Teori Ganja

4
GANJA Ganja, mariyuana atau kanabis berasal dari tanaman kanabis, mengandung zat psikoaktif delta-9 tetra-hidro- kannnabinol (THC). Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti the atau kopi, tetapi kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau (ganja kering yang dirajang lalu dilinting). Asap ganja dimasukkan ke dalam paru dan ditahan untuk beberapa detik sebelum dikeluarkan. Setiap batang rokok ganja mengandung THC sebanyak 5-20 mg, hanya 50% yang diabsorpsi. Pada penggunaan secara oral (dimakan), hanya 3-6% yang diabsorpsi. THC cepat meninggalkan plasma dan masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama otak dan testis. THC dimetabolisme di hepar dan diekskresikan terutama melalui tinja dan air seni. Waktu paruh THC adalah 2-7 hari.

description

asda

Transcript of Teori Ganja

GANJAGanja, mariyuana atau kanabis berasal dari tanaman kanabis, mengandung zat psikoaktif delta-9 tetra-hidro-kannnabinol (THC). Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti the atau kopi, tetapi kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau (ganja kering yang dirajang lalu dilinting). Asap ganja dimasukkan ke dalam paru dan ditahan untuk beberapa detik sebelum dikeluarkan. Setiap batang rokok ganja mengandung THC sebanyak 5-20 mg, hanya 50% yang diabsorpsi. Pada penggunaan secara oral (dimakan), hanya 3-6% yang diabsorpsi. THC cepat meninggalkan plasma dan masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama otak dan testis. THC dimetabolisme di hepar dan diekskresikan terutama melalui tinja dan air seni. Waktu paruh THC adalah 2-7 hari.THC terutama berpengaruh pada otak, sistem kardiovaskular dan paru, sifatnya akut dan reversibel. THC bekerja pada resptor B1 dan B2 yang terdapat di seluruh otak terutama pada korteks serebri, hipokampus, serebelum dan striatum. Tubuh menghasilkan agonis THC endogen yaitu anandamida (derivate asam arakidonat) dan N-palmito-etanolamida. Bila reseptor B1 dan B2 distimulasi oleh THC atau agonis endogen akan menimbulkan perubahan pada second messenger dan terjadi perubahan sejumlah norepinefrin dan dopamin pada korteks prefrontal dan mesolimbik, termasuk nucleus akumbens. THC juga mempengaruhi reseptor mu1 pada system opioida dan mengubah GABA reseptor sehingga pengguna ganja mempunyai potensi untuk menggunakan zat psikoaktif lain, dapat terjadi toleransi silang dengan alkohol. THC dapat dideteksi dalam air seni sampai seminggu setelah penggunaan terakhir. Pengaruh terhadap pengguna antara lain pada yang belum berpengalaman, pada waktu intoksikasi akan mengalami ansietas selama kurang lebih 10-30 menit, rasa takut akan mati, gelisah, hiperaktif, kecurigaan, takut tidak bisa mengendalikan diri dan takut menjadi gila. Lalu akan menjadi tenang, euphoria, banyak bicara, merasa ringan di tungkai dan badan, banyak tertawa walaupun tidak ada rangsang lucu yang adekuat, merasa pembicaraan hebat, mudah terpengaruh, wajah curiga yang kontroversial karena tidak menyebabkan takut, malah menertawakan karena merasa lucu, halusinasi penglihatan berupa kilatan sinar, bentuk-bentuk amorf, warna-warna cemerlang, bentuk geometris, figur dan wajah orang (sehingga kadang digolongkan sebagai halusinogen). Persepsi waktu dan jarak menjadi terganggum gangguan koordinasi dan motorik serta memperpanjang waktu reaksi (visuo-motoric-reaction time) serta terjadi hambatan dalam melakukan gerakan motorik beruntun. Bila mengkonsumsi alkohol selain ganja, dapat menyebabkan pengguna menjadi agresif. Kadang sinestesia, misal melihat warna biru setiap kali mendengar nada music tertentu. Halusinasi penglihatan selama kurang lebih dua jam lalu mengantuk dan tertidur nyenyak tanpa mimpi. Pada intoksikasi, denyut jantung meningkat, mata merah, mata dan mulut kering, kadang selera makan bertambah, tremor, kulit teraba dingin, tekanan darah sedikit turun, nistagmus,dan melebarnya bronkus. Pada epilepsi dapat memicu kejang. Pengaruh ganja pada penggunaan melalui rokok timbul setelah 20-30 menit dan bertahan sekitar 2-4 jam. Kadar tertinggi THC dalam plasma dicapai dalam waktu 10-30 menit. Bila dimakan, gejala timbul setelah 0.5-1 jam, pengaruh bisa bertahan selama 5-12 jam. Kadar tertinggi THC dalam plasma darah secara oral dicapai dalam waktu 2-3 jam. Penggunaan jangka lama dalam jumlah banyak dapat mempengaruhi pikiran, menurunkan kemampuan baca, berhitung, brbicara, menghambat perkembangan kemampuan atau keterampilan sosial dan mendorong pengguna menghindari kesulitan. Selain itu terdapat sindorm amotivasional, peradangan paru, memperburuk aliran darah koroner, atrofi sel otak, serangan psikosis, dan flashback.Walaupun pengalam klinis tidak pernah dijumpai gejala putus zat pada ganja, tetapi pada penelitian dengan dosis THC tinggi dapat timbul gjala putus zat setelah beberapa hari sampai satu minggu. Gejala putus ganja meliputi iritabel, ansietas, mual, malaise, letih, lesu, gangguan konsentrasi, menguap, nafsu makan berkurang, suhu badan sedikit meningkat, tremor, banyak berkeringat, diare, nyeri otot, depresi, dan gangguan tidur serta kadang sakit kepala.