tembakau.doc

17
Tembakau Barikly Robby Profil Komoditi Klasifikasi Ilmiah Tanaman Tembakau Klass : Dicotyledonaea Ordo : Personatae Famili : Solanaceae Sub Famili : Nicotianae Genus : Nicotianae Spesies :Nicotiana tabacum L Terdapat tiga varietas utama yaitu : 1. Nicotina Tobacum ( Tembakau Virginia) 2. Nicotina Macrophylla (Tembakau Maryland) 3. Nicotina Rustica (Tembakau Boeren) 4. Nicotina Chinensis Akar Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur. Batang

description

Memabahas secara mendalam mengenai komoditi perkebunan tembakau.

Transcript of tembakau.doc

Page 1: tembakau.doc

Tembakau

Barikly Robby

Profil Komoditi

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Tembakau

Klass : Dicotyledonaea

Ordo : Personatae

Famili : Solanaceae

Sub Famili : Nicotianae

Genus : Nicotianae

Spesies :Nicotiana tabacum L

Terdapat tiga varietas utama yaitu :

1. Nicotina Tobacum ( Tembakau Virginia)

2. Nicotina Macrophylla (Tembakau Maryland)

3. Nicotina Rustica (Tembakau Boeren)

4. Nicotina Chinensis

Akar

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat

bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar

serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu

akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan

subur.

Batang

Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke

ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang

tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun,

juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm (Matnawi, 1997).

Page 2: tembakau.doc

Daun

Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada

varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang

berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun

agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma

dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28-

32 hela Bakal buah tembakau terletak diatas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang

membesar, setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal buah ini

dihubungkan oleh sebatang tangkai putih dengan sebuah kepala putik diatasnya (Padmo

dan Djatmiko, 1991).

Buah

Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak

berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji. Tiap-

tiap tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah

pembuahan buah tembakau telah jadi masak (Padmo dan Djatmiko, 1991).

Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila

disemaikan sehingga biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dormansi. Kira-

kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah, untuk dapat memperoleh kecambah yang baik

sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan

suhu yang kering (Padmo dan Djatmiko, 1991)

Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di mana

bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan. Tembakau

digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa melalui Spanyol

(Basyir 2006). Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan

serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa tembakau menjadi semakin

populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat

cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi, 1997).

Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18, tembakau

telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari kebudayaan sebagian

Page 3: tembakau.doc

besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang Spanyol memperkenalkan

cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia dan Turki sehinga rokok mulai

menggantikan penggunaan tembakau pada pipa, tembakau kunyah dan hirup. Dengan cara

itulah, tembakau menyebar ke negara – negara lainnya (Basyir, 2006).

Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau di negara

berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil mengumpulkan 168 negara untuk

menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau. Konvensi ini

dirancang untuk mendorong penegakan hukum yang efektif di semua negara untuk

mengurangi efek berbahaya dari tembakau. Hal ini menyebabkan penghentian

pengembangan produk tembakau (Wikipedia, 2008). Tanaman tembakau di Indonesia

diperkirakan dibawa oleh bangsa Portugis atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut

Rhupius, tanaman tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah

yang belum pernah di jelajahi oleh bangsa Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997).

Page 4: tembakau.doc

Pohon Industri

Berikut adalah skema pohon industri yang dapat dilakukan dengan komoditi Tembakau

Gambar 1 Pohon Industri Komoditi Tembakau

Page 5: tembakau.doc
Page 6: tembakau.doc

Rendemen

Ukuran, bentuk dan letak daun Merupakan unsur mutu yang penting karena menentukan

rendemen yaitu banyaknya daun yang akan dibuat dari tipa-tiap helai daun. Selain itu merupakan

pertimbangan untuk komponen rokok cerutu. Daun berdasarkan letaknya mulai dari bawah ke atas

terdiri dari, daun koseran (1-5 helai), daun kaki (6-13 helai), daun tengah (14-22 helai), dan daun

pucuk (sekitar helai atau lebih). Bentuk daun koseran umumnya tipis dan bulat, daun kaki agak

tebal dan bulat, daun tengah tebal dan bulat panjang, sedangkan daun pucuk paling tebal dana agak

memanjang.

Berkurangnya rendemen akan mengakibatkan penurunan mutu. Rendemen krosok

umumnnya 12-16%, tembakau virginia 14,3-16,6%, tembakau yang diolah secara curing atau

pepean (sun drying) sekitar 8-12%. Tembakau rakyat rajangan, pepean menghasilkan rendemen

sekitar 6-7,5%.

Perhitungan rendemen dari tembakau didapatkan dari berat daun tembakau kering yang

dihasilkan dibandingkan dengan berat daun tembakau basah yang diproses yang dinyatakan dalam

persen.

Adapun beberapa potensi hasil beberapa varietas Tembakau unggul adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Varietas Tembakau Unggul dan Rendemennya

NO VARIETAS/ GALUR RENDEMEN ( % )

1 Krosok 12-16

2 Virginia 14,3-16,6

3 Curing 8-12

4 Rakyat Rajangan 6-7,5

Faktor Kritis

Beberapa pengamat mengemukakan tentang factor-faktor kritis dari komoditi tembakau. tembakau

sebagai komoditi memiliki beberapa faktor kritis yang dapat mempengaruhi produksinya. Beberapa faktor

kritis tersebut antara lain (Indrawanto dkk, 2010):

Iklim

            Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun

iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau

Page 7: tembakau.doc

dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan

mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam

tanah (Matnawi, 1997).

            Curah hujan menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan perkebunan tembakau

untuk daratan rendah dibawah 550m dpl dengan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan ,

pada musim penghujan tidak melampaui 250 mm/bulan, dan pada bulan kering rata-rata

80 mm/bulan. Untuk daratan tinggi diatas 550m dpl dengan curah hujan rata-rata 1500-

3000 mm/tahun , pada musim penghujan tidak melampaui 350 mm/bulan, dan pada bulan

kering rata-rata 130 mm/bulan.

            Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan

tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk

tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan

dengan jenisnya (Matnawi, 1997).

            Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-

32,30 C. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi

bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan

tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl (Matnawi, 1997).

Tanah

            Tanah yang dikehendaki oleh tanaman tembakau adalah tanah yang gembur, remah,

dan mudah mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk tanaman tembakau adalah yang

memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase. Hal ini

disebabkan karena tanaman tembakau yang sangat peka terhadap air yang menggenang.

Tanah yang optimal bagi tanaman tembakau adalah yang memiliki pH 5 – 6.

Tembakau Deli sangat cocok untuk jenis tanah aluvial dan andosol. Tanah regosol

sangat cocok untuk tembakau vorstenlanden dan besuki. Tembakau Virginia flu-cured

cocok untuk tanah podsolik. Sedangkan tembakau rakyat atau asli dapat tumbuh mulai dari

tanah ringan (berpasir) sampai dengan tanah berat (liat). Derajat keasaman tanah yang

baik untuk tanaman tembakau adalah 5-5,6; tembakau Virginia 5,5-6,0. Apabila didapat

nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran untuk menaikkan pH sedangkan

Page 8: tembakau.doc

bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan

pH. (Matnawi, 1997).

Proses Penanaman yang Disarankan

Tembakau tumbuh pada berbagai tipe tanah mulai dari tanah pasiran sampai

lempung berpasir (sandy loams), tanah lempungan (Loam), liat hitam (heavy black clay).

Tanah tembakau tersebut memiliki perbedaan yang luas pada produktivitas alaminya

terutama pada kesuburan tanah dan tingkat pengelolaan yang dibutuhkan. tanah

memainkan peranan dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk tembakau. Pada

kondisi terbuka, di tanah bertekstur ringan (pasiran) perakaran tembakau dapat

mencapai kedalaman 120 cm untuk mendapatkan air dan hara pada lapisan tanah

terdalam. Dalam pertumbuhan daun tembakau mencapai maksimum terdapat tiga kunci

utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan penyediaan hara tanaman, oksigen dan air.

(Haryono,1997)

Pengolahan tanah ditujukan untuk memberi kondisi yang menguntungkan bagi

pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang baik dan

mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk menunjang

pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh perakaran yang baik

pengolahan tanah harus mencapai kedalaman olah lebih dari 30 cm, disamping upaya lain

kearah terbentuknya struktur tanah yang remah (Maulidiana, 2008). Pengolahan tanah

yang baik (3x pencangkulan/pembajakan) dengan interval 1-2 minggu kemudian di

sekeliling tanah pertanaman dibuat got/saluran pembuangan air. Dilakukan pembentukan

bedengan membujur antara timur dan barat agar tanaman mendapatakan sinar matahari

yang cukup. Pupuk kandang diberikan dengan dosis 25-30 ton/ha (Anonim, 2011).

Secara keseluruhan urutan pengolahan tanah adalah sebagai berikut

(Haryono,1997):

Perbaikan terasering

Pencangkulan

Pemupukan dasar

1. Perbaikan Terasering

Page 9: tembakau.doc

Perbaikan terasering ini merupakan langkah awal pada pengolahan tanah.

Perbaikan ini dilakukan apabila pada lahan tersebut sudah didirikan terasering.

Biasanya setelah panen terasering rusak, bentuk kerusakan terasering yang umum

terjadi adalah longsornya susunan batu-batu penyangga. (Haryono,1997)

2. Pencangkulan

Pencangkulan dilakukan sekaligus pembersihan tanaman perusak/gulma.

Hal yang terpenting adalah pembalikan tanah dan penggemburan tanah. Setelah

tanah bersih dan gembur, selanjutnya dibuat guludan. Pengolahan lahan dapat

menggunakan cangkul atau bajak traktor/sapi, dengan bagian pinggir tidak dibajak

tetapi dicangkul sehingga tuntas dan semua permukaan tanah dapat terbuka. Tanah

dibiarkan mengering dan memperoleh aerasi yang cukup kurang lebih 1 – 2

minggu.Teknik pembuatan guludan ini dilakukan dengan mengikuti arah garis kontuur

tanah ini dilakukan apabila lahan yang akan digunakan merupakan lahan miring.

3. Pemupukan dasar

Buat lubang tanaman kedalaman kurang lebih 15-20 cm. Dengan lebar antara

25 cm3. Jarak antara lubang 50 cm x 80 cm.

Beri pupuk kandang pada setiap lubang kira-kira dua telapak tangan atau

kurang lebih 1,5 liter. Namun apabila tanah dilapangan eras dan memiliki

kelembaban rendah maka dapat ditambahkan pupuk urea. Kegunaan pupuk urea

ini yaitu untuk menggemburkan tanah, merangsang pertumbuhan akar. Setelah

diberi pupuk maka lubang ditutup kembali dengan tanah. (Haryono,1997)

Penanaman

Bibit Yang Memenuhi Syarat (Anonim, 2011)

Ukuran (tinggi) 10 -12,5 cm, jumlah daun 5 lembar

Tidak terlalu subur (sukulen), dan terlalu kurus,

Perakaran baik.

Sehat, bebas hama dan penyakit

Umur antara 40-45 hari.

Page 10: tembakau.doc

Gambar 2 : Bibit yang baik (Anonim, 2011)

Pada umumnya penanaman tembakau lahan tegal/ gunung dilakukan pada bulan

April atau bahkan ada yang dimulai akhir bulan Maret. Semakin tinggi lokasi lahan, waktu

mulai tanam makin awal. Dibandingkan dengan lahan sawah, penanaman tembakau pada

lahan tegal/gunung lebih cepat satu bulan, hal tersebut disebabkan karena pengaruh alam,

umur tanaman tembakau pada lahan tegal/gunung lebih lama dibandingkan dengan

tembakau pada lahan sawah. Dengan selisih waktu tanam tersebut, maka pada saat panen

antara tembakau yang ditanam pada lahan tegal/gunung dan pada lahan sawah bersamaan

waktunya. (Haryono,1997)

Buat lubang tanam pada lokasi yang telah diberi pupuk tadi. Lubangi engan

menggunakan ponjo sedalam 7 cm. Ponjo ini adalah alat pembuat lubang tanam berbentuk

tongkat dari kayu dengan berujung runcing. Tanam secara perlahan pada setiap lubang

tanam. (Haryono,1997)

Penanaman, untuk jenis tembakau musim kemarau (VO) ditanam antara Maret-Juni,

dan tembakau musim penghujan (NO) ditanaman antara Agustus-September. Jarak tanam

sangat tergantung pada keadaan tanah dan jenis tembakau yang ditanam, Untuk tembakau

NO jarak tanamnya 90 x 45 cm dan tembakau NO jarak tanamannya 90 -100 cm x 70 cm

(Anonim, 2011). Lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam dibuat dengan kedalaman

10-15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya agar bibit dapat berdiri dengan tegak.

Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi hari atau

sore hari (Maulidiana, 2008).

Page 11: tembakau.doc

Analisis Kelayakan Usaha

Amalisis kelayakan usaha tembakau, penulis menyuplik studi yang telah dilakukan di Desa Wiro,

Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten dengan tembakau varietas Grompol

Tabel 2 Biaya Usahatani Komoditas Tembakau Varietas Grompol

No Uraian Per Hektar Per Usahatani

Nilai (Rp) % Nilai %

1.

 

 

 

2.

3.

4.

5.

6.

Saprodi

1. Bibit

2. Pupuk

3. Pestisida

Tenaga kerja luar

Sewa lahan

Pajak

Bunga Modal Luar

Lain-lain

159208

939332,5

143345

21450

-

85414

-

-

11,5

70,9

9,8

1,55

-

6,17

-

-

45400

247250

26050

7500

-

26400

-

-

12,875

70,12

7,388

2,127

-

7,487

-

-

  Total biaya 1348749.5 100 352600 100

Tabel 3 Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Tembakau

No Uraian Per Hektar Per Usahatani

1 Produksi (Kg) 7649,5 1990

2 Penerimaan (Rp) 7497000 1910000

3 Total Biaya (Rp) 1348749,5 352600

4 Pendapatan (Rp 6148250,5 1557400

5 R/C Ratio 5,56 5,4

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa produksi rat-rata komoditas tembakau jenis Grompol

sebesar 7649,5 kg per hektar dan 1990 kg per usahatani. Di Desa Wiro standar harga

tembakau dari petani kurang lebih sebesar Rp 1.000,00/kg sehingga penerimaan yang

diperoleh sebesar Rp 7.497.000,00 per hektar dan Rp 1.910.000,00 per usahatani. Untuk

biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1.348.749,5 per hektar sedangkan untuk biaya

Page 12: tembakau.doc

yang dikeluarkan per usahatani adalah sebesar Rp 352.600,00 sehingga dapat diketahui

jumlah pendapatan petani sebesar Rp 6.148.250,5 per hektar dan Rp 1.557.400,00 per

usahatani. Untuk R/C ratio diperoleh nilai sebesar 5,56 per hektar ini berarti setiap 1

rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan 5,56 rupiah  sedangkan

untuk R/C usaha tani sebesar 5,54 yang berarti setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan

akan menghasilkan penerimaan 5,54 rupiah.

Page 13: tembakau.doc

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen Perindustrian Jakarta. 2009. Roadmap Industri

Pengolahan Tembakau. Jakarta

Christ Hanspari. Tembakau. http://blogs.unpad.ac.id/christ/tembakau. Diakses tanggal 16 Februari 2015.

Maulida, 2012. https://millamaulidia.wordpress.com/2012/05/08/laporan-pengolahan-tembakau. Diakses

tanggal 16 Februari 2015.

Anoimous, 1995. Pedoman Bercocok Tanam Tembakau.Departemen Pertanian. Jakarta .

Cahyono, 2002. Teknik Budi Daya Tembakau Dan Analisis Usaha Tani. Kanasius, Yogyakarta.

Padmo Soegijanto, Djatmiko Edhie,1991. Tembakau : kajian sosial-ekonomi. Aditya Media. Yogyakarta

Matnawi, Hudi, 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

------------, 2010. Tembakau. www.wikipedia.com. Diakses tanggal 16 Februari 2015.