Teori Belajar B.F SKINNER

19
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah- istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan “ Living is Learning”, merupakan sepenggal kalimat yang dikemukakan oleh Havighurst (1953). Dengan kalimat tersebut memberikan gambaran bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan bahwa banyak orang ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar. Hampir semua pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku manusia dibentuk, diubah dan 1

Transcript of Teori Belajar B.F SKINNER

Page 1: Teori Belajar B.F SKINNER

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun

1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah-istilah seperti

cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive)

dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk

menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau

memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan

pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus

terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur.

Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan

tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana

organisme berinteraksi dengan lingkungannya.

Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh

model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning

instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma

yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan

mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas

munculnya respons atau tingkah laku operan

“ Living is Learning”, merupakan sepenggal kalimat yang

dikemukakan oleh Havighurst (1953). Dengan kalimat tersebut

memberikan gambaran bahwa belajar merupakan hal yang

sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan bahwa banyak

orang ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar. Hampir

semua pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku manusia

dibentuk, diubah dan berkembang melalui belajar. Kegiatan

belajar dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Di rumah, di

sekolah, di pasar, di toko, di masyarakat luas, pagi, sore dan

malam. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa belajar

merupakan masalah bagi setiap manusia. Oleh sebab itu

dibutuhkan cara belajar yang tepat untuk menghasilkan

perubahan sikap yang baik pula.

1

Page 2: Teori Belajar B.F SKINNER

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?

2. Adakah hubungan antar berpikir dengan belajar?

3. Bagaimana teori belajar B F Skinner dapat mempengaruhi

tindakan seseorang?

4. Bagaimana penerapan teori belajar B F Skinner dalam

kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

Tujuan dari pembahasan ini adalah mengembangkan teori

belajar dari pandangan psikologi , yatu teori belajar dari B.F

Skinner tentang Operant Conditioning. Dengan mengetahui cara

belajar yang telah dialakukan oleh B.F Skinner ini diharapkan

pembaca dapat menerapkan cara belajar yang benar sesui

dengan kepribadian dan kebutuhannya.

2

Page 3: Teori Belajar B.F SKINNER

BAB IIPembahasan

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah sangat dikenal

mengenai hal belajar, seakan-akan orang telah mengetahui

dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan belajar itu.

Tetapi kalau ditanyakan pada diri sendiri, maka akan

termenunglah untuk mencari jawaban apakah sebenarnya yang

dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan besar jawaban atas

pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang

bermacam-macam, demikian pula di kalangan para ahli.

Untuk memberi gambaran mengenai hal tersebut dapat

dikemukakan beberapa definisi tentang belajar oleh orang ahli

sebagai berikut. Skinner (1958) memberikan definisi belajar “

Laerning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari

definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar itu merupakan

suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti

bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresifitas,

adanya tendensi kearah yang lebih baik dari keadaan

sebelumnya.

McGeoch (lih. Bugelski, 1956) memberikan definisi tentang

belajar “ Learning as a result of practice”. Ini berarti bahwa

belajar membawa perubahan pada penampilan dan perubahan

itu sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atai

practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu

yang belajar. Baik yang dikemukakan oleh Skinner maupun yang

dikemukakan oleh McGeoch memberikan gambaran bahwa

sebagai akibat belajar adanya perubahan yang dialami oleh

individu yang bersangkutan. Hanya oleh McGeoch dikemukakan

perubahan itu sebagai akibat dari latihan, sedangkan apa yang

dikemukakan Skinner tidak secara jelas hal tersebut diajukan.

3

Page 4: Teori Belajar B.F SKINNER

Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar “

Learning can be defined as any relatively permanent change in

behavior which occurs as a result of practice or experience”. Hal

yang muncul dalam definisi adalah perubahan perilaku atau

performance itu relative permanent.. Di samping itu juga

dikemukakan bahwa perubahan prilaku itu sebagai akibat belajr

dari latihan (practice) atau karena pengalaman (experience).

Pada pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang

bersangkutan, sedangkan dari pengertian pengalaman usaha

tersebut tidak tentu diperlukan. Ini mengandung arti bahwa

dengan pengalaman seseorang atau individu dapat berubah

perilakunya, disamping perubahan itu dapat disebabkan oleh

karena latihan.1

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan

dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka

waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relative

bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi pada

perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior) tetapi juga

pada prilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential

behavior. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa

perubahan-perubahan tersebut terjadi kareana pengalaman.

B. Hubungan Belajar dengan Berpikir2

Belajar dan berpikir merupakan dua proses yang tidak dapat

dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-

proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses terjadinya

perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan

perubahan perilaku.

Berpikir merupakan suatu proses mental yang tidak kasat

mata. Proses ini hanya dapat diamati dari perilaku yang nampak.

Dengan kata lain proses berpikir hanya dapat disimpulkan dari

perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai

1 Prof.Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi 2003. hal: 1672 Irwanto, Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1980. Hal 106

4

Page 5: Teori Belajar B.F SKINNER

perilaku yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi secara

sembarangan.

Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan

suatu representasi simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide,

atau hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut. Representasi

simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian

rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu

memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk membentuk

suatu konsep tertentu, atau menimbulkan ide-ide kreatif. Secara

singkat, berpikir merupakan suatu proses pengolahan simbolis

yang diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai

lingkungan dan dirinya sendiri.

Bila pengertian-pengertian yang diperoleh dari proses

berpikir dapat mengakibatkan perubahan prilaku yang relative

permanen, maka proses berpikir tersebut menimbulkan proses

belajar.

C. Teori Belajar Menurut B.F Skinner3

1. Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an,

pada waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada

waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh

yang kuat  pada pelaksanaan penelitian. Skinner tidak sependapat dengan

pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus

memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner

penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap

untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.

Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau

konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme

dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.

Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan

oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka

3 http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/

5

Page 6: Teori Belajar B.F SKINNER

studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti

halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi

yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan

kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma

yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas

kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau

tingkah laku operan.

2. Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner

Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana

konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam

probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner

adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Ada 6 asumsi yang

membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler,

hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

a. Belajar itu adalah tingkah laku.

b. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan

adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-

kondisi lingkungan.

c. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya

dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi

eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di

bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

d. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya

sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya

tingkah laku.

Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam

belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman

(punishment).Penguatan dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah

konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan

terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang

menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi

menjadi dua bagian yaitu4 :

4 http://sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/teori-belajar-skinner/

6

Page 7: Teori Belajar B.F SKINNER

a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung

(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah

(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala

untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau

penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

b. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang

merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif

antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas

tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening

berkerut, muka kecewa dll).

Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan

penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang

ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang

dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif

dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif

meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman

menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.

3. Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan

Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian

operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis

perilaku yang penting dalam bidang pendidikan yaitu :

a. Meningkatkan perilaku yang diharapkan

Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk

meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu:

1. Memilih Penguatan yang efektif

Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak.

Analisis perilaku terapan menganjurkan agar guru mencari tahu

penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni

mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari

penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti

apa yang memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid

tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat

dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih

7

Page 8: Teori Belajar B.F SKINNER

dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen,

mainan dan uang.

2. Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu

Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya

setelah murid melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan

seringkali menganjurkan agar guru membuat pernyataan “jika…

maka”. penguatan akan lebih efektif jika diberikan tepat pada

waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan

yang diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan

kontingensi antar-imbalan dan perilaku mereka. Jika anak

menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan sepuluh soal

matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak,

maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan

kontingensi.

3. Memilih jadwal penguatan terbaik

Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons

akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama adalah

a) Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah

respon.

b) Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi

sejumlah respon, akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat

diperidiksi.

c) Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa

waktu akan diperkuat.

d) Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah

sejumlah variabel waktu berlalu.

4. Menggunakan Perjanjian (contracting)

Adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan.

Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru

dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati. Analisis

perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi

masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan

“jika… maka” dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan

kemudian diberi tanggal.

8

Page 9: Teori Belajar B.F SKINNER

5. Menggunakan penguatan negatif secara efektif

Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena

respon tersebut menghilangkan stimulus yang dihindari seorang guru

mengatakan “Fika, kamu harus menyelesaikan PR mu dulu diluar

kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut pembelajaran” ini berarti

seorang guru menggunakan penguatan negatif.

b. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).

Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat

tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan

kemungkinan respon tersebut akan terjadi. Shapping (pembentukan)

adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku sasaran.

c. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan

(seperti mengejek, mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus

dilakukan berdasarkan analisis perilaku terapan adalah

1. Menggunakan Penguatan Diferensial.

2. Menghentikan penguatan (pelenyapan)

3. Menghilangkan stimuli yang diinginkan.

4. Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman).

D. Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner5

1. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak

didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu

didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga

dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

2. Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat

membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan.

hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan

melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah

5 http://tambahan-ilmu.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

9

Page 10: Teori Belajar B.F SKINNER

penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa.

Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri

konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri

kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal

maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru

berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam

situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang

mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak

diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga

dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang

ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika,

fisika, menyanyi, menari atau olahraga.

E. Contoh Penerapan Teori B.F Skinner dalam Kehidupan Sehari-hari

Dari penjelasan terperinci diatas tentang operant

conditioning dapat diambil kesimpulan bahwa operant

conditioning merupakan teori belajar yang menjelaskan bahwa

sesuatu yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan akan

cenderung diulang-ulang. Saya (penulis) sudah mengamati

tentang cara belajar yang digunakan oleh sebagian mahasiswa

IAIN Sunan Ampel jurusan Psikologi Kelas 2j1. Setiap hari Jumat

mahasiswi ini ada mata kuliah Psikologi Umum dimana dosen

yang mengajar adalah dosen yang dianggap mahasiswa ini

adalah dosen yang disiplin dan sedikit galak. Beliau (dosen)

memberi peraturan bahwa setiap mahasiswa yang terlambat

lebih dari 10 menit dilarang mengikuti mata kuliahnya. Hal ini

membuat mahasiswa psikologi 2j1 menaati peraturan yang ada.

Pada suatu hari di hari Jumat ada mahasiswa yang terlambat

datang untuk mengikuti mata kuliah psikologi, mahasiswa ini

meminta ijin untuk dapat mengikuti perkulihaan, tetapi dosen

menyuruhnya keluar. Tindakan yang dilakukan oleh dosen ini

merupakan punishment. Hal ini merupakan hukuman,

dikarenakan sudah ada pertauran yang dibuat tetapi dilanggar

10

Page 11: Teori Belajar B.F SKINNER

oleh mahasiswa. Tidak boleh mengikuti perkuliahan merupakan

konsekuensi yang diberikan. Konsekuensi yang diberikan dosen

kepada mahasiswa yang terlambat, memberikan pengalaman

kepada mahasiswa lain yang sedang mengikuti perkulihan

psikologi. Di minggu-minggu berikutnya ternyata sudah tidak

ada lagi mahsiswa yang terlambat masuk di saat jam

perkuliahaan psikologi, bahkan semua mahasiswa datang lebih

cepat sebelum perkuliahan di mulai. Dari pengamatan yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hal itu merupakan

proses belajar dimana ada perubahan prilaku maupun

pengetahuan yang relative menetap yang disebabkan oleh

pengalaman.

11

Page 12: Teori Belajar B.F SKINNER

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses

perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi

dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus

secara relative bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya

terjadi pada perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior)

tetapi juga pada prilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang

(potential behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa

perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.

Belajar dan berpikir merupakan dua proses yag tidak dapat

dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-

proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses terjadinya

perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan

perubahan perilaku. Berpikir tidak dapat diamati langsung karena

merupakan suatu representasi simbolis baik dari suatu objek,

peristiwa, ide, atau hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut.

Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah

sedemikian rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir

tidak selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk

membentuk suatu konsep tertentu, atau menimbulkan ide-ide

kreatif. Secara singkat, berpikir merupakan suatu proses

pengolahan simbolis yang diarahkan pada pengertian yang lebih

baik mengenai lingkungan dan dirinya sendiri.

Teori belajar menurut B.F Skinner yaitu Oprant Conditioning

erupakan suatu bentuk belajar yang mana kehadiran respon

berulang-ulang dikendalikan oleh konsekuensinya, dimana individu

cenderung mengulang-ulang respon yang diikuti oleh konsekuensi

yang menyenangkan. Adanya hukuman dan hadiah yang diberikan

akan membuat individu lebih mudah untuk belajar.

12

Page 13: Teori Belajar B.F SKINNER

13

Page 14: Teori Belajar B.F SKINNER

RIWAYAT SINGKAT B.F SKINNER

B. F Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota

kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah

seorang pengacara dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga

yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya

sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar

sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar

BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun 1926 dari

Presbyterian-founded Humilton College. Setelah wisuda, ia

menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun.

Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana

psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930

dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala

departemen psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun

kemudian, tahun 1948, dia diundang untuk datang lagi ke

Universitas Harvard. Di Universitas tersebut dia menghabiskan sisa

karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai

kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing

ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak

sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu

penulis psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah

Walden II. Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner meninggal dunia

karena penyakit Leukemia. 

14

Page 15: Teori Belajar B.F SKINNER

DAFTAR PUSTAKA

Irwanto. 1980. Psikologi Umum. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Walgito Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Andi : Yogyakarta.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/

http://sujinalarifin.wordpress.com/2009/06/09/teori-belajar-skinner/

http://tambahan-ilmu.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

15