Tembaga Kimia
-
Upload
dimas-pratamawansyah -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Tembaga Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tembaga atau copper adalah unsur yang banyak ditemukan secara alamiah di
lingkungan dan disebarkan melalui fenomena alam yang terjadi di bumi. Tembaga ini sangat
berguna bagi kehidupan manusia. Manusia biasanya memanfaatkan unsur ini dalam bidang
industri dan pertanian sehingga akhir-akhir ini produksi tembaga semakin meningkat
sehingga menyebabkan tembaga yang terdapat di lingkungan juga meningkat.
Hampir semua bentuk senyawa tembaga akan mengendap atau terikat pada sedimen
air atau partikel tanah. Tembaga tidak terurai di lingkungan dan karenanya dapat
terakumulasi pada tanaman dan hewan bila tembaga tersebut terdapat di tanah. Akan tetapi
senyawa tembaga yang larut dalam air menjadi ancaman terbesar pada kesehatan manusia
jika kadar tembaga ini terlalu banyak dalam tubuh manusia.
Walaupun kekhawatiran akan bahaya ancaman kesehatan pada manusia ada, tetapi
penyerapan tembaga oleh tubuh diperlukan karena tembaga, dalam jumlah kecil, termasuk
dalam unsur logam yang penting untuk kesehatan manusia. Tubuh manusia dapat mengatasi
tembaga dalam jumlah relatif besar. Namun tembaga dalam jumlah yang terlalu banyak dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang penting.
Tubuh manusia dewasa dapat mengandung tembaga sebanyak 1,4 sampai 2,1 mg/kg
berat tubuh. Dengan demikian untuk manusia sehat dengan berat sekitar 60 kg kira-kira akan
mengandung 0,1 gram tembaga. Tembaga dan beberapa unsur logam bersama dengan asam
amino, asam lemak, serta vitamin diperlukan untuk proses metabolisme normal.
Selain kelebihan jumlah tembaga, masalah yang juga serius adalah defisiensi tembaga
karena kurangnya jumlah konsumsi tembaga melalui air minum atau makanan. Defisiensi
tembaga juga bisa mengantar pada penyakit yang parah dan kematian.
Meskipun logam tembaga adalah komponen cukup penting yang diperlukan untuk
metabolisme manusia, namun jika keberadaan logam tembaga dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan keracunan. Jumlah logam tembaga yang akut dalam tubuh (lebih besar dari 30
mg/liter tembaga) dapat menyebabkan beberapa gejala peradangan pada usus, dan juga mual-
mual, kejang dan muntah-muntah.
Problem Statement
1.Dapatkah anda menjelaskan apakah tembaga dari aspek-aspek kimianya?
2.Bagaimana senyawa tersebut dapat berada di lingkungan maupun dalam tubuh
manusia?
3.Bagaimana pengaruhnya pada kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan bila
berlebihan adanya?
Pendapat negatif (kontra) tentang pengaruh tembaga pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan didasarkan pada informasi2 berikut:
Meskipun Cu merupakan komponen penting yang diperlukan untuk metabolisme
manusia, namun keberadaannya dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan.
Jumlah Cu yang akut dalam tubuh (lebih besar dari 30 mg/liter Cu) dapat menyebabkan
beberapa gejala peradangan pada usus, dan juga mual-mual, kejang dan muntah-muntah.
4. Jelaskan satuan-satuan lain (3buah) yang bisa digunakan untuk menyatakan kandungan
suatu zat dalam larutan?
Pendapat tentang logam Cu yang bersifat karsinogenik masih belum dapat dipastikan
kebenarannya.
5. Apakah yang dimaksud sifat karsinogenik dan apa pula yang dimaksud dengan “free
radicals”?
Cu dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya dalam jumlah kecil (micronutrient).
Tanah-tanah yang kaya akan kandungan logam Cu cenderung menyebabkan jumlah
tanaman yang dapat tumbuh di tanah tersebut menjadi terbatas.
6.” Chemicals nutrients” apa saja yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh
dengan subur?
7. Chemical nutrients mana sajakah yang biasanya masih perlu ditambahkan melalui
pemberian pupuk buatan?
8. Tahukah Sdr. bahwa pupuk-pupuk buatan (fertilizer) itu juga bisa merusak
lingkungan, beri contoh 3 pencemaran akibat pemupukan yang berlebihan
Informasi yang Diperlukan
Sifat-sifat tembaga
Proses pemurnian bijih tembaga
Daur tembaga dalam lingkungan
BAB II
ISI
1. Tembaga berdasarkan Aspek Kimia
Berdasarkan aspek-aspek kimia, tembaga memiliki ciri-ciri berikut:
nama: Tembaga
lambang: Cu
nomor atom: 29
konfigurasi elektron: [Ar] 3d10 4s1
berwarna coklat keabu-abuan
mempunyai struktur kristal FCC
sebagai penghantar listrik dan panas yang baik, mampu tempa, duktil dan
mudah dibentuk menjadi plat-plat atau kawat.
Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas tiga golongan;
-Bijih Sulfida
-Bijih Oksida
-Bijih murni (native)
A. Sifat-sifat Tembaga
1. Rapat massa am-lo.tLf : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 1070-1093°C (tergantung kadar kemurniannya).
2. Sifat-sifat :
- Tembaga murni adalah lunak, kuat dan malkabel
- Konduktivitas panas dan listriknya sangat tinggi
3. Dalam penggunaannya tembaga banyak digunakan untuk konduktor listrik, alat
solder, pipa spiral pendingin, kerajinan tangan, sebagai bahan dasar pembuatan
kuningan dan perunggu dll.
Kekuatan tarik :200 – 300 N/mm2
Proses pemurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.Proses Pyrometallurgy
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari pembakaran bahan
bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari kotoran-kotoran (tailing) dipanggang untuk
menghilangkan asam belerang dan selanjutnya bijih ini dilebur.
Pada peleburan tersebut bijih-bijih dipisahkan dari terak dan akan dihasilkan matte,
selanjutnya matte ini diproses pada converter sehingga unsur-unsur besi dan belerang dapat
dipisahkan dan akan menghasilkan tembaga blister. Tembaga blister masih mengandung
sejumlah unsur-unsur besi, belerang, seng, nikel, arsen dsb. Sehingga blister ini harus
diproses ulang (refining).
2.Proses Hydrometallurgy
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-bijih tembaga (leaching) ke
dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan ikutan lainnya
(kotoran).
a. untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida, digunakan asam sulfat (H2SO4),
seperti ditunjukkan pada reaksi dibawah ini:
CuCO3.Cu(OH)2 + 2 H2SO4 → 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
b. untuk meleaching bijih yang bersifat sulfida atau native digunakan ferri sulfat
(Fe2(SO4)3), seperti bijih cholcocite di bawah ini:
Cu2S + 2 Fe2 (SO4)3 → Cu SO4 + 4 FeSO4 + S
Untuk bijih kalkopirit dan bornite, reaksinya berjalan lambat dan tidak dapat larut selu-
ruhnya. Setelah hasil leaching dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat larut, kemu-
dian larutan ini diproses secara elektrolisa, sehingga didapatkan tembaga murni.
2. Keberadaan Tembaga dalam Tubuh Manusia dan Lingkungan
Tembaga dapat masuk ke lingkungan melalui berbagai macam jalur dan sumber.
Menurut sumbernya logam tembaga masuk ke lingkungan secara alamiah dan nonalamiah.
Menurut sumber alamiah, tembaga dapat bersumber dari peristiwa pengikisan dari batuan
mineral. Sumber lainnya adalah debu, partikulat tembaga yang ada didalam udara dibawa
turun oleh air hujan. Sedangkan menurut sumber nonalamiah, tembaga masuk ke lingkungan
melalui aktivitas manusia seperti: buangan industri, pertambangan tembaga, industri galangan
kapal, dan aktivitas pelabuhan lainnnya yang meningkatkan kelarutan tembaga dalam air.
Jalur masuknya tembaga ke lingkungan itu membentuk sebuah daur atau siklus yang
melibatkan tembaga sebagai input atau sumber hingga output dari siklus itu adalah tembaga
lagi. Daur tembaga adalah daur yang sederhana karena tembaga tidak melalui atmosfer
melainkan melalui bebatuan, bahan organik, tanah, tanaman, dan lain-lain. Kemudian
inputnya adalah hasil pelapukan batuan dan outputnya adalah fiksasi mineral dan pelindikan.
Didalam alam, tembaga berbentuk ion Cu2+. Ion tembaga terdapat dalam bebatuan.
Dari batuan ini, terjadi peristiwa erosi dan pelapukan yang menyebabkan tembaga terbawa
menuju sungai hingga laut yang selanjutnya tembaga tersebut membentuk sedimen.
Selanjutnya sedimen ini muncul ke permukaan oleh karena adanya pergerakan dasar bumi. Di
darat, tanaman mengambil tembaga yang terlarut pada air tanah yang terserap oleh akar
dalam bentuk kation Cu2+ melalui suatu proses aktif. Kandungan tembaga dalam tanaman ini
membantu tanaman dalam pembentukan klorofi atau zat hijau daun. Kemudian tanaman yang
mengandung tembaga di dalamnya di konsumsi oleh konsumer seperti hewan herbivora dan
manusia. Penyebaran lainnya dapat pula manusia mengonsumsi hewan herbivora atau hewan
karnivora yang sebelumnya memangsa hewan hebivora.
Makhluk hidup yang mati, mengeluarkan feses dan urin akan terurai menjadi Cu2+.
Selanjutnya oleh bakteri, tembaga tersebut diubah menjadi tembaga yang dapat diserap
tanaman. Dan hal inilah yang menyebabkan daur tembaga terus terulang. Dengan bantuan
bakteri pula makhluk hidup yang mati dapat terurai maka kandungan tembaga pada makhluk
hidup yang mati tersebut akan mengalami proses sedimentasi sehingga batuan baru dengan
kandungan tembaga terbentuk. Begitulah seterusnya daur tembaga kembali terulang dari
peristiwa erosi dan pengikisan batuan yang mengandung tembaga.
3. Pengaruh Tembaga dalam Kehidupan
Cu bila larut dalam tubuh dalam jumlah banyak akan menyebabkan gangguan pada
bagian organ vital karena unsur tersebut mudah larut. Namun, apabila terlalu sedikit dalam
tubuh, dapat menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh mudah berupa anemia, radang
sendi, dan mudah lelah. Fungi dari Cu adalah untuk membentuk hemoglobin, kolagen dan
jaringan saraf.
Beberapa fungsi tembaga bila kadar dalam tubuh normal :
1. Tembaga memainkan peran penting dalam pembentukan tubuh yang kuat, fleksibel
terhadap jaringan, kolagen dan elastin. Elastin membantu mempromosikan
kardiovaskuler.
2. Banyak reaksi enzim memerlukan tembaga. Tembaga membantu efisien dalam
pemanfaatan besi dan protein; dan membantu pencernaan dengan normal.
3. Itu terlibat dalam produksi kolagen – protein yang bertanggung jawab untuk struktural
pembentukan tulang, tulang muda, kulit, dan urat daging.
4. Tembaga merupakan komponen dari enzim dismutase tembaga-seng dan protein
ceruloplasmin c membantu mereka menghalangi pembentukan radikal bebas.
5. Tembaga merupakan antioksidan kuat dan bekerja sama dengan antioksidan enzim,
superoxide dismutase untuk melindungi bentuk makhluk membran sel hancur oleh
radikal bebas. Tembaga diperlukan untuk membuat adenosine triphosphate (ATP),
bahan bakar untuk menjalankan tubuh.
6. Tembaga anti-kobaran tindakan membantu dalam mengurangi gejala arthritis.
7. Jika tubuh tidak mendapatkan cukup tembaga, produksi hemoglobin, dikurangi.
8. Juga mempromosikan tembaga pemeliharaan kesehatan kulit baik dan memberikan
kontribusi untuk respirasi sehat dan kekuatan umum.
4. Satuan Kandungan Zat dalam Larutan
Satuan-satuan yang bisa digunakan untuk menyatakan kandungan suatu zat dalam
larutan antara lain: Molaritas (M), molalitas (m), fraksi mol.
Molaritas merupakan banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan.
Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang
terdapat didalam 1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m.
Fraksi mol adalah bilangan yang menyatakan rasio jumlah mol zat terlarut dan pelarut
dalam sebuah larutan. Secara umum jika terdapat larutan AB dimana A mol zat terlarut dan B
mol zat pelarut, fraksi mol A (XA)
Fraksi mol zat B adalah (XB)
Untuk jumlah kedua fraksi
5. Karsinogenik dan Free Radicals
Radikal bebas adalah jenis dari oksigen yang berlebih yang mempunyai tingkat
reaktif yang tinggi dan secara alami ada didalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di
dalam tubuh makhluk hidup.
Logam tembaga ini dapat menetralkan radikal bebas. Karena adanya mineral ini,
makhluk hidup dapat mencegah kerusakan yang terjadi pada jaringan tubuhnya. Inilah yang
menyebabkan logam tembaga adalah salah satu antioksidan yang baik.
Tembaga sangatlah bermanfaat bagi kesehatan kita, tapi dengan catatan bahwa
konsumsi atas tembaga ini harus sesuai dosis yang dianjurkan. Konsumsi tembaga berlebih
juga kurang baik bagi kesehatan. Akan lebih baik jika kita berdiskusi dengan dokter sebelum
memutuskan jumlah pasti tembaga yang akan kita konsumsi.
Karsinogenik adalah suatu zat yang dapat mendorong atau menyebabkan kanker. Hal
tersebut bisa terjadi karena ketidakstabilan genomik atau gangguan pada proses metabolisme
seluler yang terjadi pada tubuh. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan rusaknya sel-
sel didalam tubuh penderita tetapi tidak mengalami program kematian sel, dan tumbuh secara
tidak terkontrol dengan metabolisme yang menyimpang. Karsinogenik dapat disebabkan oleh
logam berat seperti tembaga ini. Tembaga dalam jumlah terlalu besar dan larut dalam air
akan mempercepat pertumbuhan kanker.
6. Chemical Nutrients untuk Tanaman
Unsur hara esensial untuk tanaman dibedakan antara elemen makro dan mikro.
Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedang mikronutrien dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif kecil. Elemen makro lebih dibutuhkan untuk komponen struktural, sedang
elemen mikro lebih mengarah untuk komponen fungsional. Sebagai contoh makronutrien N
dalam jaringan dapat mencapai 1000 kali lipat lebih besar daripada Zn. Makronutrien tersebut
: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, ( Na Si )
Sedangkan mikronutrien : Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl. Namun adakalanya keberadaan
mikronutrien hampir menyamai makronutrien dalam jaringan, misal Fe atau Mn di dalam
jaringan sangat tinggi hampir menyamai S atau Mg, bahkan pada kondisi tertentu dijumpai
konsentrasi yang tinggi terhadap elemen-elemen non essensial yang di antaranya bersifat
toksik (Al, Ni, Se, F).
Apabila jumlah kadar makronutrien dan mikronutrien seimbang, maka tumbuhan
dapat tumbuh dengan subur dan tumbuh baik sehingga nutrisi tanaman terpenuhi dan tidak
pula lupa penambahan air yang cukup untuk menunjang poses fotosintesis dan penyerapan air
ke seluruh tumbuhan.
Dibawah ini merupakan tabel makronutrien
No. Unsur Fungsi
1. Fosfor Tumbuhan membutuhkan fosfor pada semua tahap dalam
perkembangannya. Jika ketersediaan fosfor terbatas, fosfor
akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan muda pada
tumbuhan, seperti daun, akar, dan titik-titik tumbuh lain.
Tumbuhan yang kekurangan fosfor memiliki akar yang lemah
dan memiliki daun yang berukuran kecil, gelap, dan berwarna
abu-hijau. Daun tua yang berada di dasar tangkai berwarna
kuning terang.
2. Kalsium Kalsium penting dalam fungsi membran dan kekuatan dinding
sel. Kekurangan kalsium sebagian besar disebabkan oleh
salinitas tanah, suplai potasium atau amonium yang tinggi,
dan penyakit pada akar. Kalsium biasanya disimpan pada
daun tua.
3. Magnesium Magnesium merupakan pembangun klorofil. Defisiensi
magnesium dapat disebabkan oleh pemupukan potasium yang
sangat berlebih. Gejala kekurangan magnesium muncul pada
musim dingin atau ketika tanah sangat basah dimana akar
kurang aktif. Kekurangan magnesium menyebabkan daun tua
menguning.
4. Besi Besi dibutuhkan untuk produksi klorofil dan mengaktivasi
beberapa enzim, terutama enzim yang terlibat dalam
fotosintesis dan respirasi. Kekurangan besi dapat disebabkan
oleh drainase yang kurang atau tingginya konsentrasi ion-ion
metal dalam tanah.
5. Sulfur Sulfur merupakan nutrien non metalik yang dapat diserap
dalam bentuk SO2 oleh bagian tanaman di atas tanah (daun)
dan bentuk SO42- oleh akar tanaman. Sulfur di tanah dalam
bentuk organik dan anorganik, pada tanah organik merupakan
recervoir S, misal pada tanah peat kandungan terbesar adalah
S.
Dibawah ini merupakan tabel mikronutrien
No. Unsur Fungsi
1. Boron Kandungan total dalam tanah berkisar 20 – 200 ppm,
umumnya tidak tersedia bagi tanaman, dalam air panas dapat
tersedia berkisar 0,4-5 ppm. Dalam tanah berada dalam
berbagai mineral : tourmalin (3-4 % B). B larut dalam tanah
terutama berada dalam bentuk asam borak B(OH)3. pada
kondisi pH tanah, asam ini B(OH)3 tidak mengalami disosiasi,
berbeda dengan nutrien essensial yang lain
2. Klorida Klorida dalam tanah tidak diadsorbsi oleh mineral, bersifat
mobil dan mudah mengalami pencucian. Tanaman cepat
menyerap Cl-, percepatan penyerapannya tergantung pada
konsentrasi nutrien dalam tanah atau larutan tanah. Penyerapan
Cl- dapat melawan perbedaan konsentrasi.
3. Seng Keberadaan Zn di jaringan tanaman umumnya rendah kurang
dari 100 ppm bahan kering. Defisiensi Zn menunjukkan gejala
klorosis pada intervena daun, area ini nampak hijau muda,
kekuningan atau keputihan. Pada jagung, pita klorosis
terbentuk di kedua sisi tulang daun. Tanaman pada umumnya
akan mengalami kematian pada tunas pucuk, daun gugur
secara prematur, hasil tanaman akan menurun secara drastic
7. Chemical Nutrients dalam Pupuk Buatan
Dalam pertumbuhan tanaman, Tembaga (Cu) dibutuhkan dalam jumlah kecil
(micronutrient). Namun, macronutrient lebih sangat dibutuhkan tanaman dalam
pertumbuhannya. Macronutrient tersebut yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), serta Kalium (K).
Tentu dari ketiga macronutrient tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam pertumbuhan
tanaman. Nitrogen (N) sangat dibutuhkan karena berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
daun-daun. Fosfor (P) berfungsi untuk meningkatkan kekuatan akar. Sedangkan Kalium (K)
berfungsi untuk mengatur kesehatan tanaman tersebut secara menyeluruh. Jumlah tanaman
yang dapat tumbuh di tanah yang kaya akan kandungan logam Cu cenderung terbatas.
8. Pencemaran Akibat Pemupukan yang Berlebihan
Pupuk buatan ternyata juga dapat merusak lingkungan. Pencemaran akibat
pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakmerataan komposisi tanah yang
dapat merusak komposisi pada tanah. Kedua, pencemaran pada tumbuhan, dimana tumbuhan
dapat mengalami mutasi gen bila terdapat bahan kimia berbahaya. Ketiga, tumbuhan menjadi
tumbuh tidak subur dan bisa jadi mengalami etiolasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar IsiI.PENDAHULUAN
Latar BelakangProblem StatementInformasi yang Diperlukan
II.ISITembaga berdasarkan Aspek KimiaKeberadaan Tembaga dalam Tubuh Manusia dan LingkunganPengaruh Tembaga dalam KehidupanSatuan Kandungan Zat dalam LarutanKarsinogenik dan Free RadicalsChemical Nutrients untuk TanamanChemical Nutrients dalam Pupuk BuatanPencemaran Akibat Pemupukan yang Berlebihan
III.PENUTUPKesimpulan
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produk-
industri/bijih-tembaga/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
http://www.scribd.com/doc/75553054/TUGAS-KIMIA-LINGKUNGAN-1
http://etalaseilmu.wordpress.com/2011/11/14/radikal-bebas-dan-anti-oksidan/
http://isroi.com/2009/01/29/membuat-pupuk-organik-sendiri/ http://www.adgina.com/2012/07/konsumsi-tembaga-dalam-jumlah-tepat.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1804567-komponen-karsinogenik/
#ixzz27RLx5MPb
http://www.daalderop.web.id/company-news/554/a http://qi206.wordpress.com/2008/11/15/unsur-makro-dan-mikro-tumbuhan/
Judul : Tembaga dalam Kehidupan KitaNomor Pemicu : 1Anggota Kelompok : Agum Gumelar Soinandi 1 1206201914
Rizky Ramadhan 2 1206201920 Tiara Yuniawati 3 1206201933