TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... ·...

185

Transcript of TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... ·...

Page 1: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 2: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

Page 3: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 4: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

RAJAWALI PERSDivisi Buku Perguruan Tinggi

PT RajaGrafindo PersadaD E P O K

Endang Sepdanius,S.Si.,M.Or Dr. Muhamad Sazeli Rifki, S.Si.,M.PdDr.Anton Komaini, S.Si.,M.Pd

Page 5: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan (KDT)

Taufik Ibrahim, M.Pd. CARA ASYIK JADI GURU INOVATIF(Sebuah Pengalaman Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK)/Taufik Ibrahim, M.Pd —Ed. 1, Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2019. viii, 156 hlm., 23 cm. Bibliografi: hlm. 153 ISBN 978-602-425-425-638

Hak cipta 2019, pada penulis

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit

2019. RAJEndang Sepdanius, S.Si., M.Or.Dr. Muhamad Sazeli Rifki, S.Si., M.Pd.Dr.Anton Komaini, S.Si., M.Pd.TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

Cetakan ke-1, Januari 2019

Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Depok

Desain cover oleh [email protected]

Dicetak di Rajawali Printing

PT RAJAGRAFINDO PERSADAAnggota IKAPIKantor Pusat: Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163 E-mail : [email protected] http: // www.rajagrafindo.co.id

Perwakilan:Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162. Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok Soragan Indah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai, Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3, Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V No. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Jl. P. Kemerdekaan No. 94 LK I RT 005 Kel. Tanjung Raya Kec. Tanjung Karang Timur, Hp. 082181950029.

Page 6: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga buku Tes dan Pengukuran keterampilan ini dapat diselesaikan.

Tes dan Pengukuran Olahraga adalah dasar untuk mengembangkan metode latihan dan juga penentuan tolok ukur dalam pembinaan prestasi olahraga. Karena ruang lingkup Tes dan Pengukuran Olahraga secara sederhana adalah mengkaji tentang tes-tes yang berguna untuk mengukur keberhasilan kemampuan fisik dan keterampilan dalam berolahraga.

Maksud pembuatan buku ini adalah untuk membantu dan meningkatkan mutu mahasiswa dan kalangan akademik dalam bidang keolahragaan. Mengingat terbatasnya bahan bacaan bagi mahasiswa dan masyarakat akademik keolahragaan yang tersedia di perpustakaan.

Materi yang tersedia dalam buku ini, dapat dipakai secara umum baik sebagai buku pegangan dosen, dan guru olahraga serta berguna bagi atlet, pelatih, dan insan olahraga lainnya yang ingin menambah pengetahuan di bidang tes dan pengukuran.

Akhirnya pada para pembaca, penulis mengharapkan masukan yang membangun terhadap perbaikan buku ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, September 2018

Penulis,

Endang Sepdanius,S.Si.,M.Or

KATA PENGANTAR

v

Page 7: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 8: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vDAFTAR ISI viiBAB 1 TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA 1 A. Konsep Dasar Tes dan Pengukuran 1 B. Kebutuhan dan Fungsi Tes Pengukuran dalam Olahraga 4 C. Tes yang Baik 5

BAB 2 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN 8 A. Validitas Instrumen 7 B. Reliabilitas Instrumen 11

BAB 3 TES KEMAMPUAN GERAK DASAR 13 A. Kemampuan Gerak Dasar 13 B. Tes Kemampuan Gerak Dasar 14

BAB 4 PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH 17 1. Body Masa Indeks 17 2. Persentase Lemak Tubuh 20 3. Jackson and Pollock Test 26 4. Yuhasz Skinfold Tes 28 5. Pengukuran Segmen Tubuh 30 6. Pengukuran Tipe Dan Bentuk Tubuh 36

vii

Page 9: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahragaviii

BAB 5 TES KEBUGARAN JASMANI 35 A. Tes Kardiorespiratori 34 B. Tes Kebugaran Jasmani 54

BAB 6 TES KONDISI FISIK 61 A. Tes Kekuatan 61 B. Tes Kecepatan 70 C. Tes Kelincahan 73 D. Tes Kelentukan 79 E. Tes Eksplosive Power (Daya Ledak) 86 F. Tes Keseimbangan 88

BAB 7 TES PENGUKURAN KETERAMPILAN OLAHRAGA 97 A. Tes Keterampilan Bermain Sepak Bola 97 B. Tes Keterampilan Bermain Bola Voli 102 C. Tes Keterampilan Bermain Bulutangkis 105 D. Tes Keterampilan Bermain Tenis Meja 111 E. Tes Keterampilan Bermain Tenis Lapangan 113 F. Tes Keterampilan Bermain Bola Basket 141 G. Tes Ketarampilan Bermain Bola Tangan (Handball) 146 H. Tes Keterampilan Bermain Futsal 149 I. Tes Keterampilan Bermain Sepak Takraw 151

BAB 8 LANGKAH PEMBUATAN TES KETERAMPILAN OLAHRAGA 157 A. Tes Kualitatif 157 B. Tes Kuantitatif 157

PENUTUP 167DAFTAR REFERENSI 169

Page 10: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

A. Konsep Dasar Tes dan Pengukuran Secara bahasa tes berasal dari kata testum, merupakan istilah dari bahasa prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Namun ada pula yang mengartikan sebagai sebuah paring dari tanah liat.

Tes pertama kali dikenalkan oleh James Ms. Cattel dalam bukunya yang berjudul Mental Tes and Measurement. Kemudian tes ini berkembang dengan cepat di Amerika sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama tes ini mulai digunakan oleh masyarakat.

Sebelum mengenal lebih jauh apa itu tes, terlebih dahulu harus mengetahui istilah yang akan digunakan selanjutnya. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: Tes : adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui suatu suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang disediakan.

Testing : merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan, dapat dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.

B A B

1

1

Page 11: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga2

Testee : responden yang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan dinilai dan diukur baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian dan sebagainya.

Tester : orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi.

Dalam ranah olahraga untuk menilai keterampilan yang dimiliki seseorang dilakukan dengan tes, pengukuran dan evaluasi. Secara sederhana tes diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur, pengukuran merupakan suatu proses sedangkan evaluasi adalah pemaknaan hasil yang didapat. Penggunaan istilah ini kadang tidak jelas perbedaanya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.Tes

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek (Ismaryati, 2006). Sedangkan menurut Miller (2002) tes adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan di dalam suatu pengukuran untuk. Jika kita menggunakan suatu alat untuk mengukur dengan tujuan untuk mendapatkan informasi/data tentang seseorang atau objek maka alat tersebut dinamakan dengan tes. Sedangkan menurut Nurhasan (2001) tes merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari suatu objek yang akan diukur. Data yang kita peroleh merupakan atribut atau sifat-sifat dari individu atau objek yang kita ukur. Adapun data yang akan kita dapat terhimpun dari tiga komponen, yaitu komponen motorik, kognitif, dan afektif.

Data bersifat motorik akan kita dapat melalui tes kemampuan dan gerak dasar, fungsional dan tes keterampilan cabang pada olahraga tertentu. Untuk data yang bersifat afektif didapat melalui tes bentuk skala sikap, angket dan bisa juga

Page 12: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 1 | Tes dan Pengukuran Olahraga 3

dengan observasi secara lansung terhadap objek yang akan kita ukur. Sedangkan untuk data yang bersifat kognitif bisa kita dapat melalui tes tulis (essay, obyektif) dan lisan. Adapun contoh dari alat ukur yang digunakan antara lain: a) tes dalam bentuk perntanyaan-pertanyaan, b) tes dalam bentuk uji keterampilan, c) berupa skala dan berupa alat ukur lain, yang bersifat baku, misalnya, ukuran meter, berat, ukuran suhu dan lain sebagainya.Pengukuran

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif (Ismaryati, 2006). Measurement is usually thought of a quantitative; it isthe process of assigning a number to a performance or an attribute of a person (Miller, 2002). Proses pengumpulan data atau informasi tentang suatu objek atau individu tersebut, dimulai dari persiapan alat-alat ukur sampai dengan diperolehnya hasil (bisa perupa: jarak, waktu, frekuensi ataupun satuan ukuran lainya). Nurhasan (2001) menjelaskan bahwa pengukuran merupakan porses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu. Hasil yang didapat dari pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan suatu proses mulai dari persiapan alat tes, pelaksanaan sampai dengan mendapatkan hasil tes berupa data kuantitatif yang dapat diolah secara statistika. Adapun hasil yang didapat dari pengukuran ini berupa skor, frekuensi, jarak, waktu dan jumlah. Hasil berupa waktu bisa didapat dari tes lari 60 meter dapat ditempuh dalam waktu 7 detik. Untuk jarak misalnya, seorang mendapatkan nilai dari hasil lompat jauh. Untuk tinggi lompatan dan lain sebagainya. Untuk skor, misalkan andi mendapatkan skor 60 untuk pengetahuan tentang peraturan pertandingan sepak bola.

Page 13: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga4

B. Kebutuhan dan Fungsi Tes Pengukuran dalam Olahraga

Data yang didapat dari hasil pengukuran sangat berguna untuk kebutuhan evaluasi dan pengambilan keputusan dalam proses latihan. Hal yang sangat penting mengenai kebutuhan serta fungsi dari pengukuran proses latihan adalah tes dan pengukuran dapat digunakan sebagai sarana pengembangan tujuan dalam proses latihan. Hasil yang didapat juga bisa dipakai sebagai peniliaan kemajuan latihan, memperbaiki program latihan, dan merekam kamajuan peserta didik dan hali lain yang dirasa perlu untuk meningkatkan efektivitas latihan.

Menurut Nelson dan Johnson (Nurhasan, 2001). Ada beberapa alasan akan kebutuhan penggunaan tes dan pengukuran dalam proses pendidikan.1) Membangkitkan motivasi siswa dalam pengajaran 2) Membantu guru atau pelatih menilai kemapuan muridnya3) Membantu siswa dalam menilai pengetahuan dan

keterampilanya4) Membantu guru secara objektif untuk mengukur

perkembangan hasil belajar dengan cara melakukan tes sebelum dan sesudah proses belajar dan latihan

5) Membantu guru dalam menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

6) Membantu guru dalam menilai metoda pembelajaran atau latihan

7) Sebagai alat untuk menentukan prestasi siswa yang menonjol

8) Membantu guru mengelompokan siswa, guna keperluan pembelajaran, pelatihan dan penentuan tim untuk mengikuti pertandingan

9) Keperluan mengadakan diagnosis yang berkaitan dengan mekanisme gerak, kesegaran jasmani, dan keterampilan gerak

Page 14: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 1 | Tes dan Pengukuran Olahraga 5

10) Membantu dalam menentukan norma kelompok berdasarkan umur, jenis kelamin untuk sekolah atau suatu daerah, sebagai bahan perbandingan dalam menentukan norma kelompok secara maksimal

11) Menentukan status siswa dalam kelompoknya dan berbagai perubahan dalam penjaskes untuk keperluan publikasi

12) Penyampaian data untuk kerpeluan penelitian13) Membantu menentukan nilai dari aktivitas olarhaga dalam

mencapai tujuan pendidikan14) Menentukan kebutuhan siswa secara individu dalam

suatu program dan ke dalam tujuan pendidikan yang telah dicapainya

15) Memungkinkan guru untuk menilai dirinya, dalam proses pembelajaran yang efektif

Adapun fungsi dari tes dan pengukuran menuruh Nurhasan (2001) dalam kaitanya dengan proses belajar dan mengajar adalah:1) Mengelompokan siswa2) Menentukan status siswa3) Mengadakan diagnose dan bimbingan4) Pemberian motivasi5) Perbaikan mengajar6) Menilai guru dan bahan7) Alat pembantu dalam survey8) Alat pembantu dalam penelitian

C. Tes yang Baik Menurut Suharsimi (2008) Tes yang dikatakan baik haruslah memenuhi kriteria sebagai alat pengukuran yang memenuhi persyaratan tes yaitu: 1) validitas, 2) reliabilitas, 3) objektivitas, 4) praktibilitas, dan 5) ekonomis. Adapun Criteria tersebut adalah:

Page 15: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga6

1) Validitas Istilah validitas dengan valid adalah berbeda, kata

validitas merupakan sebuah kata benda, sedangkan valid merupakan kata sifat. Jadi, kalau seseorang mengatakan bahwa “tes ini sudah validitas” jelas kalimat tersebut tidak tepat. Namun jika kalimat tersebut diganti dengan “Tes ini sudah baik karena sudah valid” atau “tes ini sudah baik karena memiliki validitas yang tinggi”

Sebuah data akan dikatakan vali apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Sebagai contoh, informasi seseorang yang berinisial A menyebutkan si A memiliki badan gemuk karena memiliki berat badan 80 kg dengan tinggi 65 cm. Data yang dimiliki si A ini akan valid bila memang sesuai dengan kenyataanya. Contoh lain, bahwa si C diberikan oleh seseorang sebagai seorang pencuri, informasi yang di dapat diperoleh dari kenyataan bahwa si C telah mengambil sebuah laptop, maka data yang didapat tentang C dinyatakan Valid dan cerita orang tersebut benar adanya.

Jika data yang dihasilkan dari instrument valid. Maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut dinyatkan valid. Karena dapat menggambarkan data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.

2) Reliabelitas Reliabilitas diambil dari kata reliability dalam bahasa

inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Seseorang dapat dipercaya bila orang tersebut selalu berkata ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraanya dari waktu ke waktu. Demikian dengan sebuah, tes tersebut dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil–hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.

Apabila para siswa diberikan tes yang sama pada waktu

Page 16: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 1 | Tes dan Pengukuran Olahraga 7

yang berlainan, mama setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompoknya, walaupun tampaknya hasil tes pada pengetesan kedua lebih baik, akan tetapi karena kenaikanya dialami oleh semua siswa. Maka tes yang digunakan dapat dikatakan memiliki reliabelitas yang tinggi. Kenaikan hasil tes barangkali disebabkan oleh adanya “pengalaman” yang diperoleh pada saat pengalam tes yang pertama. Jika dihubungkan dengan validitas, validitas adalah ketepatan sedangkan reliabelitas adalah ketetapan.

3) Objektivitas Objektivitas dalam arti luas adalah tidak ada unsure

pribadi yang memengaruhi, lawan dari objektivitas adalah subjektivitas yaitu ada unsure pribadi yang masuk memengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektivitas yang memengaruhi, hal ini terutama dalam hal pengskoringnya.

4) Praktibilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang

tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, dan mudah mengadmisnistrasianya. Tes yang praktis adalah tes yang:1. Mudah pelaksanaanya, misalnya, tes tidak menuntut

peralatan yang banyak.2. Mudah pemerikasaanya. Artinya, hasil yang didapat

nanti akan mudah diterjemahkan atau ada norma baku yang dapat digunakan untuk memaknai hasil tes.

3. Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.

5) EkonomisDimaksud dengan ekonomis dalam memilih tes yang baik

adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

Page 17: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 18: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

7

A. Validitas InstrumenSecara garis besar validitas merupakan suatu ukuran yang menentukan instrument yang digunakan untuk mengambil data sesuai dengan apa yang akan diambil.

1. Macam-macam ValidatasSecara garis besar ada dua validitas yaitu: validitas logis dan validitas empiris.a) Validitas logis Isitilah validitas logis mengandung kata logis berasal

dari kata logika yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjukan pada kondisi bagi sebuah instrument yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah dirancang secara baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas yang lain, misalnya membuat sebuah karangan , jika penulis sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik. Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrument

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

B A B

2

Page 19: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga8

yang sudah disusun berdasarkan teori penyusunan instrument, secara logis valid. Dari penjelasan tersebut kita memahami validitas logis dapat dicapai apabila instrument disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi lansung diperoleh sesudah instrument tersebut selesai disusun.

Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrument yaitu: validitas isi dan validtas konstrak (constract validity). Validitas isi bagi sebuah instrument menunjuk suatu kondisi sebuah instrument yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Selanjutnya validitas konstruk sebuah instrument yang disusun berdasarkan konstruk aspek-aspek kejiwaan yagn seharusnya dievaluasi.

Validitas isi: sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.

Validitas konstruk: sebuah tes memiliki validitas konstruk apabila soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.

Sebagai contoh jika rumusan tujuan instruksional khusus “siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis” maka butir soal pada tes merupakan perintah agar siswa membedakan antara dua efek tersebut.

Page 20: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 2 | Validitas dan Reliabilitas Instrumen 9

Seperti halnya validitas isi, validitas konstruk dapat diketahui dapat diketahui dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Pengerjaanya dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman.

b) Validitas empiris Ada dua macam bentuk validitas empirs yaitu: validitas

“ada sekarang” atau concurrent validity dan validitas prediksi atau predictive validity.

Validitas “ada sekarang” adalah tes dikatakan valid jika sesuai dengan pengalaman. Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut; seorang guru ini mengetahui apak tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang sekarang datanya dimiliki. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai sumatif yang lalu.

Validitas predikisi adalah sebuah tes memiliki kemampuan untuk memprediksi/meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Misalnya, tes seleksi calon atlet adalah sebuah tes yang mampu meramalkan keberasilan peserta tes dengan kesesuaian secara fisik dengan cabang olahraga dan keberhasilan dalam porses latihan hingga pencapaian prestasi atlet. Sebagai alat pembandin validitas prediksi adalah sejumlah prestasi yang dicapai seorang atlet selama.

2. Mengetahui Validitas InstrumenMengetahui tingginya derajat validtas sebuah tes dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasi tes tersebut dengan kriterium. Tes memiliki validitas jika hasil tes sesuai dengan kriterium. Adapun teknik yang digunakan untuk

Page 21: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga10

menguji kesesuain tes dengan criteria yaitu pendekatan teknik korelasi oleh Pearson dilakukan dengan dua cara yaitu a) Teknik korelasi produk moment dengan simpangan Pendekatan teknik korelasi produk moment dengan

dengan simpangan menggunakan rumus:

rxy =(∑ x2)(∑ y2)

∑ xy

Keterangan:rxy = Koefisien antara variable x dan variable yX = perbedaan antara skor varibel x dengan nilai rata-rata dari variable xY = perbedaan antara skor varibel y dengan nilai rata-rata dari variable x∑xy= jumlah dari hasil perkalian antara x dan yX2 = nilai x yang dikuadratkanY2 = nilai y yang dikuadratkanKriterium standard bisa dimabil dari: Nilai rata-rata ujian harian, Nilai tes standard, Skor total untuk validitas item, Pengamatan judge untuk validitas keterampilan.

b) Teknik korelasi dengan angka kasar Pendekatan teknik korelasi produk moment dengan

dengan angka kasar menggunakan rumus:

rN xy x y

N x x N y yxy =

− ( )( )( )( )

( )( )

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

�2 2 2 2

Keterangan:rxy = korelasi antara variable x dan yx = skor pada varibel x

Page 22: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 2 | Validitas dan Reliabilitas Instrumen 11

y = skor pada varibel y∑x = jumlah skor varibel x∑y = jumlah skor variable y∑x2 = jumlah dari kuadrat skor x ∑y2 = jumlah dari kuadrat skor yXy = skor x kali skor yN = jumlah subjek

B. Reliabilitas InstrumenReliabilitas merupakan derajat keajegan, atau stabilitas hasil pengukuran sebuah alat tes atau tes dikatakan reliable jika alat ukur teresebut menghasilkan skor yang stabil meskipun digunakan beberapa kali. Hasil pengukuran disebut reliable bila pengukuran dilakukan berulang-ulang, memakai alat yang sama, terhadap objek yang sama dan hasilnya akan relatif sama.

Cara mengetahui relibalitas menurt dapat dilakukan dengan dua cara yaitu reliabelitas yang diperoleh melalui pengukuran ulang (test-retest), relibelitas yang diperoleh melalui teknik belah dua dan reliabilitas yang diperoleh melalui tes kembar.

Untuk mengetahui besarnya derajat keterandalan suatu alat pengukur, maka dapat dilakukan dengan dua kali pengukuran, yaitu pengukuran pertama dan ulanganya. Untuk pelaksanaan pengukuran ini, perlu diperhatikan bahwa proses pengukuran pertama hendaknya tidak memengaruhi hasil pengukuran kedua, dan kondisi pelaksanaan yang kedua harus benar-benar dalam keadaan yang tetap sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dihitung korelasinya dan berapa besar koefisien korelasi menunjukan derajat reliabilitas alat pengukur tersebut.

Prosedur penentuan derajat keterandalan suatu tes dapat dilakukan dengan membagi dua hasil tes tersebut, yaitu

Page 23: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

dengan cara memisahkan butir-butir tes yang bernomor gasal dan genap ke dalam dua parohan. Perlu diperhatikan pemisahan butir-butir ini dilakukan pada waktu analisis, dan tidak pada waktu pelaksanaan tes. Dengan teknik ini, dalam sekali pelaksanaan tes diperoleh dua hasil tes yang terpisah yaitu dari kelompok hasil butir tes yang bernomor ganjil dan kelompok hasil tes butir-butir yang bernomor genap. Korelasi antara dua hasil tes ini akan memperlihatkan derajat relibilitas alat pengukuran tersebut.

Jika dua bentuk tes kembar diberikan kepada sekelompok siswa, masing-masing pertama kali dengan tes bentuk ke satu dan berikutnya dengan tes bentuk ke dua. Pelaksanaan tes itu dapat dirangkaikan secara bersamaan atau boleh juga dipisahkan pelaksanaanya dengan jarak waktu tertentu. Korelasi antara hasil tes satu dengan tes kedua akan menunjukkan besarnya reliabilitas tes tersebut

Page 24: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

13

A. Kemampuan Gerak DasarPola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam tiga bentuk gerakan sebagai berikut:1. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) di mana

bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan, lari, dan loncat.

2. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpidah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat.

3. Manipulatif, di mana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan geraka lain yang berkaitan dengan lemparkan dan tangkapan sesuatu.

Adapun kegunaan dari tes kemampuan gerak dasar adalah: • Sebagai alat untuk mengelompokkan teste ke dalam

kelompok yang homogen. • Sebagai alat untuk mendiagnosa terhadap kekurangan

kemampuan gerak.

TES KEMAMPUANGERAK DASAR

B A B

3

Page 25: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga14

• Sebagai bentuk motivasi teste.• Sebagai suatu tes kemampuan fisik (physical

achievement).

B. Tes Kemampuan Gerak DasarAda beberapa jenis tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar seseorang yaitu: carpenter motor ability test, barrow motor ability test, scott motor ability test dan TGMD-2a. Carpenter Motor Ability Test Tujuan: Mengukur kemampuan gerak secara umum siswa

(putera dan puteri) sekolah dasar kelas 1, 2, dan 3. Perlengkapan: Pita pengukur,Peluru seberat 4 lbs, danFormulir tes. Butir tes: Standing broad jump Shot put Berat badan.

b. Barrow Motor Ability Test Tujuan: Membuat klasifikasi, bimbingan, dan penentuan prestasi,

untuk siswa SLTP, SLTA, dan Mahasiswa (putera). Perlengkapan: Pita Pengukur, Bola Soft Ball, Stopwatch, Bola Basket, dan Tongkat. Butir tes: Standing broad jump Softball throw

Page 26: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 3 | Tes Kemampuan Gerak Dasar 15

Zig-zag run Wall pass Medicine ball put Lari cepat 50 meter.

c. Scott Motor Ability Test. Tujuan:

Mengukur kemampuan gerak umum individu, berguna untuk pengelompokan dalam kelas siswa SLTA dan Mahasiswa (puteri).Butir tes: Basket ball throw Dash sprint Wall pass Standing broad jump Obstacle race test

d. Test of gross motor development-second edition (TGMD-2)

TGMD-2 merupakan sebuah norma acuan dan criteria disain test untuk menilai 12 FMS pada anak-anak umur 3 sampai 10 tahun (ulrich, 2000). TGMD-2 meliputi 2 subscale, lokomotor dan objek control (manipulative): 6 keterampilan lokomotor (lari, gallop, hop, leap, jump, dan slide) dan 6 keterampilan objek kontrol (memukul, menggiring, menangkap, menendang, melempar, dan menggulingkan). Masing-masing keterampilan motorik tersebut terdiri dari 3-5 indikator dalam pelaksanaan. Jika anak melakukan gerakan sesuai dengan indikator tersebut maka diberi nilai 1, sedangkan jika sang anak tidak melaksanakan sesuai dengan criteria maka diberi nilai 0. Masing-masing diberi 2 kali pengulangan dari 12 FMS yang dilaksanakan. Nilai yang kemungkinan bisa didapat adalah antara 0 dan 48 untuk lokomotor dan objek kontrol.

Page 27: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga16

Tes TGMD-2 telah teruji validitas dan reliabilitas terhada 1.208 anak di Amerika. Pengujian dilakukan dengan teknik explanatory faktor analisys (EFA) dan Confirmatory faktor analisys (CFA). Hasil dari CFA di Amerika adalah berupa nilai kesesuaian, yakni googness-of-fit index (GFI) sebesar 0,96 dan adjusted GFI (AGFI) sebesar 0,95.

TGMD-2 memiliki reliabilitas tinggi dengan koefisien reliabilitas subvariabel locomotor dan object control masing-masing 0,91, 0,85 dan 0,88 gabungan (Ulrich 2000).

Subtes Skil ∑Kriteria Performa Skor Maksimal

Lokomotor Run 4 8

Gallop 4 8

Hop 5 10

Leap 3 6

Jump 4 8

Slide 4 8

Objek Kontrol Strike 5 10

Dribble 4 8

Catch 3 6

Kick 4 8

Throw 3 6

Roll 4 8

Page 28: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

17

Komposisi tubuh meliputi beberapa tes, yaitu: Body mass indek, Persentase lemak tubuh, Jakson and pollock skinfold tes, dan Yuhasz skinfold tes

1. Body Mass IndexTujuanUntuk mengontrol berat badan ideal teste. Adapun yang akan diukur dalam penentuan berat badan teste adalah berat badan dan tinggi badan.a. Berat Badan

Alat yang digunakan• Timbangan dengan satuan kilogram• Alat tulis

PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH

B A B

4

Page 29: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga18

Gambar 4.1 Alat Pengukuran Berta Badan

Pelaksanaan pengukuran• Teste menggunakan pakaian seminimal mungkin, agar

tidak mengganggu pengambilan data berat badan• Teste diminta naik ke alat timbangan dengan posisi

kaki tepat di tengah alat timbangan.• Perhatikan posisi kaki teste agar tetap di tengah

timbangan, sikap tenang dan pandangan lurus ke depan.

• Hasil akan terlihat pada papan skala yang ada pada timbangan, dan tester mencatat hasil yang di dapat.

• Hasil yang didapat dalam satuan kilogramb. Pengukuran Tinggi Badan

Alat yang digunakan• Stadiometer satuanya dalam sentimeter• Alat tulis untuk mencatat hasil

Page 30: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 19

Petunjuk pelaksanaan• Teste diukur tanpa mengenakan alas kaki, berdiri tegak

lurus membelakangi stadiometer, kedua lengan lurus di samping badan dan kedua tumit menyentuh lantai, pandangan lurus kedepan.

• Tumit , pinggul menempel di dinding, dagu ditekuk sedikit ke dalam dan kepala tegak lurus.

• Pada saat stediometer di atas kepala, ambil nafas dan tekanan di atas kepala testi tidak boleh menyebabkan posisi teste melorot.

• Hasil pengukuran tinggi badan dicatat dan teste tidak boleh merubah sudut atau posisi sebelum hasil pengukurannya dinyatakan dalam satuan cm.

Untuk menentukan BMI maka berat badan dibagi dengang tinggi badan dikuadratkan dalam satuan meter.

BMI = berrat badan (kg)

tinggi badan 2

Kisaran normal dari pengukuran ini adalah 20,1-25,0 untuk pria dan 18,7-23,8 bagi perempuan. Pengecualian bagi atlet dan binaragawan. Adapun norma penilaian dalam pengukuran ini adalah seebagai berikut:

Tabel 4.1 Normatif data BMI

BMI Penilaian

20 to 25 25 to 30 30 to 35

> 35

NormalPre Obese

ObeseGrossly Obese

Page 31: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga20

Gambar 4.2 Pengukuran Tinggi Badan

2. Persentase Lemak TubuhMengukur persentase lemak tubuh merupak metode yang mudah dalam menemukan komposisi dan berat badan dengan benar. Di bawah kulit merupakan lapisan lemak subkutan,

Page 32: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 21

dan persentase lemak tubuh dapat diukur dengan mengambil lipatan kulit pada titik yang dipilih pada bagian tubuh dengan alat skinfold calliper. Tes ini hanya membutuhkan empat pengukuran.

Peralatan: Alat ukur Calliper Tester

Bagian yang diukur:• Tricep Lengan dalam keadaan beristirahat dengan nyaman di

samping, ambil lipat paralel vertikal dengan sumbu panjang pada lengan tengah antara bahu dan ujung siku.

Gambar 4.3 Pengukuran pada Daerah Tricep (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Page 33: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga22

• Subscapula Mengambil lipatan diagonal di bagian belakang, tepat di

bawah tulang belikat.

Gambar 4.4 Pengukuran pada Daerah Subscapula(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

• Bicep Dengan lengan beristirahat dengan nyaman di samping,

mengambil lipat setengah vertikal antara siku dan atas bahu di bagian depan lengan atas

Page 34: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 23

Gambar 4.5 Pengukuran pada Daerah Bicep(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

• Suprailiaca Mengambil lipatan diagonal mengikuti garis alami dari

puncak iliaca, tepat di atas tulang pinggul

Page 35: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga24

Gambar 4.6 Pengukuran pada Daerah Suprailiaca(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Pelaksanaan: Yakinkan semua pelaksanaan pengukuran skinfold

dilakukan pada bagian kanan tubuh dan pengukuran tersebut diambil dalam satuan milimeter

Ambil lipatan kulit antara ibu jari dan jari telunjuk sehingga mencakup dua ketebalan kulit dan lemak subkutan

Lakukan pengukuran dengan menggunakan calliper sekitar satu sentimeter dari jari-jari dan pada kedalaman sekitar sama dengan ketebalan kulit.

Page 36: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 25

Ulangi prosedur tiga kali, pengukuran dapat bervariasi dan catat nilai rata-rata

Jumlahkan keseluruhan hasil dari setiap pengukuran untuk mendapatkan total nilai dalam milimeter.AnalisisRata-rata pria memiliki 15 sampai 17% lemak tubuh,

sementara wanita memiliki rata-rata lemak tubuh 18-22%. Tipe skor untuk atlet adala 6 sampai 12% untuk pria dan 12-20% untuk wanita.

Tabel 4.2 Persentase lemak tubuh bagi pria dan wanita.

Skinfold (mm) 17-29 30-39 40-49 50+ 19-29 30-39 40-49 50+

15 4.8 - - - 10.58 - - -

20 8.1 12.2 12.2 12.6 14.1 17.0 19.8 21.4

25 10.5 14.2 15.0 15.5 16.8 19.4 22.2 24.0

30 12.9 16.2 17.7 18.6 19.5 21.8 24.5 26.6

35 14.7 17.7 19.6 20.8 21.5 23.7 26.4 25.5

40 16.4 19.2 21.4 22.9 23.4 25.5 28.2 30.3

45 17.7 20.4 23.0 24.7 25.0 26.9 29.6 31.9

50 19.0 21.5 24.6 26.5 26.5 28.2 31.0 33.4

55 20.1 22.5 25.9 27.9 27.8 29.4 32.1 34.6

60 21.2 23.5 27.1 29.2 29.1 30.6 33.2 35.7

65 22.2 24.3 28.2 30.4 30.2 31.6 34.1 36.7

70 23.1 25.1 29.3 31.6 31.2 32.5 35.0 37.7

75 24.0 25.9 30. 32.7 32.2 33.4 35.9 38.7

80 24.8 26.6 31.2 33.8 33.1 34.3 36.7 39.6

85 25.5 27.2 32.1 34.8 34.0 35.1 37.5 40.4

90 26.2 27.8 33.0 35.8 34.8 35.8 38.3 41.2

95 26.9 28.4 37.7 36.6 35.6 36.5 39.0 41.9

100 27.6 29.0 34.4 37.4 36.4 37.2 39.7 42.6

Page 37: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga26

105 28.2 29.6 35.1 38.2 37.1 37.9 40.4 43.3

110 28.8 30.1 35.8 39.0 37.8 38.6 41.0 43.9

115 29.8 30.6 36.4 39.7 38.4 39.1 41.5 44.5

120 29.4 31.1 37.0 40.4 39.0 39.6 42.0 45.1

125 30.0 31.5 37.6 41.1 39.6 40.1 42.5 45.7

130 30.5 31.9 38.2 41.8 40.2 40.6 43.0 46.2

135 31.5 32.3 38.7 42.4 40.8 41.1 43.5 46.7

140 32.0 32.4 39.2 43.0 41.3 41.6 44.0 47.2

145 32.5 32.7 39.7 43.6 41.8 42.1 44.5 47.7

150 32.9 33.1 40.2 44.1 42.3 42.6 45.0 48.2

155 33.3 33.5 40.7 44.6 42.8 43.1 45.4 48.7

160 33.7 33.9 41.2 45.1 43.3 43.6 45.8 49.2

165 34.1 34.6 41.6 45.6 43.7 44.0 46.2 49.6

170 34.5 34.8 42.0 46.1 44.1 44.4 46.6 50.0

175 34.9 - - - - 44.8 47.0 50.4

180 35.3 - - - - 45.2 47.4 50.8

185 35.6 - - - - 45.6 47.8 51.2

190 35.9 - - - - 45.9 48.2 51.6

195 - - - - - 46.2 48.5 52.0

200 - - - - - 46.5 48.8 52.4

205 - - - - - - 49.1 52.7

210 - - - - - - 49.4 53.0

3. Jackson and Pollock TestPeralatan: Skinfolid calliper TesterPosisi pengembailan lemak tubuhPengambilan lemak tubuh didasarkan gender Untuk pria diukur adalah bagian dada, perut, dan paha

belakang Untuk wanita diukur daerah tricep, paha dan suprailum

Page 38: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 27

Pelaksanaan: Yakinkan semua pelaksanaan pengukuran skinfold

dilakukan pada bagian kanan tubuh dan pengukuran tersebut diambil dalam milimeter.

Ambil lipatan kulit antara ibu jari dan jari telunjuk sehingga mencakup dua ketebalan kulit dan lemak subkutan.

Lakukan pengukuran dengan menggunakan calliper sekitar satu sentimetre dari jari-jari dan pada kedalaman sekitar sama dengan ketebalan kulit.

Ulangi prosedur tiga kali, pengukuran dapat bervariasi dan catat nilai rata-rata.

Jumlahkan keseluruhan hasil dari setiap pengukuran untuk mendapatkan total nilai dalam milimeter.

Gambar 4.7 Pengukuran Ketebalan Lemak Dengan Metode Jackson and Pollock Skinfold Test

(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

AnalisisPresentasi lemak tubuh ditentukan dengan menempatkan

penggaris pada point “umur dalam tahun”/”age in years” sesuai dengan umur dan point pada “jumlah pengukuran skinfold”/”sum of three skinfolds” sesuai dengan hasil tes. Kemudian Anda bisa membaca persentase lemak atlet sesuai dengan kategori pria atau wanita.

Page 39: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga28

Contoh:Atlet dengan umur 20 tahun dengan skinfold total 40mm

mempunyai persentase lemak tubuh sebesar 12%.

4. Yuhasz Skinfold TesMerupakan metode pengukuran dengan menggunakan

6 teknik pengukuran. Yaitu pada daerah tricep, subscapula, suprailiac, abdomen, front thigh, chest (hanya untuk pria), dan rear thigh (hanya untuk wanita).

Page 40: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 29

Pelaksanaan: Yakinkan semua pelaksanaan pengukuran skinfold

dilakukan pada bagian kanan tubuh dan pengukuran tersebut diambil dalam milimeter.

Ambil lipatan kulit antara ibu jari dan jari telunjuk sehingga mencakup dua ketebalan kulit dan lemak subkutan.

Lakukan pengukuran dengan menggunakan calliper sekitar satu sentimetre dari jari-jari dan pada kedalaman sekitar sama dengan ketebalan kulit.

Ulangi prosedur tiga kali, pengukuran dapat bervariasi dan catat nilai rata-rata

Jumlahkan keseluruhan hasil dari setiap pengukuran untuk mendapatkan total nilai dalam milimeter.

Analisis:Analisis menggunakan jumlah total skinfold (SFV)

diperoleh dari tes penentuan lemak tubuh menggunakan algoritma yang sesuai:

Tabel 4.3 Total Skinfold Menggunakan Algoritma

Gender Age Algorithm

Male 16 to 30 % body fat = (SFV x 0.097) + 3.64

30+ % body fat = (SFV x 0.1066) + 4.975

Famale 16 to 30 % body fat = (SFV x 0.217) - 4.47

30+ % body fat = (SFV x 0.224) - 2.8(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Data normatifBerikut merupakan data normatif persentase lemak bagi

atlet pria dan wanita berdasarkan jenis olahraga yang digeluti

Page 41: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga30

Tabel 4.4 Data normative persentase lemak bagi atlet pria dan wanita

Sport Male Famale

Baseball 12 - 15% 12 - 18%

Basketball 6 - 12% 20 - 27%

Cycling 5 - 15% 15 - 20%

Field & Ice Hockey 8 - 15% 12 - 18%

Rowing 6 - 14% 12 - 18%

Swimming 9 - 12 % 14 - 24%

Track - Runners 8 - 10 % 12 - 20%

Track - Jumpers 7 - 12% 10 - 18%

Track - Throwers 14 - 20% 20 - 28%

Triathlon 5 - 12% 10 - 15%

Volleyball 11 - 14% 16 - 15%

(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

5. Pengukuran Segmen Tubuha. Pengukuran Lingkar Lengan Peralatan: Seca Formulir pencatat

Page 42: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 31

Gambar 4.8 Pengukuran Lingkar Lengan

Page 43: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga32

Pelaksanaan pengukuran dapat dilihat pada gambar.b. Lebar bahu dan Pinggul Tujuan: Mengukur lebar bahu dan lebar pinggul pada posisi duduk Pelaksanaan: Lebar bahu: Teste duduk dengan badan tegak, dengan lengan atas

merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas.Lebar panggul. Teste duduk dengan badan tegak, dengan lengan atas

merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kanan

Gambar 4.9 Pengukuran Lebar Bahu dan Panggul

c. Pengukuran Jangkauan Lengan Tujuan: Mengukur luas jangkauan yang mampu dilakukan dalam

posisi berdiri tegak.

Page 44: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 33

Pelakasanaan Teste tegak dengan betis, pantat, punggung merapat

ke dinding. lengan dan tangan direntangkan lurus ke depan Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung

jari tengah. Hasil yang di dapat dicata dalam satuan cm.

Gambar 4.10 Pengukuran Luas Jangkaun Lengan

d. Pengukuran Rentangan lengan dan tanganTujuan:Mengukur panjang rentangan lengan dan tangan Pelaksanaan Teste beridir tegak dan kedua tangan direntangkan

horizontal ke samping sejauh mungkin.

Page 45: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga34

Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri ke ujung jari terpanjang tangan kanan.

Hasil dicatat dalam satuan cm.

Gambar 4.11 Luas Rentangan Lengan dan Tangan

e. Sikap BerdiriTujuan:Mengukur bagian tubuh saat berdiriPelaksanaan

Bagian yang Diukur Cara Pengukuran

Tinggi siku berdiri (tsb) • Teste berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar

• Ukur jara vertical dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dengan lengan bawah

Panjang lengan bawah (plb) • Teste berdiri tegak dengan tangan di samping• Ukur jarak dari siku sampai pergelangan

tangan

Tinggi mata berdiri (tmb) • Teste berdiri tegak dan memandang lurus ke depan

• Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung)

Tinggi bahu berdiri (tbb) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat teste berdir tegak

Tebal badan (tb) Ukur jaraik dari dada sampai punggung secara horizontal

Page 46: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 35

Gambar 4.12 Pengukuran Bagian Tubuh Pada Posisi Berdiri

f. Sikap DudukTujuan:Mengukur segmen tubuh dalam keadaan dudukPelaksanaan:

Data yang Diukur Cara Pengukuran

Tinggi duduk tegak (tdt) Ukur jarak vertikal alas duduk sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku.

Tinggi bahu duduk (tbd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.

Tinggi mata duduk (tmd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai mata pada saat subjek duduk tegak.

Page 47: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga36

Tinggi siku duduk (tsd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan ke atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah

Tebal paha (tp) Subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan ke atas paha.

Pantat ke lutut (pkl) Ukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

Gambar 4.13 Pengukuran segmen tubuh dalam posisi duduk

6. Pengukuran Tipe dan Bentuk TubuhBentuk pengukuran antropometri lain yang digunakan dalam menentukan bentuk tubuh seseorang adalah bentuk dan tipe tubuh seseorang. Dalam olahraga bentuk tubuh sangat menentukan bakat dan animo seorang atlit dalam mengeluti cabang olahraga, seorang pelari jarak jauh tidak mungkin memiliki bentuk tubuh yang gemuk dan pendek, begitu

Page 48: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 4 | Pengukuran Komposisi Tubuh 37

juga seorang pesumo tidaklah mungkin seorang yang kurus. Beberapa ahli menentukan tipe tubuh sebagai berikut:

Menurut Hipocrates tipe dan tubuh dibagi menjadi dua: 1) Bentuk tubuh panjang dan kurus (Phthisic habitus).2) Bentuk tubhu dan pendek (popletic habitus).

Sedangkan menurut Kretschemer tipe dan bentuk tubuh seseorang dibagi menjadi:1) Pyknis, yaitu tipe tubuh dengan ciri-ciri bertubuh pendek

dan gemuk, leher kuat, dada bulat, perut menonjol.2) Athletis, yaitu tipe tubuh dengan ciri-ciri bertubuh sedang

dengan otot-otot yang kuat, dada lebar, tangan dan kaki besar dan kuat.

3) Asthenis, yaitu tipe tubuh dengan ciri-ciri bertubuh tinggi, langsing, dada tipis dan rata, bahu agak kemuka.Menurut Sheldon dan kawan-kawan:

1) Tipe Endomorf, tubuh berbentuk bulat dan lunak, kosentrasai masa tubuh ada ditengah, kepala besar dan bulat, leher pendek dan gemuk, dada leber dan tebal, kaki pendek dan kuat.

2) Tipe Mesomorf, tubuh berbentuk sedang, otot menonjol dan besar, tulang besar dan kuat, leher panjang dan kuat, rongga dada lebih besar dari perut, pinggang ramping dan terlihat kokoh dengan kedua kaki yang masif dan kuat.

3) Tipe Ektomorf, tubuh panjang dan rapuh, mempunyai struktur badan yang lemah dan rapuh dengan segmen-segmen yang tipis, kepala besar, dahi bundar, wajah kecil dengan dagu runcing, leher panjang dan ramping dada panjang dan sempit, kedua bahu ke depan, perut datar, pantat kecil dan kaki panjang kurus.

Page 49: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 50: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

35

A. Tes KardorespiratoriTes ini bertujuan untuk melihat kesegaran jasmani seseorang, atau kondisi fisik seseorang, artinya seberapa jauh pulihnya kesegaran seseorang ke kondisi semula setelah diberi suatu beban pekerjaan atau latihan. Pengukuran yang dipakai untuk memperediksi efesiensi sistem sirkulasi dalam tubuh adalah:1. Tekanan darah.2. Denyut nadi.3. Kapasitas vital (VO2 Max).4. Menahan nafas.5. Kosumsi O2.6. Metabolisme basal.7. Produksi jantung.8. Analisis Darah.

Beberapa defenisi di dalam tes cardiovasculer adalah:1) Tekanan sistole, yaitu tekanan maksimal yang disebabkan

tekanan selama jantung berkontraksi. 2) Tekanan diastole, yaitu tekanan minimal yang disebabkan 3) tekanan selama jantung relaksasi.4) Tekanan pulsa, yaitu selisih tekanan sistole dengan diastole

TES KEBUGARAN JASMANI

B A B

5

Page 51: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga36

5) Pulsa, yaitu pembengkakan dari arteri yang disebabkan peningkatan tekanan pada waktu sistole jantung.

6) Kecepatan Pulsa,yaitu jumlah pulsa dalam satuan waktu, biasa disebut denyut nadi.

7) Volume denyut (Stroke volume), yaitu jumlah darah yang dipompakan dari jantung pada setiap sistole.

8) Volume menit, yaitu jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung ke dalam aorta permenit.

9) Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-parunya dengan cara ekspirasi maksimal setelah terlebih dulu inspirasi maksimal.

Karena tes cardiovasculer berhubungan dengan pengukuran kapasitas jantung dan paru-paru dari sistim peredaran darah dan pernafasan, maka tes ini juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:1. Umur 2. Jenis kelamin.3. Pencernaan4. Kondisi istirahat dan tidur.5. Keadaan cuaca dan musim.6. Perubahan sikap tubuh.7. Konsumsi air.8. Respirasi, dan keadaan emosi.9. Metabolisme.

Adapun jenis tes cardiovasculer yang sering dipakai untuk kegiatan olahraga antara lain adalah:1. Foster Test Tujuan: Tes Foster adalah tes yang diciptakan Foster dengan tujuan

untuk menentukan bagaimana keadaan jantung setelah melakukan latihan ringan. Apabila setelah melakukan latihan ringan frekuwensi denyut jantung naik dengan

Page 52: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 37

cepat, maka anak atau orang yang dites itu mempunyai kondisi jasmani yang kurang baik.Peralatan: Stopwatch Alat tulis berupa pena dan kertasPelaksanaan: Dalam sikap berdiri DN diambil selama 30 detik, kalau

teste tidak tenang dapat diambil sampai satu menit, kemudian dijadikan DN permenit dan dicatat sebagai A

Teste lari ditempat selama 15 detik dengan kecepatan langkah 180 langkah permenit dan mengangkat lutut minimal setinggi panggul saat berlari.

Segera setelah lari sambil berdiri DN teste diambil dan dihitung selama 5 detik atau 10 detik, jumlah DN dikalikan sehingga diperoleh DN permenit dan dicatat sebagai B.

Setelah teste berdiri istirahat selama 45 detik, DN diambil lagi selama 15 detik dan dikalikan empat untuk mendapatkan DN permenit dan dicatat sebagai C.

Tabel 5.1 Klasifikasi Penilaian Denyut Nadi

DN Awal A DN B - A DN C - A

DN Nilai Selisih Nilai Selisih Nilai

100 <101 – 105106 – 110111 – 115116 – 120121 – 125126 – 130131 – 135

0-1-2-3-4-5-6-7

0 – 2021 – 3031 – 4041 – 5051 – 6061 – 7071 – 8081 – 90

15131197531

56 – 10

11 – 1516 – 2021 – 2526 – 3031 – 3536 – 40

-1-2-3-4-5-6-7-8

Penilaian:Nilai teste adalah (Nilai A) + (Nilai B – A) + (Nilai C – A)

Nilai ini di klasifikasikan dengan tingkat kesegaran.

Page 53: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga38

jasmani:> 15 : Baik sekali13 – 15 : Baik10 – 12 : Sedang7 – 9 : Kurang4 – 6 : Kurang sekali< 4 : Perlu remidial/latihan khusus

2. Brouha Step Test (Harvard Step Up Test)Tujuan:

Tes ini diciptakan oleh Brouha et al. Bertujuan untuk mengukur kapasitas umum dari tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap suatu beban dan pulihnya kondisi dari kelelahan setelah beban tersebut.Peralatan: Sebuah bangku tinggi 20 inci (51 cm). (Orang

Indonesia dewasa tinggi bangku adalah 45 cm), Stopwatch, Metronom (alat memberi irama), Alat tulis. Pelaksanaan: Teste berdiri menghadap bangku, pada aba-aba “siap,

ya” tes dimulai. Naikkan salah satu kaki keatas bangku dan diikuti kaki

berikutnya diletakan di samping kaki pertama Luruskan kedua tungkai dan punggung lalu melangkah

turun dimulai kaki pertama naik dan diikuti kaki berikutnya diletakan di samping kaki pertama.

Cara turun naik bangku ini diteruskan mengikuti irama metronom dengan kecepatan irama 30 kali permenit.

Tes turun naik bangku ini dilakukan tanpa berhenti selama 5 menit.

Page 54: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 39

Dibolehkan berganti kaki pertama naik jika salah satu kaki lelah (pergantian dibolehkan 3 kali saja).

Jika teste tidak mampu lagi boleh berhenti dan DN dihitung.

Setelah aba-aba berhenti diberikan segera duduk diatas bangku dan istirahat.

Hitung DN I setelah istirahat 1 menit selama 30 detik dan catat jumlahnya.

Hitung DN ke II selama 30 detik setelah istirahat 2 menit dan catat jumlahnya.

Hitung DN ke III selama 30 detik setelah istirahat 3 menit dan catat jumlahnya.

Penilaian:Indek kesegaran menggunakan rumus sbb:

Indek = Waktu Tes dalam Detik X 1002 X (∑DN I+DN II+DN III)

Klasifikasi: 90 - ke atas : Baik sekali 80 - 89 : Baik 65 - 79 : Cukup 55 - 64 : Kurang Kurang dari 54 : Sangat JelekContoh:

Jika seorang anak hanya mampu melakukan tes 3 menit 20 detik dan dihitung DN I =80, DN II =75, DN III = 65, maka Indek kesegaran jasmaninya dihitung sebagai berikut:

Indek = ((3 x 60)+20)x 100

2 x (80+75+65) = 45

Angka 45 jika kita cocokan masukan ke dalam klasifikasi kesegaran jasmani tergolong jelek.

Page 55: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga40

Apabila seseorang tidak dapat melakukan tes selama 5 menit dan denyut nadi tidak dihitung, maka indeks-nya dapat diberikan sebagai berikut:Kurang dari 2 menit, : indeks 252 sampai 3 menit, : indeks 383 sampai 3 1/2 menit : indeks 483 ½ sampai 4 menit : indeks 524 sampai 4 ½ menit : indeks 554 ½ sampai 5 menit : indeks 59Modifikasi Dari Tes LangkahHarvard Step Up Test

Siswa SLTP Putra: (umur 12–18 tahun) dengan memodivikasi: Tinggi bangku 45 cm (18 inci) Irama 30 kali permenit Lama tes 4 menitPenggolongan: Lebih dari 91 Luar biasa81 - 90 Baik sekali71 - 80 Baik61 - 70 Cukup51 - 60 KurangKurang dari 51 JelekSiswa SLTP Putri (umur 12 – 18 tahun) Tinggi bangku 35 cm (14 Inchi) Irama 30 kali permenit Lama tes 4 menitPenggolongan:Lebih 85 Luar biasa76 - 84 Baik sekali

Page 56: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 41

66 - 75 Baik56 - 65 Cukup45 - 55 Kurang Kurang 45 Jelek

Mahasiswa Putri Perguruan Tinggi = Pelajar SLTP Putra

Siswa SD ( 8 – 12 Tahun )PUTRA/I Tinggi Bangku : 35 cm (14 inchi)Irama dan Waktu : 30/menit Lama Tes : selama 4 menit

Bagi Murid Putra dan Putri yang umurnya krang dari 8 tahun, berlaku ketentuan untuk mereka yang berumur 8–12 tahun, kecuali lama tes hannya 2 menit.

Kartu Penilaian Tes Langkah HarvardNama : ……… Umur : ……………. Kelamin ………….Waktu DN diambilSetelah Tes DN1 – 1 ½ Menit ……2 – 2 ½ Menit ……3 – 3 ½ Menit …… Jumlah DN …… Penggolongan ……

3. Aerobic Test (Cooper test)a. Tes Berlari menempuh jarak 2.400 meter. Tes ini diciptakan oleh Cooper seorang ahli tes

Pendidikan Jasmani dan olahraga.

Page 57: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga42

Tujuan: Tujuannya untuk mengukur kondisi fisik kesegaran

seseorang melalui pengukuran aerobik berlari sejauh 2.400 m. Peralatan: Stopwatch, Alat tulis berupa kertas dan pena, Lintasan lari dengan keliling 400 m. tester: Seorang pemberi aba aba start Seorang pemegang stopwatch untuk mengambil waktu

tempuh, Seorang pencatat hasil. Pelaksanaan: Teste berdiri di belakang garis start. Begitu diberi aba aba Ya stopwatch dihidupkan dan teste

berlari menempuh jarak 6 keliling lapangan (2.400 Meter) melingkari lintasan.

Waktu yang didapat setelah menempuh jarak 2.400 meter stopwatch dicatat.

Waktu tempuh yang didapat dibandingkan dengan tabel klasifikasi. Dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 5.2 Klasifikasi Kesegaran Jasmani Lari 2400 M (Dalam Menit )

TABEL TEST 2400 METER

UMUR KATEGORI HASIL TEST LARI 2400 METER

PRIA WANITA

< 30 tahun S K Lebih dari 18 Lebih dari 18.57

K 14.30 - 17.59 15.47 – 18.56

S 12.05 – 14.29 13.26 – 15.46

B 10.20 – 12.04 10.59 – 13.25

B S Kurang dari 10.19 Kurang dari 10.58

30-39 tahun S.K Lebih dari 18.57 Lebih dari 21.11

K. 15.47 – 18.56 17.18 – 21.10

Page 58: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 43

S. 12.57 – 15.46 14.30 - 17.17

B. 10.59 – 12.56 11.41 – 14.29

B.S Kurang dari 10.58 Kurang dari 11.40.

40-49 tahun S.K Lebih dari 21.11 Lebih dari 24.00

K. 17.18 – 21.10 19.09 – 23.59

S. 13.57 – 17.17 15.47 – 19.08

B. 11.41 – 13.56 12.30 – 15.46

B.S Kurang dari 11. 40 Kurang dari 12.29

> 50 tahun S.K Lebih dari 22.30 Lebih dari 25.43

K. 18.11 – 22.29 21.26 – 25.42

S. 14.30 – 18.10 17.18 – 21.25

B. 12,05 – 14.29 13.26 – 17.17

BS Kurang dari 12.04 Kurang dari 13.25

a. Aerobik Tes Lari 12 Menit (dalam mil) Test Aerobik lari 12 menit dapat dilaksanakan lintasan

atletik ataupun pada lintasan lurus lainya yang bisa diukur jarak tempuh. Tujuan:Mengukur kapasitas aerobik atau VO2 maks. Peralatan: Lintasan lari dengan keliling 400 m, Stopwatch, Alat tulis berupa kertas dan pena, Pengukur jarak (meteran),Pelaksanaan: Peserta siap berdiri dibelakang garis start Begitu bendera star dikibarkan, stopwacth dinyalakan

dan teste segera berlari secepat mungkin selama 12 menit.

Jarak yang dapat ditempuh selama 12 menit dicatat oleh tester

Hasil yang didapat dibandingkan dengan tabel penilaian untuk menentukan keadaan/kemampuan kardiorespiratori.

Page 59: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga44

Adapun tabel norma penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 7. Klasifikasi Kesegaran Jasmani Lari 12 Menit

TABEL TEST LARI 12 MENIT

UMUR KATEGORI WAKTU TES LARI 12 MENIT ( Mil )

PRIA WANITA

< 30 tahun S K KR.DR. - 1,61 KR.DR – 1,53

K 1,62 - 2,00 1,54 – 1,83

S 2,01 - 2,40 1,84 – 2,16

B 2,41 - 2,80 2,17 – 2,64

B S LB.DR 2,81 LB.DR 2,65

30-39 tahun S.K KR.DR - 1,53 KR.DR – 1,37

K. 1,54 - 1,83 1,38 - 1,67

S. 1,84 - 2,24 1,68 - 2,00

B. 2,25 - 2,64 LB.2,00 - 2,49

B.S LB.DR 2,65 LB.DR 2,50

40-49 tahun S.K KR.DR - 1,37 K.R DR - 1,21

K. 1,38 - 1,83 1,22 - 1,52

S. 1,84 - 2,08 1,53 - 1,83

B. 2,09 - 2,48 1,84 - 2,32

B.S LB.DR - 2,49 L.B.DR 2,23

> 50 tahun S.K KR.DR - 1,29 KR.DR – 1,13

K. 1,30 - 1,59 1,14 - 1,36

S. 1,60 - 2,00 1,37 - 1,67

B. 2,01 - 2,40 1,68 - 2,16

BS LB.DR 2,41 LB.DR 2,17

4. Test Lari 15 Menit (Metode Balke)Tujuan: Untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2 MaksAlat-alat yang dibutuhkan: Lintasan Lari, Stopwatch,

Page 60: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 45

bendera start dan Meteran.Tester: Pengukur jarak, Petugas start, Pengambil waktu dan pencatat Skor.Pelaksanaan: Menggunakan start berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas, teste berlari

menempuh jarak dalam waktu 15 menit secepat mungkin.

Penilaian: Jarak yang ditempuh selama 15 menit dicatat dalam satuan

meter.Untuk menghitung Vo2 Max digunakan rumus:

VO2Maks = ( (X meter15 -133 x 0,172+33,3

Keterangan:Vo2 Max : Kapasitas aerobik (ml/Kg.BB/Menit)X : Jarak yang ditempuh dalam meter15 : Waktu 15 menitSatuan yang digunakan adalah ml/kg.BB/Menit.

5. Test Lari Metode Bleep Test (Multi Tahap)Tujuan:

Untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru yang ditunjukkan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum.Peralatan: Lintasan yang datar, Meteran,

Page 61: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga46

Kaset dan type recorder, Kerucut, Stopwacth.Testeer Pengukur jarak, Petugas start, Pengawas lintasan, Pencatat skor.Pelaksanaan Testee dalam posisi siap pada posisi start. Pada saat aba-aba “start level one, “one”. Peserta lansung

mulai. Setiap balikan peserta tidak boleh terlambat dari bunyi

bleep. Jika peserta sudah dua kali berturut turut terlambat

maka peserta tidak dibolehkan lagi mengikuti Setiap balikan yang dilewati merupakan hasil yang

dicapai. Setelah didapat hasil tingkatan dan balikan maka hasil

teresbut dikonversi ke dalam tabel 9 untuk melihat kemampuan VO2 maks.

Gambar 5.1 Pelaksanaan Metode Bleep Test (Multi Tahap)

Page 62: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 47

Tabel 5.4 Penilaian VO2 Maks dengan Metode Balke

JARAK VO2MAKS(ml/kg.BB/

mnt)

JARAK VO2MAKS(ml/kg.BB/

mnt)

JARAK VO2MAKS(ml/kg.BB/mnt)

2500 m 39.00 3500 m 51.00 4575 m 62.90

2525 m 39.30 3525 m 51.25 4600 m 63.20

2550 m 39.60 3550 m 51.50 4625 m 63.50

2575 m 39.90 3575 m 51.75 4650 m 63.80

2600 m 40.20 3600 m 52.00 4675 m 64.10

2625 m 40.50 3625 m 52.25 4700 m 64.40

2650 m 40.80 3650 m 52.50 4725 m 64.70

2675 m 41.10 3675 m 52.75 4750 m 65.00

2700 m 41.40 3700 m 53.00 4775 m 65.30

2725 m 41.70 3725 m 53.25 4800 m 65.60

2750 m 42.00 3750 m 53.50 4825 m 65.90

2775 m 42.30 3775 m 53.75 4850 m 66.20

2800 m 42.60 3800 m 54.00 4875 m 66.50

2825 m 42.90 3825 m 54.25 4900 m 66.80

2850 m 43.20 3850 m 54.50 4925 m 67.10

2875 m 43.50 3875 m 54.75 4950 m 67.40

2900 m 43.80 3900 m 55.00 4975 m 67.70

2925 m 44.10 3925 m 55.25 5000 m 68.00

2950 m 44.40 3950 m 55.50 5025 m 68.30

2975 m 44.70 3975 m 55.75 5050 m 68.60

3000 m 45.00 4000 m 56.00 5075 m 68.90

3025 m 45.30 4100 m 57.20 5100 m 69.20

3050 m 45.60 4125 m 57.50 5125 m 69.50

3075 m 45.90 4150 m 57.80 5150 m 69.80

3100 m 46.20 4175 m 58.10 5175 m 70.10

3125 m 46.50 4200 m 58.40 5200 m 70.40

3150 m 46.80 4225 m 58.70 5225 m 70.70

3175 m 47.10 4250 m 59.00 5250 m 71.00

3200 m 47.40 4275 m 59.30 5275 m 71.30

3225 m 47.70 4300 m 59.60 5300 m 71.60

3250 m 48.00 4325 m 59.90 5325 m 71.90

Page 63: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga48

3275 m 48.30 4350 m 60.20 5350 m 72.20

3300 m 48.60 4375 m 60.50 5375 m 72.50

3325 m 48.90 4400 m 60.80 5400 m 72.80

3350 m 49.20 4425 m 61.10 5425 m 73.10

3375 m 49.50 4450 m 61.40 5450 m 73.40

3400 m 49.80 4475 m 61.70 5475 m 73.70

3425 m 50.10 4500 m 62.00 5500 m 74.00

3450 m 50.40 4525 m 62.30

3475 m 50.70 4550 m 62.60

FORM PENGHITUNGAN MFTNAMA:USIA:WAKTU TES:

Tingkatan Balikan

Ke. …….. Ke. ………………

1 1 2 3 4 5 6 7

2 1 2 3 4 5 6 7 8

3 1 2 3 4 5 6 7 8

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Page 64: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 49

20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

KEMAMPUAN MAKSIMAL : ……………………………….

TINGKATAN : ……………………………….

BALIKAN : ……………………………….

VO2Max : ……………………………….

Table 5.5 Tabel penilaian VO2 maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

2 1 20.1 3 1 23.0 4 1 26.2 5 1 29.9

2 2 20.4 3 2 23.6 4 2 26.8 5 2 30.2

2 3 20.7 3 3 23.9 4 3 27.2 5 3 30.6

2 4 21.1 3 4 24.3 4 4 27.6 5 4 31.0

2 5 21.4 3 5 24.6 4 5 27.9 5 5 31.4

2 6 21.8 3 6 25.0 4 6 28.3 5 6 31.8

2 7 22.1 3 7 25.3 4 7 28.9 5 7 32.1

2 8 22.5 3 8 25.7 4 8 29.5 5 8 32.5

4 9 29.7 5 9 32.9

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

6 1 33.2 7 1 36.7 8 1 40.2 9 1 43.6

6 2 33.6 7 2 37.1 8 2 40.5 9 2 43.9

6 3 33.9 7 3 37.4 8 3 40.8 9 3 44.2

6 4 34.3 7 4 37.8 8 4 41.1 9 4 44.5

6 5 34.6 7 5 38.1 8 5 41.4 9 5 44.8

6 6 35.0 7 6 38.5 8 6 41.8 9 6 45.2

6 7 35.3 7 7 38.8 8 7 42.1 9 7 45.5

6 8 35.7 7 8 39.2 8 8 42.4 9 8 45.9

6 9 36.0 7 9 39.5 8 9 42.7 9 9 46.2

6 10 36.4 7 10 39.9 8 10 43.0 9 10 46.5

8 11 43.3 9 11 46.8

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

10 1 47.1 11 1 50.4 12 1 54.1 13 1 57.5

Page 65: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga50

10 2 47.4 11 2 50.6 12 2 54.3 13 2 57.6

10 3 47.9 11 3 50.8 12 3 54.5 13 3 57.9

10 4 48.4 11 4 51.4 12 4 54.8 13 4 58.2

10 5 48.5 11 5 51.6 12 5 55.1 13 5 58.4

10 6 48.7 11 6 51.9 12 6 55.4 13 6 58.7

10 7 49.0 11 7 52.2 12 7 55.7 13 7 59.0

10 8 49.3 11 8 52.5 12 8 56.0 13 8 59.3

10 9 49.6 11 9 52.9 12 9 56.2 13 9 59.5

10 10 49.9 11 10 53.3 12 10 56.5 13 10 59.8

10 11 50.2 11 11 53.7 12 11 57.1 13 11 60.2

11 12 53.9 12 12 57.3 13 12 60.6

13 13 60.8

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

14 1 61.0 15 1 64.4 16 1 67.8 17 1 71.1

14 2 61.1 15 2 64.6 16 2 68.0 17 2 71.4

14 3 61.3 15 3 64.8 16 3 68.2 17 3 71.6

14 4 61.6 15 4 65.1 16 4 68.5 17 4 71.9

14 5 61.9 15 5 65.4 16 5 68.8 17 5 72.1

14 6 62.2 15 6 65.6 16 6 69.0 17 6 72.4

14 7 62.4 15 7 65.9 16 7 69.2 17 7 73.6

14 8 62.7 15 8 66.2 16 8 69.5 17 8 72.9

14 9 63.0 15 9 66.4 16 9 69.8 17 9 73.1

14 10 63.3 15 10 66.7 16 10 70.0 17 10 73.4

14 11 63.6 15 11 67.0 16 11 70.2 17 11 73.6

14 12 64.0 15 12 67.4 16 12 70.5 17 12 73.9

14 13 64.2 15 13 67.6 16 13 70.7 17 13 74.1

16 14 70.9 17 14 74.3

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

Tk BLK VO2Maks

18 1 74.5 19 1 78.1 20 1 81.5 21 1 85.0

18 2 74.8 19 2 78.3 20 2 81.8 21 2 85.2

18 3 75.0 19 3 78.5 20 3 82.0 21 3 85.4

18 4 75.2 19 4 78.8 20 4 82.2 21 4 85.6

Page 66: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 51

18 5 75.5 19 5 79.0 20 5 82.4 21 5 85.8

18 6 75.8 19 6 79.2 20 6 82.6 21 6 86.1

18 7 76.0 19 7 79.4 20 7 82.8 21 7 86.3

18 8 76.2 19 8 79.7 20 8 83.0 21 8 86.5

18 9 76.4 19 9 80.0 20 9 83.2 21 9 86.7

18 10 76.7 19 10 80.2 20 10 83.5 21 10 86.9

18 11 77.0 19 11 80.4 20 11 83.7 21 11 87.1

18 12 77.2 19 12 80.6 20 12 83.8 21 12 87.4

18 13 77.4 19 13 80.8 20 13 84.0 21 13 87.6

18 14 77.7 19 14 81.0 20 14 84.3 21 14 87.8

18 15 77.9 19 15 81.3 20 15 84.6 21 15 88.0

20 16 84.8 21 16 88.2

Tabel 5.6 Klasifikasi Kesegaran Fungsi Kardiorespiratori VO2 MAX untuk pria

NOKELOMPOK UMUR

KLASIFIKASI20-29 30-39 40-49 50-59

1 53 ke atas 49 ke atas 45 Ke atas 43 ke atas Tinggi

2 43 -52 39 - 48 36 - 44 34 - 42 Bagus

3 34 – 42 31 - 38 27 - 35 25 - 33 Cukup

4 25 – 33 23 - 30 20 -26 18 - 24 Sedang

5 24 ke bawah 22 ke bawah 19 ke bawah 17 ke bawah Rendah

Tabel 11. Klasifikasi Kesegaran Fungsi Kardiorespiratori VO2 MAX untuk Wanita

NOKELOMPOK UMUR

KLASIFIKASI20-29 30-39 40-49 50-59

1 49 ke atas 45 ke atas 42 keatas 38 ke atas Tinggi

2 38 - 48 34 - 44 31 - 34 28 - 37 Bagus

3 31 - 37 28 - 33 24 - 30 21 - 27 Cukup

4 24 - 30 20 - 27 17 - 23 15 - 20 Sedang

5 23 ke bawah 19 ke bawah 16 ke bawah 14 ke bawah Rendah

6. Critical Swim Speed Critical Swim Speed (CSS) tes dirancang oleh Ginn pada

tahun 1993, tes ini bisa digunakan untu melihat kapasitas aerobik teste. Hasil dari tes ini bisa digunakan juga untuk menentukan target waktu yang tepat untuk masing-masing

Page 67: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga52

repetisi dari sesi latihan aerobik teste. CSS didefenisikan sebagai kemampuan kecepatan berenang yang bisa secara teori di jaga secara berkelanjutan tanpa adanya kelelahan. Tepat di bawah amnbang laktat perenangAlat-alat yang dbutuhkan Kolam renang, Stopwatch, Tester.Proses tes Mulai masing-masing dari posisi star-tidak menyelam Berikan recovery pada masing-masing set. Catat waktu yang di dapat setiap masing-masing tes

renang Kalkulasikan hasil dari CSS yang didapat.Pelaksanaa

Tes ini terdiri 2 pelaksanaan tes secara masimal dari 400 meter dan 50 meter. Periode Istirahat pada masing-maising tes membolehkan teste untuk melakukan recovery secara penuh. Tester harus mencatat waktu masing-masing tes yang lakukan.Rumus dari CSS

Kalkulasi dari tes CSS didasarkan pada waktu yang dapat ditempuh dengan jarak 400m dan 50m.CSS = (D2 –D1)/(T2-T1)

Di mana, D1= 50, D2= 400, T1 =waktu untuk berenang 50m, dan T2=waktu untuk berenang 400 meter. Satuan dalam detik.Contoh

Seorang testee menyelesaikan renang 50 meter dengan waktu 30 detik dan 400 meter dengan waktu 291 detik. Jadi CSS= (400-50)/(291-31)

Page 68: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 53

CSS=350/260CSS=1,35m/detik

7. Rockport fitness walking testTujuan

Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan Vo2 maks testeeAlat-alat yang dibutuhkan Track dengan panjang lintasan 400 meter Stopwatch TesterPelaksanaan Pilihlah hari yang cerah untuk melakukan tes ini Ukur berat badan. Berjalan dengan jarak 1 mil (1609 meter) secepat

mungkin. Catat waktu yang didapat setelah menyelesaikan jalan

sejauh 1 mil. Segera setelah selesai jalan hitung denyut nadi rata-

rata dalam satuan menit. Tentukan VO2 maksCara menentukan VO2 maksAdapun rumus yang digunakan adalah

= 132.853-(0,0769 x berat badan)-(0,3877 x umur) + (6.315 X jenis kelamin) – (3,2649 X waktu) – (0,1565 X denyut nadi rata-rata)Keterangan: Berat badan dalam satuan puonds (lbs) Jenis kelamin: pria=1, wanita =0 Waktu dinyatakan dalam menit Denyut nadi dinyatakan dalam menit Umur dalam tahun

Page 69: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga54

B. Tes Kebugaran Jasmani Secara umum tes kebugaran jasmani bertujuan untuk melihat tingkat kebugaran fisik orang yang kita ukur. Namun, disetiap daerah atau negara berbeda tingkat kebutuhan dan penafsiran orang terhadap kebugaran tersebut. Berikut ini ada dua bentuk tes kebugaran jasmani yang didasarkan kebutuhan dimasing-masing namun menggambarkan kondisi kebugaran seseorang. 1. Indiana Physical Fitness Test (untuk laki-laki dan

perempuan tingkat SLTA) Adapun butir tes yang digunakan adalah 1) Stradle chins (all out).2) Squat thrust (20 detik). 3) Push Ups (all out). 4) Vertical jump.

2. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Tes kebugaran jasmani Indonesia merupakan tes baku

yang digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani orang Indonesia. Tes ini dibuat dengan melihat kondisi orang-orang Indonesia dengan Negara lain tidak sama. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tentang gambaran akan tingkat kesegaran jasmani orang Indonesia maka diciptakanlah tes kesegaran jasmani Indonesia. Adapun penjelasan dari TKJI adalah sebagai berikut:a. Bentuk tes

1) Untuk Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3 usia 6 s/d 9 Tahun:

Butir tes: a) Lari cepat 30 meterb) Angkat tubuh 30 detikc) Baring duduk 30 detikd) Loncat tegake) Lari 600 meter

Page 70: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 55

2) Untuk kelas 4, 5, dan 6 usia 10 s/d 12 Tahun: Butir tes:

a) Lari cepat 40 meter b) Angkat tubuh 30 detik c) Baring duduk 30 detik d) Loncat tegak e) Lari 600 meter

3) Untuk Sekolah Menengah Pertama usia 13 s/d 15 Tahun:

Butir tes:a) Lari cepat 50 meterb) Angkat tubuh (30 detik pi, 60 detik pa)c) Baring duduk 60 detikd) Loncat tegake) Lari jauh (800 m pi, 1000 m pa).

4) Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas usia 16 s/d 19 Tahun:

Butir tes: a) Lari cepat 60 meter b) Angkat tubuh (30 detik pi, 60 detik pa) c) Baring duduk 60 detik d) Loncat tegak e) Lari jauh (1000 m pi, 1200 m pa).

b. Norma dan penilaian TKJI

1) Lari cepat

Table 5.8 Klasifikasi Penilaian Lari cepat berdasarkan tingkatan umur

6 s/d 9 Tahun (Lari Cepat 30 meter) Nilai 10 s/d 12 Tahun (Lari Cepat 40 meter)

Putra Putri Putra Putri

sd- 5.5 detik sd – 5.8 detik 5 sd- 6.3 detik Sd – 6.7 detik

5.6 – 6.1 detik 5.9 – 6.6 detik 4 6.4 – 6.9 detik 6.8 – 7.5 detik

6.2 – 6.9 detik 6.7 – 7.8 detik 3 7.0 – 7.7 detik 7.6 – 8.3 detik

Page 71: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga56

7.0 – 8.6 detik 7.9 – 9.2 detik 2 7.8 – 8.8 detik 8.4 – 9.6 detik

8.7 – dst 9.3 – dst 1 8.9 – dst 9.7 – dst

13 s/d 15 Tahun (Lari Cepat 30 meter)

Nilai 16 s/d 19 Tahun (Lari Cepat 30 meter)

Putra Putri Putra Putri

sd- 6.7 detik sd – 7.7 detik 5 sd- 7.2 detik sd – 8.4 detik

6.8 – 7.6 detik 7.8 – 8.7 detik 4 7.3 – 8.3 detik 8.5 – 9.8 detik

7.7 – 8.7 detik 8.8 – 9.9 detik 3 8.4 – 9.6 detik 9.9 – 11.4 detik

8.8 – 10.3 detik 10.9 – 11.9 detik 2 9.7 – 11.0 detik 11.5 – 13.4 detik

10.4 – dst 12.0 – dst 1 11.1 – dst 13.5– dst

2) Pull-UPPull-Up (tes gantung tekuk siku) dilakukan dengan

hitungan detik. Sedangkan untuk putra pada kelompok usia 6 s/d 9 Tahun dan 10 s/d 12 Tahun masih menggunakan detik sebagai catatan penilaian sedangakan pada kelompok putra umur 13 s/d 15 Tahun dan 16 s/d 19 Tahun dihitung berdasarkan banyak pengulangan yang dilakukan selama 60 detik.

Tabel 5.9 Data normatif untuk tes pull-up

6 s/d 9 Tahun (Pull Up/Gantung Sikut)

Nilai 10 s/d 12 Tahun (Pull Up/Gantung Sikut)

Putra Putri Putra Putri

40 detik ke atas 33 detik ke atas 5 51 detik ke atas 40 detik ke atas

22 – 39 detik 18 – 32 detik 4 31 – 51 detik 20 – 39 detik

09 – 21 detik 09 – 17 detik 3 15 – 30 detik 08 – 19 detik

03 – 08 detik 03 – 08 detik 2 05 – 14 detik 02 – 07 detik

00 – 02 detik 00 – 02 detik 1 00 – 04 detik 00 – 01 detik

13 s/d 15 Tahun (Pull Up/Gantung Sikut)

Nilai 16 s/d 19 Tahun (Pull Up/Gantung Sikut)

Putra Putri Putra Putri

16 ke atas 41 detik ke atas 5 19 ke atas 40 detik ke atas

Page 72: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 5 | Tes Kebugaran Jasmani 57

11 – 15 22 – 40 detik 4 14 – 18 20 – 39 detik

06 – 10 10 – 21 detik 3 09 – 13 08 – 19 detik

02 – 05 03 – 09 detik 2 05 – 08 02 – 07 detik

00 – 01 00 – 02 detik 1 00– 04 00– 02 detik

3) Sit-UpSit-up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan

otot perut. Kelompok umur 6-9 tahun dan 10-12 tahun melakukan selama 30 detik sedangkan untuk kelompok usia 13-15 dan 16-19 tahun melakukan selama 60 detik, dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

Table 5.10 Data normatif untuk Sit-Up

6 s/d 9 Tahun (Sit Up) Nilai 10 s/d 12 Tahun (Sit Up)

Putra Putri Putra Putri

17 ke atas 15 ke atas 5 23 ke atas 20 ke atas

13-16 kali 11-14 kali 4 18-22 kali 14-19 kali

07-12 kali 04-10 kali 3 12-17 kali 07-13 kali

02-06 kali 02-03 kali 2 04-11 kali 02-06 kali

00-01 kali 00-01 kali 1 00-03 kali 00-01 kali

13 s/d 15 Tahun (Sit Up) Nilai 16 s/d 19 Tahun (Sit Up)

Putra Putri Putra Putri

38 ke atas 28 ke atas 5 41 ke atas 29 ke atas

28-37 kali 19-27 kali 4 30-40 kali 20-28 kali

19-27 kali 09-18 kali 3 21-29 kali 10-19 kali

08-18 kali 03-08 kali 2 10-20 kali 03-09 kali

00-07 kali 00-02 kali 1 ali 00-02 kali

4) Vertical jumpNilai yang diambil adalah selisih antara jangkauan pada

saat berdiri tegak dengan hasil jangkauan saat meloncat.

Page 73: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tabel 5.11 Penilaian Vertical jump

6 s/d 9 Tahun (Vertical Jump) Nilai 10 s/d 12 Tahun (Vertical Jump)

Putra Putri Putra Putri

38 cm ke atas 38 cm ke atas 5 46 cm ke atas 42 cm ke atas

30-37 cm 30-37 cm 4 38-45 cm 34-41 cm

22-29 cm 22-29 cm 3 31-37cm 28-33 cm

13-21 cm 13-21 cm 2 24-30 cm 21-27 cm

Dibawah 13 cm Dibawah 13 cm 1 Dibawah 24 cm

Dibawah 21 cm

13 s/d 15 Tahun (Vertical Jump) Nilai 16 s/d 19 Tahun (Vertical Jump)

Putra Putri Putra Putri

66 cm keatas 50 cm keatas 5 73 cm keatas 50 cm keatas

53-56 cm 39-49 cm 4 60-72 cm 39-49 cm

42-52 cm 30-38 cm 3 50-59 cm 31-38 cm

31-41 cm 21-29 cm 2 39-49 cm 23-30 cm

Di bawah 31 cm Di bawah 21 cm 1 Di bawah 39 cm

Di bawah 23 cm

5) Tes lari jarak sedang

Tabel 5.12 Penilaian Lari Jarak Sedang

6 s/d 9 Tahun (Lari jarak sedang ) Nilai 10 s/d 12 Tahun (Lari jarak sedang)

Putra (600 m) Putri (600 m) Putra (600 m) Putri (600 m)

Sd 2’39” Sd 2’53” 5 Sd 2’09” Sd 2’32”

2’40”-3’00” 2’54”-3’-23” 4 2’10”-2’30” 2’33”-2’54”

3’01”-3’45” 3’24”-4’08” 3 2’31”-2’45” 2’55”-3’28”

3’36”-4’48” 4’09”-5’03” 2 2’46”-3’44” 3’29”-4’22”

Di bawah 4’48” Di bawah 5’03” 1 Di bawah 3’44” Di bawah 4’22”

13 s/d 15 Tahun (Lari jarak sedang )

Nilai 16 s/d 19 Tahun (Lari jarak sedang)

Putra(1000m) Putri(800m) Putra (1200m) Putri(1000m)

Sd 3’04” Sd 3’08” 5 Sd 3’14” Sd 3’52”

3’05”-3’53” 3’07”-3’55” 4 3’15”-4’25” 3’53”-4’56”

Page 74: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

3’54”-4’46” 3’56”-4’58” 3 4’26”-5’12” 4’57”-5’58”

4’47”-6’04” 4’59”-6’40” 2 5’13”-6’33” 5’59”-7’23”

Di bawah 6’04” Di bawah 6’40” 1 Di bawah 6’33” Di bawah 7’23”

c. Klasifikasi tingkat kebugaran jasmaniUntuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani

seseorang maka perlu penjumlahan nilai yang didapat dari kelima aspek yang diukur. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.13 klasifikasi tingkat kebugaran jasmnai

No. Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22-25 Baik Sekali (BS)

2 18-21 Baik (B)

3 14-17 Sedang (S)

4 10-13 Kurang (K)

5 05-09 Kurang Sekali (KS)

Page 75: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 76: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

61

Tes kemampuan fisik dasar merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik dasar seseorang yang biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-sahari. Adapun komponen dari kondisi fisik terbagi atas kondisi fisik umum dan kondisi fisik gabungan. Kondisi fisik umum terdiri atasi kekuatan, kecepatan, kelentukan dan daya tahan. Sedangkan kondisi fisik gabungan terdiri dari daya ledak, kelincahan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Untuk mengetahui nilai dari kondisi fisik ini maka dapat diukur dari masing-masing komponen.

A. Tes KekuatanAda dua bentuk tes kekuatan yang bisa dilakukan dan dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan yaitu tes kekuatn yang bersifat statis (isometrik), tes kekuatan yang bersifat dinamis (isotonik) dan yang bersifat isokinetik. Adapun bentuk tes yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan yang Bersifat Statis Dapat Diukur Menggunakana. Grip strangth dynamometer

Tujuan:

Mengukur kekuatan genggaman tangan

Peralatan:

Grip stranght dynamometer Form penilaian

TES KONDISI FISIK

B A B

6

Page 77: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga62

Pena.Pelaksanaan: Peserta berdiri tegap, pandangan lurus kedepan dan keduan

tangan berada di sisi samping Grips strangth dynamometer dengan telapak tangan menghadap

ke tubuh dan bagian depan alat menghadap ke luar dari sisi samping.

Testee meremas pegangan grips strangth dynamometer sekuat-kuatnya tanpa merubah posisi tubuh tegap

Hasil akan terlihat pada alat, dan tester segera mencata hasil tersebut.

Gambar 15. Grips strangth dynamometre

Data normatif

Tabel 6.1 Norma Penilaian Untuk Usia 16-19 Tahun

Jenis Kelamin

Sangat baik

Di atas rata-rata

Rata-rata Di bawah rata-rata

jelek

Laki-laki > 56 51-56 45-50 39-44 <39

Wanita > 36 31-36 25-30 19-24 <19

Table reference: Davis B. et al; Physical Education and the Study of Sport; 2000

b. Leg and back dynamometerTujuan:

Mengukur kekuatan penggung dan kaki.

Peralatan:

Leg and back dynamometer

Form penilaian

Pena.

Page 78: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 63

Pelaksanaan:

Untuk mengukur kekutan kaki (leg)

Peserta berdiri dengan kaki ditekuk selebar 1200. Pegang alat leg dynamometer ushakan rantai penarik menjadi

agak renggang. Lakukan tarikan dengan ekstensi tungkai bawah sampai tidak

sanggup lagi (Penekanan tarikan pada tungkai bawah). Pada saat menarik, punggung tetap pada keadaan posisi lurus.

Jangan sampai membungkuk. Cata hasil yang didapat. Satuan ukuran dalam kg.Untuk mengukur kekuatan otot punggung Peserta berdiri dengan punggung sedikit membungkuk, tungkai

lurus Genggam pegangan back dynamometer. Usahakan jangan terlalu

membungkuk atur panjang alat sehingga posisi benar-benar sempurna untuk mengukur kekuatan punggung

Lakukan tarikan dengan ekstensi punggung (penekannya pada punggung, tungkai tetap dalam keadaan lurus)

Catat hasil yang didapat Satuan ukuran dalam kg.

Gambar 6.1 Leg And Back Dynamometre

c. 1-RM Test (Repetition Maximum Test) 1-RM Test merupakan metode pengukuran yang populer untuk

mengukur kekuatan otot isotonic. Test ini merupakan sebuah pengukuran dengan menggunakan berat maksimal sebuah subjek

Page 79: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga64

yang mampu diangkat dengan satu kali angkatan Di bawah ini adalah deskripsi dari prosedur umum dari tes max pengulangan.

Tujuan: Untuk mengukur kekuatan maksimum dari jenis otot dan kelompok otot

Alat yang dibutuhkan: Beban bebas (Barbell, Dumbells) atau alat fitnees lainnya.

Pre-Tes: Jelaskan prosedur tes kepada subjek. Sampaikan skrening resiko kesehatan. Persipkan dan catat informasi dasar seperti nama, usia, tinggi, berat badan, jenis kelamin, kendisi testi.

Prosedur: Ini penting untuk mencapai berat maksimum tanpa mengalami kelelahan otot. Setelah melakukan pemanasan, pilih berat beban yang bisa dicapai. Kemudian setelah isitirhat beberapa menit, kemudian tingkatkan beratnya dan lakukan lagi. Para atlet memilih bobot berikutnya sampai mereka hanya dapat mengulangi satu pengangkatan penuh dan benar dari berat itu.

Skor: Berat maksimum yang diangkat dicatat. Urutan angkatan juga harus dicatat karena ini dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya untuk membantu dalam menentukan angkatan yang akan dicoba. Untuk membakukan skor, mungkin berguna untuk menghitung skor yang sebanding dengan berat badan seseorang. Anda juga dapat menggunakan kalkulator untuk memperkirakan 1RM. Kalkulator ini didasarkan pada rumus yang diturunkan oleh Boyd Epley pada tahun 1985, yaitu:1RM = berat x (1 + (reps/30))

Keuntungan: Peralatan yang diperlukan sudah tersedia di sebagian besar gimnasium.

Kerugian: Melakukan angkat berat maksimum hanya untuk pelatih berat tingkat lanjut. Penting untuk memiliki teknik yang baik sebelum mencoba tes ini.

Komentar: Hasil tes akan spesifik untuk peralatan yang digunakan dan teknik yang diizinkan, jadi paling baik digunakan untuk tindakan tes ulang. Tes ini juga disebut satu rep maks, 1-RM, satu repetisi maksimum

Reference: Epley, B. Poundage chart. In: Boyd Epley Workout. Lincoln, NE: Body Enterprises, 1985. hlm. 86.

Page 80: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 65

d. %1-RM test memperkirakan komposisi otot Ini merupakan sebuah bentuk tes secara tidak lansung untuk yang

digunakan untuk memperkirakan predominan tipe serabut otot antara serabut otot cepat dengan sebrabut otot lambat. Ini sangat menarik untuk diketahui oleh olahragawan tentang komposisi serabut otot yang mereka miliki. Jika olahragwan tersebut merupakan atlet yang bergelut dengan kekuatan dan kecepatan maka mereka harus memiliki fast twitch fibers. Sendangkan untuk atlet dengan endurance, cendrung memiliki slow twitch fiber secara optimal. Tes ini tidak menggantikan tes untuk melihat komposisi serat otot secara mendalam, yang melibatkan biopsy otot untuk mendapatkan data secara akurat.

Tujuan: untuk memperkirakan tipe otot predominan yang dimiliki oleh sekolompok otot

Peralatan yang dibutuhkan: Beban bebas (barbell atau dumbbell) atau peralatan gym lainnya, asisten/potter.

Pre-Test: Jelaskan prosedur test kepada subjek. Prosedur: Tentukan beban 1 Repetisi maksimum pada bentuk

beban yang diberikan, kemudian catat beban maksimal yang mampu diangkat dalam satu repetisi. Berikan istirahat selama 15 menit, Kemudian ambil 80% dari beban maksimat tersebut dan lakukan sebanyak mungkin pengulangan pada satu kali upaya.

Skor: Jumlah maksimum beban yang terangkat dengan benar dicatat. Gunakan tabel kategorisasi penilaian untuk menentukan tipe serabut otot berdasarkan jumlah repetisi pada 80% dari 1RM (Pipes, 1994)

Tabel 6.2 Norma Penilaian %1-Rm Test Memperkirakan Komposisi Otot

Jumlah repetisi pada 80% dari 1RM Tipe Serabut Otot

< 7 > 50% fast twitch (FT)

7 -12 proporsi jenis serat yang sama

> 12 > 50% slow twitch (ST)

Keuntungan: Peralatan yang diperlukan sudah tersedia di sebagian besar gimnasium.

Kerugian: Kegiatan ini hanya/bisa dilakukan oleh para olahragawan yang sudah mengerti terhadap gerakan. ini sangat penting mempunyai pengalaman dalam gym dan mempunyai teknik yang

Page 81: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga66

baik sebelum melakukan tes ini. hasil untuk tipe serabut otot yang didapat merupakan spesifik dari otot yang dites. Karena kelompok otot yang dilibatkan dalam teknik pengangkatan, komposisi serabut otot secara individu tidak dapat ditentukan dengan menggunakan tes ini.

Comment: Hasil dari tes ini akan menjadi kekhususan untuk menentukan alat yang digunakan dan teknik yang diperbolehkan, jadi ini semakin baik untuk test-retest measure. Tipe serabut otot dipech menjadi dua tipe: Tipe serabut lambat (tipe I) dan tipe serabut cepat (tipe II). Tipe serabut otot cepat (tipe II) juga dikategorikan ke dalam dua bentuk tipe yaitu tipe serat IIa dan serat tipe IIb.

reference: Pipes, T.V. (1994). Strength training and fiber types. Scholastic Coach, as referenced in Muscle Fiber Types and Training, by Jason R. Karp, Track Coach #155.

2. Kekuatan yang Bersifat Dinamis (Isotonis) a. Pull ups

Tujuan:Melihat perkembangan daya tahan otot lengan dan bahu atletPeralatan: Chinning bar TesterPelaksanaan: Menggantung dari bar dengan telapak tangan menghadap

tubuh Anda Tarik sampai dagu sejajar dengan bar Lebih rendah sehingga untuk meluruskan lengan Ulangi sebanyak dagu mungkin Mencatat jumlah dagu.Norma penilaian

Tabel 6.3 Norma penilaian kemampuan pull ups

Jenis Kelamin

Sangat Baik

Di atas rata-rata

Rata-rata Di bawah rata-rata

jelek

Pria >13 9-13 6-8 3-5 <3

Page 82: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 67

Table reference: Davis B. et al; Physical Education and the Study of Sport; 2000

Gambar 17. Pull Ups

e. Push upsTujuan:

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan kekuatan otot bagian atas Peralatan:

Lantai dengan permukaan datar Matras Stopwatch TesterPelaksanaan:

pria

Perserta berbaring pada daerah datar. Tangan dan bahu dalam posisi lurus

Turunkan tubuh sampai siku membuat sudut 90o

Kembali ke posisi awal dengan lengan lurus secara penuh Kaki tidak boleh ditekuk (bengkok) Gerakan push up ini dilakukan secara berulang tanpa istirahat Lakukan secara berulang sebanyak mungkin yang kamu bisa Catat jumlah total dari keselurahan yang anda lakukan

Page 83: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga68

Gambar 6.3 Push up Untuk Pria

Untuk atlet wanita kekuatan cenderung relatif lebih rendah, sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tes ini dengan modifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pelaksanaan berikut ini.Wanita Berbaring dilantai, lengan dan bahu pada posisi lurus. Posisi

lutut berada di lantai sebagai tumpuan tubuh Turunkan tubuh sampai siku membuat sudut 90o

Kembali ke posisi awal dengan lengan lurus secara penuh Gerakan pushup ini dilakukan secara berulang tanpa istirahat Lakukan secara berulang sebanyak mungkin yang kamu bisa Catat jumlah total dari keselurahan yang anda lakukan

Page 84: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 69

Gambar 6.4 Push up untuk Wanita

f. Sit upTujuan:

Tes ini bertujuan untuk mengukur otot perut saja Pelaksanaan Posisi tungkai ditekuk Tangan di kepala berada di sisi kedua telinga Telapak kaki rata menempel pada lantai Angkat tubuh sampai hampir lurus vertikal Turunkan tubuh sampai punggung rata dengan tanah.

g. Dynamic Sit Up Test Ini adalah tes sit-up yang mengukur kekuatan dinamis otot fleksor

perut dan pinggul. Tes ini dilakukan dalam 3 level kinerja dengan tingkat kesulitan yang meningkat. Variasi uji kekuatan sit-up ini adalah bagian dari Alpha-Fit test Protokol untuk orang dewasa.Peralatan yang dibutuhkan: Tikar lantai (opsional)

Prosedur: Subjek berbaring menghadap ke atas di matras gym, lutut tertekuk hingga 90 derajat, dengan lutut dan pergelangan kaki

Page 85: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga70

saling menempel. Penguji memegang dan menahan pergelangan kaki dengan tangan mereka memegang kaki dengan kuat di lantai. Lima repetisi sit-up dilakukan dalam tiga level tes yang berbeda. Perbedaan antara masing-masing level adalah level tangan. Untuk lima sit-up pertama, subjek mencoba mencapai midpatella dengan ujung jari kedua tangan sambil menjaga lengan tetap lurus dan telapak tangan menempel di paha. Dengan lima sit-up kedua, lengan dilipat di atas dada, dengan tujuan untuk mencapai paha dengan kedua siku. Selama lima sit-up terakhir, subjek menyentuh bagian belakang kuping telinga mereka dengan ujung jari, dan berusaha menyentuh paha mereka dengan siku.

Skor: Skor tes adalah jumlah sit-up yang dilakukan dengan benar-angka antara 0 dan 15.

B. Tes KecepatanKecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain secepat mungkin. Tes kecepatan terdiri dari beberapa jenis tes yang dikembangkan para ahli. Yaitu tes lari 30, 40, 50, dan 60 meter. Tes kecepatan yang lain diantaranya adalah:

a. Tes Acelerasi 30 meter Tujuan: Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan kemampuan

keefektifan dan efisiensi akselerasi dari mulai star berdiri atau dari start block ke kecepatan maksimum.

Alat-alat yang dibutuhkan Lintasan 400 meter- 30 meter diberi tanda pada lintasan lurus Stopwatch TesterPelaksanaan: Tester berdiri pada garis start Aba-aba diberikan oleh tester, peserta dengan cepat miulai

berlari dan tester menghidupkan stopwatch Teste sampai pada finish, dan jalanya waktu pada stopwatch di

hentikan Lakukan tes ini dengan 3 kali pengulangan.

b. Tes kecepatan 60 meter

Page 86: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 71

Tujuan

Adapun tujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan acelerasi dan kemampuan kecepatan penuh dari testee. Alat yang digunakan

Lintasan 400 meter- 30 dan 60 meter diberi tanda pada lintasan lurus

Stopwatch TesterPelaksanaan: Teste berdiri pada garis start Aba-aba diberikan oleh tester, peserta dengan cepat mulai

berlari dan tester menghidupkan stopwatch Teste sampai pada finish, dan jalanya waktu pada stopwatch di

hentikan Lakukan tes ini dengan 3 kali pengulangan.Catatan: Teste menggunakan 30 meter pertama untuk membangun

kecepatan maksimum dan kemudian menjaga kecepatan pada saat jarak lebih dari 30m sampai 60m. Tester mencatat waktu yang didapat oleh atlet pada saat menempuh 30 meter dan 60 meter.

c. Sprint test 40 meter Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan akselerasi dan

kecepatan.Alat-alat yang dibutuhkan:

Lintasan 400 meter Cone Stopwatch TesterPelaksanaan: Beri tanda 40 meter jarak pada lintasan Testee menggunakan start berdiri dengan kaki berdiri

dibelakang garis

Page 87: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga72

Pada aba-aba “Ya” teste melakukan sprint secepat mungkin sampai melewati garis finish

Tester mencatat waktu yang didapat Testee diberikan waktu 2-5 menit recovery setiap sesi.

d. 30 metre sprint fatigue-power maintenance testTujuan

Mengetahui kemampuan recovery antar sprint dan menghasilkan tingkatan yang sama secara berkesinambungan diukur dengan kemampuan sprint fatigue.

Alat-alat yang digunakan Teste sprint dari titik A ke B antara cone yang sudah dikondisikan

dalam 5 tiitik Testee melakukan sprint melewati cone tersebut Waktu yang didapat dicaatat oleh tester Testee melakukan jogging secara lambat kembali ke titik A.

(tidak lebih dari 30 detik) ikuti garis yang sudah dibuat Ketika teste mencapai titik A ulangi untuk melakukan sprint

ke B Teste harus melakukan pengulangan sebanyak 10 kali.

Sprint fatigue Menggunakan catatan waktu 10 kali pengulangan. Waktu tercepat

yang kamu dapati dari dikurangi dengan waktu terlembat. Untuk contoh: jika kamu mendapatkan waktu sprint 7.8 detik dan waktu tercepat teste 6,9 detik, sprint fatigue teste tersebut adalah 0,9 (7,8-6,).

Power maintenance Untuk menentukan rata-rata keccepatan dari 3 kali percobaan

pertama dan kemudian dirata-ratakan. kemudian kecepatan yang didapat dari 3 terakhir dijumlahkan kemudian dibagi dengan rata-rata. Hasil rata-rata dari tiga yang pertama dibagi dengan rata-rata dari tiga yang terakhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dalam tabel 20 berikut:

Page 88: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 73

Tabel 6.4 Waktu dari 10 Pengulangan dan Penjumlahan Jumlah 3 Pertama Dan 3 Terakhir.

Pengulangan Waktu dari 10 kali pengulangan Rata-rata

Tiga pertama 7,1 detik 6,9 detik 6,9 detik 6.97

7,0 detik 7,2 detik 7,1 detik 7,3 detik

Tiga terakhir 7,3 detik 7,4 detik 7,5 detik 6.97

Jadi untuk menentukan Power maintenance adalah 6.97 ÷6.97 = 0.94

Untuk melihat kategorisasi yang didapat maka hasil tersebut dimasukan dalam data normatif

Tabel 6.5 Data Normatif Dari 30 Metre Sprint Fatigue-Power Maintenance Test

Kategori Norma

Sangat baik 0.9

Baik 0.85 to 0.89

Rata-rata 0.80 to 0.84

Buruk <0.79.

C. Tes KelincahanKemampuan seseorang untuk bergerak ke segala arah dengan mudah. Contoh:

1. Shuttle run test2. Dodging run test3. Zig-zag run test4. Illionis agility test5. Hexagonal obstacle test

Untuk mengukur kemampuan seseorang dalam merobah-robah arah dalam bergerak, tes ini antara lain adalah:

1. Joging Run TestUntuk mengukur kelincahan seseorang

Pelaksanaan:

Testee berdiri dibelakang garis start dengan posisi siap berlari Setelah aba-aba diberikan teste berlari dilintasan yang sudah disiapkan sesuai dengan arah panah

Page 89: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga74

Testee lari 2 kali putaran lintasan joging run. Start di A dan Finish di B

Gambar 6.5 Lintasan Pelaksanaan Joging Run Test

Penilaian:

Skor teste adalah waktu yang diperoleh teste dan dicatat sampai 1/10 detik Skor ini kemudian dirobah kedalam nilai skala.

2. Ilionis agility tesTujuan:

Melihat perkembangan kecepatan dan kelincahan testee

Alat yang dibutuhkan:

Lantai yang datar- luas 400 meter

8 buah cone

Stopwacth TesterArea:

Panjang area 10 meter dengan lebar 5 meter antara titik start dengan finish.

Dalam lintasan bisa digunakan 5 garis. 4 cone bisa digunakan untuk menandai start, 2 titik balik dan

finish. 4 cone di letakan pada garis tengah, jarak masing-masing cone

yaitu 3.3 meter.Pelaksanaan

8. Testee menghadap ke lantai pada titik start9. Tester memberikan aba-aba mulai, kemudian teste memulai

mengikuti alur yang sudah dibuat sampai ke finish.

Page 90: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 75

10. Waktu akan di hitung pada saat peserta memulai star sampai melewati finish.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:

Gambar 6.6 Ilionis agility test (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Tabel 22. Data Normatif Ilionis Agility Test dengan Satuan dalam Detik.

Jenis kelamin

Sangat bagus Di atas rata-rata Rata-rataDibawah rata-rata

buruk

Pria <15,2 15,2-16,1 16,2-18,1 18,2-18,3 >18,3

Wanita <17,0 17.0-17.9 18,0-21,7 21,8-23,0 >23

(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

3. Zig zag run testTujuan:

Untuk melihat kecepatan dan kelncahan testee

Untuk melakukan tes ini dibutuhkan peralatan sebagai berikut:

1. 5 buah cone2. Jangan lakukan pada daerah yang licin. Lakukan pada daerah

datar dan permukaan sedikit lebih kasar

Page 91: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga76

3. Stopwatch4. TesterPelaksanaan:

Tandai lapangan dengan 5 buah cone Letakan 4 cone disetiap sudut persegi panjang dengan panjang

sisi 10 dan 16 kaki. Dan 1 cone diletakan pada tengah Atlet mengikuti garis yang sudah dibuat dengan tandah arah Testee melaksanakan tes dengan memulai dari star dan finish

pada cone star/finish. Tester mencatat waktu yang didapat.Berikut ini adalah gambar dari Zig zag run test

Gambar 6.7 Zig zag run test(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

4. Hexagonal Obstacle TestTujuan: Adapun tujuan dari hexagonal obstacle test adalah untuk memonitor

kelincahan testee.Alat-alat yang dibutuhkan

66 cm panjang sisi dari keseluruhan sisi hexagonal Stopwatch TesterPelaksanaan

Testee berdiri di tengah-tengah hexagon dan menghadap garis A Selama melakukan teste tetap menghadap ke garis A

Page 92: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 77

Pada saat aba-aba “ya”, teste meloncat dengan kedua kaki melewati garis B dan kembali ke tengah. Kemudian meloncat ke garis C kemudian kembali ke tengah. Kemudian ke garis D dan ulangi seperti sebelumnya sampai A

Ketiak teste meloncati garis A dan kembali ke tengah dihitung sebagai satu sirkuit

Teste melakukan tiga kali pengulangan Setelah teste melengkapi tiga kali sirkuit waktu diberhentikan

dan waktu dicatat. Testee diistirahatkan kemudian ulangi kembali Setelah melengkapi tes yang kedua tentukan rata-rata dari dua

kali catatan waktu Jika testes salah melangkah pada garis atau menginjak garis,

teste harus mengulang start kembali.

Gambar 6.8 Hexagonal Obstacle Test (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Penilaian performa

Untuk sebuah evaluasi dari performa teste ditentukan rata-rata waktu dari dua tes dan kemudian dan lihat table normatif dibawah untuk sebuah penilaian.

Page 93: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga78

Tabel 6.7 Data Normatif Untuk Hexagonal Obstacle Test Untuk Usia 16 Sampai 19 Tahun

Jenis kelamin

Sangat baik

Di atas rata-rata

Rata-rata Dibawah rata-rata

Buruk

Pria <11.2 secs 11.2-13.3 secs 13.4-15.5 secs 15.6-17.8 secs >17.8 secs

Wanita <12.2 secs 12.2-15.3 secs 15.4-18.5 secs 18.6-21.8 secs >21.8 secs

(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

5. 505 Agility TestTujuan

Adapun tujuan dari tes ini adalah untuk melihat kecepatan dan kelincahan dengan merubah arah 180 derejat.

Alat-alat yang digunakan

6 cone Peta ukuran Permukaan lantai tidak licin Stopwatch TesterPelaksanaan: Buat tanda di lapangan sesuai diagram di atas. Jarak dari A

ke B adalah 10 m dan jarak dari B ke C adalah 5m Atlet berlari dari garis start (A) menuju garis(B) dengan jarak

10m (berlari dari kejauhan untuk membangun kecepatan) Tester memulai menekan tombol start pada stopwatch sesaat

setelah teste melewati garis 10 meter (B) Teste berlari ke garis 15 meter (C) kemudian kembali dan

berlari menuju garis start Tester menghentikan stopwatch saat teste melewati garis 10

meter pada saat kembali ke garis startv Waktu terbaik diambil dari dua kali pengulangan.

Page 94: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 79

Gambar 6.9 Agility Test(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

D. Tes KelentukanTes kelentukan adalah tes yang digunakan untuk mengukur kelentukan otot dan persendian seseorang, tes yang bisa dipakai untuk ini diantaranya adalah flexion of trunk test.

1. Static flexibility test-hip and trunkTujuan:

Test ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan flexibility pinggul dan badan.

Pelaksanaan:

Posisi siap:

Duduk di lantai dengan punggung dan kepala bersandar ke dinding, kaki lurus ke depan bertumpu pada meja.

Tempatkan tangan pada diatas tanga yang satunya, regangkan lengan ke depan sambil kepala tetap berada pada dinding

Ukur jarak dari ujung jari ke tepi kotak dengan menggunakan penggaris. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 25 berikut:

Gambar 6.10 Static flexibility test-hip and trunk dalam posisi siap(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Page 95: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga80

Pergerakan

Secara perlahan bungkukan badan dan raih sejauh mungkin jangkauan ke depan sepanjang penggaris

Tahan pada posisi akhir sampai anda tidak sanggup lagi selama dua detik

Catat raihan atau jangkauan sampai pada 1/10 inhi yang terdekat

Ulangi sebanyak tiga kali pengulangan dan ambil jarak yang terbaik

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.11 berikut:

Gambar 6.11 Static flexibility test-hip and trunk saat pergerakan (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Tabel 6.8 Normatif untuk Static flexibility test-hip and trunk tes untuk usia kurang dari 36(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Kategori Pria Wanita

Sangat baik >17.9 >17.9

Baik 17.00-17.9 16.7-17.9

Rata-rata 15.8-16.9 16.2-16.6

Dibawah rata-rata 15.0-15.7 15.8-16.1

buruk <15.0 <15.4

Tabel 6.9 Normatif Untuk Static Flexibility Test-Hip and Trunk Tes Untuk Usia 36-49 Tahun(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Kategori Pria Wanita

Sangat baik >16.1 >17.4

Baik 14.6-16.1 16.2-17.4

Rata-rata 13.9-14.5 15.2-16.1

Dibawah rata-rata 13.4-.13.8 14.5-15.1

Buruk <13.4 <14.5

Page 96: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 81

2. Static flexibility test-ankleTujuan

Adapun tujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan fleksibelity ankle.

Alat yang dibutuhkan

v Dinding

v Penggaris satu meter

v Tester

Gambar 6.12 Static Flexibility Test-Angkel Pada Posisi Awal (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Pelaksanaan

Posisi awal

v Berdiri menghadap dindingv Kaki dan jari kaki menyentuh tanahv Bersandar ke dindingPergerakanv Secara perlahan geser kaki ke arah belakang sejauh mungkinv Jaga kaki tetap datar ke tanah, tubuh dan lutut secara penuh

extensi dan dada kontak dengan dinding.

Page 97: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga82

v Ukur jarak antara garis kaki dan dinding paling dekat ¼ inci)v Ulangi tes 3 kali pengulangan dan catat waktu terbaik.

Gambar 6.13 Static Flexibility Test-Angkel Pada Posisi Pergerakan (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Tabel 6.9 Data Notmatif untuk Ankle Flexibility Test

Kategori Pria Wanita

Sangat bagus >35.00 >32.00

Bagus 35.00-32.51 32.00-30.51

Rata-rata 32.50-29.51 30.50-26.51

Dibawah rata-rata 29.50-26.50 26.50-24.25

Buruk <26.50 <24.25

Table adapted from Johnson. B.L. & Nelson J.K. Practical. Measurements for Evaluation. in PE 4th Ed. 1986. (Brian Mackenzie. 101 evaluation test. 2005)

3. Static flexibility test-shoulder Tujuan

Tes ini bertujuan untuk melihat perkembangan flexibeliti dari bahu

Alat-alat yang digunakan

Tali dengan panjan 1 meter Pita pengukur Tester

Page 98: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 83

Posisi siap Pegang salah satu ujung tali dengan tangan kanan Tangan kanan memegang tali dengan jaran 4 inci dari tangan kiriPergerakan Angkat kedua tangan ke depan dada kemudian rotasikan lengan

ke atas kepala dan belakang leher sampai tali menyentuh bagian belakan tubuh

Resistensi akan terjadi selama pelaksanaan sehingga tangan akan meluncur sepanjang tali

Ukur jarak antara dua jempo dalam satuan inchi Ukur lebar bahu dari deltoideus ke deltoideus Kurangi jari jarak antara dua jempol yang di dapat dengan jarak

lebar bahu Ulangi tiga kali pengulangan dan catat jarak yang terbaik.

Gambar 6.14 a. Posisi Siap dan B. Posisi Pergerakan Pada Tes Kelentukan Pada Bahu (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Tabel 6.10 Data Normatif Static Flexibility Test-Shoulder

Kategori Pria Wanita

Sangat bagus <7.00 <5.00

Bagus 11.5-7.00 9.5-5.00

Rata-rata 14.5-11.49 13.00-9.74

Dibawah rata-rata 19.75-14.49 17.75-12.99

Buruk >19.5 >17.75

Table adapted from Johnson B.L. & Nelson J.K. Practical Measurements for Evaluation in PE 4th Ed. 1986

Page 99: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga84

4. Static flexibility test- shoulder and wristTujuan

tes ini adalah untuk melihat perkembangan kelentukan bahu dan lengan

Alat-alat yang digunakan

Tongkat dengan panjang 18 inci Penggaris dengan panjang 1 meter TesterPelaksanaan Angkat tongkat setinggi mungkin, dan hidung tetap berada di

lantai Ukur jarak vertikal jangkaun tongkat dari lantai dalam satuan

inci Ulangi tes tersebut sebanyak tiga kali pengulangan dan catat

jarak yang terbaik Ukur panjang lengan dari acromila extrimitas sampai ke ujung

jari yang terpanjang Kurangi hasil pengukuran panjang lengan dengan tiga kali

pengukruan tadi

Gambar 6.15 Pelaksanaan Static Flexibility Test- Shoulder And Wrist (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Page 100: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 85

Tabel 6.11 Data normatif Static flexibility test- shoulder and wrist

Kategori Pria Wanita

Sangat bagus >12.50 >11.75

Bagus 12.50-11.50 11.75-10.75

Rata-rata 11.49-8.25 10.74-7.50

Dibawah rata-rata 8.24-6.00 7.49-5.50

Buruk <6.00 <5.50

5. Static flexibility test-trunk and NeckTujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan felibelitas badan dan leher

Alat-alat yang dibutuhkan:

Alat pengukur dengan panjang satu meter TesterPelasanaan Berbaring telungkup di lantai dengan tangan berada pada

kepala masing-masing di sisi samping telinga Angkat tubuh setinggi mungkin yang bisa dilakukan teste,

sementera jaga panggul agar tetap berada pad tanah Tester dapat memegang kaki tester agar tetap berada di bawah Catat jarak vertikal yang didapat mulai dari tanah sampai

hidung teste Ulangi pelaksanaanya sampai tiga kali, dan ambil data terbaik

Gambar 6.16 Pelaksanaan Static flexibility test-trunk and Neck (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Page 101: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga86

Tabel 6.12 Data Normatif Static Flexibility Test-Trunk And Neck

Kategori Pria Wanita

Sangat bagus >10.00 >9.75

Bagus 10.00-8.00 9.75-7.75

Rata-rata 7.99-6.00 7.74-5.75

Di bawah rata-rata 5.99-3.00 5.74-2.00

Buruk <3.00 <2.00

Table adapted from Johnson B.L. & Nelson J.K. Practical Measurements for Evaluation in PE 4th Ed. 1986

E. Tes Eksplosive Power (Daya Ledak)Tes Power atau daya ledak adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur eksplosif power, tes yang bisa dipakai untuk ini adalah Vertical jump meter baik yang elektrik maupun manual

1. Vertical Jump TestTujuan:

Mengukur daya ledak otot tungkai

Alat-alat yang dibuthkan

Papan scalar yang ditempelkan pada dinding Kapur Kertas dan pena TesterPelaksanaan:

Pada suatu dinding yang tegak lurus dari lantai dibuat ukuran tinggi sampai dengan 300 cm.

Testee berdiri dibawah dinding dan mengukur tinggi raihannya awal.

Selanjutnya teste melompat untuk meraih ukuran tertinggi dari raihannya dengan posisi menyamping dinding.

Hitung selisih tinggi raihan antara raihan loncatan dengan raihan tanpa loncatan.

Skor teste adalah selisih dari raihan tersebut.

Page 102: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 87

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.17 Pelaksanaan vertical jump test

2. Two Hand Medicine Ball Put Tujuan:

Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan daya ledak dari otot lengat atas

Alat yang dibutuhkan:

Ball medicine (3 kg untuk pria-2 kg untuk wanita) Lantasan yang telah ditandai dengan garis 30 meter Buku pencatat tester Pelaksanaan: Testee berdiri pada titik yang telah ditentukan dengan

memegang bola dengan kedua tanganya. Testee menjauhkan ball medicine ke daerah belakang sampai

benar-benar membentuk lengkungan (jangan kehilangan keseimbangan).

Lakukan lentingan kedepan kemudian pada sudut yang tepat lepaskan ball medicine sehingga terlempar jauh.

Ukur jarak dari tempat berdiri teste sampai pantulan ball medicine jatuh.

Page 103: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga88

Lakukan sebanyak tiga kali pengulangan, ambil hasil yang terbaik.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.18 Two Hand Medicine Ball Put tes

F. Tes Keseimbangan1. Standing stork tesTujuan:

Tujuan dari tes keseimbangan ini adalah untuk melihat perkembangan keseimbangan teste untuk menjaga keadaan dari equilibrium (balance) dalam posisi diam

alat yang dibutuhkan lokasi yang kering dan hangat stopwatch testerpelaksanaan berdiri nyaman dengan kedua kaki kedua tangan di pinggang angkat satu kaki dan tempatkan pada kaki lain menghadap

berlawana dengan lutut tunggu aba-aba dari tester, ketika diberi aba-aba segera berdiri

dengan mengangkat tumit dan berdiri dengan ujung-ujung jari kaki

tester mulai menghidupkan stopwatch

Page 104: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 89

lakukan selama mungkin tanpa membiarkan tumit menyentuh lantai atau kaki lain bergerak maju dari lutut.

Tester menatat waktu yagng didapat dalam menjaga keseimbangan

Ulangi tes ini pada kaki yang lainya.

Gambar 6.19 Pelaksanaan Standing Stork Test(Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

Tabel 6.13 Data Normatif untuk Pelaksanaan Standing Stork Test

Jenis kelamin

Sangat baik Di atas rata-rata

Rata-rata Di bawah rata-rata

Buruk

Pria >50 secs 50-41 secs

40-31 secs 30-20 secs

<20 secs

Wanita >30 secs 30-23 secs

22-16 secs 15-10 secs

<10 secs

Table reference: Arnot R and Gaines C, Sports Talent, 1984

2. Standing stork test-BlindTujuan:

Untuk mengawasi perkembangan kemampuan atlet unutk menjaga keadaaan equilibrium (keseimbangan) dalam posisi statis

Page 105: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga90

Peralatan:

Untuk melakukan test ini dibutuhkan alat-alat sebagai berikut:

lokasi yang kering dan datar Stopwatch TesteePelaksanaan tes:

Berdiri dengan kedua kaki Lengan berada pada pinggang Angkat satu kaki dan tempatkan jari-jari kaki berlawanan

dengan lutut dengan kaki lainya Kedua mata ditutup Ikuti aba-aba dari tester, angkat tumit berdiri dengan jari-jari

kaki anda Tester memulai stopwatch Tes Balance dilakukan selama mungkin tanpa membiarkan

tumit menyentuh tanah atau kaki lain melangkah jauh dari lutut.

Tester mencatat waktu yang mampu dicapai saat melakukan keseimbangan

Lakukan pengulangan untuk kaki lainya

Tabel 6.14 Data Normatif untuk Standing stork test-Blind

Jenis kelamin

Sangat baik

Di atas rata-rata

Rata-rata Di bawah rata-rata

Buruk

Pria >50 secs 50-41 secs 40-31 secs 30-20 secs <20 secs

Wanita >30 secs 30-23 secs 22-16 secs 15-10 secs <10 secs

Page 106: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 91

Gambar 6.20 Pelaksanaan Tes Keseimbangan Standing Stork Test-Blind (Sumber: Brian Mackenzie. 2005)

3. Tes Keseimbangan DinamisTes keseimbangan dinamis “Two Foot Standing Balance Test” Johnson (1986: 244-245).

Tujuan

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keseimbangan dinamis atlet putra di klub bola basket Universitas Negeri Padang.

Perlengkapan

a) Stopwatch

b) Papan keseimbangan (Balance Board)

c) Alat tulis

d) Lembar tes

e) Peluit

Page 107: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga92

Gambar 6.21 Papan Tes KeseimbanganSumber: (Johnson, 1986:244)

Pelaksanaan Tes

a) Persiapkan papan tes keseimbangan.b) Testi bersiap-siap dengan meletakkan sebelah kaki di atas

papan tes, dan setelah aba-aba diberikan testi menaikkan kaki berikutnya.

c) Waktu penghitungan dimulai saat kedua kaki testi telah berada di atas papan.

d) Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap testi.Penilaiana) Nilai diambil dari waktu terbaik setelah dilakukannya 3 kali

pengulangan.b) Waktu 1 menit adalah penilaian maksimal.

Page 108: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 93

Gambar 7. Two Foot Standing Balance TestSumber: (Johnson, 1986)

Adapun untuk menentukan kriteria penilaian, maka terlebih dahulu ditetapkan skor sebagai berikut:

Tabel 6.15 Kriteria Penilaian Two Foot Standing Balance Test

Tingkat KemampuanPenilaian (Detik)

Pria Wanita

Sangat Baik > 45 > 42

Baik 33 - 44 30 – 41

Sedang 15 - 32 13 – 29

Buruk 5 - 14 4 – 12

Buruk Sekali 0 - 4 0 – 3

4. Y Balance Test (Lower Quarter)Tes Y-Balance adalah tes dinamis yang dilakukan dalam posisi satu kaki yang membutuhkan kekuatan, fleksibilitas, kontrol inti, dan proprioception. Ini telah digunakan untuk menilai kinerja fisik, menunjukkan simetri fungsional dan mengidentifikasi atlet yang berisiko lebih besar untuk cedera ekstremitas bawah. Protokol yang dijelaskan di sini adalah untuk versi tubuh Bawah dari tes Y Balance.

Page 109: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga94

Tujuan: Untuk menilai keseimbangan aktif dan kontrol inti

Alat yang dibutuhkan: Y-Balance Test Kit, meteran

Pre-test: Jelaskan prosedur pengujian pada subjek. Lakukan penyaringan risiko kesehatan dan dapatkan persetujuan. Siapkan formulir dan catat informasi dasar seperti usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, kondisi tes. Ukur panjang tungkai (sisi kanan) yang diperlukan untuk perhitungan hasil. Lakukan pemanasan yang tepat.

Protokol: Tujuan dari tes ini adalah untuk mempertahankan keseimbangan satu kaki pada satu kaki sambil mencapai sejauh mungkin dengan kaki kontralateral dalam tiga arah yang berbeda. Tiga arah gerakan adalah anterior, posteromedial dan posterolateral, dilakukan pada setiap kaki. Oleh karena itu, ada enam tes yang harus dilakukan, dengan urutan sebagai berikut:

1. Jangkauan Anterior Kanan 2. Jangkauan Anterior Kiri 3. Jangkauan Posteromedial Kanan 4. Jangkauan Posteromedial Kiri 5. Jangkauan Posterolateral Kanan 6. Jangkauan Posterolateral Kiri

Prosedur: Posisi awal berdiri dengan satu kaki di pelat kuda dengan jari-jari kaki di garis merah, dan kaki satunya menyentuh ke bawah sedikit tepat di belakang pelat. Kaki non-jurus dicapai ke arah yang diinginkan, mendorong indikator jangkauan sejauh yang mereka bisa sambil menjaga keseimbangan. Kaki bebas harus dikembalikan ke posisi awal di bawah kendali. Subjek mungkin tidak menyentuh kaki bebas selama gerakan untuk menjaga keseimbangan, atau meletakkan kaki mereka di atas indikator jangkauan untuk mendapatkan dukungan, dan tidak dapat menendang keluar indikator.

Skor: Semua pengukuran diambil dari garis merah pada pelat kuda-kuda, hingga 0,5 cm terdekat. Jarak dapat dibaca dari perangkat uji. Setiap tes diulang tiga kali, dan jangkauan maksimum di setiap arah dicatat. Hasilnya dihitung dengan mempertimbangkan panjang tungkai, untuk menentukan “jarak jangkauan komposit”. Asimetri juga dapat dinilai dengan membandingkan hasil dari setiap kaki. Tes

Page 110: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 6 | Tes Kondisi Fisik 95

Y Balance didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada Star Balance Excursion Test.

Reference: Shaffer SW, Teyhen DS, Lorenson CL, Warren RL, Koreerat CM, Straseske CA, Childs JD. Y-Balance Test: a reliability study involving multiple raters. Mil Med. 2013;178(11):1264-70.

5. Star Excursion Balance Test (SEBT)Star Balance Excursion Balance Test (SEBT) adalah tes keseimbangan dinamis, yang digunakan dalam posisi kaki tunggal yang membutuhkan kekuatan, fleksibilitas, kontrol inti, dan proprioception. Tes ini mengharuskan subjek untuk menyeimbangkan dengan satu kaki dan mencapai sejauh mungkin dalam delapan arah yang berbeda. Tes Y-Balance yang serupa berasal dari tes ini.

Tujuan: Untuk menilai keseimbangan aktif dan kontrol inti

Peralatan yang dibutuhkan: Permukaan yang rata, halus, tanpa selip, meteran, pita pengukur. Untuk mempersiapkan ujian, empat selotip dengan panjang 120cm ditempatkan di lantai, berpotongan di tengah, dan dengan garis ditempatkan pada sudut 45 derajat.

Pre-test: Jelaskan prosedur pengujian pada subjek. Lakukan penyaringan risiko kesehatan dan dapatkan persetujuan. Siapkan formulir dan catat informasi dasar seperti usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, kondisi tes. Lakukan pemanasan yang tepat.

Prosedur: Subjek harus mengenakan pakaian yang ringan dan tidak membatasi serta tanpa alas kaki. Subjek berdiri dengan satu kaki di tengah bintang dengan tangan di pinggul. Mereka kemudian meraih dengan satu kaki sejauh mungkin dalam satu arah dan dengan ringan menyentuh garis sebelum kembali ke posisi awal. Kaki penopang harus tetap rata di tanah. Ini diulang untuk sirkuit penuh, menyentuh garis di setiap arah jangkauan. Penilai harus menandai titik pada garis di mana subjek dapat dijangkau. Tes harus diulang tiga kali untuk setiap kaki. Uji coba tidak valid jika subjek tidak dapat kembali ke posisi awal, kaki membuat sentuhan terlalu berat, atau jika subjek kehilangan keseimbangan.

Skor: Setelah pengujian, semua jarak yang dicapai dicatat hingga 0,5 cm terdekat. Hitung jarak rata-rata di setiap arah (rata-rata dari tiga pengukuran) dan Relatif (dinormalisasi) jarak di setiap arah (%)

Page 111: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

(jarak rata-rata di setiap arah/panjang kaki * 100). Perhitungan ini harus dilakukan untuk kedua kaki kanan dan kiri di setiap arah, memberikan total 16 skor per atlet.

Page 112: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

97

Tes keterampilan olahraga berfungsi untuk menentukan pencapaian tujuan dalam prestasi olahraga. Untuk menciptakan suasana latihan yang kondusif dan heterogen agar tidak terjadi kebosanan bagi atlet karena tidak sesuai antara satu dengan yang lainya tidak menpatkan porsi latiihan yang sesuai. Untuk itu perlu data yang akurat sehinggai bisa digunakan sebagai dasar pembentukan program latiihan yang bersifat individual.

Berikut dipaparkan beberapa tes keterampilan dalam cabang olahraga:

A. Tes keterampilan Bermain Sepak BolaDalam permainan sepak bola ada beberapa keterampilan yang akan di ukur untuk melihat sejauh mana keterampilan yang dilmiki oleh pemain sepak bola.

1. Passing dan StoppingTujuan:Mengukur keterampilan menyepak dan menendang bolaPerlatan yang digunakan: Bola 2 buah Stopwacth

TES PENGUKURAN KETERAMPILAN OLAHRAGA

B A B

7

Page 113: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga98

Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3 m x 60 cm sebanyak 2 buah

Kapur Petunjuk pelaksanaan: Tesste berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4

meter dari sasaran/papan dengan posisi kaki kanan atau kiri siap menembak sesuai dengan kebiasaan pemain.

Pada aba-aba “ya”, teste mulai menyepak bola ke sasaran, pantulanya ditahan kembali dengan kaki dibelakang garis tembak. Selanjutnya dengan kaki yang berbeda bola disepak kea rah berlawanan dengan sepakan pertama.

Lakukan tugas ini secara bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.

Apabiila bola keluar dari daerah sepak, maka teste menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

Gerakan dinyatakan gagal bila: Bola ditahan dan/atau disepak di depan garis sepak pada

setiap kali tugas menyepak. Bola ditahan dan disepak hanya dengan satu kaki saja. Skor Jumlah menyepak dan menahan bola secara sah selama

30 detik. Hitungan satu diperoleh dari satu kegiatan menendang dan menahan bola.

2. Tes Memainkan Bola Dengan KepalaTujuan: Mengukur keterampilan menyundul dan mengontrol bola

dengan kepala. Alat yang digunakan: Bola Stopwacth Petunjuk pelaksanaan: Pada aba-aba “siap”, teste berdiri bebas dengan bola berada

Page 114: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 99

dalam penguasaan tanganya. Pada aba-aba “ya”, teste melempar bola ke atas kepalanya

dan kemudian memainkan bola tersebut dengan bagian dahinya.

Lakukan gerapak seperti ini selama 30 detik Apabila tersebut jatuh, maka testi mengambil bola itu dan

memainkanya kembali di tempat bola tersebut diambil Gerakan dinyatakan gagal bila: Testee memainkan bola tidak dengan dahi Dalam memainkan bola, teste berpindah-pindah tempat. Pengskoran: Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang

sah (benar), selama 30 detik

3. Tes Menggiring Bola (Dribbling)Tujuan: Mengukur keterampilan menggiring bola dengan kaki

secara cepat diserrtai perubahan arah Peralatan yang digunakan Bola Stopwacth 5 bauh rintangan (cone) Tiang bendera Kapur Petunjuk pelaksanaan: Pada aba-aba “siap” teste berdiri dibelakang garis star

dengan bola dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba “ya” teste mulai menggiring bola kea rah kiri

melewati rintangan pertama dan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai melewati garis finish.

Bila salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan

Page 115: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga100

selain kaki di tempat keselahan yang terjadi dan selama itu pula stopwacth tetap jalan.

Bola digiring oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.

Gambar 7.1 Area Pelaksanaan Dribbling Test

Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu

kaki saja Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah Testee menggunakan anggota badan lainya selain kaki,

untuk menggiring bola Pengskoran: Waktu yang ditempuh oleh teste dari mulai aba-aba “ya”

sampai ia melewati garis finish.

4. Tes Menembak KesasaranTujuan: Mengukur keterampilan menendang bola yang cepat dan

tepat ke arah sasaran gantung Alat yang digunakan: Bola Stopwatch Gawang Nomor-nomor Tali

Page 116: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 101

Petunjuk pelaksanaan: Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada sebuah

titik berjarak 16,5 m di depan gawang/sasaran Tidak ada aba-aba dari tester Pada saat kaki teste mulai menendang bola, stopwacth

dijalankan dan berhenti saat bola mengenai sasaran Teste diberi tiga kali kesempatan Gerakan tersebut dikatakan gagal bila: Bola keluar dari derah sasaran Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari

sasaran Pengskoran: Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran

dalam tiga kali kesempatan Bila bola hasil tendangan mengenai tali atau garis pemisah

skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari sasaran tersebut.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 7.2 Lapangan Tes Menembak Bola Ke Lapangan

Page 117: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga102

B. Tes Keterampilan Bermain Bola Voli1. Tes Mengoper Bola (Passing)Tujuan: Tes ini dipergunakan sebagai suatu tes untuk mengukur

keterampilan pas atas Alat yang digunakan: Dinding atau tembok untuk petak sasaran Bolavoli 3 buah Stopwatch Petunjuk pelaksanaan: Testee berdiri di bawah petak sasaran Begitu ada aba-aba dimulainya tes, stopwatch dijalankan,

dan bola dilemparkan ke dinding dari tempat yang bebas. Setelah bola memantul kembali, bola di pas ke dinding

tertuju ke dalam kotak sasaran Pengskoran: Bola yang dilepas secara sah sesuai dengan peraturan

permainan bolavoli selama satu menit Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bola mengenai

dinding pada petak sasaran atau bola mengenai garis kotak Sasaran tidak di hitung:

Bola yang ditangkap atau tidak dikuasai Bola menyentuh lantai, dimulai lagi dengan lemparan Lemparan-lemparan tidak dihitung

2. Tes ServisTes in bertujuan untuk mengukur kemampuan mengarahkan bola servis ke arah dengan tepat dan terarah.Peralatan yang digunakan: Lapangan bola voli Net dan tiang net Tiang bambo 2 buah

Page 118: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 103

Tambang plastik 30 meter Bola voli 6 buah Petunjuk pelaksanaan: Testee berada dalam daerah servis dan melakukan servis

yang sah sesuai dengan perturan permainan yang berlaku untuk servis

Bentuk pukulan servis adalah bebas Kesempatan melakukan servis adalah sebanyak enam kali Pengskoran: Skor setiap servis ditentukan oleh tinggi bola waktu

melampaui jaring dan angka sasaran di mana bola jatuh Bola yang melewati jaring di antara batas atas jaring dan

tali setinggi 50 cm; skor adalah angka sasaran dikalikan tiga.

Bola yang melampaui jaring di antara kedua tali yang direntangkan; skor sasaran dikalikan dua

Bola yang melampaui jaring lebih tinggi dari tali yang tertinggi; skor adalah angka sasaran

Bola yang menyentuh tali batas di atas jaring, dihitung telah melampaui ruang dengan angka perkalian yang lebih besar.

Bola yang telah menyentuh garis batas sasaran dihitung telah mengenai sasaran dengan angka yang lebih besar

Bola yang dimainkan dengan cara tidak sah atau bola menyentuh jaring dan atau jatuh di luar bagian lapangan di mana terdapat sasaran ; skor adalah 0

Skor untuk servis adalah jumlah dari empat skor hasil pukulan terbaik.

3. Tes Spike/SmashTujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan melakukan

spike/smash untuk serangan ke sasaran dengan cepat dan terarah

Page 119: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga104

Alat yang digunakan Lapangan bola voli Net dan tiang net Stopwatch Bola voli 5 buah Petunjuk pelaksanaan: Testee berada di dalam daerah serangan atau bebas di

dalam lapangan permainan Bola dilambungkan atau diumpan dekat ata jaring kea rah

testee Dengan atau tanpa awalan, teste meloncat dan memukul

bola melampau atas jaring ke dalam lapangan di seberangnya di mana terdapat sasaran dengan angka-angka

Stopwatch dijalankan pada waktu bola bersentuhan oleh tangan testee, dan dihentikan pada saat bola menyentuh lantai.

Pengskoran Skor terdiri atas dua bagian yang tidak terpisahkan, yaitu

angka sasaran plus waktu dari kecepatan jalanya bola Skor waktu dalam detik Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk

sasaran dengan angka yang lebih besar Skor = 0 jika pemukul menyentuh jaring dan atau jatuh

diluar sasaran. Meskipun skor 0 namun waktu tetap dicatat.

Skor untuk spike/smash adalah jumlah angka dan detik dari lima kali kesempatan

Sebagai contohKesempatan pukulan pertama skor : 5 waktu 1,2 detikKesemaptan pukulan kedua skor : 4 waktu 0,9 detikKesemaptan pukulan ketiga skor : 4 waktu 1,5 detikKesemaptan pukulan keempat skor : 0 waktu 1,3 detikKesemaptan pukulan kelima skor : 3 waktu 1,3 detik

Page 120: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 105

Jadi skor tes spike/smash adalah 17 waktu 4,6 detik

Untuk menilai keterampilan spike/smash adalah dengan menggabungkan kedua skor tersebut, menggunakan teknik T-score

T-Score = 50 + 10 (x-x)

sDengan menggunakan rumus tersebut nilai yang didapat

untuk waktu dan sasaran adalahSasaran :T-Score = 50 + 10 . Waktu :T-Score = 50 + 10 .Berikut data yang sudah dijadikan T-score

C. Tes Keterampilan Bermain Bulu tangkisAdapun macam-macam bentuk tes yang dikembangkan adalah

1. Lockhart and Mc. Pearson Badminton TestDiciptakan oleh Lockhart dan Mc Pherson, bertujuan untuk mengukur keterampilan bermain Bulutangkis Mahasiswi (putri), menurut Mathew tes ini dapat juga digunakan oleh Mahasiswa (putra)

Validitas tes: 0,71 >< 0,06 dari korelasi hasil tes dengan nilai Judges

terhadap 68 orang mhs putri 0,60 >< 0,12 dengan mempertandingkan sistim ½

kompetisi 27 orang mahasiswa pi. hasilnya dikorelasikan dengan hasil tes.

0,90 >< 0,03 dengan mengorelasikan penilaian Judges dengan presentase kemenangan kemenangan sistim pertansingan ½ kompetisi.

Reliabelitas tes: 0,90 yang diperoleh dari korelasi hasil tes dengan tes ulang (tes retest) sebanyak 50 mahasiswi putri dengan selang waktu 3 hari diantara tes dan retest.

Page 121: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga106

Alat dan perlengkapan: Tembok setinggi >10 feet dan lebar > 10 feet. Raket Bulu tangkis. Shuttlecock secukupnya Stopwatch dan alat tulis

Gambar 7.3 Dinding yang Dijadikan Daerah Sasaran pada Tes Keterampilan Bulutangkis dengan Ukurannya

Pelaksanaan: Tempat tes dipersiapkan pada sebuah dinding tembok

sebagaimana gambar 3. Testee berdiri dibelakang garis start menghadap daerah

sasaran dengan memegang raket dan shuttle cock. Pada saat aba-aba diberikan teste mulai dengan pukulan

service yang benar menurut peraturan pemainan. Shuttle cock dipukul kearah sasaran di atas garis net. Shuttle cock yang memantul dari tembol dipukul kembali

kearah sasaran berulang-ulang selama 30 detik. Setiap teste mendapat kesempatan 3 kali pelaksanaan

dengan waktu istirahat diantaranya.

Page 122: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 107

Testee juga dibolehkan mencoba sebelum tes selama 15 detik.

Hanya shuttle cock yang mengenai garis net atau daerah sasaran yang dianggap sebagai hasil pukulan yang baik.

Setelah melakukan service, apabila dikehendaki teste boleh maju sampai ke garis batas tetapi tidak boleh melewatinya.

Apabila teste tidak dapat menguasai shuttle cock, dia harus mulai lagi dari belakang garis start dengan pukulan service dan melanjutkan tes sampai waktu habis.

Penilaian: Setiap pukulan yang dilakukan dari belakang garis batas

dan masuk daerah sasaran atau diatas garis net, diberi nilai 1 (satu)

Skor teste adalah jumlah hasil 3 kali pelaksanaan. Nilai ini kemudian dikonvesi kedalam nilai skala.

Tabel 7.1 T-Score Untuk Mahasiswi

T-Score Skor testee

75 145

70 131

65 114

60 101

55 87

50 73

45 64

40 52

35 45

30 38

25 32

Page 123: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga108

Tabel 7.2 klasifikasi untuk mahasiswi

Skor testee Klasifikasi

126 atau lebih Sangat baik

90 – 125 Baik

62 – 89 Sedang

40 – 61 Kurang

Kurang dari 40 Sangat kurang

2. Tes Servis PendekTes ini pertama kali diperkenalkan oleh French pada tahun 1941.

Tujuan:Tujuan utama dari tes ini adalah untuk mengukur

kemampuan dan ketepatan penempatan servis dengan shuttle cock di bawah.

Pelaksanaan: Testee berdiri pada bagian lapangan yang terletak sudut-

menyudut dengan lapangan yang dibuat untuk melaksanakan servis. Setelah aba-aba “ya”, teste mulai melakukan servis diarahkan ke sasaran dengan kesempatan sebanyak 20 kali servis. Shuttle cock harus melintas di atas dan di bawah pita.

Page 124: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 109

Gambar 7.4 Lapangan Bulu Tangkis Untuk Tes Servis Pendek

Pengskoran Shuttle cock yang jatuh pada sasaran terdalam diberi

nilai 5, kemudian 4, 3, 2, dan shuttle yang jatuh di luar target tetapi masih pada daerrah servis diberi nilai 1.

Lapangan yang digunakan hanya bagian sebelah dari kedua belah lapangan dengan posisi diagonal. teste berdiri di garis servis pendek (garis berjarak 1, 98 dari jaring). Pada sudut lapangan dibuat garis-garis lengkung yang berpusat pada titik sudutnya dengan jari-jari 22 inci (55cm), 30 inci (76 cm), 38 inch (97 cm) dan 46 inch (107). Ukuran ini termasuk 2 inch (5,08 cm) lebar tiap-tiap garis. Pita sepanjang jaring dengan lebar minimal 5cm direntangkan dengan jarak ketinggian 0,5 m di atas jaring.

3. Tes servis panjangTes servis panjang ini pertama kali ditemukan oleh Scott-Fox pada tahun 1959.

Tujuan:Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur ketepatan

memukul shuttle cock ke arah sasaran tertentu dengna teknik pukulan servis panjang (servis tinggi/panjang)

Pelaksanaan:Testee berdiri dari daerah yang teletak di sudut bagian

tengan berlawanan dengan arah sasaran. Kemudian teste melakukan servis, diarahkan ke daerah sasaran dan teste berusaha melewatkan shuttle cock di atas tali dnegan teknik servis yang sah. Tiap teste diberi kesempatan melakukan servis sebanyak 20 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 40.Keterangan: Untuk servis panjang, daerah sasaran dibuat pada sudut

Page 125: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga110

belakang samping, masing-masing dengan ukuran yang sama dengan sasaran untuk sevis pendek.

Jari-jari setiap daerah sasaran adalah 55, 76, 97, dan 107 cm.

Pita sepanjang net dengan lebar 5 cm direntangkan sejajar dengan net berjarak 4, 27 m dari net, dengan tinggi 2,44 m dari lantai.

Gambar 7.5 Lapangan bulu tangkis untuk tes pengukuran servis panjang

4. Clear TestTes ini pertama kali diperkenalkan oleh French pada tahun 1941

Tujuan:Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan memukul

shuttlecock.Pelaksanaan: Testee berdiri di daerah yang sudah disediakan Sorang tester berdiri ditengah-tengah lapangan yang

bertarget sasaran untuk meberikan umpan. Testee segera bergerak menyusul cock yang sudah

diberikan dan memukul cock tersebut sekuat-kuatnya Testee diberikan kesempatan memukul sebanyak 20 kali.

1

5

Page 126: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 111

Pengskoran: Shuttlecock yang dipukul dengan benar dan memenuhi

syarat-syarat tes serta jatuh di daerah sasaran, yang bernilai dengan urutan dari ke dalam yaitu: 3,5, 4 dan 2.

Shuttlecock yang tidak masuk di sasaran, tidak diberi nilai Shuttlecock yang jatuh pada garis sasaran dianggap masuk

ke daerah sasaran yang bernilai tinggi. Nilai dari 20 kali percobaan dijumlahkan dan menjadi nilai

skor dari tes clear test

D. Tes Keterampilan Bermain Tenis Meja Tes ini disusun oleh Moot dan Lockhart, bertujuan untuk mengukur keterampilan bermain tennis meja mahasiswi (putri), tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur kecakapan bermain tennis meja siswa dan siswi SMU. Validitas dari tes ini adalah: 0,81. Reliabelitas tes ini adalah 0,98.Alat dan perlengkapan: Meja tenis. Bad tenis meja. Bola tennis meja 5 – 10 buah. Stopwatch. Alat tulis menulis.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41.

Page 127: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga112

Gambar 7.6 Meja Tennis Meja yang Dilipat dan Diberi Garis Untuk Daerah Sasaran Memukul Bola

Pelaksanaan: Meja dilipat sehingga membentuk sudut 90° sebagaimana

terlihat pada gambar 2. Pada meja yang tegak diberi garis setinggi 6° dari meja

yang mendatar. Bola ditempatkan dalamkota yang ditempatkan disamping

meja. Testee berdiri menghadap meja dengan bola dan bad

ditangan. Setelah aba-aba pelaksanaan diberikan, teste mulai dengan

menjatuhkan pada meja. Bola yang memantul dari meja dipukul kearah daerah

sasaran. Daerah sasaran adalah bagian dari meja yang berdiri tegak

diatas garis 6° Bola yang memantul dari meja kemudian dipukul lagi ke

sasaran berulang ulang selama 30 detik.Penilaian:

Page 128: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 113

Setiap bola yang dipukul sah menurut peraturan permainan dan jatuh pada sasaran mendapat nilai 1 (satu).

Setiap teste mendapat kesempatan 3 kali pelaksanaan @ 30 detik.

Skor teste adalah jumlah yang terbaik dari 3 kali pelaksanaan.

Skor dikonversi kedalam T-scala dari Moot dan Lockhart berikut:

Tabel 7.3 Konversi Score ke T-score

No. Skor tes T-score M - L

1 59 75

2 54 70

3 49 65

4 46 60

5 43 55

6 39 50

7 33 45

8 29 40

9 25 35

10 21 30

11 17 25

E. Tes Keterampilan Bermain Tenis Lapangan1. Hewitt Tennis Achievement TestHewitt tennis achievemen test merupakan sebouah tes yang menekankan penempatan pukulan. Untuk tes ini, pelatih membutuhkan raket tenis, bola tenis, laban pengukur, laban penanda dan dua tiang dengan ketinggian 7 kaki di masing-masing tiang. Tangga, tali yang cukup panjang selebar lapangan tenis yang nantinya akan direntang pada dua tiang dengan ketinggian 7 kaki. Pencatat shet, dan pensil. Lapangan

Page 129: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga114

disiapkan didasarkan pada pukulan yang akan dinilai. Masing-masing lapangan diberi penanda pada bagian-bagian tertentu sesuai dengan pukulan yang akan di test.

Untuk test ketepatan servis, teste akan memiliki 10 bola untuk servis. Masing-masing bola yang dipukul harus melewati antara net dengan tali yang direntangkan dengan ketinggian 7 kaki. Jika bola tidak melewati antara net dan tali servis tersebut akan diberik nilai 0. Masing-masing servis akan diberi skor 0 sampai 6. Tergantung pada di mana bola hasil servis tersebut mendarat pada target. Skor yang sempurna adalah 60.

Gambar 7.6 Lapangan Untuk Tes Servis

Forehand and backhand drive dites pada lapangan yang sama dan waktu yang sama. Siswa akan beridiri dalam posisi siap pada garis tengah lapangan. Pelatih akan berada pada sisi lapangan yang lain dan memukul bola ke siswa yang sedang di test. Siswa bisa memilih drive mana yang akan dilakukan, tapi dia mesti melakukan 10 backhand dan 10 forehand. Masing-masing pengembalian bola akan diberikan skor 0-5 point tergantung pada di mana bola tersebut jatuh. Bola mesti

Page 130: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 115

melintasi antara net dan tali atau jika tidak melawati maka diberi nilai 0. Bola yang jatuh pada garis diberi skor yang lebih tinggi. Skot tertinggi yang akan didapat adalah 100.

Gambar 7.7 Untuk Pukulan Forehand dan Backhand

Pukulan lob akan dinilai dengan pukulan melewati rentangan tali dengan tinggi 7 kaki dan jarak. Pukulan mesti melewati rentangan tali setinggi tujuh kaki dan di kembalikan juga melewati garis dengan tinggi tujuuh kaki. Pelatih akan memberikan 10 pukulan melewati net ke siswa dan siswa mesti melakukan pukulan lob untuk membalikan bola melewati tiang. Masing-masing dari sepuluh bola dan akan diberi point 1-5 dengan skor tertinggi adalah 50.

Untuk drop shot, siswa akan memilikki 10 bola untuk di lakukan drop shot. Masing-masing bola mesti melewati antara garis dengan tinggi 7 kaki dan net. Masing-masing bola akan diberi skor 0-3 tergantung di mana bola jatuh. Pelatih akan

Page 131: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga116

memukul 10 bola melewati net dan siswa akan mengembalikan bola antara tali dan net untuk keseluruhan point. Point tertinggi yang akan di dapat adalah 30.

Smash merupkan keterampilan terakhir yang akan diukur. Masing-masing siswa melakukan smash dengan 10 bola, dengan masing-masing bola diberi skor 1-5 point. Pelatih akan memberi bola lob ke siswa dan siswa akan membutuhkan smash untuk mengembalikan bola tersebut antara tali dan net. Skor sempurna yang akan di dapat adalah 50.

2. International Tenis Number (ITN)ITF intenational Number atau ITN secara singkat dibuat oleh ITF sebagai alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan bermain tenis lapangan.Petunjuk peaksanaan:

Penilaian ini terdiri dari penugasan-penugasan sebagai berikut:1. Groundstoke depth assessment- meliputi aspek power (10

pukulan bergantian antara forehand dan backhand )2. Groundstroke accuracy assessment- meliputi aspek power (6

pukulan bergantian forehand dan backhand di bawah garis dan 6 pukulan bergantian forhand dan backhand melewati lapangan)

3. Volley depth assessment- meliputi aspek power (8 pukulan volley forehand dan backhand bergantian)

4. Serve assessment-meliputi aspek power (12 secara keseluruhan, 3 servis dalam target area)

5. Mobility assessment-diukur dengan waktu pemain untuk mengambil lima buah bola tenis dan mengembalikan mereka secara individual ke zona khusus.

Cara pengskoran untuk akurasi

Page 132: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 117

Skor diberikan untuk masing-masing pukulan berdasarkan pada di mana bola jatuh dalam lapangan single.Cara mengukur power1 bonus point diberikan ketika pantulan keduan jatuh antara baseline dan bonus line. Double point diberikan ketika pantulan kedua jatuh dibelakan bonus line.Skor Konsintensi 1 point extra diberikan untuk setiap pukulan yang tidak pernah melakukan suatu kesalahanTabel 7.4 Sumber daya dan peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan penilaian

1 Depth Lines 2x27’ (8.23 m)

2 Bonus Lines 1x48’ (14,63 m)

3 Accuracy Line 2x39’(11,88 m)

4 1 x buku catatan dan pena

5 Stopwatch

6 Keranjang bola

(Sumber: ITF 2014)

Ada satu orang asesor dan 1 pencatat skor. Pencatat skor mungkin menunggu bola saat dikembalikan oleh testee.Aturan umum dalam penilaian:1. Semua partisipan harus melakukan pemanasan dan siap

untuk memulai2. Partisipan memperoleh 4 kali pukulan latihan saat akan

mulai dalam masing-masing sesi3. Partisipan mempunyai hak untuk menolak pukulan, jika

sekali saja membuat kontak dengan bola maka pukulan tersebut dihitung.

4. Jika bola jatuh pada garis maka skor tertinggi yang akan diambil

Page 133: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga118

5. Aseser/socrer akan mempunyai otoritas tertinggi selama penilaian berlansung dan akan mengambil keputusan final dalam semua aspek penilaian

6. Penilaian skor dicatat setelah masing-masing pukulan dan diteli pada saat penyelesian masing-masing sesi.

7. Penilaian mesti ditanda tangani oleh asesor/skores dan partisipan. Partisipan harus menyediakan kopian penilaian.

a. Assessment set Up 1 Pengaturan lapangan untuk tes Depth volley membutuhkan

3 garis untuk ditambahkan mulai dari garis belakang lapangan seperti ditunjukan pada gambar 44.

Page 134: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 119

Gambar 7.8 Pengaturan Lapangan Untuk Penilaian Depth Volley(Sumber: ITF 2014)

Dua garis ditambahkan dalam area permainan single dan garis ketiga (bonus line) dibelakang baseline. Garis dimulai diukur 6 kaki (1.82m) dari baseline atau belakang lapangan. Buat tanda kecil pada lapangan untuk area garis permainan ganda.

Sekarang mulai pada baseline pusat dan ukur 16 kaki (4.87m) menuju pagar belakang. Buat sebuah tanda kecil pada lapangan untuk membatasi supaya kamu tidak membuat garis lain. Sekarang ukur 15 kaki (4.75m) dari sisi permainan

Page 135: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga120

ganda menuju pagar belakang masing-masing sisi dan tandai dengan tanda kecil di lapangan. Saat kamu mempunyai tiga penanda kamu akan mampu untuk menempatkan pada garis yang tepat melewati lapangan untuk membuat area untuk area Double point seperti yang ditunjukan pada gambar 44 di atas. Point diberikan berdasarkan tempat bola jatuh pada pantulan pertama dan pantulan kedua dalam semua aspek penilaian.b. Assessment Set Up 2 (penilaian groundstroke Accuracy dan

servis)Pengaturan lapanga untuk Penialain akurasi pukulan dan

servis membutuhkan dua tambahan garis ke salah satu ujung lapangan tenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 45.

Page 136: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 121

Gambar 7.9 Pengaturan lapangan untuk penilaian Groundstroke Akurasi dan Power Servis

(Sumber: ITF 2014)

Dua garis ditambahkan dalam area normal permainan lapangan single. Bonus line akan juga digunakan untuk penilaian pukulan porsi akurasi dan servis. Start dimulai dari sisi garis single secara bertahap. Ukur 81 inci (2.05m) menuju garis pusat lapangan. Buat tanda kecil pada lapangan dekat dengan net. Sekarang pergi ke baseline dan ukur 81 inchi (2.05m) dari sisi garis single menuju pusat lapangan.

Page 137: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga122

Saat kamu mempunyai dua buah tanda kamu akan mampu untuk menempatkan garis yang tepat dari penanda dekat dengan net menuju penanda pada baseline seperti yang ditunjukan pada gambar. Sekarang, lakukan hal yang sama pada sisi lain lapangan.

Sekarang mulai pada baseline pusat dan ukur 16 kaki (4.87m) menuju pagar belakang. Buat sebuah tanda kecil pada lapangan untuk membatasi kamu supaya kamu tidak melakukan pada garis lain. Sekarang ukur 15 kaki (4.75m) dari sisi permainan ganda menuju pagar belakang masing-masing sisi dan tandai dengan tanda kecil di lapangan. Saat kamu mempunyai tiga penanda kamu akan mampu untuk menempatkan pata garis yang tepat melewati lapangan untu membuat area untuk area Double point seperti yang ditunjukan pada gambar 46 di atas.c. Petunjuk Pengumpanan Bola

Salah satu aspek yang paling penting pada penilaian adalah Umpan Bola yang benar untuk bagian groundstroke Depth, volley Depth dan Groundstroke Accuraacy pada penilaian. Perlu dicatat pada diagram bahwa pengumpan dan pemain harus berdiri selama penilaian berlansung. Tugas dari pengumpan adalah menjalankan bola agar tetap konsisten dan mudah untuk menilai partisipan. Pengumpan harus menunggu peserta dalam posisi siap sebelum menjalankan umpan.1) Umpan Untuk Pukulan Groundstroke Depth

Untuk bagian pukulan groundstroke depth pemain seharusnya mulai dari daerah baseline ditengah tengah lapangan. Pengumpan harus berdiri di setengah lapangan antaran garis servis dengan neet seperti yang terlihat pada Gambar 7.10

Umpan harus bergantian dari forehand ke backhand dengan menggunakan tangan atau raket. Bola yang tersedia dalam keranjang dan tidak menggunakan umpan rally.

Page 138: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 123

Gambar 7.10 Posisi Pengumpan Groundstroke Depth (Sumber: ITF 2014)

Pengumpan harus berusaha mendaratkan bola umpanan dibagian antara baseline dan garis servis seperti yang ditunjukan pada tanda X pada gambar 7.10 Tujuanya adalah memberikan cukup ruang untuk peserta agar mampu melangkah menuju bola sebelum melakukan kontak. Idealnya peserta harus membuat kontak dengan bola antara lutut dan ketinggian panggul pada semua pukulan.

Page 139: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga124

2) Umpan Groundstroke AccuracyUntuk bagian penilaian groundstroke accuracy peserta harus mulai dibelakang baseline, pertengahan antara garis tengah lapangan dan garis sisi permainan single seperti terlihat pada gambar 7.11 Pengumpan harus berdiri ditengah-tengah antara garis servis dan net seperti pada gambar 7.11

Pengumpan harus berusaha menjatuhkan bola umpanan pada bagian tengah antara baseline dan garis servis dan pertengahan antara tengah lapangan dan garis sisi pada lapangan single diindikasi dengan X pada gambar 7.11 Pemain harus membuat kontak dekat dengan garis lapangan single. Ini memberikan ruang cukup bagi pemain untuk mampu melangkah menuju bola sebelum membuat kontak.

Gambar 7.11 Posisi Pengumpan Groundstroke Accuracy (Sumber: ITF 2014)

Page 140: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 125

3) Umpan Untuk Volley DepthUntuk penilaian volley depth pemain harus mulai pada garis servis pada tengah-tengah lapangan yang dapat dilihat pada gambar 49. Pengumpan harus berdiri pada posisi yang sama dengan peserta pada lapangan yang berlawanan. Peserta harus mampu untuk melangkah menuju masing-masing volley dan membuat kontak dengan bola pada ketinggian panggul dan lengan.

Gambar 49. Posisi Pengumpan Volley Depth (Sumber: ITF 2014)

Page 141: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga126

d. Groundstroke DepthNilai maksimum yang mungkin bisa dicapai dalam

penilaian ini adalah 90 poin. Untuk memulai pelaksanaan tes peserta harus dalam keadaan siap dan sudah melakukan pemanasan. Penilaian groundstroke depth telah didesain untuk melihat kemampuan peserta dalam mengontrol, depth dan power pukulan. Peserta akan menerima double point jika pantulan kedua berada dibelakan bonus line.

Peserta hanya akan menerima poin untuk pukulan bola masuk dalam area lapangan single pada lapangan tenis. Peserta memukul 10 bola yang diumpankan secara bergantian pada sisi lapangan, satu forehand dan satu backhand begitu seterusnya. Poin diberikan berdasarkan di mana bola jatuh pada pantulan pertama dan pada pantulan keuda.

Pengumpan harus membuat bola jatuh ketanah pada Pertengahan antara garis servis dan baseline yang dapat dilihat pada gambar 50. Peserta atau pengumpan mempunyai pilihan untuk membatalkan umpan yang jatuh pada area yang tidak benar.

Poin untuk akurasi diberikan sebagai berikut:1. poin diberikan jika bola jatuh di manapun dalam kotak

area servis2. poin diberikan jika bola jatuh di area lapangan yang dibagi

paling depan 3. poin ketika bola jatuh di area lapangan yang dibagi pada

bagian tengah4. poin ketika bola jatuh di area lapangan yang dibagi pada

bagian akhir.Poin untuk power diberikan sebagai berikut:Power area = 1 bonus point: ketika bola jatuh di manapun

dalam daerah lapangan single dan pantulan kedua jatuh antara baseline dan bonus line, 1 bonus poin diberikan

Page 142: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 127

Power area= double poin: ketika bola jatuh dimanapun dalam area lapngan single dan pantulan kedua jatuh dibelakan bonus line, double point diberikan.

Contoh: 5 point diberikan ketika pantulan pertama jatuh pada area 4 poin dan pantulan kedua jatuh dibelakan baseline. 8 poin diberikan ketika pantulan pertama jatuh di area 4 poin dan pantulan kedua jatuh dibelang bonus line.

0 poin diberikan ketika bola pantulan pertama jatuh dimanapun diluar lapangan single normal.

Konsistensi: 1 poin ekstra diberikan untuk setiap pukulan yang tidak memiliki kesalahan.

Keseluruhan Poin tersebut ditambahkan untuk mencapai jumlah total skor poin dari penilaian groundstroke depth.e. Volley depth

Maksimum poin yang bisa didapat adalah 72 poin. Untuk memulai yakinkan peserta sudah melakukan pemanasan dan siap untuk melakukan penilaian. Penilaian kemampuan volley peserta harus memukul 8 bola yang diumpan secara bergantian ke arah sisi samping satu forehand dan satu backhand dan begitu seterusnya. Poin diberikan berdasarkan di mana bola jatuh pada pantulan pertama dan pantulan kedua.

Pengumpan harus mengumpan bola ke peserta tepat antara ketinggian panggul dan bahu. Peserta atau pengumpan mempuanyai pilihan untuk membatalkan atau melanjutkan pukulan jika yang diberikan tidak sesuai dengan ketinggian yang tepat.

Poin untuk accuracy pukulan diberikan sebagai berikut:1. poin diberikan ketika bola jatuh didaerah manapun dalam

area kotak servis2. poin diberikan ketika bola jatuh di area depan dari

lapangan belakang lapangan single3. poin diberikan ketika bola jatuh di area tengah lapangan

dari lapangan belakang lapangan single

Page 143: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga128

4. poin diberikan ketika bola jatuh pada bagian lapangan terakhir pada area lapangan belakang lapangan single.

Gambar 7.13 Pelaksanana Penilaian Kemampuan Volley Depth(Sumber: ITF 2014)

Poin untuk power diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 144: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 129

Power area = 1 bonus poin: ketika bola jatuh dimanapun dalam area lapangan single dan pantullan kegua jatuh antara baseline dan bonus line, 1 bonus point diberikan.

Power area = double poin: ketika bola jatuh dimanapun di dalam area lapanga single dan pantulan kedua jatuh dibelakangn bonus line, double poin diberikan.

Contoh: 5 poin diberikan ketika pantulan pertama jatuh dalam area poin 4 dan pantulan kedua jatuh dibelakang baseline. 8 poin diberikan ketika pantulan pertama jatuh di area 4 poin dan pantulan kedua jatuh dibelakang bonus line.

0 poin: ketika bola pantulan pertama jatuh dimanapun diluar garis normal untuk area lapangan single

Konsistensi: 1 poin ekstra diberikan untuk setiap pukulan yang tidak pernah melakukan kesalahan

Poin yang didapat kesemuanya ditambahkan untuk mencapai jumlah ideal skor dalam penilaian volley depth dalam permainan tenis lapangan.f. Akurasi Groundtsroke

Masimum penilaian adalah 84 poin. Penilaian Akurasi groundstroke: 6 bola di umpankan secara bergantian di sisi samping (1 bola untuk forehand dan 1 bola untuk backhand dan seterusnya). Peserta harus memukul masing-masing bola di bawah garis. Selanjutnya 6 bola diumpankan seara bergantian ke sisi samping (1 bola untuk forehand dan 1 bola untuk backhand secara bergantian dan begitu seterusnya. Peserta harus memukul masing-masing bola melewati lapangan.

Poin diberikan berdasarkan di mana bola jatuh pada pantulan pertama dan kedua. Agar peserta terabantu dengan baik maka Pengumpan harus membuat bola jatuh dipertengahan antara garsi servis dan baseline seperti terlihat pada gambar 7.14 Peserta atau pengumpan mempunyai pilihan untuk membatalkan apapun bentuk umpan yang tidak jatuh pada area yang tidak tepat.

Page 145: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga130

Poin untuk akurasi pukulan diberikan sebagai berikut:1. poin: ketika bola jatuh dimanapun dalam area pusat di luar

target area2. Poin: ketika bola jatuh dalam target area groundstroke akurasi

sebelum garis servis.3. poin: ketika bola jatuh dalam target area groundstroke akurasi

dibagian belakang pada lapangan single.

Gambar 7.14 Peneilaian Grounstroke Akurasi(Sumber: ITF 2014)

Page 146: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 131

Poin power diberikan sebagai berikut:Power area= 1 bonus point: ketika bola jatuh dimanapun dalam area lapangan single dan pantulan kedua jatuuh antara baseline dan bonus line, 1 bonus poin diberikanPower area = double poin: ketika bola jatuh dimanapun dalam area lapangan single dan pantulan kedua jatuh dibelakang bonus line, poin double diberikan.Contoh: 4 poin diberikan ketika pantulan pertama jatuh pada are tia poin dan pantulan kedua jatuh dibelakang baseline. 6 poin diberikan ketika pantulan pertama jatuh diarea poin 3 dan pantulan kedua jatuh dibelakang bonus line.0 poin: ketika pantulan bola pertama jatuh dimanapun diluar lapangan single normal.Konsistensi: 1 poin extra diberikan untuk setiap pukulan yang tidak melakukan kesalahan.

Poin yang didapat kesemuanya ditambahkan untuk mencapai jumlah ideal skor dalam penilaian akurasi grounstroke dalam permainan tenis lapangan.g. Penilaian Serve

Maksimum poin yang bisa didapat adala 108 poin. Untuk Penilaian servis peserta memukul 12 bola, 3 servis mengarah pada area pertama (1st box wide), 3 servis mengarah pada kotak tengah pertama (1st box middle), 3 servis mengarah pada kotak bagian tengah area kedua (2nd box middle) dan 3 servis mengarah pada kotak bagian luar area kedua (2nd box middle).

Poin diberikan berdasarkan jatuhnya bola pada pantulan pertama dan kedua. Jika servis pertama jatuh dimanapun dalam kotak servis yang benar, tidak ada lagi servis kedua yang dibutuhkan. Jika servis dibiarkan, maka servis di ulang.

Poin pada akurasi penilaian servis

Page 147: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga132

Servis pertama1. poin: diberikan ketika bola jatuh di area kotak servis

dengan benar2. poin diberikan ketika bola jatuh pada target area pada kota

servis yang benar.Servis kedua1. point diberikan ketika bola jatuh dalam area servis yang

benar2. point diberikan ketika bola jatuh pada target area pada

kotak servis yang benar.Poin untuk power servis

Power area = 1 bonus poin: diberikan ketiak bola jatuh pada kotak servis yang benar dan pantulan kedua jatuh antara baseline dan bonus line, 1 bonus poin diberikan.Power area = double poin: ketiak bola jatuh pada area kotak servis yang benar dan pantulan kedua jatuh di belakang bonus line, poin ganda diberikan.0 poin: ketika pantulan bola pertama jatuh di luar kotak servis yang benar.Konsistensi: 1 poin ekstra diberikan seetiap servis yang jatuh pada kotak servis yang benar (servis pertama atau kedua).

Page 148: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 133

Gambar 7.15 Penilaian Servis (Sumber: ITF 2014)

Poin tersebut ditambahkan untuk mencapai jumlah skor keseluruhan padan sesi penilaian servis ini.

Tabel 7.5 Penilaian Skor Servis

Pantulan pertama

Pantulan kedua

Page 149: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga134

servis Target area

Kotak servis

Power area (1 bonus poin)

Power area double poin

Total skor

Servis pertama

4 4 8

4 1 5

2 2 4

2 1 3

Servis kedua 2 2 4

2 1 3

1 1 2

1 1 2

(Sumber: ITF 2014)

Servis pertamaJika servis pertama jatuh pada target area pada kotak servis

yang benar

Gambar 7.16 Jatuh bola pada target area dan pantulan kedua jatuh pada area bonus poin (kiri) & double poin (kanan) untuk

(Sumber: ITF 2014)

Jika servis pertama jatuh pada kotak servis yang benar tapi tidak pada area target

Page 150: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 135

Gambar 7.17 Jatuh Bola Pada Area Servis dan Pantulan Kedua Jatuh Pada Area Bonus Poin (Kiri) & Double Poin (Kanan) Untuk

(Sumber: ITF 2014)

Scoring servis keduaJika servis kedua jatuh pada target area pada kotak servis

yang benar

Gambar 7.18 Jatuh Bola Pada Target Area dan Pantulan Kedua Jatuh Pada Area Bonus Poin (Kiri) & Double Poin (Kanan)

(Sumber: ITF 2014)

Jika servis kedua jatuh pada area kota servis yang benar

Page 151: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga136

tapi tidak pada target area.

Gambar 7.19 Jatuh Bola Pada Area Servis dan Pantulan Kedua Jatuh Pada Area Bonus Poin (Kiri) & Double Poin (Kanan)

(Sumber: ITF 2014)

h. Penilaian Gerakan (Mobility Assessment) Poin maksimal yang bisa didapat adalah 76 poin. Penilaian

pergerakan ini merupakan penilian untuk kemampuan peserta berpindah dengan satuan waktu. Adapun tugas dari tes ini adalah untuk mengambil dan mengembalikan bola secara individu ke zone khusus. Skor dicatat dalam satuan waktu, Poin diberikan berdasarkan pada waktu yang didapat dalam melakukan tugas ini. Waktu tercepat yang akan dicatat untuk mendapatkan skor.

Page 152: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 137

Gambar 7.20 Lapangan Untuk Mobility Assesment (Sumber: ITF 2014)

Prosedur pelaksanaan:Tempatkan raket tenis dengan kepala raket berada

dibelakang tengah baseline. Pegangan raket ditempatkan menghadap pagar belakang seperti diperlihatkan pada gambar 7.20 Posisikan 5 buah bola di lapangan seperti yang diperlihatkan pada gambar. Mulai pada garsi tengah baseline, setiap bola harus diambil dan ditempatkan pada senar raket, satu bola pada suatu waktu dalam arah berlawanan.

Waktu akan dicatat menggunakan stopwatch setelah aba-aba “ready-set-go”) diberikan. Sesegera mungkin bola terakhir ditempatkan pada raket, dan waktu dihentikan.

Page 153: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga138

Poin diberikan sebagai berikut seperti pada tabel:Keterangan:Table atas merupakan penilaian waktu yang di dapat (T) Tabel bawah poin yang didapat berdasarkan waktu (s)

Tabel 7.6 Penilaian Untuk Pergerakan

T 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26

S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

(Sumber: ITF 2014):pergerakan T= Waktu S=poinJika kamu mendapatkan waktu 21 detik (T) maka poin yang kamu dapat adalah 20 (s).

G. Pengskoran Untuk Penilaian Keterampilan Bermain TenisAda tiga bagian pada lembaran penilaian, yaitu:1. Format isian untuk Peserta, asesor dan detail penilaian

yang merupakan isian untuk biodata peserta, tim penilai dan detai penilaian.

2. Area pencatatan skor utama: area ini merupakan tempat pengisian semua skor yang didapat dari tiap pukulan yang berbeda dan keseluruhan dari penilaian skor ITN

Pertama, penilaian dimulai dari setiap pukulan yang sudah dicatat pada area yang tersedia. Penilai harus menyebutkan skor setiap tembakan dengan suara keras dan jelas sehingga kedua pencatat skor dan peserta dapat mendengar. Jika kesalahan dibuat maka nilai yang diberikan adalah 0 dalam kotak yang sesuai pada lembar skor.

Pada akhir setiap bagian pencatatan, skor terbanyak dihitung dari semua tembakan kemudian secara bersama-sama dan memasukian hasilnya di Bagian kotak Sub Jumlah. Jika ada tembakan yang tidak mengenai sasaran maka nila diberikan 0 sehingga akan berpengaruh pada kotak konsistensi. Contoh: Jika seorang pemain memukul 6 tembakan yang mendarat

Page 154: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 139

di wilayah single mereka akan menerima skor 6 di kotak Konsistensi.

a. Pencetak poin kemudian menambahkan nilai Konsistensi ke Bagian Sub Total Skor untuk mendapatkan Bagian Total Skor.

b. Setiap Bagian Total Skor ditambahkan bersama-sama untuk mencapai Strokes Total Skor.

c. Rata-rata penilaian gerakan ditempatkan dalam kotak Mobility Score.

d. Jumlah skor pukulan dan skor Mobilitas ditambahkan bersama-sama untuk mencapai Total Skor.

e. Cocokan pada kotak penilaian yang sesuai untuk menunjukkan tingkat ITN pemain.

3. Lembar skor otentikasi-peserta dan penilai menandatangani scoresheet untuk mengotentikasi Pengkajian dan pencatatan skor.

Gambar 7.21 Form Penilaian ITN (Sumber: ITF 2014)

Page 155: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga140

Gambar 7.22 Penjumlahan dari empat komponen penilaian (Sumber: ITF 2014)

Klasifikasi ITN1 : Pemain ini telah memiliki pelatihan intensif untuk

kompetisi turnamen nasional di tingkat junior dan senior dan memiliki pengalaman turnamen profesional yang luas. Memegang atau mampu memegang peringkat ATP/WTA dan sumber utama pendapatan mereka adalah melalui hadiah uang turnamen.

ITN2 : Pemain ini memiliki kekuatan dan/atau konsistensi sebagai senjata utama. Dapat memvariasikan strategi dan gaya bermain dalam situasi kompetitif. Biasanya pemain nasional yang mempunyai peringkat.

ITN3 : Pemain ini memiliki baik antisipasi saat ditembak dan sering memiliki tembakan yang luar biasa atau atribut sekitar permainan yang dapat terstruktur. Dapat teratur memukul pemenang dan kesalahan gaya off bola pendek. Dapat menyingkirkan tembakan dan smash dan memiliki berbagai servis yang diandalkan.

ITN 4 : Pemain ini bisa menggunakan power dan Spin dan mulai mampu menangani kecepatan. Memiliki footwork, dapat mengontrol kedalaman tembakan, dan dapat memvariasikan rencana permainan lawan. Dapat menekan pertama berfungsi dengan power dan dapat melakuan servis dengan spin pada

Page 156: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 141

servis kedua.ITN 5 : Pemain ini memiliki stroke yang diandalkan,

termasuk kontrol arah dan kedalaman pada kedua groundstroke serta tembakan moderat. Memiliki kemampuan untuk menggunakan LOB, overhead, tembakan pendekatan dan tembakan dengan beberapa keberhasilan.

ITN 6 : Pemain ini menunjukkan lebih agresif didepan net, telah meningkatkan cakupan pengadilan, meningkatkan kontrol tembakan dan mengembangkan kerja sama tim di ganda.

ITN 7 : Pemain ini cukup konsisten ketika melakukan tembakan moderate kiri kanan, tapi belum nyaman dengan semua stroke. Tidak memiliki kontrol atas kedalaman, arah dan kekuatan.

ITN 8 : Pemain ini mampu menilai/kontrol di mana bola akan dan dapat mempertahankan rally singkat.

ITN 9 : Pemain ini membutuhkan pengalaman lapangan dan stroke dapat diselesaikan dengan beberapa keberhasilan.

ITN 10 : Pemain ini mulai bermain kompetitif (dapat melayani dan kembali/reli) di lapangan penuh menggunakan ITF dengan diberikan bola normal.

Tipe peserta a. ITN 1 harus disebut sebagai Elite pemain/High Performance.b. ITN 2, 3 atau 4 merujuk ke pemain sebagai Advanced.c. ITN 5, 6 atau 7 merujuk ke pemain sebagai Intermediate.d. ITN 8,9 dan 10 merujuk ke pemain sebagai rekreasi

F. Tes Keterampilan Bermain Bola BasketTes keterampilan dasar dalam permainan bola basket (shoting, dribbling dan pasing)

Page 157: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga142

Tes shoot 1. Tes shoot menurut Johnson dan AAHPER

Tujuan: Mengukur ketepatan, ketelitian, kebenaran memasukkan

bola ke dalam keranjang (ring). Alat: Bolabasket, stopwatch, alat pencatat, ring basket, jaring. Pelaksanaan: Anak coba berdiri disekitar bawah basket/keranjang

dengan membawa bola. Setelah aba-aba “ya”, anak coba menembakkan bola ke basket. Dalam menembak anak coba diperbolehkan menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri, dipantulkan atau langsung. Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali dengan sisa waktu yang tersedia. Dilakukan selama 30 detik.

Penilaian: Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu

yang tersedia. 2. Tes shot menurut Lethen dan STO

Tujuan: Mengukur ketepatan, ketelitian, kebenaran memasukkan

bola ke dalam keranjang (ring). Alat: Bolabasket, stopwatch, alat pencatat, keranjang/ring,

jaring. Pelaksanaan: Anak coba berdiri disekitar bawah ring dengan membawa

bola. Setelah aba-aba “ya” anak coba menembakkan bola ke ring. Dalam menembak anak coba diperbolehkan

Page 158: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 143

menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri, dipantulkan atau langsung. Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali dengan sisa waktu yang tersedia. Dilakukan selama 60 detik

Penilaian: Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu

yang tersedia. Tes passing1. Tes passing menurut STO

Tujuan: Mengukur kemampuan dan kecepatan melakukan lempar

tangkap dalam waktu tertentu Alat: Bola basket, tembok, meteran, kapur, penghapus,

stopwatch, alat pencatat. Pelaksanaan: Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan

dengan jarak 120 cm dari tembok yang telah bergambar sasaran berukuran panjang x lebar = 80cm x 40 cm, sedangkan tinggi dari tanah 60 cm. Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke lantai. Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 15 detik. Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.

Penilaian: Banyaknya bola yang dapat dipantulkan dan ditangkap

kembali yg masuk ke dalam sasaran selama waktu yang tersedia

Page 159: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga144

2. Tes passing menurut Lehten Tujuan: Mengukur kemampuan dan kecepatan melakukan lempar

tangkap dalam waktu tertentu Alat: Bola basket, tembok, meteran, kapur, penghapus,

stopwatch, alat pencatat. Pelaksanaan: Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan

dengan jarak 6 feet dari tembok sasaran yang berukuran panjang 4 feet dan lebar 2 feet, sedangkan tinggi dari tanah 3 ½ feet. Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke lantai. Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 10 detik. Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.

Penilaian: Banyaknya bola yang dapat dipantulkan dan ditangkap

kembali yag masuk ke dalam sasaran selama waktu yang tersedia. Tes Drible1. Tes drible menurut STO

Tujuan: Mengukur kemampuan kecepatan menggiring bola dan

kecepatan mengubah arah melalui rintangan Alat: Bola basket, stopwatch, alat pencatat, kursi, kapur, meteran Pelaksanaan: Anak coba berdiri dibelakang garis start, setelah aba-aba

“ya”, anak coba menggiring bola berbelok-belok mengikuti

Page 160: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 145

petunjuk anak panah yang telah dibuat menuju gari finish. Waktu dicatat dari garis start sampai finish 1/100 detik. Apabila terjadi bola luncas, anak coba mengambil dan memulai lagi dari kursi di mana terjadi bola luncas dan melanjutkan sampai kegaris finish.

Penilaian: Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish

2. Tes drible menurut AAPHERTujuan: Mengukur kemampuan kecepatan menggiring bola dan

kecepatan mengubah arah melalui rintangan Alat: Bola basket, stopwatch, alat pencatat, kursi, kapur, meteran Pelaksanaan: Anak coba berdiri di belakang garis start, setelah aba-aba

“ya”, anak coba menggiring bola berbelok-belok mengikuti petunjuk anak panah yang telah dibuat menuju garis finish. Waktu dicatat dari garis start sampai finish 1/100 detik. Apabila terjadi bola luncas, anak coba mengambil dan memulai lagi dari kursi di mana terjadi bola luncas dan melanjutkan sampai kegaris finish.

Penilaian: Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish

Penilaian dan Klasifikasi Keterampilan 1. Jumlah pantulan bola kedinding tembok yang sah. 2. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menggiring bola

sejak saat aba-aba “YA” samapai teste melampaui garis finish.

3. Jumlah bola yang masuk ke dalam ring basket selama satu menit.

Data yang didapat diubah menjadi nilai-T (T-score). Nilai-T disebut juga dengan nilai ketrampilan. Selanjutnya

Page 161: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga146

nilai ketrampilan disesuaikan dengan norma tes ketrampilan bermain bola basket pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.7 Klasifikasi Tingkat Keterampilan Bermain Bola Basket

Jumlah nilai T Golongan /Kategori

222 dan lebih Baik sekali

193-221 Baik

165-192 Cukup

136-164 Sedang

107-135 Kurang

79-106 Kurang sekali

G. Tes Ketarampilan Bermain Bola Tangan (Handball)1. Tes Flaying Shot Bola Tangan

Alat dan Perlengkapan: 1) Bola tangan sebanyak 3 buah 2) Bangku/kursi yang tingginya antara 44 – 55 cm sebanyak

3 buah 3) Dinding sasaran dengan ukuran yang telah ditentukan

(lihat gambar ) 4) Alat tulis dan formulir: 5) Kapur

Pelaksanaan Tes: Ada tiga bangku, ditiap bangku diletakkan 1 (satu) buah

bola. Orang coba berdiri didalam kotak tempat menolak yang telah ditentukan dan dalam keadaan siap. Pada aba-aba ya dengan segera orang berlari menuju bangku pertama yang telah ditentukan, kemudian mengambil bola lalu melakukan rangkaian flying shot dengan menolak dikotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil lemparan di catat oleh petugas pencatat. Orang coba kembali lagi berdiri didalam kotak tempat menolak pada aba-aba ya dengan segera orang coba berlari menuju bangku kedua yang ditentukan

Page 162: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 147

untuk mengambil bola kemudian melakukan rangkaian flying shot dengan menolak di dalam kotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil lemparan dicatat oleh petugas pencatat. Orang coba kembali berdiri di dalam kotak tempat menolak dan pada aba-aba ya dengan segera orang coba berlari menuju bangku ketiga untuk mengambil bola kemudian melakukan rangkaian flying shot dengan menolak didalam kotak yang telah ditentukan dan mendarat. Jarak lompatan dan hasil lemparan di catat oleh petugas pencatat. Di dalam melakukan rangkai flying shot orang coba diharuskan untuk melakukan dribbling terlebih dahulu.

Penilaian: Pengukuran jarak lompatan dilakukan dari tempat jatuhnya

kaki bagian tumit pada lantai yang telah diberi kapur sebagai tanda jatuhnya kaki sampai batas kotak menolak. Adapun hasil lompatan diambil dari ketiga jarak lompatan flying shot yang dilakukan dibagi tiga. Sedangkan pengukuran hasil lemparan dilakukan dari perkenaan bola pada daerah angka sasaran. Adapun hasil lemparan diambil dari ketiga hasil lemparan flying shot dibagi tiga.

Gambar 7.23 Target Untuk Tes Flying Shot

Katerangan gambar: 4 = nilai 4, ukurannya 50 x 50 cm 3 = nilai 3, ukurannya 100 x 50 cm

Page 163: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga148

2 = nilai 2, ukurannya 200 x 50 cm 1 = nilai 1, ukurannya 200 x 100 cm Catatan:

Ukuran gawangnya sebesar = 300 x 200 cm, sesuai dengan peraturan bola tangan. (dikutip dari skripsi Adhi Purnomi, Tes Keterampilan Olahraga Perminan Bola Tangan, 1988, Halaman 43)

Gamabr 7.24 Sasaran dan Tempat Tolakan Kaki Tes Flying Shot, Jarak 5 – 5 ½ - 7 meter

Keterangan gambar: A =Dinding tembok sasaran/target untuk flying shot (ukuran

gawang sasaran lihat gambar 7.24) B =Daerah batas menembakkan bola pada tes flying shot

dengan ukuran panjang = 600 cm dan lebar = 300 cm C =Daerah tumpuan/tolakan kaki sebelum menembak,

dengan ukuran luas = 100 cm persegi 1=Bangku pertama dengan jarak 500 cm 2=Bangku kedua dengan jarak 350 cm

Page 164: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 149

3=Bangku ketiga dengan jarak 750 cm Catatan: Ukuran panjang 600 cm, ini diambil sesuai dengan batas

garis daerah gawang yang terdapat dalam peraturan dan permainan bola tangan.

H. Tes Keterampilan Bermain Futsal Tes keterampilan bermain futsal dikembangkan oleh Agus Susworo Dwi Mahendro, Saryono, dan Yudanto. Ketiganya merupakan dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tes keterampilan dasar bermain futsal ini memeiliki validitas sebesar 0,67, reliabilitas sebesar 0,69 dan objektivitas sebesar 0,54. Tes ini diberi nama FIK Jogja Futsal Test.

Perlengkapan TesPerlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan

pengukuran tes meliputi fasilitas dan alat. Fasilitas berupa lantai yang rata berukuran 8m x 13m, dengan 2 sisi tembok. Untuk melengkapinya dibutuhkan plester atau lacban untuk batas kotak, tanda letak bola dan tanda petunjuk jalur pergerakan testee. Sedangkan alat berupa gawang futsal dengan ukuran lebar 3 m dan tinggi 2 m, bola futsal sebanyak 7 buah, cone sebanyak 2 buah, dan stopwatch.

Page 165: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga150

Gambar 7.75 Lapangan untuk pelaksanaan FIK Jogja Futsal Tes (Sumber: Agus Susworo. 2009)

Petunjuk Pelaksanaan TesPada aba-aba “siap”, teste berdiri diluar kotak monor 1

(pos 1) dengan bola ditelakkan pada kotak tersebut. Pada aba-aba “ya”, waktu dijalankan, teste mulai melakukan dribbling bola lurus secepat mungkin menuju kotak nomor 2 (pos 2). Sampai pos 2, teste melakukan passing without controlling ke tembok sebanyak 10 kali dengan jarak 2 m dari tembok. Setelah selesai, dari pos 2 menuju pos 3 dengan melakukan dribbling memutar, yaitu memutar ke kiri dan memutar ke kanan pada cone yang telah disediakan. Atau dribbling seolah-olah membuat angka 8. Sampai pos 3, teste melakukan passing with contolling sebanyak 10 kali dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian pada 2 sisi tembok dengan jarak 2,5 m . Kaki kanan ke tembok sisi kiri dan kaki kiri ke tembok sisi kanan. Setelah 10 kali melakukan passing with controlling, bola dihentikan pada kotak nomor 3 (pos 3), dilanjutkan dengan shooting ke gawang. Shooting ke gawang harus dilakukan dengan 1 kaki kiri dan 1 kaki kanan dan bola masuk ke gawang dari kesempatan sebanyak 5 bola. Apabila 2 bola sudah masuk dengan 1 kaki kanan dan 1 kaki kiri, maka shooting telah selesai. Tetapi apabila belum dapat memasukkan 2 bola masih diberi kesempatan sampai dengan 5

Page 166: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 151

bola. Apabila 5 bola belum ada yang masuk, maka shooting juga telah selesai. Selesai shooting, teste mengambil kembali bola pada kotak nomor 3 (pos 3), kemudian dribbling lurus secepat mungkin menuju pos 4. Sampai pos 4, teste menghentikan bola pada kotak nomor 4. Bersamaan dengan bola berhenti, maka waktu juga berhenti. Skor adalah waktu yang diperlukan oleh teste dari aba-aba “ya” sampai teste menhentikan bola pada kotak nomor 4. teste mendapat kesempatan melakukan tes sebanyak 2 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 60.

I. Tes Keterampilan Bermain Sepak TakrawKetentuan pelaksanaan:1) Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir

tes.2) Ukuran lapangan serta alat yang digunakan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.3) Bola yang digunakan berukuran standart baik yang terbuat

dari rotan maupun yang terbuat dari plastik/piber.4) Sebelum melakukan tes tidak diadakan percobaan.5) Sebelum melakukan tes, testi melakukan pemanasan

sendiri selama 3-5 menit.6) Testi harus bersepatu.

1. Tes Sepak MulaTujuan: Servis untuk memulai permainan Perlengkapan: 1) bola takraw, 2) lapangan yang telah ditandai dengan nlai, 3) alat tulis menulis, dan 4) net.

Page 167: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga152

Tester: 1) penghitung frekuensi sepak mula dan 2) pencatat hasil Petunjuk Pelaksanaan Tes

1) Sepak mula dilakukan dalam lingkaran servis dengan berdiri pada salah satu kaki di dalam garis lingkaran.

2) Aba-aba “mulai” dengan melemparkan bola sendiri, testi melakukan sepak mula di arahkan ke lapangan yang telah ditandai dengan angka, angka 1 nilai terendah dan angka 5 nilai tertinggi.

3) Setiap testi melakukan sepak mula dalam 3 kali percobaan, setiap percobaan dengan frekuensi 10 kali. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu giliran melakukan sepak mula pada percobaan berikutnya.

Skor terakhir yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dalam 10 kali tiap kesempatan

Gambar 7.26

2. Tes Sepak SilaTujuan: memainkan bola dengan menggukan kaki bagian dalam

untuk menerima, menguasai, mengumpan, serta untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan

Page 168: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 153

Perlengkapan: 1) bola takraw, 2) stopwatch, dan 3) alat tulis menulis Petugas: 1) penghitung frekuensi sepak sila dan 2) pencatat hasil Petunjuk Pelaksanaan Tes 1) Sepak sila dilakukan pada tempat yang telah ditentukan 2) Aba- aba “mulai”, testi melakukan sepak sila, petugas

mulai menghidupkan stopwatch serta menghitung frekuensi sepak sila testi.3) Sepak sila dihitung setelah sepakan bola pertama

(sepakan pertama tidak dihitung).4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh

melakukan sepak sila lagi dan hitungan dilanjutkan lagi setelah sepakan pertama.

5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikan testi menghentikan sepak sila.

6) Setiap testi melakukan sepak sila dalam tiga kali percobaan, tiap percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu percobaan berikutnya

7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi sepak sila selam 1 menit pada tiap percobaan.

3. Tes Sepak KudaTujuan: memainkan bola dengan menggukan punggung kaki untuk

bola yang datangnya rendah dan kencang, menyelamatkan bola dari serangan lawan, mengawal, dan menguasai bola.Perlengkapan:

Page 169: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga154

1) bola takraw, 2) stopwatch, dan 3) Alat tulis menulis Petugas: 1) penghitung frekuensi sepak kuda dan 2) pencatat hasil Petunjuk Pelaksanaan Tes1) Sepak kuda dilakukan pada tempat yang telah

ditentukan2) Aba- aba “mulai”, testi melakukan sepak kuda, petugas

mulai menghidupkan stopwatch serta menghitung frekuensi sepak kuda testi.

3) Sepak kuda dihitung setelah sepakan bola pertama (sepakan pertama tidak dihitung).

4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan sepak kuda lagi dan hitungan dilanjutkan lagi setelah sepakan pertama.

5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikantesti menghentikan sepak kuda.

6) Setiap testi melakukan sepak kuda dalam tiga kali percobaan, tiap percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu percobaan berikutnya.

7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi sepak kuda selama 1 menit pada tiap percobaan.

4. Tes HeadingTujuan: memainkan bola dengan kepala,menyelamatkan, member

umpan kepada teman serta untuk menyerang.Perlengkapan:1) bola takraw,

Page 170: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 7 | Tes Pengukuran Keterampilan Olahraga 155

2) stopwatch, dan 3) alat tulis menulis Petugas: 1) penghitung frekuensi heading dan2) pencatat hasil Petunjuk Pelaksanaan Tes1) Heading dilakukan pada tempat yang telah ditentukan2) Aba-aba “mulai”, testi melakukan heading, petugas

mulai menghidupkan stopwatch serta menghitung frekuensi heading testi.

3) Heading dihitung setelah pantulan bola pertama (pantulan pertama tidak dihitung).

4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan heading lagi dan hitungan dilanjutkan lagi setelah pantulan pertama.

5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikantesti menghentikan heading.

6) Setiap testi melakukan heading dalam tiga kali percobaan, tiap percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu percobaan berikutnya.

7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi heading selama 1 menit pada tiap percobaan.

5. Tes SmashTujuan:

menyerang lawan dan mematikan bola di daerah lawan Perlengkapan: 1) bola takraw,2) lapangan yang telah ditandai dengan nlai, 3) alat tulis menulis, dan 4) net.

Page 171: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga156

Petugas: 1) penghitung frekuensi smash, 2) pencatat hasil, dan3) judgePetunjuk Pelaksanaan Tes1) Smash dilakukan di depan net2) Bola dilemparkan sendiri oleh testi setelah aba-aba

“mulai”3) Smash di arahkan ke lapangan yang telah ditandai

dengan angka (nilai)4) Saat melakukan smash kedua kaki harus lepas dari

lantai5) Setiap testi melakukan smash 10 kali dalam 3 kali

percobaan. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu giliran melakukan smash pada percobaan berikutnya.

6) Skor yang dicatat adalah jumlah nilai yang diperoleh dalam 10 kali melakukan smash pada tiap percobaan.

Page 172: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

157

Dengan pertimbangan bahwa untuk beberapa cabang olahraga yang diajarkan dengan kurikulum yang ada, tidak semua cabang olahraga tersedia tesnya, maka mahasiswa perlu dibekali bagaimana cara membuat tes keterampilan olahraga apabila mereka perlukan.

A. Tes KualitatifTes kualitatif pembuatanya diperlukan untuk menilai kualitas gerakan misalnya untuk menilai Senam, Loncat Indah dan sebagainya. Cabang olahraga ini tidak dapat dibuatkan tes kuantitatif dengan standard yang baku, biasanya yang dibuat adalah kriteria-kriteria dari suatu gerakan yang baik. Kriteria-kriteria kualitas gerakan inilah yang harus dibuat dan ditentukan oleh seorang guru, dalam pelatihan ini tidak akan banyak menyinggung tes pengamatan karena cabang olahraga yang harus menggunakan tes pengamatan juga tidak ada, kecuali jika ada yang ingin menilai kwalitas gerakan cabang olahraga yang diperlukan untuk itu.

B. Tes KuantitatifTidak semua keterampilan olahraga mempunyai tes standard, literatur yang memuat tes standard juga tidak banyak,

LANGKAH PEMBUATAN TES KETERAMPILAN OLAHRAGA

B A B

8

Page 173: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga158

oleh karena itu akan lebih baik membuat sendiri tes yang akan digunakan, namun demikian tidak berarti setiap akan mengambil nilai membuat tes, tetapi tes dibuat cukup sekali dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang jika tes itu memenuhi persyaratan dalam pembuatannya. Berikut akan dibahas pembuatan tes keterampilan olahraga secara sederhana dan praktis

1. Perencanaan dan PersiapanSebelum tes dibuat harus menyusun perencanaan yang baik tentang tes yang akan dibuat, perencanaan pembuatan suatu tes harus matang dengan mempertimbangkan segala aspek yang memengaruhinya, aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembuatan suatu tes adalah:

2. Menentukan cabang olahragaTidak semua cabang olahraga yang dibutuhkan tesnya dapat dibuat tesnya sekaligus, tes dapat dibuat satu persatu dengan cermat dan teliti, menentukan cabang olahraga yang akan dibuat tesnya berhubungan dengan kebutuhan akan tes itu sendiri, penting tidaknya tes itu dibuat, ada tidaknya tes yang sama yang telah dibuat dan dipublikasikan.

3. Tujuan pembuatan tesPembuatan tes harus jelas tujuannya, secara umum tes keterampilan olahraga dibuat agar dapat digunakan, tujuannya untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan teste terampil melakukan suatu cabang olahraga. Namun demikian tujuan tujuan lain tentu akan memberikan nilai tambah tersendiri terhadap tester dalam pembuatan tes ini, terutama dalam karir dan karyanya.

4. Untuk siapa tes itu dibuatMaksudnya adalah siapa yang bisa dites dengan tes yang dibuat tersebut jika selesai dibuat, karena suatu tes yang dibuat untuk suatu kelompok tertentu, belum tentu cocok digunakan untuk

Page 174: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 8 | Langkah Pembuatan Tes Keterampilan Olahraga 159

kelompok lain, misalnya tes untuk SLTP belum tentu cocok digunakan untuk SMU dan sebagainya, ini sangat tergantung dari kelompok-kelompok yang diinginkan. Dalam hal ini guru harus memikirkan segi homogenitas suatu kelompok, karena suatu tes yang dibuat untuk siswa SLTP tidak dapat di teskan untuk siswa SMU, tes yang dibuat untuk atlit nasional tidak dapat dipakai mengetes siswa sekolah dan sebagainya. Namun tes dapat diperuntukan secara umum .jika tes itu memang dirancang untuk umum.

5. Pengambilan sampelUntuk kelompok mana tes itu ditujukan guru harus mengambil sampel dalam pembuatan tesnya juga pada kelompok yang sama, jika tes ditujukan untuk mengukur keterampilan siswa usia 12- 15 tahun bermain Baseball, maka sampel yang diambil juga harus siswa yang berumur 12 – 15 tahun, jika tes yang akan dibuat ditujukan untuk mengukur keterampilan siswa SMU, maka siswa yang dipakai dalam sampel pembuatan tes juga harus siswa SMU, besarnya sampel yang digunakan sangat tergantung dari perencanaan guru, hal ini dapat dipedomani dari buku penelitian, biasanya dengan sampel yang tidak kurang dari 40 orang dari jumlah populasi yang ada dalam suatu sekolah sudah cukup memadai, yang harus diingat adalah bahwa sampel yang diambil itu harus mewakili populasi yang ada.

6. Merancang item-item tesTes keterampilan olahraga pada umumnya jarang yang terdiri dari satu item tes, hal ini disebabkan banyaknya perbedaan keterampilan yang terdapat dalam satu cabang olahraga tersebut. Tes keterampilan bermain tenis memiliki 4 item tes yang berbeda, keempat item tes tersebut mengukur empat keterampilan yang berbeda seperti Forehand, Backhand, Volley dan Service. Ada tiga langkah yang harus dikerjakan dalam membuat item tes yaitu:

Page 175: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga160

Menginventarisir jenis keterampilan yang ada dalam suatu cabang olahraga.

Memilih jenis keterampilan yang akan dijadikan item tes. Membuat petunjuk pelaksanaan tiap item tes.

Dalam membuat ketiga langkah tersebut diatas harus diperhatikan beberapa persyaratan agar didapat item tes yang sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu:1. Item tes harus mengukur bagian-bagian dari keterampilan

olahraga itu. 2. Item tes harus menyerupai situasi bermain sesungguhnya.3. Perbedaan tujuan dari setiap item tes harus jelas dan

mudah dipahami.4. Item tes harus memiliki tingkat kesulitan yang cukup.5. Item tes hendaklah memiliki validitas yang baik.6. Item tes hendaklah memiliki reliabelitas yang baik.7. Item tes pelaksanaanya harus mendorong sikap yang baik.8. Item tes harus menggambarkan dan meyerupai

keterampilan yang diukur.9. Item tes harus dapat dilakukan sendiri atau dengan

bantuan alat yang bekerja secara konstan dan baik.10. Item tes harus dicobakan pada sejumlah sampel yang

dianggap memadai.

Pertimbangan lain dalam membuat item tes adalah standard apa yang dijadikan dasar pembuatan item tes tersebut, sehingga acuan pembuatan tes menjadi lebih jelas.

7. Menentukan nilai kriteriaNilai kritria adalah suatu nilai yang digunakan sebagai variabel untuk mengkorelasikan nilai testee, dapat juga dikatakan nilai kriteria adalah nilai yang mempunyai hubungan dengan nilai testee. Nilai kriteria dapat diperoleh dengan jalan: Penilaian hakiki dari ahli. Tes sehubungan yang ada.

Page 176: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 8 | Langkah Pembuatan Tes Keterampilan Olahraga 161

Jumlah score dari tes eksperiment. Pertandingan ½ kompetisi untuk perorangan.

Jika nilai kriteria itu ditentukan dari penilaian ahli, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: Sampel yang sesuai dengan tujuan tes. Standard kwalitas gerakan yang akan dinilai. Batasan penilaian Tempat penilaian yang baik untuk melihat testee. Memberi tanda testee.

8. Mempersiapkan tenaga pelaksanaDalam melaksanakan tes untuk mendapatkan data dari teste atau siswa yang dijadikan sampel, diperlukan beberapa orang tenaga pelaksana, diperlukan beberapa orang tenaga pelaksana untuk melakukan pengawasan terahadap sampel yang melakukan tes, mengorganisir sampel dan mencatat hasil. Pelaksana tes sebelum bertugas harus diberi petunjuk dan pengarahan sebagaimana mestinya, tenaga pelaksana ini sebaiknya adalah guru olahraga atau orang yang mengerti dengan seluk beluk olahraga. Jumlah tenaga pelaksana sangat tergantung dari kebutuhan dilapangan.

9. Mempersiapkan tempat pelaksanaan tesTempat pelaksanaan tes sangat tergantung dari cabang olahraga yang dibuat tesnya, untuk membuat tes permainan sepak bola memerlukan lapangan bola, untuk permainan tenis memerlukan lapangan tenis. Perlu diingat bahwa untuk pemakaian tempat ini tempat harus memenuhi persyaratan standard minimal sebagai lapangan, kemudian mempersiapkan garis-garis lapangan, pos-pos yang diperlukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang telah dibuat.

Page 177: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga162

10. Mempersiapkan peralatan tesSejalan denganmempesiapkan tempat pelaksanaan tes, juga harus dipersiapkan peralatan yang diperlukan dalajm pembuatan tes, disamping alat-alat yang berhubungan dengan kebutuhan cabang olahraga, diperlukan juga alat-alat bantu lain yang menunjang pelaksanaan tes. Begitu juga dengan peralatan yang diperlukan untuk mengumpulkan data, seperti alat tulis, pengukur waktu dan sebagainya harus sudah disiapkan dan tinggal memakai

11. Perencanaan biayaDengan diketahuinya jumlah sampel, jumlah tenaga pelaksana, alat yang diperlukan dan sebagainya, maka dapat direncanakan berapa dana yang diperlukan dalam pembuatan tes tersebut, misalnya beli alat, sewa lapangan, kosumsi sampel dan pelaksana, uang lelah, penyusunan dan pengolahan data dan sebagainya.

Untuk guru Penjas barangkali dana ini dapat diajukan ke Depdiknas di mana mereka bertugas, karena dengan usaha membuat tes ini akan menunjukkan bahwa guru punya aktifitas yang positif untuk memajukan sistim evaluasi belajar yang akhirnya sangat membantu Depdiknas akan hal itu.

12. Pengumpulan dataDalam pembuatan tes yang dimaksud dengan pengumpulan data adalah mengambil nilai setiap sampel yang dijadikan testee, dengan menggunakan tes yang kita rancang, data yang diperoleh biasanya berujud angka-angka sebagai skala penilaian kemampuan testee. Setiap pengumpul data harus mengetahui bagaimana memberikan nilai yang sesuai dengan petunjuk penilaian yang ditentukan oleh pembuat tes, data ini akan terlihat lebih baik jika dibuat dalam suatu format penilaian yang telah dipersiapkan.

Data yang diisikan kedalam format haruslah data yang otentik, yaitu data yang sesuai dengan kemampuan teste

Page 178: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 8 | Langkah Pembuatan Tes Keterampilan Olahraga 163

dalam melakukan tes, hal ini sangat penting karena akan memengaruhi kwalitas tes yang dibuat, dengan demikian unsur subjektifitas harus selalu dihindarkan. Kelelahan fisik teste dan petugas pengumpul data juga akan memengaruhi hasil tes yang dikumpulkan, oleh karena itu saat pengumpulan data semua persiapan harus sudah matang dan jangan sampai terganggu oleh hal-hal yang tidak perlu. Pekerjaan yang paling serius, melelahkan, butuh waktu, butuh bantuan orang lain adalah saat mengumpulkan data, jika data yang dikumpulkan ternyata salah maka pekerjaan mengumpulkan data terpaksa harus diulangi kembali.

13. Mengolah dan Menganalisis DataData berupa nilai yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan metoda statistik, analisis statistik yang diperlukan tergantung dari tujuan penganalisaan itu sendiri.

Berikut beberapa analisis yang dapat dilakukan dengan statistik:a. Analisis item tes

Jika suatu baterry tes tediri dari beberapa item tes, maka perlu dianalisis item-item tersebut, gunanya untuk menghindarkan terdapatnya item tes yang berhubungan, analisis menggunakan korelasi antara item tes yang satu dengan item tes yang lain, jika diantara kedua item tes yang dikorelasikan terdapat koefisien korelasi yang sangat tinggi, maka salah satu item tes tersebut harus dibuang, karena berarti diantara kedua item tersebut hampir sama.b. Analisis validitas

Karena validitas merupakan kriteria dan syarat yang harus dimiliki suatu tes, maka harus dapat dianalisis dengan statistik secara baik dan apa adanya. Dalam menentukan validitas tes dilakukan dengan analisis korelasi antara nilai yang diperoleh teste dari pelaksanaan tes yang dibuat dengan nilai kriteria yang ditentukan. Secara umum dapat diambil kriteria validitas

Page 179: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga164

yang disarankan oleh Arnd Krueger dan Dieter Niedlich berikut:

Kriteria dari Meyer dan Blesh:0.60 - 0.57 Tidak berharga0.58 - 0.67 Kurang berharga0.68 - 0.77 Dapat diterima0.78 – 0.82 Sangat baik0.83 – 1.00 Tinggi.Kriteria dari Mathews0.00 - 0.37 Tidak berguna0.38 - 0.57 Jelas berhubungan0.58 - 0.67 Dapat diterima0.68 - 0.77 Baik 0.78 – 0. 82 Sangat baik0.83 - 1.00 Luar biasa

c. Analisis ReliabelitasReliabelitas tes dapat dianalisis dengan mengkorelasikan

antara nilai yang diperoleh teste dari pelaksanaan tes dengan nilai hasil tes ulang (retest). Namun untuk menentukan koefisien reliabelitas ini masih ada beberapa cara yang dapat dipakai seperti metode ganjil genab, belah dua dan sebagainya. Bentuk yang paling mudah dilaksanakan guru olahraga adalah tes ulang. Tes ulang adalah melaksanakan tes yang dibuat tersebut kembali sehari setelah selesai pengambilan data dengan tes tersebut terhadap sampel yang sama. Tes ulang dilaksanakan tanpa adanya kelelahan fisik teste dan peningkatan kemampuan dengan cara latihan diantara tes dan tes ulang. Kriteria reliabelitas secara umum disarankan para ahli adalah:Kriteria dari Meyers and Blesh:

0.00 – 0.75 Tidak berharga0.76 – 0.82 Baik

Page 180: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Bab 8 | Langkah Pembuatan Tes Keterampilan Olahraga 165

0.83 – 1.00 Baik sekaliKriteria dari Mathews:

0.00 – 0.67 Tidak berharga0.68 – 0.77 Cukup0.78 – 0.87 Baik0.88 - 1.00 Baik sekali

d. Analisis ObjektivitasObjektifitas suatu tes dapat dianalisis dengan

mengkorelasikan nilai hasil tes dengan nilai hasil tes yang sama, tetapi pengambilan datanya dilakukan oleh orang lain terhadap sampel yang sama. Karena prosesnya akan mengambil data kembali maka koefisien objektifitas ini sering tidak dianalisis lagi apabila telah ditemukan koefisien validitas dan reliabelitas yang baik.

Page 181: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 182: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

167

Buku teks tes dan pengukuran ini bukanlah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan sistimatika penulisan ilmiah, tetapi lebih banyak disadur untuk melengkapi bahan bagi mahasiswa, namun buku-buku sumber bacaan yang digunakan dalam menulis buku teks ini sangat terbatas sehingga hanya beberapa saja yang dapat ditampilkan sebagai referensi.

Buku teks ini tentu sangat tidak sempurna oleh karena itu segala bentuk saran dan kritik yang bertujuan menyempurnakan buku teks ini sangat kami harapkan sehingga akan dapat lebih bermanfaat sebagai bekal bagi mahasiswa dalam kompetensinya sebagai guru, pelatih maupun instruktur olahraga.

PENUTUP

Page 183: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo
Page 184: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

DAFTAR REFERENSI

169

1. Arikunto, Suharsimi, 2002, Dasar dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

2. Measurement and Evaluation in Human Performance. Champaign, IL: Human Kinetics.

3. Nurhasan. 2001. Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasman. Prinsip-prinsip dan penerapanya. Direktorat jendral olahraga: Jakarta pusat.

4. Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.5. Mathew, DK, 1973. Measurement in Physical Education, W.B Saunders

Co Philadelphia.6. Kirkendall. Don R.,J.J Gruber, R.E Johnson. 1980. Measurement

and Evaluation For Physical Educators. Dubugue, Lowa: Wm. Brown Company Publishers.

7. Brian Mackenzie. 2005. 101 performance evaluation test. London: Jonathan Pye.

8. Arsil. 2009. Evaluasi pendidikan jasmnani dan olahraga. Malang: wineka media.

9. Ismaryati. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

10. Miller, Delbert C. & Neil J Salkind. 2002. Handbook of research design and social measurements. Uk: SAGE Publications.

11. Morrow, James R. 2005. Measurement and evaluation in human peformence 3rd ed.Human kinetic.

Page 185: TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/22012/1/BUKU TES DAN... · TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo

Tes dan Pengukuran Olahraga170

12. The International Tennis Federation. 2004. ITF International Tennis Number Manual Guidelines to help Create and run a National Tennis Rating System using the International Tennis Number. London: Tenis Development Department of The International Tennis Federation.

13. David L. Gallaue, John C. Ozmun & Jacquelin D. Goodway. 2011.understanding Motor Development infant, Children, Adolescents, adults. New York: McGraw Hill Education.

14. Agus Susworo Dwi Mahendro, Saryono, dan Yudanto. 2009. Tes Keterampiln Bermain Futsal. Yogyakarta. Jurnal Iptek Olahraga, VOL. 11, No. 2, Mei 2009: 144–156.

15. Epley, B. Poundage chart. In: Boyd Epley Workout. Lincoln, NE: Body Enterprises, 1985. p. 86.

16. Pipes, T.V. (1994). Strength training and fiber types. Scholastic Coach, as referenced in Muscle Fiber Types and Training, by Jason R. Karp, Track Coach #155.

17. Shaffer SW, Teyhen DS, Lorenson CL, Warren RL, Koreerat CM, Straseske CA, Childs JD. Y-Balance Test: a reliability study involving multiple raters. Mil Med. 2013;178(11):1264-70.