, 2017

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Aksara. 2009.

Sumardi, Kamin. “Potret Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Salafiah”,

Pendidikan Karakter, Vol.02, No. 03, (Oktober, 2012), 280-292.

Suprayogo & Tobroni. Metodologi Sosial Agama. Bandung: Rosdakarya. 2003.

Tanis, Hibur, “Pendidikan Character Dalam Membentuk Kepribadian

Mahasiswa”, INSANI, Vol. 13 No. 2 (2012): 92-98.

Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012

Yasmin, Faizatul Lutfia. “Hubungan Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa”,

Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 4 (April 2016) 692-697.

Zuhriy, M. Syaifuddien. “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada

Pondok Pesantren Salaf”, Pendidikan Karakter, Vol. 19, No. 2, (November

2011), 292-293.

Zulkarnain. Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Manajemen Berorientasi

Link and Match. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019

Pukul : 09.30-11.00 WIB

Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah

Sumber Data : Bp. Nur Rokhim, S.Pd. M.Si

Jabatan : Kepala Madrasah

1. Bagaimana pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah saat ini?

Jawab: Pendidikan karakter yang sudah telaksana di sekolah ini merupakan

pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan pendidikan non formal karena

sekolah madrasah ini masih dalam satu lingkungan pesantren dan jdibawah

naungan yayasan.

2. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?

` Jawab: Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah

madrasah ini termasuk yang di canangkan oleh pemerintah saat ini pada PPK

yang mana termasuk lebih utamnya ada 5 penguatan pendidikan karakter yaitu

religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Tetapi sekolah ini

juga masih mengembangngkan pendidikan karakter yang dulu yang ada 18

butir diantaranya yaitu disiplin dan tanggung jawab.

3. Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter di sekolah

ini khususnya karakter dissiplin dan tanggung jawab?

Jwab: Pada pendidikan karakter di sekolah semua dewan guru dan pengurus

yayasan sekolah madrasah ini tanpa terkecuali harus terlibat memberikan

rancangan pembelajaran yang menunjang kegiatan siswa dalam pengembangan

pendidikan karakter. Prencanaan yang dirangkum untuk pembelajaran untuk

keseluruhannya akan dirapatkan dan di bentuk serta diputuskan pada rapat

dewan guru diajaran tahun baru sekolah.

4. Rancangan program apa saja yang akan dilaksanakan dalam mengembangkan

pendidikan khususnya karakter disiplin dan tanggung jawab tersebut?

Jawab: Berkaitan dengan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di

madrasah ini sudah mencantumkan beberapa tata tertib yang harus di patuhi

agar terbentuknya sikap karakter siswa yang baik. Banyak program yang

dilakukan dalam mengembangkan pendidikan karakter contoh kecil dalam

waktu pendidikan formal siswa dan siswi wajib mengikuti jamaah shalat

dzuhur karena hal tersebut dapat membentuk perilaku disiplin waktu. Selain itu

di kegiatan ekstrakurikuler banyak kegitan yang dapat di piling siswa seperti

halnya pramuka, marching band, PMI, dan sebagainya.

5. Apakah dalam perencanaan pendidikan disekolah ini merupakan representasi

dengan pendidikan pesantren?tentu saja seperti itu karena sekolah madrasah ini

merupakan sekolah yang berada di lingkup yayasan dimana juga ada

pesantrennya jadi perencanaan pendidikan juga mengacu pada tata tertib

yayasan dan juga pesantren serta sekolah.

6. Kapan evaluasi pendidikan karakter dilaksanakan? Bagaiana caranya?

Jawab: evaluasi disini kita bagi menjadi beberapa bagian. Pertama evaluasi

dilakukan satu bulan sekali ketika ada rapat bulanan yang di hadiri dari

pengurus yayasan dan sekolah. Evaluasi ini banyak membahas tentang hasil

kinerja selama satu bulan sekali. Kedua evaluasi dilakukan pada saat

penerimaan raport semester satu dan juga pada saat kenaikan kelas , pada saat

pengambilan raport evaluasi dapat disampaikan langsung kepada wali siswa

dan juga siswa yang bersangkutan agar kedepannya lebih baik lagi. Dalam

evaluasi pendidikan karakter juga dilakukan penilaian antar sesama guru

melihat tingkat kedisiplinan dari dokumen absen setiap hari.

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019

Pukul : 09.30-11.00 WIB

Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah

Sumber Data : Sukadar, S.PdI

Jabatan : Waka Kurikulum

1. Bersumber dari mana saja bahan ajar dalam mengembangkan pendidikan

karakter khususnya pendidikan disiplin dan tanggung jawab?

Jawab: Banyak buku yang dipergunakan sebagai acuan pengembangan

pendidikan karakter seperti buku kurikulum 2013 yang membimbing siswa

untuk meningkatkan pendidikan karakternya. Selain itu juga dalam pembuatan

adsminitrasi seperti RPP dan Silabus didalamnya juga di masukkan pendidikan

karakter.

2. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?

Jawab: Karena sekolah ini adalah sekolah berbasis pesantren maka banyak

pendidikan karakter yang di kembangkan seperti mandiri, disiplin, tanggung

jawab, gotong royong, religious, peduli, jujur

3. Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter di sekolah

ini khususnya karakter disiplin dan tanggung jawab?

Jawab: Dalam perencanaan pendidikan karakter semuan dewan guru sekolah

terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter tidak lupa juga pengurus dan

pimpinan yayasan sekolah madrasah ini juga ikut terlibat dalam perencanaan

pendidikan karakter.

4. Seperti apa standar penilaian keberhasilan dalam pengembangan pendidikan

karakter disiplin dan tanggung jawab?

Jawab: Stadar penilaian yang dilakukan dalam pendidikan disiplin dan

tanggung jawab berupa buku penghubung atau buku catatan siswa. Dalam

buku itu ada rentang pemberian nilai kepada siswa

5. Apakah perubahan karakter siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?

Jawab: Iya pasti lah mas. Anak yang karakternya berubah pasti akan

mempengaruhi hasil prestasi siswa. Contoh kecil ya mas, anak yang

bertanggung jawab mengerjakan PR guru pasti akan memberikan nilai yang

baik kalau itu terus dilakukan pasti prestasi siswa tersebut meningkat.

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019

Pukul : 12.30-14.00 WIB

Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah

Sumber Data : Trismun, S.HI

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

1. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?

Jawab: Pastinya banyak pendidikan karakter yang dikembangkan disiplin,

tanggung jawab, mandiri, jujur, kerja keras.

2. Sejauh ini pendidikan karakter yang sudah di laksanakan seperti apa?

Jawab: Sampai saat ini pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah ini

sudah berjalan dengan baik. Mulai dari disiplin dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah karena sekolah ini di lingkup pesantren maka siswa harus

selalu disiplin dan mandiri. Selai itu juga harus mematuhi seluruh tata tertib

yang ada pada yayasan madrasah ini.

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan pendidikan

karakter?

Jawab: Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah ini

karena peran orang tua selalu memantau perkembangan anaknya melalui guru

disamping itu orang tua juga akan memberikan informasi berbagai hal yang

terkait dengankegiatan atau perilaku anak didalam rumah atau di luar rumah.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah lingkungan dan media social banyak

anak menjadi “nakal” ketika salah pergaulan di lingkungan serta berlebihan

menggunakan media sosial seperti “facebook”. Kalau salah dalam penggunaan

media sosial nantinya banyak perilaku negatif yang dilakukan.

4. jelaskan contoh pembelajaran pendidikan karakter yang di integrasikan dengan

mata pelajaran yang lain?

Jawab: Banyak contoh pendidikan karakter yang di integrasikan dengan mata

pelajaran yang lain apalagi sekolah ini juga berbasis pesantren pasti dalam

pelajaran pendidikan agama islam yang dihubungkan dengan pendidikan

karakter seperi shalat tepat waktu itu kan juga mencerminkan perilaku disiplin.

Membayar zakat karena itu adalah tanggung jawab umat muslim. Tanggung

jawab juga merupakan pendidikan karakter.

5. Apakah dalam pembelajaran pendidikan karakter hanya terlaksana di dalam

kelas atau juga dengan pembelajaran ekstrakurikuler?

Jawab: Pendidikan karakter di terapkan pada pendidikan formal dan non

formal. Di kegiatan ekstrakurikulerpun juga menerapkan pendidikan karakter.

Jadi semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ini memang harus

ada penanaman pendidikan karakternya.

6. Apakah perubahan karakter siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?

Jawab: Ya itu ada pengaruhnya terhadap prestasi siswa. Siswa yang

menerapkan pendidikan karakter pastinya prestasinya sedikit demi sedikit akan

meningkat.

BIOGRAFI PENULIS

Berikut ini adalah biografi penyusun tesis secara singkat:

Nama : Nur Said

NIM : 12010160047

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Ampel Gading RT.04/06 Kenteng Kec. Bandungan 50665

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Email : [email protected]

Biografi Pendidikan:

1. SDN Kenteng 01 : Lulus Tahun 2004

2. MTs Al-Manar : Lulus Tahun 2007

3. MA Al-Manar : Lulus Tahun 2010

4. S1 IAIN Salatiga : Lulus Tahun 2015

5. S2 IAIN Salatiga : Masuk Tahun 2016

Demikian biografi dan riwayat hidup penulis, semoga dapat menjadi awal

perkenalan yang baik dan dapat menjadikan hubungan Ukhuwah Islamiyah bagi

penulis dan pembaca tesis ini.

Demak, 31 Juli 2019

Penulis

Nur Said