Ternak Stress Sbum Dipotong
Click here to load reader
-
Upload
imelda-gisela-prima-paskhalien -
Category
Documents
-
view
47 -
download
3
Transcript of Ternak Stress Sbum Dipotong
Stress selama ternak ditransportasi
Selama selang waktu (relatif pendek) yang terjadi setelah ternak mencapai bobot potong yang
dikehendaki oleh produsen sampai pada saat pemotongan, ternak dapat mengalami perubahan
kondisi yang cukup banyak. Perubahan kondisi dimaksud dapat disebabkan hewan berjalan
sampai ke rumah potong hewan atau ditransportasikan sehingga ternak mengalami cekaman
atau stress.
Penyebab stres fisiologis saat ternak ditransportasikan ke tempat pemotongan adalah puasa,
kelelahan, ketakutan, perkelahian, kepadatan waktu pengangkutan, keadaan iklim,
penanganan pada perjalanan, keefektifan istirahat. Manifestasi dari stress transportasi adlah
terjadi pengurangan bobot badan, penurunan presentase karkas, penurunan bobot hati, luka-
luka, kekurangan nafas atau O2, kekurangan glikogen otot sebelum pemotongan, akselerasi
perombakan glikogen sebelum pemotongan, dan pengeluaran darah yang kurang sempurna
pada saat pemotongan.
Peristiwa yang terjadi pada ternak selama transportasi adalah (1) Peningkatan mobilisasi
glikogen otot yang menyebabkan rendahnya energi cadangan dalam otot, sehingga
meningkatkan level laktat darah; dan (2) Hiperadrenalis, terutama katekolamin khususnya
epinefrin yang membantu membebaskan glukosa dari glikogen hati dan otot, begitu pula
lemak yang tersimpan dalam beberapa lokasi dalam tubuh untuk memelihara suplai energi
yang diperlukan mengatasi stress. Epinefrin dan norepinefrin juga membantu
mempertahankan laju sirkulasi darah yang saksama dengan pengaruhnya terhadap jantung
dan pembuluh darah.
Transportasi menyebabkan ternak mengalami urinasi dan defikasi lebih sering terutama pada
awal perjalan, sehingga ternak akan kehilangan bobot badan. Disamping itu, ternak juga
kehilangan air, bukan saja disebabkan karena lebih sering urinasi tetapi juga karena bernapas
dan berkeringat. Penyusutan bobot badan pada umunya terjadi 5% dalam lima jam pertama,
selanjutnya0,17% setiap jam selama 30 sampai 36 jam berikutnya. Oleh karena itu lama
dalam perjalanan lebih berpengaruh dibandingkan dengan jarak, karena lebih lama dalam
perjalan maka ternak akan lebih banyak mengalami urinasi dan defikasi.
Istirahat sebelum pemotongan
Pemulihan kondisi ternak akibat cekaman (stress) dan kelelahan selama transportasi
memerlukan waktu istirahat yang cukup ditempat penampungan sebelum dipotong. Selama
proses pemulihan kondisi otot dari kelelahan, akumulasi asam laktat diangkut keluar otot
melalui aliran darah dan dikonversi lagi menjadi glukosa dalam hati. Proses pemulihan ini
dapat berlangsung dengan cepat untuk kelelahan ringan, namun dapat memerlukan periode
waktu yang agak panjang apabila kelelahan itu cukup berat. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
dengan waktu dan nutrisi yang memadai, glikogen dapat disimpan kembali dalam otot
dengan jumlah yang wajar yaitu sekitar satu persen dari bobot otot mungkin sekitar 3 sampai
4 hari.
Dapus :
Mas’ud, Muhamad Sayuti. (1999). Pengaruh lama istirahat terhadap kadar asam laktat,
glukosa dan magnesium darah pada sapi Bali. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.