Teori simpul jasa

7
Teori Simpul Jasa Distribusi (Hadjisarosa) Seperti pada Teori Aglomerasi (Weber), Teori Tempat Sentral (Chritallere & Losch), Teori Kutub Pertumbuhan (Parraoux), Teori Lokasi (Von Thunen), Purnomosidi Hadjisarosa juga menekankan pentingnya peranan pusat-pusat pengembangan, yang selanjutnya diidentifikasi sebagai Simpul-simpul Jasa Distribusi (yang pada umumnya dalah kota. Teori Simpul Jasa Distribusi Hadjisarosa berasumsi bahwa pengembangan wilayah dimungkinkan oleh adanya pertumbuhan nodal (simpul) yg berlimpah pada pengembangan SDM dan SDA. Pengembangan kedua jenis sumberdaya tsb berlangsung sedemikian sehingga menimbulkan arus barang. Menurut Purnomosidi Hadjisarosa, pengembangan wilayah dimungkinkan oleh adanya pertumbuhan nodal, yang bertumpu pada pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya alamnya; pengembangan kedua jenis sumberdaya tersebut berlangsung sedemikian sehingga menimbulkan arus barang. Bahan mentah diangkut dari daerah penghasil ke lokasi pabrik; dan barang hasilnya diangkut dari produsen ke konsumen. Arus barang dianggapnya sebagai salah satu gejala ekonomi yang paling menonjol, arus barang merupakan wujud fisik perdagangan antar daerah, antar pulau, ataupun antar negara; arus barang didukung langsung oleh jasa perdagangan dan jasa pengangkutan serta distribusi. Jadi jasa distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan pembangunan secara fisik, terutama jika ditinjau pengaruhnya

Transcript of Teori simpul jasa

Page 1: Teori simpul jasa

Teori  Simpul Jasa Distribusi (Hadjisarosa)

Seperti pada Teori Aglomerasi (Weber), Teori Tempat Sentral (Chritallere & Losch),

Teori Kutub Pertumbuhan  (Parraoux), Teori Lokasi  (Von Thunen), Purnomosidi

Hadjisarosa juga menekankan pentingnya peranan pusat-pusat pengembangan, yang

selanjutnya diidentifikasi sebagai Simpul-simpul Jasa Distribusi (yang pada umumnya dalah

kota. Teori Simpul Jasa Distribusi Hadjisarosa berasumsi bahwa pengembangan wilayah

dimungkinkan oleh adanya pertumbuhan nodal (simpul) yg berlimpah pada pengembangan

SDM dan SDA. Pengembangan kedua jenis sumberdaya tsb berlangsung sedemikian

sehingga menimbulkan arus barang.

Menurut Purnomosidi Hadjisarosa, pengembangan wilayah dimungkinkan oleh

adanya pertumbuhan nodal, yang bertumpu pada pengembangan sumberdaya manusia dan

sumberdaya alamnya; pengembangan kedua jenis sumberdaya tersebut berlangsung

sedemikian sehingga menimbulkan arus barang. Bahan mentah diangkut dari daerah

penghasil ke lokasi pabrik; dan barang hasilnya diangkut dari produsen ke konsumen. 

Arus barang dianggapnya sebagai salah satu gejala ekonomi yang paling menonjol,

arus barang merupakan wujud fisik perdagangan antar daerah, antar pulau, ataupun antar

negara; arus barang didukung langsung oleh jasa perdagangan dan jasa pengangkutan serta

distribusi. Jadi jasa distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia dan pembangunan secara fisik, terutama jika ditinjau pengaruhnya dalam penentuan

lokasi tempat berkelompoknya berbagai kegiatan usaha dan kemudahan-kemudahan,

demikian pula fungsinya dalam proses berkembangnya wilayah (Hadjisarosa, 1981: 4-5). 

Bahan mentah diangkut dari daerah penghasil ke lokasi pabrik dan kemudian barang

hasilnya diangkut dari produsen ke konsumen. Di area perkotaan terdapat berbagai

kemudahan. Kemudahan disini diartikan sebagai kesempatan untuk memenuhi berbagai

kebutuhan manusia. Semakin tinggi tingkat kemudahan pada suatu tempat, berarti semakin

kuat daya tariknya mengundang manusia dan kegiatan ekonomi untuk datang ke tempat

tersebut.

Diantara kemudahan-kemudahan tersebut jasa distribusi merupakan unsur yang sangat

penting, oleh karena itu area perkotaan pada umumnya merupakan pusat kegiatan usaha

distribusi, yang selanjutnya oleh Purnomosidi disebutnya simpul jasa distribusi atau disingkat

dengan simpul.

Ada dua faktor panting yang harus diperhatikan dalam pemahaman peranan simpul-

simpul, yaitu mengenai fungsi-fungsi simpul dan hirarki simpul dalam sistem spasial. Fungsi

Page 2: Teori simpul jasa

primer suatu simpul adalah sebagai pusat pelayanan jasa distribusi bagi wilayah

pengembangannya atau wilayah nasional (bersifat keluar), sedangkan fungsi sekundernya

adalah kehidupan masyarakat di simpul yang bersangkutan (bersifat ke dalam). Perbedaan

fungsi simpul tersebut mencerminkan pula perbedaan dalam jenis dan kapasitas fasilitas yang

tersedia di masing-masing simpul. Hirarki dari tiap simpul ditentukan oleh kedudukannya

dalam hubungan fungsional enter simpul yang dicerminkan berdasarkan mekanisme arus

distribusi barang. 

Biasanya pada simpul-simpul yang lebih tinggi ordenya tersedia fasilitas jasa

distribusi yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan simpul-simpul yang lebih rendah

ordenya. Antara simpul-simpul tersebut, baik antar simpul yang mempunyai tingkatan orde

distribusi yang sarna ataupun yang berbeda terdapat keterhubungan dan ketergantungan.

Keterhubungan dan ketergantungan antar simpul dapat diketahui dari data arus barang dari

tempat asal ke tempat tujuan. 

Selanjutnya berdasar susunan hirarki serta keterhubungan den ketergantungan dapat

ditentukan arah pengembangan pemasarannya secara geografis. Poernomosidi membedakan

wilayah administrasi dengan wilayah pengembangan. Secara administratif, seluruh wilayah

terbagi habis, tetapi tidak berarti bahwa seluruh wilayah administrasi secara otomatis

tercakup dalam wilayah pengembangan. Dalam kenyataannya beberapa bagian wi/ayah

administrasi tidak terjangkau oleh pelayanan distribusi disebabkan hambatan-hambatan

geografis atau karena belum tersedianya prasarana distribusi ke dan dari bagian-bagian

wilayah tersebut.

Poernomosidi Hadjisarosa menjelaskan Teori Simpul Jasa Distribusi yang telah

dikembangkan dalam berbagai artikel dan makalah, misalnya Konsepsi Dasar Penembangan

Wilayah di Indonesia ( Makala di sajikan dalam symposium di ITB,tanggal 21 Agustus 1980,

dan dalam pertemuan antara ilmuan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia di Jakarta, Tanggal

24 Juni 1981 ).  Poernomosidi menjelaskan konsepnya sebagai berikut : Berkembangnya

Wilayah ditandai oleh terjadinya Pertumbuhan atau perkembangan sebagai akibat

berlangsungnya berbagai kegiatan usaha , baik sector Pemerintah maupun sector Swasta,

yang pada dasarnya bertujuan untuk menigkatkan pemenuhan kebutuhan. Berlangsungnya

kegiatan usaha tersebut ditunjang dari segi modal.

Dibandingkan dengan teori tempat sentral dan teori kutub pertumbuhan ternyata teori

“ Simpul Jasa Distribusi “ lebih akomodatif. Poernomosidi membantah Teori tempat sentral

yang beranggapan bahwa seluruh wilayah terbagi habis dan seluruh bagian Wilayah tidak ada

yang terlewatkan oleh jasa pelayanan. Dalam hal ini Poernomosidi membedakan wilayah

Page 3: Teori simpul jasa

Adminnistratif dengan wilayah pengembangan. Secara administratif, seluruh wilayah terbagi

habis tetapi tidak berarti seluruh Wilayah Administrasi otomatis tercakup dalam Wilayah

pengembangan, dalam kenyataannya  bebrapa bagian Wilayah administrasi tidak terjangkau

oleh pelayanan jasa distribusi disebabkan hambatan – hambatan geografis atau karena belum

tersedianya prasarana – prasarana perhubungan ke atau dari bagian – bagian Wilayah

tersebut.

Pada teori kutub pertumbuhan yang di ungkapkan oleh Perroux, Poernomosidi

mencoba membandingkan dengan teorinya di mana pada teori kutub pertumbuhan tidak

menjelaskan pertumbuhan secara Nasional. Sedangkan teori simpul yang bertitik tolak pada

pemahaman struktur wilayah tingkat Nasional ( SPWTN ) telah mengungkapkan gambaran

tentang penyebaran, orientasi dan tingkat perkembangan masing – masing satuan Wilayah

Pengembangan ( SWP ) serta hubungan ketergantungan antar (SWP ) melalui simpul –

simpulnya masing – masing.

KELEBIHAN TEORI SIMPUL JASA DISTRIBUSI

Menjadi acuan penting dalam pengembangan Wilayah terutama dalam menentukan berbagai

kegiatan pengembangan secara Nasional

KELEMAHAN TEORI SIMPUL JASA DISTRIBUSI

Masih terdapat peluang untuk melengkapi dan memperkuat bbeberapa penjalasannya, yaitu

pendekatan arus barang, dan pendekatan secara fisik.

Ref e rensi

Rahardjo Adisasmita.2008.Pengembanngan Wilayah Konsep Dan Teori.Yokyakarta:Graha

Ilmu

Hadi Sabari Yunus.2000.Struktur Tata Ruang Kota.Yokyakarta:Pustaka Pelajar.

Page 4: Teori simpul jasa

PERTANYAAN

Page 5: Teori simpul jasa

Hadjisarosa (1974) berpendapat bahwa kriteria yang digunakan dalam menyatakan

tingkat pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh ‘tingkat kemudahan’ masyarakat dalam

memperoleh kebutuhan hidupnya. Semakin besar tingkat kemudahan pada suatu tempat,

berarti semakin kuat daya tariknya untuk menarik sumber daya kegiatan ekonomi untuk

datang ke tempat tersebut. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut, jasa distribusi merupakan

unsur yang sangat penting, oleh karena itu kota-kota pada umumnya merupakan pusat

kegiatan industri usaha distribusi, yang selanjutnya oleh Hadjisarosa disebut sebagai ‘simpul

jasa distribusi’.