TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF...
Transcript of TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF...
PENGARUH PEMBELAJARAN INQUIRY-BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF
SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Disusun Oleh:
Fifi Prialita
NIM. 11140170000032
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Fifi Prialita (11140170000032). “Pengaruh Pembelajaran Inquiry-Based
Learning terhadap Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa”. Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2019.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran
inquiry-based learning terhadap kemampuan literasi kuantitatif siswa. Penelitian
dilakukan di SMP IT Insan Harapan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain randomized
control group posttest only. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 siswa terdiri
dari 26 siswa kelompok eksperimen dan 26 siswa kelompok kontrol yang
diperoleh menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data
kemampuan literasi kuantitatif diperoleh dengan instrumen tes. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa kemampuan literasi kuantitatif yang diajarkan dengan
pembelajaran inquiry-based learning lebih tinggi daripada kemampuan literasi
kuantitatif yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kemampuan
literasi kuantitatif meliputi indikator interpretasi, representasi, analisis, dan
indikator asumsi/estimasi. Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran inquiry-
based learning lebih efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (
Kata Kunci: inquiry-based learning, kemampuan literasi kuantitatif
ii
ABSTRACT
Fifi Prialita (11140170000032). “The Effect of Inquiry-Based Learning on
Student’s Quantitative Literacy Skill”. The Thesis of Departement of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers, Syarif Hidayatullah
State Islamic University of Jakarta, May 2019.
The purpose of this research was to analyze the effect of inquiry-based learning to
student’s quantitative literacy skills. This research was conducted at Insan
Harapan Integrated Islamic Junior High School in academic year 2018/2019. The
method in this research used quasi-experimental method with randomized control
group posttest only design. The samples of this research are 52 students consist of
26 students in experimental group and 26 students in control group.
Determination of the samples used cluster random sampling technique.
Quantitative literacy skill data collecting used by test instrument. The result
showed that the students quantitative literacy skill taught by inquiry-based
learning is higher than by conventional instrument. Quantitative literacy skill
include indicators of interpretation, representation, analyze, and
assumpsion/estimation. The conclusion of this research showed that the
application inquiry-based learning is more effective to improve students
quantitative literacy skill, compared with conventional learning. (
Key Words: inquiry-based learning, quantitative literacy
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan umatnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini penulis sangat berterima kasih kepada keluarga atas
doa dan dukungannya yang selalu diberikan sepanjang hidup tiada henti. Terima
kasih Bapak Supriyatno, Mama Euis Rohmawati, adik Adinda Annas Aisya, dan
Nenek yang selalu ada dan memberikan dukungan, perhatian, dan semangat
kepada penulis dalam menjalani kehidupan.
Penulis juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Kadir, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, serta Ibu Dedek Kustiawati,
M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan segala bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat selama penulisan skripsi sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Semoga Allah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu atas segala jasa dan kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis.
Tak luput juga berbagai pihak yang telah memberikan doa, bimbingan, dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iv
4. Bapak Drs. Dindin Sobirudin, M.Kom selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulis
melaksanakan proses perkuliahan.
5. Seluruh Dosen serta staff Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses
perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat
keberkahan dari Allah SWT.
6. Bapak Dr. Abdul Mu’in, S.Si, M.Pd., Bapak Anang Jatmiko, M.Pd., Bapak
Ahmad Dimyati, M.Pd., Bapak Hafiz Arif, M.Pd., Ibu Susi, Ibu Ufi
Sulfiyah, dan Bapak Amri yang telah bersedia menjadi responden ketika
penulis melakukan CVR. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberikan
kesehatan dan rahmat-Nya.
7. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pelayanan dalam hal administrasi penulisan
skripsi.
8. Bapak Wahyu Setiadi Putra, S.T.P., selaku Kepala SMP IT Insan Harapan
dan Ibu Tika Susmayanti, S.P., selaku Wakil Kepala bidang kurikulum SMP
IT Insan Harapan yang telah memberikan izin penulis melakukan penelitian
di sekolahnya.
9. Seluruh dewan guru SMP IT Insan Harapan khususnya Ibu Diah
Kusumawati, S.Si., selaku guru bidang studi Matematika yang telah sangat
membantu dalam penulis melaksanakan penelitian ini.
10. Siswa/i SMP IT Insan Harapan Tahun Ajaran 2018/2019, khususnya kelas
7.2 dan 7.3 yang telah membantu dan kooperatif selama penulis melakukan
penelitian.
11. Sahabat Em, Wini, Mae, Ulfah, Kuni, Novi, Tyaz yang selalu menjadi
tempat berkeluh kesah dan tempat bertukar pikiran selama 5 tahun ini.
12. Teman seperjuangan dalam per-skripsweet-an Wini, Kasyifah, Nurul, Mae,
Uus, Arista, Rohima, ka Akma, ka Ami, yang selalu bertukar cerita dan
memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
v
13. Sahabat sekaligus rekan PPKT Nurul Mardhiyah, terima kasih telah
menemani bersama selama 4 bulan di sekolah.
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2014, khususnya
Bee Class Anis, Rifdah, Nanda, Peni, Eka dll, yang selalu menjalin
kebersamaannya selama 4 tahun perkuliahan.
15. Sahabatku ciwi-ciwi sholehah Anna, Elen, Una, Addini, Wati, Neneng, dan
Mia yang menemani, menghibur serta memberi dukungan kepada penulis.
16. Sahabatku since 9 years ago and still counting Widia, Wina, Desi, dan Desy
Apriyanti yang selalu menghibur dan selalu memberi dukungan kepada
penulis.
17. Kakak-kakak Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2012 dan 2013
khususnya Ka Resti, Ka Rizvi, yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
18. Adik-adik Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2015 dan 2016 terima
kasih atas dukungan yang telah diberikan.
Serta semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.
Terima kasih banyak sekali lagi penulis ucapkan, semoga do’a, bantuan, support
yang telah diberikan menjadi lading pahala dan mendapatkan keberkahan Allah
SWT. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Demikian skripsi ini dibuat, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, dan kelemahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis butuhkan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya baik kepada penulis maupun pembaca.
Ciputat, Juni 2019
Penulis
Fifi Prialita
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................. 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 10
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 10
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 12
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 13
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 13
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 17
1. Uji Validitas Instrumen .................................................................... 17
a. Validitas Isi .................................................................................. 17
b. Validitas Empiris ......................................................................... 18
2. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 20
3. Taraf Kesukaran Soal ....................................................................... 21
4. Daya Pembeda .................................................................................. 22
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24
1. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 25
a. Uji Normalitas ............................................................................. 25
b. Uji Homogenitas .......................................................................... 26
vii
2. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................... 27
3. Menentukan Proporsi Varians (effect size) ...................................... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 29
B. Saran ..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian ............................................................ 10
Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 12
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif ............ 14
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif .......... 15
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif ................................................... 18
Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif ................................................... 19
Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Soal ......................................................... 20
Tabel 3.8 Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal.................................................. 21
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan
Literasi Kuantitatif ........................................................................ 22
Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ................................................. 23
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Literasi
Kuantitatif ..................................................................................... 23
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Kemampuan Literasi
Kuantitatif ..................................................................................... 24
Tabel 3.13 Kriteria Kemampuan Siswa .......................................................... 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua aspek didalam kehidupan membutuhkan literasi, seperti
membaca data yang ditampilkan dalam surat kabar, membaca peta suatu
wilayah, melihat rute perjalanan pesawat, semua memerlukan literasi. Oleh
karena itu literasi sangat berguna dalam kehidupan manusia untuk
menjalankan aktivitasnya. Literasi dapat menyebabkan multiplier effect, yaitu
memberdayakan masyarakat, memudahkan masyarakat dalam berkontribusi
sepenuhnya di lingkungannya, dan berkontribusi dalam meningkatkan mata
pencaharian atau mengurangi angka pengangguran.1 Sesuai dengan visi yang
digagas oleh UNESCO yaitu “literate world for all” literasi memang sangat
dibutuhkan oleh siapa saja, dan di belahan dunia manapun, konsep umum
dari literasi itu sendiri terdiri dari kemampuan membaca, menulis, dan
menghitung.
Literasi dalam bidang matematika biasa disebut dengan literasi
matematis, literasi matematis menurut Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) adalah kapasitas kemampuan siswa
dalam merumuskan, menggunakan, dan menginterpretasikan matematika
kedalam berbagai konteks.2 Literasi matematis sangat berguna bagi seseorang
dalam menyelesaikan masalahnya sehari-hari. Beberapa permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari diperlukan kemampuan untuk dapat membaca suatu
permasalahan matematika, serta ide-ide yang ada di dalam matematika yang
akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena alam dan sosial di dunia.
Untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah
1 Unesco, Literacy for All, tersedia online di https://en.unesco.org/themes/literacy-all pada 17
juli 2018 2 OECD. PISA 2015 Result: Excellence and Equity in Education, Volume 1, (Paris: OECD
Publishing, 2016), h. 176.
2
matematika yang dihadapi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari tidak
diajarkan secara langsung di sekolah, tetapi menggunakan kemampuan yang
3
ada pada dirinya untuk membaca keadaan sekitar serta menemukan solusi
berdasarkan apa yang dialami oleh seseorang tersebut.
. Masalah yang ada didunia ini banyak yang melibatkan kuantitas, yaitu
bentuk permasalahan yang melibatkan angka, gambar-gambar, dll yang
dapat menampilkan kuantitas dalam masalah itu sendiri. Menurut Elrod di
dunia ini banyak informasi bersifat kuantitatif.3 Dalam mengolah informasi-
informasi kuantitatif tersebut maka diperlukan suatu cara agar dapat
memahami bagaimana menggunakan informasi kuantitatif itu untuk
memecahkan suatu masalah.
Deborah menegaskan dalam essaynya bahwa literasi kuantitatif adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan informasi kuantitatif
dalam konteks kehidupan sehari-hari.4 Berdasarkan pernyataan tersebut maka
untuk menyelesaikan masalah yang terdapat informasi-informasi kuantitatif
didalamnya dibutuhkan kemampuan literasi kuantitatif. Menurut National
Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa sejak usia dini seseorang
harus mendapatkan proses dan kemampuan matematik yang mendukung
kemampuan literasi kuantitatifnya,5 hal ini menandakan bahwa sejak dini
siswa harus mengembangkan kemampuan literasi kuantitatifnya untuk dapat
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah yang lebih
kompleks dikemudian hari.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Programme for the
International Assessment of Adult Competencies (PIAAC) yang merupakan
salah satu program OECD The Survey of Adult Skills menunjukan bahwa
kemampuan literasi di Indonesia berada jauh dibawah rata-rata Negara
OECD, yaitu kurang dari 1% dari responden yang berada pada level 4 dan 5,
dan hampir 70% dari responden berada pada atau di bawah level 1 (32,5%
3 Susan Elrod, Quantitative Reasoning: The Next “Across Curriculum” Movement, tersedia
online (https://www.aacu.org/peerreview/2014/summer/elrod) diakses pada 18 Juni 2018 4 Richard L Scheaffer, “Statistics and Quantitatif Literacy”, dalam Bernard L. Madison (ed),
Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges, (USA: NCED, 2003), h.
149. 5 NCTM, Principles and Standart for School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), h.16
4
dibawah level 1 yaitu level paling rendah dalam literasi.6 Menurut data
Programme for International Student Assesment (PISA) yaitu sebuah
lembaga suvey yang menguji seberapa besar kemampuan siswa di 72 Negara
partisipan yang dilakukan kepada hampir 29 juta siswa umur 15 tahun atau
siswa yang berada pada kelas 10, berfokus pada 3 bidang yaitu kemampuan
sains, membaca, dan matematika, serta kolaboratif problem solving. Hasil
PISA 2015 menunjukan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia
berada dibawah rata-rata negara-negara OECD dengan skor rata-rata
kemampuan matematikanya hanya sebesar 386 dari rata-rata OECD yaitu
sebesar 490.7
PISA menggunakan 4 indikator literasi matematika dalam membuat tes,
yaitu Change and Relationship, Space and Shape, Quantity, dan Uncertainty
and Data.8 Salah satu indikator yang terdapat dalam PISA adalah quantity
atau kuantitas, maka dalam penilaiannya literasi kuantitatf masuk didalam
penilaian tersebut. Pada hasil PISA 2015 yang dibagi kedalam 6 level
berdasarkan tingkat kepandaiannya sebanyak, lebih dari 70% siswa di
Indonesia masih berada di level 2 dan dibawahnya, dimana pada level 2
kebawah ini siswa hanya mampu menjawab soal-soal rutin yang sering
diberikan serta semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia dan
pertanyaannya juga sudah tersedia tanpa harus murid mencari tahu lebih
lanjut tentang pertanyaann tersebut, dan kurang dari 25% siswa berada pada
level 2 keatas.
Hasil dari penelitian Andy Cici Oktaviani pada tahun 2017 yang
membahas tentang analisis kemampuan literasi kuantitatif pada aspek konten
uncertainty and data menunjukan bahwa pada indikator representasi ada
siswa yang tidak dapat menjawab soal sama sekali yaitu sebesar 6%,
6 OECD, Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the Survey of
Adult Skills, (Paris: OECD Publishing, 2016), h. 2. 7 OECD, op.cit.
8 OECD, PISA 2015 Draft Mathematics Framework, (OECD Publishing, 2013)., h. 16-17
5
indikator kalkulasi sebesar 39%, indikator analisis sebesar 49%, indikator
asumsi sebesar 61%, dan indikator komunikasi sebesar 54%.9
Hal ini menandakan bahwa kemampuan literasi kuantitatif siswa masih
dalam kategori yang rendah, oleh karena itu pada pembelajaran disekolah
dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif
siswa agar dapat bersaing dengan Negara lain serta siswa dapat menggunakan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-harinya.
Untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif siswa dibutuhkan
sebuah cara model, strategi, atau metode dalam mengajarkan suatu konsep
matematika didalam kelas. Penggunakan model pembelajaran dan strategi
yang tepat tentunya dapat meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif
siswa. Kemampuan literasi kuantitatif dapat ditingkatkan dengan
pembelajaran yang membuat siswa memahami sendiri bagaimana konsep
tersebut didapatkan sehingga dapat diterapkan oleh siswa dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa ide-ide yang
lalu untuk mengajarkan kemampuan literasi kuantitatif adalah dengan
project-based collaborative learning, teaching in context, dan using
computers.10
Teaching in context berarti bahwa pembelajaran didasarkan
pada masalah yang ada di lingkungan serta dapat menemukan konsep dari
masalah yang ada di lingkungan tersebut sehingga siswa memperoleh
pembelajaran yang lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk dapat mencari dan menemukan suatu konsep dengan
pemahamannya sendiri adalah dengan pembelajaran Inquiry-Based Learning
(IBL).
Pembelajaran dengan pendekatan Inquiry-Based Learning didasarkan
pada filosofi John Dewey bahwa pembelajaran dimulai dengan menciptakan
9 Andy Cici Oktaviani dkk, Analisis Literasi Kuantitatif Siswa Dalam Aspek Konten
Uncertainty And Data Pada Materi Statistika. Pontianak: Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Untan, 2017. 10
Packer, Arnold, What Mathematics Should “Everyone” how and Be Able to Do? dalam
Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges,
(USA: NCED, 2003), h. 33.
6
rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa.11
Pendekatan Inquiry-Based Learning
adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu
gejala.12
Pada pembelajaran Inquiry-Based Learning siswa dituntut untuk
dapat menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya agar dapat
memahami suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar, menganalisis,
hingga menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Dengan menerapkan
pembelajaran Inquiry-Based Learning siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam proses menemukan
konsep dengan mencari tahu sendiri apa solusi dari sebuah masalah yang ia
hadapi.
Langkah-langkah pembelajaran Inquiry-Based Learning menurut
Sanjaya adalah orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.13
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut siswa dituntut
untuk mampu membangun konsep sendiri dengan menganalisis masalah serta
membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri terkait masalah yang diberikan serta
dapat memecahkan masalah itu berdasarkan konsep yang sudah dimilikinya,
pada pembelajaran inquiry-based learning siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan proses
pembelajaran yang sudah dijabarkan diatas penulis meyakini bahwa
pembelajaran Inquiry-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
literasi kuantitatif siswa.
Berdasarkan penjelasan yang telah penulis sampaikan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pembelajaran
Inquiry-Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa”.
11
Mundilarto, Keefektifan Pendekatan Inquiry-Based Learning untuk Peningkatan Karakter
Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan, 2013), Th. XXXII,
No. 2. 12
Kusmaryono Heru, Rokhis Setiawati, Penerapan Inquiry Based Learning untuk
Mengetahui Respon Belajar Siswa pada Materi Konsep dan Pengelolaan Koperasi,(Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, 2013), vol. VIII, No.2. 13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006) h. 201.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, berikut adalah beberapa masalah yang
teridentifikasi, yaitu:
1. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dalam hal ini mengacu pada
masalah literasi kuantitatif.
2. Model pembelajaran yang ada kurang memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan sendiri pengetahuannya terkait kemampuan literasi
kuantitatifnya.
3. Perangkat pembelajaran inquiry-based learning belum tersedia di
sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berikut adalah pembatasan masalah yang akan dilakukan pada
penelitian ini, yaitu:
1. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan pembelajaran Inquiry-
Based Learning yang mempunyai 6 langkah, yaitu a) orientasi, b)
merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data,
e) menguji hipotesis, dan f) merumuskan kesimpulan.
2. Indikator kemampuan literasi kuantitatif yang akan diukur adalah, a)
Interpretasi yaitu kemampuan siswa dalam mengumpulkan dan
menjelaskan informasi-informasi matematika yang relevan dalam suatu
masalah, b) Representasi yaitu kemampuan untuk mengubah informasi
yang relevan kedalam bentuk matematika, c) Analisis yaitu kemampuan
untuk membuat penilaian dan menarik kesimpulan yang tepat
berdasarkan analasis data kuantitatif, tetapi tetap mengetahui batas –
batas analisisnya, d) Asumsi/Estimasi kemampuan untuk membuat dan
mengevaluasi asumsi penting dalam mengestimasi, memodelkan, dan
menganalisis data.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jabarkan, dapat
dirumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu:
1. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh
pembelajaran Inquiry-Based Learning?
2. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran Inquiry-Based Learning lebih baik daripada kemampuan
literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk, tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah
memperoleh pembelajaran dengan Inquiry-Based Learning.
b. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah
memperoleh pembelajaran konvensional.
c. Menganalisis perbandingan kemampuan literasi kuantitatif siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan Inquiry-Based Learning
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Memberikan informasi bahwa pembelajaran dengan Inquiry-
Based Learning dapat diterapkan sebagai alternatif
pembelajaran di sekolah.
2) Sebagai referensi untuk penelitan lain yang relevan.
b. Manfaat praktis
9
1) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi
kuantitatif.
2) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan
kemampuan literasi kuantitatif siswa.
3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah wawasan tentang
pembelajaran yang dapat digunakan sekolah dan diharapkan
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di
sekolah.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP yang berada di Tangerang
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran semester genap
2018/2019.
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Penelitian
Waktu Kegiatan yang dilakukan
29 November 2018
s.d.
20 Maret 2019
Penyusunan Instrumen Penelitian
20 Desember 2018 Melakukan Observasi Mengajar &
Wawancara
15 Januari 2019
s.d.
15 Februari 2019
Penyusunan RPP, LKS, dan Bahan
Ajar
21 Maret 2019 Uji Validitas Isi (CVR)
29 Maret 2019 Uji Validitas Instrumen ke Sekolah
12 Maret 2019
s.d.
9 April 2019
Melaksanakan Penelitian:
Pertemuan 1 – Pertemuan 7
11 April 2019 Posttest
12 April s.d. selesai Penyusunan Laporan
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
metode quasi eksperimen. Quasi eksperimen adalah pemberian kesempatan
kepada peneliti untuk meneliti perlakuan-perlakuan yang tidak ditempatkan
dengan sengaja melainkan terjadi secara alami14
. Dalam hal ini artinya karena
keterbatasan peneliti yang tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang
berasal dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen. Dalam penelitian ini,
14
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 112.
11
peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan strategi
12
pembelajaran Inquiry-Based Learning dan kelompok kontrol yang akan
diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomize Control
Group Post Test Only Design, yaitu pengontrolan secara acak yang
menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir
atau post test, peneliti tidak melakukan pre test karena hanya kemampuan
literasi kuantitatif siswa yang sudah diberi perlakuan saja yang akan
dianalisis lebih lanjut. Desain penelitian dengan menggunakan Randomize
Control Group Post Test Only Design adalah seperti dibawah ini:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
C XC O
E XE O
Keterangan:
C = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen
XC = Perlakuan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional
XE = Perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menggunakan
pembelajaran Inquiry-Based Learning
O = Hasil Post Test kemampuan literasi kuantitatif kepada kedua
kelompok
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan data
dan informasi untuk suatu penelitian.15
Dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII di SMP IT Insan Harapan.
2. Sampel
15
Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2015), h. 64.
13
Sampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri-ciri atau
karakteristiknya benar-benar diselidiki.16
Sampel dalam penelitian ini
diambil sebanyak dua kelas dari populasi yang ada dengan teknik
penentuan sampel menggunakan Cluster Random Sampling, yaitu
sampel yang diambil jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.17
Dua
kelompok kelas ini diambil secara acak untuk selanjutnya dipilih
menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada
dua kelompok sampel pada akhir materi pembelajaran. Hal-hal yang
diperhatikan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Variabel
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu kemampuan literasi
kuantitatif siswa sebagai variabel terikat (dependent variable) dan
strategi pembelajaran Inquiry-Based Learning sebagai variabel bebas
(independent variable).
2. Sumber Data
Sumber data peneliti dalam penelitian ini adalah dua kelompok siswa
yang terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok siswa kelas
eksperimen yang diberikan strategi pembelajaran Inquiry-Based
Learning dan kelompok siswa kelas kontrol yang diberikan
pembelajaran konvensional.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa soal uraian (essay)
yang dapat mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa. Instrumen
diberikan kepada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol
dengan soal yang sama, dimana setiap soal mengacu kepada indikator dari
16
Ibid. 17
Margono. Ibid., h. 127.
14
literasi kuantitatif yaitu Interpretasi, Representasi, Kalkulasi, Analisis,
Asumsi/Estimasi, Komunikasi. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes
kemampan literasi kuantitatif yang disajikan dalam tabel:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
Komponen
Literasi
Kuantitatif
Indikator Literasi Kuantitatif Nomor
Soal
Interpretasi
Mengumpulkan informasi matematika yang
relevan pada diagram lingkaran untuk
menyelesaikan masalah
1a
Mengumpulkan informasi yang relevan pada
tabel untuk menyelesaikan masalah 3a
Representasi
Mengubah informasi dari diagram lingkaran
kedalam model matematika lainnya yaitu
gambar/grafik
1b
Mengubah informasi dari sebuah tabel
kedalam model matematika lainnya yaitu
gambar/grafik
3b
Analisis
Menarik kesimpulan yang tepat berdasarkan
analasis data kuantitatif pada beberapa
pernyataan
2
Mengestimasi suatu jawaban berdasarkan data
kuantitatif pada tabel, dan dapat menunjukan
cara yang tepat untuk membuktikan jawaban
tersebut
6
Asumsi/Estimasi
Mengestimasi suatu jawaban berdasarkan data
kuantitatif pada tabel, dan mengidentifikasi
cara-cara yang tepat untuk membuktikan
jawaban tersebut
4
Membuat suatu asumsi untuk mengestimasi
serta dapat mencari solusi dari permasalahan 5
15
Untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa maka diperlukan
sebuah rubrik sebagai pedoman untuk membantu memudahkan peneliti
dalam melakukan penilaian. Pedoman penskoran ini dibuat berdasarkan
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan diberikan siswa terhadap
instrument tes yang diberikan, serta mengacu pada Quantitative Literacy
Value Rubric yang disusun oleh Association of American College &
University.18
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif
Aspek
Penilaian
Kriteria Penilaian Skor Skor
Interpretasi
Dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan dalam
bentuk matematika secara akurat, dan membuat
kesimpulan yang tepat berdasarkan informasi yang ada.
4
Dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan dalam
bentuk matematika secara akurat.
3
Dapat menjelaskan hampir akurat dari informasi yang
ditampilkan dalam bentuk matematika, tetapi
menunjukan sedikit kesalahan terkait perhitungan dan
satuan pengukuran.
2
Mencoba untuk menjelaskan informasi yang
ditampilkan dalam bentuk matematika, tetapi membuat
kesimpulan yang salah tentang maksud dari informasi
tersebut.
1
Tidak dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan
dalam bentuk matematika.
0
Representasi Dapat mengubah informasi yang relevan menjadi
penggambaran matematis yang lengkap.
4
18
AAC&U (Association of American Colleges and Universities), Quantitative Literacy
Value Rubric, tersedia di https://manoa.hawaii.edu/assessment/MSC/QuantitativeLiteracy
_VALUE rubric.pdf pada 3 Agustus 2018
16
Dapat mengubah informasi yang relevan kedalam
penggambaran matematika yang lengkap dan
diinginkan.
3
Dapat mengubah informasi, hasil penggambarannya
hanya sebagian tetapi akurat.
2
Dapat mengubah informasi tetapi hasilnya tidak tepat. 1
Tidak dapat mengubah informasi sama sekali. 0
Analisis
Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar
untuk membuat penilaian, dan dapat menarik
kesimpulan secara bijaksana, hati-hati, serta bermakna.
4
Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar
untuk membuat penilaian, dan dapat menarik
kesimpulan yang masuk akal dan tepat.
3
Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar
untuk membuat penilaian, dan dapat menarik
kesimpulan yang masuk akal.
2
Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar
sementara untuk membuat penilaian mendasar, serta
ragu-ragu atau tidak pasti dalam menarik kesimpulan
1
Tidak dapat menganalisis data secara kuantitatif 0
Asumsi/Estimasi
Dapat memberikan asumsi dan memberikan alasan
yang rasional mengapa asumsi tersebut sesuai.
Menunjukan kesadaran dan keyakinan dalam
berasumsi untuk memberikan kesimpulan.
4
Dapat memberikan asumsi dan memberikan alasan
yang rasional mengapa asumsi tersebut tepat.
3
Dapat memberikan asumsi. 2
Berusaha untuk memberikan asumsi. 1
Tidak dapat memberikan asumsi. 0
17
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk melihat seberapa baik kualitas instrumen yang dibuat maka
peneliti melakukan uji validitas, dan reliabilitas, uji kesukaran, dan daya
pembeda agar instrumen yang disusun valid dan reliabel sehingga dapat
mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa dengan baik.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kualitas dari instrumen
itu sudah valid (benar) dapat mengukur kemampuan literasi kuantitatif
siswa atau belum. Dalam penelitian ini dilakukan 2 uji validitas yaitu uji
validitas isi dan uji validitas empiris.
a. Validitas Isi
Validitas isi (content validity) dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan indikator kemampuan
literasi kuantitatif yang ada. Penilaian ini dilakukan oleh 4 dosen
pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2 guru
SMP N 1 Tangsel, 1 Guru SMP IT Insan Harapan, dan 1 Guru SMP
Era Informatika.
Metode perhitungan validitas isi menggunakan metode CVR
(Content Validity Ratio). Rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut:19
( ( ))
( )
Keterangan:
CVR : Rasio Validitas Isi (Content Validity Ratio)
: Jumlah penliaian yang menyatakan butir soal esensial
N : Jumlah penilai
19
C.H Lawshe. A Quantitative Approach to Content Validity. By Perssonel Psychology,
INC, 1975, p. 567-568
18
Uji validitas dengan metode CVR dilakukan pada setiap butir
soal. Uji validitas ini menggunakan kriteria Lawshe yaitu terdiri dari
penilaian esensial (E), tidak esensial (TE), dan tidak relevan (TR).
Dalam kriteria ini ditetapkan nilai minimum oleh Lawshe dengan
panelis sebanyak 8 orang yaitu 0,75, jika soal tidak memenuhi nilai
minimum tersebut maka soal tidak valid dan dilakukan tindakan
menghilangkan atau memperbaiki soal sesuai saran ahli. Berikut
hasil uji validitas isi dengan metode CVR:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator
Kemampuan
Literasi
Kuantitatif
No.
Soal E TE TR N
Nilai
CVR
Minimum
Skor Keterangan
Interpretasi 1a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
3a 6 1 1 8 0.5 0.75 Tidak Valid
Representasi 1b 7 1 0 8 0.75 0.75 Valid
3b 7 1 0 8 0.75 0.75 Valid
Analisis 2 8 0 0 8 1 0.75 Valid
6 6 1 1 8 0.5 0.75 Tidak Valid
Asumsi/Estimasi 4 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
5 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid
Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 2 soal yang berada
dibawah minimum skor yaitu soal nomor 3a, dan 6, tetapi masih
bernilai positif sehingga soal tersebut diperbaiki dari segi isi dan
redaksi.
b. Validitas Empiris
Sebelum melakukan uji validitas empiris, instrumen terlebih
dahulu diujikan kepada 33 siswa kelas VIII SMP IT Insan Harapan.
Setelah skor tiap butir didapat maka uji validitas menggunakan
teknik korelasional product moment Karl Pearson untuk
mendapatkan nilai rhitung dengan rumus sebagai berikut:20
20
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 206.
19
( ( (
√( ( ( (
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
: Banyaknya peserta yang mengikuti tes
: Skor butir soal
: Totak skor
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan
nilai hasil perhitungan diatas yaitu dengan pada taraf
signifikansi 5% ( ) dan derajat kebebasan (degree of
freedom) atau dk = n – 2. Instrumen dikatakan valid apabila nilai
dan instrumen dikatakan tidak valid apabila nilai
. Perhitungan uji vaiditas ini dihitung dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS dengan hasil yang didapat
sebagai berikut:
Tabel 3.621
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kemampuan
Literasi Kuantitatif
Indikator Literasi
Kuantitatif
Nomor
Soal
Validitas Keterangan
rhitung rtabel
Interpretasi 1a 0,596 0,355 Valid
3a 0,895 0,355 Valid
Representasi 1b 0,834 0,355 Valid
3b 0,756 0,355 Valid
Analisis 2 0,793 0,355 Valid
6 0,774 0,355 Valid
Asumsi/Estimasi 4 0,504 0,355 Valid
5 0,454 0,355 Valid
21
Lampiran 7
20
Pada tabel diatas semua butir soal terlihat valid sehingga dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif dengan baik
dan tidak ada tindak lanjut untuk soal-soal tersebut.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji tingkat konsistensi dari
suatu instrumen, apakah instrumen itu dapat dipercaya atau tidak. Teknik
yang digunakan untuk menguji keabsahan suatu soal digunakan teknik
Cronbach’s Alpha atau koefisien alfa, dengan rumus sebagai berikut:22
(
)(
)
Dengan Varians :
(
Keterangan :
: Nilai reliabilitas
: Jumlah varians butir
: Varians total
k : Banyaknya item pertanyaan
X : Skor tiap soal
N : Banyaknya siswa
Kriteria menurut Guildford untuk menginterpretasikan hasil
perhitungan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam tabel dibawah
ini:23
Tabel 3.7
Interpretasi Reliabilitas Soal
Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi
Sangat tinggi Sangat baik
Tinggi Baik
Sedang Cukup
Rendah Buruk
Sangat rendah Sangat buruk
22
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.233. 23
Karunia Eka Lestari dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 206.
21
Hasil perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini dihitung
menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Diperoleh nilai r11 adalah
0,85724
yang berarti bahwa soal tersebut reliabel dan berada pada
korelasi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan literasi kuantitatif dengan baik.
3. Taraf Kesukaran Soal
Uji taraf kesukaran soal ini dilakukan untuk mengukur seberapa
besar derajat kesukaran suatu soal, tingkat kesukaran soal untuk
mengklasifikasikan suatu soal apakah butir soal itu sulit, sedang, ataupun
mudah. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula
terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dapat
digunakan rumus berikut:25
Keterangan:
P : Indeks kesukaran soal yang dicari
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
Js : Jumlah seluruh siswa
Setelah menghitung nilai P maka digunakan tabel berikut untuk
mennginterpretasikan tingkat kesukaran tiap butir soal:26
Tabel 3.8
Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal
Nilai Indeks Kesukaran (P) Keterangan
Soal Sukar
Soal Sedang
Soal Mudah
24
Lampiran 8 25
Ali Hamzah, op. cit., h. 245. 26
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, cet. 5, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2016), h. 223
22
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran soal instrument penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.927
Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Nomor
Soal Nilai P Interpretasi
Interpretasi 1a 0,70 Sedang
3a 0,39 Sedang
Representasi 1b 0,33 Sedang
3b 0,30 Sukar
Analisis 2 0,41 Sedang
6 0,55 Sedang
Asumsi/Estimasi 4 0,39 Sedang
5 0,60 Sedang
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan indeks
kesukaran soal didapat bahwa ada 7 soal dengan kategori sedang, dan 1
soal dengan kategori sukar.
4. Daya Pembeda
Uji daya pembeda dilakukan ketika ingin melakukan pengukuran
sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa mana yang
sudah menguasai materi dan mana yang belum,28
dalam hal ini dapat
juga membedakan siswa dengan kemampuan siswa yang tinggi dan
rendah. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir
soal adalah sebagai berikut:29
Keterangan:
= Daya pembeda butir
= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
27
Lampiran 9 28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 273. 29
Ali Hamzah, op. cit., h. 240.
23
= Banyaknya siswa kelas atas
= Banyaknya siswa kelas bawah
Setelah menghitung nilai maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal tersebut.30
Tabel 3.10
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Hasil perhitungan daya pembeda instrument penelitian disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.1131
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Nomor
Soal Nilai Dp Kriteria
Interpretasi 1a 0,39 Cukup
3a 0,69 Baik
Representasi 1b 0,81 Sangat Baik
3b 0,81 Sangat Baik
Analisis 2 0,69 Baik
6 0,78 Sangat Baik
Asumsi/Estimasi 4 0,39 Cukup
5 0,42 Baik
Berdasarkan hasil uji daya pembeda diperoleh 3 butir soal dengan
kriteria sangat baik, 3 butir soal dengan kriteria baik, dan 2 butir soal
dengan kriteria cukup.
Setelah melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan
daya pembeda, berikut disajikan hasil rekapitulasi dalam tabel dibawah ini:
30
Karunia Eka Lestari dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, op.cit., h. 217. 31
Lampiran 10
24
Tabel 3.12
Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen
Kemampuan Literasi Kuantitatif
Indikator Nomor
Soal CVR Validitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
Interpretasi 1a Valid Valid Sedang Cukup Digunakan
3a Tidak Valid Valid Sedang Baik Digunakan
Representasi 1b Valid Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
3b Valid Valid Sukar Sangat Baik Digunakan
Analisis 2 Valid Valid Sedang Baik Digunakan
6 Tidak Valid Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
Asumsi/Esti
masi
4 Valid Valid Sedang Cukup Digunakan
5 Valid Valid Sedang Baik Digunakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas penulis menyimpulkan bahwa soal
yang digunakan dalam post test pada akhir penelitian yaitu 8 butir soal atau
semua butir soal dapat digunakan. Dengan koefisien reliabilitas 0,857, maka
kedelapan soal tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi yang baik
digunakan untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatof siswa.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua teknis analisis data yaitu teknik analisis
deskriptif dan teknik analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif
menjelaskan ukuran kecenderungan data, seperti rata-rata, modus, median,
ukuran penyebaran data, seperti varians, standar deviasi, serta ukuran
distribusi data, seperti Skewness (kemiringan), dan Kurtosis (keruncingan).
Berikut kriteria kemampuan siswa pada interpretasi skor analisis deskriptif.
Tabel 3.13
Kriteria Kemampuan Siswa32
Nilai Keterangan
80 - 100 Sangat Baik
66 - 79 Baik
56 - 65 Cukup
40 - 55 Kurang
30 - 39 Sangat Kurang
32
Suharsimi, Arikunto, Op.Cit, h. 245.
25
Untuk teknik analisis inferensial digunakan pengujian hipotesis
perbedaan dua rata-rata populasi. Dalam teknik analisis inferensial untuk
menganalisis suatu data diperlukan beberapa uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Setelah melakukan uji prasyarat analisis
tersebut dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian, berdasarkan uji
normalitas dan homogenitas apabila sampel data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal maka akan dilakukan uji-t, dan apabila data berasal dari
populasi yang berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji-u untuk
selanjutnya dibandingkan hasilnya untukdapat menjawab hipotesis penelitian.
Uji prasyarat analisis dan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS (Statistical Package for School Science).
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan bantuan software SPSS untuk menghitung uji
normalitas. Adapun hipotesis nya adalah sebagai berikut:
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Apabila sampel terdiri dari 50 atau lebih maka dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov dan apabila sampel kurang dari 50 maka dilakukan
uji Saphiro-Wilk.
Hasil dari uji normalitas dengan menentukan D-hitung sebagai
berikut:33
| |
Keterangan:
: Selisih Z-tabel dan kumulatif proporsi pada batas atas
: Selisih Z-tabel dan kumulatif proporsi pada batas bawah
33
Kadir, Statistika Terapan, Edisi Ketiga. (Depok: Rajawali Pers), h.147
26
Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Z untuk memutuskan hipotesis mana yang
akan dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukan oleh Asymp. Sig (2-
tailed)untuk p-value pada output yang dihasilkan, kriteria pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara berikut:34
Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima,
yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak.
Penelitian ini menggunakan uji Levene pada perangkat lunak SPSS
untuk mengetahui varians berdistribusi homogen atau tidak.. Hipotesis
untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
:
(varians kedua kelompok sama atau homogen)
:
(varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)
Keterangan:
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
Untuk memutuskan hipotesis, mengacu pada nilai yang ditunjukkan
oleh Sig. pada output Levene’s Test for Equality Variances dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu
varians kedua kelompok tidak homogen.
34
Ibid., h. 157
27
Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima,
yaitu varians kedua kelompok homogen.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji
perbandingan dua rata-rata. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan uji prasyarat analisis yang telah dilakukan, diperoleh
bahwa kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi normal serta
varians dari kedua kelompok homogen. Oleh karena itu, untuk menguji
kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan uji Independent Sample t Test
(Uji t) yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Berikut merupakan
hipotesis untuk uji hipotesis perbandingan dua rata-rata:
Keterangan:
: Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas eksperimen
: Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas kontrol
Untuk menentukan hipotesis yang diterima, digunakan taraf
signifikansi sebesar 5%. Pada hasil perhitungan software SPSS, yang
ditunjukkan Sig. (2-tailed)/2 pada output kolom Equal variances
assumed. Apabila nilai Sig. 0,05 maka ditolak dan apabila nilai
Sig. 0,05 maka diterima.
3. Menentukan Proporsi Varians (effect size)
Populasi varians (effect size) adalah ukuran mengenai besarnya
pengaruh variabel perlakuan (variabel bebas) terhadap kriterium
28
(variabel tak bebas). Effect size dapat dinyatan dengan koefisien
determinasi ( . Cara perhitungan effect size adalah sebagai berikut:35
Keterangan:
: Koefisien determinasi
t0 : t hitung
db : Derajat bebas
Dengan kriteria effect size, sebagai berikut:36
Efek kecil :
Efek sedang :
Efek besar :
35
Kadir, Statistika Terapan, Edisi Kedua (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 296. 36
Ibid.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran inquiry-based learning tergolong kurang. Pencapaian
literasi kuantitatif tertinggi diperoleh indikator asumsi/estimasi, diikuti
analisis, representasi, dan indikator interpretasi.
2. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional tergolong sangat kurang. Pencapaian
kemampuan literasi kuantitatif tertinggi diperoleh indikator
asumsi/estimasi, diikuti interpretasi, analisis, dan indikator representasi.
3. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran inquiry-based learning lebih tinggi
daripada kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran inquiry-based
learning lebih efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk guru yang ingin menerapkan pembelajaran inquiry-based
learning dalam pembelajaran matematika, diharapkan mampu
mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dari segi materi dan
waktu sehingga penerapannya lebih optimal.
2. Peneliti lain diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan yang
meneliti pembelajaran inquiry-based learning pada pokok bahasan lain,
30
mengukur aspek kemampuan matematika yang lain, ataupun pada
jenjang sekolah yang lain.
3. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran inquiry-based learning
efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif siswa, sehingga
dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan
oleh sekolah.
31
DAFTAR PUSTAKA
AAC&U (Association of American Colleges and Universities), Quantitative
Literacy Value Rubric, [Online] https://manoa.hawaii.edu/ assessment/MSC/
QuantitativeLiteracy_ VALUE rubric.pdf
Abidin, Yunus dkk. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara,
2017.
Adelman, Cliff et.al. The Degree Qualification Profile (DQP): A Learning-
Centered Framework for What College Graduates Should Know and be able
to do to Earn the Associate, Bachleor’s or Master’s Degree. Indianapolis:
Lumina Foundation, 2014.
Alberta, Living Literacy: A Literacy Framework for Alberta’s Next Generation
Economy, [Online] http://advancededucation.alberta.ca/media/219400/
living/literacy.pdf
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, cet. 5. Jakarta:
Bumi Aksara, 2016).
Arsal, Zeki. The Impact of Inquiry-Based Learning on the Critical Thinking
Dispositions of Pre-Service Science Teachers. International Journal of
Science Education, 2017.
Elrod, Susan. Quantitative Reasoning: The Next “Across Curriculum” Movement,
[Online] https://www.aacu.org/peerreview/2014/summer/elrod
Gora, Winastwan & Sunarto. PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran Berbasis TIK.
Jakarta: Alex Media Komputindo, 2010.
32
Hallett, Deborah Hughes. The Role of Mathematics Courses in the Development of
Quantitative Literacy. dalam Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why
Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED, 2003.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Sudjono,
Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2014. Lawshe, C.H. A
Quantitative Approach to Content Validity. Perssonel Psychology, INC, 1975.
Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2015.
Kadir. Statistika Terapan. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Kadir. Statistika Terapan. Edisi Ketiga. Depok: Rajawali Pers, 2017.
Kidman, Gillian & Casinader, Niranjan. Inquiry-Based Teaching and Learning across
Disciplines. London: Macmillan Publisher, 2017.
Kuklthau, Carol, et.al. Guided Inquiry: Learning in the 21st century. London: Libraries
Unlimited, 2007.
Kusmaryono, Heru & Setiawan, Rokhis. Penerapan Inquiry Based Learning untuk
Mengetahui Respon Belajar Siswa Pada Materi Konsep dan Pengelolaan Koperasi.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan. Universitas Negeri Semarang:
Semarang, 2013.
Lange, Jan De. Mathematics for Literacy. dalam Bernard L. Madison (ed), Quantitative
Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED, 2003.
Lestari, Karunia Eka & Yudhanegara, Mokhamad Ridwan. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Masitoh & Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam dan Departemen Agama RI, 2009.
Materi Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 SMP Tahun 2018. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018.
33
Mundilarto, Keefektifan Pendekatan Inquiry-Based Learning untuk Peningkatan Karakter
Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika. Th. XXXII, No. 2. Yogyakarta: Cakrawala
Pendidikan, 2013.
NCTM. Principles and Standart for School Mathematics. Reston: NCTM, 2000.
OECD. Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the Survey of
Adult Skills. Paris: OECD Publishing, 2016.
OECD. PISA 2015 Draft Mathematics Framework. OECD Publishing, 2013.
OECD. PISA 2015 Result: Excellence and Equity in Education, Volume 1. Paris: OECD
Publishing, 2016.
Oktaviani, Andy Cici dkk, Analisis Literasi Kuantitatif Siswa Dalam Aspek Konten
Uncertainty And Data Pada Materi Statistika. Pontianak: Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Untan, 2017.
Ontario. Capcity Building Series: Inquiry-Based Learning. Secretariat Special Edition, 2013.
[Online] http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/
inspire/research/CBS_InquiryBased.pdf
Packer, Arnold. What Mathematics Should “Everyone” how and Be Able to Do? dalam
Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and
Colleges. USA: NCED, 2003.
Pedaste, Margus et.al. Phases of Inquiry-Based Learning: Definitions and The Inquiry Cycle.
Electronic Journal of Educational Research Review, No. 14, 2015.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar, dan
menengah.[Online] http://bnsp-indonesi.org/wp-content/uploads/2009/06/
Permendikbud_Tahun2016_Nomor22_Lampiran.pdf
Rosen, Linda P. et.al. Quantitative Literacy in Workplace dalam dalam Bernard L. Madison
(ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA:
NCED, 2003.
S, Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
34
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2006.
Scheaffer, Richard L. Statistics and Quantitatif Literacy, dalam Bernard L. Madison (ed),
Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED,
2003.
Sons, Linda (Ed.). Quantitative Reasoning for College Graduates: A Complemet to the
Standars. Washington DC: Mathematical Association of America, 1996. [Online]
http://www.maa.org/programs/faculty-and-departements/ curriculum-departement-
guidelines-recommendations/ quantitative-literacy/ quantitative-reasoning-college-
graduates
Steen, Lynn Arthur, et.al. The Case for Quantitative Literacy dalam L. A. Steen (ed).
Mathematics and Democracy. USA: NCED, 2001.
Suryani, Nunuk & Agung, Leo. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2012.
Unesco. Literacy for All. [Online] https://en.unesco.org/themes/literacy-all
Unesco. The Plurality of Literacy and its Implications for Polices and Programs (Pdf).
UNESCO Education Sector Position Paper, 2004.
Zulfiani, Z dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.