TEORI PRODUKSI

45
TEORI PRODUKSI WASIS A. LATIEF 1

description

TEORI PRODUKSI. WASIS A. LATIEF. FUNGSI PRODUKSI Q = f ( X 1 // X 2 , X 3 , . . . X n ) Total produksi : Q = 21 X + 9X 2 – X 3  bentuk polinomial Marginal produksi : Average produksi :. Tabel : TP, MP dan AP. ● Prinsip Diminishing Marginal Returns - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TEORI PRODUKSI

Page 1: TEORI PRODUKSI

1

TEORI PRODUKSI

WASIS A. LATIEF

Page 2: TEORI PRODUKSI

2

FUNGSI PRODUKSI

Q = f ( X1 // X2, X3, . . . Xn)

Total produksi : Q = 21 X + 9X2 – X3 bentuk polinomial

Marginal produksi :

Average produksi :

2X18X21dXdQ

ΔXΔQ

MP 3

2X-X921XQ

ΣXΣQAP

Page 3: TEORI PRODUKSI

3

Input Teta

p

InputVariab

el

Total Product(Q=21X + 9X2 –

X3)

Marginal Product(MP=21 + 18X –

3X2)

Average Product(AP = 21+ 9X –

X2)2 0 0 21 212 1 29 36 292 2 70 45 352 3 117 48 * 392 4 164 45 412 5 205 36 412 6 234 21 392 7 245 0 352 8 232 -27 292 9 189 -60 21

Tabel : TP, MP dan AP

● Prinsip Diminishing Marginal Returns Prinsip ini menyatakan bahwa pada titik tertentu peningkatan output sebagai akibat bertambahnya input variabel akan makin menurun (lihat kolom 4 setelah input ke 3)

Page 4: TEORI PRODUKSI

4

A •

A●

B •

●B’

C•

II IIII

TP = Kurva Total Poduksi (Q = 21X + 9X2 – X3 )AP = Kurva Average Poduct (AP = 21 + 9X – X2)MP = Kurva Marginal Poduct (MP = 21 + 18X – 3X2)

(c) Daerah Berproduksi

I. Tidak Efisien (Irrational)II. Efisien (Rational)III. Tidak Efisien (Irrational)

Page 5: TEORI PRODUKSI

5

A •

A●

B •

●B’

C•

II IIII

Ketika AP maksimum selalu dipotong oleh MP, atau pada saat itu AP = MPBukti secara grafis : Slope TP dan Garis Sinar di titik A adalah sama besar, sementara tangen garis sinar paling besar.

● Bukti secara Matematis :

APMP

XTP

dXdTP

01TPXdXdTP

0dXdXTPX

dXdTP

02XdXdXTPX

dXdTP

dXdAP

:makamaksimum,APagarXTPAP

APMPη

AP1MPη

QX

dXdQη

QX

ΔXΔQη

ΔXX

QΔQη

XΔX

QΔQη

e) Elastisitas Produksi

Page 6: TEORI PRODUKSI

6

ISOQUANTISO = samaQUANT = kuantitas

RQ

PY

Y1

0X 1

X 2

X 3

X

Y

merah > biru

A

BC

Y

X

Page 7: TEORI PRODUKSI

7

● PERMUKAAN PRODUKSIQ = f ( X1, X2 // X3, . . . Xn)Q = f ( L, C )Q = 14L – L2 + 18C – C2

Syarat Q maksimum :MPL = 14 – 2L = 0 L = 7MPC = 18 – 2C = 0 C = 9

JUMLAH OUTPUT

10 80 93104 113

120 125

128

129 128 125

120

9 81 94105 114

121 126

129

130 129 126

121

8 80 93104 113

120 125

128

129 128 125

120

7 77 90101 110

117 122

125

126 125 122

117

6 72 85 96 105112 117

120

121 120 117

112

5 65 78 89 98105 110

113

114 113 110

105

4 56 69 80 89 96 101104

105 104 101 96

3 45 58 69 78 85 90 93 94 93 90 852 32 45 56 65 72 77 80 81 80 77 721 17 30 41 50 57 62 65 66 65 62 570 0 13 24 33 40 45 48 49 48 45 40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENGGUNAAN INPUT LABOR

Q = 130

Page 8: TEORI PRODUKSI

8

Untuk menderivasi persamaan dua dimensi, dapat dilakukan sbb. :

96)4L56L9C:menjadipersamaanmaka,unit105QMisalnya

4Q)4L56L3249C2

4Q)4L56L32418C,C

2Q)L1)(14L4(1818

C,C

0Q)L(14L18CCC18CL14LQ

2

2

1 2

2

2

2

22

2

2

2

21

2

1

1

Jika sembarang nilai L dimasukkan ke persamaan tsb., nilai C dapat dihitung :

L C2 93 64 5 7 4

105

Page 9: TEORI PRODUKSI

9

Demikian seterusnya kalau ingin menampilkan kurva Isoquant berupa Map kita tinggal menentukan nilai Q nya saja, misalnya :

Q = 0Q = 26Q = 52Q = 78Q = 104Q = 130

130

104

78

5226

Page 10: TEORI PRODUKSI

10

Q = 3 Q = 2Q= 1

Roda

body

Q2Q

1

(c) (pergantian tidak sempurna)

(b) No Substitution (Komplementer)

(a) Constan Rates Substitution (pergantian sempurna)

minyak

gas

Page 11: TEORI PRODUKSI

11

Marginal Rates of Technical SubstitutionMRTS = Tingkat pergantian 2 macam input dengan memperta- hankan jumlah output yang sama

( , )

X X X Y

XY Y

Y

YMRTS slope isoquantX

Q f X YQ MP Q MP X MP X MP YX

MPQ YMP Q MP YY MP X

Page 12: TEORI PRODUKSI

12

Daerah berproduksi yang layak adalah daerah Isoquant yang berslope negatif.Bandingkan antara titik A dan B, dimana titik B tidak efisien, dan antara titik C dabn D, titik D tidak efisien.

FF

E

BA

C

D

Page 13: TEORI PRODUKSI

13

Y

X

Rige line Y untuk X

Rige line X untuk Y

Page 14: TEORI PRODUKSI

14

PERANAN PENERIMAAN DAN BIAYA DALAM PRODUKSI

Untuk menjawab faktor-faktor apa yang menentukan kombinasi iput yang optimal kita harus memahami hubungan-hubungan :

Tekonologi Konsep

Untuk perekonomian yang sudah maju biasanya produksi akan menghasilkan produk yang diperjual belikan di pasar , bukan sekedar dibeli oleh produsen sendiri. Oleh karena itu kita harus memahami Revenue yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi.Jadi kita harus :

dari Revenue dan Cost

Pengkombinasian Faktor Produksi dengan cara yang paling efisien

Menganalisis Produktivitas Ekonomi

Bukan hanya analisis produk-tivitas pisik

Bagaimana kemampuan input-input tsb. Dalam menghasilkan revenue bagi pemiliknya

Input - output

Page 15: TEORI PRODUKSI

15

Perubahan dari hubungan pisik ke ekononmis dilakukan dengan cara ”mengalikan MP dengan MR” yang disebutMRP (Marginal Revenue Produk)

MPRX = MPX . MRQ → MR = AR = PQ ( PPS)

MRP = MP . PQ = MVP Unit Input

(X)Total Product

(TP X)Marginal Produk

(MPX )Marginal Revenue Product

(MRP = MPX x Rp 5000)

12345

37101213

34321

152015105

Page 16: TEORI PRODUKSI

16

Penggunaan Input Tunggal Yang Optimal

Untuk melihat produktitas ekonomis yang ditentukan MRPnya :Dari tabel di atas kita misalkan harga input Rp 12 ribu, maka berapa input yang digunakan ?. Jawabnya adalah 3 unit. Karena nilai dari setiap unit yang ditambahkan (diukur dengan MRP) masih lebih besar dari biayanya.

3 unit → 15 ribu (dari 3xRp5000) > 12 ribu4 unit → 10 ribu (dari 2 xRp5000) < 12 ribu

Hubungan antara produktivitas Sumberdaya (diukur dg. MRPnya) dan input yang optimal dengan mengacu pada prinsip-prinsip margianal yang telah dibahas dimuka (MR = MC).

MRP suatu input = MR yang dihasilkan karena penggu-naan input masih > dari MC, maka laba akan meningkat kalau inputnya di tambah sampai MR = MC (laba max)Begitu sebaliknya kalau MRPnya < MCnya, maka output harus dikurangi.

Page 17: TEORI PRODUKSI

17

Konsep penggunaan input yang optimal bisa diperjelas melalui penelaahan terhadap sebuah fungsi sederhana , yaitu hanya satu input variabel yang digunakan yatitu Labor (L) :

LQ

L

LL

L

PBiaya dCMCKuantitas dQ MPP

MCMP

L

L L LL

LL

L

L

L

LL

L

dTICPdTIC dLTIC L P PdQdL MPdL

PdQ dTIC dLMPdL MP dL dQ

P dTICMP dQP

MCMP

Page 18: TEORI PRODUKSI

18

Untuk mencapai laba masimum → MR = MCMRQ =PL/MPL

MRQ x MPL= PL

MRP = PL

Dari analisis di atas, untuk memaksimumkan laba, suatu peru-sahaan harus menggunakan input sampai suatu titik dimana MRP dari input tersebut sama dengan biayanya (MRPL = PL)Berdasarkan analisis diatas juga, kurva permintaan akan input ditentukan oleh MRPnya.

P*L

L*

DL = MRPL

Page 19: TEORI PRODUKSI

19

Kombinasi Optimal untuk input Berganda

Pembahasan tentang penggunaan input tunggal yang optimal bisa untuk menganalisis sistem produksi yang menggunakan beberapa input. Berarti kita akan gunakan konsep Isoquant dan IsocostSecara definisi , Isocost adalah Kombinasi pemakaian 2 macam barang (X dan Y) yang memakan sejumlah dana tertentu yang dilukiskan dalam sebuah garis lurus .

Input Y

Input X

12

8

4

02 4 6

E1 = 1.000.000

e2 = 2.000.000

E3 = 3.000.000

Misalnya Dana Sebesar Rp 1000.000Hrga X = Rp 500.000; Harga Y = Rp 250.000Jika uang tsb. Dibelikan Barang X seluruhnya, ketemu titik 2 dan jika dibelikan Y seluruh-nya ketemu titik 4. kemudian kedua titik tsb. Dihubungkan dengan sebuah garis.

500.00 2250.00

X Y

X

Y Y

X

Y

E P X P YPEY X

P PP

SlopeP

Page 20: TEORI PRODUKSI

20

Bagaimana kita menemukan pemakaian dua input yang optimal ?. Jawabnya adalah kita harus menggabungkannya dengan kurva Isoquant. Disini kita menemukan apa yang disebut Least Cost Combination (LCC). (Lihat gambar berikut)

Gbr. Kombinasi Input Optimal Kombinasi LCC tsb. terjadi pada titik singgung antara isoquant dengan isocost. Ini penting dalam arti ekonomi, yang berarti slope keduanya adalah sama.

X

Y

X X

Y Y

X Y

X Y

PMRTS

PMP PMP PMP MPP P

Page 21: TEORI PRODUKSI

21

Sebagai misal :

Perhatikan data tentang penggunaan dua macam input dalam rangka memproduksi suatu output berikut ini:

Input X Input YUnit Total Product Unit Total Product

012345

0100160210250275

012345

070

130180225255

jika Harga input X (PX= $ 20) dan Harga input Y (PY= $15) a) Jika 2 unit input X digunakan, berapa unit penggunaan Barang Y

sehingga produksi maksimal ?b) Jika 5 unit input Y digunakan, berapa unit penggunaan input X sehingga

produksi maksimal ?.

Page 22: TEORI PRODUKSI

22

Input XMP MP / PX

Input YMP MP / PYUnit T P Unit T. P

012345

0100160210250275

10060504025

53

2,52

1,25

012345

070130180225255

7060504530

4,674

31/3

32a) Jika 2 unit input X digunakan, maka penggunaan input Y

sebesar 4 unit, sebab MP/P nya adalah sama ( MP/Px = MP/Py = 3)

b) Jika 5 unit input Y digunakan, maka penggunaan input X sebesar 4 unit, karena MP/P nya adalah sama (MP/Px = MP/Py = 2).

Jawab :

Page 23: TEORI PRODUKSI

23

Tingkat Penggunaan yang Optimal dari Input Berganda

MRP = P→menghasilkan output dengan biaya minimum ( )(slide18)

Ini berarti bahwa input-input tersebut telah dikombinasikan dalam proporsi yang optimal.

Namun demikian, maksimisasi laba mensyaratkan agar perusahaan menggunakan proporsi input yang optimal dan menghasilkan jumlah output yang optimal pula.

Oleh karena itu, minimisasi biaya merupakan salah satu syarat yang diperlukan (necessary), tetapi belum cukup (suffisiency) untuk memenuhi syarat maksimisasi laba.

X Y

X Y

MP MPP P

Slide 20

Page 24: TEORI PRODUKSI

24

Pada tingkat output yang optimal ,yang memaksimum-kan laba, (Slide 18)

Menggunakan input sampai pada titik di mana MRP = P (syarat optimalitas)

=

Maka perhatikan slide 17, yaitu : X YQ

X Y

P PMC

MP MP

karena MC harus sama dengan MR untuk memperoleh ouput yang optimal, maka

XQ X X Q X

X

YY Y Q Y

Y

PMR P MP MR MRP

MPP

P MP MR MRPMP

Oleh karena itu, laba sebuah perusahaan akan maksimum jika harga input (P) sama dengan MRP dari input tersebut.

Page 25: TEORI PRODUKSI

25

Perbedaan antara minimisasi biaya dengan maksimisasi laba adalah

• minimisasi biaya (proporsi input yang optimal), yang harus diperhatikan :

1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan harga-harga .

2. Produktivitas marginal input,

• maksimisasi laba yang harus diprhatikan :

1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan harga-harga .

2. Produktivitas marginal input,

3. MRQ

Page 26: TEORI PRODUKSI

26

Jika sebuah perusahaan menggunakan setiap input dalam kegiatan produksinya di mana MRP = P, maka hal itu akan menjamin bahwa input-input tersebut dikombinasikan secara optimal dan tingkat penggunaan sumberdaya secara total juga optimal

Page 27: TEORI PRODUKSI

27

RETURNS TO SCALE

Sejauh ini pembahasan kita tentang produksi masih ditekankan pada produktivitas input secara individual. Suatu topik yang berkaitan erat dengan hal itu adalah bagaimana pengaruh suatu kenaikan yang proporsional dari semua input terhadap produksi total.Ini merupakan konsep returns to scale yang Memiliki tiga kemungkinan keadaan. (1) jika proporsi kenaikan semua input = proporsi kenaikan

output, maka returns to scale nya adalah konstan. (2) jika proporsi kenaikan output lebih besar dari proporsi

kenaikan input, maka dinamakan increasing returns to scale (3).Jika proporsi kenaikan output lebih kecil dari proporsi

kenaikan input, maka dinamakan decreasing returns to scale.

Page 28: TEORI PRODUKSI

28

Konsep returns to scale ini bisa diperjelas melalui pengamatan terhadap data produksi pada slide 7. seperti berikut :

JUMLAH OUTPUT

10 80 93104 113

120 125

128

129 128 125

120

9 81 94105 114

121 126

129

130 129 126

121

8 80 93104 113

120 125

128

129 128 125

120

7 77 90101 110

117 122

125

126 125 122

117

6 72 85 96 105112 117

120

121 120 117

112

5 65 78 89 98105 110

113

114 113 110

105

4 56 69 80 89 96 101104

105 104 101 96

3 45 58 69 78 85 90 93 94 93 90 852 32 45 56 65 72 77 80 81 80 77 721 17 30 41 50 57 62 65 66 65 62 570 0 13 24 33 40 45 48 49 48 45 40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENGGUNAAN INPUT LABOR

Pen

ggun

aan

inpu

t Cap

ital

Page 29: TEORI PRODUKSI

29

Sekarang kita anggap bahwa sistem produksi yang ditunjukkan oleh data itu, sekarang ini bekerja dengan 2 unit input Labor dan 4 unit input Capital. Output dari kombinasi input seperti itu adalah 80 unit. Misalkan kita ingin mengetahui pengaruh kenaikan penggunaan dua input tersebut sebesar 100 persen terhadap jumlah output yang dihasilkan. Penduakalilipatan (doubling) penggunaan input X dan Y menghasilkan suatu kombinasi input di mana Labor = 4 dan Capital = 8. Output dari kombinasi input tersebut hanya sebesar 120 unit. Kenaikan Labor dan Capital sebesar 100 persen menaikkan output sebesar 40 unit (120 - 80) atau meningkat sebesar 50 persen (40/80 = 0,5). Ini berarti persentase kenaikan output lebih kecil daripada persentase kenaikan input. Oleh karena itu, sistem produksi ini menunjukkan keadaan Decreasing Return to scale pada kisaran tersebut.Demikian seterusnya, melalui tabel tersebut kita akan menemukan Increasing return to scale dan Constan return to scale

Page 30: TEORI PRODUKSI

30

2Y1

Y1

0

X1 2X1

Q1

Q2

Page 31: TEORI PRODUKSI

31

Gambar 7.16Constant Returns To Scale (CRTS)

Q

X, Y

QY

X

Gambar 7.17Increasing Returns To Scale (IRIS)

Q

X

Y

(a)(b)

(a)

(b)

Page 32: TEORI PRODUKSI

Gambar 7.18Decreasing Returns To Scale

Gambar 7.19Returns To Scale yang Berubah-ubah

Q

Y

X

Q

X

Y

Q

X, Y

(a) (b)

(a)(b)

Page 33: TEORI PRODUKSI

33

Walaupun penyajian konsep returns to scale secara grafis seperti ditunjukkan dalam Gambar–gambar diatas cukup memadai, tetapi konsep ini bisa secara lebih tepat dan akurat jika ditentukan dengan menggunakan analisis elastisitas output dari fungsi produksi.

%% ( )Q

Q

QEInput XQ XEX Q

Jika X merupakan semua input yang digunakan, misalnya X = modal + tenaga kerja + energi

dan seterusnya, maka:

Jika maka Return to scale% perubahan Q > % perubahan X EQ > 1 Increasing

% perubahan Q = % perubahan X EQ = 1 Constant

% perubahan Q < % perubahan X EQ < 1 Decreasing

Page 34: TEORI PRODUKSI

34

Elastisitas output dan returns to scale ini bisa juga dianalisis dengan cara menelaah hubungan antara kenaikan input dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalkan semua input dalam fungsi produksi Q =f(X, Y, Z) dikalikan dengan konstanta k. Karenanya, semua input akan meningkat secara proporsional sebesar faktor k (k = 1,01 untuk kenaikan sebesar 1 persen, k = 1,02 untuk kenaikan sebesar 2 persen, dan seterusnya). Kemudian fungsi tersebut bisa dituliskan sebagai:

hQ = f(kX, kY, kZ)Disini h adalah proporsi kenaikan Q yang dikibatkan oleh setiap kenaikan input sebesar k. Dari persamaan di atas hubungannya :

Jika h < k → decreasing return to scaleJika h = k → Constant return to scaleJika h > k → increasing return to scale

Page 35: TEORI PRODUKSI

35

Jadi, jika fungsi produksi : Q = b0 Lb1 Cb2

n Q = b0 ( n L )b1 ( n C )b2

n Q = b0 nb1Lb1 nb2Cb2 n Q = (b0 Lb1 Cb2) nb1+b2

n Q = Q nb1+b2

= b1 + b2 (terbukti)

Jumlah b1 + b2 : berkaitan dengan hukum perluasan produksi, yaitu berapakah output akan mengganda kalau semua inputnya digandakan sebanyak “n” kali Jika : b1 + b2 > 1 Output akan mengganda lebih dari sebanding (IRS) b1 + b2 < 1 Output akan mengganda kurang dari sebanding (DRS) b1 + b2 = 1 Output akan mengganda sebanding (CRS)

Page 36: TEORI PRODUKSI

36

Untuk memperjelas gambaran di atas, perhatikan : Q = 2X + 3Y + 1,5Z. Kita bisa menelaah returns to scale dengan input digandakan 2 %.Mula-mula, misalkan X = 1; Y = 2 dan Z = 2, maka outputnya adalah:

Q1= 2(1)+3(2)+1,5(2) = 2+6+3 = 11 unit.Kenaikan semua input sebesar 2 persen (k = 1,02) menyebabkan kuantitas input-input tersebut menjadi:

X = 1,02, Y = 2,04 ; Z = 2,04, dan:

Q2= 2 (1,02) + 3 (2,04) + 1,5 (2,04) = 2,04 + 6,12 + 3,06 = 11,22 unit.

Karena k = 1,02 , dan Q2/Q1 =11,22/11 = 1,02, maka kenaikan semua input sebesar k tersebut menyebabkan kenaikan output sebesar k pula, berarti sistem produksi tersebut menunjukkan keadaan constant returns to scale.

Page 37: TEORI PRODUKSI

37

FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS

Secara teoritis, bentuk fungsi produksi yang paling menarik mungkin fungsi pangkat tiga (kubik), seperti : berikut ini:

Q = a + bXY + cX2Y + dXY2 - eX3Y - fXY3

Bentuk persamaan ini, yang dilukiskan pada Gambar 7.19, menunjukkan tahap-tahap di mana mula-mula terjadi keadaan increasing returns to scale dan kemudian decreasing returns to scale. Demikian pula halnya, MP dari input juga menunjukkan pola tersebut di mana mula-mula terjadi increasing returns to scale dan kemudian decreasing returns to scale, seperti dilukiskan dalam Gambar 7.18.

Page 38: TEORI PRODUKSI

38

Dengan jumlah observasi input/output yang cukup -apakah selama beberapa periode tertentu untuk sebuah perusahaan (data time series) atau pada satu periode untuk sejumlah perusahaan (data cross section) dalam suatu industri teknik-teknik regresi bisa digunakan untuk menaksir parameter-parameter fungsi produksi tersebut. Namun demikian, seringkali data observasi yang kita miliki tidak menunjukkan penyebaran yang cukup memadai untuk menunjukkan kisaran increasing returns to scale dan decreasing returns to scale itu secara penuh. Untuk kasus-kasus seperti ini, spesifikasi fungsi produksi yang lebih sederhana bisa digunakan untuk menaksir fungsi tersebut dalam kisaran data yang tersedia. Dengan kata lain, generalitas dari fungsi kubik mungkin tidak perlu, dan suatu spesifikasi model alternatif bisa digunakan dalam proses penaksiran empiris yang ingin kita lakukan. Fungsi pangkat (power function) yang dijelaskan di bawah ini sebagai satu pendekatan untuk menganalisis fungsi produksi telah terbukti sangat berguna dalam kajian-kajian empiris.

Page 39: TEORI PRODUKSI

39

Fungsi Pangkat

Salah satu fungsi yang paling sering digunakan dalam studi-studi tentang produksi adalah fungsi pangkat (power function). Fungsi pangkat menunjukkan suatu hubungan yang multiplikatif antara berbagai input dan mempunyai bentuk sebagai berikut:

Q = aXbYc Fungsi pangkat seperti di atas memiliki beberapa sifat yang sangat bermanfaat untuk penelitian empiris:Pertama, fungsi pangkat tersebut memungkinkan kita untuk mengetahui produktivitas marginal dari input tertentu yang tergantung pada tingkat penggunaan semua input, suatu keadaan yang sering terjadi dalam sistem produksi yang aktual.

Page 40: TEORI PRODUKSI

40

Kedua,fungsi tersebut bisa dilinierkan dengan cara melogarit-makannya dan karenanya mudah untuk dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Oleh karena itu, persa-maan di atas bisa diubah menjadi:

Log Q = log a + b log X + c log YTeknik kuadrat terkecil (least squares technique) bisa digunakan untuk menaksir koefisien-koefisien dari persamaan Log Q = log a + b log X + c log Y tersebut dan dengan demikian parameter-parameter pada persamaan Q = aXbYc bisa kita temukan.

Ketiga, fungsi pangkat mempermudah kita dalam proses penaksiran returns to scale. Returns to scale dengan mudah bisa dihitung dengan menjumlahkan pangkat-pangkat dari fungsi pangkat tersebut (atau dengan menjumlahkan koefisien-koefisien estimasi persamaan log-linier, seperti dalam persamaan

Page 41: TEORI PRODUKSI

41

Pemilihan Bentuk Fungsi untuk Kajian-kajian Empirls

Ada banyak bentuk-bentuk fungsi lainnya yang dapat digunakan dalam kajian produksi secara empiris. Seperti halnya dalam penaksiran permintaan secara empiris, faktor penentu utama bentuk fungsi yang akan digunakan dalam model empiris tergantung pada hubungan yang dihipotesakan oleh si peneliti. Namun demikian, pemilihan bentuk fungsi berdasarkan hal tersebut sangat sulit, dan dalam banyak kasus, beberapa spesifikasi model alternatif harus disesuaikan dengan data untuk menentukan bentuk yang mana yang paling sesuai dengan keadaan aktual.

Page 42: TEORI PRODUKSI

42

Rangkuman

Fungsi produksi sebuah perusahaan ditentukan oleh tingkat teknologi dari pabrik dan peralatan yang digunakan. Fungsi produksi ini menghubungkan input dengan output, menunjukkan produk maksimum yang bisa dicapai oleh sejumlah input tertentu.Beberapa sifat penting sistem produksi telah ditelaah, termasuk substitutabilitas input-input (yang ditunjukkan oleh MRTS) dan diminishing returns dari input-input. Fungsi produksi tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bahwa hanya dengan kombinasi-kombinasi input di mana MP dari semua input adalah positif, yang diperlukan dalam penentuan proporsi input yang optimal.

Page 43: TEORI PRODUKSI

43

Dengan menambahkan harga-harga dalam analisis tersebut, memungkinkan kita untuk menetapkan syarat-syarat optimalitas kombinasi input. Kombinasi input yang meminimumkan biaya (least-cost combination) mensyaratkan proporsi input di mana setiap tambahan rupiah dari setiap input bisa menambah output total sama banyaknya dengan setiap rupiah yang dibelanjakan untuk input-input lainnya. Secara aljabar, hubungan tersebut bisa ditunjukkan dengan :

X Y

X Y

MP MPP P

Page 44: TEORI PRODUKSI

44

Juga ditunjukkan bahwa penggunaan sumberdaya-sumberdaya sampai pada suatu titik di mana MRP = P tidak hanya akan menghasilkan least-cost combination tetapi juga menghasilkan laba maksimum. Secara aljabar hubungan ini bisa dituliskan: MRPX = PX dan MRP y = P y

Masalah returns to scalejuga telah ditelaah dan beberapa metode pengukuran returns to sca/etersebut juga digambarkan. Dalam produksi, returns toscale memainkan peranan utama dalam penentuan struktur pasar.

Page 45: TEORI PRODUKSI

45

Estimasi fungsi produksi secara empiris seringkali menggunakan metode statistik yaitu analisis regresi; Walaupun pertimbangan secara teoritis menunjukkan bahwa persamaan kubik (pangkat tiga) bisa dipilih untuk tujuan-tujuan penaksiran, tetapi telah ditunjukkan pula bahwa bentuk bentuk fungsi yang lebih sederhana seringkali cukup memadai dalam penaksiran hubungan permintaan pada kisaran data yang tersedia. Kenyataannya, fungsi pangkat atau fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan bentuk fungsi yang paling sering dijumpai dalam pekerjaan empiris.