Tens i Meter

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan IPTEK membawa dunia kesehatan semakin modern, sebagai contoh penggunaan alat-alat kesehatan dengan teknologi tinggi dan penerapan ilmu-ilmu dalam metode-metode kesehatan. Prinsip fisika sangatlah berpengaruh dalam kinerja alat-alat kesehatan, salah satu contohnya tensimeter (Sphygmomanometer) Tensimeter (Sphygmomanometer) biasanya disebut "alat pengukur tekanan darah." Ada beberapa jenis manset tekanan darah digunakan. Beberapa dibuat untuk menempel pada dinding (di samping tempat tidur pasien rumah sakit, misalnya), tetapi kebanyakan portabel atau stand (berdiri). Semua alat pengukur tekanan darah pada dasarnya bekerja dengan cara yang sama dan memiliki bagian-bagian yang sama, sebuah handbulb dengan pelepasan katup, sebuah tabung yang menghubungkan handbulb ke manset/bladder, dan mengukur (baik merkuri atau aneroid) untuk mengukur tekanan. Ada juga yang menggunakan air raksa atau mercury pada range untuk melihat hasil pengukuran tekanan darah. Pemeriksaan

Transcript of Tens i Meter

Page 1: Tens i Meter

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan IPTEK membawa dunia kesehatan

semakin modern, sebagai contoh penggunaan alat-alat kesehatan dengan

teknologi tinggi dan penerapan ilmu-ilmu dalam metode-metode

kesehatan. Prinsip fisika sangatlah berpengaruh dalam kinerja alat-alat

kesehatan, salah satu contohnya tensimeter (Sphygmomanometer)

Tensimeter (Sphygmomanometer) biasanya disebut "alat pengukur

tekanan darah." Ada beberapa jenis manset tekanan darah digunakan.

Beberapa dibuat untuk menempel pada dinding (di samping tempat tidur

pasien rumah sakit, misalnya), tetapi kebanyakan portabel atau stand

(berdiri). Semua alat pengukur tekanan darah pada dasarnya bekerja

dengan cara yang sama dan memiliki bagian-bagian yang sama, sebuah

handbulb dengan pelepasan katup, sebuah tabung yang menghubungkan

handbulb ke manset/bladder, dan mengukur (baik merkuri atau aneroid)

untuk mengukur tekanan. Ada juga yang menggunakan air raksa atau

mercury pada range untuk melihat hasil pengukuran tekanan darah.

Pemeriksaan tekanan darah selalu wajib dilakukan, atau pertama kali

dilakukan sebelum tindakan medis yang lain dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini, yaitu bagaimanakah penerapan prinsip

fluida dalam tensimeter?

Page 2: Tens i Meter

1.3. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah

untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip fluida dalam tensimeter.

Page 3: Tens i Meter

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tensimeter (sphygmomanometer)

2.1.1. Pengertian Tensimeter (sphygmomanometer)

Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov,

seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter

adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut

sphygmomanometer. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah

digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para

dokter.

Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan

raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah

konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah

menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air

raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern.

Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka

kepada tensimeter air raksa ini.

Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang

dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan,

yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.

2.1.2. Komponen Penyusun Tensimeter

Pada tensimeter atau spygnomanometer yaitu merupakan alat

yang digunakan untuk mengukur tensi (tekanan darah), menggunakan air

raksa untuk mengukur tensi, dalam skala mmHg.

Komponen dari spygmanometer itu sendiri adalah :

Page 4: Tens i Meter

Dasar :

Tabung Skala

Tabung air Raksa

Pengunci

Pelengkap :

Manset dan selang

Balon dan valve

Seal atas-bawah

Fungsi-Fungsinya :

a. Pompa (Pump)

Pompa menggembungkan manset untuk menghentikan aliran

darah dalam arteri anda untuk beberapa detik.

b. Dial

Dial nomor atau kolom merkuri dapat digunakan untuk merekam

tekanan darah yang terbaca.

c. Manset (cuuf)

Manset yang digunakan untuk membungkus lengan atas.

d. Valve (Katup)

Katup yang memungkinkan udara keluar dari manset yang

memungkinkan aliran darah untuk kembali seperti semula.

2.1.3. Jenis-Jenis Tensimeter

Tensimeter memiliki 4 jenis, yaitu :

a. Tensimeter jarum/aneroid

b. Tensimeter air raksa

c. Tensimeter bebas air raksa

d. Tensimeter digital

Page 5: Tens i Meter

a. Tensimeter Jarum/Aneroid

Gambar 1. Tensimeter jarum

Tensimeter jarum merupakan alat pengukur tekanan darah yang

hasil pengukurannya ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Alat ini terdiri

dari meteran pengukur tekanan,balon pompa dan selang dan kain ke

lengan pasien. Tensimeter aneroid merupakan tensimeter jarum

yang bekerja secara manual dengan menggunakan prinsip tekanan

angin.

b. Tensimeter Air Raksa

Gambar 2. Tensimeter air raksa

Page 6: Tens i Meter

Tensimeter air raksa merupakan tensimeter yang menggunakan

air raksa sebagai penunjuk tekanan darah yang telah diukur,

Merupakan tensimeter konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak

boleh digunakan lagi karena bahaya dari air raksa, jika sampai alat

pecah dan air raksanya terkena kulit atau pernapasan.

Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah:

1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada

lengan atas.

2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.

3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara

memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang

membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial

artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.

4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar

sumbat udara.

5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal

yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk

tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang

dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk

pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan

adalah nilai tekanan sistolik.

6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang

terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang

ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut

menghilang disebut tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada

pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi).

Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase

istirahat. Alat ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita

Page 7: Tens i Meter

tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan

darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan

mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah

pengukuran tekanan darah secara teratur.

Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk

mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara

melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level

angka nol (0 mmHg).

2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang

rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak

turun lebih dari 2mmHg (ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah

ada bagian yang bocor.

3. Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1

detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air

raksa.

4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih

dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari

sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan

terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam

menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi

(tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.

Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan

berikut:

1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama

2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)

3. Udara atau debu di air raksa

Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam

setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan

Page 8: Tens i Meter

tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat

dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi

kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu

membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air

raksa.

Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa

adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni.

Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori

tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat.

Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini

disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari

sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara.

Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air

raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat

menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.

c. Tensimeter bebas air raksa

Mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang

berbahaya, maka sekarang sudah banyak beredar

Sphygmomanometer yang tidak menggunakan raksa contohnya UM-

101 A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer. Pertimbangan

banyak dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A & Medical

Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:

1. Akurat, konsisten inovatif design.

2. Bebas Mercury /air raksa: aman untuk pasien, diri sendiri, staff

dan lingkungan.

3. Tidak ada perasaan cemas menggunakan sphygmomanometer.

Page 9: Tens i Meter

Gambar 3. Mercury-Free Sphygmomanometer

Mercury-Free Sphygmomanometer mempunyai cara kerja yang

sama dengan tensimeter air raksa.

Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada

juga sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan

darah akan tampil di layar setelah sphygmomanometer digital selesai

mengukur tekanan darah.

d. Tensimeter Digital

Tensimeter digital merupakan tensimeter modern yang akurat

dianjurkan untuk digunakan dirumah untuk memantau tekanan darah.

Berbeda dengan tensimeter raksa yang menggunakan stetoskop

untuk mendengarkan suara sebagai pertanda menentukan tekanan

sistolik dan diastolik, tensimeter digital menggunakan sensor sebagai

alat pendeteksinya.

Page 10: Tens i Meter

Gambar 4. Tensimeter digital

Cara penggunaan Tensimeter digital adalah masukkan manset ke

lengan atas dan tekan tombol. Maka dalam 20 detik hasilnya akan

terpampang di layar LCD, besar sistolik, diastolic dan detak jantung.

Keunggulan menggunakan digital tensimeter, pada tampilan

tensimeter yang ada pada layar digital dan dijalankan secara

otomatis menggunakkan sensor. Kelemahannya menggunakan

baterai dan keakuratan tiap merk berbeda, harus dikomparasikan

dengan unit standar untuk lebih baiknya.

Sesuai dengan kebutuhan, inovasi pada tensi digital, wrist

tensimeter. Pengukuran tekanan darah bukan hanya kebutuhan saat

kita memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit saja, tetapi

pasien ataupun orang lain bisa menggunakkannya untuk memonitor

dirinya sendiri dalam berbagai macam hal. Digunakan pada

Page 11: Tens i Meter

pergelangan tangan dengan setting otomatis dan bisa melakukan

tensi secara otomatis berkala, misal tiap 3 menit.

2.2. Prinsip Fisika dalam Tensimeter

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama

dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan

yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk

menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan

dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan

(brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan.

Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)

menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

Cara paling sederhana mengukur tekanan adalah manometer, yaitu

tabung berbentuk U yang diisi sebagian oleh zat cair, umumnya air raksa

(Hg) atau air H2O.

Tekanan yang diukur P berkaitan dengan

perbedaan ketinggian Dh dari zat cair:

P=P0+ ρg∆h

P0 adalah tekanan atmosfir.

Seringkali tekanan diukur menggunakan satuan

mm-Hg atau mm-H2O dengan konversi:

1 mm-Hg = 133 N/m2 (1 torr)

1 mmH2O = 9,81 N/m2

Page 12: Tens i Meter

2.2.1. Prinsip U-Tube Manometer

Tekanan pada titik A sama besarnya dengan pada titik 1. Tekanan

di titik 2 adalah tekanan di titik 1 ditambah dengan ɣ1h1. Tekanan di titik 2

sama dengan tekanan di titik 3, yaitu ɣ2h2. Berdasarkan persamaan besar

tekanan di titik 2 dan titik 3, dapat dituliskan sebuah persamaan:

PA+γ1h1=γ2h2

Fluida pada A dapat berupa liquid atau gas. Bila fluida pada A

berupa gas, pada umumnya tekanan ɣ1h1 dapat diabaikan, karena berat

dari gas sangat kecil sehingga P2 hampir sama dengan PA. Oleh karena itu

berlaku persamaan:

PA+γ1h1=γ2h2

PA=γ 2h2

Dalam kasus alat pengukur tekanan darah, h2 adalah tinggi cairan

merkuri pembacaan pada kaca tabung dan ɣ2 adalah berat spesifik dari

merkuri.

Page 13: Tens i Meter

Berikut ini adalah tambahan penjelasan teknis (yang saya kutip dari

wikipedia) atas komentar Goio dan Wiku: Stetoskop biasanya diletakkan

diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan ‘bebatan kain

bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi

tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah arteri di lengan

jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain dilepaskan perlahan-

lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh

darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara wussshhhh…

(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk ‘mencatat’

penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan darah

systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar

kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat

dari displai manometer).

Ukuran tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan

kondisi saat pengukuran normal, tidak setelah berolahraga):

*Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)

*Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)

Mempelajari tentang sirkulasi tekanan darah, tentu harus bertolak

dari Hukum Poiseuille dan Bernouli karena dalam hukum tersebut ada

hubungan antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (Poiseuille) yang

berlaku di dalam susunan pembuluh darah. Pada prinsipnya, darah itu

mengalir ke arah turunnya tekanan yang berlaku di sepanjang pembuluh

darah tersebut.

Sekitar tahun 1730, R. Stephen H. menggunakan pipa gelas

panjang yg langsung dihubungin ke pembuluh arteri kuda dengan

perantara trakea angsa. Apabila para ahli bedah, mengukur pembuluh

darah memakai kateter yg dipasang langsung pada pembuluh darah, yang

sebelumnya salah satu ujung kateternya dihubungin ke transduser

tekanan. Tapi karena cara yang digunakan R. Stephen H dan para ahli

Page 14: Tens i Meter

bedah tersebut sangat tidak praktis, maka diciptakanlah

sphygmomanometer (tensi.red) yg terdiri dari manometer air raksa,

pressure cuff & stetoskop. Pressure cuff dipasang pada lengan kemudian

dipompa perlahan-lahan dengan tujuan aliran darah dapat distop,

kemudian akan terlihat air raksa dalam tabung naik pada skala tertentu

(S), kemudian saat pressure cuff dilepaskan secara perlahan (D).

Stetoskop diletakan di daerah volar persis di atas arteri brakhialis, melalui

stetoskop itu akan terdengar vibrasi turbulensi darah yg disebut Bunyi

Korotkoff. Bunyi hilang pertama disebut Sistolik (S), sedangkan bunyi

muncul pertama disebut Diastolik (D). Dari situ kita bisa memprediksi

tekanan darah seseorang (dengan catatan systole dan diastole).

2.3. Fluida

2.3.1. Pengertian Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir termasuk didalamnya zat

cair dan gas. Ilmu yang mempelajari tentang fluida yang diam / tidak

bergerak dikenal dengan “ Hidrostatika “. Ilmu yang mempelajari tentang

fluida yang bergerak dikenal dengan “ Hidrodinamika “

2.3.2. Jenis – jenis Fluida

Yang termasuk fuida ialah zat cair dan gas karena kedua zat

tersebut tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap, maka memiliki

kemampuan untuk mengalir.

Tabel 1. Perbedaan zat cair dengan gasZAT CAIR GAS

Molekul-molekulnya terikat secara

longgar namun tetap berdekatan

Molekul bergerak bebas dan

saling bertumbukkan

Tekanan terjadi oleh karena adanya

gaya gravitasi bumi yang bekerja

terhadapnya

Tekanan gas bersumber pada

perubahan momentum yang

disebabkan tumbukan molekul gas

pada dinding

Page 15: Tens i Meter

Tekanan yang terjadi secara tegak

lurus pada bidang

Tekanan yang terjadi tidak tegak

lurus pada bidang

Tidak mudah dimampatkan Mudah dimampatkan

2.3.3. Prinsip Fluida

2.3.3.1. Hidrostatika (Fluida Diam)

Massa jenis (ρ) suatu benda didefinisikan sebagai massa benda

setiap satuan volume.

ρ=mv

Dengan:

ρ = massa jenis (kg/m3)

m = massa benda (kg)

v = volume benda (m3)

Tabel 2. Massa Jenis Beberapa Bahan

Bahan Rapat Massa (g cm-3)

Bahan Rapat Massa (g cm-3)

Air 1,00 emas 19,3

Es 0,92 kuningan 8,6

Etil alcohol 0,81 perak 10,5

Gliserin 1,26 platina 21,4

Raksa 13,6 Baja 7,8

Tekanan (P) adalah besarnya gaya tekan per satuan luas

permukaan yang ditekannya secara tegak lurus

Page 16: Tens i Meter

P= FA

Dengan:

P = tekanan (N/m2)

F = gaya tekan (N)

A = luas permukaan (m2)

Tekanan Hidrostatis (Ph) adalah tekanan pada suatu titik di

kedalaman „h‟ (diukur dari permukaan fluida) akibat gaya berat

fluida itu sendiri.

Ph= ρgh

Dengan:

Ph = Tekanan Hidrostatik (Pa)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman (m)

Tekanan dalam fluida pada suatu kedalaman h adalah tekanan

udara luar di permukaan (tekanan atmosfer (Po)) ditambah tekanan

Hidrostatisnya.

Ph=Po+ ρgh

Hukum Pascal: tekanan yang dikerjakan pada fluida dalam bejana

tertutup diteruskan tanpa berkurang ke semua bagian fluida

F0

A0

=F1

A1

=P

Dengan:

Page 17: Tens i Meter

F0 = gaya pada bejana 1

A0 = Luas penampang 1

F1 = gaya pada bejana 2

A1 = Luas penampang 2

Hukum Archimedes: “Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau

seluruhnya ke dalam suatu fluida maka akan mengalami gaya ke

atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan”

Fa=ρ f gV b

Dimana:

Fa = gaya ke atas (N)

ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Vb = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)

2.3.3.2. Fluida Dinamika (Fluida Bergerak)

a. Sifat-sifat fluida ideal berdasarkan prinsip Bernoulli :

Fluida mengalir tanpa ada gesekan dalam (tidak mempunyai

viskositas)

Fluida mengalir secara stationer dalam hal kecepatan, arah

maupun besarnya

Fluida mengalir tidak termampatkan melalui sebuah pembuluh

(volumenya tidak berubah karena tekanan)

Fluida mengalir secara Streamline, artinya garis alirannya

membentukkurva yang tetap berkesinambungan.

Page 18: Tens i Meter

Gambar penampang berdasarkan hukum Bernoulli

Keterangan:

A1 dan A2 = penampang tekanan

P1 dan P2 = tekanan

H1 dan H2 = tinggi

I1 dan I2 = panjang

V1 dan V2 = kecepatan

Jika zat cair bergerak pada sebuah tabung dimana luas

penampang kedua ujung tabung tersebut berbeda (A1 & A2) maka

debit air (Q) yang mengalir pada kedua ujung tabung akan sama.

Q1=Q2

A1 v1=A2 v2

Dimana:

Q1 & Q2 = debit air di kedua ujung pipa (m3/s)

A1 & A2 = luas penampang pada kedua ujung pipa (m2)

v1 & v2 = kecepatan zat cair pada kedua ujung pipa (m/s)

Page 19: Tens i Meter

b. Persamaan Bernoulli

P1+12ρ v1

2+ ρgh1=P2+12ρ v2

2+ρgh2

Dalam suatu aliran fluida hukum kekekalan energi juga harus

berlaku. Hukum kekekalan energi dalam fluida dapat dijabarkan oleh

Bernoulli sebagai:

P+ 12ρ v2+ρgh=konstan

Aliran Zat Cair Melalui Pembuluh

Bentuk aliran zat cair dalam pembuluh dapat digambarkan sebagai

berikut: “Makin ketengah kecepatan alir makin besar karena hambatan di

bagian tengah pembuluh relatif lebih kecil, kecepatan alirnya berbentuk

parabola‟.

c. Persamaan Poiseuille

Bila fluida mengalir melalui pipa, maka akan terjadi gesekan antara

fluida dengan dinding pipa, , hal ini mengakibatkan kecepatan aliran

semakin ke pusat pipa semakin besar. Kelajuan aliran rata-rata yang

dinyatakan dalam Q ditulis sebagai berikut:

Q=A v=∆ v∆ t

Persamaan di atas adalah persamaan debit aliran. Kelajuan aliran

tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua

ujung pipa. Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan

Page 20: Tens i Meter

viskositas konstan dalam pipa dan tabung yang alirannya laminer. Dari

studinya, Poiseuille berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan

Aliran yang dikenal dengan hukum Poiseuille, yaitu:

Q= π8 (R4

η )( P1−P2

L )Keterangan :

Q : kelajuan aliran (m/s)

π : ‘pi’ ( 3,14 atau 22/7)

R : jari-jari pipa atau tabung (m)

L : panjang pipa atau tabung (m)

ΔP : p1-p2 (N/m2) tekanan

ɳ : ‘eta’ koefisien viskositas ( Ns/m2)(Pascal)

untuk air : 10-3 pascal pada 20oC

darah : 3 – 4 x 10-3 pascal tergantung kepada prosentase darah

merah dalam darah (hematokrit).

Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui

saluran pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan

sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat

dinyatakan :

volumedetik

= tekanantahanan

Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa

pada penderita usia lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah

meningkat); mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin. Namun

Page 21: Tens i Meter

demikian hukum Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu

laminer dan harga Re (Reynold) = 2000.

Hukum Poiseuille juga menyatakan bahwa cairan yang mengalir

melalui suatu pembuluh akan berbanding langsung dengan penurunan

tekanan.

Page 22: Tens i Meter

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tensimeter menggunakan prinsip fluida dalam Fisika, yaitu Hukum

Poiseuille dan Bernouli karena dalam hukum tersebut ada hubungan

antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (Poiseuille) yang berlaku di

dalam susunan pembuluh darah. Pada prinsipnya, darah itu mengalir ke

arah turunnya tekanan yang berlaku di sepanjang pembuluh darah

tersebut.

3.2. Saran

Mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang

berbahaya, maka sekarang gunakanlah tensimeter (Sphygmomanometer)

yang tidak menggunakan raksa.