tes rinne

7
PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPUTALA A. Cara Rinne I. Pendahuluan Test Rinne Ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Secara umum pada rinne test prinsipnya yaitu tangkai penala yang bergetar ditempelkan pada mastoid pasien (hantaran tulang) hingga bunyi tidak lagi terdengar, penala kemudian dipindahkan ke dekat telinga sisi yang sama (hantaran udara). Telinga normal masih masih akan terdengar penala melalui hantaran udara, temuan ini disebut Rinne positif (HU>HT). Ada 2 macam tes Rinne , yaitu : a. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya. b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih

description

.

Transcript of tes rinne

Page 1: tes rinne

PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPUTALA

A. Cara Rinne

I. Pendahuluan

Test Rinne Ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran

melalui tulang pada telinga yang diperiksa.

Secara umum pada rinne test prinsipnya yaitu tangkai penala yang bergetar ditempelkan

pada mastoid pasien (hantaran tulang) hingga bunyi tidak lagi terdengar, penala

kemudian dipindahkan ke dekat telinga sisi yang sama (hantaran udara). Telinga

normal masih masih akan terdengar penala melalui hantaran udara, temuan ini disebut

Rinne positif (HU>HT).

Ada 2 macam tes Rinne , yaitu :

a.Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak

lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah

pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus

akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya.

Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.

b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara

tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus

akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan

meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus akustikus

eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar di depan maetus

akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar

didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Page 2: tes rinne

Pasien dengan gangguan pendengaran sensorineural juga akan memberikan hasil

Rinne positif seandainya sungguh-sungguh dapat mendengar bunyi penala, sebab

gangguan sensorineural seharusnya mempengaruhi baik hantaran udara maupun

hantaran tulang ( HU>HT).

Istilah Rinne negatif dipakai bila pasien tidak dapat mendengar melalui hantaran

udara setelah penala tidak lagi terdengar melalui hantaran tulang (HU<HT).

Interpretasi tes Rinne dapat false Rinne baik pseudo positif dan pseudo negatif. Hal

ini dapat terjadi manakala telinga pasien yang tidak kita tes menangkap bunyi garpu

tala karena telinga tersebut pendengarannya jauh lebih baik daripada telinga pasien

yang kita periksa.

Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa

maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garpu tala tidak tegak

lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut pasien dan kaki garpu tala mengenai

aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.

Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah

tidak mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum

mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita

memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna.

II. Tujuan

III. Alat dan Bahan

1. Garputala

IV. Cara Kerja

1. Getarkan penala berfrekuensi 512 Hz (lihat gambar 2) dengan cara

memukulkan salah satu ujung jari penala ke telapak tangan. Jangan

memukulkannya pada benda keras.

2. Tekankan ujung tangkai penala pada prosesus mastoideus salah satu telinga

OP. Tangan pemeriksa tidak boleh menyentuh jari-jari penala.

Page 3: tes rinne

3. Tanyakan kepada OP apakah ia mendengar bunyi penala mendengung pada

telinga yang diperiksa. Bila mendengar, OP disuruh mengacungkan jari

telunjuk. Begitu tidak mendengar lagi, jari telunjuk diturunkan.

4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari prosesus mastoideus OP dan

kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya ke depan liang

telinga OP. Tanyakan apakah OP mendengar dengungan itu.

5. Catat hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut:

Rinne Positif (+) : Bila OP masih mendengar dengungan melalui hantaran

aerotimpanal.

Rinne negative (-) : Bila OP tidak lagi mendengar dengungan melalui hantaran

aerotimpanal.

V. Hasil

VI. Pembahasan

Pemeriksaan kali ini adalah melakukan rinne test dengan tujuan untuk

membandingkan konduksi tulang dengan konduksi udara dengan menggunakan

garputala berfrekuensi 512 Hz. Pertama garputala digetarkan dengan cara

memukulkan salah satu ujung jari penala ke telapak tangan. Setelah itu ujung

tangkai garputala ditekankan pada prosesus mastoideus salah satu telinga OP

(pada praktikum ini menggunakan telikan kanan OP). Segera setelah OP tidak

Page 4: tes rinne

mendengar lagi bunyi dengan cara konduksi tulang, garpu tala segera didekatkan

pada telinga OP. Pada telinga normal atau pada tuli perseptif (tuli yang

diakibatkan kerusakan sistem sarafnya), yang terjadi adalah konduksi udara lebih

baik daripada konduksi tulang. Hal ini terbukti dengan OP masih mendengar

adanya suara garputala dengan cara konduksi udara meskipun suara tidak terdenar

lagi, saat dengan cara konduksi tulang. Jika pada tuli konduktif (tuli yang

diakibatkan kerusakan sistem pendengaran tetapi bukan komponen sarafnya),

konduksi tulang lebih baik daripada konduksi udara (HU<HT) . Hal ini ditandai

dengan tidak adanya bunyi garputala, segera setelah garputala dipindahkan dari

tulang mastoid (konduksi tulang) ke dekat telinga (konduksi udara).

Idealnya pemeriksaan ini juga harus diperiksa tes Rinne pada telinga kiri dan

dibandingkan dengan telinga kanan. Tetapi pada praktikum kali ini kami hanya

melakukan rinne tes pada telingan kanan OP dan menunjukan hasil tes Rinne

positif.

Untuk membedakan apakah OP normal atau menderita tuli perseptif, dapat

dilakukan tes pendengaran yang lain. Pada tuli perseptif, selain tes Rinne positif,

didapatkan juga pendengarannya berkurang dan tes Weber berlateralisasi ke

telinga yang sehat. Sedangkan pada telinga yang sehat, pendengaran tidak

berkurang dan pada tes Weber kerasnya bunyi sama pada telinga kiri dan telinga

kanan. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga OP sistem pendengarannya normal baik

telinga kiri maupun telinga kanan.

Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa

maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garpu tala tidak

tegak lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut pasien dan kaki garpu tala

mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid

pasien tebal.

Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah

tidak mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum

mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita

memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna.

Page 5: tes rinne

VII. Kesimpulan

1. Rinne Positif (+) : Bila OP masih mendengar dengungan melalui hantaran

aerotimpanal.

Rinne negative (-) : Bila OP tidak lagi mendengar dengungan melalui hantaran

aerotimpanal.

2. Tes Rinne positif menunjukkan sistem pendengarannya normal, tetapi dapat pula

merupakan indikasi adanya tuli perseptif dan harus dilakukan tes pendengaran

lainnya.

3. Tes Rinne negatif menunjukan adanya tuli konduktif (diikuti dengan hasil tes

Schwabach yang memanjang).

VIII. Jawaban Pertanyaan

1. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan

butir II.3. tadi?

Hantaran tulang, yaitu transmisi getaran dari tulang tengkorak kecairan

telinga dalam.

2. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan

butir II.4?

Hantaran udara.