Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4...

140
Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 Jakarta TESIS Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Oleh Sri Yati NIM: 21170181000029 Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2019 M/1440 H

Transcript of Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4...

Page 1: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

Fungsi Komite Sekolah dalam

Manajemen Pembiayaan di MAN 4 Jakarta

TESIS

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.)

Oleh

Sri Yati

NIM: 21170181000029

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

2019 M/1440 H

Page 2: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen
Page 3: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen
Page 4: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen
Page 5: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen
Page 6: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Padanan Aksara

Bahasa Arab Bahasa Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan Es ث

J Je ج

H Ha dengan garis bawah ح

Kh Ka dan ha خ

D De د

Dz De dan Zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy Es dan Ye ش

S Es dengan garis bawah ص

D De dengan garis bawah ض

T Te dengan garis bawah ط

Z Zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di atas „ ع

Gh Ge dan Ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

A Apostrof ء

Y Ye ي

B. Vokal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah َـ

I Kasrah ِـ

U Dommah ِـ

ي َـ Ai A dan I

و َـ Au A dan U

Page 7: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

vii

C. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا-- Ᾱ A dengan garis di atas

ي-- Ῑ I dengan garis di atas

و-- U U dengan garis di atas

D. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan huruf ال, dialihaksarakan

menjadi huruf (l), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-

syamsu bukan asy-syamsu dan al-rahim bukan ar-rahim.

E. Syaddah/ Tasydid

Syaddah/tasydid dalam tulisan arab dilambangkan dengan ِـ, dalam alih aksara

dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syiddah. Akan tetapi, hal

ini tidak berlaku pada huruf-huruf syamsiyyah yang didahului kata sandang. Misalnya

kata النّوم tidak ditulis an-naum melainkan al-naum.

F. Ta Marbutah

Ta marbutah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at) dialihaksarakan

menjadi huruf (h). namun, jika huruf tersebut diikuti kata benda (isim), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t). Contohnya kata مدر سة (madrasah).

Page 8: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

viii

ABSTRAK

Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan

di MAN 4 Jakarta

Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan

masyarakat. Kurang optimalnya fungsi komite dalam mendukung pendidikan serta

manajemen pembiayaan yang kurang efisien dan efektif masih menjadi masalah yang

belum terselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi komite sekolah

dalam manajemen pembiayaan, diantaranya dalam fungsi perencanaan pembiayaan,

pelaksanaan, dan pengawasan, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh

pihak komite dan MAN 4 Jakarta beserta solusinya. Penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif dengan model studi kasus. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan diketahui bahwa fungsi komite dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta

belum optimal. Karena komite belum sepenuhnya terlibat dalam perencanaan pembiayaan;

Penggalangan dana yang menimbulkan besarnya angka tunggakan dan munculnya hutang di

keuangan komite, namun pelaporan keuangan sudah cukup baik; Kegiatan pengawasan

yang dilakukan komite hanyalah sebatas tindak lanjut dalam keringanan biaya; dan kendala

utama yang dihadapi komite ialah dana komite yang bersifat sumbangan dan ketat aturan

sehingga sulit untuk memastikan jumlah dana yang akan terhimpun.

Kata Kunci: Fungsi Komite Sekolah, Manajemen Pembiayaan

Page 9: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

ix

ABSTRACT Function of School Committee in Financing Management

at MAN 4 Jakarta

Education funding is a shared responsibility between the government and the

community. The lack of optimal functioning of the committee in supporting education and

less efficient and effective financing management is still an unresolved problem. This

study aims to determine the functions of school committees in financing management,

including in the functions of financing planning, implementation, and supervision, as well

as to find out the obstacles faced by the committee and MAN 4 Jakarta and its solutions.

This study uses a qualitative approach with a case study model. Based on the research that

has been done, it is known that the functions of the committee in financing management in

MAN 4 Jakarta are not optimal. Because the committee has not been fully involved in

financing planning; Fundraising raises the amount of arrears and the emergence of debt in

the committee's finances, but financial reporting is good enough; The supervisory activities

carried out by the committee are limited to follow-up in cost relief; and the main obstacle

faced by the committee is the contribution of committee funds and strict rules so that it is

difficult to ensure the amount of funds to be collected.

Keywords: Function of School Committees, Financing Management.

Page 10: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

x

ملخص جاكرات 4جلنة املدرسة يف إدارة التمويل يف املدرسة الثانوية اإلسالمية احلكومية وظائف

كان التمويل الرتبوي لو مسؤولية مشرتكة بني احلكومة واجملتمع. وال يزال االفتقار إىل األداء األمثل

يهدف ىذا للجنة يف دعم التعليم وقلة كفاءة وفعالية يف إدارة التمويل وىذا يكون مشكلة مل حتل بعد. لل وظائف التطيي،، البحث إىل معرفة وكشف عن وظائف جلنة املدرسة يف إدارة التمويل، مبا يف

والتنفيذ، واإلشراف على التمويل، ومعرفة العراقيل اليت تواجهها اللجنة ىذه املدرسة وحلوهلا. يستطدم ىذا البحث مدخل املنهج الكيفي بنمولج الدراسة احلالة. استنادا إىل البحث الذي مت إجراؤىا الباحثة، من

درسة مل تكن مثاليا. ظررا ألن اللجنة مل تشار بالكامل يف املعروف أن وظيفة اللجنة املالية يف ىذه املختيي، التمويل. فإن مجع األموال يرفع مقدار املتأخرات وظهور الديون يف أموال اللجنة، ولكن التقارير املالية جيدة مبا فيو الكفاية. تقتصر األظشية اإلشرافية اليت تقوم هبا اللجنة فق، على املتابعة يف ختفيف

تكاليف، والعراقيل الرئيسية اليت تواجهها اللجنة ىي مسامهة أموال اللجنة والقاظون الصارمة حبيث يكون ال من الصعب ضمان مبلغ األموال اليت سيتم مجها.

وظائف جلنة املدرسة ؛ إدارة التمويل النقاط احلاكمة:

Page 11: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Shalawat beserta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, uswah hasanah

yang menjadi junjungan bagi seluruh alam.

Berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya tesis ini dapat

terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. dan Dekan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Kegurun (FITK) Dr. Hj. Sururin, M.Ag. serta seluruh jajaran civitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam FITK Dr. Jejen Musfah, M.A.

serta Staf Sekretariat Magister Muslikh Amrullah, S.Pd yang telah banyak

memfasilitasi, membimbing, dan mendukung penulis dalam penyelesaian penulisan

tesis.

3. Pembimbing tesis Dr. H. Nurochim, M.M. atas segala arahan, luangan waktu, motivasi,

semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. yang telah menjadi penguji proposal tesis, terima kasih atas

segala saran, masukan dan bimbingan kepada penulis dalam perbaikan penulisan tesis.

5. Kepala Madrasah (H. Ismail Nur, Lc, M.Ag.), Kepala Tata Usaha (Khairani, S.Kom.),

Wakil Kepala Bagian Kurikulum (Fitri Sulastri, S.Pd.), Staf Pengembangan Mutu (Ellis

Ermawati, S.Kom.), dan perwakilan dari wali kelas (Rita Widiarti, S.E.). Terima kasih

atas kesempatan dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan tesis ini.

6. Ketua Komite (Dr. H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si.), Ketua pengawas komite (Anis

Ilahi Widati, M.Si.), Bendara komite (Dra. Hj. Kholiyah Thohir, M.A.), dan staf komite

(Almas Khiruna, S.E.). Terima kasih atas bantuan dan kepercayaannya kepada penulis

untuk mendapatkan berbagai data yang berkaitan dengan Komite MAN 4 Jakarta serta

informasi yang diperlukan dalam penulisan tesis ini.

7. Kepada guru dan tenaga kependidikan di MAN 4 Jakarta yang telah memberi

kesempatan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. Kepada beberapa orang tua siswa dan beberapa siswa yang menjadi informan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

9. Kepada suami dan anak-anakku, serta orang tua yang telah memberikan bantuan,

dukungan, doa, dan pengertiannya atas kesempatan yang telah diberikan sehingga

penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

10. Kepada teman seperjuangan Magister MPI angkatan 2017 Kelas B, atas kerjasama dan

bantuannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kemudahan dan keridhoan kepada

kita semua dalam mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.

Jakarta, April 2019

Sri Yati

Page 12: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM........................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN.............................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL......................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN TESIS.............................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................................. vi

ABSTRAK..................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah......................................................................................... 6

C. Batasan Masalah............................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah............................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 8

A. Komite Sekolah............................................................................................... 8

1) Pengertian dan Ruang Lingkup Komite Sekolah........................................ 8

2) Peran dan Fungsi Komite Sekolah.............................................................. 12

B. Manajemen Pembiayaan................................................................................. 16

1) Pengertian Manajemen.............................................................................. 16

2) Pengertian Manajemen Pembiayaan.......................................................... 17

3) Tahapan Manajemen Pembiayaan............................................................. 18

C. Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan................................ 28

D. Penelitian Terdahulu....................................................................................... 31

E. Kerangka Konseptual...................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 34

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 34

B. Objek Penelitian............................................................................................. 34

C. Sumber Data................................................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 34

E. Instrumen Penelitian....................................................................................... 35

F. Uji Kredibelitas Data...................................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data...................................................................................... 41

Page 13: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xiii

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN................................................................. 42

A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta.................................................................. 42

B. Gambaran Umum Komite MAN 4 Jakarta..................................................... 59

C. Temuan Lainnya............................................................................................. 77

D. Pembahasan.................................................................................................... 79

BAB V PENUTUP....................................................................................................... 97

A. Kesimpulan.................................................................................................... 97

B. Saran.............................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 99

LAMPIRAN................................................................................................................. 102

Page 14: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.01 Alokasi Anggaran Pendidikan Tertinggi di Tingkat Propinsi ................... 4

Tabel 1.02 Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta .............................................. 5

Tabel 2.01 Beberapa Pendapat Tentang Komite.......................................................... 14

Tabel 2.02 Tahapan Manajemen Pembiayaan............................................................. 19

Tabel 2.03 Fungsi Komite Sekolah............................................................................. 30

Tabel 3.01 Kisi-kisi Pengumpulan Data...................................................................... 35

Tabel 3.02 Kisi-kisi Wawancara.................................................................................. 38

Tabel 4.01 Identitas MAN 4 Jakarta............................................................................ 42

Tabel 4.02 Jumlah Guru Tahun 2018........................................................................... 45

Tabel 4.03 Jumlah Tenaga Kependidikan Tahun 2018................................................ 45

Tabel 4.04 Jumlah Perkembangan Peserta Didik Tahun 2014-2018............................ 46

Tabel 4.05 Daya Serap Lulusan MAN 4 Jakarta Tahun 2018...................................... 47

Tabel 4.06 Kondisi Prasarana MAN 4 Jakarta............................................................. 49

Tabel 4.07 Jadwal Ekstra Kurikuler MAN 4 Jakarta.................................................... 50

Tabel 4.08 Daftar Prestasi Non Akademik................................................................... 52

Tabel 4.09 Rencana Kegiatan Madrasah...................................................................... 53

Tabel 4.10 Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM)............................... 55

Tabel 4.11 Realisasi Anggaran APBN......................................................................... 59

Tabel 4.12 Realisasi Anggaran APBD......................................................................... 59

Tabel 4.13 Pengurus Komite MAN 4 Jakarta............................................................... 64

Tabel 4.14 Rincian Program Wajib di MAN 4 Jakarta................................................. 67

Tabel 4.15 Rincian Program Inti Kelas XII.................................................................. 69

Tabel 4.16 Rincian Program Inti Kelas XI.................................................................... 70

Tabel 4.17 Rekap Kesepakatan Sumbangan Program Inti............................................ 72

Tabel 4.18 Rincian Program Pembangunan Masjid dan Pembebasan Lahan............... 72

Tabel 4.19 Perbandingan Jumlah Sumbangan Komite................................................. 73

Tabel 4.20 Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta............................................... 75

Tabel 4.21 Fungsi Komite Sekolah.............................................................................. 79

Tabel 4.22 Rekapitulasi RKAM................................................................................... 80

Tabel 4.23 Rekap Kesepakatan Sumbangan Program Inti............................................ 81

Tabel 4.24 Keterlibatan Komite dalam Penyusunan Anggaran.................................... 83

Tabel 4.25 Rincian Program Wajib.............................................................................. 84

Tabel 4.26 Rincian Program Inti.................................................................................. 84

Tabel 4.27 Rincian Program Pembangunan Masjid..................................................... 85

Tabel 4.28 Jumlah Sumbangan Wajib dan Inti Per Siswa............................................ 85

Tabel 4.29 Laporan Keuangan Komite......................................................................... 88

Tabel 4.30 Realisasi Anggaran APBN......................................................................... 91

Tabel 4.31 Realisasi Anggaran APBD......................................................................... 91

Tabel 4.32 Perbandingan Dana APBN, APBD, dan Dana Komite.............................. 91

Page 15: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.01 The Budget Triangle................................................................................. 20

Gambar 2.02 Alur Pertanggungjawaban Dana Berdasarkan Sumbernya....................... 27

Gambar 2.03 Kerangka Konseptual…………………………………........................... 33

Gambar 4.01 Pintu Masuk dan Pelayanan Terpadu........................................................ 43

Gambar 4.02 Struktur Organisasi MAN 4 Jakarta......................................................... 44

Gambar 4.03 Guru dan Tendik....................................................................................... 45

Gambar 4.04 Daya Serap Lulusan MAN 4 Jakarta Tahun 2018.................................... 47

Gambar 4.05 Sebagian Sarana dan Prasarana................................................................ 49

Gambar 4.06 Pembangunan Kolam Renang dan Masjid............................................... 50

Gambar 4.07 Ektrakurikuler Band dan Tari Saman....................................................... 51

Gambar 4.08 Pemenang lomba Taekwondo, OSN, dan IT Competition........................ 52

Gambar 4.09 Kunjungan Prof. Hans Dieter Barke dari Munster Universitat................ 53

Gambar 4.10 Foto Rapat Pengurus Komite dan Rapat dengan Orang Tua................... 65

Gambar 4.11 Program Makan Siang sebagai Salah Satu Program Wajib........................ 67

Gambar 4.12 Surat Pernyataan Kesediaan Sumbangan Program Wajib....................... 68

Gambar 4.13 Kegiatan Pesantren Kilat dan Bulan Bahasa........................................... 70

Gambar 4.14 Surat Pernyataan Kesediaan Sumbangan Program Inti........................... 71

Gambar 4.15 Bangunan Masjid Baru yang Belum Selesai............................................ 72

Gambar 4.16 Orang Tua Siswa Sedang Menyerahkan Sumbangan Komite.................. 74

Page 16: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wanwancara dan Gambar Saat Melakukan Wawancara

Lampiran 2 Daftar Informan dan Pengecekan Data oleh Informan

Lampiran 3 Gambar Kondisi Fasilitas Layanan Pendidikan

Lampiran 4 Daftar Hadir Peserta Raker MAN 4 Jakarta

Lampiran 5 Contoh Surat Permohonan Keringanan Sumbangan

Lampiran 6 Budgeting Control

Lampiran 7 Laporan Bulanan Komite

Lampiran 8 Laporan Tahunan Komite

Lampiran 9 Materi Musyawarah Komite dan Orang Tua

Page 17: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat 1).

Begitu pentingnya tujuan pendidikan untuk membangun pribadi serta masyarakat yang

memiliki kemampuan dalam membangun suatu bangsa, sehingga diperlukan kesadaran semua kalangan untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agar semakin

membaik dari waktu ke waktu. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya ialah dengan

meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan investasi pendidikan.

Menurut Agus Irianto (2013: 26), pada dasarnya investasi di dunia pendidikan akan membuat tenaga pembangunan di masa mendatang menjadi matang dan secara

teknis dapat berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi yang akhirnya dapat

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Jadi, sudah selayaknya masalah investasi pendidikan menjadi tanggung jawab utama oleh pihak pemerintah, dan bila perlu

melibatkan masyarakat selaku objek sekaligus subjek dari pendidikan.

Tabel 1.1

Alokasi Anggaran Pendidikan Tertinggi Tingkat Propinsi

Tahun 2016 Tahun 2017

No Propinsi Anggaran Pendidikan

No Propinsi Anggaran Pendidikan

1 DKI Jakarta 22,29% 1 Riau 18,89%

2 Kal-Sel 9,75% 2 DKI Jakarta 18,83%

3 Yogyakarta 9,68% 3 Sum-Bar 18,52%

4 Kepri 9,55% 4 NTT 15,82%

5 Maluku Utara 9,18% 5 Sul-Tengah 14,55%

Sumber: www.npd.kemendikbud.go.id

Berdasarkan Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Tahun 2016, tampak hanya DKI

Jakarta yang mengalokasikan anggaran pendidikannya di atas angka 20 persen, sedangkan 33 provinsi lainnya di Indonesia belum mencapai 10 persen. Walaupun di

tahun 2017 turun menjadi 18,83% namun masih menduduki posisi kedua se- Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalokasikan anggaran pendidikannya kurang dari standar pembiayaan nasional

yaitu sebesar 20%. Hal ini juga dikeluhkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

yang menuturkan bahwa banyak daerah mengalokasikan anggaran pendidikannya kurang dari 20 persen dari APBD, padahal ini merupakan amanat Undang-Undang

(Moh.Nadlir, 2017: p.2).

Selain dari rendahnya alokasi dana pendidikan, ditemukan pula bahwa buruknya

pengelolaan keuangan di dunia pendidikan khususnya di sekolah-sekolah, hal ini dibenarkan oleh David Hudson (2009: 76), yang menyatakan bahwa education in

Page 18: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

2

general and school in particular are habitually badly funded. Hal ini merupakan

permasalahan yang harus dibenahi terutama oleh pihak internal sekolah, khususnya membenahi bagian keuangannya.

Menurut Nanang Fattah (2009: 78), jika kita menempatkan posisi pendidikan

sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam konteks masyarakat

madani, diperlukan keberanian investasi yang besar untuk memperkuat sistem pendidikan nasional. Karena pendidikan memiliki komponen-komponen yang

berkaitan erat dengan biaya, semakin tinggi mutu yang diharapkan maka berimplikasi

pada tingginya biaya pendidikan yang diperlukan. Hal ini senada dengan pendapat Jejen Musfah (2015: 77), dipastikan bahwa lembaga pendidikan yang bagus ditopang

oleh biaya yang memadai.

Menurut Psacharopoulus (1987) dalam Syaiful Sagala (2013: 135), di Amerika dan Inggris pada akhir tahun 1950-an telah dilakukan kajian khusus mengenai

hubungan antara pendidikan dan ekonomi. Sejak saat itu, terjadi perkembangan yang

pesat dalam riset dan publikasi ekonomi pendidikan, meliputi topik-topik kontribusi

pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, peran dari tenaga kerja terdidik dalam pembangunan ekonomi, termasuklah tentang pembiayaan dalam pembangunan

pendidikan. Pembiayaan pendidikan bertitik tolak pada prinsip-prinsip ekonomi,

sehingga sebagian besar analisis ekonomi baik mikro maupun makro dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah dalam pembiayaan pendidikan.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan

ayat (2) dinyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya. Berkaitan dengan UUD tersebut dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 menyatakan bahwa,

masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

evaluasi program pendidikan. Kemudian di pasal 9, masyarakat wajib memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan dalam pasal 2 menyatakan:

1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat satu meliputi:

(a) penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat; (b) peserta didik, orang tua atau wali peserta didik; dan

(c) pihak lain selain yang termasuk dalam huruf a dan huruf b yang mempunyai

perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Merujuk pasal 2 ayat 1 (PP No. 48 Tahun 2008) tersebut, terbuka peluang kerjasama antara pihak sekolah,

masyarakat dan pemerintah dalam rangka proses peningkatan mutu

pendidikan melalui pengelolaan sumber daya yang ada.

Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan ayat 4 menyatakan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya

20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari anggaran

pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Namun, pada umumnya dunia pendidikan masih dihadapkan pada masalah

kekurangan dana. Hal ini membuktikan bahwa, walaupun anggaran pendidikan telah

dinaikkan oleh pemerintah hingga mencapai 20% dari APBN maupun APBD masing-

masing di mana Sekolah/Madrasah berdomisili, namun kekurangan dana dalam

Page 19: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

3

pengelolaan pendidikan masih memerlukan kerja sama antara pemerintah dan

masyarakat. Ataupun hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan dana pendidikan belum efektif dan efisien.

Oleh karena itu menurut E. Mulyasa (2017: 47), dalam penyelenggaraan

pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan

dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajamen pendidikan. Manajemen pembiayaan pendidikan sangat membantu pengelolaan sumber keuangan

organisasi pendidikan dalam menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat bagi

pengambilan keputusan keuangan yang transparan, akuntabel, dan efektif.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

dalam pasal 2 ayat 4 dinyatakan bahwa, pendanaan pendidikan adalah penyediaan

sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan

pendidikan. Dari pengertian di atas ada dua aspek penting yaitu sumber dana dan alokasinya yang dikenal dengan biaya. Sumber dan biaya pendidikan merupakan salah

satu unsur yang harus dikelola dengan baik dalam penyelenggaraan pendidikan.

Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan di dalam suatu organisasi. Menurut Mulyono (2010: 82), jika suatu kegiatan

dilaksanakan dengan biaya yang relatif rendah tetapi dapat menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi maka hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Artinya, pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber saja, tetapi juga penggunaan dana secara efisien.

Makin efisien dana pada sistem pendidikan, maka berkurang pula dana yang

diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dari sudut pandang ekonomi, tidak ada kegiatan pendidikan yang tidak memerlukan

biaya. Biaya pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam sektor lembaga

pendidikan seperti madrasah, baik dikelola oleh pemerintah (negeri) maupuan

madrasah swasta yang dikelola oleh yayasan atau badan penyelenggara pendidikan tertentu. Biaya-biaya pendidikan yang berputar dan dipergunakan harus terkelola dan

tercatat dengan baik sehingga mencapai tingkat efisiensi yang tinggi sehingga proses

pembelajaran di sekolah dan berbagai program-programnya dapat terlaksana secara efektif.

Sumber pembiayaan yang secara rutin diterima oleh seluruh sekolah/madrsah di

Indonesia –kecuali sekolah yang memang tidak menginginkannya– adalah Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). Menurut Jejen Musfah (2016: 196), dana BOS tidak mampu menutupi biaya operasional sekolah negeri, apalagi sekolah swasta.

Operasional sekolah mencakup pembiayaan buku, seragam, honor guru, listrik,

telepon, ujian, ekskul, alat tulis kantor, dan lain sebagainya. BOS hanya menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan biaya operasional tersebut, sebagian besarnya

dibebankan kepada orang tua siswa. Di samping itu menurut Syaiful Sagala (2013:

139), sebenarnya jika diukur dari kemampuan, mungkin saja sebagian kepala sekolah cukup mampu mengakses dana dari sumber non pemerintah. Tetapi mereka tidak

cukup kuat untuk menanggung risiko, meski pekerjaan itu positif tetapi hasilnya bisa

saja mendapat tuduhan negatif karena dianggap tidak legal.

Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi merupakan wadah orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Setiap kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan. Pencapaian tujuan bisa optimal apabila di sekolah dilakukan kegiatan

manajemen atau pengelolaan. Oleh karena itu, bagaimana upaya sekolah untuk mengurangi kendala dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab kepala

Page 20: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

4

sekolah sebagai pemimpin tertinggi di masing-masing sekolah. Selain itu, dalam rangka

peningkatan kualitas dan transparansi manajemen pembiayaan, sekolah perlu didukung oleh unsur masyarakat dalam bentuk komite sekolah yang bertugas membantu

menajalankan manajemen sekolah bersama kepala sekolah.

Pendidikan dengan sedikit dana dapat berlangsung, tetapi pendidikan yang bermutu membutuhkan dana yang cukup besar. Menurut Daniel L. Duke (2010: 18),

the relationship between school funding and student achievement is well established.

Selain itu, manajemen pembiayaan pendidikan yang memadai sangat diperlukan

dalam menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Manajemen pembiayaan secara

umum sebenarnya telah dilakukan oleh semua sekolah, hanya kadar keberhasilan

pelaksanaannya yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lain. Adanya

keanekaragaman ini dipengaruhi oleh status sekolah, sumber daya manusia, lokasi,

serta jumlah siswa. Manajemen pembiayaan pada dasarnya berisikan bagaimana seharusnya

sekolah melakukan pengelolaan terhadap dana pendidikan yang telah dianggarkan oleh

pemerintah melalui APBN maupun APBD dan sumber-sumber pembiayaan lainnya. Manajemen pembiayaan juga berfungsi melancarkan berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan, dalam menciptakan mekanisme

pengendalian yang tepat bagi pengambilan keputusan keuangan yang transparan, akuntabel, dan efektif.

Mengingat pentingnya masalah pengelolaan keuangan dalam pendidikan sehingga

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memposisikannya sebagai salah satu bagian

dari delapan standar pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, tanpa adanya biaya, maka proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan maksimal, staknasi, atau

bahkan akan menghentikan kegiatan pembelajarannya. Oleh karena itu, setiap lembaga

penyelenggara pendidikan harus mengelola seluruh dana yang telah diterima baik itu bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun yang berasal dari

masyarakat.

Salah satu pihak dalam masyarakat yang bersentuhan langsung dengan lembaga

pendidikan ialah para orang tua siswa. Menurut Jon Wiles (2009: 67), All parents recognize the importance of school for their child’s life. Mereka dapat dianggap

sebagai perwakilan para pemakai jasa pendidikan yang dapat mempengaruhi sekolah

menjadi lebih efektif. Keterlibatan orang tua merupakan stimulus eksternal yang memainkan peranan penting bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

Namun, partisipasi tersebut perlu diatur oleh pemerintah agar tidak menyalahi aturan. Oleh

karena itu, munculnya komite sekolah sebagai wadah yang menampung berbagai aspirasi dari para orang tua peserta didik ataupun dari masyarakat luas, hal ini merupakan jawaban

dari persoalan pendidikan, khususnya masalah kekurangan anggaran pendidikan.

Selain itu, pihak masyarakat yang dimaksud menurut Permendikbud Nomor 75

Tahun 2016 termasuk juga dunia usaha atau dunia industri yang hendaknya berpartisipasi dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekitarnya.

Karena dunia usaha atau dunia industri nantinya merupakan pemakai dari output

lembaga pendidikan yang ada. Pendapat ini senada dengan Jejen Musfah (2018: 89) yang menyatakan bahwa pelibatan komite sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi keuangan sangat diperlukan sehingga kerja sama antara sekolah dan komite

berjalan baik, tidak hanya terkait keuangan tetapi aspek-aspek lainnya seperti perkembangan perilaku dan bakat siswa.

Page 21: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

5

Keberadaan komite sekolah harus menjadi kekuatan dan faktor pendorong

terbentuknya sekolah yang efektif. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila kepala sekolah mampu menggandeng komite sekolah dalam merencanakan, melaksanakan,

dan mengembangkan serta menilai program-program sekolahnya. Sayangnya,

kerjasama itu justru berimplikasi memunculkan anggapan bahwa pendidikan bermutu itu mahal, sehingga kehadiran komite sekolah ternyata hanya menjustifikasi mahalnya

biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku

sekolah. Hal ini senada dengan pendapat Syarifah Normawati (2014: 24), makin

mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang melegalkan kinerja komite sekolah, segala pungutan uang di sekolah selalu berkedok

“sesuai keputusan komite sekolah”, namun pada tingkat implementasinya ia tidak

transparan, komite sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan kepala sekolah. Menurut E. Mulyasa (2017: 127), pada saat ini kondisi komite sekolah sangat

beragam, ada yang memiliki kantor di sekolah, ada yang selalu mengawasi kepala

sekolah, bahkan tidak sedikit komite yang hanya mencari makan di sekolah. Hal ini

terjadi karena pemahaman kita terhadap komite sekolah sangat beragam. Untuk itu diperlukan kajian mendalam untuk mengungkap seperti apa fungsi komite sekolah

khususnya dalam manajemen pembiayaan.

Idealnya, pemerataan pembiayaan pendidikan berlaku di seluruh sekolah di Indonesia, sehingga selayaknya setiap sekolah memiliki guru yang memiliki penghasilan

yang sama, dan dengan biaya pendidikan yang relatif sama pula. Setiap siswa di Indonesia

dapat mengakses fasilitas pendidikan yang layak. Namun kenyataannya, di dalam satu wilayah saja dapat dengan mudah kita temukan sekolah yang memiliki biaya

penyelenggaraan pendidikan dengan kategori murah, sedang, mahal bahkan super mahal,

atau jika dinominalkan ada yang memiliki biaya atau sumbangan komite mulai dari ratusan

ribu, jutaan hingga puluhan jutaan rupiah. Di tengah kesenjangan biaya pendidikan tersebut, terdapat salah satu madrasah

dengan komite sekolahnya yang memiliki dana relatif besar untuk dikelola yaitu

Madrasah Aliyah Negeri ( MAN) 4 Jakarta. Padahal MAN 4 adalah madrasah negeri yang tentunya ditopang oleh dana yang bersumber dar pemerintah, baik itu pemerintah

pusat maupun pemerintah swasta.

Berdasarkan laporan pengelolaan keuangan komite MAN 4 Jakarta, periode tahun ajaran 2017/2018 diketahui bahwa total penerimaan komite sekolah berjumlah

Rp 2.692.635.653,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 22: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

6

Tabel 1.2

Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta Periode 2017/2018

NO PEMASUKAN JUMLAH

1 Sumbangan siswa Rp 2.524.635.653,00

2 Usaha lain-lain komite Rp 168.000.000,00

Jumlah Pemasukan Rp 2.692.635.653,00

NO PENGELUARAN JUMLAH

1 Program kegiatan siswa dan guru Rp 1.385.147.676,00

2 Sarana dan prasarana belajar Rp 457.276.350,00

3 Gaji karyawan dan guru non-PNS Rp 408.340.000,00

4 Honor narasumber dan pembina ekskul Rp 229.654.000,00

5 THR karyawan, guru non PNS,

narasumber, pembina ekskul, dll

Rp 199.700.000,00

6 Pembayaran hutang ke koperasi Rp 120.000.000,00

7 Transport operasional madrasah Rp 77.582.000,00

8 Operasional komite & rapat dengan orang

tua

Rp 50.500.000,00

9 Perawatan kendaraan Rp 35.468.000,00

10 Konsumsi tamu dan karyawan Rp 31.250.000,00

11 Perpustakaan Rp 15.930.000,00

12 Donasi dan sumbangan sosial Rp 5.300.000,00

Jumlah Pengeluaran Rp 3.016.148.026,00

Saldo (Rp 323.512.373,00)

Dari tabel di atas terlihat bahwa, dengan jumlah pemasukan dana mencapai 2,7 milyar, komite sekolah masih mengalami kekurangan dana sebesar tiga ratusan juta

rupiah. Artinya pihak komite dan pihak madrasah perlu membenahi manajemen

keuangannya agar tercapai efisiensi dalam mewujudkan tujuan pendidikan di MAN 4

Jakarta agar lebih efektif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana fungsi komite madrasah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka diperoleh permasalahan sebagai

berikut:

1) Banyaknya program-program pendidikan yang memerlukan biaya tinggi.

2) Rendahnya alokasi anggaran daerah untuk pendidikan. 3) Dana BOS yang belum mencukupi biaya operasional sekolah.

4) Adanya kesenjangan ekonomi di kalangan orang tua siswa.

5) Sumbangan komite sekolah yang rentan diasumsikan sebagai pungutan liar. 6) Komite sekolah belum menjalankan perannya secara optimal.

7) Mahalnya biaya sumbangan komite sekolah.

8) Besarnya jumlah keuangan yang harus dikelola oleh komite sekolah. 9) Lemahnya pengelolaan keuangan di pihak komite sekolah dan madrasah.

Page 23: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

7

C. Batasan Masalah

Ada beberapa masalah yang akan diteliti sebagaimana terdapat dalam identifikasi masalah tersebut, yaitu:

1) Komite sekolah belum menjalankan perannya secara optimal.

2) Mahalnya biaya sumbangan komite sekolah. 3) Besarnya jumlah keuangan yang harus dikelola oleh komite sekolah.

4) Lemahnya pengelolaan keuangan di pihak komite sekolah dan madrasah.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, mengingat keterbatasan waktu, tenaga

dan biaya, serta agar lebih terarah maka peneliti memfokuskan atau membatasi permasalahan pada fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4

Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Bagaimanakah fungsi komite sekolah dalam perencanaan pembiayaan di MAN 4

Jakarta? 2) Bagaimanakah fungsi komite sekolah dalam pelaksanaan pembiayaan di MAN 4

Jakarta?

3) Bagaimana fungsi komite sekolah dalam pengawasan pembiayaan di MAN 4 Jakarta?

4) Apa saja kendala yang dihadapi oleh Komite MAN 4 Jakarta dan bagaimana

solusinya?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan akademis dari penelitian

ini ialah: 1) Untuk mengetahui fungsi komite sekolah dalam perencanaan pembiayaan di MAN

4 Jakarta.

2) Untuk mengetahui fungsi komite sekolah dalam pelaksanaan pembiayaan di MAN 4 Jakarta.

3) Untuk mengetahui fungsi komite sekolah dalam pengawasan pembiayaan di MAN

4 Jakarta. 4) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Komite MAN 4 Jakarta

serta solusinya.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:

1) Manfaat akademis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bahan

kajian bagi penelitian selanjutnya. 2) Manfaat praktis,

(a) Bagi pihak yang terlibat dan terkait dalam penyelenggaraan pendidikan di

MAN 4 Jakarta, penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan keuangan dan menjadi ukuran keberhasilan manajemen keuangan yang telah

diimplementasikan.

(b) Bagi pihak sekolah/madrasah yang lain dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan fungsi komite dalam manajemen

pembiayaan di sekolahnya.

Page 24: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komite Sekolah

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Komite Sekolah

Latar belakang berdirinya komite sekolah adalah munculnya kesadaran dari

masyarakat untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, didukung

dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional (Propenas). Pada bab V tentang Membangun Kesejahteraan Rakyat dan Ketahanan Budaya, dalam strategi kebijakan untuk pemberdayaan masyarakat

khususnya di bidang pendidikan butir ke-5 dinyatakan bahwa, mengembangkan peran

aktif masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan. Pemerintah bersama masyarakat menentukan konsep yang jelas mengenai tujuan penyelenggaraan

pendidikan sebagai fungsi kontrol kualitas pendidikan dan konsep kemitraan yang

menyangkut anggaran, sarana dan prasarana serta bentuk kemitraan.

Komite sekolah sudah beberapa kali berganti nama yaitu BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan), POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru), dan yang

terakhir adalah Komite Sekolah. Pergantian nama ini tentunya diikuti oleh pergantian

peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 pada

lampiran II bab I dinyatakan bahwa, komite sekolah adalah badan mandiri yang

mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra

sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Selanjutnya, menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75

Tahun 2016 pasal 1 ayat 2, komite sekolah adalah badan mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli

pendidikan. Kemudian pasal 4 ayat 2, menyatakan jumlah keanggotaannya antara

lima hingga lima belas orang. Mereka dipilih secara akuntabel dan demokratis melalui rapat orang tua/wali siswa. Selanjutnya dalam Permendikbud Tahun 2016 ini lebih

fokus pada pengertian tentang komite sekolah saja, sedangkan berkenaan peran dan

fungsinya dinyatakan dalam pasal berikutnya. Menurut pendapat Rao Khalid Parvaiz, dkk (2015: 3115), School Management

Committee (SMC) is an organization at school level used for community to contribute

and organize their human being and physical assets for the growth of essential

education at the local stage. Secara gamblang Rao Khalid menyampaikan dua aspek yang diatur oleh komite sekolah yaitu manusia dan aset fisik. Jadi komite sekolah

tidak sebatas menjadi wadah penggalangan dana untuk pengadaan sarana dan

prasarana di sekolah, namun juga memastikan bahwa semua peserta didik mendapat layanan pendidikan yang sesuai atau melampai standar pendidikan.

Bahkan secara lebih luas Novianty, dkk (2017: 58) menyatakan, the School

Committee can be seen as social capital that has a strategic position in the

development of the school by accommodating the community participation in education as one of the implications of regional autonomy in general and education

in particular autonomy. Jadi, komite sekolah dilihat sebagai modal sosial dalam

mengembangkan sekolah. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-

masing atau sesuai satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan,

Page 25: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

9

Komite Pendidikan Luar Biasa, Dewan Sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah,

Komite TK, atau nama lain yang disepakati. Di luar negeri komite sekolah (School Committee) dikenal dengan nama School Boards, Boards of Education, School

Management Committee (SMC), School-Based Management Committee (SBMC),

School Development Committees (SDC), dan School Management Committees (SMC).

Menurut Anil Prakash Shrivastava (2018: 141), A School Management

Committee is required to be constituted for all Government and Govt. added schools

as per section21 of RTE Act. The SMC Comprises parents, local authority and school teachers. Komite sekolah di India yang dikenal dengan SMC (School Management

Committee) didirikan di setiap sekolah yang beranggotakan para orang tua, tokoh

masyarakat setempat, dan guru-guru sekolah. Tujuan komite sekolah menurut Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 pada

lampiran II bab III dinyatakan bahwa komite sekolah bertujuan untuk:

1) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan

kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan; 2) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; dan

3) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis, dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

Selanjutnya, menurut Might K. Abreh (2017: 63), by law, the SMC is the

governing body of basic schools in the various communities in Ghana and are supposed to promote the interest of the school and its learners for the children to

receive the best education. Every public school has such a committee constituted

based on state agreed for formation and operations of the SMC. Hal ini dapat dilihat

sebagai bagian dari tujuan komite sekolah di Ghana yaitu mempromosikan minat belajar siswa dan menjamin mereka mendapat pendidikan terbaik.

Menurut Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 pada lampiran II bab II tentang

kedudukan komite sekolah yaitu: 1) komite sekolah berkedudukan di satuan pendidikan;

2) komite sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan

pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan

pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau karena

pertimbangan lainnya; dan

3) badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun

2016 pasal 2 ayat (1) komite sekolah berkedudukan di setiap sekolah.

Menurut Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 pada lampiran II bab V tentang Organisasi komite sekolah dijabarkan sebagai berikut:

1. Keanggotaan komite sekolah:

a) Keanggotaan komite sekolah terdiri atas:

(1) unsur masyarakat seperti orangtua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha/industri, organisasi profesi tenaga

pendidikan, wakil alumni, atau wakil peserta didik; dan

(2) unsur dari dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, badan pertimbangan desa (maksimal 3 orang).

Page 26: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

10

b) Anggota komite sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 orang dan

jumlahnya gasal. 2. Kepengurusan komite sekolah:

a) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara;

b) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota. c) Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

3. Komite Sekolah wajib memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah

Tangga (ART). Anggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat nama dan tempat

kedudukan; Dasar, tujuan, dan kegiatan; Keanggotaan dan kepengurusan; Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; Keuangan; Mekanisme kerja dan rapat-

rapat; dan perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi.

Sedangkan menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 4 ayat (1) Anggota komite sekolah terdiri atas unsur:

a) orang tua/wali dari siswa yang masih aktif pada sekolah yang bersangkutan (paling

banyak 50%);

b) tokoh masyarakat (paling banyak 30%), antara lain memiliki pekerjaan dan perilaku hidup yang dapat menjadi panutan bagi masyarakat setempat, dan/atau

anggota/pengurus organisasi atau kelompok masyarakat peduli pendidikan, tidak

termasuk anggota/pengurus organisasi profesi pendidik dan pengurus partai politik;

c) pakar pendidikan (paling banyak 30%) antara lain pensiunan tenaga pendidik,

dan/atau orang yang memiliki pengalaman di bidang pendidikan; Ayat (2) Anggota komite sekolah berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 15 (lima

belas) orang; Ayat (3) Anggota komite sekolah tidak dapat berasal dari unsur

pendidik dan tenaga kependidikan dari sekolah yang bersangkutan, penyelenggara

sekolah yang bersangkutan, pemerintah desa, forum koordinasi pimpinan kecamatan, forum koordinasi pimpinan daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan/atau pejabat pemerintah/pemerintah daerah yang membidangi

pendidikan. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam aturan keanggotaan komite

sekolah, yaitu pada Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 bab V tentang organisasi

komite sekolah pada ayat (2) menyatakan bahwa salah satu unsur anggota komite sekolah berasal dari dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, serta

Badan Pertimbangan Desa. Tetapi dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal

4 ayat (3) Anggota komite sekolah tidak dapat berasal dari unsur pendidik dan tenaga

kependidikan dari sekolah yang bersangkutan, penyelenggara sekolah yang bersangkutan, pemerintah desa, forum koordinasi pimpinan kecamatan, forum

koordinasi pimpinan daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau

pejabat pemerintah/pemerintah daerah yang membidangi pendidikan. Artinya setelah Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 diterbitkan, maka guru dan tenaga

kependidikan lainnya tidak dibenarkan menjadi pengurus ataupun anggota komite

sekolah di satuan pendidikannya.

Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 12 tentang larangan bagi komite sekolah menyatakan bahwa komite sekolah baik perorangan maupun kolektif

dilarang:

a) menjual buku pelajaran, bahan ajar, atau bahan pakaian seragam di sekolah; b) melakukan pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya;

Page 27: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

11

c) mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik secara langsung atau

tidak langsung; d) mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung atau

tidak langsung;

e) melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas sekolah secara langsung atau tidak langsung;

f) mengambil atau menyiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan kedudukan,

tugas dan fungsi komite sekolah;

g) memanfaatkan aset sekolah untuk kepentingan pribadi/kelompok; h) melakukan kegiatan politik praktis di sekolah; dan/atau

i) mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan, tugas, dan fungsi

komite sekolah. Di samping itu, terdapat juga larangan penggunaan dana pendidikan untuk hal-

hal sebagaimana dijelaskan dalam PMA Nomor 66 Tahun 2016 pasal 62C

menyatakan bahwa pembiayaan madrasah yang bersumber dari masyarakat

sebagaimana dalam pasal 62 ayat (1) huruf d tidak boleh atau dilarang: (a) dibebankan kepada peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara

finansial; (b) digunakan untuk pembiayaan penerimaan peserta didik, penilaian hasil

belajar peserta didik, dan/atau persyaratan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan/atau (c) digunakan untuk kesejahteraan anggota komite satuan

pendidikan atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan baik

langsung maupun tidak langsung. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 13 menyatakan bahwa ayat:

1) komite sekolah wajib menyampaikan laporan kepada orang tua/wali peserta didik,

masyarakat, dan kepala sekolah melalui pertemuan berkala paling sedikit satu kali

dalam satu semester; 2) laporan tersebut terdiri dari laporan kegiatan komite sekolah, dan laporan hasil

perolehan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari

masyarakat. Namun, hasil penelitian dari Anwar Ismail (2015: 176) menyatakan bahwa

komite sekolah tidak membuat laporan secara tertulis tetapi secara lisan. Ini

merupakan sebuah bentuk pelanggaran Kepmendiknas nomor 044/U/2002 tentang fungsi Komite Sekolah. Selanjtnya menurut Selvi Mayarani (2014: 174), komite

sekolah masih perlu masukan dari para orang tua siswa, karena komite sekolah tidak

sepenuhnya mengetahui kebutuhan siswa.

Menurut Ridwan Abdullah Sani, dkk (2015: 154), komite sekolah sebagai pelanggan dari layanan pendidikan dapat berperan dalam mengusulkan standar mutu.

Saat ini, para orang tua semakin meningkat kesadaran akan pentingnya pendidikan

yang bermutu tinggi untuk anak-anak mereka. Bahkan menurut Jon Wiles (2009: 68) many parents understand the connection between educational attainment and

socioeconomic level. They want their children to be educated and succesful in life

beyond school. Oleh karena itu, mereka siap berkontribusi besar dalam pembiayaan

pendidikan di sekolah di mana anaknya mengenyam pendidikan. Dari berbagai penjelasan di atas, maka komite sekolah adalah badan mandiri

yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh

masyarakat yang peduli pendidikan untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 28: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

12

2) Peran dan Fungsi Komite Sekolah

Menurut Hasbullah (2010: 90), pada dasarnya posisi komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan

kalangan swasta di satu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah,

dinas pendidikan wilayahnya, dan pemerintah daerah di pihak lainnya. Peran komite sekolah diharapkan dapat menjembatani kepentingan keduanya.

Menurut Anil Prakash Shrivastava (2018: 141), It is essential that Community

members and parents should be aware of the roles of the SMC and the process of its

formation. The quality of SMC directly depend on the level and quality of participation of parents therefore, it is necessary that parents should be sensitized

with respect to the provision of RTE Act, the roles and responsibilities of SMC.

Pentingnya kualitas partisipasi orang tua dalam pendidikan sehingga hal ini harus diatur dalam peraturan pemerintah.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75

Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, pasal 2 ayat:

1) komite sekolah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan, 2) komite sekolah menjalankan fungsinya secara gotong-royong, demokratis,

mandiri, profesional, dan akuntabel. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat

dibutuhkan dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan berwujud immaterial berupa pemikiran, ide, dan gagasan-

gagasan inovatif, namun yang lebih dibutuhkan ialah bantuan berupa materi atau

dana demi kemajuan suatu madrasah. Selanjutnya, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 3 ayat (1) dinyatakan

bahwa dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, komite

sekolah bertugas untuk:

a) memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait:

(1) kebijakan dan program Sekolah;

(2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS);

(3) kriteria kinerja Sekolah;

(4) kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan

(5) kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain; b) menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik

perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan

lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif; c) mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

d) menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan Komite Sekolah atas

kinerja Sekolah.

Sedangkan menurut Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 pada lampiran II bab

IV, komite sekolah berfungsi: 1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;

2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu;

Page 29: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

13

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan

pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 4) Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan

mengenai kebijakan dan program pendidikan, Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, dan hal-hal lain yang terkait dengan

pendidikan;

5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna

mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 6) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan; dan

7) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Fungsi komite sekolah sebenarnya merupakan penjabaran dari empat peran

komite sekolah yang memang sudah ada dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

RI Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Dalam lampiran II Kepmendiknas tersebut, pada bab IV tentang Peran komite sekolah ialah sebagai:

1) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran

maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;

3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; dan

4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Dari keempat peran komite menurut Kepmendiknas Nomor 044/U/2002

tersebut, ditemukan hasil penelitian Novianty, dkk (2017: 57), The School Committee members’ understanding to four roles of the School Committee as an advisor, as a

mediator, as the controlling and supporting are very low. Penelitian ini melihat empat

peran komite sekolah se-Kota Tangerang Selatan yang masih sangat rendah. Padahal hasil penelitian lainnya menyatakan bahwa pentingnya peran komite sekolah.

Menurut Might K. Abreh (2017: 63), School Management Committees (SMCs)

are the managerial hand of basic public schools in Ghana, and these are governing agencies of the school, and their roles are central to the main activities and operations

at the school level. The SMC is supposed to work for the enhancement of the school

and its community by working in the interest of the school. Peran komite sekolah

sangat penting bagi sekolah, bahkan disebut sebagai tangan kanan dalam manajerial sekolah.

Menurut Joyce Nemes (2013: 73), Tanzania recognises the importance of

school-community partnerships in the development of the primary education sector. In fact, the country’s 1978 Education Act stipulates the main roles and responsibilities

of school committees as vetting school admission applications for pupils, confirming

or preventing the dismissal of pupils, and advising the head of school and the local

authorities on matters relating to running the school. Di Tanzania, menurut aturannya, bahwa komite sekolah berperan pula dalam seleksi penerimaan siswa baru,

termasuk mencegah dan mengeluarkan siswa dari sekolah, bahkan memberi masukan

kepada kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kemudian, fungsi sekolah nomor 7 Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 ialah

melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan,

Page 30: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

14

dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Serta, pasal 3 Permendikbud Nomor

75 Tahun 2016 menyatakan, komite sekolah berfungsi mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Senada dengan aturan di atas, Anil Prakash Shrivastava (2018: 141)

menuliskan, monitoring of school functioning, supervise the utilization of grants and preparing and recommend School Development Plan (SDP) are the major roles and

responsibilities of SMC as envisioned in RTE Act. Maksudnya, peran dan tanggung

jawab SMC termasuk juga mengawasi pemanfaatan dana hibah dan

merekomendasikan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah). Di samping itu, menurut Sri Wardiah (2015: 14), peran lain dari komite sekolah adalah menjembatani dan turut

serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada pihak-pihak yang mempunyai

keterkaitan dan kewenangan di tingkat pendidikan. Jika dirangkum peran atau fungsi komite menurut hasil penelitian di atas, maka

akan tampak sebagai berikut.

Tabel 2.1

Beberapa Pendapat Tentang Fungsi Komite

No Nama Peneliti Fungsi Komite

1 Rao Khalid

Parvaiz, dkk

Komite Manajemen Sekolah atau SMC (School

Management Committees) adalah sebuah organisasi di tingkat sekolah yang digunakan untuk

berkontribusi dan mengatur manusia dan aset

fisiknya agar meningkatkan pertumbuhan

pendidikan di panggung lokal.

2 Joyce Nemes Tanzania mengakui pentingnya kemitraan sekolah-

masyarakat dalam pengembangan utama sektor

pendidikan. Kenyataannya, di negara itu

menetapkan peran dan tanggung jawab utama komite sekolah sebagai aplikasi penyaringan sekolah

dalam penerimaan murid, menyetujui atau mencegah

pemecatan murid, dan memberikan masukan kepada kepala sekolah dan pihak berwenang setempat

tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

sekolah.

3 Anil Prakash Shrivastava

SMC (School Management Committees) berhubungan langsung dengan tingkat dan kualitas

partisipasi orang tua.

4 Novianty, dkk. Komite Sekolah dapat dilihat sebagai modal sosial yang memiliki posisi strategis dalam pengembangan

sekolah dengan mengakomodasi partisipasi

masyarakat dalam pendidikan sebagai salah satu

implikasi otonomi daerah secara umum dan khususnya otonomi pendidikan.

5 Might K. Abreh Fungsi komite (School Management Committees) di

Ghana diharapkan untuk mempromosikan minat sekolah dan pembelajaran, serta memastikan anak-

anak menerima pendidikan terbaik.

Page 31: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

15

Dari beberapa fungsi komite di atas diketahui bahwa peran komite dengan

spesifikasi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu komite merupakan modal sosial dalam pengembangan sekolah

dan mempromosikan minat sekolah kepada masyarakat. Modal sosial di sini

maksudnya adalah komite menjadi salah satu kekuatan yang ada di masyarakat dalam ikut membantu meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dalam pasal 9 ayat:

1) Komite sekolah melaksanakan fungsi dan tugas melalui koordinasi dan konsultasi

dengan dewan pendidikan provinsi/dewan pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan lainnya; dan

2) Komite sekolah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya berkoordinasi dengan

sekolah yang bersangkutan. Menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dalam pasal 10 tentang

Penggalangan dana dinyatakan bahwa:

1) Komite sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan

lainnya untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan;

2) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya berbentuk bantuan

dan/atau sumbangan, bukan pungutan; 3) Komite sekolah harus membuat proposal yang diketahui oleh pihak sekolah

sebelum melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari

masyarakat; 4) Hasil penggalangan dana dibukukan pada rekening bersama antara Komite

Sekolah dan Sekolah;

5) Hasil penggalangan dana dapat digunakan antara lain: menutupi kekurangan biaya

satuan pendidikan; pembiayaan program/kegiatan terkait peningkatan mutu Sekolah yang tidak dianggarkan; pengembangan sarana prasarana; dan

pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah dilakukan secara wajar dan

harus dipertanggungjawabkan secara transparan; dan 6) Penggunaan hasil penggalangan dana oleh Sekolah harus mendapat persetujuan

dari Komite Sekolah, dipertanggungjawabkan secara transparan, dan dilaporkan

kepada komite sekolah. Berkenaan dengan sumber dana komite sekolah ada tiga istilah yang harus

dipahami oleh pihak komite dan satuan pendidikan yaitu bantuan, pungutan, dan

sumbangan. Ketiga istilah ini dijelaskan menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun

2016 pasal 1 dalam ayat 3, 4, dan 5 sebagai berikut: Ayat (3) Bantuan pendidikan ialah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh

pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau

orangtua/walinya dengan syarat yang disepakati para pihak; Ayat (4) Pungutan pendidikan ialah penarikan uang oleh Sekolah kepada peserta

didik, orangtua/walinya yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan

jangka waktu pemungutannya yang ditentukan; dan

Ayat (5) Sumbangan pendidikan adalah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh peserta didik, orangtua/walinya baik perseorangan maupun bersama-sama,

masyarakat atau lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat satuan

pendidikan.

Page 32: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

16

Dari ketiga sumber dana yang dijelaskan tersebut, komite dan satuan

pendidikan hanya dibolehkan menggalang dana yang bersumber dari bantuan dan sumbangan, sedangkan pungutan dilarang untuk diberlakukan.

Selain pungutan, ada juga sumber dana yang dilarang untuk dikelola oleh

lembaga pendidikan yaitu menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dalam pasal 11 sebagai berikut:

Ayat (1) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dalam bentuk

bantuan/atau sumbangan tidak boleh bersumber dari:

a) perusahaan rokok dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan dan/atau warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri

khas perusahan rokok;

b) perusahaan minuman beralkohol dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan, dan/atau warna yang dapat diasosiasikan

sebagai ciri khas perusahan minuman beralkohol, dan/atau partai politik.

Ayat (2) Pembiayaan operasional komite sekolah digunakan untuk kebutuhan

administrasi/alat tulis kantor, konsumsi rapat pengurus, transportasi dalam rangka melaksanakan tugas, dan/atau kegiatan lain yang disepakati oleh

Komite Sekolah dan Satuan Pendidikan.

Madrasah harus mampu menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kondisi lingkungannya. Kemudian memformulasikan kebijakan tersebut

ke dalam kebijakan mikro yang muncul berupa visi, misi, dan program-program

sekolah. Dari pemaparan tentang komite sekolah di atas, jika dikaitkan dengan manajemen pembiayaan ialah tampak pada bagian peran dan fungsi komite sekolah

yang sangat berkontribusi dalam peningkatan kinerja sekolah.

B. Manajemen Pembiayaan

1) Pengertian Manajemen

Menurut Husaini Usman (2014: 5), kata manajemen berasal dari Bahasa Latin,

yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.

Kata-kata itu digabungkan menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,

dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan

manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

menjadi manajemen atau pengelolaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah penggunaan

sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Pengertian ini juga dinyatakan

oleh Kinicki dan Williams (2009: 6), Management is defined as the pursuit of organizational goals efficiently and effectively. Manajemen dipandang sebagai upaya

mencapai tujuan dengan efektif dan efisien melalui kerjasama tim yang solid. Berbeda

dengan pengertian tersebut, Rohiat (2012: 4) berpandangan bahwa, manajemen

merupakan suatu alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Jadi menurut Rohiat manajemen bukanlah proses melainkan alat. Namun, agak kurang pas jika manajemen

disebutkan sebagai suatu alat, karena wujudnya yang abstrak dan tidak dapat

sepenuhnya ditangkap oleh panca indera. Menurut Koontz dan O’Donnell dalam Sukarna (2011: 3), management is

getting things done through other people. Melakukan suatu pekerjaan sebenarnya akan

menjadi mudah jika dilakukan oleh beberapa orang, namun apabila orang-orang yang

Page 33: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

17

ada dalam kelompok tersebut mampu bekerjasama dan menyadari tugas-tugas yang

telah dilimpahkan kepada mereka. Hal ini senada dengan pendapat Robbins dan DeCenzo (2008: 6), Management refers to the process of getting things done effectively

and efficiently, through and with others people.

Menurut G.R Terry (2016: 1), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke

arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen yang

baik ialah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep dan yang sesuai

dengan objek yang ditangani serta tempat organisasi itu berada. Artinya, setiap objek dan lokasi membutuhkan cara tersendiri untuk ditangani, sehingga diperlukan kreasi

dan inovasi yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengelola sebuah organisasi

untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Secara lebih spesifik, pengertian tentang manajemen di lembaga pendidikan

Islam menurut Ramayulis dan Mulyadi (2017: 70) ialah, suatu proses kerjasama antar

personil madrasah untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan madrasah. Dengan kata

lain, manajemen di lembaga pendidikan Islam berkaitan erat dengan pengelolaan lembaga dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di madrasah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas tentang manajemen, di mana manajemen dipandang sebagai pengelolaan, sebagai proses, sebagai kerangka kerja,

bahkan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama atau melalui

orang lain. Oleh karena itu jika dikaitkan dengan pengertian manajemen di lembaga pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses

pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan lembaga

pendidikan dengan melibatkan semua unsur yang ada di lembaga tersebut.

2) Pengertian Manajemen Pembiayaan

Ada dua istilah yang sering digunakan dalam pendidikan berkenaan dengan

manajemen, yaitu keuangan dan pembiayaan. Dalam penelitian ini digunakan istilah pembiyaan karena sering dijumpai literasi yang menggunakan istilah manajemen

pembiayaan. Sedangkan dalam dunia bisnis istilah manajemen keuangan lebih populer

dan diakui --sebagaimana populernya istilah sumber daya manusia dalam dunia bisnis dan dikonversi menjadi pendidik dan tenaga kependidikan--.

Dalam pengertian sehari-hari, istilah pembiayaan berasal dari kata finance

dikaitkan dengan usaha memperoleh modal untuk membiayai aktifitas yang

dilakukan. Namun pengertian keuangan itu diperluas, dalam arti bukan hanya sebagai usaha pengumpulan modal, melainkan mencakup dimensi penggunaan modal.

Perluasan pengertian itu sebagai akibat kesadaran bahwa modal merupakan faktor

produksi yang langka sehingga perlu dikelola dengan sebaik mungkin.

Menurut David Hudson (2009: 76), funding is major factor in the rising of student achievement and twenty first century schools. School governors must use every

penny of income wisely and to good effect. Pentingnya faktor pendanaan dalam

meningkatkan prestasi siswa. Kepala sekolah selaku pimpinan harus menggunakan dana dengan sangat bijaksana agar diperoleh manfaat yang memuaskan.

Menurut Mulyono (2016: 81), penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat

efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam suatu lembaga. Pembiayaan pendidikan

mengandung arti ialah sejumlah uang yang berhasil dihimpun dan dibelanjakan untuk

berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru,

Page 34: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

18

peningkatan profesionalisme guru, pengadaan sarana ruang belajar siswa, perbaikan

ruang, pengadaan peralatan, kegiatan ekstra kurikuler siswa dan pengadaan buku pelajaran. Pendapat ini juga dirangkum oleh Allan dan Lawrence (2008: 1), yang

menyatakan bahwa school finance concerns the distribution and use of money for the

purpose of providing educational services and producing student achievement. Menurut Uhar Suharsaputra (2010: 262), konsep penting dalam pembiayaan

pendidikan adalah masalah biaya (cost) pendidikan yang sangat diperlukan dalam

penyelenggaraan pendidikan. Biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi direct

cost dan indirect cost. Direct cost yaitu biaya yang langsung berproses dalam produksi pendidikan di mana biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu

pendidikan, misalnya biaya gaji guru dan tenaga kependidikan, fasilitas kegiatan

belajar mengajar, alat laboratorium, buku pelajaran, buku perpustakaan, dan lain-lain. Sedangkan indirect cost ialah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan mutu

pendidikan, misalnya forgone opportunities.

Menurut Rohiat (2012: 27), biaya merupakan suatu unsur yang menentukan

dalam mekanisme penganggaran. Dalam manajemen pembiayaan pendidikan terdapat

pemisahan antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator adalah

pejabat yang berwenang mengambil tindakan yang menyebabkan terjadinya

penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang

dilakukan otorisator. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan

penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lain yang

dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. Jika diimplementasikan dalam dunia pendidikan maka otorisator

adalah kepala sekolah, ordonator adalah kepala tata usaha, dan bendahara sekolah.

Perlu diketahui bahwa kepala sekolah tidak dibenarkan menjabat sebagai bendahara. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembiayaan pendidikan adalah proses menghimpun dana dari pemerintah dan

masyarakat kemudian mengalokasikannya untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan, dimana proses tersebut harus sesuai dengan aturan yang

berlaku. Selanjutnya, manajemen pembiayaan dalam pendidikan adalah serangkaian

aktivitas yang mengatur keuangan sekolah/madrasah mulai dari perencanaan,

pembelanjaan, pembukuan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan dalam mendukung terwujudnya tujuan lembaga pendidikan secara efektif dan efisien.

3) Tahapan Manajemen Pembiayaan

Menurut Sri Minarti (2011: 213), dalam manajemen pembiayaan sekolah,

terdapat rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan

anggaran dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan, dan penggunaan anggaran sekolah. Namun, agar lebih mudah menganalisis

tahapannya, maka sebaiknya menggunakan alur yang sudah baku dalam ilmu

manajemen.

Menurut Abubakar dan Taufani/Tim Dosen UPI (2009: 257), manajemen memiliki tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap

penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam manajemen

keuangan menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting), tahap pelaksanaan (accounting), dan tahap penilaian (auditing).

Page 35: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

19

Di samping itu, dirangkum dari E. Mulyasa (2013: 198-206), ada tiga tahapan

dalam keuangan sekolah, yaitu perencanaan keuangan sekolah, pelaksanaan keuangan, dan evaluasi atau pertanggungjawaban keuangan sekolah. Tahapan-

tahapan manajemen pembiayaan di atas jika ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tahapan Manajemen Pembiayaan

Sumber Tahap I Tahap II Tahap III

Sri Minarti (2011: 213)

Perencanaan program sekolah serta perkiraan

anggaran dan

pendapatan dan

pengesahan

Penggunaan anggaran

Abubakar

dan Taufani

(2009: 257)

Perencanaan keuangan

(budgetting)

tahap pelaksanaan

(accounting)

tahap

penilaian

(auditing)

E. Mulyasa (2013: 198)

Perencanaan keuangan sekolah

Pelaksanaan keuangan

Evaluasi atau pertanggung

jawaban.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti menggunakan tahapan dalam manajemen pembiayaan yaitu perencanaan/anggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan yang mencakup evaluasi dan pertanggung jawaban. Adapun

penjelasanya adalah sebagai berikut:

(a) Penganggaran (Budgeting)

Menurut Nanang Fattah (2009: 47), tahap penganggaran (budgeting)

ialah proses penyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana operasional

yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu

tertentu. Menurut Abubakar dan Taufani/Tim Dosen UPI (2010: 258),

anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu dalam ukuran finansial. Jadi,

penganggaran ialah proses penyusunan estimasi program-program yang

dinyatakan dalam satuan uang yang menjadi pedoman kegiatan dalam periode

tertentu. Menurut Hartman (1988, p.2) dalam Allan dan Lawrence (2008: 235)

defines a budget as ”a document which specifies the planned expenditures

and anticipated revenues of a school district in a given fiscal year, along with other data and information relating the fiscal elements to the educational

philosophy, program, and need of the district.” Selanjutnya Allan dan

Lawrence (2008: 234) menuliskan, The budgets of a school offers many

insights into how that organization is translating resources into student learning. Allan dan Lawrence (2008: 235-236) mendesain gambar segitiga

dengan komponen anggaran sebagai berikut.

Page 36: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

20

Revenue Expenditure

s

Program

Gambar 2.1: The Budget Triangle

There three major components of a budget, which can be depicted as

a triangle (gambar 1), these elements are (1) the educational program of the school district, (2) revenues that would support those programs, and (3)

actual expenditures on those programs that occur over the school year.

Expenditures and revenues are represented on the sides of the triangle to

reflect the reality that expenditures must be less than or equal to revenues if the budget is to remain in balance.

Tidak seperti pendapat ahli lainnya yang membagi anggaran hanya

pada dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Namun, Allan dan Lawrence melihat anggaran memiliki tiga komponen, yaitu penerimaan,

pengeluaran dan program. Mereka mentransformasikan bagaimana

pengeluaran berproses menjadi berbagai program yang mendukung pembelajaran di sebuah sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa sisi

penerimaan menggambarkan perolehan atau besaran dana yang diterima oleh

lembaga dari setiap sumber dana, seperti dari pemerintah, masyarakat, orang

tua peserta didik dan sumber-sumber lainnya.

Sisi pengeluaran menggambarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap

komponen program. Serta, sisi program menggambarkan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan guna mencapai tujuan pendidikan. Menurut Manahan Tampubolon (2015: 231-233), keuangan sekolah

dapat bersumber dari:

1) Dana dari pemerintah yang disediakan dari jalur anggaran rutin yaitu DIK (Daftar isian Kegiatan) dan BOS (Bantuan Operasional Sekolah;

2) Dana dari orang tua siswa atau dikenal dengan iuran komite yang terdiri

atas dana tetap setiap bulan, dana incidental, dan dana sukarela;

3) Dana dari masyarakat baik dari perorangan, suatu organisasi, yayasan, atau dari badan usaha milik pemerintah maupun swasta yang peduli

terhadap pendidikan;

4) Dana dari alumni yang dihimpun secara sukarela melalui acara reuni atau lustrum;

5) Dana dari peserta kegiatan yang menikmati layanan kegiatan pendidikan

tambahan; dan

6) Dana dari kegiatan wirausaha sekolah misalnya koperasi, kantin sekolah, bazar tahunan, dan usaha lainnya.

Sumber pendanaan dari pemerintah yang secara rutin diterima setiap

semester untuk setiap siswa per tahun ialah Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dimana besarnya berbeda di setiap jenjang yakni Rp 800.000 untuk

MI, Rp 1.000.000 untuk MTs, dan Rp 1.400.000 untuk MA. Menurut

Page 37: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

21

Petunjuk Teknis BOS Madrasah (2018: 2), BOS adalah program pemerintah

yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar.

Berdasarkan Petunjuk Teknis BOS pada Madrasah (2018: 2-3), tujuan BOS secara umum adalah untuk meringankan beban masyarakat terhadap

pembiayaan pendidikan yang bermutu. Secara khusus BOS bertujuan:

1) Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin di

tingkat pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun madrsah swasta;

2) Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri,

MTs negeri, dan MA negeri; 3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah

swasta.

Biaya pendidikan dan sumbernya dibagi menjadi beberapa kategori

umum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 pasal 3 ayat (1) Biaya pendidikan meliputi:

(a) biaya satuan pendidikan;

(b) biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan; dan (c) biaya pribadi peserta didik.

Sedangkan sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah

secara garis besar dapat dikelolmpokkan atas tiga sumber, yaitu: (1) pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat

umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2)

orang tua peserta didik; (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak

mengikat. Biaya pendidikan pada umumnya diartikan sebagai pengeluaran

sejumlah uang untuk membiayai pendidikan. Sebagian besar biaya

pendidikan di tingkat sekolah negeri berasal dari pemerintah pusat, sedangkan sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan. Pada tingkat

madrasah, biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Dana-dana tersebut dan harus tercatat dalam Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM). RAPBM mencerminkan kekuatan madrasah dalam membiayai kegiatan pendidikan

dan sekaligus menggambarkan rata-rata status sosial ekonomi keluarga para

siswa. Menurut Manahan Tampubolon (2015: 234), penyusunan RAPBS (RAPBM) harus berdasarkan pada Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. Penyusunan

RAPBM yang dilakukan setiap tahun harus melibatkan kepala sekolah, dewan guru, komite sekolah, staff Tata Usaha, dan komunitas sekolah

lainnya.

Sumbangan dapat diberikan oleh orang tua siswa kepada pihak

madrasah secara eksidental untuk mendanai kegiatan-kegiatan kesiswaan, seperti mengikuti berbagai perlombaan ke sekolah/daerah lain,

perkemahan, peringatan hari-hari besar keagamaan atau bari besar

nasional, pesantren kilat, dan lain-lain, ataupun guna menutup sebagian kecil kebutuhan rutin yang masih memerlukan sokongan. Sedangkan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diberikan oleh pemerintah

Page 38: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

22

berdasarkan jumlah peserta didik, subsidi dari pemerintah ini diberikan

untuk menutup semua pengeluaran rutin sekolah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendapatan madrasah bersumber pemerintah pusat dan daerah, para

orang tua siswa, dan donatur baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut Uhar Suharsaputra (2010: 264), dilihat dari segi anggaran,

biaya pendidikan menunjukkan sisi pengeluaran dari anggaran pendidikan. Besaran anggaran secara tersirat menunjukkan komitmen serta prioritas

kegiatan dari suatu kebijakan pendidikan. Artinya anggaran tidak semata-

mata berkaitan dengan uang, namun juga memberi gambaran tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan. Istilah yang sering digunakan dalam

pengeluaran anggaran adalah pengeluaran rutin (recurrent expenditure) dan

pengeluaran investasi (capital expenditure). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan pasal 62, ada tiga macam jenis biaya operasional sekolah

yang secara garis besar telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu biaya investasi,

biaya operasi, dan biaya personal. Ketiga biaya ini dijelaskan sebagai berikut: 1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan

biaya personal;

2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat satu meliputi penyediaan sarana prasarana, pengembangan sumberdaya

manusia, dan modal kerja tetap;

3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat satu meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa

mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan;

4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat satu

meliputi: ( a ) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji;

(b) bahan atau peralatan pendidikan habis pakai; dan

(c) biaya operasi pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya. Biaya personal meliputi segala macam pembiayaan yang harus

dikeluarkan oleh siswa sekolah, antara lain uang praktikum, uang perjalanan

studi banding dan uang kegiatan-kegiatan lainnya. Namun, berbagai

pemasukan ini bersifat sumbangan sukarela dari pihak orang tua kepada pihak sekolah untuk membiayai kegiatan pembelajaran tambahan bagi anaknya

agar mendapat pengalaman belajar yang lebih baik.

Menurut Abubakar dan Taufani/Tim Dosen UPI (2010: 261-264), Ada

lima bentuk-bentuk anggaran yaitu: a) Anggaran butir per butir, setiap pengeluaran dikelompokkan berdasarkan

kategori jenis butir, misalnya gaji, upah, honor menjadi satu kategori;

b) Anggaran program, anggaran ini dihitung berdasarkan program, sehingga dapat terlihat mana program yang memerlukan banyak dana;

c) Anggaran kinerja, anggaran ini menuntut ketelitian yang lebih tinggi

karena mengukur nilai masukan terhadap hasil suatu program; d) PPBS/SP4 (Planning Programing Budgeting System/ Sistem

Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran), anggaran ini

Page 39: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

23

menampilkan kelayakan sebuah program dan keuntungan atau

keunggulannya dibandingkan program-program lainnya; dan e) Anggaran berbasis nol, anggaran ini menganut bahwa setiap program

yang telah diadakan tidak secara otomatis dapat dilanjutkan, tanpa

mengevaluasi kontribusinya terhadap tujuan organisasi. Selanjutnya, prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

a) mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan;

b) mengidentifikasi sumber-sumber yang berwujud uang, jasa atau barang

dan dinyatakan dalam uang –karena anggaran pada dasarnya merupakan data finansial—;

c) memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan

dipergunakan oleh instansi tertentu; d) menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak

yang berwenang;

e) melakukan revisi jika diperlukan; dan

f) pengesahan anggaran. Sedangkan menurut David A. Garvin (2002: 217-219), dalam

menyusun anggaran, hendaknya mengikuti tahap-tahap yang disebut Priority

Resource Budgeting atau disingkat PRB, yaitu sebagai berikut: 1) Identify decision units;

2) Analyze each decision unit;

3) Rank in order of priority; 4) Prepare the organization’s formal budget; and

5) the final budget.

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai prosedur anggaran tersebut

jika diterjemahkan ke dalam dunia pendidikan, maka tahap dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi progam-program yang akan dilaksanakan,

2) Menganalisis masing-masing program berkenaan dengan, Mengapa program itu perlu dilakukan? Seberapa besar manfaat yang akan

didapatkan? dan yang terpenting adalah, Berapa biaya yang harus

dikeluarkan? 3) Mengurutkan program mulai sesuai skala prioritas,

4) Menyiapkan anggaran lembaga, dan

5) Anggaran akhir.

Penganggaran (budgeting) Penganggaran adalah suatu proses pengambilan keputusan untuk mengatur pemakaian sumber daya pada masa

yang akan datang. Sedangkan anggaran ialah suatu rencana yang berisi

jumlah uang yang dimiliki untuk membiayai kegiatan dalam proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan. Anggaran sering kali dimaknai

sebagai suatu rencana, namun dalam bidang manajemen pembiayaan di

lembaga pendidikan sering disebut dengan RKAM.

Adapun proses pengembangan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Madrasah (RKAM) dengan merujuk pada E. Mulyasa (2013: 200-201) pada

umumnya menempuh langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pada tingkat kelompok kerja yang dibentuk madrasah yang terdiri

para wakil kepala madrasah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan biaya selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan

Page 40: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

24

perhitungan sesuai dengan kebutuhan.

2) Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk perlu diadakan rapat pengurus dan rapat

anggota dalam mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan

sehubungan dengan pengembangan RKAM. 3) Sosialisasi dan legalitas, setelah RKAM dibicarakan dengan komite

madrasah selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. pada tahap

sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan

laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RKAM kepada Kanwil Kementerian Agama untuk mendapat pertimbangan dan

pengesahan.

Setelah RKAM mendapat pengesahan dari pemerintah yang berwenang, selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanan

manajemen pembiayaan di madrasah. Menurut Bernett dan Berg (2006)

dalam Allan dan Lawrence (2008: 235-236), a budget has four major

functions: (1) it is a policy document,

(2) it is a financial plan,

(3) it is an operations guide, and (4) it is a communication tool.

Oleh karena itu, RKAM berfungsi sebagai dokumen

kebijakan/kebijakan tertulis, sebagai rencana keuangan, sebagai panduan

operasional, dan sebagai alat komunikasi di madrasah. Jadi, anggaran yang ada di madrasah lebih dikenal dengan nama RKAM.

(b) Pelaksanaan Pembiayaan

Menurut E. Mulyasa (2013: 201), pelaksanaan keuangan sekolah dalam

garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kegiatan, yakni

penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras

dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun

peraturan pemerintah.

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber harus dialokasikan secara efektif dan efisien. Pengeluaran keuangan sekolah berhubungan dengan

pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input

seperti guru, tenaga kependidikan, dan fasilitas pembelajaran lainnya. Berkenaan dengan prosedur pengelolaan dalam manajemen

pembiayaan dikenal dengan istilah akuntansi. Merujuk dari pengertian

akuntansi secara umum, menurut Novi Priyati (2016: 1), akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian secara

sistematis dari transaksi-transaksi keuangan suatu lembaga serta penafsiran

terhadap hasilnya, dan bertujuan menyajikan informasi keuangan yang

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Secara garis besar kegiatan akuntansi dapat dikelompokkan dalam

dua kegiatan yakni penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan keuangan

sekolah dari sumber dana manapun perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan

pemerintah. Prosedur pembukuan penerimaan keuangan sekolah di

Page 41: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

25

lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, tampaknya menganut pola

panduan antara pengaturan pemerintah pusat dan sekolah. Artinya terdapat beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang

intinya pihak sekolah tidak boleh menyimpang dari petunjuk penggunaan

atau pengeluarannya, dan sekolah hanya sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan.

Namun demikian, sesuai dengan semangat otonomi daerah dan

desentralisasi pendidikan dengan pengembangan konsep manajemen

berbasis sekolah, maka sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang cukup lebar dalam kaitannya dengan manajemen keuangan untuk mencapai

efektifitas pencapaian tujuan sekolah. Pada umumnya di setiap sekolah telah

ditetapkan bendahara sesuai dengan peran dan fungsinya. Jika dalam penerapan akuntansi di lembaga pendidikan khususnya

madrasah, proses ini juga diterapkan, yaitu dimulai dari pengumpulan bukti

transaksi yang dicatat di jurnal atau buku kas, kegiatan ini merupakan bagian

dari proses pencatatan. Transaksi yang telah dicatat di buku kas tersebut selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya seperti kategori

penerimaan uang berupa bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah

pusat, BOS dari pemerintah daerah (Bosda) atau dari alokasi dana-dana lainnya. Sedangkan kategori biaya, seperti biaya pengembangan kurikulum,

biaya proses pembelajaran, biaya pelaksanaan evaluasi, biaya gaji pendidik

dan tenaga kependidikan, biaya pengadaan sarana dan prasarana, biaya pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler, serta biaya pengelolaan perkantoran.

Kemudian, barulah setiap jenis tersebut direkapitulasi sehingga muncullah

total dari masing-masing kategori yang selanjutnya dihitung hingga menjadi

laporan keuangan tingkat madrasah/sekolah. Menurut E. Mulyasa (2013: 202-203), untuk Uang Yang Harus

Dipertanggungjawabkan (UYHD), ditunjuk bendahara oleh pihak

berwenang dan sebagai atasan langsungnya adalah kepala sekolah. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dan keluar setelah mendapat

perintah dari atasan langsung. Sedangkan uang yang diterima dari

masyarakat, ditunjuk bendahara lain dengan sepengetahuan dan kesepakatan pihak komite sekolah ditunjuk dari anggota sesuai dengan persetujuan

musyawarah. Berkaitan dengan aliran keuangan yang berasal dari

masyarakat, sekolah dalam hal ini sebagai pengguna harus mendapat

persetujuan komite sekolah. Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan

sekolah untuk pembelian sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga

administrasi, guru, bahan-bahan perlengkapan dan fasilitas. Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan harus dibukukan

sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang

harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan,

meliputi format buku kas harian, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak.

Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta

peruntukannya. Sebagaimana menurut Ogundele and Ajia (2017: 48), School administrator will be careful while handing school's property because they

know that this is a system in place that watches and monitors them. Untuk

Page 42: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

26

mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang

sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi penyusunan

administratif.

Menurut Ogundele and Ajia (2017: 48), the huge investments that are made in the educational sector made it prone to fraudulent activities and asset

misappropriation. These assets can however be safeguarded by having and

running formidable accounting system that will significantly strengthen the

internal control of a school. Artinya, investasi yang besar di sektor pendidikan membuatnya rentan terhadap kegiatan penipuan dan penyalahgunaan aset.

Namun aset-aset ini dapat dijaga dengan cara menjalankan sistem akuntansi

yang tangguh sehingga akan sangat memperkuat kontrol internal sekolah. Oleh karena itu, Akuntansi dalam keuangan sekolah tidak hanya merupakan

kegiatan mencatat, mengolah, dan menyajikan laporan keuangan. Namun lebih

dari itu, akuntansi dapat mencegah penyimpangan pembiayaan di sekolah.

(c) Pengawasan (Controlling)

Secara umum pengawasan dipahami sebagai tindakan pengawas atau

kepala sekolah membandingkan rencana dengan hasil yang telah dicapai, apakah sesuai atau menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Senada

dengan ini Anthony dan Robert (2012: 88) menyatakan, in performance

evaluation, managers compare the actual results from the budget period with

expectations that were reflected in the budget to assess how well the organization did in light of its expectations.

Gareth dan Jennifer (2008: 431), mendefinisikan controlling is the

process whereby managers monitor and regulate how efficiently and effectively an organization and its members are performing the activities

necessary to achieve organizational goals. Kemudian, menurut Husaini

Usman (2014: 534), Pengawasan adalah proses pemantauan, penilaian, dan

pelaporan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.

Kemudian, pendapat lain yang cukup kompleks ialah menurut Kinicki

dan Williams (2009: 506), Controlling is defined as monitoring performance, comparing it with goals, and taking corrective action as needed. Controlling

is concerned with seeing that the right things happen at the right time in the

right way.

Selanjutnya secara lebih spesifik, menurut Petunjuk Teknis BOS (2018: 41), kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan

untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan

penyalahgunaan wewenang, kebocoran, dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Dana BOS yang dikucurkan

oleh pemerintah ke setiap madrasah harus dilaporkan kembali sebagai bentuk

pertanggungjawaban. Hal ini senada dengan pendapat Wayne K. Hoy dan

Cecil G. Miskel (2013: 272), School finance and the control of educational reform from governmental agencies illustrate the dependence concept.

Menurut Manahan Tampubolon (2015: 234), Kepala sekolah wajib

menyampaikan laporan keuangan kepada pihak penyedia dana pendidikan. Jika dana diperoleh dari para orang tua siswa maka pertanggungjawabannya

Page 43: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

27

ditujukan kepada para orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut

bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

Gambar 2.2

Alur Pertanggungjawaban Dana Berdasarkan Sumbernya

Menurut Nurhattati Fuad (2014: 47), keberhasilan pengelolaan dana

bermanfaat bagi:

(a) efisiensi penyelenggaraan pendidikan;

(b) menjamin kelangsungan hidup; dan

(c) mencegah kebocoran dana. Banyak kasus yang terjadi dalam organisasi

adalah akibat masih lemahnya sistem pengawasan sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang direncanakan dengan yang

dilaksanakan.

Selain sumber pembiayaan yang berasal dari BOS, masih ada sumber lainnya berupa sumbangan dari para orang tua/wali para peserta didik yang

dikelola oleh komite sekolah. Dana tersebut juga memerlukan pengawasan

dan pertanggungjawabannya berada dalam lingkungan pengurus komite sekolah kepada semua pihak pemangku kepentingan yang berhak untuk

memautaunya, seperti para orang tua siswa, pihak sekolah, dan pemerintah.

Sehingga pengurus komite wajib menyusun laporan secara rutin dan berkala.

Menurut Permendikbus Nomor 75 Tahun 2016 pasal 13 menyatakan bahwa (Ayat 1) Komite Sekolah wajib menyampaikan laporan kepada

orangtua/wali peserta didik, masyarakat, dan kepala

Sekolah melalui pertemuan berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester; (Ayat 2) Laporan sebagaimana dimaksud pada

ayat satu terdiri dari: a) laporan kegiatan Komite Sekolah; dan

b) laporan hasil perolehan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan

lainnya dari masyarakat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengawasan dalam pembiayaan ialah

kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kewenangan untuk cara

memantau kinerja, membandingkan antara hasil dengan rencana, dan untuk melihat seberapa efektif dan efisien proses mencapai tujuan, serta untuk

menghindari kebocoran dana.

Sumber Dana:

▪ Pemerintah

▪ Orang tua siswa

▪ Lainnya

Alokasi Dana:

▪ Biaya investasi

▪ Biaya operasional

Pelaporan Dana:

▪ Pembukuan

▪ Pelaporan/

Pertanggungjawaban

Page 44: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

28

C. Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata fungsi memiliki arti

kegunaan suatu hal. Fungsi komite sekolah secara umum menurut Permendikbud RI Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah pasal 2 menyatakan bahwa komite

sekolah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Fungsi ini dijabarkan

sebagaimana terdapat dalam Pasal 3, dalam melaksanakan fungsinya, komite sekolah

bertugas untuk memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait kebijakan dan program sekolah, Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah/ Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS), kriteria

kinerja sekolah, kriteria fasilitas pendidikan di sekolah, dan kriteria kejasama sekolah dengan pihak lain.

Selanjutnya Komite Sekolah juga bertugas menggalang dana dan sumber daya

pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif, serta

mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, dan menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari

peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan komite sekolah atas kinerja sekolah.

Menurut Suharjo (2012: 78), keberadaan komite yang mampu bekerja sama

dengan masyarakat baik perorangan, organisasi dunia usaha maupun industri yang berorientasi pada kegiatan akademik dan sosial mampu meningkatkan mutu pendidikan

dalam pengawasan manajerial wirausaha dan kepekaan sosial dalam pengabdian

masyarakat di setiap satuan pendidikan. Selanjutnya menurut Nili hayani (2015: 327), dengan adanya komite sekolah maka hubungan dengan masyarakat dan orang tua siswa

dapat terjalin dengan baik. Hubungan ini berupa kerja sama dalam pengadaan dana dan

dalam pembangunan sarana sekolah. Walaupun tidak semua komite sekolah yang telah

ada di setiap sekolah mampu mendukung peningkatan mutu pendidikan, tapi hendaknya mereka telah berupaya menjalin kerja sama yang menguntungkan dengan badan usaha di

sekitar satuan pendidikan untuk menyokong pembiayaan pendidikan di sekolah tersebut.

Menurut David Thigpen dan Louis Freedberg (2014: 3), California’s new legislation reforming how the state funds its public schools puts more power in the hands

of school districts and gives parents and communities a stronger voice—and greater

responsibility—in dictating how those dollars are actually spent. Pemerintah California

memberikan ruang yang sangat besar bagi para orang tua untuk terlibat dalam mengawasi penggunaan dana di sekolah.

Selain itu, menurut Rao Khalid Parvaiz, dkk (2015: 3115), these committees are

supposed to add to identifying, predict, implementing and monitoring all learning activities and to increase the community’s share of assets in charge allocation projects.

Komite sekolah berfungsi dalam meningkatkan aset dan alokasi pendanaan di sekolah.

Menurut Abubakar dan Taufani/ Tim Dosen UPI (2010: 283), komite sekolah

bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan strategik dan perencanaan tahunan sekolah, perumusan kebijakan sekolah, pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran

sekolah, ikut memantau kegiatan keseharian sekolah, menilai keberhasilan pelaksanaan

program-program yang dilaksanakan sekolah serta ikut mensahkan laporan tahunan sekolah. Di samping itu, menurut Jejen Musfah (2018: 88), pelibatan komite sekolah

dalam penyusunan RAPBS sangat penting sehingga pengembangan sekolah tidak hanya

tanggung jawab guru, tetapi juga banyak pihak, jika komite mengetahui dengan baik

Page 45: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

29

keuangan sekolah, maka akan mudah meminta dukungan finansial dari mereka. Inilah

salah satu tujuan dibentuknya komite sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Eboatu, dkk (2018: 215), the responsibilities of the School-Based

Management Committee (SBMC) include to ensure effective utilization of physical resources and to promote transparency, probity and accountability in school finances.

Komite sekolah memiliki fungsi dalam memastikan pemanfaatan sumber daya fisik yang

efektif dan transparansi serta akuntabilitas keuangan sekolah. Jadi, komite sekolah juga

sangat berperan dalam pengawasan keuangan di sekolah. Menurut Abubakar dan Taufani/ Tim Dosen UPI (2010: 283), hal yang selama ini

terlupakan yakni pengawasan yang berkelanjutan, survei membuktikan bahwa

kelemahan yang terjadi pada kelembagaan kita adalah pengawasan mutu yang berkelanjutan, sebagai salah satu contoh komite sekolah berperan dalam memberikan

kontrol terhadap mutu kelembagaan yang datang dari masyarakat namun kenyataannya

sampai sejauh mana komite tersebut berperan dalam peningkatan mutu kelembagaan.

Selanjutnya, untuk merumuskan fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan secara lebih fokus, maka peneliti akan mengutip kembali Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah pasal 2 ayat

2, dinyatakan bahwa Komite sekolah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Kemudian, pasal 3 ayat 1 dinyatakan bahwa dalam melaksanakan fungsi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, komite sekolah bertugas untuk:

a) memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait:

(1) kebijakan dan program Sekolah;

(2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan

Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS); (3) kriteria kinerja Sekolah;

(4) kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan

(5) kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain; b) menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik

perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan

lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif; c) mengawasi pelayanan pendidikan di sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

d) menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik,

orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan Komite Sekolah atas kinerja Sekolah.

Itulah empat tugas komite sebagai indikator fungsinya dalam peningkatan mutu

pelayanan pendidikan. Selanjutnya peneliti membatasi fungsi komite yang berkaitan dengan manajemen pembiayaan yang ada di MAN 4 Jakarta.

Berkenaan dengan manajemen pembiayaan, mengutip kembali pendapat

Abubakar dan Taufani (2010: 257), yang menyatakan bahwa tahapan dalam manajemen

keuangan/pembiayaan terdiri dari tahap perencanaan keuangan/pembiayan (budgetting), tahap pelaksanaan (accounting), dan tahap penilaian (auditing), serta menurut E.

Mulyasa (2013: 198-206), ada tiga tahapan dalam keuangan sekolah, yaitu perencanaan

keuangan sekolah, pelaksanaan keuangan, dan evaluasi atau pertanggungjawaban keuangan sekolah.

Page 46: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

30

Jika diklasifikasikan fungsi komite yang terjabarkan dalam tugas-tugasnya

menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 3 ayat 1 tersebut ke dalam tahapan manajemen pembiayaan, maka akan tampak dalam tabel berikut.

Tabel 2.3

Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan

No Manajemen Pembiayaan

Indikator Fungsi Komite

1 Tahapan

Perencanaan/

Anggaran

Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan, terkait kebijakan

dan program sekolah, RKAM, kriteria kinerja sekolah, kriteria fasilitas pendidikan, dan kriteria

kerjasama sekolah dengan pihak lain.

2 Tahapan Pelaksanaan

Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/ organisasi/

dunia usaha/ dunia industri maupun pemangku

kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif.

Melaporkan hasil penggalangan dana dan alokasinya.

3 Tahapan

Pengawasan

Mengawasi pelayanan pendidikan di madrasah sesuai

dengan ketentuan.

Menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari

peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat, serta

hasil pengamatan komite atas kinerja sekolah.

Dari kolom manajemen pembiayaan pada tabel di atas, diperoleh dari memadukan

teori dari Abubakar dan Taufani (2010: 257) dan E. Mulyasa (2013: 198-206). Sedangkan

kolom indikator fungsi komite sekolah dirinci berdasarkan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang komite sekolah pasal 3 ayat 1 tentang fungsi komite dan pasal 13 tentang

pelaporan keuangan komite.

Selain pasal 13 tersebut, dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 2913 Tahun 2015 tentang Petunjuk teknis struktur organisasi dan pengelolaan dana komite madrasah, dinyatakan bahwa: (1) Pengawasan dilakukan oleh intern komite

madrasah; (2) Apabila terjadi permasalahan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban

dana komite madrasah, maka pihak madrasah dapat melakukan mediasi dalam rangka penyelesaian masalah. Pada nomor dua jelas menyatakan bahwa pihak komite harus

menyusun laporan dan pertanggungjawaban dana komite yang dihimpun dari masyarakat

termasuk dari orang tua peserta didik.

Page 47: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

31

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu diharapkan menjadi salah satu bahan kajian dan memperkaya teori yang digunakan dalam melakukan penelitian. Berikut ini beberapa

penelitian dari jurnal yang dianggap relevan.

1) Penelitian Anita Putri Pertiwi (2018) yang berjudul Efektivitas Peran Komite

Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Se-Jakarta Utara. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa peran komite sekolah di MAN 5 Jakarta dinilai kurang efektif dan di MAN 21 Jakarta cukup efektif. Indikator peran komite yang digunakan

dalam penelitian ini merujuk pada Kepmediknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan

Pendidikan dan Komite Sekolah. Peran komite sekolah ialah sebagai: 1) pemberi pertimbangan (advisory agency); 2) pendukung (supporting agency); 3)

pengontrol (controlling agency); dan 4) mediator. Peneliti tidak menggunakan

indikator ini karena menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang komite sekolah, aturan tersebut tidak berlaku.

1) Penelitian Anil Prakash Shrivastava (2018) yang berjudul “A Study on the

Awareness of School Management Committee on RTE Rules and Their Role” Hasil

penelitian menyatakan bahwa, at present implementation of SMC facing many glitches and challenges like lack of clarity on policy guidelines, low community

awareness and inadequate capacity building etc. In addition to describing these

challenges this study highlights the evidence on functioning of SMC in Madhya

Pradesh and their awareness on RTE rules, roles and responsibilities. Penelitian ini mengkaji kesadaran dan peran komite sesuai aturan di Madhya Pradesh.

Tantangannya ialah banyaknya gangguan seperti kurangnya kejelasan tentang

pedoman kebijakan, kesadaran masyarakat yang rendah dan pembangunan kapasitas yang tidak memadai.

2) Penelitian Eboatu, dkk (2018) yang berjudul Assessment of School-Based

Management Committees’ (SBMCs) Physical and Financial Resources

Management Functions in Anaocha Local Government Area, Nigeria. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, the study established among other things, that

the SBMCs in Anaocha Local Government Area to a low extent contribute to

ensuring proper utilization of physical resources, but to a high extent promote financial accountability in the use of school financial resources. Penelitian ini

menemukan bahwa kontribusi komite sekolah di Anaocha masih rendah, namun

akuntabilitas keuangannya sudah baik. 3) Penelitian Jatinder Grover (2018) yang berjudul Primary Education in Punjab:

Awareness and Participation of School management Committees. Results showed

that SMCs were constituted in all the schools but awareness of SMC members about

roles and responsibilities and participation in school management was not adequate. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran komite sekolah di Sekolah Dasar

Punjab kurang memadai.

4) Novianty, Pudji, Djoko dan Basinta (2017) dengan judul “Organizational Communication in Implementing School Committee Role in South Tangerang City”.

Penelitiannya menunjukkan bahwa The School Committee members’ understanding to

four roles of the School Committee as an advisor, as a mediator, as the controlling and

supporting are very low. Penelitian ini melihat empat peran komite se-Kota Tangerang Selatan yang masih sangat rendah.

Page 48: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

32

5) Penelitian Sunil Kumar (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Roles and

Functions of School Management Committees (SMCs) of Government Middle Schools in District Kullu of Himachal Pradesh: Case Study.” Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa the school system to encourage the participation level of SMC

members in their functioning and also strengthening the participation of community members in the smooth functioning of the schools of Himachal Pradesh. Penelitian

ini menunjukkan perlunya meningkatkan peran dan fungsi komite di SMP dareah Kullu

Himachal Pradesh demi kelancaran kegiatan pendidikan.

6) Penelitian Nili Hayani (2015) dengan judul penelitiannya “Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di SMPN 31 Seluma. Hasil penelitiannya ialah

dengan adanya komite sekolah maka hubungan antara sekolah dengan masyarakat

dan orang tua siswa dapat terjalin dengan baik terutama dalam hal pendanaan, sarana, pengontrol pembangunan dan pemberi pertimbangan. Perbedaan penelitian

ini ialah Nili menggunakan empat peran komite yang tertuang dalam Kepmendiknas

Nomor 044/U/2002. Sedangkan penelitian ini menggunakan kata fungsi yang

sesuai dengan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016. 7) Penelitian Anwar Ismail (2015), penelitiannya berjudul “Kinerja Komite Sekolah

dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMP Al-Khairaat Kalumpang Kota

Ternate”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja komite sekolah belum terlalu aktif, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kualitas perkembangan

pendidikan di SMP Al-Khairaat Kalumpang Tenate. Ini juga merupakan bagian dari

pelanggaran Kepmendiknas nomor 044/U/2002 tentang fungsi Komite. Penelitian ini membahas tentang kinerja komite terhadap kualitas pendidikan, bukan peran atau

fungsinya dalam manajemen pembiayaan.

8) Penelitian Joyce Nyandoro, dkk (2013) dengan judul Effectiveness of School

Development Committees in Financial Management in Chimanimani West Circuit Primary Schools in Zimbabwe. The study revealed that School Development

Committees were not effective in managing funds for their schools due to lack of

skills in various aspects of financial management such as preparation and use of budget for decision making, keeping inventory of school assets and raising funds.

Penelitian ini menemukan kurang efektifnya komite sekolah di tingkat SD dalam

mengelola dana untuk sekolahnya di daerah Zimbabwe.

Dari beberapa penelitian di atas yang memiliki kemiripan fokus penelitian dengan penelitian ini adalah penelitian Nili Hayani (2015), yaitu Peran komite sekolah

dalam manajemen pembiayaan, serta ruang lingkup penelitiannya yang berskala mikro.

Sedangkan penelitian lainnya terutama penelitian dari jurnal internasional membahas persoalan komite sekolah dalam skala meso atau satu daerah tertentu. Di samping itu,

penelitian ini melihat komite sekolah dari sisi fungsinya –bukan peran seperti pada

penelitian lainnya–. Perbedaan selanjutnya ialah pada objek penelitian yaitu di MAN 4 Jakarta. Sepengetahuan peneliti belum ada yang melakukan penelitian berkenaan dengan

fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta.

Page 49: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

33

E. Kerangka Konseptual

Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan rumusan masalah serta tujuan

penelitian yang ingin dicapai maka diperlukan kerangka konseptual. Berangkat dari

latar belakang permasalahan serta memperhatikan dasar hukum dan teori yang melandasi penelitian, maka ditentukan tahapan pembiayaan yang digunakan untuk

mengklasifikasikan indikator fungsi komite dalam manajemen pembiayaan

sebagaimana tampak pada tabel 2.3. Selanjutnya kerangka konseptual mulai dari latar

belakang hingga tujuan penelitian digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual

Latar belakang masalah:

Komite sekolah kurang optimal

Manajemen Pembiayaan yang kurang efisien dan efektif

Dasar hukum:

Permendikbud No. 75 Tahun 2016,

Kep Dirjen Pendis No. 2913 Tahun 2015

Indikator fungsi komite:

1. Memberi pertimbangan dalam kebijakan

dan program sekolah dan RKAM.

2. menggalang dana dan sumber daya

pendidikan lainnya, serta melaporkannya.

3. Mengawasi pelayanan pendidikan

Tahapan manajemen

pembiayaan:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengawasan

Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 Jakarta

Landasan teori:

Abubakar dan Taufani (2010: 257),

E. Mulyasa (2013: 198-206)

Page 50: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut

John W. Creswell (2016: 250), studi kasus ialah penelitian yang mengeksplorasi proses, aktivitas, dan peristiwa. Penelitian ini akan menggali berbagai informasi yang berkaitan

dengan fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian kualitatif menurut Spradley adalah social situation yang terdiri

dari tiga unsur yaitu place, actor, and activity (Sugiyono, 2017: 229). Berdasarkan teori

tersebut, maka penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta. Sedangkan pelaku yang diteliti adalah para informan atau nara sumber yang dipilih secara purposive,

maksudnya dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2017: 216). Para

informan terdiri dari kepala sekolah, ketua komite, bendahara komite, kepala tata usaha,

bendahara, sebagian guru, sebagian orang tua/wali peserta didik, dan sebagian dari peserta didik. Tujuan mereka dipilih sebagai objek penelitian dengan pertimbangan dapat

memberikan data-data yang diperlukan oleh peneliti. Selanjutnya kegiatan yang akan

diteliti adalah fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan.

C. Sumber Data

Ada dua sumber data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini, yaitu data primer (utama) dan data sekunder (tambahan). Data primer ialah data berupa kata-kata dan

tindakan (Lexy J. Moleong, 2017: 157) yang diperoleh baik dari hasil observasi maupun

dari wawancara kepada para informan. Selain dari data tersebut, maka dapat digolongkan

sebagai data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen dan

foto-foto yang berhubungan dengan fungsi komite sekolah dalam manajemen

pembiayaan di MAN 4 Jakarta. Di samping itu, peneliti juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka sebagai landasan teori yang bersumber dari buku-buku

yang relevan, laporan-laporan penelitian terdahulu, data statistik, aturan dan kebijakan,

serta sumber lain yang berhubungan dengan fokus penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Jamie Harding (2013: 8), qualitative research involves collecting more

detailed information from a smaller number of people. Jadi, dalam penelitian kualitatif proses menggali informasi atau mengumpulkan data dilakukan kepada sedikit orang

informan atau nara sumber, namun secara lebih mendalam dan menyeluruh (holistik).

Untuk memperoleh data penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi. Peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati gejala-gejala

yang berhubungan dengan fungsi komite sekolah dalam manajemen pembiayaan. Hal

ini memungkinkan peneliti mampu memahami berbagai kasus atau situasi yang muncul pada objek penelitian secara holistik (menyeluruh). Observasi ini bersifat

pasif, maksudnya peneliti hanya melakukan pengamatan tanpa keterlibatan langsung

dalam kegiatan di MAN 4 Jakarta. b) Wawancara. Wawancara dilakukan kepada para informan sebagai penguatan makna

terhadap hasil observasi. Data yang akan dikumpulkan dari wawancara berupa data

Page 51: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

35

yang bekaitan dengan fokus penelitian, di mana rincian pertanyaan ditampilkan dalam

pedoman wawancara. c) Studi Dokumentasi. Untuk melengkapi data penelitian yang telah diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara, maka peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis data

berupa Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM), laporan pengelolaan komite, laporan keuangan madrasah, laporan BOS, buku kas atau jurnal transaksi,

daftar inventaris sarana dan prasarana, gambar atau foto, audiovisual, serta profil

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.

E. Instrumen penelitian

Peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Menurut John W.

Creswell (2016: 248), para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui studi dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara. Kehadiran peneliti dalam penelitian

ini dilakukan sesuai kesepakatan dengan objek penelitian dalam rangka mengumpulkan

data dan informasi berkenaan dengan fokus penelitian. Untuk memudahkan tugas peneliti

sebagai instrumen kunci, maka peneliti menggunakan acuan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan daftar dokumen yang dibutuhkan sebagai usaha menggali

informasi dari sumber data penelitian.

Instrumen penelitian dapat disebut sebagai alat pengumpul data. Menurut Sanapiah Faisal (2007: 32), perlunya alat pengumpul data seperti pedoman wawancara untuk setiap

informan, panduan observasi, dan form isian dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data

di lapangan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, serta studi dokumentasi. Para informan terdiri dari: Untuk lebih jelas berkenaan tentang data yang diperlukan

dalam aspek yang diteliti, dan metode pengumpulan data yang digunakan serta sumber

datanya, maka ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pengumpulan Data

Variabel Indikator Sumber data

Dokumen pendukung

Metode Instrumen

Fungsi

Komite

dalam Perencanaan

Pembiayaan

Pengenalan

madrasah

Kepala

Sekolah

dan perwakilan

guru

Profil

MAN 4

Jakarta.

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Rencana Kerja

dan Aggaran Madrasah

(RKAM)

Kepala

sekolah dan

Kepala

Tata Usaha

RKAM

Observasi

Wawancara Studi

dokumentasi

Pedoman

wawancara Panduan

observasi

Keterlibatan

komite sekolah

dalam penyusunan

RKAM

Kepala

madrasah

dan Ketua

komite

Notulen

rapat

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Page 52: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

36

Fungsi

komite sekolah

dalam

pelaksanaan

pembiayaan

Penggalangan

dana dan sumber daya

lainnya oleh

komite sekolah

Ketua

komite dan orang

tua siswa

Buku kas komite

Observasi

Wawancara Studi

dokumentasi

Pedoman

wawancara Panduan

observasi

Laporan pengelolaan

keuangan

komite sekolah

Ketua dan Bendahara

komite

Laporan komite

Observasi Wawancara

Studi

dokumentasi

Pedoman wawancara

Panduan

observasi

Fungsi

komite sekolah

dalam

pengawasan pembiayaan

Komite sekolah

melakukan

pengawasan terhadap

layanan

pendidikan di madrasah

Ketua

komite dan

perwakilan

siswa

Buku

catatan komite

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Menindaklanjuti

aspirasi dari

peserta didik, orang tua/wali,

dan masyarakat.

Ketua

komite,

perwakilan orang tua,

dan

perwakilan siswa

Buku

catatan komite

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Laporan

keuangan madrasah

Kepala

Tata

Usaha dan Bendahara

sekolah

Laporan

madrasah

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Kesesuaian

antara rencana dan realisasi

keuangan

madrasah

Kepala

sekolah Kepala

Tata

Usaha

RKAM dan

Laporan

kegiatan

Observasi

Wawancara Studi

dokumentasi

Pedoman

wawancara Panduan

observasi

Kendala dan

Solusi

Kendala-

kendala

berkenaan

dengan fungsi komite sekolah

dalam

manajemen pembiayaan

Kepala

madrasah

dan

Ketua komite

Catatan

Observasi

Wawancara

Studi

dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan

observasi

Solusi yang

ditempuh dalam

menghadapi kendala-kendala

tersebut

Kepala

madrasah

dan Ketua

komite

Catatan

Observasi

Wawancara

Studi dokumentasi

Pedoman

wawancara

Panduan observasi

Page 53: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

37

Dari kisi-kisi pengumpul data di atas, dapat dirinci menjadi pedoman observasi,

pedoman wawancara, dan pedoman studi dokumentasi atau dokumentasi yang diperlukan. Adapun pedoman-pedoman tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

a) Mengamati dokumen Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM).

b) Mengamati (dokumen) keterlibatan komite sekolah dalam proses penyusunan

Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM).

c) Mengamati (dokumen) proses penggalangan dana dan sumber daya lainnya oleh komite sekolah.

d) Mengamati (dokumen) komite sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap

layanan pendidikan di madrasah. Misalnya: (1) Mengamati ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana madrasah.

(2) Mengamati respon siswa dalam memanfaatkan fasilitas pembelajaran di

madrasah.

(3) Mengamati perkembangan jumlah siswa yang diterima di madrasah dalam beberapa tahun.

e) Mengamati ada atau tidaknya aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan

masyarakat, berkenaan layanan pendidikan dan manajemen pembiayaan, serta bagaimana komite sekolah menindaklanjuti berbagai aspirasi tersebut.

f) Mengamati laporan pengelolaan keuangan komite sekolah.

g) Mengamati laporan keuangan madrasah pada tahun terakhir. h) Mengamati kesesuaian antara RKAM dengan realisasinya pada tahun terakhir.

Page 54: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

38

2. Pedoman Wawancara

Agar wawancara lebih terarah, maka disusun kisi-kisi wawancara sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara

No Indikator Butir Pertanyaan Informan

1

Pengenalan madrasah

Bagaimanakah sejarah singkat

pendirian MAN 4 Jakarta?

Nomor 1, 2,

dan 6

2 Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM)

Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan RKAM?

Nomor 1 – 6,

3 Keterlibatan komite sekolah

dalam penyusunan RKAM

Seberapa besar keterlibatan

komite sekolah dalam penyusunan RKAM?

Nomor 1 - 5

4 Penggalangan dana dan

sumber daya lainnya oleh

komite sekolah

Seberapa besar peran komite

sekolah dalam menggalang

dana dan sumber lainnya dari para orang tua siswa?

Nomor 1 – 7

5 Laporan keuangan komite

sekolah

Bagaimana proses penyusunan

laporan keuangan komite

sekolah?

Nomor 1 – 7

6 Komite sekolah melakukan

pengawasan terhadap

layanan pendidikan di madrasah

Layanan pendidikan apakah

yang pernah diawasi oleh

pihak komite sekolah?

Nomor 1 – 3,

dan 6

7 Menindaklanjuti aspirasi

dari peserta didik, orang

tua/wali, dan masyarakat.

Bagaimana komite sekolah

menindaklanjuti aspirasi dari

peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat?

Nomor 1 – 3,

6 - 8

8 Laporan keuangan madrasah

Bagaimana menurut Bapak

tentang laporan keuangan

madrasah dalam 3 tahun terakhir?

Nomor 1 – 4,

dan 6

9 Kesesuaian antara rencana

dan realisasi keuangan madrasah

Berapa persen RKAM dapat

terealisasikan dalam 3 tahun terakhir?

Nomor 1 – 4

10 Kendala-kendala berkenaan

dengan fungsi komite

sekolah dalam manajemen pembiayaan

Apa saja kendala dalam

manajemen pembiayaan yang

dihadapi oleh pihak komite sekolah dan pihak MAN 4

Jakarta?

Nomor 1 - 5

11 Solusi yang ditempuh dalam menghadapi kendala-

kendala tersebut

Bagaimana solusi yang digunakan dalam mengatasi

kendala-kendala tersebut?

Nomor 1 - 5

Page 55: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

39

Keterangan:

(1) Kepala madrasah, (2) Ketua komite,

(3) Kepala tata usaha,

(4) Bendahara sekolah, (5) Bendahara komite,

(6) Perwakilan guru minimal 3 orang,

(7) Perwakilan orang tua/wali peserta didik minimal 3 orang, dan

(8) perwakilan dari peserta didik minimal 3 orang.

3. Pedoman Dokumentasi

Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Profil Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.

b) Profil Komite Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, AD/ ART Komite dan Surat

Keputusan tentang Kepengurusan Komite. c) Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM), seperti notulen

rapat, foto-foto rapat, berita acara dan RKAM terbaru.

d) Dokumen rapat rutin komite, seperti notulen rapat, foto-foto rapat, berita acara, dan dokumen hasil kebijakan dari rapat tersebut selama satu tahun terakhir.

e) Kondisi layanan pendidikan, seperti:

- Daftar perkembangan penerimaan siswa dan jumlah siswa - Daftar perkembangan guru

- Daftar inventaris sarana dan prasarana

f) Buku catatan penyampaian aspirasi, kritik, dan saran dari para siswa, orang tua,

maupun masyarakat berkenaan dengan layanan pendidikan. g) Laporan keuangan komite seperti buku kas harian, bulanan, per semester, dan

tahunan terbaru.

h) Laporan keuangan madrasah seperti buku kas harian, bulanan, per semester, dan tahunan terbaru.

i) Laporan pelaksanaan program-program, baik yang tercantum dalam RKAM

maupun yang tidak dicantumkan.

Adapun jika dibagi berdasarkan sumber dokumen yang diperlukan antara

madrasah dan komite maka tampak sebagai berikut: 1. Dokumen dari Madrasah:

a) Profil Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.

b) Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM), seperti notulen rapat, foto-foto rapat, berita acara dan RKAM terbaru.

c) Kondisi layanan pendidikan, seperti:

- Daftar perkembangan penerimaan siswa dan jumlah siswa - Daftar perkembangan guru

- Daftar inventaris sarana dan prasarana

d) Buku catatan penyampaian aspirasi, kritik, dan saran dari para siswa, orang

tua, maupun masyarakat berkenaan dengan layanan pendidikan. e) Laporan keuangan madrasah seperti laporan bulanan dan tahunan terbaru.

f) Laporan pelaksanaan program-program, baik yang dibiayai oleh madrasah

maupun oleh komite.

Page 56: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

40

2. Dokumen dari Komite

a) Profil Komite Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, AD/ ART Komite dan Surat Keputusan tentang Kepengurusan Komite.

b) Dokumen rapat rutin komite, seperti notulen rapat, foto-foto rapat, berita

acara, dan dokumen hasil kebijakan dari rapat tersebut selama satu tahun terakhir.

c) Buku catatan penyampaian aspirasi, kritik, dan saran dari para siswa, orang

tua, maupun masyarakat berkenaan dengan layanan pendidikan.

d) Laporan keuangan komite seperti buku kas harian, bulanan, per semester, dan tahunan terbaru.

e) Laporan pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh oleh komite.

F. Uji Kredibilitas Data

Menurut Sugiyono (2017: 270), ada empat uji keabsahan data dalam penelitian

kualitatif yaitu: a) uji kredibilitas (validitas internal), b) transferability (validitas

eksternal), c) dependability (reliability), dan d) confirmability (objektivitas). Penelitian ini hanya digunakan uji kredibilitas data yang terdiri dari:

a) Perpanjangan pengamatan, hal ini dilakukan dengan cara peneliti kembali ke lapangan

untuk melakukan pengamatan lagi atau wawancara kepada informan sebelumnya maupun informan yang baru untuk memperoleh data yang lebih akurat atau kejenuhan

pengumpulan data tercapai.

b) Meningkatkan ketekunan, artinya melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan agar diperoleh kepastian data dan urutan peristiwa yang sistematis.

c) Triangulasi, maksudnya peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, dan melakukan pengecekan kembali terhadap isi dokumentasi. Atau

dengan cara mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dengan substansi yang sama kepada satu informan.

d) Diskusi dengan teman sejawat. Menurut Lexy J. Moleong (2017: 332), teknik ini

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi. Selanjutnya, peneliti meminta masukan atau saran dari teman

sejawat dalam melanjutkan proses penelitian berikutnya.

e) Analisis kasus negatif, maksudnya peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Jika tidak ditemukan kasus negatif,

artinya data temuan penelitian sudah dapat dipercaya. Namun jika ditemukan data

yang bertentangan, maka peneliti harus menjadikannya sebagai temuan baru.

f) Menggunakan bahan referensi, maksudnya penggunaan data pendukung untuk membuktikan temuan peneliti. Misalnya, hasil wawancara didukung oleh rekaman

wawancara, atau observasi didukung oleh foto dan video.

g) Membercheck, maksudnya adalah mengecek kembali hasil pengumpulan data kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian atau para nara sumber. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa jauh data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh peneliti,

itu sesuai dengan apa yang telah diberikan dan disampaikan oleh para nara sumber.

Page 57: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

41

G. Teknik Analisis Data

Setelah data-data terkumpul melalui proses observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017: 247-253),

langkah selanjutnya ialah melalukan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:

a) Data reduction (reduksi data). Data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah oleh peneliti dengan cara merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, lalu ditentukan tema dan polanya. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b) Data display (penyajian data). Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya ialah manyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan diskripsi yang menyeluruh

agar mudah dipahami.

c) Kesimpulan dan verifikasi. Data yang telah diolah kemudian disimpulkan, namun masih bersifat sementara. Maksudnya, jika kesimpulan tersebut telah didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan itu dianggap kredibel. Namun,

jika kesimpulan tersebut dianggap masih belum sesuai, maka peneliti harus kembali

menggali informasi melalui nara sumber.

Page 58: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

42

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta

1. Sejarah Berdirinya MAN 4 Jakarta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Lembaga Pendidikan tingkat

SLTA dengan ciri khas keislaman. Madrasah ini didirikan pada tahun 1992 hasil alih

fungsi dari PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) 28 sesuai dengan Keputusan

Menteri Agama RI nomor 64 tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI

Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal

20 Februari 1998. Pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar

Nasional (MSN), sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan serta Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta

ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat

Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai penghapusan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) maka kini MAN 4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai

Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI), namun MAN 4 Jakarta tetap menjaga dan menjamin kualitas dan mutu pendidikan agar tetap bersaing dengan

sekolah lain, diantaranya menjalin sister school dengan Narrogin Senior High School,

Western Australia dan Universitas di Tokyo, Jepang.

2. Identitas MAN 4 Jakarta

Tabel 4.1

Identitas MAN 4 Jakarta

Komponen Deskripsi

Nama Sekolah MAN 4 Pondok Pinang Jakarta

Alamat Jl. Ciputat Raya RT 05/ RW 08

Kelurahan Pondok Pinang

Kecamatan Kebayoran Lama

Kota Jakarta Selatan

Provinsi DKI Jakarta

Kode Pos 12310

No. Telp. 021-7690283

No. Fax. 021-7697795

NSS 31131170001

NPSN 20177932

Jenjang Sekolah Menengah Atas

Jenis Sekolah Keagamaan

Status Negeri

Akreditasi A (Ma.004506)

Sertifikasi ISO 9001:2008

Waktu Belajar Pagi s.d Sore

Tahun Berdiri 29 April 1992, No. 64 Tahun 1992–29 April 1992

Status Tanah Milik Kementerian Agama RI

Luas Tanah 21.980 M2

Page 59: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

43

Luas Bangunan 7.317 m2

Website man4jkt.kemenag.go.id

Email [email protected]

Twitter @man4jkt

Facebook facebook.com/man4jkt/ facebook.com/man4jakarta

Youtube youtube.com/man4jaksel

Gambar 4.1

Pintu masuk dan Pelayanan Terpadu MAN 4 Jakarta

3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 4 Jakarta

a. Visi MAN 4 Jakarta

Menjadi madrasah terbaik nasional yang menghasilkan generasi muda

berkepribadian Islami, berprestasi, cinta tanah air dan mandiri

b. Misi MAN 4 Jakarta

Misi Utama

Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran yang inovatif berbasis

keimanan, ketaqwaan, ilmu pengetahuan, kepemimpinan dan kewirausahaan

Misi Khusus:

1) Menciptakan budaya pendidikan yang ahlakul karimah, disiplin, kerjasama yang erat antar pemangku kepentingan dan sejalan dengan budaya kota

metropolitan.

2) Meningkatkan lingkungan madrasah yang hijau (go green school), edukatif,

tentram dan menyenangkan. 3) Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan sesuai

dengan standar tata kelola MAN 4 Jakarta sebagai madrasah rujukan nasional.

4) Melaksanakan proses belajar mengajar yang inovatif, komunikatif dan kompetitif sesuai tuntutan era global.

5) Membangun sarana prasarana madrasah yang lengkap, optimal, terawat dan

berfungsi dengan baik.

6) Meningkatkan tata kelola madrasah yang transparan dan akuntabel (good madrasah governance).

Page 60: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

44

c. Tujuan MAN 4 Jakarta

Tujuan MAN 4 Jakarta sebagai berikut: 1) Menjadi madrasah rujukan nasional yang unggul dalam bidang akademik dan

non akademik, berbasis penguasaan ilmu pengetahuan, penanaman nilai-nilai

Islam rahmatan lil alamin dan penguatan sikap cinta tanah air.

2) Menjadi madrasah rujukan nasional yang unggul dalam bidang penerapan

inovasi metode pendidikan dan pembelajaran serta pengelolaan boarding

school.

3) Menjadi madrasah yang memiliki budaya pendidikan yang berwawasan

global, menanamkan kejujuran, kemandirian dan kedisiplinan, serta dapat

menjalin kerjasama erat dengan seluruh pemangku kepentingan.

4) Menjadi madrasah yang unggul dalam penataan lingkungan dan suasana

sekolah yang hijau (go green school), edukatif, sehat, menyenangkan dan

menentramkan.

5) Menjadi madrasah yang unggul dalam tata kelola (good madrasah

governance), penerapan dan pemanfaatan TIK, serta pengelolaan sarana

prasarana yang efisien dan efektif.

4. Struktur Organisasi MAN 4 Jakarta

Gambar 4.2 Struktur Organisasi MAN 4 Jakarta

Saat ini ada dua jabatan wakil kepala (waka) dialihfungsikan sebagai

koordinator seperti koordinator pengembangan mutu dan koordinator asrama, karena sesuai aturan wakil kepala madrasah maksimal 4 orang, walaupun posisinya dalam

struktur organisasi tetap di bawah kepala sekolah secara langsung.

KO. PENGEMBANGAN MUTU KO. ASRAMA

Page 61: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

45

5. Guru dan Tenaga Kependidikan

Guru PNS di lingkungan MAN 4 Jakarta 74 orang, dan Guru honorer 26

Orang. Dari 100 orang Guru tersebut, 25 orang diantaranya berkualifikasi

pendidikan jenjang Magister (S2), sementara 75 orang lainnya berkualifikasi sarjana

(S1). Untuk lebih jelas ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2 Jumlah Guru Tahun 2018

Status Kepegawaian Pendidikan

Jumlah Guru PNS Non PNS Lulusan

Kemenag Kemdikbud Kontrak Honorer S1 S2

69

5

-

26

75

25

100

Selain guru atau tenaga pendidik, unsur lainnya dalam lembaga pendidikan adalah tenaga kependidikan yang bertugas pada bidang non pengajaran. Jumlah tenaga

kependidikan adalah 46 orang dengan rincian 14 orang berstatus sebagai PNS dan 32

orang berstatus honorer. Para pegawai tersebut memiliki beragam latar belakang pendidikan dari kualifikasi SLTA, S-1, S-2, dan bahkan ada yang sudah S3. Profil

karyawan dengan kualifikasinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Jumlah Tenaga Kependidikan

Tahun 2018

Status Kepegawaian Lulusan Jumlah

PNS Honorer SD-SMA S1 S2

14

32

33

12

1

46

Gambar 4.3 Guru dan Tendik serta Kepala dan Wakil-wakilnya

Berdasarkan hasil wawancara, MAN 4 Jakarta tanggap dengan berbagai tuntutan perubahan dan selalu ingin tampil di depan, sehingga para guru akan

berusaha maksimal menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.

Dikarenakan MAN 4 Jakarta sudah terkenal di kalangan madrasah se-DKI dan bahkan

Page 62: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

46

skala nasional. Hal ini menyebabkan para guru dan tenaga kependidikan memiliki

tuntutan kerja yang lebih tinggi dari seharusnya. Tugas tambahan yang lumayan banyak bisa menyebabkan meningkat pula biaya operasional yang memerlukan

dukungan oleh para orang tua, agar ketercapaian mutu pendidikan yang melampaui

standar nasional bisa terwujud dengan seimbang.

6. Peserta Didik

Perkembangan peserta didik selama lima tahun terakhir dapat ditampilkan

dalam tabel berikut. Tabel 4.4

Jumlah Perkembangan Peserta Didik

Tahun 2014-2018

No Jurusan Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 IPA 409 400 417 437 441

2 IPS 253 301 329 356 363

3 Bahasa 124 196 182 158 94

4 Keagamaan 90 90 95 102 109

Jumlah per Tahun 876 992 1030 1061

1.007

Peserta didik MAN 4 Jakarta sebagian besar berasal dari wilayah Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Mereka adalah lulusan dari

MTs/SMP baik negeri maupun swasta, serta berasal dari lulusan pondok pesantren.

Berdasarkan pekerjaan orang tua peserta didik MAN 4 Jakarta beraneka ragam, antara lain sebagai PNS, Polri, TNI, Kejaksaan, Wiraswasta, Karyawan sampai

dengan Pedagang. Melihat kondisi ekonomi tersebut persentase peserta didik di MAN

4 Jakarta dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Walaupun ada juga peserta didik dari kalangan ekonomi ke bawah bahkan dari keluarga tidak mampu. Untuk peserta

didik yang tidak mampu, MAN 4 Jakarta memfasilitasi bantuan berupa pemanfaatan

fasilitas Program Indonesia Pintar (PIP) atau Kartu Jakarta Pintar (KJP), serta bantuan beasiswa dari Pemda Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Agama.

Terdapat program kelas unggulan, dimana peserta didik menuntaskan

kurikulum selama 3 tahun dalam waktu satu tahun. Jadi, kegiatan pembelajaran

berakhir di bulan Juni dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 57 jam per pekan. Jumlah siswa pada program kelas unggulan sebanyak 56 orang dari jurusan IPA dan

5 orang dari jurusan IPS. Pemenuhan gizi mereka lebih dijaga oleh pihak sekolah dan

orang tua, karena mereka disiapkan untuk mengikuti berbagai olimpiade. Untuk itu, guru yang mengajar di kelas unggulan harus meluangkan waktu lebih banyak untuk

mengajar di sekolah.

Lulusan MAN 4 semuanya melanjutkan ke universitas baik di dalam maupun diluar negeri, sebagian besar terserap di kampus-kampus negeri. Untuk memudahkan

perhatikan tabel dan diagram berikut.

Page 63: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

47

Tabel 4.5 Daya Serap Lulusan MAN 4 Jakarta Tahun 2018

No Kampus Jumlah

1 UIN Jakarta 133

2 UI 22

3 UNJ 18

4 Unibraw 14

5 UPN Jakarta 11

6 UNAIR 9

7 UPI 9

8 Undip 7

9 Poltekes 6

10 Unpad 6

11 Unsoed 6

12 IPB 5

13 ITS 5

14 UIN Bandung 5

15 UNS 5

16 Lainnya 41

17 Univrsitas di LN 24

Total 326

Jika ditampikan dalam bentuk diagram maka akan tampak.

Gambar 4.4

Grafik Daya Serap Lulusan MAN 4 Jakarta Tahun 2018

Berdasarkan observasi dan wawancara, kondisi siswa pada umumnya sopan dan antusias dalam mengikuti pelajaran, walau ada juga sedikit yang tidak mematuhi

aturan, misalnya tidak mengerjakan tugas, membolos, memakai seragam yang tidak

sesuai atau belum memiliki kesadaran dalam menjalankan ibadah sholat wajib.

7%

41%

7%6%4%

3%3%3%2%2%2%2%2%2%2%2%

13%

Univrsitas diLNUIN Jakarta

UI

UNJ

Unibraw

UPN Jakarta

UNAIR

UPI

Page 64: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

48

Keluhan-keluhan yang ditemukan dari hasil diwawancara dengan peserta didik

berkaitan dengan layanan pendidikan, misalnya tentang peminatan jurusan bahasa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maksudnya, di awal masuk mereka

ditawarkan peminatan rumpun bahasa saja --padahal menurut informan di tahun-tahun

sebelumnya ada pilihan bahasa seperti bahasa Jepang, bahasa Jerman dan bahasa Arab--. Saat itu, pihak madrasah menyampaikan bahwa peminatan tersebut akan

diadakan di semester kedua kelas X atau di kelas XI. Tapi, hingga mereka menempuh

semester enam peminatan bahasa tersebut belum dilaksanakan, yang ada hanya

jurusan bahasa Jepang. Kemudian, dari hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XII yang tinggal

di asrama, mereka mengeluhkan tentang program asrama yang terlalu padat, sehingga

kurang waktu untuk belajar sendiri, sedangkan tugas sekolah juga menuntut untuk diselesaikan. Di sisi lain, biaya asrama Rp 2.500.000 per bulan diharapkan bisa

dikurangi, karena adanya pengurangan program yaitu olahraga di hari Sabtu dan jalan-

jalan ke luar madrasah yang biasanya rutin mereka lakukan di kelas X dan kelas XI.

7. Sarana dan Prasarana

MAN 4 Jakarta telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai guna

menunjang penyelenggaraan proses pendidikan. Sarana seperti laboratorium, perangkat komputer, LCD dan AC --setiap kelas--, laptop, printer, scanner, dan

meubelair. Sedangkan prasarana dapat dibagi menjadi dua yaitu prasarana bagunan

dan prasarana umum. Prasarana bangunan mencakup lahan dan bangunan gedung yang digunakan untuk keperluan ruang belajar, ruang kantor, ruang pimpinan, ruang

guru, ruang multimedia, ruang rapat, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, kebun,

fasilitas umum dan kesejahteraan, masjid, prasarana olahraga dan seni serta asrama

peserta didik. Selanjutnya, prasarana umum berupa air, sanitasi, drainase, listrik, jaringa komunikasi, jaringan internet, CCTV, transportasi, lapangan parkir, dan

taman.

Luas lahan yang dimiliki oleh MAN 4 Jakarta seluas 30.325 M2 dengan status Hak Milik atas nama Kementerian Agama pada tahun 1982. Selain itu, prasarana yang

digunakan oleh MAN 4 Jakarta yang terdiri dari bangunan atau ruang-ruang yang

kondisi kelayakannya dapat digambarkan dalam tabel berikut.

Page 65: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

49

Tabel 4.6 Kondisi Prasarana MAN 4 Jakarta

Tahun Pelajaran 2017/2018

No

Nama Barang

Jml

Barang

Kondisi

Ket Baik Rusak ringan

Rusak berat

1 Gedung Kantor 3 √

2 Ruang Bengkel/ Hanggar 1 √

3 Gedung Pertemuan 1 √

4 Gedung Belajar 4 √

5 Koperasi/Pertokoan 1 √

6 Pos jaga 2 √

7 Garasi 1 √

8 Rumah Negara Gol.II 1 √

9 Wisma 2 √

10 Asrama 2 √

Gambar 4.5 Sebagian Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa beberapa alasan siswa memilih

bersekolah di MAN 4 Jakarta karena banyak pelajaran agama, ada jurusan bahasa dan

keagamaan, memiliki fasilitas pendidikan yang sangat memadai, pilihan ekskul yang variatif, ada program boarding school, memiliki kelas unggulan, dan kaya akan

prestasi akademik maupun non akademik.

Page 66: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

50

Kondisi layanan pendidikan yang sudah melampai standar minimal pendidikan.

Apalagi sedang dibangun kolam renang dan lapangan olah raga yang baru, dan rencana pembangunan asrama 16 lantai sebagai penopang kegiatan boarding school

yang akan diterapkan untuk seluruh siswa ke depannya.

Gambar 4.6

Pembangunan Kolam Renang dan Masjid

8. Ekstra Kurikuler

Tabel 4.7 Jadwal Ekstra Kurikuler MAN 4 Jakarta

Tahun Pelajaran 2017/2018

No Program Ekstra Kurikuler Waktu

1 Tahfidzul Qur’an Selasa-Jumat, 08.00-08.35

2 FMIKA (Forum Mudzakarah Isi dan

Kandungan Al-Qur’an) & Rohis

Sabtu, 07.30-09.30

3 Qira’at & Sholawat Jumat, 15.30-17.00

4 Nadwiyah Araby Jumat, 15.00-16.00

5 Kaligrafi & Qira’atul Kutub Sabtu, 07.30-09.30

6 ECC (English Conversation Club) Sabtu, 09.30-11.30

7 KJS (Klub Jurnalistik Sekolah) Jumat, 15.30-17.00

8 Nihon Kurabu Sabtu, 09.30-11.30

9 Paskibra Sabtu, 09.30-11.30

10 PMR (Palang Merah Remaja) Sabtu, 09.30-11.30

11 Gerakan Pramuka Sabtu, 09.30-11.30

12 Futsal/ Sepakbola Sabtu, 07.30-09.30

13 Basketball Sabtu, 07.30-09.30

14 Badmiton Sabtu, 07.30-09.30

15 Taekwondo Sabtu, 07.30-09.30

16 Tari Saman Sabtu, 09.30-11.30

17 M4IC/ Paduan Suara Jumat, 15.00-17.00

18 Colstra/ Band Sabtu, 09.30-11.30

19 Marawis “Nahdhotus Shab’ah” Sabtu, 07.30-09.30

20 KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) Sabtu, 09.30-11.30

21 Sains Matematika Jumat, 15.30-17.00

22 Sains Kimia Jumat, 15.30-17.00

23 Sains Ekonomi dan Akuntansi Jumat, 15.30-17.00

Page 67: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

51

24 Sains Kebumian Jumat, 15.30-17.00

25 Sains Teknologi Informasi & Komunikasi Jumat, 15.30-17.00

26 Astronomi Jumat, 15.30-17.00

27 Band Akustik Sabtu, 09.30-11.30

28 Sains Biologi Jumat, 15.30-17.00

30 Sains Fisika Jumat, 15.30-17.00

31 Pencak Silat Sabtu, 07.30-09.30

32 Gempala Sabtu, 09.30-11.30

33 Teater Sabtu, 09.30-11.30

Dari hasil wawancara kondisi layanan pendidikan yang memadai di MAN 4

salah satunya dipengaruhi oleh fungsi komite dalam menggalang dana dari para orang

tua, sehingga program yang tidak dibiayai oleh pemerintah dapat berjalan dengan

baik.

Gambar 4.7

Ektrakurikuler Band dan Tari Saman

Page 68: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

52

9. Prestasi Non Akademik

Tabel 4.8

Daftar Prestasi Non Akademik MAN 4 Jakarta

Tahun Pelajaran 2016/2017

No Siswa Kejuaraan Penyelenggara Juara

1 Ajeng Rana The Best Theory ITS Surabaya I

2 Arya Alifa Mukti Robotic Thamrin Cup VII Ristekdikti RI II

3 Robbani Ariya Line Tracer MRT Ristekdikti RI II

4 Hilmi Febryan Taekwondo UIN Jakarta I

5 Putri Meidiana Silat JKTC6 IPSI I

6 Tubagus Rero Annual Competition 16 Kuala Lumpur Special

Award

7 Emir Faiz Consolation Round Fast Tech Fest Prasetya Mulya

I

8 Apip Abidi MTQ UMJ Jakarta I

9 Nadira Aulia Moonzer Cup SMA 2 Tangsel I

10 Muhammad Ziddan GIS 2 Fest GIS I

11 Abidah Fellah Turnamen Basket SMA Tangsel I

12 Dwi Putranto Band Kompetisi MAN IC III

* Data prestasi yang ditampilkan hanya sebagian dari jumlah 92 orang.

Gambar 4.8

Pemenang Lomba Taekwondo, OSN, dan IT Competition

10. Kerjasama

MAN 4 Jakarta telah melakukan kerjasama dengan berbagai instansi, baik

dalam maupun di luar negeri. Kerjasama tersebut antara lain dalam hal: 1) Ujian

TOEFL dan TOAFL dengan Lembaga Bahasa UI dan UIN; 2) Studi Banding ke

Narrogin Senior High School, West Australia; 3) Psikotes dengan lembaga psikotes UIN; 4) Fakultas MIPA UI proses pendalaman materi SBMPTN (SIMAK UI); dan 5)

FITK UIN Jakarta dalam pendalaman materi PAI.

Page 69: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

53

Gambar 4.9

Kunjungan Prof. Hans Dieter Barke dari Munster Universitat

Sumber: www.man4jkt.kemenag.go.id

11. Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah

Berdasarkan panduan rapat kerja MAN 4 Jakarta tahun 2017, diperoleh rencana kegiatan madrasah yang tidak mencantumkan anggaran, yaitu sebagai

berikut.

Tabel 4.9

Rencana Kegiatan Madrasah MAN 4 Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018

A. Pengembangan KBM dan Ekskul Siswa

No Program dan Kegiatan Keterangan

1 Outing Class Kelas X

2 Outing Class ke Pare Kediri Kelas X

3 Perkemahan Pramuka Akbar

4 Home Stay di Luar Negeri (MoU) 30 siswa

5 Tadarus dan Dhuha

6 Tahfidz

7 Keputrian

8 Literasi

9 Kegiatan Rohani & Jasmani

10 Biaya transportasi lomba siswa akademik dan non akademik

11 Kegiatan kesiswaan (Panitia + Konsumsi)

12 Pembayaran koran bulanan

13 Program cambridge kelas X

B. Pengembangan Layanan Siswa

No Program dan Kegiatan

1 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahap I

2 Seleksi internal siswa berprestasi akademik dan non akademik Tk. Propinsi

3 Pelaksanaan seleksi siswa berprestasi akademik

dan non akademik

Page 70: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

54

4 Pembuatan Smart Madrasah

5 Pembuatan Program Kerja Madrasah dan RKAM

6 Sosialisasi program madrasah kepada orang tua/ wali siswa

7 Pelatihan dan Workshop implementasi Sistem

Manajemen ISO 9001:2015

8 Monitoring Sistem Manajemen Mutu (AMI 3 kali audit)

9 Evaluasi Sistem Manajemen Mutu (AME)

10 Pelatihan Sistem berbasis ICT (digital)

11 Promosi kegiatan melalui media televisi

12 Achievement Training

13 Family Day Care (Pengajian, Parenting, dan

Forum Silaturahmi)

14 Kegiatan MGMP (Pengembangan Guru)

15 Konsumsi tamu

16 Kegiatan lomba Jum’at Bersih dan Kelas Sehat

17 Pembayaran retribusi sampah

C. Pengembangan Mutu KBM

No Program dan Kegiatan

1 Penilaian Tengah Semester (PTS) semster gasal

2 Penilaian Akhir Semester (PAS) semester gasal

3 Penilaian Tengah Semester (PTS) semster genap

4 Penilaian Akhir Semester (PAS) semester genap

5 Ujian Tahfidz

6 Pelaksanaan program supervisi non akademik

7 Tes Pemetaan Bahasa Inggris (ICAS)

8 Matrikulasi bahasa asing untuk siswa kelas X

D. Workshop Pembelajaran dan Peningkatan Kualitas

No Program dan Kegiatan

1 Workshop penyusunan dan revisi dokumen KTSP

dan K13 yang sesuai SNP

2 Workshop penyusunan administrasi kurikulum

dan perangkat PKB

3 Workshop penyusunan kurikulum pendidikan

karakter

4 Workshop penyusunan pedoman dan kurikulum

asrama (boarding)

5 Workshop penulisan buku untuk siswa

6 Workshop pengembangan SDM (bahan ajar berbasis ICT, Ketatausahaan, Standar Pelayanan

OB)

7 Workshop perangkat pembelajaran sesuai standar

proses berbasis ICT

Page 71: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

55

E. Pengembangan SDM

No Program dan Kegiatan

1 Assessment Guru dan Karyawan

Sumber: buku panduan rapat kerja tahun 2017

Selanjutnya, dari kepala tata usaha diperoleh data rencana kegiatan dan

anggaran madrasah tahun 2018 secara lebih rinci. Sebagaimana direkap dalam tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM) MAN 4 Jakarta Tahun Anggaran 2018

No Keterangan Jumlah per

Program

Total per Standar

I Pengembangan Standar Isi

1) Pengadaan Buku Perpustakaan

Rp 13.638.000

Rp 13.638.000

II Pengembangan Standar Proses

1) Pelaksanaan PPDB

2) Pelaksanaan Orientasi/MOPDB

3) Kegiatan kreativitas penulisan

4) Kegiatan automasi perpustakaan

5) Kegiatan bulan bahasa

6) Studium General Akhlak mulia

7) Workshop Film Religi se-DKI Jakarta 8) Perlengkapan kegiatan literasi

9) Pelatihan peningkatan kompetensi guru

10) Peningkatan mutu pembelajaran

11) Pembuatan aplikasi berbasis web

12) Penguatan kurikulum cambridge

13) Try Out kelas XII

14) Workshop manajemen berbasis madrasah

15) Workshop aplikasi keuangan

16) Pelantikan bantara

17) Kursus pembina pramuka tingkat dasar

18) Perkemahan pramuka tingkat madrasah

Rp 170.447.000

Rp 33.788.000

Rp 29.420.000

Rp 18.360.000

Rp 12.340.000

Rp 11.400.000

Rp 7.500.000 Rp 13.030.000

Rp 90.000.000

Rp 111.654.998

Rp 91.929.600

Rp 169.000.000

Rp 34.694.500

Rp 34.969.000

Rp 9.917.000

Rp 5.850.000

Rp 1.500.000

Rp 96.407.000

Rp 942.207.098

III Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan

1) Pelaksanaan ujian praktek

2) Simulasi UAMBNBK

3) Sinkronisasi UAMBNBK

4) Pelaksanaan UAMBNBK

5) Pelaksanaan USBN

6) Sewa komputer untuk pemenuhan UNBK

7) Simulasi dan sikronisasi UNBK Tk. Provinsi

8) Pelaksanaan UNBK

9) Pembuatan aplikasi sistem e-library

Rp 8.372.100

Rp 2.350.000

Rp 1.265.000

Rp 4.000.000

Rp 24.051.000

Rp 17.472.000

Rp 2.265.000

Rp 16.702.240

Rp 99.880.000

Rp 176.357.340

IV Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

1) Bimtek pembuatan soal dan modul pembelajaran (MGMP IPS)

2) Sosialisasi beasiswa studi ke Timur Tengah

(MGMP PAI)

Rp 19.098.000

Rp 8.715.000

Rp 600.800.600

Page 72: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

56

3) Workshop coaching & conseling (MGMP BK)

4) Kegiatan teknik pemograman (MGMP TIK)

5) Perancangan e-learning berbasis moodle

(MGMP TIK)

6) Workshop Model/Metode Pembelajaran, Soal

HOTS dan Analisis Soal (MGMP PAI)

7) Workshop Pengembangan Bahan Ajar

Matematika Berbasis Saintifik (MGMP MTK)

8) Workshop Model/Metode Pembelajaran, Soal HOTS dan Analisis Soal (MGMP IPA)

9) Pelatihan Pengembangan Soal LOTS dan HOTS

(MGMP Bahasa )

10) Workshop Pembelejaran Kreatif Meningkatkan

Keterampilan Daya Berfikir Kritis Siswa (

MGMP Bahasa)

11) Kegiatan Pelatihan Pengembangan OB dan

Pramusaji

12) Kegiatan pelatihan PPOT Al Falah Bogor

13) Achievement Motivation Training

14) Kegiatan Manjemen Qolbu 15) Kegiatan Focus Group Discussion

16) Kegiatan Bimtek TOT

17) Kegiatan Pengembangan Office Boy dan

Pramusaji

18) Kegiatan Pembinaan Administrasi Madrasah

19) Kegiatan Follow the line

20) Kegiatan Pelatihan Keselamatan Kerja Bagi

Tenaga Kependidikan

21) Kegiatan Reformasi Birokrasi

Rp 19.166.000

Rp 11.309.000

Rp 1.009.000

Rp 15.444.000

Rp 15.589.000

Rp 10.831.000

Rp 14.071.000

Rp 12.947.000

Rp 4.573.800

Rp 9.000.000

Rp 260.305.000

Rp 92.000.000 Rp 10.838.000

Rp 12.000.000

Rp 6.365.800

Rp 16.939.000

Rp 20.300.000

Rp 12.765.000

Rp 27.535.000

V Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana

1) Pengadaan Alat Kantor/ Inventaris Sekolah

2) Pemeliharaan, dan Perawatan Alat Kantor/

Inventaris Sekolah 3) Pemeliharaan dan perbaikan gedung

4) Perawatan Meubelair

Rp 759.596.000

Rp 439.863.429 Rp 689.991.543

Rp 47.000.000

Rp 1.991.988.972

VI Pengembangan Standar Pengelolaan

Kegiatan Pengembangan Manajemen Madrasah

1) Kegiatan Kajian Pagi

2) Kegiatan Kajian Tafsir

3) Kegiatan Zikir Muhasabah Guru dan Karyawan

4) Kegiatan Senam Pagi Bersama

5) Pembuatan Video Profil Madrasah

6) Kegiatan Pra Rapat Kerja

7) Kegiatan Rapat Kerja

Rp 54.000.000

Rp 20.806.000

Rp 24.105.000

Rp 9.300.000

Rp 17.594.000

Rp 35.420.000

Rp 386.181.500

Rp 547.406.500

VII Pengembangan Standar Pembiayaan Kegiatan sekolah, daya, dan jasa

1) Pengadaan Alat Rumah Tangga Kantor

2) Pengadaan Alat Rumah Tangga Kantor

(FILIAL)

3) Pengadaan Alat Tulis Kantor

4) Pengadaan Alat dan Bahan Kebersihan

5) Pengadaan Alat dan Bahan Kebersihan (FILIAL)

Rp 18.922.200

Rp 27.544.000

Rp 140.166.461

Rp 25.024.800

Rp 12.140.000

Rp 1.373.501.490

Page 73: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

57

6) Pengadaan alat dan bahan liistrik elektronik

7) Pembuatan gambar pra perencanaan gedung

asrama 3D

8) Pembuatan Gambar Pra Perencana Gedung

Rusun 3D

9) Cetakan Spanduk Kegiatan

10) Peralatan Petugas Keamanan

11) Pembayaran Sistem Aplikasi Penilaian Siswa

(SIMAK Online) 12) Isi Ulang APAR

13) Pembelian Gas

14) Pembelian Air Minum

15) Pembayaran retribusi sampah

16) Daya tahan tubuh guru dan karyawan

17) Pembayaran sms gateway fingerprint

18) Pembayaran transpor dalam dan luar kota

19) Pembelian bak sampah rangka besi isi 60

20) Perbaikan meja kursi kantin guru

21) Perbaikan papan mading

22) Perbaikan white board 23) Pembelian tiang bendera kayu

24) Sampul raport

25) Akrilik jalur evaluasi

26) Kartu pelajar siswa

27) Pembayaran rekening listrik & telepon filial

28) Pembayaran honor OB Outsourcing

29) Konsumsi rapat dinas

30) Konsumsi tamu

31) Pembayaran souvenir penghargaan

32) Penghargaan guru berprestasi

33) Penghargaan siswa berprestasi

34) Foto siswa peserta UN 35) Pembayaran paket komunikasi

36) Pembayaran fotokopy dokumen kantor

37) Pembuatan plakat

38) Pembayaran iuran internet

Rp 56.851.940

Rp 59.400.000

Rp 59.400.000

Rp 86.885.101

Rp 7.480.000

Rp 46.363.200

Rp 12.675.000

Rp 7.920.000

Rp 18.000.000

Rp 8.400.000

Rp 86.478.000

Rp 70.963.200

Rp 39.450.000

Rp 11.150.000

Rp 8.552.050 Rp 8.111.625

Rp 3.646.050

Rp 947.750

Rp 19.930.625

Rp 780.500

Rp 2.729.520

Rp 85.304.368

Rp 16.969.350

Rp 43.340.000

Rp 49.500.000

Rp 5.000.000

Rp 11.000.000 Rp 24.000.000

Rp 13.560.000

Rp 7.000.000

Rp 49.535.000

Rp 49.313.550

Rp180.067.200

VIII Pengembangan standar penilaian

1) Pelaksanaan PAS semester ganjil

Rp 92.500.000

Rp 92.500.000

Jumlah Anggaran Rp 5.810.974.600

Sumber: Kepala tata usaha MAN 4 Jakarta

Proses penyusunan RKAM dibuat berdasarkan tahun anggaran, misalnya tahun

2017 atau tahun 2018 dan seterusnya. Penyusunan RKAM melibatkan beberapa unsur seperti kepala madrasah, kepala tata usaha, wakil-wakil madrasah, bendahara, para

kepala laboratorium, serta komite. Selanjutnya, dari beberapa pihak yang terlibat itu

maka yang paling bertanggung jawab penuh dalam menyusun RKAM ialah kepala

madrasah, karena kepala madrasah harus lebih memahami kebijakan atau regulasi, sehingga jangan sampai program-program yang telah dibuat, terbentur dengan

anggaran.

Untuk program-program yang tidak dapat dibiayai oleh APBN ataupun APBD maka program tersebut akan diserahkan kepada pihak komite. Madrasah akan

Page 74: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

58

mengundang pengurus komite seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan dewan

pengawas untuk membahasnya, selanjutnya komite melakukan analisis terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan. Setelah pengurus komite setuju, barulah

diundang seluruh orang tua siswa dalam rapat komite dan orang tua untuk melakukan

sosialisasi terhadap program-program yang memerlukan dukungan mereka. Para orang tua berhak memberikan saran dan kritik dalam pertemuan tersebut.

12. Laporan Keuangan MAN 4 Jakarta

Berkenaan dengan laporan keuangan MAN 4 yang bersumber dari dana APBN Kementerian Agama dan APBD Jakarta Selatan, maka pelaporannya telah memiliki

alur yang baku, baik dalam prosedur pengajuan maupun dalam proses pencairan, yaitu

sesuai dengan petunjuk dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Adapun laporannya seperti laporan keuangan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran), laporan keuangan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), serta laporan

keuangan BOP (Biaya Operasional Penyelenggara).

Prosedur pencairan dana tergantung sumber dananya. Misalnya untuk APBD, jika ada suatu kegiatan yang membutuhkan anggaran, maka disusunlah kepanitiaan

yang akan membuat URK (Uraian Rencana Kegiatan), dimana URK tersebut sudah

ada nilai nominalnya. Jadi, dalam kegiatan tersebut apa sajakah yang dibutuhkan. Contoh diperlukan uang untuk pembelian ATK dan operasional kegiatan, maka

keperluan tersebut harus diinventarisir terlebih dahulu, lalu diajukan ke Kepala TU,

kemudian akan di periksa dan dilihat apakah sesuai dengan SBM (Standar Biaya Masukan) yang dikeluarkan oleh Kemenkeu, lalu disortir kembali kebutuhan-

kebutuhannya, setelah dinilai sudah layak untuk dikeluarkan maka akan di sahkan

oleh Kepala Madrasah, barulah diserahkan ke bendahara madrasah (staf keuangan)

untuk dicairkan. Prosedur pencairan dana yang bersumber dari APBN, sebenarnya merupakan

anggaran rutin yang telah memiliki Surat Permohonan Pencairan (SPP) dalam bentuk

aplikasi yang dikeluarkan oleh Kemenkeu, yang ditandatangani oleh Kepala TU dan Kepala Madrasah. Berawal dari bendahara madrasah (staf penyusun anggaran)

membuat SPP kemudian dilampirkan ke Kepala TU, jika disetujui maka dibuatkan

SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang akan diajukan ke KPPN, kalau KPPN menyetujui maka langsung cair di rekening masing-masing guru dan tenaga

kependidikan. Sejak tahun 2017 sampai sekarang, pencairan dana dari APBN bersifat

non tunai. Contohnya pengeluaran dari APBN ialah gaji, uang makan, dan pembelian

alat tulis kantor. Semua langsung ditransfer ke rekening masing-masing termasuk pembelian alat tulis kantor yang dicairkan ke rekening toko tersebut. Jadi, untuk

anggaran APBN bendahara madrasah tidak lagi memegang uang tunai.

Pembiayaan program/kegiatan MAN 4 Jakarta yang berasal dari dua sumber tersebut yaitu: Pertama, anggaran APBN melalui pencairan Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan melalui Daftar Isian Pelaksaan Anggaran (DIPA) yang

dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Kedua, anggaran yang bersumber dari APBD

kota Jakarta Selatan yang disebut dengan Biaya Operasional Penyelenggara (BOP). Adapun rincian kedua anggaran tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 75: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

59

Tabel 4.11

Realisasi Anggaran APBN dari Kementerian Agama Tahun Anggaran 2017

No Jenis Anggaran Pagu Realisasi Persentase

Realisasi

1 Belanja pegawai Rp 10.464.140.000 Rp 10.423.292.189 99,61%

2 Belanja barang Rp 2.170.953.000 Rp 1.689.524.910 77,82%

3 Belanja modal Rp 2.410.397.000 Rp 2.408.939.000 99,94%

4 Belanja BOS Rp 1.198.800.000 Rp 1.059.086.600 88,35%

Total Rp 15.045.490.000 Rp 14.521.756.099 96,52%

Tabel 4.12

Realisasi Anggaran APBD dari Pemda Jakarta Selatan

Tahun Anggaran 2017

No Jenis Anggaran Pagu Realisasi Persentase

Realisasi

1 BOP Rp 4.804.800.000 Rp 4.520.920.565 94%

B. Gambaran Umum Komite MAN 4 Jakarta

Setiap madrasah memiliki struktur lingkungan, struktur ekonomi, tingkat

pendidikan para orang tua dan lokasi yang berbeda. Hal ini akan mempengaruhi

kemampuan dan kesadaran masyarakat atau para orang tua dalam memberikan dukungan terhadap pendidikan putra-putrinya. Kondisi komite pada umumnya sangat bervariasi.

Dilihat dari keberadaan komite yang ada di setiap madrasah, memiliki perbedaan dalam

aplikasinya. Mulai dari yang bersifat musiman, hingga yang sudah terkelola dengan baik, bahkan memiliki kantor dan pengelola yang khusus menangani dana komite. Komite

MAN 4 Jakarta sudah memiliki kantor dan staf yang khusus melayani para orang tua

dalam melakukan pembayaran sumbangan komite. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Pihak MAN 4 Jakarta dan pengurus

komite sudah memahami perbedaan mendasar antara pungutan dan sumbangan.

Pungutan ialah ditetapkan secara sepihak, ditentukan jumlah uangnya, dibayarkan dalam

waktu yang sudah ditetapkan, dan diberlakukan sama kepada semua siswa. Sedangkan sumbangan adalah tidak ditentukan waktu bayarnya, dibayar sesuai dengan kemampuan

masing-masing, kemudian tidak sama setiap orang.

Permasalahan yang biasa muncul ialah apabila kegiatan atau program sudah dilaksanakan tapi tidak ada pemasukan atau masih kurang dari anggaran seharusnya,

karena para orang tua siswa sudah menganggap itu sumbangan. Walaupun mereka sudah

menandatangani surat pernyataan kesanggupan membayar sumbangan komite sekian

persen, namun kita tidak bisa memaksakan karena itu sumbangan, paling hanya bisa diingatkan. Jadi sumbangan tidak bisa dipaksaakan, sifatnya sukarela saja.

Kebanyakan permasalahan munculnya pungutan liar (pungli) di sekolah/madrasah,

biasanya pihak sekolah dan komite kurang memahami aturan yang berlaku. Padahal Undang-undang sudah mengatur, pengurus komite dilarang mengambil keuntungan yang

sifatnya pribadi atau pun kelompok. Pihak komite dan MAN 4 sudah memiliki

pemahaman yang baik tentang berbagai aturan tersebut sebagaimana tertuang dalam AD dan ART berikut.

Page 76: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

60

1. AD dan ART Komite MAN 4 Jakarta

Berdasarkan Anggaran Dasar (AD) Komite, Komite MAN 4 Jakarta berkedudukan di satuan pendidikan MAN 4 Jakarta Kecamatan Kebayoran Lama

Jakarta Selatan, berasaskan pancasila dan memiliki visi sebagai Pengembang

pendidikan Islami Unggul dalam Prestasi. Misi dan tujuannya ialah menyesuaikan dengan misi dan tujuan madrasah dengan memperhatikan lingkungan internal dan

eksternal.

Komite MAN 4 Jakarta memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;

2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi dunia usaha/

dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan

pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat;

4) Memberi masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program Pendidikan, Rencana anggaran pendidikan dan

belanja madrasah (RAPBM), Kriteria kinerja satuan Pendidikan, Kriteria tenaga

kependidikan, Kriteria fasilitas pendidikan, dan hal- hal lain yang berkaitan dengan Pendidikan;

5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna

mendukung peningkatan mutu dan pemeratan Pendidikan; 6) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelengaraan

pendidikan di satuan pendidikan; dan

7) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,

penyelenggaran, dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan. Komite MAN 4 Jakarta berperan sebagai:

1) Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan di suatu pendidikan; 2) Pendukung (Supporting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,

maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu Pendidikan;

3) Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilasi penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu Pendidikan; dan

4) Mediator antara pemerintah dan masyarakat di suatu pendidikan.

Keanggotaan Komite MAN 4 Jakarta terdiri dari:

1) Orang tua/wali peserta didik sebanyak 50%; 2) Tokoh masyarakat paling banyak 30%; dan

3) Pakar pendidikan yang relevan paling banyak 20%.

Kepengurusan Komite MAN 4 Jakarta terdiri atas Pengurus dan Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pengurus:

a) Pengurus terdiri dari 15 orang dengan susunan yaitu ketua, sekretaris,

bendahara, dan bidang-bidang terntentu sesuai dengan kebutuhan. b) Masa bakti kepengurusan komite madrasah selama 3 tahun dan dapat

diperpanjang satu periode.

c) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam musyawarah komite madrasah.

Page 77: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

61

d) Jika diperlukan dapat menunjuk atau dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan

sesuai dengan bidang keahliannya. e) Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan bersangkutan.

f) Surat Keputusan Tentang Komite Madrasah diketahui oleh Kepala

madrasah dengan tembusan disampaikan kepada instansi terkait. 2) Pengawas:

a) Pengawas terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.

b) Masa bakti kepengurusan komite madrasah selama 3 tahun dan dapat

diperpanjang satu periode. c) Pengawas diangkat/dipilih langsung oleh Kepala Madrasah.

d) Surat Keputusan Tentang Pengawas Komite Madrasah diketahui oleh

Kepala Madrasah dengan tembusan disampaikan kepada instansi terkait. Sumber keuangan diperoleh dari sumbangan/ iuran dari peserta didik atau orang

tua/ walinya yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang

tua/ walinya, bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lainnya yang sah. Dana komite yang telah dihimpun dapat digunakan untuk:

1) Kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada perencanaan investasi dan/ atau operasi

yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada standard pendidikan nasional;

2) Perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana yang dimaksud pada point

1 diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan;

3) Dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama Komite Madrasah;

4) Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan terpisah

dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan, sesuai dengan sumber dana;

5) Tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/wali yang tidak mampu secara

ekonomis; 6) Menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh satuan Pendidikan;

7) Digunakan sesuai perencanaan yang dimaksud pada point 1;

8) Tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan

Pendidikan;

9) Sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen) dari total dana sumbangan peserta

didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan. 10) Tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

kesejahteraan anggota komite madrasah/madrasah atau lembaga representasi

pemangku kepentingan satuan pendidikan; 11) Pendanaan tambahan biaya perbaikan dan/atau penambahan sarana prasarana

yang tidak didanai oleh pemerintah demi untuk pemenuhan rencana

pengembangan satuan pendidikan atau program pendidikan yang

diselenggarakan pemerintah yang berbasis keunggulan local; dan 12) Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggungjawabkan oleh

Komite Madrasah secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan

terutama orang tua/wali peserta didik, dan penyelenggara satuan pendidikan, dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Page 78: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

62

Selanjutnya, Anggaran Rumah Tangga komite menyatakan bahwa syarat-syarat

menjadi pengurus komite ialah: 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) Sehat jasmani dan rohani;

3) Memiliki komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan; 4) Menyatakan bersedia menjadi anggota komite madrasah secara tertulis;

5) Tidak menuntut imbalan (honor); dan

6) Tidak cacat hukum.

Kemudian penentuan anggota harus berdasarkan: 1) Pemilihan anggota diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk

oleh kepala satuan pendidikan dan/atau oleh masyarakat;

2) Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan berjumlah gasal yang terdiri dari unsur guru, kepala madrasah/penyelenggara pendidikan,

perwakilan orang tua peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara

demokratis, pemerhati pendidikan/alumni, tokoh masyarakat/tokoh agama,

kalangan dunia usaha dan industri, pejabat pemerintah setempat, organisasi profesi tenaga kependidikan, dan unsur pengurus komite madrasah yang sudah

ada;

3) Panitia persiapan mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk majelis madrasah dan komite madrasah yang sudah ada) tentang komite madrasah

menurut keputusan ini;

4) Panitia persiapan bertugas menyusun kriteria calon anggota, menyeleksi serta menyusun nama-nama anggota, mengumumkan calon-calon anggota; dan

5) Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota berdasarkan suara terbanyak.

Kemudian pemilihan pengurus hendaknya dilakukan dengan:

1) Pemilihan pengurus dilakukan dalam forum musyawarah anggota; 2) Pemilihan pengurus ditentukan dengan suara terbanyak;

3) Ketentuan lebih lanjut tentang proses pemilihan diatur dalam tata tertib tentang

pemilihan pengurus; dan 4) Menyampaikan nama pengurus dan anggota komite madrasah kepada kepala

madrasah untuk diteruskan ke Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta

Selatan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Komposisi pemilihan pengurus diatur sebagaimana ketentuan berikut:

1) Calon anggota komite madrasah yang disepakati dalam musyawarah atau

mendapat dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara langsung

menjadi anggota komite madrasah sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-masing unsur, yakni unsur masyarakat dan unsur dewan guru dan

atau lembaga penyelenggara Pendidikan;

2) Pengurus terdiri seorang ketua, sekretaris, bendahara dan bidang-bidang sesuai dengan kebutuhan;

3) Bidang-bidang antara lain terdiri dari: bidang peningkatan mutu pengelolaan dan

pembiayaan, bidang peningkatan mutu pembelajaran dan pembinaan prestasi,

bidang pendidikan mutu sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan pra sarana, bidang peningkatan mutu kerjasama dan hubungan

masyarakat serta peningkatan system informasi madrasah;

4) Kepengurusan dipilih dari dan oleh anggota komite madrasah; dan 5) Pemilihan kepengurusan dilakukan dalam rapat forum musyawarah anggota yang

dipimpin oleh salah satu anggota atas persetujuan anggota terpilih.

Page 79: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

63

Mekanisme pergantian pengurus dilakukan berdasarkan keputusan pergantian

pengurus yang dilakukan dalam rapat pleno anggota yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya lebih dari 50 %

anggota yang hadir. Pergantian pengurus komite dilakukan jika berakhirnya masa

bakti kepengurusan, meninggal dunia, mengundurkan diri, atau melanggar ketentuan organisasi.

Rincian tugas komite MAN 4 Jakarta adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan program yang telah ditentukan;

2) Menyusun program kerja bersama-sama dengan madrasah; 3) Membantu merumuskan dan menetapkan visi, misi, tujuan, dan dasar filosofi

lainnya bersama-sama pihak madrasah;

4) Membantu merumuskan dan menetapkan program madrasah, serta RAPBM bersama-sama dengan pihak madrasah;

5) Berperan serta kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di

madrasah;

6) Berperan serta memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, serta mengembangkan madrasah sebagai wawasan wiyata mandala;

7) Berperan serta dalam usaha peningkatan kesejahteraan madrasah, guru, staf tata

usaha dan penjaga madrasah; 8) Menetapkan standar pelayanan pengajaran dan pembelajaran madrasah bersama-

sama dengan pihak madrasah;

9) Mengembangkan potensi ke arah prestasi unggulan, baik dalam bidang akademis (Nilai Ulangan Harian, UTS, dan ujian akhir madrasah) maupun bidang non

akademis, seperti (akhlak dan budi pekerti luhur, bahasa, seni dan olah raga,

kerajinan tangan, dan ketrampilan untuk hidup). Bersama-sama dengan pihak

madrasah; 10) Menggali, menghimpun dan mengelola sumber dana dari masyarakat untuk

mengembangkan dana abadi madrasah dan peningkatan mutu madrasah;

11) Menghimpun dan mengelola saran, masukan, bahan pemikiran dan tenaga yang berasal dari masyarakat peduli pendidikan;

12) Mengidentifikasi permasalahan dan pemecahannya bersama-sama pihak

madrasah; 13) Memberi otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan pengajaran dan

pembelajaran, bimbingan serta penilaian pendidikan;

14) Memberi motivasi dan penghargaan kepada guru dan kepada seseorang yang

memiliki dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu Pendidikan; 15) Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam rangka upaya meningkatkan

mutu pendidikan;

16) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan penggunaan keuangan madrasah;

17) Membuat laporan pertanggungjawaban dalam pelaksanan tugas dan program

kerja madrasah kepada warga madrasah dan stakeholder;

18) Memberikan masukan terhadap pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun local; dan

19) Mengembangkan Budaya Madrasah dan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Untuk keperluan organisasi, maka komite perlu mengadakan pertemuan atau rapat-rapat dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 80: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

64

1) Pengurus komite madrasah melaksanakan rapat kerja pengurus sekurang-

kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun; 2) Apabila dalam rapat pleno anggota jumlah anggota yang hadir belum mencapai

kuorum, maka dapat ditangguhkan selama 2 (dua ) kali 30 (tiga puluh ) menit;

3) Apabila dalam tenggang waktu tersebut jumlah Anggota yang hadir belum juga memenuhi kuorum, rapat dianggap sah dan dapat dilanjutkan; dan

4) Keputusan dinyatakan sah jika disetujui lebih dari 50 % anggota yang hadir.

2. Pengurus Komite Periode 2016-2019 MAN 4 Jakarta

Masa jabatan pengurus komite berlangsung selama tiga tahun, dan dapat

diperpanjang selama satu periode.

Tabel 4.13 Pengurus Komite MAN 4 Jakarta

Periode 2016-2019

No Nama Jabatan

1 Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. Penasihat

2 Prof. Dr. H. Amin Suma, S.H., M.A.

3 H. Ismail Nur, Lc, M.A.

Pengawas

4 Anis Ilahi Wahdati, M.Si. Ketua Pengawas

5 Drs. H. Ahmad Heryanto Sekretaris

6 Suprapto, S.Pi. Anggota

Pengurus

7 Dr. H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si. Ketua

8 Choirul Sholeh Rasyid, S.E., M.Si. Wakil Ketua

9 Dr. H. Suhardi, M.Pd. Sekretaris

10 H. Suwardi, S.Pd. Wakil Sekretaris

11 Dra. Hj. Kholiyah Thohir, M.A. Bendahara

Bidang

12 H. Ahmad Zaini Abdul Kadir Peningkatan mutu, pengelolaan, dan pembiayaan

13 Drs. Moch. Aminudin Maliki, M.Ed

Dr. Abdul Azis Khafia, M.Si.

Peningkatan mutu pembelajaran dan

pembinaan prestasi

14 Sukarmin, S.Pd. Pendidikan mutu sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan

15 Drs. Nanang Yunus, M.Pd. Sarana dan prasarana

16 Rina Puspitasari, S.E.

Maulana, S.E.

Peningkatan mutu kerjasama dan

hubungan masyarakat serta peningkatan sistem informasi

madrasah

Sebagai pelaksana harian, pengurus komite MAN 4 Jakarta mempunyai dua orang staf yaitu Almas Khairuna dan Yuli. Mereka yang setiap hari kerja memberikan

pelayanan administrasi kepada para orang tua dan pihak madrasah.

Sebenarnya regulasi tantang komite yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pendis Kementrian Agama maupun dari Kemendiknas sudah sangat jelas. Namun

implementasi di lapangan tergantung dari pengurus komite yang terpilih. Oleh karena

Page 81: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

65

itu, pihak sekolah harus lebih berhati-hati menetapkan pengurus komite karena

kewenangannya cukup besar. Hal ini diketahui dari hasil pertemuan komite se-DKI yang dihadiri oleh pengurus Komite MAN 4 Jakarta.

Sebagian Pengurus Komite MAN 4 Jakarta ialah orang-orang yang punya

pengalaman di dunia pendidikan, seperti salah seorang dewan penasehat ialah mantan Dekan Fakultas Syari’ah di UIN Syarif Hidayatullah Jakara. Jadi sangat mendukung

dan mampu memberikan pemahaman kepada para orang tua dalam meningkatkan

mutu pendidikan di MAN 4. Sejak kepengurusan Komite 2016-2019, administrasi

semakin membaik, karena ketua dan lainnya memahami prosedur dan tata kelola keuangan di Komite.

3. Panduan Musyawarah Orang Tua dan Komite MAN 4 Jakarta

Komite dan madrasah menyusun perencaan program untuk satu tahun

pelajaran, yang kita kenal dengan rencana kerja atau rencana kegiatan dan anggaran

madrasah (RKAM) dalam sebuah pertemuan yang dikenal dengan Rapat Kerja

(Raker). Pada saat raker akan ditentukan mana program-program yang akan dibiayai

oleh pemerintah dan mana yang akan ditawarkan ke Komite MAN 4 Jakarta dalam

satu tahun.

Selanjutnya, pihak komite melakukan semacam analisis untuk menentukan

kelayakan sebuah program, barulah komite mengundang para orang tua siswa untuk

membicarakan tentang perlunya dukungan mereka dalam mewujudkan berbagai

program yang telah disusun oleh pihak MAN 4 dan Komite. Rapat pengurus komite

madrasah dengan pihak orang tua/wali siswa dilakukan setahun sekali. Dalam

pertemuan tersebut, akan digali berbagai masukan dan kritikan dari semua orang tua

siswa, jika ternyata sebagian besar orang tua menolak maka kegiatan dan program

akan dibatalkan. Namun jika disetujui, komite akan menentukan mekanisme

pembayaran sumbangannya dengan ketentuan yang sesuai dengan aturan yang

berlaku. Seperti tidak mewajibkan semua orang tua untuk memberikan sumbangan

yang besarannya sama, tidak memaksakan waktunya, serta memberikan keringanan

kepada orang tua yang kurang mampu.

Komite MAN 4 Jakarta terlibat dalam rapat kerja madrasah, hal ini dapat dilihat

dari daftar hadir dalam laporan rapat kerja tahun 2018 yang dihadiri oleh pengurus

komite, dan diakui oleh beberapa informan wawancara.

Gambar 4.10 Foto Rapat Pengurus Komite dan Rapat dengan Orang Tua

Page 82: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

66

Sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor

2913 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Struktur Organisasi dan Pengelolaan Dana Komite Madrasah, BAB III, Bagian A, No. 4 tentang Tata Cara Pemerolehan Dana

Komite yang Bersumber dari Masyarakat, diatur sebagai berikut: (1) Komite

Madrasah melaksanakan musyawarah dengan orang tua/wali murid untuk membahas kegiatan yang tidak dianggarkan dalam APBD/APBN; (2) Komite Madrasah

menyusun dan menetapkan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan madrasah

yang tidak dianggarkan dalam APBD/APBN.

Mengacu pada peraturan di atas, Komite MAN 4 mengajukan rancangan program dan rencana biaya tahun ajaran 2018-2019. Rencana program ini telah

dibahas dalam rapat koordinasi antara pengurus Komite dengan Pimpinan Madrasah

beberapa waktu lalu. Adapun program-program madrasah di tahun ajaran 2018-2019 yang

memerlukan dukungan dan persetujuan dari orang tua terdiri dari:

a) Program wajib, yaitu program yang wajib diikuti oleh siswa secara individu. Mulai

tahun pelajaran 2018 MAN 4 Jakarta akan menyelenggarakan kegiatan makan di sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan konsentrasi

belajar siswa dengan memastikan tiap pagi mereka sudah sarapan dengan asupan

gizi yang cukup dan begitu juga halnya dengan makan siang, karena program ini di bawah pengawasan seorang dokter ahli gizi. Selain itu, program ini juga

dimaksudkan untuk membangun suasana kebersamaan, kesetiakawanan, dan

kedisiplinan serta menjaga kebersihan kelas. Program ini merupakan bagian dari usaha MAN 4 Jakarta menuju madrasah full boarding. Di samping itu, program

wajib lainnya ialah program pengayaan keterampilan bahasa Inggris dan bahasa

Arab serta uji keterampilan hidup yang dilakukan secara outdoor. Program ini

bertujuan mengasah kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan global dan mempersiapkan lulusan yang memiliki kemampuan bahasa asing yang bermanfaat

untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar

negeri. Adapun rincian program wajib yang menggunakan dana komite adalah sebagai berikut.

Tabel 4.14

Rincian Program Wajib di MAN 4 Jakarta Periode 2018/2019

No Uraian Harga Satuan Jumlah Biaya

per Bulan per Tahun

1 Makan pagi & makan siang

1.1 Makan pagi & makan siang 1 bln x 20 hari x Rp 16.000 Rp 320.000 Rp 3.200.000

2 Kegiatan Pengayaan

2.1 Pelatihan dan Ujian TOEFL Rp 250.000

2.2 Pelatihan dan Ujian TOAFL Rp 200.000

2.3 Kegiatan Uji Keterampilan hidup siswa dengan metode Outdoor Rp 300.000

Jumlah per Tahun Rp 3.950.000

Jumlah per Bulan Rp 329.167

*) Makan pagi dan siang hanya dibayar sesuai hari efektif sekolah

Page 83: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

67

Gambar 4.11

Program Makan Siang Sebagai Salah Satu Program Wajib

Program jasa katering MAN 4 Jakarta yang terdiri dari sarapan dan makan siang

yang dimulai tahun pelajaran 2018 ini, bertujuan agar semua siswa dan guru serta karyawan mendapat nutrisi yang cukup dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan

tugas-tugas lainnya. Menu yang ditawarkan dalam program ini diawasi oleh seorang

tim ahli gizi, hal ini untuk memastikan bahwa makanan mereka sehat dan seimbang. Namun, karena setiap orang memiliki kebiasaan dan pola makan yang berbeda

sehingga ada siswa kelas XI dan kelas XII yang diizinkan tidak mengikuti program

tersebut dengan alasan kurang menyukai menunya, sehingga mereka diharuskan membawa bekal dari rumah atau jajan di kantin yang minim pilihan dan tentunya lebih

mahal dari jasa katering yang hanya sebesar Rp 16.000 per siswa untuk sarapan dan

makan siang.

Page 84: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

68

Gambar 4.12

Surat Pernyataan Kesediaan Sumbangan Program Wajib

b) Program inti bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru. Program inti merupakan program-program yang

berpengaruh secara langsung maupu tidak langsung pada kualitas belajar mengajar

di MAN 4 Jakarta, namun tidak dibiayai oleh APBD maupun APBN. Oleh karena

Page 85: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

69

itu, program ini diajukan kepada orang tua siswa untuk mendapat dukungan

pembiayaan dalam bentuk sumbangan yang besaran dan waktu pembayarannya tiak mengikat, seperti tahun-tahun sebelumnya. Adapun rincian anggaran program

inti pada tiap-tiap kelas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.15

Rincian Program Inti Kelas XII

Periode 2018/2019

No

Program

Sumbangan Kelas XII

Sumbangan per Siswa

340 siswa 1 1.1. Kegiatan Pengelolaan Proses Pembelajaran

1.1.1 Peningkatan mutu madrasah Rp 17.473.233 Rp 51.392

1.2. Program Kesiswaan

1.2.1. Mengikuti Kompetensi Sains Madrasah (KSM), kegiatan non akademik/perjalanan

Rp 4.344.283

Rp 12.777

1.2.2. Mengkuti lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Rp 29.486.081 Rp 86.724

1.2.3. Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Bahasa Rp 1.510.707 Rp 4.443

1.2.4. Penyelenggaraan Pesantren kilat Rp 1.510.707 Rp 4.443

1.2.5. Kepanitiaan (PHBI, PHBN, dan hari penting lainnya

Rp 54.603.854 Rp 160.600

2 Pengembangan Standar Kompetensi Siswa

2.1. Pelaksanaan Simulasi UNBK Tk. Provinsi Rp 13.950.000 Rp 41.029

2.2. Pelaksanaan Uji Coba UAMBN Rp 9.300.000 Rp 27.353

2.3. Pelaksanaan Ujian Sekolah (USBN) RP 7.350.000 Rp 21.618

2.4. Standar ISO 9001:2015 Rp 9.635.760 Rp 28.340

3 Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3.1. Achievement Training Rp 224.421.842 Rp 660.064

4 Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana

4.1. Pengadaan alat kantor/inventaris sekolah Rp 192.292.934 Rp 565.567

5 Pengembangan Standar Penilaian

5.1. Penilaian Akhir Semester (Daring) Rp 19.903.640 Rp 58.540

5.2. Penilaian Akhir Tahun (Daring) Rp 17.370.450 Rp 51.090

6 Pengelolaan UKS dan Bantuan Honor Guru dan Staf Rp 180.942.184 Rp 532.183

Jumlah per Tahun Rp 784.095.675 Rp 2.306.164

Rata-rata per siswa per bulan Rp 192.180

Page 86: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

70

Tabel 4.16

Rincian Program Inti Kelas XI Periode 2018/2019

No

Program

Sumbangan

Kelas XI

Sumbangan

per Siswa

338 siswa 1 1.1. Kegiatan Pengelolaan Proses Pembelajaran

1.1.1 Peningkatan mutu madrasah Rp 17.370.450 Rp 51.392

1.2. Program Kesiswaan

1.2.1. Mengikuti Kompetensi Sains Madrasah (KSM), kegiatan non akademik/perjalanan

Rp 4.318.728

Rp 12.777

1.2.2. Mengkuti lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Rp 29.312.634 Rp 86.724

1.2.3. Penyelenggaraan Career Day Rp 25.171.059 Rp 74.471

1.2.4. Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Bahasa Rp 1.501.820 Rp 4.443

1.2.5. Penyelenggaraan Pesantren kilat Rp 1.501.820 Rp 4.443

1.2.6. Kepanitiaan (PHBI, PHBN, dan hari penting lainnya

Rp 54.282.655 Rp 160.600

2 Pengembangan Standar Kompetensi Siswa

2.1. Standar ISO 9001:2015 Rp 9.579.079 Rp 28.340

3 Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3.1. Achievement Training Rp 223.101.713 Rp 660.064

4 Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana

4.1. Pengadaan alat kantor/inventaris sekolah Rp 191.161.799 Rp 565.567

5 Pengembangan Standar Penilaian

5.1. Penilaian Akhir Semester (Daring) Rp 19.903.640 Rp 58.887

5.2. Penilaian Akhir Tahun (Daring) Rp 17.370.450 Rp 51.392

6 Pengelolaan UKS dan Bantian Honor Guru dan Staf Rp 180.942.184 Rp 535.332

Jumlah per Tahun Rp 784.095.675 Rp 2.294.432

Rata-rata per siswa per bulan Rp 191.203

Pada kelas X yang siswanya sebanyak 323 orang, diketahui jumlah sumbangan untuk program inti yang dibebankan kepada tiap siswa per tahun ialah

Rp 2.090.000, dan rata-rata per bulan Rp 174.167, dalam pelaksanaannya pihak

komite memberikan keringanan kepada siswa yang kurang mampu dengan

persentase pengurangan mulai dari 10% hingga 100%. Adapun surat pernyataan kesanggupan dari orang tua dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.13 Kegiatan Pesantren Kilat dan Bulan Bahasa

Page 87: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

71

Gambar 4.14

Surat Pernyataan Kesediaan Sumbangan Program Inti

Setelah surat pernyataan kesediaan sumbangan itu diedarkan ke orang tua,

maka diperoleh data sebagai berikut.

Page 88: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

72

Tabel 4.17

Rekap Kesepakatan Sumbangan Program Inti Periode Desember 2018

No

Kelas

Kesepakatan

Sudah

Sepakat

Belum

Sepakat

Keringanan Bebas

Biaya

1 X 225 73 16 9

2 XI 126 183 26 5

3 XII 98 226 17 3

Total 449 482 59 17

c) Program dukungan pembangunan masjid dan pembebasan lahan. Atas dukungan

orang tua siswa, dukungan pemerintah dan dukungan berbagai pihak lain, masjid

MAN 4 Jakarta yang di lantai satu sudah mulai digunakan. Pembangunan masjid di MAN 4 Jakarta mulai diprioritaskan menggarap lantai dua dan tiga. Di samping

itu, mengingat beberapa lahan MAN 4 masih diduduki masyarakat dan perlu

dibebaskan untuk perluasan lingkungan sekolah, maka komite dan madrasah juga

kembali mengajukan sumbangan sukarela kepada orang tua. Hal itu karena pembebasan lahan belum bisa diajukan melalui pembiayaan APBN. Usulan

sumbangan sukarela untuk masjid dan pembebasan lahan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.18

Rincian Program Pembangunan Masjid dan Pembebasan Lahan

Periode 2018/2019

No Uraian Biaya yang

Dibutuhkan

Jumlah

Siswa

Rata-rata

per Siswa

Ket

1 Pembebasan lahan

madrasah

Rp 350.000.000 934 Rp 374.732 Sukarela

2 Penyelesaian

pembangunan masjid

Rp 1.000.000.000 934 1.070.664 Sukarela

Gambar 4.15

Bangunan Masjid yang Belum Selesai tapi Sudah Bisa Digunakan

Page 89: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

73

Sebagai bahan pertimbangan, pihak Komite MAN 4 Jakarta juga memberikan

perbandingan besaran sumbangan tahun 2017 dengan 2018 yang terlihat sebagai berikut.

Tabel 4.19

Perbandingan Jumlah Sumbangan Komite di MAN 4 Jakarta Antara Tahun 2017 dengan 2018

No

Alternatif

Jumlah Sumbangan Siswa

Tahun Pelajaran 2017/2018 Tahun Pelajaran 2018/2019

Per Tahun Per Bulan Per Tahun Per Bulan

1 100% Rp 6.362.550 Rp 530.213 Rp 5.956.164 Rp 496.347

2 90% Rp 5.726.295 Rp 477.191 Rp 5.360.548 Rp 446.712

3 80% Rp 5.090.040 Rp 424.170 Rp 4.764.931 Rp 397.078

dst

Dari tabel perbandingan diatas, usulan anggaran tahun 2018/2019

dibandingkan tahun 2017/2018 memang sepertinya tidak terlalu jauh berbada. Tapi

yang paling mendasar adalah sebagian besar berupa sumbangan wajib baik untuk

makan dan kegiatan yang kembali pada siswa itu sendiri secara individu, khusus untuk sumbangan inti sifatnya juga tidak mengikat, orang tua dapat memberikan sumbangan

sesuai kemampuan.

Adapun mekanisme pemberian sumbangan dari pihak orang tua/wali siswa kepada pihak Komite MAN 4 adalah sebagai berikut:

1. Sumbangan program wajib diharapkan semua siswa dapat berpartisipasi, namun

demikian jika satu dan lain hal belum memungkinkan dapat mengajukan

keringanan langsung kepada komite. 2. Sumbangan inti bersifat tidak mengikat dalam arti orang tua dapat menyumbang

sesuai dengan kemampuan.

3. Sumbangan pembebasan lahan dan pembangunan masjid bersifat sukarela, namun demikian bagi orang tua yang memiliki sisa tagihan sumbangan tahun lalu dapat

menghibahkan sumbangannya untuk pembangunan masjid.

4. Pemilik KJP, KIP, Fakir Miskin, Anak yatim piatu, dan lain-lain dapat mengajukan keringanan atau pembebasan semua sumbangan, langsung menghubungi komite.

5. Pembayaran sumbangan diserahkan kepada orang tua, apakah akan bulanan,

triwulan, semester atau satu kali setahun. Namun demikian untuk iuran makan

mohon untuk dibayarkan tiap awal bulan. 6. Kesediaan orang tua memberikan sumbangan dinyatakan dengan mengisi form

yang telah disediakan oleh komite.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penggalangan dana yang

dilakukan oleh MAN 4 Jakarta tidak lagi menarik uang pangkal, yang ada ialah

sumbangan program inti dan program wajib serta sumbangan pembangunan masjid

dan pembebasan lahan. Kemudian, yang perlu disadari bahwa, sumbangan komite di

awal tahun ajaran 2018 sudah termasuk uang makan yang baru diterapkan di MAN 4

Jakarta. Hal ini disebabkan oleh semua pendanaan kegiatan perlombaan dibiayai oleh

pihak madrasah.

Selanjutnya, setiap siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh keringanan

sumbangan, jumlahnya bervariasi untuk setiap siswa. Mereka boleh memilih kategori

Page 90: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

74

besaran sumbangan sesuai kemampuan. Bahkan siswa yang memiliki Kartu Jakarta

Pintar atau sejenisnya, langsung dibebaskan oleh pihak komite terhadap semua biaya.

Gambar 4.16 Orang Tua Siswa Sedang Menyerahkan Sumbangan Komite

Prosedur pencairan dana komite bermula dari ada usulan yang dibawa oleh wali

kelas sebagai perpanjangan tangan dari murid sekelasnya. Ajuan dalam bentuk URK

(Uraian Rencana Kerja). Kemudian ditanda tangani oleh kepala sekolah, dan

diserahkan ke komite. Jika ada anggarannya maka akan dicairkan, jika tidak maka

akan ditolak. Misalnya ada pengajuan untuk kegiatan ujian praktek, padahal itu tidak

dianggarkan di komite maka tidak dicairkan walaupun sudah ditandatangani oleh

kepala madrasah.

Penyaluran dana komite terkadang tidak sesuai dengan rencana yang telah

dianggarkan, misalnya tiba-tiba sekolah mau mengadakan suatu kegiatan, sedangkan

program tersebut belum direncanakan di awal. Maka komite akan mendukung

program tersebut sesuai dengan anggaran yang ada. Pengeluaran seperti ini disebut

dengan pengeluaran non akun, maksudnya pengeluaran yang muncul tanpa

dianggarkan sebelumnya.

4. Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta

Di bawah ini disajikan laporan keuangan komite MAN 4 Jakarta per tahun, untuk periode transaksi tahun pelajaran 2017/2018 yang disampaikan kepada orang

tua siswa dalam rapat komite tanggal 28 Juli 2018.

Page 91: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

75

Tabel 4.20

Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta Periode 2017/2018

A Pemasukan Jumlah

1 Sumbangan siswa Rp 2.524.635.653

2 Usaha lain-lain komite Rp 168.000.000

Jumlah Pemasukan Rp 2.692.635.653

B Pengeluaran Jumlah

1 Program kegiatan siswa dan guru Rp 1.385.147.676

2 Sarana dan prasarana belajar Rp 457.276.350

3 Gaji karyawan dan guru non-PNS Rp 408.340.000

4 Honor narasumber dan pembina ekskul Rp 229.654.000

5 THR karyawan, guru non PNS, narasumber, pembina

ekskul, dll

Rp 199.700.000

6 Pembayaran hutang ke koperasi Rp 120.000.000

7 Transport operasional madrasah Rp 77.582.000

8 Operasional komite & rapat dengan orang tua Rp 50.500.000

9 Perawatan kendaraan Rp 35.468.000

10 Konsumsi tamu dan karyawan Rp 31.250.000

11 Perpustakaan Rp 15.930.000

12 Donasi dan sumbangan sosial Rp 5.300.000

Jumlah Pengeluaran Rp 3.016.148.026

Saldo (Rp 323.512.373)

C Hutang ke Koperasi

1 Sisa hutang lama (tahun sebelumnya) Rp 80.000.000

2 Hutang baru Rp 323.530.500

Jumlah hutang Rp 403.530.500

D Persediaan Dana Tunai dan Piutang

1 Persediaan dana tunai

- Cash in Hand Rp 7.000.000

- Simpanan di koperasi Rp 879.707

- Deposit di koperasi Rp 15.600.000

- Simpanan di Bank Syariah Mandiri Rp 14.884.000

Jumlah Dana Tunai dan Tabungan Rp 38.363.707

2 Piutang Lancar

- Kasbon Karyawan dan Guru Honorer Rp 20.600.000

- Talangan pembelian sarpras kelas baru Rp 170.000.000

Jumlah Piutang Lancar Rp 190.600.000

3 Sisa Sumbangan Orang Tua

- Kelas X yang naik kelas XI yang belum dibayarkan Rp 390.212.945

- Kelas XI yang naik kelas XII yang belum dibayarkan Rp 370.574.336

Page 92: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

76

- Kelas XII yang sudah lulus dan belum dibayarkan Rp 199.889.278

Jumlah Piutang Tidak Lancar Rp 960.676.559

Jumlah Persediaan Dana Tunai dan Piutang Rp 1.189.640.266

E Aset/Kekayaan/Sisa Anggaran

1 Jumlah hutang (Hutang lama dan baru) Rp 403.530.500

2 Aset yang dimiliki

- Persediaan dana tunai dan tabungan Rp 38.363.707

- Piutang lancar Rp 190.600.000

Jumlah Aset yang dimiliki Rp 228.963.707

Jumlah aset dikurangi dengan Jumlah hutang (Rp 174.566.793)

Piutang tidak lancar (Tunggakan orang tua) Rp 960.676.559

Jumlah aset komite, jika semua piutang dapat tertagih Rp 786.109.766

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pihak komite selalu

memberikan laporan keuangannya kepada MAN 4 Jakarta, namun hal itu hanya

sebatas koordinasi, karena tidak dibenarkan melakukan intervensi terhadap komite

sebagai lembaga independen. Sumbangan komite jangan memberatkan para orang tua

peserta didik yang berbeda tingkat status sosial ekonominya. Pihak komite justru

menerapkan subsidi silang antara orang tua yang mampu dengan yang kurang mampu.

Penyampaian laporan itu dilakukan dalam rapat dengan orang tua sekaligus

penyusunan perencanaan untuk tahun ajaran barunya.

Dalam rician laporan ada istilah piutang dapat tertagih, maksudnya ialah

setelah orang tua mengisi komitmen sumbangan komite dengan kemampuan sekian

persen, namun belum dibayarkan hingga akhir tahun pelajaran, maka hal itu disebut

dengan pitang. Apabila piutang itu diterima di tahun pelajaran berikutnya maka dana

itu disebut dengan piutang tertagih. Sedangkan jika ternyata orang tua tidak

melakukan pembayaran maka hal itu menjadi piutang tidak tertagih.

Fungsi komite dalam menggalang dana belum maksimal, kalau berdasarkan

Undang-undang tentang peran masyarakat di dalam pembiayaan pendidikan di situ

diatur bahwa salah satu peran komite itu adalah menghimpun dana masyarakat, yang

dimaksud dengan menghimpun dana masyarakat tidak terbatas hanya pada orang tua,

tapi juga kepada dunia usaha, dunia industri. Namun, komite di MAN 4 belum

bergerak sampai ke arah itu, baru sebatas dana yang berasal dari orang tua murid, Jadi

belum optimal.

Kalaupun ada kerja sama pihak komite dengan pihak lain yaitu dengan koperasi

MAN 4 Jakarta. Kerja sama sebatas menjual seragam siswa yang nanti labanya dibagi

ke komite, termasuk bunga bank atas jasa penyimpanan dana komite, sebagaimana

tercantum pada akun Usaha lain-lain komite. Kemudian, bentuk kerja sama lainnya

berupa diskon tiket masuk termpat wisata atau hadiah untuk pemenang lomba-lomba

dari pihak sponsor. Namun, pemasukan non tunai semacam ini tidak tercatat di

laporan keuangan.

Page 93: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

77

C. Temuan Lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua siswa, diketahui bahwa selain dari

ketiga program yang telah dibahas dalam rapat komite dan orang tua. Ternyata masih ada

kegiatan kunjungan atau study tour ke luar kota yang dibebankan kepada orang tua.

Kegiatan ini khusus untuk angkatan kelas X yang dilakukan setiap tahun. Biaya kegiatan

tergantung lokasi yang dikunjungi, misalnya ke Bali atau ke Kampung Inggris di Kediri

sekitar Rp 4.000.000,- per siswa. Namun, yang menjadi persoalan adalah jarak antara

waktu sosialisasi dan kegiatan yang terlampau singkat yaitu sekitar satu hingga dua

bulan. Orang tua juga memberikan masukan kepada pihak madrasah atau komite agar ke

depannya untuk seluruh kegiatan selama satu tahun sudah dibahas dalam rapat komite.

Pihak komite MAN 4 Jakarta telah memberikan keringanan bagi siswa yang

membutuhkan atau yang berasal dari keluarga tidak mampu. Cukup dengan menyerahkan

surat pernyataan tidak mampu tanpa mengetahui RT/RW maka mereka bisa mendapatkan

keringanan hingga 0%. Sikap saling terbuka membuat sebagian orang tua memberikan

sumbangan dengan penuh kesadaran, karena mereka memiliki kepercayaan dengan pihak

madrasah dalam mengelola keuangan mereka melalui komite, namun sayangnya

jumlahnya tidak banyak.

Kendala yang paling utama bagi pihak komite adalah sulitnya dalam penggalangan

dana, padahal sebagian besar orang tua siswa di MAN 4 termasuk menengah ke atas, ada

yang pengusaha, pejabat, walaupun ada juga yang di bawah standar. Buktinya kuota 20%

untuk siswa yang tidak mampu belum pernah tercapai, selama ini hanya 10% atau 15%,

yang lainnya berarti mampu. Para orang tua siswa dengan kesadaran sendiri menyerahkan

surat pernyataan kesediaan memberikan sumbangan sesuai dengan tingkatan persentase

kemampuan mereka. Namun saat waktu pembayaran kebanyakan melalaikan komitmen

tersebut. Misalnya ada orang tua yang telah menyetujui akan membayar per bulan ke

komite sebesar Rp 500.000, tapi hanya dibayar sebanyak dua bulan dalam setahun.

Oleh karena itu, program-program yang berjalan dengan tertatih-tatih. Solusi yang

telah dilakukan dengan merevisi programnya yaitu dengan mengurangi jumlah pelatih ekskul, contohnya pendamping tahsin di masjid yang seharusnya sepuluh orang menjadi

delapan orang.

Kendala lainnya yang diungkapkan oleh informan dari pihak madrasah, berkenanan pengelolaan komite yaitu jika sekolah membutuhkan dana, terkadang agak

lama direalisasikan ataupun jika madrasah mengajukan kepada komite itu seratus persen

mungkin yang dipenuhi hanya empat puluh persen, jadi antara realita dengan

perencanaan itu agak berbeda. Hal itu disebabkan oleh kondisi keuangan komite yang masih defisit atau memiliki hutang sebesar tiga ratus jutaan kepada pihak Koperasi MAN

4 Jakarta.

Selanjutnya, ketika para orang tua kurang atau tidak mendukung suatu kegiatan dengan pendanaan, padahal setiap kegiatan akan banyak melibatkan kepanitiaan yang

diemban guru di luar tupoksi dan jam wajibnya di sekolah, maka hal itu menjadi suatu

yang kurang wajar atau tidak seimbang. Karena mutu MAN 4 yang sudah baik harus diimbangi dengan pendanaan yang memadai.

Pihak komite dalam melakukan fungsinya mengawasi layanan pendidikan

dilakukan pada aspek kegiatan belajar mengajar (KBM) atau melihat kurikulumnya.

Selain itu fungsi komite adalah menindaklanjuti kritik dan saran dari orang tua berkenaan

Page 94: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

78

kondisi layanan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara maka sebagian besar

penyampaian keluhan dan saran dari para orang tua biasanya disampaikan ke wali kelas masing-masing melalui media sosial, karena setiap kelas memiliki grup masing-masing,

wali kelas merupakan jembatan antara orang tua dengan pihak sekolah dan komite. Jika

kondisi mendesak barulah diadakan rapat untuk menyelesaikan masalah, namun sampai saat ini hanya satu kali rapat dengan para orang tua di awal tahun ajaran. Begitu juga

halnya dengan rapat evaluasi komite yang seharusnya menurut ketentuan AD/ART

Komite harus diadakan minimal dua kali dalam setahun, namun dengan memanfaatkan

teknologi media komunikasi, sehingga cukup melalui media sosial yang ada di setiap kelas.

Oleh karena itu, wali kelas menjadi perpanjangan tangan kepala sekolah, karena ia

memegang dua simpul strategis yaitu mengkoordinir peserta didik dan sebagai

penghubung para orang tua dan komite. Misalnya dalam suatu program, pihak sekolah

menyusun rencana, kemudian pihak komite yang akan membantu pendanaannya.

Sedangkan peran wali kelas adalah menyampaikan agenda sekolah beserta permasalahan

yang dihadapi, dan membantu mencarikan solusinya. Wali kelas juga membantu orang

tua dalam menyampaikan berbagai saran dan keluhan kepada pihak komite atau

madrasah berkenaan dengan program tersebut. Dalam usaha menemukan solusi itulah,

wali kelas memerlukan koordinasi kepada pihak madrasah maupun pihak komite.

Misalnya ada orang tua yang tidak sanggup membiayai anaknya mengikuti suatu

kegiatan, maka wali kelas akan menyampaikannya kepada pihak komite atau meminta

orang tua tersebut menghadap langsung pengurus atau staf komite.

Pernah ada keluhan dari orang tua yang anaknya berhasil menang dalam sebuah

lomba badminton, jadi dia minta diganti segala biaya yang sudah dikeluarkan untuk

pembinaan karena menganggap telah ikut menyumbang nama baik untuk MAN 4 Jakarta.

Dari pihak komite kemudian memaparkan kondisi keuangan komite yang masih terlalu

banyak tunggakan, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Dalam rapat juga ada keluhan-keluhan tentang keberatan sebagian orang tua dalam

menghadapi sumbangan-sumbangan. Namun, pengurus komite memberikan pemahaman

bahwa justru sebagian orang tua yang anaknya sudah menikmati fasilitas seperti

mengikuti bimbingan dan tes TOEFL dan TOAFL, justru belum melakukan pembayaran

ke pihak komite.

Tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak MAN 4 dalam menghadapi berbagai

masukan atau keluhan dari orang tua adalah memberikan respon sesuai kemampuan

komite sekolah. Misalnya ada yang minta keringanan biaya studi ke Kampung Inggris di

Pare Kediri, maka jika yang bersangkutan memang kurang mampu, dan dana komite

mencukupi maka pihak orang tua tersebut cukup membuat surat pernyataan sepihak dan

disetujui.

Sedangkan, jika dana komite tidak mencukupi untuk suatu kegiatan, maka tidak

bisa dipaksakan, misalnya kegiatan yang dihentikan contohnya perkemahan akbar karena

biayanya besar. Tapi ada juga kejadian dimana kegiatannya sudah terlaksana tetapi dana

dari orang tua belum masuk. Karena kebanyakan orang tua melakukan pembayaran pada

saat akhir tahun pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan komite terpaksa melakukan

pinjaman kepada pihak koperasi.

Page 95: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

79

Pihak komite saat ini lebih proaktif mengingatkan para orang tua siswa yang sudah

membuat kesepakatan untuk memberikan sumbangan namun belum menyetorkan

sumbangannya, misalnya dengan menelfon mereka satu per satu atau mengirimkan surat

untuk mengingatkan. Ataupun pada saat pembagian rapot wali kelas mengingatkan orang

tua yang belum memberikan sumbangan atau bahkan kesepakatan persentase sumbangan

yang akan dipilih. Hal ini dilakukan untuk menghindari defisit anggaran komite seperti

yang terjadi di tahun 2017 sebesar tiga ratusan juta rupiah.

D. Pembahasan

Sebelum membahas fungsi komite dalam manajemen pembiayaan, peneliti akan memaparkan sisi keorganisasian komite MAN 4 Jakarta, jika ditinjau dari aturan yang

berlaku. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016

pasal 1 ayat 2, komite sekolah adalah badan mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Kemudian, pasal 4 ayat 2, menyatakan jumlah keanggotaannya antara lima hingga lima

belas orang. Mereka dipilih secara akuntabel dan demokratis melalui rapat orang tua/wali

siswa. Berdasarkan temuan hasil wawancara tentang pengelolaan komite, diketahui

bahwa pengurus komite terdiri dari formasi orang tua siswa, pakar pendidikan dan tokoh

masyarakat, serta dari anggaran dasar komite juga dinyatakan bahwa keanggotaan komite MAN 4 Jakarta terdiri dari orang tua/wali peserta didik sebanyak 50%, tokoh

masyarakat paling banyak 30%, dan pakar pendidikan yang relevan paling banyak 20%.

Kemudian, berdasarkan temuan di tabel 20 jumlah pengurus komite MAN 4 Jakarta

periode 2016-2019 berjumlah 10 orang, penasehat 3 orang, dan pengawas komite 3 orang yang dipilih melalui musyawarah orang tua siswa. Jumlah ini sesuai dengan ketentuan

aturan yang membatasi pengurus komite antara lima dan lima belas orang serta formasi

kepengurusannya yang melibatkan orang tua dan tokoh masyarakat yang peduli dengan pendidikan.

Selanjutnya, untuk melihat fungsi komite dalam manajemen MAN 4 Jakarta dalam

pembiayaan, maka ditampilkan indikatornya sebagai berikut. Tabel 4.21

Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan

No Manajemen

Pembiayaan

Indikator Fungsi Komite

1 Tahapan Perencanaan/

Anggaran

Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, terkait kebijakan dan program sekolah, RKAM,

kriteria kinerja sekolah, kriteria fasilitas pendidikan, dan kriteria

kerjasama dengan pihak lain.

2 Tahapan Pelaksanaan

Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri

maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan

inovatif. Melaporkan hasil penggalangan dana dan alokasinya.

3 Tahapan

Pengawasan

Mengawasi pelayanan pendidikan di madrasah sesuai dengan

ketentuan.

Menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat.

Page 96: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

80

1. Fungsi Komite dalam Penyusunan Anggaran

Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif

dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu, (Nanang Fattah, 2009: 47).

Selanjutnya, ditampilkan rekapitulasi RKAM (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Madrasah) yang dikelompokkan berdasarkan 8 standar pendidikan.

Tabel 4.22

Rekapitulasi RKAM MAN 4 Jakarta Tahun Anggaran 2018

No Keterangan Jumlah

1 Pengembangan standar isi Rp 13.638.000,00

2 Pengembangan standar proses Rp 942.207.098,00

3 Pengembangan standar kompetensi lulusan Rp 176.357.340,00

4 Pengembangan standar pendidik dan tenaga

kependidikan

Rp 600.800.600,00

5 Pengembangan standar sarana dan prasarana Rp 1.991.988.972,00

6 Pengembangan standar pengelolaan Rp 547.406.500,00

7 Pengembangan standar pembiayaan Rp 1.373.501.490,00

8 Pengembangan standar penilaian Rp 92.500.000,00

Jumlah Anggaran Rp 5.810.974.600,00

Rencana Anggaran dan Kegiatan Madrasah MAN 4 Jakarta sebagaimana

ditampilkan di atas tampak program-program madrasah secara umum atau menurut pengembangan delapan standar pendidikan, sesuai dengan teori di atas, RKAM

dijadikan sebagai pedoman pembiayaan dalam melaksanakan kegiatan di MAN 4

Jakarta. Adapun proses pengembangan Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah

(RKAM) dengan merujuk pada E. Mulyasa (2013: 200-201) pada umumnya menempuh

langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut: pertama, Pada tingkat

kelompok kerja yang dibentuk madrasah yang terdiri para wakil kepala madrasah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan biaya selanjutnya

diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan.

Kedua, Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk perlu diadakan rapat pengurus dan rapat anggota dalam

mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan dengan pengembangan

RKAM. Ketiga Sosialisasi dan legalitas, setelah RKAM dibicarakan dengan komite

madrasah selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak

pengawas, serta mengajukan usulan RKAM kepada Kanwil Kementerian Agama

untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan. Setelah RKAM mendapat

pengesahan dari pemerintah yang berwenang, selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanan manajemen pembiayaan di madrasah.

Hal serupa dengan prosedur menurut E. Mulyasa ini sudah dilakukan oleh

MAN 4 Jakarta, sebagaimana hasil wawancara dikatakan bahwa proses penyusunan RKAM melibatkan beberapa unsur, yaitu kepala madrasah, kepala Tata Usaha, unsur

pimpinan itu ada wakil-wakil madrasah, bendahara, para kepala laboratorium, lalu

komite, yang paling berpengaruh dalam menyusun RKAM ialah kepala madrasah,

Page 97: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

81

karena lebih memahami kebijakan atau regulasi, sehingga jangan sampai program-

program yang telah dibuat, terbentur dengan anggaran. Walaupun, di sinilah komite berfungsi mengakomodir program-program madrasah yang tidak bisa dibiayai oleh

APBN dan APBD. Dengan kata lain, jika ada program yang tidak bisa di alokasikan

dari APBN atau APBD, maka akan ditawarkan kepada masyarakat atau komite. Pengurus komite akan diundang oleh pihak madrasah seperti ketua, sekretaris,

bendahara, dan dewan pengawas. Selanjutnya, pengurus komite mensosialisasikan

kepada seluruh orang tua siswa tentang program-program yang memang dibutuhkan

oleh MAN 4 Jakarta dan tidak termasuk dalam APBN atau APBD, orang tua nanti yang akan mengkritisi. Di samping itu, ada temuan bahwa dalam suatu program pihak

sekolah menyusun rencana, kemudian pihak komite yang akan membantu

pendanaannya. Selanjutnya, dari hasil penelitian melalui wawancara kepada beberapa

informan diketahui bahwa pihak komite selalu dilibatkan dalam penyusunan anggaran

(RKAM) dan rapat kerja yang didalamnya memuat kriteria kinerja madrasah yang

dijabarkan dalam Laporan Hasil Rapat Kerja setiap awal tahun pelajaran. Keterlibatan ini dibuktikan dengan dokumen daftar hadir peserta Raker dan photo kegiatan yang

menunjukkan kehadiran pengurus komite, serta selalu diadakannya rapat pengurus

dengan para orang tua siswa yang dilakukan setahun sekali pada awal tahun pelajaran. Bentuk keterlibatan komite ialah, setelah disusunnya RKAM oleh pihak madrasah,

pihak madrasah menawarkan program-program yang akan dibiayai oleh komite, hal

ini akan dianalisis oleh komite berdasarkan kemampuan keuangan dan kelayakan program, barulah selanjutnya, usulan tersebut dibicarakan dalam rapat dengan para

orang tua siswa.

Di samping itu, Komite dan sekolah menyusun perencanaan program untuk

satu tahun pelajaran, yang kita kenal dengan rencana kerja atau rencana kegiatan dan anggaran madrasah (RKAM) dalam sebuah pertemuan yang dikenal dengan Rapat

Kerja (Raker). Pada saat raker akan ditentukan mana program-program yang akan

dibiayai oleh pemerintah dan mana yang akan ditawarkan ke Komite MAN 4 Jakarta dalam satu tahun. Selanjutnya, pihak komite melakukan semacam analisis untuk

menentukan kelayakan sebuah program, barulah komite mengundang para orang tua

siswa untuk membicarakan tentang perlunya dukungan mereka dalam mewujudkan berbagai program yang telah disusun oleh pihak MAN 4 dan Komite. Rapat pengurus

komite madrasah dengan pihak orang tua/wali siswa dilakukan setahun sekali. Dalam

pertemuan tersebut, akan digali berbagai masukan dan kritikan dari semua orang tua

siswa, jika ternyata sebagian besar orang tua menolak maka kegiatan dan program akan dibatalkan. Namun jika disetujui, komite akan menentukan mekanisme

pembayaran sumbangannya dengan ketentuan yang sesuai dengan aturan yang

berlaku, yaitu tidak mewajibkan semua orang tua untuk memberikan sumbangan yang besarannya sama, tidak memaksakan waktunya, serta memberikan keringanan kepada

orang tua yang kurang mampu.

Jika melihat fungsi komite dalam memberikan pertimbangan dalam kebijakan

dan program sekolah termasuk RKAM atau Rapat Kerja maka sesuai dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa pengurus komite diundang oleh pihak

madarasah dalam pertemuan-pertemuan tersebut, itu artinya komite dilibatkan.

Kehadiran komite dalam pertemuan tersebut untuk mengetahui program atau kegiatan apa yang akan dibiayai oleh pihak komite. Selanjutnya, pengurus komite

mensosialisasikan hasil pertemuan kepada seluruh orang tua siswa tentang program-

Page 98: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

82

program yang memang dibutuhkan oleh MAN 4 Jakarta dan tidak terakomodir oleh

APBN atau APBD. Rapat pengurus komite madrasah dengan pihak orang tua/wali siswa dilakukan

setahun sekali. Pengurus komite akan menggali berbagai masukan dan kritikan dari

semua orang tua siswa, jika ternyata sebagian besar orang tua menolak maka kegiatan dan program akan dibatalkan. Namun jika disetujui, komite akan menentukan

mekanisme pembayaran sumbangannya dengan ketentuan yang sesuai dengan aturan

yang berlaku. Seperti tidak mewajibkan semua orang tua untuk memberikan

sumbangan yang besarannya sama, tidak memaksakan waktunya, serta memberikan keringanan kepada orang tua yang kurang mampu. Di bawah ini disajikan data

klasifikasi siswa berdasarkan kesepakatan memberikan sumbangan komite.

Tabel 4.23 Rekap Kesepakatan Sumbangan Program Inti

Periode Juli-Desember 2018

No

Kelas

Kesepakatan

Sudah Sepakat

Belum Sepakat

Keringanan Bebas Biaya

1 X 225 73 16 9

2 XI 126 183 26 5

3 XII 98 226 17 3

Total 449 482 59 17

Persentase 44,59% 47,87% 5,86% 1,69%

Dari data tabel di atas, tampak bahwa sebagian besar siswa sudah sepakat per

Desember 2019 untuk memberikan sumbangan komite, walaupun jumlah yang belum sepakat lebih besar. Terdapat 6% siswa yang mendapat keringanan, bahkan 1,7%

dibebaskan semua biaya pendidikan. Hal ini berarti, komite MAN 4 Jakarta tidak

memaksakan sumbangan komite kepada para orang tua. Hal ini tampak pada panduan musyawarah komite dan orang tua. Dinyatakan

bahwa, sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor

2913 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Struktur Organisasi dan Pengelolaan Dana Komite Madrasah, BAB III, Bagian A, No. 4 tentang Tata Cara Pemerolehan Dana

Komite yang Bersumber dari Masyarakat, diatur sebagai berikut: (1) Komite

Madrasah melaksanakan musyawarah dengan orang tua/wali murid untuk membahas

kegiatan yang tidak dianggarkan dalam APBD/APBN; (2) Komite Madrasah menyusun dan menetapkan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan madrasah

yang tidak dianggarkan dalam APBD/APBN.

Mengacu pada peraturan di atas, Komite MAN 4 mengajukan rancangan program dan rencana biaya tahun ajaran 2018-2019. Rencana program ini telah

dibahas dalam rapat koordinasi antara pengurus Komite dengan Pimpinan Madrasah

beberapa waktu lalu. Ada tiga program yang ditawarkan kepada pihak komite, yaitu program wajib, program inti, dan program pembangunan masjid serta pembebasan

lahan. Ketiga program tersebut telah dijelaskan tentang besaran sumbangan, pilihan

persentase bagi setiap orang tua, hingga teknis pembayaran sumbangan.

Artinya, fungsi komite dalam memberikan pertimbangan terhadap kebijakan dan program sekolah telah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dari teori yang

dipaparkan oleh Mulyasa tentang proses pengembangan RKAM dan menurut

Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa fungsi

Page 99: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

83

komite adalah memberi pertimbangan dalam kebijakan dan program sekolah; RKAM;

kriteria kinerja sekolah, kriteria fasilitas pendidikan; dan kriteria kerja sama dengan pihak lain. Maka dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 4.24 Keterlibatan Komite dalam Perencanaan di MAN 4 Jakarta

No Komponen Kegiatan

1 Pertimbangan dalam

kebijakan dan program sekolah

Ikut memberikan pertimbangan dengan

dilibatkannya pengurus komite dalam menentukan program inti, program wajib dan

pembangunan masjid. Namun, belum optimal

dalam program study tour

2 RKAM Ikut menghadiri rapat kerja tahunan dan menentukan besaran sumbangan yang

dibebankan kepada orang tua.

3 Kriteria kinerja sekolah -

4 Kriteria fasilitas pendidikan

Ikut menentukan kondisi fasilitas di kelas yang dilengkapai dengan pendingin ruangan dan

proyektor.

5 Kriteria kerja sama

dengan pihak lain

Mengetahui adanya pihak-pihak yang bekerja

sama dengan madrasah. Misalnya pelatih ekskul yang dibiayai oleh komite.

Walaupun keterlibatan komite dalam perencanaan pembiayaan di MAN 4 Jakarta sudah berjalan dengan baik dan tidak menyalahi aturan, namun masih belum

maksimal. Hal ini tercermin dari pengakuan orang tua siswa bahwa selain dari ketiga

program yang telah dibahas dalam rapat komite dan orang tua, ternyata masih ada

kegiatan yang tidak masuk dalam pembahasan rapat komite dan orang tua yaitu kegiatan study tour ke luar kota. Bahkan, orang tua mengeluhkan tentang jarak antara

waktu sosialisasi dan kegiatan yang terlampau singkat yaitu sekitar satu hingga dua

bulan, sehingga orang tua merasa kurang siap dalam hal pendanaan. Jadi, hal ini membuktikan bahwa komite di MAN 4 Jakarta lebih cenderung menyetujui setiap

program madrasah tanpa mengkaji lebih dalam tentang kemampuan dan keinginan

orang tua. Hal ini senada dengan temuan dari penelitian Novianty (2017: 60), there were impression that School Committee only defended the school and being less

helpful to the parents because it always supports the policies of the school.

2. Fungsi Komite dalam Pelaksanaan Pembiayaan

Fungsi komite dalam tahap pelaksanaan pembiayaan menurut Permendikbud

Nomor 75 Tahun 2016 pasal 3 dinyatakan bahwa komite bertugas menggalang dana

dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia industri maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya

kreatif dan inovatif, serta melaporkan hasil penggalangan dana dan alokasinya.

Kegiatan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya oleh pihak

komite MAN 4 Jakarta dilakukan setelah komite dan orang tua melakukan pertemuan untuk membahas kegiatan yang akan diselenggarakan dan dibiayai dari dana komite.

Pertemuan itu melahirkan ketentuan besaran sumbangan yang akan didukung oleh

para orang tua. Adapun program atau kegiatan yang menjadi tanggungan komite dapat

Page 100: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

84

dilihat dari tiga tabel yang mewakili tiga program di komite yaitu program wajib,

program inti, dan sumbangan pembebasan lahan dan penyelesaian pembangunan masjid.

Tabel 4.25

Rincian Program Wajib di MAN 4 Jakarta Periode 2018/2019 No Uraian Harga Satuan Jumlah Biaya

per Bulan per Tahun

1 Makan pagi & makan siang

1.1 Makan pagi & makan siang 1 bln x 20 hari x Rp 16.000 Rp 320.000 Rp 3.200.000

2 Kegiatan Pengayaan

2.1 Pelatihan dan Ujian TOEFL Rp 250.000

2.2 Pelatihan dan Ujian TOAFL Rp 200.000

2.3 Kegiatan Uji Keterampilan hidup siswa dengan metode Outdoor Rp 300.000

Jumlah per Tahun Rp 3.950.000

Jumlah per Bulan Rp 329.167 *) Makan pagi dan siang hanya dibayar sesuai hari efektif sekolah

Tabel 4.26

Rincian Program Inti Kelas XII Periode 2018/2019

No

Program

Sumbangan

Kelas XII

Sumbangan

per Siswa

340 siswa 1 1.1. Kegiatan Pengelolaan Proses Pembelajaran

1.1.1 Peningkatan mutu madrasah Rp 17.473.233 Rp 51.392

1.2. Program Kesiswaan

1.2.1. Mengikuti Kompetensi Sains Madrasah (KSM), kegiatan non akademik/perjalanan

Rp 4.344.283

Rp 12.777

1.2.2. Mengkuti lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Rp 29.486.081 Rp 86.724

1.2.3. Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Bahasa Rp 1.510.707 Rp 4.443

1.2.4. Penyelenggaraan Pesantren kilat Rp 1.510.707 Rp 4.443

1.2.5. Kepanitiaan (PHBI, PHBN, dan hari penting lainnya

Rp 54.603.854 Rp 160.600

2 Pengembangan Standar Kompetensi Siswa

2.1. Pelaksanaan Simulasi UNBK Tk. Provinsi Rp 13.950.000 Rp 41.029

2.2. Pelaksanaan Uji Coba UAMBN Rp 9.300.000 Rp 27.353

2.3. Pelaksanaan Ujian Sekolah (USBN) RP 7.350.000 Rp 21.618

2.4. Standar ISO 9001:2015 Rp 9.635.760 Rp 28.340

3 Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

3.1. Achievement Training Rp 224.421.842 Rp 660.064

4 Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana

4.1. Pengadaan alat kantor/inventaris sekolah Rp 192.292.934 Rp 565.567

5 Pengembangan Standar Penilaian

5.1. Penilaian Akhir Semester (Daring) Rp 19.903.640 Rp 58.540

5.2. Penilaian Akhir Tahun (Daring) Rp 17.370.450 Rp 51.090

6 Pengelolaan UKS dan Bantuan Honor Guru dan Staf Rp 180.942.184 Rp 532.183

Jumlah per Tahun Rp 784.095.675 Rp 2.306.164

Rata-rata per siswa per bulan Rp 192.180

Page 101: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

85

Tabel 4.27

Rincian Program Pembangunan Masjid dan Pembebasan Lahan Periode 2018/2019

No Uraian Biaya yang

Dibutuhkan

Jumlah

Siswa

Rata-rata per

Siswa

Ket

1 Pembebasan lahan

madrasah

Rp 350.000.000 934 Rp 374.732 Sukarela

2 Penyelesaian

pembangunan masjid

Rp 1.000.000.000 934 Rp 1.070.664 Sukarela

Dari ketiga program di atas, diperoleh jumlah sumbangan sekitar tujuh jutaan

per siswa per tahun. Jumlah sumbangan ini tidak dibebankan sama kepada semua siswa, namun diberikan keringanan kepada orang tua yang kurang mampu. Adapun

pemberian keringanan tersebut berdasarkan persentase sebagai berikut.

Tabel 4.28

Jumlah Sumbangan Wajib dan Inti Per Siswa

No

Alternatif

Jumlah Sumbangan Siswa

Tahun Pelajaran 2017/2018 Tahun Pelajaran 2018/2019

Per Tahun Per Bulan Per Tahun Per Bulan

1 100% Rp 6.362.550 Rp 530.213 Rp 5.956.164 Rp 496.347

2 90% Rp 5.726.295 Rp 477.191 Rp 5.360.548 Rp 446.712

3 80% Rp 5.090.040 Rp 424.170 Rp 4.764.931 Rp 397.078

dst

Hal ini terlihat dari alternatif persentase yang ditawarkan oleh pihak komite

mulai dari 100%, 90%, 80% dan seterusnya, bahkan ada yang dibebaskan hingga

100%. Di samping itu, pihak komite tidak menentukan batas waktu pembayaran. Bagi

siswa yang memiliki Kartu Jakarta Pintar/ Kartu Indonesia Pintar atau dari keluarga Program Keluarga Harapan mereka dibebaskan dari sumbangan komite. Sedangkan

orang tua yang tidak memiliki kartu apapun, namun tidak sanggup membayar

sumbangan komite, maka mereka boleh mengajukan permohonan keringanan atau bebas sumbangan dengan menyerahkan surat pernyataan tidak mampu tanpa

mengetahui pihak RT/RW setempat atau materai. Hal ini membuktikan bahwa,

komite MAN 4 Jakarta tidak membebankan orang tua yang tidak mampu untuk memberikan sumbangan komite, walaupun sumbangan itu merupakan program wajib

berupa makan pagi dan makan siang.

Penjelasan di atas membuktikan bahwa Komite MAN 4 Jakarta tidak

melanggar larangan penggunaan dana pendidikan untuk hal-hal sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2016 pasal 62C

menyatakan bahwa pembiayaan madrasah yang bersumber dari masyarakat

sebagaimana dalam pasal 62 ayat (1) huruf d tidak boleh atau dilarang: (a) dibebankan kepada peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara

finansial; (b) digunakan untuk pembiayaan penerimaan peserta didik, penilaian hasil

belajar peserta didik, dan/atau persyaratan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan/atau (c) digunakan untuk kesejahteraan anggota komite satuan

pendidikan atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan baik

langsung maupun tidak langsung.

Jika dikaitkan dengan ketentuan tentang perbedaan antara sumbangan atau bantuan dan pungutan, maka komite MAN 4 Jakarta tidak melakukan pungutan

Page 102: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

86

melainkan sumbangan. Artinya hal ini sesuai dengan aturan. Menurut Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa bantuan pendidikan ialah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh

pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/

walinya, dengan syarat yang disepakati para pihak. Selanjutnya pasal 1 ayat (5) menyatakan bahwa sumbangan pendidikan adalah pemberian berupa

uang/barang/jasa oleh peserta didik atau orang tua/ walinya, baik perseorangan

maupun bersama-sama, masyarakat atau lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat

satuan pendidikan. Bantuan dan sumbangan pendidikan merupakan sumber keuangan yang

dibenarkan oleh aturan untuk dikelola oleh pihak komite sekolah/madrasah negeri

atau yang dikelola oleh pemerintah. Adapun pungutan pendidikan tidak dibenarkan. Berdasarkan pasal 1 ayat (4) menyebutkan bahwa pungutan pendidikan adalah

penarikan uang oleh sekolah kepada peserta didik, orang tua/walinya yang bersifat

wajib, mengikat, serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan.

Pelarangan pungutan pendidikan secara tegas dilarang menurut Permendikbud RI Nomor 44 Tahun 2012 pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar

yang diselenggarakan oleh pemerintah, dan/atau pemerintah daerah dilarang

memungut biaya satuan pendidikan. Ditambah dengan hasil observasi maka ditemukan bahwa komite MAN 4

Jakarta telah mematuhi aturan tersebut, terbukti bahwa yang ditawarkan kepada pihak

orang tua berbentuk sumbangan bukan pungutan. hasil wawancara juga menyebutkan bahwa Pihak MAN 4 Jakarta sudah memahami perbedaan mendasar antara pungutan

dan sumbangan. Pungutan ialah ditetapkan secara sepihak, ditentukan jumlah

uangnya, dibayarkan dalam waktu yang sudah ditetapkan, dan diberlakukan sama

kepada semua siswa. Sedangkan sumbangan adalah tidak ditentukan waktu bayarnya, dibayar sesuai dengan kemampuan masing-masing, kemudian tidak sama setiap

orang.

Dilihat dari beberapa aturan di atas, maka MAN 4 Jakarta sudah melakukan suatu usaha yang sesuai dengan aturan. Selanjutnya, berkenaan dana BOS yang

diterima oleh madrasah, berdasarkan Petunjuk Teknis BOS pada Madrasah (2018: 2-

3), tujuan BOS secara umum adalah untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan yang bermutu. Secara khusus BOS bertujuan:

4) Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin di tingkat

pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun madrsah swasta;

5) Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri, MTs negeri, dan MA negeri; dan

6) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta.

Hal ini juga dijelaskan oleh pihak madrasah dan komite, di mana menurut mereka pembebasan biaya operasional bagi seluruh madrasah negeri dari jenjang

madrasah ibtidaiyyah hingga madrasah aliyah itu berlaku secara umum di semua

madrasah yang memiliki layanan pendidikan setaraf standar pendidikan minimal.

Namun, ketika madrasah telah memberikan layanan pendidikan yang melampai standar pendidikan yang ada baik dari fasilitas sarana maupun prasarana maupun

program-program pendidikan, maka hal tersebut tentu memerlukan dana tambahan

yang bisa melibatkan dukungan orang tua melalui komite madrasah. Kemudian informan menambahkan bahwa kebanyakan permasalahan

munculnya pungutan liar (pungli) di sekolah, biasanya pihak sekolah dan komite

Page 103: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

87

kurang memahami aturan yang berlaku. Padahal Undang-undang sudah mengatur,

pengurus komite dilarang mengambil keuntungan yang sifatnya pribadi atau pun kelompok. Pihak madrasah dan komite di MAN 4 Jakarta sudah memahami berbagai

aturan tersebut. Bukti lain yang dapat menjadi acuan ialah edaran yang dikeluarkan

oleh komite untuk para orang tua/wali siswa (halaman 69) yang berjudul surat pernyataan kesediaan sumbangan, di mana pilihan nominal besarannya disesuaikan

dengan kesanggupan masing-masing orang tua.

Walaupun orang tua sudah menyatakan kesediaannya dalam bentuk

penandatanganan surat pernyataan kesediaan sumbangan, komite tidak akan memaksakan jika mereka belum membayar hingga sampai berakhirnya tahun ajaran.

Hal ini juga dapat dilihat dari jumlah tunggakan orang tua yang sudah berkomitmen

atau sudah menyatakan kesediaan memberikan sumbangannya pada awal tahun ajaran 2018/2019 yang lalu sebesar Rp 960.676.559,00.

Selanjutnya, menurut Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dalam pasal 11

ayat (1) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dalam bentuk

bantuan/atau sumbangan tidak boleh bersumber dari: a) perusahaan rokok dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan dan/atau warna yang

dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan rokok; b) perusahaan minuman

beralkohol dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan, dan/atau warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan minuman

beralkohol, dan/atau partai politik. (2) Pembiayaan operasional komite sekolah

digunakan untuk kebutuhan administrasi/alat tulis kantor, konsumsi rapat pengurus, transportasi dalam rangka melaksanakan tugas, dan/atau kegiatan lain yang disepakati

oleh Komite Sekolah dan Satuan Pendidikan.

Komite MAN 4 Jakarta tidak pernah menggalang dana dari perusahaan rokok

dan perusahaan minuman beralkohol. Hal ini tampak dari laporan keuangan komite. Kerjasama komite dengan dunia usaha hanya dengan koperasi MAN 4 Jakarta. Dari

sisi lain hal ini dianggap belum maksimal, karena menurut aturan tentang peran

masyarakat di dalam pembiayaan pendidikan diatur bahwa salah satu peran komite itu adalah menghimpun dana masyarakat, yang dimaksud dengan menghimpun dana

masyarakat tidak terbatas hanya pada orang tua, tapi juga kepada dunia usaha, dunia

industri. Namun, komite di MAN 4 belum bergerak sampai ke arah itu. Mereka memperoleh dana sebatas dari pihak orang tua siswa dalam bentuk sumbangan untuk

program-program yang sudah disepakati untuk dibebankan kepada orang tua. Kerja

sama dengan dunia usaha hanya sebatas menjalin hubungan dengan pihak koperasi

MAN 4 yang membantu memasarkan seragam siswa dengan sistem bagi hasil. Selain itu, pihak koperasi biasanya memberikan pinjaman kepada komite jika dana

sumbangan dari orang tua yang sudah berkomitmen untuk memberikan sumbangan

belum terkumpul, namun program sudah harus dijalankan. Hal ini yang menyebabkan munculnya hutang komite kepada pihak koperasi sebesar Rp 323.512.373,- yang

tampak pada laporan keuangan komite periode 2017/2018.

Selain itu, dalam prosesnya menggalang dana, MAN 4 Jakarta juga tidak

melakukan hal-hal sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 12 tentang larangan bagi komite sekolah menyatakan bahwa komite

sekolah baik perorangan maupun kolektif dilarang: a) menjual buku pelajaran, bahan

ajar, atau bahan pakaian seragam di sekolah; b) melakukan pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya; c) mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta

didik secara langsung atau tidak langsung; d) mencederai integritas seleksi

Page 104: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

88

penerimaan peserta didik baru secara langsung atau tidak langsung; e) melaksanakan

kegiatan lain yang mencederai integritas sekolah secara langsung atau tidak langsung; f) mengambil atau menyiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan

kedudukan, tugas dan fungsi komite sekolah; g) memanfaatkan aset sekolah untuk

kepentingan pribadi/kelompok; h) melakukan kegiatan politik praktis di sekolah; dan/atau i) mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan, tugas, dan

fungsi komite sekolah. Hal ini menurut pengakuan orang tua siswa yang tidak pernah

mengalami hal-hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa pihak komite tidak melakukan salah satu dari hal-hal yang sebagaimana disebutkan oleh Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 pasal 12 tentang larangan bagi

komite sekolah tersebut. Itu artinya pihak komite MAN 4 Jakarta dalam usahanya menghimpun dana masyarakat tidak melanggar larangan yang telah ditentukan

walaupun pihak komite masih melakukannya sebatas pada orang tua siswa.

Tahap pelaksanaan fungsi komite dalam pembiayaan selain menggalang dana

juga menyusun laporan yang disampaikan kepada orang tua selaku donatur. Hal ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2913 Tahun 2015

tentang Petunjuk teknis struktur organisasi dan pengelolaan dana komite madrasah,

dinyatakan bahwa: (1) Pengawasan dilakukan oleh intern komite madrasah; (2) Apabila terjadi permasalahan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban dana komite

madrasah, maka pihak madrasah dapat melakukan mediasi dalam rangka

penyelesaian masalah. Pada nomor dua jelas menyatakan bahwa pihak komite harus menyusun laporan dan pertanggungjawaban dana komite yang dihimpun dari

masyarakat termasuk dari orang tua.

Menurut Manahan Tampubolon (2015: 234), Kepala sekolah wajib

menyampaikan laporan keuangan kepada pihak penyedia dana pendidikan. Jika dana diperoleh dari para orang tua siswa maka pertanggungjawabannya ditujukan kepada

para orang tua siswa. Hal ini telah dilakukan komite dengan baik dalam upaya

membantu madrasah menyiapkan laporan keuangan berkala yang telah di sahkan oleh kepala madrasah dan disampaikan kepada orang tua dalam rapat komite.

Administrasi pengelolaan keuangan komite MAN 4 Jakarta sudah ada laporan

keuangan mulai dari laporan harian, bulanan, hingga tahunan yang dilaporkan secara transparan dan telah disepakati oleh pihak komite dan madrasah. Laporan keuangan

komite juga mencantumkan besaran dana yang diperoleh serta alokasi dana-dana

tersebut dalam mendukung pembiayaan di MAN 4 Jakarta. Untuk lebih jelas dapat

dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.29

Laporan Keuangan Komite MAN 4 Jakarta Periode 2017/2018

A Pemasukan Jumlah

1 Sumbangan siswa Rp 2.524.635.653

2 Usaha lain-lain komite Rp 168.000.000

Jumlah Pemasukan Rp 2.692.635.653

B Pengeluaran Jumlah

1 Program kegiatan siswa dan guru Rp 1.385.147.676

2 Sarana dan prasarana belajar Rp 457.276.350

3 Gaji karyawan dan guru non-PNS Rp 408.340.000

4 Honor narasumber dan pembina ekskul Rp 229.654.000

Page 105: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

89

5 THR karyawan, guru non PNS, narasumber, pembina

ekskul, dll

Rp 199.700.000

6 Pembayaran hutang ke koperasi Rp 120.000.000

7 Transport operasional madrasah Rp 77.582.000

8 Operasional komite & rapat dengan orang tua Rp 50.500.000

9 Perawatan kendaraan Rp 35.468.000

10 Konsumsi tamu dan karyawan Rp 31.250.000

11 Perpustakaan Rp 15.930.000

12 Donasi dan sumbangan sosial Rp 5.300.000

Jumlah Pengeluaran Rp 3.016.148.026

Saldo (Rp 323.512.373)

C Hutang ke Koperasi

1 Sisa hutang lama (tahun sebelumnya) Rp 80.000.000

2 Hutang baru Rp 323.530.500

Jumlah hutang Rp 403.530.500

D Persediaan Dana Tunai dan Piutang

1 Persediaan dana tunai

- Cash in Hand Rp 7.000.000

- Simpanan di koperasi Rp 879.707

- Deposit di koperasi Rp 15.600.000

- Simpanan di Bank Syariah Mandiri Rp 14.884.000

Jumlah Dana Tunai dan Tabungan Rp 38.363.707

2 Piutang Lancar

- Kasbon Karyawan dan Guru Honorer Rp 20.600.000

- Talangan pembelian sarpras kelas baru Rp 170.000.000

Jumlah Piutang Lancar Rp 190.600.000

3 Sisa Sumbangan Orang Tua

- Kelas X yang naik kelas XI yang belum dibayarkan Rp 390.212.945

- Kelas XI yang naik kelas XII yang belum dibayarkan Rp 370.574.336

- Kelas XII yang sudah lulus dan belum dibayarkan Rp 199.889.278

Jumlah Piutang Tidak Lancar Rp 960.676.559

Jumlah Persediaan Dana Tunai dan Piutang Rp 1.189.640.266

E Aset/Kekayaan/Sisa Anggaran

1 Jumlah hutang (Hutang lama dan baru) Rp 403.530.500

2 Aset yang dimiliki

- Persediaan dana tunai dan tabungan Rp 38.363.707

- Piutang lancar Rp 190.600.000

Jumlah Aset yang dimiliki Rp 228.963.707

Jumlah aset dikurangi dengan Jumlah hutang (Rp 174.566.793)

Piutang tidak lancar (Tunggakan orang tua) Rp 960.676.559

Jumlah aset komite, jika semua piutang dapat tertagih Rp 786.109.766

Penerimaan dana Komite MAN 4 Jakarta berasal dari dua sumber yaitu sumbangan orang tua dan usaha lain dari komite seperti bagi hasil usaha dari koperasi,

Page 106: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

90

dari bank dan pihak lainnya. Total penerimaan komite sebesar Rp 2.692.635.653,00.

Sedangkan sisi pengeluaran terdiri dari 12 pos pengeluaran dengan total sebesar Rp3.016.148.026,00. Adapun total penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya maka

saldo komite menjadi minus atau defisit sebesar Rp 323.512.373,00.

Untuk menutupi kekurangan saldonya, Komite mengajukan pinjaman baru ke koperasi MAN 4 Jakarta, di samping masih ada hutang sebelumnya yang berjumlah

Rp 80.000.000,00, sehingga jumlah hutang komite di koperasi menjadi

Rp403.530.500,00. Keputusan mengajukan hutang ini didasari pada pertimbangan

bahwa, pertama agar program-program prioritas madrasah dapat tetap berjalan. Kedua, komite masih memiliki aset berupa dana tunai sejumlah Rp 38.363.707,00,

piutang lancar berjumlah Rp190.600.000,00 dan piutang tidak lancar mencapai Rp

960.676.559,00, yang jika ditotalkan akan berjumlah Rp1.189.640.266,00. Jumlah ini sudah melebihi jumlah hutang komite di koperasi.

Piutang lancar maksudnya dana komite yang masih dipinjam oleh karyawan

dan guru honorer sebagai kasbon dan talangan pembelian sarana dan prasarana untuk

kelas/angkatan baru. Hal ini kemungkinan besar akan segera dibayarkan oleh pihak yang meminjam tersebut, makanya dinamakan piutang lancar. Sedangkan Piutang

tidak lancar ialah sisa sumbangan orang tua berdasarkan kesepakatan yang ada,

namun kemungkinan pembayarannya akan tertunda atau dialihkan sebagai sumbangan pembangunan masjid. Jumlah kedua piutang ini sangat besar jika

digunakan untuk membiayai program-program di MAN 4 Jakarta. Jika hal ini tidak

diselesaikan dengan baik, maka lama-kelamaan akan terjadi penurunan kesadaran sebagian orang tua yang sudah berusaha memenuhi komitmen sumbangannya karena

mereka akan merasa adanya ketidakadilan dalam mengelola sumbangan komite yang

harusnya lebih inovatif. Padahal hampir semua orang tua sudah sepakat untuk

memberikan sumbangan, namun tanpa konfirmasi ulang mereka mengabaikan komitmen tersebut.

Total hutang komite sejumlah Rp 403.530.500,00 jika ditutup dengan jumlah

asetnya yang masih mengendap sejumlah Rp1.189.640.266,00. Maka justru akan terjadi surplus sebesar Rp 786.109.766,00. Jadi masih ada tugas besar pihak komite

dan madrasah untuk berusaha menarik dana tersebut agar kegiatan dan program di

MAN 4 Jakarta bisa berjalan dengan lebih baik lagi. Namun ternyata dalam rapat koordinasi dan penyampaian laporan keuangan komite dengan pihak madrasah pada

hari Senin tanggal 23 Juli 2018, diputuskan bahwa sisa sumbangan orang tua yang

berjumlah Rp 960.676.559,00 akan diusulkan kepada orang tua dengan ketentuan

sebagai berikut: (1) agar tetap dibayarkan namun dana tersebut akan digunakan sepenuhnya untuk penyelesaian pembangunan masjid di MAN 4 Jakarta; (2) besaran

pembayaran sisa sumbangan diserahkan sepenuhnya kepada orang tua dan diubah

menjadi infaq pembangunan masjid; dan (3) pembayaran sisa sumbangan dapat berupa uang tunai atau dalam bentuk meterial pembangunan.

Dari tiga keputusan tersebut ada beberapa hal yang dapat ditemukan yaitu

pertama, pihak MAN 4 Jakarta sangat memahami dan mengikuti aturan pemerintah

tentang bagaimana seharusnya menarik sumbangan komite yang tidak membebani para orang tua, dan bertindak dengan sangat moderat. Kedua, sebenarnya pihak MAN

4 Jakarta tidak terlalu terpengaruh dengan sumbangan dari pihak orang tua yang

dikelola oleh komite. Karena terjadinya keterlambatan sumbangan yang berjumlah hampir satu milyar saja tidak membuat terhambatnya sebagian besar program atau

kegiatan di MAN 4 Jakarta. Ketiga, tunggakan tersebut membuktikan kurangnya

Page 107: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

91

kesadaran orang tua untuk merealisasikan komitmen yang telah mereka sepakati. Hal

ini juga dapat dilihat dari perbandingan jumlah dana yang dikelola oleh pihak MAN 4 Jakarta dengan jumlah dana yang ada di komite, maka kita dapat melihat dari tabel-

tabel berikut.

Tabel 4.30 Realisasi Anggaran APBN dari Kementerian Agama

Tahun Anggaran 2017

No Jenis Anggaran Pagu Realisasi Persentase

Realisasi

1 Belanja pegawai Rp 10.464.140.000 Rp 10.423.292.189 99,61%

2 Belanja barang Rp 2.170.953.000 Rp 1.689.524.910 77,82%

3 Belanja modal Rp 2.410.397.000 Rp 2.408.939.000 99,94%

4 Belanja BOS Rp 1.198.800.000 Rp 1.059.086.600 88,35%

Total Rp 15.045.490.000 Rp 14.521.756.099 96,52%

Tabel 4.31

Realisasi Anggaran APBD dari Pemda Jakarta Selatan

Tahun Anggaran 2017

No Jenis Anggaran Pagu Realisasi Persentase

Realisasi

1 BOP Rp 4.804.800.000 Rp 4.520.920.565 94%

Dari dua tabel di atas, jika dibandingkan dengan dana komite yang berhasil

terhimpun, maka antara dana pemerintah dan masyarakat yang ada di MAN 4 Jakarta

akan tampak sebagai berikut.

Tabel 4.32

Perbandingan Dana APBN, APBD, dan Dana Komite MAN 4 Jakarta Tahun Anggaran 2017

No Jenis Anggaran Jumlah Realisasi Persentase Realisasi

1 APBN Rp 14.521.756.099,- 65,83%

2 APBD Rp 4.520.920.565,- 20,50%

3 Dana Komite Rp 3.016.148.026,- 13,67%

Jumlah Rp 22.058.824.690,- 100%

Total dana yang dikelola oleh komite mencapai Rp 3.016.148.026,- jumlah ini

hanya 13,67% jika dibandingkan dengan realisasi APBN dan APBD di MAN 4 Jakarta. Artinya 13,67% dana yang bersumber dari komite. Jumlah tersebut masih

relatif kecil jika dibandingkan dengan realisasi program-program yang menuntut

biaya sangat besar. Namun, jika dihitung dengan angka rata-rata. Jika jumlah sumbangan per siswa

setiap tahun berjumlah Rp 6.000.000,00 dikalikan dengan jumlah siswa sekitar 1.000

orang, maka sumbangan komite yang diperoleh bisa mencapai enam milyar. Jadi,

jumlah yang terkumpul berjumlah Rp 2.524.635.653,00 sebenarnya masih jauh dari kondisi penerimaan seharusnya. Hal ini tentu disebabkan oleh kondisi ekonomi orang

tua yang berbeda-beda, dan juga karena kurangnya kesadaran orang tua siswa yang

sebenarnya mereka mampu memberikan sumbangan untuk mendukung pendidikan anak-anaknya. Hal ini dapat dilihat dari tunggakan para orang tua yang sudah

Page 108: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

92

membuat komitmen untuk memberikan sumbangan, namun masih belum melakukan

pembayaran hingga akhir tahun pelajaran sebanyak Rp 960.676.559,00. Kemudian, dari tabel 4.31 dan 4.32 tampak bahwa realisasi dana APBN dan

APBD tidak mencapai seratus persen dari pagu. Jika dirupiahkan maka jumlah dana

yang dikembalikan ke pemerintah yaitu dari APBN sebesar Rp 523.733.901,00 dan dari APBD sebesar Rp283.879.435,00, sehingga total dana yang dikembalikan oleh

MAN 4 Jakarta pada tahun anggaran 2017 sebesar Rp 807.613.336,00. Hal ini

dibenarkan oleh pihak madrasah dengan alasan bahwa penyusunan rencana anggaran

di awal tahun tidak bisa sama persis dengan realisasi pada saat pelaksanaan program atau kegiatan. Padahal jika disusun perencanaan yang lebih tepat, maka dengan

kelebihan dana sekitar delapan ratusan juta tersebut, pihak madrasah bisa

mengimbangi kekurangan dana di komite yang justru mengalami defisit sekitar tiga ratusan juta rupiah.

3. Fungsi Komite dalam Pengawasan

Fungsi komite dalam tahap pengawasan ialah mengawasi pelayanan pendidikan

di madrasah sesuai dengan ketentuan, serta menindaklanjuti kritik dan saran atau

aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat. Sebelum membahas lebih

jauh tentang fungsi komite dalam manajemen pembiayaan. Penulis akan memaparkan

beberapa pendapat tentang pengawasan.

Pengawasan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki

kewenangan untuk melakukan pengawasan dengan cara memantau kinerja,

membandingkan antara hasil dengan rencana, dan seberapa efektif dan efisien proses

mencapai tujuan hingga mengambil tindakan korektif sesuai kebutuhan. Sedangkan

menurut Petunjuk Teknis BOS (2018: 41), kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang

bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan

penyalahgunaan wewenang, kebocoran, dan pemborosan keuangan negara, pungutan

liar dan bentuk penyelewengan lainnya.

Menurut Manahan Tampubolon (2015: 234), Kepala sekolah wajib

menyampaikan laporan keuangan kepada pihak penyedia dana pendidikan. Jika dana

diperoleh dari para orang tua siswa maka pertanggungjawabannya ditujukan kepada

para orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka

akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

Sedangkan fungsi komite dalam pengawasan pada penelitian ini hanya sebatas

mengawasi pelayanan pendidikan di madrasah sesuai dengan ketentuan, serta

menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan

masyarakat. Karena komite tidak memiliki wewenang untuk mengawasi keuangan

atau pembiayaan madrasah yang dananya bersumber dari pemerintah.

Layanan pendidikan di MAN 4 sudah memadai, hal ini dibuktikan dengan status

akreditasi dan layanan pendidikan yang bersertifikat ISO. Berdasarkan hasil observasi

juga tampak pada kondisi sarana dan prasarana yang sangat menunjang, program-

program berjalan dengan baik, bahkan sedang dibangun kolam renang dan lapangan

olahraga. Program boarding juga berjalan, walaupun saat ini tinggal satu kelas putra

dan satu kelas putri di kelas XII. Ada juga program kelas unggulan semacam kelas

akselerasi yang baru dirintis di tahun ini sebagai upaya mempersiapkan siswa-siswi

berprestasi dalam berbagai perlombaan akademik maupun non akademik. Kemudian,

Page 109: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

93

terdapat juga kelas Cambridge juga di MAN 4 Jakarta sudah terkenal baik di DKI

maupun nasional dengan prestasinya di berbagai macam perlombaan.

Kondisi ini tidak lepas dari sejarah MAN 4 Jakarta, yaitu pada tahun 1998 MAN

4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI

sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada

tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional (MSN), sesuai

dengan perkembangan dunia pendidikan serta Undang-Undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai

Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

Hal ini juga dibenarkan oleh para guru di MAN 4 Jakarta. Mereka menyadari

sepenuhnya akan keadaan MAN 4, sehingga menyebabkan para guru dan tenaga

kependidikan memiliki tuntutan kerja yang lebih tinggi dari seharusnya. Tugas

tambahan yang lumayan banyak bisa menyebabkan meningkat pula biaya operasional

yang memerlukan dukungan oleh para orang tua, agar ketercapaian mutu pendidikan

yang melampaui standar nasional bisa terwujud dengan seimbang.

Kondisi layanan pendidikan yang sudah memadai ini, memperkecil atau

meringankan fungsi komite dalam mengawasi layanan pendidikan di MAN 4 Jakarta.

Karena, dari hasil wawancara kepada beberapa siswa dan orang tua mengatakan

bahwa mereka sudah puas dengan layanan pendidikan yang telah diperoleh. Selama

ini pihak komite sebatas menerima berbagai masukan dari para orang tua dan

memberikan tindak lanjut dalam hal pembiayaan. Hal ini terbukti dengan

diberikannya keringanan bagi yang membutuhkan atau yang berasal dari keluarga

tidak mampu. Bahkan surat pernyataan tidak mampu tanpa mengetahui RT/RW bisa

diberlakukan.

Di samping itu, wali kelas sebagai perwakilan siswa biasanya membantu

menyampaikan keluhan atau masukan kepada komite berkenaan sarana di kelas,

misalnya pendingin ruangan yang rusak sehingga perlu diperbaiki atau diganti, dengan

memperhatikan kondisi keuangan di komite, permohonan tersebut terkadang

dipenuhi. Penyampaian keluhan dan saran dari orang tua biasanya juga disampaikan

melalui wali kelas masing-masing melalui media sosial, karena setiap kelas memiliki

grup media sosial yang menjadi sarana komunikasi, wali kelas merupakan jembatan

antara orang tua dengan pihak madrasah atau pihak komite.

Ditinjau dari aturan yang berlaku, fungsi komite dalam pengawasan adalah

menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan

masyarakat. Jadi, seharusnya komite hanya melayani keluhan yang bersumber dari

ketiga unsur tersebut. Namun, peran wali kelas di sini hanyalah sebagai penyambung

pesan dari peserta didik ataupun dari orang tua. Mengingat kondisi para orang tua yang

jarang hadir di madrasah atau peserta didik yang belum berani menyampaikan

keluhannya secara langsung ke komite sehingga mereka memerlukan bantuan wali

kelasnya sebagai perantara. Keengganan peserta didik dan orang tua menyampaikan

keluhannya langsung kepada pihak komite dapat disebabkan kurangnya sosialisasi

tentang fungsi komite dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Hal ini senada

dengan penelitian Novianty (2017: 61), almost the entire board of the school

committee that followed the focus group is not aware of any function of the school

Page 110: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

94

committee to control in the educational unit.

Walaupun kondisi layanan pendidikan di MAN 4 Jakarta telah memadai, tapi

dari hasil wawancara menyebutkan beberapa hal yang menjadi keluhan yang belum

disampaikan siswa kepada pihak madrasah atau komite. Keluhan tersebut antara lain

ialah peminatan jurusan bahasa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, menu

sarapan dan makan siang yang tidak cocok dengan selera para siswa, program asrama

yang terlalu padat sehingga kurang waktu untuk belajar sendiri sedangkan tugas

sekolah juga sudah banyak, Biaya asrama Rp 2.500.000 per bulan untuk kelas XII

dianggap kurang relevan dengan adanya pengurangan program yaitu olahraga di Hari

Sabtu dan jalan-jalan ke luar madrasah.

Ada juga petugas asrama juga sering mengeluh tentang honor yang belum

dibayarkan, padahal siswa merasa sudah melunasi iurannya. Serta sebagian siswa juga

mengeluhkan kondisi kantin sekolah yang kurang lengkap. Ada juga pihak guru yang

menyatakan bahwa kadang-kadang untuk pelaksanaan kegiatan di luar jam mengajar

yang seharusnya ada insentif tambahan namun mengalami keterlambatan pencairan,

hal itu dikarenakan sumbangan komite dari orang tua yang belum terealisasikan.

Menurut narasumber, diantara keluhan-keluhan tersebut ada sebagian yang sudah

disampaikan kepada pihak madrasah, namun belum dilakukan tindak lanjut

sebagaimana mestinya.

Jadi, fungsi pengawasan yang dilakukan komite dalam mengawasi pelayanan

pendidikan dan menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari peserta didik, orang

tua/wali, dan masyarakat dilakukan sebatas memberikan keringanan sumbangan

komite kepada orang tua yang kurang mampu serta menyampaikan saran atau

masukan dari orang tua dan siswa kepada pihak madrasah.

Sebagai tambahan, pihak komite MAN 4 Jakarta selalu mengikuti pertemuan

komite-komite se-DKI, hal itu sebagai bentuk koordinasi dalam mengembangkan fungsi komite di sekolah masing-masing. Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor

75 Tahun 2016 dalam pasal 9 ayat (1) Komite sekolah melaksanakan fungsi dan tugas

melalui koordinasi dan konsultasi dengan dewan pendidikan provinsi/dewan

pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan lainnya. Artinya komite MAN 4 Jakarta menyadari salah satu

fungsinya adalah melakukan pengawasan terhadap layanan pendidikan, sehingga

diperlukannya koordinasi dengan rekan sejawat maupun dewan pendidikan daerah setempat, agar apa yang telah dan akan dilakukan tidak menyalahi aturan yang

berlaku.

Di samping itu, pada Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dalam pasal 9 ayat

(2) Komite sekolah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya berkoordinasi dengan

sekolah yang bersangkutan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pemaparan di atas

bahwa mulai dari penyusunan anggaran, penggalangan dana, pelaporan dan

penyampaian keluhan atau saran dari orang tua siswa, pihak komite dan madrasah

sudah melakukan koordinasi, namun belum optimal karena masih ada temuan-

temuan yang menunjukkan kurangnya pertemuan antara pihak madrasah dan pihak

pengurus komite.

Page 111: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

95

4. Kendala-kendala yang dihadapi komite dan solusinya

Kendala yang paling mendasar bagi pihak komite dan MAN 4 Jakarta ialah

besarnya jumlah tunggakan para orang tua yang sudah membuat komitmen untuk

memberikan sumbangan, namun masih belum melakukan pembayaran hingga akhir

tahun pelajaran sebanyak Rp 960.676.559,00. Namun, pihak komite tidak bisa

melakukan penagihan karena itu sifatnya sumbangan. Solusi yang telah dilakukan

adalah pihak komite berusaha mengingatkan orang tua melalui surat atau media

telefon agar mereka segera melakukan pembayan yang telah mereka sepakati

sebelumnya.

Pernah beberapa kegiatan atau program sudah dilaksanakan tapi belum ada

pemasukan atau masih belum mencukupi dari sumbangan komite. Misalnya kegiatan

pelatihan dan ujian TOEFL dan TOAFL. Hal ini dikarenakan para orang tua siswa

menganggap dana komite itu adalah sumbangan, sehingga kebanyakan mereka kurang

bersungguh-sungguh dalam membantu pendanaan di komite, walaupun mereka sudah

menandatangani surat pernyataan kesanggupan membayar sumbangan komite sekian

persen, namun pihak komite tidak bisa memaksakannya, karena itu akan menyalahi

aturan yang melarang melakukan pungutan kepada peserta didik atau orang

tua/walinya (Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 pasal 12 bagian b).

Terdapat sebuah contoh kasus, yaitu keluhan dari orang tua yang anaknya

berhasil memenangkan perlombaan salah satu cabang olah raga, di mana orang tua

tersebut meminta segala biaya yang sudah dikeluarkan untuk pembinaan agar diganti

oleh pihak madrasah. Karena menurut orang tua tersebut, anaknya telah ikut

menyumbangkan nama baik untuk MAN 4 Jakarta dan sepantasnya mendapatkan

penghargaan. Namun, pihak komite kemudian memaparkan kondisi keuangan yang

memiliki banyak tunggakan, sehingga tidak bisa berbuat banyak.

Keluhan-keluhan lainnya juga pernah disampaikan dalam rapat pengurus

komite dengan para orang tua tentang keberatan sebagian orang tua dalam menghadapi

besarnya sumbangan-sumbangan, termasuk keluhan berkenaan kegiatan di luar ketiga

program yang telah disepakati –program study tour--. Sebagian orang tua

mengeluhkan tentang jarak waktu antara sosialisasi kegiatan dengan pelaksanaan yang

relatif dekat sehingga orang tua kurang memiliki persiapan dalam pendanaan.

Selain dari orang tua, ada juga keluhan dari pihak madrasah yang apabila

sekolah membutuhkan dana untuk suatu program atau kegiatan, terkadang tidak

langsung direalisasikan. Bahkan dari sekian persen pengajuan kepada komite, hanya

sekitar 40% yang dipenuhi. Hal ini senada dengan pengakuan pengurus komite yang

memang pernah menolak permohonan dana dari madrasah untuk suatu kegiatan

karena setelah dipelajari, kegiatan tersebut tidak tercantum dalam perencanaan

anggaran komite yang telah disetujui bersama, di samping itu, hal ini disebabkan oleh

kondisi keuangan komite yang masih defisit, menurut pengurus komite jika ada

kelebihan dana maka tidak masalah komite merealisasikan permohonan tersebut.

Selanjutnya, kesibukan pengurus komite menyebabkan jarangnya diadakan

rapat komite. Bahkan dalam setahun hanya satu kali rapat dengan para orang tua di

awal tahun ajaran. Seharusnya, rapat evaluasi komite satu kali dalam satu semester, hal tersebut sesuai dengan ketentuan AD/ART komitenya, namun menurut pengakuan

pengurus komite dan pihak madrasah, komunikasi sering dilakukan melalui grup

Page 112: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

96

media sosial. Hal ini dipandang lebih efektif dan efisien karena memanfaatkan jalur

komunikasi yang lebih umum untuk saat ini. Peneliti juga menemukan keluhan dari peserta didik berkaitan dengan

peminatan jurusan bahasa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, dari

peserta didik kelas XII yang mengikuti program asrama mengeluhkan bahwa program asrama yang terlalu padat, sehingga mereka kurang waktu untuk belajar sendiri,

sedangkan tugas sekolah juga menuntut untuk diselesaikan. Di sisi lain, biaya asrama

Rp 2.500.000 per bulan yang tidak berubah meskipun program mereka telah berkurang

dari kelas sebelumnya yaitu olahraga di hari Sabtu dan outing class ke luar madrasah yang biasanya rutin mereka lakukan di kelas X dan kelas XI. Berkenaan hal ini,

peneliti telah menanyakan kepada peserta didik apakah pernah menyampaikan

keluhannya kepada pihak komite, ternyata mereka tidak berani untuk menyampaikan keluhan-keluhan tersebut. Hal ini membuktikan peserta didik belum memahami

tentang haknya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang seharusnya didukung

dan didampingi oleh pihak komite jika mengalami suatu kendala. Artinya, fungsi

komite dalam mengawasi layanan pendidikan belum optimal.

Page 113: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Komite telah dilibatkan dalam rapat kerja madrasah maupun penyusunan RKAM. Komite berfungsi mengakomodir program madrasah yang tidak dibiayai oleh APBN

dan APBD, seperti program wajib, program inti dan pembangunan masjid. Pengurus

komite mengadakan pertemuan dengan seluruh orang tua siswa untuk mensosialisasikan program-program tersebut untuk dikritisi. Hasil pertemuan akan

menghasilkan kesepakatan nominal sumbangan yang akan diberikan oleh orang tua

sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Namun, secara keseluruhan fungsi

komite dalam perencanaan pembiayaan di MAN 4 Jakarta masih belum optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kegiatan yang tidak diputuskan dalam rapat

antara komite dan orang tua misalnya study tour.

2) Fungsi komite dalam pelaksanaan pembiayaan di MAN 4 Jakarta dapat dilihat dari beberapa sisi, pertama, dilihat dari prosedur penggalangan dana, Komite MAN 4

Jakarta tidak menyalahi aturan dalam menggalang dana karena sumbangan komite

tidak ditentukan waktunya, dan jumlahnya menyesuaikan kemampuan masing-masing; Kedua, dilihat dari kemampuan komite dalam menggalang dan mengelola

dana belum optimal, karena terdapat tunggakan yang mencapai Rp 960.676.559,00

serta hutang sebesar Rp323.512.373,00; Ketiga, Komite MAN 4 Jakarta sudah

menyampaikan laporan keuangannya kepada pihak madrasah dan orang tua/wali siswa secara berkala.

3) Fungsi pengawasan yang dilakukan komite dalam mengawasi pelayanan pendidikan

dan menindaklanjuti kritik dan saran atau aspirasi dari peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat belum optimal. Karena, pengawasan dan tindak lanjut yang

dilakukan sebatas memberikan keringanan sumbangan komite kepada orang tua yang

kurang mampu serta menyediakan sebagian sarana yang diperlukan.

4) Kendala utama yang dihadapi komite dan madrasah dalam manajemen pembiayaan ialah pengelolaan dana komite yang bersifat sumbangan dan ketat aturan sehingga

sulit untuk memastikan jumlah sumbangan yang akan terhimpun. Hal ini dibuktikan

dengan adanya tunggakan sumbangan orang tua sebesar Rp 960.676.559,00 hingga akhir tahun pelajaran, padahal mereka sudah menyetujui untuk memberikan

dukungan dan pihak komite telah berusaha mengingatkannya.

Jadi, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa fungsi komite dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta belum optimal. Komite belum sepenuhnya terlibat dalam

perencanaan pembiayaan; Penggalangan dana yang menimbulkan besarnya angka

tunggakan dan munculnya hutang di keuangan komite. Namun, dalam hal pelaporan

keuangan sudah cukup baik; Kegiatan pengawasan yang dilakukan komite hanyalah sebatas tindak lanjut dalam keringanan biaya; dan kendala utama yang dihadapi komite

ialah dana komite yang bersifat sumbangan dan ketat aturan sehingga sulit untuk

memastikan jumlah dana yang akan terhimpun.

Page 114: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

98

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan agar:

1) Komite MAN 4 Jakarta agar meningkatkan keterlibatannya dalam proses penyusunan rencana dalam semua program madrasah terutama program yang memerlukan

dukungan orang tua.

2) Komite MAN 4 Jakarta agar melakukan sosialisasi tentang fungsi komite secara utuh

kepada orang tua dan peserta didik, agar mereka memahami dan menyadari posisi komite sebagai wadah peningkatan mutu layanan pendidikan yang tidak hanya

sebagai penggalang dana tapi juga sebagai sarana yang melakukan tindak lanjut

terhadap keluhan, kritik, dan saran dari peserta didik, orang tua, dan masyarakat. 3) Komite MAN 4 Jakarta hendaknya lebih aktif dalam mengingatkan orang tua yang

sudah berkomitmen memberikan sumbangan, agar terbangun rasa kebersamaan dari

semua orang tua. Maksudnya, jika sebagian orang tua mengabaikan dukungan dana bagi pendidikan anaknya, maka hal ini akan mempengaruhi kesungguhan sebagian

orang tua/wali lainnya yang sudah berusaha untuk memberikan bantuan agar kegiatan

berjalan dengan optimal.

4) Komite dan pihak madrasah bekerja sama dalam memperbaiki sistem identifikasi dan klasifikasi status sosial ekonomi orang tua siswa berdasarkan pendapatan orang

tua/wali siswa yang selama ini hanya berdasarkan keinginan mereka dalam

menandatangani surat pernyataan kesediaan memberikan sumbangan. Hendaknya dilakukan juga wawancara intensif untuk menyesuaikan terhadap kelompok

persentase sumbangan. Hal ini dimaksudkan agar menghindari ketidakmampuan

orang tua dalam merealisasikan komitmen sumbangan yang telah disepakati. Karena boleh jadi mereka menandatangani surat tersebut hanya sebatas menyelesaikan

urusan yang dianggap sebagai kendala administrasi.

5) Untuk menjaga akuntabilitas laporan keuangan komite MAN 4 Jakarta dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat khususnya para orang tua/wali siswa, sebaiknya diadakan audit eksternal dari lembaga independen atau dari pihak di luar

kepengurusan komite dan pihak madrasah.

6) Jika pihak MAN 4 Jakarta tidak begitu terganggu program-programnya atas tunggakan sumbangan orang tua yang mencapai Rp 960.676.559,00 bahkan untuk

realisasi dana dari APBD dan APBN tahun 2017 justru lebih kecil dari pagu sehingga

terdapat pengembalian dana kepada pemerintah sejumlah Rp 807.613.336,00, maka

lebih baik mengkaji ulang besaran sumbangan yang dibebankan kepada orang tua. Sebaiknya jumlahnya bisa diturunkan, namun dapat dibagi secara lebih adil dan

proporsional.

Page 115: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

99

DAFTAR PUSTAKA Abubakar dan Taufani C. Kurniatun. 2009. dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI.

Manajemen Pendidikan. (Hal.255-276). Jakarta: Alfabeta.

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, dan S. Mark Young. 2012. Management Accounting, Information for Decision Making and Strategy Execution.

United States of America: Pearson.

Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan

Campuran. Jakarta: Pustaka Pelajar. Duke, Daniel, L. 2010. Differentiating School Leadership, Facing The Challenges of

Practice. California: Sage.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Fuad, Nurhattati. 2014. Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat, Konsep dan Strategi

Implementasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Garvin, David, A. 2002. General Management, Processes and Action. New York: McGraw-

Hill

Harding, Jamie. 2013. Qualitative Data Analysis from Start to Finish. London: Sage

Publications.

Hasbullah. 2010. Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya

terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hoy, Weyne, K dan Cegil, G, Miskel. 2013. Educational Administration. New York:

McGraw-Hill.

Hudson, David. 2009. Good Teacher, Good School, How You Can Create a Successful. New

York: Routledge.

Irianto, Agus. 2013. Pendidikan sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa.

Jakarta: Kencana.

Jones, Gareth, R dan Jennifer M. George. 2008. Contemporary Management. New York:

McGraw-Hill. Kinicki, Angelo dan Brians, K, William. 2009. Management, a Practical Introduction. New

York: McGraw Hill.

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Moleong, Lexy, J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______. 2017. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______. 2017. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyono, 2016. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan, Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta: Prenada Group.

_____. 2016. Analisis Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

_____. 2018. Manajemen Pendidikan, Aplikasi, Strategi, dan Inovasi. Jakarta: Prenada

Group.

Page 116: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

100

Priyati, Novi. 2016. Pengantar Akutansi. Jakarta: Indeks.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus besar bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Ramayulis dan Mulyadi. 2017. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Robbins, Stephen, P dan DeCenzo, David, P. 2008. Fundamentals of Management, Essential

Concepts and Applications. New Jersey: Pearson Education. Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, Syaiful. 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sani, Ridwan, Abdullah. Isda, Pramuniati, dan Anies, Mucktiany. 2015. Penjaminan Mutu

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharjo. 2012. Komite Sekolah Partisipasi dalam Pendidikan. Jakarta: -.

Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung. Refika Aditama. Sukarna, 2011. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Tampubolon, Manahan. 2015. Perencanaan dan Keuangan Pendidikan. Jakarta: Mitra

Wacana Media. Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2016. Dasar-dasar Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia.

Jakarta: Bumi Aksara.

Thigpen, David dan Louis Freedberg. 2014. The Power of Parents: Research Underscores

The Impact of Parent Involvement in Schools. California: Edsource. Wiles, Jon. 2009. Developing Successful K-8 Schools, A Principal’s Guide. California:

Sage.

DAFTAR JURNAL

Abreh, Might K., 2017. Involvement of School Management Committees in School-Based

Management: Experiences From Two Distrits of Ghana. Educational Planning. Vol. 24 (3): 61-75.

Eboatu, V. N., Carol Obiageli Ezeugbor, dan Golu Joseph Arinze. 2018. Assessment of

School-Based Management Committees’ (SBMCs) Physical and Financial

Resources Management Functions in Anaocha Local Government Area, Nigeria. European Journal of Education Studies. Vol. 4 (3): 215-226.

Grover, Jatinder. 2018. Primary Education in Punjab: Awareness and Participation of

School Management Committees. Research Review International Journal of Multidisciplinary. Vol. 3 (6): 343-347.

Hayani, Nili. 2015. Peran Komite Sekolah dalam Pembiayaan Pendidikan. Manajemen

Pendidikan. Vol. 9 (2): 315-325.

Ismail, Anwar. 2015. Kinerja Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMP Al-Khairaat Kalumpang Kota Ternate. Jurnal Pendidikan. 13(1): 165-177.

Kumar, Sunil. 2016. Roles and Functions of School Management Committees (SMCs) of

Government Middle Schools in District Kullu of Himachal Pradesh. Scholarly Research Jornals. Vol. 3 (17): 3876-3886.

Nemes, Joyce. 2013. School Committees in the Context of Preparing and Implementing

Whole School Development Planning. Journal of Education and Practice. Vol. 4 (73): 73-79.

Normawati, Syarifah. 2014. Permasalahan Mendasar Pendidikan Indonesia. Jurnal Al-

Idarah. Vol. 1 (1): 19-27.

Novianty, Pudji, Djoko dan Basinta. 2016. Organizational Communication in Implementing

Page 117: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

101

School Committee Role in South Tangerang City. Journal of Education and Learning.

Vol. 11 (1): 57-66. Nyandoro, Joyce. John Mapfumo dan Richard Makoni. 2013. Effectiveness of School

Development Committees in Financial Management in Chimanimani West Circuit

Primary Schools in Zimbabwe. Savap International Journal. Vol. 4 (1): 255-274. Odden, Allan, R dan Lawrence, O, Picus. 2008. School Finance. New York: McGraw-Hill.

Ogundele, Michael Olarewaju dan Ajia, Ismail, S. 2017. School Budgeting, Accounting, and

Auditing in Nigeria. Continental J. Education Research. Vol. 10(1): 42-40.

Parvaiz, Rao Khalid, M. Imran Yousuf, Qaisara Parveen, Wajiha Kanwal, dan M. Tayyab. 2016. Impact of School Management Committees on School Management at

Elementary Level in District Jhang. Sci.Int (Lahore). Vol. 28 (3): 3115-3118.

Pertiwi, Anita Putri. 2018. Efektivitas Peran Komite Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri

se-Jakarta Utara. Tesis. Program Magister MPI FITK. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Shrivastava, Anil Prakash. 2018. A Study on the Awareness of School Management

Committee on RTE Rules and Their Role. International Journal of Current Research

and Modern Education. Vol. 3(1): 141-150.

DAFTAR PERATURAN

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2913 Tahun 2015 tentang Petunjuk

Teknis Struktur Organisasi dan Pengelolaan Dana Komite Madrasah. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 451 Tahun 2018 tentang Petunjuk

Teknis BOS pada Madrasah Tahun Anggaran 2018.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 044/U/2002 Tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Peraturan

Menteri Agama RI Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite

Sekolah.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Husaini. 2014. Manajemen: teori praktik dan riset pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

DAFTAR WEBSITE

Nadlir, Moh. 2017. Mendikbud Prihatin Banyak Daerah Alokasikan Anggaran Pendidikan

di Bawah 20 Persen. https://nasional.kompas.com. 23 Agustus 2017 (17: 26).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Neraca Pendidikan Nasional.

https://npd.kemdikbud.go.id. Diakses 23 September 2018 (16:10) www. man4jkt.kemenag.go.id

Page 118: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

102

Lampiran 1

Hasil Wawancara 1

Hari/ Tanggal : Jumat, 18 Januari 2019 Nama Informan : H. Ismail Nur, Lc, M.Ag

Jabatan : Kepala MAN 4 Jakarta

1. Berapa kali dalam setahun penyusunan Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM)?

Jawaban:

Setiap tahun sekali 4. Berapa kali rapat pihak madrasah dengan pengurus komite?

Jawaban:

Seharusnya setiap semester sesuai dengan AD/ART Komite, semester ini belum ada,

nanti kita agendakan. 2. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan RKAM tersebut?

Jawaban: Semua perwakilan setiap bidang kita libatkan, seperti kepala TU, wakil-

wakil dan koordinator, serta komite sekolah. 3. Bagaimanakah keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan RKAM?

Jawaban:

Yang dimaksud ini sejauh mana ia terlibat, bukan bagaimana, komite terlibat penuh karena kita ada raker dan praraker dan komite terlibat di dalamnya dan menyusun

bersama-sama.

4. Dari mana sajakah sumber dana yang menopang kegiatan di madrasah ini?

Jawaban: Dari pemerintah dan masyarakat. Hanya saja dana masyarakat baru sebatas dari

orang tua yang dikoordinir oleh komite, belum termasuh dunia usaha atau industri

sebagaimana yang dinyatakan dalam undang-undang. 5. Bagaimana alokasi dana-dana tersebut ke setiap pos-pos yang telah direncanakan,

apakah sesuai dengan rencana?

Jawab: Sebagian besar sesuai, namun yang namanya rencana tentunya tidak dapat

memprediksi tepat hingga 100%

6. Bagaimana peran komite sekolah dalam menggalang dana dan sumber daya lainnya?

Jawaban: Menurut saya belum maksimal, kalau berdasarkan Undang-Undang tentang peran

masyarakat di dalam pembiayaan pendidikan di situ diatur bahwa salah satu peran

komite itu adalah menghimpun dana masyarakat, yang dimaksud dengan menghimpun dana masyarakat tidak terbatas hanya pada orang tua, tapi juga kepada

dunia usaha, dunia industri. Nah yang saya lihat sekarang komite belum bergerak

sampai ke arah itu, baru sebatas dana yang berasal dari orang tua murid, Jadi belum

optimal. Ataupun dari alumni, hanya setahu saya belum ada bantuan dari pihak alumni. Kemudian balik lagi ke dana komite, karena sifatnya itu sumbangan,

walaupun mereka sudah menandatangani surat pernyataan kita tidak bisa

memaksakan karena itu sumbangan, paling hanya bisa diingatkan. Sumbangan tidak bisa dipaksaakan harus suka rela.

Page 119: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

103

7. Bagaimana pendapat Bapak tentang laporan keuangan komite sekolah?

Jawaban:

Kalau laporan keuangan komite mereka laporkan ke orang tua setiap akhir tahun. Tembusannya ke sekolah. Mereka ada rapat dengan orang tua sekaligus rapat

melaporkan keuangan yang ada sekaligus juga membuat perencanaan untuk tahun

ajaran barunya.

8. Menurut Bapak, apakah komite sekolah melakukan pengawasan terhadap layanan pendidikan di MAN 4 Jakarta? Apa contoh kongkritnya?

Jawaban:

Sudah, jadi kalau ada keluhan dari orang tua langsung disampaikan ke kami, melalui

sms atau wa kadang -kadang rapat kalau urgent banget ya rapat. Tapi seingat saya baru sekali rapat untuk menyelesaikan masalah itu tapi kebanyakan hanya sms saja.

9. Bagaimana pendapat Bapak tentang laporan keuangan madrasah selama 3 tahun

terakhir? Jawaban:

Kalau laporan keuangan DIPA, BOP dan BOS kan sudah ada alurnya sendiri,

APBN, APBD. 10. Menurut Bapak, apa kendala yang dihadapi oleh sekolah berkenaaan dengan fungsi

komite sekolah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Tidak ada ya, karena orang komitenya ada di sini setiap hari jadi kalau saya membutuhkan apa-apa di kasi langsung, yang jadi kendala mungkin hanya

mempertemukan semuanya secara utuh pada saat rapat itu jarang, mereka sibuk.

Namun yang terpenting komite di MAN 4 selalu melakukan sosialisasi sebelum menggalang dana, walau tidak melalui rapat tapi lebih sering lewat grup wa setiap

kelas. Kalaupun ada keluhan dari saya, misalnya kita mengajukan kepada komite itu

seratus mungkin yang dipenuhi oleh komite hanya empat puluh, jadi di antara realita

dengan perencanaan itu jauh sekali, 11. Bagaimana solusi yang telah dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala

tersebut?

Jawaban: kegiatannya tidak dilakukan, tidak bisa dipaksakan, jadi begitu. Jadi kita melihat

mana kegiatan yang bisa dilaksanakan mana yang tidak ya sudah dihentikan saja.

Misalnya kegiatan yang dihentikan itu camp akbar karena biayanya besar. Tapi ada juga masalah lain yaitu kegiatannya sudah terlaksana tapi uang belum masuk.

Kadang-kadang orang tua baru memberikannya pas tahun kenaikan, jadi itu yang

repot akhirnya kadang-kadang hutang ke koperasi. Nah, kalau tidak salah hutang

komite di koperasi sekitar 300 jutaan.

Page 120: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

104

Hasil Wawancara 2

Hari/ Tanggal : Jumat, 08 Maret 2019

Nama Informan : Dr. H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si.

Jabatan : Ketua Komite MAN 4 Jakarta

1. Sudah berapa lama Bapak menjabat sebagai Ketua Komite MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Saya menjadi ketua komite sudah dua periode. Periode pertama tahun 2000 sampai dengan 2003. Periode kedua tahun 2016 sampai 2019. Jadi bulan Juni ini berakhir.

2. Bagaimana proses penyusunan Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM)?

Jawaban: Pertama merencanakan RKMnya, rencana kerja madrasah selama satu tahun,

menyusun mana kegiatan-kegiatan madrasah, mana kegiatan-kegiatan yang harus

dibantu oleh komite. Dari madrasah menyusun rencana lebih dulu kemudian

dirembukkan bareng-bareng dalam satu forum baik itu namanya raker atau apapun namanya tapi harus disampaikan ke komite. Jadi sekolah itukan ada anggaran yang

dibiayai oleh negara ada anggaran yang dibiayai oleh komite.

3. Bagaimana peran komite sekolah dalam menggalang dana dan sumber daya lainnya? Jawaban:

Pertama komite harus bermusyawarah dengan orang tua. Kedua, menginformasikan

seluruh program-program kerja madrasah. Selanjutnya menyampaikan mana program-program yang dibiayai oleh Depag dan mana yang harus dibantu oleh

komite.

4. Bagaimana sumber dana yang telah diperoleh itu dialokasikan? Apakah sesuai

dengan rencana? Jawaban:

Ada juga yang diluar rencana, misalnya tiba-tiba sekolah mau mengadakan TOEFL,

sedangkan program ini belum direncanakan di awal. Maka kita memilih mendukung program kerja madrasah.

5. Bagaimana fungsi komite berkenaan dengan melakukan pengawasan layanan

pendidikan di MAN 4? Jawaban:

Pertama, mengenai kegiatan belajar mengajar (KBM), melihat kurikulumnya,

melihat guru yang mengajar seperti yang barusan tadi saya datang ke masjid melihat

kegiatan zikir pagi, melihat ektrakurikuler. Melihat semua aspek pokoknya. 6. Pernahkah komite sekolah menemukan keluhan, saran, kritik, atau aspirasi dari

peserta didik, orang tua/wali, maupun masyarakat berkenaan layanan pendidikan

atau besaran sumbangan komite? Jawaban:

Ada, misalnya soal katering. Sebenarnya madrasah tidak memiliki kewajiban untuk

menyediakannya, namun di MAN 4 kan ada katering yang didanai oleh orang tua.

Itu yang sering ada keluhan, misalnya tentang menu. 7. Bagaimana pihak komite atau madrasah menindaklanjuti keluhan-keluhan tersebut?

Jawaban:

Kita sampaikan kepada pihak penyedia katering untuk memperbaiki dan menyesuaikan dengan keluhan-keluhan yang ada. Padahal biaya katering yang

dibebankan ke siswa itu hanya sebesar Rp 16.000 tiap hari untuk sarapan dan makan

Page 121: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

105

siang. Ada petugas kesehatan juga yang kita sediakan dari ahli gizi, sehingga

yakinlah kalau siswa memilih program katering yang ada di MAN 4 maka mereka akan terjamin dari menu dan gizinya tercukupi. Namun, namanya tiap orang punya

selera yang berbeda jadi ada aja keluhannya.

8. Menurut pandangan Bapak bagaimanakah kinerja madrasah selama Bapak menjadi ketua komite?

Jawaban:

Selama saya di sini, alhamdulillah kinerja madrasah baik.

9. Apa kendala yang dihadapi oleh pihak komite sekolah dalam menjalankan fungsinya, berkaitan dengan manajemen pembiayaan?

Jawaban:

Kendala yang banyak itu adalah dalam penggalangan dana karena MAN 4 inikan bervariasi orang tua siswanya, ada yang pengusaha, ada juga yang di bawah standar.

Di MAN 4 ini ada kuota 20% untuk siswa yang tidak mampu, namun belum pernah

tercapai, paling hanya 10% atau 15%, yang lainnya mampu. Cuma kesulitannya

adalah ketika menyetor dana tidak sesuai dengan rencana. Misalnya dia sudah setuju membayar per bulan ke komite sebesar Rp 500.000, kadang-kadang cuma 2 bulan

dibayar awal dengan akhirnya saja, di tengahnya susah.

17. Bagaimana solusi yang telah dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala tersebut?

Jawaban:

Ada, biasanya kami berikan surat yang istilahnya surat cinta supaya ingat, karena kan sebelumnya mereka telah sepakat menyumbang berapa. Dia bisanya sejuta ya

sejuta, bisanya lima ratus ya lima ratus. Tidak bisa ya karena dia tidak mampu.

18. Tunggakan orang tua pada akhir tahun ajaran lalu tahun 2018 mencapai 960 juta

rupiah, kemudian diputuskan agar dialihkan ke sumbangan pembangunan masjid. Bagaimana pendapat bapak akan hal ini? Mengapa tidak untuk menutupi hutang

komite ke koperasi atau memang sebenarnya madrasah tidak begitu memerlukan

dana dari komite? Jawaban:

Jadi ada dua opsinya, diputihkan atau dialihkan. Kalau diputihkan tidak enak sama

yang lain yang sudah bayar. Kalau dialihkan karena program sudah selesai, kalau ke masjid kan tetap dapat pahala dia, dianggap sumbangan ke masjid.

20. Berarti pada saat sekolah menyusun rencana, hal itu sudah diprediksi bahwa akan

banyak orang tua yang tidak membayar, karena seharusnya dengan jumlah

tunggakan hampir satu milyar, maka kegiatan yang sudah direncanakan dengan dana tersebut tentunya tidak akan berjalan maksimal. Tapi inikan tidak?

Jawaban:

Tertatih-tatih, itu bisa revisi programnya begini kalau misalnya itu harus diselesaikan dengan sepuluh orang dikurangin menjadi delapan orang, misalnya

pendamping kegiatan tahsin di masjid, itu biasanya harusnya sepuluh orang jadi

delapan orang, kegiatan ekstrakurikuler yang mestinya tiga puluh dua orang ada

yang dikurangin atau disesuaikan. Boleh jadi ada program yang kemudian kita revisi karena tidak terlalu perlu, atau yang direvisi itu hal-hal yang tidak perlu. semuanya

harus mendukung kegiatan proses belajar mengajar. Di luar itu karena biayanya

besar itu tergantung kesepakatan teman-teman tujuannya ke pare dengan biaya segini tujuannya ke Singapur misalnya, tujuannnya ke Malaysia dengan biaya segini

tujuannya ke Jogja begini harus disepakati oleh orang tua.

Page 122: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

106

Hasil Wawancara 3

Hari/ Tanggal : Jumat (25) dan Kamis (31) Januari 2019

Nama Informan : Anis Ilahi Wahdati, M.Si.

Jabatan : Ketua Pengawas Komite

1. Menurut Bapak, Bagaimana mekanisme penentuan sumbangan komite di MAN 4

Jakarta?

Jawaban: Pada prinsipnya di madrasah negeri itu ada tiga sumber yang satu itu bersumber dari

APBN itu biasanya namanya BOS dan kemudian khusus kalau di Jakarta itu ada

dana hibah dari APBD DKI Jakarta. Kemudian yang ketiga itu dari masyarakat, nah dana dari masyaratakat yang dikelola oleh komite. Pada dasarnya menamballah

istilahnya atau bukan menambal sebenarnya menambah dana-dana yang tidak

tercover oleh BOS. Karena di aturan BOS dan BOP ini ketat sekali. Dalam

perencaan, komite dan sekolah akan menyusun semacam rencana kerja anggaran madrasah dalam satu tahun. mana yang dicover oleh BOS mana yang dicover oleh

BOP mana yang dicover oleh komite, supaya tidak terjadi over lack budget nah

kemudian nanti setelah sekolah mengajukan kepada komite bahwa kebutuhannya yang harus dicover oleh komite itu adalah ini-ini nah nanti komite melakukan

semacam analisis kelayakannya, untuk apa penggunaanya apakah kemudian

termasuk juga untuk indeksnya kepada tiap peserta tiap anak-anak indeks pembayaran tiap anak-anak dari proses itu kemudian komite datang lagi untuk

menanyakan lagi apakah wajar hanya segini besarannya, kemudian sekolah

melakukan judsment setelah terjadi deal antara sekolah dan komite baru kita

bermusyawarah kepada para orang tua. Di dalam musyawarah dengan orang tua kita mengajukan semacam usulan budget besaran budget biasanya besaran program

kemudian setelah budget itu dipersentasikan, sehingga terjadi semacam negosiasi

dengan orang tua, karena sekarang tidak boleh iuran namun sifatnya sumbangan komite. Kemudian, ketemu besarannya seratus persen, namun komite selalu

menawarkan yang 80%, 90%, bahkan ada yang dibawah 59% bahkan gratis seratus

persen. Nah kemudian dari musyawarah itu orang tua mengisi semacam instrumen yang ada bahwa sedia menyumbang sekian persen.

2. Menurut pandangan bapak, bagaimana kinerja komite sekolah khususnya di

madrasah negeri selain di MAN 4?

Jawaban: Kalau di Jakarta ini kan ada semacam pertemuan komite yang pernah saya ikuti,

kondisi komite itu sangat bervariasi. Sebenarnya regulasi pelaksanaanya sudah

cukup jelas dari Dirgen Pendis, Kementrian Agama maupun dari Kemendiknas. Tetapi implementasi di lapangan berbeda-beda. Ada yang komite dengan

madrasahnya kompak, ada juga yang tidak, ada yang tidak konsisten, ada yang gini

gitu. Ya macam-macamlah. Jadi, pihak sekolah itu harus hati-hati betul memilih

komite karena kewenangannya besar. 3. Menurut Bapak, apakah kondisi MAN 4 sebagai madrasah terbaik di Jakarta atau

bahkan skala nasional memiliki implikasi terhadap kondisi komitenya?

Jawaban: Komite di sinikan kebanyakan pejabat jadi banyak yang mendukung, kemudian juga

pejabatnya juga saya lihat pak Hilmi, pak Suhardi itu kan orang-orang yang punya

Page 123: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

107

pengalaman di dunia pendidikan, dan yang penting, mereka yang diserahkan amanah

menjadi pengurus komite adalah mereka yang sudah selesai dengan urusan dirinya sendiri. Maksudnya sudah mapanlah begitu kira-kira.

4. Sepengetahuan bapak, komite di MAN 4 itu sejak kapan berdiri atau terorganisir

dengan rapi? Jawaban:

Kalau dulu ada komite tapi saya tidak begitu mengikuti perkembangan komite per

periode ya, tanya sama pak Himi saja. yang jelas ketika proses pengalihan ke pak

Hilmi itu instrumennya belum begitu lengkap. Pada masa Pak Hilmi itu dilengkapi, keuangannya di tata sistem prosedurnya, sebelum-sebelumnya sih belum ada

dokumen sama sekali. Tapi secara sistem baru disusun setelah pak Hilmi.

5. Dalam laporan ini ada istilah piutang tertagih, itu maksudnya gimana ya pak? Jawaban:

Begini, karena mekanismenya di sinikan dimulai dengan kesepakatan dalam

musyawarah oleh orang tua yang ditandai dengan ada orang tua memberikan

komitmen, saya akan menyumbang tujuh puluh persen misalnya, sebelum komitmen itu direalisasikan maka sifatnya dalam laporan keuangan adalah piutang. Kemudian,

jika mereka menyerahkan sumbangannya maka akan menjadi piutang tertagih.

7. Di laporan komite kan ada sumber pemasukan itu dari orang tua, koperasi dan bekerja sama dengan pihak lain, kalau boleh tau pihak lain itu siapa aja y pak?

Jawaban:

Pihak lain itu misalnya begini, anak-anak itu ada yang menyelenggarakan misalnya tur gitu ya, nah tur itu biasanya kita dapat diskon dari mereka, dan itu dianggap

sebagai penghasilan tapi tidak tercantum di kas atau laporan. Pihak lainnya itu

macem-macem kadang-kadang dengan koperasi sendri saja kita bermitra kadang-

kadang gitu aja. 8. Kalau bank secara khusus perbankkan?

Jawaban:

Ada tapi kecil ya, kecil ya tapi juga ada CSR dari mereka untuk ini itu.

Page 124: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

108

Hasil Wawancara 4

Hari/ Tanggal : Senin, 14 Januari 2019

Nama Informan : Ibu Khairani Jabatan : Kepala Tata Usaha MAN 4 Jakarta

1. Sudah berapa lama Ibu menjabat sebagai Kepala Tata Usaha di MAN 4 Jakarta?

Jawaban: Kalau menjadi Kepala TU sudah dari tahun 2009. Tahun 2009 hingga tahun 2012

itu saya di MAN 17, dari tahun 2012 sampai tahun 2018 di MAN 12. Sejak April

2018 hingga sekarang saya menjabat sebagai Kepala TU di MAN 4. 2. Bagaimana proses penyusunan Rencana Kerja dan Aggaran Madrasah (RKAM)?

Jawaban:

Proses penyusunan RKAM awalnya memang itu dibuat per tahun anggaran. RKAM

itu kan ada domain untuk anggarannya berbagai macam, contoh APBN, APBD, dan swadaya masyarakat atau komite, dibuatlah program-program yang akan kita

rancang untuk satu tahun itu, apa saja yang akan kita laksanakan, misalnya sekarang

tahun 2019 apa saja yang akan kita laksanakan, nanti di tahun inilah RKAM yang akan kita lakukan dengan melihat sisi dari APBD nya berapa? APBN nya berapa?

Lalu, kalau ada program yang tidak bisa di alokasikan dari APBN atau APBD

barulah kita tawarkan kepada masyarakat atau komite. 3. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan RKAM tersebut?

Jawaban:

Dalam penyusunan RKAM melibatkan beberapa unsur, yaitu kepala madrasah,

kepala TU, unsur pimpinan itu ada wakil-wakil madrasah, bendahara, para kepala lab, lalu komite juga kita undang, untuk kita paparkan RKAM tersebut.

4. Menurut Ibu, siapakah yang paling berpengaruh dan berperan sebagai penentu

kebijakan dalam penyusunan RKAM? Jawaban:

Semua berpengaruh, terutama kepala madrasah karena beliau memahami kebijakan

sehingga pertimbangan dari sisi aturan, baik itu aturan APBN maupun aturan APBD, jangan sampai program-program yang telah kita buat itu terbentur dengan

anggaran. Itulah fungsinya di mana komite mengakomodir program-program

madrasah di MAN 4 ini supaya berjalan dengan baik, serta tidak terbentur dengan

regulasi-regulasi yang ada. Kemudian, komite pasti dilibatkan, karena tidak mungkin kita berjalan bareng-bareng tanpa ada dukungan dari masyarakat atau para

orang tua siswa.

5. Bagaimana alokasi dana-dana tersebut ke setiap pos-pos yang telah direncanakan, apakah sesuai dengan rencana? Berapa porsi komite dan berapa porsi dari pihak

sekolah?

Jawaban:

Pertama, komite memang harus paham dengan anggaran-anggaran yang ada di MAN 4. Oleh karena itu, kita memang ada pemaparan anggaran atau pos-pos

tentang program-program dan juga biaya, pada saat kita terbentur dengan biaya,

maka akan kita lemparkan ke komite. Misalnya, kita sampaikan bahwa ada program-program yang tidak tercover oleh APBN atau APBD, maka kita diskusikan dengan

komite bagaimana dengan program yang tidak tercover tersebut bisa berjalan. Jadi,

Page 125: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

109

keterlibatan komite itu sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti program-program

yang tekah kita rancang. Selanjutnya, dalam pengelolaan pembiayaan tidak diperbolehkan terjadi double

anggaran, maksudnya tidak dibenarkan ada program yang muncul di sisi APBN atau

APBD tetapi juga muncul di keuangan komite. Dan pengurus komite pun akan mensosialisasikan kepada seluruh orang tua siswa bahwa ini lho program-program

yang memang dibutuhkan oleh MAN 4 Jakarta dan tidak tecover oleh APBN atau

APBD, orang tua nanti yang akan mengkritisi, walaupun nanti intinya kita ingin

program tersebut dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya komite merupakan lembaga yang independen yang tidak boleh kita masuk ke ranah sana, kita cuma

menawarkan ini program-program yang bakal satu tahun ini akan kita buat, kita

tawarkan kepada komite, dan komite akan mensosialisasikan lagi ke para orang tua siswa.

6. Bagaimana prosedur pencairan dana untuk setiap kegiatan atau program?

Jawaban:

Prosedur pencairan dana tergantung sumber dananya. Misalnya untuk APBD, ada suatu kegiatan yang membutuhkan anggran, maka disusunlah kepanitiaan yang akan

membuat URK (Uraian Rencana Kegiatan), dimana URK tersebut sudah ada

nominal dalam bentuk uang. Jadi dalam kegiatan tersebut apa sajakah yang dibutuhkan. Contoh diperlukan uang untuk pembelian ATK atau uang untuk

pengawasnya, nah hal tersebut diinventarisir terlebih dahulu, lalu diajukan ke

Kepala TU, kemudian akan di crosscheck dan dilihat apakah sesuai dengan SBM (Standar Biaya Masukan) yang dikeluarkan oleh Kemenkeu, lalu disortir kembali

kebutuhan-kebutuhannya, setelah dinilai sudah fix untuk dikeluarkan maka akan di

acc terlebih dahulu oleh Kepala Madrasah, barulah diserahkan ke bendahara untuk

dikeluarkan. Sedangan, untuk prosedur pencairan dari APBN, sebenarnya itu sudah rutin jadi sudah ada surat permohonan pencairan (SPP) dalam bentuk aplikasi yang

dikeluarkan oleh Kemenkeu, yang ditandatangani oleh Kepala TU dan Kepala

Madrasah. Dari itu, bendahara membuat SPP kemudian dilampirkan ke Kepala TU, jika disetujui baru membuat SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang akan

diajukan ke KPPN, kalau KPPN menyetujui maka langsung cair di rekening masing-

masing guru dan tenaga kependidikan, dikarenakan dari tahun 2017 sampai sekarang, dana dari APBN pencairannya bersifat non cash. Contoh pengeluaran dari

APBN ialah gaji, uang makan, dan jika berupa pembelian ATK maka akan langsung

ditransfer ke rekening toko ATK tersebut. Jadi, untuk anggaran APBN bendahara

tidak lagi memegang uang tunai. 7. Apakah ada perbedaan prosedur untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran tidak

rutin?

Jawaban: Pengeluaran rutin ialah pengeluaran yang selalu dikeluarkan selama 12 bulan,

misalnya gaji, uang makan, tunjangan profesi, tukin, listrik, internet, telfon.

Sedangkan yang tidak rutin seperti kegiatan-kegiatan di sekolah. Untuk prosedurnya

disesuaikan dengan sumber dana yang menopang kegiatan atau program tersebut. 8. Bagaimana peran komite sekolah dalam menggalang dana dan sumber daya lainnya?

Jawaban:

Tentang peranan komite memang hal itu sudah diatur, dalam PMA juga sudah ada, jadi pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama juga mendukung kegiatan yang

dilakukan oleh komite dalam mendukung program-program di MAN 4, karena

Page 126: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

110

walaupun kita sudah membuat program-program kegiatan yang bagus tapi tidak

didukung oleh para orang tua maka hal itu juga tidak akan berjalan. 9. Bagaimana pendapat Ibu tentang laporan pengelolaan komite sekolah selama 3

tahun terakhir?

Jawaban: Karena saya baru 9 bulan di MAN 4 Jakarta, maka saya hanya bisa memberikan

gambaran seperti ini, selama ini kita selalu mendapat tembusan laporan komite,

namun hal itu hanya sebatas koordinasi, karena kita memang tidak boleh melakukan

intervensi terhadap komite sebagai lembaga independen, karena sumbangan komite ini jangan sampai memberatkan para orang tua peserta didik, karena masing-masing

siswa itukan berbeda tingkatan status sosial ekonominya, sehingga pada saat kita

tawarkan program-program ke para orang tua maka kita terapkan semacam subsidi silang di kalangan para orang tua, maksudnya sumbangan orang tua yang lebih

mampu menopang orang tua yang kurang mampu.

Kembali lagi, untuk minusnye laporan keuangan komite, maka kita tidak bisa ikut

campur dalam pengelolaan komite, karena kita tidak bisa memaksakan kemampuan orang tua dalam memberikan sumbangan.

10. Menurut sepengetahuan Ibu, apakah komite sekolah melakukan pengawasan

terhadap layanan pendidikan di MAN 4 Jakarta? Apa contoh kongkritnya? Jawaban:

Pengawasan iya, komite itu sebenarnya perwakilan orang tua yang anak-anaknya

bersekolah di sini, pengawasan dalam arti kata adanya masukan-masukan dari mereka yang mana kita harus evaluasi kegiatan-kegiatan yang harus kita pandu.

Misalnya, ada masukan-masukan komite untuk ke MAN 4, masukan itu dalam

bentuk penilaian sekolah oleh para orang tua siswa melalui website. Silakan

tanyakan bagian humas untuk membuka website tersebut. 11. Menurut Ibu, apa kendala yang dihadapi oleh sekolah berkenaaan dengan fungsi

komite sekolah dalam manajemen pembiayaan di MAN 4 Jakarta?

Jawaban: Setahu saya tidak ada kendala antara madrasah dengan komite karena

komunikasinya sudah lancar. Jika ada sesuatu maka kita tinggal koordinasi saja.

12. Setelah mendengar pengalaman Ibu sebagai Kepala TU di 3 MAN di Jakarta, bagaimana menurut Ibu tentang manajemen komite di MAN 4 jika dibandingkan

dengan MAN 17 dan MAN 12?

Jawaban:

Setiap madrasah berbeda-beda dari struktur lingkungan. MAN 17 itu kalau mba boleh tahu itu di ujung atau di kampung Jakarta Barat berbatasan dengan Jakarta

Utara, di situ memang sekolahnya di daerah terpencil dan bisa dikatakan

penduduknya itu nomade atau berpindah-pindah, karena rata-rata pekerjaan orang tuanya itu buruh pabrik. Di tahun 2009 ada keuangan komite yang di terapkan tetapi

tidak berjalan, karena struktur ekonomi mereka yang tidak mampu untuk membayar

dan alasan kedua, lingkungan di sana tidak terlalu memahami akan regulasi-regulasi

yang ada, hal ini disebabkan dengan tingkat pendidikan para orang tua murid yang juga rendah. Intinya komite di MAN 17 untuk saat itu tidak berjalan dengan lancar.

Kemudian, tahun 2012 saya pindah ke MAN 12 yang katanya MAN paling bagus di

Jakarta Barat, di mana para orang tuanya termasuk kalangan agak menengah, lokasi sekolah berada di pinggir jalan. Di situ saya memahami peran komite agak sedikit

berjalan, jika ada program-program yang kita butuhkan maka akan didukung

Page 127: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

111

walaupun tidak 100%, tapi belum ada kantor khusus untuk komite, kalau pun ada

sifatnya kondisional saja, karena tidak rutin tiap bulan mereka menyetorkan sumbangan komite, namun hanya pas ada kegiatan yang tidak bisa dicover oleh

madrasah saja. Nah, setelah Maret 2018 ini saya di MAN 4 Jakarta, yang kategori

madrasah terbaik di DKI Jakarta dan saya melihat komite di sini sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Inilah memang kondisi komite yang

seharusnya bisa berperan dalam meningkatkan dan memajukan madrasah ini,

khususnya mendukung program-program yang memang kita butuhkan. Jadi fungsi

komitenya sudah dijalankan secara sempurna di MAN 4, dengan adanya ruang khusus untuk komite, adanya pelaporan yang sudah kita anggap baik, komunikasi

juga lancar, apapun di sini juga evaluasi, saran, masukan bisa kita koordinir untuk

melaksanakan berbagai program. Jadi saya anggap posisi MAN 4 ini sudah baik dan benar dalam menjalankan perannya masing-masing.

Wawancara kedua: Kamis, 21 Februari 2019

1. Apakah di MAN 4 ada Guru dinas yang diperbantukan? Jawaban:

Ada 5 orang, PNS Diknas.

2. Apakah selain dana APBN dan APBD, MAN 4 Jakarta juga menerima lainnya, selain dana komite maksudnya?

Jawaban:

Tidak, termasuk pembuatan fasilitas olah raga yang saat ini sedang dikerjakan, itu bersumber dari dana APBN.

3. Apakah realisasi dana APBN dan APBD setiap tahun selalu lebih kecil dari pagu?

Jawaban:

Iya, sisanya kita kembalikan ke negara. Karena saat penyusunan rencana anggaran itu akan disesuaikan agar jangan sampai kekurangan anggaran.

4. Bolehkah saya melihat data RKAM beserta nominal anggarannya bu?

Jawaban: Iya, akan saya kopikan filenya.

Page 128: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

112

Pedoman Wawancara 5

Hari/ Tanggal : Kamis, 17 Januari 2019

Nama Informan : Dra. Hj. Kholiyah Thohir, MA

Jabatan : Bendahara Komite MAN 4 Jakarta

1. Sudah berapa lama Ibu menjabat sebagai Bendahara Komite di MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Tahun baru ajaran inilah, agustus iya saya di komit,e sudah lama sebetulnya cuma duduknya di dewan pengawas sebagai wakil.

2. Apakah Ibu mengikuti rapat penyusunan RKAM?

Jawaban: Iya karena kita untuk mematchingkan, kalau enggak ikut ya susah nanti supaya tidak

tumpang tindih, jangan-jangan nanti kita di komite ada di BOP ada.

3. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan RKAM tersebut?

Jawaban: Yang dilibatkan bendahara, ketua, sekertaris dan dewan pengawas, termasuk suami

itu ada. Bendahara memang tugas sehari-hari di sini, yang lainnya paling kalau ada

rapat, karena kaitannya dengan dana-dana ya pastinya bendahara. 4. Bagaimana peran komite sekolah dalam menggalang dana dan sumber daya lainnya?

Jawaban:

Komite itu sebenarnya tugasnya membantu program sekolah terutama tentang pendanaan yang tidak didanai oleh pemerintah, dalam hal ini BOP dan DIPA.

Walaupun ada program sekolah gratis untuk negeri, namun setiap sekolah punya ciri

khas tersendiri, misalnya di sini di bidang ekskul. Banyaknya jumlah ekskul itu

pastinya membutuhkan biaya, terus ada persiapan OSN, tidak setiap sekolah ngirim, disini justru dipersiapkan betul-betul. Mengirim siswa ke OSN dan persiapannya

pasti membutuhkan pembiayaan. Karena kita sudah melebihi dari standar nasional

sehingga wajar jika menarik sumbangan komite, walaupun kita sekolah negeri. 5. Dari mana sajakah sumber dana yang dihimpun oleh Komite MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Ada dari kerja sama seperti kerja sama dengan koperasi sekolah. Misalnya sekolah tidak boleh jual seragam, sekolah tidak boleh jual buku, sehingga penjualan itu

diserahkan ke koperasi, nanti melalui komite, labanya akan dibagi untuk

kesejahteraan guru-guru dan karyawan khususnya non PNS termasuk dokter untuk

kesehatan sekolah. Selanjutnya, ada juga bagi hasil dari perbankan atas simpanan dana komite.

6. Bagaimana prosedur pencairan dana untuk setiap kegiatan atau program?

Jawaban: Jadi prosesnya itu dari guru/wali kelas mengajukan dulu URK (uraian rencana

kerja). Kemudian ditanda tangani oleh kepala sekolah baru ke komite, dari komite

akan dicek apakah ada dianggarkan dalam komite, jika ada maka langkah

selanjutnya adalah melihat kondisi keuangan, jika mencukupi maka akan langsung dicairkan, namun jika kas masih kosong maka akan menunggu sampai dana

mencukupi. Misalnya kayak sekarang ada yang mengajukan untuk kegiatan ujian

praktek, tapi saya bilang ujian praktek engga ada di komite mungkin di BOP Jadi walaupun itu sudah ditandatangani kepala sekolah, Mungkin kepala sekolah juga

Page 129: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

113

tidak ingat satu persatu, kalau saya melihat panduannya dulu, tidak engga langsung

ditolak begitu aja. 7. Program dan kebutuhan apa sajakah yang dibiayai oleh komite?

Jawaban:

contohnya pramuka, Career Day, karena ada di kita maka dikeluarkan sesuai dengan porsinya. Sarpras juga ada, terutama yang sudah melebihi nasional, seperti AC, AC

itukan tidak ada disekolah yang gratis-gratis. Selain itu juga infokus dan kursi

yohanes.

8. Bagaimana pendapat Anda tentang laporan pengelolaan komite sekolah selama 3 tahun terakhir?

Jawaban:

Keuangan Komite memang selalu minus, itu makanya sekarang ini saya diminta sebagai bendahara agar dapat mengusahakan agar lebih baik. Karena, saya juga

sebagai pengelola koperasi, jadi biar bisa bersinergi aja. Sebelum menjadi

bendahara, dulunya saya di dewan pengawas komite.

9. Menurut Anda, apa kendala yang dihadapi oleh Komite dalam mendukung berjalannya proses pendidikan di MAN 4 Jakarta? Khususnya dari aspek

pembiayaan.

Jawaban: Ooh banyak tinggal bagaimana kitanya, kemarin aja pas rapat komite banyak wali

murid yang menyampaikan keluhan.

Ada juga orang tua yang datang ke komite menyampaikan keluhan begini, “anak saya itu menang juara badminton, tiap minggu saya habiskan dana sekian untuk

membeli koq karena tidak ada di komite tidak bisa minta ke komite, sekarang dia

menang lomba, jadi daftar sendiri apa sendiri menang, itukan juga membawa nama

baik sekolah kenapa tidak didanai?”. Kemudian saya tanggapi begini, memang tidak semua program kegiatan itu dididanai oleh sekolah karena banyaknya ekskul-ekskul

yang di MAN 4, jadi tergantung uang yang ada, kan pos-posnya udah ada untuk

kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu, kebanyakan orang tua tidak menyerahkan sumbangannya sesuai kesepakatan, jadi saldo komite malah minus. Jika semua rang

tua tersebut membayar maka kami pasti bisa mendanai seluruh kegiatan ekskul di

sekolah. Saya tambahkan, jika menang yang punya nama juga bukan hanya sekolah anak ibu dan orang tuanya juga pasti punya nama. Ada juga keluhan tentang

kerusakan AC di kelas, karena kebanyakan AC yang rusak dana yang masuk untuk

sarana prasarana hanya sedikit, jadi ya mohon kesabarannya.

10. Bagaimana solusi yang telah dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala tersebut?

Jawaban:

Itu akhirnya beban kita membayarin tapi udah lunas, allhamdulilah jadi banyak yang

program yang saya batasi biayanya, ada juga yang saya telpon-telponin orang tua,

saya sampaikan bahwa ibu sudah menyepakati perjanjian kan, jadi tolong penuhi

dan segera direalisasikan.

Page 130: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

114

Hasil Wawancara 6

Hari/ Tanggal : Senin, 14 Januari 2019

Nama Informan : Ibu Olly

Jabatan : Perwakilan Orang Tua Siswa MAN 4 Jakarta

1. Bagaimana perasaan Ibu bisa menyekolahkan putra/putrinya di MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Alhamdulillah bahagia, karena memang pilihannya anak. Dia SD dan SMP sudah di sekolah Islam, teman-temannya nggak mau lagi sekolah Islam karena udah capek

hafalan katanya. Kalau saya malah nyuruhnya ke SMK, “Ayo Arya, kamu anak laki-

laki, anak saya kan satu, kamu anak Ibu satu-satunya. 2. Pernahkah anak Ibu menyampaikan sesuatu tentang kondisi madrasah ini?

Bagaimana Anda menanggapinya?

Jawaban:

Nggak, dia cuma merasa, temen-temennya ada yang suka bolos ekskul, sholat zhuhur, mereka keluar tapi nggak sholat. Semester ini kan ada kegiatan pramuka di

hari Sabtu, nah teman-temannya pada absen trus pulang.

3. Menurut pengamatan Ibu, bagaimanakah kinerja madrasah selama ini? Jawaban:

Menurut saya baik-baik aja, buku dapat padahal sekolahnya juga nggak bayar cuma

ada sumbangan seikhlasnya. Jadi kalau buku kan di download boleh, dibeli boleh, fotokopi juga boleh. Jadi kan enak, Saya juga guru jadi saya ngerti, saya nggak

merasa dikerjain sekolah gitulah ya. Ini kan lagi pembangunan, tapi nggak ada

dimintai macem-macem.

4. Apakah menurut Ibu layanan pendidikan di madrasah ini telah memadai? Jawaban:

Anak saya sih nggak pernah ngeluh, dengan standar sekolah yang nggak bayar lho

ya, bagus banget, kalau swasta kan emang kita dihajar minta masuk aja 20 juta. Tapi di sini semua kelas uda pakai AC, sekolahnya juga bagus. Pokoknya selain dari

sumbangan komite ini sudah nggak ada lagi sumbangan-sumbangan lainnya. Nah,

orang tu murid itu kan ada grup whatapp, biasa juga ada yang mengabarkan tentang kematian atau penggalangan dana untuk bencana, seperti barusan tsunami di Banten,

iya udah saya nitip ke Arya.

5. Bagaimana ketersediaan kondisi sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan di

madrasah ini? Jawaban:

Untuk ukuran sekolah negeri MAN 4 sudah sangat memadai dalam sarana, hampir

sama dengan fasilitas di sekolah-sekolah swasta yang terkenal. 6. Apa yang Ibu ketahui tentang komite sekolah?

Jawaban:

Saya juga ngajar di sekolah-sekolah swasta mahal seperti Al-Azhar, di sana komite

lebih mantap karena kita kan bayar, kantor komitenya malah lebih hebat. Tapi, untuk komite sekolah negeri, di sini sudah bagus, karena di Tangerang gosipannya lebih

parah, maksudnya mereka kalau uda urusan itu luar biasa, sebelum dibuka

pendaftaran, orang tua biasa uda datang ke sekolah dan ditanya pihak sekolahnya berani bayar berapa? Saya sih nggak mau, masak mau nyekolahin anak kok nyogok,

gimana itu bisa nggak berkah.

Page 131: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

115

7. Bagaimana pendapat Ibu tentang sumbangan komite di MAN 4 Jakarta?

Jawaban: Nah, di sini saya senengnya kita nggak di paksa, kita ditawari paling tingginya

sekian, paling rendahnya sekian, nggak sanggup nggak papa, yang penting minta

surat pernyataan, dan nggak perlu ke RT dan RW, tapi sama Pak Ismail selalu bilang, kalau anda berbohong itu urusan anda, itu saya salut. Katanya, kalau Anda nggak

sanggup nggak papa nggak bayar tapi jangan berbohong. Bikin aja surat pernyataan

kalau kita miskin, boleh, ada pilihannya di form pernyataan orang tua. Kalau saya

mah, dari masuk pertama selalu milih yang paling tinggi, orang kita sanggup. Karena, memang disini tidak seperti di negeri yang lain.

8. Pernahkah Ibu menyampaikan keluhan, saran, kritik, atau aspirasi kepada pihak

Komite MAN 4 Jakarta? Jawaban:

Saya sih nggak pernah denger yang langsung untuk komite, palingan di grup

whatsaap, orang tua ngeluhnya, kalau ada acara seringnya diberitahukan ke orang

tua uda mepet. Walau menurut saya itu agak lebay untuk diomongin. Misalnya, kayak Arya nih waktu kelas 1 dia kan ke Bali, bayarnya berapa? Tapi baru satu bulan

sebelum keberangkatan baru di kasih tahu bayarannya 4 juta, itukan orang jadinya

bleg. Itu saya juga pernah share, Bu, ini kan harganya lumayan, mendingan di awal tahun kita sudah dikasih tahu bahwa kita punya acara ke mana, supaya lebih siap.

Nggak ikut nggak papa tapi ada tugas. Trus kemaren kan ke Pare Kampung Inggris,

begitu juga, banyak yang komen di grup, kenapa sih selalu telat.

Page 132: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

116

Hasil Wawancara 7

Hari/ Tanggal : 01 Februari 2019

Nama Informan : Ahmad Sholeh

Jabatan : Perwakilan Orang Tua Siswa MAN 4 Jakarta

1. Bagaimana perasaan Bapak bisa menyekolahkan anaknya di MAN 4 Jakarta?

Jawaban:

Iya, ada rasa gak percaya, bangga juga ada. Tidak percanya karena saya ini hidupnya

pas-pasan, sedangkan MAN 4 inikan sekolah bagus, mesti bayarannya mahal. Tapi

anak saya lulus di sini dan dibebaskan biasa apapun. Saya ini wirausaha di rumah

buka kelontongan di daerah Tanah Kusir.

2. Pernahkah anak Bapak menyampaikan sesuatu tentang kondisi madrasah ini?

Bagaimana Anda menanggapinya?

Kalau untuk cerita sih belum pernah, kebetulan saya juga pernah merasakan di sini

juga ya (alumni MAN 4 angkatan 96 ngambil jurusan agama), yang pasti sih min

plus pasti aja ya, namun yang saya lihat dari anak itu lebih banyak plus dari pada

min nya.

3. Menurut pengamatan Bapak, bagaimanakah kinerja madrasah selama ini?

Jawaban:

Sudah bagus.

4. Apakah menurut Bapak layanan pendidikan di madrasah ini telah memadai?

Jawaban:

Sudah memadai

5. Bagaimana ketersediaan kondisi sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan di

madrasah ini?

Jawaban:

Sarananya juga lengkap

6. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang komite sekolah?

Jawaban:

Kebetulan komite ini punya program ke Pare ya, entah study tour atau jalan-jalan.

Tapi menurut info itu belajar bahasa Inggris sekaligus jalan-jalan. Nah itu, saya

mendapat subsidi dari sekian persennya, jadi dari total empat juta sekian saya cukup

membayar satu juta. Untuk program ini menurut saya puas lah.

Kalau untuk sumbangan saya baru membayar sumbangan ke pare ini, kemudian

untuk lain-lainnya, dari pertama masuk sampai saat ini belum kena SPP, mungkin

dibebaskan.

Page 133: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

117

Hasil Wawancara 8

Hari/ Tanggal : Jumat, 1 Februari 2019

Nama Informan : Siswa kelas XII Bahasa

Jabatan : Perwakilan Siswa MAN 4 Jakarta

1. Apakah kamu senang bersekolah di sini? Mengapa?

Jawaban:

Senang gak senang sih, dulunya iseng ikut tes ke MAN 4 trus akhirnya keterima, Aku tinggalnya di Gunung Sindur, Bogor. Awalnya pengen masuk di MAN Serpong

aja karena lebih dekat, kebetulan ada saudara di situ. Tapi karena lulus di sini dan

ada jurusan Bahasa, kan masih jarang banget ada jurusan itu makanya aku lanjut di MAN 4, karena uda lama juga sudah ada jurusan bahasa di MAN 4.

Saya senang di jurusan bahasa, tapi pas tahun-tahun sebelum aku pas daftar itu udah

milih bahasa apa yang diminati. Tadinya tuh, di angkatan sebelum aku, ada bahasa

Jerman, bahasa Jepang, sama bahasa Arab. Kirain aku juga bisa milih itu kan, nah pas angkatan aku pas daftar itu cuma bahasa doang, dan ternyata jurusan aku pas

bahasa Jepang. Padahal gak semua minat bahasa Jepang kan, ada yang minat bahasa

Jerman, minat bahasa Arab, dan ada juga minat bahasa Jepang. Terus katanya ntar di semester dua atau di kelas XI ada belajar bahasa Jerman atau bahasa lain gitu. Eh

ternyata gak ada, malah jurusannya menjadi bahasa Jepang, jadi rasanya menjalani

pelajaran ada keterpaksaan, atau kurang puas. 2. Apakah para guru mengajar dengan baik dan menyenangkan?

Jawaban:

Ya, kayak di sekolah-sekolah lain. Aku kan lulusan MTs swasta di Gunung Sindur,

dekat rumah aku. 3. Bagaimana ketersediaan dan kondisi fasilitas belajar di sini?

Jawaban:

MAN 4 fasilitasnya sudah bagus. 4. Menurutmu, sudah pantaskah sumbangan komite yang diberikan oleh orang tuamu

dengan layanan pendidikan yang kalian terima?

Jawaban: Gak tahu sih aku, yang ngurusin biasanya orang tua.

5. Pernahkah kamu menyampaikan keluhan atau pujian tentang madrasah kepada

orang tua? Bagaimana mereka menanggapinya?

Jawabnya: Kayaknya sih banyak, tapi kurang tahu juga, gak ngurusin itu. Orang tuaku sih ya

gitulah ada pro kontranya.

6. Pernahkah kamu menyampaikan keluhan, saran, kritik, atau aspirasi kepada pihak Komite MAN 4 Jakarta? Mungkin berkenaan peminatan bahasa yang kurang variatif

tadi?

Jawaban:

Secara resmi sih gak, cuma gitulah, terpaksa nrima aja. 7. Apakah kamu ikut program katering dari sekolah?

Jawaban:

Tidak, soalnya kalau aku pribadi nih kan gak gampang makan, makanya aku lebih seneng dibawain aja oleh orang tua, lagian orang tua aku lebih tahu makanan yang

sesuai dengan selera aku. Selain itu, sumbangan komitenya jadi lebih ringan.

Page 134: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

118

Hasil Wawancara 9

Hari/ Tanggal : Jumat, 1 Februari 2019

Nama Informan : Siswa kelas XII IPA 1

Jabatan : Perwakilan Siswa MAN 4 Jakarta

1. Apakah kamu senang bersekolah di sini? Mengapa?

Jawaban:

Biasa aja sih, biasa ada sukanya ada yang gak sukanya. Sukanya apa ya, di sini tuh banyak fasilitasnya, kalau mau melakukan praktek lab itu tersedia, trus lapangan

juga di sini memadai buat olah raga. Trus fasilitas asramanya juga bagus menurut

saya. Saya berasal dari SMP Swasta, orang tua di Bekasi, jauh makanya asrama. Hal yang tidak disukai ialah program asrama yang terlalu padat, sebenarnya sih

mungkin, jadi gak bisa belajar sendiri. Soalnya lepas maghrib itu kan ada kajian,

trus ada tutor sampai jam setengah sembilan. Jadi kayak gak ad waktu untuk ngerjain

tugas. Sementara udah disuruh tidur sama pimpinan itu jam 10 atau jam 9. 2. Apakah para guru mengajar dengan baik dan menyenangkan?

Jawaban:

Ya, ada yang enak ada yang gak. 3. Kamu ini siswa yang ikut program asrama kan, sudah berapa tahun di asrama?

Jawaban:

Hampir tiga tahun, ditanggung semua makannya 4. Apa yang kamu ketahui tentang komite sekolah?

Jawaban:

Menurut saya agak kurang transparan sih dalam pengeluaran ke anak-anaknya.

Misalnya kayak saya nih, bayar uang asrama itu kan Rp 2.500.000 per bulan disebutnya tuh untuk program ini dan itu, jadi walau ada libur sampai dua minggu

itu tetap bayar segitu, waktu itu saya di kelas XI, walau ada orang tua minta

keringanan pembayaran. Trus kayak kurang transparan aja, kayak misalnya, kan kita sekarang udah gak ada program asrama lagi kan, dulu kalau setiap Sabtu atau

Minggu itu kan ada olah raga ke luar atau hanya di MAN 4 ini. Nah cuma sekarang

udah gak ada, tapi pengeluarannya tuh di kemanain gak jelas, trus kayak kurang transparan gitu. Jadi intinya kurang transparan, saya bingung aja ini bayar buat apa.

Trus dulu juga dicanangkan, kita bayar awal masuk ke sini itu ada bayar berapa juta

itu saya gak ingat. Nah itu katanya buat program ini, ini, ini. Tapi ternyata

programnya kok gak jalan sampai sekarang mau lulus. 5. Menurutmu, sudah pantaskah sumbangan komite yang diberikan oleh orang tuamu

dengan layanan pendidikan yang kalian terima? Misalnya sumbangan asrama dua

juta setengah itu bagaimana? Jawaban:

Kalau menurut saya sih gimana ya, pas-pas aja soalnya makannya di asrama ini kan

gak terlalu kayak pesantren banget gitu. Jadi makanannya jatahnya ada lebihnya,

trus kayak, gak di pas-pas in kayak di pesantren gitu. Cuma kalau untuk sekarang kelas XII kalau menurut saya sih mending dikurangin aja soalnya kan kita udah gak

ada program olah raga atau jalan-jalan ke luar gitu. Tapi waktu kita di kelas X dan

kelas XI saya rasa sih pas-pas aja. 6. Pernahkah kamu menyampaikan keluhan, saran, kritik, atau aspirasi kepada pihak

Komite MAN 4 Jakarta?

Page 135: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

119

Jawaban:

Pernah, tapi dijawabnya kurang memuaskan gitu, tapi itu orang tua sih. 7. Bagaimana komite sekolah menindaklanjuti aspirasi tersebut?

Jawaban:

Kurang memuaskan, ni kayak suka ada keluhan gitu. Nih kita kan ada program tutorial asrama nah itu kan uda masuk bayaran per bulan, nah tapi e guru-guru

tutorialnya itu banyak mengeluh belum dibayar. Trus OB asrama juga ngeluh belum

dibayar padahal tiap bulan kita selalu bayar. Apa alasan mereka gak dibayar tepat

waktu. Biasa disampaikan oleh sesama civitas asrama.

Page 136: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

120

Foto-foto Peneliti Saat Melakukan Wawancara

Page 137: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

Lampiran 3. Foto Kondisi Fasilitas Layanan Pendidikan

Page 138: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

Foto Kondisi Fasilitas Layanan Pendidikan

Page 139: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

Lampiran 4.

Daftar Hadir Rapat Kerja Madrasah yang Dihadiri Pengurus Komite Sekolah

Page 140: Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen Pembiayaan di MAN 4 ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45371/1/TESIS SRI YATI.pdf · Fungsi Komite Sekolah dalam Manajemen

Lampiran 5. Contoh Surat Pernyataan Tidak Mampu dari Orang Tua