Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 28 April 2016 Panitia ... · Program Studi Magister Ilmu...

23
i Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 28 April 2016 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomer: 1878/UN.14.4/HK/ 2016, Tertanggal 21 April 2016 Ketua : dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD, KHOM Sekretaris : Prof. Dr. dr. Gde Raka Widiana, Sp.PD, KGH Anggota : 1. Dr I Made Bagiada, SpPD, KP 2. Dr dr Made Ratna Saraswati, SpPD, KEMD 3. Dr dr I Wayan Weta, MS, SpGK.

Transcript of Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 28 April 2016 Panitia ... · Program Studi Magister Ilmu...

i

Tesis Ini Telah Diuji

Pada Tanggal 28 April 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

Nomer: 1878/UN.14.4/HK/ 2016, Tertanggal 21 April 2016

Ketua : dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD, KHOM

Sekretaris : Prof. Dr. dr. Gde Raka Widiana, Sp.PD, KGH

Anggota :

1. Dr I Made Bagiada, SpPD, KP

2. Dr dr Made Ratna Saraswati, SpPD, KEMD

3. Dr dr I Wayan Weta, MS, SpGK.

ii

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan

yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini merupakan tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Magister, Program Studi Biomedik, Program Pascasarjana Universitas

Udayana.

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaProf. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD,

KEMD sebagai Rektor Universitas Udayana atas dorongan, semangat, bimbingan,

saran serta kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana, Prof. Dr.

dr. Putu Astawa, SpOT(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

yang telah memberikan ijin mengikuti program pascasarjana, Prof. Dr. dr. AA Raka

Sudewi, SpS(K) selaku Direktur Program Pascasarjana yang telah memberikan ijin

mengikuti program pascasarjana, Dr.dr. G.N. Indraguna Pinatih, MSc, SpGK Ketua

Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Biomedik Program Pascasarjana

Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti Program Magister pada Program Magister Pascasarjana Universitas

Udayana, dr. Anak Ayu Sri Saraswati, M.Kes, selaku Direktur RSUP Sanglah

Denpasar, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan

di bagian Ilmu Penyakit Dalam dan di RSUP Sanglah, Denpasar, Dr. dr. Ketut Suega,

SpPD, KHOM selaku Ketua Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas

Udayana/ RSUP Sanglah yang dengan sabar membimbing dan selalu menyemangati

penulis dalam proses pendidikan dokter spesialis-1 ilmu penyakit dalam, Prof. Dr. dr.

I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD-KGEH selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyakit

Dalam FK Universitas Udayana yang dengan sabar membimbing dan selalu

menyemangati penulis dalam proses pendidikan dokter spesialis-1 ilmu penyakit

dalam.

iv

Terimakasih kami sampaikan kepada Kepala Panti Werdha Wana Seraya

Denpasar yang memberikan ijin melakukan penelitian dan memberikan bimbingan

dan semangat serta motivasi sehingga penelitian selesai tepat pada waktunya,

dr.Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD, KHOM sebagai pembimbing utama yang

dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran

dalam menyelesaikan tesis ini, Prof. Dr. dr. Gde Raka Widiana, SpPD, KGH selaku

pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat,

bimbingan dan saran kepada penulis, Prof. Dr. dr.I Made Bakta, SpPD, KHOM, yang

dengan penuh kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran

kepada penulis, dr I Made Bagiada, SpPD, KP, sebagai penguji yang dengan sabar

membimbing dan memotivasi penulis, Dr dr Made Ratna Saraswati, SpPD, KEMD,

sebagai penguji yang dengan sabar memberikan saran, motivasi dan dorongan kepada

penulis, Dr dr I Wayan Weta, MS, SpGK, yang telah memberikan masukan, saran dan

koreksi untuk perbaikan tesis ini sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini, Seluruh

Guru-guru penulis di Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unud atas pengajaran dan

didikan yang membentuk penulis menjadi dokter spesialis penyakit dalam yang baik

dan santun.

Terimakasih juga saya sampaikan kepadaAyah tercinta I Made Koper Astawa,

ibu tercinta Ni Ketut Sari, serta saudara - saudara saya I Wayan Diana, Ni Wayan

Sulastri, I Made Madurya, Ni Nyoman Astari, I Ketut Wardana, I Wayan Sudiartha

yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa sehingga tesis ini bisa selesai

dengan baik, Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh residen

dan teman seperjuangan Ilmu Penyakit Dalam FK Unud atas kerja sama yang baik,

bertanggung jawab dan harmonis, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam setiap tahapan pendidikan ini.

Semua pihak yang telah membantu penelitian ini, Semoga Ida Sang Hyang

Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang telah diberikan kepada

v

penulis. Kiranya penulis mendapat kekuatan dan selalu dalam karunia-Nya untuk

dapat mengamalkan semua ilmu yang diperoleh bagi sesama dengan benar pada jalan

dharma.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna.

Dengan sepenuh kerendahan hati penulis tetap memohon pentunjuk kearah perbaikan,

sehingga hasil yang tertuang dalam tesis ini nantinya dapat bermanfaat.

Denpasar, Oktober 2016

Penulis

I Made Riastana

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KADAR SENG SERUM DAN JUMLAH SEL

NATURAL KILLER SERUM PADA LANJUT USIA

Infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan dan penyebab kematian

utama pada lansia di dunia. Penyakit infeksi biasanya disebabkan adanya penurunan

sistem imunitas. Penurunan sistem imunitas ini terutama terjadi akibat proses penuaan

serta adanya defisiensi zat gizi yang diperlukan dalam peningkatan sistem imunitas

tubuh, termasuk salah satunya mineral seng. Berbagai studi menunjukkan bahwa

status nutrisi makro dan mikro mempengaruhi imunitas baik imunitas adaptif maupun

innate. Sel natural killer (NK) merupakan salah satu sel efektor yang berperan dalam

sistem imun innate yang dipengaruhi mikronutrisi seperti seng. penelitian ini

mencoba mencari hubungan antara kadar seng serum dan jumlah natural killer serum

pada usia 60 th- 90 th.

Rancangan penelitian ini adalah penelitian cross sectional untuk mencari

hubungan kadar seng serum dan jumlah NK serum pada usia 60 th-90 th di panti

sosial tresna wana seraya denpasar. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang,

Besarnya efek antara variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan dengan nilai

presisi interval kepercayaan 95%. Tingkat kemaknaan statistik digunakan nilai p <

0.05.

Dari 30 sampel, didapatkan rerata umur 75,6 + 9,0 tahun, dengan mayoritas

perempuan 24 orang (80%). Rerata kadar seng serum 63,8±7,4 Kadar seng yang

rendah (<60 ug/dl) sebanyak 30%, kadar seng yang normal (60-130 ug/dl) sebanyak

70% dan kadar seng yang tinggi (>130 ug/dl) tidak didapatkan. Rerata kadar NK sel

darah 400±182 Kadar NK sel yang rendah ( <90 sel/mm3) tidak didapatkan, kadar

NK sel yang normal (90-590 sel/mm3) sebanyak 43,3% dan kadar NK sel yang

tinggi ( >590 sel/mm3) sebanyak 13,3%. Dari hasil analisis dengan uji korelasi

Spearman tidak terdapat hubungan yang bermakna antara nilai kadar seng dengan

kadar Natural killer darah pada lanjut usia 60-90 tahun.

Peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

nilai kadar seng dengan kadar Natural killer darah pada lanjut usia 60-90 tahun.

Kata Kunci : Kadar seng, Jumlah sel NK, Lanjut usia.

vii

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN SERUM LEVELS OF ZINC AND NATURAL

KILLER CELLS SERUM IN ELDERLY

Infection is still a major health problem and the leading cause of death in the

elderly in the world. Infectious diseases are usually caused by a decrease in the

immune system. The decline of the immune system is especially true due to the aging

process as well as the deficiencies of nutrients needed in improving the immune

system, including the one mineral zinc. Various studies show that the status of macro

and micro nutrients affect immunity both adaptive and innate immunity. Natural killer

cells (NK) is one of the effector cells that play a role in the innate immune system is

influenced micronutrients such as zinc. This study tried to find the relationship

between serum zinc levels and the number of natural killer serum at 60 th- 90 th. The

study design was a cross sectional study to find the relationship of serum zinc levels

and the number of NK serum at 60 th-90 th in social institutions tresna wana while

Denpasar.

The sample in this study amounted to 30 people, magnitude of effect between

the independent variables and the dependent variable is expressed with precision

values 95% confidence interval. The level of statistical significance used the p-value

of < 0.05

Of the 30 samples, obtained mean age 75.6 ± 9.0 years, with the majority of

women 24 (80%). The mean serum zinc levels of 63.8 ± 7.4 zinc levels are low (<60

ug / dl) by 30%, zinc levels are normal (60-130 ug / dl) were 70% and zinc levels

were high (> 130 ug / dl) was not obtained. The mean levels of blood cells NK 400 ±

182 levels of NK cells is low (<90 cells / mm3) is not found, normal levels of NK

cells (90-590 cells / mm3) of 43.3% and high levels of NK cells (> 590 cells / mm3)

as much as 13.3%. From the analysis by Spearman correlation test there was no

significant relationship between the levels of zinc with Natural killer blood levels in

enderly patients 60-90 years old.

The researchers concluded that there is no significant relationship between the

levels of zinc with Natural killer blood levels in elderly patients 60-90 years old.

Keywords: zinc levels, NK cell count, enderly

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................... vi

ABSTRAK...................................................................................................... ix

ABSTRACT.................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9

2.1 Kadar seng dan respon imun pada lanjut usia ............................................. 9

2.1.1 Definisi Seng ...................................................................................... 9

2.1.2 Homeostasis seng ............................................................................... 9

2.1.3 Fungsi seng ……………………………………………………….... 11

2.1.3.1 Peranan seng pada system imun …………………………….. 11

ix

2.1.3.2 Peranan seng pada apoptosis .................................................... 14

2.1.3.3 Peranan seng sebagai antioksidan …………………………... 14

2.1.3.4 Seng sebagai kofaktor ensim……………………………….... 16

2.1.4 Penilaian status seng ......................................................................... 17

2.1.5 Kebutuhan seng dan bahan makanan sumber seng ........................... 17

2.2 Sel NK dan Mekanisme Kerjanya............................................................... 19

2.2.1 Definisi Sel NK .................................................................................. 19

2.2.2 Perkembangan Sel NK ....................................................................... 19

2.2.3 Subset Sel NK .................................................................................... 21

2.2.3.1 Sel NK CD56bright

.................................................................. 23

2.2.3.2 Sel NK CD56dim

..................................................................... 24

2.2.4 Reseptor Sel NK ................................................................................ 25

2.2.5 Mekanisme Kerja Sel NK .................................................................. 29

B A B III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32

3.2 Konsep ....................................................................................................... 33

3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33

B A B IV METODE PENELITIAN ................................................................. 34

4.1 Rancangan Penelitian .................................................................................. 34

4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ........................................................... 34

4.2.1 Populasi ........................................................................................... 34

4.2.2 Sampel............................................................................................. 34

4.2.2.1 Kriteria Inklusi .................................................................... 34

4.2.2.2 Kriteria Eksklusi ................................................................. 34

4.2.3 Besar Sampel .................................................................................. 35

x

4.3 Variabel Penelitian ...................................................................................... 36

4.3.1 Variabel Bebas ................................................................................ 36

4.3.2 Variabel Tergantung ....................................................................... 36

4.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................... 36

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 38

4.6 Alur Penelitian ............................................................................................ 39

4.7 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 40

4.8 Analisis Data ............................................................................................... 40

BAB V Hasil Penelitian

5.1 Karakteristik Sample……………………………………………………… 42

5.2 Kadar Seng Serum………………………………………………………… 45

5.3 Jumlah Natural killer darah.……………………………………………….. 46

5.4 Jumlah Natural killer darah pada katagori umur………………………….. 47

5.5 Jumlah Natural killer darah menurut jenis kelamin……………………….. 48

5.6 Kadar seng serum menurut katagori umur………………………………….49

5.6 Kadar seng serum menurutjeniskelamin………………………………….. 50

5.7 Hubungan antar kadar seng darah dan jumlah Sel Natural killer serum…...51

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Subjek penelitian…………………………………………….54

6.2 Hubungan Antara Kadar seng darah dengan jumlah Natural killer sel serum.57

6.3 Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….. 59

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan………………………………………………………………….... 61

7.2 Saran……………………………………………………………………….. 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….... 68

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Hubungan antara defisiensi seng dengan malnutrisi .................................…16

2.2 Perkembangan Sel NK ..............................................................................…20

2.3 Konsep PerkembanganSel NK CD56dim

...................................................… 21

2.4 Perbandingan Fenotip Antara CD56bright

dengan CD56dim

........................… 23

2.5 Aktivitas Reseptor-Reseptor Sel NK ........................................................… 26

2.6 Reseptor Sel NK dan Ligandnya...............................................................… 28

2.7 Teori Missing Self .....................................................................................…29

2.8 Mekanisme Kerja Sel NK ..........................................................................…30

3.2 Konsep Penelitian ......................................................................................…32

5.1. Katagori Kadar seng serum ( rendah, normal, tinggi)……………………….46

5.2. Katagori jumlah NK sel darah ( rendah, normal, tinggi ) …………………. 47

5.3 Jumlah NK sel darah pada katagori umur…………………………………...48

5.4 Jumlah Natural killer darah menurut jenis kelamin……………………….....49

5.5 Kadarseng serum menurut katogori umur…………………………………...50

5.6 Kadarseng serum menurut jenis kelamin………………………………….....51

5.7 Hubungan antara seng serum dan jumlah NK sel darah pada lansia 60-90th..52

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Kandungan seng pada sumber bahan makanan............................................. 18

4.1 Klasifikasi ambang batas IMT…………………………………………….. 37

5.1 Karakteristik klinik lansia 60-90 tahun (N=30)…………………………….43

5.2 Karakteristik klinik laboratorium lansia 60-90 tahun (N=30)……………...44

5.3 Karakteristik sub populasi limfosit lansia 60-90 tahun (N=30)………........ 45

5.4 Hubungan multivariate antara NK sel danVariabel ( Kadar seng serum, total sel

B, CD4, CD8, BMI, Asupan seng ) pada lansia 60-90

th……………………………………………………,,,,,,,…………………. 52

xiv

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

ADCC : Antibody-Dependent Cellular Cytotoxicity

cAMP : AdenosinMonofosfatsiklik

CMI : Cell Mediaated Immunity

DNA : Deoxyribonucleic acid

CTLD : C-type Lectin-like Domain

cGMP : GuanosinMonofosfatsiklik

HPC : Hematopoetic Progenitor Cell

IL : Interleukin

ISK : InfeksiSaluranKencing

ISPA : InfeksiSaluranNapasAtas

ITAM : immunoreceptor Tyrosine-based Activation Motif

ITIM : Immunoreceptor Tyrosine-based Inhibitory Motif

KIR : Killer Immunoglobulin-like Receptor

LCR : Leucocyte Receptor Complex

MPE : Malnutrisi Protein Energi

MHC : Major Hystocompatibility Complex

NO : Nitrogen Oksida

NCR : Natural Cytotoxicity Receptor

NK : Natural Killer

NLR : Nucleotide Oligomerization domain- Like Receptor

PKC : Protein Kinase C

RNA : Rebonucleic acid

xv

RBP : Retinol Binding Protein

Sig A : Secretory Ig A

Th : T helper

TNF alpha : Tumor Necrosis Factor alpha

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearence)............................ 68

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian...................................................................... 71

Lampiran 3. Informed Consent ........................................................................73

Lampiran 4. Formulir Persetujuan Tertulis ......................................................75

Lampiran 5. Prosedur Pemeriksaan Kadar seng ...............................................76

Lampiran 6. Prosedur Pemeriksaan Jumlah Sel NK .........................................77

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian .....................................................................79

Lampiran 8. Rencana Jadwal Penelitian……………………………………....81

Lampiran 9. Output Analisis Data SPSS……………………………………...82

xvii

B A B I

PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Populasi penduduk usia lanjut di dunia terus meningkat tanpa disadari, dengan

adanya kemajuan teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan dan gizi yang

lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari sebelumnya khususnya di negara maju

sehingga usia harapan hidup meningkat dua kali lipat dari 45 tahun di tahun 1900

menjadi 80 tahun di tahun 2000 ( Abikusno N, et al, 1998)

Jumlah penduduk lanjut usia semakin lama semakin meningkat, jumlah lansia

di seluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (Nugroho, 2008).

Menurut (WHO, 2012) jumlah lansia yang berada di kawasan ASEAN meningkat

mencapai 142 juta orang pada tahun 2010. Jumlah penduduk lansia tahun 2010 di

Indonesia mencapai 23,992 juta jiwa.Usia lanjut adalah seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun keatas (Depsos, 2012).

Peningkatan jumlah lansia ini diikuti dengan peningkatan masalah kesehatan

pada lansia termasuk penyakit infeksi yang biasanya disebabkan adanya penurunan

sistem imunitas. Penurunan sistem imunitas ini terutama terjadi akibat proses penuaan

serta adanya defisiensi zat gizi yang diperlukan dalam peningkatan sistem imunitas

tubuh, termasuk salah satunya mineral seng (Prasad et al, 1993).

Asupan energi dan zat gizi yang tidakseimbang akan menggangggu sistem

kekebalan tubuh. Selanjutnya Chandra (1997) menyebutkan bahwa restriksi energi

akan menurunkan sitokin dan meningkatkan respon proliferasi sel T sedangkan

defisiensi protein akan menurunkan sirkulasi Ig G. Hal ini didukung oleh penelitian

Field etal. (2002) yang menyebutkan bahwa zat gizi makro berdampak kepada sistem

xviii

imun. Selain zat gizi makro menurut Chandra (1997) disebutkan pula bahwa zat gizi

mikro seperti besi dan seng mempengaruhi respon kekebalan tubuh. Apabila terjadi

defisiensi salah satu zat gizi mikro tersebut maka akan merusak sistem imun. Hal ini

didukung oleh pernyataan Nasution (2004) yang menyebutkan bahwa defisiensi seng

menyebabkan munculnya gangguan sistem imun. Rendahnya asupan zat gizi baik

makro maupun mikro terjadi ketika nafsu makan turun. Jika terjadi dalam jangka

waktu yang panjang maka akan menyebabkan hilangnya selera makan (anorexia).

Penelitian yang dilakukan oleh Marcos et al. (1997) menyebutkan bahwa pada pasien

anorexia nervosa yang banyak kehilangan asupan zat gizi makro terjadi gangguan

sistem imun humoralnya. Menurut Cason et al. (1999) dalam penelitian Marcos et al.

(1997) disebutkan bahwa kekurangan asupan zat gizi akan mengubah sistem

kekebalan tubuh.

Proses penuaan mengakibatkan perubahan anatomis dan fungsi organ yang

bertanggungjawab terhadap imunitas, diantaranya adalah kelenjar timus yang

mengalami atrofi. Akibat atrofi kelenjar timus, terjadi penurunan produksi hormon

Thymulin yang merupakan hormon spesifik kelenjar timus dan dibutuhkan untuk

proses diferensiasi dan pematangan sel T helper (Th1), menginduksi beberapa marker

pada sel T, meningkatkan fungsi sel T, termasuk sitotoksik alogenik dan produksi IL2

(Interleukin 2). Hormon thymulin membutuhkan seng sebagai ko-faktor untuk

melakukan aktivitas biologinya. Aktifitas hormon Thymulin diukur melalui serum

thymulin activity. Bila serum thymulin activity menurun, maka Th1 akan menurun,

sehingga terjadi penurunan sel CD4 baru. Selain itu penurunan thymulin juga

mengakibatkan penurunan aktivitas sel natural killer dan sel T sitolitik yang banyak

berperan untuk membunuh, bakteri dan sel tumor (Prasad, 2007).

xix

Secara umum pada lansia, sistem imun berbasis sel (cell- mediated immunity)

lebih menunjukkan penurunan dibandingkan dengan imunitas humoral. Kapasitas sel

limfosit T pada darah perifir untuk bermultiplikasi setelah ada rangsangan pada lansia

lebih rendah dibandingkan kelompok usia muda. Pada lansia dijumpai adanya

penurunan jumlah limfosit pada darah tepi seiring dengan bertambahnya umur. Pada

lansia yang sehat, penurunan hanya sekitar 10-15% dari jumlah limfosit normal.

Penuaan juga ditandai dengan penurunan sel Th1 subset (CD4). Jumlah CD4 ini

semakin rendah bila terjadi infeksi pada lansia (Lesourd, 1997).

Defisiensi seng sering terjadi pada lansia, dan biasanya disertai dengan

penurunan aktivitas thymulin dan produksi IL-2 yang rendah yang mengindikasikan

adanya atrofi kelenjar timus. Seng juga berperan dalam imunitas innate (tidak

spesifik) dan adaptive (spesifik). Seng berperan untuk menjaga supaya sel imun

innate seperti neutrofil, monosit, makrofag, sel natural killer serta sel imun adaptive

seperti sel limfosit T dan B bisa berfungsi normal (Haase et al., 2006).

Fungsi seng yang paling penting adalah berperan sebagai fungsi kekebalan

tubuh, yaitu fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B (Almatsier,

2005). Menurut Chandra (1997) seng sangat penting dalam pembentukan dan

integritas thymus serta untuk meningkatkan fungsi sel T.

Penyakit infeksi yang menyerang lansia masih cukup tinggi sebagai akibat

sistem imunitas pada lansia yang menurun, terutama imunitas berbasis sel. Data

kematian akibat infeksi pada lansia di Amerika Serikat bahwa angka kematian

pneumonia, sepsis dan meningitis bakterialis pada lansia sekitar 3 kali lebih tinggi

dibandingkan pada dewasa muda (Hadisaputro dan Martono, 2006). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan di RSUP Kariadi pada tahun 1991-1994, penyakit infeksi

pada lansia yang terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut

xx

(bronkopneumonia), Infeksi Saluran Kencing (ISK), sepsis dan gastroenteritis. Angka

kematian tertinggi pada lansia akibat infeksi disebabkan oleh sepsis dan

bronkopneumonia (Hadisaputro dan Martono, 2006).

Lansia yang tinggal di panti jompo atau panti sosial lebih rentan terkena

infeksi saluran pernafasan, terutama Infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh

influenza, parainfluenza, and respiratory syncytial viruses (Meydani et al., 2004).

Influensa termasuk dalam 4 (empat) penyebab penyakit infeksi tersering yang diderita

lansia di panti jompo, selain skabies, Clostridium difficile, and methicillin-resistant

Staphylococcus aureus (Mathei et al., 2007). Data penyakit infeksi di panti jompo di

Indonesia masih sulit didapatkan, tetapi diperkirakan bahwa infeksi saluran

pernafasan, gastroenteritis serta infeksi saluran kemih termasuk penyakit infeksi yang

sering diderita para lansia di panti werdha di Indonesia.

Respon imun terhadap infeksi dibagi menjadi dua yaitu sistem imun awal yang

sifatnya non spesifik (respon imun innate) dan respon imun yang sifatnya spesifik

(respon imun adaptif). Pada proses infeksi, respon imun innate memegang peranan

penting karena merupakan pertahanan awal melawan infeksi dan juga menentukan

respon imun adaptif selanjutnya. Pada kondisi di mana terjadi defek pada salah satu

komponen sistem imun innate, tubuh akan menjadi sangat rentan terhadap infeksi

walaupun respon imun adaptifnya bekerja dengan sempurna (Murphy, 2011).

Sel natural killer (NK) merupakan salah satu sel efektor yang berperan dalam

sistem imun innate. Sel ini bekerja pada sel mikroba target tanpa membutuhkan

proses adaptasi terlebih dahulu. Selain itu, sel NK juga menghasilkan berbagai

sitokin-sitokin inflamasi yang berperan dalam proses imun awal (Kumar V, 2010).

Pemeriksaan hitung jumlah sel NK merupakan salah satu paramater yang dapat

diukur.

xxi

Selain asupan zat gizi makro dan mikro, status gizi juga mempengaruhi status

imunitasnya. Menurut Chandra (1997) kurang energi protein (KEP) berat akan

menurunkan sistem imun humoral. Hal ini didukung oleh penelitian Field et al. (2002)

yang menyebutkan bahwa sebagian besar penyebab imunodefisiensi adalah adanya

malnutrisi protein energi (MPE) atau KEP.

Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar seng mempengaruhi

jumlah CD4 dan pemberian suplemen seng bisa meningkatkan imunitas, sehingga

mengurangi frekuensi kejadian dan durasi infeksi saluran pernafasan dan diare

(Prasad et al., 2007).

Studi oleh Ravaglia G, et al. (2000) Hasil penelitian menunjukkan bahwa

banyak usia lanjut baik laki- laki maupun perempuan mengalami penurunan kadar

seng dalam serum Sebanyak 52% laki-laki dan 41% perempuan usia lanjut berusia

>90 tahun mengalami defisiensi seng, dan tidak terdapat perbedaan prevalensi

defisiensi seng yang bermakna antara usia lanjut laki-laki dan perempuan. Hasil

penelitian menunjukkan penyebaran sel NK (CD 16+ dan CD56+) pada usia lanjut

laki-laki dan perempuan juga tidak berbeda. Penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa sel NK pada usia lanjut sehat berusia >90tahun berhubungan dengan kadar

seng dalam serum.

Usia memberikan pengaruh terhadap sistem imunitas tubuh. Penuaan

berkaitkan dengan sejumlah besar perubahan fungsi imunitas tubuh, terutama

penurunan Cell Mediated Immunity (CMI) atau imunitas yang diperantarai sel.

Kemampuan imunitas kelompok lanjut usia menurun sesuai peningkatan usia

termasuk kecepatan respons imun melawan infeksi penyakit ( Fatmah, 2006 ).

xxii

Penelitian terdahulu telah meneliti hubungan antara kadar seng denganjumlah

sel NK pada usia sangat tua yaitu umur > 90 tahun. Namun pada pada usia 60 -90

tahun hubungan kadar seng dengan jumlah NK belum diketahui, maka penelitian ini

mencobameneliti hubungan tersebut pada pasien lanjut usia 60 - 90 tahunyang tinggal

di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka disusun rumusan masalah, yaitu:

1. Berapakah prevalensi kadar seng rendah padalanjut usia yang tinggal di panti

sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.

2. Berapakah prevalensi jumlah sel natural killer rendah pada pasien lanjut

usiayang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.

3.Apakah ada hubungan antara kadar seng dengan jumlah sel natural killer pada

pasien lanjut usia yang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya

Denpasar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi kadar seng

rendah, prevalensi jumlah NK sel rendah dan hubungan antara kadar seng dengan

jumlah NK sel darah pada usia 60- 90 tahun.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

(a) Mengetahui prevalensi kadar seng rendah pada pasien lanjut usia yang tinggal

di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.

xxiii

(b) Mengetahui prevalensi jumlah sel natural killer rendah pada pasien lanjut

usiayang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya Denpasar.

(c) Mengetahui hubungan antara kadar seng dengan jumlah sel natural killer darah

pada pasien lanjut usia yang tinggal di panti sosial tresna werdha wana seraya

Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik

Dengan mengetahui adanya hubungan antarakadar seng dan jumlah sel

natural killerdarah akan memberi sumbangan pengetahuan yang berkaitan

dengan peranan seng pada peningkatan sel NK.

2. Manfaat praktis

Bagi usia lanjut dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan

asupan makanan yang banyak mengandung seng dan bagi dokter dapat

dijadikan pertimbangan untuk memberikan suplementasi seng pada usia lanjut.