TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: PUTRI SEPTIA DIANITA NIM. F0306064 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2 0 10

Transcript of TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di...

Page 1: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

PUTRI SEPTIA DIANITA

NIM. F0306064

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2 0 10

Page 2: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“But while I loved all of these course, there was an irresistible attraction of

economics “

Tapi saat saya menyukai semua kursus/kuliah ini, ada ketertarikan tidak

tertahankan pada ekonomi

(Joseph E. Stiglitz, pemenang nobel ekonomi)

“Science is the great antidote to the poison of enthusiasm and superstition”

Ilmu pengetahuan adalah penangkal hebat dari racun antusiasme dan tahayul

(Adam Smith)

Page 5: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Kan ku persembahan karya kecilku ini untuk:

Allah SWT atas karunia dan kemurahan hatiNya

yang telah melimpahkan ilmu pengetahuan yang tiada terkira

nilainya

Bapak & Ibuku yang paling aku cintai

terima kasih doa, bimbingan, dan kasih sayangnya kepada ananda

My beloved sisters yang tidak bosan-bosannya

memberikan dukungan & semangat

Almamaterku

Terima kasih semuanya

Page 6: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MODERASI”, sebagai

tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M.Si,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, perhatian, dan pengarahan yang sangat berharga

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih-ku ucapkan

atas semua ilmu dan kenangan yang telah dibagi.

5. Keluargaku tercinta (khususnya Ayah Ibuku) yang selalu memberikan

dukungan, kepercayaan, dan doa-doa yang selalu terpanjatkan di setiap

malam. Inilah salah satu wujud baktiku...

Page 7: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. My beloved sisters ( twin sisters ” mbak Fita & Fitri”, mbak Yani, dan

mbak Sari) dan mas-mas iparku ( mas Bowo & mas Awan), terimakasih

atas dukungan, perhatian, dan kesabaran untuk adekmu yang manja ini.

7. Sahabat-sahabatku, hily, sesa, mila, mira, ghea, mawar, dan ira,

terimakasih sudah setiakawan saat kita menimba ilmu di bangku

perkuliahan ini. Senang berdiskusi bersama kalian.

8. Buat Denny Duwur, Rofi Farih, Satria, Loggar, Titut, Tata, Dyah, Moer,

Resya, Rowjack, Adiet, Darmo, Hanung, Kris, dll kocak sekali masa-masa

kuliah bersama kalian. Sukses buat kita semua.

9. Buat bapemania, terimakasih atas kepercayaannya untuk memberikan

kesempatan bagi saya sebagai Pimpinan Redaksi KOME, sungguh

pengalaman organisasi yang luar biasa. Salam Persma!!!

10. Accounting Society’06, terimakasih sudah berjuang bersama, saling

mengisi ketika kuliah. Keep contact ya, teman-teman.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan

demi perbaikan yang berkelanjutan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, September 2010

Penulis

Page 8: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ...................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

E. Sistematika Penulisan…………………………………………………8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Laba .................................................................... 10

1. Definisi Manajemen Laba .................................................................... 10

2. Motivasi Manajemen Laba ................................................................... 13

3. Teknik Manajemen Laba ...................................................................... 18

Page 9: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Pembentukan Manajemen Laba ........................................................... 20

B. Corporate Sosial Responsibility (CSR) ................................................ 22

C. Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 24

D. Kerangka Teoritis ................................................................................. 32

BAB III METODA PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................. 35

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 35

C. Variabel Penelitian ............................................................................... 36

1. Variabel Dependen .......................................................................... 37

2. Variabel Independen ........................................................................ 38

3. Variabel Moderasi ........................................................................... 39

4. Variabel Kontrol .............................................................................. 40

D. Metoda Analisis Data ........................................................................... 42

1. Pengujian Statistik Deskriptif .......................................................... 42

2. Pengujian Asumsi Klasik ................................................................ 43

3. Pengujian Hipotesis……………………………………………….. 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Akrual Kelolaan ..................................................................... 48

B. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 51

C. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 52

D. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 54

Page 10: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 59

B. Keterbatasan ......................................................................................... 60

C. Implikasi ............................................................................................... 60

D. Saran ..................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 63

LAMPIRAN………………………………………………………………….67

Page 11: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Kriteria Pengambilan Sampel ....................................................... 36

Tabel IV. 1 Hasil Regresi Manajemen Laba (DAC) ........................................ 49

Tabel IV. 2 Statistik Deskriptif ........................................................................ 51

Tabel IV. 3 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 53

Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Regresi Model 1 ................................................. 55

Tabel IV. 5 Hasil Pengujian Regresi Model 2 ................................................ 56

Page 12: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Kerangka Teoritis Model 1 ......................................................... 33

Gambar II. 2 Kerangka Teoritis Model 2 ......................................................... 34

Page 13: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ..................................................... 67

Lampiran 2 Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan ........................................................................................ 68

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ................................................................. 71

Lampiran 4 Hasil Regresi Manajemen Laba (DAC) ................................ 71

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Model 1 ............................................... 72

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Model 2 ............................................... 71

Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinearitas Model 1...................................... 73

Lampiran 8 Hasil Uji Multikolinearitas Model 2...................................... 73

Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis Model 1 .................................................. 74

Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis Model 2 ................................................ 75

Page 14: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Putri Septia Dianita

NIM. F0306064

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai

pengaruh praktik manajemen laba terhadap aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR), dan selanjutnya meneliti dampak hubungan tersebut

(manajemen laba dan CSR) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di

masa depan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 – 2008.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode puposive sampling

dan metode statistik yang digunakan adalah ordinary least square regression.

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa perusahaan yang

melakukan praktik manajemen laba tidak mempunyai pengaruh terhadap aktivitas

CSR. Selain itu, berdasar hipotesis kedua dijelaskan bahwa aktivitas CSR yang

berkaitan dengan praktik manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan perusahaan di masa depan.

Kata kunci : corporate social responsibility, manajemen laba, kinerja keuangan

Page 15: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

Putri Septia Dianita

NIM. F0306064

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

This study aims to obtain empirical evidence about the effect on the

activity of earnings management practices of Corporate Social Responsibility

(CSR), and further examine the impact of these relationships (earnings

management and CSR) effect on the financial performance of companies in the

future. Samples used in this study were 27 companies listed in Indonesia Stock

Exchange during the years 2006-2008. Data collected by puposive sampling

method and statistical method used is ordinary least square regression.

The study provides empirical evidence that companies that engage in the

practice of earnings management has no influence on CSR activities. In addition,

the second hypothesis, based CSR explained that the activities associated with

earnings management practices negatively affect the company's financial

performance in the future.

Keywords : corporate social responsibility, earnings management, corporate

financial performance

Page 16: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan alat utama bagi manajemen untuk

menyampaikan informasi keuangan perusahaan. Penyampaian informasi

keuangan melalui laporan keuangan perlu dilakukan untuk memenuhi tanggung

jawab manajemen kepada pemilik perusahaan, sekaligus memenuhi kebutuhan

pihak eksternal maupun internal perusahaan (stakeholders) yang kurang memiliki

wewenang untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari sumber

langsung perusahaan (Boediono, 2005). Komponen penting dalam laporan

keuangan yang seringkali dijadikan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja

manajemen adalah laba (earnings). Laba memiliki nilai relevansi tinggi karena

secara statistik berhubungan dengan peningkatan dan penurunan harga saham,

serta dapat digunakan untuk memprediksikan kinerja perusahaan di masa depan

(Francis dan Schipper, 1999).

Oleh karena laba merupakan indikator kinerja perusahaan dan mempunyai

relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, maka pihak

stakeholders sering menggunakan angka laba sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomik. Shareholder mempertimbangkan angka laba untuk membuat

keputusan investasi, kreditur menggunakan angka laba sebagai dasar membuat

keputusan pemberian atau penolakan pinjaman, pemerintah menggunakan angka

laba sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan perusahaan, karyawan

perusahaan menggunakan angka laba untuk memastikan kesejahteraan mereka

Page 17: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dimana ia bekerja, dan masih banyak kelompok stakeholder lainnya yang

menggunakan angka laba untuk memastikan kelangsungan kepentingan utama

mereka pada perusahaan.

Namun masalah akan terjadi ketika relevansi laba sebagai alat pengukur

kinerja perusahaan dihadapkan dengan praktik manipulasi (manajemen laba)

yang dilakukan oleh manajer. Watt dan Zimmerman (1978) menetapkan

manajemen laba sebagai tindakan manajer dalam menggunakan kebijakan

akuntansi terhadap pelaporan angka-angka akuntansi yang tidak sesuai dengan

kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya, dan menyebabkan angka laba

tersebut menyesatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Bagaimanapun manajer dapat melaporkan laba yang lebih tinggi atau lebih rendah

dari angka laba yang sesungguhnya, tanpa melanggar Prinsip Akuntansi Berlaku

Umum (PABU), karena PABU memberikan kebebasan bagi manajer untuk

menentukan kebijakan akuntansi dalam rangka menentukan angka laba yang

dilaporkan. Untuk itu Healy dan Wahlen (1999) mendefinisikan manajemen laba

sebagai tindakan manajer yang menggunakan judgment dalam pelaporan

keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan yang

menyesatkan terhadap pemegang saham atas dasar kinerja ekonomi perusahaan

untuk mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka-

angka akuntansi yang dilaporkan. Pendapat tersebut secara implisit dapat diartikan

bahwa manajemen laba erat kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari

manajer melakukan manajemen laba.

Motivasi manajemen laba mengindikasikan secara eksplisit praktik

manajemen laba yang disengaja oleh manajer, yang pada akhirnya membawa

Page 18: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

konsekuensi negatif terhadap shareholders, karyawan, komunitas dimana

perusahaan beroperasi, masyarakat, karier dan reputasi manajer yang

bersangkutan (Zahra, Priem dan Rasheed, 2005). Salah satu konsekuensi paling

fatal akibat tindakan manajemen yang memanipulasi laba adalah perusahaan akan

kehilangan dukungan dari para stakeholders-nya. Stakeholder akan memberikan

respon negatif berupa tekanan dari investor, sanksi dari regulator, ditinggalkan

rekan kerja, boikot dari para aktivis, dan pemberitaan negatif media massa (Prior,

et al., 2008). Tindakan tersebut wujud ketidakpuasan stakeholders terhadap

kinerja perusahaan yang dimanipulasi, dan pada akhirnya berimbas merusak

reputasi perusahaan di pasar modal (Fombrun, Gardberg dan Barnett, 2000).

Oleh karena itu, manajer menggunakan suatu strategi pertahanan diri

(entrenchment strategy) untuk mengantisipasi ketidakpuasan stakeholder-nya

ketika ia melaporkan kinerja perusahaan yang kurang memuaskan. Strategi

pertahanan diri manajer tersebut sebagai upaya untuk tetap mempertahankan

reputasi perusahaan dan melindungi karier manajer secara pribadi. Salah satu cara

yang digunakan manajer sebagai strategi pertahan diri adalah mengeluarkan

kebijakan perusahan tentang penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).

CSR berkaitan dengan persoalan etika dan moral mengenai pembuat keputusan

kebijakan dan perilaku, seperti menempatkan persoalan komplek terhadap

penjagaan pelestarian lingkungan, manajemen sumber daya manusia, kesehatan

dan keamanan kerja, hubungan dengan komunitas lokal, dan menjalin hubungan

harmonis dengan pemasok dan pelanggan (Castelo dan Lima, 2006).

Pengungkapan informasi mengenai perilaku dan hasil berkenaan dengan tanggung

jawab sosial sangat membantu membangun sebuah citra (image) positif diantara

Page 19: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

para stakeholders (Orlitzky, Schmidt dan Rynes, 2003). Citra positif ini dapat

membantu perusahaan untuk mendirikan ikatan komunitas dan membangun

reputasi perusahaan di pasar modal karena dapat meningkatkan kemampuan

mereka dalam menegosiasikan kontrak yang menarik dengan suplier dan

pemerintah, menetapkan premium prices terhadap barang dan jasa, dan

mengurangi biaya modal (Fombrun et al., 2000). Castelo dan Lima (2006)

menjelaskan bahwa melalui praktik CSR, perusahaan dapat menghasilkan lebih

banyak perlakuan yang lebih menguntungkan berkenaan dengan regulasi, serta

mendapatkan dukungan dari kelompok aktivis sosial, legitimasi dari komunitas

industri, dan pemberitaan positif dari media, yang pada akhirnya reputasi

perusahaan tetap terjaga dengan baik.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan

oleh Prior, Surroca, dan Tribo (2008). Berikut ini perbedaan antara penelitian ini

dengan penelitian Prior, Surroca, dan Tribo (2008):

1. Periode pengamatan.

Periode penelitian ini selama 3 tahun dalam periode 2006-2008

agar informasi yang diperoleh lebih relevan dengan masa kini. Sedangkan

penelitian Prior, Surroca, dan Tribo (2008) mengambil rentang waktu

selama tiga tahun dalam periode 2002-2004.

2. Jumlah dan jenis sampel penelitian

Sampel penelitian ini merupakan perusahaan-perusahaan

manufaktur yang mengungkap program CSR di Bursa Efek Indonesia

(BEI) untuk tahun 2006-2008 berfokus hanya di negara Indonesia sebab

penelitian mengenai Earnings Management terhadap praktik Corporate

Page 20: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sosial Responsibility dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai

variabel moderating belum pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya.

Sementara, Prior, Surroca, dan Tribo (2008) menggunakan sampel terdiri

atas 593 perusahaan industri meliputi database SiRi Pro™ pada tahun

2002-2004 mengkhususkan pada analisis sosially responsible invesment,

dan berada di Eropa, Amerika Utara, dan Australia.

3. Teknik pengukuran pengungkapan CSR

Instrumen pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring

(2005), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori:

Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan

Umum. Sedangkan penelitian Prior, Surroca, dan Tribo (2008) mengacu

pada deskripsi item yang terdapat pada data SiRi Pro™.

Konteks permasalahan penelitian ini adalah adanya dugaan bahwa manajer

menggunakan mekanisme CSR sebagai alat yang ampuh untuk pertahanan diri

ketika mereka melakukan tindakan yang merusak kepentingan shareholders atau

stakeholder lainnya. Cespa dan Cestone (2007) menjelaskan bahwa manajemen

yang memanipulasi laba mempunyai insentif untuk memproyeksikan socially-

friendly image melalui aktivitas CSR untuk memperoleh dukungan dari

stakeholders. Dengan taktik ini, manager akan mengurangi kemungkinan

mendapat tekanan akibat ketidakpuasan shareholders atau stakeholders lainnya

yang kepentingannya dirusak dengan adanya praktik manajemen laba. Selanjutnya

Prior et al. (2008) melaporkan bahwa masih ada pertentangan pengaruh antara

Page 21: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

manajemen laba dan CSR, yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja

keuangan perusahaan. Bagaimanapun, perusahaan yang melaksanakan program

CSR harus menyediakan sumber keuangan memadai yang akan mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Fenomena tersebut

mendorong pihak akademis untuk melakukan penelitian yang menjelaskan

pengaruh manajemen laba terhadap CSR, dan selanjutnya meneliti dampak

hubungan tersebut (manajemen laba dan CSR) terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang tersebut dan beberapa hasil penelitian

sebelumnya, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah:

1. Apakah praktik manajemen laba mempengaruhi aktivitas Corporate

Social Responsibility?

2. Apakah aktivitas Corporate Social Responsibility yang berkaitan dengan

praktik manajemen laba mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di

masa depan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dari

penelitian ini adalah menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang:

1. Pengaruh praktik manajemen laba terhadap aktivitas Corporate Social

Responsibility;

Page 22: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Pengaruh aktivitas Corporate Social Responsibility yang berkaitan dengan

praktik manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa

depan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak

sebagai berikut :

1. Manajemen

Memberikan peringatan kepada pihak manajemen yang

melaksanakan program CSR dalam rangka memperbaiki citra perusahaan

namun sekaligus sebagai strategi pertahanan diri mereka untuk menutupi

praktik manajemen laba merupakan tindakan yang tidak etis, dan pada

akhirnya dapat merugikan kinerja perusahaan di masa depan.

2. Investor dan Kreditur

Memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

(pemberian pinjaman) pada perusahaan-perusahaan yang melaksanakan

program CSR, bahwa kemungkinan manajemennya melakukan praktik

manajemen laba (earnings management) untuk memanipulasi laba yang

dilaporkan.

3. Regulator (IAI, BAPEPAM-LK dan BEI)

Memberikan masukan IAI untuk membuat standar akuntansi yang

dapat mempersempit usaha manajemen agar tidak melakukan manajemen

laba yang menyesatkan stakeholder-nya. Sebagai bahan masukan bagi

Bapepem-LK dan BEI untuk membuat peraturan tentang pengungkapan

Page 23: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dampak program CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan jangka

panjang.

4. Akademisi

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori keagenan

bahwa manajemen sebagai agen stakeholder, yaitu terdapat hubungan

multilateral antara manajemen dan para stakeholder dalam suatu

perusahaan. Hasil penelitian ini juga memberi kontribusi pengembangan

literatur manajemen laba, bahwa CSR dapat digunakan sebagai sarana

pertahanan diri manajemen ketika mereka melakukan praktik manajemen

laba.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA

Bab ini menjelaskan mengenai konsep manajemen laba, corporate

social responsibility, pengembangan hipotesis dan kerangka

teoritis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik

pengambilan sampel, definisi operasional dan pengukuran variabel,

serta metode analisis data.

Page 24: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai analisis statistik deskriptif,

pengujian kualitas data, dan pengujian hipótesis.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran, dan

implikasi praktis penelitian.

Page 25: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Laba

Bagian ini menjelaskan lebih rinci mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan manajemen laba mulai dari pengertian dari beberapa peneliti sebelumnya,

bentuk manajemen laba, dan motivasi yang mendasari terbentuknya manajemen

laba.

1. Definisi Manajemen Laba

Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari

upaya-upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan

manajemen informasi akuntansi, khususnya laba (earnings), demi kepentingan

pribadi dan/atau perusahaan (Gumanti, 2000).

Setiawati dan Na’im (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai

campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan

tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Manajemen laba merupakan

salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan.

Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan yang mempercayai

angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka tanpa rekayasa.

Widyaningdyah (2001) dalam penelitiannya menyatakan earnings

management merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangan

dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk

meningkatkan kesejahteraannya secara personal maupun untuk meningkatkan

nilai perusahaan.

Page 26: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Suyatmin dan Suwarno (2002) earnings management

mempunyai definisi sebagai sebagai berikut:

―earnings management terjadi ketika para manajer menggunakan

pertimbangan (judgementnya) dalam pelaporan keuangan dan di dalam

perancangan transaksi yang terstruktur untuk mengubah laporan keuangan

yang dapat menyesatkan stakeholders tentang dasar kinerja ekonomi

perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil sesuai kontrak yang tergantung

pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan‖.

Dalam Suyatmin dan Suwarno (2002) disebutkan bahwa earnings

management merupakan proses dengan sengaja, dalam batasan Generally

Accepted Accounting Principles (GAAP), untuk melaporkan tingkat laba

periodik (earnings) sesuai yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor

sebagai berikut ini.

a. Perilaku opportunistic manajer, yakni memaksimumkan kepuasan

dalam hubungannya dengan kompensasi, kontrak utang dan political

cost.

b. Keyakinan manajer bahwa earnings management dapat mempengaruhi

harga pasar saham.

Pengertian earnings management dilihat dari sudut etika dapat diartikan

sebagai suatu tindakan manjemen yang berkiblat pada dilaporkannya

pendapatan dan penyediaan keuntungan ekonomi yang tidak benar untuk

organisasi dan mungkin dalam faktanya dalam jangka panjang serta terjadinya

kerusakan (Suyatmin dan Suwarno, 2002).

Definisi manajemen laba yang hampir sama juga diungkapkan oleh

Schipper (1989) dalam Sutrisno (2002) yang menyatakan bahwa manajemen

laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan

Page 27: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai

lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).

Abarbanel dan Lehavy ( 2003) mendefinisikan earnings management

sebagai suatu tindakan oportunistik yang dilakukan oleh manajemen atau

tindakan yang diambil untuk menarik shareholders dalam pasar modal.

Scott (2003) mendefinisikan manajemen laba dalam penelitiannya

sebagai berikut ini.

―Given that managers can choose accounting policies from a set

(for example, GAAP), it is natural to expect that they will choose policies

so as to maximize their own utility and/or the market value of the firm‖.

Definisi manajemen laba tersebut dapat diartikan sebagai pemilihan

kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara

alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar

perusahaan. Scott (2003) membagi cara pemahaman atas manajemen laba

menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk

memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

utang, dan political cost (Opportunistic Earnings Management). Ke dua,

dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting

(Efficient Earnings Management), di mana manajemen laba memberi manajer

suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-

pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat

mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba,

misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan

laba sepanjang waktu.

Page 28: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Saputro dan Setiawati (2004) manajemen laba adalah campur

tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna

mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya

sendiri (atau perusahaannya sendiri).

Penelitian yang dilakukan oleh Ewert dan Wagenhofer (2005)

disebutkan bahwa akuntansi dalam earnings management meliputi interpretasi

dari standar akuntansi dan penerapan transaksi atau kejadian yang telah

dilakukan. Pada dasarnya manajer akan membagi beberapa angka dari laba

akuntansi dari satu periode ke periode yang lain.

Kusuma (2006) secara implisit dapat diartikan bahwa manajemen laba

erat kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari manajer melakukan

manajemen laba, sasaran-sasaran yang ingin dicapai manajer, dan penggunaan

judgment-judgment dalam pelaporan keuangan.

Sanjaya (2008) menyatakan bahwa manajemen laba cenderung

menyebabkan kualitas laporan keuangan menjadi lebih rendah karena tujuan

manajemen laba adalah untuk menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

2. Motivasi Manajemen Laba

Berdasarkan literatur dan didukung oleh riset empiris, Healy dan

Wahlen (1999) mengelompokkan motivasi manajemen untuk melakukan

manajemen laba menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Motivasi Pasar Modal

Meluasnya penggunaan informasi akuntansi oleh investor dan analis

keuangan guna menilai sekuritas dapat menimbulkan suatu insentif untuk

Page 29: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memanipulasi laba dalam rangka mempengaruhi kinerja harga sekuritas

jangka pendek. Beberapa riset empiris menunjukkan manajemen perusahaan

melakukan manajemen laba sebelum dilakukannya management buyout

(MBO). DeAngelo (1986) menyatakan informasi laba penting untuk

penilaian MBO dan ia menghipotesiskan manajer perusahaan buyout

mempunyai insentif untuk ―understate‖ laba. Dengan menggunakan metoda

akuntansi akrual, ia menguji 64 perusahaan yang terdaftar di New York

Stock Exchange (NYSE) dan American Stock Exchange selama perioda

1973—1982. Namun, hasil yang diperoleh tidak mendukung hipotesis

manajemen laba. Salah satu kelemahan dalam desain riset DeAngelo adalah

adanya asumsi bahwa komponen akrual nonkelolaan adalah nol. Ini tentu

kurang logis karena tingkat aktivitas ekonomi perusahaan yang

mempengaruhi besarnya akrual nonkelolaan selalu berubah dengan tingkat

perubahan yang berbeda-beda. Suatu model yang baik seharusnya

mengontrol perubahan akrual nonkelolaan yang disebabkan oleh perubahan

kondisi.

Perry dan Williams (1994) mencoba untuk memperbaiki desain riset

DeAngelo (1986) dengan menggunakan model Jones (1991) guna

mendeteksi manajemen laba. Guna memperkuat analisisnya, maka Perry

dan Williams juga membuat sampel kontrol, yaitu perusahaan yang

memiliki komparabilitas dengan perusahaan sampel yang tidak melakukan

MBO. Hasil yang diperoleh menunjukkan manajer perusahaan telah

melakukan manajemen laba sebelum MBO, yaitu dengan decreasing income

yang dilaporkan. Strategi manajemen laba yang dilakukan sebelum MBO

Page 30: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

diharapkan memberi keuntungan kepada manajemen, pemegang saham

yang mungkin menerima harga pembelian kembali yang lebih rendah.

Beberapa penelitian yang lain juga menguji apakah laba yang

dilaporkan oleh manajer adalah ―overstate‖ dalam perioda di sekitar

penawaran ekuitas (equity offering). Teoh dkk. (1998) menguji 1265

perusahaan yang melakukan equity offerings dengan perioda pengujian

mulai tahun 1976 sampai 1989. Ia menunjukkan bahwa manajer perusahaan

berupaya untuk menaikkan laba sebelum seasoned equity offers agar saham

yang ditawarkan laku karena pembeli akan mendapatkan dividen yang

tinggi.

b. Contracting Motivations

Data akuntansi digunakan untuk membantu memonitor dan

meregulasi hubungan kontraktual di antara beberapa stakeholders

perusahaan. Kontrak kompensasi eksplisit dan implisit digunakan untuk

membatasi insentif manajemen dan external stakeholders. Kontrak

perjanjian pinjaman dilakukan secara tertulis guna mencegah agar

manajemen tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan posisi

kreditur. Kontrak-kontrak tersebut seringkali menggunakan angka

akuntansi sebagai pengukur kinerja perusahaan seperti yang tercantum

dalam kontrak perjanjian. Watts dan Zimmerman (1978) menyatakan

kontrak-kontrak tersebut menimbulkan insentif bagi manajer untuk

melakukan manajemen laba, mengingat pihak stakeholders cenderung

tidak berupaya untuk mendeteksi dan menyelidiki ada-tidaknya manajemen

laba karena besarnya kos yang akan dikeluarkan untuk melakukannya.

Page 31: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Manajemen laba untuk alasan contracting ini cenderung menarik

perhatian badan penetap standar karena manajemen laba yang dilakukan

secara potensial akan menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan.

Selain itu, pelaporan keuangan digunakan untuk menyampaikan informasi

tidak hanya kepada investor, tetapi juga kepada kreditur dan wakil-wakil

investor yang duduk sebagai anggota dewan direktur.

Riset empiris yang mendukung hal ini dilakukan oleh De Angelo

dkk. (1994) yang telah menguji, apakah 76 perusahaan yang selama tahun

1980 sampai 1985 kinerjanya mendekati batas-batas dividend covenant

akan mengubah metoda akuntansi yang digunakan. Hasil riset mereka

menemukan 87% perusahaan melaporkan overstated reporting earnings

dan 8% melaporkan understated reporting earnings dan sisanya 5%

melakukan perataan laba. Ini merupakan bukti adanya manajemen laba

diantara perusahaan yang mendekati dividend covenant-nya.

Motivasi contracting ini selain mencakup kontrak pinjaman juga

mencakup kontrak kompensasi. Jadi, dua hipotesis yang dikemukakan

dalam TAP termasuk dalam kelompok motivasi contracting. Guidry dkk.

(1998) menemukan manajer divisi suatu perusahaan multivasional

cenderung menangguhkan income ketika target laba dalam rencana

bonusnya tidak akan terpenuhi dan ketika mereka berhak mendapatkan

bonus maksimum yang diijinkan berdasarkan program bonus. Beberapa

riset juga dilakukan untuk menguji insentif manajemen laba dengan adanya

kontrak kompensasi implisit (misalnya, DeAngelo 1988).

Page 32: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Regulatory Motivations

Terdapat tiga bentuk motivasi regulasi yang mendasari praktik

manajemen laba yaitu untuk menghindari regulasi industri, untuk

mengurangi risiko investigasi, dan intervensi oleh pemerintah berkaitan

dengan undang-undang anti-trust, serta untuk tujuan perencanaan pajak

(Jones 1991; Cahan 1992; Na'im dan Hartono 1996).

Setiawati (2002) memfokuskan pada perilaku manajemen laba dalam

kaitannya dengan insentif untuk meminimalkan pajak. Hasilnya tidak dapat

membuktikan bahwa perusahaan berusaha menurunkan laba pada tahun

1994 dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan pajak. Saran untuk

penelitian selanjutnya adalah menggunakan momen perubahan tarif pajak

penghasilan untuk mengevaluasi dampak penurunan tarif pajak terhadap

perilaku oportunis manajemen.

Penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi perilaku manajemen

laba dalam industri perbankan telah dilakukan oleh Setiawati dan Nai'm

(2001) yang mengindikasikan bahwa bank yang mengalami penurunan skor

kesehatan memilih kebijakan akrual yang dapat meningkatkan laba. Artinya,

manajemen melakukan manipulasi menaikkan laba karena adanya motivasi

regulasi dari BI, yaitu tentang tingkat kesehatan.

Beaver (2002) menggolongkan motivasi manajemen laba menjadi dua

yaitu oportunistik dan signalling. Motivasi mengelola akrual berhubungan

dengan perilaku kontrak kompensasi, kovenan hutang, penentuan harga di

pasar modal, pajak, litigasi dan regulasi. Teori signalling menjelaskan bahwa

sinyal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi asimetri informasi (Lo

Page 33: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2005). Apabila manajemen mengetahui lebih banyak mengenai kondisi

keuangan dan prospek perusahaan daripada pemegang saham, mereka dapat

memberikan sinyal dengan mencatat akrual kelolaan.

3. Teknik Manajemen Laba

Setiawati dan Na’im (2000) menyebutkan bahwa teknik untuk

merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen untuk mempengaruhi laba melalui judgement

terhadap estimasi akuntansi antara lain, estimasi tingkat piutang tidak

tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi

aktiva tidak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

b. Mengubah metoda akuntansi

Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu

transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari

metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.

c. Menggeser perioda biaya atau pendapatan

Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain:

mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda

akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi

sampai perioda akuntansi berikutnya, kerja sama dengan vendor untuk

mempercepat/menunda pengiriman tagihan sampai perioda akuntansi

berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan,

menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba, mengatur

saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain.

Page 34: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Perusahaan yang mencatat persediaan dengan menggunakan asumsi

LIFO, juga dapat merekayasa peningkatan laba melalui pengaturan

saldo persediaan.

Ronen dan Sadan (1975) dalam Suyatmin dan Agus (2002)

menunjukkan perekayasaan earnings dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Cara pertama dapat dilakukan manajemen dengan menentukan waktu

terjadinya kejadian tertentu melalui kebijaksanaan yang dimiliki untuk

mengurangi variasi laba yang dilaporkan. Cara kedua dapat dilakukan

manajemen dengan mengalokasikan pendapatan dan biaya tertentu untuk

beberapa perioda akuntansi. Cara ketiga dilakukan dengan menetapkan

kebijaksanaan sendiri di dalam mengklasifikasikan pos-pos laba rugi tertentu

kedalam kategori yang berbeda. Dari berbagai penelitian yang ada instrumen

yang sering digunakan untuk melakukan earnings management antara lain

adalah biaya pensiun, pos-pos luar biasa, kredit pajak investasi, depresiasi dan

biaya tetap, perbedaaan mata uang, klasifikasi akuntansi dan pencadangan.

Achmad dkk. (2007) dalam penelitiannya menyebutkan strategi

manajemen laba secara spesifik meliputi (1) perusahaan menggunakan strategi

flesibilitas dalam pengestimasian penyisihan piutang dan persediaan, (2)

perusahaan lebih menyukai strategi pelanggaran prinsip akuntansi dan

manajemen laba transaksional daripada pemanfaatan fleksibilitas akuntansi

akrual, serta (3) pergeseran pendapatan dan beban antar perusahaan untuk

menurunkan laba.

Page 35: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Pembentukan Manajemen Laba

Manajer dapat memilih beberapa bentuk manajemen laba tergantung

dari kebutuhan masing-masing perusahaan. Bentuk dari manajemen laba

antara lain Taking a Bath, Income Minimazation, Income Maximation, dan

Income Smoothing (Scoot, 2003). Berikut ini akan dijelaskan masing-masing

bentuk manajemen laba, sebagai berikut:

a. Taking a Bath

Terjadinya taking a bath pada perioda stres atau reorganisasi termasuk

pengangkatan CEO baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang

tinggi, manajer merasa dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi,

dengan begitu konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan

harapan laba yang akan datang meningkat. Dalam bentuk ini mengakui

adanya biaya pada perioda mendatang dan kerugian pada perioda

berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntung, tidak dapat

dihindari pada perioda tersebut. Untuk itu manajemen harus

menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya

mendatang serta melakukan clear the desk, sehingga laba yang

dilaporkan di perioda yang akan datang meningkat.

b. Income Minimization

Income minimization dilakukan sebagai alasan politis pada perioda

laba yang tinggi sehingga jika laba pada perioda mendatang

diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba

perioda sebelumnya atau dengan mempercepat penghapusan aktiva

tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran sebagai

Page 36: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

biaya. Pada saat probabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud

agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil

dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tidak

berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk Research and

Development, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak, gas dan

sebagainya.

c. Income Maximization

Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net

income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar. Perusahaan yang

melakukan pelanggaran perjanjian utang mungkin akan

memaksimalkan pendapatan. Jadi income maximization dilakukan

pada saat laba menurun.

d. Income Smoothing

Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara

sengaja untuk mencapai tren atau level tertentu (Belkaoui dalam

Suyatmin dan Agus (2000)). Menurut Beidelman (1973) dalam

Suyatmin dan Agus (2002) income smoothing merupakan usaha yang

disengaja untuk meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba

sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan.

Dalam hal ini perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen

perusahaan untuk mengurangi batas-batas yang diijinkan dalam praktik

akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar.

Page 37: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Studi DeFond dan Jiambalvo (1994); Sweeny (1994); Peltier-Rivest

(1999); Jaggi dan Lee (2001); dan Rosner (2003) dalam Herawati dan

Baridwan (2007) memberikan bukti empiris mengenai pola manajemen laba

dalam bentuk meningkatkan laba yang dilaporkan. Sedangkan beberapa studi

lain menyatakan bahwa manajer sedikit mungkin melakukan manajemen laba

yang meningkatkan laba, justru manajer lebih mungkin melakukan

manajemen laba yang menurunkan laba untuk menyoroti kesulitan keuangan

perusahaan yaitu DeAngelo et al. (1994); dan Saleh dan Ahmed (2005) dalam

Herawati dan Baridwan (2007). Jadi pola manajemen laba yang dapat

dilakukan oleh manajer ada dua, yaitu meningkatkan laba dan menurunkan

laba yang dilaporkan.

B. Corporate Sosial Responsibility (CSR)

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

mendefinisikan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi

pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan

serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun

masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang

bermanfaat, baik dari segi bisnis maupun untuk pembangunan. Konsep CSR

melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga masyarakat,

serta komunitas lokal yang bersifat statis. Kemitraan ini sebagai bentuk tanggung

jawab bersama secara sosial antara stakeholders.

Page 38: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sementara Belkaoui (2006) menjelaskan bahwa disiplin akuntansi

merespon perkembangan pertanggungjawaban sosial perusahaan dengan

melahirkan wacana baru tentang social responsibility accounting (SRA), total

impact accounting (TIA), dan sosio economic accounting (SEA).

Gray et al., (1995) dalam Yuliana dan Purnomosidhi (2008)

mengemukakan beberapa teori yang melatarbelakangi perusahaan untuk

melakukan pengungkapan sosial yaitu:

1. Decision Usefulness Studies

Teori ini memasukkan para pengguna laporan akuntansi yang lain selain

para investor ke dalam kriteria dasar pengguna laporan akuntansi sehingga

suatu pelaporan akuntansi dapat berguna untuk pengambilan keputusan

ekonomi oleh semua unsur pengguna laporan tersebut.

2. Economic Theory Studies

Studi ini berdasarkan pada economic agency theory. Teori tersebut

membedakan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dan

menyiratkan bahwa pengelola perusahaan harus memberikan laporan

pertanggungjawaban atas segala sumber daya yang dimiliki dan

dikelolanya kepada pemilik perusahaan

3. Sosial and Political Studies

Sektor ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan politik, sosial, dan

kerangka institusional tempat ekonomi berada. Studi sosial dan politik

mencakup dua teori utama, yaitu stakeholder theory dan legitimacy

theory.

Page 39: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Teori-teori lain yang mendukung praktik CSR yaitu teori kontrak sosial.

Teori tersebut menjelaskan bahwa perusahaan sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari suatu komunitas.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Manajemen laba terhadap Praktik CSR

Davidson III, Jiraporn, Kim dan Nemec (2004) telah menguji

hubungan antara manajemen laba dan teori agensi. Mereka berpendapat bahwa

pemisahan antara pemilik (prinsipal) dan pengendali (agen) pada perusahaan

memunculkan asimetri informasi, yang memungkinkan agen melakukan

tindakan oportunis karena mereka mempunyai kepentingan yang berbeda

dengan prinsipal. Dalam konteks ini, manajemen laba dipandang sebagai

sebuah biaya keagenan untuk mengawasi manajer yang berpeluang menjaga

kepentingan pribadinya dengan cara mengeluarkan laporan keuangan yang

tidak menyajikan gambaran ekonomi perusahaan yang sesungguhnya. Sebagai

konsekuensinya, shareholders dapat membuat keputusan investasi yang tidak

optimal.

Meskipun demikian, dampak manajemen laba tidak hanya

mempengaruhi pemilik perusahaan, tetapi juga mempunyai pengaruh yang

kuat pada stakeholder lainnya. Stakeholder merupakan sekelompok orang

yang mempunyai risiko sebagai akibat bentuk investasi mereka berupa modal,

sumber daya manusia, atau sesuatu yang bernilai pada suatu perusahaan

(Clarkson, 1994). Berdasarkan definisi tersebut, berarti bahwa tindakan

manajemen seperti praktik manajemen laba akan menyesatkan stakeholder

Page 40: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

terhadap penilaian aset, transaksi, dan posisi keuangan, yang mempunyai

konsekuensi yang serius terhadap pemegang saham, kreditor, karyawan, dan

masyarakat secara keseluruhan (Zahra et al., 2005)

Ketika pemegang saham menduga bahwa manajer melaporkan laba

manipulasian, maka perusahaan tempat manajer bekerja tersebut akan

langsung kehilangan nilai di pasar modal (Dechow dan Sweeney, 1996).

Selanjutnya, dapat diprediksikan bahwa peringkat kredit obligasi perusahaan

tersebut juga akan jatuh sehingga berdampak negatif terhadap kesejahteraan

bondholder. Sementara itu, D’Souza et al. (2000) juga menjelaskan dampak

praktik manajemen laba terhadap para karyawan. Mereka meneliti hubungan

manajemen laba dan kos tenaga kerja, dan menemukan bahwa manajer

mengurangi angka laba yang dilaporkan ketika melakukan negosiasi kontrak

kerja dengan serikat pekerja. Hal tersebut dilakukan manajer dalam rangka

untuk menekan kos tenaga kerja. Dampak tindakan manajer tersebut dapat

mengurangi kepercayaan terhadap integritas manajemen dan juga mengikis

kepercayaan pasar terhadap perusahaan, yang selanjutnya dapat membawa

konsekuensi yang serius bagi masyarakat secara keseluruhan (Zahra et al.,

2005).

Oleh karena keputusan manajemen berdampak secara langsung

terhadap semua kelompok stakeholders, maka manajer dapat dipandang

sebagai agen stakeholders, dan tidak hanya sebagai agen shareholders.

Berdasarkan perspektif manajemen sebagai agen stakeholder, suatu

perusahaan dipandang tidak hanya sebagai suatu hubungan bilateral antara

pemegang saham dan manager, tetapi sebagai sekumpulan hubungan

Page 41: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

multilateral antara manajemen dan stakeholder. Masing-masing stakeholder

mempunyai kepentingan pribadi, yang pada umumnya menimbulkan konflik

kepentingan dengan stakeholder lainnya. Salah satu konflik kepentingan yang

muncul adalah konflik kepentingan antara manajer dan stakeholder lainnya,

sebagai peredam masalah keagenan (Hill dan Jones, 1992), yang dapat

mencegah kelompok stakeholder lainnya yang ingin memaksimalkan

kepentingannya. Pada akhirnya, karena manajer yang mengendalikan proses

pembuatan keputusan dalam perusahaan, mereka dapat menggunakan power

mereka untuk keuntungan pribadinya, namun menyebabkan stakeholders

lainnya mengalami kerugian yang signifikan.

Rowley dan Berman (2000) menjelaskan bahwa salah satu bentuk

respon stakeholders terhadap manajer yang menggunakan power untuk

keuntungan pribadinya, adalah dengan cara menghukum mereka agar

mengubah perilaku oportunis tersebut. Hukuman tersebut dalam bentuk boikot

dan melobi pihak-pihak terkait yang mempunyai bargaining power dengan

perusahaan (Baron, 2001; Feddersen dan Gilligan, 2001; John dan Klein,

2003). Tindakan boikot dan kampanye media menimbulkan ancaman yang

membahayakan bagi manajemen, namun stakeholder secara substansial

menikmati aksi tersebut karena secara tidak langsung mereka dapat

mengendalikan perusahaan. Selain itu, aksi boikot juga menimbulkan

ancaman serikat pekerja, mengurangi kepercayaan pelanggan dan partner

bisnis, dan sanksi dari regulator (Castelo dan Lima, 2006). Dalam konteks ini,

selanjutnya stakeholders menggunakan pemberitaan media untuk meredam

Page 42: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

aksi tersebut, dan memberi kontribusi terhadap pengurangan penyalahgunaan

manajemen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media mempunyai pengaruh

penting terhadap aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Bansal

(2005) melaporkan bahwa meningkatnya laporan media menimbulkan

kepedulian perusahaan karena mendapat perhatian dari publik dan atau

kecaman publik yang lebih pedas. Ancaman negatif publikasi media

mempunyai dua konsekuensi dari semua praktik manajemen. Pertama,

beberapa publikasi menyebabkan tekanan yang memaksa perusahaan untuk

komitmen pada pengembangan berkelanjutan, dan ancaman yang dapat

mengikis citra baik perusahaan yang mengimplemantasikan praktik yang tidak

dapat diterima oleh publik. Kedua, CSR merangsang stakeholder melobi

organisasi tertentu dan pemerintah dalam rangka untuk menerapkan

perubahan praktik bisnis. Dalam kasus yang berkaitan dengan manajemen

laba, beberapa stakeholder berhubungan dengan tanggapan spesifik. Sebagai

contoh adalah pemegang saham dan stakeholder lainnya secara proaktif

meminta perbaikan kembali untuk kerugian yang mereka tanggung akibat

praktik manajemen laba (Zahra, 2005). Selain itu, beberapa perusahaan mulai

mengembangkan program in-house whistle-blowing dimana pekerjanya dapat

mengungkapkan perhatiannya tentang isu akuntansi dan operasi secara

bijaksana dan tidak bernama.

Dalam konteks yang sama, manajer pada perusahaan yang terdaftar di

pasar modal, manajer yang terikat kontrak tertentu, atau manajer pada

perusahaan yang tunduk pada aturan regulator (regulatory motivations) yang

Page 43: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

melakukan praktik manajemen laba, mungkin mereka bekerja untuk

memperkuat keamanan pekerjaannya dengan membuat perlindungan dan tetap

berdiri dalam pekerjaannya jika mereka tidak mempunyai kompetensi yang

lama dan kualifikasi untuk menjalankan perusahaan. Cara yang

memungkinkan untuk melindungi pekerjaan mereka (dan memelihara

keuntungan pribadi) dengan mengikatkan dalam suatu rangkaian aktivitas

dewan komisaris (broad) yang bertujuan membangun hubungan dan

mendapatkan dukungan stakeholder perusahaan dan aktivitas lingkungan,

yang disebut dengan CSR. CSR meliputi kegiatan yang menggabungkan aspek

sosial ke dalam proses produk dan manufaktur, mengadopsi praktik progresif

sumber daya manusia, memperbaiki tingkat ramah lingkungan melalui

pengolahan kembali dan mengurangi polusi, melanjutkan tujuan komunitas

organisasi (McWilliams, Siegel dan Wright, 2006)

Melalui aktivitas CSR, manajer mempunyai tujuan yang berbeda

untuk mendapatkan laporan yang menyenangkan dari media, legitimasi dari

komunitas lokal, regulasi yang memudahkan, dan berkurangnya kritikan dari

investor dan pekerja. Pada waktu yang sama, beberapa aktivitas dapat

mengurangi kemungkinan produk perusahaan diboikot, menghindari lobi yang

melawan perusahaan. Esensinya adalah seorang manajer percaya bahwa

dengan memuaskan kepentingan stakeholder dan merencanakan membuat

citra positif terhadap perhatian dan kesadaran sosial dan lingkungan, maka

dapat mengurangi kemungkinan diselidiki secara lebih teliti oleh stakeholder

yang terpuaskan terhadap aksi manajemen labanya.

Page 44: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Beberapa penyalahgunaan manfaat aktivitas CSR membawa keraguan

terhadap efisiensi penerapan kebijakan sosial yang ramah sebagai suatu

mekanisme corporate governance. Pandangan ini berbeda dari yang

disediakan oleh teori stakeholder tradisional dengan menyarankan bahwa

partisipasi stakeholder merupakan salah satu cara penting bagi manajemen

untuk melakukan tindakan sebagai berikut: (1) memperkuat persepsi

perusahaan terhadap legitimasi sosial, (2) meningkatkan keterkaitan dewan

direksi dan (3) mengikat manajemen dengan suatu standar kinerja yang lebih

tinggi. Semua faktor tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja

keuangan (Luoma dan Goodstein, 1999).

Argumen kedua yang membenarkan penggunaan CSR secara tidak

tulus oleh manajer yang memanipulasi laba berkaitan dengan penerapan

inisiatif pertahanan diri manajer. Dalam pandangan ini, ijin aktivis sosial dan

tekanan kelompok merupakan strategi pertahanan diri yang sederhana untuk

CEO yang mendapat tekanan dari pemegang saham yang kepentingannya

akan rusak. Pagano dan Volpin (2005) berpendapat bahwa manajer akan

memberi penghargaan kepada stakeholder seperti pekerja dengan aktivitas

sosial yang dermawan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri untuk

menghindari tekanan dari pasar keuangan melalui hostile takeover. Untuk itu,

diduga bahwa ketika manajer bertindak untuk mengejar kepentingan pribadi

dengan menyesatkan pihak stakeholder tentang nilai riil kekayaan perusahaan

atau posisi keuangan, mereka mendapatkan ijin secara diam-diam dari

stakeholder lainnya untuk memvalidasi beberapa praktik. Stakeholder dapat

Page 45: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

membujuk dengan menawarkan kepuasan kepentingan mereka yang spesifik

dan kebijakan yang bertujuan untuk memperbaiki CSR perusahaan.

Oleh karena itu, diduga bahwa eksekutif dengan insentif untuk

mengelola laba akan sangat proaktif dalam mereklamekan penyingkapan

publik mereka melalui aktivitas CSR, terutama bagi perusahaan dengan

pengawasan yang ketat. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat manajemen

laba yang rendah mempunyai sedikit dorongan untuk mendapatkan tanggapan

publik dengan mempromosikan aktivitas pertanggungjawaban sosial.

Hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Praktik manajemen laba berpengaruh positif terhadap aktivitas

CSR.

2. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja

Keuangan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Moderasi

Aspek kedua yang dituju dalam penelitian ini adalah dampak CSR

terhadap kinerja keuangan, yang dipicu oleh praktik manajemen laba. Teori

instrumental stakeholder (Donaldson dan Preston, 1995) berpendapat bahwa

manajemen yang baik berdampak hubungan positif dengan stakeholder kunci

(shareholders), yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Asumsi dasar yang mendasari teori ini adalah bahwa CSR dapat digunakan

sebagai alat organisasi untuk menggunakan sumber daya yang lebih efektif

(Orlitzky et al., 2003), yang kemudian mempunyai dampak positif terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen strategi atas

hubungan dengan stakeholder merupakan intangible asset yang dapat

Page 46: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dipandang sebagai suatu alat yang dapat memperbaiki kinerja keuangan

dengan menggunakan sumber daya berdasarkan teori perusahaan (Hillman dan

Keim, 2001). Berman, Wicks, Kotha dan Jones (1999) juga menemukan bukti

yang mendukung posisi bahwa hubungan stakeholder yang baik mempunyai

pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Pernyataan tersebut disebut

sebagai Good Management hypothesis (Waddock dan Graves, 1997).

Dampak positif CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan,

bagaimanapun, menjadi pertanyaan dengan berbagai macam argumen.

Pertama, argumen yang menyatakan bahwa manajer yang menginginkan

kedudukan yang lebih tinggi, cenderung untuk mengejar kebijakan jangka

pendek semata-mata berfokus pada hasil keuangan pada beban isu sosial

jangka panjang (Preston dan O’Bannon, 1997). Kedua, hubungan manajemen

di antara sekumpulan stakeholder yang luas dengan tujuan perselisihan dapat

menimbulkan kekerasan yang terlalu tinggi dan sumber konsumsi organisasi

yang dapat membahayakan kinerja keuangan perusahaan (Aupperle, Carroll

dan Hatfield, 1985). Akhirnya, manajer dapat berkelakuan secara opportunis,

terhadap kerugian hasil keuangan, dengan mengikuti praktik pertahanan

(Jones, 1995) dengan tujuan agar kepentingan stakeholder terpuaskan, seperti

yang dijelaskan sebelumnya.

Ketika perusahaan memperbaiki CSR mereka sebagai suatu

konsekuensi manajemen laba. Dampak positif CSR terhadap kinerja keuangan

perusahaan seharusnya berkurang secara signifikan. Pernyataan ini didasarkan

pada fakta bahwa manajer yang berlindung pada penyesuaian akuntansi

cenderung over-invest dalam aktivitas yang mempertinggi CSR perusahaan

Page 47: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sebagai salah satu strategi pertahanan diri. Munculnya ijin sosial dari strategi

ini merupakan hal yang tidak produktif dan boros, diharapkan mempunyai

dampak marginal negatif terhadap kinerja keuangan. Contohnya, manajer

dapat over-invest dalam proyek kompleks yang sedang berjalan dengan

mempekerjakan stakeholder yang berbeda untuk memuaskan kepentingan

mereka dan, dalam waktu yang sama, mengelola laba dalam rangka untuk

memberi ijin lebih besar terhadap stakeholder. Rowley (1997) menekankan

bahwa tingkat CSR yang tinggi meliputi hubungan yang luas dengan

sekelompok stakeholder dengan konflik yang bertujuan untuk menunda proses

pengambilan keputusan dalam organisasi.

Hipotesis selanjutnya adalah bahwa manajer yang melakukan

manajemen laba berusaha untuk melibatkan stakeholder sebagai suatu cara

untuk memvalidasi tindakannya supaya menjadi tidak mendapatkan tekanan

stakeholder lainnya. Inilah yang disebut sebagai entrenchment strategy.

Tindakan tersebut dapat mengurangi fleksibilitas organisasi dan berpengaruh

terhadap hasil keuangan yang merugikan. Dengan demikian tingkat

manajemen laba memperlemah hubungan antara CSR dan profitabilitas, maka

hipotesis alternatif kedua adalah:

H2: Semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka berpengaruh negatif

terhadap hubungan antara CSR dan kinerja keuangan.

D. Kerangka Teoritis

Terdapat dua model yang akan diuji dalam penelitian ini. Model pertama

penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai

Page 48: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

variable dependen dan Manajemen Laba (DAC) sebagai proksi akrual kelolaan

sebagai variable independen. Selain itu penelitian ini juga menggunakan variable

control, antara lain Ukuran Perusahaan (SIZE), Ukuran Dewan Komisaris (KOM),

Konsentrasi Kepemilikan (KP), Kepemilikan Institusi (KI), dan Leverage (LEV).

Model kedua penelitian ini menggunakan Kinerja Keuangan Perusahaan

(CFP) sebagai variable dependen, Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai

variable independen, dan Manajemen Laba (DAC) sebagai variable pemoderasi.

Selain itu penelitian ini juga menggunakan variable control, antara lain Ukuran

Perusahaan (SIZE), Ukuran Dewan Komisaris (KOM), Konsentrasi Kepemilikan

(KP), Kepemilikan Institusi (KI), dan Leverage (LEV).

Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Model 1 :

Gambar II.1 Gambar kerangka teoritis hubungan antara Manajemen Laba dengan

Corporate Social Responsibility dengan menggunakan variabel variabel kontrol

Ukuran Perusahaan (SIZE), Ukuran Dewan Komisaris (KOM), Konsentrasi

Kepemilikan (KP), Kepemilikan Institusi (KI), dan Leverage (LEV).

Variabel Dependen :

Corporate Social

Responsibility (CSR)

Variabel Kontrol :

- Ukuran perusahaan (SIZE)

- Ukuran dewan komisaris (KOM)

- Konsentrasi kepemilikan (KP)

- Kepemilikan institusi (KI)

- Leverage (LEV)

H1

Variabel Independen : Manajemen Laba

(DAC)

Page 49: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Model 2 :

Gambar II.2 Gambar kerangka teoritis hubungan antara Corporate Social

Responsibility dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (CFP) dengan menggunakan

variabel pemoderasi Manajemen Laba dan variabel kontrol Ukuran Perusahaan

(SIZE), Ukuran Dewan Komisaris (KOM), Konsentrasi Kepemilikan (KP),

Kepemilikan Institusi (KI), dan Leverage (LEV).

Variabel Dependen :

Kinerja Keuangan

Perusahaan (CFP)

H2

Variabel Independen : Corporate Social Responsibility

(CSR)

Variabel Kontrol :

- Ukuran perusahaan (SIZE)

- Ukuran dewan komisaris (KOM)

- Konsentrasi kepemilikan (KP)

- Kepemilikan institusi (KI)

- Leverage (LEV) Variabel Moderating :

Manajemen Laba

(DAC)

Page 50: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi literature di mana seluruh data untuk

mengembangkan model-model penelitian merupakan data sekunder yang diambil

dari laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun buku 2006-2008. Sumber

data penelitian ini diperoleh dari publikasi laporan keuangan yang diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Pojok BEI Fakultas Ekonomi UNS,

Database Program Magister Sains Universitas Gadjah Mada, PDBE (Pusat Data

Bisnis dan Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis) UGM, dan Indonesian

Capital Market Directory (ICMD).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi (population) menurut Sekaran (2006) mengacu pada keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi.

Kelompok populasi (population frame) menurut Sekaran (2006) merupakan

kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil. Dalam

penelitian ini, populasi yang digunakan adalah sejumlah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah go public.

Sampel (sample) dalam Sekaran (2006) adalah sebagian dari populasi.

Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pemilihan sampel

Page 51: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda purposive sampling dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan

laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2006 -

2008.

2. Perioda laporan keuangan berakhir setiap 31 Desember.

3. Perusahaan menyajikan pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya.

4. Perusahaan tidak melakukan merger, akuisisi, dan perubahan usaha

lainnya (divestitures).

5. Laporan keuangan menggunakan mata uang Indonesia.

Dari kriteria tersebut, maka total sampel yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sejumlah 27 perusahaan manufaktur dengan rincian sebagai

berikut ini.

TABEL III. 1

Kriteria Pengambilan Sampel

6.

7.

8.

9.

C. Variabel Penelitian

Sekaran (2006) menjelaskan bahwa variabel penelitian merupakan apapun

yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda

pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang

sama untuk objek atau orang yang berbeda. Model penelitian ini terdiri dari empat

variabel, yaitu variabel dependen, variable independen, variable moderasi, dan

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2008 393

Jumlah perusahaan non manufaktur (242)

Jumlah perusahaan manufaktur 151

Jumlah perusahaan dengan data yang tidak lengkap (124) Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 27 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2008

Page 52: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

variable kontrol. Berikut adalah penjelasan mengenai definisi operasional dan

pengukuran masing-masing variabel.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau dihasilkan

oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Corporate Social Responsibility (CSR)

Variabel dependen untuk menguji hipotesis pertama penelitian ini

adalah CSR. CSR diukur dengan menggunakan index pengungkapan

sosial yang merupakan variabel dummy. Checklist dilakukan dengan

melihat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh

kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga

kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan

umum (Sembiring, 2005). Kategori ini diadopsi dari penelitian yang

dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996). Setelah disesuaikan dengan

kondisi di Indonesia maka diperoleh sebanyak 78 item pengungkapan

untuk sektor manufaktur. Secara lengkap item pengungkapan masing-

masing sektor dapat dilihat pada lampiran 2.

Pendekatan untuk menghitung Corporate Social Responsibility

Index (CSRI) pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu

setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika

diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005).

Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh

Page 53: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI

adalah sebagai berikut: (Haniffa et al, 2005)

Keterangan:

CSRIj

: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

nj

: jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78

Xij

: dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak

diungkapkan

Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1

b. Corporate Financial Performance (CFP)

Variabel dependen untuk menguji hipotesis kedua penelitian ini

adalah corporate financial performace atau kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan diukur menggunakan Return on Assets (ROA). ROA

merupakan rasio laba sebelum pajak terhadap total nilai aset.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas yang tidak dipengaruhi

oleh variabel lain, bahkan merupakan faktor penyebab yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel independen untuk menguji hipotesis

pertama dalam penelitian ini adalah manajemen laba (earnings management)

yang diproksikan dengan abnormal accruals (DACC). Akrual kelolaan

(abnormal accruals) didefinisikan sebagai selisih antara total accruals

(TACC) dan normal accruals (NDACC). Normal accruals merupakan akrual

yang muncul secara wajar karena sifat dari akuntansi atau akrual yang

mengakui transaksi pada saat terjadinya. Abnormal accruals merupakan

Page 54: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

akrual yang muncul secara tidak wajar karena penggunaan keleluasaan

(discretion) manajemen yang berlebihan.

Manajemen laba (DACC) dihitung dengan menggunakan model Jones

yang dimodifikasi (Modified Jones Model). Model ini dianggap lebih baik di

antara model yang lain untuk mengukur manajemen laba (Dechow et al.,

1995). Model penghitungan tersebut adalah sebagai berikut:

TACCit = EBXTit – OCFit

TACCit / TAi,t-1 = α1 (1/TAi,t-1 ) + α2 (( Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1) + α3

(PPEit/TAi,t-1) + εt

Persamaan regresi di atas menunjukkan NDACC dihitung dengan

memasukkan kembali koefisien α1, α2, dan α3 ke persamaan berikut ini :

NDACCit = α1(1/TAi,t-1) + α2((Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1))

+α3(PPEit/TAi,t-1)

DACCit = (TACCit/TAi,t-1) – NDACCit

Di mana notasi:

TACCit = Total Accruals perusahaan i pada periode t

EBXTit = Earning before Extraordinary Item perusahaan i pada

periode t

OCFit = Operating Cash Flows perusahaan i pada periode t

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

REVit = Pendapatan perusahaan i pada periode t

RECit = Piutang bersih perusahaan i pada periode t

PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t

εt = error term (merupakan discretionary accruals)

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi (moderating variable) dalam Sekaran (2006) adalah

variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang

kuat dengan hubungan varibel terikat dan variabel bebas. Variabel moderasi

Page 55: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

untuk menguji hipotesis kedua penelitian ini adalah manajemen laba satu

periode sebelumnya. Pengukuran manajemen laba sama dengan manajemen

laba yang digunakan sebagai variabel independen dalam pengujian hipotesis

pertama.

4. Variabel Kontrol

Model penelitian ini menggunakan lima variabel kontrol yang

berdampak pada aktivitas CSR . Variabel kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari :

a. Ukuran perusahaan (SIZE), menurut Prior et al. (2008) ada hubungan

positif antara ukuran perusahaan dan aktivitas CSR dan kinerja keuangan

perusahaan. Sembiring (2006) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan

merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan

variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini

dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki

biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang

lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu

perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan

yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud

tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan logaritma dari total aset.

b. Ukuran dewan komisaris (KOM), Coller dan Gregory (1992) dalam

Sembiring (2005) menjelaskan bahwa dewan komisaris berfungsi untuk

memonitor dan mengendalikan CEO. Semakin besar jumlah anggota

Page 56: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO

dan monitoring yang dilakukan semakin efektif. Dengan demikian,

semakin besar dewan komisaris diharapkan pengawasan terhadap aktivitas

CSR semakin efektif dan selaras dengan kepentingan stakeholders.

Ukuran dewan komisaris yang digunakan dalam penelitian ini konsisten

dengan Juholin (2004) dan Sembiring (2005) yaitu jumlah anggota dewan

komisaris.

c. Kepemilikan Publik (KP), Jensen dan Meckling (1976) dalam Yuliana et

al. (2008) mengemukakan bahwa perusahaan yang proporsi kepemilikan

publiknya besar, maka memerlukan pengendalian yang lebih ketat. Oleh

karena itu perusahaan yang proporsi kepemilikan publiknya besar dituntut

untuk membuat pengungkapan kinerja yang lebih lengkap. Konsentrasi

kepemilikan dihitung dengan menggunakan persentase jumlah saham

perusahaan yang dimiliki oleh publik (SP) (Hopkins, 2004). Tipe skala

untuk konstruk konsentrasi kepemilikan publik adalah rasio, sedangkan

nilai datanya adalah metrik.

d. Kepemilikan Institusional (KI), merupakan jumlah saham yang dimiliki

oleh investor institusional terhadap total saham yang beredar. Kepemilikan

institusional diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh investor

institusional dari total saham yang beredar. Menurut Bushee (1998)

kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif

para manager yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan

yang intensif. Kepemilikan institusional dapat menekan kecenderungan

manajemen untuk memanfaatkan discretionary accrual dalam laporan

Page 57: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

keuangan. Hal tersebut dipertegas oleh Prior et al. (2008) yang

membuktikan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional pada suatu

perusahaan, mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap praktik CSR

dan kinerja keuangan perusahaan, karena pihak institusional biasanya

mempunyai power yang lebih besar dalam melakukan monitoring

dibanding kepemilikan noninstitusional.

e. Leverage (LEV), merupakan sumber keuangan perusahaan yang berasal

dari pihak ketiga, yaitu pihak selain investor perusahaan. Leverage diukur

dengan rasio total kewajiban terhadap total modal sendiri (Sudarma,

2003). Leverage yang digunakan sebagai variabel kontrol untuk menguji

kedua hipotesis adalah leverage satu periode sebelumnya. Leverage satu

periode sebelumnya mewakili risiko perusahaan yang dapat

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa depan.

D. Metoda Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 dan

E-views versi 3.0 sebagai alat untuk meregresikan model yang telah dirumuskan

di atas. Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengujian hipotesis dapat dilakukan

setelah diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar atau klasik agar data

tersebut dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan tidak bias. Pengujian

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Pengujian Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi,

Page 58: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness (kemencengan

distribusi), kuartil dan persentil dari data sampel. Pengujian ini dimaksudkan

untuk mengetahui distribusi data perilaku data sampel.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik pertama dilakukan dengan menggunakan

program komputer SPSS 16.0. Peneliti baru menggunakan E-views versi 3.0

apabila masih terdapat beberapa uji asumsi klasik yang belum terpenuhi.

Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa pengujian, antara lain:

a. Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk

menguji heterokedastisitas digunakan uji White.

b. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan uji yang dilakukan dengan maksud

menguji adanya korelasi antara variabel independen pada model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variable independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai

tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Ke dua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

Page 59: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen

(terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai

VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang

masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan

tingkat kolonieritas 0.95.

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Untuk menguji autokorelasi dapat dilihat dengan angka DW

(Durbin Watson). Uji autokorelasi dilakukan dengan membandingkan

nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu

batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower

bond atau di).

1). 0 < d < di, maka terjadi autokorelasi positif.

Page 60: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2). di < d < du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi

autokorelasi atau tidak (ragu-ragu).

3). 4 – di < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif

4). 4 – du < d < 4 – di, maka tidak ada kepastian apakah terjadi

autokorelasi atau tidak (ragu-ragu).

5). du < d < 4 – du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif

atau negatif.

Kriteria yang bebas dari autokorelasi adalah apabila nilai Durbin-

Watson berada di antara nilai du dan 4-du.

d. Normalitas residual

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji

normalitas data dapat menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogrov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas residual (Ghozali,

2005). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut

ini.

H0: Data residual berdistribusi normal

H1: Data residual tidak berdistribusi normal

3. Pengujian Hipotesis

Metode yang digunakan untuk pengujian kedua hipotesis dalam

penelitian ini adalah ordinary least square regression. Hipotesis pertama diuji

dengan model sebagai berikut:

Page 61: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

)1(..........................................................................................')(

)()()()()(

17

654321

itit

itititititit

LEV

KIKPKOMSIZEDACCSR

Keterangan :

itCSR = Corporate Social Responsibility perusahaan i pada periode t

itDAC = Manajemen laba (Discressionary Accruals) perusahaan i pada

periode t

itSIZE = Ukuran perusahaan i pada periode t

itKOM = Ukuran dewan komisaris perusahaan i pada periode t

itKP = Konsentrasi kepemilikan perusahaan i pada periode t

itKI = Kepemilikan Institusional perusahaan i pada periode t

1itLEV = Leverage perusahaan i pada periode t-1

Hasil pengujian hipotesis pertama berdasarkan koefisien 2 bernilai

positif dan signifikan. Hasil tersebut menginterpretasikan bahwa semakin

tinggi tingkat manajemen laba, maka aktivitas CSR semakin besar.

Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kedua digunakan model sebagai

berikut:

)2.......(..........')()()()(

)()*()()(

19876

51413121

ititititit

ititititit

LEVKIKPKOM

SIZECSRDACCSRDACCFP

Keterangan :

itCFP = Kinerja keuangan perusahaan i pada periode t

1itCSR = Corporate Social Responsibility perusahaan i pada

periode t-1

1itDAC = Manajemen laba (Discressionary Accruals) perusahaan i

pada periode t-1

itSIZE = Ukuran perusahaan i pada periode t

itKOM = Ukuran dewan komisaris perusahaan i pada periode t

itKP = Konsentrasi kepemilikan perusahaan i pada periode t

itKI = Kepemilikan Institusional perusahaan i pada periode t

1itLEV = Leverage perusahaan i pada periode t-1

Page 62: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Hasil Pengujian hipotesis kedua berdasarkan koefisien 4 bernilai

negatif dan signifikan, yang menunjukkan pengaruh manajemen laba yang

memoderasi hubungan antara CSR dan kinerja keuangan perusahaan. Semakin

tinggi tingkat manajemen laba, maka pengaruh CSR terhadap kinerja

keuangan justru memperburuk kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut

mengindikasikan moral hazard manajemen dibalik program CSR perusahaan.

Page 63: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi deskripsi data,

pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Pengujian asumsi

klasik dan hipotesis penelitian menggunakan paket program E-views versi 3.0 dan

SPSS 16.0.

A. Analisis Akrual Kelolaan

Penelitian ini menyoroti mengenai perlakuan manajemen laba yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan, oleh sebab itu penelitian ini akan diawali

dengan melakukan perhitungan manajemen laba. Manajemen laba (DACC) dapat

diukur melalui discretionary accruals yang dihitung dengan cara menselisihkan

total accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Perhitungan

DACC dilakukan dengan menggunakan Modified Jones Model. Modified Jones

Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-

model lainnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dechow et al.

(1995) dalam Rahmawati dkk. (2007).

Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengetahui besarnya total

accruals (TACC) dengan menggunakan model perhitungan:

TACCit = EBXTit – OCFit

Keterangan:

TACCit = Total Accruals perusahaan i pada periode t

EBTXit = Earnings before Extraordinary Item perusahaan i pada

periode t

OCFit = Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t

Page 64: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Langkah selanjutnya adalah melakukan regresi terhadap varibel-varibel

lain dengan menggunakan persamaan:

TACCit / TAi,t-1 = α1 (1/TAi,t-1 ) + α2 (( Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1) + α3

(PPEit/TAi,t-1) + εt

Keterangan:

TACCit = Total Accruals perusahaan i pada periode t

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

REVit = Pendapatan perusahaan i pada periode t

RECit = Piutang perusahaan i pada periode t

PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t

Dari hasil regresi yang telah diperoleh akan didapatkan koefisien α1, α2,

dan α3 yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung nilai NDACC dengan

menggunakan Modified Jones Model. Tabel IV. 1 akan memperlihatkan besarnya

koefisien α1, α2, dan α3.

TABEL IV. 1

Hasil Regresi TACC /TAi,t-1, ( Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1, dan

PPEit/TAi,t-1

Variabel Koef. Regresi Std. Error t-stat Prob.

Konstanta 0,180 0,239 0,753 0,454

(Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1 -0,230 0,720 -0,319 0,750

PPEit/TAi,t-1 -0,037 0,172 -0,213 0,832

Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:

TACCit = Total Accruals perusahaan i pada periode t

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

REVit = Pendapatan perusahaan i pada periode t

RECit = Piutang perusahaan i pada periode t

PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t

Page 65: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan koefisien yang telah diperoleh maka langkah selanjutnya

yang harus dilakukan adalah melakukan perhitungan untuk mencari angka dari

nondiscretionary accruals (NDACC). Masing-masing nilai koefisien dimasukkan

ke dalam perhitungan NDACC dengan perhitungan sebagai berikut:

NDACCit = 0,180 (1/TAi,t-1) - 0,230 ((Δ REVit – Δ RECit)/TAi,t-1)) – 0,037

(PPEit/TAi,t-1)

Keterangan :

TACCit = Total Accruals perusahaan i pada periode t

EBXTi t = Earning Before Extraordinary Item perusahaan i pada periode t

OCFit = Operating Cash Flows perusahaan i pada periode t

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

REVit = Pendapatan perusahaan i pada periode t

RECit = Piutang bersih perusahaan i pada periode t

PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t

εt = error term (merupakan discretionary accruals)

Langkah terakhir yang harus dilakukan setelah nilai nondiscretionary

accruals (NDACC) diperoleh adalah mencari nilai discretionary accrual

(DACC). Nilai discretionary accruals (DACC) dapat dihitung dengan

memasukkan rumus sebagai berikut:

DACCit = (TACCit/TAi,t-1) – NDACCit

Keterangan :

DACCit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode t

TACCit = Total accruals perusahaan i pada periode t

TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

NDACCit = Normal accruals perusahaan i pada periode t

Setelah nilai discretionary accruals (DACC) diperoleh, maka perhitungan

tersebut selanjutnya akan digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam

penelitian ini.

Page 66: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 27 perusahaan dengan 81 observasi. Dari 81 observasi

tersebut, terdapat 3 data outlier sehingga dikeluarkan dari sampel. Lampiran 1

memuat daftar sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah data

statistik deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

TABEL IV. 2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

DAC 78 -1.23 .86 -.117 .33906

CSR 78 .31 .78 .5700 .12198

SIZE 78 11.36 13.91 12.390 .59406

KOM 78 3.00 10.00 4.9744 2.26191

KI 78 13 96 72.90 18.589

KP 78 4 85 26.21 17.760

LEV 78 .97 5.68 2.0879 .86383

CFP 78 -.26 .53 .1151 .12368

Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:

DAC : Akrual diskresioner

CSR : Corporate Social Responsibility

SIZE : Ukuran Perusahaan

KOM : Ukuran Dewan Komisaris

KI : Kepemilikan Institusional

KP : Kepemilikan Publik

LEV : Leverage

CFP : Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil statistik deskriptif pada tabel IV.2 menunjukkan bahwa rata-rata akrual

diskresioner (DAC) bernilai negatif sebesar -0, 117. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia melakukan tindak manajemen laba

dengan pola meminimalkan laba selama perioda 2006 – 2008. Rata-rata total aset

Page 67: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

perusahaan sampel sebesar Rp12.390.000.000,- dan rata-rata kemampuan

menghasilkan laba yang diukur dengan Return on Asset sebesar 11,51%.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu harus

dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

heterokedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas. Terpenuhinya

pengujian asumsi klasik tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan secara

teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien

(Gujarati, 2003).

Uji normalitas penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-

S), Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada model 1 menunjukkan nilai 1,169

dan signifikan pada nilai 0,130. Sedangkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

pada model 2 menunjukkan nilai 0,819 dan signifikan pada nilai 0,513. Kedua

hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi di atas 0.05, berarti bahwa residual

model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji multikolinieritas untuk deteksi terhadap multikolinieritas antar variabel

dalam model penelitian bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses

pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005). Ukuran yang

umum dipakai untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance

kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF<10 (Ghozali, 2003). Tabel IV.3

berikut menunjukkan hasil uji multikolinieritas model regresi penelitian ini.

Page 68: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel IV.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Interpretasi

Model 1 :

DAC

0,992

1,008

Bebas multikolinieritas

SIZE 0,409 2,445 Bebas multikolinieritas

KOM 0,475 2,104 Bebas multikolinieritas

LEV 0,905 1,105 Bebas multikolinieritas

KI 0,046 21,881 Terjadi multikolinieritas

KP 0,044 22,750 Terjadi multikolinieritas

Model 1 : (setelah KP dihilangkan)

DAC

0,993

1,007

Bebas multikolinieritas

SIZE 0,462 2,163 Bebas multikolinieritas

KOM 0,478 2,090 Bebas multikolinieritas

LEV 0,944 1,060 Bebas multikolinieritas

KI 0,924 1,083 Bebas multikolinieritas

Model 2 :

DAC

0.005

186,780

Terjadi multikolinieritas

KOM 0,477 2,097 Bebas multikolinieritas

KI 0,895 1,118 Bebas multikolinieritas

LEV 0,826 1,210 Bebas multikolinieritas

SIZE 0,415 2,410 Bebas multikolinieritas

CSR

DAC*CSR

0,755

0,005

1,325

187,935

Bebas multikolinieritas

Terjadi multikolinieritas

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan nilai Tolerance pada Tabel IV.3 di atas dapat dilihat bahwa

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10,

namun variabel KI dan KP mempunyai nilai VIF>10, berarti terdapat korelasi

antar variabel KI dan KP. Dengan demikian, salah satu dari variabel tersebut

harus dihilangkan dari model penelitian ini supaya tidak terjadi bias dalam

pengambilan kesimpulan. Model penelitian ini selanjutnya hanya menggunakan

variabel KI untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini.

Selanjutnya, uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson statistic (DW).

Sebagai pedoman, regresi OLS bebas autokorelasi positif atau negatif, jika DW

terletak diantara dU dan 4-dU. Hasil pengujian model 1 menunjukkan nilai Durbin-

Watson statistic 1,659, sedangkan dU senilai 1,653 dan 4-dU senilai 2,347. Hasil

pengujian model 2 menunjukkan nilai Durbin-Watson statistic 1,948, sedangkan

Page 69: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dU senilai 1.714 dan 4-dU senilai 2,286, berarti bahwa nilai DW diantara dU dan 4-

dU dan disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini bebas autokorelasi.

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji White yaitu membandingkan

probabilitas Obs*R-squared hasil regresi residual yang dikuadratkan dengan

variabel independen dengan α nya. Kriteria yang bebas dari masalah

heterokedastisitas adalah jika probabilitas Obs*R-squared > α. Hasil pengujian

heterokedastisitas dapat dilihat pada model 1 bahwa probabilitas Obs*R-squared

sebesar 16,534 dan pada model 2 sebesar 18,321. Nilai Obs*R-squared kedua

model ini lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heterokedastisitas dalam pengujian ini.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa model pertama penelitian ini telah

memenuhi uji asumsi klasik. Model kedua memenuhi asumsi normalitas, bebas

dari gejala autokorelasi, dan heterokedastisitas, tetapi terjadi multikolinearitas

pada variabel DAC dan DAC_CSR. Hal tersebut disebabkan oleh faktor moderasi

antara DAC dan CSR.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian kedua hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Ordinary Least Square Regression (OLS). Tabel IV.4 berikut ini

menyajikan hasil uji statistik model 1 yang berkaitan dengan uji hipotesis pertama

dalam penelitian ini.

Page 70: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel IV.4

Hasil Pengujian Regresi Model 1

Variabel Koefisien Probabilitas R 2

Konstanta -0.501 0.122

0.148

DAC 0.019 0.556

SIZE 0.018 0.491

KOM 0.006 0.357

KI 0.005 0.055*

KP 0.005 0.075*

LEV -0.009 0.480

F Statistic = 2.030 0.073* * Secara statistik signifikan pada tingkat 0,1

Hasil pengujian regresi model 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien

determinan (R-squared) adalah 0,148 (14,8%) artinya bahwa manajemen laba,

ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, dan leverage mampu menjelaskan 14,8% variasi corporate

social responsibility, sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Hasil uji ANOVA

menunjukkan nilai F test sebesar 0,07 (7%) dan signifikan pada level 10%, berarti

bahwa model regresi cocok digunakan sebagai model prediksi untuk corporate

social responsibility, atau dapat dikatakan bahwa manajemen laba, ukuran

perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan

publik, dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap corporate social

responsibility.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa koefisien variabel

manajemen laba (DAC) bernilai positif 0,019 dengan p value sebesar 0,556. Hal

ini menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap corporate

social responsibility, tetapi tidak terdukung secara empiris. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba tidak

terbukti meningkatkan aktivitas corporate social responsibility sebagai

Page 71: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

entrenchment strategy. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian ini ditolak.

Dengan kata lain, hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa

manajemen yang melakukan praktik manajemen laba tidak terbukti meningkatkan

program CSR sebagai upaya pertahanan diri manajemen untuk menutupi praktik

manajemen labanya dari sorotan stakeholders. Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan Prior, et al. (2008) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

manajemen laba, maka aktivitas CSR semakin besar sebagai upaya entrenchment

strategy. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan Dahlia dan Siregar (2008)

yang melaporkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

yang diukur dengan Return on Equity (ROE).

Meskipun demikian, variabel kepemilikan institusional dan kepemilikan

publik secara signifikan mempengaruhi CSR. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

semakin besar kepemilikan publik dan kepemilikan institusi dapat mendorong

manajemen untuk meningkatkan program CSR.

Tabel IV. 5

Hasil Pengujian Regresi Model 2

Variabel Koefisien Probabilitas R 2

Konstanta -0.794 0.012

0.255

DAC -0.266 0.077*

CSR 0.201 0.028**

DAC*CSR -0.557 0.063*

SIZE 0.014 0.591

KOM -0.000 0.950

KI

KP

0.006

0.005

0.017**

0.041**

LEV 0.001 0.891

F Statistic = 2.912 0.007***

* Secara statistik signifikan pada tingkat 0,1

** Secara statistik signifikan pada tingkat 0,05

*** Secara statistik signifikan pada tingkat 0,01

Page 72: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan tabel IV.5 di atas, menunjukkan nilai koefisien determinan

(R-squared) dari hasil pengujian regresi model 2 adalah 0,255 (25,5%) artinya

bahwa manajemen laba, CSR, interaksi antara manajemen laba dan CSR, ukuran

perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan leverage

mampu menjelaskan 25,5% variasi corporate financial performance, sisanya

dijelaskan oleh faktor lainnya di luar model penelitian ini. Hasil uji ANOVA

menunjukkan nilai F test sebesar 0,007 dan signifikan pada level 1%, artinya

bahwa model regresi ini cocok digunakan sebagai model prediksi untuk corporate

financial performance, atau dapat dikatakan bahwa manajemen laba, CSR,

interaksi antara manajemen laba dan CSR, ukuran perusahaan, ukuran dewan

komisaris, kepemilikan institusional, dan leverage secara bersama-sama

berpengaruh terhadap corporate financial performance.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa koefisien interaksi

variabel manajemen laba dan CSR (DAC*CSR) bernilai negatif -0.557 dan p

value sebesar 0,063. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi manajemen laba dan

CSR berhubungan negatif dengan corporate financial performance dan terdukung

secara empiris pada tingkat 10%. Dengan demikian hipotesis kedua penelitian ini

diterima. Hasil tersebut menginterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat

manajemen laba mengakibatkan peningkatan program CSR justru memperburuk

kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Prior et al. (2008) yang melaporkan bahwa semakin tinggi tingkat manajemen

laba, maka CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan di

masa depan karena program CSR tersebut digunakan oleh manajemen sebagai

salah satu bentuk entrenchment strategy untuk menutupi praktik manajemen laba

Page 73: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

yang dapat merusak kepentingan stakeholders. Prior et al. (2008) juga

menjelaskan bahwa manajemen mempunyai dua alasan melakukan manajemen

laba sebagai salah satu cara untuk memuaskan kepentingan stakeholders. Pertama,

sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi sorotan stakeholder terhadap

tindakan manipulasi laba yang dapat membahayakan posisi mereka dalam

perusahaan. Kedua, sebagai alat pertahanan diri manajemen yang cenderung

menyelaraskan kepentingan yang beragam dari stakeholders. Hasil penelitian ini

bertentangan dengan Etty (2008) yang menemukan bukti empiris pada 126

perusahaan manufaktur di BEI periode 2006 bahwa CSR berpengaruh positif

dengan kinerja keuangan perusahaan.

Page 74: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendapatkan bukti empiris

tentang pengaruh praktik manajemen laba terhadap aktivitas corporate social

responsibility. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah aktivitas

corporate social responsibility yang berkaitan dengan praktik manajemen laba

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Berikut ini

adalah kesimpulan penelitian berdasarkan pada pengujian hipotesis.

1. Pengujian hipotesis pertama ditolak sehingga praktik manajemen laba

tidak mempunyai pengaruh terhadap aktivitas corporate social

responsibility (CSR). Meskipun demikian, variabel kepemilikan

institusional dan kepemilikan publik secara signifikan mempengaruhi

CSR.

2. Pengujian hipotesis kedua diterima, berarti bahwa aktivitas corporate

social responsibility (CSR) yang berkaitan dengan praktik manajemen laba

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Selain

itu, variabel manajemen laba (DAC), CSR, interaksi antara manajemen

laba dan CSR, kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik secara

signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa depan.

Page 75: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

B. Keterbatasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan harus diartikan secara hati-hati dan

seksama. Hal ini terkait dengan sejumlah keterbatasan yang sekaligus dapat

dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan saran. Adapun beberapa keterbatasan

yang dapat ditemukan antara lain :

1. Jumlah sampel relatif terbatas, yaitu 27 perusahaan dari 393 perusahaan

yang terdaftar di BEI. Keterbatasan jumlah perusahaan yang layak menjadi

sampel penelitian ini disebabkan oleh masih sedikit perusahaan yang

terdaftar di BEI yang mengungkapkan aktivitas CSR secara konsisten

selama periode penelitian dan pengungkapan CSR bersifat sukarela.

2. Sampel penelitian hanya terbatas pada perusahan manufaktur sehingga

hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada jenis industri lain.

Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang

memiliki jumlah terbanyak dibanding jenis perusahaan lainnya yang

terdaftar di BEJ.

3. Pengungkapan CSR masih bersifat sukarela sehingga belum ada aturan

standar dari regulator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur indeks

CSR. Hal tersebut menimbulkan unsur subjektifitas dalam mengukur

indeks CSR.

4. Instrumen penilaian luas ungkapan yang hanya dinilai variabel dummy

sehingga kurang memberikan kerincian informasi atas kualitas ungkapan

yang disajikan masing-masing perusahaan.

Page 76: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

C. IMPLIKASI PENELITIAN

Hasil penelitian ini mempunyai implikasi terhadap teori maupun praktik.

Implikasi pada teori mendukung penelitian Prior et al. (2008) yang menyimpulkan

bahwa semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka CSR berpengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan karena program CSR

tersebut digunakan oleh manajemen sebagai salah satu bentuk entrenchment

strategy untuk menutupi praktik manajemen laba yang dapat merusak kepentingan

stakeholders. Hal tersebut disebabkan oleh harapan manajemen yang melakukan

praktik manajemen laba untuk menyelaraskan berbagai kepentingan stakeholders

supaya tindakan manipulasinya tidak disorot oleh stakeholders lainnya dengan

cara menerapkan program CSR. Bagaimanapun pelaksanaan program CSR yang

disertai dengan praktik manajemen laba berdampak negatif terhadap kinerja

keuangan perusahaan jangka panjang karena CSR memerlukan dana yang tidak

sedikit.

Implikasi praktik dari hasil penelitian ini adalah memberi masukan kepada

praktisi terutama bagi investor dan kreditur perusahaan yang terkena dampak

langsung dari praktik manajemen laba. Investor dan kreditur diharapkan

menggunakan pertimbangan yang cermat untuk mengambil keputusan investasi

(keputusan memberikan pinjaman) terutama pada perusahaan manufaktur yang

melaksanakan program CSR. Masukan bagi pihak manajemen adalah manajemen

diharapkan lebih menyadari pentingnya program CSR bagi kelangsungan hidup

perusahaan di masa yang akan datang. Untuk itu, manajemen diharapkan dapat

menyelaraskan berbagai kepentingan stakeholders melalui program CSR dengan

cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari

Page 77: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

suatu kegiatan bisnis tertentu. Meskipun manajemen tidak dapat menghindari

peluang melakukan praktik manajemen laba dalam melaporkan kinerja keuangan

perusahaan, namun diharapkan tindakan manajemen laba tersebut tidak

merugikan kepentingan stakeholders lainnya sehingga perusahaan dalam jangka

panjang dapat menikmati manfaat program CSR tersebut terhadap kinerja

keuangan dan pada gilirannya akan dinikmati oleh masyarakat secara umum.

D. Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian di atas, berikut ini adalah

beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan dan

memperluas penelitian ini

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah

sampel dan menggunakan data laporan tahunan yang paling mutakhir

untuk dapat menggambarkan kondisi yang paling terbaru.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada

semua sektor industri, tidak hanya perusahaan manufaktur saja agar

hasil yang didapatkan dapat mewakili semua sektor industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan data dengan

periode yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil pengukuran yang

lebih valid.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menghubungkan Corporate

Sosial Responsibility terhadap nilai perusahaan.

Page 78: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

DAFTAR PUSTAKA

Aupperle, K., Carroll, A. and Hatfield, J. 1985. An empirical examination of the

relationship between corporate social responsibility and profitability,

Academy of Management Journal, 28: 446–63.

Bansal, P. 2005. Evolving sustainably: A longitudinal study of corporate

sustainable development, Strategic Management Journal, 26: 197–218.

Baron, D. P. 2001. Private politics, corporate social responsibility, and integrated

strategy, Journal of Economics and Management Strategy, 10: 7–45.

Beaver, H. William, Mary L. Mc Anally dan Christoper H. Stinson. 2002.

Perspective on recent capital market research. The Accounting Review vo.

77: 453-474.

Belkaoui, A. 2006. Accounting Teory. Fifth Edition. Thomson Learning,

Singapore. Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto : Teori Akuntansi,

Buku Satu, Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta.

Berman, S., Wicks, A., Kotha, S. and Jones, T. 1999. Does stakeholder

orientation matter? The relationship between stakeholder management

models and firm financial performance, Academy of Management Journal,

42: 488–506.

Boediono, G. SB. 2005. Kualitas laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Social Responsibility dan Dampak Manajemen Laba dengan

Menggunakan Analisis Jalur. Paper presented at the Simposium Nasional

Akuntansi 8, Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo.

Bushee, Brian J. 1998. ―Institutional investor, long term investment, and earnings

management‖. The Accounting Review, Vol. 73. No. 3. p. 67-92.

Cahan, S. F. 1992. The effect of antitrust investigations on discretionary accruals:

a refined test of the political cost hypothesis. The Accounting Review, 67,

Januari: 77-95.

Castelo, M. and Lima, L. 2006. Corporate social responsibility and resource-based

perspectives, Journal of Business Ethics, 69: 111– 32.

Cespa, G. and Cestone, G. 2007. Corporate social responsibility and managerial

entrenchment, Journal of Economics and Management Strategy, 16(3):

741–71.

Clarkson, M. .1994. A Risk Based Model of Stakeholder Theory. Proceedings of

the Second Toronto Conference on Stakeholder Theory, Centre for

Corporate Social Performance and Ethics, University of Toronto. Toronto.

Page 79: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

D’Souza, J., Jacob, J. and Ramesh, K. 2000. The use of accounting flexibility to

reduce labor renegotiation costs and manage earnings, Journal of

Accounting and Economics, 30: 187–208.

Davidson III, W. N., Jiraporn, P., Kim, Y. S. and Nemec, C. 2004. Earnings

management following duality-creating successions: Ethnostatistics,

impression management, and agency theory, Academy of Management

Journal, 47: 267–75.

DeAngelo, L. E. 1986. Accounting number as market valuation substitutes: a

study of management buyout of public stockholders. The Accounting

Review 41: 400-420.

------------------. 1988. Managerial competition, information costs and corporate

governance: The use of accounting performance measures in proxy

contests, Journal of Accounting and Economics, 10: 3–36.

-----------------, H. DeAngelo dan D. Skinner. 1994. Accounting choices of

troubled companies. Journal of Accounting and Economics 17, Januari:

113-143.

Dechow, P. and Sweeney, A. 1996. Causes and consequences of earnings

manipulation: An analysis of firms subject to enforcement actions by the

SEC, Contemporary Accounting Research, 13: 1–36.

Donaldson, T. L. and Preston, L. E. 1995. The stakeholder theory of the

corporation: Concepts, evidence, and implications, Academy of

Management Review, 20: 65–91.

DuCharme, L. L., Malatesta, P. H. and Sefcik, S. E. 2004. Earnings management,

stock issues, and shareholder lawsuits, Journal of Financial Economics,

71: 27–49.

Feddersen, T. and Gilligan, T. 2001. Saints and markets: Activists and the supply

of credence goods, Journal of Economics and Management Strategy, 10:

149–71.

Fombrun C, Gardberg N. and Barnett M. 2000. Opportunity platforms and safety

nets: Corporate citizenship and reputational risk. Business and Society

Review, 105: 85–106.

Guidry, F., A. Leone, dan S. Fock. 1998. Earnings-based bonus plans and

earnings management by business unit managers. Journal of Accounting

and Economics, 26: 113-142.

Page 80: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. 4th

ed. Singapore: Mc-Graw

Hill.

Healy, P.M. and Wahlen, J. M. 1999. A review of the earnings management

literature and its implications for standard setting, Accounting Horizons,

13: 365–83.

Hill, C. W. and Jones, T. M. 1992. Stakeholder-agency theory, Journal of

Management Studies, 29: 131–54.

Hillman, A. J. and Keim, G. D. 2001. Shareholder value, stakeholder

management, and social issues: What’s the bottom line? Strategic

Management Journal, 22: 125–39.

John, A. and Klein, J. 2003. The boycott puzzle: Consumer motivations for

purchase sacrifice, Management Science, 49: 1196–209.

Jones, J. 1991. Earnings management during import relief investigations, Journal

of Accounting Research, 29: 193–228.

Jones, T. M. 1995. Instrumental stakeholder theory: A synthesis of ethics and

economics, Academy of Management Review, 20: 404– 37.

Juholin, E. 2004. For business or the good of all? A finish approach to corporate

social responsibility, Corporate Governance, 4(2), 20-31.

Lo, W. Eko. 2005. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap

konservatisme akuntansi dan manajemen laba. Disertasi S3 UGM tidak

dipublikasikan.

Luoma, P. and Goodstein, J. 1999. Stakeholders and corporate boards:

Institutional influences on board composition and structure, Academy of

Management Journal, 42: 553–63.

McWilliams, A., Siegel, D. S. and Wright, P. M. 2006. Corporate social

responsibility: Strategic implications, Journal of Management Studies, 43:

1–18.

Na’im, A., dan J. Hartono. 1996. The Effects of antitrust investigations on the

management of earnings: a further empirical test of political cost

hypothesis, Kelola, 13: 126-141.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS. Jogjakarta. Penerbit Andi.

Orlitzky, M., Schmidt, F. L. and Rynes, S. L. 2003. Corporate social and financial

performance:A meta-analysis, Organization Studies, 24,:403–41.

Page 81: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pagano, M. and Volpin, P. 2005. Managers, workers, and corporate control, The

Journal of Finance, 60: 841–68.

Perry, S., dan T. Williams. 1994. Earnings management preceding management

buyout offers. Journal of Accounting and Economics, 18: 157-179.

Preston, L. and O’Bannon, D. 1997. The Corporate social-financial performance

relationship. A typology and analysis, Business and Society, 36: 419–29.

Prior, D., Surroca, J., and Tribo. 2008. Are socially responsible managers really

ethical? Exploring the relationship between earnings management and

corporate social responsibility. Journal Compilation,Vol.16. No. 3, May.

Rowley, T. and Berman, S. 2000. A brand new brand of corporate social

performance, Business and Society, 39: 397–418.

Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory. Edisi ke 2. Prentice Hall

Inc. Ontario. Canada.

Sembiring, E. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa

Efek Jakarta. Paper presented at the Simposium Nasional Akuntansi 8,

Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo.

Setiawati, L. dan A. Na'im. 2001. Bank health evaluation by Bank Indonesia and

earnings management in banking industry. Gadjah Mada International

Journal of Business. May: 159-176.

Teoh, S. Hong, I. Welch, dan T.J. Wong. 1998. Earnings management and

underperformance of seasoned equity offerings. Journal of Financial

Economics, 50: 63-99.

Waddock, S. A. and Graves, S. B. 1997. The corporate social performance-

financial performance link, Strategic Management Journal, 18: 303–19.

Watts, R. L. and Zimmerman, J. L. 1978. Towards a positive theory of the

determination of accounting standards, The Accounting Review, 53: 112–

34.

Yuliana, R. dan Purnomosidhi, B. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Dampaknya terhadap Reaksi Investor : Studi pada Perusahaan Yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Paper presented at the 2nd

Accounting

Conference 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop, Depok.

Zahra, S. A., Priem, R. L. and Rasheed, A. A. 2005. The antecedents and

consequences of top management fraud, Journal of Management, 31: 803–

28.

Page 82: TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN … · relevansi tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan, ... dimana ia bekerja, dan ... mereka pada perusahaan. Namun masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67