TENGGELAMKAN 19 KAPAL IKAN ILEGAL DI HARI …djpsdkp.kkp.go.id/arsip/file/199/edisi-5-2015-.pdf ·...

2
www.djpsdkp.kkp.go.id Edisi V - Tahun 2015 Tenggelamkan 19 Kapal Ilegal di Hari Kebangkinan Nasional Hal 1 Jaga Kelestarian Bambu Laut, Ditjen. PSDKP Sosialisasikan Peraturan Perlindungan Bambu Laut Hal 2 Perkuat Pengawasan Ditjen. PSDKP Tambah 4 Kapal Pengawas Hal 2 4 Warta PengaWasan sDKP Edisi V - Tahun 2015 Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum- ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected] Ditjen. PSDKP Tingkatkan Kemampuan Menembak Bagi Awak Kapal Pengawas Hal 3 Penutupan Diklat Dasar Calon PNS Ditjen. PSDKP Hal 3 Berita Dalam Gambar “Penenggelaman 19 Kapal Ikan Ilegal” Hal 4 K ementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meneng- gelamkan 19 (sembilan be- las) kapal perikanan pelaku Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2015. Sembilan belas kapal (4 Viet- nam, 2 Thailand, 11 Filipina, 1 Ma- laysia, 1 China,) yang diproses hukum oleh KKP ditenggelamkan di perairan Pontianak, Kalimantan Barat sebanyak 6 kapal; di perairan Bitung, Sulawesi Utara sebanyak 11 kapal; di perairan Belawan, Sumatera Utara sebanyak 1 kapal; dan di perairan Idi, Aceh seba- nyak 1 kapal. Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Asep Burhanudin, saat me- mimpin kegiatan penenggelaman kapal illegal fishing di perairan Bitung, 20/5. Sementara itu, berdasarkan koordi- nasi dengan TNI Angkatan Laut, pada hari yang sama, pihak TNI AL juga menenggelamkan 22 (dua puluh dua) kapal yang pelaksanaannya dipusatkan di Ranai, Kepulauan Riau, sehingga total 41 (empat puluh satu) kapal yang ditenggelamkan. Selanjutnya, Asep menambahkan 6 (enam) kapal ikan yang ditenggelam- kan di Pontianak, terdiri atas 1). KM. BKM 9 (103 GT, Thailand), 2). KM. BTH 96110 TS (75 GT, Vietnam), 3). KM. BTH 98092 TS (24 GT, Vietnam), 4). KM. BTH 98782 TS (35 GT, Viet- nam), dan 5). KM. BTH 96783 TS (35 GT, Vietnam), dan 6). KM. GUI XEI YU 12661 (300 GT, RRT). Sebelumnya KM. BKM 9 ditangkap oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu Macan 005 pada tanggal 27 Februari 2015 di Perairan Laut Natuna, WPP-NRI 711, saat melakukan kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap terla- rang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/ SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia, serta membawa muatan 615 kg ikan campuran. Sedangkan KM. BTH 96110 TS, KM. BTH 98092 TS KM. BTH 98782 TS, dan KM. BTH 96783 TS ditangkap oleh KP Hiu Ma- can 001 pada tanggal 22 Januari 2015 di Perairan Laut Natuna, WPP-NRI 711, saat melakukan kegiatan pe- nangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/ SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dan total muatan 885 kg ikan campuran. Sementara KM. GUI XEI YU 12661 ditangkap oleh KP. Hiu 003 pada tanggal 20 Juni 2009 di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) Laut China Selatan, saat melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa do- kumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia. Untuk 11 (sebelas) kapal berben- dera Filipina yang ditenggelamkan di Bitung, Sulawesi Utara, yaitu 1). KM. GARUDA 05, 2). KM. GARUDA 06, 3). KM. Fortuna 05, 4). KM. Daeny, 5). KM. Arnavat 02, 6). KM. Arnavat, 7). KM. El-Shadai 02, 8). KM. D’regs 03, 9), KM. Valfranze, 10). KM. Tuna Jaya 3, dan 11). KM Keysia. Kesebelas kapal tersebut ditangkap oleh armada Kapal Pengawas KKP maupun Kapal Polisi Beo 5013 dengan pelenggaran melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia. Sementara itu 1 (satu) kapal yang ditenggelamkan di Belawan KM. PKFB 677 (60 GT, Malaysia), ditang- kap oleh KP. Hiu 009 pada tanggal 28 Januari 2015 di Perairan Teritorial Selat Malaka, WPP-NRI 571, saat melaku- kan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap terlarang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dengan total muatan 50 kg ikan campuran. Untuk 1 (satu) kapal yang ditenggelamkan di Idi, Aceh, yaitu KM. 026 (80 GT, TENGGELAMKAN 19 KAPAL IKAN ILEGAL DI HARI KEBANGKITAN NASIONAL BERITA DALAM GAMBAR Thailand) ditangkap oleh KP. Hiu 008 tanggal 25 Januari 2015 di ZEEI Selat Malaka, WPP-NRI 571, saat melaku- kan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap terlarang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dengan total muatan 3.968 kg ikan campuran. Penenggelaman dilakukan dengan menggunakan dinamit daya ledak rendah sehingga kondisi kapal tetap terjaga, dan dapat berfungsi menjadi rumpon di lokasi penenggelaman. Diharapkan kapal-kapal yang diteng- gelamkan menjadi habitat baru bagi ikan-ikan di perairan tersebut, dan berkontribusi terhadap kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, yang pada akhirnya meningkatkan ke- sejahteraan nelayan, tutur Asep. Ke- giatan penenggelaman dilaksanakan atas kerjasama KKP dengan TNI AL dan POLRI yang diwujudkan melalui berbagai dukungan, khususnya unsur- unsur Kapal Pengawas KKP, KRI TNI Angkatan Laut, Kapal Bakamla, dan Kapal Polisi dari POLRI. Penenggelaman kapal tersebut di- laksanakan sesuai dengan Pasal 69 ayat (4) UU No. 45/2009 tentang Perubahan Atas UU 31 Tahun 2004 tentang Peri- kanan, yaitu “Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup”. Selanjutnya upaya tindakan khu- sus berupa penenggelaman juga di- lakukan sesuai dengan Pasal 76A UU No. 45/2009, yaitu benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atau yang dihasilkan dari tindak pidana peri- kanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan Ketua Pengadilan Negeri. Selain itu, juga dilakukan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memi- liki kekuatan hukum tetap (inkracht) sebagaimana diatur dalam KUHAP (hms). 7 Keterangan gambar : 1,2 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Bitung, 20/5 3,4 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Belawan, 20/5 5,6 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Pontianak, 20/5 7,8 : Peneggelaman kapal illegal fishing di Idi, Aceh, 20/5 STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 3 5 4 2 3 6 7 5 8

Transcript of TENGGELAMKAN 19 KAPAL IKAN ILEGAL DI HARI …djpsdkp.kkp.go.id/arsip/file/199/edisi-5-2015-.pdf ·...

www.djpsdkp.kkp.go.idEdisi V - Tahun 2015

Tenggelamkan 19 Kapal Ilegal di Hari Kebangkinan Nasional Hal 1Jaga Kelestarian Bambu Laut, Ditjen. PSDKP Sosialisasikan Peraturan Perlindungan Bambu Laut Hal 2Perkuat Pengawasan Ditjen. PSDKP Tambah 4 Kapal Pengawas Hal 2

4 Warta PengaWasan sDKPEdisi V - Tahun 2015

Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum-ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected]

Ditjen. PSDKP Tingkatkan Kemampuan Menembak Bagi Awak Kapal Pengawas Hal 3 Penutupan Diklat Dasar Calon PNS Ditjen. PSDKP Hal 3Berita Dalam Gambar “Penenggelaman 19 Kapal Ikan Ilegal” Hal 4

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meneng-gelamkan 19 (sembilan be-las) kapal perikanan pelaku

Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2015. Sembilan belas kapal (4 Viet-nam, 2 Thailand, 11 Filipina, 1 Ma-laysia, 1 China,) yang diproses hukum oleh KKP ditenggelamkan di perairan Pontianak, Kalimantan Barat sebanyak 6 kapal; di perairan Bitung, Sulawesi Utara sebanyak 11 kapal; di perairan Belawan, Sumatera Utara sebanyak 1 kapal; dan di perairan Idi, Aceh seba-nyak 1 kapal. Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Asep Burhanudin, saat me-mimpin kegiatan penenggelaman kapal illegal fishing di perairan Bitung, 20/5. Sementara itu, berdasarkan koordi-nasi dengan TNI Angkatan Laut, pada hari yang sama, pihak TNI AL juga menenggelamkan 22 (dua puluh dua) kapal yang pelaksanaannya dipusatkan di Ranai, Kepulauan Riau, sehingga total 41 (empat puluh satu) kapal yang ditenggelamkan. Selanjutnya, Asep menambahkan 6 (enam) kapal ikan yang ditenggelam-kan di Pontianak, terdiri atas 1). KM. BKM 9 (103 GT, Thailand), 2). KM. BTH 96110 TS (75 GT, Vietnam), 3). KM. BTH 98092 TS (24 GT, Vietnam), 4). KM. BTH 98782 TS (35 GT, Viet-nam), dan 5). KM. BTH 96783 TS (35 GT, Vietnam), dan 6). KM. GUI XEI YU 12661 (300 GT, RRT). Sebelumnya KM. BKM 9 ditangkap oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu Macan 005 pada tanggal 27 Februari 2015 di Perairan Laut Natuna, WPP-NRI 711, saat melakukan kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap terla-rang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia, serta membawa muatan 615 kg ikan campuran. Sedangkan KM. BTH 96110 TS, KM. BTH 98092 TS KM. BTH 98782 TS, dan KM. BTH 96783 TS ditangkap oleh KP Hiu Ma-

can 001 pada tanggal 22 Januari 2015 di Perairan Laut Natuna, WPP-NRI 711, saat melakukan kegiatan pe-nangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dan total muatan 885 kg ikan campuran. Sementara KM. GUI XEI YU 12661 ditangkap oleh KP. Hiu 003 pada tanggal 20 Juni 2009 di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) Laut China Selatan, saat melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa do-kumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia. Untuk 11 (sebelas) kapal berben-dera Filipina yang ditenggelamkan di Bitung, Sulawesi Utara, yaitu 1). KM. GARUDA 05, 2). KM. GARUDA 06, 3). KM. Fortuna 05, 4). KM. Daeny, 5). KM. Arnavat 02, 6). KM. Arnavat, 7). KM. El-Shadai 02, 8). KM. D’regs 03, 9), KM. Valfranze, 10). KM. Tuna Jaya 3, dan 11). KM Keysia. Kesebelas kapal tersebut ditangkap oleh armada Kapal Pengawas KKP maupun Kapal Polisi Beo 5013 dengan pelenggaran melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia. Sementara itu 1 (satu) kapal yang ditenggelamkan di Belawan KM. PKFB 677 (60 GT, Malaysia), ditang-kap oleh KP. Hiu 009 pada tanggal 28 Januari 2015 di Perairan Teritorial Selat Malaka, WPP-NRI 571, saat melaku-kan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap terlarang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dengan total muatan 50 kg ikan campuran. Untuk 1 (satu) kapal yang ditenggelamkan di Idi, Aceh, yaitu KM. 026 (80 GT,

TENGGELAMKAN 19 KAPAL IKAN ILEGAL DI HARI KEBANGKITAN NASIONAL

BERITA DALAM GAMBAR

Thailand) ditangkap oleh KP. Hiu 008 tanggal 25 Januari 2015 di ZEEI Selat Malaka, WPP-NRI 571, saat melaku-kan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap terlarang trawl dan tanpa dokumen (SIUP/SIPI/SIKPI) yang sah dari Pemerintah Indonesia dengan total muatan 3.968 kg ikan campuran. Penenggelaman dilakukan dengan menggunakan dinamit daya ledak rendah sehingga kondisi kapal tetap terjaga, dan dapat berfungsi menjadi rumpon di lokasi penenggelaman. Diharapkan kapal-kapal yang diteng-gelamkan menjadi habitat baru bagi ikan-ikan di perairan tersebut, dan berkontribusi terhadap kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, yang pada akhirnya meningkatkan ke-sejahteraan nelayan, tutur Asep. Ke-giatan penenggelaman dilaksanakan atas kerjasama KKP dengan TNI AL dan POLRI yang diwujudkan melalui berbagai dukungan, khususnya unsur-unsur Kapal Pengawas KKP, KRI TNI Angkatan Laut, Kapal Bakamla, dan Kapal Polisi dari POLRI. Penenggelaman kapal tersebut di-laksanakan sesuai dengan Pasal 69 ayat (4) UU No. 45/2009 tentang Perubahan Atas UU 31 Tahun 2004 tentang Peri-kanan, yaitu “Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup”. Selanjutnya upaya tindakan khu-sus berupa penenggelaman juga di-lakukan sesuai dengan Pasal 76A UU No. 45/2009, yaitu benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atau yang dihasilkan dari tindak pidana peri-kanan dapat dirampas untuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan Ketua Pengadilan Negeri. Selain itu, juga dilakukan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memi-liki kekuatan hukum tetap (inkracht) sebagaimana diatur dalam KUHAP (hms).

7

Keterangan gambar :1,2 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Bitung, 20/53,4 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Belawan, 20/55,6 : Penenggelaman kapal illegal fishing di Pontianak, 20/57,8 : Peneggelaman kapal illegal fishing di Idi, Aceh, 20/5

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANANSTOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

1 3

5

4

2

3

6

75

8

2 Warta PengaWasan sDKPEdisi V- Tahun 2015 3Warta PengaWasan sDKP

Edisi V- Tahun 2015

DITJEN. PSDKP TINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMBAK BAGI AWAK KAPAL PENGAWAS

Awak Kapal Pengawas (AKP) Peri-kanan merupakan salah satu ujung tom-bak Ditjen. PSDKP dalam memerangi illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI), melalui kegiatan penga-wasan di laut. Dalam melaksanakan operasi pengawasan, AKP dituntut memiliki keberanian dan kapasitas yang mumpuni untuk mengamankan dan menegakkan kedaulatan negara di laut. Dengan tugasnya tersebut maka kompetensi serta jiwa patriotisme dan profesionalismenya perlu terus diting-katkan. Demikian dikatakan Direktur Jenderal PSDKP, saat memberikan pengarahan pada pembukaan Pelatihan menembak bagi Awak Kapal Penga-was di SPN Lido, (11/5). Pelatihan dilakukan untuk mening-katkan kemampuan AKP agar mampu menembak sasaran dengan tepat. Se-lain itu para AKP juga dituntut agar mampu mengatasi permasalahan tek-nis me-nembak di lapangan dengan cepat, tepat dan benar. Pelatihan menembak bagi para AKP

ini sangat penting, karena selain kalian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga dalam hal pelaksanaan tugas pe-kerjaan sehari-hari di atas kapal pen-gawas perikanan di laut, selalu berha-dapan dengan risiko yang lebih berat dibanding dengan pekerjaan di darat. Selain itu pekerjaan sebagai AKP dalam hal menjaga dan mengawasi sumber daya kelautan dan perikanan, akan berhadapan langsung dengan pelaku illegal fishing yang kadang-kala mereka melakukan perlawanan menggunakan senjata untuk melolos-kan diri. Untuk itu AKP perlu dibekali pengetahuan menggunakan senjata laras panjang maupun laras pendek un-

tuk menghindari bahaya dan ancaman bagi keselamatan jiwa maupun Kapal Pengawas dari hal-hal yang tidak di-inginkan. Program pelatihan menembak bagi AKP ini, akan menggunakan sen-jata laras panjang dan laras pendek disesuaikan kebutuhan pekerjaan di lapangan. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari sejak tanggal 11 sampai dengan 13 Mei 2015, diikuti peserta sebanyak 35 orang dari wilayah barat dan wilayah timur, terutama pe-mangku jabatan Serang, Juru Mudi, dan diutamakan bagi yang belum me-miliki kemampuan dan ijin menembak. (hms)

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANANSTOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bambu laut (Isis Spp.) merupakan salah satu jenis biota penyusun terum-bu karang kedua setelah karang batu. Di Indonesia, populasi bambu laut ban-yak ditemukan di perairan Indonesia bagian timur, seperti perairan Sulawe-si, Maluku, dan Papua. Selain berfung-si sebagai penyusun terumbu karang, Bambu laut diketahui mempunyai ban-yak manfaat, antara lain sebagai bahan baku farmasi karena mengandung se-nyawa antivirus, bahan campuran pem-buatan keramik porselen, dan sebagai bahan kerajinan tangan. Dalam peman-faatannya, bambu laut banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Asia. Saat ini, Cina merupakan salah satu negara se-bagai pasar ekspor terbesar dan memi-liki harga yang tinggi. Tingginya permintaan pasar atas komoditas Bambu Laut menyebabkan perburuan dan perdagangan yang tidak terkendali, dan berdampak buruk ter-hadap ekosistem perairan. Di beberapa tempat sudah berlebihan dan memba-hayakan ekosistem, karena pengambi-lan dilakukan dengan cara mencungkil untuk mengambil koloninya sehingga

merusak karang keras di bawahnya. Seiring dengan permasalahan terse-but, dalam rangka menjaga dan men-jamin keberadaan dan ketersediaan bambu laut yang telah mengalami penurunan populasi, Menteri Kelautan dan Perikanan telah menerbitkan Per-aturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 46 Tahun 2014 tentang Pene-tapan Status Perlindungan Terbatas Bambu Laut (Isis spp.), yang menetap-kan Bambu laut sebagai spesies yang dilindungi secara terbatas berdasarkan periode waktu tertentu, selama lima ta-hun terhitung sejak 27 Agustus 2014. Selama periode tersebut, segala bentuk kegiatan pe-ngambilan dan perdaga-ngan bambu laut tidak diperbolehkan kecuali untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Menindaklanjuti hal tersebut, Direk-torat Pengawasan Sumber Daya Kelau-tan, Ditjen. PSDKP, melakukan sosial-isasi jenis ikan yang dilindungi kepada Pengawas Perikanan dan Polsus PW-P3K di Satker PSDKP Kendari serta Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Tenggara pada tanggal 21

Mei 2015. Selain memberikan sosial-isasi kepada para Pengawas, Tim juga melakukan pendampingan pengawasan pemanfaatan bambu laut terhadap salah satu pelaku usaha di Kota Kend-ari, yaitu CV. Sinar Laut, perusahaan yang bergerak dalam bidang pengum-pul dan jual beli hasil laut berdasarkan surat izin usaha perikanan dari Waliko-ta Kendari Nomor 14/IZN/I/2006/003 tanggal 23 Januari 2006. Dalam pengawasan yang dilakukan, diketahui bahwa pemilik perusahaan menyatakan tidak mengetahui adanya peraturan yang melarang pengusahaan bambu laut. Aktivitas perusahaan me-laukan pembelian bambu laut dari nelayan/masyarakat sekitar seharga Rp. 2.500,00 per kilogram, kemudian dikirim ke Makassar untuk dilakukan pengolahan dan selanjutnya diekspor ke Cina. Pemilik perusahaan juga me-ngakui pernah beberapa kali mendapat kiriman bambu laut yang berasal dari daerah lain di wilayah Sulawesi Ten-gah. Dalam kesempatan tersebut, Tim Ditjen. PSDKP memberikan penjela-san mengenai Peraturan Menteri KP tentang Perlidungan Terbatas Bambu Laut dan meminta kepada perusahaan untuk segera menghentikan aktivitas pengusahaan Bambu Laut, dan pi-hak perusahaan menyatakan bersedia menghentikan segala aktifitas yang berkaitan dengan bambu laut, serta apabila dikemudian hari ditemukan ke-giatan jual beli bambu laut, maka akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. (sdk)

JAGA KELESTARIAN BAMBU LAUTDITJEN. PSDKP SOSIALISASIKAN PERATURAN PERLINDUNGAN BAMBU LAUT

Sekretaris Direktorat Jenderal PS-DKP, Abdur Rauf Sam, bertindak se-bagai Inspektur Upacara Penutupan Diklat Dasar CPNS Direktorat Jende-ral PSDKP yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan Polisi Perairan, Pondok Dayung, Jakarta, tanggal 7 Mei 2015. Diklat Dasar CPNS Ditjen. PSD-KP dikuti oleh 151 personil yaitu ter-diri dari 77 personil yang akan mem-perkuat Kapal Pengawas, 57 untuk memperkuat UPT PSDKP, dan 17 per-sonil akan memperkuat kantor pusat

Ditjen. PSDKP. Sekretaris Ditjen. PSDKP, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung di ke-luarga besar Ditjen. PSDKP, untuk bersama-sama meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal PSDKP dalam melaksanakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan guna mewujudkan kedaulatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk kesejahter-aan masyarakat. Dengan digelarnya

diklat dasar CPNS Ditjen. PSDKP, diharapkan CPNS bisa menjadi pega-wai yang berdedikasi tinggi dan dapat menjalankan tugas yang akan di beri-kan oleh negara dengan profesional. Sementara itu, bagi CPNS Ditjen. PSDKP yang akan ditempatkan se-bagai Awak Kapal Pengawas dilanjut-kan dengan pendidikan dan pelatihan calon Awak Kapal Pengawas yang di-laksanakan di Cibubur selama 3 bulan oleh Kodiklat Armabar, TNI Angkatan Laut. (hms)

PENUTUPAN DIKLAT DASAR CALON PNS DITJEN. PSDKP

Tahun 2015, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelau-tan dan Perikanan menambah armada 4 (empat) armada Kapal Pengawas Perikanan ukuran 32 meter dan 20 (dua puluh) unit Kapal Pengawas tipe speedboat, yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pe-rubahan (APBNP) Tahun 2015. Pem-bangunan armada kapal pengawas tersebut akan menambah jumlah arma-da pengawasan yang dimiliki Ditjen. PSDKP saat ini sebanyak 27 Kapal Pengawas berbagai tipe dan 58 tipe speedboat. Pembangunan armada pengawasan

tersebut ditandai dengan penandatan-ganan kontrak pembangunan Kapal Pengawas Perikanan antara Direktur Pemantauan SDKP dan Pengemba-ngan Infrastruktur Pengawasan dengan perusahaan pemenang tender, dan kon-sultan pengawas pekerjaan pada hari Selasa, 26 Mei 2015 di Gedung Mina Bahari III. Penandatanganan disaksi-kan oleh Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal PSDKP mengungkapkan pem-bangunan kapal pengawas merupakan salah satu upaya penguatan kapasitas pengawasan untuk mewujudkan visi

Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Direktur Jenderal PSDKP juga menekankan kepada perusahaan yang akan membangun kapal pengawas un-tuk melaksanakan pembangunan de-ngan tepat waktu, tepat spesifikasi tek-nis dan tertib administrasi. Tidak kalah pentingnya juga kepada konsultan pen-gawas pembangunan, dituntut menga-wal pembangunan dengan baik, cermat dan teliti. (hms)

PERKUAT PENGAWASAN DITJEN. PSDKP TAMBAH 4 KAPAL PENGAWAS