Terapi Antiretrovirus (Seminar 3)
Click here to load reader
-
Upload
reinita-arlin-pringgoredjo -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of Terapi Antiretrovirus (Seminar 3)
Terapi HIV yang sekarang berlaku adalah menghadapi masalah membidik berbagai tahapan
dalam proses masuknya virus ke dalam sel dan replikasi virus, memanipulasi gen virus untuk
mengendalikan produksi protein virus, membangun kembali system imun, mengkombinasikan
terapi, dan mencegah resistensi obat.
3 golongan obat Antiretrovirus yang sangat aktif untuk pengobatan HIV adalah
1. Inhibitor Reverse Transcriptase Nukleosida (NRTI)
NRTI bekerja menghambat enzim DNA polymerase dependent RNA HIV (reverse
transcriptase) dan menghentikan pertumbuhan untai DNA.
2. Inhibitor Reverse Transcriptase Nonnukleosida (NNRTI)
NNRTI bekerja menghambat transkripsi RNA HIV-1 menjadi DNA, suatu langkah
penting dalam proses replikasi virus. Obat tipe ini menurunkan jumlah HIV dalam darah
(viral load) dan meningkatkan limfosit CD4+.
3. Inhibitor Protease (PI)
PI bekerja menghambat aktivitas protease HIV dan mencegah pemutusan poliprotein HIV
yang esensial untuk pematangan HIV. Yang akan terbentuk adalah partikel virus imatur
yang tidak menular.
Kelimabelas obat tersebut
diatas diberikan
dalam dua sampai tiga
kombinasi berbeda.
Pemberian dua sampai
tiga obat antiretrovirus
disebut terapi antiretrovirus
yang sangat aktif
Terapi Antiretrovirus yang Sangat Aktif (HAART)Golongan Obat Contoh
Inhibitor Reverse Transcriptase Nukleosida (NIRT)Zidovudin ZDV, RetrovirDidanosin ddl, VidexZalsitabin ddC, HIVIDStavudin d4T, ZeritLamivudin EpivirAbacavir Ziagen
Inhibitor Reverse Transcriptase Nonnukleosida (NNIRT)Nevirapin ViramuneDelavirdin RescriptorEfavirenz Sustiva
Inhibitor Protease (PI)Indinavir CrixivanRitonavir NorvirNelfinavir ViraceptSakuinavir Invirase, FortovaseAmprenavir AgeneraseLopinavir Kaletra
(HAART). Tujuan utama terapi antivirus adalah penekanan secara maksimum dan berkelanjutan
jumlah virus, pemulihan atau pemeliharaan (atau keduanya) fungsi imunologik, perbaikan
kualitas hidup, dan pengurangan morbiditas dan mortalitas HIV.
Sumber : Buku patofisiologi vol. 1 edisi 6 halaman 238-240