TES PENDENGARAN.pptx

download TES PENDENGARAN.pptx

of 17

Transcript of TES PENDENGARAN.pptx

TES PENDENGARAN

TES PENDENGARAN (Chang, 2005)TES BISIK (whispered voice test)Tes bisik dipergunakan untuk skrining adanya gangguan pendengaran dan membedakan tuli konduktif dengan tuli sensorineural.

Prosedur Pasien duduk di kursi pemeriksaan. pemeriksa berdiri kurang lebih 60 cm di belakang pasien. pemeriksa membisikkan serangkaian angka dan huruf (misalnya 5- K- 2) dan meminta pasien untuk mengulangi urutan kata dan huruf yang dibisikkan. Sebelum berbisik, sebaiknya pemeriksa mengeluarkan nafas (ekspirasi maksimal) secara perlahan supaya afas pemeriksa tidak mengganggu suara bisikan. jika pasien dapat mengulang bisikan denga benar, berarti tidak ada gangguan pendengaran. Jika pasien tidak dapat mengulang rangkaian kata dan huruf yang dibisikkan, ulangi pemeriksaan menggunakan kombinasi angka da huruf yang lain. dilakukan pemeriksaan terhadap telinga kanan dan kiri, diawali dari telinga yang normal (tidak ada gangguan pendengaran/ pendengaran lebih baik). Selama pemeriksaan, lubang teligan kontralateral ditutupi dengan kapas.Telinga yang lain diperiksa dengan cara yang sama, tetapi dengan kombinasi angka dan huruf yang berbeda. pasien tidak mengalami gangguan pendengaran jika pasien dapat mengulang dengan benar paling sedikit 3 dari 6 kombinasi angka dan huruf yang dibisikkan

Interpretasi :Normal: 5/6 sampai 6/6Tuli ringan bila suara berbisik 4 meterTuli sedang bila suara berbisik antara 2-3 meterTuli berat bila suara berbisik antara 0 1 meterTES GARPUTALABertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran (tuli/ hearing loss) dan membedakan tuli hantaran (conductive hearing loss) dan tuli sensorineural (sensorineural hearing loss). Yang dipakai biasanya adalah garputala frekuensi 512 HzTes Rinne Tes rinne berguna untuk membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang, sehingga membantu menegakkan diagnosis tuli hantaran (conductive hearing loss).Untuk menilai hantaran udara, ujung lengan panjang garputala yang sudah digetarkan dipasang 1 inci di depan MAE (A), pasien ditanya apabila sudah tidak mendengar, garputala dipindah ke proc. Mastoidea (B)

Setelah itu, prosedur diatas dibalik, pemeriksaan dimulai dari B ke A. interpretasi hasil : Tes Rinne (+) : AC> BC normal Tes Rinne (-) : BC>AC tuli konduktif atau tuli sensorineural2) Tes WeberTes weber dilakukan setelah tes rinne, bertujuan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli sensorieural.Garputala yang sudah digetarkan diletakkan di verteks atau di tengah dahi. pasien ditanya suara terdengar sama keras atau lebih keras di satu sisi (kiri/kanan). interpretasi hasil : suara terdengar sama keras di telinga kiri dan kanan normal. suara terdengar lebih keras di satu sisi ada lateralisasi lateralisasi ke arah telinga yang terganggu tuli konduktif. lateralisasi ke arah telinga yang sehat tuli sensorineural

3)Tes Schwabach (Sardjono, 2000)

Tujuan: membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normalCara pemeriksaan: penala 512 Hz digetarkanDasarnya diletakkan pada procesus mastoideus osBila sudah tidak di dengar lagi, penala dipindahkan pada procesus mastoideus pemeriksaBila masih terdengar kesan: pendengaran os memendekBila pemeriksa juga tidak mendengar ulagi tes kembaliPenala digetarkan kembali dan diletakkan di proc. Mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindah pada osInterpretasi:Normal bila BC os = BC pemeriksaBila BC os < pemeriksa Schwabach memendek telinga os yang diperiksa tuli sarafBila BC os > pemeriksa schwabach memanjang telinga os yang diperiksa tuli konduktif Tes Ewing (Hearing Kasoem, 2010)Tes ewing pertama kali dilakukan oleh ewing 1947 pada bayi dengan menggunakan noisemarkers yang dibagi menjadi tiga kriteria: Kriteria distraksiKriteria kooperatifKriteria responTernyata pemberian signal frekuensi 4000Hz lebih mudah menimbulkan respon dan kemampuan melokalisasi arah suara lebih baik setelah usia 6 bulan.Tes ewing merupakan tes distraksi dengan mengamati respon anak berupa menolehnya kepala tanpa conditioning dengan menggunakan 6 jenis stimulus yang diberikan pada jarak 1 meter di belakang anak.Bunyi: psss-psss untuk menggambarkan suara frekuensi tinggi.Suara frekuesi rendah: uhhh-uuhhSuara sendok dan cangkir (white noise)Suara remasan kertas (frekuensi 6000Hz)Suara bel (frekuensi puncak 2000Hz)Mainan giring-giring (frekuensi puncak 4000Hz)MANUVER VALSAVA (McPhee, 2007)Valsava manuver dilakukan untuk memeriksa membran tympani. Prosedur:Pasien mengambil nafas dalam-dalam da menutup mulut Kemudian mencubit hidung dan dengan lembut melakukan peniupan udaraJika membran tympani bergerak maka tuba dianggap paten / utuh

MANUVER POLITZER (McPhee, 2007)Untuk menilai tuba eusthacius. Prosedur:Menggunakan kompresi udara disuntikkan ke rongga hidung dengan alat penyemprotPasien diminta untuk menelan dan pemeriksa memeriksa membran tympani visualJika tekanan udara masuk ke dalam telinga tengah tuba eusthacius patenReferensi Chang P, Pedler,K.(2005) Ear Examination: A practical guide. Australian: Australian Family PhysicianHEARING KASOEM. (2010) Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Pada Anak. [Online] Januari 2010. Available from: http://hearing.kasoem.co.id/pendengaran/32-deteksi-dini-gangguan-pendengaran-pada-anak-1-%3Fshowhll%3B1. [accessed: 31 July 2015] McPHee, SJ. (2007) Current Medical Diagnosis and Treatmen. New York: McGraw HillSardjono, dkk.(2000) Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorok. Jakarta: EGCTerima Kasih