Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas · 2010-11-29 · Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas D OKTOR...

1
4 | Megapolitan SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas D OKTOR Silvester Tursiloadi, 50, yang menjadi tersangka dalam kasus pen- jualan prekursor (bahan baku narkoba) dilepaskan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dari tahanan. Padahal barang bukti yang harus dipertanggungjawabkan Kepala Divisi Pemrosesan dan Teknologi Katalisasi Pusat Pe- nelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), itu sangat banyak yakni men- capai 1,9 ton. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Anjan Pramuka Putra berkilah Silvester dilepas karena ada izin. “Dan ada jaminan dari atasan tersangka,” paparnya, kemarin. Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menangkap Sil- vester dan bawahannya MM, 53, pada 7 Juni 2010. ST yang merupakan Kepala Bagian Pemusnahan Barang Bukti Puspitek LIPI ditangkap de- ngan tuduhan menggelapkan barang bukti prekursor seberat 1,9 ton. Barang bukti tersebut me- rupakan titipan kepolisian di Puspitek Serpong pada 2007 untuk dimusnahkan. Bukan- nya dimusnahkan, barang bukti malah dijual ke pasar bebas. Harga prekursor di pa- sar gelap sekitar Rp20 juta per kg. Itu berarti nilai penjualan prekursor 1,9 ton mencapai Rp38 miliar. Barang bukti yang dapat diselamatkan kembali berupa 2.000 gram serbuk ephedrine dan 14.000 gram serbuk kafein dari tangan SM. Sedangkan dari tangan DH disita 6.500 gram serbuk ephedrine, 4 drum MTC buthanol, 20 jeriken @ 25 kg glycerin oil, 4 jeriken @ 20 kg rewopol, 30 jeriken @ 20 liter N-buthanol, dan 1 jeriken isi 20 liter spiritus. Barang bukti tersebut merupakan bahan pembuat sabu dan ekstasi. Kasus bermula dari penang- kapan SM, 36, di pasar kambing Jalan H Sabeni, Jakarta Pusat, Mei 2010. Dia kedapatan mem- bawa fosfor dan kafein. SM mengaku mendapatkan pre- kursor itu dari DH, 33, pena- dah, yang memperolehnya dari MM, karyawan LIPI. Dalam pemeriksaan, ter- sangka MM mengaku Silvester yang memerintahkan supaya barang bukti seberat 1,9 ton dipindahkan ke gudang DH di kawasan Gunung Putri, Bogor. Dari sana, DH dan SM mendistribusikan ke berbagai bandit pembuat narkoba. Redup Di luar dugaan, Ditnarkoba Polda Metro Jaya yang semula sangat bersemangat membong- kar jaringan penadah prekursor itu, belakangan justru redup. Silvester bahkan kemudian dilepaskan dari tahanan de- ngan dalih ada izin dan ja- minan atasan tersangka. “Tapi kami akan tetap melanjutkan kasusnya,” ujarnya. Pernyataan Anjan kurang meyakinkan sebab sudah enam bulan berlalu berkas perkara Silvester belum juga masuk ke kejaksaan. Jika Ditnarkoba Polda Metro Jaya serius kem- bali menyelesaikan kasus ter- sebut, raibnya 1,9 ton barang bukti narkoba dari tempat pemusnahan Puspitek Serpong dapat digelar tahun depan. Kepala Subdit II Psikotro- pika Bareskrim Polri Kombes Siswandi hampir tidak percaya tersangka 1,9 ton bahan nar- koba dilepaskan dari tahanan. Menurutnya, tidak mungkin ada tersangka narkotika yang dilepaskan. “Tidak ada pe- nangguhan penahanan di nar- kotika. Itu kebijakan Kapolri,” tuturnya mengomentari kasus Silvester. Anggota Kompolnas Adnan Pandu Praja menilai sah-sah saja polisi melepaskan Silvester meski barang bukti kejahatan sangat banyak. Alasannya, ada salah persepsi dalam kasus tersebut mengenai siapa yang harus ditahan dan mengapa tidak perlu ditahan. Ancaman hukuman terha- dap Silvester di atas lima tahun penjara. Ancaman hukuman tersebut membuat anggapan Silvester harus ditahan. Padahal, kata Adnan, ada tiga syarat yang harus terpenuhi untuk menahan seseorang. Syarat itu meliputi tersangka dianggap akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau akan mengulangi perbuat- annya. (*/J-1) [email protected] Kasus besar dengan barang bukti 1,9 ton bahan sabu dan ekstasi meredup di tangan penyidik Ditnarkoba Polda Metro Jaya. LINTAS BERITA Judi Toto Gelap Marak di Tangerang IBU-IBU rumah tangga sedih karena suami mereka lebih mementingkan membahas kode-kode judi toto gelap ketimbang bekerja. “Suami saya mulai malas pergi ke proyek. Dia banyak bahas kode-kode ker- tas putih (toto gelap) di rumah,” keluh Sry Wardani, warga Bencongan, Tangerang. Peredaran toto gelap di Kota/Kabupaten Tangerang semakin marak. Di Pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, sejumlah orang memasang nomor, Sabtu (27/11) pagi. Mereka terdiri dari tukang becak, sopir angkot, dan pedagang pasar. “Yang keluar nomor 1840. Kalah lagi,” keluh Vijay, sore harinya. Kapolres Kota Tangerang AKB Wahyu Widada mengatakan pihaknya segera bertindak. (SM/J-1) Pengemis Jadi Buruh Perkebunan SELAMA periode Januari-November 2010, Dinas Sosial DKI mengirim 350 penyan- dang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ke berbagai perkebunan di daerah. Mereka yang biasa berkeliaran di jalanan seperti pengemis dan pengamen, dikirim setelah menjalani pendidikan keterampilan di Panti Sosial milik Pemprov DKI. Kepala Dinas Sosial DKI Kian Kelana di Jakarta, kemarin, mengatakan selama November 2010 ada 59 PMKS beserta lima balita dikirim ke daerah. Mereka menjadi tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit di Desa Talau, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau. “Kami berharap mereka dapat memperbaiki kesejahteraan dengan menjadi buruh,” jelasnya. (Ssr/J-1) Disita Usus Mengandung Formalin SUKU Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan melakukan inspeksi men- dadak terhadap sejumlah lokasi penjualan produk olahan, Sabtu (27/11). “Kami me- nemukan 20 kilogram usus berformalin berikut 5 liter formalin yang belum diguna- kan,” tutur Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jaksel Chaidir Tauk yang ditemui di lokasi penyitaan, Jalan Peng- hulu Cipulir, Kebayoran Lama, Jaksel. Inspeksi fokus ke produk olahan usus atas dasar asumsi usus tidak tahan lama, mengandung banyak air, dan merupakan sumber bakteri. Usus sendiri tidak disaran- kan dikonsumsi. Jika dikonsumsi pun ha- nya untuk hewan. Adapun di Pasar Cipete, disita 5 liter cairan formalin. (*/J-1) Fidel Ali Permana Sang Nenek Lengah Balita Hilang Diculik Sabu Lolos dari Deteksi Bandara NASIB nahas menimpa Firsan- sah Erza Gibari (Erza), anak pertama dari pasangan Anjar Ghifari, 26, dan Nurhayati, 25. Bocah berusia 1,5 tahun itu itu hilang dibawa kabur lelaki tak dikenal saat ditinggal sang nenek, Siti Rohayah, 58, yang tengah mengangkat jemuran di kediamannya di Gang Haji Noim, Pasar Rebo, Jakarta Ti- mur, akhir pekan lalu. Siti Rohayah menuturkan, saat hujan turun, dia meng- ambil jemuran di belakang ru- mahnya. Erza pun ditinggalkan bermain dengan dua sepupu lainnya di dalam rumah. Na- mun, begitu kembali sete- lah mengambil jemuran, sang nenek tidak menemukan lagi sang cucu. Ia pun menjerit histeris dan segera melaporkan peristiwa itu ke warga sekitar. “Padahal saya ninggalin Erza enggak lama, paling cuma 10 menit,” tutur Siti ketika ditemui di rumahnya, kemarin. Seorang tukang ojek yang mangkal tidak jauh dari ke- diaman Erza, Eko, 28, menga- ku melihat korban dibawa seorang lelaki dengan ciri-ciri perawakan tinggi. “Saat itu saya melihat Erza diam saja dan sepertinya sudah kenal dengan lelaki itu,” tutur Eko. Keakraban Erza dengan o- rang asing pun diamini sang ayah, Anjar. Menurutnya, Erza memang tidak takut dengan orang asing bahkan cenderung gampang akrab dengan orang lain. “Saya bingung harus men- cari ke mana lagi. Erza adalah pelita hati keluarga kami. Te- tangga di sini senang semua de- ngan Erza,” tutur Anjar lirih. Kapolsek Metro Pasar Rebo Kompol L Sutardi mengata- kan saat ini pihaknya tengah meminta keterangan dua saksi, yakni Yayu dan Yayan. “Dari keterangan saksi dike- tahui pelaku berumur kisaran 40 tahun, rambut bergelom- bang, dan berperawakan tinggi,” ujar Sutardi. Yayu adalah pemilik warung tak jauh dari rumah korban. Ia mengaku melihat Erza digen- dong seorang lelaki. Adapun Yayan adalah seorang tukang ojek yang sempat menawari jasanya kepada pelaku pencu- likan. Terkait dengan adanya teror SMS yang diterima kelu- arga korban, Sutardi mengata- kan hal itu mungkin dilakukan orang lain. “Tapi kami akan menindaklanjuti,” jelas Sutardi. (*/J-2) POLRI berhasil menangkap dua tersangka jaringan sindi- kat narkotika internasional berkewarganegaraan Malaysia, Hir (Hirwanto bin Baktiar) dan TW (Then Woon Chon). Dari keduanya, barang bukti shabu seberat 5 kg disita. Dari hasil pemeriksaan, ter- ungkap bahwa sabu yang ada berasal dari Malaysia dan ber- hasil lolos dari pengamanan Bandara Soekarno-Hatta. “Bagaimana dia bisa lolos, itu dia yang mau direkonstruksi- kan. Saya tanya, dia lewat saja biasa di bandara, ‘Kamu bayar berapa?’ Dia nggak mau me- ngaku,” tutur Kepala Subdit II Psikotropika Bareskrim Mabes Polri, Kombes Siswandi ketika dihubungi, kemarin. Penangkapan bermula ketika tim Mabes Polri yang menya- mar sebagai pembeli mengon- tak Hir yang sedang berada di Batam. Tim berpura-pura membeli sabu dengan harga Rp900 juta per kilogram. Namun, sabu yang dipesan itu dikatakan Hir berada di Jakarta. Jumat (26/11), tim ber- sama dengan Hir berangkat ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Tim kemudian kembali melakukan transaksi dalam penyamaran di Hotel Chrysant tempat Hir menginap. Jumat malam, sabu seberat 3 kg dian- tarkan oleh TW ke lokasi itu. Kedua tersangka kemudian diringkus oleh tim. Tim kemu- dian melanjutkan penelusuran ke lokasi tempat TW menginap di Hotel Ciputra. Di lokasi ter- sebut, tim juga mengamankan 2 kg sabu. Menurut kesaksian TW, ia ternyata sudah berada di Ja- karta sejak 23 November lalu. TW terbang ke Jakarta dengan menggunakan Malaysia Air- lines pesawat MH 727 dengan sabu seberat 5 kg dalam travel bag. TW kemudian berhasil melewati pengamanan di Ban- dara Soekarno-Hatta tanpa tertangkap. Dalam menjalankan bisnis- nya ia mengaku dikendalikan oleh Mr Ahwa, seorang WN Malaysia yang juga kerap me- lakukan transaksi narkotika di Indonesia. TW setidaknya sudah sembilan kali mengan- tarkan narkotika ke Indonesia. Ia dijanjikan mendapat imbalan 10.000 ringgit per kilogram. Siswandi akan melanjutkan penelusuran ini ke Malaysia pekan depan. (*/J-2) Siswandi Kasubdit II Psikotropika Mabes Polri DIVISI BOX JL. RAYA- PATI KM 12 TERBAN , KUDUS 59382 TELP. 0291- 439285,439745 ext 303 FAX. 0291- 440988 EMAIL :[email protected] R www.kasoem.co.id Anjan Pramuka Putra Direktur Reserse Narkoba PMJ Ada jaminan dari atasan tersangka.’’ DOK MI

Transcript of Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas · 2010-11-29 · Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas D OKTOR...

Page 1: Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas · 2010-11-29 · Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas D OKTOR Silvester ... 4 jeriken @ 20 kg rewopol, 30 jeriken ... tersebut merupakan bahan pembuat

4 | Megapolitan SENIN, 29 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Tersangka 1,9 Ton Narkoba Dilepas

DOKTOR Silvester Tursiloadi, 50, yang menjadi tersangka dalam kasus pen-

jualan prekursor (bahan baku narkoba) dilepaskan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dari tahanan.

Padahal barang bukti yang harus dipertanggungjawabkan Kepala Divisi Pemrosesan dan Teknologi Katalisasi Pusat Pe-nelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), itu sangat banyak yakni men-capai 1,9 ton.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Anjan Pramuka Putra berkilah Silvester dilepas karena ada izin. “Dan ada jaminan dari atasan tersangka,” paparnya, kemarin.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menangkap Sil-vester dan bawahannya MM, 53, pada 7 Juni 2010. ST yang merupakan Kepala Bagian Pemusnahan Barang Bukti Puspitek LIPI ditangkap de-ngan tuduhan menggelapkan

barang bukti prekursor seberat 1,9 ton.

Barang bukti tersebut me-rupakan titipan kepolisian di Puspitek Serpong pada 2007 untuk dimusnahkan. Bukan-nya dimusnahkan, barang buk ti malah dijual ke pasar bebas. Harga prekursor di pa-sar gelap sekitar Rp20 juta per kg. Itu berarti nilai penjualan prekursor 1,9 ton mencapai Rp38 miliar.

Barang bukti yang dapat diselamatkan kembali berupa 2.000 gram serbuk ephedrine dan 14.000 gram serbuk kafein dari tangan SM. Sedangkan dari tangan DH disita 6.500 gram serbuk ephedrine, 4 drum MTC buthanol, 20 jeriken @ 25 kg glycerin oil, 4 jeriken @ 20 kg rewopol, 30 jeriken @ 20 liter N-buthanol, dan 1 jeriken isi 20 liter spiritus. Barang bukti tersebut merupakan bahan pembuat sabu dan ekstasi.

Kasus bermula dari penang-kapan SM, 36, di pasar kambing Jalan H Sabeni, Jakarta Pusat, Mei 2010. Dia kedapatan mem-bawa fosfor dan kafein. SM mengaku mendapatkan pre-kursor itu dari DH, 33, pena-

dah, yang memperolehnya dari MM, karyawan LIPI.

Dalam pemeriksaan, ter-sangka MM mengaku Silvester yang memerintahkan supaya barang bukti seberat 1,9 ton dipindahkan ke gudang DH di kawasan Gunung Putri, Bogor. Dari sana, DH dan SM mendistribusikan ke berbagai bandit pembuat narkoba.

Redup Di luar dugaan, Ditnarkoba

Polda Metro Jaya yang semula sangat bersemangat membong-kar jaringan penadah prekursor itu, belakangan justru redup.

Silvester bahkan kemudian dilepaskan dari tahanan de-ngan dalih ada izin dan ja-minan atasan tersangka. “Tapi kami akan tetap melanjutkan kasusnya,” ujarnya.

Pernyataan Anjan kurang meyakinkan sebab sudah enam bulan berlalu berkas perkara Silvester belum juga masuk ke kejaksaan. Jika Ditnarkoba Polda Metro Jaya serius kem-

bali menyelesaikan kasus ter-sebut, raibnya 1,9 ton barang bukti narkoba dari tempat pemusnahan Puspitek Serpong dapat digelar tahun depan.

Kepala Subdit II Psikotro-pika Bareskrim Polri Kombes Siswandi hampir tidak percaya tersangka 1,9 ton bahan nar-koba dilepaskan dari tahanan.

Menurutnya, tidak mungkin ada tersangka narkotika yang dilepaskan. “Tidak ada pe-nang guhan penahanan di nar-kotika. Itu kebijakan Kapolri,” tuturnya mengomentari kasus Silvester.

Anggota Kompolnas Adnan Pandu Praja menilai sah-sah saja polisi melepaskan Silvester meski barang bukti kejahatan sangat banyak. Alasannya, ada salah persepsi dalam kasus tersebut mengenai siapa yang harus ditahan dan mengapa tidak perlu ditahan.

Ancaman hukuman terha-dap Silvester di atas lima tahun penjara. Ancaman hukuman tersebut membuat anggapan Silvester harus ditahan.

Padahal, kata Adnan, ada tiga syarat yang harus terpenuhi untuk menahan seseorang. Syarat itu meliputi tersangka dianggap akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau akan mengulangi perbuat-annya. (*/J-1)

[email protected]

Kasus besar dengan barang bukti 1,9 ton bahan sabu dan ekstasi meredup di tangan penyidik Ditnarkoba Polda Metro Jaya.

LINTAS BERITA

Judi Toto Gelap Marak di TangerangIBU-IBU rumah tangga sedih karena suami mereka lebih mementingkan membahas kode-kode judi toto gelap ketimbang bekerja. “Suami saya mulai malas pergi ke proyek. Dia banyak bahas kode-kode ker-tas putih (toto gelap) di rumah,” keluh Sry Wardani, warga Bencongan, Tangerang.

Peredaran toto gelap di Kota/Kabupaten Tangerang semakin marak. Di Pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, sejumlah orang memasang nomor, Sabtu (27/11) pagi. Mereka terdiri dari tukang becak, sopir angkot, dan pedagang pasar. “Yang keluar nomor 1840. Kalah lagi,” keluh Vijay, sore harinya. Kapolres Kota Tangerang AKB Wahyu Widada mengatakan pihaknya segera bertindak. (SM/J-1)

Pengemis Jadi Buruh Perkebunan SELAMA periode Januari-November 2010, Dinas Sosial DKI mengirim 350 penyan-dang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ke berbagai perkebunan di daerah. Mereka yang biasa berkeliaran di jalanan seperti pengemis dan pengamen, dikirim setelah menjalani pendidikan keterampilan di Panti Sosial milik Pemprov DKI.

Kepala Dinas Sosial DKI Kian Kelana di Jakarta, kemarin, mengatakan selama November 2010 ada 59 PMKS beserta lima balita dikirim ke daerah. Mereka menjadi tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit di Desa Talau, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau. “Kami berharap mereka dapat memperbaiki ke sejahteraan dengan menjadi buruh,” jelasnya. (Ssr/J-1)

Disita Usus Mengandung Formalin SUKU Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan melakukan inspeksi men-dadak terhadap sejumlah lokasi penjualan produk olahan, Sabtu (27/11). “Kami me-nemukan 20 kilogram usus berformalin berikut 5 liter formalin yang belum diguna-kan,” tutur Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jaksel Chaidir Taufi k yang ditemui di lokasi penyitaan, Jalan Peng-hulu Cipulir, Kebayoran Lama, Jaksel.

Inspeksi fokus ke produk olahan usus atas dasar asumsi usus tidak tahan lama, mengandung banyak air, dan merupakan sumber bakteri. Usus sendiri tidak disaran-kan dikonsumsi. Jika dikonsumsi pun ha-nya untuk hewan. Adapun di Pasar Cipete, disita 5 liter cairan formalin. (*/J-1)

Fidel Ali Permana

Sang Nenek LengahBalita Hilang Diculik

Sabu Lolos dari Deteksi Bandara

NASIB nahas menimpa Firsan-sah Erza Gibari (Erza), anak pertama dari pasangan Anjar Ghifari, 26, dan Nurhayati, 25. Bocah berusia 1,5 tahun itu itu hilang dibawa kabur lelaki tak dikenal saat ditinggal sang nenek, Siti Rohayah, 58, yang tengah mengangkat jemuran di kediamannya di Gang Haji Noim, Pasar Rebo, Jakarta Ti-mur, akhir pekan lalu.

Siti Rohayah menuturkan, saat hujan turun, dia meng-ambil jemuran di belakang ru-mahnya. Erza pun ditinggal kan bermain dengan dua sepupu lainnya di dalam rumah. Na-mun, begitu kembali sete-lah mengambil jemuran, sang nenek tidak menemukan lagi sang cucu. Ia pun menjerit histeris dan segera melaporkan peristiwa itu ke warga sekitar.

“Padahal saya ninggalin Erza enggak lama, paling cuma 10 menit,” tutur Siti ketika ditemui di rumahnya, kemarin.

Seorang tukang ojek yang mangkal tidak jauh dari ke-diaman Erza, Eko, 28, menga-ku melihat korban dibawa seorang lelaki dengan ciri-ciri perawakan tinggi. “Saat itu saya melihat Erza diam saja dan sepertinya sudah kenal dengan lelaki itu,” tutur Eko.

Keakraban Erza dengan o-rang asing pun diamini sang ayah, Anjar. Menurutnya, Erza memang tidak takut dengan orang asing bahkan cenderung gampang akrab dengan orang lain. “Saya bingung harus men-cari ke mana lagi. Erza adalah pelita hati keluarga kami. Te-tangga di sini senang semua de-ngan Erza,” tutur Anjar lirih.

Kapolsek Metro Pasar Rebo Kompol L Sutardi mengata-kan saat ini pihaknya tengah meminta keterangan dua saksi, yakni Yayu dan Yayan.

“Dari keterangan saksi dike-tahui pelaku berumur kisaran 40 tahun, rambut bergelom-bang, dan berperawakan tinggi,” ujar Sutardi.

Yayu adalah pemilik warung tak jauh dari rumah korban. Ia mengaku melihat Erza digen-dong seorang lelaki. Adapun Yayan adalah seorang tukang ojek yang sempat menawari jasanya kepada pelaku pencu-likan. Terkait dengan adanya teror SMS yang diterima kelu-arga korban, Sutardi mengata-kan hal itu mungkin dilakukan orang lain. “Tapi kami akan menindaklanjuti,” jelas Sutardi. (*/J-2)

POLRI berhasil menangkap dua tersangka jaringan sindi-kat narkotika internasional berkewarganegaraan Malaysia, Hir (Hirwanto bin Baktiar) dan TW (Then Woon Chon). Dari keduanya, barang bukti shabu seberat 5 kg disita.

Dari hasil pemeriksaan, ter-ungkap bahwa sabu yang ada berasal dari Malaysia dan ber-hasil lolos dari pengamanan Bandara Soekarno-Hatta.

“Bagaimana dia bisa lolos, itu dia yang mau direkonstruksi-kan. Saya tanya, dia lewat saja biasa di bandara, ‘Kamu bayar berapa?’ Dia nggak mau me-nga ku,” tutur Kepala Subdit II Psikotropika Bareskrim Mabes Polri, Kombes Siswandi ketika dihubungi, kemarin.

Penangkapan bermula ketika tim Mabes Polri yang menya-mar sebagai pembeli mengon-tak Hir yang sedang berada di Batam. Tim berpura-pura membeli sabu dengan harga

Rp900 juta per kilogram.Namun, sabu yang dipesan

itu dikatakan Hir berada di Jakarta. Jumat (26/11), tim ber-sama dengan Hir berangkat ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Tim kemudian kembali melakukan transaksi dalam penyamaran di Hotel Chrysant tempat Hir menginap. Jumat malam, sabu seberat 3 kg dian-tarkan oleh TW ke lokasi itu.

Kedua tersangka kemudian diringkus oleh tim. Tim kemu-dian melanjutkan penelusuran

ke lokasi tempat TW menginap di Hotel Ciputra. Di lokasi ter-sebut, tim juga mengamankan 2 kg sabu.

Menurut kesaksian TW, ia ternyata sudah berada di Ja-karta sejak 23 November lalu. TW terbang ke Jakarta dengan menggunakan Malaysia Air-lines pesawat MH 727 dengan sabu seberat 5 kg dalam travel bag. TW kemudian berhasil melewati pengamanan di Ban-dara Soekarno-Hatta tanpa tertangkap.

Dalam menjalankan bisnis-nya ia mengaku dikendalikan oleh Mr Ahwa, seorang WN Malaysia yang juga kerap me-lakukan transaksi narkotika di Indonesia. TW setidaknya sudah sembilan kali mengan-tarkan narkotika ke Indonesia. Ia dijanjikan mendapat imbalan 10.000 ringgit per kilogram.

Siswandi akan melanjutkan penelusuran ini ke Malaysia pekan depan. (*/J-2)

SiswandiKasubdit II Psikotropika Mabes Polri

DIVISI BOX

JL. RAYA - PATI KM 12 TERBAN , KUDUS 59382

TELP. 0291- 439285,439745 ext 303

FAX. 0291- 440988

EMAIL :[email protected]

R

www.kasoem.co.id

Anjan Pramuka PutraDirektur Reserse Narkoba PMJ

Ada jaminan dari atasan tersangka.’’

DOK MI