teori sumur resapan
-
Upload
feirani-vironita -
Category
Documents
-
view
128 -
download
2
Transcript of teori sumur resapan
Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknis konservasi air berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu, diisi dengan bahan-bahan resapan (pasir, batu, ijuk) secara berlapis sampai rata
dengan permukaan tanah yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan sekaligus
peresapan air ke dalam tanah.
Pembuatan bangunan sumur resapan merupakan upaya memberikan imbuhan air
secara buatan dengan cara menginjeksi air hujan sebagai media infiltrasi ke dalam tanah
yang dapat dietrapkan di kawasan pemukiman, pertokoan, industri, sarana dan prasarana
olah raga serta fasilitas lainnya.
Adapun tujuan pembuatan sumur resapan adalah untuk mengurangi erosi,
menyimpan dan menaikkan permukaan air tanah dalam rangka penyelamatan
sumberdaya air. Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sumur resapan adalah:
Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
banjir dan genangan.
Mengurangi erosi dan sedimentasi
Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah dan volumenya
Mengurangi dan menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
wilayah pantai
Mencegah penurunan tanah (land subsidence) akibatnya pengambilan air tanah yang
berlebihan
Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah
Secara umum sebagai sasaran lokasi pembuatan sumur resapan agar aliran
permukaan menjadi kecil dan peresapan air hujan ke dalam tanah menjadi besar, maka
dalam pembuatannya diarahkan pada daerah-daerah yang menpunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
Suatu daerah yang mempunyai kondisi lapangan dengan kemiringan > 15%
Suatu daerah yang mempunyai tingkat erosi tinggi
Suatu daerah yang daya serap air ke dalam tanah tinggi
Suatu daerah pemukiman yang mempunyau kepadatan penduduk cukup tinggi
Suatu daerah kawasan industri
Faktor Teknis
Secara teknis sasaran lokasi atau daerah yang dipilih sebagai prioritas pembuatan
sumur resapan ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor teknis yaitu antara
lain topografi, tanah, dan iklim.
a. Topografi
Unsur topografi yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sasaran lokasi sumur
resapan adalah kemiringan lapangan dan ketinggian tempat. Sumur resapan sedapat
mungkin diarahkan pada daerah-daerah atau lokasi dengan konfigurasi lapangan
landai, miring sampai curam atau daerah-daerah dengan kelerengan rata-rata diatas
15%.
b. Tanah
Faktor tanah yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sasaran lokasi sumur
resapan adalah jenis tanah, kedalaman tanah dan tingkat kerusakan tanah.
- Jenis tanah
Unsur tanah yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sumur resapan adalah
faktor erodibilitas tanah.
Berkaitan dengan fungsi atau manfaat sumur resapan sedapat mungkin dibuat
pada daerah yang mempunyai faktor erodibilitas tinggi. Faktor erodibilitas
ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah, bahan organik dan permeabilitas tanah.
Tanah dengan tekstur tanah sedang, agak halus serta mempunyai struktur granuler
sedang dan halus yang pada umunya permeabilitasnya rendah, sehingga perlu atau
cocok untuk dibuat sumur resapan.
- Ketebalan Tanah atau solum
Solum tanah yaitu tebal lapisan sampai bahan induk atau padas. Tanah-tanah yang
tererosi berat tanah berbatu umumnya mempunyai solum tanah yang dangkal.
Makin curam lereng, makin dangkal solum tanahnya. Solum tanah dapat diketahui
dengan mengamati profil tanah pada tebing lereng. Sasaran sumur resapan
sedapat mungkin diarahkan pada daerah-daerah dengan solum tanah atau lapisan
tanah yang tebal.
- Tingkat Kerusakan Tanah
Kerusakan lahan dapat dilihat dari keadaan erosi. Tingkat erosi diketahui dengan
mengenali jenis-jenis erosi yang telah terjadi secara pandangan mata di lapangan
atau dengan perhitungan pengukuran menurut cara atau pedoman yang berlaku.
Tingkat kerusakan tanah dikategorikan menurut jumlah tanah yang tererosi, yaitu
ringan (kurang dari 18 ton/ha/tahun), sedang (kurang dari 25 ton/ha/tahun), dan
berat (lebih dari 25 ton/ha/tahun). Tingkat kerusakan lahan dapat didentifikasikan
dengan gejala yang terjadi, yaitu:
* Ringan : bila erosi yang terjadi adalah erosi permukaan
* Sedang : bila erosi yang terjadi adalah erosi alur
* Berat : bila erosi yang terjadi adalah erosi jurang (longsoran)
Daerah denga tingkat erosi sedang dan berat diprioritaskan untuk dijadikan
sasaran sumur resapan.
c. Iklim dan curah hujan
Faktor iklim atau curah hujanyang menjadi pertimbangan dalam penetapan sasaran
sumur resapan adalah faktor erosivitas hujan. Erosivitas hujan adalah daya erosi hujan
pada suatu tempat tertentu, yang ditentukan berdasarkan curah hujan bulanan, jumlah
hari hujan bulanan, bulan harian maksimal atau intensitas hujan maksimal. Tinggi
curah hujan dibedakan atas:
* Rendah : kurang dari 1500 mm/tahun
* Sedang : 1500 – 2500 mm/tahun
* Tinggi : lebih dari 2500 mm/tahun
Daeah dengan faktor erosivitas atau dengan curah hujan sedang dan tinggi
diprioritaskan untuk dijadikan saran pembuatan sumur resapan.
Bentuk Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan dapat dibuat dengan bentuk segi empat atau silinder
dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak diatas pemukaan tanah. Berbagai
alternatif jenis konstruksi dapat dipilih tergantung pada keadaan batuan atau tanah
(formasi batuan dan tekstur tanah) serta biaya yang tersedia.
Beberapa bentuk konstruksi yang biasa digunakan adalah:
a. Sumur resapan air berbentuk silinder tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur
kosong (tanpa diisi batu maupun ijuk)
b. Sumur resapan berbentuk silinder tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi
batu dan ijuk.
c. Sumur resapan berpenampang segi empat dengan susunan batu bata atau batako
dinding sumur, dasar sumur kosong.
d. Sumur resapan berpenampang segi empat dengan susunan batu bata atau batako di
diding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah ijuk dan koral.
e. Sumur resapan menggunalan buis beton di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan
batu belah.
f. Sumur resapan menggunakan blowong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk
dinding sumur), dasar sumur diisi dengan batu belah.
Beberapa macam bentuk konstruksi sumur resapan tersebut mempunyai keunggulan
dan kelemahan masing-masing bergantung pada keadaan batuan atau tanah (formasi
batuan dan tekstur tanah). Pada tanah atau batuan yang relatif stabil, maka konstruksi
tanpa dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk tidak akan
membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan
isian tersebut.
Pada tanah atau batuan yang relatif lebih labil, maka bentuk kostruksi dengan susunan
anyaman bambu, batu bata atau batu kali atau batako untuk memperkuat dinding sumur
dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat
direkomendasikan. Pada tanah atau batuan yang sangat labil bentuk konstruksi dengan
menggunakan buis beton dan blawong dianjurkan meskipun resapan air lainnya
berlangsung pada dasar sumur saja. Selain memeprhatikan jenis konstruksi yang akan
digunakan, pembuatan konstruksi bangunan sumur resapan air bergantung pula pada
biaya yang tersedia.
Jenis Sumur Resapan Berdasarkan Kedalaman
Ada tiga jenis bangunan sumur resapan berdasarkan kedalaman pembuatan sumur
resapan, yaitu:
a. Tipe 3 m (kedalaman 3 m; 01,20 m)
b. Tipe 5 m (kedalaman 5 m; 01,00 m)
c. Tipe timbunan atau kompak
Ketiga tipe tersebut fungsinya sama hanya dibedakan ukuran kedalaman dan
diameter penutup permukaannya saja. Untuk tipe 3 m dan 5 m dipergunakan penutup
beton dan untuk tipe timbunan atau kompak dari tanah biasa dan timbunan batunya
sampai ke permukaan tanah.