Teori_Konstruktivisme_dan_kognitif.docx

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah banyak pakar yang mengajukan teori belajar dan pembelajaran. Semua teori tersebut dikembangkan dengan sudut pandang dan metode serta teknik yang berbeda. Hasilnya, selain terdapat persamaan dan perbedaan diantara teori tersebut, akan tetapi kebenaran dan keberhasilan teori tersebut masih dapat diperdebatkan.Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar Konstruktivisme dan teori belajar Kognitif. Kontruktivisme merupakan teori baru dalam psikologi pendidikan. Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya apabila aturan- aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Burner (Slavin dalam fame, 2004:7). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2 Page 1

Transcript of Teori_Konstruktivisme_dan_kognitif.docx

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSudah banyak pakar yang mengajukan teori belajar dan pembelajaran. Semua teori tersebut dikembangkan dengan sudut pandang dan metode serta teknik yang berbeda. Hasilnya, selain terdapat persamaan dan perbedaan diantara teori tersebut, akan tetapi kebenaran dan keberhasilan teori tersebut masih dapat diperdebatkan.Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar Konstruktivisme dan teori belajar Kognitif. Kontruktivisme merupakan teori baru dalam psikologi pendidikan. Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Burner (Slavin dalam fame, 2004:7).Sedangkan teori belajar kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang.Akan tetapi, kedua teori tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dimana seperti kita ketahui bahwa setiap pemikiran manusia tentu tidak ada yang benar-benar sempurna. Untuk itu pembahasan mengenai teori Konstruktivisme dan Kognitif akan kami jabarkan lebih spesifik lagi dalam makalah ini untuk mengungkap masalah-masalah tersebut, berdasarkan tulisan-tulisan dalam berbagai literatur yang membahas tentang dua teori belajar tersebut. Tujuannya adalah, untuk memberikan pemahaman kepada pembaca agar dapat mengetahui berbedaan kedua teori tersebut dan dapat mengetahui aplikasi keduanya dalam kegiata belajar dan pembelajaran. Sehingga pemehaman teori Konstruktivisme dan Kognitif secara tepat akan dapat membantu guru maupu calon guru untuk memberikan pembelajaran kepada siswanya lebih efektif.1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi teori belajar Konstruktivisme dan Kognitif ?2. Apa perbedaan teori belajar Konstruktivisme dan Kognitif ?3. Bagaimana aplikasi teori Konstruktivisme dalam pembelajaran ?4. Bagaimana aplikasi teori Kognitif dalam pembelajaran ?5. Bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pembelajaran ?1.3 Batasan MasalahBatasan masalah yang saya ambil adalah bagaiman aplikasi teori konstruktivisme dan kognitif dalam pembelajaran.1.4 Tujuan1. Mengetahui definisi teori belajar konstruktivisme dan kognitif.2. Mengetahui perbedaan teori belajar konstruktivisme dan kognitif.3. Mengetahui bagaimana aplikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran.4. Mengetahui bagaimana aplikasi teori kognitif dalam pembelajaran.5. Mengetahui bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pembelajaran.1.5 ManfaatAdapun manfaat yang kita dapat dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui apa pengertian teori konstruktivisme dan kognitif dan bagaimana aplikasi kedua teori ini dalam pembelajaran.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Teori KonstruktivismeMenurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam dirinya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (fame, 2004:7).Belajar bukanlah proses tekonologisasi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan sehingga proses pembelajaran tidak hanya meyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga harus juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.Teori konstruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang harus bersifat kolektif atau kelompok. Proses sosial masing-masing siswa harus diwujudkan. C. Asri Budiningsih menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada pada diri siswa. Dalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan, tata tingkah laku dan sikap di antara sesama manusia. konsekuensinya, siswa harus memiliki keterampilan untuk menyesuaikan diri (adaptasi) secara tepat (Muchith, 2008: 72).Dalam kaitannya dengan ini, Bettencourt (1989) mengemukakan bahwa ada tiga penekanan dalam teori belajar kontruktivisme yaitu:a)Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara maknab)Pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermaknac)Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterimaSecara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah :1.Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri2.Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah4.Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.5.Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa6.Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan7.Mencari dan menilai pendapat siswa8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.2.2 Konsep Teori KognitifTeori Kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikologi Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengarus terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam reporesebtasi konsep yang berdasarkan pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaiman seseorang mempersepsi lingkungan dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini di golongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan). Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain :1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.2. Pentusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian.Adapun karakteristik dari teori kognitif ini adalah :1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral.2. Siswa aktif sebagai penyadur.3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.4. Instrinsik motivasion, sehingga tidak perlu stimulus.5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.Beberapa tokoh dalam aliran kognitif1. Teori Gestalt dari Wertheimer dkkMenekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak menimbulkan abiguitas dalam proses pembelajaran.2. Teori Schemata PiagetTeori ini mengatakan bahwa pengalaman kependidikan harus dibangun di sekitar struktur kognitif siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat dari usia serta budaya yang dimiliki oleh siswa.3. Teori Belajar Sosial BanduraBandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang paling efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang mempunyai kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang berpengaruh.4. Pengolahan Informasi NormanNorman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya disebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa.2.3 Perbedaan Teori Konstruktivisme dan KognitifPada dasarnya perbedaan yang menonjol dari teori konstruktivisme dan kognitif adalah, taori konstruktivisme lebih menekankan pada aspek kemampuan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan melalu pengalaman-pengalaman nyata di lapangan. Sedangkan teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.Berikut ini akan tabel yang menunjukan perbedaan diantara kedua teori tersebut yang meliputi kelebihan dan kelemahan masing-masing dari kedua teori tersebut.Perbedaan Teori Belajar Konstruktivisme dan Teori Belajar Kognitif

Aspek KonstruktivismeKognitif

TokohSchuman (1996), Merril (1991), Smorsganbord (1997), Gagne, Bloom, Clark.Jean Piaget, Lev Vygotski

Dasar PemikiranPengetahuan dibangun secara aktif.Proses berpikir dibalik tingkah laku

KelebihanSiswa diajak untuk memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalaman yang berbeda, agar mereka lebih mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Contoh : bila siswa dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai cara, maka siswa akan terlatih untuk menerapkannya dakam situasi yang berbeda(baru).Penerapan teori kognitif bertujuan untuk melatih siswa agar mampu mengerjakan tugas dengan cara yang sama dan konsisten. Contoh: Cara belajar siswa berbeda-beda, mereka perlu secara rutin dilatih untuk mencapai cara umum yang tepat.

KelemahanDalam keadaan dimana kesepakatan sangat diutamakan, pemikiran dan tindakan terbuka dapat menimbulkan masalah. Contoh : mengikuti aturan sekolah tidak dapat ditawar dan didiskusikan agar peraturannya dibuat berbeda bagi sekelompok siswa tertentu. Mungkin hal itu merupakan gagasan yang konstruktif tetapi akan sulit dilaksanakan.Siswa belajar suatu cara menyelesaikan tugas, tetapi cara yang dipilih belum tentu baik (sesuai). Contoh: Siswa belajar cara menulis surat dengan cara yang sama, perlu diperhatikan perbedaan selera dalam menulis surat.

Karena kedua teori belajar tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemahaman dan penggunaan keduanya secara tepat akan membuat pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa akan lebih efektif. Kedua teori belajar tersebut saling melengkapi.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Teori Konstruktivisme dalam PembelajaranMenurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan istilah lain, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:1)Menumbuhkan kemandiriran dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak.2)Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.3)Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih.3.2 Aplikasi Teori Kognitif dalam PembelajaranAplikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam Pembelajaran adalah :1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.2. Anak-anak dapat belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing bagi anak.4. Berikan peluang kepada anak, agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.5. Di dalam kelas hendaknya anak diberi kesempatan untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara efektif sangat penting. Sebab objek utamanya tentu siswa, bagaimana keberhasilan dalam pembelajaran merupakan hal utama yang tentu saja siswalah yang lebih tahu bagaimana cara mengembangkan daya pikir dalam menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan guru. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki siswa (C. Asri, 2004: 51). 3.3 Aplikasi Teori Konstruktivisme dan Kognitif dalam Pembelajaran1. Guru harus membangun karakteristik siswa dengan menggunakan bahasa yang harus dimengerti oleh siswa itu sendiri.2. Guru berperan secara aktif memahami jalan pikir siswa atau cara pandang siswa dalam pembelajaran dan guru harus membantu siswa agar siswa dapat berinteraksi dalam pembelajaran.3. Guru harus melihat kenyamanan siswa dalam belajar, bukan mendesak siswa agar harus mengikuti kemauan guru tersebut, dan guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya.a.

BAB IVPENUTUP

4.1 SimpulanBerdasarkan penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :a. Teori konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyatab. Teori kognitif adalah potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi. Kognitif berarti persoalan yang mengangkat kemampuan untuk mengembangkan kemamppuan rasional (akal).c. Aplikasi kedua teori tersebut lebih menekankan kepada bagaimana siswa itu aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator untuk siswa.4.2 SaranPenulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam pembelajaran di kelas, dan penulis berharap pula agar pembaca bisa menyempurnakan makalah ini agar bisa menjadi pedoman kepada guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.Gintings, Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran, Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung. Humaniora.Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. Rineka Ciptahttp://dian75.wordpress.com/2010/07/29/teori-behaviorisme-kognitig-dan-http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/perbedaan-berbagai-teori-belajar.htmlhttp://fourseasonnews.blogspot.com/2012/02/contoh-makalah-belajar-dan-pembelajaran.htmlhttp://asnaldi.multiply.com/journal/item/5http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htmkonstruktivisme-serta-implikasi-ketiga-teoti tersebut-dalam-pembelajarana/http://makalahmajannali.blogspot.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-dan.htmlhttp://www.imdiklus.com/2012/11/teori-pendidikan-kognitif-teori-pendidikan-humanisme-teori-pendidikan-behaviorisme-teori-pendidikan-kontruksivisme.html

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2Page 1