Teori Drainase

download Teori Drainase

of 20

Transcript of Teori Drainase

DRAINASE PERKOTAANBABIPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Dalamupaya untuk mengatasi/mengurangi masalah genangan air hujan di berbagai kota di Indonesia, maka pemerintah Indonesia mempunyai strategi danprogram-programdi bidangCiptaKarya, dimana salahsatu program tersebut adalah Sektor Drainase. Di tinjau dari ketersediaan prasarana drainase kota yang ada saat ini, terdapat indikasi bahwa tingkat kebutuhan sudah jauh diatas tingkat penyediaan, utamanya untuk kota-kota yang sedang pesat mengalami proses pembangunan.Sebab-sebab terjadinya banjir/genangan, pada dasarnya dapat dibagi dua, yaituakibat kondisialamsetempatmisalnya curah hujan yang relatif tinggi, kondisitopografi yang landai, dan adanya pengaruh pengempangan (back water) dari sungai atau laut. Sedang yang termaksud akibat dari tingkah laku manusia misalnya masih adanya kebiasaan membuang sampah ke dalam saluran/sungai, hunian di bantaran sungai, dan adanya penyempitan saluran/sungai akibat adanya suatu bangunan misalnya gorong-gorong atau jembatan.Selain dari itu masalah banjir/genangan dapat pula disebabkan oleh karena belum tertatanya dengan baik sistim drainase yang diperlukan, atau karena kurang terpeliharanya sistim drainase yang telah ada.1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud : Tugas ini merupakan bagian dari mata kuliah drainase perkotaan dan merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian.Tujuan:Tujuan dari tugas drainase perkotaan ini adalah sebagai berikut : DRAINASE PERKOTAAN- Analisa data curah hujan dari stasiun wilayah yang direncanakan .- Menghitung intensitas curah hujan .- Menghitung debit rencana.- Mendimensi saluran drainase.- Membuat gambar rencana . DRAINASE PERKOTAANBABIIKRITERIA PERENCANAAN Dalam suatu pekerjaan untuk melaksanakan perencanaan yang mendetail suatu proyekmaka diperlukan suatupedomanperencanaan untukmemudahkan perencanaan pedoman tersebut biasa disebut dengan Kriteria Perencanaan .Kriteria Perencanaan harus disesuaikan dengan keadaan lokasi proyek, agar didapat hasil seperti yang diharapkan. Kriteria Perencanaan untuk proyek Drainase Kota terdiri dari 5 (lima) pembahasan teknis utama yaitu:1. Kriteria Penentuan/Pembagian Daerah Layanan (Sub. Catchment Area)2. Kriteria Pengukuran Topografi3. Kriteria Hidrologi4. Kriteria Hidrolika saluran dan bangunan5. Kriteria Struktur.2.1. Kriteria PenentuanPembagianDaerahLayanan(Sub. Catchment Area)Dalam menentukan luasan catchment area dari sebuah saluran yang melayani suatu areal tertentu, perlu diperhatikan sistem drainase pada kota tersebut secara keseluruhan. Mengingat masing-masing areal pelayanan dari setiap saluran merupakan sebuah subsistem dari sistem drainase kota sebagai suatukesatuan.Penentuanbesarnyacatchmentarea sangat tergantungdari beberapa faktor, antara lain: a. Kondisi topografi daerah proyek.b. Sarana/prasarana drainase yang sudah ada.c. Sarana/prasarana jalan yang sudah ada dan akan dibangun.d. Sarana/prasarana kota lainnya seperti jaringan listrik, air bersih, telepon, dan lain-lain.e. Ketersediaan lahan alur saluran.2.2Kriteria Pengukuran Topografi Pengukuran topografi saluran adalah untuk mendapatkan situasi memanjang dan melintang saluran serta situasi bangunan yang ada dan yang DRAINASE PERKOTAANakan direncanakan. Sebagai referensi untuk pelaksanaan pengukuran topografi digunakan titik-titik tetap yang telah ada di kota yang bersangkutan.Metode pengukuran yang dilakukan meliputi:- Pengukuran Polygon/Perbaikan Peta- Pengukuran Water Pass (Levelling)- Cross Section- Pemasangan Bench Mark (BM)2.2.1 Pengukuran Polygon/Perbaikan PetaPengukuran ini pada base line yang dibuat disebelah saluran (pada bahu jalan atau tanggul) melalui patok-patok dengan prosedur sudut polygon diukur seri ganda (biasa/luar biasa) dengan menggunakan Theodolith (To).2.2.2 Pengukuran Water Pass / LevellingPengukuran water pass ini menggunakan alat ukur Automatic Levellingseperti B2SokhishadanTopcon. Pengukurandilakukan pada titik polygon dan diikat ke titik refrensi yang dipakai.2.2.3 Cross SectionCross Section dilakukan setiap interval maximum 100 meter dengan metode stadia survey dimana titik cross jalur sudah dikontrol elevasinya dengan alat Automatic Levelling.2.2.4 Pemasangan Bench Mark (BM)Pemasangan Bench Mark (BM) dilakukan pada tempat-tempat yangaman dan diikatkesistimkoordinat yangada.BM ini dibuat dari kolom beton 20/20 cm dengan tinggi 1,00 m, dan bagian yangtertanamdalamtanah+70cmyangpangkalnyadibuat kaki (pondasi telapak) bersilang untuk pemberat dan stabilitas.2.2.5 Titik ReferensiTitik refrensi yang digunakan untuk pekerjaan Drainase adalah titik tetap yang ada di dalam kota.2.3Kriteria Hidrologi DRAINASE PERKOTAAN2.3.1 Data Curah HujanDatacurahhujanyangdiperlukanadalahdatacurahhujan pengamatan periode jangka pendek, yakni dalam satuan menit. Data yangdipergunakandiperolehdari stasiunpengamatancurahhujan otomatis yang digambarkan dalam bentuk grafik. Stasiun yang dipilih adalah stasiun yang terletak di daerah perencanaan/observasi (PointRainfall) dan pada stasiun yang berdekatan dan masih memberi pengaruh pada daerah perencanaan dengan syarat benar-benar dapat mewakili kondisi curah hujan daerah tersebut.Tahap awal yang perlu dilakukan dalam pemilihan data curah hujan yang akan dipakai dalam analisa adalah meneliti kualitas data curahhujan, yaknimengenai lokasipengamatan, lamapengamatan yangdidapat di Andal adalahlebihbesar dari 15tahun. Semakin banyakdatadanlebihlamaperiodepengamatanakanlebihakurat karena kemungkinan kesalahan/penyimpangan bisa diperkecil.Apabiladatacurahhujanpengamatanjangkapendektidak didapatkan pada daerah perencannan, maka analisa Intensitas Curah Hujan dapat dilakukan dengan menggunkan data curah hujan pengamatan maksimum selama 24 jam.2.3.2 Analisa Curah Hujan2.3.2.1 Analisa FrekuensiAnalisaFrekuensi adalahanalisakejadianyangdiharapkan terjadi rata-rata sekali Ntahun atau dengan kata lain periode berulangnya sekian tahun. Tabel 2-1 : REDUCED VARIATE (YT) DRAINASE PERKOTAANReturn Period (years) = TReduced Variate = YT2 0,36655 1,499910 2,250220 2,970225 3,198550 3,9019100 4,6001200 5,2958Keterangan:UntuksetiapperhitunganyangmempergunakanTabel2-1 dapat pula dipakai rumus2.3.2.2 Intensitas Curah HujanIntensitas curah hujan adalah curah hujan yang terjadi pada satu satuan waktu. Intensitas Curah Hujan diperhitungkan terhadap lamanya hujan (durasi) dan frekuensinya atau dikenal dengan Lengkung Intensitas Durasi Frekuensi (IDF Curve). Intensitas curah hujan diperlukan untuk menentukan besar aliran permukaan(run off). Pada Perhitungan intensitas curah hujan diperlukan datacurah hujan jangka pendek (5 60 menit),yang mana datacurahhujanjangkapendekinihanyadidapatdaridata pengamatancurahhujanotomaticdari kertasdiagramyang terdapat pada peralatan pencatatan.Apabila data curah hujan yang tersedia hanya merupakan data pencatatan curah hujan rata-rata maksimum harian (R24) maka dapat digunakan rumusBell.Pi = (0,21 Ln T 0,52) (0,54 t0,25 0,50) P60(T)Pi =presipitasi/intensitas curah hujant menit dengan periode ulang T tahunP60(T)=perkiraancurahhujanjangkawaktu60menitdenganperiode ulang T tahunPerhitungan intensitas curah hujan dengan data pengamatan jangka pendek sesuai durasi dipakai rumus-rumus sbb : DRAINASE PERKOTAANa. Formula Talbotb taI+dimana :) )( ( ) () )( ( ) )( (22 2i i i Ni t i i ita) )( ( ) () )( ( ) )( (22i i i Nt i N it ibb. Formula ShermanntaI dimana :) )(log (log ) (log) )(log log (log ) )(log (loglog22t t t Nt i t t ia) )(log (log ) (log) log (log ) )(log (log2t t ti t N t in c. Formula Ishigurob taI+dimana :) )( ( ) () )( ( ) )( (22i i i Ni t i i t ia) )( ( ) () ( ) )( (22i i i Nt i N t i ibI = Intensitas curah hujan (mm/menit) DRAINASE PERKOTAANt = lamanya curah hujan atau durasi (menit)i = presitas/intensitas curah hujan jangka pendek t menit.a,b.n = konstanta yang tergantung pada lamanya curah hujanN = Jumlah pengamatan.Seandainya data curah hujan pengamatan jangka pendek tidak didapat pada daerah perencanaan, maka analisa intensitas curah hujan dapat dilakukan dengan menggunakan data curah hujan pengamatan maksimum selama 24 jamdan selanjutnya dihitung dengan memakai formula Dr. Mononobe.3 / 2242424

,_

tRII=Intensitas curah hujan (mm/jam)t=waktu hujan atau durasi (menit)R24=curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)2.3.3 Hubungan Antara Intensitas, Durasi dan fekuensiData dasar yang dipakai untuk menurunkan hubungan antara intensitas, durasi, danfrekuensi hujanadalahdatarekamancurah hujandenganhasil akhir disajikandalambentuktabel dankurva. Datatersebut sangat dipengaruhi olehletaksertakerapatanstasiun curah hujan, ketepatan mengukur dan lamanya/panjang pengamatan.Cara Analisa Seri WaktuCara ini dapat dilakukan apabila semua data lengkap, pertama setiap durasi hujan tertentu dengan intensitas maksimum tahunannya dicatat danditabulasikan, satudatamewakili satutahun. Disusun secara berurut dan dihitung analisa frekuensinya, susun durasi hujan menurut frekuensi. DRAINASE PERKOTAANTurunkanintensitascurahhujan(mm/jam) kemudiandiplot dalam salib sumbu dengan durasi sebagai axis dan intensitas sebagai sebagai ordinat .2.3.4Periode Ulang Periode ulang ditetapkan berdasarkan kebutuhan drainase pada suatu daerahsesuai Catchment Area seperti pada tabel di bawah ini :Tabel 2.2 : Periode UlangJENIS KOTACATCHMENT AREA (Ha)10 10 - 100 100 500 > 500MetropolitanKota BesarKota SedangKota KecilKota SangatKecil1 21 21 21 212 52 52- 51 215 102- 52- 51 2110 255 15 102 5-Sumber : Urban Drainage Guidelines and Design StandardsPada tahun 1993 Ujung Pandang masuk kategori kota metropolitandenganjumlahpendudukkuranglebih1jutajiwa. Namun dalam perhitungan desain masih dianggap kota besar. Karena keterbatasan dana dan lahan serta sistem pengaliran yang ada adalah gravitasi .2.3.5 Metode Analisa Curah HujanMetodeyangdigunakandi dalammenganalisacurahhujan adalahmetodeGumbel. metodeHasper, metodeIwai danmetode Weduwendi manahasil perhitunganyangmaksimal dari keempat metode tersebut pada tiap-tiap stasiun merupkan curah hujan daerah perencanaan, yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya. DRAINASE PERKOTAAN2.3.5.1 Metode GumbelRumusXt = X + K. SxK = SnYn Yt Sx = 1.2 nX X Xdimana :Xt = Besaran yang diharapkan terjadi dalam t tahunX= Harga pengamatan rata-ratat= Periode ulang K = Faktor frekuensiYt = Reduced VariateYn = Reduced meanSn = Reduced standard deviasiSx = Standart deviasi2.3.5.2 Metode HasperRumus :Rt=R + Sn . Utdimana :Rt=Curah hujan dengan periode ulang tertentuR=Curah hujan maksimum rata-rataSn=Standard deviasi untuk n tahun pengamatanUt=Standart variabel untuk periode ulang tertentuSn= 1]1

+221121UR RUR Rdimana :R1 = Curah hujan maksimum IR2 = Curah hujan maksimum IIU1 = Standart variabel untuk periode ulang R1U2 = Standart variabel untuk periode ulang R2 DRAINASE PERKOTAAN2.3.5.3 Metode IwaiRumus :1]1

++b xob XTclog 1]1

xinxonnlog1log1Perkiraan harga bb =bimni.1110nm Perkiraan harga Xo :Xo= log (Xo + b) = +nnb xin1) log(1Perkiraan harga c :1) ( 2 12nXo Xa ncdimana :Xs=harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesarXt= harga pengamatan dengan nomo urutan m dari yang terkeciln=banyaknya datam=n/10, angka bulat (dibulatkan ke angka yang terdekat)xo=arc log xixi=hujan maksimum 24 jamXT = hujan perencanaan untuk periode ulang T tahun2.3.5.4 Metode WeduwenRumus :Rn= MpII RmaksMn. DRAINASE PERKOTAANdimana:Rn=Curah hujan dengan periode ulang n tahunMn=Koefisien perbandingan curah hujan dengan periode ulang nMp=Koefisien perbandingan curah hujan dengan periode ulang R maks II = Curah hujan maksimum kedua2.3.5.5 Metode Logperson IIILog X = (Log Xi)nDimana:X = curah hujann = jumlah dataCs = n. (Log Xi Log X)3(n-1) . (n-2) . (Sx)32.3.6. Debit Aliran2.3.6.1 Debit Puncak Untukmenghitungdebit puncakrencana digunakan RasionalMethod(RM)dimanadatahidrologimemberikan kurva intensitasdurasi frekuensi (IDF) yang seragam dengan debit puncak dari curah hujan rata-rata sesuai waktu konsentrasi. Debit puncak dapat diformulasikan sebagai berkut:Q = 0,00278 Cs . C. I ADimana : Q = Debit puncak rencana(m3/detik)I = Intensitas (mm/jam) diperoleh dari IDFcurveberdasarkan waktu konsentasi.A = Luas catchment area (ha)Cs =Storage Cofficient2.3.6.2. Koefisien Pengaliran (Run Off Coeficient)Pada saatterjadihujanpada umumnya sebagianair hujan akan menjadi limpasan dan sebagian mengalami DRAINASE PERKOTAANinfiltrasi danevaporasi. Bagianhujanyangmengalir diatas permukaan tanah dan saat sesudahnya merupakan limpasan/pengaliran . Besarnya koefisien pengaliran untuk daerahperencanaandisesuaikandengankarakteristikdaerah pengaliran yang dipengaruhi oleh tata guna lahan (Land Use) yangterdapat dalamwilayahpengalirantersebut.Besarnya koefisien pengaliran dapat dilihat pada tabel 2.3Tabel 2.3 : Besarnya Koefisien PengaliranKondisi Koefisien Karakteristik KoefisienPusat PerdaganganLingkungan SekitarRumah-Rumah TinggalKompleks PerumahanDaerah PinggiranApartemenIndustri BerkembangIndustri BesarTaman PekuburanTaman BermainLapangan dan Rel KeretaDaerah Belum berkembang0,70 -0,950,50 0,700,30 0,500,40 0,600,25 0,400,50 0,700,50 0,800,60 0,900,10 0,250,10 0,250,25 0,400,10 0,30Permukaan AspalPermukaan BetonPermukaan Batu BuatanPermukaan KerikilAlur SetapakAtapLahan Tanah BerpasirKemiringan 2 %Kemiringan 2 s/d 7 %Bertrap 7 %Lahan tanah keras kemiringan 2 %Kemiringanrata-rata2s/d7 %Bertrap 7 %0,70 0,950,80 0,950,70 0,850,15 0,350,10 0,850,75 0,950,05 0,100,10 0,150,15 0,200,13 0,170,18 0,220,25 0,35Sumber : Urban Drainage Guidelines and Design Standards2.3.6.3 Waktu Konsentrasi (tc)Waktu konsentrasiadalah waktu yang diperlukan oleh airuntukmengalir dari titikterjauhdari catchment menuju suatu titik tujuan .Besar waktu konsentrasi dihitung dengan rumus:tc = to + td (menit)Dimana :to=waktu pengaliran air pada permukaan tanah dapat dianalisa dengan gambar. DRAINASE PERKOTAANtd= waktu pangaliran pada saluran, besarnya dapat dianalisa dengan rumus:td=L/VDimana:L= jarak alirandari tempat masuknya air sampai ke tempat yang dituju (m)V=Kecepatan aliran ( m/dtk).2.3.6.4 Koefisient PenampunganMakin besar Catchment Area, maka pengaruh adanya gelombangbanjir harusdiperhitungkan, untukitupengaruh tampungan saluran disaat mengalami puncak pengaliran debit dihitung dengan menggunakan Rasonal Method dengan mengalikan suatu koefisient daya tampung daerah tangkapan hujan, sehingga bentuk perhitungan menggunakanMetode Rasional Modifikasi (MRM), besar koefisient tersebut: Cs = td tctc+ 22Dimana :Tc=Waktu pengumpulan total (waktu konsentrasi)Td =Waktu pengaliran pada saluran sampai titik yangditinjauKeterangan:Rumus Rasional Metode sesuai digunakan untuk daerah pengaliranyangkecil denganbatasan20sampai 300ha,sedangkan untuk Rasional Modifikasi dapat digunakan untuk daerah pengaliran samapi 1300 ha. Sedangkan untuk daerah pengaliran yang lebih besar dari itu maka digunakan SnyderSynthetic Unit Hydrograph Method.2.3.6.5Methode Hydrographdari SCS( USSoil Conservation Service) DRAINASE PERKOTAANSalah satu metode yang digunakan dalam perhitungan debit puncak dengan Hydrograph aliran adalah method SCS. Rumus ini dipakai untuk menghitung debit dengan luas Catchment Area lebih besar 1300 ha.Rumus tersebut adalah :Qp = TpQ A. 02081 , 0Dimana :Qp = Debit puncak banjir (M3/det)A= Luas daerah tangkapan (ha)Tp = Waktu puncak hydrograph aliran (jam)D/2 + log Time atau 0,70 TcD= Lamanya terjadi hujanQ= Aliran permukaan/limpasan langsung (Direct Run Off) Q = S L PI PAA+ ) () (2S = CN1000N = S + 25425400Dimana :IA = Abstraksi awal (IA = 2,5 mm untuk DAS Indonesia)Atau IA =0,2 SP =Hujan harian maksimumCN =Curva Number (Lihat Tabel)S =Daya Tampung Maksimum (cm)Tp =D/2 + log Time atau 0,70 x TcD =Lamanya hujan. DRAINASE PERKOTAAN Klasifikasi Kelompok Jenis Tanah Hidrologi: 1.KelompokA:Terdiri dari tanah-tanahberpotensi rendah, dayaresapan besar,walaupun kondisi basah. Pada umumnya terdiri dari pasir sampai kerikil yang cukup dalam dengan tingkat transisi yang tinggi (cepat mengering dengan baik) 2.Kelompok B:Terdiri dari tanah-tanah dengan daya laju penyusupan (infiltrasi)sedang kadaan basah. Umumnya semakin dalam semakinkeringdenganteksturhalussampai kasardan tingkat transmisi airnya rendah.3.Kelompok C:Terdiri dari tanah-tanah dengan daya laju penyusupan yang lambat pada dalam keadaan basah. Biasanya mempunyai lapisan tanah liat yang menghambat proses pengeringan vertikal tekstur agak halus sampai cukup halus dengan transmisi airnya lambat.4.Kelompok D:Terdiri dari tanah-tanah dengan potensi limpasan tinggi, mempunyai daya lajupenyusupan(infiltrasi) yangsangat lambat saat basah, umumnyaterdiri dari tanahliat dengan penyerapan air yang tinggi (daya swelling) dimana permukaan air tanah (water table) sangat tinggi di atas permukaan atau tanah-tanah dangkal, tingkat transmisi airnya sangat lambat.2.4 Kriteria Hidrolika Saluran dan Bangunan2.4.4Hidrolika Saluran2.4.1.1 Kapasitas SaluranRumus yang digunakan untuk menghitung jumlah pengaliran dalam saluran adalah Rumus Manning :nS R AQ2 / 1 3 / 2. .denganasumsi alirandalamtampangsaluranadalahAliran Seragam.2.4.1.2 Koefisien kekasaran ManningBesarnya koeffisien kekasaran Manning (n) diambil : DRAINASE PERKOTAAN- Pasangan batu kali/gunung tidak diplester 0,20- Pasangan batu kali/gunung diplester 0,018- Tanah 0,0252.4.1.3 Kecepatan Dalam SaluranKecepatan aliran dalam saluran direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan erosi pada dasar dan dinding saluran serta tidak terjadi penumpukan sedemikian/kotoran di hulu saluran.Kecepatan aliran yang diizinkan dalam saluran diambil :- Kecepatan Maksimum= 3,0 m/det pakai lining- Kecepatan Maksimum= 1,6 m/det tanpa lining- Kecepatan Minimum= 0,3 m/det pakai lining- Kecepatan Minimum= 0.6 m/det tanpa lining2.4.1.4 Kemiringan TaludBesarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang yangtersedia( lebar tanah) danjugakestabilantanahnya. Untuk kemiringan Talud direncanakan 0,33 0,25 untuk saluran lining (pasangan) dan 1,00 0,33 untuk saluran tanah. Untuk kondisi-kondisi tertentu talud tegak dapat diterapkan.2.4.1.5 Tinggi Jagaan (Free Board)Fungsi jagaan digunakan untuk menjaga adanya faktor-faktor yangkemungkinanadanyapenambahandebit, untuk jagaan disini diambil : DRAINASE PERKOTAANSaluran primer: 0,20 0,30 m Saluran Sekunder: 0,10 0,20 mSaluran Tersier: 0,10 mAtau disesuaikan dengan kondisi muka tanah yang ada. Dapat juga dihitung dengan rumus =h C ff b. Dimana :fb=Free Board (m)h=tinggi muka air rencana (m)Cf=koefisienvariasi 1,5untukdebit 60m3/dtkdan2,5untuk debit 85 m3/det2.4.1.6 Radius of CurvaturaJari-jari lengkung minimum diambil dari As saluran Saluran kecil R minimum=3 x lebar muka airSaluran besar R minimum=7 x lebar muka air2.4.1.7Tanggul InspeksiApabila padasuatudaerahtertentu rencana saluran berada terlalu rendah, maka tanggul harus dibuat dengan timbunan dan klasifikasi sbb :Jenis Saluran Lebar TanggulSaluran primer 2,00 mSaluran Sekunder 1,00 1,50 mSaluran tersier < 1,00 m2.4.1.8 Bentuk SaluranTipikal saluran yang digunakan dalam merencanakan saluran drainase adalah trapesium dan empat persegi.Q = atauR C AQiW. .2 22 danL = W bi ih+ DRAINASE PERKOTAANDimana :Q=Debit (m3/dtk)A=Luas penampang basah (m2)C=Koefisien ChezyR=Jari-jari hidrolis (m)iW=Kemiringan muka airib=Kemiringan inverth=perubahan tinggi muka air (m)L=panjang ruas saluran yang tinggi airnya berubah (m)2.4.2 Hidrolika Bangunan2.4.2.1 Gorong-gorongGorong-gorong adalah suatu bangunan yang berfungsi mengalirkanair drainase di bawah jalan raya atau jalan kereta api. Untuk drainase perkotaan di Kotamadya Makassar dipakai tipe segiempat dengan konstruksi retaining wall dan lantai dari pasangan batu yang penutupnya terbuat dari beton campuran 1:2:3 dan diperhitungkan sebagai jembatan kelas I. jarak antara jalan dan puncak gorong-gorong (t) diusahakan minimum 0,6 m.a. Tipe Submerged. Tipe ini dipakai di tempat-tempat datar, dimanaelevasi mukaair di salurandrainaseterlalutinggi, maka gorong-gorong dipasang pada elevasi yang agak rendah untuk mendapatkan t minimum.b. TipeUnsubmerged. Tipeini dipakai apabilatinggi elevasi jalan yaitu setinggi t minimum sehingga mudah tercapai.2.4.2.2 Prhitungan Kehilangan Energia. Akibat Pemasukanhc = 0.25(v22 - v1)22 . gb. Akibat Gesekanhf =v22 . LK2 . R3/4c. Akibat Pengeluaran DRAINASE PERKOTAANho = 0.5(v2 - v3)22 . g2.4.3Pemasukan (Inlet)Inlet merupakanlubang-lubangdi sisi jalanyangberfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada di sepanjang jalan menuju ke dalam saluran.Jarak antar inlet (D)D=280x S 50 mw2.4.3 Out Fall Fungsi dari out fall ini adalah untuk memindahkan air banjir dari elevasi yang lebih tinggi ke elevasi yang lebih rendah dan meredam energi yang ditimbulkannya. Konstruksi ini dibuat dari pasangan batu dengan campuran 1:4.