Tesis Manajemen Pembiayaan

183
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah, sebagaimana tertuang dalam pasal 17 ayat 2 UU Sisdiknas, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dimana madrasah mempunyai fungsi yang sama dengan satuan pendidikan lainnya terutama dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1 Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, maka keberhasilan madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikannya akan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Namun disadari 1 ? Republik Indonesia, Undang-Undang R.I No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB II Pasal 3. 1

description

Thesis

Transcript of Tesis Manajemen Pembiayaan

Page 1: Tesis Manajemen Pembiayaan

BAB IPEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah, sebagaimana tertuang dalam pasal 17 ayat 2 UU Sisdiknas,

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Undang Undang Sistem Pendidikan

Nasional Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dimana madrasah

mempunyai fungsi yang sama dengan satuan pendidikan lainnya terutama dalam

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab1

Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, maka keberhasilan

madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikannya akan memberikan kontribusi

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Namun disadari bahwa

dalam melaksanakan upaya tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai

permasalahan. Seperti permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah umum

lainnya, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh madrasah saat ini adalah

mutu pendidikan masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini seperti

apa yang diungkapkan oleh Natsir Armaya Siregar dan Mohd. Sitompul, bahwa

meskipun perkembangan madrasah telah cukuip menggembirakan akan tetapi dari

1 ? Republik Indonesia, Undang-Undang R.I No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB II Pasal 3.

1

Page 2: Tesis Manajemen Pembiayaan

segi mutu masih belum memuaskan atau kadang-kadang memprihatinkan2.

Bermutu tidaknya pendidikan di madrasah tidak lepas dari berbagai aspek

yang terkait dengan kehidupan madrasah. Keuangan dan pembiayaan merupakan

salah satu aspek yang secara langsung dapat menunjang efektifitas dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di madrasah. Pembiayaan merupakan salah satu faktor

penentu bagi terlaksananya proses pendidikan yang pada gilirannya berdampak

terhadap peningkatan mutu3.

Terkait dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, Departemen

Agama mengemas Development of Madrasah Aliyahs Project (DMAP). Melalui

proyek ini diharapkan dapat dilakukan sejumlah langkah strategis dan terobosan

untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah aliyah, baik yang menyangkut

pengembangan kurikulum, pendanaan, sarana/prasarana, ketenagaan dan

pengawasan, termasuk peningkatan dalam bidang kelembagaan.

Secara makro, proyek pengembangan Madrasah Aliyah ini merupakan

bagian integral dari kebijakan pemerintah yang direalisasikan dalam pengaturan

operasional bersama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen

Agama tentang beragam persoalan di bidang pendidikan, yang salah satu di antara

persoalan-persoalan tersebut adalah merumuskan strategi dan berbagai program

untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam sistem pendidikan.

2 ? Natsir Armaya Siregar dan Mohd Saleh Sitompul, “Reposisi dan Revitalisasi Madrasah,” dalam Jamaludin, Mendiskusikan Kembali Eksistensi Madrasah ( Cet. II: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003), h. 42.3 ? Nanang Fatah, “Indikator Kemandirian Pembiayaan Madrasah,” Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan. Volume 5 nomor 1 ( Januari-Maret), h. 39

2

Page 3: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sebagai wujud konkrit dari perumusan strategi pengembangan program

pendidikan pada Madrasah Aliyah adalah lahirnya Surat Keputusan Direktur

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama nomor

E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/98, tertanggal 20 Februari 1998, tentang pengembangan

Madrasah Aliyah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model pada 26

propinsi yang tersebar di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, dan MAN

Model Manado adalah salah satu di antaranya.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah, tidak lepas dari upaya

perbaikan manajemennya4. Manajemen adalah proses atau kegiatan orang-orang

dalam organisasi dengan memanfaatkan sumber-sumber (juga disebut unsur

manajemen yaitu sumber daya manusia, dana atau sumber keuangan, dan sarana

atau perangkat kerja termasuk di dalamnya metoda/teknologi dan material/bahan-

bahan) yang tersedia bagi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen

juga berarti ketrampilan dan kemampuan untuk memperoleh hasil melalui

kegiatan bersama orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan5.

Jika dikaitkan dengan madrasah, maka manajemen madrasah adalah proses atau

kegiatan orang-orang dalam dalam madrasah dengan memanfaatkan sumber daya

manusia yang ada di madrasah, sumber keuangan untuk pembiayaan madrasah,

dan sarana serta prasarana yang tersedia untuk tercapainya tujuan madrasah.

4 ? Departemen Agama R.I, Profil Madrasah Aliyah, ( Jakarta: Departemen Agama R.I., 2005), h. 15 5 ?Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen; pengetahuan praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif (Cet 2: Yogyajarta: Pustaka Pelajar, 2003). H. 4..

3

Page 4: Tesis Manajemen Pembiayaan

Manajemen berbasis madrasah merupakan model manajemen yang

diterapkan saat ini, dimana manajemen berbasis madrasah merupakan model

manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada madrasah, memberikan

fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada madrasah, dan mendorong partisipasi

secara langsung warga madrasah (guru, siswa, kepala madrasah, karyawan) dan

masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha,

dsb.) untuk meningkatkan mutu madrasah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku6.

Salah satu aspek yang digarap oleh madrasah sesuai dengan model ini

adalah pengelolaan keuangan dan pembiayaan, karena madrasahlah yang paling

memahami kebutuhannya, sehingga desentralisasi pengalokasian/penggunaan

uang untuk pembiayaan kegiatan pendidikan sudah seharusnya dilimpahkan ke

madrasah. Madrasah diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan

yang mendatangkan penghasilan (income generating activities), sehingga sumber

keuangan tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.

Manajemen pembiayaan madrasah merupakan aspek yang penting dan

tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen pendidikan secara keseluruhan,

karena pada hakekatnya anggaran dan pembiayaan madrasah merupakan

penjabaran dari program madrasah dalam bentuk angka-angka yang akan

dipertanggungjawabkan bersama pencapaian program pada akhir tahun anggaran.

Sumber keuangan dan pembiayaan pada madrasah secara garis besar dapat

6 ? Departemen Pendidikan Nasional R. I.. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 23

4

Page 5: Tesis Manajemen Pembiayaan

dikelompokkan atas beberapa sumber, yaitu (1) pemerintah, baik pemerintah pusat

melalui APBN melalui Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pemerintah

daerah melalui APBD bidang pendidikan. (2) orang tua dan masyarakat; (3) dana

masyarakat, (4) usaha ekonomi madrasah, (4) sumber lain yang tidak mengikat7.

Dalam implementasi manajemen berbasis madrasah, manajemen

pembiayaan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap

perencanaan, penyusunan penggunaan anggaran, sampai pengawasan dan

pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana yang

diperoleh madrasah benar-benar dimanfaatkan secara tertib, efektif, efisien,

tranparan dan akuntabel.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado.

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, penulis merumuskan masalah pokok

sebagai bahan penelitian ini yaitu bagaimana manajemen pembiayaan pendidikian

di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado. Sedangkan sub masalahnya adalah:

1. Bagaimana perencanaan (planning) pembiayaan pendidikan di Madrasah

Aliyah Negeri Model Manado?

2. Bagaimana pengorganisasian (organizing) pembiayaan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado?

7 ?Departemen Agama R.I, Pedoman Standar Pelayanan Minimal Madrasah Aliyah. (Jakarta: Departemen Agama R.I., 2005), h. 55-56

5

Page 6: Tesis Manajemen Pembiayaan

3. Bagaimana penggerakan (actuating) pembiayaan pendidikan di Madrasah

Aliyah Negeri Model Manado?

4. Bagaimana pengawasan (controlling) pembiayaan pendidikan di Madrasah

Aliyah Negeri Model Manado?

C. Pengertian Judul

Judul penelitian ini adalah ”Manajemen Pembiayaaan Pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado”. Untuk memahami berbagai aspek yang

diteliti maka perlu dipahami istilah (term) yang digunakan agar tidak mendapat

kesulitan dalam memahami dan menginterpretasi isi tesis ini maka berikut ini

beberapa pengertian istilah yang perlu dijelaskan:

Manajemen: merupakan merupakan suatu proses dimana suatu kelompok secara

kerjasama mengarahkan tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan bersama.

Proses tersebut mencakup teknik-teknik yang digunakan oleh manajer untuk

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau ativitas orang-orang lain menuju

tercapainya tujuan bersama; para manajer sendiri jarang melakukan aktivitas-

aktivitas yang dimaksud8

Pembiayaan: segala sesuatu yang berkenan dengan ongkos dan biaya9.

Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

8 ? Azhar Arsyad, op.cit. h.1.9 ? Zul Fajri dan Ratu Aprilia.. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Jakarta: DifaPublisher, 2006), h.164.

6

Page 7: Tesis Manajemen Pembiayaan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara10. 

Manajemen Pembiayaan: penentuan kebijaksanaan pengadaan dan penggunaan

keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja berupa kegiatan

perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan

Berdasarkan pengertian istilah di atas, maka dapat dirumuskan definisi

operasional judul penelitian ini yaitu: merupakan penentuan kebijaksanaan

pengadaan dan penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi

kerja berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban dan

pengawasan keuangan dalam bidang pendidikan yang difokuskan pada Madrasah

Aliyah Negeri Manado.

D. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang manajemen pembiayaan

pendidikan yang ditemukan peneliti antara lain: penelitian dari Aep Syaefudin

Firdaus (2004) yang berjudul: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dan

Dampaknya Terhadap Produktivitas Sekolah (Kajian Pada Madrasah Tsanawiyah

Negeri Di Kabupaten Cianjur) difokuskan pada prencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pengendalian pembiayaan pendidikan serta tingkat produktivitas

pendidikan di tingkat Madrasah Tsanawiyah. Selanjutnya hasil penelitian dari

Yahya ( 2005) yang berjudul Sistem Manajemen Pembiyaan Pendidikan (Suatu

Studi Tentang Pembiyaan Pendidikan Sekolah Dasar di Propinsi Sumatra Barat)

berkaitan dengan sistem manajemen pembiayaan pendidikan khususnya di

Sekolah Dasar di provinsi Sumatra Barat. Studi ini sebagai upaya mencari tahu

10 ? Republik Indonesia, Undang-Undang R.I No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab I Pasal 1.

7

Page 8: Tesis Manajemen Pembiayaan

makna investasi dalam pendidikan, bagaimana mengelola investasi, serta

perangkat apa yang dibutuhkan di dalam operasionalnya sehingga pendidikan

terlaksana secara adil, merata, layak. efektif dan efisien sebagai cerminan suatu

pelayanan yang berkualitas.

Hasil penelitian dari Dedy Achmad K (2005) yang berjudul: Manajemen

Pembiayaan Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Pendidikan (Kajian

pada Sekolah Menengah Umum di Wilayah Dinas Kota Bandung) Penelitian ini

mengkaji tentang fenomena faktor-faktor manajemen pembiayaan pendidikan dan

pengaruhnya terhadap kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Umum.

Penelitian dari Rohandi Yahya yang berjudul: Kontribusi Manajemen Pembiayaan

Pendidikan Terhadap Proses Peningkatan Produktivitas Pendidikan (Studi

Deskriptif tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP Negeri Kabupaten

Bandung, tahun 2002/2003). Fokus dalam penelitian ini dibatasi pada

bagaimanakah kontribusi manajemen pembiayaan pendidikan terhadap proses

peningkatan produktivitas pendidikan di SMP Negeri Kabupaten Bandung.

Berdasarkan studi pustaka, peneliti belum menemukan penelitian yang

mengkaji tentang manajamen pembiayaan di Madrasah Aliyah Negeri Model.baik

yang ada di kota Manado maupun di luar kota Manado. Oleh karena independensi

judul tesis ini cukup cukup tegas dari aspek originilitasnya.

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi dan Jenis penelitian

Lokasi penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri Manado. Jenis

penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang

8

Page 9: Tesis Manajemen Pembiayaan

data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-

kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan

informan.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Studi etnografi

(ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya,

kelompok sosial atau sistem. Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi

etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa, kepercayaan, ritual

dan cara-cara hidup Etnografi adalah pendekatan empiris dan teoretis yang

bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan

berdasarkan penelitian lapangan (fieldwork) yang intensif. Etnograf bertugas

membuat thick descriptions (pelukisan mendalam) yang menggambarkan

kejamakan struktur-struktur konseptual yang kompleks, termasuk asumsi-asumsi

yang tak terucap dan taken for granted (yang dianggap sebagai kewajaran)

mengenai kehidupan11. Penelitian ethnographic mempelajarai phenomena sebagai

kejadian wajarnya12. Seorang etnografer memfokuskan perhatiannya pada detil-

detil kehidupan lokal dan menghubungkannya dengan proses-proses sosial yang

lebih luas. Hasil akhir penelitian komprehensif, suatu naratif deskriptif yang

bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang menginterpretasikan seluruh aspek-

aspek kehidupan dan menggambarkan kompleksitas kehidupan tersebut. Untuk

itu, penelitian ini difokuskan pada penelitian mikro etnografi, yaitu difokuskan

11 ?Sukmadinata dan Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. (Cet. 2; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 62.12 ? Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Cet..2; Yohyakarta: Rake Sarasin, 2002), h.132.

9

Page 10: Tesis Manajemen Pembiayaan

pada manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Manado

3. Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti merupakan instrument utama pengumpul data dalam penelitian

ini13

4. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber

data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah: dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara14

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data) artinya peneliti melakukan analisis data pada saat data

sementara dan sesudah dikumpulkan. Sebelum analisis data dilakukan, data

dikelola dengan cara mengorganisirnya untuk memudahkan dalam proses analisis

Dalam menganalisis data akan mengikuti langkah-langkah:

a. membaca, menelaah dan mempelajari data

b. mereduksi data

Setelah semua data dipelajari peneliti mereduksi dengan cara

merangkumnya dalam bentuk abstraksi. Abstraksi adalah rangkuman mengenai

hal-hal pokok, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga

tetap berada di dalamnya. Data yang masih mentah perlu dimatangkan melalui

pola, kategori dan dibuat sistematikanya.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah mereduksi data adalah :

13 Ibid h. 13414 Ibid h. 139

10

Page 11: Tesis Manajemen Pembiayaan

a) Mengorganisasikan data.

b) Menyortir data,

c) Pengkategorian data

c. Menampilkan data (display)

d. Pengecekan keabsahan data.

Untuk menguji kebenaran (keabsahan) data peneliti akan melakukan

teknik triangulasi. Adapun teknik triangulasi yang dilakukan oleh peneliti

adalah:

1) Triangulasi sumber:

2) Triangulasi metode:

3) Triangulasi situasi:

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji dan mendeskripsikan perencanaan pembiayaan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado

2. Mengkaji dan mendeskripsikan pengorganisasian pembiayaan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado

3. Mengkaji dan mendeskripsikan penggerakan pembiayaan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado

4. Mengkaji dan mendeskripsikan pengontrolan pembiayaan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Model Manado

Kegunaan dari penelitian ini adalah

11

Page 12: Tesis Manajemen Pembiayaan

1. Kegunaan Teoretis.

Berbagai pemikiran, konsep, dan gagasan teoretis yang dikemukakan serta

diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pendidikan pada umumnya, dan bagi pengembangan ilmu manajemen

pendidikan pada khususnya, terutama manajemen pembiayaan pendidikan

di tingkat madrasah

2. Kegunaan praktis

a. Memberikan manfaat praktis bagi pimpinan madrasah, para guru maupun

stakeholders di Madrasah Aliyah Negeri Model Manado di dalam

mengembangkan manajemen pembiayaan pendidikan sebagai MAN

Model serta bagi madrasah-madrasah lainnya dalam upayanya untuk

menjadi madrasah model.

b. Memungkinkan adanya penelitian lebih lanjut oleh peneliti lainnya untuk

lebih menggali dan mengembangkan permasalahan yang diteliti.

G. Garis Besar Isi

Penelitian ini secara sistematik terdiri dari lima bab yang diuraikan dalam

beberapa sub bab sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan yang memuat: latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, pengertian judul, tujuan dan kegunaan penelitian, garis-garis

besar isi.

Bab kedua, tinjauan teoritis yang memuat: konsep dasar manajemen

pembiayaan pendidikan, perencanaan pembiayaan pendidikan, pelaksanaan

12

Page 13: Tesis Manajemen Pembiayaan

pembiayaan pendidikan, pengontrolan pembiayaan pendidikan dan pertanggung

jawaban pembiayaan pendidikan.

Bab ketiga, Metodologi Penelitian yang terdiri dari: lokasi dan jenis

penelitian, pendekatan penelitian, instrumen pengumpulan data, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data

Bab keempat, kajian terhadap perencanaan pembiayaan pendidikan,

penmgorganisasian pembiayaan pendidikan, pergerakan pembiayaan pendidikan

dan pengontrolan pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Model

Manado

Bab kelima, Kesimpulan dan implikasi penelitian Selanjutnya dilanjutkan

dengan daftar pustaka.

H. Sistimatika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan dan Batasan Masalah C. Pengertian Judul D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian E. Garis-Garis Besar Isi Tesis

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Pembiayaan PendidikanB. Perencanaan (planning) Pembiayaan Pendidikan di MadrasahC. Pengorganisasian ( organizing) Pembiayaan Pendidikan MadrasahD. Penggerakan (actuating) Pembiayaan Pendidikan MadrasahE. Pengawasan (controlling) Pembiayaan Pendidikan Pendidikan

Madrasah

BAB III METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PenelitianB. Metode PendekatanC. Metode Pengumpulan Data D. Metode Pengolahan dan Analisis Data

13

Page 14: Tesis Manajemen Pembiayaan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIANA. Perkembangan dan Kondisi Obyektif MAN Model ManadoB. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan di MadrasahC. Pengorganisasian Pembiayaan Pendidikan di MadrasahD. Pengerakan Pembiayaan Pendidikan MadrasahE. Pengontrolan Pembiayaan Pendidikan Madrasah

BAB V PENUTUPA. A. Kesimpulan ……………………………………………..

B. Saran-saran ……………………………………………..

DAFTAR KEPUSTAKAAN …………………….…………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………

14

Page 15: Tesis Manajemen Pembiayaan

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Konsep Dasar Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Madrasah

Manajemen adalah proses di mana tindakan individual dan group

dikoordinasikan ke arah pencapaian tujuan organisasi. Duncan (1989:31)

Wahjosumidjo (2003:94) mengartikan manajemen merupakan proses

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha

anggota-anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber organisasi

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Terry dan Rue (1997:3) mendefinisikan

manajemen sebagai proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan semua

sumber daya, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Handoko (200:8) manajemen didefinisikan sebagai bekerja dengan

orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan

organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian

(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).

Stoner (1998:2) mengemukakan manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif

dan efisien. Kegiatan di madrasah yang sangat kompleks membutuhkan

15

Page 16: Tesis Manajemen Pembiayaan

pengaturan yang baik. Keuangan dan pembiayaan di madrasah merupakan bagian

yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu diatur

sebaik-baiknya. Untuk itu perlu manajemen pembiayaan yang baik. Sebagaimana

yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan

manajemen pembiayaan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan

manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber penda-

naan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban10. Di

dalam manajemen pembiayaan madrasah terdapat rangkaian aktivitas terdiri dari

perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diper-

lukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran madra-

sah. Manajemen pembiayaan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/keta-

tausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertan-

ggungjawaban dan pelaporan11. Dengan demikian manajemen pembiayaan ma-

drasah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan madrasah mulai dari

perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban

keuangan madrasah

Melalui kegiatan manajemen pembiayaan maka kebutuhan pendanaan ke-

giatan madrasah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara

transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara

efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen pembiayaan adalah:

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan madrasah

10. Manullang, M. 1990. Dasar-dasar Manajemen. ( Cet. 1. Jakarta: Ghalia Indonesia). h.35

16

Page 17: Tesis Manajemen Pembiayaan

11 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan. ateri Pelatihan Terpadu untuk Kepala Sekolah.(Cet.1 Jakarta: irjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama). h. 14b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan madrasah.

c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran madrasah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala

madrasah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan

yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta

memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Manajemen pembiayaan madrasah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana

pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

akuntabilitas publik.

A. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan di Madrasah

1. Pengertian

Perencanaan merupakan proses awal dari pelaksanaan semua fungsi

manajemen. Terry & Rue (2001:11) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu

kumpulan keputusan untuk mempersiapkan tindakan-tindakan di masa

mendatang. Saaty (1993:14) memberikan pengertian perencanaan sebagai suatu

aktifitas yang bertujuan dan dinamis yang berkaitan dengan pencapaian tujuan

yang diinginkan. Burhanuddin (1994:167) mengartikan perencanaan sebagai suatu

aktifitas pengambilan keputusan tentang sasaran apa yang akan dicapai, tindakan

apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut dan

siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Turang (2002:1) dalam

kaitannya dengan perencanaan pendidikan secara lebih konkrit menegaskan

17

Page 18: Tesis Manajemen Pembiayaan

bahwa perencanaan adalah; (1) suatu proses pemikiran, analisis dan keputusan

masa depan pendidikan, (2) suatu prediksi, proyeksi dan perkiraan pengembangan

pendidikan mendatang, (3) suatu kajian alternatif pencapaian tujuan pendidikan,

(4) suatu tulisan ‘sejarah’ masa depan pendidikan, (5) suatu rancangan

pembangunan masa depan pendidikan, (6) suatu fungsi organik manajemen

pendidikan dan menjadi dasar atau pedoman pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen lainnya.

Berdasarkan pada serangkaian definisi yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses

mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya,

tindakan dalam mencapai tujuan organisasi dengan dan tanpa menggunakan

sumber-sumber yang ada. Dengan kata lain, perencanaan adalah suatu aktifitas

yang dilakukan secara sadar dan pengambilan keputusan yang telah

diperhitungkan secara matang tentang berbagai hal yang akan dikerjakan di

masa depan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian terdapat empat pokok pikiran

yang diperoleh dari pengertian-pengertian perencanaan di atas, yaitu:

a. Suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya melainkan lahir sebagai

hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang telah dilakukan.

b. Para perencana mutlak perlu memiliki keberanian mengambil keputusan

dengan segala resikonya. Dikatakan demikian karena suatu rencana adalah

suatu keputusan yang hendak dilaksanakan di masa yang akan datang dan

salah satu cirinya adalah ketidak pastian.

18

Page 19: Tesis Manajemen Pembiayaan

c. Suatu rencana adalah berorientasi masa depan. Artinya, setiap perencanaan

yang dirumuskan adalah harus mampu memprediksikan apa yang akan terjadi

masa depan.

d. Rencana harus mempunyai makna. Maksudnya, apabila rencana itu

dilaksanakan, ia harus mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam

pemcapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.

1. Fungsi dan Kegunaan

Berpijak dari uraian tentang pengertian perencanaan sebagaimana telah

dikemukakan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa perencanaan mempunyai

kegunaan yang sangat signifikan manajemen pembiayaan pendidikan. Hal ini

didasarkan pada beberapa pemikiran yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli

antara lain, Widjayakusuma, dkk. (2002:109) bahwa perencanaan dalam suatu

organisasi memegang peranan yang cukup urgen dalam pencapaian tujuan

organisasi tersebut. Selanjutnya, menurutnya bahwa terdapat empat peranan

penting dari sebuah perencanaan yaitu sebagai berikut :

a) Mengurangi atau mengimbangi ketidak-pastian dan perubahan-perubahan di masa mendatang;

b) Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran;c) Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara efisien dan

efektif; dan, d) Memudahkan pengawasan.

Sehubungan dengan itu, Burhanuddin dalam M. Karebet Widjaya Kusuma

dan M. Ismail Yusanto (2002:111) menjelaskan bahwa perencanaan memiliki

fungsi utama dan pertama dan kegunaan yang baik dalam pengelolaan suatu

organisasi utamanya dalam aplikasi langkah-langkah manajerial. Lebih lanjut

19

Page 20: Tesis Manajemen Pembiayaan

menurut mereka fungsi dan kegunaan yang diharapkan dari adanya aktifitas

perencanaan ini adalah :

a. Agar kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu (organisasi), tertib dan

lancar.

b. Mendorong suatu pelaksanaan kegiatan organisasi secara produktif.

c. Mengusahakan penggunaan alat-alat dan sumber-sumber lainnya secara

efisien dan benar-benar mendukung bagi pencapaian tujuan organisasi.

d. Memberikan gambaran yang lengkap bagi seluruh kegiatan yang akan

dikerjakan. Dengan demikian dapat ditentukan keterampilan mana yang

dibutuhkan dan kepada personil yang macam apa suatu kegiatan dilimpahkan.

e. Dapat memberikan petunjuk bagi setiap personil, khususnya pemimpin

organisasi untuk mengadakan pengawasan dan menilai setiap kegiatan yang

dilakukan, apakah sudah sesuai dengan harapan-harapan sebelumnya.

f. Selanjutnya atas dasar point 5 di atas, para administrator dapat melakukan

pembinaan organisasi secara terarah, sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.

Sejalan dengan pemikiran-pemikiran tersebut, dapatlah dijelaskan bahwa

perencanaan mempunyai fungsi dan kegunaan pada beberapa unsur penting dalam

pengelolaan organisasi. Fungsi dan kegunaan dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan berperan mengkoordinasikan berbagai bagian dengan adanya

tujuan organisasi.

b. Dengan perencanaan dapatlah dipilih metode kerja yang paling baik.

20

Page 21: Tesis Manajemen Pembiayaan

c. Perencanaan menggariskan strategi, kebijaksanaan dan program-program

sehingga delegasi kekuasaan untuk bertindak diperlancar dan kepastian dapat

terjamin.

d. Perencanaan merupakan dasar atau pedoman untuk pengawasan, perencanaan

menghasilkan standar yang dapat dipakai dengan alat pengukur hasil kerja.

e. Dengan perencanaan maka semua anggota organisasi memperhatikan adanya

tujuan-tujuan atau target organisasi sehingga segala kegiatan itu dapat

difokuskan secara efisien dan efektif.

f. Perencanaan bertujuan untuk menunjang tercapainya tujuan-tujuan organisasi,

baik primer maupun sekunder.

g. Untuk meningkatkan produktivitas anggota organisasi.

Dalam kaitannya dengan kegunaan perencanaan manajemen pendidikan,

termasuk di dalamnya adalah manajemen pembiayaan pendidikan Turang

(2002:1) menegaskan bahwa perencanaan dalam hal ini menduduki posisi penting

utamanya dalam, (1) mengantar, mengarahkan dan mengendalikan perobahan-

perobahan dan kemajuan pendidikan, (2) menjamin efisiensi dan efektivitas

pengembangan pendidikan, (3) memberikan kesatuan motivasi, dan persepsi bagi

para penyelenggara pendidikan dan masyarakat publik, terutama pihak-pihak yang

langsung berkepentingan dengan pendidikan (stakeholders), (4) memberikan visi,

misi, tujuan dan sasaran, serta langkah-langkah strategik pengembangan

pendidikan, (5) lebih tertuju pada pembangunan dan pengembangan pendidikan

dari pada segi-segi rutin, (6) mengajarkan para penyelenggara pendidikan dan

pihak stakeholders tentang bagaimana pembangunan pendidikan, (7) merupakan

21

Page 22: Tesis Manajemen Pembiayaan

pendorong dan sekaligus memberikan arah dan tujuan untuk terjadinya suatu

perubahan penyelenggaraan pendidikan.

Mengacu pada uraian-uraian tentang kegunaan-kegunaan perencanaan

dalam suatu organisasi seperti telah diutarakan di atas, maka secara garis besar

dapat dinyatakan bahwa kegunaan adanya perencanaan utamanya dalam

manajemen pembiayaan pendidikan :

a. Ada garis besar atau kerangka kerja yang dapat dijadikan pedoman dalam

pembiayaan.

b. Dengan adanya perencanaan pembiayaan, maka proses pencapaian tujuan

dapat dilalui dengan mulus.

c. Dengan kepastian berbagai program dapat menghemat dana, waktu dan

tempat.

d. Langkah-langah kerja dalam pembiayaan selalu dikontrol oleh standar yang

dinyatakan dalam bentuk perencanaan salah satu cara yang paling lumrah

dikemukakan dalam penyusunan suatu rencana adalah dengan menyatakan

bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan,

apa, dimana, bagaimana, siapa dan mengapa.

b. Karakteristik Perencanaan

Pengalaman menunjukkan bahwa ditemukannya jawaban atas pertanyaan

apa, dimana, bagaimana, siapa dan mengapa sebagaimana tersebut pada point ke

empat (d) tersebut, akan berakibat pada tersusunnya suatu rencana yang baik.

Perencanaan yang baik sudah barang tentu harus memiliki karakteristik dasar.

Adapun karakteristik dasar perencanaan sebagaimana dirangkum dari beberapa

22

Page 23: Tesis Manajemen Pembiayaan

pemikiran pakar manajemen antara lain, Burhanuddin (1994:170) dan

Widjayakusuma (2002:109-112), adalah sebagai berikut :

a. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

b. Rencana sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang hendak dicapai.

c. Pemenuhan persyaratan keahlian teknis penyusunan suatu rencana untuk

kemudian disahkan oleh manajer seyogyanya diserahkan kepada orang-orang

yang betul-betul memenuhi persyaratan keahlian menyusun rencana.

d. Rencana harus disertai oleh rincian yang cermat. Artinya perencanaan

merupakan suatu bentuk keputusan apa yang akan dikerjakan di masa depan

dan juga memberikan petunjuk operasionalisasinya.

e. Rencana harus senantiasa mempunyai keterkaitan dengan pelaksanaan.

f. Kesederhanaan sebagai ciri rencana menyangkut berbagai hal seperti teknik

penyusunannya, bahasa yang digunakan, sistematikanya, formatnya,

penekanan berbagai prioritasnya, dan sebagainya.

g. Fleksibilitas. Suatu rencana yang baik adalah rencana yang mempunyai pola

dasar dan relatif permanen.

h. Rencana harus memberikan tempat pada pengambilan resiko.

i. Rencana harus bersifat pragmatik.

j. Sebagai instrumen peramalan masa depan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Turang (2002:10) menegaskan bahwa

perencanaan yang baik harus memperhatikan karakteristik dasar perencanaan

yang beliau sebut dengan istilah azas-azas perencanaan pendidikan yaitu : (1)

23

Page 24: Tesis Manajemen Pembiayaan

finalistic (ada tujuan dan sasaran), (2) futuristic (berorientasi masa depan), (3)

rational (bukan emosional), (4) systemable (bertahap dan berkelanjutan), (5)

managable (dapat dikelola), (6) evaluable (dapat dievaluasi).

Terkait dengan manajemen pembiayaan, perencanaan merupakan langkah

awal dalam proses manajemen pembiayaan Perencanaan pembiayaan adalah sua-

tu proses yang rasional dan sistematis dalam menetapkan langkah-langkah kegia-

tan yang terkait dengan pembiayaan berbagai program atau kegiatan akan dilaksa-

nakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut mengan-

dung unsur-unsur bahwa di dalam perencanaan pembiayaan pendidikan ada pro-

ses, ada kegiatan yang rasional dan sistematis serta adanya tujuan yang akan dica-

pai. Perencanaan pembiayaan sebagai proses, artinya suatu kejadian membu-

tuhkan waktu, tidak dapat terjadi secara mendadak. Perencanaan pembiayaan se-

bagai kegiatan rasional, artinya melalui proses pemikiran yang didasarkan pada

data yang riil dan analisis yang logis, yang dapat dipertanggungjawabkan, dan ti-

dak didasarkan pada ramalan yang intuitif. Perencanaan pembiayaan sebagai ke-

giatan yang sistematis, berarti perencanaan meliputi tahap tahap kegiatan. Kegia-

tan yang satu menjadi landasan tahapan berikutnya. Tahapan kegiatan tersebut da-

pat dijadikan panduan sehingga penyimpangan dapat segera diketahui dan diatasi.

Sedangkan tujuan perencanaan pembiayaan itu sendiri arahnya agar kegiatan yang

dilaksanakan tidak menyimpang dari arah yang ditentukan. Yang perlu diperha-

tikan di dalam perencanaan pembiayaan madrasah antara lain menganalisis pro-

gram kegiatan dan prioritasnya, menganalisis dana yang ada dan yang mungkin

bisa diadakan dari berbagai sumber pendapatan dan dari berbagai kegiatan. Peren-

24

Page 25: Tesis Manajemen Pembiayaan

canaan pembiayaan madrasah disesuaikan dengan rencana pengembangan madra-

sah secara keseluruhan, baik pengembangan jangka pendek maupun jangka pan-

jang.

Kalau dianalisis pembuatan perencanaan pembiayaan pendidikan di ma-

drasah, dirumuskan sikuensi perencanaan pembiayaan yang strategis sebagai be-

rikut: 1) misi (mission), 2) tujuan jangka panjang (goals), 3) tujuan jangka pen-

dek(objectives), 4) program, layanan, aktivitas(programs, services, activities), tu-

juan jangka panjang, tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unit seko-

lah(site-based unit goals & objectives), 5) target: baik outcomes maupun outputs,

6) anggaran (budget), dan 7) perencanaan pembiayaan yang strategis (strategic fi-

nancial plan) 12

Proses perumusan perencanaan pembiayaan yang strategis, memerlukan

12.Imron, Ali. 2004. Manajemen Keuangan Berbasis Sekolah. Dalam Maisyaroh dkk, 2004. Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.( Cet. 2 Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang) h. 26

kajian secara cermat tentang evaluasi diri lembaga pendidikan yang bersangkutan,

visi, misi, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek lembaga pendidikan.

Kemudian ditetapkan program kegiatan dan berbagai layanan yang dilaksanakan

lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan pendek serta

target yang akan dicapai baik output maupun outcomesnya, dan disusunlah angga-

ran sehingga jadilah perencanaan pembiayaan yang strategis sesuai dengan kondi-

si madrasah.

Perencanaan dibuat oleh kepala madrasah, guru, staf madrasah dan pengu-

rus komite sekolah. Mereka mengadakan pertemuan untuk menentukan kebutuhan

25

Page 26: Tesis Manajemen Pembiayaan

dan menentukan kegiatan madrasah dalam waktu tertentu. Berdasarkan analisis

ini diperoleh banyak kegiatan yang perlu dilakukan sekolah dalam satu tahun,

lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun. Untuk itu perlu diu-

rutkan tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling penting sampai kegiatan pen-

dukung yang mungkin bias ditunda pelaksanaannya. Hal ini terkait dengan terse-

dianya waktu, keberadaan tenaga dan jumlah dana yang tersedia atau yang bias

diupayakan ketersediaannya. Analisis sumber-sumber dana dan jumlah nominal

yang mungkin diperoleh, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan ha-

sil analisis yang dilakukan. Perpaduan analisis kegiatan dan sumber dana serta

menyangkut waktu pelaksaannya ini seringkali menghasilkan apa yang dinamakan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). Setiap sekolah

wajib menyusun RAPBM sebagaimana diamanatkan di dalam pasal 53 Peraturan

Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Renca-

na Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja

satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; RAPBM merupakan rencana pe-

rolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan

program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa ke-

giatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun anggaran.

Dengan demikian RAPBM berisi tentang ragam sumber pendapatan dan jumlah

nominalnya baik rutin maupun pembangunan, ragam pembelanjaan dan jumlah

nominalnya dalam satu tahun anggaran.

Dalam penyusunan RAPBM, kepala madrasah sebaiknya membentuk tim

yang terdiri dari dewan guru dan pengurus komite madrasah. Setelah tim dan Ke-

26

Page 27: Tesis Manajemen Pembiayaan

pala madrasah menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan be-

lanja madrasah, Kepala madrasah menyetujuinya. Pelibatan para guru dan pengu-

rus komite sekolah ini akan diperoleh rencana yang mantap, dan secara moral se-

mua guru, kepala madrasah dan pengurus komite madrasah merasa bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan rencana tersebut.

Kebutuhan dana untuk kegiatan operasinal secara rutin dan pengembangan

program madrasah secara berkelanjutan sangat dirasakan setiap pengelola lemba-

ga pendidikan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan madrasah semakin ban-

yak dana yang dibutuhkan. Untuk itu kreativitas setiap pengelola madrasah dalam

menggali dana dari berbagai sumber akan sangat membantu kelancaran pelaksa-

naan program madrasah baik rutin maupun pengembangan di lembaga yang ber-

sangkutan.

Pasal 46 Undang-undang No 20 Tahun 2003 dan pasa 2 Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan menyatakan pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama

antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Berdasarkan tuntutan

kebutuhan di madrasah tersebut utamanya kebutuhan pengembangan

pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang relatif banyak, maka sumber

pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, disamping madrasah perlu melakukan usaha mandiri yang

bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila menajemen sekolah

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di samping kreativitas sekolah juga menjadi

andalan utama. Berbagai perkembangan yang ada di abad 21, mengakibatkan

27

Page 28: Tesis Manajemen Pembiayaan

adanya pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan perolehan

keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang sesuai dengan akuntansi

(accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter schools), daya tarik

sekolah(magnet school), privatisasi sekolah (the privatization of school),

vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola sekolah (open systems), dan

manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah (site-based management)13. Untuk itu

madrasah perlu memenuhi poin-poin tersebut agar perolehan dana bisa lebih

ditingkatkan. Hal ini terjadi karena masyarakat sangat mempercayai keunggulan

13. Ibid. h 35sehingga mereka merasa respek terhadap lembaga pendidikan.

Sumber-sumber pendapatan madrasah bisa berasal dari pemerintah, usaha

mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti

hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,

yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta

masyarakat luas. Adapun sumber pendapatan madrasah adalah: Sumber

keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah

kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat

dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya melalui

kebijakan pemerintah yang ada, di tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan

dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang

28

Page 29: Tesis Manajemen Pembiayaan

bersumber APBN penerimaan dari pajak, dan Penerimaan Negara Bukan

Pajak(PNBP) yang bersumber dari dana masyarakat Beberapa kegiatan yang

merupakan usaha mandiri madrasah yang bisa menghasilkan pendapatan

madrasah antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah, (2) pengelolaan koperasi

madrasah, (3) pengelolaan wartel, (4) pengelolaan jasa antar jemput siswa, (5)

panen kebun madrasah, (6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang

memberi dana, (7) kegiatan seminar/pelatihan/ lokakarya dengan dana dari peserta

yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk madrasah (8) penyelenggaraan lomba

kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa

disisihkan untuk madrasah

Sumber dana yang berasal dari orang tua siswa dapat berupa sumbangan

fasilitas belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung dan iuran komite. Selain

itu bisa juga sekolah mengembangkan penggalian dana dalam bentuk: amal

jariyah, zakat mal, uang tasyakkuran, amal Jumat

Sumber dana dari dunia usaha dan industri dilakukan melalui kerja sama

dalam berbagai kegiatan, baik bantuan berupa uang maupun berupa bantuan

fasilitas sekolah. Sumber dana dari masyarakat demikian juga bisa berupa uang

maupun berupa bantuan fasilitas sekolah.

B. Pengorganisasian Pembiayaan Pendidikan di Madrasah

1. Pengertian

Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang

dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan

berhubungan satu sama lain dengan satu cara yang terkordinasi dan kooperatif

29

Page 30: Tesis Manajemen Pembiayaan

guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, Beach (1990:132). Ada pula

yang mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua

orang atau lebih yang bekerjasama untuk sesuatu tujuan bersama dan terikat

secara formal dalam persekutuan mana selalu terdapat hubungan antara seorang/

sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang/kelompok orang lain yang

disebut bawahan (Siagian, 1980:117).

Begitu pula yang dijelaskan oleh Terry dalam Widjayakusuma (2002:127)

bahwa pengistilahan organisasi berasal dari kata organism (organisme) yang

merupakan sebuah entitas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian

rupa sehingga hubungan mereka satu sama lainnya dipengaruhi oleh hubungan

mereka terhadap keseluruhan. Lebih luas lagi istilah ini dimaknakan sebagai suatu

aktifitas mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antar orang-

orang hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga mendapatkan

kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi

lingkungan tertentu guna mewujudkan tujuan atau sasaran tertentu. Burhanuddin

(1994:193) mengatakan bahwa ada dua hal penting yang dapat dipahami dari

pengertian organisasi, yaitu: (1) organisasi dipandang sebagai wadah, tempat

dimana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan, dan (2) organisasi

adalah sebagai proses yang berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara

orang-orang yang terlibat di dalam organisasi itu.

Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai proses

penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktifitas-aktifitas yang

30

Page 31: Tesis Manajemen Pembiayaan

dubutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dan bagian-bagiannya,

pengelompokkan aktifitas-aktifitas, penugasan kelompok-kelompok aktifitas

kepada manajer-manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya,

pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi, baik horisontal

maupun vertikal dalam struktur organisasi.

Terkait dengan pengorganisasian berbagai kegiatan yang tentunya membutuhkan

pembiayaan di madrasah maka pengorganisasian pembiayaan merupakan proses

penetapan struktur peran-peran oleh pengelola kegiatan dan pembiayaan melalui

penentuan aktifitas-aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan

madrasah, pengelompokkan aktifitas-aktifitas, penugasan kelompok-kelompok

aktifitas kepada kepala tata usaha dan pengelola kegiatan, pendelegasian

wewenang untuk melaksanakannya, pengkoordinasian hubungan-hubungan

wewenang dan informasi, baik horisontal maupun vertikal dalam struktur

organisasi madrasah.

2. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian

Untuk memproses suatu organisasi agar berjalan sesuai dengan tujuan dan

sasaran yang telah ditentukan, maka sangat dibutuhkan beberapa prinsip dasar

sebagai panduan pelaksanaan. Dalam hal ini menurut beberapa pakar manajemen

antara lain, Burhanuddin (1994:203), Harjito (1995:34) dan Kadarman, et. al.

(1996:38), terdapat kurang lebih tujuh prinsip organisasi yang dipandang penting.

Ketujuh prinsip tersebut adalah sebagai berikut: (1) Perumusan tujuan. Setiap

organisasi haruslah mempunyai tujuan jelas sebagai dasar pendiriannya. Karena

hanya dengan tujuan yang jelas akan memberikan pedoman yang mantap bagi

31

Page 32: Tesis Manajemen Pembiayaan

setiap anggotanya khususnya dalam menentukan aktifitas manajerial beserta

tanggung jawabnya. (2) Kesatuan arah. Artinya semua aktifitas yang terjadi dalam

suatu organisasi harus mengarah pada satu tujuan dan cita-cita bersama. (3)

Pembagian kerja. Berbagai bentuk aktifitas yang diperlukan dalam proses

pencapaian tujuan organisasi perlu dibagi dalam beberapa kelompok aktifitas

berdasakan potensi dan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok

(tenaga kerja). Wursanto (1988:48) mengatakan bahwa melalui penempatan

tenaga kerja yang sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Syarat ini

akan dapat mengupayakan efisiensi kerja yang baik. (4) Pendelegasian wewenang

dan tanggung jawab. Pendelegasian wewenang adalah prinsip berikutnya yang

harus dilakukan setelah pembagian kerja. Hal ini dimaksudkan agar setiap bagian

dapat menjalankan segala aktifitas manajerial dan dapat dituntut tanggung

jawabnya. Tentu saja dalam penerapan prinsip ini perlu diperhatikan adanya

keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab pekerjaan. Keseimbangan

ini akan mewujudkan mekanisme kerja yang sehat dan pada akhirnya

pendelegasian wewenang juga akan memotivasi bawahan untuk lebih percaya diri,

bekerja lebih baik, kreatif dan bertanggung jawab. (5) Koordinasi. Pelaksanaan

aktifitas beserta kewenangan setiap bagian tentu akan saling berpengaruh dan

berkaitan satu dengan lainnya. Karena itu diperlukan adanya koordinasi antar

bagian. Prinsip ini menjadi penting mengingat dalam prakteknya kerap kali

ditemukan kasus dimana setiap bagian tanpa sadar menjadi lebih mementingkan

bagiannya sendiri. (6) Rentang manajemen. Efektifitas dan efisiensi pengendalian

bawahan langsung dipengaruhi oleh rentang manajemen yakni beberapa bawahan

32

Page 33: Tesis Manajemen Pembiayaan

langsung yang dapat diawasi secara efektif dan efisien yang jumlahnya

bergantung pada kondisi dan situasi yang dihadapi. (7) Tingkat pengawasan.

Guna memudahkan penyusunan organisasi harus dilakukan dengan

memperhatikan tingkat-tingkat pengawasan secara struktural.

Prinsip pengorganisasian dalam pengorganisasian pembiayaan pendidikan di

madrasah yaitu: (1) Perumusan tujuan. Madrasah harus mempunyai tujuan yang

jelas karena hanya dengan tujuan yang jelas akan memberikan pedoman yang

mantap bagi setiap personil madrasah khususnya dalam menentukan aktifitas

manajerial para personil yang mengelola berbagai pembiayaan yang ada di

madrasah beserta tanggung jawabnya. (2) Semua pengelol\a kegiatan

mengarahkan aktifitasnya pada satu tujuan dan cita-cita bersama. (3). Berbagai

bentuk kegiatan yang diperlukan dalam proses pencapaian tujuan madrasah perlu

dibagi dalam beberapa kelompok aktifitas berdasakan potensi dan kompetensi

yang dimiliki oleh masing-masing personil pengelola kegiatan. (4) Kepala

madrasah mendelegasikan wewenang kepada personil yang terkait dengan

kegiatan pembiayaan dan harus dilakukan setelah pembagian kerja. (5)

Pelaksanaan berbagai kegiatan beserta kewenangan pengelola kegiatan di

madrsah akan saling berpengaruh dan berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga

perlu adanya koordinasi antara pengelola kegiatan agar supaya semua kegiatan

bisa saling mengisi dan satu pengelola kegiatan tidak memandang kegiatannya

lebih pnting dari kegiatan yang lain.

C. Penggerakan Pembiayaan Pendidikan

Terry (2001:181) mengatakan bahwa penggerakan adalah mengintegrasikan

33

Page 34: Tesis Manajemen Pembiayaan

usaha-usaha anggota atau kelompok sedemikian rupa sehingga dengan selesainya

tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan

individual dan kelompok. Dengan kata lain, menempatkan semua anggota

kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan

sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Arifin Abdurachman (1971:78)

berpendapat bahwa, penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat

orang lain suka dan dapat bekerja. Siagian (1980:128), mengatakan bahwa

penggerakan adalah keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikan rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya

tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa,

penggerakan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab

tanpa fungsi ini, maka apa yang telah direncanakan dan diorganisir itu tidak dapat

direalisasikan dengan baik. Dengan kata lain, penggerakan menempati posisi yang

vital bagi langkah-langkah manajemen dalam merealisasi segenap tujuan, rencana

dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pembahasan fungsi penggerakan terkait dengan penggerakan

pembiayaan pendidikan di madrasah, kepala madrasah sebagai pemimpin

merupakan salah satu aspek yang sangat urgen, sehingga dapat dinyatakan bahwa

penggerakan, sebenarnya telah memadai hanya dengan mendefinisikan

kepemimpinan itu sendiri. Seperti pernyataan Kadarman (1996:56), bahwa

kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu seni atau proses untuk

mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk

34

Page 35: Tesis Manajemen Pembiayaan

mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan dapat juga

dijelaskan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Lain halnya dengan Kotter (1997:78), menawarkan

pendapat yang agak berbeda dan bahkan terkesan lebih progresif. Menurutnya,

kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan

suatu group atau beberapa group dalam arah yang sama tanpa adanya paksaan.

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang menghasilkan pergerakan

dalam minat jangka panjang groupnya. Dengan demikian seorang pemimpin

bertugas untuk menggerakkan, mengarahkan, mendorong dan memberi

keyakinan kepada orang-orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau

kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun

hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan

yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam

mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa organisasinya

mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil

menggerakkan dan mengarahkan organisasinya dalam arah yang sama tanpa

paksaan.

Pendapat di atas mendeskripsikan sedemikian pentingnya faktor

kepemimpinan dalam mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Semua

manajer adalah pemimpin karena mereka mempengaruhi orang lain dalam

organisasi. Bahkan Kotter (1997:78) menegaskan bahwa terjadinya peningkatan

pesat lebih dari apa yang kita sadari berkaitan dengan kebutuhan akan

35

Page 36: Tesis Manajemen Pembiayaan

kepemimpinan dalam pekerjaan manajerial dan kesulitan dalam menyediakan

kepemimpinan yang efektif dalam pekerjaan tersebut.

D. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan di Madrasah

1. Pengertian

Mockler dalam Stoner (1992:58) menjelaskan bahwa pengawasan sebagai

suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan

perencanaan, agar mendisain sistem umpan balik informasi, untuk

membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan,

menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan

tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin

bahwa semua sumber daya organisasi telah digunakan dengan cara yang paling

efektif dan efisien guna tercapainya tujuan organisasi.

2. Proses Pengawasan

Sehubungan dengan pengertian pengawasan sebagaimana

dikemukakan di atas, Mockler dalam Stoner (1992:60) juga membagi proses

pengawasan ke dalam empat langkah pengendalian manajemen sebagai berikut :

a. Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja.

Karena perencanaan merupakan tolok ukur merancang pengawasan,

maka hal itu berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan ialah

menyusun rencana. Akan tetapi karena perencanaan berbeda dalam perincian dan

kerumitannya, dan karena manajer biasanya tidak dapat mengawasi segala-

galanya, maka harus ditetapkan standar khusus. Standar yang dimaksud adalah

kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih di dalam

36

Page 37: Tesis Manajemen Pembiayaan

seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna

memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi di dalam

organisasi itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan

rencana yang telah ditetapkan.

b. Melakukan pengukuran prestasi kerja.

Langkah kedua dalam pengawasan ialah mengukur, atau

mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan. Pengukuran

prestasi kerja terhadap standar secara ideal hendaknya dilakukan atas dasar

pandangan ke depan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin

terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu. Jika tidak mempunyai

kemampuan seperti itu, penyimpangan-penyimpangan harus dapat diketahui

sedini mungkin.

c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar.

Setelah dua proses sebelumnya dilalui, maka yang perlu dilakukan

pada langkah ini adalah membandingkan hasil pengukuran dengan target atau

standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar, manajer akan

menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam kendali.

d. Mengambil tindakan korektif.

Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak diambil tindakan untuk

membetulkan penyimpangan yang terjadi. Jika standar ditetapkan untuk

mencerminkan struktur organisasi dan prestasi kerja diukur dalam standar ini,

maka pembetulan terhadap penyimpangan yang negatif dapat dipercepat, karena

manajer sudah mengetahui dengan tepat bagian manakah dari pelaksanaan tugas

37

Page 38: Tesis Manajemen Pembiayaan

oleh individu atau kelompok kerja serta tindakan koreksi harus dilakukan.

Anthony (1992:85) memperjelas pembahasan tentang pengawasan

manajemen dengan membandingkan pengendalian formal organisasi dengan dua

tipe pengendalian lainnya, yaitu pengendalian pada kelompok informal dalam

organisasi dan pengendalian yang berkaitan dengan tujuan intristik manajer secara

pribadi melalui perbandingan dalam tabel 1. Ketiga macam pengendalian yang

digambarkan dalam tabel tersebut, harus bekerja dalam arah yang sama, sekalipun

seperti diakui oleh beliau sendiri bahwa hal ini belum perna terwujud.

Tabel 1: Pengendalian Dalam Organisasi

Aspek Pengendalian

Pelaku Kendali Kendali Ukuran Prestasi

Isyarat bagi Tindak Koreksi

Imbalan Untuk Prestasi

Sanksi Untuk Wan Prestasi

Formal Organisasi Strategic Plan OrganisasiTanggapan atas persaingan

AnggaranBiayaTarget Penjualan

Deviasi Penghargaan manajemenInsentuf uangPromisi

Minta Penjelasan

Kelompok Informal Keterikatan bersamaCita-cita kelompok

Norma kelompok

Deviasi Pengakuan rekanKeanggotaanKepemimpinan

EjekanPengasinganPermusuhan

Pribadi Manajer Tujuan dan aspirasi pribadi

Harapan pribadi

Target antara

Dugaan akan kegagalan di masa depanTarget tak tercapai

Kepuasan karena terkendali

Masa gagal

Sumber : Anthony dan J. Dearden (1992:85)

3. Syarat-Syarat Pengawasan

Dalam melaksanakan pengawasan pada umumnya ada dua prasyarat

38

Page 39: Tesis Manajemen Pembiayaan

yang harus dimiliki. Dua prasyarat dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pengawasan membutuhkan perencanaan.

Sebelum teknik pengawasan dapat dipergunakan atau disusun

sistemnya, pengawasan harus didasarkan pada perencanaan. Perencanaan yang

lebih jelas, lebih lengkap dan lebih terpadu akan meningkatkan efektifitas

pengawasan. Secara sederhana, dapatlah dikatakan tidak ada kemungkinan bagi

manajer untuk memastikan bahwa unit organisasinya sedang melaksanakan apa

yang diinginkan dan diharapkan, kecuali apabila ia mengetahui lebih dahulu apa

yang dia harapkan. Hubungannya yang penting dengan perencanaan strategis

organisasi dapat dilihat pada tabel 2 yang dibuat oleh Anthony (1992:88) tentang

hubungan perencanaan strategis dengan pengendalian manajemen.

Tabel 2 : Hubungan Perencanaan Strategis Dan Pengendalian Manajemen

AKTIFITAS HASIL AKHIR

Perencanaan Strategis

Tujuan, Sasaran, Kebijakan

Pengendalian Manajemen

Penerapan Strategi

Pengendalian Tugas

Pelaksanaan Tugas-Tugas Individual Yang Efektif & Efisien

Sumber : Anthony dan J. Dearden (1992:85)

b. Pengawasan membutuhkan struktur organisasi yang jelas.

Pengawasan bertujuan untuk mengukur aktifitas dan mengambil

39

Page 40: Tesis Manajemen Pembiayaan

tindakan guna menjamin bahwa rencana sedang dilaksanakan. Untuk itu harus

diketahui orang yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan rencana

dan yang harus mengambil tindakan untuk membetulkannya. Pengawasan

aktifitas dilaksanakan melalui orang-orang, akan tetapi tidak dapat diketahui

siapakah yang harus bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan dan

tindakan koreksi yang perlu diambil, kecuali apabila tanggung jawab dalam

organisasi dinyatakan dengan jelas dan terinci. Oleh karena itu prasyarat yang

penting dalam efektivitas pengawasan ialah struktur organisasi yang jelas, lengkap

dan menyatu.

Pengawasan pembiayaan pendidikan di madrasah dilakukan oleh kepala

madrasah dan instansi vertikal di atasnya, serta aparat pemeriksa keuangan peme-

rintah. Terkait dengan pengawasan dari luar sekolah, kepala sekolah bertugas

menggerakkan semua unsur yang terkait dengan materi pengawasan agar

menyediakan data yang dibutuhkan oleh pengawas. Dalam hal ini kepala

madrasah mengkoordinasikan semua kegiatan pengawasan sehingga kegiatan

pengawasan berjalan lancar.

Kegiatan pengawasan pelaksanaan pembiayaan pendidikan dilakukan

dengan maksud untuk mengetahui: (a) kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dan dengan prosedur yang berlaku, (b) kesesuaian

hasil yang dicapai baik di bidang teknis administratif maupun teknis operasional

dengan peraturan yang ditetapkan, (c) kemanfaatan sarana yang ada (manusia,

biaya, perlengkapan dan organisasi) secara efesien dan efektif, dan (d) sistem

yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang lebih sempurna.

40

Page 41: Tesis Manajemen Pembiayaan

Tujuan pengawasan pembiayaan ialah untuk menjaga dan mendorong

agar: (a) pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah

digariskan, (b) pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan instruksi serta asas-

asas yang telah ditentukan, (c) kesulitan dan kelemahan bekerja dapat dicegah dan

ditanggulangi atau setidak-tidaknya dapat dikurangi, dan (d) pelaksanaan tugas

berjalan efesien, efektif dan tepat pada waktunya.

Sebagaimana telah dikatakan bahwa pengawasan itu terdiri dari berbagai

aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai dengan rencana. Dengan

demikian pengawasan itu merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung

secara berurutan.

Menurut Pigawahi, proses pengawasan mencakup kegiatan berikut:

pemahaman tentang ketentuan pelaksanaan dan masalah yang dihadapi,

menentukan obyek pengawasan, menentukan sistem, prosedur, metode dan teknik

pengawasan, menentukan norma yang dapat dipedomani, menilai

penyelenggaraan, menganalisis dan menentukan sebab penyimpangan,

menentukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi14. Langkah

pengawasan itu meliputi: menetapkan standar, mengukur prestasi kerja dan

membetulkan penyimpangan. Dilakukannya penetapan standar, mengingat

perencanaan merupakan tolok ukur untuk merancang pengawasan, maka hal itu

14. Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan Mahasiswa. ( Cet. 1.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama). h. 45berarti bahwa langkah pertama dalam pengawasan adalah menyusun rencana.

Akan tetapi perencanaan memiliki tingkat yang berbeda dan pimpinan tidak men-

gawasi segalanya, maka ditentukan adanya standar khusus. Selanjutnya mengukur

41

Page 42: Tesis Manajemen Pembiayaan

atau mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan dan mem-

betulkan penyimpangan yang terjadi. Jika ada penyimpangan dapat segera dan

cepat dilakukan pembetulan.

Pengawasan keuangan memiliki fungsi mengawasi perencanaan

pembiayaan dan pelaksanaan penggunaan keuangan. Walaupun perencanaan yang

baik telah ada, yang telah diatur dan digerakkan, belum tentu tujuan dapat

tercapai, sehingga masih perlu ada pengawasan. Pada dasarnya pengawasan

merupakan usaha sadar untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan

penyimpangan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Apakah

pelaksananya telah tepat dan telah menduduki tempat yang tepat, apakah cara

bekerjanya telah betul dan aktivitasnya telah berjalan sesuai dengan pola

organisasi. Kalau terdapat kesalahan dan penyimpangan, maka segera diperbaiki.

Oleh sebab itu setiap manajer pada setiap tingkatan organisasi berkewajiban

Pemeriksaan merupakan bagian dari pengawasan, yaitu tindakan

membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang

seharusnya.. Pemeriksaan kas adalah suatu tindakan membandingkan antara saldo

kas baik berupa uang tunai, kertas berharga maupun giral yang berada dalam

pengurusan pemegang kas dengan tata usahanya.

Penerimaan dan pengeluaran keuangan madrasah harus dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan

pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat

dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan

42

Page 43: Tesis Manajemen Pembiayaan

dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri madrasah

dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf madrasah.

Pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan di madrasah dilaksanakan dalam

bentuk laporan bulanan dan triwulan kepada:

a. Kepala Kanwil Departemen Agama up. Kepala Bidang Mapenda

Islam/Bagais/TOS

b. Kantor Departemen agama setempat

Khusus untuk keuangan komite madrasah, bentuk pertanggungjawabannya sangat

terbatas pada tingkat pengurus dan tidak secara langsung kepada orang tua peserta

didik15.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

43

Page 44: Tesis Manajemen Pembiayaan

A. Lokasi dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berlokasi di MAN Model Manado, secara keseluruhan

dilaksanakan selama 5 bulan, sejak bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2009.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata

dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara

antara peneliti dan informan. Sesuai dengan karakter tersebut, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang

selengkap mungkin sesuai dengan fokus permasalahan dalam penelitian ini.

B. Metode Pendekatan

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan etnografi. Studi etnografi

(ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya,

kelompok sosial atau sistem. Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi

etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa, kepercayaan, ritual

dan cara-cara hidup (Sukmadinata, 2006: 62).

Etnografi adalah pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan

mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan

penelitian lapangan (fieldwork) yang intensif. Etnograf bertugas membuat thick

descriptions (pelukisan mendalam) yang menggambarkan ‘kejamakan struktur-

struktur konseptual yang kompleks’, termasuk asumsi-asumsi yang tak terucap

dan taken-for-granted (yang dianggap sebagai kewajaran) mengenai kehidupan.

Seorang etnografer memfokuskan perhatiannya pada detil-detil kehidupan lokal

44

Page 45: Tesis Manajemen Pembiayaan

dan menghubungkannya dengan proses-proses sosial yang lebih luas. Hasil akhir

penelitian komprehensif, suatu naratif deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai

interpretasi yang menginterpretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan

menggambarkan kompleksitas kehidupan tersebut. Untuk itu, penelitian ini akan

difokuskan pada penelitian mikro etnografi, yaitu difokuskan pada manajemen

pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyan Negeri Model Manado.

C. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data

yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam

kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu,

sehingga proses penelitian akan dapat berjalan lancar. Sumber data dan jenis data

yang terdiri atas kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto, dan data statistik.

Selain itu masih ada sumber data yang tidak dipersoalkan di sini seperti yang

bersifat nonverbal (Moleong, 2007:

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknih observasi,

wawancara, dan dokumentasi, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik

pengumpulan data di atas digunakan dalam penelitian ini dan dipaparkan sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik penelitian yang

sangat penting. Pengamatan itu digunakan karena berbagai alasan. Ternyata ada

45

Page 46: Tesis Manajemen Pembiayaan

beberapa tipologi pengamatan. Terlepas dari jenis pengamatan, dapat dikatakan

bahwa pengamatan terbatas dan tergantung pada jenis dan variasi pendekatan

(Moleong, 2007: 242). Jorgensen dalam Mulyana (2004:164), mengemukakan

bahwa metode pengamatan berperanserta dapat didefinisikan berdasarkan tujuh

ciri berikut: minat khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan

perspektif orang-orang dalam atau anggota-anggota situasi atau keadaan tertentu,

fondasi penelitian dan metodenya adalah kedisinian dan kekinian kehidupan

sehari-hari, bentuk teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan

pemahaman eksistensi manusia, logika dan proses penelitian yang terbuka, luwes,

oportunistik, dan menuntut redefinisi apa yang problematic, berdasarkan fakta

yang diperoleh dalam situasi nyata eksustensi manusia, pendekatan dan rancangan

yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus, penerapan peran partisipan yang

menuntut hubungan langsung dengan pribumi lapangan, penggunaan pengamatan

langsung bersama metode lainnya dalam mengumpulkan informasi.

Menurut Arikunto (2006:229), sebagai contoh dapat dikemukakan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses belajar

mengajar di kelas. Variabel akan diungkap didaftar, kemudian di tally

kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu dijabarkan lebih lanjut.

Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan

tidak langsung tentang perilaku personel dimadrasah yang terkait dengan

manajemen pembiayaan pendidikan di madrasah

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

46

Page 47: Tesis Manajemen Pembiayaan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186).

Peneliti harus mencatat teknik yang mana kondisi dan situasi yang mana

mendukung penerimaan informasinya yang paling tepat. Sebaiknya pada waktu

uji coba, digunakan tape recorder (Arikunto, 2007: 228).

Teknik wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan

pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, antara lain kepala sekolah, pembantu

kepala sekolah urusan kurikulum, sarana prasarana, guru, pengurus komite

sekolah, dan siswa dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang

hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan subjek penelitian yang terkait

dengan manajemen pembiayaan pendidikan di MAN Model Manado sekaligus

digunakan untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui observasi

dan dokumentasi.

3. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada

diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Menurut Arikunto (2007:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.. Dokumen dalam penelitian

sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

47

Page 48: Tesis Manajemen Pembiayaan

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Dokumen digunakan untuk keperluan penelitian menurut Guba dan

Lincoln (dalam Moleong, 2007:217), karena alasan : 1) dokumen digunakan

karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, 2) berguna sebagai

bukti untuk suatu pengujian, 3) berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif

karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam

konteks, 4) dokumen harus dicari dan ditemukan, 5) hasil pengkajian isi akan

membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap

sesuatu yang diselidiki. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data tentang manajemen pembiayaan pendidikan di MAN Model Manado.

Dokumen antara lain berupa kebijakan-kebijakan pemerintah, rencana

pengembangan madrasah, program kerja madrasah, laporan-laporan

pertanggunjawaban pengelola kegiatan di madrasah, Rencana anggaran

pendapatan dan belanja madrasah, profil madrasah dan dokumen-dokumen lain

yang dianggap relevan dengan fokus permasalah. Dokumentasi digunakan untuk

mempelajari berbagai sumber dokumentasi terutama yang berada di sekolah itu

sendiri dan didukung oleh sumber-sumber yang representatif.

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Manurut Patton (dalam Moelong, 2007:280), pengolahan data adalah

proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari

hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

48

Page 49: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor (dalam Moleong, 2007:280),

analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan

tema dan merumuskan hipotesis seperti yang di saranakan oleh data dan sebagai

usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji

definisi pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data sedangkan

definisi tersebut dapat pengorganisasian data sedangkan definisi yang kedua lebih

menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan dari kedua definisi tersebut

dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data.

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya

ialahmengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti,

proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap beradadi

dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan.

Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-

kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini

adalahmengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini

tahappenafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif

dengan menggunakan metode tertentu (Moleong, 2007: 247).

49

Page 50: Tesis Manajemen Pembiayaan

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya

sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif,

yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisisdata memerlukan

usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik danpikiran dari peneliti,

dan selain menganalisis data peneliti juga perlumendalami kepustakaan guna

mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang mungkin ditemukan.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Moleong, 2007:308), pada dasarnya

analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigmanya yang positivisme.

Analisis data itu dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan

apakah : satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analisis sewaktu hendak

mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan

data yang telah dilakukannya satu situs atau lebih. Dalam penelitian ini

dilaksanakan pada satu situs yaitu di MAN Model Manado

Adapun tahapan dalam menganalisis data adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan

dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudiandisusun secara

sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah

pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

2. Display data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil

50

Page 51: Tesis Manajemen Pembiayaan

penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data

dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data

memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi

berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang

penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, trianggulasi dan audit trail,

sehingga menjamin signifikansi atau kebermaknaan hasil penelitian.

Selanjutnya untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik

trianggulasi,yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut, dan teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah

dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.

Menurut Moleong (2007:330), trianggulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya.

Denzin (dalam Moleong, 2007:330) membedakan empat macam

trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik, dan teori. Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi

langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan

dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian

51

Page 52: Tesis Manajemen Pembiayaan

dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan

diantara keduannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi

dalam memperoleh data primer dan skunder, observasi dan interview digunakan

untuk menjaring data primer yang berkaitan manajemen pembiayaan pendidikan

di MAN Model Manado. Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu

penelitian, yaitu tahap orientasi, tahap ekplorasi dan tahap member chek. Tahap

orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan prasurvey ke

lokasi yang akan diteliti, dalam penelitian ini, prasurvey dilakukan di MAN

Model Manado, melakukan dialog dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan

guru, juga dari pegawai administrasi serta pengurus komite Madrasah.

Kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan

untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Tahap

eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian,

dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait, dengan pedoman

wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi tidak

langsung tentang kondisi sekolah dan mengadakan pengamatan langsung tentang

penanganan pendidikan pascagempa di sekolah itu. Tahap member chek, setelah

data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi

dokumentasi, dan responden telah mengisi data kuesioner, serta responden diberi

kesempatan untuk menilai data informasi yang telah diberikan kepada peneliti,

untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut

diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan

sumber aslinya.

52

Page 53: Tesis Manajemen Pembiayaan

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

53

Page 54: Tesis Manajemen Pembiayaan

A. Perkembangan dan Kondisi Obyektif MAN Model Manado

Keberadaan MAN Model Manado saat ini tidak dapat dipisahkan dari

sejarah dan perkembangan yang cukup panjang yang diawali dari perkembangan

Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Manado. Dalam proses ini

terjadi peralihan fungsi dari PGAN Manado yang merupakan wujud kesadaran

akan pentingnya pendidikan agama bagi umat Islam Sulawesi Utara, khususnya di

kota Manado, maka diupayakanlah pendirian sekolah PGA. Tepatnya tanggal 1

Oktober 1965, melalui upacara resmi yang berlangsung di Aula Kodam 13

Merdeka (sekarang Korem 131 Santiago) diresmikanlah pendirian PGA Manado.

Para tokoh yang berperan dalam hal ini, adalah Ustadz Musonif, BA.

(waktu itu sebagai, Kepala Jawatan Pendidikan Agama Provinsi Sulawesi Utara,

sekarang Bagian Pergurais di lingkungan Departemen Agama), Ustadz Haji Abdul

Kadir Abraham (waktu itu sebagai, Kepala Kantor Agama Manado-Minahasa),

Drs. H. Djainuddin Ahmad, dan Ustadz Drs. H. Abdurrahman Noh.

Sejak kelahirannya, PGA Manado belum langsung memilki gedung sendiri

untuk kelangsungan PBM (proses belajar mengajar), maka ditempulah

kesepakatan bahwa untuk memenuhi kegiatan PBM, dipinjamlah gedung SDN 12

Manado, dengan konsekwensi kegiatan PBM PGA Manado berlangsung di sore

hari. Nanti pada medium Maret 1966, PGA Manado dapat dikatakan telah

memiliki sarana gedung sendiri, baik untuk kelangsungan kegiatan PBM maupun

pengelolaan administrasi sekolah. Sarana gedung dimaksud adalah yang kini

54

Page 55: Tesis Manajemen Pembiayaan

menjadi lokasi MAN Model Manado. Dulunya baik lokasi maupun gedung di

tempat itu merupakan kompleks persekolahan khusus etnis Tionghoa, yakni SMP

dan SMA Hwa Chiau.

Sebagai akibat dari krisis politik bangsa Indonesia di masa itu (adanya

rangkaian peristiwa PKI pada 30 September 1965 hingga terbitnya Surat Perintah

11 Maret 1966), sehingga persekolahan Hwa Chiau pada akhirnya ditinggalkan

pemiliknya (orang-orang Cina waktu itu), maka para pengelola PGA Manado

waktu itu berinisiatif untuk menggunakannya. Secara formal, langkah tersebut

didukung Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara di masa itu, hal ini sesuai SK

Pemda Sulut No. 1 Tahun 1965, tentang penempatan tanah dan gedung yang

ditinggalkan para residivis PKI di masa itu.

Sejak didirikan (1 Oktober 1965) PGA Manado dipimpin oleh Ustadz

Musonif, BA dengan wakil kepala Drs. H. Djainuddin Ahmad. Seiring dengan

perpindahan kegiatan kependidikan (baik proses belajar mengajar maupun

pengelolaan adminstrasi) PGA Manado dari SDN 12 ke lokasi persekolahan Hwa

Chiau, berlangsung pula proses pergantian pimpinan (kepala sekolah). Terhitung

mulai awal April 1966 PGA telah dipimpin oleh Drs. H. Djainuddin Ahmad.

Sejak berdirinya PGAN Manado hingga berubah nama menjadi MAN Manado

telah mengalami enam kali pergantian Kepala sekolah

Tabel. 1 Daftar Pejabat Kepala PGAN Manado

Kurun Tahun 1965 s.d 1995

55

Page 56: Tesis Manajemen Pembiayaan

No. N a ma Periode Jabatan Sekarang

1. Musonif, BA. 1965-1966Mantan Kepala Perwakilan Depag (setingkat dengan

Kanwil Depag) 2.

Drs. H. Djainuddin Ahmad 1966-1975Mantan Kakanwil Depag

Sulut3.

Abdullah Sidiqi 1975-1978 Almarhum

4. Drs. Ridwan Sarib 1978-1981 Dosen STAIN Manado5. Dra. Hj. Zubaedah Albugis,

M.Si. 1981-1989 Dosen STAIN Manado

6. Drs. Suwarto 1989-1995 PengawasSumber Data: TU. MAN Model Manado, 2009.

Dalam perkembanganya PGAN Manado sempat mengalami tiga kali

perubahan tingkatan, dari PGAN 6 tahun menjadi PGAN 4, dan akhirnya menjadi

PGAN 3 tahun. Berdasarkan SK Menteri Agama RI, No. 64 tanggal 25 April 1990

tentang alih fungsi PGAN menjadi MAN Manado.15 maka di masa

kepemimpinan Drs. Suwarto (Tahun 1989) mulai berlangsung proses peralihan

PGAN Manado menjadi MAN Manado.

Secara bertahap mulai Tahun Pelajaran 1990/1991 dimulailah

penyelenggaraan kegiatan PBM MAN Manado untuk kelas I. Sementara untuk

Kelas II dan III, masih berlangsung kegiatan PBM dengan kurikulum PGAN

Manado, hingga berakhir pada tahun pelajaran 1992/1993. Dengan demikian,

keorganisasian MAN Model Manado masih menjadi satu dengan PGAN Manado.

Dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No. 65 tertanggal

7 Maret 1992 tentang kuasa peralihan tugas pegawai dan guru dari PGAN ke

15 Departemen Agama, SK Menteri Agama No. 64 Tahun 1990, Jakarta, tanggal 25 April 1990.

56

Page 57: Tesis Manajemen Pembiayaan

MAN, maka sejak saat itu baik secara struktur organisasi maupun

penyelenggaraan pendidikan dari kelas I sampai dengan kelas III secara utuh telah

beralih fungsi menjadi MAN Manado. Sejak saat itu baik secara struktur

organisasi maupun penyelenggaraan pendidikan dari kelas I s.d. kelas III, maka

MAN Manado dianggap telah melengkapi seluruh administrasi yang disyarakan

pada perubahan status dimaksud. Dengan demikian pembenahan secara interen

dilakukan terhadap program kurikulum dan ketenagaannya.

Dalam perkembangannnya, seiring dengan upaya pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan berbasis madrasah, dan untuk mencapai output

yang unggul, maka melalui SK Dirjen Bimbagais Departemen Agama RI, nomor:

E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/98 tertanggal 20 Februari 1998 tentang penetapan 35

buah MAN yang tersebar di 26 propinsi menjadi Madrasah Aliyah16, maka sejak

tahun 1998 MAN Manado berubah status menjadi MAN Model Manado. Berikut

ini disajikan daftar pejabat Kepala Madrasah.

Tabel 2. Daftar Pejabat Kepala MAN Manado Kurun waktu Tahun 1998 s.d 2009

No. N a m a Periode Jabatan sekarang

1.Drs. Suwarto 1989-1995 Pengawas

2.Drs. Hi. Sukarmi 1995-1996 Pensiunan Depag Sulut

3.Imran Akili, S.Ag. 1996-2000 Pengawas

4.Drs. Sjamsuddin N. Tuli 2000- 2003 Pengawas

5.Drs. H. Abd. Rahim, M.Pd 2002 -

16 Departemen Agama, Pedoman Umum Pengelolaan MAN Model (t.t. : Departemen Agama-Asian Development Bank, 2000), h. 1-2.

57

Page 58: Tesis Manajemen Pembiayaan

6

7Kepala MAN Model

ManadoSumber Data: TU MAN Model Manado, 2009.

Pada periode kepemimpinan Kepala MAN Model Manado yang dijabat

oleh .............................. menunjukkan bahwa perkembangan madrasah ini telah

memasuki era kemajuan yang cukup signifikan dengan ditandai dengan relatif

pesatnya perkembangan jumlah siswa yang masuk setaiap tahunnya. Hal ini

menujukkan tingginya harapan orang tua siswa terhadap MAN Model Manado

sebagai lembaga pendidikan bermutu. Keberhasilan yang dicapai ini dilandasi

oleh Visi MAN Model Manado yaitu Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang

Islami, berkualitas, Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terampil dan

mandiri serta bermanfaat bagi masyarakat. 17 Dalam penjabaran Visi secara

operasional, telah ditetapkan Misi MAN Model Manado yaitu :

a. Menegakkan disiplin bagi seluruh civitas akademika Madrasah.

b. Menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang

berakhlakul karimah dan berwawasan Qur’ani.

c. Meningkatkan penguasaan IPTEK dan komunikasi untuk dapat

bersaing di era globalisasi.

d. Meningkatkan prestasi Olah Raga dan Seni

e. Menyiapkan Kemandirian melalui kegiatan Keterampilan dan

Kewirausahaan dalam membangun kemitraan. 18

Secara umum, tujuan jangka panjang MAN Model Manado dilandasi

17 Lihat : Profil Madrasah Aliyah Negeri Model Manado, 2009

18 Ibid

58

Page 59: Tesis Manajemen Pembiayaan

dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UUSPN No 20 tahun

2003 yaitu: Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.19 Sedangkan tujuan secara khusus adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan, sosial

budaya, dan alam sekitar.

Selanjutnya dalam profil MAN Model Manado dinyatakan bahwa tujuan

jangka pendek MAN Model Manado adalah:

a. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menghadapi Ujian Nasional

b. Mempersiapkan siswa untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi sesuai dengan minat dan kemampuannya.

c. Memberi bekal keterampilan (Vocational Skill) untuk dapat berwirausaha

dan mandiri.

1. Sistem Kurikulum dan Fasilitas Penunjang Pembelajaran

a. Program kurikulum MAN Model Manado

19 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Cet. Pertama, Setjen Depdiknas, Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depdiknas, Jakarta, 2003), h. 8

59

Page 60: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sebagai bagian dari pendidikan nasional, maka pemberlakuan sistem

kurikulum yang berlaku di Madrasah Aliyah Nageri (MAN) Model Manado

merujuk pada Kurikulum 2004 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada jenjang kelas X dan

kelas XI. Hal ini berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 18 ayat (3) yang menyebutkan bahwa Pendidikan

Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK). Dengan demikian satuan pendidikan Madrasah Aliyah menggunakan

Kurikulum yang sama dengan kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah

di bawah Departemen Pendidikan Nasional, yaitu kurikulum berbasis

komptetensi. Sedangkan kelas III masih menggunakan kurikulum 1994

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan edisi penyempurnaan pada

tahun 1999.

Pemberlakuan masing-masing kurikulum tersebut selanjutnya

ditetapkan oleh Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda)

Departeman Agama menjadi Kurikulum Madrasah Aliyah. Aspek yang

menjadi karakteristik Kurikulum Madrasah Aliyah terdapatnya mata pelajaran

agama Islam sebagai kurikulum plus dipandang dari lembaga pendidikan

umum lainnya. Kebijakan dari Departemen Agama ini berupa rumpun 5 mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terinci yaitu mata pelajaran al-Qur’an

Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

60

Page 61: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sebagai salah satu MAN Model dari 35 MAN Model lainnya di

Indonesia yang dikembangkan oleh Development of Madrasah Aliyah Project

(DMAP), maka Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado

Mengusahakan peningkatan mutu mata pelajaran inti yaitu: Matematika, Fisika,

Kimia, Biologi, Bahasa Inggris

Dalam upaya mengadakan penyiasatan kurikulum terhadap mata

pelajaran umum tersebut telah dilaksanakan internalisasi nilai-nilai islami

melalui pendekatan al-Qur’an. Misalnya untuk mata pelajaran biologi yang

berupaya mengadakan tadabbur terhadap hukum-hukum alam melalui ayat-

ayat al-Qur’an atau merujuk proses kejadian manusia yang terdapat di dalam

al-Qur’an.20 Upaya mengintegrasikan nilai-nilai Qur’ani ini belum seluruhnya

terlaksana. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai kendala. Salah satu

hambatannya adalah karena pada umumnya guru mata pelajaran umum relatif

sangat minim pengetahuan agamanya. Apalagi bila diperhadapkan dengan

kajian al-Qur’an yang memerlukan pemahaman yang kompleks.

Berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang sesui dengan minat,

bakat, dan kemampuan akademik siswa, maka MAN Model Manado

melaksanakan 4 program studi sebagai penjurusan yang diperuntukan bagi

siswa kelas X, XI, dan XII. Program studi tersebut adalah :

b. Program Studi Ilmu Agama Islam

Terdiri dari beberapa mata pelajaran agama seperti Usul Fiqh, Tafsir,

ilmu Kalam, Tasawuf sebagai mata pelajaran jurusan disamping mata pelajaran

20 Hasil Wawancara dengan Drs. Sapril, Guru Inti Mata Pelajaran Biologi MAN Model Manado selaku Ketua MGMP Rumpun IPA, tanggal 25 Januari 2006, di Manado

61

Page 62: Tesis Manajemen Pembiayaan

umum lainnya. Dalam Program studi ini siswa dididik untuk mendalami ilmu

agama sebagai bekal untuk melaksanakan syiar Islam di dalam masyarakat.

Siswa pada program ini dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Agama

seperti STAIN, IAIN, atau UIN yang terdapat beberapa fakultas dan jurusan

antara lain Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin, Adab, dan Da’wah.

c. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam

Pembelajaran di program studi ini dititik beratkan pada pembelajaran

praktis di laboratorium, sehingga siswa dapat mencoba dan mempraktekkan

teori yang didapat dalam pelajaran dengan suatu percobaan di laboratorium.

Siswa juga diajak ke lapangan untuk meneliti dan mengamati langsung

beberapa fenomena alam, keragaman hayati, dan penerapan ilmu IPA di

bidang industri.Mata pelajaran pada program Studi ini antara lain Fisika,

Kimia, Biologi dan beberapa Mata pelajaran umum lainnya.

d. Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran pada program studi ini lebih menerapkan pada proses

sosial di masyarakat, seperti interaksi antara manusia dengan manusia, antara

manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan makhluk hidup

lainnya. Juga tak kalah pentingnya adalah praktek pengelolaan Ekonomi suatu

perusahaan/ organisasi, yaitu pembukuan neraca dan lain-lain. Mata Pelajaran

pada program studi ini antara lain Ekonomi Akuntansi, Sosiologi Antropologi,

Tata negara dan beberapa mata pelajaran umum lainnya.

e. Program Studi Bahasa

Bagi siswa yang mengikuti program studi ini, maka diharapkan dapat

62

Page 63: Tesis Manajemen Pembiayaan

memiliki penguasaan terhadap bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa

Jepang. Dengan menggunakan Laboratorium Bahasa yang cukup memadai,

siswa memperoleh kecakapan berbahasa asing yang meliputi kecakapan

mendengarkan (Listening), mengucapkan (Speaking), dan percakapan

(dialogue). Mata Pelajarannya antara lain : bahasa Inggris, bahasa Jepang dan

beberapa mata pelajaran umum lainnya.

Selain program kurikuler sebagaimana yang telah dipaparkan, MAN

Model Manado menawarkan Program intra kurikuler berupa Keterampilan

yang dimulai sejak tahun 1998. Bersama 82 madrasah Aliyah lain se

Indonesia baik negeri maupun swasta, MAN Model Manado mendapat

bantuan berupa workshop baik gedung maupun peralatannya dari IDB

(Islamic Development Bank). MAN Model Manado saat ini mengembangkan

3 paket keterampilan yakni, keterampilan Tata Busana, Tata Boga, dan

Keterampilan Produksi perabot Rumah tangga (Meubelair). Dengan Tenaga

pengajar yang kompeten dibidangnya, paket keterampilan MAN Model

Manado siap mendidik para siswa untuk mendapatkan keterampilan

(vocational skill) sebagai bekal setelah lulus nanti.

Secara teknis paket keterampilan dilaksanakan pada seluruh siswa

kelas X (sepuluh) pagi hari bersamaan dengan jam reguler lainnya selama 3

jam pelajaran/minggu. Kemudian setelah naik ke kelas XI (sebelas), siswa

yang berminat melanjutkan pendidikan keterampilan akan dididik untuk

mendapatkan keterampilan lanjutan hingga benar-benar terampil dan

menguasainya. Keterampilan lanjutan ini karena hanya diikuti oleh sebagian

63

Page 64: Tesis Manajemen Pembiayaan

siswa kelas XI (yang berminat) maka pelatihannya dilaksanakan pada waktu

sore hari setelah jam reguler pagi hari selesai, yakni mulai dari jam 14.30 s.d

17.00 selama 3 hari/minggu.

f. Keterampilan Tata Busana

Pada keterampilan ini siswa akan dilatih untuk membuat pola pakaian,

pakaian anak, busana muslim, dan lain lain. Siswa juga dilatih untuk berwira

usaha dan praktek industri ke tempat industri konveksi yang ada di sekitar

manado. Pelatihan didukung dengan peralatan mesin jahit listrik, mesin

obras, dan mesin neci, serta peralatan pendukung lainnya.

g. Keterampilan Tata Boga

Pada keterampilan ini siswa akan dilatih untuk membuat makanan

kecil baik yang berasal dari daerah maupun yang nasional, membuat

berbagai jenis minuman daerah, masakan daerah maupun nasional dan

kontinental. Peralatan yang digunakan dalam keterampilan ini berupa

kompor gas, blender, mixer, oven, kulkas dan peralatan pendukung lainnya.

h. Keterampilan Produksi Perabor Rumah Tangga (meubelair)

Siswa akan dilatih untuk dapat membuat konstruksi dasar meubelair,

membuat meja kursi tamu, meja kursi makan, lemari dan rak/buffet.

Pelatihan didukung dengan peralatan tangan dan mesin baik portable

maupun statis seperti sekap (ketam) listrik portable dan statis, gergaji listrik

portable dan statis, bor portable dan statis, serta peralatan pendukung

lainnya.

Dalam Upaya mengadakan pembinaan kesiswaan maka MAN Model

64

Page 65: Tesis Manajemen Pembiayaan

Manado melaksanakan program ekstra kurikuler yang bertujuan untuk

menunjang kegiatan siswa di luar kegiatan Kurikuler dan intra kurikuler.

Kegiatan ini untuk mengembangkan minat, bakat, dan kepribadian siswa

berkenaan dengan kemampuan dirinya dalam bidang tertentu (personal skill).

MAN Model Manado memfasilitasi dan membimbing berbagai ragam kegiatan

ekstrakurikuler pada bidang-bidang unggulan yaitu: Pramuka, PMR/UKS, Seni

Suara/Musik, Teater, Siswa Pecinta Alam (Sispala), Seni Baca al-Qur’an, dan

Seni Rupa. Dalam bidang olah raga berupa jenis olah raga prestasi seperti bola

basket, bola volley, dan bola kaki

2. Sarana penunjang dan fasilitas pembelajaran

Kelengkapan fasilitas penunjang dan sarana pembelajaran yang

representatif di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado menujunkkan

besarnya perhatian pemerintah pada institusi madrasah sebagai lembaga

pendidikan Islam. Sudah selayaknya bila berbagai komponen yang terlibat di

dalamnya akan memiliki kinerja yang optimal karena ditunjang oleh fasilitas

gedung belajar yang nyaman dan berbagai fasilitas belajar lainnnya seperti

perpustakaan, laboratorium, bengkel keterampilan, sarana ibadah, fasilitas olah

raga serta fasilitas PSBB sebagai Pusat Sumber Belajar Bersama yang lengkap,

maka sudah tentu kualitas pembelajaran akan saling melengkapi.

Keberadaan sarana fisik dengan berbagai fasilitas yang relatif lengkap

ini memungkinkan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado untuk

65

Page 66: Tesis Manajemen Pembiayaan

merancang inovasi pendidikan dan mengembangkan pola belajar yang efektif

dan terencana serta berorientasi pada tujuan pendidikan nasional

Tabel 3.Kelengkapan Umum Fasilitas Fisik Sarana Gedung

MAN Model Manado

Sumber Data: TU. MAN Model Manado, 2009

Guna melengkapi fasilitas penunjang pembelajaran, maka MAN Model

memiliki berbagai gedung dan fasilitas fisik sebagai sumber belajar siswa yang

secara bertahap dibangun sebagai realisasi dari pencanangan Madrasah ini

menjadi Madrsah aliyah Negeri (MAN) Model Manado. Kelengkapan sarana

penunjang sangat kondusif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar dalam

program kelas efektif. Sarana Gedung dan Fasilitas penunjang pendidikan ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.Keadaan Sarana Penunjang Pendidikan dan Sumber Belajar

Pada MAN Model Manado

66

Page 67: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sumber Data: TU. MAN Model Manado, 2009

Selain sarana gedung pada MAN Model sebagaimana yang disajikan

pada tabel 2 di atas, berbagai fasilitas dan media penunjang pembelajaran yang

memadai telah dimiliki. Berbagai fasilitas yang tersedia ini merupakan bantuan

peralatan penunjang pendidikan baik yang diperoleh dari Development

Madrasah Aliyahs Project (DMAP), Bantuan Operasional Pendidikan (BOP),

Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) dan sumber dana rutin yang

dianggarkan secara periodik oleh pihak madrasah maupun Majelis Madrasah.

Kesemuanya ini tentunya akan memfasilitasi kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa. Berbagai fasilitas dimaksud secara

umum dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.

67

Page 68: Tesis Manajemen Pembiayaan

Fasilitas dan Media Penunjang Pendidikan Pada MAN Model Manado

Sumber Data : TU. MAN Model Manado, 2009

Memperhatikan kelengkapan fasilitas dan media pembelajaran sebagai

sarana pendukung pendidikan seperti laboratorium Biologi, Fisika, Kimia,

Laboratorium Bahasa, dan Laboratorium Multimedia maka Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) Model Manado telah dianggap repsentatif sebagai lembaga

pendidikan yang dapat menerapkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa

68

Page 69: Tesis Manajemen Pembiayaan

melalui kegiatan praktikum laboratorium dan lapangan, di samping

pembelajaran teori di kelas.

Selain ditunjang oleh sarana pendidikan sebagaimana yang dipaparkan

sebelumnya, maka sejalan dengan program pengembangan Madrasah yang

diproyeksikan sebagai Madrasah Model, maka MAN Model Manado dijadikan

sebagai Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) dan MDC sebagai Pusat

Informasi Madrasah di Sulawesi Utara. Legalitas ini setidaknya dapat terlihat

dengan dibangunnya gedung PSBB sebagai salah satu unit pelaksana teknis di

lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado yang memiliki

fungsi sebagai wadah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Madrasah Aliyah dalam lingkup kelompok kerja madrasah (KKM).

PSBB dalam lingkup kerjanya lebih tertuju pada tersedianya fasilitas

bagi guru untuk mengadakan peningkatan dan pengembangan kompetensi guru

secara profesianal. Model penerapannya adalah melalui pola pendidikan dan

latihan serta penataran bagi guru dan komponen yang terkait dengan

peningkatan mutu madrasah. Dalam kapasitasnya sebagai pusat diklat, maka

Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) memiliki fasilitas yang dirancang untuk

menyelenggarakan forum ilmiah secara berkala dari guru bina dengan seluruh

rumpun mata pelajaran sehingga diharapkan dapat mengembangkan pendekatan

dan instrumen pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan pendidikan.

Fasilitas yang diperuntukkan untuk kegiatan dimaksud.

69

Page 70: Tesis Manajemen Pembiayaan

Tabel 6.Fasilitas Penunjang Pada Pusat Sumber Belajar Bersama (PSSB)

MAN Model Manado

Sumber Data : TU. MAN Model Manado, 2006

Selanjutnya sebagai sarana pendukung Pusat Sumber Belajar Bersama

(PSBB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado, yang dilengkapi

dengan sarana Asrama PSBB berlantai 2 dengan fasilitas 40 kamar tidur.

Dengan upaya pengadaan sarana pembinaan tenaga pendidikan baik gedung

Pusat dan Asrama di madrasah ini, maka Pusat sumber belajar bersama

(PSBB) Madrasah Aliyah Negeri Model (MAN) Model memiliki tujuan ideal,

yakni: Pertama: Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk

menyokong kegiatan kelas tradisional. Kedua: Mendorong penggunaan model-

model pembelajaran terkini yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program

akademis dan kewajiban-kewajiban institusional. Keberadaan PSBB MAN

70

Page 71: Tesis Manajemen Pembiayaan

Model juga menjadi salah satu unit pelaksanaan teknis yang diharapkan menjadi

financial support pengotonomisasian dan kemandirian MAN Model Manado di

masa depan.

3. Keadaan Tenaga Pengajar dan Pegawai Tata Usaha

Secara umum tenaga pengajar di MAN Model Manado dianggap memiliki

kompotensi untuk menyelenggarakan pendidikan berkualitas, populis dan Islami

yang sesui dengan bidang keahliannnya. Tenaga pengajar ini berupakan lulusan

dari berbagai perguruan tinggi terkemuka yang ada di Indonesia. Dengan

keberadaaan tenaga pengajar yang bergelar magister pada rumpun mata pelajaran

unggulan, yakni ilmu pengetahuan alam dan bahasa Inggris ini maka Madrasah

Aliyah sudah memiliki kompetensi dasar sehingga diharapkan akan mampu

mengakomodir berbagai strategi pengembangan kurikulum di MAN Model

Manado. Keadaan Tenaga pengajar pada MAN Model Manado dapat disajikan

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7.Keadaan Tenaga Pengajar MAN Model Manado

Menurut Kualifikasi status Kepegawaian

No.Status

Kepagawaian Guru

Jumlah GuruKeterangan

L P Jumlah

Termasuk Kepala

71

Page 72: Tesis Manajemen Pembiayaan

1

2

3

Guru NIP. 15

Guru NIP. 13

GTT/Honor

21

1

-

36

2

2

57

3

2

Madrasah

Total Jumlah22 40 61

Sumber Data : TU. MAN Model Manado, 2009

Keadaan ketenagaan guru mata pelajaran sebagaimana yang disajikan

tersebut menunjukkan bahwa MAN Model Manado telah memiliki tenaga

pengajar yang memadai. Apalagi sebagaian besar adalah berstatus Pegawai Negeri

Sipil, baik di lingkungan Departemen Agama, maupun dari Dinas Pendidikan

Nasional sebagai guru yang diperbantukan (DPK). Keseluruhan tenaga pengajar

tersebut melaksanakan tugas kegiatan belajar mengajar pada berbagai mata

pelajaran yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kelompok

mata pelajaran yang diajarkan dan kualifikasi pendidikan guru yang bertugas di

MAN Model Manado dipaparkan pada tabel berikut:

Tabel 8 Keadaan Tenaga Pengajar Menurut Kelompok

Mata Pelajaran yang diajarkan dan Latar Belakang pendidikan

72

Page 73: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sumber Data : TU. MAN Model Manado, 2009

Selain itu dalam upaya mencapai tujuan lembaga madrasah sebagaimana

telah diprogramkan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado, maka

diperlukan pelaksana administrasi yang diharapkan mendukung kegiatan

kependidikan yang berlangsung. Kegiatan administrasi ini memiliki tugas untuk

mengadakan penataan dan pengadministrasian seperti kegiatan surat menyurat

resmi, kearsipan, admnistrasi kepegawaian, kesiswaan, keuangan, inventarisasi,

dan dokumentasi serta membantu tugas-tugas kepala madrasah.

Alhamdulillah, seiring dengan dikukuhkan Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Model Manado, pemerintah juga dalam hal ini Departemen Agama telah

mengangkat guru-guru mata pelajaran umum ditempatkan di madrasah aliyah

sesuai dengan yang dibutuhkan, dengan bertambahnya jumlah ketenagaan baik

tenaga guru dan pengawai tata usaha akan lebih bermakna bagi program kelas

efektif di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado. Keadaan ketenagaan

yang menjadi pegawai dapat disajikan pada tabel berikut:

73

Page 74: Tesis Manajemen Pembiayaan

Tabel 9. Keadaan Ketenagaan Pegawai pada MAN Model Manado

No.

Jenis KetenagaanJumlah Pegawai

KeteranganL P Jumlah

123456

LaboranKepala TUStaf TUPeg. Honorer TUSecurityCleaning Service

-12311

1-42--

116511

Tenaga HonorerTenaga Honorer

Jumlah Total 8 7 15

Sumber: TU. MAN Model Manado, Maret 2009

Secara hirarki keorganisasian, madrasah ini memiliki struktur yang relatif

sama dengan SMA, baik dari segi fungsi dan kewenangan, maupun tugas-tugas

yang diemban setiap komponen sebagai pembantu kepala madrasah . Namun

demikian terdapat perbedaan dari segi jabatan wakil kepala madrasah pada bidang

Sumber Daya Manusia yang sekaligus selaku Kepala PSBB pada MAN Model

Manado yang tidak terdapat di sekolah lainnya. Tugas yang diemban ini terkait

erat dengan pemberdayaan guru dan siswa madrasah termasuk dalam pengelolaan

dan pengebangan program kelas efektif

4. Kesiswaan

Sebagai penyelenggara pendidikan setaraf SMU, maka dalam

perkembangannya MAN Model Manado merupakan lembaga pendidikan yang

telah diperhitungkan di Propinsi Sulawesi Utara. Hal ini di tandai dengan

terdapatnya siswa yang berasal dari berbagai daerah kabupaten dan kota di

Sulawesi Utara bahkan berasal dari provinsi lain. Peningkatan jumlah input siswa

74

Page 75: Tesis Manajemen Pembiayaan

lebih disebabkan oleh peningkatan mutu pelayanan pendidikan seiring dengan

pemberlakuan madrasah sebagai model dan prestasi yang dicapai dalam setiap

lomba dan pertandingan yang diikuti oleh siswa. Perkembangan jumlah siswa

yang mendaftar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan

sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Perkembangan Siswa MAN Model Manado

Kurun 2002-2009

Sumber Data: TU. MAN Model Manado, Maret 2009

Dalam hal penerimaan siswa baru pada Tahun Pelajaran. 2008/2009.

MAN Model Manado telah menerapkan pola penerimaan dengan memasang

tiga indikator. Pertama: Menerima siswa yang memiliki kualitas agama dan

intelegensia yang baik. Kedua: Memiliki nilai akhlak yang teladan dan mampu

membangun kepribadian diri (personality development). Ketiga: memiliki

75

Page 76: Tesis Manajemen Pembiayaan

inovasi untuk pengembangan. Indikator ini menjadi tolak ukur penerimaan

siswa baru MAN Model Manado karena didasarkan atas empat sasaran yang

ingin dicapai.

Pertama, terciptanya kondisi belajar yang kondusif serta didukung oleh

kemampuan intelegensia siswa yang mampu bersaing. Kedua: Terciptanya

kader-kader muda yang berkualitas berakhlak, bermoral, dan berkepribadian

yang baik.

Ketiga, dihasilkannya output yang memliki dasar ketrampilan serta ilmu

pengetahuan yang relevan.

Keempat, Terjadinya MAN Model Manado sebagai sekolah pembina

dan unggulan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkankan data penerimaan calon siswa baru ditemukan bahwa

satuan pendidikan asal calon siswa pendaftar pada MAN Model Manado

merupakan lulusan dari jenjang pendidikan SMP dan MTs, baik negeri maupun

swasta. Sistem seleksi yang diterapkan dalam penerimaan calon siswa baru

dilakukan dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian nasional, dan

mengikuti ujian tes tertulis dengan materi Agama Islam terpadu, IPA terpadu, IPS

terpadu, dan Matematika. Disaping itu setiap calon siswa mengikuti uji

kompetensi dalam bentuk praktek baca tulis al-Qur’an dan ibadah shalat. Data

siswa pada pendaftaran calon siswa baru dapat terlihat pada penyajian tabel

sebagai berikut :

76

Page 77: Tesis Manajemen Pembiayaan

Tebel 11Keadaan Siswa yang terdaftar dan Diterima di MAN Model Manado

Tahun Pelajaran 2008 /2009

Sumber Data: TU. MAN Model Manado,Maret 2009

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan minat siswa untuk masuki dan

bersekolah di MAN Model Manado relatif tinggi. Khusus pada tahun ajaran

2008/2009 perkembangan dari keadaan siswa yang sedang menempuh

pendidikan di MAN Model Manado pada saat ini sudah mencapai jumlah 638

orang siswa yang tersebar pada 23 kelas serta berada pada tiga jurusan yaitu IPA,

IPS dan Bahasa. Keadaan siswa MAN Model Manado dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 12. Keadaan Siswa MAN Model Manado

Tahun Pelajaran 2008/2009

77

Page 78: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sumber Data: MAN Model Manado,Maret 2009

Pada pelaksanaan Ujian Akhir Nasional tahun pelajaran 2008/2009, MAN

Model Manado telah mengikutsertakan siswanya dengan jumlah 207 peserta,

dan sebanyak 100 %. Dinyatakan lulus. Keberhasilan ini diikuti dengan

prestasi siswa yang memperoleh peringkat baik untuk mata pelajaran ekstra

standar NUN berada dalam kategori sedang, karena nilai yang diperoleh

berkisar antara 5.00 sampai 6.50.

Sesuai data yang diperoleh, alumni yang telah lulus itu, menyebar ke

beberapa perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, baik yang Perguruan Tinggi yang

78

Page 79: Tesis Manajemen Pembiayaan

ada di Sulawesi Utara, mauapun di Pulau Jawa serta selebihnya mengikuti jenis

pendidikan lain berupa kursus-kursus ketrampilan. Dengan demikian dapat

dipastikan bahwa MAN Model Manado sudah mampu bersaing dalam dunia

pendidikan.

B. Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Model

Manado

1. Perencanaan Pembiayaan

Perencanaan pembiayaan terkait dengan program-program yang akan

dikembangkan di madrasah selain program atau kegiatan rutin yang setiap tahun

dilaksanakan. Madrasah Aliyah Negeri Model Manado melaksanakan kegiatan

perencanaan dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan mengakomodasi

daya dukung penyelenggaraan pendidikan melalui penyediaan data yang akurat

dari berbagai sumber antara lain kepala madrasah, komite madrasah guru, tenaga

administrasi, dan orang tua siswa. Berkaitan dengan proses pengumpulan data,

berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan.

Hasil wawancara dengan kepala madrasah:

”Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan perencanaan program adalah mengumpulkan data. Kegiatan pengumpulan data ini melibatkan warga madrasah melalui pertemuan yang menghadirkan warga madrasah dan komite madrasah, melalui pengamatan, dokumentasi madrasah berupa program kerja sekolah yang lama, laporan kerja kepala sekolah, laporan perkembangan madrasah serta berbagai dokumen lainnya. (EM, W01)

79

Page 80: Tesis Manajemen Pembiayaan

Hal yang senada diungkapkan oleh ketua komite madrasah:

”Sebelum melakukan perencanaan terhadap berbagai program yang akan ditetapkan pihak madrasah melaksanakan kegiatan mengumpulkan berbagai informasi menyangkut keadaan terkini sekolah. Informasi yang mereka kumpulkan berasal dari berbagai sumber termasuk dari saya melalui perbincangan formal maupun nonformal, selain itu pertemuan-pertemuan dengan dewan guru maupun pertemuan dengan orang tua merupakan sumber untuk mencari data yang mereka butuhkan.”(BT, W03).

Seorang guru yang merupakan wakil kepala madrasah urusan sarana

dan prasarana mengungkapkan:

”Sebelum menyusun rencana program madrasah kami mengumpulkan data mengenai keadaan madrasah dari berbagai sumber termasuk saya sebagai koordinator sarana dan prasarana. yang juga merupakan pengelola kegiatan terkait dengan sarana dan prasarana Data yang dikumpulkan menyangkut keadaan dan kondisi sarana dan prasarana yang ada di madrasah (JR, W06)

Hal ini dikuatkan oleh wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

”Sebelum melaksanakan kegiatan perencanaan untuk pengembangan madrasah kami mengumpulkan data menyangkut kondisi dan keberadaan sekolah serta kurikulum yang diterapkan. Sebagai wakil kepala madrasah urusan kurikulum dan pengelola kegiatan pengembangan kurikulum di madrasah ini, saya dimintakan berbagai masukan menyangkut perkembangan kurikulum, model dan metode pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan dalam madrasah, serta program-program terkait kurikulum yang cocok dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan madrasah.” (AR, W08)

b. Penyusunan rencana dan program yang akan dilaksanakan.

Selanjutnya menyusun rencana dan program-program yang akan dilaksanakan.

Dari dokumentasi berupa rencana pengembangan madrasah ditemukan program-

program yang direncanakan dibagi dalam tujuh kategori yaitu:

1) Pengembangan Administrasi dan ketenagaan:

a) Pelayananan administrasi dan rumah tangga madrasah

80

Page 81: Tesis Manajemen Pembiayaan

b) Kesejahteraan guru dan tenaga administrasi

c) Kegiatan operasional kantor

2) Pengembangan Kurikulum

a) Administrasi kurikulum

b) Kegiatan penataran

c) Ulangan/ujian

3) Pengembangan kegiatan Kesiswaan

4) Kehumasan

5) Pengembangan Program-program binaan khusus

6) Peningkatan sarana dan prasarana madrasah.

7) Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

8) Peningkatan partisipasi masyarakat

Dalam kegiatan penyusunan rencana program madrasah dibentuk tim

work penyusunan program madrasah yang terdiri dari pimpinan sekolah,

perwakilan guru dan tenaga administrasi yang merupakan pengelola kegiatan dan

komite madrasah. Penyusunan rencana program didasarkan pada visi,misi, tujuan

dan sasaran yang ditetapkan

Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa informan menyangkut

kegiatan perencanaan program madrasah.

Wawancara dengan kepala madrasah:

“Dalam menyusun rencana program madrasah, kami melibatkan warga madrasah sehingga semua kepentingan terwakili. Rencana program juga mengacu dari visi,misi tujuan dan sasaran madrasah. Dalam perencanaan kami menentukan ponti-point yang menjadi prioritas serta mempertimbangkan daya dukung sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana.” (EM, W13)

81

Page 82: Tesis Manajemen Pembiayaan

Wawancara dengan salah satu guru yang merupakan ketua rumpun mata

pelajaran IPA

“Komunitas madrasah dilibatkan dalam kegiatan merencanakan program termasuk saya wakil dari guru rumpun mata pelajaran IPA sekaligus koordinator program bilingual. Saya dimintakan untuk merencanakan berbagai program untuk mengembangkan program yang menjadi salah satu program madrasah” (M, W14)

Wawancara dengan seorang guru yang merupakan anggota koordinator

kurikulum

“Kami dilibatkan dalam kegiatan perencanaan program madrasah. Sebagai pengelola kurikulum saya dimintakan untuk membuat rencana program yang terkait dengan kurikulum dan proses belajar mengajar antara lain rencana program tahunan, program kerja semester, program kelas, jadwal kegiatan belajar mengajar, silabus dan rencana program pembelajaran, kisi-kisi penilaian, evaluasi, pembinaan KBM, worskhop dan MGMP madrasah” (AR.W19)

Wawancara dengan seorang guru koordinator kesiswaan

“Sebagai koordinator dan sekaligus pengelola kegiatan kesiswaan, saya dilibatkan dalam kegiatan perencanaan program madrasah terkait dengan kegiatan kesiswaan. Saya dimintakan untuk merencanakan berbagai program antara lain penerimaan siswa baru, pengenalan sekolah, pembinaan OSIM dan kedisiplinan siswa, kegiatan ekstrakurikuler, dan sebagainya yang terkait dengan kesiswaan” (PT, W22)

Wawancara dengan koordinator urusan administrasi sekolah:

“Dalam kegiatan perencanaan saya dilibatkan sesuai dengan kapasitas saya sebagai koordinator urusan administrasi, adapun hal yang direncanakan adalah menyangkut berbagai hal yang terkait dengan pembinaan dan pengelolaan administrasi madrasah.” (AK, W22)

Wawancara dengan ketua komite madrasah:

“Sebagai mitra madrasah kami merencanakan berbagai program yang akan dikembangkan oleh madrasah dan tentunya tak lepas dari peran kami sebagai badan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan di madrasah, pendukung, pengontrol dan mediator antara pemerintah dengan masyarakat di . ” (BT, W24)

82

Page 83: Tesis Manajemen Pembiayaan

Rencana program yang telah dibuat kemudian dipaparkan oleh masing-mas-

ing pengelola program kemudian dimasukkan kedalam rencana anggaran dan be-

lanja madrasah. Program-program yang akan dilaksanakan mempertimbangkan

aspek-aspek: peningkatan kualitas, modal dasar/starting point, kemampuan pen-

gelola, biaya, waktu, manfaat.

c. Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Madrasah (RAPBM)

Rencana anggaran pendapatan dan belanja madrasah disusun oleh team

penyusun Rencana anggaran pendapatan dan belanja madrasah. Progam-program

tersebut disesuaikan dengan sumber-sumber dana yang ada di madrasah. Adapun

sumber-sumber dana yang ada di madrasah adalah dana dari DIPA, komite seko-

lah, bantuan dari pemerintah dan sponsorship.

Rencana program yang telah dibuat disampaikan kepada kepala madrasah

sebagai pejabat pembuat komitmen. Rencana program yang telah dibuat dipilah

mana yang dananya akan diusulkan untuk didapatkan dari DIPA, blockgrant serta

dari komite maupun dari sponshorship. Khusus untuk DIPA rencana program

diusulkan pada penyusunan rencana kerja/anggaran kementerian/lembaga, selan-

jutnya setelah melalui proses kemudian madrasah mendapatkan DIPA . Setelah

mendapatkan DIPA pihak madrasah mengadakan rapat untuk menyampaikan

bahwa madrasah telah mendapatkan DIPA sekaligus menetapkan program-pro-

gram yang akan dilaksanakan dengan mengacu pada rencana anggaran pendapatan

dan belanja madrasah.

83

Page 84: Tesis Manajemen Pembiayaan

Walaupun kegiatan perencanaan program dan pembiayaan melibatkan ko-

munitas madrasah termasuk pengelola kegiatan namun masih ditemukan adanya

beberapa kelemahan antara lain

a. Fungsi perencanaan dalam manajemen pembiayaan MAN Model Manado

pada kenyataannya belum menggunakan konsep perencanaan pendidikan se-

bagaimana mestinya. Dengan kata lain, perencanaan terhadap seluruh proses

kegiatan yang berlangsung pada setiap kegiatan masih terpola dengan konsep

umum yang diberikan oleh institusi terkait yaitu Departemen Agama. Hal ini

sesuai dengan pernyataan dari Kepala Madrasah yang menyatakan bahwa :

MAN Model Manado dalam merencanakan aktifitasnya baik pada bidang pendidikan, pelatihan dan pelayanan termasuk pembiayaan, masih bersifat sentralistik. Maksudnya, seluruh rangkaian kegiatan masih menuruti konsep perencanaan kegiatan dan anggaran yang diberikan oleh Departeman Agama. Sehingga hal-hal yang seharusnya direncanakan sesuai dengan spesifik kebutuhan lokal belum benar-benar teridentifikasi. .

b. Dalam perumusan perencanaan program dan pembiayaan, para pengelola

kegiatan cenderung tidak melibatkan komponen-komponen terkait dan

berkompetensi dalam pengembangan program yang dikelola

c. Perencanaan yang dirumuskan oleh para pengelola kegiatan pada MAN Model

Manado, belum menggambarkan adanya relevansi dengan konsep pengemban-

gan MAN Model Manado.

d. Perencanaan kegiatan pada MAN Model Manado masih lebih berorientasi

pada peningkatan aspek kualitas guru dan tenaga kependidikan lainnya, se-

hingga aspek kualitas siswa masih sering terabaikan dan kurang mendapat pri-

84

Page 85: Tesis Manajemen Pembiayaan

oritas. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh seorang informan yang meru-

pakan guru bahasa Indonesia yaitu:

Program-program kegiatan yang selama ini diusulkan oleh pengelola kegiatan dalam perencanaan pembiayaan kegiatan lembaga, cenderung lebih mengutamakan aspek guru dan karyawan. Sementara aspek proses pendidikan dan pembelajaran khususnya yang berhubungan dengan kepentingan kesiswaan kurang mendapat perhatian yang serius. .

e. Proses perencanaan pembiayaan yang dilakukan oleh pengelola kegiatan pada

MAN Model Manado masih menggunakan pola tradisional, sehingga hasil

perencanaan yang dirumuskan cenderung tidak menggambarkan konsep

pengembangan jangka panjang, melainkan lebih terfokus pada aktifitas-aktifi-

tas yang bersifat insidentil.

Pada bidang ini, persoalan-pesoalan yang timbul cenderung disebabkan

oleh beberapa unsur permasalahan sebagai berikut :

Tidak adanya tenaga profesional atau yang ahli di bidang perencanaan. Hal

ini merupakan alasan pertama dan utama sehingga proses perencanaan

pembiayaan pada MAN Model Manado, tidak berjalan sesuai dengan semestinya.

Dengan kata lain, selama ini proses perencanaan hanya ditangani dan dilakukan

oleh tenaga-tenaga yang kurang memiliki skill di bidang perencanaaan. Faktor

belum tersedianya tenaga ahli dimaksud sangat dimaklumi karena beberapa alasan

yaitu: (1) pengembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Manado menjadi MAN

Model Manado, masih terhitung baru, (2) rekrutmen dan penempatan tenaga pada

MAN Model secara umum ditetapkan oleh Kanwil Dep. Agama. Sementara pada

institusi MAN Model Manado dan pembentukan team perencanaan pembiayaan

dilakukan oleh Kepala MAN Model Manado.

85

Page 86: Tesis Manajemen Pembiayaan

Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan acuan teoritik, bahwa

perencanaan merupakan proses awal dari pelaksanaan semua fungsi manajemen.

Perencanaan juga yang akan menentukan arah dari gerak aktifitas suatu

organisasi. Dilihat dari sisi manfaat seperti yang telah dikemukakan oleh para

pakar manajemen, perencanaan dalam sebuah organisasi termasuk perencanaan

pembiayaan pada MAN Model Manado memegang peranan yang sangat penting

khususnya dalam tiga hal pokok yaitu : (1) merumuskan arah kegiatan, (2)

menentukan volume kegiatan, (3) memprediksikan bidang garapan atau program

kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dalam merealisasikan tiga hal tersebut, senantiasa dituntut adanya tenaga

profesional. Dimaksudkan dengan tenaga profesional adalah tenaga yang memiliki

karakteristik sebagai perencana yang ahli. Selanjutnya Turang (2002:29)

menyarankan, seharusnya setiap lembaga pendidikan memiliki wadah khusus

Perencana Pendidikan. Selanjutnya beliau merumuskan beberapa karakteristik

yang harus dimiliki oleh tenaga Perencana Pendidikan yaitu sebagai berikut :

1) Ahli/profesional dalam perencanaan pendidikan dan manajemen pebangunan pendidikan.

2) Memiliki wawasan luas tentang organisasi/lembaga yang direncanakan.

3) Memahami secara umum kecenderungan lembaga yang dikelola.

4) Mempunyai idealisme, dan visi masa depan pendidikan bagi masyarakat, pemerintah dan negara.

5) Mempunyai kemampuan mencermati / mengamati secara umum pelaksanaan pembangunan bidang-bidang lain yang terkait dengan pembangunan pendidikan.

Rumusan yang dikemukakan oleh Turang di atas, nampaknya

secara operasional dapat dijabarkan pada beberapa karakteristik sebagai

86

Page 87: Tesis Manajemen Pembiayaan

berikut :

1) Memiliki kemampuan berusaha menyadari peluang-peluang yang tersedia.

2) Memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan dan sasaran.

3) Berkemampuan mempertimbangkan permis-permis perencanaan.

4) Mempunyai kemampuan mengidentifikasi berbagai alternatif,

membandingkan, menilai dan memilah artenatif-alternatif tersebut.

5) Mempunyai kemampuan dalam merumuskan rencana-rencana penunjang.

6) Memiliki kemampuan merencanakan anggaran belanja dalam pengelolaan

organisasi pendidikan.

7) Memiliki kemampuan merumuskan rencana strategis.

Karakteristik-karakteristik dasar yang harus dimiliki oleh perencana

pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas adalah sebuah keniscayaan. Sebab,

seorang perencana bila memiliki karakteristik-karakteristik tersebut, akan

melahirkan konsep perencanaan yang baik termasuk perencanaan pembiayaan.

Konsep perencanaan yang baik paling tidak adalah seperti yang telah

dikemukakan pada pembahasan teori perencanaan BAB II tesis ini, dan atau yang

dikemukakan oleh Turang (2002:28) bahwa perencenaan yang baik adalah, (1)

konkrit, (2) memuat berbagai alternatif, (3) mengidentifikasi berbagai isyu, (4)

ringkas, (5) menampung aspirasi dan peran serta dari berbagai pihak, (6) mudah

dievaluasi, (7) terdapat hubungan fungsional setiap input terhadap output. (8)

dapat direvisi, (9) dapat dilaporkan, (10) lengkap penyelesaian, (11) dapat

menguatkan perencana , pelaksana dan pihak-pihak lainnya.

87

Page 88: Tesis Manajemen Pembiayaan

f. Kurang memahami prosedur perencanaan dengan tepat. Unsur kedua

penyebab timbulnya permasalahan di bidang perencanaan pembiayaan adalah

karena para perencana pada MAN Model Manado kurang memahami dengan

sebenarnya prosedur dan mekanisme perencanaan, baik yang menyangkut

syarat-syarat ataupun teknik-teknik perencanaan termasuk didalamnya

perencanaan pembiayaan pendidikan. Secara substansial, alasan kedua ini

merupakan dampak lanjut dari alasan yang pertama di atas. Akibatnya, hasil

dari perencanaan yang dirumuskan cenderung tidak maksimal. Padahal,

maksimalnya suatu hasil perencanaan yang dirumuskan sangat ditentukan oleh

prosedur dan mekanisme perencanaan.

Prosedur dan mekanisme dalam suatu proses aktifitas, adalah sangat

berkaitan erat dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Oleh sebab itu,

dalam hubungannya dengan aktifitas perencanaan pembiayaan pada MAN Model

Manado, prosedur dan mekanisme perencanaan dimaksud paling tidak mencakup

dua hal penting yaitu : (1) Prosedur yang berkaitan dengan persyaratan-

persyaratan perencanaan. (2) Prosedur yang berhubungan dengan langkah-langkah

dan teknik-teknik perencanaan yang baik. Penjelasan tentang kedua hal tersebut,

telah dikemukakan dalam pembahasan tentang syarat-syarat dan langkah-langkah

perencanaan pada bagian II tesis ini.

Dalam perencanaan strategis pendidikan, secara gamblang dikemukakan

oleh Turang (2002:36) bahwa prosedur dan mekanisme yang dapat digunakan

dalam perumusan perencanaan pendidikan secara garis besar adalah sebagai

berikut :

88

Page 89: Tesis Manajemen Pembiayaan

1) Identifikasi masalah strategik jangka panjang kedepan.

Dalam hal ini terdapat tiga masalah strategik masa depan di era

globalisasi. yaitu: (1) masalah mutu pendidikan dalam konteks peningkatan mutu

SDM, dan tuntutan lingkungan eksternal. (2) Masalah relevansi pendidikan

dengan perkembangan IPTEK, tuntutan pembangunan nasional, daerah, dan

perkembangan regional internasional. (3) Masalah keterkaitan pengembangan

pendidikan, sosial ekonomi dan kultural daerah, terutama menyangkut masalah-

masalah ; kemiskinan, pengangguran, narkoba, dan penyakit sosial lainnya.

2) Perumusan visi pendidikan masa depan.

Dalam kaitan ini, visi dipahami sebagai wawasan yang dijadikan sumber

arahan bagi MAN dalam proses perumusan misi. Dengan kata lain, visi adalah

pandangan jauh kedepan kemana MAN Model Manado akan diarahkan.

Pemaknaan sederhana tentang visi ini, maka paling tidak perumusan visi yang

baik adalah mengandung beberapa unsur yaitu, (1) muncul dari suatu cita-cita dan

hasrat yang akan diwujudkan pada suatu waktu tertentu, (2) mengikuti syarat-

syarat, prosedur dan mekanisme perumusan visi yang baik, (3) memiliki kekuatan

dalam penanggulangan masalah yang kelak akan dihadapi oleh MAN Model

Manado , (4) memiliki nilai karakteristik yang sesuai dengan karakteristik MAN

Model Manado..

3) Perumusan misi pendidikan di masa depan.

Misi dalam kaitan ini diartikan sebagai tindakan untuk merealisasikan visi

dan aksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok terkait.

89

Page 90: Tesis Manajemen Pembiayaan

Maksudnya, merumuskan misi pada MAN Model Manado senantiasa harus

memperhatikan tugas dan fungsi serta kompetensi lembaga tersebut,

mempertimbangkan faktor-faktor kepentingan kelompok-kelompok terkait. Secara

gamblang, rumusan misi

4) Perumusan tujuan.

Bertitik tolak dari rumusan visi dan misi di atas, langkah selanjutnya yang

harus dilakukan adalah menentukan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang ingin

dicapai dan dihasilkan serta kapan proses pencapaiannya. Jadi pada hakekatnya

tujuan adalah tahapan wujud konkrit MAN menuju visi dan misi yang telah

dirumuskan. .

5) Menganalisis dan merumuskan program sesuai bidang garapan.

Mekanisme selanjutnya menurut proses perencanaan strategis

khusunya dalam perencanaan pembiayaan pada MAN Model Manado sesuai

dengan visi, misi dan tujuan yang telah dirumuskan ke dalam bentuk program dan

bidang garapan apa yang seharusnya dibiayai.

C. Pengorganisasian Pembiayaan Pendidikan

Dalam hubungannya dengan aspek pengorganisasian pembiayaan

langkah-langkah yang dilaksanakan adalah

1. Pembagian tugas yang terkait dengan pembiayaan dimana bendahara komite

mengelola uang komite, bendhara rutin mengelola dana DIPA serta dibentuk

panitia pada kegiatan tertentu dengan tugas dan fungsi sesuai jabatannya

dalam kepanitian. Namun terkait dengan aspek pengorganisasian pembiayaan

90

Page 91: Tesis Manajemen Pembiayaan

2. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab terkait dengan pembiayaan

misalnya dalam kegiatan yang membutuhkan kepanitiaan, KPA memberikan

wewenang kepada panitia dan panitia bertanggung jawab terhadap kegiatan

yang dilaksanakan termasuk pembiayaan, yang dibuktikan melalui nota,

kwitansi serta laporan pertanggungjawaban kegiatan.

3. Adanya koordinasi terkait dengan pembiayaan antara bendahara, pejabat

pembuat kebijakan dan kuasa pengguna anggaran untuk semua program yang

membutuhkan pembiayaan

Konsultan Pengembangan MAN Model Manado menjelaskan bahwa :

Pada hakekatnya pola kerja terstruktur menurut Kanwil Dep. Agama Propinsi Sulawesi Utara menjadi dasar pengorganisasian setiap lembaga yang bernaung di bawahnya, dan pengorganisasian pembiayaan pada MAN Model Manado belum sesuai dengan pola tersebut..

Pernyataan di atas diperjelas oleh informan lainnya yang merupakan

ketua rumpun mata pelajaran IPA menyatakan bahwa :

Pengorganisasian pembiayaan pada MAN Model Manado sudah menggunakan pola kerja terstruktur sesuai petunjuk Kanwil Departemen Agama Propinsi Sulawesi Utara dan sudah dikembangkan menurut kebutuhan madrasah walapun belu semuanya bisa terakomodir. (CLW/03).

Berkaitan dengan Pernyataan di atas, Kepala MAPENDA Kanwil Dep.

Agama Propinsi Sulawesi Utara menyatakan bahwa :

Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajerial dalam pembiayaan pendidikan pada MAN Model Manado belum teraplikasi secara maksimal terutama yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengorganisasian moderen. (CLW/02).

Berdasarkan hasil temuan penelitian dalam kaitannya dengan fungsi

pengorganisasian dalam pengorganisasian pembiayan pendidikan pada MAN

91

Page 92: Tesis Manajemen Pembiayaan

Model Manado, maka peneliti berkesimpulan bahwa fungsi ini dalam

operasionalnya belum secara total menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik

pengorganisasian yang seharusnya. Sehingga, hal inilah yang mengakibatkan

timbulnya beberapa permasalahan utama yang berhubungan dengan fungsi

pengorganisasian dimaksud. Dengan kata lain, selama ini fungsi tersebut secara

operasional dalam pembiayan pendidikan pada MAN Model Manado hanya

dilaksanakan sesuai apa adanya dengan maksud yang penting tujuan setiap

kegiatan dapat dicapai. Padahal, secara ideal tercapainya tujuan organisasi

disamping melaksanakan fungsi perencanaan sebagaimana telah dikemukakan di

atas, maka fungsi organisasi juga turut menentukan proses pencapaian tujuan.

Sebagaimana telah dikemukakan oleh para pakar manajemen di dalam

pembahasan acuan teoritik pada Bab II tesis ini, bahwa pengorganisasian

merupakan keseluruhan rangkaian proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat,

tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka setidaknya dalam proses

pengorganisasian pembiayaan terdapat beberapa unsur penting yang harus

diperhatikan. Unsur-unsur dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pembagian kerja yang harus dilakukan dan menugaskannya pada personil-

personil tertentu, kelompok-kelompok dan bagian-bagian yang terdapat dalam

suatu organisasi;

b. Pembagian kegiatan menurut level kekuasaan dan tanggung jawab;

92

Page 93: Tesis Manajemen Pembiayaan

c. Pengelompokkan tugas menurut tipe dan jenis organisasi;

d. Pengaturan hubungan kerja antara anggota organisasi.

Untuk dapat memenuhi unsur-unsur di atas sekaligus menciptakan dan

menggerakkan MAN Model Manado dalam proses pencapaian tujuan, maka

terdapat beberapa prinsip yang harus di perhatikan, yaitu :

a. Rumusan tujuan yang jelas. Tujuan menjadi dasar dalam organisasi. Tanpa tu-

juan, organisasi akan berjalan tanpa arah dan mudah terombang ambing.

Anggota kelompok harus benar-benar memahami dan menjiwai tujuan yang

akan dicapai. Karena dengan dipahaminya tujuan-tujuan organisasi secara

baik, maka akan memungkinkan mereka memperoleh pedoman dalam bekerja

dan menilai hasil yang telah dicapai. Disamping itu, dimungkinkan para

anggota organisasi bertindak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab-

nya secara sadar.

b. Pembagian kerja dalam suatu organisasi harus dilaksanakan dengan memper-

hatikan keberagaman potensi dan minat para anggotanya.

c. Pendelegasian wewenang dan penetapan hirarkinya harus terdapat rele-

vansinya dengan tanggung jawab dan dilakukan secara jelas agar dapat mem-

berikan gambaran pola hubungan kerja.

d. Kesatuan arah. Artinya, semua aktifitas dan sumber yang digunakan adalah

benar-benar mengarah pada tujuan yang sama.

93

Page 94: Tesis Manajemen Pembiayaan

e. Kesatuan komando. Maksudnya, setiap anggota organisasi hanya memiliki

satu komando yang merupakan atasan langsung, kepada siapa ia menerima

perintah, dan kepada siapa ia harus melaporkan hasil kegiatannya.

f. Kemampuan pengawasan yang fungsional. Maksudnya, seorang pemimpin

dalam sebuah organisasi tidak hanya mengawasi hubungan kerja antara dia

dengan bawahannya, tetapi juga harus mampu menguasai hubungan kerja an-

tara sesama bawahannya.

Dalam mengaplikasikan sejumlah prinsip-prinsip organisasi tersebut,

maka diperlukan beberapa teknik pendekatan dalam pelaksanaannya. Beberapa

teknik pendekatan dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan tujuan. Teknik ini merupakan pendekatan yang lebih menitik be-

ratkan pada pentingnya tujuan untuk dapat direalisasikan dan termasuk jenis

pendekatan yang hingga kini masih banyak digunakan oleh organisasi. Ada-

pun langkah-langkah penggunaan pendekatan ini mencakup : (1) Analisis tu-

juan organisasi, (2) perumusan tujuan, (3) mendeskripsi keadaan yang sedang

berlangsung, (4) mengidentifikasi berbagai kemudahan dan hambatan, dan (5)

mengembangkan serangkaian kegiatan. Di samping lima langkah tersebut,

pendekatan ini juga memerlukan dukungan dari delapan komponen kritis or-

ganisasi, terutama untuk mengetahui berbagai faktor kritisnya serta mendap-

atkan kepastian peran fungsionalnya dalam menanggulangi ketidak efektifan

organisasi. Adapun faktor-faktor kritis dimaksud, yaitu: (1) Sumber Daya

Manusia (SDM), (2) sumber dana, (3) material, (4) aturan dan hukum yang

94

Page 95: Tesis Manajemen Pembiayaan

berlaku dalam organisasi, (5) prosedur dan mekanisme, (6) metode, (7) pen-

gendalian, dan (8) pemasaran.

b. Pendekatan sistem. Teknik ini memandang organisasi sebagai sebuah sistem

dengan lebih menekankan pentingnya faktor input, procces, output, dan out-

comenya sebagai lokasi kajian keefektifan organisasi. Teknik pendekatan ini

biasanya memiliki tiga tahapan dalam menanggulangi ketidak efektifan organ-

isasi. Ketiga tahapan dimaksud yakni : (1) Penentuan lokasi ketidak efektifan

organisasi, (2) penentuan dan analisis masalah, dan (3) pengembangan

serangkaian kegiatan. Sebagaimana halnya pendekatan tujuan, penerapan pen-

dekatan sistem ini juga membutuhkan dorongan dari delapan komponen kritis

organisasi terutama dalam mendeteksi berbagai faktor kritisnya serta mendap-

atkan kepastian peran fungsional dalam menanggulangi ketidak efektifan or-

ganisasi. Komponen-komponen dukungan dimaksud yakni: (1) Koordinasi,

(2) struktur, (3) SDM, (4) pembagian tugas, (5) aturan organisasi dan hukum

yang berlaku, (6) pemasaran. (7) Informasi. (8) Dana.

c. Pendekatan lingkungan. Dalam pendekatan ini proses pengambilan keputusan

sangat dipengaruhi oleh berbagai perilaku yang berbeda (Nakamura dan

Smallwood dalam Harjito (1995:41). Oleh karena itu dalam pendekatan ini or-

ganisasi ditekankan untuk mementingkan kemauan dan kemampuan beradap-

tasi dengan perubahan yang terjadi, baik di lingkungan internal maupun ek-

sternal organisasi. Dalam menanggulangi ketidak efektifan organisasi, pen-

dekatan ini memiliki tiga langkah, yaitu: (1) Menentukan perubahan yang

mengganggu efektifitas organisasi, (2) analisis perubahan, (3) mengem-

95

Page 96: Tesis Manajemen Pembiayaan

bangkan serangkaian kegiatan. Seperti halnya dengan kedua pendekatan se-

belumnya, penerapan pendekatan lingkungan juga membutuhkan dorongan

dari delapan komponen kritis organisasi terutama dalam mendeteksi berbagai

faktor kritisnya serta mendapatkan kepastian peran fungsional dalam

menanggulangi ketidak efektifan organisasi. Komponen-komponen dukungan

dimaksud yaitu: (1) Struktur, (2) prosedur, (3) aturan organisasi dan hukum

yang berlaku, (4) sumber dana, (5) teknologi, (6) SDM, (7) pemasaran, dan

(8) informasi.

Tiga teknik pendekatan organisasi tersebut di atas, dalam

relevansinya dengan pembiayaan pendidikan pada MAN Model Manado dapat

dijabarkan pada beberapa bentuk teknik pendekatan sebagai berikut :

a. Pendekatan Internal. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk

melakukan, memelihara dan meningkatkan hubungan kerja administratif

fungsional. di lingkungan Departemen Agama, baik ditingkat pusat, daerah

dan lokal. Pendekatan ini merupakan strategi awal yang harus dilakukan pihak

madrasah dalam mengorganisir aktifitas pembiayaan pendidikan.

b. Pendekatan Eksternal. Pendekatan ini adalah satu upaya yang perlu dilakukan

pihak madrasah untuk membuat, memelihara dan meningkatkan hubungan

kerja fungsional dengan berbagai instansi dan institusi di luar lingkungan

Departeman Agama dalam rangka memperoleh dana pendidikan.

c. Pendekatan Regional. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menempatkan MAN

Model Manado sebagai agen perubahan yang memiliki daya dorong yang

96

Page 97: Tesis Manajemen Pembiayaan

ampuh bagi pembangunaan masyrakat (community development) sekitar.

Untuk itu pendekaatan regional diperlukan untuk menggalang kerjasama

dengan berbagai potensi yang tersedia di lingkungan masyarakat dalam rangka

menggalang dana.

d. Pendekatan Kolaborasi Operasional. Pembiayaan berbagai Program dan

kegiatan yang dilaksanakan MAN Model Manado senantiasa

memperhitungkan secara rasional untuk memungkinkan hasil yang optimal

dengan penyelenggaraan yang efisien. Untuk ini MAN Model Manado perlu

mengimplementasikannya dalam berbagai bentuk penyelenggaraan. Program

kegiatan dengan pendekatan yang fleksibel dan dinamis yang disepakati

bersama oleh pihak-pihak yang terkait sangat banyak memberikan keuntungan

dalam pengorganisasian pembiayaan pendidikan MAN Model Manado.

Bertitik tolak dari uraian-uraian di atas baik yang berkaitan dengan

pemaknaan pengorganisasian maupun teknik-teknik pendekatan yang harus

digunakan, maka terdapat beberapa aspek yang setidaknya dijadikan fokus dalam

mengaplikasikan fungsi pengorganisasian dalam pembiayaan pendidikan pada

MAN Model. Beberapa aspek dimaksud meliputi :

a. Struktur Organisasi. Tersedianya struktur organisasi secara jelas, akan

memberikan gambaran dan sekaligus pemandu bagi pengelolaan operasional

MAN Model Manado. Dilihat dari fungsi dan tujuan MAN Model Manado,

dalam tata kerja pengelolaannya dapat dipilah ke dalam tiga komponen

organisasi yaitu ; (1) pengelola, (2) pelaksana, dan (3) penyantun.

97

Page 98: Tesis Manajemen Pembiayaan

b. Deskripsi Kerja. Aspek ini merupakan salah satu bagian penting sebagai

aplikasi fungsi pengorganisasian dalam pembiayaan pendidikan pada MAN

Model Manado. Aspek ini juga berfungsi memberi penjelasan secara rinci

tentang apa dan bagaimana merealisasikan kerja sesuai dengan komposisi

komponen-komponen yang tergambar dalam struktur organisasi.

c. Mekanisme Kerja. Aspek ini adalah penting dalam memelihara hubungan

kerja, baik internal maupun eksternal. Manfaatnya adalah : (1) Menghindari

terjadinya tumpang tindih/ambivalensi dalam melaksanakan tugas dan untuk

menyederhanakan jalur birokrasi. (2) Memperjelas kewenangan dan tanggung

jawab masing-masing komponen organisasi, (3) Mengoptimalkan kinerja

masing-masing komponen organisasi. (4) Menghindari atau mengurangi

kemungkinan munculnya pengaruh psikologis sebagai akibat dan tanggung

jawab dari hubungan formal kelembagaan dari masing institusi yang terkait.

D. Penggerakan Pembiayaan Pendidikan

Seperti halnya dengan dua aspek yang telah dikemukakan di atas,

aspek penggerakan pembiayaan pendidikan pada MAN Model Manado secara

sederhana dapat dikatakan telah terproses secara natural sesuai dengan bentuk

manajerial dan model oganisasi yang dianut oleh lembaga tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, seorang informan yang merupakan

guru senior pada madrasah ini mengungkapkan :

Fungsi penggerakan sebagaimana banyak dijelaskan dalam literatur-literatur manajemen, secara operasional relatif teraplikasikan walaupun belum secara maksimal dalam proses yang terkait dengan manajemen pembiayaan pada MAN Model Manado, khusunya yang berkaitan dengan motivasi kerja. Hal inilah yang menyebabkan proses pencapaian

98

Page 99: Tesis Manajemen Pembiayaan

tujuan yang direncanakan belum terlaksana secara optimal. (CLW/02).

Pernyataan di atas diperjelas lagi oleh informan lainnya yang

merupakan koordinator urusan kesiswaam menyatakan bahwa :

Sampai dengan saat ini pola motivasi kerja yang dilaksanakan pada lingkup pengelola kegiatan masih sebatas pembinaan-pembinaan, pembagian job sesuai dengan bidangnya, memberi nilai maksimal (angka terbaik) yang diwujudkan dalam bentuk DP3 dan dikeluarkan setiap akhir tahun kerja. (CLW/07).

Menganalisis hasil wawancara di atas, peneliti berkesimpulan bahwa

permasalahan inti yang nampak dalam proses fungsi penggerakan dalam

manajemen pembiayaan pada MAN Model Manado secara substansial lebih

terfokus pada permasalahan pola motivasi kerja yang belum terarah. Hal ini

disebabkan oleh karena masih belum maksimalnya pemahaman tentang motivasi

kerja baik yang berkaitan dengan manfaatnya, karakteristik, maupun teknik-teknik

penggerakan yang seharusnya ada dalam manajemen pembiayaan di madrasah ini

Bentuk motivasi kerja yang belum terarah dan aspek kepemimpinan

yang merupakan bagian terpenting dalam proses pengelolaan PSBB cenderung

lemah, merupakan sisi lain dari permasalahan yang nampak dalam manajemen

pembiayaan pada MAN Model Manado. Permasalahan-permasalahan ini sangat

erat kaitannya dengan lemahnya aplikasi fungsi penggerakan dalam manajemen

pembiayaan pendidikan di madrasah ini. Adapun lemahnya aplikasi fungsi

tersebut lebih disebabkan oleh masih lemahnya pengetahuan para pengelola akan

makna dan manfaat dari fungsi penggerakan dalam manajemen pembiayaan

pendidikan

Dalam kajian teoritis tentang fungsi-fungsi manajerial sebagaimana

99

Page 100: Tesis Manajemen Pembiayaan

telah dikemukakan bahwa penggerakan dalam sebuah organisasi merupakan

pengintegrasian berbagai usaha untuk memposisikan semua anggota.organisasi

agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai

dengan perencanaan dan pola arganisasi. Dengan kata lain, penggerakan adalah

keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa

sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi

dengan efisien dan ekonomis.

Pernyataan di atas, memberikan gambaran bahwa fungsi penggerakan

dalam sebuah organisasi menempati posisi yang vital bagi langkah-langkah

manajemen dalam merealisir segenap tujuan, rencana dan kegiatan-kegiatan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk itu, dalam kaitannya dengan aplikasi fungsi penggerakan dalam

manajemen pembiayaan pendidian pada MAN Model Manado, terdapat dua aspek

utama yang relevan dengan fungsi tersebut yaitu sebagai beikut :

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagaimana telah banyak diuraikan pengertiannya pada

bagian II tesis ini, secara eksplisit adalah suatu aktifitas memimpin yang

dilakukan seseorang dengan segenap potensi yang dimilikinya untuk

mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang

dipimpin agar mau bekerja dengan semangat dan memiliki kepercayaan diri dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

100

Page 101: Tesis Manajemen Pembiayaan

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan dalam sebuah

organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu: (1) Fungsi yang berhubungan

dengan tujuan yang akan dicapai; yaitu seorang pemimpin harus berusaha

membantu kelompok untuk memikirkan, memilih dan merumuskan tujuan yang

akan dicapai. (2) Fungsi yang berhubungan dengan pengarahan pelaksanaan setiap

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Dalam hal ini lebih erat

kaitannya dengan aktifitas manajerial pemimpin yang dilakukannya dalam rangka

menggerakkan kelompok untuk memenuhi tuntutan organisasi. Teknik-teknik

pengarahan/ penggerakan dimaksud antara lain, actuiting, leading, directing,

motivating dan staffing. (3) Fungsi yang berkaitan dengan penciptaan suasana

kerja yang mendukung proses kegiatan administrasi berjalan dengan lancar, penuh

semangat, sehat dan dengan kreativitas yang tinggi.

Terdapat beberapa usaha praktis yang boleh dilakukan oleh pemimpin

dalam menciptakan suasana/iklim organisasi yang sehat, antara lain adalah: (1)

Memberikan semangat dan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai

suatu taraf produktifitas kerja yang tinggi, (2) menumbuhkan sikap percaya diri

pada setiap anggota organisasi, (3) memupuk suasana kerja sama dalam

kelompok. Hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin dengan cara mengikut-sertakan

seluruh anggota kelompok dalam menyelesaikan setiap persoalan atau kegiatan

sesuai dengan tugas-tugas yang telah dideskripsikan dan dispesifikasikan untuk

setiap unit. Di samping itu, pemimpin sendiri harus pandai memberikan panutan

pada anggotanya, bahwa ia juga sebenarnya merupakan personil yang

mementingkan kerjasama, (4) mengusahakan suatu tempat kerja yang

101

Page 102: Tesis Manajemen Pembiayaan

menyenangkan, sehat dan penuh kemudahan bagi para personil untuk

menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan dengan lancar, aman dan bergairah, (5)

menanamkan dan memupuk perasaan bersama pada masing-masing anggota,

bahwa mereka juga merupakan bagian dari pada kelompok. Semangat demikian

dapat ditumbuhkan melalui usaha-usaha seperti, memberikan penghargaan kepada

\setiap anggotanya sesuai dengan prestasi yang dicapai, dan dapat pula dilakukan

dengan menunjukkan sikap terbuka, objektif dan tidak menganak-emaskan

anggota tertentu. Sewaktu-waktu dapat pula diciptakan melalui aktivitas-aktivitas

sosial, rekreatif dan social meeting yang diadakan bersama anggota kelompok.

Dengan demikian secara sadar akan tumbuh suatu perasaan harga menghargai dan

saling memperhatikan, dan (6) menerapkan konsep kepemimpinan demokratis dan

efektif.

Untuk merealisasikan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut di atas,

seorang pemimpin dituntut agar memiliki karakteristik kepemimpinan yakni; (1)

konstruktif, (2) kreatif, (3) partisipatif, (4) kooperatif, (5) pendelagasian yang

baik, (6) kapasitas integratif yang memadai, (7) rasionalitas dan objektitivitas, (8)

pragmatisme, (9) sederhana dan bersahaja, (10) adaptabilitas dan fleksibilitas.

Beberapa karakteristik di atas, adalah sangat dibutuhkan oleh seorang

pemimpin khususnya dalam lingkaran aktifitas manajemen pembiayan pendidikan

pada MAN Model Manado. Hal ini mengingat bahwa aspek kepemimpinan

merupakan faktor yang paling menetukan dalam menggerakkan roda organisasi

madrasah ini.

102

Page 103: Tesis Manajemen Pembiayaan

b. Motivasi Kerja

Guna mempermudah pemahaman motivasi kerja, berikut ini

dikemukakan pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Motif merupakan

suatu dorongan kebutuhan dalam diri anggota organisasi yang perlu dipenuhi

agar mereka dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan

motivasi adalah kondisi yang menggerakkan anggota organisasi agar mampu

mencapai tujuan dari motifnya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi

untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Sedangkan motivasi

kerja sebagai kondisi yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan

memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara,

2000:85).

Berbagai istilah motivasi yang ada secara substansial mencakup dua

pengertian, (1) suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh para manajer, dan (2) suatu

dorongan psikis dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berperilaku

secara tertentu, terutama di dalam suatu lingkungan pekerjaan.

Memotivasi (to motivate) berarti tindakan dari seseorang yang ingin

mempengaruhi orang lain untuk berperilaku (to behave) secara tertentu. Jika

digunakan dalam konteks ini, maka motivasi menjelaskan suatu aktivitas

manajemen, atau sesuatu yang dilakukan seorang manajer untuk membujuk atau

mempengaruhi bawahannya agar bertindak secara organisatoris dengan cara

tertentu untuk menghasilkan sesuatu yang efektif. Dengan demikian dapatlah

dikatakan bahwa peran dari seorang manajer adalah memotivasi seseorang. Dalam

hal ini ada hubungan antara kepemimpinan dan motivasi.

103

Page 104: Tesis Manajemen Pembiayaan

Motivasi juga dapat berarti dorongan psikis yang ada dalam diri seseorang

yang mendorong untuk berperilaku. Namun motivasi tidaklah memberikan

pengaruh satu-satunya atas tingkat prestasi seseorang. Ada dua faktor lainnya

yang berhubungan dengan tingkat prestasi yaitu; (1) kemampuan dan persepsi

tentang perannya (role perception), maksudnya pengertian tentang perilaku yang

mana adalah yang penting untuk mencapai suatu prestasi yang tinggi, dan (2)

kemampuan dan persepsi tentang peran saling berhubungan. Dengan demikian,

bila salah satu dari faktor tersebut di atas rendah maka tingkat prestasi juga akan

rendah, meskipun faktor-faktor lainnya adalah tinggi.

Dalam kaitannya dengan proses motivasi kerja anggota organisasi di

lingkungan MAN Model Manado, terdapat beberapa teknik motivasi kerja yang

dapat dilaksanakan, yaitu ;

1) Teknik pemenuhan kebutuhan anggota

Pemenuhan kebutuhan anggota organisasi merupakan satu hal

penting yang mendasari perilaku kerja. Artinya, tidak mungkin dapat memotivasi

kerja anggota tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkannya.

2) Teknik komunikasi persuasif.

Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik

memotivasi kerja anggota organisasi yang dilakukan dengan cara mempengaruhi

mereka secara ekstralogis. Teknik ini biasanya menggunakan rumus “ADIDAS”

(Mangkunegara, 2000; 89) yaitu, Attention (Perhatian), Desire (Hasrat), Interest

(Minat), Decision (Keputusan), Action (Aksi atau Tindakan), dan Satisfaction

(Kepuasan). Adapun cara pemanfaatannya, pertama kali pemimpin harus

104

Page 105: Tesis Manajemen Pembiayaan

memberikan perhatian kepada anggota yang dipimpinnya tentang pentingnya

tujuan dan suatu pekerjaan agar timbul minat anggota yang bersangkutan terhadap

pelaksanaan kerja, dan jika telah timbul minatnya maka hasratnya menjadi kuat

untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai

tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, anggota yang

dipimpinnya akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil

pekerjaannya.

Berdasarkan uraian tentang aplikasi fungsi penggerakan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan program kegiatan yang pada MAN

Model Manado merupakan unsur kunci bagi kredibilitas lembaga tersebut.

Efektifitas, efisiensi dan produktifitas pengelolaan program dan kegiatan

merupakan indikator atas keseluruhan manajemen pembiayaan pendidikan. Oleh

karena itu di dalam pelaksanaan kegiatan senantiasa memperhatikan urgensitas

dua aspek penggerakan tersebut.

E. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan

Dalam hubungannya dengan proses pengawasan, salah seorang pejabat di

lingkungan Mapenda Kanwil Departemen Agama Propinsi Sulawesi Utara

menyatakan bahwa, pengawasan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Mapenda

Kanwil Departemen Agama Propinsi Sulawesi Utara terhadap pembiayaan

pendidikan pada MAN Model Manado adalah menggunakan kontrol mekanisme

dengan teknik pengumpulan laporan baik lisan maupun tulisan melalui data

statistik dan dilakukan secara langung.

105

Page 106: Tesis Manajemen Pembiayaan

Menurut beberapa orang guru yang dipandang mengetahui proses proses

pembiayaan pendidikan MAN Model Manado mengemukakan bahwa, dalam

proses pengawasan terhadap pembiayaan pendidikan tidak melibatkan baik secara

perorangan ataupun secara kolektif guru dan siswa. Adapun pengawasan yang

berlangsung selama ini hanyalah dilakukan oleh institusi-institusi yang lebih

tinggi kedudukannya dalam struktur seperti, Kepala MAN Model Manado dan

Mapenda Kanwil Dep. Agama Propinsi Sulawesi Utara. Serta Kandep Agama

kota Manado

Sehubungan dengan hal tersebut, seorang tenaga administrasi di

lingkungan MAN Model Manado menyatakan, pengawasan yang dilakukan

terhadap pembiayaan pendidikan oleh Mapenda Kanwil Departemen Agama

Propinsi Sulawesi Utara dan Departemen Agama kota Manado, ditemukakan

beberapa kelemahan yang menonjol antara lain kurang jelasnya standar dan

metode pengukuran prestasi kerja yang digunakan dan pada gilirannya berdampak

pada kesulitan melakukan penilaian terhadap prestasi kerja dan kebijakan

mengambil tindakan korektif.

Berdasarkan analisis hasil wawancara di atas, peneliti menginterpretasi

bahwa secara garis besar kelemahan pada aspek pengawasan adalah belum

terlaksananya kedua fungsi tersebut dalam mewujudkan pemahaman makna dan

arti penting dengan landasan nilai-nilai manajerial serta terwujudnya upaya

kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi.

. Pada pembahasan temuan penelitian, telah dinyatakan bahwa berdasarkan

analisis hasil observasi dan wawancara secara garis besar permasalahan yang

106

Page 107: Tesis Manajemen Pembiayaan

muncul pada aspek pengawasan/pengendalian adalah ketidak jelasan standar yang

digunakan dalam mengaplikasikan fungsi pengawasan / pengendalian terhadap

pembiayaan pendidikan di madrasah ini. Hal ini kemudian berdampak pada

lemahnya fungsi tersebut dalam mewujudkan pemahaman makna dan arti penting

dengan landasan nilai-nilai manajerial serta terwujudnya upaya kedisiplinan dan

etos kerja yang tinggi.

Secara teoritis sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan bab

II tesis ini, pengawasan merupakan suatu upaya sistematis untuk memberi garansi

terhadap pelaksanaan kegiatan atau tugas organisasi agar berjalan sesuai dengan

rencana. Dengan demikian, maka terdapat empat unsur yang berhubungan dengan

fungsi pengawasan, yaitu: (1) aktifitas penilaian dan memonitoring, (2)

berorientasi pada seluruh aktifitas organisasi, (3) pengawasan dilaksanakan

dengan tujuan pokok untuk membuat segenap aktifitas manajemen berjalan sesuai

rencana, (4) sistematis, rasional serta sesuai dengan rencana, tujuan dan aturan

main orgaisasi.

Berdasarkan empat unsur yang melekat pada fungsi pengawasan tersebut,

secara jelas pengawasan adalah mempunyai tujuan akhir yaitu terwujudnya

pelaksanaan secara baik sesuai dengan rencana dan tanpa penyimpangan dari

ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, dua syarat pengawasan yang harus

dipenuhi dalam proses pelaksanaan pengawasan adalah: (1) pengawasan

membutuhkan rencana-rencana, dan (2) Pengawasan membutuhkan struktur

organisasi yang jelas. Adapun dalam proses pelaksanaannya, pengawasan dapat

berupa :

107

Page 108: Tesis Manajemen Pembiayaan

a. Pengawasan melekat

Serangkaian kegiatan pengawasan yang dilakukan secara terus menerus

oleh pimpinan organisasi atau satuan kerja secara sistemik agar pelaksanaan tugas

berjalan sesuai dengan rencana, peraturan perundang-undangan serta memenuhi

asas efisiensi dan efektivitas. Pengendalian secara sistemik didasarkan pada

delapan sistem, yaitu : (1) pengorganisasian yang mantap, (2) prosedur yang jelas,

(3) kebijakan yang jelas, (4) perencanaan yang matang, (5) sistem pencatatan

yang akurat, (6) sistem pelaporan yang tepat, (7) pembinaan personil, dan (8)

Review internal.

b. Pengawasan fungsional.

Pengawasan yang dilakukan oleh aparat baik internal pemerintah maupun

eksternal pemerintah dilaksanakan terhadap pelaksanaan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan agar sesuai dengan rencana, peraturan

perundang-undangan, memenuhi asas efisiensi dan efektivitas serta tujuan

fungsional.

c. Pengawasan masyarakat.

Pengawasan yang dilaksanakan oleh masyarakat, disampaikan secara

lisan, tulisan, atau bentuk lainnya kepada aparatur negara berupa sumbangan

pikiran, saran perbaikan, gagasan, keluhan atau pengaduan yang bersifat

membangun, atau disampaikan melalui media massa.

Apapun bentuk pengawasan yang dipilih dan dilakukan, seharusnya tetap

menggunakan beberapa langkah strategis dalam proses pelaksanaannya yaitu, (1)

menetapkan standar kualitas dan metode mengukur prestasi kerja yang jelas, (2)

108

Page 109: Tesis Manajemen Pembiayaan

melakukan pengukuran atas prestasi kerja secara baik berdasarkan standar yang

ditetapkan, dan (3) memutuskan dan mengambil tindakan korektif dan perbaikan.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sama

urgennya dengan fungsi lainnya seperti perencanaana dan pelaksanaan, dengan

pemahaman bahwa pengawasan memiliki konstribusi yang seimbang dalam

pencapaian tujuan organisasi yang ditetapkan. Dalam kaitannya dengan

pencapaian tujuan organisasi, pengawasan sangat bermanfaat dalam

mengendalikan seluruh pelaksanaan tugas agar berjalan sesuai dengan rencana

serta tidak menyimpang dan dapat dipertanggung jawabkan.

Hasil pengawasan berfungsi sebagai umpan balik atau bahan masukan

bagi para pihak pengambil keputusan / kebijakan. Sedangkan aspek perencanaan

berfungsi sebagai bahan pertimbangan penetapan rencana / program kerja.

Pengambilan keputusan / kebijakan yang didasarkan pada masukan hasil

pengawasan yang dilaksanakan dengan benar, jujur, adil dan khususnya dijiwai

oleh norma-norma dan nilai positif (agama), niscaya akan menghasilkan

keputusan yang adil dan bijaksana guna perencanaan selanjutnya.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan

pengawasan dalam manajemen pembiayaan pendidikan di madrasah ini sangat

bermanfaat khususnya dalam beberapa hal sebagai berikut :

a. Melalui pengawasan dapat dicegah berbagai penyimpangan baik dalam peng-

gunaan kekuasaan, kedudukan terkait dengan pembiayaan;

b. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan dan menindak se-

109

Page 110: Tesis Manajemen Pembiayaan

cara tegas penyalahgunaan dan penyimpangan penggunaan dana;

c. Mendinamisasikan organisasi madrasah ini serta segenap aktifitas manajemen-

nya;

d. Mempertebal rasa tanggung jawab seluruh personil dalam pelaksanaan tugas

organisasinya;

e. Menjaga dan memelihara secara baik pola hubungan organisasi yang telah

ditetapkan;

f. Mengefektivkan dan mengefisienkan pemanfaatan seluruh fasilitas MAN

Model Manado secara maksimal;

g. Pembagian tugas dan tanggung jawab terhadap pengelola kegiatan didasarkan

atas pertimbangan yang rasional dan objektif;

h. Mempertegas sistem, prosedur dan mekanisme kerja agar tidak bertentangan

dengan rencana yang ditetapkan.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi pengawasan dalam

manajemen pembiayaan pada MAN Model Manado khususnya pengawasan pada

bidang pelaksanaan program adalah, pencegahan, pemeliharaan, dorongan,

kontrol dan penyeimbang. Mekanismenya adalah; (1) pengendalian dan

pengawasan ini dilakukan oleh kepala madrasah, dan (2) dilakukan oleh instansi

tertinggi yang menaunginya untuk kebijakan evaluasi program dan anggaran.

Kegiatan pengendalian dan pengawasan pembiayaan pada MAN Model Manado

perlu dilakukan melalui beberapa metode dan pendekatan, yaitu; (a) kegiatan yang

bersifat reguler melalui rapat koordinasi, rapat dinas atau rapat staf berdasarkan

110

Page 111: Tesis Manajemen Pembiayaan

penjadwalan yang telah ditetapkan, (b) kegiatan yang bersifat insidental yang

dilakukan pada waktu monitoring pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan, (c)

kajian atas laporan pertanggung jawaban unit pelaksana baik yang bersifat reguler

maupun laporan dari suatu kegiatan terprogram.

Pengawasan dalam pembiayaan pendidikan merupakan kontrol atas

kinerja personil dan tingkat keberhasilan program kerja. Kegiatan ini harus

diposisikan sebagai kegiatan yang bersifat “built in” (melekat) dalam konteks

manajemen pembiayaan pendidikan di MAN Model Manado.

111

Page 112: Tesis Manajemen Pembiayaan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasar pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada

pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dikemukakan kesimpulan-kesimpulan

sebagai berikut :

1. Perencanaan pembiayaan pndidikan pada MAN Model Manado belum

menggunakan prosedur perencanaan sesuai dengan prinsip-prinsip

perencanaan manajemen moderen seperti langkah-langkah atau prosedur

perencanaan, pendekatan-pendekatanan yang harus digunakan dalam

proses perencanaan, sasaran-sasaran perencanaan, dan rencana strategis.

2. Pengorganisasian pembiayaan pada MAN Model Manado belum tertata

dan berfungsi secara tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pengorgnisasian

menurut teori manajemen moderen.

3. Fungsi penggerakan pembiayaan pada MAN Model Manado belum

teraplikasi dengan jelas dan terarah khususnya dalam hal penerapan

motivasi kerja.

4. Fungsi pengawasan dalam pembiayaan pendidikan pada MAN Model

Manado belum dilaksanakan secara efektif dan efisien.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka disarankan :

112

Page 113: Tesis Manajemen Pembiayaan

1. Agar perencanaan pembiayaan pada MAN Model Manado mengacu pada

rumusan visi, misi dan tujuan strategis MAN Model Manado.

2. Agar diadakan struktur dan pedoman pengorganisasian yang rinci dan

operasional dalam kegiatan pmbiayaan pada MAN Model Manado

sehingga deskripsi dan mekanisme kerja dapat diimplementasikan.

3. Agar pimpinan MAN Model Manado melaksanakan program motivasi

kerja secara optimal terhadap seluruh staf yang ada .

4. Agar pengawasan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam aspek-

aspek yang terkait dengan pembiayaan pada MAN Model Manado.

113

Page 114: Tesis Manajemen Pembiayaan

DAFTAR PUSTAKA

Allen, K.W. & Allen, L., Organization and Administration of The Learning Resources Center in The Community College, USA : The Sohoe String Press, Inc. 1973.

Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif, Cet. I, Pustaka Jaya, Jakarta, 2002

Anwar, Mohammad, Idochi. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2003.

Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. 2006

Aryad, Ashar. Pokok-pokok Manajemen, pengetahuan praktis bagi pimpinan dan eksekutif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

A. Maliki Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta : Yayasan Pendidikan Islam FajarDunia, 1999.

Anthony, R.N. dan J. Dearden, Sistem Pengendalian Manajemen, (Terjemahan), Jakarta ; Erlangga, 1992.

Arifin Abdurrachman, Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, Cet ke 3 Jakarta ; Bathara, 1999.

Arifin Abdurrachman, Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, Jakarta ; Bathara, 1971.

Beach, Dale S., Personnel : The Management of People at Work, New York ; Macmillan Publishing Co. Inc., 1990.

Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Cet.I, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.

Departemen Agama RI., Sejarah Perkembangan Madrasah, Cet. II, Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Madrasah Aliyah, 1999/2000.

DMAP., Pedoman Umum Pengelolaan MAN Model, Jakarta: PPA Consultants, 2000.

Departemen Agama. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah. Jakarta: Departemen Agama, 2005.

114

Page 115: Tesis Manajemen Pembiayaan

Departemen Agama. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Agama, 2006.

Departemen Agama. Perencanaan Dan Pembiayaan Pendidikan Islam. Jakarta: Departemen Agama, 2007

Departemen Agama, Petunjuk teknis pencairan anggaran dilingkungan Departemen Agama tahun untuk lingkungan Madrasah Aliyah Negeri. Jakarta: Departemen Agama, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Sistem Pelaporan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002

Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002

Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, 2008

Duncan, J, 1999, Management. Random House, Alabama, USA.

Gaffar, Fakry. Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud, 1998.

Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi offset, 2001.

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, Yogyakarta : BPFE, 2000.

Handoko, T. Hani & Reksohadiprodjo, Organisasi Perusahaan, Teori, Struktur, Dan Perilaku, Yogyakarta : BPFE, 2000.

Hardjito, D., Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Herbert Hicks G., & Gullet, Organisasi, Teori Dan Tingkah Laku, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.

115

Page 116: Tesis Manajemen Pembiayaan

Hunsaker, Phillip L., Teknik Pendampingan Dalam Memecahkan Masalah, Cet. XII, Penerbit Kanisius, Yokyakarta, 1987.

Indrawijaya, Adam, Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

Indriyo Gitosudarmo & Sudito, Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta : BPFE, 2002.

Imron, Ali. Manajemen Keuangan Berbasis Sekolah. Dalam Maisyaroh dkk, 2004. Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2004.

Jamaluddin. Mendiskusikan Kembali Eksistensi Madrasah,Logos Jakarta: Wacana Ilmu, 2003.

Kadarman, A.M. et.al., Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta ; Gramedia, 1996

Kotter, J.P. Faktor Kepemimpinan, Membangun Tim Manajemen Unggul, Jakarta; The Free Press, 1997.

Kotter, J. P. Faktor Kepemimpinan: Membangun Tim ManajemenUnggul. Jakarta: The Free Press, 1999.

Moleong L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Merril, I. R. and H. A. Drob, Criteria for Planing The Colleg and University Learning Resource Center, Washington DC : AECT, 1977.

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001.

, Perspektif Perilaku Birokrasi, Jakarta : Rajawali Press, 1991.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XVI, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007

M. Sukmono, Karangan Dalam Majalah Manajemen dan Usahawan, FEUI, No. 2/XXI/92.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yohyakarta: Rake Sarasin, 2002.

Mudhoffir, Prinsip-Prinsip pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

116

Page 117: Tesis Manajemen Pembiayaan

Muhlisin, dkk., “Berharap Pada Kemandirian Madrasah” Jurnal Perta, Vol. VI/No.01/2003.

Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Remaja RosdaKarya. 2004.

Mulyadi. Pemeriksaan Kas, Pusat Pendidikan dan Latihan Anggaran.Jakarta: Prenada Media, 1992.

Mukhtar, M. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos, 2001.

M. Widjayakusuma Karebet, dkk., Pengantar Manajemen Syari’ah, Cet.1, Khairul Bayan, Jakarta, 2002.

Nasution, S., Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Tarsito, Bandung, 1996.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito, 1996.

Nata, Abuddin., Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Rahim, H. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Logos, 2001.

Saaty, L. Thomas, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Jakarta ; Pustaka Binaman Pressindo, 1993.

Shaleh, A. R. Pendidikan agama dan keagamaan. Jakarta: Gemawindu Pancareksa, 2000

Siagian , S.P., Filsafat Administrasi, Cet ke 3 Jakarta ; Gunung Agung, 2001.

Sostromidjoyo. Administrasi Keuangan. Yokyakarta: Radya Indria, 1998.

Sukmadinata dan Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Soenarto, Training Program Evaluation : Desain Dan Prosedur Evaluasi Program Pelatihan, CDIE, Yogyakarta, 2004.

Soewarso Hardjosoedarmo, Dasar-dasar Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Andi Offset, 1997.

Stepen R. Cover, The Seven Habits of Hightly Efective People, Alih Bahasa Drs. Budiyanto, Gramedia Jakarta, t.th.

117

Page 118: Tesis Manajemen Pembiayaan

Stoner, James A.F., Management, Jilid 1, (Terjemahan), Jakarta ; Intermedia, 1992.

Sutarji, Administrasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Offset Priting, 1993.

Tajudin Noer Efendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan, Yogyakarta ; PT. Tiara Wacana, 1989

Terry, George R. & Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, Diterjemahkan oleh G.A. Ticoalu, Jakarta ; Bumi Aksara, 2001.

Turang Jan, Perencanaan Pendidikan, Yayasan Mapalus Matuari Minaesa (YM3), Tomohon, 2002.

UU No. 20 / 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Rajagrafindo Persada, Jakarta. 2005

Weiss, C.H., Evaluation Research: Methods for Assessing Program Effectiveness. Englewood Cliffs, Prentice Hall, Inc. 1993.

Widjayakusuma Karebet, dkk, Pengantar Manajemen Syari’ah, Cet.1, Khairul Bayan, Jakarta. 2002

Wursanto, I.G. Dasar-Dasar Manajemen Personalia, Cet ke 4 Pustaka Dian, Jakarta 2001.

Yanes. Introduction to shool Finance Technique and Social Policy. New York: Macmillan Publishing. 1995.

Zul Fajri dan Aprilia Ratu. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Difa Publisher, 2006.

118