Terapi Laser Daya Rendah

33
Terapi Laser Daya Rendah Laser adalah singkatan untuk amplifikasi cahaya emisi yang dirangsang oleh radiasi. meskipun disajikan dalam film-film fiksi ilmiah, laser menawarkan aplikasi berharga dalam industri, militer, lisngkungan ilmiah, dan medis. Einstein pada tahun 1916 adalah orang pertama yang mendalilkan teorema yang dikonsep pengembangan laser. Karya pertama yang diperkuat dengan radiasi elektromagnetik ditangani oleh maser (microwave amplifikasi menstimulasi emisi radiasi) pada tahun 1955. Townes dan Schawlow menunjukkan hal itu mungkin untuk menghasilkan emisi terstimulasi dari mivrowaves luar kawasan optik dari spektrum elektromagnetik. Pekerjaan ini dengan emisi terstimulasi segera diperluas ke wilayah optik dari spektrum elektromagnetik, sehingga dalam pengembangan perangkat yang disebut maser optik. Pertama maser optik bekerja dibangun pada tahun 1960 oleh Theodore Maiman ketika ia mengembangkan ruby laser yang sintetis. Jenis laser yang dirancang tak lama kemudian itu tidak sampai tahun 1965 bahwa istilah laser menggantikan maser optik. Meskipun laser relatif baru, mereka telah melalui kemajuan yang luas dan perbaikan dalam waktu yang sangat singkat. laser telah dimasukkan ke dalam berbagai aplikasi sehari-hari yang berkisar dari cakram audio dan supermarket pemindaian untuk komunikasi dan aplikasi medis. Bab ini

description

tugas rehab

Transcript of Terapi Laser Daya Rendah

Page 1: Terapi Laser Daya Rendah

Terapi Laser Daya Rendah

Laser adalah singkatan untuk amplifikasi cahaya emisi yang dirangsang oleh

radiasi. meskipun disajikan dalam film-film fiksi ilmiah, laser menawarkan aplikasi

berharga dalam industri, militer, lisngkungan ilmiah, dan medis. Einstein pada tahun

1916 adalah orang pertama yang mendalilkan teorema yang dikonsep pengembangan

laser. Karya pertama yang diperkuat dengan radiasi elektromagnetik ditangani oleh

maser (microwave amplifikasi menstimulasi emisi radiasi) pada tahun 1955. Townes

dan Schawlow menunjukkan hal itu mungkin untuk menghasilkan emisi terstimulasi

dari mivrowaves luar kawasan optik dari spektrum elektromagnetik. Pekerjaan ini

dengan emisi terstimulasi segera diperluas ke wilayah optik dari spektrum

elektromagnetik, sehingga dalam pengembangan perangkat yang disebut maser optik.

Pertama maser optik bekerja dibangun pada tahun 1960 oleh Theodore Maiman ketika

ia mengembangkan ruby laser yang sintetis. Jenis laser yang dirancang tak lama

kemudian itu tidak sampai tahun 1965 bahwa istilah laser menggantikan maser optik.

Meskipun laser relatif baru, mereka telah melalui kemajuan yang luas dan

perbaikan dalam waktu yang sangat singkat. laser telah dimasukkan ke dalam berbagai

aplikasi sehari-hari yang berkisar dari cakram audio dan supermarket pemindaian untuk

komunikasi dan aplikasi medis. Bab ini berkaitan dengan penerapan laser tingkat rendah

seperti yang digunakan dalam pengelolaan konservatif kondisi medis.

FISIK

Laser adalah bentuk energi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang

dan frekuensi yang termasuk dalam inframerah dan terlihat bagian cahaya dari spektrum

elektromagnetik. energi cahaya elektromagnetik ditransmisikan melalui ruang sebagai

gelombang yang berisi "paket energi" kecil yang disebut foton. Setiap foton

mengandung sejumlah tertentu energi, tergantung pada panjang gelombang (warna).

Laser terdiri dari medium gain, yang merupakan bahan (gas, cair, padat) dengan

sifat optik khusus yang terkandung di dalam sebuah ruang optik. Jika sebuah sumber

daya eksternal diterapkan pada medium gain, foton yang dilepaskan yang identik dalam

fase, arah, dan frekuensi. mengandung mereka, dan untuk menghasilkan lebih banyak

foton, cermin ditempatkan di kedua ujung ruangan. Satu cermin benar-benar reflektif,

Page 2: Terapi Laser Daya Rendah

sedangkan yang lainnya adalah semitransparan. Foton memantul kembali dan

sebagainya mencerminkan antara cermin, setiap kali melewati medium gain sehingga

memperkuat cahaya dan dan merangsang emisi foton lainnya. Akhirnya, begitu banyak

foton dirangsang bahwa ruangan tidak dapat berisi energi. Bila tingkat energi tertentu

dicapai, panjang foton gelombang tertentu yang dikeluarkan melalui cermin

semitransparan muncul sebagai seberkas cahaya. Dengan demikian, cahaya diperkuat

melalui emisi terstimulasi (LASER) yang diproduksi.

Sinar laser dipancarkan secara terorganisir daripada dalam pola acak dari sumber

cahaya pijar dan neon. tiga sifat membedakan laser: koherensi, monochromaticity, dan

collimation.

Koherensi berarti semua foton cahaya yang dipancarkan dari molekul gas

individu gelombang yang sama dan bahwa gelombang cahaya individu dalam fase satu

sama lain. Cahaya normal, di sisi lain, terdiri dari banyak panjang gelombang yang

menempatkan di fase mereka pada satu sama lain.

Monochromaticity mengacu pada kekhususan cahaya dalam satu, didefinisikan

panjang gelombang: jika spesifisitas adalah dalam spektrum cahaya tampak hanya satu

warna. Laser adalah salah satu dari beberapa sumber cahaya yang menghasilkan

panjang gelombang tertentu.

Ada perbedaan minimal foton. Itu berarti foton bergerak secara paralel.

Sehingga berkonsentrasi pada seberkas cahaya.

TIPE LASER

Ada potensi ribuan berbagai jenis laser. Masing-masing dengan panjang

gelombang tertentu dan karakteristik yang unik. Laser diklasifikasikan menurut sifat

keuntungan media ditempatkan di antara dua permukaan yang dicerminkan. Satu media

gain yang digunakan untuk membuat laser termasuk kategori berikut: kristal dan kaca

(solid-state), gas, semikonduktor, cairan pewarna, dan bahan kimia.

Laser dapat dikategorikan sebagai daya tinggi atau rendah, tergantung pada

intensitas energi yang mereka berikan. Laser daya tinggi juga dikenal sebagai laser

“panas” karena respon termal yang mereka hasilkan. Ini digunakan di alam medis di

berbagai daerah, termasuk pemotongan bedah dan koagulasi, mata, kanker, dan

spesialisasi vaskular.

Page 3: Terapi Laser Daya Rendah

Penggunaan laser daya rendah untuk penyembuhan luka dan manajemen nyeri

merupakan hal yang relatif baru dalam kedokteran. Laser ini menghasilkan output

maksimal kurang dari 1 milliwatt (1 mW = 1/1000 W) di Amerika Serikat dan bekerja

dengan menyebabkan fotokimia, daripada termal, efek. ada pemanasan jaringan terjadi.

Perbedaan yang tepat dari output daya yang menggambarkan laser daya rendah versus

laser daya tinggi bervariasi. perangkat tingkat rendah adalah respon termal conciable.

Kategori ini dapat mencakup laser yang mampu menghasilkan kekuatan hingga 500 W.

Konsep emisi dirangsang mirip dengan menginvestasikan uang di pasar saham (emisi

chamber). Seorang investor mengambil uang (foton) dan membeli 10 bersama dari

growth stock. Dalam ekonomi yang kuat, harga saham meningkat dan akhirnya

perpecahan sehingga investor sekarang memiliki 20 saham. Harga saham terus

meningkat dan lagi pecah sehingga investor sekarang memiliki 40 saham. Saham akan

terus tumbuh selama ada cukup banyak investor yang bersemangat (atom tereksitasi

yang tidak terbatas). Ketika portofolio saham memiliki cukup saham, investor menarik

kelebihan uang dari rekening (foton dikeluarkan dari ruang).

Terapi laser tingkat rendah (LLLT) adalah istilah yang dominan digunakan saat

ini. dalam literatur terapi rendah daya laser yang (LPLT) juga sering digunakan. Terapi

laser, tingkat rendah laser, laser daya rendah, atau laser energi rendah juga digunakan

untuk terapi laser. Laser lunak jangka awalnya digunakan untuk membedakan laser

terapi laser dari tangan, yaitu laser bedah. Beberapa sebutan yang berbeda kemudian

muncul, seperti MID laser dan medis laser. Biostimulating laser adalah istilah lain,

dengan kelemahan yang juga dapat memberikan dosis menghambat. Bioregulating

Laser istilah demikian telah diusulkan. Nama yang diusulkan: reaktif-tingkat rendah,

hukum-intensitas, laser photobiostimulation, dan laser photobiomodulation.

Laser tingkat rendah, yang telah dipelajari dan digunakan di Kanada dan Eropa

selama 30 tahun terakhir, telah diteliti di Amerika Serikat selama dua dekade terakhir.

Dua yang paling umum digunakan laser tingkat rendah adalah helium-neon (HeNe) dan

gallium arsenide (GaAs). HeNe laser memberikan sinar merah karakteristik dengan

panjang gelombang 632,8. Laser disampaikan dalam gelombang dan berkesinambungan

memiliki penetrasi langsung 2-5 mm dan penetrasi langsung dari 10-15 mm. Laser

GaAs tidak terlihat dan memiliki panjang gelombang 904 nm. Mereka disampaikan

dalam modus pulsa dan memiliki output daya rata-rata sebesar 0,4 mW. Laser ini

Page 4: Terapi Laser Daya Rendah

memiliki penetrasi langsung 1-2 cm dan penetrasi langsung sampai 5 cm. Aplikasi

potensial untuk laser tingkat rendah termasuk pengobatan tendon dan cedera ligamen,

arthritis, pengurangan edema, cedera jaringan lunak, ulkus dan membakar perawatan,

penghambatan jaringan parut, dan acutherapy.

Unit laser yang tersedia di Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk

memberikan baik HeNe dan laser GaAs. Perangkat yang sama dapat baik mengukur

impedansi listrik dan memberikan stimulasi titik listrik. Impedansi detektor

memungkinkan poin hipersensitif atau akupunktur berada. Titik stimulator dapat

dikombinasikan dengan aplikasi laser yang saat mengobati rasa sakit. Stimulasi listrik

diyakini memberikan bantuan nyeri spontan, sedangkan laser memberikan tanggapan

jaringan yang lebih laten.

TEKNIK TERAPI LASER

Aplikasi metode terapi laser relatif sederhana, tapi beberapa prinsip harus

didiskusikan sehingga clinician bisa menentukan dengan akurat besar energi laser yang

dihantarkan ke jaringan.

Untuk aplikasi umum, hanya bervariasi pada lama terapi dan kecepatan nadi.

Untuk tujuan penelitian, peneliti harus mengukur kepadatan energi dari aplikator

sebelum terapi. Dosis adalah variabel terpenting dalam terapi laser.

Energi laser dipancarkan dari remote tangan aplikator. Laser HeNe memuat

komponennya didalam unit dan menghantarkan cahaya laser pada target area melalui

tuba fiber-optic. Fiber-optic ini rapuh dan tidak bisa digunakan dengan kasar. Laser

GaAs menyimpan elemen semikonduktor didalam tip dari aplikator. Fiber-optic

digunakan dengan HeNe dan bentuk elip dari semikonduktor dengan GaAs laser

menciptakan tembakan divergen dengan kedua alat. Divergen ini menyebabkan

tembakan energi menyebar diatas area yang diberikan sehingga semakin dekat dari

sumber energi, intensitas dari tembakan makin berkurang.

Teknik Lasing

Untuk menghantarkan terapi laser, ujungnya harus kontak dengan kulit dan

diarahkan perependikular pada jaringan target sementara laser disetel dengan waktu

tertentu. Biasanya, area terapi dibagi menjadi grid persegi centimeter, dengan tiap

persegi cm distimulasi dengan waktu tertentu. Teknik gridding ini adalah metode paling

Page 5: Terapi Laser Daya Rendah

sering dan harus digunakan bila memungkinkan. Garis dan poin tidak seharusnya

digambar pada kulit pasien. Karena ini bisa menyerap beberapa energi cahaya. Jika area

yang diterapi terbuka, plastik bening steril bisa diletakan diatas luka untuk membiarkan

kontak permukaan.

Alternatif lain adalah teknik scanning dimana tidak ada kontak antara ujung

lasesr dab kulit. Dengan teknik ini, ujung aplikator harus berjarak 5-10 mm dari luka.

Karena ketika divergen energi, jumlah energi menurun bila jarak dai target meningkat.

Jumlah energi menjadi sulit dihitung dengan akurat bila jarak dari target bervariasi.

Untuk itu, tidak direkomendasi untuk mebuat jarak lebih dari 1cm. Ketika

menggunakan ujung laser dari 1mm dengan sudut 30 dari divergen, tembakan laser

meah dari HeNe akan mengisi area berukuran 1 cm2. Meskipun laser infra merah tidak

terlihat, pertimbangan yang sama harus diberikan bila menggunakan teknik scanning.

Bila ujung laser terjadi kontak dengan luka terbuka , ujungnya. Harus dibersihkan

seluruhnya dengan bleach atau antiseptik lainnya untuk mencegah kontaminasi.

Teknik scanning harus dibedakan dengan teknik wanding, dimana area grid

bermandikan laser seting dilakukan dalam waktu . Dimana teknik scanning, dosimetri

sulit uentuk mengukur bila jarak kurang dari 1cm todak bisa dilakukan. Teknik wanding

tidak disarankan karena dosis tidak reguler.

Dosis

Laser HeNe memiliki output tenaga rata rata 1.0-mW pada ujung jari dan

dihantarkan berkelanjutan dengan model gelombang.

Laser GaAs memiliki output 2-W tapi hanya memiliki tenaga rata rata 0.4-mW

ketika mencapai rate maksimum 1000Hz. Frekuensi dari GaAs bervariasi dan clinician

boleh memilih pulse rate 1-1000Hz. Dengan tap pulse memiliki lebar 200nsec (nsec=

10-9) mendeskripsikan kontras yg spesifik dari laser. Pulse modes menurunkan secara

drastis jumlah energi dari laser. Contoh 2-W laser dengan pulse 100Hz:

Tenaga rata rata = pulse rate x peak power x lebar pulse

= 100Hz x 2 W x (2x10-7 sec)

= 0.04 mW

Kontras ini dengan tenaga output 0.4 mW pada rate 1000Hz. Untuk itu, ini bisa

dilihat bahwa pulse rate mempengaruhi tenaga, dengan signifikan mempengaruhi waktu

terapi bila membutuhkan sejumlah energi. Dahulu, mereka mengira mengubah frekuensi

Page 6: Terapi Laser Daya Rendah

dari lasser akan meningkatkan keuntungannya. Bukti terbaru menunjukan menunjukkan

jumlah angka lebih penting untuk itu pulse rate yang lebih tinggi direkomendasikan

untuk menurunkan waktu terapi diperlukan untuk setiap poin stimulasi.

Dosis atau densitas energi dari laser dilaporkan di literatur sebagai joules per

persegi centimeter (j/cm2). Satu joule sama dengan 1 W/sec. Maka itu, dosis bergantung

pada (1) output laser dalam mW. (2) waktu dari paparan per detik. Dan (3) area

permukaan tembakan dalam cm2.

Dosis harus akurat di akumulasikan menjadi tatalaksana standar dan

mengadakan panduan tatalaksana untuk cedera spesifik. Tujuannya adalah untuk

mengahantarkan jumlah spesifik dari j/cm2 atau mH/cm2. Setelah menyetel pulse rate,

yang mana menentujan rata rata energi laser, hanya waktu tatalaksana per cm2 perlu di

kalkulasikan.

Ta= waktu tatalaksana yg diberikan untuk tiap area.

E= Mj adari energi per cm2

Pav= rata rata energi laser dalam mW

A= area tembakan dalam cm2

Sebagai contoh: untuk menghantarkan 1 J/cm2 dengan 0.4 mW energi rata rata laser

GaAs denan 0.07 cm2 area tembakan.

Ta = (1J/cm2/0.0004 W) x 0.07 cm2

= 175 sec or 2:55 min

Untuk menghantarkan 50 mJ/cm2 dengan laser yang sama, hanya akan

membutuhkan 8.75 detik per stimulasi. Tabel telah tersedia untuk membantu clinician

untuj menghitung waktu tatalaksana untuk berbagai variasi pulse rate. Laser GaAs

hanya bisa memiliki pulse hingga 1000Jz, menghasilkan energi rata rata 0.4 mW. Untuk

itu waktu tatalaksana bisa diperpanjang untuk menghantarkan densitas energi dengan

gelombang laser berkelanjutan.

Kedalaman Penetrasi

Energi apa pun yg di aplikasi kan bisa diserap tubuh, dipantulkan, disalurkan,

dan disambung. Dan semakin banyak energi yg diserap semakin berkurang yang

Tersedia untuk jaringan yang lebih dalam. Kedalaman penetrasi energi cahaya

bergantung pada tipe energi laser yang dihantarkan. Penyerapan energi laser HeNe

terjadi pada struktur superfisial, terutama pada 2-5mm dari jaringan lembut pertama.

Page 7: Terapi Laser Daya Rendah

Respon yang terjadi pada penyerapan disebut efek langsung. Efek tidak langsung adalah

respon lebih sedikit yang terjadi pada jaringan yang lebih dalam. Proses metabolik yang

normal pada jaringan yang lebih dalam dikatalisasi dari penyerapan energi dalam

struktur superfisial untuk menghasilkan efek tidak langsung. Laser HeNe memiliki efek

tidak langsung pada jaringan hingga 8-10 mm.

GaAs, yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, akan langsung diserap

dalam jaringan dengan kedalaman 1-2 cm dan memiliki efek tidak langsung hingga 5

cm. Maka itu laser ini memiliki potensi lebih baik untuk terapi pada jaringan lembut

seperti strains, sprains, dan kontusio. Radius dari lapang energi menyebar sebagai

cahaya tak terserap adalah dipantulkan, direfleksi, dan dihantarkan ke sel sebagai

penetrasi energi. Clinician harus menstimulasi tiap persegi centimeter dari sebuah grid.

Meskipun akan ada overlap pada area yg menerima paparan tidak langsung.

APLIKASI KLINIS PENGGUNAAN LASER

Karena produksi laser yang masih baru, efek biologi dan fisiologi dari energi

cahaya masih dalam penelitian. Efek laser pada tingkat rendah masih belum jelas,

terutama yang terjadi pada tingkat sel. Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan

memperjelas hubungan antara photon dan struktur biologi. Meskipun beberapa

penelitian klinis dengan kontrol yang terdapat dalam beberapa literatur, penelitian kasus

yang ada dan bukti empiris mengindikasikan laser efektif dalam meringankan rasa nyeri

dan penyembuhan luka. Mekanisme pasti masih belum pasti, namun terdapat beberapa

efek fisiologi yang dapat dipertimbangkan yaitu percepatan dalam sintesis kolagen,

penurunan jumlah mikroorganisme, peningkatan vaskularisasi, penurunan rasa nyeri,

dan efek anti inflamasi.

Laser dengan tingkat rendah diakui untuk meningkatkan laju penyembuhan luka

dan ulkus dengan meningkatkan metabolism sel. Hasil penelitian pada hewan memiliki

variasi sebagai keuntungan pada penyembuhan luka, hal ini mungkin disebabkan pada

tipe dari laser, dosism dan protocol penggunaan yang tidak konsisten. Pada manusia,

perbaikan dari luka yang tidak sembuh merupakan kemungkinan terapi luka yang

menjanjikan.

Penyembuhan Luka

Page 8: Terapi Laser Daya Rendah

Penelitian awal mengenai efek dari laser dengan tingkat rendah pada jaringan biologi

terbatas pada penelitian in vitro. Maskipun diketahui bahwa laser dengan tingkat tinggi

dapat merusak jaringan, efek dari penggunaan dosis kecil diketahui pada viabilitas dan

stabilitas struktur sel. Penggunaan radiasi dosis rendah (< 10 J/cm2) dari laser tingkat

rendah diketahui dapat menstimulus proses metabolisme dan proliferasi sel

dibandingkan dengan lampu pijar atau cahaya wolfram.

Mester melakukan berbagai penelitian in vitro dengan dua laser pada spektrum

merah : laser ruby, dengan panjang gelombang 694,3 nm dan laser HeNe, dengan

panjang gelombang 632,8 nm. Kultur jaringan tubuh manusia menunjukkan

peningkatan yang berarti pada proliferasi fibroblastik akibat stimulasi yang diujikan.

Fibroblas merupakan sel prekusor pada struktur jaringan pengikat seperti kolagen, sel

epitel, dan kondrosit. Ketika produksi fibroblas distimulus, terjadi peningkatan pada

produksi jaringan pengikat. Abergel dan beberapa dokumen yang berhubungan dengan

dosis yang tepat pada laser HeNe dan laser GaAs, dengan panjang gelombang 904 nm,

menyebabkan produksi prokolagen fibroblas pada kulit manusia meningkat tiga kali

lipat. Efek ini paling banyak terjadi ketika stimulasi GaAs dengan tingkat rendah (1.94

x 10-7 sampai 5.84 x 10-6 J/cm2 dan pada dosis 0.053 sampai 1.589 J/cm2) yang

dilakukan berulang kali selama 3-4 hari dibandingkan dengan satu kali paparan. Sampel

jaringan menunjukkan peningkatan fibroblas dan struktur kolagen seiring meningkatnya

material dalam intrasel dan bengkaknya sel mitrokondria.

Selanjutnya, sel menjadi tidak rusak dalam hal morfologi dan struktur setelah terpapar

laser tingkat rendah.

Analisis pada metabolisme sel dengan observasi yang lebih pada aktifitas DNA

dan RNA telah dilakukan. Dengan menggunakan zat radioaktif sebagai petunjuk.

Analisis tersebut menyimpulkan bahwa stimulasi laser dapat meningkatkan sintesis

asam nukleus dan pembelahan sel. Abergel melaporkan bahwa sel yang diterapi dengan

laser memiliki jumlah prokolagen messenger RNA yang secara signifikan lebih banyak.

Konfirmasi lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan produksi kolagen terjadi karena

modifikasi dari level transkripsi.

Laser pada tingkat rendah digunakan pada penelitian hewan untuk

menggambarkan lebih jauh keuntungan dan kerugian dari penggunaan sinar laser. Pada

penelitian baru-baru ini yang dilakukan Mester dan teman-teman, luka mekanis dan luka

Page 9: Terapi Laser Daya Rendah

bakar dibuat pada seekor tikus. Luka yang sama dibuat pada hewan lain sebagai kontrol,

penelitian terhadap luka diterapi dengan berbagai dosis dari laser ruby. Meskipun tidak

terdapat perbedaan histologi diantara luka-luka tersebut, terjadi proses penyembuhan

yang lebih cepat terutama pada dosis 1 J/cm2. Hal ini juga menunjukkan bahwa terapi

laser yang dilakukan berulang kali lebih efektif dibandingkan dengan satu kali paparan.

Peneliti lain meneliti laju penyembuhan dan penutupan luka yang tebal ketika

terpapar laser. Terdapat beberapa hasil penelitian yang bertentangan mengenai laju

penyembuhan, dimana beberapa penelitian menunjukkan tidak ada perubahan pada laju

penutupan luka sedangkan penelitian yang lain menunjukkan penyembuhan luka yang

cepat. Penjelasan dari hasil penelitian yang bertentangan tersebut akibat dari efek

sistemik tidak langsung dari energi laser. Mester menyatakan bahwa tidak perlu

dilakukan penyinaran pada seluruh area luka untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat

karena stimulasi pada area kecil dari lukapun mempunyai hasil yang sama. Kana dan

teman-teman menjelaskan peningkatan dari laju penyembuhan pada luka yang disinari

dan tidak disinari pada hewan yang sama dibandingkan dengan hewan yang tidak

disinari. Efek sistemik sangat jelas ditunjukkkan pada laser argon. Beberapa penelitian

telah menunjukkan laju kesembuhan dalam beberapa detik pada jaringan hewan yang

hidup, luka kontrol yang tidak diobati pada hewan yang sama. Laju penyembuhan

dapat dipengaruhi oleh efek sistemik. Adapun efek sistemik ini meliputi komponen

humoral, elemen sirkulasi ataupun efek imunologik yang masih belum dapat

diidentifikasi. Bakterisida dan stimulasi limfosit merupakan penyebab dari mekanisme

fenomena ini.

Penutupan Luka

Peningkatan penutupan luka dilaporkan lebih sering. Kontraksi pada luka,

sintesis kolagen, dan peningkatan penutupan luka merupakan fungsi yang dimediasi

oleh fibroblast dan ditunjukkan pada fase awal penyembuhan luka. Luka diuji pada

berbagai tingkat penyembuhan untuk mendapatkan titik balik dan telah dibandingkan

dengan kontrol atau luka yang tidak diterapi. Luka yang diterapi dengan laser

mempunyai efek penutupan luka yang lebih besar, terutama pada 10-14 hari pertama

setelah cedera. Meskipun luka tersebut mendekati nilai kontrol setelah waktu itu. Bekas

Page 10: Terapi Laser Daya Rendah

luka hipertropik tidak menunjukkan respon jaringan yang normal setelah 14 hari. Laser

HeNe dengan dosis antara 1.1 sampai 2.2 J/cm2 menunjukkan hasil yang positif sewaktu

digunakan baik dua kali sehari ataupun pada hari yang berselang. Peningkatan

penutupan luka berhubungan dengan tingkat kolagen yang tinggi.

Respon Imunologik

Penelitian baru-baru ini mengarah pada hipotesis bahwa paparan laser dapat

meningkatan penyembuhan dari kulit dan lesi jaringan ikat, namun mekanisme kerjanya

masih belum jelas. Analisis biokimia dan bahan radioaktif digunakan untuk

menggambarkan efek imunologis dari sinar laser pada kultur jaringan manusia.

Penyinaran laser menyebabkan peningkatan fagositosis oleh leukosit dengan dosis 0,05

J/cm2. Hal ini mengarah pada kemungkinan efek bakterisida yang ditunjukkan lebih

jauh dengan paparan laser pada kultur sel yang mengandung Escherichia coli, bakteri

yang umumnya berada pada usus manusia. Laser ruby mempunyai efek yang

meningkatkan replikasi sel maupun dekstruksi bakteri oleh fagositosis leukosit. Mester

juga menyimpulkan bahwa terdapat efek imunologik pada laser ruby, HeNe dan argon.

Khususnya, pengaruh stimulasi langsung pada aktifitas T- dan B-limfosit, fenomena

spesifik yang dihasilkan dari laser dan panjang gelombang. Laser HeNe dan argon

memberikan hasil yang terbaik, dengan dosis 0,5-1 J/cm2. Trelles telah melakukan

penelitian yang serupa secera in vitro dan in vivo dan dilaporkan bahwa laser tidak

memiliki efek bakterisida, namun ketika digunakan dengan antibiotika, hal ini akan

menghasilkan efek bakterisida yang tinggi dibandingkan dengan kontrol.

Dengan keyakinan tersebut, laser dapat mengakibatkan sedikit atau tidak

menimbulkan bahaya sama sekali dan dapat digunakan sebagai terapi. Laser pada

tingkat rendah sudah digunakan secara klinis pada manusia sejak tahun 1960an. Di

Hungaria, Mester mengobati luka yang tidak berespon terhadap terapi tradisional

dengan menggunakan laser HeNe dan argon dengan panjang gelombang 632,8 dan 488

nm. Dosis yang diberikan dapat bervariasi namun mempunyai dosis maksimum 4 J/cm2.

Pada saat Mester menyatakan bahwa dari 1125 orang pasien telah diobati, dimana 875

orang sembuh, 160 orang ada kemajuan, dan 85 orang tidak memberikan respon

terhadap terapi yang diberikan. Luka, yang dikategorikan berdasarkan etiologi,

memerlukan waktu rata-rata 12-16 minggu untuk sembuh. Teller juga menunjukkan

Page 11: Terapi Laser Daya Rendah

hasil yang secara klinis menjanjikan dengan menggunakan sinar infra merah GaAs dan

laser HeNe pada penyembuhan luka, fraktur nonunion, dan lesi penyakit herpes.

Gogia dan teman-teman, di Amerika Serikat, mengobati luka yang tidak sembuh dengan

laser GaAs pada frekuensi 1000 Hz selama 10 detik/cm2 dengan cara mengusap 5 mm

permukaan luka. Protokol ini telah digunakan bersama-sama dengan terapi pusaran air

steril setiap hari ataupun dua kali sehari, dan memberikan hasil yang memuaskan,

meskipun tidak dilaporkan secara statistik. Bukti empiris menyatakan penyembuhan

luka lebih cepat dan jelas bila terapi laser GaAs dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu

minggu.

Inflamasi

Hasil biopsi yang diambilkan dari luka di dapatkan adanya aktivitas

prostaglandin yang menggambarkan efek dari stimulasi laser pada proses inflamasi.

Penurunan prostaglandin PGE2 memicu peningkatan mekanisme untuk mengurangi

edema saat terapi laser. Selama proses inflamasi berlangsung, prostaglandin

menyebabkan vasodilatasi yang berkontribusi pada aliran plasma ke jaringan interstitial.

Dengan adanya penurunan prostaglandin mengakibatkan pengurangan edema yang

didapat. Pemeriksaan prostaglandin E dan F dilakukan setelah mendapatkan terapi

dengan laser HeNe 1 J/cm2. Pada hari keempat, jumlah kedua tipe prostglandin tidak

terkontrol. Meskipun, pada hari ke delapan PGE2 menurun, dimana PGE2 alpha

meningkat. Peningkatan kapilerisasi juga terjadi selama fase ini, data yang didapatkan

mengindikasikan bahwa produksi prostaglandin diakibatkan stimulasi laser, dan

kemungkinan akan berubah selama proses inflamasi akut terjadi.

Jaringan Scar

Penelitian makroskopik pada jaringan yang sembuh telah dideskripsikan pada

beberapa penelitian. Umumnya luka yang terpapar radiasi laser akan meninggalkan

lebih sedikit bekas luka dan penampakan yang lebih baik untuk kosmetik. Pemeriksaan

histologi menunjukan epithelisasi yang lebih baik dan sedikit bahan eksudatif.

Kasus luka bakar yang digunakan menunjukkan jaringan kolagen yang tersusun

secara regular dan bekas luka yang lebih kecil. Trelles memberikan laser tingkat tiga

Page 12: Terapi Laser Daya Rendah

pada tikus percobaan dengan GaAs dan HeNe pada punggung tikus yang tidak berbulu

ini dan hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan proses penyembuhan

secara signifikan pada hewan ini. Hasil terbaik didapat dari laser yang menggunakan

GaAs dikarenakan penetrasinya yang baik. Trelles menemukan peningkatan sirkulasi

pada produksi pembuluh darah baru yang berada ditengah luka dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Tepi luka dipertahankan oleh viabilitas dan dikontribusi epithelisasi

dan penutupan luka bakar. Karena adanya kontraktur yang lebih sedikit akibat luka yang

diradiasi, terapi laser sudah disarankan sebgai terapi pada luka bakar dan luka pada

tangan dan leher, dimana kontraktur dan bekas luka bisa membatasi fungsi dari organ

tersebut.

Pertimbangan Klinis

Tidak didapatkan laporan adanya efek terapi laser untuk penyembuhan luka.

Data klinis yang terkontrol diperlukan untuk menentukan efektivitas dan untuk

menetapkan dosimeter yang direproduksi sebagai respon terapi. Laser dengan kekuataan

rendah terkesan memiliki gangguan biostimulasi dibandingkan dengan dosis yang

diberikan lebih besar sekitar 8 – 10 J/cm2. Efek ini tidak ada pengaruh pada jaringan

normal. Dengan batas nilai tersebut memberikan efek bioinhibitor.

Aplikasi laser dengan kekuatan kecil pada klinis memiliki potensi yang tidak

terbatas. Aplikasi ini termasuk peralatan penyembuhan luka pada laserasi, abrasi atau

infeksi. Prosedur yang bersih harus diterapkan untuk mencegah adanya kontaminasi

silang dengan plaster laser. Karena penetrasi yang dalam pada laser infrared sekitar 5

cm, jaringan lunak yang teluka secara efektif dapat sembuh dengan radiasi laser.

Terkilir, tegang dan memar telah diteliti oleh penulis memiliki proses penyembuhan

yang lebih cepat dengan nyeri minimal. Akupuntur dan saraf superfisial juga bisa

dilaser atau dikombinasi dengan stimulasi elektrik untuk mengobati nyeri.

Nyeri

Laser secara efektif dapat mengurangi rasa nyeri dan dapat mempengaruhi

aktivitas saraf perifer. Rochkind dan luka yang lain pada tikus serta hewan percobaan

yang telah diterapi dengan 10 J/cm2 laser HeNe secara transkutan bersama dengan

proyeksi saraf. Aksi amplitudo stimulasi elektrik memiliki potensi yang telah diukur

bersama cedera saraf dan dibandingkan dengan kelompok kontrol selama 1 tahun

setelahnya. Aksi potensial amplitudo 43% lebih baik setelah 20 hari, selama

Page 13: Terapi Laser Daya Rendah

mendapatkan terapi laser. Selama 1 tahun, saraf yang telah di laser memiliki amplitudo

yang sama atau lebih dari sebelum cedera. Sedangkan pemulihan kelompok kontrol

tidak mencapai batas normal setelah 1 tahun.

Snyder Mackler dan Bork telah di investigasi berkaitan dengan efek radiasi laser

HeNe pada saraf sensorik perifer manusia. Kedua penelitian ini menunjukan saraf radial

superficial yang terpapar laser dengan kekuatan kecil mengahasilkan adanya penurun

kecepatan konduksi sensori secara signifikan, yang kemungkinan disebabkan

mekanisme untuk meringkan nyeri oleh laser. Penjelasan lain untuk nyeri ringan adalah

kemungkinan akibat proses penyembuhan yang cepat, aksi anti inflamasi, pengaruh

autonomik saraf, dan neruohumoral respon (serotonin, norepinephrine) pada jalur

inhibitor.

Nyeri kronik di terapi dengan laser GaAs dan HeNe, dan hasil positifnya telah

diobservasi secara empiris dan melalui penelitian klinis. Walker mempelajari dua

penelitian yang memberikan analgesi setelah terapi radiasi pada pasien yang memiliki

nyeri kronik yang dibandingkan dengan terapi shunt. Pada bagian saraf superficial

radial, median, dan saphenous yang menyebabkan nyeri juga dipapar radiasi. Terdapat

kemajuan yang signifikan pada penyakit dan nyeri yang minimal pada pengobatan.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, walaupun penyakit ini sulit dinilai secara

objektif.

Respon Tulang

Akhir-akhir ini laser radiasi juga digunakan untuk penangan pada jaringan

penghubung, seperti tulang dan kartilago artikuler. Schultz dan pelajar, meneliti

bermacam-macam intesitas laser pada proses penyembuhan kekakuan parsial pada lesi

di daerah artikular pada babi guinea.

Selama proses pembedahan, lesi di radiasi selama 5 detik dengan intesitas

berkisar 25 – 125 J. Setelah 4 minggu, dosis yang rendah dari group 25 J memiliki

poliferasi chondral. 6 minggu kemudian, defek pada lapisan kartilago telah

terekontruksi. Normalnya, saat terkilir ada hubungan dengan sel basofil, yang

mengindikasikan struktur normal dari sel terebut. Kelompok dengan dosis yang lebih

besar dan kelompok kontrol memiliki sedikit atau tidak ada cadangan kartilago pada lesi

tersebut. Penyembuhan tulang dan konsolidasi fraktur telah di selidiki oleh Trelles and

Mayayo. Jarum pada adaptor yang ditempal pada intramuskalar diharapkan bisa

Page 14: Terapi Laser Daya Rendah

menyalurkan energi laser lebih dalam ke perioustum. Pada kelinci percobaan dengan

fraktur tibial menunjukkan konsolidasi lebih cepat dengan terapi laser HeNe dari 2.4

J/cm2. Penelitian histologi diindikasi sebagai penelitian yang lebih tepat dengan

ditangkapnya osteosit pada terapi laser tulang. Terdapat juga remodelling dari garis

artikular, yang tidak mungkin diterapi secara tradisional. Penggunaan laser untuk terapi

dari non-union fraktur telah di mulai di Eropa.

PROTOKOL TERAPI YANG DIANJURKAN

Penelitian menyarankan beberapa densitas laser untuk terapi beberapa model

klinis. Rata-rata dari 0.05 sampai dengan 0.5 J/cm2 untuk kondisi akut dan rata-rata dari

0.5 sampai dengan 3 J/cm2 untuk kondisi kronik. Respon dari jarigan tergantung pada

dosis yang diberikan, walaupun jenis dari laser yang digunakan juga mempengaruhi

efeknya. Respon yang diperoleh dengan dosis yang berbeda dan dengan jenis laser

yang berbeda bervariasi diantara banyak studi, meninggalkan parameter terapi yang

ditentukan sebagian besar secara empiris. Dalam literature, hal ini tampak ada sedikit

diferensiasi saat membandingkan dosis laser HeNe dan GaAs, meskipun kedalaman

penetrasi keduanya berbeda signifikan. Unit laser yang diproduksi di Amerika Serikat

memiliki kekuatan rata-rata relative sedikit, jadi kecenderungan untuk pemberian dosis

dalam millijoules daripada joules. Tiga sampai enam terapi mungkin dibutuhkan

sebelum keefektifan dari terapi laser dapat ditentukan.

Walaupun output laser lebih tinggi yang direkomendasikan untuk mengurangi

waktu terapi, stimulasi berlebihan sebaiknya dihindari. Prinsip Arndt-Schultz yang

menyatakan lebih tidak tentu lebih baik berlaku dengan terapi laser. Untuk alasan ini,

laser seharusnya diberikan maksimum sekali sehari per area terapi. Saat penggunaan

dosis besar, terapi yang dianjurkan pada hari-hari alternatif. Jika efek dari plateau laser,

frekuensi dari terapi sebaiknya dikurangi atau terapi dihentikan selama satu minggu,

dimana waktu terapi dapat dikembalikan jika diperlukan.

Nyeri

Penggunaan laser berdaya-rendah dalam terapi nyeri akut dan kronik dapat

diimplementasikan dalam berbagai cara. Setelah diagnosis yang tepat dari etiologi nyeri,

bagian patologis dapat dijaring. Seluruh area luka seharusnya di laser seperti yang

dijelaskan sebelumnya. Table 9-3 beberapa protokol terapi yang dianjurkan untuk

Page 15: Terapi Laser Daya Rendah

berbagai kondisi klinis. Saat poin pemicu diterapi, pemeriskaan seharusnya dilakukan

per-pendikular sampai dengan kulit dengan sentuhan ringan. Jika struktur spesifik,

seperti ligament, adalah jaringan target, pemeriksaan laser seharusnya dilakukan dalam

kontak dengan kulit dan perpendicular untuk struktur tersebut. Ketika menerapi sendi,

pasien harus diposisikan supaya sendi tersebut terbuka untuk mengijinkan penetrasi dari

energi ke area intra-artikular.

Terapi akupuntur dan poin pemicu dengan laser dapat ditambah dengan

stimulasi elektrik untuk managemen nyeri. Mengacu pada tabel yang seharusnya dibuat

untuk menjabaran poin akupuntur yang tepat. Detektor impendansi di remote laser

meningkat kemampuan untuk menemukan bagian ini. Poin seharusnya diterapi dari

distal ke proksimal untuk hasil terbaik.

Kadang-kadang, pasien mungkin mengalami peningkatan nyeri setelah terapi

laser. Fenomena ini dipercaya merupakan inisiasi respon normal tubuh untuk nyeri yang

telah dorman. Laser telah ditemukan untuk membantu memperbaiki kondisi ini dengan

meningkatkan proses fisiologis normal yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, beberapa terapi seharusnya diberikan sebelum

menganggap modalitas tidak efektif dalam majemen nyeri.

Penyembuhan Luka

Meskipun ulserasi dan luka terbuka tidak biasa dalam sebuat lingkungan latihan

atletik, kontusio, abrasi dan laserasi dapat diterapi dengan laser untuk mempercepat

waktu penyembuhan dan menurukan infeksi. Luka seharusnya dibersihkan secara tepat

dan semua debris dan eschar disingkirkan. Eksudat yang banyak yang menutupi luka

akan mengurangi penetrasi laser; meskipun, penguat disekitar perifer luka disarankan.

Teknik scanning seharusnya lebih dimanfaatkan luka terbuka kecuali selembar plastic

diletakan pada luka untuk mengijinkan kontak langsung. Material opaque dapat diserap

beberap energi laser dan tidak dianjurkan. Laserasi fasial dapat diterapi dengan laser,

meskipun perawatan seharusnya dilakukan untuk langsung sinar ke mata pasien. Risiko

kerusakan retina dari penggunaan laser berdaya rendah di Amerika Serikat adalah

rendah.

Jaringan Luka

Energi laser hanya mempengaruhi apa yang secara metabolik dikurangi dan

tidak mengubah jaringan normal. Luka yang hipertropik dapat diterapi dengan laser

Page 16: Terapi Laser Daya Rendah

karena efek bioinhibitif. Bioinhibisi membutuhkan jumlah terapi yang lebih banyak dan

mungkin secara klinis tidak berguna karena output daya rendah dari laser yang

digunakan di Amerika Serikat. Nyeri dan edema berhubungan dengan luka patologis

yang secara efektif diterapi dengan laser berdaya rendah. Luka yang tebal memiliki

vaskularisasi yang bervariasi, yang menyebabkan transmisi laser tidak beraturan; untuk

itu, ini seringkali dianjurkan untuk terapi bagian perifer dari luka daripada untuk

penggunaan laser secara langsung pada bagian ini.

Edema dan Inflamasi

Aksi utama dari penggunaan laser untuk kontrol edema dan inflamasi adalah

melalui interupsi dari formasi substrat intermediate yang diperlukan untuk produksi

mediator inflamasi; kinin, histamine, dan prostaglandin. Tanpa mediator kimiawi ini,

gangguan dari keadaan homeostastis tubuh adalah minimal dan nyeri dan edema yang

berkepanjangan dapat berkurang. Ini juga diperaya bahwa energi laser dapat

mengoptimalkan permeabilitas membrane sel, yang meregulasi tekanan osmotic

hidrostatik intersisial. Untuk itu, selama trauma jaringan, aliran cairan kedalam ruang

interselular dapat dikurangi. Terapi laser biasanya diberikan dengan gridding semua

area yang terlibat atau dengan menterapi sesuai dengan poin akupuntur jika area yang

terlibat adalah luas.

Tabel 9-3 Aplikasi Terapi yang DianjurkanApplikasi Tipe Laser Densitas Energi

Poin pemicuSuperfisial HeNe 1-3 J/cm2

Deep GaAs 1-2 J/cm2

Reduksi EdemaAkut GaAs 0,1-0,2 J/cm2

Subakut GaAs 0,2-0,5 J/cm2

Penyembuhan Luka (Jaringan Superfisial)Akut HeNe 0,5-1 J/cm2

Kronik HeNe 4 J/cm2

Penyembuhan Luka ( Jaringan Dalam)Akut GaAs 0,05-0,1 J/cm2

Kronik GaAs 0,5-1 J/cm2

Jaringan Luka GaAs 0,5-1 J/cm2

Protokol Terapi: Laser Level-Rendah

Page 17: Terapi Laser Daya Rendah

1. tentukan area yang akan diterapi dan visualisasikan jaringan diatas area terapi.

Jaringan seharusnya dibagi kedalam 1 cm2.

2. Jika teknik gridding digunakan, tempat ujung dari pemeriksaan dengan kontak

ringan dengan kulit dan pemberiaan sinar pada tiap sentimeter persegi dari area

untuk waktu yang tepat untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

3. Jika teknik scanning digunakan, tahan ujung dari pemeriksaan dalam 1 cm dari

kulit dan pastikan bukaan dari pemeriksaan diposisikan sehingga laser menyinari

perpendicular sampai ke kulit. Pemberiaan sinar pada tiap sentimeter persegi

area untuk waktu yang tepat untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

4. Pastikan bahwa energi laser tidak langsung diarakan ke mata pasien

5. Jika pasien melaporkan sesuatu yang tidak biasa, seperti rasa tidak nyaman pada

bagian terapi, mualm dan lain-lain, hentikan terapi.

6. Lanjutkan untuk memantau pasien selama durasi dari terapi.

KEAMANAN

Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun,

berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun meningkat di United

States, hal ini menjadi diperlukannya pengembangan pedoman nasional tidak hanya

untuk keamanan tetapi juga untuk keberhasilan terapi. Food and Drug Administration’s

Center US untuk peralatan dan kesehatan radiologikal mengatur pembuatan dan

penjualan laser di US.

Peralatan laser umumnya diklasifikasikan dalam 4 kelas FDA dengan

pembagian berdasarkan prosedur keselamatan pada tiap kelas.

- Kelas I (exempt) Laser yang dianggap tidak berbahaya bagi tubuh. Semua

invisible laser dengan daya ouput rata-rata 1mW kebawah termasuk dalam kelas 1.

Termasuk juga “The GaAs Laser” dengan panjang gelombang 820 – 910nm.

Invisible infrared laser harus mengandung indikator cahaya untuk mengidentifikasi

bahwa laser bekerja.

- Kelas II. (low power), laser berbahaya bagi tubuh jika ditatap terus-menerus pada

sumbernya. Kelas ini termasuk visible laser yang memancarkan daya rata-rata

diatas 1mW , termasuk “HeNe Laser”.

Page 18: Terapi Laser Daya Rendah

- Kelas III ( moderate risk), laser dapat menyebabkan kerusakkan pada retina

dengan reaksi alami. Operator dan pasien perlu menggunakan alat pelindung mata.

Namun, laser-laser ini tidak menyebabkan kerusakkan kulit yang serius atau

menghasilkan bahaya difusi logam atau benda-benda lain dibawah penggunaan

normal.

- Kelas 4 ( high-power), laser dengan resiko tinggi kerusakkan dapat menyebabkan

pembakaran bahan yang mudah terbakar. Bahaya lain adalah reflek difusi yang

dapat membahayakan mata dan laser ini juga dapat menyebabkan kerusakkan kulit

yang parah. Laser dengan daya tinggi ini jarang digunakan diluar penilitian

laboratorium dan lingkungan industri terbatas.

Low-level laser digunakan untuk perawatan cedera saat olahraga dan

dikategorikan dalam kelas I, II dan kelas III peralatan medical. Peralatan medikal kelas

III termasuk modikasi yang baru yang tidak setara dalam pasaran sebelum 28 Mei

1976. The US Food and Drug Administration (FDA) sejauh ini memiliki peraturan yang

sangat kuat dalam penggunaan terapi laser. Untuk menggunakan terapi laser pada

manusia memerlukan persetujuan dari Institutional Review Board (IRB), yang didirikan

melalui universitas, produsen atau rumah sakit. Sesuai dengan peraturan yang didirikan

pada tahun 1999, FDA mulai membahas notifikasi premarket, yang diberi lebel 510 (k).

FDA tidak mengatur pelatih atletik dalam penggunaan produk laser. Mereka mengatur

perusahaan yang memproduksi dan menjual laser. Perusahaan tersebut harus disetujui

FDA untuk menjual peralatan dan perusahaan-perusahaan ini diperbolehkan

mempromosikan kegunaan medis produk laser mereka hanya pada aplikasi tertentu

yang disetujui. FDA melarang pernyataan bahwa perawatan ini dapat membantu dan

mengobati penyakit jika penelitian ilmiah belum menemukan bahwa itu benar.

Persetujuan tersebut berarti bahwa laser tertentu dapat dijual. Tetapi satu-satunya klaim

yang dapat dibuat produsen yaitu indikasi yang digambarkan dalam 510 (k). Sejak 2002

FDA memberikan persetujuan 510 (k) pada beberapa perusahaan untuk menjual low-

level laser yang diklasifikasikan dalam kelas II. Tabel 9-4 menyediakan list low-level

yang disetujui FDA untuk penelitian sejak 2002. Low-level laser diindikasikan untuk

penggunaan tambahan dalam perawatan sementara pada nyeri tangan dan pergelangan

terkait dengan carpal tunnel syndrome. Dengan mengharuskan dokumentasi hasil dan

Page 19: Terapi Laser Daya Rendah

efek samping dari laser, peraturan FDA meminta data ilmiah untuk menentukan

keamanan dan keberhasilan produk dalam pertanyaan.

Tabel 9-4 List Low-Level Laser yang Disetujui FDA sejak 2002

- MicroLight 830 (MicroLight Corporation of America. Missouri City, TX) received approval in 2002 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand; and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Axiom BioLaser LLL T Series-3 (Axiom Worldwide, Tampa, FL) received approval in 2003 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Acculaser Pro4 (PhotoThera, Carlsbad, CA) received approval in 2004 for the indication of “adjunctive use in profiding temporary relief of pain associated with iliotibial band syndrome.”

- Thor DDII IR Lamp System (Thor International Ltd, Amersham, UK) received approval in 2004 for the indication of “elevating tissue temperature for the temporary relief of minor muscle and joint pain and stiffness, minor arthritis pain, or musce spasm; the temporary increase in local blood circulation; and/or the temporary relaxation of muscle.”

- Thor DDI 830 CL3 Laser System (Thor International Ltd. Amersham. UK) received approval in 2003 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

- Luminex LL Laser System (Medical Laser Systems, Inc. Branford, CT) received approval in 2007 for the indication of “adjunctive use in the temporary relief of hand and wrist pain associated with Carpal Tunnel Syndrome.”

TABEL 9-5 Indikasi dan kontaraindikasi

IndikasiFasilitas penyembuhan lukaReduksi rasa sakitMeningkatkan kekuatan penarikkan bekas lukaMengurangi jaringan parut pada lukaMengurangi InflamasiPenyembuhan tulang dan konsolidasi frakturKontraindikasiTumor kankerTerpapar langsung pada mataKehamilanPertumbuhan kanker

Tindakan Pencegahan dan Kontraindikasi

Tabel 9-5 mencantumkan indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan low-

level laser. Laser memberikan radiasi non-ionisasi: oleh karena itu, tidak ada efek

mutagenik pada DNA dan tidak ada kerusakkan sel-sel atau membran sel yang

ditemukan. Tidak ada efek samping merugikan yang dilaporkan setelah terpapar low-

power laser termasuk respon-respon karsinogenik, kecuali bila diterapkan pada sel

kanker yang sudah ada. Tumor kanker dapat berploriferasi ketika terstimulasi. Hal-hal

berikut adalah beberapa saran dalam penggunaan laser.

Page 20: Terapi Laser Daya Rendah

- Lebih baik underexpose daripada overexpose. Dalam penelitian klinik, reduksi

dosis atau frekuensi perawatan dapat menentukan hasil.

- Cegah paparan langsung ke mata karena dapat memungkinkan terjadinya

pembakaran retina. Jika penyinaran dalam periode yang panjang, seperti dalam

penyembuhan luka, kacamata pengaman dianjurkan untuk mencegah pemaparan

dari refleksi cahaya.

- Walaupun tidak ada reaksi merugikan yang telah tercatat, penggunaan laser selama

trimester pertama kehamilan tidak dianjurkan.

- Pada sedikit persentasi pasien, terutama yang memiliki sakit kronik dapat

mengalami episode sinkop selama perawatan laser. Gejalanya biasanya mereda

dalam hitungan menit. Bila gejalanya melebihi 5 menit, tidak ada perawatan lebih

lanjut yang harus diberikan.

Kesimpulan

Penggunaan low-level laser tampaknya bukanlah apa-apa, tetapi memiliki efek

yang positif. Hal Ini menciptakan kekhawatiran pada profesional obat-obat mujarab.

Dengan output arus listrik, laser dikenal sebagai peralatan yang beresiko non-signifikan.

Namun, FDA tidak mengakui bahwa low-level laser sebagai alat yang aman dan efektif.

Walaupun banyak penemuan empiris dan klinikal menunjukkan hasil yang menjanjikan,

semakin banyak penelitian yang penting untuk menentukan jenis-jenis laser beserta

dosisnya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direproduksi.