Terapi Ferric Sodium Edatate

download Terapi Ferric Sodium Edatate

of 6

description

terapi zat besi sangat diperlukan untuk mencegah anemia defisiensi besi

Transcript of Terapi Ferric Sodium Edatate

Terapi Ferric Sodium Edatate (NaFeEDTA) Pada Anak Dengan Anemia Defisiensi BesiLatar BelakangAnemia defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang paling umum terjadi dan difisiensi zat besi merupakan salah satu penyebab utama anemia yang disebabkan oleh gangguan nutrisi. Insiden anemia defisiensi besi yang tertinggi adalah pada anak-anak dan bayi dengan 40%-50% dari anak-anak diseluruh dunia menderita anemia defisiensi besi.Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia pada bayi dilaporkan mencapai 61,8% pada bayi usia 0-6 bulan, 64,8 % pada bayi usia 6-12 bulan, dan 48,1% pada balita. Menurut WHO (World Health Organization) terapi utama anemia defisiensi besi adalah dengan suplementasi besi secara oral, dan selama ini WHO merekomendasikan suplementasi besi secara harian untuk mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi pada area yang berisiko tinggi.Permasalahan menggunakan metode ini adalah ketidakmampuan individu dalam mencerna tablet besi sehingga menyebabkan efek samping dalam saluran pencernaan, Selain itu ketidakpatuhan dalam mengonsumsi tablet besi dalam jangka waktu yang panjang juga merupakan permasalahan dalam metode ini. Saat ini telah menjadi bahan perbincangan secara luas khususnya di Negara-negara berkembang mengenai suplementasi besi secara mingguan.Seperti dalam teori bahwa kelebihan besi (Fe) dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan penurunan absorpsi dan transport besi (Fe). Hal ini disebabkan oleh adanya blokade pada sel-sel mukosa saluran pencernaan akibat kelebihan besi (Fe) pada lumen pencernaan. Atas landasan teori inilah mengapa suplementasi besi (Fe) secara mingguan mulai dipertimbangkan.TujuanUntuk membandingkan efek suplementasi besi (Fe) oral secara harian dengan suplementasi besi (Fe) oral secara mingguan, terhadap nilai kadar Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), MCV (Mean Corpuscular Volume), MCH (Mean Corpuscular Haemoglobin), MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin Consentration).MetodePenelitian ini merupakan jenis penelitian prospektif dan pengambilan sampel dilakukan secara acak. Sampel diambil dari yayasan (Darul Istiqomah, Princess Assalam, Ar-Rahma, Annur, Al Ikhwan, Siti Khadijah, dan Darul Saadah) di kota Manado. Waktu penelitian berlangsung mulai dari februari 2013 sampai mei 2013.Subjek dalam penelitian adalah anak berusia 5-11 tahun dengan anemia defisiensi besi.Kriteria InklusiKriteria Eksklusi

1. Anak dengan anemia defisiensi besi.2. Adanya persetujuan dari orangtua atau pengurus yang bertanggung jawab3. Sedang tinggal di asrama selama penelitian1. Malnutrisi2. Obesitas3. Perdarahan saluran pencernaan4. Anemia berat Hb < 5 g/dl5. Tuberkulosis6. CKD (Chronic Kidney Disease)7. Keganasan8. Infeksi akut

Semua anak dengan gejala anemia defisiensi besi (pucat, pembesaran organ, tetapi tanpa demam) menjalani pemeriksaan. Jika ada infeksi cacing diobati dan tetap masuk kedalam sampel, dan jika hasil pemeriksaan darah samar positif maka individu di eksklusi.Pemeriksaan menggunakan darah vena sebanyak 5 ml untuk mengetahui nilai kadar Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC, dan ferritin. Sampel berjumlah 40 orang, yang dibagi menjadi dua grup.Grup 1Grup 2

Menerima terapi suplementasi harianMenerima terapi suplementasi mingguan

Sediaan zat besi yang digunakan adalah NaFeEDTA 115,4 mg (15mg elemen besi). Dosis oral yang digunakan 3-3,75 mg/KgBB/hari. Setelah 1 bulan kembali dilakukan pengukuran nilai kadar Hb,Ht,MCV,MCH,MCHC. Jika selama penelitian terjadi efek samping yang parah maka penelitian terhadap individu trsebut dihentikan.Deskripsi data analisis digunakan untuk karakteristik subjek. Perbedaan sebelum dan sesudah suplementasi diuji dengan mengunankan paired T-test untuk distribusi normal. Sedangkan untuk data distribusi tidak normal menggunakan Wilcoxon signed rank tes.

HasilSejumlah 40 anak dengan anemia defisiensi besi ikut dalam penelitian, tetapi hanya 36 anak yang tersisa sampai selesai penelitian. Perbandingan profil hematologi antara kedua grup yang menerima terapi NaFeEDTA harian dan mingguan ditunjukan pada tabel.

PembahasanPenelitian ini dilakukan pada anak usia 5-11 tahun dengan anemia di panti asuhan yatim piatu di kota Manado. Subjek penelitian yang diambil merupakan anak yang telah mengalami anemia defisiensi zat besi dan berasal dari sosial ekonomi menengah kebawah.Di Indonesia prevalensi anemia defisiensi besi besi cukup tinggi, terutama pada wanita hamil, balita, anak usia sekolah, dan pekerja dengan pendapatan rendah. Berdasarkan survey, prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia pada anak-anak usia 5-14 tahun berasal dari mereka yang kurang terawat dan background sosial ekonomi rendah mencapai 47-64%.Regimen terapi suplementasi besi secara oral dengan dosis 3-3.75 mg/KgBB/hari cukup adekuat untuk terapi anemia defisiensi besi. Kenaikan kadar level hemoglobin dicapai dalam waktu satu bulan terapi, selanjutnya diluar penelitian subjek disarankan untuk melanjutkan terapi selama 5 bulan untuk memenuhi kecukupan persediaan zat besi dalam tubuh. Pada penelitian lain disarankan untuk melanjutkan terapi sampai 2 bulan setelah anemia dapat diatasi.Pada penelitian ini telah ditemukan bahwa NaFeEDTA secara signifikan dapat meningkatkan kadar Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC, setelah satu bulan terapi baik dengan cara harian maupun mingguan. Pada jenis penelitian yang hampir sama yang dilakukan Afzal dan rekan-rekan, tentang efikasi, toleransi, dan komplikasi pada iron edatate, iron polymerase complex dan intramuscular iron sorbitol pada 146 anak. Didapatkan terapi iron edatate secara oral lebih cepat meningkatkan kadar hemoglobin serum dibandingkan kedua metode terapi lainnya setelah satu bulan terapi.Pada penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan yang signifikan antara terapi suplementasi harian dengan mingguan (p>0,05). Seperti dengan penelitian di Turki tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara terapi suplementasi harian dengan mingguan pada anak usia 5 bulan 6 tahun pada penderita anemia defisiensi besi. Dan sebagai tambahan di Karachi penelitian serupa pada anak usia 5-10 tahun selama 2 bulan memberikan hasil yang sama.Berbagai sumber pustaka mengenai suplementasi besi pada anak dengan anemia defisiensi besi didapatkan bahwa terapi oral 2x seminggu lebih efektif dibanding terapi suplementasi harian. Penelitian ini berdasarkan observasi pada absorpsi dan transport zat besi (Fe), yang menurun pada terapi harian karena kelebihan zat besi pada sel mukosa pencernaan yang mengakibatkan terjadinya blokade.Dalam teori yang berbeda dikatakan bahwa absorpsi zat besi tebaik terjadi saat mukosa pencernaan baru saja beregenerasi, dan regenerasi sel mukosa terjadi setiap tiga sampai lima hari. Ini menjelaskan mengapa terapi mingguan lebih efektif dibanding terapi dengan cara harian. Tidak ada reaksi yang merugikan selama observasi pada penelitian-penelitian diatas, dan penelitian membuktikan bahwa NaFeEDTA aman dikonsumsi.KesimpulanTidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kadar Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC antara setelah terapi suplementasi NaFeEDTA harian dengan suplementasi mingguan (P