Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

6
TEMU USAHA PAMERAN PERLEBAHAN DAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA (API Indonesia) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlebahan dewasa ini merupakan komponen penting dalam pembangunan sektor pertanian dan kehutanan berkelanjutan. Peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman memberikan keuntungan ekologis, khususnya bagi kelestarian flora. Sementara produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya. Ditinjau dari kekayaan alamnya, Indonesia menyimpan potensi besar bagi pengembangan usaha perlebahan. Enam dari tujuh species lebah madu yang dikenal di dunia, merupakan jenis lokal yang secara alamiah terdapat di bumi Nusantara. Beberapa diantaranya bahkan sudah lama dieksploitasi masyarakat untuk diambil madu dan lilinnya. Selain itu, Indonesia memiliki jutaan hektar lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah (bee forage). Menyadari potensi tersebut, pemerintah sejak awal tahun 70-an telah menggalakkan usaha pembudidayaan lebah madu. Saat ini telah berkembang ratusan apiari, baik yang dikelola secara potensial dalam skala besar, maupun yang berskala kecil sebagai usaha sampingan. Namun demikian, secara kuantitas dan kualitas, perkembangan usaha perlebahan belum cukup menggembirakan dan potensi yang tersedia belum tergali sepenuhnya. Dalam rangka ikut mendorong usaha pemerintah untuk lebih memajukan perlebahan di Indonesia, Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang merupakan wadah masyarakat perlebahan, antara lain peternak, pengusaha madu, peneliti, dan pemerhati perlebahan menyelenggarakan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia. Keputusan dan kesepakatan-kesepakatan dari Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Munas API Indonesia ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional di bidang perlebahan. B. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia dengan tema "Dengan usaha perlebahan kita tingkatkan perekonomian rakyat pada Millenium III" dimaksudkan untuk mendorong percepatan kegiatan pengembangan perlebahan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi pemerintah dan keinginan masyarakat perlebahan dalam upaya mengembangkan dan memasyarakatkan kegiatan perlebahan dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat dan peningkatan gizi masyarakat serta meningkatnya produksi perlebahan. II. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan Temu usaha, Pameran perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia diselenggarakan oleh Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret 2000 di Gedung Manggala Wanabakti Departemen Kehutanan Jalan Gatot Subroto Senayan Jakarta. Pertemuan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdulrahman Wahid dan dihadiri para Menteri Kabinet Persatuan Nasional, diantaranya Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, para Duta Besar negara sahabat, serta peserta lain yang terdiri dari pejabat pemerintah yang terkait dalam pengembangan perlebahan, peternak lebah, pemerhati, peneliti, pengusaha perlebahan serta Lembaga Swadaya Masyarakat yang berjumlah ±500 orang. Pada saat pembukaan Musyawarah Nasional API Indonesia, Bapak Presiden RI berkenan menyaksikan Menteri Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan:

Transcript of Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

Page 1: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

TEMU USAHA PAMERAN PERLEBAHAN DAN MUSYAWARAH NASIONAL

ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA (API Indonesia)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perlebahan dewasa ini merupakan komponen penting dalam pembangunan sektor pertanian dan kehutanan berkelanjutan. Peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman memberikan keuntungan ekologis, khususnya bagi kelestarian flora. Sementara produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya.

Ditinjau dari kekayaan alamnya, Indonesia menyimpan potensi besar bagi pengembangan usaha perlebahan. Enam dari tujuh species lebah madu yang dikenal di dunia, merupakan jenis lokal yang secara alamiah terdapat di bumi Nusantara. Beberapa diantaranya bahkan sudah lama dieksploitasi masyarakat untuk diambil madu dan lilinnya. Selain itu, Indonesia memiliki jutaan hektar lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah (bee forage).

Menyadari potensi tersebut, pemerintah sejak awal tahun 70-an telah menggalakkan usaha pembudidayaan lebah madu. Saat ini telah berkembang ratusan apiari, baik yang dikelola secara potensial dalam skala besar, maupun yang berskala kecil sebagai usaha sampingan. Namun demikian, secara kuantitas dan kualitas, perkembangan usaha perlebahan belum cukup menggembirakan dan potensi yang tersedia belum tergali sepenuhnya.

Dalam rangka ikut mendorong usaha pemerintah untuk lebih memajukan perlebahan di Indonesia, Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang merupakan wadah masyarakat perlebahan, antara lain peternak, pengusaha madu, peneliti, dan pemerhati perlebahan menyelenggarakan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia. Keputusan dan kesepakatan-kesepakatan dari Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Munas API Indonesia ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional di bidang perlebahan.

B. Maksud dan Tujuan

Penyelenggaraan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia dengan tema "Dengan usaha perlebahan kita tingkatkan perekonomian rakyat pada Millenium III" dimaksudkan untuk mendorong percepatan kegiatan pengembangan perlebahan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi pemerintah dan keinginan masyarakat perlebahan dalam upaya mengembangkan dan memasyarakatkan kegiatan perlebahan dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat dan peningkatan gizi masyarakat serta meningkatnya produksi perlebahan.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Temu usaha, Pameran perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia diselenggarakan oleh Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret 2000 di Gedung Manggala Wanabakti Departemen Kehutanan Jalan Gatot Subroto Senayan Jakarta.

Pertemuan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdulrahman Wahid dan dihadiri para Menteri Kabinet Persatuan Nasional, diantaranya Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, para Duta Besar negara sahabat, serta peserta lain yang terdiri dari pejabat pemerintah yang terkait dalam pengembangan perlebahan, peternak lebah, pemerhati, peneliti, pengusaha perlebahan serta Lembaga Swadaya Masyarakat yang berjumlah ±500 orang.

Pada saat pembukaan Musyawarah Nasional API Indonesia, Bapak Presiden RI berkenan menyaksikan Menteri Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan:

Page 2: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

o Pemberian penghargaan "Wana Lestari", yaitu penghargaan kepada Departemen Kehutanan dan Perkebunan kepada kelompok/lembaga/perorangan yang berjasa pada lingkungan. Kegiatan ini telah mulai dilakukan 2-3 tahun. Pada tahun 1999/2000 terdapat 22 (dua puluh dua) pemenang dan yang secara simbolik diberikan wakil kepada : Dr. Ir. Satyawati Sutrisno Hadi (Puslitbang Dephutbun) dan Saban Martopraworo (Ketua Kelompok Tani Tribakti Kedungsalam Donomulyo Malang).

o Pemberian penghargaan kepada perorangan yang telah melakukan kegiatan untuk mengembangkan perlebahan yang dapat dikategorikan pembina, pemerhati, peneliti serta perintis. Penghargaan diberikan kepada: - Ir. Bambang Soekartiko (Perintis) - Letjen (Purn.) Mashudi (Pembina) - Prof. Hembing Wijayakusuma (Pemerhati) - Susanto (Peternak)

o Pada kesempatan yang berbahagia tersebut Bapak Presiden telah juga mengadakan dialog dengan peternak lebah, yaitu Sudjai (Ketua Koperasi Apiari Nusaindah Pasuruan) dan Nuhana (Ketua API Indonesia Cabang Kediri) yang telah menanyakan hal-hal:

1. H. Sudjai Martadihardja

Bapak Presiden Yang kami hormati; Nama saya Sudjai Martadihardja. Saya mewakili Koperasi Nusa Indah dari Bangil, Jawa Timur. Salah satu jenis usaha koperasi kami adalah pemeliharaan lebah Eropa (Apis mellifera) sebanyak + 1.000 koloni dengan anggota 30 orang. Permasalahan yang kami hadapi dalam mengembangkan usaha kami adalah adanya keterbatasan modal, sehingga volume usaha kami sulit ditingkatkan. Untuk mengatasi permasalahan tesebut, kami menghimbau kepada Bapak Presiden kiranya Pemerintah dapat menyelenggarakan bantuan modal usaha perlebahan berupa kredit berbunga ringan dengan prosedur yang sederhana sehingga dapat dimanfaatkan bagi para peternak lebah untuk pengembangan usahanya. Selain hal tersebut, menurut hemat kami permasalahah perlebahan mencakup sumber pakan, produksi pengolahan dan pemasaran. Menurut pengamatan kami koordinasi dan kerjasama antar instasni pemerintah sebagai pembina dalam memecahkan permasalahan tersebut masih lemah. Untuk itu kami mohonkan perhatian dari Pemerintah tentang hal ini. Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

2. Nuhana

Bapak Presiden Republik Indonesia Yang Terhormat; Nama saya Nuhana. Saya peternak lebah Eropa (Apis mellifera) dari Kediri, Jawa Timur. Dalam pengembangan perlebahan di tanah air kita tercinta ini, saya ingin menyampaikan usul kepada Bapak Presiden, bahwasanya Indonesia memiliki prospek bisnis perlebahan yang sangat cerah. Namun, untuk mengembangkan usaha perlebahan di Indonesia dalam skala besar sehingga dapat sejajar dengan negara lain yang maju perlebahannya seperti Republik Rakyat China, Mexico, dan Australia, beberapa upaya penting harus dilaksanakan dan memerlukan uluran tangan Pemerintah. Usulan kami adalah :

a. Pemerintah perlu mendorong kegiatan pengkayaan tanaman pakan lebah melalui gerakan penghijauan, reboisasi dan hutan tanaman industri. Kami berpendapat pada lahan-lahan hutan terutama di Jawa yang berbatasan dengan pedesaan perlu ditanami dengan jenis-jenis tanaman pakan lebah.

b. Pemerintah perlu memberikan kemudahan perijinan dalam kegiatan peng-gembalaan lebah terutama pada areal perkebunan, hutan tanaman industri.

c. Pemerintah perlu mengadakan penertiban terhadap peredaraan madu palsu.

d. Pemerintah perlu meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang manfaat perlebahan bagi masyarakat luas.

Terhadap pertanyaan tersebut Bapak Presiden menyambut baik dan memahami hambatan dimaksud dan meminta Menhutbun untuk menindaklanjuti misalnya tentang kredit dengan bunga rendah.

Page 3: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

D. Temu Usaha

Temu usaha perlebahan diawali dengan penyerahan bantuan sarana produksi perlebahan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan, berupa:

1. Peralatan pemrosesan madu yang terdiri dari 1 unit dehumidifier, 1 unit air conditioner, 1 unit hand refractometer dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) kepada API Indonesia.

2. Bibit tanaman pakan lebah (Randu, Acacia mangium, Acacia auriculiaformis) dan kotak lebah kepada para peternak lebah.

Acara ini dilanjutkan dengan minum madu bersama yang dipimpin oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan.

Acara inti temu usaha perlebahan membahas 6 makalah utama, yaitu :

Konsep kebijakan untuk mengembangkan usaha perlebahan di Indonesia Oleh : Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

Pembinaan perlebahan dalam kawasan hutan di Jawa Oleh : Perum Perhutani

Permasalahan dalam usaha perlebahan di Indonesia Oleh : Ir. Bambang Soekartiko

Prospek bisnis perlebahan di Indonesia Oleh : Unit Usaha Apiari Pramuka

Manfaat produk perlebahan dalam industri pharmasi, kosmetika, makanan dan minuman Oleh : dr. Zen Djaja

Pengaruh budidaya lebah madu terhadap lingkungan Oleh : Prof. Dr. Soelaksono S

Selain makalah tersebut di atas, terdapat beberapa makalah penunjang, yaitu :

Pengendalian mutu dan pemalsuan madu Oleh : Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi

Budidaya Apis mellifera dan permasalahannya di Sulawesi Selatan Oleh : Dr. Ir Mappatoba Sila

Sunggau, Tingku, dan Tikung tempat bersarang buatan untuk Apis dorsata Oleh : Dr. Ir. Soesilowati Hadisoesilo

Kebijakan Pengembangan Perlebahan di Indonesia Oleh : Prof. Siti Salmah

Royal Jelly, komposisi, khasiat dan teknik produksinya Oleh : Ir. Nur Mu'arif

Mutu madu untuk produk industri Oleh : Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Dagang Kecil, Depperindag

Harapan bagi API Indonesia Oleh : Sudjai M (Koperasi Apiari Madu Nusaindah)

E. Pameran Perlebahan

Pameran Perlebahan dilaksanakan di Lobby Gedung Manggala Wanabhakti Blok I yang diikuti oleh para pengusaha perlebahan, industri produk perlebahan, koperasi perlebahan, peternak lebah yang berjumlah 19 stand, yaitu:

0. Pusat Perlebahan Nasional Parungpanjang, Bogor 1. Unit Usaha Apiari Pramuka 2. PT. Harmoni Dinamika 3. PT. Air Mancur 4. Serangga Emas Apiaries, Yogyakarta 5. Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi, Pasuruan 6. KUD Batu, Malang 7. Koperasi Podo Seneng, Lampung 8. PT. Madu Nusantara, Jakarta 9. Yayasan Sambangdiri, Jakarta 10. API Indonesia 11. Pramuka Saka Wanabhakti Departemen Kehutanan dan Perkebunan 12. Bina Apiari, Jakarta 13. Apitherapy Prof. Hembing Wijayakusuma, Jakarta

Page 4: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

14. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kediri 15. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Malang 16. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Tasikmalaya 17. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Batang 18. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Pati

Selain pameran perlebahan, diselenggarakan pula lomba penyajian kue yang berbahan baku madu, diikuti oleh 11 peserta dengan pemenang sebagai berikut:

Juara I : Ny. Edi Suarno (Dharma Wanita Persatuan Badan Planologi Dephutbun) dengan nama kue Puding-Madu

Juara II : Ny. S. Purnama Gandi (Dharma Wanita Persatuan Itjen Dephutbun) dengan nama kue Puding Black Forest

Juara III : Ny. Iskandar (Dharma Wanita Persatuan Setjen Dephutbun) dengan nama kue Bolu Kukus Cokelat

Juara Harapan

: Ny. Pinardi Kurniawan (Dharma Wanita Persatuan Ditjen Pengusahaan Hutan Produksi Dephutbun) dengan nama kue Fruit Coklat Cake)

F. Musyawarah Nasional API Indonesia

Musyawarah Nasional API Indonesia dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2000 di Gedung Rimbawan I Manggala Wanabhakti yang dihadiri oleh 192 peserta, yang terdiri dari para peternak lebah, peneliti, pemerhati, pengusaha perlebahan dari berbagai daerah.

Munas API Indonesia diawali dengan laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Letjen (Purn.) Mashudi selaku Ketuan Umum API Indonesia periode 1996 -1999 dan dilanjutkan dengan pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta pembahasan program kerja pengurus periode 2000-2003.

Acara Munas yang terakhir adalah pemilihan Ketua Umum API Indonesia periode 2000-2003.

III. HASIL YANG DIPEROLEH . Temu Usaha

Hasil-hasil Temu Usaha dituangkan dalam rumusan dibawah ini.

Setelah memperhatikan arahan dan pemaparan materi Temu Usaha Perlebahan :

0. Arahan Presiden Republik Indonesia; 1. Arahan dari Menteri Kehutanan dan Perkebunan; 2. Laporan Ketua API Indonesia; 3. Pemaparan materi dari :

Direktur Jenderal RLPS tentang Konsep kebijakan untuk mengembangkan usaha Perlebahan di Indonesia;

Kepala Pusat Perlebahan Nasional tentang Pembinaan Perlebahan dalam Kawasan Hutan di Jawa;

Ir. Bambang Soekartiko tentang Permasalahan dalam Usaha Perlebahan di Jawa;

Pusat Apiari Pramuka tentang Prospek Bisnis Perlebahan di Indonesia; dr. Zen Djaja tentang Manfaat Produk Perlebahan dalam Bidang Industri; Prof. Dr. Soelaksono tentang Pengaruh Budidaya Lebah Terhadap

Lingkungan; Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi tentang Pengendalian Mutu dan

Pemalsuan Madu. 4. Diskusi yang berkembang pada acara Temu Usaha yang dihadiri oleh wakil

peternak, pengusaha, pemerhati, dan peneliti perlebahan, serta unsur-unsur Pemerintah maka hasil Temu Usaha dapat DIRUMUSKAN sebagai berikut:

. Budidaya lebah madu di Indonesia sudah dikenal dan diusahakan oleh masyarakat sejak lama, namun produksinya masih rendah baik kuantitas maupun kualitasnya. Dengan tersedianya potensi alam yang besar, perlebahan perlu dikembangkan lebih lanjut karena mempunyai prospek

Page 5: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

yang baik dalam meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan gizi masyarakat dan berpeluang memberikan devisa bagi negara.

a. Madu yang merupakan produk perlebahan bergizi tinggi banyak disalah-persepsikan sebagai obat, sehingga tingkat konsumsi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan secara terus menerus agar masyarakat di dalam negeri menkonsumsi madu makin luas.

b. Pada saat ini banyak ditemukan peredaran madu palsu baik yang berasal dari produk lokal maupun impor. Untuk melindungi konsumen dan peternak lebah, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan disarankan melakukan penertiban terhadap peredaran madu palsu.

c. Produk perlebahan yang dikenal masyarakat umum terbatas pada madu, padahal banyak produk lainnya yang berguna, seperti lilin, royal jelly, bee pollen, racun lebah dsb. Untuk itu perlu kebijakan pemerintah untuk mendorong dan merangsang pengembangan produk tersebut.

d. Posisi petani lebah khususnya yang berskala kecil, saat ini masih lemah terutama dalam hal pemasaran. Untuk itu disarankan agar para petani membangun suatu wadah kelembagaan yang solid sehingga akan mempunyai posisi tawar yang kuat (kelompok, koperasi). Di samping itu perlu dikembangkan kerjasama kemitraan antar peternak dengan para pengusaha yang bergerak di bidang industri yang menggunakan produk perlebahan.

e. Di Pulau Jawa terjadi ketimpangan antara populasi lebah dengan ketersediaan tanaman pakan, sehingga timbul persaingan yang kurang sehat. Karena itu perlu digalakkan kembali penanaman pakan lebah melalui kegiatan penghijauan, reboisasi, dan perkebunan. Selain itu perlu kemudahan bagi peternak lebah untuk menggembalakan ternaknya di areal Hutan Tanaman Industri dan perkebunan di luar Jawa.

f. Peternak lebah kecil saat ini banyak mengalami kesulitan permodalan yang perlu bantuan kredit dengan bunga lunak dan prosedur yang sederhana.

g. Pada saat ini peranan pemerintah dalam pengembangan perlebahan masih dominan. Untuk selanjutnya API Indonesia dan kelompok masyarakat perlebahan harus lebih mandiri dan banyak berperan dalam mendorong kegiatan perlebahan nasional.

h. Guna meningkatkan daya saing produk perlebahan, perlu diambil langkah-langka antara lain:

Peningkatan kemampuan SDM di bidang perlebahan melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.

Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi perlebahan melalui aktifitas penelitian dan pengembangan oleh Lembaga terkait.

Penyiapan sistem informasi perlebahan nasional. Pengembangan kerjasama regional dan internasional di bidang

perlebahan. Peningkatan peranan pemerintah daerah dalam memfasilitasi

pengembangan perlebahan di wilayahnya. Penertiban pungutan-pungutan liar.

i. Saat ini peternak lebah sering menemui kesulitan dalam menggembalakan lebahnya karena adanya persepsi masyarakat yang menganggap lebah madu dapat mengurangi produksi tanaman pertanian/hortikultura padahal budidaya lebah madu adalah usaha yang akrab dengan lingkungan. Untuk menghilangkan pandangan yang keliru itu, perlu upaya penyebarluasan informasi tentang manfaat lebah madu dalam peningkatan produksi buah-buahan dan biji-bijian melalui kegiatan penyerbukan.

A. Hasil-Hasil Musyawarah Nasional API Indonesia

Hasil-hasil Munas API Indonesia dituangkan dalam bentuk rumusan, sebagai berikut :

0. Peserta Musyawarah menerima Laporan Pertanggung Jawaban dari pengurus API Indonesia periode 1996-1999.

1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) API Indonesia perlu disempurnakan dengan mengacu pada usulan yang berkembang dalam pembahasan AD/ART. Penyelesaian penyempurnaan AD/ART akan dilaksanakan oleh TIM Perumus yang diketuai oleh Mark Sungkar, MBA dengan anggota : Drs. Moch. Chandra Widjaja, Drs. Kuntadi, MAgr, Ir. Agus Sulistianto,

Page 6: Temu Usaha_ Pameran Perlebahan & ah Nasional Asosiasi Perlebahan Indonesia (API Indonesia)

MSc, Wawan Darmawan, SE. Batas waktu penyempurnaan AD/ART 2 (dua) bulan sejak tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional. Hasil penyempurnaan AD/ART akan disampaikan kepada para anggota.

2. Perlu disusun program kerja API Indonesia periode 2000-2003, dengan mengacu pada butir-butir kegiatan yang telah dibahas dalam Musyawarah Nasional. Program kerja tersebut akan dilaksanakan oleh Tim Perumus yang diketuai oleh Ir. Bambang Soekartiko, dengan anggota : Drs. Moch. Chandra Widjaja, Drs. Kuntadi, MAgr, Ir. Agus Sulistianto, MSc, Wawan Darmawan, SE. Batas waktu penyelesaian penyusunan Program Kerja API Indonesia Periode 2000 - 2003 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional API Indonesia.

3. Dalam pemilihan pengurus API Indonesia untuk periode 2000-2003 ditempuh dengan pemilihan langsung untuk memilih Ketua Umum. Di dalam pemilihan terdapat 5 calon yaitu Ir. Abdul Fattah, DS, MBA (Direktur Utama Perum Perhutani), Wawan Darmawan, SE (Unit Usaha Apiari Pramuka), Mark Sungkar, MBA (Pemerhati Perlebahan), Herman Hartono (Pengusaha lebah madu), Ir Bambang Soekartiko (Pengusaha lebah madu).

Ketua Umum terpilih adalah Ir. Abdul Fattah, DS, MBA (Ex-Officio Direktur Utama Perum Perhutani). Pembentukan pengurus API Indonesia periode 2000 - 2003 akan segera dilaksanakan oleh Ketuan Umum bersama 3 orang formatur terpilih yaitu Wawan Darmawan, SE, Ir. Bambang Soekartiko dan Mark Sungkar, MBA dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah tanggal Musyawarah Nasional API Indonesia.

IV. PENUTUP

Dengan telah terselenggaranya Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia diharapkan kegiatan pengembangan perlebahan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan sehingga produksi perlebahan dan pemberdayaan ekonomi rakyat serta peningkatan gizi masyarakat secara nasional dapat tercapai.