TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V,...

41
i TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser Oleh: JEBELINO ADIPUTRA KASTANYA 712013002 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V,...

Page 1: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

i

TEMA TAHUNAN GPIB:

Pemahaman dan Kritik Warga GPIB Jemaat Eben Haezer

Tana Paser

Oleh:

JEBELINO ADIPUTRA KASTANYA

712013002

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

TEMA TAHUNAN GPIB:

Pemahaman dan Kritik Warga GPIB Jemaat Eben Haezer

Tana Paser

oleh:

JEBELINO ADIPUTRA KASTANYA

712013002

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Prof. John A. Titaley, Th.D Pdt. Dr. Jacob Daan Engel

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Ketua Program Studi Dekan

Pdt. Izak Y. M. Lattu, Ph.D Pdt. Dr. Retnowati, M.Si

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 3: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

iii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jebelino Adiputra Kastanya

NIM : 712013002 Email: [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi : Teologi

Judul tugas akhir : Tema Tahunan GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB

Jemaat Eben Haezer Tana Paser

Pembimbing : 1. Pdt. Prof. John A. Titaley, Th.D

2. Pdt. Dr. Jacob Daan Engel

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di

institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan,

rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan

pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah

diketahui dan disetujui oleh pembimbing.

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah

dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti ada

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini,

serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Kristen Satya

Wacana.

Salatiga, 23 Mei 2017

Jebelino Adiputra Kastanya

Page 4: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jebelino Adiputra Kastanya

NIM : 712013002 Email: [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi: Teologi

Judul tugas akhir : Tema Tahunan GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB

Jemaat Eben Haezer Tana Paser

Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada Perpustakaan Universitas –

Universitas Kristen Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan

pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir

elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):

a. Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

PerpustakaanUniversitas, dan/atau portal GARUDA

b. Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA**

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga, 23 Mei 2017

Jebelino Adiputra Kastanya

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Prof. John A. Titaley, Th.D PPdt. Dr. Jacob Daan Engel

* Hak yang tidak terbatashanya bagi satu pihak saja. Pengajar, peneliti, dan mahasiswa yang

menyerahkan hak non-ekslusif kepada Repositori Perpustakaan Universitas saat mengumpulkan hasil

karya mereka masih memiliki hak copyright atas karya tersebut.

** Hanya akan menampilkan halaman judul dan abstrak. Pilihan ini harus dilampiri dengan penjelasan/ alasan

tertulis dari pembimbing TA dan diketahui oleh pimpinan fakultas (dekan/kaprodi).

Page 5: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jebelino Adiputra Kastanya

NIM : 712013002

Program Studi : Teologi

Fakultas : Teologi

Jenis Karya : Tugas Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW hak bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas

karya ilmiah saya berjudul:

Tema Tahunan GPIB:

Pemahaman dan Kritik Warga GPIB Jemaat Eben Haezer

Tana Paser

beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 23 Mei 2017

Yang menyatakan,

Jebelino Adiputra Kastanya

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Prof. John A. Titaley Pdt. Dr. Jacob Daan Engel

Page 6: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

vi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur karena tugas akhir ini dapat diselesaikan, bukan

karena kemampuan, kepintaran, kehebatan dari penulis, tetapi semua karena kasih

dan pertolongan Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus yang selalu meliputi

kehidupan penulis hingga saat ini. Penulis percaya bahwa tanpa campur tangan

Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus yang dicurahkan kepada penulis, penulis

belum tentu dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis merasa

bahwa Tuhan telah mengaruniakan akal budi dan kesehatan pada fisik penulis,

sehingga proses pembuatan atau penulisan tugas akhir ini dapat berjalan dengan

baik dan juga dapat diselesaikan. Sungguh besar dan indah karya Tuhan dalam

kehidupan penulis hingga saat ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengucap

syukur atas keterlibatan Tuhan dalam hidup penulis, termasuk dalam proses

penulisan tugas akhir ini.

Karya Tuhan yang dinyatakan tidak hanya sampai di situ. Karya Tuhan itu

juga dinyatakan melalui pihak – pihak yang berada di sekeliling penulis, yang

selalu memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih kepada kampus tempat saya belajar

yaitu Universitas Kristen Satya Wacana dengan fasilitas yang dimiliki dan

pelayanan yang dilakukan termasuk pelayanan kemahasiswaan, yang

memungkingkan penulis dapat menimba ilmu, menambah wawasan dan

pengalaman selama penulis menuntut ilmu dalam Program Studi Teologi. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada Pdt. Prof. John A. Titaley, Th.D dan Pdt. Dr.

Jacob Daan Engel selaku pembimbing bagi penulis dalam proses penulisan Tugas

Akhir. Kedua pembimbing ini senantiasa membimbing, memberikan motivasi,

dukungan, nasihat, saran, maupun kritik kepada penulis agar dalam penulisan dan

penelitian dari Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis

berterimakasih kepada Pdt. Irene Ludji dan Pdt. Dr. Retnowati selaku wali studi

saya, yang telah memberikan dukungan dan memotivasi penulis selama berada di

Fakultas Teologi UKSW. Penulis juga berterimakasih kepada seluruh Dosen,

Pegawai, dan Staff Tata Usaha Fakultas Teologi UKSW yang telah membantu dan

mendorong penulis dalam proses menimba ilmu dan menambah wawasan yang

Page 7: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

vii

berguna untuk menjalankan tugas, tanggung jawab dan pelayanan kedepannya

yang ada dalam lingkup jemaat maupun masyarakat.

Ucapan terimakasih, penulis ucapkan kepada teman-teman mahasiswa,

khususnya kepada keluarga besar angkatan 2013 Fakultas Teologi UKSW

Salatiga yang selalu berusaha menunjukkan kekompakan dan kekeluargaan, saling

berbagi, saling membantu dan peduli satu sama lain, saling mendorong,

memberikan semangat satu terhadap yang lain dalam susah maupun senang.

Terimakasih kepada 15 Laskar Kristus (Ochi, Vischa, Etha, Abed, Rinda, Naya,

Thea, Andreas, Kristo, Samuel, Vio, Vana, Elly, Arien) yang saling support satu

sama lain dari awal PPL X dan XI hingga saat ini. Hal inilah yang dapat penulis

rasakan hingga saat ini. Terimakasih juga kepada warga GPIB Jemaat Margo

Mulyo Yogyakarta yang telah mendukung dan mendorong studi penulis di UKSW

Salatiga. Terimakasih juga kepada GPIB Jemaat ATK Ambarawa, tempat dimana

penulis melakukan Praktek Pendidikan Lapangan I – IV, beserta supervisor

lapangan (Pdt. Merziline Ch. Ressok dan Pdt. Sisca Maak-Latuputty) dan warga

jemaat yang telah membantu penulis untuk mendapatkan pengalaman dalam

pengenalan terhadap pelayanan dalam jemaat. Disinilah awal penulis terlibat

langsung dalam berbagai pelayanan yang ada dalam jemaat, meskipun secara

bertahap dari PPL I – IV. Terimakasih kepada Panti Asuhan Sion, tempat dimana

penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni

panti yang telah membantu dan mendukung penulis selama penulis menjalani PPL

V. Terimakasih juga kepada GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser, tempat

dimana penulis menjalani PPL X-XI, beserta supervisor lapangan (Pdt. Peggy M.

R. Rade-Ririmase) dan warga jemaat yang telah membantu, mendukung,

memotivasi, memberikan nasihat, dan berbagi pengalaman kepada penulis

sehingga penulis semakin banyak belajar bagaimana melakukan pelayanan dalam

kehidupan berjemaat. Terimakasih juga kepada Warga GPIB Jemaat Eben Haezer

Tana Paser yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis untuk

memperoleh data penelitian Tugas Akhir penulis.

Terima kasih kepada Papa Poly Kastanya dan Mama Meity Kastanya

(selaku orang tua serani/baptis penulis) yang selalu membantu, mendukung, dan

mendoakan penulis hingga saat ini. Terimakasih kepada bapak Agus yang juga

Page 8: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

viii

sudah banyak membantu penulis selama penulis menuntut ilmu di UKSW.

Terimakasih kepada semua saudara baik keluarga dari pihak ayah penulis maupun

dari pihak alm. ibu penulis yang selalu memberikan semangat, nasihat, motivasi,

dan bantuan-bantuan kepada penulis sehingga penulis semakin semangat untuk

menjalani studi penulis. Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman penulis

dan semua pihak yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam suka

maupun duka hingga saat ini.

Ucapan terimakasih yang spesial ini, penulis ucapkan kepada keluarga

yang paling penulis sayangi dan cintai, Papa ( Jan. P. Kastanja), Mama (Alm.

Joice Huwae), adik (Ingielly Melienia) yang telah banyak berkorban, yang selalu

menyayangi, mengasihi, mendukung, membantu, memberikan semangat,

memotivasi dan mendoakan penulis untuk selalu berjuang mencapai apa yang

penulis harapkan dan telah menjadi harapan keluarga juga. Terimakasih untuk

Papa yang selalu berusaha menjadi seorang ayah yang baik dan peduli terhadap

anak-anaknya. Terimakasih yang luar biasa saya ucapkan untuk Mama yang telah

bersama Tuhan Yesus, karena pengorbanannya yang sungguh luar biasa yang

tidak disangka-sangka oleh penulis sendiri. Apapun itu, rela dilakukan Mama,

selama Mama masih mampu melakukannya dengan berbagai usaha Mama, untuk

anak-anaknya dapat mencapai apa yang diharapkan anak-anaknya (penulis dan

adik penulis). Banyak hal yang selalu diajarkan Mama kepada penulis, yang selalu

penulis ingat sampai saat ini. Semua itu dilakukan Mama sampai dimana Mama

dimuliakan oleh Tuhan yang Mahakuasa. Terimakasih untuk Adik terkasih yang

selalu ada untuk penulis dan selalu menunjukkan rasa sayangnya kepada penulis

hingga saat ini. Terimakasih juga kepada Estrela Theodora Kumiang yang juga

sudah dianggap sebagai bagian dalam keluarga penulis oleh keluarga penulis

sendiri, yang telah mendukung, memberikan semangat, dan banyak membantu

penulis selama penulis berupaya mencapai apa yang diharapkan penulis sendiri.

Ungkapan terimakasih bukan hanya penulis tunjukan dengan sebuah

ucapan kata-kata tetapi penulis juga persembahkan Tugas Akhir ini kepada

semuanya, khususnya kepada keluarga yang penulis kasihi dan cintai, sebagai

ungkapan terimakasih yang mendalam atas dukungan dan bantuan kepada penulis.

Penulis

Page 9: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ...................................................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

........................................................................................................................................... .v

KATA PENGANTAR...............................................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix

MOTTO ................................................................................................................................ xi

Abstrak ............................................................................................................................... xii

I. Pendahuluan .................................................................................................................... 1

I. 1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

I. 2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4

I. 3. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 4

I. 4. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 4

I. 5. Metode Penelitian .................................................................................................... 5

I. 6. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 5

II. Landasan Teori ................................................................................................................ 6

II. 1. Gereja adalah Jemaat .............................................................................................. 6

II. 2. Pembinaan bagian dari Pendidikan terhadap Jemaat (Warga Gereja) ................... 8

II. 3. Pembinaan Warga Jemaat Untuk Memahami Tujuan dan Arah Gereja .............. 11

III. HASIL PENELITIAN ........................................................................................................ 13

III. 1. GPIB Jemaat ‘Eben Haezer’ Tana Paser ............................................................... 13

III. 2. Sejarah Singkat ..................................................................................................... 13

III. 3. Tema Tahunan GPIB Sebagai Bagian Kecil dari Tujuan dan Arah Gereja (GPIB).. 15

Page 10: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

x

III. 4. Pemahaman Jemaat terhadap Tema Tahunan GPIB ........................................... 18

III. 4. 1. Menata alam secara adil demi kelangsungan hidup sejahtera (tahun

2015/2016) ....................................................................................................... 18

III. 4. 2. Memberdayakan sumber daya insani demi mensejahterakan persekutuan,

pelayanan, dan kesaksian. (tahun 2016/2017)................................................. 19

III. 4. 3. Pendapat Jemaat tentang Tema Tahunan ...................................................... 20

IV. ANALISA ....................................................................................................................... 21

V. PENUTUP ....................................................................................................................... 24

V. 1. Kesimpulan............................................................................................................ 24

V. 2. Saran ..................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27

Page 11: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

xi

MOTTO

“Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah

kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah,

betapa besar hal-hal yang dilakukan-Nya di antara

kamu.”

( 1 Samuel 12: 24 )

Melakukan segala sesuatu yang berkenan dihadapan

Tuhan membawa sukacita di dalam hidup kita yang

melakukannya penuh sukacita, sekalipun itu penuh

rintangan dan pergumulan.

Berharap kepada Tuhan berarti melibatkan Tuhan

dalam hiudp kita.

Page 12: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

xii

Abstrak

Tulisan ini membahas tentang pemahaman dan kritik jemaat terhadap tema

tahunan GPIB selama ini. Tujuan penulisan ini untuk mendekripsikan dan

menganalisa pemahaman jemaat terhadap tema-tema tahunan, khususnya tema

tahun 2015/2016 dan 2016/2017. Diharapkan penulisan ini dapat membantu

jemaat memahami tema-tema tahunan GPIB, bukan hanya dengan pemahaman

masing-masing warga jemaat tetapi juga, jemaat secara utuh memiliki

pemahaman yang sama terhadap setiap tema tahunan GPIB yang muncul per

tahun/periode. Cara memberikan pemahaman bukan hanya sekedar memberikan

pengajar di bangku sekolah, melainkan pembinaan yang sekaligus upaya

mewujudnyatakan setiap tema-tema tahunan yang hadir dalam kehidupan

berjemaat. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan jemaat baik itu majelis

jemaat, pengurus dan pelayan Pelkat, maupun warga jemaat biasa. Hasil

penelitian adalah jemaat mengenal dan mengetahui (meskipun tidak hafal), serta

memahami tema tahunan GPIB, khususnya pada tema tahun 2015/2016 dan

2016/2017, meskipun dalam pemahaman yang dimiliki belum ada tujuan bersama

untuk mencapai tema-tema tahunan tersebur, agar menjawab persoalan yang ada

dalam lingkup GPIB baik tingkat sinodal maupun dalam tingkat jemaat lokal.

Keyword: Tema Tahunan, GPIB, Pembinaan Warga Jemaat

Page 13: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

1

I. Pendahuluan

I. 1. Latar Belakang

Dalam kehidupan berjemaat, jemaat memiliki kesadaran akan

kehadirannya untuk mewujudkan kebaikan Allah di tengah-tengah

pergumulannya dengan menjalankan tugas panggilannya baik dalam jemaat

maupun masyarakat, tentunya menempatkan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja

dan pusat pemberitaan dan pelayanan jemaat1. Dengan demikian, jemaat memiliki

arah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh suatu jemaat/gerejayang

dapat dirumuskan dalam sebuah visi (tujuan) dan misi (tugas yang harus

dilaksanakan untuk menjawab visi), sehingga jemaat mampu menjalankan tugas

panggilannya untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani baik dalam lingkup jemaat

maupun dalam masyarakat secara luas.

Pada kenyataanya, jemaat/ gereja menyadari bahwa untuk menggapai

semua yang diharapkan itu bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan dalam

sekejab mata saja. Gereja pun membutukan proses dalam upaya untuk menjawab

apa yang menjadi kebutuhan dan pergumulan mereka dalam kehidupan berjemaat

dan bermayarakat. Dalam upaya-upaya tersebut, gereja harus tetap menjalankan

tugas panggilannya di tengah-tengah dunia ini sebagai kelanjutan misi Kristus

untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani seluruh umat manusia.

Salah satu gereja dari sekian banyak gereja, khususnya di Indonesia yang

menempatkan Kristus sebagai Kepala Gereja adalah Gereja Protestan di Indonesia

bagian Barat (GPIB). Gereja aliran Calvinis ini memiliki harapan yang hendak

dicapainya di masa yang akan datang dan juga berusaha untuk menjawab

pergumulan jemaat baik dalam kehidupan berjemaat maupun dalam kehidupan

bermasyarakat, seperti yang dirumuskan dalam visi dan misi, yaitu:2 Visi “GPIB

menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaanNya”,

sedangkan misinya adalah (1) Menjadikan Gereja yang terus menerus

diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku

kehidupan warga gereja, baik dalam persekutuan, maupun dalam hidup

1 Majelis Sinode GPIB. Ketetapan Sidang Sinode GPIB XIX, Tata Gereja GPIB,Buku III

(Jakarta, 2010), 17. 2 Majelis Sinode GPIB, Ketetapan Sidang Sinode GPIB XIX, Pokok-Pokok Kebijakan

Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPP) GPIB,Buku II (Jakarta, 2010), 13.

Page 14: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

2

bermasyarakat. (2) Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan, yang

terwujud melalui inisiatif dan pertisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta

kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga

yang kuat dan sejahtera. (3) Menjadi Gereja yang membangun keutuhan ciptaan

yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan

dan semangat persatuan dan kesatuan warga Gereja sebagai warga masyarakat.

Guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi ini Gereja Protestan di

Indonesia bagian Barat melalui Pokok- Pokok Kebijakan Umum Panggilan dan

Pengutusan Gereja (disingkat: PKUPPG) – yang merupakan pokok-pokok

kebijakan umum GPIB dalam memenuhi panggilan dan pengutusannya di tengah-

tengah gereja, masyarakat dan dunia dalam suatu periode tertentu – GPIB Jangka

Panjang II atau tema jangka panjang II (2006-2026) dirumuskan, dan diuraikan

kembali dalam perumusan tema lima tahunan dantema tahunan.3 GPIB

mengupayakan hal-hal ini untuk diwujudkan sebagai bentuk usaha GPIB

mengarahkan jemaat GPIB menuju Jemaat (Gereja) Misioner. Fokus dari tulisan

ini adalah tema tahunan GPIB. Sebagai sampel, Tema tahunan tahun 2015/2016,

dan tahun 2016/2017, antara lain: Menata alam secara adil demi kelangsungan

hidup sejahtera (tahun 2015/2016); Memberdayakan Sumber Daya Insani demi

mensejahterakan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian (tahun 2016/2017).4

Penulis memilih tema tahunan untuk dibahas karena tema – tema tahunan

inilah yang sering dilihat dan diperhatikan oleh setiap warga jemaat dalam bentuk

spanduk, tertera dalam Warta Jemaat atau melalui penyampaian dalam khotbah

atau bahkan melalui pembinaan warga jemaat lainnya. Tema-tema tahunan ini

harus menjadi arahan bagi seluruh jemaat GPIB untuk membantu jemaat

menjawab setiap pergumulan yang dihadapi masing-masing jemaat GPIB. Oleh

karena itu, tema-tema tahunan ini mungkin harus menjadi bagian dari tugas

panggilan dari masing-masing jemaat GPIB. Ketika tema itu hendak menyatu

dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian jemaat, maka tema-tema tahunan itu

pun harus dipahami secara mendalam oleh masing-masing jemaat.

3 Ibid., 13-16.

4 Ibid., 29-31.

Page 15: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

3

Walaupun demikian, penulis hendak membahas lebih mendalam mengenai

pemahaman jemaat Eben Haezer Tana Paser terhadap tema tahunan GPIB,

sehingga penulis menganggap bahwa sangatlah tidak mungkin untuk dibahas satu

per satu jemaat GPIB dalam waktu yang singkat, karena cakupan GPIB di

Indonesia cukup luas dan ditambah dengan banyaknya Pos Pelayanan dan

Kesaksian (PosPelkes) GPIB. Luasnya cakupan jemaat GPIB membuat penulis

memilih salah satu daerah yang memiliki satu-satunya cabang jemaat GPIB.

Jemaat ini terletak di daerah Kalimantan Barat, yaitu GPIB Jemaat Eben Haezer

Tana Paser.

Penulis berpandangan bahwa tema-tema tahunan GPIB yang selalu

dilandaskan secara Alkitabiah itu setidaknya telah mempengaruhi pemahaman

warga jemaat Eben Haezer Tana Paser baik secara langsung maupun tidak

langsung pada setiap aktivitas atau kegiatan dalam lingkup jemaat. Permasalahan

yang muncul di sini adalah ketika tema tahunan itu tidak dimengerti dan dipahami

oleh warga jemaat Eben Haezer Tana Paser, maka keberadaan tema tahunan itu

sama seperti “pajangan” yang hanya dipasang sebagai hiasan dalam gedung

gereja.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa tema-tema tahunan GPIB itu tidak

menjawab pergumulan dari Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser karena

tidak relevan dengan konteks kehidupan berjemaat Warga GPIB Jemaat Eben

Haezer Tana Paser. Hal seperti ini dapat menjadi kritik bagi gereja oleh jemaatnya

sendiri. Kritik terhadap pembinaan warga jemaat yang dilakukan oleh gereja,

dalam hal ini adalah GPIB kepada jemaatnya di GPIB Jemaat Eben Haezer Tana

Paser. Oleh karena itu, Gereja diperlukan untuk dapat melatih, membina, dan

mengarahkan warga jemaatnya supaya dapat memahami dan mengkhayati ajaran

atau pembinaan yang telah dirancang oleh gereja dengan kegiatan-kegiatan yang

dapat membimbing, membina dan melayani jemaat itu sendiri.5

Hal semacam ini perlu oleh warga jemaat dalam kehidupan berjemaat,

khususnya di Pos Pelkes. Seperti apa yang dikemukakan oleh Yohanes Calvin

yang dikutip oleh Robert R. Boehlke bahwa Allah dapat menjadikan semua

5 A. A. Sitompul, Di Pintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja 1, Pendidikan dan

Kebudayaan(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979), 46.

Page 16: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

4

anggota gereja/ warga jemaat sempurna sekejap mata, tetapi Ia tidak menghendaki

umatnya mencapai kedewasaan tanpa melalui pendidikan/ pembinaan oleh

gereja.6 Kendatipun demikian, pembinaan yang dilakukan gereja baik secara

langsung (melalui khotbah, dll) maupun tidak langsung (melalui kegiatan-

kegiatan yang diadakan gereja yang disesuaikan dengan tema tahunannya) kepada

jemaat di Pos Pelkes, setidaknya, dapat menolong jemaat memahami tema

tahunan GPIB.

Melihat persoalan tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan

difokuskan pada tema tahunan GPIB: pemahaman dan kritik Warga GPIB Jemaat

Eben Haezer Tana Paser. Alasannya karena konteks kehidupan Warga GPIB

Jemaat Eben Haezer Tana Paser yang hadir dalam latar belakang kehidupan yang

beragam sehingga dibutuhkan suatu pemahaman terhadap tema-tema tahunan

yang kontekstual dan relevan bagi kehidupan berjemaat Warga GPIB Jemaat Eben

Haezer Tana Paser dan daerah Pos Pelkes lainnya.

I. 2. Rumusan Masalah

Pertanyaan yang diajukan dalam penulisan ini sebagai rumusan masalahnya

adalah:

Bagaimana pemahaman Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser

terhadap tema tahunan GPIB antara tahun 2015/2016 dan 2016/2017?

I. 3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan dan menganalisis pemahaman Warga GPIB Jemaat Eben

Haezer Tana Paser terhadap tema tahunan GPIB antara tahun 2015/2016

dan tahun 2016/2017.

I. 4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemahaman tentang tema tahunan GPIB yang

kontekstual dengan kehidupan berjemaat Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana

Paser. Penelitian ini pun membantu Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser

6 Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama

Kristen: Dari Plato sampai Ig. Loyola (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 402.

Page 17: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

5

dalam memahami tema-tema GPIB lainnya melalui pembinaan yang langsung

atau tidak langsung yang dilakukan oleh gereja kepada warga jemaatnya. Selain

itu, gereja (GPIB) dapat menjadikan kritik warga jemaatnya sebagai pembaharuan

dalam pembinaan yang dilakukan oleh gereja.

I. 5. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif7 yang semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat

yang membedakan sekelompok manusia, benda, atau peristiwa, dengan

melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema

klasifikasi.8 Saya menggunakan jenis penelitian ini untuk dapat mendeskripsikan

setiap pemahaman dan kritik Jemaat Eben Haezer Tana Paser terhadap tema

tahunan GPIB.

Teknik Pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan wawancara

mendalam. Nara sumber dalam penelitian ini adalah ketua majelis, penatua dan

diaken beserta pengurus pelkat dan warga jemaat Eben Haezer Tana Paser.

Tempat penelitian ini berada di Kalimantan Timur, khususnya di Warga GPIB

Jemaat Eben Haezer Tana Paser.

I. 6. Sistematika Penulisan

Pada bagian pertama dari penulisan ini berisi latar belakang yang

membahas mengenai tema-tema dan permasalahannya dalam kehidupan berjemaat

di GPIB Eben Haezer Tana Paser. Kemudian rumusan masalah, tujuannya,

manfaat penelitian, serta metode penelitian. Bagian kedua dari penulisan ini

membahas tentang teori-teori tentang pembinaan warga jemaat yang berkaitan

dengan pembinaan warga jemaat dalam upaya pemahaman terhadap tema-tema

bergereja sebagai tugas pokok panggilan gereja dan tema tahunan GPIB dari

tahun 2015/2016 sampai tahun 2016/2017. Bagian ketiga berisi hasil penelitian

yaitu mendeskripsikan pemahaman Warga GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser

terhadap tema tahunan GPIB antara tahun 2015/2016; atau tahun 2016/2017.

Bagian keempat akan membahas tentang analisa pemahaman Warga GPIB Jemaat

7 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 77.

8 Ibid., 27.

Page 18: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

6

Eben Haezer Tana Paser terhadap tema tahunan GPIB dari tahun 2015/2016

sampai tahun 2016/2017. Sedangkan bagian kelima berisi kesimpulan berupa

temuan-temuan hasil penelitian dan pembahasan serta saran berupa kontribusi dan

rekomendasi penelitian lanjutan.

II. Landasan Teori

II. 1. Gereja adalah Jemaat

Kata “Gereja” merupakan kata serapan dari kata Portugis yaitu “Igreja”,

tetapi kata tersebut mengalami perpindahan bahasa, sehingga kata Igreja

kehilangan huruf hidup „I‟ menjadi “Gereja”.Kata “Gereja” dan Igreja juga

berkaitan dengan kata ekklesia (Yunani).Hal ini terjadi karena adanya perubahan

huruf baik huruf vocal sampai huruf mati seturut daerah artikulasi, tanpa adanya

perubahan atau pergeseran arti kata tersebut. Kata ekklesia dapat diartikan sebagai

sidang, perkumpulan, atau perhimpunan.9

Dalam Perjanjian Baru, kata ekklesia dipakai oleh Paulus untuk

menyatakan bahwa orang-orang pilihan dalam Allah itu mengalami peristiwa

pemenuhan panggilan Allah yang bertolak dari pewartaan tentang Kristus. Dalam

Injil Matius, Gereja diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul dalam

suatu tempat dengan memandang diri mereka sebagai Israel sejati, yang

dipersatukan oleh Kristus. Dari kata ekklesia sampai menjadi kata gereja

digunakan untuk menandakan atau menamai suatu kelompok yang percaya

kepada Kristus. Oleh karena itu, dalam buku Mardiatmadja yang berjudul

Eklesiologi: Makna dan Sejarahnya, “Gereja disebut sebagai Paguyuban Umat

Beriman”.10

Hal ini mungkin dapat diperkuat melalui tulisan Gerrit Singgih dalam

bukunya yang menyatakan bahwa dalam pengakuan iman yang sering diucapkan

oleh warga jemaat dalam ibadah minggu menunjukkan bahwa Gereja adalah

persekutuan orang-orang kudus yang menerima kekudusan dari Allah melalui

kuasa-kuasa Roh Kudus. Maksudnya adalah pada kalimat „Gereja yang kudus dan

9 B. S. Mardiatmadja, Eklesiologi: Makna dan Sejarahnya (Yogyakarta: Kanisius, 1986),

51-53. 10

Ibid., 56-59.

Page 19: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

7

am‟ yang dikaitkan dengan kata “persekutuan”, sehingga gereja dapat dikatakan

sebagai persekutuan.11

Beberapa pengertian dari masing-masing ahli, maka disimpulkan

pengertian “gereja” sebagai perkumpulan atau persekutuan orang-orang yang

dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus sebagai wujud dari panggilan Allah bagi umatnya

untuk menjalankan tugas pemberitaan kabar sukacita dalam kehidupannya baik

pribadi maupun kelompok, gereja pun dapat disebut juga sebagai jemaat/ warga

jemaat.

Jemaat bukan hanya sekedar persekutuan biasa (seperti persekutuan doa

atau ibadah) tetapi jemaat adalah persekutuan yang konkrit, sama halnya dengan

persekutuan yang lain yaitu memiliki anggota, peraturan, susunan yang tertentu,

dan lain-lain. Meskipun persekutuan ini (jemaat) mirip dengan persekutuan

lainnya yang ada di dunia ini, tetapi tidak dapat disamakan dengan yang lain

karena persekutuan ini bukan dilandaskan pada apa yang telah ada dunia ini, tetapi

berlandaskan kepada Ia (Allah) yang telah menempatkan persekutuan ini di dalam

dunia ini.12

Dari sini pula, kita dapat melihat bahwa Paulus juga menggambarkan

jemaat sebagai tubuh kristus, dimana warga jemaat digambarkan sebagai anggota-

anggota satu tubuh, dan Kristus adalah kepala dari banyak anggota tubuh (1

Korintus 12:12). Hal ini menunjukkan bahwa persekutuan ini (jemaat) terikat atau

bahkan telah menjadi satu kesatuan di dalam satu tubuh yaitu tubuh Kristus.13

Sebagai persekutuan yang ditempatkan oleh Allah di dunia ini, jemaat

tidak hanya datang untuk berkumpul saja, tetapi jemaat dipanggil untuk bersaksi

sebagai bentuk pengakuan jemaat kepada Yesus Kristus dan bentuk pelayanan

yang dilakukan melalui perkataan. Selain itu, jemaat dalam upaya mendukung

kesaksiannya, diperlukan suatu tindakan yang konkret yaitu pelayanan yang

dilakukan melalui perbuatan. Kedua hal ini cukup terikat dalam kehidupan jemaat,

karena hal ini merupakan tugas panggilan jemaat (gereja) di dunia ini.14

11

Emanuel Gerrit Singgih, Bergereja, Berteologi, dan Bermasyarakat (Yogyakarta:

Taman Pustaka Kristen, 1997), 9-10. 12

J. L. Ch. Abineno, Jemaat: Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan, dan Pelayan-

Pelayannya (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1983), 17. 13

Ibid., 8-9. 14

Ibid., 22-31.

Page 20: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

8

Dengan menyadari keberadaannya di dunia serta tugas panggilannya,

jemaat semakin menghayati perannya dalam kehidupan berjemaat. Jemaat pun

memiliki semangat untuk menjalani tugas panggilannya yaitu bersekutu, bersaksi,

dan melayani. Tidak hanya itu saja, tetapi jemaat sadar bahwa Tuhan berperan

aktif dalam setiap peran dan tugas yang dijalani oleh jemaat itu sendiri.

Melalui tugas panggilannya, jemaat sebagai persekutuan yang konkrit itu

diutus oleh Allah di dunia ini. Pengutusan ini memiliki warna eskalogis, seperti

Yesus yang diutus oleh Bapa-Nya, Ia (Yesus) pula yang mengutus murid-murid-

Nya dan para pengikut-Nya ke dalam dunia (Yoh 17:18). Tampak bahwa jemaat

seperti meneruskan pengutusan Yesus Sang Utusan Utama. Kehadiran jemaat

(gereja) dapat juga dikatakan sebagai kelanjutan dari pekerjaan Kristus. Dalam hal

ini, muncul gambaran dasar tentang Gereja Misioner.15

Jemaat GPIB pun sedang

diarahkan dan digerakan menuju pengembangan Jemaat (Gereja) Misioner yang

digagas oleh Pendeta D. R. Maitimoe.

Berdasarkan pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Jemaat

Misioner merupakan upaya jemaat menjalankan tugas panggilannya untuk

melanjutkan pekerjaan Kristus sebagai pembawa kabar sukacita tentang Yesus

Kristus melalui persekutuan, pelayanan, dan kesaksian. Upaya ini bukan dalam

lingkup jemaat atau gereja saja, melainkan dalam lingkup masyarakat yang lebih

luas. Upaya untuk menjadi Jemaat Misioner ini pun dirancang dan diatur dalam

tujuan jemaat sehingga warga jemaat pun dapat mendukung upaya tersebut

melalui program kerja dan kegiatan pelayanan dalam gereja.

II. 2. Pembinaan bagian dari Pendidikan terhadap Jemaat (Warga Gereja)

Pemahaman tentang gereja yang adalah jemaat itu sendiri – seperti pada

bagian di atas – membuka pemahaman selanjutnya pada bagian ini yaitu

Pembinaan yang merupakan bagian dari dalam dunia pendidikan termasuk dalam

lingkup jemaat. Oleh karena itu, pada bagian ini dimulai dari pengertian dasar

pendidikan adalah suatu tindakan untuk membimbing keluar. Pengertian dasar

kata “pendidikan” ini dilihat oleh Daniel Nuhamara pada Thomas H. Groome

dengan dimensi-dimensi penekanannya antara lain: pertama, dimensi waktu masa

15

Mardiatmadja, Eklesiologi, 82-83.

Page 21: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

9

lampau maksudnya adalah sesuatu yang telah diperoleh pendidik dan peserta didik

melalui kegiatan membimbing keluar. Kedua, dimensi waktu masa kini adalah

kegiatan membimbing yang sedang berlangsung untuk menemukan sesuatu.

Ketiga, dimensi waktu masa masa yang akan datang adalah kegiatan membimbing

keluar yang diarahkan pada suatu tujuan.16

Groome, melalui dimensi penekanannya, juga memunculkan asumsi dasar

serta perhatian pada pendidikan: yang pertama, asumsi dan perhatian pada masa

lampau yaitu memelihara pengetahuan yang telah diperoleh dari pada masa

lampau, sehingga manusia pada masa kini masih mendapatkan pengetahuan

tersebut. Kedua, asumsi dan perhatian pada masa kini yaitu waktu yang tersedia

bagi manusia masa kini untuk memahami pengetahuan bagi diri sendiri melalui

suatu proses masa kini dan nantinya akan menjadi warisan bagi manusia masa

depan. Ketiga, Asumsi dan perhatian pada masa depan yaitu manusia masa kini

yang ingin mencapai masa depan yang berguna, maka manusia tersebut harus

mendidik ke arah proses mengetahui yang belum direalisasikan pada masa kini.17

Tiga dimensi, asumsi dan perhatian oleh Groome ini – baik secara sadar maupun

tida k sadar – dunia pendidikan berada di dalamnya, termasuk pendidikan (atau

pengajaran) Kristen yang dilakukan dipergunakan oleh lembaga-lembaga

pendidikan seperti sekolah dan juga masih dijalani gereja terhadap warga

jemaatnya melalui pembinaan warga jemaat.18

Dengan memperhatikan dimensi waktu tersebut – baik itu masa lampau,

masa kini, dan masa mendatang – pendidikan terus mengalami perkembangan.

Perkembangan itu pun diikuti dengan sasaran dan tujuan pendidikan yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks masyarakat sekitar, secara khusus

yang juga ditujukan kepada jemaat.

Oleh karena itu, pembinaan warga jemaat harus dipahami sebagai tugas

hakiki gereja yang dilakukan secara terus-menerus selama gereja masih ada.

Pembinaan yang dilakukan oleh gereja kepada warga jemaatnya harus berupaya

untuk memberikan pemahaman tentang manusia sebagai makhluk yang diberi

16

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 8-9. 17

Ibid., 10-13. 18

E.G. Homrighousen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2011), 19.

Page 22: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

10

kesempatan oleh Allah untuk bertumbuh sampai mencapai wujud yang

sepenuhnya di dalam Kristus. Hal ini adalah usaha gereja memperlengkapi

jemaatnya untuk menjadi jemaat dewasa yang menjalankan tugasnya untuk

melayani baik di dalam maupun di luar gereja.19

Dari hasil Laporan Konsultasi Nasional Evaluasi Pembinaan Warga Gereja

yang diadakan di Sukabumi pada tanggal 22-27 Maret 1980, gereja-gereja pun

dapat melihat kembali pembinaan warga jemaat yang dilakukan oleh gereja di

masa lampau itu pun masih terfokus pada persoalan atau permasalahan yang

terjadi atau muncul dalam intern gereja/jemaat setempat dan masih belum melihat

hubungan ekumenis dengan gereja-gereja di sekitarnya dan masalah-masalah yang

dihadapi oleh warga gereja di tengah-tengah masyarakat. Meskipun demikian,

dengan cara pembinaan semacam itu, ada nilai positifnya yaitu seluruh warga

jemaat terlibat aktif dalam tugas gereja, serta didasari atas satu kebutuhan jemaat

sendiri. Dalam pembinaan ini pun juga tampak nilai negatifnya yaitu masih

bersifat introvert, sasaran utama pada golongan jabatan dalam gereja, pembinaan

melalui wadah yang berada dalam stuktur gereja sehingga tidak memungkinkan

dari tingkat sinode turun ke jemaat, dan beberapa hal lain yang berkaitan

hubungan gereja yang ekumenis.20

Pembinaan Warga Jemaat sebagai alat untuk menolong jemaat untuk

memahami tujuan dan perannya dalam menjalankan tugas panggilannya,

meskipun pembinaan warga jemaat di masa lampau masih memiliki kekurangan

dan perlu diperbaiki pada masa kini, dan terus diperbarui pada masa mendatang.

Dengan memahami peranan Pembinaan Warga Jemaat dalam kehidupan

gereja, gereja/jemaat sedang berupaya untuk melakukan Pembinaan Warga Jemaat

di masa mendatang. Di tahun 1980, gereja memperkirakan beberapa kemungkinan

pembinaan warga jemaat di masa mendatang, antara lain:21

Pembinaan Warga

Jemaat termotivasi dari situasi dan kehidupan jemaat setempat dengan selalu

memperhatikan hubungannya dengan gereja lain dan masyarakat sekitar; gereja

pun membutuhkan tenaga-tenaga pembina yang terdidik, terampil, peka dan

19

Dewan Gereja-Gereja di Indonesia, Pembinaan Warga Gereja Memasuki Masa Depan:

Laporan Konsultasi Nasional Evaluasi Pembinaan Warga Gereja (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,1980),16. 20

Ibid., 17-18. 21

Ibid., 19.

Page 23: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

11

berdaya guna bagi wadah-wadah yang sudah ada dalam gereja baik dari tingkat

sinodal sampai ke jemaat; pembentukan wadah-wadah Pembinaan Warga Jemaat

pada masing-masing gereja harus disesuaikan dengan situasi dan struktur jemaat

setempat sehingga adanya saling memahami, menunjang, dan melengkapi agar

pembinaan dilakukan secara merata kepada seluruh warga jemaat; gereja harus

memiliki tujuan dan sasaran pembinaan dalam suatu sistematika pola kerja yang

jelas dengan menentukan beberapa prioritas untuk periode-periode tertentu yang

berporos pada pokok-pokok permasalahan baik dalam jangkauan nasional maupun

lokal.

Dengan menyadari bahwa pembinaan itu merupakan bagian dalam

pendidikan terhadap jemaat, jemaat pun memiliki upaya untuk terus diperbarui

dalam setiap pemahaman-pemahaman yang dapat mendukung perkembangan

jemaat tersebut. Pembinaan pun dapat dikatakan sebagai wadah untuk menunjang

setiap kegiatan pelayanan gereja. Sebagai penunjang, tentunya sasaran dan tujuan

pembinaan tersebut harus jelas dengan memperhatikan pergumulan dan kebutuhan

dalam jemaat.

II. 3. Pembinaan Warga Jemaat Untuk Memahami Tujuan dan Arah

Gereja

Dengan menyadari bahwa pembinaan warga jemaat merupakan bagian

dari pendidikan dalam gereja, maka warga jemaat pun membutuhkan pembinaan

untuk memahami arah dan tujuan gereja ke depannya. Seperti apa yang telah

diperkirakan gereja-gereja di tahun 1980 dalam pembinaan warga jemaat di masa

mendatang. Hal ini pun merupakan bagian dari tujuan gereja dalam pembangunan

jemaat yang mengarah pada praksis gereja dengan berbagai aktivitas individu

aktivitas yang saling mempengaruhi yaitu pertama, aktivitas berdialog di dalam

gereja yang selalu dihubungkan dengan konteks masyarakat; dan yang kedua,

gereja melakukan reorientasi diri pada tujuan dan tugas-tugas gereja secara

berkesinambungan dalam terang injil.22

22

Rijnardus A. van Kooij, Sri Agus Patnaningsih, dan Yam‟ah Tsalatsa A, Menguak

Fakta, Menata Karya Nyata: Sumbangan Teologi Praktis dalam Pencarian Model Pembangunan

Jemaat Kontekstual (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 5.

Page 24: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

12

Dalam perkembangannya, gereja harus ada pembaharuan dan terus

bergerak maju bersama perkembangan zaman. Pembaruan itu jangan sampai

membuat gereja (jemaat) hanyut dalam perkembangan zaman tersebut, melainkan

gereja harus tetap memiliki tujuan yang jelas, serta tetap menjalankan tugas

panggilannya di tengah-tengah masyarakat ini dalam tuntunan Roh Kudus melalui

Alkitab.

Selain itu, J. Hendriks, sebagaimana yang dikutip oleh Rijnandus A. van

Kooij, mengembangkan metode vitalisasi untuk membangun jemaat. Maksud dari

metode vitalisasi adalah proses pembentukan jemaat sebagai gereja organisme dan

berdaya di dalam dunia. Salah satu faktor yang menjadi fokus dari metode

vitalisasi adalah tujuan dan tugas gereja.23

Tujuan adalah suatu harapan, impian,

dan cita-cita yang hendak digapai oleh gereja; dan tugas adalah suatu pekerjaan

yang mampu dilakukan atau dijalani oleh satu maupun banyak orang. Kedua hal

ini saling berkaitan, sehingga ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu: tujuan

yang selalu mempertimbangkan masalah sosial dengan mengacu pada Injil dan

kemampuan pribadi maupun jemaat; Memiliki tujuan yang jelas, nyata, dapat

diwujudkan dan dihayati bersama oleh jemaat; tujuan yang dirumuskan bersama;

memiliki tugas yang jelas, menarik, menantang namun terjangkau, relevan,

berhubungan dengan masalah sosial dan tujuan gereja (jemaat).24

Oleh karena itu, kehadiran gereja yang dihayati sebagai organisme dan

organisasi sangat perlu untuk diperhatikan dalam upaya pembangunan jemaat.

Yang dimaksud gereja sebagai organisme dan organisasi adalah gereja yang terus

hidup, bertumbuh dan berbuah itu pun tidak terjadi dengan sendirinya tetapi

diupayakan dengan proses pertumbuhan yang terarah yang perlu dipikirkan dan

diorganisasi oleh manusia dan peran aktif dari Roh Kudus.25

Menyadari hal ini,

maka gereja (jemaat) berupaya untuk mengadakan pembinaan warga jemaat yang

bertujuan untuk pembentukan dan pemberdayaan jemaat yang utuh dan

berkualitas yang mengandaikan dialektika pertumbuhan dan pembangunan

jemaat.26

23

Ibid., 19. 24

Ibid., 21. 25

Ibid., 6. 26

F. Mardi Prasetyo, Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti 1 (Yogyakarta: Kanisius,

2001), 23.

Page 25: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

13

Hal-hal semacam inilah yang perlu dilakukan suatu pembinaan kepada

warga jemaat, sehingga warga jemaat pun dapat memahami apa yang menjadi

tujuan dan arah gerejanya. Bukan hanya sekedar memahami tujuan dan arah

gereja saja, tetapi nantinya warga jemaat pun dapat secara aktif terlibat langsung

dalam proses menggapai tujuan bersama tersebut dengan menjalankan tugas dan

program kerja gereja. Proses ini pun merupakan bagian dari pembangunan dan

pertumbuhan jemaat.

III. HASIL PENELITIAN

III. 1. GPIB Jemaat ‘Eben Haezer’ Tana Paser

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Ebenhaezer

Tana Paser terletak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Tepatnya di Jl.

Jendral Sudirman No.13 RT 04 / RW 03, letaknya berada di pinggir jalan utama

yang biasa disebut dengan nama “Jalur 2”. Keberadaan gereja di tengah kota

Tanah Grogot ini menunjukkan bahwa latar belakang jemaat Ebenhaezer cukup

beragam, seperti latar belakang suku dan pekerjaan. Warga Jemaat GPIB Jemaat

Ebenhaezer Tana Paser yang memiliki kurang lebih 175 Kepala Keluarga (KK),

didominasi oleh suku Batak dan Toraja, selain itu ada suku-suku lain seperti

Minahasa, Dayak, Timor, Ambon, Jawa, Chinese.27

III. 2. Sejarah Singkat28

Pada tahun 1960-an di Paser, umat Kristiani berkumpul dan melakukan

peribadahan yang bersifat oikumene (ada umat Katolik, Kristen Protestan,

maupun Pentakosta). Kegiatan tersebut berlangsung sampai masing-masing umat

memutuskan untuk mendirikan gereja mereka masing-masing. Di tahun 1971,

umat Protestan pun memutuskan untuk mendirikan dan membangun gedung

gereja, di tanah yang diberikan oleh pemerintah setempat atas bantuan dari bapak

Pattimahu yang merupakan salah satu umat protestan.

Ketika umat Protestan telah membangun gedung gereja, muncul persoalan

yang membuat umat protestan pada saat itu menjadi kebingungan karena letak

gedung gereja dan keberadaan umat Protestan pada saat itu berada dekat wilayah

27

Data Jemaat GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser 28

Data yang diperoleh dari Pdt Peggy R. M. Rade – Ririmase tanggal

Page 26: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

14

pelayanan dari Gereja Kristen Euvanggelis (GKE) dan wilayah pelayanan dari

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Kebingungan itu terjawab dengan

kehadiran salah satu majelis GPIB yang bernama Bapak Posuma (seorang

Penatua) yang diutus ke Tanah Grogot untuk membantu pelayanan bagi jemaat

mula-mula.

Tanah Grogot dijadikan salah satu Pos Pelayanan dari GPIB Balikpapan,

bahkan beberapa umat dipilih menjadi majelis untuk melayani jemaat di Tanah

Grogot. Selain Tanah Grogot, GPIB Balikpapan juga memiliki pos pelayanan di

Muara Kate, Pinang Jatus, Long Gelang, Blimbingan, dan Kenangan.

Pertumbuhan jemaat di Tanah Grogot terus meningkat dan menunjukkan bahwa

jemaat siap dilembagakan menjadi jemaat yang mandiri. Setelah Jemaat

dilembagakan pada tanggal 1 Maret 1981 oleh Pdt. A. J. Sahetapy Engel sebagai

Ketua Umum Majelis Sinode, GPIB Balikpapan menyerahkan tanggung jawab

pelayanan di pos-pos pelayanan seperti Muara Kate, Blimbingan, Pinang Jatus,

dan Long Gelang.

Rintangan dan tantangan beberapa tahun ke depan setelah pelembagaan

semakin mulai terasa ketika ruang pelayanan makin terbuka luas dengan

bertambahnya pos-pos pelayanan menjadi 18 pos, antara lain: Blimbingan, Pinang

Jatus, Long Gelang, Muara Kate, Krayan IIB, Samuntai, Tajur, Batu Kajang,

Sungai Terik, Babulu Darat, Kayungo IC, Kayungo ID, Payo Klato, Tunan,

Kuaro, Longgur, Sempulang, Suan Selutung. Rintangan dan tantangan ini sempat

dirasakan oleh beberapa pendeta seperti Pdt. J. E. Tomana, Pdt. P. A.

Metanfanuan, Penginjil Jeffry Toner, Pdt. Samuel Rannu Paressa.

Tahun 2001, pos-pos pelayanan tersebut mulai membaik dari segi

pelayanannya karena adanya penempatan pendeta-pendeta jemaat di pos-pos

pelayanan tersebut. Mulai pada saat itu, perkembangan pelayanan di Pos Pelkes

terus membaik sehingga beberapa pos dapat menjadi jemaat yang mandiri.

Beberapa Pos Pelkes yang dilembagakan antara lain : Pos Pelkes/ Bagian Jemaat

Siloam Krayan yang menjadi GPIB Jemaat Siloam Krayan pada tanggal 18

November 2007; Bagian Jemaat Effatha Batu Kajang menjadi GPIB Jemaat

Effatha Batu Kajang pada tanggal 8 November 2009; dan Bagian Jemaat Sion

Samuntai menjadi GPIB Jemaat Sion Samuntai pada tanggal 2 Oktober 2011.

Page 27: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

15

Pada saat ini GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser ini hanya memiliki 2

Pos Pelkes yaitu Payo Klato dan Janju. Pos Pelkes yang lainnya telah diserahkan

kepada masing-masing Bajem yang telah dilembagakan menjadi jemaat mandiri

dan menjadi tanggung jawab dari masing-masing jemaat yang telah dilembagakan

tersebut.

Berikut nama-nama pendeta yang pernah melayani dan menjadi Ketua

Majelis Jemaat di GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser:

Nama KMJ Periode

Pdt. J. E. Tomana 1980 – 1984

Pdt. P. A. Metanfanuan 1984 – 1991

Penginjil Jeffrey Joner 1991 – 1992

Pdt. Samuel Rannu Paressa 1994 – 1999

Pdt. Robert William Marthin 1999 – 2005

Pdt. Stephen G. R. F. Sihombing 2005 – 2006

Pdt. Drs, J. B. Pabendan 2006 – 2008

Pdt. Deva Mara Handoro 2008 – 2010

Pdt. Aldo Alva Tumilaar 2010 – 2015

Pdt. Peggy R. M. Rade-Ririmase 2015 – sampai sekarang

III. 3. Tema Tahunan GPIB Sebagai Bagian Kecil dari Tujuan dan Arah

Gereja (GPIB)

Tema Tahunan GPIB merupakan rumusan dari program-program yang

momental secara periodik dan lebih aktual, serta dilandaskan secara Alkitabiah.

Hal ini merupakan bentuk implementasi yang lebih rinci dari PKUPPG. Tema

Tahunan dapat dikatakan juga sebagai dasar kerja yang digunakan jajaran GPIB

Page 28: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

16

untuk dapat bekerja dalam tema yang sama dengan membentuk kegiatan yang

mengadaptasi keadaan masing-masing daerah atau jemaat. Dalam proses

perancangan PKUPPG, termasuk dengan tema-tema yang terumuskan didalamnya

harus mampu menjabarkan nilai-nilai misi GPIB dengan pengertian yang seluas-

luasnya tanpa mengabaikan paradigma sosial budaya dan lingkungan komunitas

jemaat.29

Tema-tema tahunan yang diaktulisasikan dalam program kerja, harus

didasarkan pada tiga tugas gereja (Tri Dharma Gereja) – yaitu Koinonia

(Persekutuan), Diakonia (Pelayanan), Marturia (Kesaksian) – sebagai panggilan

dan pengutusan gereja yang menganut sistem Presbiterial Sinodal. Tri Dharma

Gereja juga menjadi dasar Pembinaan Warga Gereja yang memiliki tujuan untuk

membina warga jemaat yang berkualitas secara spiritual dan intelektual agar

mampu menjawab tantangan pembangunan di Indonesia, yang sedang ditampilkan

pada tema-tema tahunan.30

Seperti Tema Tahunan 2014/2015 yaitu Membangun kemitraan antar umat

demi keselamatan bangsa; Tema Tahunan 2015/2016 yaitu Menata alam secara

adil demi kelangsungan hidup sejahtera; dan Tema Tahun 2016/2017 yaitu

Memberdayakan sumber daya insani demi mensejahterakan persekutuan,

pelayanan, dan kesaksian.31

Tema-tema tahunan ini juga memiliki hubungan yang erat dangan Tri

Dharma Gereja, sehingga dirumuskan perangkat Tri Dharma Gereja GPIB sebagai

berikut. Persekutuan: Membangun keterbukaan persekutuan umat terhadap umat

non Kristen dan kemitraan dengan alam lingkungan dalam rangka mewujud-

nyatakan kesadaran tentang keutuhan ciptaan Tuhan (terhubung pada tema

tahunan 2014/2015 dan 2015/2016). Pelayanan: Membina motivasi, kesadaran,

kepedulian dan keterlibatan seluruh warga jemaat, terutama pada potensi dan

kapasitas jemaat lokal (terhubung pada tema tahunan 2015/2016 dan 2016/2017).

Kesaksian:

29

Ketetapan Sidang Sinode GPIB XX, Pokok-Pokok Kebijakan Umum Panggilan dan

Pengutusan Gereja (PKUPPG, . . . 22. 30

Ibid., 23. 31

Ibid., 29-30.

Page 29: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

17

Gereja memelihara keseimbangan antara Persekutuan yang

Institusional, Pelayanan yang Etikal, dan Kesaksian yang

ritual, sebagai persekutuan umat Allah yang senantiasa

mengalami transformasi, sehingga mampu menghadirkan

sejahtera Allah sebagai wujud Kerajaan Allah yang membawa

damai sejahtera bagi masyarakat dunia dan seluruh ciptaan 32

(terhubung pada tema tahunan 2015/2016 dan 2016/2017).

Sedangkan tema tahunan 2016/2017 yang berada di bawah Tema

PKUPPG Jangka Pendek III (2016-2021) yaitu Mengembangkan sumber daya

gereja untuk meningkatkan Pelayanan dan Kesaksian yang mendatangkan damai

sejahtera di tengah dan bersama masyarakat.

Ada 4 kata kunci beserta maknanya dalam rumusan

tema tersebut. Sumber daya gereja: meliputi anggota

persekutuan jemaat dengan talenta dan tantangan hidup

mereka masing-masing, serta seluruh kapasitas gereja untuk

melaksanakan tugas panggilan dan pengutusannya di tengah

masyarakat. Pelayanan dan kesaksian: mencakup 3 dimensi

hakikat gereja yang memelihara persekutuan antar manusia

dan dengan alam, yang memberitakan injil Kerajaan Allah

melalui karya pelayanan yang konkrit bagi sesama dan bagi

alam semesta. Shalom/ Damai-sejahtera: suatu situasi di mana

tanda-tanda pemerintah Allah nyata dalam kehidupan

manusia, yaitu keadaan batin yang damai sebagai buah dari

iman yang teguh dan spiritualitas yang hidup, serta keadaan

sosial masyarakat sehari-hari yang adil, damai sejahtera.

Masyarakat: GPIB hidup dan melayani di tengah masyarakat

Indonesia yang majemuk dan masih berjuang mengatasi

berbagai masalah ketidakadilan, diskriminasi, kekerasan dan

pemiskinan…33

32

Ibid., 50-52. 33

Ibid., 30-31.

Page 30: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

18

Ini merupakan pemahaman yang dirumuskan gereja (GPIB) melalui tema-tema,

khususnya tema tahunan yang terkait juga dengan Tri Dharma Gereja GPIB.

III. 4. Pemahaman Jemaat terhadap Tema Tahunan GPIB

Beberapa jemaat yang diwawancarai memiliki pemahaman mereka

masing-masing terhadap setiap tema tahunan yang muncul pada awal periode

tahunan GPIB. Beberapa tema tahunan yang sebelumnya, telah menjadi bagian

dari dalam kehidupan warga jemaat, sehingga warga jemaat dapat memahami

bagaimana tema itu hadir dalam kehidupan berjemaat. Oleh karena itu, hanya ada

2 tema yang digunakan serta, pemahaman dari beberapa warga jemaat yang telah

diwawancarai, dan datanya sebagai berikut:

III. 4. 1. Menata alam secara adil demi kelangsungan hidup sejahtera (tahun

2015/2016)

Menurut Bapak O. N, Jemaat memiliki tugas untuk bekerja memberikan

kesaksian terkait dengan peran alam dalam kehidupan manusia. Ada hubungan

timbal balik antara manusia dengan alam, seperti alam dapat menjadi tempat

tinggal yang indah bagi manusia, dan manusia pun perlu menjaga alam tersebut,

maupun sebaliknya, jika manusia merusak, alam pun dapat menjadi bencana bagi

manusia. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa manusia hidup berdampingan

dengan alam.34

Menurut Ibu S. H, Alam memiliki manfaat dalam kehidupan

manusia, contohnya seperti mendapat oksigen ketika manusia melakukan

penghijauan.35

Menurut Ibu B. S, Manusia sangat membutuhkan alam, sedangkan

alam kurang terlalu membutuhkan manusia, karena seperti tumbuh-tumbuhanan

yang dapat tumbuh dengan sendirinya, tanpa perlu keterlibatan manusia.

Sedangkan manusia memerlukan alam untuk mendapatkan makanan atau obat-

obatan dari alam.36

34

Wawancara dengan Bapak O. N (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 24 Januari 2017, pukul 16.51 WITA.

35 Wawancara dengan Ibu S. H (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017, pukul

15.05 WITA. 36

Wawancara dengan Ibu B. S (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017, pukul 09.59 WITA.

Page 31: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

19

Menurut Bapak J. U, hal ini berbicara tentang keharmonisan antar

makhluk ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi. Hidup umat Tuhan dengan alam

pun harus bersinergi dan saling menjaga. Persoalnya adalah ketika manusia

menjadi serakah terhadap alam, sehingga terjadi kekosongan habitat, seperti mulai

punahnya tumbuhan dan hewan. Contohnya seperti penanaman pohon sawit yang

merusak ekosistem atau alam yang ada.37

Menurut Bapak A. D, tema ini cukup baik untuk menyadarkan keadaan di

dunia seperti global warming, efek rumah kaca, tetapi jika dilihat dari

kenyataannya di Kalimantan, khususnya dalam lingkup jemaat sendiri, penataan

alam itu sangat kurang, dan mungkin dalam tindakan nyatanya adalah

penghijauan. Meskipun demikian, lebih banyak penumbangan pohon daripada

menanam pohon, karena banyak orang, khususnya jemaat yang memiliki lahan

untuk melakukan penanaman pohon sawit untuk kedepannya mendapatkan hasil

untuk mereka. Penanaman sawit itu pun sudah termasuk pengrusakan alam karena

merusak ekosistem yang ada.38

III. 4. 2. Memberdayakan sumber daya insani demi mensejahterakan

persekutuan, pelayanan, dan kesaksian. (tahun 2016/2017)

Menurut Ibu E. K, dengan keaktifan dan kehadiran jemaat dalam ibadah

mendukung upaya untuk menyejahterakan pelayanan dan persekutuan dalam

gereja, contohnya seperti dalam ibadah-ibadah dalam gereja.39

Menurut Bapak P.

P, warga jemaat diberikan kesempatan seluas-luasnya berperan dalam pelayanan

dalam upaya memberdayakan warga jemaat.40

Menurut Bapak S. T, setiap warga jemaat diajak terlibat dalam berjemaat.

Maksudnya bukan hanya ikut ibadah, mendengarkan Firman Tuhan, dan memuji

Tuhan lewat puji-pujian, tetapi jemaat juga diajak untuk memikirkan kemajuan

dari pelayanan itu sendiri, serta turut mengentaskan kemiskinan yang ada dalam

37

Wawancara dengan Bapak J. U (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017, pukul 14.47 WITA.

38 Wawancara dengan Bapak A. D (Inisial). pada hari Minggu, tanggal 16 April 2017,

pukul 12.11 WITA. 39

Wawancara dengan Ibu E. K (Inisial), pada hari Senin, tanggal 23 Januari 2017, pukul 16.23 WITA.

40 Wawancara dengan Bapak P. P (Inisial), pada hari Jumat, tanggal 24 Februari 2017,

pukul 18.27 WITA.

Page 32: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

20

jemaat sendiri.41

Menurut Ibu C. H, mengajak semua umat untuk terlibat aktif

untuk menunjang pelayanan yang ada dalam jemaat untuk meningkatkan

kesadaran akan kepedulian jemaat itu sendiri.42

Menurut Saudari K. T, dipanggil dan diajak menjadi berkat bagi sesama

dengan cara menggali potensi yang ada dan memanfaatkannya untuk memuliakan

nama Tuhan. Contohnya apapun yang ada dalam diri kita, contohnya seperti

profesi yang dimiliki dapat diaplikasikan dalam masyarakat.43

Menurut Saudari I.

S, jemaat diajak untuk bertumbuh bersama, bukan hanya sekedar berkumpul,

tetapi juga dapat melakukan pelayanan bersama. Melayani bukan untuk

ditunjukkan ke orang-orang tetapi menunjukkan bahwa yang dilakukan itu berasal

dari hati.44

Menurut Bapak B. K, cara gereja menggerakan umatnya supaya lebih aktif

dalam pelayanan. Bukan hanya itu tetapi juga melihat ekonomi umat bukan hanya

untuk iman mereka. Oleh karena itu, gereja perlu memberdayakan umat agar

dapat melihat aspek ekonomi mereka dan beberapa aspek lainnya dalam

kehidupan umat.45

III. 4. 3. Pendapat Jemaat tentang Tema Tahunan

Warga Jemaat (termasuk majelis jemaat, pengurus dan pelayan pelkat,

serta warga jemaat biasa) yang telah diwawancarai mengetahui tema-tema

tahunan yang mereka baca baik dalam warta jemaat maupun yang tertulis di

dalam Banner. Selain itu, mereka pun menerima keberadaan tema tahunan yang

selama ini terus muncul per tahun, karena tema-tema itu menuntun umat untuk

berilaku dalam kehidupannya baik dalam jemaat maupun pribadi. Alasan lainnya

karena jemaat memiliki arah dalam berjemaat dan dengan adanya tema tahunan

ini pun jemaat tahu dan peduli dengan apa yang menjadi pergumulan gereja

41

Wawancara dengan Bapak S. T (Inisial), pada hari Jumat, tanggal 27 Februari 2017, pukul 19.47 WITA.

42 Wawancara dengan Ibu C. H (Inisial), pada hari Rabu, tanggal 12 April 2017, pukul

12.26 WITA. 43

Wawancara dengan Saudari K. T (Inisial), pada hari Rabu, tanggal 1 Februari 2017, pukul 11.21 WITA.

44 Wawancara dengan Saudari I. S (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017, pukul

16.43 WITA. 45

Wawancara dengan Bapak B. K (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 30 Februari 2017, pukul 12.14 WITA.

Page 33: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

21

(GPIB) dari masa ke masa. Meskipun mereka menerima keberadaan tema tahunan

itu dalam kehidupan berjemaat, beberapa warga jemaat yang diwawancarai

kurang merasa ada sosialisasi atau pembinaan secara khusus mengenai tema-tema

tahunan. Warga jemaat hanya mengetahui tema-tema tahunan tersebut dibahas

dalam khotbah-khotbah tetapi tidak secara langsung membahas tentang tema-tema

tersebut, bahkan ada beberapa warga jemaat yang merasa tidak pernah

mendengarkan tema-tema tahunan dibahas dalam khotbah-khotbah biasa, kecuali

pada hari-hari raya gerejawi seperti natal atau paskah. Dari warga jemaat yang

diwawancarai itu juga, ada yang merasa bahwa maksud dan tujuan tema tahunan

itu hanya dipahami oleh mereka yang berada dalam Pelaksana Harian Majelis

Jemaat (PHMJ) GPIB yang pernah mengikuti Persidangan Sinodal GPIB.46

Menurut mereka, tema tahunan perlu untuk disosialisasikan kepada

jemaat (termasuk dengan majelis jemaat), sehingga warga jemaat yang lain dapat

mengetahui dan memahami apa yang dimaksudkan dari tema tahunan GPIB.

Sebagian besar warga jemaat yang diwawancarai merasa bahwa tema-tema

tahunan itu relevan dengan kehidupan jemaat, dan sebagian kecilnya melihat

masih ada beberapa tema tahunan yang kurang relevan dengan kehidupan warga

jemaat. Beberapa dari mereka juga melihat dan merasakan kurangnya aplikasi dari

tema-tema tahunan itu dalam kehidupan berjemaat baik melalui program kerja

maupun kegiatan pelayanan sehingga warga jemaat kurang memperhatikan tema

tahun tersebut apalagi memahaminya, dan bisa saja tema-tema tahunan itu hanya

sebagai pajangan dalam sebuah Banner atau warta jemaat.47

IV. ANALISA

Tema tahunan GPIB yang merupakan bagian kecil dari Pokok-Pokok

Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPPG). GPIB memiliki

maksud dan tujuan dengan adanya tema-tema tahunan yang merupakan bentuk

implentasi dari PKUPPK itu sendiri. Jadi, GPIB telah merumuskan tema-tema

tahunan itu sesuai dengan pergumulan yang dihadapi oleh GPIB baik ditingkat

lokal maupun ditingkat sinodal. Oleh karena itu, gereja lokal perlu untuk

46

Penuturan dari beberapa warga jemaat yang diwawancarai 47

Ibid,.

Page 34: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

22

memahami dan mengerti maksud dari tema-tema tahunan dalam lingkup masing-

masing jemaat.

Ada dua tema tahunan GPIB yang mewakili dari sekian banyak tema

tahunan yaitu Menata alam secara adil demi kelangsungan hidup sejahtera (tahun

2015/2016); Memberdayakan Sumber Daya Insani demi mensejahterakan

persekutuan, pelayanan, dan kesaksian (tahun 2016/2017).

Dari tema tahunan “ Menata Alam secara Adil demi Kelangsungan hidup

yang sejahtera” tahun 2015/2016. Melalui tema tahunan ini, jika disimpulkan

pemahaman jemaat Eben Haezer Tana Paser menyadari bahwa kehidupan mereka

dengan makluk hidup lainnya saling bersinergi, saling berdampingan, saling

membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya suatu kesadaran dalam diri umat

Tuhan saja, tetapi ada langkah nyata yang hendak ditunjukan, diajarkan kepada

jemaat ini. Meskipun kesadaran itu sudah ada, tetapi ada beberapa jemaat yang

merasa bahwa tema tersebut kurang terlalu relevan dalam kehidupan warga jemaat

yang hidup dari hasil sawit. Penebangangan secara liar dan pembakaran hutan

adalah cara untuk dapat menanam sawit.

Oleh karena itu, kita perlu melihat kembali hal-hal yang telah dirumuskan

gereja (GPIB), dikaitkan dengan Tri Dharma GPIB seperti Persekutuan:

Membangun keterbukaan persekutuan umat terhadap umat non Kristen dan

kemitraan dengan alam lingkungan dalam rangka mewujud-nyatakan kesadaran

tentang keutuhan ciptaan Tuhan; begitu juga dengan kesaksian yang terdapat

dalam landasan teori. Gereja pun perlu untuk meningkatkan bukan saja kesadaran

tetapi pola berpikir jemaat. Pola berpikir yang tidak hanya untuk mencari

keuntungan saja atau memandang diri manusia sebagai pusat dari kehidupan di

muka bumi ini, tetapi bagaimana cara mengatur dan menata alam lingkungan kita

sebagai wujud dari kebersamaan antar makhluk ciptaan Tuhan. Tentunya bukan

hal yang mudah bagi jemaat mengatur dan menata kembali apa yang telah mereka

lakukan. Jemaat perlu diajarkan untuk melihat situasi yang ada, apakah ada

peluang atau ancaman untuk melakukan sesuatu hal yang dapat dikatakan

merusak lingkungan (contoh seperti penanaman sawit).

Sedangkan tema tahun 2016/2017 “Memberdayakan Sumber Daya Insani

demi mensejahterakan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian” melalui tema

Page 35: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

23

tahunan ini, jika disimpulkan pemahaman Jemaat Eben Haezer Tana Paser adalah

warga jemaat terlibat aktif baik partisipasi maupun kehadirannya dalam

persekutuan untuk meningkatkan pelayanan dan kepedulian baik dalam lingkup

jemaat maupun masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki jemaat.

Pemahaman jemaat terhadap tema tahun 2016/2017, menyadarkan dan

mengingatkan kembali sebagai umat Tuhan untuk berperan aktif dalam

persekutuan, pelayanan, dan kesaksian, melalui potensi yang jemaat miliki. Bukan

hanya itu, jemaat diberikan ruang untuk mengeksplorasi potensi-potensi yang ada

dalam diri yang dapat ditingkatkan termasuk kreativitasnya dalam lingkup jemaat,

serta menunjukkan kepedulian yang juga dapat dirasakan dalam masyarakat.

Melihat juga dari rumusan tema PKUPPG Jangka Pendek III, yang

kemudian dijabarkan dalam tema tahunan GPIB. Pemahaman yang muncul dalam

warga jemaat dan rumusan dari Majelis Sinode GPIB, tidak memiliki perbedaan

yang jauh hanya bagaimana masing-masing pihak membahasakan apa yang

mereka pahami terkait dengan tema tahunan tersebut.

Pemahaman-pemahaman warga jemaat terhadap kedua tema tahunan di

atas itu memberikan kesempatan bagi jemaat untuk terus membuka berbagai

pendapat, gagasan, maupun kritik agar tema-tema tersebut bukan hanya sekedar

dipahami tetapi ada upaya untuk mewujudnyatakan dalam kehidupan jemaat

maupun masyarakat melalui program kerja dan kegiatan pelayanan. Hal inilah

yang perlu direnungkan oleh jemaat karena mungkin masih banyak warga jemaat

yang belum mengetahui dan mengenal tema-tema tahunan GPIB, bahkan yang

belum mengerti dan paham dengan apa yang dimaksudkan tema-tema tahunan

GPIB selama ini.

Selain itu, pemahaman-pemahaman warga jemaat tersebut cenderung

pemahaman dari masing-masing warga jemaat sendiri. Meskipun pemahaman dari

diri sendiri, tetapi ada juga pengaruh dari luar seperti khotbah dalam ibadah-

ibadah. Jemaat sendiri pun menyadari bahwa penyampaian tentang tema tahunan

yang disampaikan lewat khotbah maupun suatu pembinaan itu masih terlalu

kurang, bahkan ada pula jemaat yang merasa tema-tema tahunan itu disinggung

baik dalam khotbah maupun dalam pembinaan terhadap warga jemaat. Hal ini

tentunya masih kurang sesuai dengan apa yang dibahas oleh Dewan-Dewan

Page 36: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

24

Gereja di Indonesia seperti yang dibahas pada bagian II. 2 mengenai pembinaan

warga gereja yang harus dipahami sebagai tugas hakiki gereja yang dilakukan

secara terus-menerus. Meskipun pemikiran ini dapat dikatakan sudah lama, tetapi

sebenarnya pemikiran tersebut masih cukup relevan dalam kehidupan berjemaat,

seperti yang dibahas pada bagian II. 2 dalam penulisan ini yaitu tiga dimensi,

asumsi, serta perhatian dari Groome.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya pembinaan, khususnya tentang tema

tahunan, dalam jemaat itu membuat jemaat kurang peka terhadap masalah lain

yang tidak mereka sadari dalam kehidupan berjemaat maupun yang berhubungan

dengan masyarakat luas. Meskipun tema tahunan itu dilandaskan secara

Alkitabiah, tetapi jemaat juga kurang untuk mempertimbangkan apa yang mereka

pahami dalam tema tahunan itu yang mengacu pada Injil atau isi Alkitab lainnya.

Jemaat pun menyadari masih ada kekurangan dalam upaya mengadakan

pembinaan warga jemaat yang bertujuan pembentukan dan pemberdayaan jemaat,

seperti yang dibahas dalam bagian II. 3.

Pendeta, penatua, diaken, pengurus dan pelayan pelkat, komisi, panitia dan

seluruh warga jemaat harus bekerjasama dan berupaya untuk memiliki suatu

pemahaman dalam memahami tema-tema tahunan sebagai bentuk kecil PKUPPG

yang mengarahkan gereja untuk dapat menjawab pergumulan baik tingkat sinodal,

maupun pergumulan yang ada di dalam jemaat sendiri.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembinaan yang sedikit berbeda dari

biasanya, pembinaan yang bukan hanya seperti duduk mendengarkan pengajar di

kelas. Pembinaan yang juga membutuhkan tindakan nyata sehingga tema-tema

tersebut dapat dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya. Pembinaan

tersebut dapat dirancang dalam program kerja. Semua disesuaikan dengan

kebutuhan dan pergumulan di jemaat sendiri, khususnya di GPIB Jemaat Eben

Haezer Tana Paser.

V. PENUTUP

V. 1. Kesimpulan

Warga Jemaat GPIB Eben Haezer Tana Paser memahami beberapa tema

tahunan terakhir ini, meskipun masih ada beberapa jemaat yang belum paham

Page 37: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

25

dengan maksud dan tujuan tema tahunan GPIB. Pemahaman yang dimiliki

masing-masing warga jemaat terhadap dua tema tahunan GPIB terakhir ini cukup

beragam dan mereka pun memahami tema tahunan tersebut dari sudut pandang

mereka sendiri. Meskipun beberapa warga jemaat menyadari bahwa beberapa

tema tahunan itu sudah pernah dibahas baik dalam khotbah atau di sebuah

pembinaan, tetapi pembahasnya tidak langsung mengena dengan tema tahunan

GPIB yang muncul.

Tema-tema tahunan itu juga masih kurang disosialisasikan dalam jemaat

sehingga masih ada warga jemaat yang belum menyadari keberadaan tema

tahunan selama ini. Pemahaman yang masih kurang, serta kurangnya pembinaan

dan sosialisasi tentang tema tahunan, membuat kegiatan/pelayanan yang diadakan

dalam lingkungan gereja/ jemaat itu sendiri menjadi kurang terarah dan fokus

pada arah dan tujuan gereja (GPIB). Beberapa tema tahunan masih belum

terjawab dalam program kerja maupun kegiatan pelayanan jemaat, sehingga

beberapa warga jemaat pun masih merasa ada beberapa tema tahunan yang belum

relevan dengan kehidupan jemaat.

Oleh karena itu, warga jemaat sendiri perlu melibatkan diri secara aktif

dengan suatu kegiatan yang membina mereka untuk dapat memahami maksud dan

tujuan dari tema tahunan itu dalam kehidupan berjemaat. Setiap unsur di dalam

gereja (baik pendeta, penatua, diaken, pengurus dan pelayan pelkat, komisi,

panitia, dan seluruh warga jemaat) berusaha untuk menyadarkan keberadaan

mereka dalam berbagai macam pergumulan akan disesuaikan dengan tema

Tahunan GPIB agar dapat membantu menjawab pergumulan dalam lingkup

jemaat maupun masyarakat.

Pembinaan bukan hanya sekedar duduk dan mendengarkan penjelasan,

tetapi jemaat perlu dikembangkan pemahaman tentang tema tahunan yang ada

dengan lebih menunjukan praksis gereja yang hendak menjawab tema tahunan.

Pembinaan tersebut perlu dilakukan secara berkala, sehingga jemaat benar-benar

memahami maksud dan tujuan GPIB dengan adanya tema tahunan.

V. 2. Saran

Kepada Gereja : Baik kepada GPIB tingkat sinodal maupun GPIB tingkat lokal,

khususnya kepada seluruh warga jemaat GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser.

Page 38: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

26

Selama 1 periode ada beberapa kegiatan baik itu berupa pembinaan, atau kegiatan

aksi, yang dapat memberikan pemahaman kepada warga jemaat, agar dapat

memahami maksud dan tujuan dari tema-tema tersebut. Serta setidaknya dalam

lingkup masing-masing jemaat mengadakan kegiatan pembinaan seperti sebuah

pelatihan yang memberikan dampak dalam kehidupan berjemaat. Bahkan kalau

perlu membuat kreativitas untuk mendukung warga jemaat berpikit lebih terbuka

dengan keberadaan yang ada serta pergumulan hidup jemaat.

Page 39: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

27

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L. Ch. Jemaat: Ujud, Peraturan, Susunan, Pelayanan, dan Pelayan-

Pelayannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia,1983.

Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan

Agama Kristen: Dari Plato sampai Ig. Loyola. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2002.

Banawiratma, J. B, dan I. Suharyo. Umat Allah Menegaskan Arah. Yogyakarta:

Kanisius, 1990.

________, Iman, Pendidikan, dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Calvin, Yohanes. Institutio: Pengajaran Agama Kristen. Diterjemahkan oleh

Winarsih, J. S. Aritonang, Arifin, dan Van Den End. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2004.

Dewan Gereja-Gereja di Indonesia. Pembinaan Warga Gereja Memasuki Masa

Depan: Laporan Konsultasi Nasional Evaluasi Pembinaan Warga Gereja.

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980.

Homrighousen, E.G. & I.H. Enklaar. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2011.

Majelis Sinode GPIB. Ketetapan Sidang Sinode GPIB XIX. Pokok-Pokok

Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPP) GPIB,

Buku II. Jakarta, 2010.

Majelis Sinode GPIB. Ketetapan Sidang Sinode GPIB XIX. Tata Gereja GPIB,

Buku III. Jakarta, 2010.

Majelis Sinode GPIB. Ketetapan Sidang Sinode GPIB XX. Pokok-Pokok

Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPPG) & Grand

Design PPSDI GPIB, Buku III. Balikpapan, 2015.

Mardiatmadja, B. S. Eklesiologi: Makna dan Sejarahnya. Yogyakarta: Kanisius,

1986.

Maitimoe, D. R. Pembangunan Jemaat Misioner. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1978.

Nuhamara, Daniel. Pembimbing PAK. Bandung: Jurnal Info Media, 2007.

Prasetyo, Mardi. Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti. Yogyakarta:

Kanisius, 2001.

Page 40: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

28

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Singgih, Emanuel Gerrit. Bergereja, Berteologi, dan Bermasyarakat.Yogyakarta:

Taman Pustaka Kristen, 1997.

Sitompul, A. A. Di Pintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja 1, Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979.

Sitompul, A. A. Di Pintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja 2, Penggembalaan:

Pelayanan dan Kepemimpinan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979.

Van Kooij, Rijnardus A. van Kooij, Sri Agus Patnaningsih, dan Yam‟ah Tsalatsa

A. Menguak Fakta, Menata Karya Nyata: Sumbangan Teologi Praktis

dalam Pencarian Model Pembangunan Jemaat Kontekstual. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2007.

Wuwungan, O. E. Ch. Bina Warga: Bunga Rampai Pembinaan Warga Gereja.

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.

Wawancara

Wawancara dengan Bapak O. N (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 24 Januari

2017, pukul 16.51 WITA.

Wawancara dengan Ibu S. H (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017,

pukul 15.05 WITA.

Wawancara dengan Ibu B. S (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017,

pukul 09.59 WITA.

Wawancara dengan Bapak J. U (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017,

pukul 14.47 WITA.

Wawancara dengan Bapak A. D (Inisial). pada hari Minggu, tanggal 16 April

2017, pukul 12.11 WITA.

Wawancara dengan Ibu E. K (Inisial), pada hari Senin, tanggal 23 Januari 2017,

pukul 16.23 WITA.

Wawancara dengan Bapak P. P (Inisial), pada hari Jumat, tanggal 24 Februari

2017, pukul 18.27 WITA.

Wawancara dengan Bapak S. T (Inisial), pada hari Jumat, tanggal 27 Februari

2017, pukul 19.47 WITA.

Page 41: TEMA TAHUNAN GPIB: Pemahaman dan Kritik Warga GPIB … · 2018. 1. 8. · penulis melakukan PPL V, beserta supervisor lapangan (Ibu Harti) dan penghuni panti yang telah membantu dan

29

Wawancara dengan Ibu C. H (Inisial), pada hari Rabu, tanggal 12 April 2017,

pukul 12.26 WITA.

Wawancara dengan Saudari K. T (Inisial), pada hari Rabu, tanggal 1 Februari

2017, pukul 11.21 WITA.

Wawancara dengan Saudari I. S (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017,

pukul 16.43 WITA.

Wawancara dengan Bapak B. K (Inisial), pada hari Selasa, tanggal 30 Februari

2017, pukul 12.14 WITA.

Data Jemaat GPIB Jemaat Eben Haezer Tana Paser

Data yang diperoleh dari Pdt Peggy R. M. Rade - Ririmase