terowongan angin

download terowongan angin

of 20

Transcript of terowongan angin

  • 7/26/2019 terowongan angin

    1/20

    II-1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Gaya-Gaya pada pesawat terbang

    Gaya-gaya utama yang berlaku pada pesawat terbang pada saat

    terbang dalam keadaan lurus dan datar. Serta dalam keadaan kecepatan tetap

    ialah:

    1. Weight (gaya berat) yaitu merupakan gaya yang didapat dari

    penjumlahan berat pesawat dan berat muatan pesawat itu sendiri. Weight

    mengarah vertical kebawah melalui center of gravitydari pesawat.

    2. Thrust(gaya dorong) yaitu merupakan gaya yang dihasilkan oleh power

    plant. Gaya ini berlawanan dengan gaya hambat, dan secara umum gaya

    ini beraksi parallel dengan sumbu longitudinal.

    3. Lift (gaya angkat) yaitu gaya yang dihasilkan oleh efek dinamis dari

    udara, dan beraksi tegak lurus terhadap angin relative melalui center of

    pressure dari sayap.

    4. Drag (gaya hambat) merupakan gaya kebelakang. Disebabkan oleh

    gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag

    kebalikan dari thrust, dan beraksi kebelakang parallel dengan arah angin

    relatif (relative wind).

    Gambar II. 1 Gaya-gaya yang bekerja pada pesawat

    (modelairplane.cadblog.net)

  • 7/26/2019 terowongan angin

    2/20

    II-2

    2.1.1 Profil Drag

    Profile drag merupakan gaya hambat yang disebabkan oleh

    pergerakan benda padat dalam suatu medium fluida. Gaya hambat ini terdiri

    dari:

    1. Form Drag yaitu merupakan gaya hambat yang timbul akibat bentuk

    dari benda. Ukuran dan bentuk dari benda merupakan pertimbangan

    utama. Form drag dapat diminimalisir dengan pembuatan bentuk benda

    yang aerodinamis. Seperti contoh Gambar II.2.

    Gambar II. 2 Contoh form drag pada berbagai bentuk

    (www.centennialofflight.gov)

    2. Skin Friction Drag yaitu gaya hambat yang dikarenakan gesekan antara

    aliran udara dengan permukaan benda (skin). Ketika aliran udara

    melewati objek, molekul udara yang terdekat dengan permukaan

    bergerak secara stasioner dengan permukaan. Semakin jauh dari

    permukaan, molekul udara akan bergerak lebih cepat, hingga pada bagian

    terluar lapisan udara, molekul tersebut akhirnya bergerak dengan

    kecepatan yang sama dengan aliran udara relatif. Seperti gambar II.3

  • 7/26/2019 terowongan angin

    3/20

    II-3

    Gambar II. 3 Skin Friction Drag

    (www.kasravi.com)

    Pada pesawat terbang, profile drag tergolong cukup kecil. Sehingga

    tidak begitu berpengaruh pada penerbangan. Namun profile drag tetap

    merupakan bagian dari gaya hambat (drag). Sehingga dalam aerodinamika,

    hal ini tetap diperhitungkan.

    2.1.2 I nduced Drag

    Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada sistem mekanik yang bisa

    100% efisien, apapun bentuknya dari sebuah sistem, maka sebuah usaha akan

    memerlukan usaha tambahan yang akan diserap atau hilang dalam sistem

    tersebut. Makin efisiensi sebuah sistem, makin sedikit kehilangan usaha

    tambahan.

    Induced drag atau gaya hambat imbas, merupakan gaya hambat yang

    terjadi akibat adanya imbas terhadap gaya angkat. Pada dasarnya, gaya

    hambat inilah yang berpengaruh besar terhadap penerbangan.

    Sifat aerodinamik sayap dalam penerbangan yang datar menghasilkan

    gaya angkat yang dibutuhkan, tapi ini hanya bisa didapat dengan beberapa

    rugi-rugi yang harus dibayar, yaitu induced drag. Induced drag pasti ada

    ketika sayap menghasilkan gaya angkat dan jenis dragini dari produksi gaya

    angkat. Konsekuensinya, drag ini selalu muncul pada saat gaya angkat

    dihasilkan.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    4/20

    II-4

    Sayap pesawat menghasilkan gaya angkat dengan menggunakan

    energi dari aliran udara bebas. Ketika menghasilkan gaya angkat, tekanan

    permukaan bawah sayap lebih besar dari permukaan atas.

    Hasilnya udara akan cenderung untuk mengalir dari daerah tekanan

    tinggi dari ujung sayap (wingtip) ke tengah kepada daerah yang bertekanan

    rendah di atas sayap.

    Di sekitar ujung sayap ada kecenderungan tekanan-tekanan ini untuk

    menjadi seimbang, sama kuat, menghasilkan aliran lateral keluar dari bagian

    bawah ke bagian atas sayap. Aliran lateral ini membuat kecepatan yang

    berputar ke udara di ujung sayap dan mengalir ke belakang sayap. Maka

    aliran di sekitar ujung sayap akan berbentuk dua vortex yang mengallir

    (trailing) di belakang pada waktu sayap bergerak maju. Ketika pesawat dilihat

    dari ekornya, vortex-vortex ini akan bersirkulasi kebalikan arah jarum jam di

    sekitar ujung sayap kanan dan searah jarum jam di ujung sayap kiri.

    Saat pesawat /sayap terbang di udara, pada bagian lower surface

    terdapat udara bertekanan tinggi, dan pada bagian upper surface, terdapat

    udara bertekanan rendah. Beda tekanan ini mengakibatkan terjadinya

    kebocoran (leak) melalui tip sehingga membentuk aliran udara melingkar

    seperti pusaran udara yang disebut wingtip vortex. Pada trailing edge sayap,

    wingtip vortex seperti pada Gambar II.4 tersebut akan mengarah kebawah.

    Peristiwa ini disebutdownwash.

    Gambar II. 4 Skema dari wing tip vortex

    (Anderson, John D : 1984)

  • 7/26/2019 terowongan angin

    5/20

    II-5

    Efek downwash mengakibatkan adanya pergeseran sudut serang

    (angle of attack). Sudut yang dihasilkan antara kecepatan freestream (V)

    dengan angin relatif (relative wind) disebut sudut serang imbas (induced

    angle of attack (i)).

    Akibat adanya sudut ini, arah gaya angkat (lift) pun bergeser

    kebelakang, sehingga arah lift menjadi tegak lurus terhadap angin relatif.

    Gaya yang ditimbulkan akibat pergeseran ini ialah induced drag. Untuk lebih

    jelasnya, dapat terlihat pada Gambar II.5

    Gambar II. 5 Induced Drag

    (Anderson, John D : 1984)

    Gambar II.5 menunjukan Induced drag yang dapat dihitung dengan

    rumus:

    Dimana Cl adalah koefisien lift, e adalah span efficiency dan AR

    adalahAspect ratio dari sayap.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    6/20

    II-6

    Dimana b adalah jarak bentangan sayap (tip ke tip), dan S adalah luas

    sayap.

    Teori lift menunjukan bahwa induced drag yang optimum terjadi pada

    distribusi eliptik lift dari tip ke tip. Faktor efisiensi sama dengan 1.0 untuk

    edistribusi eliptik dan kurang dari 1.0 untuk distribusi lift yang lain. Jadi

    penampang yang eliptikal memiliki induced drag yang kecil dibandingkan

    bentuk sayap yang lain yang memiliki induced drag yang tinggi dibandingsayap eliptikal.

    2.2 Ground Effect

    Ground effect merupakan fenomena ketika perangkat penghasil gaya

    angkat (lift), seperti sayap, bergerak dengan sangat dekat terhadap permukaan

    tanah. Hal ini menyebabkan adanya penambahan rasio antara lift dengan drag

    (lift-to-drag ratio). Fenomena ini dapat menghasilkan penambahan efisiensi

    aerodinamik pada benda yang terlibat.

    Secara teori, saat pesawat / sayap terbang sangat dekat dengan

    permukaan tanah, terjadi interupsi wingtip vortices serta downwash

    dibelakang sayap terhadap permukaan. Semakin rendah pesawat tersebut

    terbang, wingtip vortices menjadi semakin tak terbentuk. Hal ini

    menyebabkan induced drag menurun.

    Tentunya hal ini akan menyebabkan gaya dorong (thrust) yangdibutuhkan menjadi lebih kecil dibandingkan dalam kondisi out of ground

    effect.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    7/20

    II-7

    Sehingga dapat diilustrasikan dengan kedua grafik berikut:

    Gambar II. 6 Grafik Thrust Required VS Kecepatan

    (Anderson, John D : 1984)

    Gambar II. 7 Grafik CL VS AoA

    (Anderson, John D : 1984)

    Gambar II.6 menunjukkan bahwa pada kecepatan rendah, thrust yang

    dibutuhkan dalam kondisi in-ground effect, lebih kecil dibandingkan pada

    kondisi out-of ground effect .Namun, seiring bertambahnya kecepatan, thrust

    yang dibutuhkan akan semakin sama besar.

    Gambar II.7 menunjukkan bahwa dalam kondisi in-ground effect,

    angle of attack yang sama besar dengan out-of ground effect akan

    menghasilkan koefisien gaya angkat yang lebih besar.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    8/20

    II-8

    Agar efeknya menjadi besar, sayap harus cukup dekat dengan tanah.

    Seperti yang kita tahu, salah satu hasil langsung dari ground effect adalah

    variasi dari induced drag dengan ketinggian sayap di atas tanah pada koefisien

    lift yang konstan. Ketika sayap berada pada ketinggian sama dengan

    rentangannya, pengurangan induced drag adalah hanya 1,4 persen. Namun,

    ketika sayap berada pada ketinggian sama dengan seperempat bentang

    sayapnya, pengurangan induced drag adalah 23,5 persen, dan ketika sayap

    berada pada ketinggian sama dengan sepersepuluh bentang sayapnya,

    pengurangan induced drag sebesar 47,6 persen1. Dengan demikian,

    pengurangan yang cukup besar pada induced drag akan terjadi hanya ketika

    sayap sangat dekat dengan tanah. Karena variasi ini, ground effect yang

    paling diarasakan diakui selama lepas landas atau sesaat sebelum touchdown

    pada waktu mendarat.

    Gambar II. 8 Ground Effect

    (http://seaeagleinternational.com)

    1www.ilmuterbang.com

  • 7/26/2019 terowongan angin

    9/20

    II-9

    Selain itu, terbang dekat dengan ground akan menambah tekanan

    udara pada lower surface sayap seperti Gambar II.8. Dalam hal ini, sudut

    serang (AoA) yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah gaya angkat

    tertentu pun akan menjadi lebih kecil.

    Pada dasarnya, ground effect terbagi menjadi dua pendekatan, yaitu

    Chord Dominated Ground Effect dan Span Dominated Ground Effect.

    2.2.1 Chord Dominated Ground Ef fect (CDGE)

    Pada CDGE, parameter utama yang mempertimbangkannya ialah

    rasio antara ketinggian (height) dengan chord. Hal ini disebut juga height- to-

    chord ratio (h/c). Ketinggian di sini merupakan ketinggian antara permukaan

    tanah dan airfoil atau sayap.

    Penambahan gaya angkat disebabkan adanya pembentukan bantalan

    udara (air cushion) yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan statis saat

    adanya penurunan ketinggian.

    Gambar II. 9 Airfoil padakondisi out of ground (a) dan in ground effect (b)

    (Junde, Jiang : 2006)

    Pada Gambar II.9 terlihat perbeda anantara airfoil dengan kondisi

    tidak berada dalam ground effect (a) dan airfoil yang berada dalam ground

    effect (b). Secara teori, apabila ketinggian semakin mendekati 0, aliran udara

    menjadi stagnan, dan menghasilkan tekanan static tertinggi.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    10/20

    II-10

    2.2.2 Span Dominated Ground Ef fect (SDGE)

    Dalam pendekatan SDGE, terdapat parameter lain yang dikenal

    sebagai Height-to-Span ratio. Gaya hambat (drag) total adalah penjumlahan

    antara Profile Drag dan Induced Drag. Pada SDGE, induced drag akan

    berkurang karena pusaran udara (vortices) terbatasi oleh permukaan.

    Sehingga, pada saat kekuatan vortex menurun, sayap akan seolah-olah

    memiliki aspect ratio (AR) yang tinggi karena bentangan sayap (wingspan)

    efektifnya bertambah, walaupun secara geometric tetap.

    Gambar II. 10 Kekuatan vortex pada pesawat saat terbang dalam kondisi

    yang berbeda.

    (Junde, Jiang : 2006).

    2.3 Sejarah Wing in Ground Effect Aircraft

    Pada tahun 1920an, fenomena ground effect sudah dikenal, para pilot

    menyadari bahwa jika mereka terbang rendah dekat dengan runway terasa

    lebih efisien saat landing.Pada tahun 1934, US National Advisory Committee

    for Aeronautics mengeluarkan memorandum 771,

    Ground Effect on the Takeoff and Landing of Airplanes, yang

    diterjemahkan dari hasil penelitian. Pada awalnya terbang dengan ketinggian

    yang rendah sangat berbahaya karena tidak memiliki kebebasan untuk

    bermanuver. Tetapi pada pesawat yang lebih besar dan terbang di air hal

    tersebut diuji.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    11/20

    II-11

    Pengujian-pengujian kecil dilakukan di Skandinavia dan Finlandia

    sebelum perang dunia ke2. Pada tahun 1960an, atas kontribusi Rostislav

    Alexeyev dari Uni Soviet dan German Alexander Lippisch menghasilkan

    sebuah pesawat berbasisground effect.

    Alexeyev yang berlatarbelakang sebagai desainer kapal laut dan

    Lippisch sebagai aeronautical engineer menghasilkan pesawat WIG yang

    dikenal dengan Lippisch.

    2.3.1 Wing in Ground Effect Aircraft

    Wing in Ground Effect Aircraft (WIG) merupakan pesawat yang

    memanfaatkan prinsip ground effect untuk terbang. WIG memiliki prinsip

    yang hampir sama dengan hovercraft. Prinsip sederhananya, saat pesawat ini

    terbang, pesawat ini seolah-olah seperti ditopang oleh udara.

    Beberapa orang menyebutnya air cushion(bantalan udara). Sehingga,

    pada saat terbang, penumpang akan merasa seperti melayang (floating),

    terutama pada saat landing.

    Pada awalnya, WIG selalu didesain hanya untuk terbang pada kondisi

    ground effect. Setiap WIG tidak bisa melakukan free flight (terbang dengan

    out of ground effect). Maka dari itu, WIG biasanya digunakan untuk

    penerbangan jarak pendek dalam transportasi antar pulau. Namun, dalam

    pengembangannya, beberapa WIG dapat menambah ketinggiannya hingga

    diatas 150 m diatas permukaan.

    Dewasa ini, International Maritime Organization membagi WIG

    menjadi 3 tipe:

    WIG Tipe A : merupakan pesawat yang tersertifikasi untuk operasi

    hanya padaground effect.

    WIG Tipe B : merupakan pesawat yang tersertifikasi untuk operasi

    diluar pengaruh ground effect namun tinggi terbang tidak lebih dari 150 m

    diatas permukaan.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    12/20

    II-12

    WIG Tipe C : merupakan pesawat yang tersertifikasi untuk operasi

    diluar pengaruh ground effect dan dapat terbang lebih dari 150 m diatas

    permukaan.

    Ketiga tipe ini, dikhususkan untuk WIG dengan penumpang 12 orang

    atau lebih.

    Selain itu, WIG juga dapat terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan

    konfigurasi sayapnya yaitu Ekranoplan Wings, Tandem Wings, dan Inverted

    Delta Wings.

    2.3.1.1 Ram Wing

    Merupakan konsep paling awal dalam pembuatan Wing In Ground

    Effect Aircraft. Konfigurasi ini cenderung memilikiAspect Ratio(AR) rendah

    dengan penampang sayap yang mendekati bentuk persegi. Selain itu, pesawat

    bertipe ini, memiliki horizontal stabilizer besar yang dipasang pada out of

    ground, hal ini bertujuan untuk memberikan keseimbangan yang diperlukan.

    Contoh pesawat yang menggunakan konfigurasi ini ialah Sky-1 sepertiGambar II.11.

    Gambar II. 11Sky-1

    (www.se-technology.com)

  • 7/26/2019 terowongan angin

    13/20

    II-13

    2.3.1.2 Ekranoplan Wings

    Pertama kali didesain oleh Rostislav Alexeyev. Sayap berjenis ini

    cenderung lebih pendek dibandingkan sayap berjenis lain. Contoh WIG yang

    menggunakan prinsip ekranoplan adalah Korabl Maket atau sering disebut

    juga Caspian Sea Monsterseperti Gambar II.12.

    Gambar II. 12 Caspian Sea Monster

    (Qihui, Lee : 2006)

    2.3.1.3 Tandem Wings

    Konfigurasi ini dikembangkan oleh orang Jerman bernama Gunther

    Jrg. Konfigurasi ini menggunakan 2 buah sayap kecil yang dipasang dalam

    satu baris. Konfigurasi jenis ini juga cukup baik dalam stabilitas, dan pesawat

    yang menggunakan sayap jenis ini tidak membutuhkan horizontal stabilizer

    lagi. Contoh pesawat yang memiliki konfigurasi ini ialah Skimmerfoil (Jorg

    VI) seperti Gambar II.13.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    14/20

    II-14

    Gambar II. 13 Jrg VI danJrg II

    (www.se-technology.com)

    2.3.1.4 Inverted Delta Wings

    Dikembangkan olehAlexander Lippisch. Sayap pesawat ini berbentuk

    delta, namun dibalik. Beberapa eksperimen menyatakan bahwa WIG jenis ini

    memiliki kestabilan yang lebih baik dibandingkan jenis lain. Contoh WIG

    yang menggunakan sayap bertipe ini adalah Lippisch X-114, seperti pada

    Gambar II.14.

    Gambar II. 14 Lippisch X-114

    (Junde, Jiang : 2006)

  • 7/26/2019 terowongan angin

    15/20

    II-15

    Kelebihan dari WIG ialah dapat memiliki efisiensi fuel yang lebih

    besar, karena lift-induced drag yang dihasilkan cukup kecil dibandingkan

    dengan pesawat out-of ground effect. Selain itu faktor keselamatan juga lebih

    baik, karena pesawat terbang cukup dekat dengan air. Saat terjadi engine

    failurepada saat penerbangan di atas permukaan air, pesawat dapat mendarat

    dengan cukup aman.

    Walau begitu, WIG tetap memiliki kekurangan. Cara menerbangkan

    pesawat ini cukup sulit, terutama pada saat banking.Banking yang berlebihan

    akan mengakibatkan ujung sayap berbenturan dengan air dan mengakibatkankecelakaan. Selain itu, sangat berbahaya apabila menerbangkan WIG pada

    saat terjadi gelombang yang cukup tinggi.

    2.4 Wind Tunnel

    Wind tunnel atau terowongan angin adalah peralatan yang digunakan

    untuk melakukan pengujian aerodinamik terhadap sebuahmodel.

    Model ditempatkan di dalam seksi uji terowongan angin. Dengandemikian ukuran model dibatasi ukuran seksi uji. Umumnya yang digunakan

    adalah panjang bentangan sayap.

    Dalam simulasi terowongan angin, model diasumsikan diam dan angin

    bergerak dengan kecepatan tertentu. Sedang pada kondisi nyata pesawat

    dianggap bergerak dan angin relatif diam. Itu sebabnya aliran udara dalam

    seksi uji terowongan angin harus memenuhi persyaratan tertentu.

    Semua wind tunnel dapat dibagi menjadi 2 tipe: open loop ( biasa

    juga disebutstraight through) seperti Gambar II.15 dan closed loop (bisa

    juga disebut return flow) seperti Gambar II.16. Sistem open loop

    yaitudengan cara mengambil udara dari luar dan memasukaannya kedalam

    tunnel dan melepaskannyakembali ke luar. Tetapi close loop melakukan

    sirkulasi udara dengan udara yang sama, tanpa mengambilnya dari udara luar.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    16/20

    II-16

    Gambar II. 15 Close Loop Wind Tunnel

    (www.fi.edu)

    Gambar II. 16 Open Loop Wind Tunnel

    (www.fi.edu)

    Salah satu syarat yang penting dalam melakukan percobaan-percobaan

    dalam pengukuran aliran udara pada instalasi terowongan angin, adalah

    mengetahui dengan cermat distribusi kecepatan udara dan arah aliran udara

    didalan seksi uji.

    Suatu benda yang mempunyai gerakan relatif terhadap udara

    sekitarnya, akan mengalami gaya-gaya udara. Komponen gaya udara dalam

    arah aliran udara dinamakan tahanan. Akibat adanya benda ini, karakteristik

    aliran udara dimuka dan dibelakang benda tidak serupa. Setiap benda yang

    berada dalam aliran udara akan mengalami gaya-gaya udara. Gaya-gaya udara

    ini biasanya dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen yang bekerja

    tegak lurus terhadap aliran udara dinamakan gaya angkat(lift), dan komponen

    yang bekerja berlawanan dengan dengan aliran udara dinamakan (drag).

  • 7/26/2019 terowongan angin

    17/20

    II-17

    2.5 Airfoil

    Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat

    menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu

    aliran udara. Airfoil merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang

    dihasilkan oleh perpotongan tegak lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata

    lain airfoil merupakan bentuk sayap secara dua dimensi seperti pada Gambar

    II.17.

    Gambar II. 17 Airfoil

    (www.copters.com)

    Ketika melewati atau dilewati suatu aliran udara, disekitar penampang

    airfoil akan terjadi perbedaan kecepatan aliran udara di atas sayap dan

    dibawah sayap.

    Kecepatan udara yang melewati permukaan atas sayap cenderung akan

    lebih cepat daripada kecepatan udara yang melewati permukaan bagian

    bawahs sayap. Perbedaan kecepatan ini akan memicu adanya perbedaan

    tekanan udara di atas sayap dan di bawah sayap pesawat.

    Karena kecepatan berbanding terballik dengan tekanan, maka tekanan

    udara di atas sayap akan lebih kecil dibandingkan tekanan udara dibawah

    sayap.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    18/20

    II-18

    Karena tekanan bergerak dari tekanan kecil menuju ke tekanan yang

    lebih besar, maka pesawat akan terangkat dan dapat terbang.tekana atau gaya

    yang dapat mengangkat pesawat ini dinamakan lift.

    Dari percobaan yang dilakukan di terowongan angin pada pesawat

    dengan ukuran penuh, ditetapkan bahwa udara yang mengalir di sepanjang

    permukaan sayap dengan sudut serang yang berbeda, ada daerah-daerah di

    sepanjang permukaan yang tekanannya negatif, atau lebih kecil dari tekanan

    atmosfer.

    Tekanan negatif pada permukaan atas menciptakan gaya yang relatif

    lebih besardi sayap dari pada yang disebabkan oleh tekanan positif yang

    dihasilkan dari udara yang mengalir menuju sayap permukaan bawah. Pada

    gambar dibawah ditunjukan tekanan di sepanjang airfoil untuk tiga macam

    sudut serang yang berbeda.

    Gambar II. 18 Distribusi Tekanan Untuk Sudut Serang Yang Berbeda

    (http://panggih15.word)

  • 7/26/2019 terowongan angin

    19/20

    II-19

    Pada Gambar II.18 pada sudut serang yang besar pusat tekanan akan

    bergerak maju, sementara pada sudut serang yang kecil pusat tekanan

    cenderung bergerak kebelakang.

    Sebuah airfoil yang streamline sempurna dan mempunyai tahanan

    angin yang rendah, kadang-kadang tidak memiliki cukup daya angkat untuk

    mengangkat pesaawt dari permukaan bumi.

    Jadi pesawat modern memiliki airfoil yang rancangannya sangat

    ekstrim, dengan bentuk berbeda berdasarkan untuk keperluan apa pesawat itu

    dirancang.

    Gambar II.19 memperlihatkan beberapa bentuk penampang airfoil.

    Gambar II. 19 Bentuk Penampang Airfoil

    (http://ma3naido.blogspot.com)

    2.6 CATIA V5R19

    Penulis menggunakan perangkat lunak (software) ini untuk mendesain

    rancangan pesawat model ALPHA X-01. ComputerAided Three-dimensional

    Interactive Application (CATIA) adalah multi platform CAD/CAM/CAE

    perangkat lunak yang komersial yang dikembangkan olehDessault Systemes,

    yang pada awalnya digunakan untuk merancang dam pengembangan jet

    tempur Dessaults Mirrage, dan setelah sukses dengan pengembangan

    tersebut, CATIA digunakan diseluruh dunia.

  • 7/26/2019 terowongan angin

    20/20

    II-20

    Nama software ini pada awalnya CATI namun kemudian diganti

    CATIA pada tahun 1981. Pada tahun 1996, versi terbaru CATIA dinamakan

    sebagai CATIA V4 dengan maksud adalah porting dari satu sampai empat

    sistem operasi Unix. Selanjutnya, pada 1998 versi keseluruhan ditulis ulang

    oleh CATIA, dan CATIA V5 dirilis. Denngan dukungan UNIX, Windows NT,

    dan Windows XP sejak 2001, CATIA V5 memimpin pengembangan solusi

    untuk semua proses manufaktur dan desain.