TEORI AKUNTANSI-BIAYA
-
Upload
charis-subianto -
Category
Documents
-
view
43 -
download
5
description
Transcript of TEORI AKUNTANSI-BIAYA
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
1
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN
PENDAPATAN
I. PERBANDINGAN BIAYA ATAU BEBAN ANTARA SAK/ IFRS DENGAN FASB
Pembeda SAK / IFRS FASB
Definisi Beban Beban merupakan penurunan
manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian
kepada penanam modal
(paragraf 70b).
Beban merupakan aliran keluar
atau pemakaian aktiva dan
timbulnya hutang selama satu
periode yang berasal dari
penjualan atau produksi
barang, atau penyerahan jasa
atau pelaksanaan kegiatan yang
lain yang merupakan kegiatan
utama suatu entitas. (SFAC 06)
Definisi Biaya IAI mendefinisikan biaya dari
sudut pandang peristiwa
moneter seperti penurunan
aktiva, kenaikan hutang atau
ekuitas.
FASB memiliki sudut pandang
sebagai berikut:
1. Tidak menunjukkan dengan
jelas peristiwa moneter
dan fisik. FASB lebih
menekankan pada
peristiwa fisik yaitu
penjualan barang atau
produk yang dihasilkan.
2. Pemakaian aktiva harus
menunjukkan suatu kos
yang dinyatakan keluar
sebagai biaya.
3. Apabila dilihat dari sudut
pandang tradisional
definisi yang
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
2
dikemukakan FASB
menunjukkan bahwa
beban hanya dihasilkan
dari pemakaian aktiva
untuk tujuan menghasilkan
pendapatan pada periode
yang berjalan.
KRITERIA
Pengakuan Biaya
Dua kriteria untuk pengakuan
biaya atau beban dalam ayat 83.
Sebuah item yang memenuhi
definisi suatu unsur harus
diakui jika :
a) kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi masa depan
berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke
atau dari entitas.
b) Item ini biaya atau nilai yang
dapat diukur dengan
kehandalan.
Biaya atau rugi dapat diakui
bilamana memenuhi salah satu
dari dua kriteria. Kriteria
pertama adalah konsumsi
manfaat, biaya atau rugi diakui
bilamana manfaat ekonomik
yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan dalam kegiatan
operasi utama. Kriteria yang
kedua adalah lenyapnya atau
berkurangnya manfaat masa
datang, yaitu biaya diakui
bilamana aset yang telah diakui
sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat
ekonomiknya atau tidak lagi
memiliki manfaat ekonomik.
SAAT Pengakuan
Biaya (expense)
Beban Diakui dalam laporan
laba-rugi apabila penurunan
manfaat ekonomi masa datang
yang berkaitan dengan
penurunan aktiva atau kenaikan
kewajiban telah terjadi atau
dapat diukur dengan andal
(paragraf 94). Dan pada saat
timbul kewajiban tanpa adanya
Biaya diakui bilamana manfaat
ekonomik yang dikuasai suatu
entitas telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi dalam pengiriman
atau pembuatan barang,
penyerahan atau pelaksanaan
jasa, atau kegiatan lain yang
merepresentasikan operasi
utama atau sentral entitas
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
3
pengakuan aktiva. (paragraf 98)
(IAI 1994 : Konsep dasar
penyusunan dan penyajian
laporan keuangan)
tersebut (Konsumsi manfaat).
Biaya diakui bilamana aset yang
telah diakui sebelumnya
diperkirakan telah berkurang
manfaat ekonomiknya atau tidak
lagi mempunyai manfaat
ekonomik (Lenyapnya atau
berkurangnya manfaat masa
datang). (SFAC 05)
II. PENGERTIAN
Dalam SFAC no 6, FASB mendefinisikan beban adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva
dan timbulnya hutang selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau
penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu
entitas.Sedangkan menurut SAKmendefinisikan beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bhawa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva
meskipun terkadang harus melalui hutang lebih dahulu. Secara konseptual biaya lebih bersifat penurunan
aktiva daripada kenaikan hutang. Biaya akan terjadi bila produk tertentu diserahkan untuk menciptakan
pendapatan. Penggunaan aktiva dapat dikatakan sebagai biaya apabila penggunaan tersebut berkaitan
langsung dengan penyerahan produk (menghasilkan pendapatan) dan bukan pengubahan aktiva menjadi
potensi jasa (aktiva) yang lain.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang
atau kenaikan ekuitas pemegang saham sebagai akibat pemakaian barang atau jasa oleh suatu unit usaha
untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Misalnya, perusahaan menggunakan jasa tenaga
kerja dan gaji tenaga kerja tersebut dibayar dengan kas atau aktiva lain. Pemakaian jasa tersebut
menunjukkan penurunan atau berkurangnya nilai aktiva. Apabila gaji tenaga kerja tersebut tidak langsung
dibayar, maka penggunaan jasa tenaga kerja tersebut akan menaikkan hutang. Sementara itu, bila tenaga
kerja dibayar dengan sejumlah saham tertentu, penggunaan tenaga kerja akan menambah ekuitas pemegang
saham.
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
4
Atas dasar definisi biaya diatas dapat dikatakan bahwa yang termasuk biaya hanya cost
yang benar-benar dikorbankan untuk menghasilkan pendapatan. FASB membedakan biaya
menjadi beban dan rugi, sedangkan SAK tidak. SAK dan FASB memang mempertimbangkan
pendapatan dalam mengklasifikasi apakah biayatermasuk ke dalam beban ataukah
rugi.Apabila biaya tersebut tidak menghasilkan pendapatan, baik secara langsungmaupun
tidak langsung, maka biaya tersebut akan dianggap sebagai rugi (losses).Rugi dibedakan
dengan biaya oleh FASB, kata kunci yang melekat pada rugi menurut FASB adalah: (1)
penurunan ekuitas (aset bersih); (2) transaksi periferal atau insidental; (3) selain apa yang
didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.
Sedangkan SAKtidak memisahkan biaya menjadi beban dengan rugi. Jadi semua
potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh
pendapatan disebut dengan biaya. SAK secara spesifik menyebutkan dalam paragrap 78
bahwa kerugian termasuk dalam kelompok beban.
Menurut Suwardjono dinyatakan bahwa ada beberapa karakteristik penting yang
melekat pada makna beban:
1. Aliran keluar/penurunan aset
Untuk menyatakan timbulnya beban, transaksi atau kejadian harus terjadi dalam
penurunan aset / yang menimbulkan aliran keluar aset. Aset yang dimaksud adalah
semua aset perusahaan. Jadi konsumsi atau pemakaiannya diartikan bahwa manfaat
ekonomi aset itu telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan
dari kesatuan aset tersebut, sehingga perusahaan sudah tidak menguasai lagi manfaat
tersebut.
2. Operasi utama atau sentral
Dinyatakan oleh Suwardjono dalam Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan
bahwa tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya, untuk itu biaya
konsumsi harus berkaitan dengan kegiatan utama. Yang dimaksud kegiatan utama adalah
kegiatan penciptaan pendapatan (laba) yang direpresentasi dalam kegiatan
memproduksi barang. Sehingga biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan
3. Kenaikan kewajiban
Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa namun
sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan
keharusan perusahaan untuk membayar atau melakukan pengorbanan ekonomik di
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
5
masa datang sehingga timbul kewajiban. Misalnya jasa pengiriman barang yang
belum dibayar oleh perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmat i
perusahaan dan menimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman)
harus timbul dengan kenaikan kewajiban.
4. Penurunan ekuitas
Dalam operasi sentral perusahaan, dengan adanya penurunan aset atau kenaikan
kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Namun, penurunan
ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak setiap penurunan aset
mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden yang menyebabkan
penurunan aset tetapi tidak disebut sebagai beban.
5. Diukur atau dikaitkan dengan kos
Dalam hal ini beban timbul dari adanya kos yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh aset. Beban diukur berdasarkan jumlah kos dari aset yang telah
dimanfaatkan selama periode berjalan.
6. Bukan berasal dari transaksi dengan pemilik
Berdasarkan prinsip kesatuan usaha, maka harus ada pemisahan antara beban yang
dihasilkan oleh perusahaan dan pemilik. Beban yang diakui dalam laporan keuangan
merupakan beban yang berasal dari transaksi perusahaan, bukan pemilik.
7. Untuk menghasilkan pendapatan
Beban merupakan pengorbanan perusahaan dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi
perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
III. KRITERIA DAN SAAT PENGAKUAN
Kriteria pengauan biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua
kriteria berikut dipenuhi (SFAC No. 5, paragrap 85):
a. Konsumsi manfaat
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau
pelaksanaan jasa atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau sentral entitas
tersebut.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang
Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya iperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
6
Saat pengakuan biaya di tingkat kerangka konseptual telah dirumuskan oleh FASB,
berikut merupakan pedomannya.
a. Konsumsi manfaat
Berbagai jenis atau pos biaya menghendaki cara dan pengakuan yang berbeda yaitu
(SFAC No.5, prg. 86):
1. Beberapa pos biaya, seperti kos barang terjual, ditandingkan dengan pendapatan yang
terkait. Mereka diakui pada saat yang sama dengan pengakuan pendapatan yang dihasilkan
langsung atau bersama dari transaksi atau kejadian lain yang sama dengan yang
menimbulkan biaya.
2. Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan adminitrasi, diakui selama periode
pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang dimanfaatkan/
dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu.
3. Beberapa pos biata, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasikan (diakui) dengan
prosedur sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat aset
bersangkutan.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang
Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa
datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa
kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.
IV. PROSES DAN KONSEP PENANDINGAN
Laba akan mempunyai makna apabila laba merupakan selisih pendapatan dan biaya
yang mempunyai hubungan tertentu yang bermakna (bukan acak). Untuk menentukan laba
yang bermakna (meaningful), perlu dipahami dua pengertian penting yaitu.
Proses penandingan (matching process) adalah proses penentuan laba dengan mengukur
atau menakar dahulu pendapatan untuk suatu perioda dan barulah kemudian menentukan
biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Konsep atau prinsip penandingan (matching concept or principle) adalah dasar pemikiran
untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan lebih
bermakna.
Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut:
Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik
pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut. Dengan kata lain, proses penandingan tidak
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
7
dilakukan pada saat transaksi pendapatan terjadi tetapi pada umumnya dilakukan pada
akhir tahun.
Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi
terjadinya biaya.
Atas dasar konsep upaya dan capaian, konsep penandingan menyatakan bahwa untuk
mendapatkan laba periodik yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk suatu periode
harus ditandingakan (diasosiasi) dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan
tersebut. Prinsip penandingan ini dikemukakan oleh Concepts and Standards Research Study
Committee, American Accounting Associstion sebagai berikut:
costs (defined as product and service factors given up) should be related to
revenues realized within a specific period on the basis of some discernible positif correlation
of such costs with the recognized revenues.
Maka bila dianalisis, tiap ketentuan selalu didasarkan atas pertimbangan berikut: (1)
hubungan atau asosiasi dengan pendapatan; (2) biaya dilaporkan dalam periode yang sama
dengan periode diakui atau dilaporkannya pendapatan.
Kelayakan Ekonomik
Penandingan yang tepat harus didasarkan pada kelayakan ekonomik(economic
reasonanbleness) dan bukan fisis. Memang penandingan menuntut identifikasi konsumsi
manfaat asset atau jasa secara fisis tetapi nilai asset atau jasa yang dikonsumsi juga harus
ditentukan secara tepat dengan memperhatikan kondisi yang melingkupinya.
Menandingkan bukan Mengkompensasi
Pos yang satu tidak selayaknya dikompensasi dengan pos yang lain.Karena
karakteristik yang berbeda, upaya harus dipisahkan dengan hasil. Semua kos yang
mempresentasi upaya harus tetap dicatat sebagai kos (atau biaya kalau langsung dibebankan).
Sebaliknya, seluruh hasil penjualan produk harus dicatat seluruhnya secara utuh sebagai
pendapatan.
V. BASIS ASOSIASI
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asosiasi
yang menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Dalam praktek, ada tiga
dasar penandingan(Kam,1990), yaitu hubungan sebab akibat (association of causes and
effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rasional allocation) dan pembebanan
segera (immediate recognition).Berbagai basis asosiasi dibahas berikut ini.
1. Asosiasi Sebab dan Akibat
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
8
Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab akibat antara
biaya dan pendapatan/Penandingan Langsung (direct or product matching ). Oleh karena
itu, basis penandingan yang paling masuk akal adalah sebab akibat. Contoh dari biaya
yang dapat ditandingkan dengan dasar penandingan lansung adalah biaya komisi
penjualan, gaji dan upah, serta kos barang terjual atau harga pokok produksi. Masalah-
masalah yang berkaitan dengan penandingan produk antara lain.
a. Identifikasi Kos Produk
Karena produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan dipecah
menjadi dua komponen yaitu Kos produk yang telah terjual dan Kos produk yang
belum terjual (masih menjadi aset perusahaan). Kos yang melekat pada produk terjual
akan langsung dibebankan sebagai biaya. Masalah teknik yang timbul adalah tidak
semua kos potensi jasa dapat dengan mudah dikaitkan dengan unit produk, dan tidak
semua unsur kos produksi dapat secara langsung dikaitkan dengan unit fisis produk
atau dengan suatu angkatan produksi.
b. Produk Usang Atau Musiman
Masalah lain adalah adanya produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalanya adalah
apakah kos produk musiman yan tidak terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau
bukan (sebagai rugi).
c. Barang Rusak
Apakah kos produk rusak dapat dianggap sebagai sebagai upaya atau sebab untuk
menimbulkan pendapat? Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan
memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk
merupakan hal yang normal atau bahkan merupakan prasyarat untuk menghasilkan
barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya
menghasilkan pendapatan.
d. Identifikasi Kos Nonproduk
Kalau penandingan atas dasar sebab-akibat akan dipertahankan maka secara logis tidak
seluruh kos nonproduksi akan dibebankan sebagai biaya. Oleh karena itu, perlu
diadakan alokasi agar dapat dicapai penandingan yang tepat antara biaya dan
pendapatan yang dihasilkan.
e. Biaya Antisipasian
Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan
timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui.
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
9
2. Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional merupakan penandingan dengan periode sebagai penakar
pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut Penandingan Periode (period matching).
Dalam pengkuan biaya, diasumsi bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah
periode bukanya produk. Dasar penandingan ini sebenarnya merupakan alternatif dasar
sebab-akibat karena tidak selalu mudah mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara
pendapatan dan biaya. Apabila manfaat cost suatu aktiva lebih dari satu periode, maka cost
tersebut dialokasikan secara sistematis pada periode yang menikmati manfaat
tersebut.Depresiasi aktiva tetap merupakan contoh alokasi sistematis.
3. Pembebanan Arbitrer atau Segera
Suatu kos biasanya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya (immediate
rec-ognition). Ini berarti bahwa kos ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer.
Konsep yang melandasi pembebanan semacam ini semata-mata adalah kepraktisan
(expediency). Memang pada umumnya pengakuan segera kos sebagai biaya atau rugi
dilakukan karena manfaat masa datang tidak terukur atau tidak cukup pasti. Contohnya
adalah cost utnuk kegiatan advertensi sulit dihubungkan dengan pendapatan atas dasar
hubungan sebab akibat. Maka cost advertensi dibebankan langsung sebagai biaya.
Pembebanan ini berlaku juga untuk cost penelitian dan pengembangan, sesuai dengan
statement FASB No. 2.
VI. PENANDINGAN (MATCHING)
Konsep penandingan adalah konsep dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang
tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
10
perusahaan, sedangkan cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan merupakan
upaya yang dilakukan perusahaan. Demikian, pendapatan harus ditandingkan dengan biaya
yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan laba yang tepat.
Dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan, bukannya pengukuran fisik ( Paton
dan Littleton, 1940).
Misalnya pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan dagang LAMPU dalam rangka
memperoleh lampu akan dicatat sebagai aktiva sebesar kos nya-diakui sebagai persediaan
lampu. Lalu perusahaan melakukan kegiatan menghasilkan pendapatan, baik langsung
maupun tidak langsung seperti penjualan barang dagang lampu, berarti ada bagian kos yang
telah dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan. Bagian kos inilah yang disebut biaya atau
beban (expense). Uraian berikut membahas masalah teoritis yang menyangkut pos-pos biaya.
1. Persediaan
Secara umum masalah teoretis sediaan berkaitan dengan pengukuran kos barang terjual
dalam rangka penandingan dengan pendapatan dan masalah penilaian. Metode asosiasi
menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang melekat dengan jumlah
rupiah penjualan. Metode asosiasi atau asumsi aliran kos yang telah dikenal adalah :
a. Identifikasi khusus (specific identification)
Metode ini adalah yang paling ideal. Bila sistem akuntansi memungkinkan, metode ini
sangat dianjurkan penerapannya. Untuk jenis barang mahal dan perputarannya rendah,
metode ini sangat cocok sekali untuk tujuan pengendalian di samping tujuan
penandingan yang tepat.
b. Masuk pertama keluar pertama/MPKP (first-in, first-out/FIFO)
Metode ini berasumsi bahwa faktor kos mengalir melalui perusahaan secara berurutan
seperti antrean; tidak ada saling mendahului. Metode ini sangat logis dalam merefleksi
asosiasi sebab-akibat karena sangat sederhana dan jelas untuk memecah kos ke dalam
dua komponen (sediaan dan barang terjual) atas dasar kos yang benar-benar melekat
dalam kedua komponen tersebut.
c. Rata-rata berbobot (weighted average)
Metode ini menganggap bahwa dalam proses produksi terjadi peleburan faktor produksi
yang sama selama satu perioda menjadi satu massa yang homogenus. artinya, bahan
baku tertentu yang dibeli berkali-kali atau produk yang dihasilkan dari beberapa
angkatan produk dalam suatu perioda dianggap sebagai satu kesatuan (massa). Barulah
kemudian massa tersebut dipecah menjadi dua bagian yaitu sediaan barang dan barang
terjual. Sebagai konsekuensi, tiap sediaan yang ada pada saat tertentu akan selalu
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
11
mengandung proporsi tertentu tiap pembelian yang pernah terjadi. Dengan demikian,
metode rata-rata akan menjadi logis, obyektif, atau valid.
d. Sediaan normal/minimal (normal stock)
Metode ini sering disebut dengan metode sediaan permanen (iron-stock method).
Dengan metode ini dianggap perusahaan melakukan investasi permanen dalam sediaan.
Tujuannya adalah penandingan pendapatan sekarang dengan kos sekarang sekaligus
meniadakan kebutuhan pelaporan untung atau rugi menahan sediaan atau fluktuasi
harga.
e. Masuk terakhir keluar pertama/MTKP (last-in, first-out/LIFO)
Metode ini berasumsi bahwa sediaan merupakan aset tetap yang tidak berkaitan dengan
aliran kos. Dengan demikian, begitu sejumlah sediaan tertentu telah tertimbun maka
aliran faktor kos berikutnya dianggap hanya melewati timbunan tersebut dan langsung
melekat pada penjualan (sebagai kos barang terjual). Metode ini akan menghasilkan
laba operasi yang bebas dari untung atau rugi akibat fluktuasi harga. Asumsi metode ini
adalah bahwa perusahaan perlu mempertahankan investasi dalam sediaan selama umur
perusahaan tersebut.
2. Fasilitas Fisis
Dalam hal fasilitas fisik, kos yang terjadi pada saat pemerolehan pada umumnya
diakui sebagai aset dan baru kemudian kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan
pola penyerapan manfaat yang direpresentasi dengan kos. Fasilitas fisis memberi
kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Oleh karena itu, kos daya atau
kapasitas fasilitas fisis tersebut jelas harus diserap menjadi bagian kos produksi dan
akhirnya menjadi beban pendapatan.
Fasilitas fisis merupakan suatu sediaan jasa (service-capacity) dan jasa tersebut
akan tersedia sepanjang umur ekonomik aset tersebut. Dengan demikian, pembebanan kos
secara sistematik selama taksiran umur pemakaian akan lebih sesuai dengan keadaan
objektif dan masuk akal daripada pembebanan langsung seluruh kos pada saat pembelian
atau pada saat pemberhentian. Bagian dari kos yang dibebankan untuk perioda tertentu
disebut depresiasi (amortisasi untuk aset tak berwujud dan deplesi untuk sumber alam).
Dari segi akuntansi, depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara
sistematika dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa
yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai
biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Kos fasilitas fisis mempunyai
kedudukan yang sama seperti kos manfaat ekonomik lain yang diperoleh dan
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
12
dimanfaatkan sekaligus dalam perioda terjadinya. Depresiasi merupakan biaya yang
benar-benar terjadi dan dikeluarkan (out of pocket costs) seperti biaya lainnya.
3. Tanah
Apakah tanah perlu didepresiasi atau tidak bergantung pada karakteristik atau fungsi
tanah dalam operasi perusahaan. Sebagai tempat usaha, fungsi untuk ditempati tidak akan
pernah habis. Oleh karenanya, dapat dianggap bahwa kos tanah tidak perlu didepresiasi
atau diamortisasi menjadi biaya operasi.
Dengan kata lain, fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa batas waktu
(selamanya) cukup menjadi alasan kebijakan untuk memperlakukan kos tanah sebagai
investasi permanen dalam fasilitas produksi. Perlakuan semacam ini makin didukung
untuk tanah hak milik permanen. Karena karakteristik kos tanah sebagai investasi
permanen, tanah tersebut perlu dipisahkan dari fasilitas fisis lain yang dapat didepresiasi
dalam pelaporannya.
Tanah Bukan Hak Milik Permanen. Kos tanah sewaguna (leasehold), tanah hak guna
bangunan (HGB), atau bentuk investasi non permanen lainnya dalam bentuk tanah harus
secara sistematik dibebankan ke produksi selama umur ekonomik atau selama jangka
kontrak.
4. Sumber Alam
Sumber alam (natural resources) yang akan habis melalui proses penambangan
(extraction) dan tidak dapat diperbarui atau diganti (renewable) sering disebut dengan
aset habis pakai (wasting assets). Kos sumber alam tersebut (tidak termasuk nilai sisa
tanah) harus diserap secara sistematik ke produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi.
Kos yang diserap ini disebut deplesi. Seperti juga pada depresiasi, deplesi sebagai kos atau
upaya untuk menghasilkan pendapatan harus ditentukan secara objektif dan rasional tanpa
memperhatikan pengaruhnya terhadap laba bersih.
5. Aset Tak Berwujud
Yang digolongkan sebagai aset tak berwujud (intangibles) meliputi pos seperti hak cipta,
paten, merek dagang, goodwill, dan kos organisasi. Sama seperti fasilitas fisis, kos aset tak
berwujud harus secara sistematik dibebankan ke operasi dan akhirnya terhadap pendapatan
selama umur yuridisnya.
a. Goodwill
Kos goodwill yang melekat pada harga beli suatu perusahaan yang sudah
beroperasi pada dasarnya merupakan nilai sekarang atau nilai diskonan (present or
discounted value) kelebihan laba yang mampu dihasilkan. Dengan demikian goodwill
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
13
yang dibeli tersebut menunjukkan pengakuan lebih dahulu sejumlah debit yang
mengukur sebagian dari laba yang diharapkan akan diperoleh kemudian. Jadi, jumlah
debit goodwill diharapkan dapat ditutup atau diperoleh kembali melalui laba lebih
perusahaan yang dibeli.
Dengan demikian, sangat masuk akal kalau kos yang diperhitungkan sebagai
goodwill harus diserap dan dibebankan ke pendapatan selama kurun waktu yang
dijadikan dasar dalam mempertimbangkan kos pemerolehan perusahaan sehingga laba
yang tampak dalam statemen laba-rugi menunjukkan laba bersih normal. Kenyataan
menunjukkan bahwa pada kebanyakan perusahaan, kelebihan kemampuan untuk
menghasilkan laba tidak berlangsung selamanya tetapi hanya berlangsung dalam kurun
waktu yang terbatas. Dengan demikian, goodwill hendaknya diamortisasi sepanjang
taksiran masa diperolehnya laba lebih.
b. Kos Organisasi
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sebelum perusahaan mulai beroperasi biasanya
ditampung dalam satu akun menjadi kos pendirian atau kos organisasi (organization
cost). Kos organisasi diperlakukan sebagai aset tak berwujud karena kos tersebut tidak
dapat dikaitkan dengan aset tetap berwujud yang ada dalam perusahaan. Kos pendirian
tersebut harus mulai diserap atau dihapuskan bila terjadi penurunan laba dan
pengerutan (contraction) kekayaan yang terus menerus akibat kegagalan usaha atau
proses likuidasi. Jadi, kos organisasi tidak semestinya diamortisasi dalam hal
perusahaan berjalan terus dan berkembang tetapi tidak semestinya dipertahankan tetap
utuh dalam hal perusahaan mengalami kemunduran yang terus-menerus.
VII. SIMPULAN
Biaya memiliki dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan
kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Rugi dibedakan dengan biaya
karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung berkaitan dengan operasi utama
perusahaan seperti bersumber dari kegiatan periferal atau insidental.
Untuk mendapatkan laba periodik yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk
suatu periode harus ditandingkan dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan
tersebut. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan kelenyapan. Biaya diakui
bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang atau jasa
ntuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat ekonomik masa datang telah lenyap.
-
KONSEP MENGENAI PENGAKUAN BEBAN DAN PERTEMUANNYA DENGAN PENDAPATAN | TEORI AKUNTANSI
14
Biaya diukur dengan kos yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat dipandang
sebagai bagian kos yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Bagian kos
yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab-akibat,
alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan arbitrer.
Basis asosiasi atas dasar sebab-akibat atau penandingan langsung atas dasar produk
merupakan basis yang paling ideal. Tetapi, alasan kepraktisan menjadikan akuntansi beralih
ke penandingan tidak langsung atau penandingan periode. Takaran penandingan bukan lagi
produk tapi periode. Penandingan ini disebut alokasi sistematis yang lebih menggambarkan
kelayakan ekonomik daripada pembebanan langsung.