TEORI AKSESIBILITAS

2
TEORI AKSESIBILITAS Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut. Adapun faktor yang menjadi penghambat atau kendala dalam pelaksanaanya, yaitu sebagai berikut: 1) Investor: sulitnya mencari investor yang mempunyai dana yang besar dan sesuai untuk mendirikan pembangunan sesuai dengan social budaya serta kultur masyarakat di Madura. 2) Pembebasan lahan: banyak penduduk/masyarakat yang enggan untuk menjual tanahnya, karena sebagian besar dari mereka mata pencahariannya sebagai petani. Sehingga para petani lebih memiih untuk bercocok tanam dari pada harus kehilangan mata pencahariaanya. Dengan bertani mereka dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Jika lahan atau sumber pekerjaannya diambil maka yang akan terjadi mereka akan kehilangan pekerjaannya sebagai petani, sehingga mereka tidak dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. 3) Partisipasi masyarakat : kurangnya pengetahuan masyarakat Madura untuk menerima industrialisasi serta mengingat dampak yang akan ditimbulkan dari industrialisasi itu sendiri yang membuat masyarakat masih belum mau menerima untuk dilakukannya perubahan. 4) Faktor Politik Terlihat pada kenyataan pada 3 bupati dari 4 kabupaten yang ada dimadura berasal dari unsur kyai, beberapa pondok pesantren juga masih mempunyai wibawa bagi masyarakat disekitarnya. Meskipun sedikit mengalami penurunan jika dibanding beberapa tahun sebelumnya. Dalam hal ini pembangunan yang ada dikawasan kaki jembatan suramadu sisi

Transcript of TEORI AKSESIBILITAS

Page 1: TEORI AKSESIBILITAS

TEORI AKSESIBILITAS

• Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut.

Adapun faktor yang menjadi penghambat atau kendala dalam pelaksanaanya, yaitu sebagai berikut:

1) Investor: sulitnya mencari investor yang mempunyai dana yang besar dan sesuai untuk mendirikan pembangunan sesuai dengan social budaya serta kultur masyarakat di Madura.

2) Pembebasan lahan: banyak penduduk/masyarakat yang enggan untuk menjual tanahnya, karena sebagian besar dari mereka mata pencahariannya sebagai petani. Sehingga para petani lebih memiih untuk bercocok tanam dari pada harus kehilangan mata pencahariaanya. Dengan bertani mereka dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Jika lahan atau sumber pekerjaannya diambil maka yang akan terjadi mereka akan kehilangan pekerjaannya sebagai petani, sehingga mereka tidak dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

3) Partisipasi masyarakat : kurangnya pengetahuan masyarakat Madura untuk menerima industrialisasi serta mengingat dampak yang akan ditimbulkan dari industrialisasi itu sendiri yang membuat masyarakat masih belum mau menerima untuk dilakukannya perubahan.

4) Faktor Politik

Terlihat pada kenyataan pada 3 bupati dari 4 kabupaten yang ada dimadura berasal dari unsur kyai, beberapa pondok pesantren juga masih mempunyai wibawa bagi masyarakat disekitarnya. Meskipun sedikit mengalami penurunan jika dibanding beberapa tahun sebelumnya. Dalam hal ini pembangunan yang ada dikawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura terhambat dikarenakan dari ke 3 bupati ini takut atau cemas dengan adanya perubahan atau pembangunan yang akan menghilangkan kultur budaya masyarakat di Madura. Sehingga hal ini akan menjadi terhambatnya pembangunan yang ada dikawasan kaki jembatan suramdu sisi Madura.

Selain itu adapun faktor politik lainnya yang menghambat pembangunan dikawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura yaitu adanya perbedaan persepsi dari empat bupati di Madura tentang adanya pembangunan tersebut. Kinerja BPWS belum tampak terlihat dilapangan, dikarenakan masih menyatukan persepsi dari empat bupati Madura mengenai pembangunan dikawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura.