TESIS -...

77
MATERI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERIBADATAN ISLAM ABOGE DI DESA CIKAWUNG KEC. PEKUNCEN BANYUMAS Oleh: Muhamad Riza Chamadi, S.Pd.I NIM. 14.204.11012 TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam YOGYAKARTA 2016

Transcript of TESIS -...

Page 1: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

MATERI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PERIBADATAN ISLAM ABOGE

DI DESA CIKAWUNG KEC. PEKUNCEN BANYUMAS

Oleh:

Muhamad Riza Chamadi, S.Pd.I NIM. 14.204.11012

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Islam

Program Studi Pendidikan Islam

Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

YOGYAKARTA

2016

Page 2: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.
Page 3: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.
Page 4: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.
Page 5: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.
Page 6: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.
Page 7: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

vi

ABSTRAK

Muhammad Riza Chamadi S.Pd.I. Materi Pendidikan Islam dalam

Peribadatan Islam Aboge di Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen Banyumas. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016.

Kata Kunci: Materi Pendidikan Islam, Peribadatan Islam Aboge. Aboge merupakan salah satu komunitas Islam Kejawen, diambil dari

akronim tiga kata, yaitu Alif, Rebo,Wage. Aboge terbagi atas Aboge Abangan, yang hampir sama sekali keluar dari Islam, dan Aboge Putihan yang merupakan Aboge penganut Islam taat, namun tetap mengadopsi peribadatan dengan unsur-unsur sinkretis Islam-Jawa, sehingga masih menimbulkan skeptik masyarakat umum. Salah satu Aboge Putihan terdapat di desa Cikawung kecamatan Pekuncen Banyumas yang inten menjalankan proses pendidikan, sehingga peneliti tertarik meneliti materi pendidikan Islam dalam peribadatan Islam Aboge di tempat tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti mengambil tempat penelitian di komunitas Aboge Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen Kabupten Banyumas. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis penulis gunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk peribadatan Aboge, proses pengajaran dan kohesifitas sosial masyarakat Aboge dalam konteks beribadah.

Hasil penelitian ini meliputi: pertama berupa deskripsi bentuk-bentuk peribadatan Aboge yang meliputi ibadah magdlah dan ghairu magdlah. Ibadah magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa. Serta ghairu magdlah tergambar dari kegiatan-kegiatan “slametan” seperti slametan kematian, kehamilan, kelahiran, khitanan, ruwatan, dan peringatan hari besar Islam, yang semuanya mengandung unsur sedekah (shadaqah) dan zikir. Serta pernikahan (munakahat) yang dilangsungkan dengan adat Jawa. Kedua yaitu materi pendidikan Islam yang meliputi materi taharah, salat, zakat dan puasa yang semuanya menggunakan mazhab Syafi’i. Namun demikian ada beberapa inisiatif masyarakat berupa penambahan do’a qunut nazilah dalam salat lima waktu, dan pemberian zakat untuk imam Aboge seperti penulis sebutkan di atas. yang merupakan bentuk ketaklidan kepada pembawa ajaran Aboge di Desa tersebut. Sadaqah yang diberikan masyarakat berupa makanan, uang dan do’a, dan do’a-do’a dalam zikir tahlil diambil dari al_Quran dan qoul ‘ulama. Ketiga adalah proses pengajaran materi pendidikan Islam Aboge, melalui pendidikan nonformal untuk anak-anak yaitu dalam TPQ Baitul Munir, dan pendidikan informal untuk masyarakat dalam majlis-majlis agama. Pendidikan untuk anak-anak menggunakan metode imla’, kitabah, sorogan dan bandungan, sedangkan untuk masyarakat dewasa menggunakan metode lisan atau mendengar dengan sebutan ngaji kuping tuture kaki disingkat jiping turki.

Page 8: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Pedoman translitersi yang dijadikan pedoman bagi penulisan disertasi ini

didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Agama serta Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan yang diterbitkan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan

Departemen Agama Republik Indonesia pada tahu 2003. Pedoman transliterasi

tersebut adalah:

1. Konsonan

Fonem konsonan Bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, sedangkan dalam transliterasi ini sebagian

dilambangkan dengan tanda dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf

serta tanda sekaligus. Daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf latin

adalah sebagai berikut :

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

ba b Be ب ta t Te ت ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث jim j Je ج ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح kha kh ka dan ha خ dal d De د zal Ŝ zet (dengan titik di atas) ذ ra r Er ر zai z Zet ز sin s Es س syin sy es dan ye ش ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط ẓa ẓ zet (dengan titik di ظ

bawah)

Page 9: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

viii

ain ...‘..... koma terbalik di atas‘ ع gain f Ge غ fa F Ef ف qaf q Qi ق kaf k Ka ك lam l El ل mim m Em م nun n En ن wau w We و� ha h Ha hamzah ...' ... Apostrop ء ya y Ye ى

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong atau vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal Tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau

harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama ....... ....... Fatḥah a A

....... ....... Kasrah i I

....... ....... Ḍammah u U

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transiterasi Kataba آ%$ .1 śukira ذآ' .2 YaŜhabu ,+ه$ .3

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dan huruf maka trasliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Page 10: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

ix

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama Fathah dan ya Ai a dan i …… ى

Fathah dan wau Au a dan u ...... و

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi Kaifa آ.- .1 Ḥaula 0/ل .2

c. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangya berupa harakat dan

huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut.

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama Fatḥah dan ..…… ا.…… ى

alif atau ya ā a dan garis di atas

Kasrah dan ya ī i dan garis di atas ..…… ى Dammah dan .…… و

wau ū u dan garis di atas

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi Qāla 45ل .12. 6.5 Qīla Yaqūlu ,7/ل .3 Ramā ر89 .4

3. Ta Marbutah

Transliterasi untuk Ta Marbutah ada dua:

a. Ta Marbutah hidup atau yang mendapatkan harakat fatḥah, kasrah atau

ḍammah transliterasinya adalah /t/.

b. Ta Marbutah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya Ta Marbutah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang /al/ serta bacaan kedua kata itu terpisah

maka Ta Marbutah itu ditransliterasikan dengan /h/.

Page 11: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

x

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi Rauḍah al-aṭfāl/rauḍatul aṭfāl رو<= ا>;:4ل .12. =@A; Ṭalhah

4. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau Tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, yaitu tanda Syaddah atau Tasydid. Dalam transliterasi

ini tanda Syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama

dengan huruf yang diberi tanda Syaddah itu.

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi 1. 4BCDر Rabbanā CEF Nazzalaل ,2

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam bahasa Arab dilambankan dengan huruf yaitu ال.

Namun, dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang

yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah dengan kata sandang yang diikuti oleh

huruf Qamariyyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama

dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. Adapun kata

sandang yang diikuti oleh huruf Qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan

aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik diikuti

Page 12: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xi

dengan huruf Syamsiyyah atau Qomariyah, kata sandang ditulis dari kata

yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sambung.

Contoh:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi 1. 6G'Iا ar-Rajulu al-Jalaālu اJKIل .2

6. Hamzah

Sebagaimana telah disebutkan di depan bahwa Hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof, namun itu hanya terletak di tengah dan di

akhir kata. Apabila terletak di awal kata maka tidak dilambangkan karena

dalam tulisan Arab berupa huruf alif. Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

No Kata Bahasa Arab Transliterasi آ6أ .1 Akala MNO Ta'khuduna+ون .23. BIاP An-Nau'u

7. Huruf Kapital

Walaupun dalam sistem bahasa Arab tidak mengenal huruf kapital,

tetapi dalam trasliterasinya huruf kapital itu digunakan seperti yang berlaku

dalam EYD yaitu digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri, dan

permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital adalah nama diri tersebut, bukan huruf awal atau

kata sandangnya.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam

tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan tersebut

Page 13: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xii

disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan,

maka huruf kapital tidak digunakan.

Contoh:

No. Kalimat Arab Transliterasi Wa mā Muhammadun illā وTCU@9 49 إCR رQ/ل .1

rasūl 2. V TU@Iا W.UI4XIا Yرب Al-ḥamdu lillāhi rabbil

'ālamīna

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf, ditulis

terpisah. Bagi kata-kata tetentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang

sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang

dihilangkan, maka penulisan kata tersebut dalam transliterasinya bisa

dilakukan dengan dua cara, yaitu bisa dipisahkan pada setiap kata atau bisa

dirangkaikan.

Contoh:

No Kalimat Bahasa Arab Transliterasi 1. � ��ا��از���وإن ا� � Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/ Wa

innallāha lahuwa khairur-rāziqīn -N[ Fa aufū al-kaila wa al-mīzaāna/Fa aufulو]/ا اZI.6 واE.UIان .2

kaila wal mīzāna

Page 14: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xiii

M O T T O

“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu”1

UUD UUD UUD UUD 1945194519451945 PasPasPasPasal 29 ayat (2)

1 Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang dasar 1945 Pasal 29 ayat (2)

Page 15: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xiv

P E R S E M B A H A N

Tesis ini penulis persembahkan untuk almamater tercinta

Program Studi Pendidikan Islam

Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 16: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xv

KATA PENGANTAR

0000ÎÎ ÎΡ¡¡¡óó óóΟΟΟΟÉÉ ÉÉ ####$$ $$!!!!«« «« ####$$ $$9999����§§ §§qqqq÷÷ ÷÷ΗΗΗΗuu uu≈≈≈≈ÇÇ ÇÇ ####$$ $$9999����§§ §§mmmmÏÏ ÏÏŠŠŠŠΟΟΟΟÉÉ ÉÉ

Puji syukur kehadirat Gusti Allah, Pangeran ingkang maha minulya. Berkat

segala karunia-Nya yang tiada mampu tertulis di setiap dinding kehidupan,

sekalipun dengan tujuh kali lipat tinta air samudera, penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini. Shalawat serta salam senantiasa terhatur keribaan nabi Muhammad

SAW. Akhirnya, penulis dapat memenyelesaikan penelitian dalam bentuk tesis

yang berjudul Materi Pendidikan Islam dalam Peribadatan Islam Aboge di Desa

Cikawung Kecamatan Pekuncen Banyumas, guna memenuhi tugas dan

melengkapi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Universitas

Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu terselesaikannya penelitian ini, karena tanpa sumbangsih pemikiran,

gagasan serta pengalaman berbagai pihak tersebut, menjadi sebuah kemustahilan

penulis dapat menuliskan hasil penelitian berbentuk tesis ini. Ucapan terimakasih

penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ro’fah, MSW., M.A., Ph.D, selaku Koordinator S2 Pascasarjana UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Page 17: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xvi

4. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag. Dosen pembimbing tesis yang telah banyak

memberikan masukan, binaan serta arahan kepada penulis selama penulisan

tesis ini.

5. Segenap dosen dan karyawan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Masyarakat Aboge Desa Cikawung, yaitu Kyai Zainal Abidin selaku imam

Aboge, Kyai Hamid, Slamet Riyadi, Heri Syamsi, Sofyan Wahyu Hidayat,

dan Sulkhan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian serta

memberikan data-data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Para informan pendukung, yaitu Kyai Maksudi Desa Onje Kecamatan Mrebet

Purbalingga, Kang Sugianto Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya Cilacap,

Ardan, Wiwi, Samir, Edi Budwianto, Latif, dan kang Imam Alfi. Terimakasih

banyak atas bantuan dan kerjasamanya pada saat penulis melakukan

penelitian.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, bapak Kyai Achmad Achsin Zuhdi dan Nyai

Ngatikoh (Alm), kakak penulis, Muhammad Arif Mubarok dan Syifa Izzatul

Mazidah, adik Dina Aslihatul Kirom serta keponakan Nisrina Rifdatun

Nafingah dan Muhammad Zahid Ngabdurrohman, termasuk tunangan penulis

Mitasari. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayang, ketulusan,

kesabaran, motivasi, dan doanya.

9. Kepala SMK Ma’arif 1 Kroya Cilacap, Ir.H. Fathurrohman beserta segenap

guru dan karyawan SMK Ma’arif 1 Kroya, wabil khusus Bpk Muhtadi, S.Ag,

Page 18: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xvii

Afijatun Hasna, S.Ag, Inayaturrochmah, S.Hum dan Retno Winarsih, S.Ag.

Terima kasih atas dukungan, do’a dan kerjasamanya.

10. Teman seperjuangan di Yogyakarta, Kang Hasan, Kang Faisal, Ustaz Atho,

Mahdi, Bowo, Fitriyanto, Iqbal dan Faiz, terimakasih atas malam-malam dan

kebersamaan yang hangat dengan secangkir kopi, kepulan asap dan diskusi

yang mendalam.

11. Kawan-kawan seperjuangan prodi Pendidikan Islam Konsentrasi PAI - 2014,

khususnya PAI-A Mandiri, bu Anis, Salis, Nisa, Umi, mba Heny, mas Agus,

Ashif, pak Triono, Maful, dll, terimakasih atas kebersamaan dan kenangan

yang sangat berarti bagi penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendampingi penulis selama

mengerjakan tesis ini, semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik.

Hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan dan juga

permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi

para pembaca, khususnya bagi penulis. Penulis berharap karya tulis kini dapat

dikembangkan lebih lanjut.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk dan berserah diri

serta memohon ampunan serta perlindungan-Nya.

Yogyakarta, 12 Maret 2016 Penulis

Muhamad Riza Chamadi, S.Pd.I NIM. 1420411012

Page 19: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

PERSETUJUAN TIMPENGUJI TESIS ............................................................ v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................ ...xiii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... xiiv

KATA PENGANTAR ................................................................................... xv

DAFTAR ISI .............................................................................................. xviii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xx

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xxi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... .... 1

B. Rumusan Masalah ..... ............................................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 8

D. Kajian Pustaka ....................................................................... 10

E. Kerangka Teoritik .................................................................. 13

F. Metode Penelitian .................................................................... 35

G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 43

BAB II : KOMUNITAS ABOGE DAN GAMBARAN UMUM

MASYARAKAT DESA CIKAWUNG KECAMATAN PEKUNCEN

BANYUMAS

A. Komunitas Islam Aboge di Karesidenan Banyumas ................ 45

1. Korelasi Aboge dan Islam Kejawen .................................... 45

2. Varian-varian Islam Aboge .................................................. 47

Page 20: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xix

3. Demografi Komunitas Aboge di Banyumas ........................ 51

4. Asal-usul Ajaran Aboge di Banyumas ................................ 55

5. Sejarah Istilah Aboge ......................................................... 59

6. Bentuk-bentuk Ajaran Aboge di Banyumas ......................... 63

7. Aboge dan Mentalitas Warga Banyumas.............................. 82

B. Gambaran Umum Desa Cikawung .......................................... 86

1. Letak Geografis ................................................................. 87

2. Keadaan Masyarakat .......................................................... 89

C. Komunitas Islam Aboge di Desa Cikawung Kecamatan

Pekuncen Banyumas .............................................................. 95

1. Sejarah Aboge di Cikawung .............................................. 95

2. Bentuk-bentuk Ajaran Aboge di Cikawung ........................ 96

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Peribadatan Islam Aboge di Desa Cikawung ... 115

B. Materi-materi Pendidikan Islam dalam Konteks Peribadatan

Islam Aboge di Cikawung ....................................................... 129

C. Proses Pengajaran Materi Pendidikan Islam ............................. 136

D. Analisis Materi Pendidikan Islam dalam Peribadatan Aboge ... 139

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 170

B. Saran-saran ......................................................................... 172

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 21: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hitungan Bulan Jawa dalam Satu Windu

Tabel 2 Tabel Rumus Penentuan Awal Bulan Aboge

Tabel 3 Rumus Awal masing-masing Tahun dalam Satu Windu

Tabel 4 Bilangan Jawa dengan Bilangan Indonesia

Tabel 5 Kalender Aboge Badan Kerjasama Organisasi-organisasi

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK)

Page 22: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

xxi

DAFTAR SINGKATAN

Aboge : Alif Rebo Wage

Anenhing : Aif Senen Pahing

Angahgi : Alif Jumngah Legi

Asapon : Alif Selasa Pon

Bamisgi : Ba Kemis Legi

Banmalu : Sa’ban Lima Telu

BKOK : Badan Kerjasama Organisasi-organisasi Kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Daltugi : Dal Setu Legi

Dikirropat : Jumadil Akhir Loro Papat

Diwaltupat : Jumadil Awal Pitu Papat

Donnemro : Romadon Enem Loro

Duldahroji : Dulkaidah Loro Siji

Duljahpatji : Dul Hijjah Papat Siji

Hahadpon : Ha Ahad Pon

Jablulu : Rajab Telu Telu

Jangahge : Jim Jumngah Wage

Jangahpon : Jim Jumngah Pon

Ngukhirnemm a : Rabiul Akhir Enem Lima

Nguwalpatma : Rabiul Awal Papat Lima

Parluji : Sapar Telu Siji

Ramjiji : Muharam Siji Siji

Waljiro : Syawal Siji Loro

Wonenwon : Wawu Senen Kliwon

Zasahing : Za Selasa Pahing

Page 23: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah pendidikan Islam di pulau Jawa bermula dari prosesi merubah

ideologi keagamaan masyarakat Jawa, yaitu penganut ajaran Hindu dan

Budha bawaan Aji Saka, menjadi ideologi Islam. Aji Saka yang dalam

kajian sejarah merupakan utusan dari Kerajaan Astina (Gujarat-India),

melakukan ekspedisi ruhani pada 78 M sampai 424 M, dan berhasil

menanamkan ajaran skriptuatif kepada masyarakat Jawa kuno. Sejak masa

itu masyarakat mulai meninggalkan teologi konservatif. Selama itu pula

arus deras hinduisme dan budhisme berkembang pesat di Jawa, walaupun

ada sebagian golongan konservatif yang tetap menganut sistem animisme

dan dinamisme.1

Menurut A. Hasyimy, Islam sudah ada di Indonesia sejak abad

pertama Hijriyah. Bahkan dalam penelitiannya, Hasyimy berkesimpulan

bahwa Islam sudah menjadi sistem pemerintahan yang baik pada kerajaan

Samudera Pasai, yang berpola sama dengan Daulah Abbasiyah di bawah

Sultan Jalaluddin Daulah tahun 416-435 hijriyah. Melalui perdagangan,

Islam diperkenalkan kepada rakyat pesisir oleh saudagar-saudagar muslim

asal Arab yang bolak-balik ke Nusantara pada abad ke 7 Masehi.2

1 Soedjipto Abimanyu, Babad Tanah Jawi, (Yogyakarta: Laksana, Cet. Ke VI, 2014), hlm. 41-42.

2 A. Hasyimy, Kumpulan makalah: Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Aceh: MUI Daerah Istimewa Aceh, 1981), hlm. 191-192.

Page 24: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

2

Ajaran Islam yang mula-mula dibawa oleh para pedagang dari Arab

dan India, tidak serta merta diterima di tengah masyarakat Jawa. Islam yang

menjadi ideologi kerajaan Pasai dan Perlak Aceh juga seketika runtuh

bersamaan runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam tersebut. Islam mulai masuk

secara sistematis dalam sub kultur masyarakat Jawa pada masa masuknya

dakwah kaum sufi. Azra, mengutip hasil penelitian A.H. Johns menyatakan

bahwa ajaran Islam berdiri kokoh di Nusantara berkat dakwah para

pengembara sufi. Para sufi ini berhasil mengislamkan penduduk Nusantara

dengan jumlah besar setidaknya sejak abad ke-13. Faktor utama

keberhasilan konversi ini adalah kemampuan para sufi menyajikan Islam

dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan kesesuaian

Islam yang kontinuitas ketimbang perubahan dalam kepercayaan dan praktif

keagamaan lokal.3

Para pengembara sufi ini, yang sebagian besar bermazhab Syafi’i,

dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan Waliyullah. Para Wali

menyebarkan ajaran Islam dengan pendekatan sinkretis,4 sehingga

masyarakat menemukan adanya kesamaan ajaran-ajaran Islam yang dibawa

oleh para Wali dengan kebudayaan Jawa, di antaranya kesamaan dalam

pandangan tentang kehidupan.5 Pendekatan tersebut berimplikasi pada

kegiatan-kegiatan peribadatan masyarakat Islam Jawa, khususnya dalam

3 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII, (Bandung: MIZAN, 1995), hlm. 35. 4 Sinkretis adalah teori mencari penyesuaian atau keseimbangan antara dua aliran agama

atau kepercayaan dengan mengadopsi produk-produk budaya dalam ritus yang digunakan masyarakat penganut agama yang pertama.

5 Mundzirin Yusuf, dkk., Islam dan Budaya Lokal, (Yogyakarta: Pokja UIN, 2005), hlm. 15.

Page 25: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

3

konteks peribadatan yang cenderung berbeda dengan Islam di Timur

Tengah.

Gambaran di atas menunjukkan dinamika dakwah Islam yang terjadi

di Jawa. Dalam sudut pandang pendidikan khususnya pendidikan Islam,

penyebaran Islam merupakan kategori pendidikan yang mengadopsi pola-

pola pendekatan multikultural. Sedangkan tujuan utama dalam proses ini

adalah untuk mengikat ideologi agama (Islam) kepada masyarakat pribumi

Jawa. Menurut Glock dan Stark terdapat lima macam dimensi perilaku

keagamaan yang dapat menjadi pedoman dalam mengikat ideologi agama,

yaitu dimensi keyakinan (ideologis), peribadatan atau praktek agama

(ritualitic ), penghayatan atau pengalaman (eksperimensial), pengetahuan

agama (intelectual), dan pengamalan (konsekuensial).6

Pendidikan Islam merupakan proses tersistematis pengajaran Islam

dari segi knowledge, value, and skill, sebagai teori dasar dalam pendidikan.

Berdasarkan ungkapan tersebut maka praktik pendidikan Islam di Indonesia

sejatinya telah ada sejak mubalig pertama datang ke Indonesia dengan

melakukan kegiatan dalam rangka menyampaikan keislaman, baik dalam

bentuk pentransferan pengetahuan, nilai, dan aktiivitas maupun dalam

pembentukan sikap masyarakat.7

Suksesnya praktik islamisasi yang terjadi di Indonesia melalui jalur

pendidikan Islam juga tidak luput dari penegasan materi-materi pendidikan

6 Jamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas

Problematika Psikologi, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 76-81. 7 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2007), hlm. 15

Page 26: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

4

Islam yang digunakan di dalamnya. Materi pendidikan Islam, yang

merupakan representasi praktis dari berbagai dasar ajaran Islam memiliki

andil yang cukup besar dalam memberikan pemahaman masyarakat tentang

Islam. Esensi dari materi ini secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu materi

akidah (keimanan), materi akhlak, dan materi ibadah. Masing-masing

ketiganya memiliki peranan tersendiri dalam membentuk Islam yang ada di

Indonesia.8

Materi-materi inti yang penulis sebutkan di atas, oleh masyarakat

Jawa dikembangkan ke dalam ranah aplikatif dengan penalaran kritis-intuitif

melalui pendekatan-pendekatan kultural berbalut dalam prosesi peribadatan

Islam Jawa. Keadaan ini menciptakan terbentuknya berbagai kelompok

Islam. Puncaknya terjadi melalui dinamika politik pada masa kerajaan-

kerajaan Islam seperti Demak, Pajang dan Mataram (Islam), yang

menjadikan Islam di Jawa terbagi atas tiga sub varian. Teori ini

dikemukakan oleh Clifford Geertz dengan tiga istilahnya, yaitu Santri,

Priyayi dan Abangan. Menurut Geertz, kelompok Islam lokal yang fanatik

terhadap tradisi Jawa termasuk kategori Islam Abangan.9 Orang Jawa

sendiri menamakan Islam puritan semacam ini dengan istilah Islam

Kejawen. Walaupun dalam kenyataannya, Abangan tidak saja terdiri dari

pemeluk Islam, tapi juga Kristen, Hindu, Budha, bahkan sebagian dari

mereka menjadi penganut animisme dinamsime.

8 Tentang esensi materi-materi pendidikan Islam, lihat dalam Zuhairini dkk, Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke VI, 2012), hlm. 155-158. 9 Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Terj. Aswab

Mahasin, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1981), hlm. 145.

Page 27: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

5

Teori Geertz di atas merupakan teori dasar dalam mengubah wajah

Islam Jawa menjadi trikotomi besar. Teori ini tidak bermaksud

mendefinisikan masyarakat Islam Jawa selalu pada tiga varian, karena tidak

menutup kemungkinan, kategori “abangan” dalam teori Geertz juga dapat

berafiliasi dengan sub varian “santri” maupiun “priyayi”. Salah satu bentuk

afiliasi dalam corak trikotomi Geertz adalah lahirnya berbagai varian Islam

Kejawen, yang salah satunya bernama Aboge. Aboge merupakan singkatan

dari Alif-Rebo-Wage, yaitu akronim dari nama tahun pertama dalam siklus

windu, nama hari, dan nama pasaran. Unsur-unsur dalam rumus kalender

Aboge merupakan unsur penanggalan Jawa-Islam yang dibuat tahun 1633

Masehi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma, yaitu raja

ke-3 Mataram Islam.10

Aboge menjadi nama untuk komunitas Islam Kejawen yang menjaga

tradisi-tradisi Islam-Jawa dan tetap menggunakan Kalender Sultan Agung

sebagai pedoman dalam melakukan peribadatan. Komunitas Islam Aboge

mengklaim ajaran mereka didasari pada kepercayaan terhadap ajaran para

leluhur dan para Wali Sanga. Golongan Kejawen ini kebanyakan terdiri dari

kaum tani dan nelayan.11 Sedangkan Aboge sendiri terbagi lagi menjadi dua,

yaitu Aboge abangan dan Aboge putihan. Aboge abangan adalah Aboge

yang menolak berbagai bentuk ibadah úsul seperti salat, puasa, zakat dan

haji. Sedangkan Aboge putihan, cenderung menggambarkan interpretasi

Islam Jawa yang sinkretik. Mereka tetap menjalankan rutinisas ibadah

10 Soedjipto Abimanyu, Babad Tanah Jawi, hlm. 389. 11 Asri Bontoro, Seri Kejawen 2002, (Jakarta: Anggra Institut, 2002), hlm. 12.

Page 28: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

6

sebagaimana umat Islam pada umumnya, namun juga tidak meninggalkan

peribadatan-peribadatan khas Islam Kejawen.12

Secara umum, dua Aboge di atas saat ini tersebar di berbagai daerah di

Nusantara. Beberapa komunitas yang masih kental dalam melestarikan

tradisi Aboge terdapat di daerah-daerah berbahasa banyumasan. Di

Kabupaten Banyumas, yaitu di Kecamatan Ajibarang, Pekuncen,

Jatilawang, Wangon, Kroya, Adipala, Sumpyuh, dan Somagede, serta di

sebagian daerah Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo dan Kebumen. Salah

satu komunitas Aboge yang masih eksis dan memiliki penganut yang

banyak, yaitu di desa Cikawung Kecamatan Pekuncen, Banyumas.

Komunitas di Cikawung juga memiliki sejarah Aboge yang lebih tua di

antara Aboge-aboge lain yang tersebar di sekitar Cikawung, yaitu seperti di

Desa Cibangkong, Kracak dan Ciberung.13

Masyarakat di desa tersebut masih kental dengan prosesi peribadatan

Kejawen ala Aboge. Menurut Heri Samsi, salah satu penduduk penganut

Aboge, menyatakan bahwa Aboge Cikawung dulunya merupakan pusat

pendidikan untuk seluruh komunitas Aboge di berbagai daerah sekitar

Cikawung. Pendidikan dilakukan oleh Kyai Aboge, yang bernama Kyai

Muhammad Yahya dengan mendirikan pesantren Baitul Munir. Namun

12 Wawancara dengan Samir, Kesepuhan Islam Kejawen di Desa Pucung Lor Kecamatan

Kroya Kabupaten Cilacap pada tanggal 20 September 2015. 13 Wawancara penulis dengan Kyai Zainal Abidin, selaku ketua Aboge di Cikawung

tanggal 25 September 2015 di Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen Banyumas.

Page 29: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

7

Pesantren tersebut saat ini sudah berubah menjadi Madrasah Diniyah Baitul

Munir yang bertempat di depan Masjid Baitul Munir.14

Berdasar pada prosesi peribadatan Aboge yang dilakukan di

Cikawung, Aboge di desa tersebut dapat penulis kategorisasikan sebagai

Aboge putihan. Aboge ini melakukan salat lima waktu, puasa, zakat, dan

haji. Walaupun demikian, kegiatan beribadah masyarakat Aboge masih

cenderung memiliki perbedaan dengan masyarakat Islam lainnya. Antara

lain dengan menambah do’a qunut pada salat lima waktu, melakukan ritual

rebo wekasan pada bulan Sya’ban, melakukan salat sunah 7 hari setelah

kematian, dan yang paling menonjol adalah berupa penentuan awal bulan

Ramadan dan Syawal yang selalu berbeda dengan penentuan yang

dihasilkan pemerintah.15 Hal ini yang menjadikan masyarakat Islam ”non

Aboge” tetap skeptis terhadap kegiatan peribadatan yang dilakukan oleh

Aboge Cikawung.

Berdasarkan latar belakang di atas, menjadi penting bagi penulis untuk

mengurai berbagai materi pendidikan Islam yang diajarkan oleh para

pemuka adat terhadap masyarakat penganut Aboge di Cikawung. Penelitian

ini diharapkan mampu menyajikan hasil yang dapat menjawab berbagai

kegelisahan masyarakat terhadap Aboge di Cikawung. Berangkat dari latar

belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tentang materi-

materi pendidikan Islam yang diajarkan dalam kegiatan peribadatan Aboge

14 Wawancara Penulis dengan Heri Syamsi penduduk Desa Cikawung pada tanggal 25

September 2015. 15 Wawancara dengan Kyai Zainal Abidin, selalku Kyai dan ketua Aboge di Cikawung,

tanggal 25 September 2015.

Page 30: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

8

di Cikawung dengan menggunakan berbagai pendekatan, sehingga penulis

merumuskan penelitian berjudul Materi Pendidikan Islam dalam

Peribadatan Islam Aboge di Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen

Banyumas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk peribadatan Islam Aboge di Desa Cikawung

Kecamatan Pekuncen Banyumas?

2. Apa saja materi pendidikan Islam yang terkandung dalam peribadatan

Islam Aboge di Desa Cikawung?

3. Bagaimana proses pengajaran materi pendidikan Islam dalam

komunitas Islam Aboge di Desa Cikawung?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penulis dalam penelitian ini merumuskan berbagai tujuan, sebagai

berikut:

a. Penelitian lapangan dengan strategi analisis data deskriptif

kualitatif ini, bertujuan untuk mendeksripsikan berbagai bentuk

peribadatan yang terdapat pada rutinitas kegiatan keagamaan Islam

Aboge.

Page 31: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

9

b. Pengkajian tentang berbagai teori materi pendidikan Islam dalam

konteks peribadatan dalam penelitian ini berupaya menarik bentuk-

bentuk materi pendidikan Islam yang terimplikasi dalam

peribadatan kelompok Aboge.

c. Dengan pendekatan sosiologi, peneliti bertujuan menggambarkan

proses pengajaran materi pendidikan Islam dalam Islam Aboge di

Desa Cikawung.

d. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kududukan materi

Pendidikan Islam Aboge di Desa Cikawung dilihat dari sudut

pandang Islam.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaaan antara

lain:

a. Secara teoritis, dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan

dapat memberikan sebuah paradigma yang lebih komprehensif

untuk materi pendidikan Islam Kejawen, khususnya kelompok

Aboge agar menjadi referensi keilmuan yang lebih berkembang.

b. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

informasi bagi masyarakat dan praktisi pendidikan tentang materi-

materi pendidikan Islam yang terkandung dalam peribadatan Islam

Aboge.

Page 32: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

10

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang Aboge dalam ranah pendidikan Islam belum

banyak penulis temui. Kebanyakan penelitian terhadap Aboge dilakukan

dalam konteks hukum Islam, antropologi, sisologi dan historiografi.

Adapun yang menjadi rujukan atau referensi dalam kajian pustaka di

antaranya adalah:

Pertama, penelitian Galih Latiano mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Jurusan PAI yang melakukan penelitian dengan judul:

Dimensi Religiusitas dalam Tradisi Masyarakat Islam Aboge Desa Kracak

Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas (Studi Analisis PAI). Skripsi

ini merupakan penelitian lapangan yang berupaya mendeskpripsikan

berbagai tradisi Aboge di Desa Racak untuk kemudian dianalisis dengan

analisis Pendidikan Agama Islam. Hasil dari penelitian ini adalah tentang

deskripsi data berupa berbagai dimensi religiusitas yaitu dimensi

keyakinan, ritualistik, intelektual, eksperiensial dan konsekuensial. Secara

umum sebenarnya penelitian ini tidak berfokus pada aspek pendidikan,

atau lebih bersifat sosiologis.16

Penelitian ini lebih menyoroti tentang berbagai dimensi religius yang

terimplikasi dalam tradisi Islam Aboge di Desa Kracak. Persamaan dengan

penelitian penulis pada objek penelitian yaitu menyangkut berbagai bentuk

peribadatan Aboge. Sedangkan perbedaannya, penelitian penulis

melakukan analisis mendalam untuk mengambil poin-poin materi

16 Galih Latiano, Dimensi Religiusitas dalam Tradisi Masyarakat Islam Aboge di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Page 33: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

11

pendidikan Islam yang terkandung dalam berbagai peribadatan Islam

Aboge.

Kedua, penelitian dengan judul Islam Aboge: Harmoni Islam dan

Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual Conference on Islamic

Studies, in Bangka Belitung, oleh Muhammad Abdurrahman mengambil

teori Sinkretisme Islam, yaitu akulturasi budaya Islam dengan tradisi lokal.

Di antara bentuk akulturasi budaya lokal (Jawa) dengan Islam yang juga

dianut oleh komunitas Islam Aboge di Jawa. Komunitas ini melaksanakan

tradisi-tradisi Jawa dengan dibumbui tradisi Islam, maka munculah Islam

dengan cita rasa lokal (Islam Lokal).17

Kekhasan dari penelitian ini adalah lebih menyoroti tentang berbagai

harmonisasi budaya Islam dan Jawa, seperti masih digunakannya model

Penanggalan Islam Jawa (Penanggalan Aboge (Alip Rebo Wage) untuk

menetapkan awal Ramadhan, Hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha.

Penggunaan penanggalan ini mengakibatkan ibadah puasa, perayaan Idhul

Fitri dan Idhul Adha yang mereka rayakan selalu berbeda dengan apa yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Artikel ini membahas tentang akulturasi

Islam dan budaya Jawa pada Komunitas Islam Aboge serta model

penanggalan yang mereka gunakan. Dengan pendekatan studi etnografi,

diharapkan menjadi jelas model akulturasi budaya ini serta model

penanggalan Aboge.

17 Muhammad Abdurrahman; Islam dan Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual

Conference on Islamic Studies, in Bangka Belitung, 10-13 October 2011, hlm. v

Page 34: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

12

Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa deskripsi tentang

akulturasi antara budaya Aboge dengan Islam. Kemudian diperoleh data

dan fakta, bahwa Aboge menggunakan metodologi perhitungan Jawa-

Islam dalam menentukan hari-hari besar Islam, yang merupakan

metodologi dari Aboge itu sendiri. Perbedaan penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad Abdurrahman dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu pada obyek kajian penelitian. Penulis merumuskan obyek kajian

dengan meneliti tentang materi-materi pendidikan Islam dalam tradisi

Aboge, sementara M. Abdurrahman memateri dari sudut pandang

akulturasi budaya Aboge dengan Islam.

Ketiga, Penelitian Ridhwan, mengambil tema penelitian dengan

judul “Islam Blangkon: Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di

Kabupaten Banyumas dan Cilacap,” dalam Jurnal Istiqro’ dengan fokus

penelitian tentang karakteristik keberagamaan yang ada di dua kabupaten,

yaitu Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Penelitian ini memang menyoroti

tentang Islam Kejawen, dan termasuk di dalamnya adalah kelompok

Aboge. Namun karena sifat penelitian ini lebih umum maka pembahasan

Aboge tidak bersifat mendasar dan komprehensif.18

Perbedaan penelitian Ridwan dengan penelitian ini sebagai berikut:

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa Ridwan mengambil

fokus penelitian yang lebih general yaitu terkait dengan karakteristik

keberagamaan di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Penelitian

18 Ridhwan, Islam Blangkon: Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, dalam Jurnal Istiqro’, Departemen Agama Republik Indonesia-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Volume 07, Nomor 1, 2008

Page 35: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

13

ini memunculkan fakta-fakta tentang karakteristik agama orang Banyumas

dan Cilacap, yang selain menganut paham Islam mayoritas di Indonesia

juga sebagian dari mereka masih menganut paham Islam Kejawen.

Berbagai jenis Islam Kejawen dikembangkan oleh masyarakat dua

kabupaten tersebut, termasuk di dalamnya Aboge.

Keempat, Analisis Hukum Islam Tentang Prinsip Penanggalan

Aboge Di Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten

Wonosobo, adalah tema yang diambil oleh Joko Sulistyo sebagai Tesis

Fakultas Syariah IAIN Walisongo. Penelitian ini berfokus pada hukum

Islam yang digunakan untuk memateri penanggalan Islam Aboge di Desa

Mudal Wonosobo. Penelitian ini tentunya berbeda dengan penelitian yang

akan dilakukan penulis, karena penulis mengambil rumusan masalah

berupa materi pendidikan Islam yang ada dalam peribadatan Aboge, bukan

dilihat dari sudut pandang hukum, apalagi itu hukum Islam.19

E. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Materi Pendidikan Islam

Kata Pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogie, terdiri

dari kata “Pais” artinya anak, dan “Again” yang diterjemahkan dengan

membimbing. Jadi Paedagogie adalah bimbingan yang diberikan kepada

19 Joko Sulistyo, Analisis Hukum Islam tentang Prinsip Penanggalan Aboge Di Kelurahan

Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Tesis, Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2008.

Page 36: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

14

anak.20 Secara terminologi Pendidikan diartikan sebagai pengaruh,

bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab

terhadap anak didik.21 Pendidikan dalam bahasa Arab biasa disebut

dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba, bermakna

“mendidik”.22 Sementara muncul istilah lain yaitu kata ‘allama yang

diartikan sebagai “mengajar”. Sedangkan Naquib Al-Attas dalam

bukunya Islam and Scularism mengajukan istilah ta’dib/adab yang

dikhususkan untuk mendefinisikan pendidikan akhlak.23 Karenanya kata

tarbiyah lebih tepat untuk mewakili arti pendidikan, karena memuat

makna mendidik, memelihara, dan membesarkan, sekaligus mengandung

makna mengajar (‘allama).24

Selanjutnya terkait dengan Pendidikan Islam, dapat dilihat dari

berbagai terminologi. Muhammad Quthb25 menyatakan bahwa Islam

melakukan pendidikan dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh

terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan

terabaikan sedikitpun bagi segi jasmani maupun rohani, baik

kehidupannya secara mental dan segala kegiatannya di bumi ini. Islam

memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar fitrah yang

diberikan Allah SWT. Kepadanya, tidak ada sedikitpun yang diabaikan

20 Abu Ahmadi dan Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, Cet. Ke-

2, 2001), hlm. 69. 21Ibid., hlm. 71. 22 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm. 14. 23 Dikutip oleh Jusuf Amir Faisal dalam Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema

Insani Press, 1995), hlm. 94. 24Ibid., hlm. 94. 25 Dikutip oleh Basuki dan M. Miftahul Ulum dalam Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,

(Ponorogo: STAIN Po. Press, 2001), hlm. 16.

Page 37: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

15

dan tidak memaksakan apapun selain apa yang dijadikannya sesuai

dengan fitrah.

D. Marimba mendefinisikan pendidikan Islam adalah bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama (insan kamil) menurut ukuran Islam.26 Sementara Jusuf Amir

Faisal mempertegas makna pendidikan Islam dalam ranah fungsional

sebagai pengembangan pengetahuan agama yang mendasar, yaitu

berkaitan dengan keterampilan dalam melaksanakan ibadah, baik

magdah maupun ibadah yang berhubungan dengan kepentingan hidup

dalam masyarakat (gairu magdah).27

Berdasarkan beberapa terminologi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah upaya membentuk

kepribadian muslim sesuai dengan pedoman ajaran agama Islam

(syari’at) dan berimplikasi pada sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah

dalam orientasinya dengan tujuan hidup teologis dan sosialis.

Sedangkan dalam UU No. 2/1989, makna satu-satunya dari

“Pendidikan Agama Islam” adalah sebagai salah satu bidang studi

pendidikan yang bersama-sama dengan pendidikan pancasila dan

pendidikan kewarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis,

jalur dan jenjang pendidikan (Pasal 39 (2)). Istilah “Pendidikan Islam”

tidak dikenal dengan UU tersebut, karena lembaga pendidikan yang

26 Dikutip oleh Samsul Nizar, dalam Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 32.

27 Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, hlm. 18.

Page 38: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

16

berciri agama di Indonesia, baik sekolah maupun luar sekolah (termasuk

Pondok) harus tetap mengacu pada sistem pendidikan Nasional..28 Untuk

itu, istilah yang kerap dipakai, khususnya dalam teori yang digunakan

penulis adalah teori tentang pendidikan Islam, bukan Pendidikan Agama

Islam yang lebih berkonotasi pada istilah materi PAI di lembaga

pendidikan formal. Sehingga pendidikan Islam di sini berupa bentuk-

bentuk pendidikan yang mencakup substansi ajaran Islam.

2. Materi Pendidikan Islam dalam Konteks Peribadatan di Indonesia

Istilah “materi” memiliki arti benda, bahan, segala sesuatu yang

tampak, sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,

dibicarakan dan dikarangkan.29 Dalam kajian filsafat, materi merupakan

ide yang sudah terpublikasi dalam bahan pembahasan suatu masalah.

Materi dapat juga diartikan sebagai inti dari perumusan hipotesis

tindakan untuk menyelesaikan problematika ide. Descartes menyebut ide

tersebut sebagai persepsi indra.30

Materi dalam konteks pendidikan Islam lebih tertuju pada

rangkuman ajaran Islam yang sistematis. Ahmad Janan Asifudin

membagi materi pendidikan Islam menjadi lima, yaitu materi tentang

28 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar

Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 17. 29 Ebta Setiawan, KBBI offline Versi 1.1,2010. 30 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, terj. Sigit Jatmiko, dkk. (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, Cet.III, 2007), hlm. 742.

Page 39: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

17

Tuhan, tentang hidup (alam), tentang manusia, akhlak, dan perubahan.31

Pengertian tersebut dikerucutkan dalam teori Zuhairini, yang menyatakan

bahwa materi pokok pendidikan Islam terdiri dari materi akidah, materi

syari’ah/ibadah, dan materi akhlak.32

Klasifikasi materi pendidikan Islam tersebut sebenarnya lebih

bersifat umum, atau orientasinya lebih pada nilai-nilai dari materi itu

sendiri. Sedangkan materi pendidikan Islam dalam konteks peribadatan

disusun secara sistematis melalui berbagai tata cara beribadah dalam

kajian ilmu fikih. Filosofi ibadah sendiri termaktub dalam tujuan

diciptakannya manusia oleh Allah SWT seperti yang dijelaskan dalam

Surat al-Zariyat ayat 56:

$ tΒ uρ àM ø)n=yz £Åg ø:$# }§ΡM}$#uρ āωÎ) Èβρ߉ç7÷è u‹Ï9 ∩∈∉∪ “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku” . 33

Secara etimologi kata ibadah dari kata ‘ibadah, berasal dari bahasa

Arab ‘abada-yab’udu-‘ibadatan, yang berarti doa, mengabdi, tunduk,

atau patuh (kepada Allah).34 Menurut kamus Al-Muhith,35 al-abdiyah, al-

ubudiyah, dan al-íbadah artinya taat. Sedangkan dalam Mukhtar Ash-

31 Ahmad Janan Asifudin, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Suka

Press, 2010), hlm. 119. 32 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1981), hlm. 60. 33Departemen Agama RI, Al-‘Aliyy Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 417. 34 H.E. Hassan Saleh, edt. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008), hlm.3. 35 Al-Fairuzabadi (Muhammad bin Ya’qub Majduddin Al-Fairuzabadi)_, Al-Qamus Al-

Muhith. (Kairo: Mathba’ah Mushthafa Al-Babi Al-Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M) , hlm. 311.

Page 40: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

18

Shihhah,36 makna dasar al-ubudiyah adalah ketundukan dan kepasrahan,

sementara at-ta’bid artinya kepasrahan. Dikatakan thariq (jalan),

muábbad artinya yang sudah disiapkan. Sedangkan istilah peribadatan

bermakna hal (cara dsb) beribadat. Peribadatan dianggap sebagai

kegiatan-kegiatan yang bersifat ibadah, sesuai dengan agama dan

keyakinan yang dipeluk oleh seseorang.37

Secara terminologis, pengertian ibadah menurut ulama fikih adalah

segala kepatuhan yang dilakukan untuk mencapai ridla Allah dengan

mengharapkan pahala-Nya di akhirat.38 Fikih itu sendiri merupakan suatu

kumpulan ilmu yang sangat besar lingkup pembahasannya, yang

mengumpulkan berbagai jenis hukum Islam juga berbagai macam bentuk

aturan hidup, untuk keperluan individu, golongan masyarakat dan

manusia (Islam) secara umum.39

Sedangkan ta’rif ilmu fikih dalam mazhab Syafi’iyah, sebagai

mazhab mayoritas Islam di Indonesia bermakna ilmu yang menerangkan

hukum-hukum syara’ yang ‘amaliyah dan terbagi atas hukum syara’

yang berkaitan dengan ibadat, ada yang berkaitan dengan urusan dunia,

baik itu urusan dengan seseorang (mu’amalat), dengan kelanjutan hidup

manusia (munakahat), serta berkaitan dengan pergaulan umum

36 Ar-Razi (Muhammad bin Abu Bakr bin Abdul Qadir), Mukhtar Ash-Shihhah, (Kairo: Al-

Mathabi’ Al-Amiriyyah, 1355 H), hlm. 407-408. 37 Kamus Besar Bahasa Indonesia, software www.yufid.org 38 H.E. Hassan Saleh, edt. Kajian Fiqh Nabawi, hlm. 4. 39 Tengku Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980),

hlm. 22.

Page 41: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

19

(‘uqubat).40 Berdasarkah uraian tersebut, para pakar fikih bersepakat

bahwa konteks fikih ibadah dapat dikerucutkan menjadi dua, yaitu

‘ibadah magdah yaitu berkaitan dengan ibadah imanen seperti taharah,

salat, puasa, zakat, dan haji, serta ‘ibadah gairu magdah yang

berhubungan dengan Allah, juga berhubungan dengan sesama manusia

(’amaliyah).

3. Ruang Lingkup Materi Ibadah

Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa materi-

materi pendidikan Islam dalam peribadatan masyarakat di Indonesia

adalah dikhususkan pada materi-materi ibadah magdah dan ghairu

magdah yang tertuang dalam mazhab Syafi’iyah, sebagai mazhab

mayoritas muslim di Indonesia. Materi tersebut berisi tata cara beribadah

sesuai dengan kaidah-kaidah yang dirumuskan oleh mazhab Syafi’i.

Berikut in klasifikasi konten materi pendidikan Islam yang terbagi atas

ibadah magdah dan gairu magdah.

a. Ibadah Magdah

Ibadah magdah dalam materi pendidikan Islam adalah ibadah

yang ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah

dan dijelaskan oleh Rasul-Nya. Materi ini meliputi tata cara taharah,

salat, puasa, zakat dan haji. Adapun materi tentang syahadat sebagai

rukun pertama dalam rukun Islam biasanya dibahas dalam ilmu

40 Ibid., hlm. 26-27.

Page 42: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

20

ushuluddin yang disebut juga ilmu kalam atau ilmu tauhid.41 Berikut

gambaran materi pendidikan Islam dalam ibadah magdah.

1) Materi Taharah atau Bersuci

Materi taharah atau bersuci, yang meliputi alat untuk, yang

meliputi alat untuk bersuci, tata cara bersuci, dan jenis-jenis

bersuci. Alat untuk bersuci bisa berupa air sumur, air hujan, air

laut, air sungai, air salju, air embun dan air sumber (mata air).

Jenis-jenis bersuci bisa dilakukan dengan mandi junub apabila

mukallaf berhadats besar, wudlu apabila berhadats kecil, dan

tayammum apabila seseorang sedang tidak memiliki air, sakit,

atau karena keperluan yang mendesak. Mandi dilakukan dengan

mengguyur air suci ke seluruh tubuh dengan niat mandi wajib.

Wudlu dilakukan dengan rukun pertama niat, membasuh muka,

membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian

kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

Tayammum dilakukan dengan mengambil debu suci dan

mengusapkannya ke wajah dan kedua tangan sampai siku.42

2) Materi Salat

Materi salat yang meliputi syarat sah, rukun, dan hal-hal

yang membatalkan salat. Syarat sah salat terdiri dari menghadap

kiblat, masuk waktu salat, pintar/tamyiz, mengetahui wajibnya

41 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Ijakarta: Rajawali Press, 2015), hlm.

247. 42 Untuk lebih jelasnya lihat pedoman lengkap dalam pasal Taharah, Abu Syuja’ Ahmad

bin Husain, Matan Ghayan wa Taqrib, terj, A. Ma’ruf Asrori, (Surabaya: Al-Miftah, 2000), hlm. 3.

Page 43: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

21

salat dan menutup aurat. Rukun salat (fardu) ada tujuh belas,

yaitu niat, takbiratul ihram, berdiri (bagi yang mampu),

membaca alfatihah, ruku dengan tuma’ninah, i’tidal dengan

tuma’ninah, sujud dengan tuma’ninah, duduk di antara dua

sujud dengan tuma’ninah, duduk tasyahud akhir, membaca

tasyahud akhir, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad,

mengucap salam dan tertib.43 Sedangkan untuk salat subuh ada

sebagian golongan yang menambahnya dengan do’a qunut

setelah raka’at kedua. Berikut salah satu dalil yang menjadi

dasar digunakannya qunut.

حدثنا قتيبة بن سعيد وأحمد بن جواس الحنفي قالا حدثنا أبو الأحوص عن أبي يضر يلع نب نساء قال قال الحروأبي الح نع ميرن أبي مب ديرب نع قحإسالله عنهما علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمات أقولهن في الوتر قال تافيع نيمني فافعو تيده نيمني فداه مر اللهالوت وتي قناس فوج نابوتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت إنك تقضي ولا تاليعتا ونبر كتاربت تيادع نم زعلا يو تاليو نل مذلا ي هإنو كليى عقضي اهنعمو هادنبإس قحو إسا أبثندح ريها زثندح يلفيالن دمحم نب الله دبا عثندحقال في آخره قال هذا يقول في الوتر في القنوت ولم يذكر أقولهن في الوتر أبو الحوراء ربيعة بن شيبان

Telah menceritakan kepada Kami Qutaibah bin Sa'id

dan Ahmad bin Jawwas Al Hanafi mereka berkata; telah menceritakan kepada Kami Abu Al Ahwash dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu Al Haura`, ia berkata; telah berkata Al Hasan bin Ali radliallahu 'anhuma; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan witir.. Ibnu Hawwas berkata; ketika melakukan qunut witir yaitu; ALLAAHUMMAH DINII

43 Choirul Anwar, Terjemah Ilmu Fiqih Sullamut Taufiq, (Surabaya: AMELIA, 2000), hlm.

16-17.

Page 44: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

22

FIIMAN HADAIT, WA 'AAFINII FIIMAN TAWALLAIT, WA BAARIK LII FIIMAA A'THAIT, WA QINII SYARRA MAA QADHAIT, INNAKA TAQDHII WA LAA YUQDHAA 'ALAIK, WA INNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT, WA LAA YA'IZZU MAN 'AADAIT, TABAARAKTA RABBANAA WA TA'AALAIT. Telah menceritakan kepada Kami Abdullah bin Muhammad An Nufaili, telah menceritakan kepada Kami Zuhair, telah menceritakan kepada Kami Abu Ishaq dengan sanad serta maknannya, ia berkata pada akhir hadits tersebut; Abu Al Haura` Rabi'ah bin Syaiban mengatakan hal ini yaitu; beliau mengucapkan ketika melakukan qunud dalam witir: "….." dan ia tidak menyebutkan; aku mengucapkannya dalam witir. 44

Sedangkan hal-hal yang membatalkan salat terbagi atas 6

penyebab, yaitu berkata satu huruf yang bisa dipahami, dengan

keadaan sadar. Kedua bergerak melebihi tiga gerakan di luar

rukun secara terus menerus, menambah rukun, makan dan

minum, berniat memotong salat serta terlewatnya satu rukun.45

Dalam materi salat fardu juga terdapat materi salat jum’at,

yaitu salat dua raka’at sebelumnya terlebih dahulu diadakan

khatbah. Syarat dari dua khutbah itu adalah suci dari dua hadats,

suci dari najis, baik pakaian badan dan tempat, menutup aurat,

berdiri, duduk diantara dua khutbah, dan disyaratkan pula

menggunakan bahasa Arab.46

44 Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad. Hadits tersebut tergolong hadits

hasan, dan berdasarkan fungsinya, ulama fikih berpendapat tentang qunut yang menjadi sunnah ab’at, dan qunut yang dibaca ketika terkena musibah atau qunut nazilah. Untuk lebih lengkapnya baca 10 hadits tentang qunut, dalam Lidwa Pustaka Software.

45 Choirul Anwar, Terjemah Ilmu Fiqih, hlm. 18. 46 Ibid., hlm. 26.

Page 45: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

23

3) Materi Zakat

Zakat atau dalam bahasa Arab zaka berarti suci, bersih,

tumbuh dan berkah. Secara terminologi, al-Mawardi

mendefinisikan zakat sebagai harta tertentu yang diberikan

kepada orang tertentu, menurut syarat tertentu pula. Orang yang

berhak menerima zakat ada delapan, yaitu fakir, miskin, amil,

mualaf, gharim, sabilillah, budak dan ibnu sabil. 47 Berdasarkan

jenisnya, zakat dibagi menjadi zakat fitrah, dan zakat mal.48

Untuk zakat mal, zakat dikeluarkan apabila barang atau

benda sudah masuk satu nisab dan berlaku kelipatannya. Nisab

adalah kadar yang harus terpenuhi untuk suatu benda, sehingga

keterpenuhian kadar tersebut menjadikan benda kena zakat.49

Berikut tabel macam zakat dan nisabnya.50

No. Jenis Harta Nisab Haul Kadar 1 Binatang ternak 40 ekor kambing

Sekali setahun 21/2%

2 Tanaman bernilai ekonomis

750 Kg beras Setiap panen 5%

3 Emas dan Perak 96 Gr emas murni Setahun sekali 21/2% 4 Badan Usaha 96 Gr emas murni Setahun sekali 21/2% 5 Gaji, honorarium dan 96 Gr emas murni Setiap 21/2%

47 Dikutp oleh Hassan Saleh dalam Fiqh Nabawi, hlm. 157-159. 48 Zakat fitrah merupakan zakat untuk membayar fitrah seseorang, yang dilakukan sebelum

masuk tanggal 1 Syawal. Di Indonesia Zakat fitrah berupa pemberian beras kepada mustahik, sebesar l2,8 Kg. Sedangkan zakat mal adal zakat yang berkaitan dengan harta benda, berupa zakat hasil panen, zakat emas dan perak, zakat binatang ternak, dan lain sebagainya. Ulama kontemporer berpendapat bahwa keprofesian juga masuk klasifikasi harta yang wajib zakat, sehingga muncul istilah zakat profesi.

49 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, (Jakarta: PT GUNUNG AGUNG, 1987), hlm. 225.

50 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 270

Page 46: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

24

pendapatan insidental memperolehnya

4) Materi Puasa

Puasa secara etimologi berarti menahan diri, diam dalam

segala bentuknya, termasuk tidak berbicara. Secara terminologi

puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan melakukan

hubungan seksual suami istri, dan lainnya, sepanjang hari sesuai

ketentuan syara’ disertai dengan menahan diri dariperkataan dan

perbuatan yang sia-sia, perkataan jorok, dan lainnya, baik yang

diharamkan maupun yang dimakruhkan, pada waktu yang telah

ditentukan dan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

pula.51

Syarat wajib puasa ada empat, yaitu Islam, dewasa (baligh),

berakal dan mampu berpuasa. Fardu puasa juga ada empat, yaitu

niat, tidak makan minum, tidak bersenggama di siang hari dan

tidak muntah dengan sengaja. Sementara yang membatalkan

puasa adalah memasukkan sesuatu dengan sengaja ke lubang

yang lazim, muntah dengan sengaja, bersetubuh di siang hari,

keluar mani karena bercumbu, haid, nifas, gila dan murtad.52

5) Materi Haji

Kata haji berasal dari bahasa Arab yang bermakna

tujuan dan dapat di baca dengan dua lafazh Al-hajj .Haji

51 Hassan Saleh dalam Fiqh Nabawi, hlm.174-175. 52 Abu Syuja’ Ahmad bin Husain, Matan Ghayah, hlm. 55.

Page 47: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

25

menurut istilah syar’i adalah beribadah kepada Allah dengan

melaksanakan manasik yang telah ditetapkan dalam sunnah

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan ada pula ulama

yang berpendapat: “Haji adalah bepergian dengan tujuan ke

tempat tertentu pada waktu yang tertentu untuk melaksanakan

suatu amalan yang tertentu pula. Akan tetapi definisi ini kurang

pas karena haji lebih khusus dari apa yang didefinisikan di sini,

karena seharusnya ditambah dengan satu ikatan yaitu ibadah,

maka apa yang ada pada definisi pertama lebih sempurna dan

menyeluruh.53

b. Ibadah Gairu Magdlah

Ibadah gairu magdlah sebagian menyebutnya ibadah

‘ammah, yaitu semua perbuatan yang mendatangkan perbuatan

baik untuk diri sendiri dan orang lain. Materi-materi amaliyah

dalam ibadah ini seperti sadaqah, dzikir, dan banyak segi ibadah

yang lain dalam seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari.54 Untuk

materi-materi dalam fikih gairu magdah tidak diterangkan secara

gamblang mengenai berbagai rukun, syarat, sarat sah dan lainnya,

sebagaimana dibahas dalam ibadah-ibadah magdah. Sebagai

contoh yaitu berkenaan dengan sadaqah dan zikir. Sadaqah hanya

digambarkan melalui firman Allah surat at-Taubah ayat 3.

53 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, hlm. 230. 54 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Maarif, 1993), hlm. 49.

Page 48: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

26

õ‹ è{ ôÏΒ öΝ ÏλÎ;≡uθ øΒ r& Zπs% y‰ |¹ öΝèδ ã�Îdγ sÜè? ΝÍκ�Ïj. t“ è?uρ $pκ Í5 Èe≅|¹ uρ öΝÎγ ø‹n=tæ ( ¨β Î) y7 s? 4θ n=|¹ Ös3y™ öΝçλ °; 3 ª! $#uρ ìì‹Ïϑy™ íΟŠÎ=tæ ∩⊇⊃⊂∪

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”55

Dalam kajian lainnya, fikih munakahat juga termasuk

kategori fikih gairu mahdah. Karena inti dari ajarannya lebih pada

hubungan antar sesama manusia. Sebagaimana Hasybie as-Siddiqie

menerangkan bahwa fikih ‘amaliyah terbagi atas hukum syara’

yang berkaitan dengan ibadat, ada yang berkaitan dengan urusan

dunia, baik itu urusan dengan seseorang (mu’amalat), dengan

kelanjutan hidup manusia (munakahat), serta berkaitan dengan

pergaulan umum (‘uqubat).56

4. Aspek Pembelajaran Materi Pendidikan Islam

Pembelajaran diartikan sebagai proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat

diartikan juga sebagai cara memotivasi seseorang untuk mencari ilmu

pengetahuan. Sedangkan Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

dengan tujuan intinya antara lain agar peserta didik memiliki

55 Quran in Words Software. 56 Ibid., hlm. 26-27.

Page 49: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

27

kepribadian, keterampilan, kecerdasan dan akhlak mulia.57 Hasan

Langgulung mendeskripsikan pendidikan dalam tiga komponen utama

yaitu Tujuan, Kandungan dan metode. Beliau menerjemahkan

Pendidikan sebagai suatu proses yang mempunyai tujuan yang

biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku

tertentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik.58

Pembelajaran kaitannya dengan pendidikan Islam diartikan

sebagai cara kegiatan mentransfer ilmu oleh pendidik kepada peserta

didik yang itu merupakan ilmu-ilmu pendidikan Islam. Untuk itu aspek

yang harus terpenuhi dalam pembelajaran adalah aspek materi, yang

ditunjang dengan penggunaan metode-metode yang sesuai dengan

materi tersebut. M. Athiyah al-Abrasyi59 menyatakan metode dengan

makna dengan jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman

Peserta Didik. Untuk itu dapat Penulis simpulkan bahwa metode

merupakan suatu cara yang dirumuskan dan tersusun secara sistematis

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapaiBerikut merupakan

contoh beberapa metode dalam pembelajaran materi pendidikan Islam.

a. Metode Ceramah

Metode Ceramah adalah suatu metode didalam pendidikan

di mana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada

57 Untuk lebih lengkapnya lihat pada Pasal 1 Ayat ! dalam Ketentuan Umum Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan III 2009), hlm. 3. 58 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004),

hlm. 28 59 Dikutip oleh Moh. Roqib dalam Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2009), hlm.

91.

Page 50: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

28

anak didik dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan.

Untuk penjelasan uraiannya, guru (Pendidik) dapat

mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain seperti peta,

denah, dan alat peraga lainnya.60 Metode Ceramah dalam Islam

disebut juga metode dakwah. Metode ini secara turun-temurun

dilakukan sejak zaman Rosul-rosul Allah. Seperti do’a Nabi Musa

A.S. dalam surat Thaha ayat 25-28.61

tΑ$ s% Éb> u‘ ÷yu�õ°$# ’ Í< “Í‘ô‰ |¹ ∩⊄∈∪ ÷�Åc£o„uρ þ’ Í< “Ì�øΒr& ∩⊄∉∪

ö≅è=ôm $#uρ Zο y‰ø) ãã ÏiΒ ’ ÎΤ$|¡Ïj9 ∩⊄∠∪ (#θßγ s)ø! tƒ ’ Í< öθs% ∩⊄∇∪ “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku.”

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan

jalan Pguru memberikan pertanyaan dan murid menjawab. Atau

suatu metode yang didalamnya terdapat tanya jawab antara

pendidik dan peserta didik tentang bahan materi yang ingin

diperolehnya.62 Metode Tanya jawab digunakan untuk menarik

rangsang dari perhatian peserta didik dengan berbagai cara. Seperti

appersepsi, selingan maupun evaluasi.Kelebihan metode Tanya

jawab dapat digunakan sebagai ice breaking ketika peserta didik

60 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1981), hlm. 83. 61 Departemen Agama Replubik Indonesia, Al Quran dan Terjemahnya, hlm. 478. 62 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus, hlm. 86.

Page 51: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

29

merasa jenuh dengan metode yang diterapkan sebelumnya. Tanya

jawab juga merupakan bentuk interaktif yang dapat digambarkan

antara pendidik dan peserta didik.

c. Metode Demonstrasi

Metode ini berupa suatu kegiatan mempraktikan dari materi

yang sedang dipelajari yang mana materi tersebut memang

membutuhkan praktik. Metode demonstrasi dapat juga diartikan

dengan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan. Untuk

membekali peserta didik maka pendidik terlebih dahulu

memberikan ulasan materi sebagai bahan dalam metode tersebut.

Sementara kelemahan dari metode demonstrasi adalah dalam upaya

mempersiapkan proses pembelajaran karena membutuhkan

beberapa peralatan dan bahan-bahan untuk praktik.

d. Metode Diskusi

Metode diskusi 63 dalam proses pembelajaran menghadapkan

Peserta didik pada suatu permasalahan. Maksudnya, tujuan utama

metode diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,

menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan

siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode ini bukan

sebagai ajang debat argumentasi tapi sebagai media bertukar

63 Menurut Moh. Roqib metode diskusi dapat disebut juga metode Ihalaqah, karena metode diskusi identik dengan forum melingkar (halaqah). Untuk lebih jelasnya lihat juga di Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 91.

Page 52: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

30

pikiran antar sesama peserta didik. Kelemahan metode diskusi sam

dengan metode tanya jawab yaitu untuk peserta didik yang

karakternya cenderung pasif akan merasa termarjinalkan dalam

forum tersebut.

e. Metode Menulis (Kitabah, Khat)

Metode ini termasuk cara klasik dalam belajar setelah

membaca.64 Metode menulis dalam Pendidikan Islam digunakan

dalam pengenalan awal huruf hijaiyah. Setelah Peserta didik dapat

menulis huruf hijaiyah baik dalam bentuk huruf, kata (kalimah),

maupun kosa kata dan kalimat (kalam) maka metode ini dapat

dikembangkan untuk mempelajari tulisan dalam bentuk khat.

Metode menulis (kitabah)65 saat ini sering dipakai dalam lembaga-

lembaga pendidikan islam yang bersifat non formal seperti dalam

Pesantren, dan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ). Namun tidak

sedikit pula Sekolah-sekolah yang menggunakan metode tersebut

dalam pembelajaran PAI.

f. Metode Menyimak (Istima’)

Metode ini disebut juga metode Bandongan. Yaitu santri

membawa kitab sesuai yang syekh (kyai) ajarkan kemudian santri

menyimak penerjemahan dan penjelasan kyai. Metode Istima’

untuk saat ini masih digunakan di Pesantren-pesantren salaf.

64 Ibid., hlm. 113. 65 Metode kitabah semacam ini pernah dilakukan pada zaman Nabi Muhammad SAW yaitu

ketika tentara Islam menawan orang-orang persia dan israel yang kemudian sebagai syarat pembebasan mereka maka mereka harus mengajarkan cara menulis huruf latin terhadap tentara-tentara muslim.

Page 53: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

31

Metode yang hampir sama yaitu metode sorogan66. Yaitu kyai

membacakan beberapa pasal dalam kitab, sementara santri

menyimak dengan kitabnya sendiri. Kemudian santri membaca

kembali sesuai dengan yang telah dibacakan oleh kyai. Kyai

memberi pengarahan pada saat santri membaca. Pada dasarnya

metode sorogan dan Bandongan (bandungan) tergolong metode

menyimak (istima’). Hanya apabila Bandongan, jumlah santri yang

mengikuti pembelajaran relatif banyak. Sementara dalam sorogan

hanya satu santri.

g. Metode Imla (Dictation).

Kata imla berasal dari kata amal yang berarti impian atau

angan-angan. Untuk itu metode imla diartikan sebagai mengangan-

angan atau membayangkan kalimat yang disampaikan Pendidik.

Metode ini biasa dilakukan untuk mengukur keterampilan peserta

didik dalam menulis kata maupun kalimat dalam bahasa arab.

Tersiarnya metode imla ini ketika mulai adanya kertas dan

tulisan.67

h. Metode Hafalan

Orang-orang Islam dahulu sangat menghargai ingatan yang

kuat dan menganggap pengembangan ingatan untuk menghafal

66 Metode Sorogan diambil dari bahasa jawa Sorog. Yaitu mengajukan atau menyodorkan

kitab yang akan dikaji oleh santri kepada Kyai untuk menunjukan kitab yang biasa dikaji santri dalam sorogan tersebut. Kitab yang dikaji dalam sorogan adalah kitab-kitab klasik yang masyhur dengan sebutan kitab kuning.

67 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafatut Tarbiyyah Al-Islamiyah. Terj. Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 575.

Page 54: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

32

sebagai salah satu tujuan pendidikan. Di antara faktor-faktor yang

membantu untuk menarik perhatian umat islam memelihara dan

menyebarkan hafalan sebagai salah satu jalan pencapaian adalah

kurangnya tulisan pada abad pertama hijriyah, adanya nas-nas yang

mengajak untuk menghafal Al-Quran al-Karim, munculnya ilmu

Hadits yang mengharuskan banyaknya hafalan dan timbulnya ilmu-

ilmu bahasa yang untuk menguasainya perlu kepada ingatan yang

kuat.68

5. Komunitas Aboge

Islam Aboge merupakan salah satu varian Islam Kejawen.

Aboge berasal dari singkatan taun Alif dina Rebo Wage. Islam Aboge

merupakan salah satu komunitas yang patut untuk diperdalam dan

dijaga eksistensinya baik itu dilihat dari sudut pandang agama, maupun

budaya. Tercatat banyak sekali berbagai macam varian Islam Kejawen

yang masih eksis pada saat ini, termasuk komunitas Aboge. Komunitas

ini masih dominan tinggal di daerah-daerah Banyumas, Cilacap,

Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen dan Wonosobo.69

Aboge merupakan akronim dari tiga kata, yaitu Alif, Rebo,

Wage. Alif adalah nama tahun pertama dalam hitungan satu windu

kalender Jawa yang disusun secara urut yaitu Alif, Ahe (Ha), Jim Awal

68 Ibid., hlm. 576. 69 Ridhwan, Islam Blangkon : Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di Kabupaten

Banyumas dan Cilacap, dalam Jurnal Istiqro’ Volume 07, Nomor 1, 2008, Departemen Agama republic Indonesia-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. hlm. 9.

Page 55: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

33

(Jim), Je (Za), Dal, Be (Ba), Wawu, dan Jim Akhir (Jim). Penamaan

Rebo atau Rabu merupakan nama hari keempat dalam kalender Masehi

dan Hijriyah. Sedangkan kata Wage diambil dari nama pasaran hari

Jawa, yaitu pon, Wage, Kliwon, legi, Pahing. Nama dan urutan pasaran

hari ini sangat penting diketahui, karena digunakan sebagai

pencocokkan rumus perhitungan Aboge.70

Istilah Alif Rebo Wage muncul dan berkembang dalam

komunitas masyarakat penganut tradisi Jawa-Islam. Nama tersebut

diambil berdasarkan awal tahun Alif yang dimulai pada tanggal satu

Muharam (Sura) hari Rabu Wage. Menurut beberapa pemangku adat

(Kyai) Aboge yang penulis wawancarai, istilah ini merupakan sebutan

untuk nama tahun yang dipakai sebagai petunjuk beribadah orang-

orang Jawa atas tuntunan Wali Sanga. Begitu pula dengan ajaran

Aboge yang merupakan ajaran para Wali Sanga, khususnya Sunan

Kalijaga.71

Aboge terbagi dalam dua kategori yaitu Aboge Abangan dengan

Aboge Putihan. Berikut ini pembagian Aboge di masing-masing

daerah yang penulis observasi:

a. Aboge Abangan, yaitu yang bertempat tinggal di Kecamatan

Adipala, meliputi Desa Doplang, Adiraja, Bunton, dan Srandil.

Kecamatan Kroya seperti di Desa Pesanggrahan dan Pekuncen.

Kecamatan Jatilawang Banyumas, dan daerah di Wonosobo.

70 M. Hariwijaya, Islam Kejawen, (Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006), hlm. 241. 71 Wawancara dengan Maksudi, tanggal 24 Desember 2015.

Page 56: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

34

Kegiatan peribadatanya antara lain kenduri di Pasemon, Nutur Kaki

pada bulan Rajab atau Sadran, Puasa Sir bulan Ramadlan, dan

pemakaman mayat dengan Batik dan atau kain Goni.

b. Aboge Putihan, yaitu Aboge yang menempati Desa Cikawung dan

Cibangkong Kecamatan Pekuncen Banyumas, Desa Kracak

Kecamatan Ajibarang Banyumas, Desa Cikakak Kecamatan

Wangon Banyumas, serta Desa Cipaku dan Desa Onje Kecamatan

Mrebet Purbalingga. Dari semua komunitas yang penulis temui,

mereka tetap menjalankan syariat Islam sebagaimana mestinya.

Sedangkan kekhasan ajaran mereka terletah pada penanggalan

Aboge yang digunakan untuk menentukan berbagai perayaan

Islam, termasuk Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu

mereka juga menambahkan beberapa amalan dalam syariat, seperti

menambahkan do’a qunut di setiap salat lima waktu, khutbah

jum’at berbahasa Jawa, shalat Rahmat selama tujuh hari pasca

kematian, dan grebeg sa’ban atau peristiwa rebo wekasan.72

Aboge yang penulis teliti yaitu Aboge putihan yang terdapat di

RT 01-10 Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen Kabupaten

Banyumas, Jawa Tengah. Menurut masyarakat sekitar, Aboge di Desa

ini adalah satu-satunya Aboge di Kecamatan Pekuncen yang notabene

masih melakukan peribadatan yang tidak menyimpang. Selain itu,

masyarakat Aboge masih menggunakan sistem Khalifah atau segala

72 Grebeg Sa’ban merupakan lathilan berturutturut di rumah warga mulai tanggal 1 sampai 15 Sa’ban, dan diakhiri dengan mandi dan salat Rebo Wekasan di Masjid Aboge. Wawancara dengan Kyai Zainal Abidin tanggal 11 Januari 2016.

Page 57: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

35

kebijakan ikhwal tentang peribadatan diserahkan sepenuhnya kepada

pemangku Adat.

F. Metode Penelitian

Uraian metode penelitian pada penelitian tentang materi pendidikan

Islam dalam peribadatan Aboge, penulis klasifikasikan sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan

menggunakan pendekatan data berupa pendekatan deskriptif kualitatif.

Lexy J. Moeloeng mengutip pendapat Kirk dan Miller menyatakan

bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasannya dan dalam peristilihannya.73

Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan sosiologi. Menurut Michael S.

Northcott, pendekatan sosiologis terhadap penelitian agama berfokus

pada interaksi antara agama dengan masyarakat. Pendekatan ini

mengurai tentang objek-objek, pengetahuan, praktik-praktik dan

institusi-institusi dalam dunia sosial. Para sosiolog memandangnya

sebagai produk interaksi manusia dan konstruksi sosial. Agama adalah

salah satu bentuk konstruksi sosial. Tuhan, ritual, nilai, hirarki

keyakinan dan perilaku religius merupakan subjek pembuktian dari

73 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011) hlm. 4.

Page 58: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

36

kekuatan struktur sosial, ideologi kelas dan perbedaan kelompok atau

sekte tertentu dalam karakter keagamaan suatu masyarakat.74

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis menggunakan

teori Fungsionalisme Agama, Emile Durkheim. Durkheim menyatakan

bahwa agama memiliki fungsi sosial, yang dapat diidentifikasi dari

prosesi peribadatan komunal masyarakat. Ritualitik ibadah masyarakat

tidak selalu berorientasi pada dimensi eskatologis, namun juga dapat

memainkan peranan sosial yang fungsional membentuk watak

masyarakat.75

Fungsionalisme agama Durkheim selanjutnya disusun dalam

kerangka kategorisasi sosiologis, meliputi:76

a. Stratifikasi sosial, seperti kelas dan etnisitas.

b. Kategori biososial, seperti seks, gender, perkawinan, keluarga,

masa kanak-kanak, dan usia.

c. Pola organisasi sosial meliputi politik, produksi ekonomis sistem-

sistem pertukaran, dan birokrasi.

d. Proses sosial, seperti formasi batas, relasi intergroup, interaksi

personal, penyimpangan, dan globalisasi.

Pendekatan ini penulis gunakan untuk mendalami fungsi

kohesifitas sosial masyarakat Aboge terhadap pelestarian peribadatan

Islam Aboge. Peribadatan yang tergambar dalam aktivitas sosial

74 Dikutip oleh Peter Connolly dalam Aneka Pendekatan Studi Agama, Terj. Imam Khoiri,

(Yogyakarta: LKiS, Cet. Ke IV, 2012), hlm. 271. 75 Dikutip oleh Abdullah Syamsuddin dalam Agama dan Masyarakat Pendekatan Sosiologi

Agama, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 19. 76 Ibid., hlm. 279.

Page 59: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

37

tersebut penulis gunakan untuk menarik data-data yang berkaitan

dengan materi pendidikan Islam.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis mengambil lokasi di Cikawung Kecamatan

Pekuncen Kabupaten Banyumas. Komunitas Aboge di Desa ini masih

banyak dan merata dalam menganut kepercayaan mereka. Adapun alasan

sepesifik penulis dalam memilih lokasi penelitian ini adalah:

a. Cikawung merupakan desa yang terletak di daerah pedesaan yang

jauh dari akses kota, namun desa tersebut tidak menutup diri dari

perkembangan keilmuan dan teknologi yang ada.

b. Komunitas Aboge di desa ini terkenal sebagai “Aboge tua” yang

masih fanatik dan mengklaim bahwa ajaran Aboge mereka adalah

ajaran yang masih murni. Aboge ini juga mengklaim sebagai Aboge

pertama yang menjadi basic pendidikan untuk Aboge di sekitar

Desa Cikawung.

3. Subjek dan Fokus Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Perangkat Pemerintahan, Tokoh

Masyarakat, Pemangku adat/kyai Aboge, dan masyarakat penganut

Aboge.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tentang materi-materi pendidikan

Islam yang terkandung dalam peribadatan komunitas Aboge.

Page 60: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

38

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup tiga hal,

yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses, yang terpenting adalah

proses pengamatan dan ingatan.77 Metode ini penulis gunakan

untuk memperoleh data berupa kegiatan keagamaan dan keadaan

masyarakat Aboge di Desa Cikawung yaitu berhubungan dengan:

1) Gambaran umum masyarakat di Desa Cikawung khususnya

penganut Islam Aboge berupa letak geografis, keadaan

masyarakat secara ekonomi, keagamaan dan sosial, serta

hubungan antara penganut Aboge dengan masyarakat Islam

non Aboge.

2) Pelaksanaan kegiatan peribadatan Aboge

3) Dokumen tentang eksistensi Aboge dan materi-materi

pendidikan Islam yang terdapat dalam peribadatan Aboge

b. Wawancara

Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan cara memberi

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.78 Sutrisno

Hadi menyebutkan bahwa Interview (wawancara) dapat dipandang

sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang

77 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2007).hlm. 203. 78 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003),

hlm.165.

Page 61: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

39

dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

penelitian.79

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara

mendalam. Sesuai dengan pengertiannya, wawancara mendalam

bersifat terbuka. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau

dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi.

Peneliti tidak hanya “percaya dengan begitu saja” pada apa yang

dikatakan informan, melainkan perlu mengecek dalam kenyataan

melalui pengamatan. Itulah sebabnya cek dan ricek dilakukan

secara silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan lapangan,

atau dari informan yang satu ke informan yang lain.

Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan

informasi dan keterangan dari responden, melalui percakapan

langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Berikut

daftar informan serta tujuan penggalian data yang penulis lakukan:

1) Wawancara dengan Kyai Zainal Abidin selaku kyai dan ketua

komunitas Aboge di Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen

Banyumas untuk mengetahui sejarah Aboge beserta kegiatan-

kegiatan peribadatan Aboge di Desa Cikawung.

2) Wawancara dengan Kyai Hamid, selaku kesepuhan di Desa

Cikawung untuk mengetahui sejarah Aboge dan

perkembangannya hingga masuk ke Desa Cikawung.

79 Sutrisno Hadi. Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Ofset,1991), hlm.193.

Page 62: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

40

3) Wawancara dengan Sulkhan, Kesra Desa Cikawung untuk

mendapatkan data-data masyarakat Desa Cikawung dan Aboge

Cikawung dalam persepsi pemerintah.

4) Wawancara dengan Sofyan Wahyu Hidayat, mahasiswa

sekaligus putra daerah asli Cikawung, untuk mengetahui

persepsi anak/remaja dalam menilai Aboge di desa mereka.

5) Wawancara dengan Heri Samsi, Slamet Riyadi, dan Rahmat

Fauzi selaku warga penganut Aboge di Desa Cikawung, untuk

mendapatkan gambaran peribadatan dan bentuk-bentuk materi

pendidikan Islam yang diajarkan dalam rutinitas ibadah Aboge.

6) Wawancara dengan Kyai Maksudi ketua Komunitas Aboge

Desa Onje Purbalingga sebagai penelusuran sejarah Aboge dan

relevansi antara Aboge Cikawung dengan Aboge Onje.

7) Wawancara dengan Sugianto, pengamat kebudayaan dan Islam

Kejawen Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya Cilacap untuk

mendapatkan data tentang Kejawen Himpunan Kepercayaan

(HPK) dan merelevansikan dengan Aboge Cikawung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan

mengumpulkan informasi sehingga didapatkan data yang

maksimal, penelitian kualitatif memberi alternatif upaya ketika

setelah pengamatan dan wawancara sebagai cara yang paling

dominan yaitu kajian terhadap dokumen/bahan tertulis, yang lazim

Page 63: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

41

disebut Dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan

sebagainya.80

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang sifatnya dokumenter

seperti video perayaan bulan-bulan Islam, data penduduk desa

Cikawung, keadaan masyarakat, tempat ibadah, dan bentuk-bentuk

ritual peribadatan Aboge di Desa Cikawung.

a. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif secara umum dilakukan

dengan pendekatan Milles dan Huberman yaitu dengan mereduksi data,

menyajikan data, dan triangulasi data berupa penarikan kesimpulan.

Untuk penelitian dekskriptif kualitatif, Burhan Bungin membuat

spesifikasi kerangka yang lebih mudah dipahami, yaitu dengan istilah

Kategorisasi data, Klasifikasi data dan induktif analisis.81 Berikut uraian

ketiga tahapan analisis data tersebut:

a. Kategorisasi/Reduksi Data

Kategorisasi data adalah satu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga

bisa ditarik suatu kesimpulan akhir. Kategorisasi berlangsung

80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 231. 81 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 146.

Page 64: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

42

secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Setelah

pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan lapangan

dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontak yang berisi uraian

hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan, dan

penjawaban terhadap masalah yang diteliti, yakni berkaitan dengan

materi-materi pendidikan Islam dalam tradisi peribadatan Aboge.

b. Klasifikasi/Penyajian Data

Klasifikasi data atau display data dimaksudkan untuk

menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh,

kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang

kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Data yang

diperoleh dari penelitian ini dituangkan dalam bentuk kata-kata,

kalimat-kalimat, ataupun paragraf-paragraf yang akan disajikan

dalam bentuk teks atau uraian naratif. Oleh karena data yang

diperoleh berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau paragraf-paragraf,

baik penuturan informan, hasil observasi dan dokumentasi, agar

dapat tersaji dengan baik dan mudah dicari dan ditelusuri kembali

kebenarannya, maka selanjutnya diberi catatan kaki (footnote).

c. Induktif Analisis/ Penarikan Kesimpulan

Induktif analisis yang merupakan penarikan kesimpulan

merupakan bagian akhir dari penelitian ini.82 Analisis data yang

dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan

82 Sugiyono, Metodologi Peneliitan Pendidikan, hlm. 338-345

Page 65: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

43

data, digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga dapat

menggambarkan secara mendalam tentang materi-materi

Pendidikan Islam yang terkandung dalam peribadatan Aboge.

G. Sistematika Pembahasan

Keseluruhan dari pembahasan proposal tesis ini, disusun berdasarkan

sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bagian awal yang terdiri dari sampul tesis, halaman pembatas,

halaman sampul dalam, surat pernyataan keaslian tesis, halaman nota dinas

pembimbinga, halaman pengesahan, halaman transliterasi Arab-Indonesia,

halaman motto, malaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar

tabel.

Bagian kedua, merupakan isi tesis yang terdiri dari empat bab, dengan

ketentuan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini menjadi landasan

teoritis dan kerangka kerja metodologis dalam penelitian yang digunakan

sebagai pisau analisis pada bab-bab berikutnya.

BAB II, membahas tentang komunitas Aboge di Karesidenan

Banyumas, yang berisi tentang Demografi Aboge di Banyumas, Asal-usul

ajaran Aboge di Banyumas, Varian-varian dalam Aboge, Bentuk Ajaran,

hubungan antara watak dasar warga Banyumas dengan eksistensi Aboge.

Page 66: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

44

Bab ini juga menerangkan gambaran umum Desa Cikawung Kecamatan

Pekuncen Kabupaten banyumas, yang menjadi lokasi primer penelitian ini,

mencakup letak geografis dan keadaan masyarakat dalam berbagai bidang,

serta gambaran Aboge di Desa Cikawung.

BAB III, merupakan hasil penelitian di Desa Cikawung Kecamatan

Pekuncen Kabupaten Banyumas terkait materi-materi pendidikan Islam

yang ada dalam peribadatan komunitas Aboge. Untuk itu penulis paparkan

bentuk-bentuk peribadatan Aboge, materi pendidikan Islam yang

terkandung dalam peribadatan Aboge dan proses pengajaran pendidikan

Islam dalam komunitas Aboge Cikawung. Akhir pembahasan dari Bab ini

merupakan analisis dari rumusan masalah yang penulis gambarkan dalam

sub bab sebelumnya, yaitu analisis tentang materi pendidikan Islam dalam

peribadatan Aboge beserta proses pengajarannya.

BAB VI, merupakan kesimpulan hasil penelitian yang penulis

rumuskan berupa kesimpulan dan saran-saran.

Bagian akhir dalam penelitian ini berisi daftar pustaka, daftar riwayat

hidup, lampiran surat pernyataan telah penelitian dari desa/lokasi penelitian,

dan lampiran-lampiran penunjang penelitian.

Page 67: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

170

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang penulis kumpulkan baik berupa kerangka

teoritik, metodologi penelitian serta penyajian data yang telah disajikan pada bab

sebelumnya, penulis menyimpulkan penelitian ini berdasarkan analisis data yang

penulis peroleh dengan rincian sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk Peribadatan Aboge

Aboge di Desa Cikawung memiliki berbagai bentuk peribadatan, yaitu

ibadah magdlah seperi salat, zakat dan puasa, serta ibadah gairu magdlah

seperti zikir dan tahlil dalam acara slametan dan perayaan bulan-bulan Islam,

dan penanggalan Aboge sebagai pedoman pelaksanaannya. Zikir tahlil dalam

slametan dilakukan dalam berbagai acara, antara lain acara kematian,

kehamilan, kelahiran dan syukuran memasuki bulan-bulan tertentu. Selain itu

Aboge juga memiliki penanggalan khusus yang disebut penanggalan Aboge.

Penanggalan ini berisi rumus paten untuk menentukan awal bulan-bulan

Islam sesuai dengan tahun windu yang sedang berjalan.

2. Materi Pendidikan Islam Aboge

Materi pendidikan Islam Aboge di Desa Cikawung yang terdiri dari

ibadah magdhah mengggunakan tata cara wudu, bersuci, salat, zakat dan

puasa yang secara rukun semuanya menggunakan mazham fiqih imam

Page 68: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

171

Syafi’i. Sedangkan untuk salat lima waktu mereka tambah do’a qunut pada

akhir rakaat yang menurut mereka adalah kegiatan sunah mazhab Syafi’i.

Walaupun demikian terdapat beberpa perbedaan, antara lain penggunaan

qunut dalam setiap salat lima waktu, dan pemberian zakat kepada ketua

komunitas Aboge sebagai bentuk penghormatan masyarakat, dan janda tua

miskin dengan tujuan membantu perekonomiannya. Kegiatan ini merupakan

inisiatif dari komunitas Aboge sendiri dan merupakan taklid terhadap

pembawa ajaran Aboge di Cikawung, yaitu Kyai Mad Yusi. Dalam perspektif

pendidikan Islam, materi-materi tersebut berorientasi pada pembiasaan

terhadap melakukan hal-hal yang baik dalam beribadah. Ibadah ghairo

mghdlah atau ibadah amaliyah seperti kegiatan zikir dan tahlil dalam tahlilan,

dan kegiatan sadaqah dalam perayaan-perayaan tersebut. Shadaqah dalam

Aboge dapat berupa makanan, uang, maupun do’a.

3. Proses Pengajaran Islam

Dalam pengajaran materi pendidikan Islam, dilakukan dalam kegiatan

pendidikan Nonformal yaitu TPQ Baitul Munir untuk anak-anak, dan majlis-

majlis informal untuk masyarakat umum. Metode yang digunakan dewan

asatidz dalam pembelajaran di TPQ menggunakan metode imla’, kitabah,

sorogan dan bandungan. Sedangkan metode lisan digunakan untuk orang-

orang dewasa. Metode lisan disebut metode ngaji kuping (jiping) dan tutur

kaki (turki). Ngaji kuping adalah mendengarkan kyai berceramah dalam

berbagai acara, sementara tutur kaki adalah mendengarkan penuturan sesepuh

Page 69: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

172

dalam keluarga ketika menceritakan sejarah Aboge. Jiping turki merupakan

metode yang menjadikan lemahnya catatan sejarah dari Aboge, khususnya di

Desa Cikawung.

B. Saran-saran

Sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis ingin memberikan pandangan

kesimpulan penulis berupa saran-saran untuk para pembaca pada umumnya, dan

untuk orang-orang yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan

Islam di negeri ini. Sesungguhnya pendidikan Islam merupakan fitrah yang harus

dilestarikan oleh para pemeluknya, yaitu orang-orang yang sadar betul akan

pentingnya pendidikan Islam dan pertanggungjawaban manusia kepada Allah

SWT. Varian-varian Islam di Nusantara merupakan bentuk ekspresi kearifan

lokal yang harus disikapi dengan bijak. Saran-saran yang penulis sampaikan

khususnya terkait dengan hasil akhir dari penelitian terhadap materi pendidikan

Islam dalam peribadatan Islam Aboge di Desa Cikawung Kecamatan Pekuncen

Kabupaten Banyumas, adalah:

1. Bagi para pembaca, local wisdom bangsa kita sesungguhnya merupakan nilai-

nilai luhur yang semestinya dilestarikan oleh masyarakat kita sendiri.

Kerusakan moral bangsa karena arus globalisasi dan westernisasi bukan

hanya berupa kesadaran kita dalam memperhatikannya, namun juga

kesadaran kita untuk bagaimana membenahinya. Keberadaan Islam Aboge

merupakan salah satu bentuk produk budaya yang ternyata mampu

Page 70: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

173

memberikan kontribusi positif terhadap moralitas masyarakat, walaupun

Aboge termasuk komunitas Minoritas.

2. Bagi Pemerintah, cita-cita luhur dan falsafah bangsa Indonesia bukan hanya

sebuah wacana yang disimpan rapi pada monumen-monumen sejarah, namun

juga hal yang harus diwujudkan dengan suatu tekad dan perjuangan dalam

berbagai aspek, termasuk aspek agama dan budaya. Pemerintah sudah

sepatutnya menjaga dan melindungi komunitas-komunitas Islam Jawa,

termasuk Aboge sebagai salah satu amanat Undang-Undang.

3. Bagi stake holder pendidikan Islam, bentuk pendidikan Islam dengan

pendekatan kulutural dalam Aboge dapat menjadi alternatif, karena terbukti

pengikatan ideologi dan orientasi akhlak dapat terejawantahkan dengan baik

melalui pendidikan semacam ini.

Page 71: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU Abimanyu, Soedjipto, Babad Tanah Jawi, Yogyakarta: Laksana, Cet. Ke VI,

2014. Ad-Dahlawi, Syah Waliyullah, Beda Pendapat di Tengah Umat, Terj. A. Aziz

Masyhuri, Yogyakarta: LKiS, 2010. Ahmad bin Husain, Abu Syuja’, Matan Ghayan wa Taqrib, terj, A. Ma’ruf Asrori,

Surabaya: Al-Miftah, 2000. Ahmadi, Abu dan Nur Ubiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA,

Cet. Ke-2, 2001. Al-Fairuzabadi (Muhammad bin Ya’qub Majduddin Al-Fairuzabadi)_, Al-Qamus

Al-Muhith. .Kairo: Mathba’ah Mushthafa Al-Babi Al-Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M.

Al-Syaibani, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafatut Tarbiyyah Al-Islamiyah.

Terj. Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2015 Aisid, Rizam, Islam Abangan dan Kehidupannya, Jakarta: DIPTA, 2015. Ancok, Jamaludin dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas

Problematika Psikologi, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Anwar, Choirul, Terjemah Ilmu Fiqih Sullamut Taufiq, Surabaya: AMELIA,

2000. Ar-Razi (Muhammad bin Abu Bakr bin Abdul Qadir), Mukhtar Ash-Shihhah,

Kairo: Al-Mathabi’ Al-Amiriyyah, 1355 H. Ash-Shiddieqy, Tengku Hasbi, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang,

1980. Asifudin, Ahmad Janan, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta:

Suka Press, 2010.

Page 72: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

Azizy, A. Qodri, Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial (Mendidik Anak Sukses Masa Depan: Pandai Dan Bermanfaat), Semarang: Aneka Ilmu, 2003.

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVIII, Bandung: MIZAN, 1995. Basuki dan M. Miftahul Ulum dalam Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,

Ponorogo: STAIN Po. Press, 2001. Bontoro, Asri, Seri Kejawen 2002, Jakarta: Anggra Institut, 2002. Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007. Connolly, Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Terj. Imam Khoiri, Yogyakarta:

LKis, Cet. Ke IV, 2012. Endraswara, Suwardi, Agama Jawa, Yogyakarta: Lembu Jawa, 2012. Faisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1995 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Eksistensi dan Proses Belajar

Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. G.W.J. Drewes, An Early Javanese Code of Muslim Ethics, The Hague, Martinus

Nijhhoff, 1978. Geertz, Clifford, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Terj. Aswab

Mahasin, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1981. H.E. Hassan Saleh, edt. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Ofset,1991. Hamka, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Huda, Sokhi, Tasawuf Kultural, Yogyakarta: LKiS, 2008. Ilyas, Yunahar, Kuliah Akidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 1998. Khazin, Muhyiddin, Imu Falak dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta: Buana

Pustaka, 2004.

Page 73: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, 1994. Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru,

2004. Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Materi Perkembangan Moral Keagamaan

Mahasiswa PTAIN, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner), Jakarta: Bumi Aksara, 1991. M. Hariwijaya, Islam Kejawen, Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006. Masyhuri, A. Aziz, Permasalahan Thariqah, Surabaya: KHLISTA, 2006. Mawardi, Kholid, Mahzab Sosial Keagamaan NU, Purwokerto: STAIN Press

2006. Moeleong, Lexy J..,Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010. Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: LKiS, 2009. Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, Purwokerto: STAIN Press, 2011. Mulder, Niels, Jawa-Thailand, beberapa Perbandingan Sosial Budaya,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983. Nizar, Samsul, dalam Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Banyumas tahun 1990. Priyadi, Sugeng, Sejarah Mentalitas Banyumas, Yogyakarta: Penerbit OMBAK,

2013. Purwadi, Upacara Tradisional Jawa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994. Purwoko, Bambang S., Sejarah Banyumas, Purwokerto: Kurnia Media Press,

2012. Qutb, Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1993.

Page 74: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

Russel, Bertrand, Sejarah Filsafat Barat, terj. Sigit Jatmiko, dkk., Yogyakrta: Pustaka Pelajar, Cet.III, 2007.

S.Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,2003. Sholikhin, Muhammad, Ritual Kematian Islam Jawa, Yogyakarta: Penerbit

Narasi, 2010. Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya Jawa, Jakarta: Teraju, 2003. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2007).hlm.

203. Supani, Kontroversi Bid’ah dalam tradisi Masyarakat Muslim di Indonesia,

Purwokerto: STAIN Press, 2013. Suseno, Franz Magnis Suseno, Etika Jawa, Jakarta: PT Gramedia, 1988. Sutrisno Hadi. Metodologi Research 1, Yogyakarta: Andi Ofset,1991. Walisongo,

2008. Syamsuddin, Abdullah, Agama dan Masyarakat Pendekatan Sosiologi Agama,

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Cetakan III 2009. Woordwark, Mark R., Islam Jawa, Kesalehan Normatif Versus Kebatinan,

Yogyakarta: LKiS, 2006. Yahya, M. Idris, Haza Kitab Primbon Sembahyang, Tanjung Pinang, 1919. Yana MH, Falsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa, Yogyakarta: Cemerlang,

2012. Yusuf, Mundzirin, Islam dan Budaya Lokal,Yogyakarta: Pokja UIN, 2005. Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1981. Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, Jakarta: PT

GUNUNG AGUNG, 1987

Page 75: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

PENELITIAN/MAKALAH A. Hasymy, Kumpulan makalah Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di

Indonesia, Aceh: MUI Daerah Istimewa Aceh, 1981. Ashidiqi, Alfina Rahil, Penentuan Awal Bulan dalam Perspektif Aboge, (Studi

terhadap Komunitas Aboge di Purbalingga), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Galih Latiano, Dimensi Religiusitas dalam Tradisi Masyarakat Islam Aboge di

Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Koentjaraningrat, Book Review, Clifford Geertz, The Religion of Java, dalam

Madjalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, No. 1. M. Abdurrahman, Islam dan Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual

Conference on Islamic Studies, in Bangka Belitung, 10-13 October 2012. Ridhwan, Islam Blangkon: Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di

Kabupaten Banyumas dan Cilacap, dalam Jurnal Istiqro’, Departemen Agama Republik Indonesia-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Volume 07, Nomor 1, 2008

Sulaiman, Islam Aboge: Pelestarian Nilai-nilai Lama di Tengah Perubahan Sosial,

Penelitian Balai Litbang Semarang Provinsi Jawa Tengah, 2013 Sulistiyo, Joko, Analisis Hukum Islam Tentang Prinsip Penanggalan Aboge Di

Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Tesis Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2008.

Turmuzi, Nilai-nilai Tarbiyah Khulukiyah dalam Kitab al-Barzanji (Kajian

Analisis Isi Kandungan Kitab al-Barzanji), Skripsi, STAIN Purwokerto, 2010.

SOFTWARE DAN INTERNET Ebta Setiawan, Ebta, KBBI offline Versi 1.1,2010. http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/islam_aboge, Kamus Besar Bahasa Indonesia, software www.yufid.org Lidwa Pustaka Software Hadits. Quran in Words Software

Page 76: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Muhamad Riza Chamadi

Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas, 18 April 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Belum kawin

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Buntu-Kebumen KM 2 Rt 001/ Rw 010 Desa Kebarongan

Kec. Kemranjen kab. Banyumas, 53194

No. Hp/email : 0857 2646 4622/ [email protected]

Nama Ayah : Achmad Achsin

Nama Ibu : Ngatikoh (Alm)

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI Salafiyah Kebarongan, Tahun Lulus 2003

b. SMP Negeri 1 Kemranjen, Tahun Lulus 2006

c. SMK Ma’arif 1 Kroya, Cilacap, Tahun Lulus 2009

d. STAIN Purwokerto, Lulus Tahun 2014

2. Pendidikan Non Formal

a. Pondok Pesantren Miftahul Huda Kroya, tahun 2006-2007

b. Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci, Purwokerto, tahun 2009-2010

c. Pondok Pesantren Darul Abror Watumas, Purwokerto, tahun 2010-2014

C. Pengalaman Kerja/mengajar

1. Tutor Lembaga Sanggar Siswa Teladan (SST) Ledug, tahun 2010-2011

2. Dewan pengajar Mahasiswa peduli Santri (Mahasantri) LSM Dompet Peduli Santri

Purwokerto, tahun 2011-2012

3. Pemandu Outbond, Tour dan Tutor Smart Education Purwokerto tahun 2011-2013

4. Dewan Asatiz Ponpes Darul Abror Purwokerto tahun 2013-2014

5. Guru PAI di SMK Miftahul Huda Pesawahan Banyumas 2014

6. Guru PAI di SMK Ma’arif 1 Kroya Cilacap tahun 2014- sekarang

Page 77: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/20525/2/1420411012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · magdlah tergambar dengan dilakukannya taharah, salat lima waktu, zakat dan puasa.

D. Pengalaman Organisasi

1. Badan Ekskutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Tarbiyah tahun 2011-2012, jabatan

Koordinator Bidang Advokasi

2. Senat Mahasiswa (SEMA) Stain Purwokerto masa jabatan 2013-2014, jabatan

Departemen Keuangan

3. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) STAIN Purwokerto tahun 2011-

2012, jabatan Anggota Divisi Kampanye

4. Badan Pengawas Pemilu Mahasiswa (BAWASLUWA) STAIN Purwokerto tahun

2012-2013, jabatan Ketua

5. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kampus (OPAK) STAIN Purwokerto

tahun 2011

6. Mahasiswa Asrama Bahasa Arab-Inggris STAIN Purwokerto tahun 2011-2012

7. OSMADINSA Ponpes Al-Hidayah Karangsuci tahun 2009-2010, jabatan divisi

Sarpras

8. Pengurus Ponpes Darul Abror Watumas 2011-2012, jabatan seksi Kebersihan

9. Lingkar Studi Santri Kalong (LSiK) Banyumas tahun 2011-2014, jabatan Ketua

10. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Purwokerto tahun 2012-

2013, jabatan Sekretaris bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda

(PTKP)

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 12 Maret 2016

Muhamad Riza Chamadi, S.Pd.I