Teori Analisis Jalur 2 Variabel Bebas
-
Upload
anto-tomodachirent-susilo -
Category
Documents
-
view
30 -
download
2
description
Transcript of Teori Analisis Jalur 2 Variabel Bebas
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur adalah suatu bentuk terapan dari analisis multiregresi. Dalam
analisis ini digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah-
masalah atau untuk menguji hipotesis yang kompleks. Dengan menggunakan
analisis ini dapat dihitung langsung dan tak langsung dari variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pengaruh-pengaruh itu tercermin dalan kuefisien jalur,
yang sebenarnya koefisien regresi yang telah dibakukan (Kerlenger, 2004:990).
Selanjutnya teknik analisis jalur mengikuti langkah-langkah yang
dikemukakan Kerlinger (2004:990-993) dan pengolahannya direncanakan
menggunakan SPSS.
Nirwana dalan Kuntadi (2002:58) menyatakan dengan analisis jalur dapat
diketahui besarnya pengaruh masing-masing variabel dan dapat digambarkan
secara diagramatik. Besarnya pengaruh (relatif) dari suatu variabel penyebab ke
variabel akibat tertentu dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur dari
variabel tersebut ke variabel akibatnya. Koefisien jalur adalah koefisien yang
tidak memliki satuan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa makin besar
koefisien jalur, maka secara relatif makin besar pengaruh yang diberikan variabel
itu. Analisis jalur itu dapat digambarkan sebagai berikut:
x1
x2
Y
yx1
yx2
rx1x2
Gambar 3.1. Diagram Jalur
Gambar di atas menunjukkan bahwa antara X1 , X2 terhadap Y terdapat
hubungan. Sementara hubungan X1 terhadap X2, dan X2 terhadap X3 merupakan
hubungan korelasional. Dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas (X), yaitu
penetapan harga (X1) dan kualitas pelayanan (X2), dan satu variabel terikat (Y)
yaitu kepuasan konsumen.
Diagram di atas dapat dinyatakan dengan persamaan struktural sebagai
berikut:
Persamaan struktural:
Y = yx1 X1 + yx2 X2 + yxε
Keterangan:
X1 = Penetapan harga
X2 = Kualitas pelayanan
Y = Kepuasan konsumen
ε = Variabel Epsilon
Selanjutnya untuk menghitung koefisien korelasi dan koefisien jalur dan
yang lainnya dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Menghitung dan menyusun matrik koefisien korelasi (r) guna mengetahui
korelasi antar variabel.
b. Menghitung koefisien jalur (p)
c. Menghitung koefisien determinasi (r2)
d. Menghitung koefisien jalur epsilon (ε ) yang tidak diteliti.
Melakukan uji signifikansi koefisien jalur secara parsial melalui uji t
dengan kriteria tolak Ho bila t hitung > t tabel, atau p value < 0,05.
2. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan
dua variabel, yaitu variabel bebas (penetapan harga dan kualitas pelayanan) dan
varibel tergantung (kepuasan konsumen). Variabel tergantung dapat diprediksikan
melalui variabel bebas sehingga antara dua buah variabel bebas dan variabel
tergantung yang masing-masing mempunyai skala pengukuran interval (rasio) dan
hubungannya merupakan hubungan linier, maka keeratan hubungan antara kedua
variabel itu disebut dengan korelasi pearson yang diberi simbol r untuk sampel.
Korelasi ini sering disebut sebagai korelasi produk-momen, besarnya koefisien
menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara dua peubah, bukan karena
hubungan sebab akibat. Nilai peubah yang terlibat merupakan bertipe numerik dan
menyebar normal jika ingin pengujian terhadap hal tersebut dinyatakan sah.
Rumus yang digunakan adalah:
2222 yynxxn
yxxynr
Berdasarkan nilai r yang diperoleh, dapat dihubungkan -1< r < 1 yaitu:
a. Apabila r = 1, artinya terdapat hubungan antara variabel X dan Variabel Y
sempurna positif.
b. Apabila r = -1, artinya terdapat hubungan antara variabel negatif.
c. Apabila r = 0, artinya tidak terdapat hubungan korelasi.
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap hubungan korelasi atau
besaran pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,
menggunakan pedoman menurut Sugiyono (2010: 149) tertera pada tabel berikut :
Tabe1 3.8
Interpretasi Nilai Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.19
0.20 – 0.39
0.40 – 0.59
0.60 – 0.79
0.80 – 1.00
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis yang
akan diajukan diterima atau ditolak.
a. Pengujian Secara Simultan
Rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen
Ha : Terdapat pengaruh penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen
Untuk menguji pengganti variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel tidak bebas digunakan uji F. Nilai F hitung tersebut akan dibandingkan
dengan F tabel yang diperoleh dari tabel F dengan menggunakan tingkat rasio
(level of significance) tertentu. Adapun rumus uji F sebagai berikut:
F =
Dimana:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Untuk uji F, kriteria uji yang dipakai adalah sebagai berikut:
- Ho diterima bila F ≤ F tabel
- Ho ditolak bila F > F tabel
b. Pengujian Secara Parsial
Rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
1) Ho : Tidak terdapat pengaruh penetapan harga terhadap kepuasan konsumen
Ha : Terdapat pengaruh penetapan harga terhadap kepuasan konsumen
2) Ho : Tidak terdapat kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Ha : Terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Hipotesis tersebut kemudian diuji untuk diketahui apakah diterima atau
ditolak. Pengujian dengan menggunakan rumus uji t dilakukan dengan taraf
siginfikan 5%, tingkat keyakinan 95% dengan rumus sebagai berikut :
t =
Keterangan:
r = Korelasi
n = Banyaknya sampel
t = Tingkat signifikan thitung yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel
Kemudian menggunakan model keputusan dengan menggunakan statistik
uji t, dengan melihat asumsi sebagai berikut:
a. Interval kayakinan α =0,05
b. Derajat kebebasan = n-2
c. Dilihat hasil ttabel
Dari hasil hipotesis thitung dibandingkan dengan ttabel yaitu:
a. Jika thitung > ttabel pada α = 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima (berpengaruh).
b. Jika thitung < ttabel pada α = 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak (tidak
berpengaruh).
4. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh penetapan harga (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap kepuasan
konsumen (Y) yang dinyatakan dengan persentasi, melalui rumus :
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD =Koefisien Determinasi
r2 =Kuadrat dari koefisien korelasi
Menurut Jonathan Sarwono (2010:72) kriteria untuk analisis koefisien
determinasi adalah :
a. Jika KD mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independent terhadap
dependent lemah.
b. Jika KD mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independent terhadap
dependent kuat.