Tere
-
Upload
mariapriscilla -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Tere
Pembesaran kepala pada anak
Threesia Yuliana Damayanti
NIM.10.2011.086 / B2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Jumlah cairan serebrospinal (CSS) dalam ronggan serebrospinal yang berlebihan
dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. Keadaan ini disebut
hidrosefalus yang berarti ‘kelebihan air dalam kubah tengkorak’. Jadi, hidrosefalus dapat
diakibatkan oleh pembentukan cairan berlebihan oleh pleksus koroideus, absorbs yang
inadekuat, atau obstruksi aliran keluar pada salah satu ventrikel atau lebih.
Ada dua jenis hidrosefalus : nonkomunikans, yaitu aliran cairan dari sistem ventrikel
ke ruang subaraknoid mengalami sumbatan dan komunikans, yaitu tidak ada sumbatan.
Sindroma klinis yang yang ditampilkan berhubungan dengan dilatasi yang progresif pada
sistem ventrikuler serebral dan kompresi gabungan dari jaringan- jaringan serebral selama
produksi. CSS yang ada meningkatkan kecepatan absorbs oelh vili araknoid. Akibat
berlebihnya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intracranial menyebabkan
terjadinya peleburan ruang- ruang tempat mengalirnya liquor. Penyebab penyumbatan aliran
CSS yang sering terdapat pada bayi ialah kelainan bawaan (congenital), infeksi, neoplasma,
dan perdarahan. 1
Pembahasan
Anamnesis 1
Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini merupakan bagian
yang sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Anamnesis pada hidrosefalus meliputi
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat perkembangan,
dan pengkajian psikososial
- Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan pasien untuk meminta pertolongan kesehatan
bergantung seberapa jauh dampak dari hidrosefalus pada peningkatan tekanan
intracranial, meliputi muntah, gelisah nyeri kepala, letargi, lelah apatis,
penglihatan ganda, perubahan pupil, dan konstriksi penglihatan perifer.
- Riwayat penyakit sekarang
Adanya riwayat infeksi (biasanya infeksi pada selaput otak dan meningens)
sebelumnya. Pengkajian yang didapat meliputi seorang anak mengalami
pembesaran kepala, tingkat kesadaran menurun (GCS < 15), kejang, muntah,
sakit kepala, wajahnya tampak kecil secara disproposional, anak menajdi
lemah, kelemahan fisik umum, akumulasi secret pada saluran nafas, dan
adanya liquor dari hidung. Adanya penurunan dan perubahan pada tingkat
kesadran akibat adanya perubahan di dalam intracranial. Keluhan perubahan
perilaku juga umum terjadi.
- Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hidrosefalus
sebelumnya, riwayat adanya neoplasma otak, kelainan bawaan pada otak dan
riwayat infeksi.
- Riwayat perkembangan
Kelahiran premature, lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis
keras atau tidak. Riwayat penyakit keluarga, mengkaji adanya anggota
generasi terdahulu yang menderita stenosis akuaduktal yang sangat
berhubungan dengan penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks.
Pemeriksaan dan diagnosis 2- 5
- Pemeriksaan fisik
Pada saat kelahiran gambaran hidrosefalus congenital berupa lingkar kepala
yang abnormal yang didapat berdasarkan pengukuran lingkar kepala
suboksipitobregmatikus, kulit kepala yang tipis, sunsetting, transiluminasi
kepala, pelebaran vena kulit kepala, sutura melebar dan fontanella menonjol.
Sedangkan diagnosis postnatal dapat ditetpakan dengan ditemukannya
gambaran pertumbuhan kepala yang berlebihan, fontanella anterior yang
menonjol, gagal perkembangan, iritabel, males minum, crack opt sign,
sunsetting, sutura melebar, penipisan tulang orbita dan papilesema.
- Pemeriksaan penunjang
X foto kepala, didapatkan
Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
a. Hidrosefalus tipe congenital / infantile
b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult : oleh karena sutura telah
menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya
gambaran kenaikan tekanan intracranial.
Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptic melalui punksi ventrikel/
punksi fontanela mayor. Menentukan :
Tekanan
Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan/
infeksi
Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
Bila terjadi infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan
kepekaan antibiotic
CT scan
Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan
adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III.
Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipitalis horns
pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal
dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsopsi
transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan menunjukkan
dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang
subarachnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
Keuntungan CT scan :
Gambaran lebih jelas
Non traumatic
Meramal prognosa
Penyebab hidrosefalus dapat diduga
USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan
USG diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar.
Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada penderita
hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan
keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena tidak dapat
menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya
pada pemeriksaan CT scan.
MRI
Pemeriksaan MRI dilakukan pada hidrosefalus yang berhubungan
dengan tumor atau malformasi vaskuler, dan sistem ventrikel yang
berseptumb atau lokulasi.
- Diagnosis banding 4
Tumor otak
Tumor otak menyerang bagian otak. Baik tumor ganas maupun jinak
akan memberikan masalah yang sama beratnya karena otak terletak
dalam rongga tengkorak yang luasnya terbatas. Dampak yang
ditimbulkan kedua jenis tumor tersebut sama, yaitu merusak struktur
serta fungsi susunan saraf pusat.
Gejala yang harus diwaspadai :
o Sakit kepala disertai mual atau muntah yang menyembur,
penglihatan berkurang atau terganggu, dan ada penurunan
kesadaran atau perubahan perilaku.
o Ciri khusus pada bayi adalah ubun- ubun besarnya menonjol.
o Terdapat gangguan berbicara atau keseimbangan anggota gerak
melemah (lumpuh) atau kejang.
Gambaran klinis 2- 4
Gambaran klinis pada permulaan adalah pembesaran tengkorak yang disusul oleh
gangguan neurologic akibat tekanan liquor yang meningkat yang menyebabkan hipotrofi
otak.
Hidrosefalus pada bayi ( sutura masih terbuka pada umur kurang dari 1 tahun )
didapatkan gambaran :
- Kepala membesar
- Sutura melebar
- Fontanella kepala prominen
- Mata kearah bawah (sunset phenomena)
- Nistagmus horizontal
- Perkusi kepala : cracked pot sign atau seperti semangka masak.
Patofisiologi
CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke dalam
ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana cairan ini
memasuki spatium liquor serebrospinalis externum melalui foramen lateralis dan medialis
dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena sebagian terjadi melalui vili
arachnoidea, yang menonjol ke dalam sinus venosus atau ke dalam lacuna lateralis, dan
sebagian lagi pada tempat keluarnya nervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam
plexus venosus yang padat dan ke dalam selubung- selubung saraf (suatu jalan ke circulus
lymphaticus).4
Keceapatan pembentukan CSS 0,3- 0,4 cc/menit atau antara 0,2- 0,5% volume total
per menit dan ada yang menyebut anatra 14- 38 cc/jam. Sekresi total CSS dalam 24 jam
adalah sekitar 500- 600 cc, sedangkan jumlah total CSS adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari
terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS berkisar 20- 50 cc dan akan meningkat sesuai
usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.4
Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidakseimbangan antara produksi dengan absopsi
dan gangguan sirkulasi CSS.
Produksi Sirkulasi Absorpsi
Meingkat Normal Normal
c/o : papilloma plexus
choroideus
Normal Terhambat
- Aquaduktus silvii
- Foramen magendi
dan luscha ( sindrom
Dandy- Walker)
- Ventrikel III
- Ventrikel IV
- Ruang subarachnoid
disekitar medulla
oblongata, pons, dan
mesensefalon
Menurun
- Trauma
- Subarachnoid
hemorrhage
- Gangguan
pembentukan vili
arachnoid
- Post meningitis
- Kadar protein CSS
yang sangat tinggi
Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi
dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangaan CSS diatasnya.
Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorpsi yang abnormal
yang menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik jarang terjadi. Penyebab
penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :4
1. Kelainan bawaan (congenital)
- Stenosis aquaduktus sylvii
- Spina bifida dan cranium bifida
- Sindrom Dandy- Walker
- Kista arachnoid dan anomaly pembuluh darah
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan
jaringan piameter dan arachnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain
infeksi adalah toxoplasmosis.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau aquoaduktus
Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum,
penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
4. Pendarahan
Pendarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi
akibat organisasi dari darah itu sendiri.
Penatalaksanaan
- Terapi medikamentosa 1,4
Ditunjukkan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi
cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan reabsorpsinya.
Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat- pusat kesehatan
dimana sarana bedah saraf tidak ada.
Obat yang sering digunakan adalah
o Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis : peroral 2- 3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal 1200 mg/hari.
o Furosemid
Cara pemberian dan dosis : peroral, 1,2 mg/kgBB/hari atau injeksi IV 0,6
mg/kgBB/hari.
Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
- Lumbal pungsi berulang 1,4
Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas
hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi
penurunan tekanan CSS secara intermiten yang memungkinkan absopsi CSS oleh vili
arachnoidalis akan lebih mudah.
Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada
hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarachnoid, periventrikular-
intraventrikular dan meningitis TBC.
Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan
atau kemungkinan akan terjadi herniasi.
Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi, hipoproteinemia dan
gangguan elektrolit
- Terapi operasi 1,4
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita
gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan Mannito per infuse 0,5-2
g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
1. Third ventrikulostomi / ventrikel III
Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan
bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III
dapat mengalir keluar.
2. Operasi pintas / Shunting
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya : pungsi lumbal yang berulang- ulang untuk terapi hidrosefalus
tekanan normal.
Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
Ventrikulo- Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna
Ventrikulo- Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan
Ventrikulo- Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
Ventrikulo- Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
Ventrikulo- Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
Ventrikulo- Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari resessus spinalis lumbalis ke rongga peritoneum dengan
operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Komplikasi Shunting
- Infeksi
- Hematoma subdural
- Obstruksi
- Keadaan CSS yang rendah
- Asites
- kraniosinostosis
Komplikasi
Komplikasi hidrosefalus :
- atrofi otak
- herniasi otak yang dapat berakibat kematian.
Epidemiologi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2- 4 setiap kelahiran. Insidensi hidrosefalus congenital adalah
0,5- 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%- 43% disebabkan oleh stenosis aquaduktus serebri.
Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal
perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lenih
sering disebabkan oleh toxoplasmosis. Hidrosefalus infantile; 46% adalah akibat
abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subarachboid dan meningitis, dan
kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior.4
Prognosis
Prognosis pada anak bergantung pada besarnya kecepatan perkembangan
hidrosefalus, durasi peningkatan tekanan intracranial dan frekuensi komplikasi, serta
penyebab hidrosefalus. Sebagai contoh tumor ganas dapat menyebabkan mortalitas yang
tinggi akibat faktor- faktor komplikasi yang lain.1
Hidrosefalus tidak terobati mempunyai angka mortalitas 50- 60% akibat gangguan
atau penyakit kambuhan. Secara spontan pada kasus hidrosefalus, 40% anak dengan
intelegensi mendekati normal.1
Akibat tindakan pembedahan 80% insiden tertinggi mortalitas terjadi dalam tahun
pertama pengobatan. Pada anak- anak dengan hidrosefalus juga beresiko terhadap masalah
perkembangan dan emosional seperti cemas, neurosis, atau prognosis baik, sedangkan
hidrosefalus biasanya disertai defek serebral. 1
Kesimpulan
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan anatar produksi
dan absorpsi dari CSS. Mendiagnosis hidrosefalus selain berdasarkan gejala klinis juga
diperlukan pemeriksaan khusus. Penentuan terapi hidrosefalus berdasarkan ada tidaknya
fasilitas.
Daftar Pustaka
1. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persyarafan. Jakarta : Penerbit salemba medika. 2008; 238- 40.
2. Sjamsuhidat R. Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC. 2004; 809- 10.
3. Sri M, Sunaka N, Kari K. Tinjauan pustaka hidrosefalus. Vol 19. Denpasar : Seksi
bedah saraf lab/ SMF bedah FK UNUD RSU sanglah. 2006; 40- 8.
4. Rudolph AM. Buku ajar pediatric RUDOLPH. Jakarta : Penerbit bukukedokteran
EGC. 2007; 2053- 6.
5. Patel PR. Radiologi. 2nd ed. Jakarta : Penerbit erlangga. 2007; 262.
6. Fuso L. Makalah hidrosefalus. Tugas kepaniteraan klinik UPF Ilmu bedah RSUD
gambiran. Kediri : 2003.