Televisi Sebagai Media Dakwah
-
Upload
ratih-aini -
Category
Education
-
view
207 -
download
1
Transcript of Televisi Sebagai Media Dakwah
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENGANTARPerkembagan globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
memunculkan hal-hal yang baru, dan dalam setiap kemunculannya akan mempunyai sisi
positif dan negatif. Munculnya moderenisasi juga merupakan hasil dari globalisasi yang ada.
Perkembangan yang terjadi pun begitu pesat. Salah satu contoh hasil perkembangan
globalisasi dan modernisasi adalah munculnya media massa.
Sama dengan munculnya perkembangan globalisasi, media massa dalam kemunculan
media massa di publik dapat mengandung hal-hal positif dan hal-hal negatif. Media massa
mengandung hal-hal baik apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Begitu juga
dengan media massa mengandung hal-hal negatif, apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan
yang buruk/negatif. Keberadaan media massa tidak dapat terpisahkan dengan perkembangan
manusia, karena media massa mempunyai peranan penting di kehidupan sehari-hari
masyarakat dalam menyampaikan sebuah pesan yang terkandung di dalamnya yaitu; sebagai
sumber informasi; edukasi; hiburan dan persuasi. Dalam pengelompokannya media massa
dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Contoh
dari media massa cetak adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan contoh media elektronik
adalah radio siaran, televisi, film dan media cetak.
1
[Type text]
1.2. LATAR BELAKANG Media massa yang mengandung hal-hal postif dengan tujuan yang positif, contohnya
adalah penggunaan media massa dengan tujuan berdakwah. Sebagaimana dalam Al-
Quraan Surah An-Nahl ayat 125 Allah SWT berfirman untuk meyerukan
kebajikan/berdakwah kepada siapa saja.
ادع إىل ى سبيل ىرب ى ك بالك ى مة ىوال ى موعظىة الىت ه ى ي أىح ى سن إن ىرب ى ك ى سنىة ىوى جادلم بال
هىو أىعلىم بىن ى ضل ى عن ى سبيله ىوهىو أىعلىمبالمهتىدي ى ن
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. an-Nahl: 125)
Kemasan dakwah yang besifat ceramah, pidato (penyampaian secara lisan) dengan
menggunakan mimbar sebagai sarananya dapat ditingkatkan menjadi dakwah yang lebih
variatif agar para komunikan lebih dapat menerima pesan yang disampaikan. Karena pada
era zaman serba instant/cepat seperti saat ini dakwah menggunakan mimbar, oleh
masyarakat khususnya anak muda, wanita pekerja, pria pekerja, orang-orang perkotaan
dianggap sebagai metode dakwah yang kuno/jadul/tidak mengikuti perkembangan zaman.
Untuk itu diperlukan sebuah media yang beragam/variatif yang dapat menarik seseorang
untuk melihatnya. Selain itu pesan dakwahnya juga dikemas dengan cara-cara yang
efektif sehingga mudah dipahami oleh audience karena apabila pesan dakwahnya
disampaikan secara panjang lebar, maka audience akan merasa bosan dan tidak
memperhatikan pesan yang disampaikannya. Jadi, sudah sewajarnya pelaksanaan dakwah
dikemas dengan terapan media komunikasi yang sesuai dengan perkembangan atau
kondisi mad’u.
Salah satunya adalah dakwah mengunakan media massa yaitu televisi. Televisi dapat
hadir dalam berbagai segmen dan ekspresi. Selain itu akan ada warna-warni/pengajaran
yang unik dar televisi itu sendiri, sehingga masyarakat akan tertarik dan nilai-nilai pesan
dakwah yang disampaikan dapat ditangkap oleh masyarakat. Televisi juga menjadi media
yang diminati oleh audiencenya sehingga akan menguntungkan sang dai. Bentuk-bentuk
dakwah menggunakan peran media massa khususnya televisi sebagai perantaranya dapat
melalui: film, sinetron, iklan, talkshow, music, reality show, dll.
2
[Type text]
1.3. TUJUANa. Mengetahui pengertian peranan televisi dalam dakwah
b. Mengetahui sejarah perkembangan televisi
c. Mengetahui karakteristik televisi
d. Mengetahui kekuatan televisi
e. Mengetahui kelemahan televisi
f. Mengetahui peranan televisi sebagai media dakwah
3
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIANPengertian peranan dari Kamus Ilmiah Populer yang dikutip dari skripsi Ahmad Yani,
kata peranan mempunyai arti fungsi kedudukan, bagian kedudukan.1 Menurut Kamus
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa peranan adalah bagian tugas utama yang harus
dilakukan.
Pengertian televisi adalah media elektronik yang dapat digunakan sebagai media
informasi bagi manusia.2 Pengertian televisi, menurut skripsi Rendra Junanto adalah
pesawat sistem penyiaran gambar yang objeknya bergerak disertai suara, digunakan
untuk menyiarkan pertunjukan; berita; dsb.3
Pengertian dakwah menurut skripsi Musyafa adalah ajakan/seruan untuk
mempengaruhi jamaʽah yang berisikan tentang ajaran-ajaran agama dengan disampaikan
melalui berbagai cara.4 Dakwah dalam pengertian bahasa adalah teriakan atau seruan,
sedangkan menurut istilah ilmu dakwah mengarahkan pikiran dan akal manusia kepada
suatu pemikiran atau kaidah dan mendorong mereka untuk menganutnya. Jadi, dakwah
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menyampaikan, mengajarkan dan
mempraktekkan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari kepada seluruh manusia
untuk dipraktekkan dalam realitas kehidupan.
Pengertian peranan televisi dalam dakwah adalah media elektronik yang digunakan
sebagai media informasi dalam menyampaikan tugas utama untuk menyerukan kebajikan
kepada khlayak.
1 Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 1. Skripsi tidak diterbitkan.2 Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 3. Skripsi tidak diterbitkan.3 Rendra Junanto. 2007. Pandangan Kyai NU Cabang Sleman Tentang Acara Infotainment di Acara. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal 13. Skripsi tidak diterbitkan.4 Musyafa. 2009. Retorika Dakwah Suyanto S.Ag dalam Pengajian. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 2. Skripsi tidak diterbitkan.
4
[Type text]
2.2 SEJARAH TELEVISI
Penemuan televisi melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan
abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich
Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890.5 Paul Nipkow dan William Jenkins melalui
eksperimenya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.6 Tahun 1925 televisi
sebagai pesawat transmisi dimulai dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins.
Tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siara televisi secara
reguler. Pada tahun 1939 presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan
siaran televisi komersial pertama di Amrika dimulai pada 1 September 1940. Sedangkan
menurut Freddy H Istanto sejarah televisi adalah7 pada tahun 1884 seorang mahasiswa di
Berlin menciptakan sebuah alat yang merupakan cikal-bakal pesawat televisi. 3Namun
prinsip-prinsip televisi ini tidak dapat dilepaskan dari penemuan teknologi Radio. Pada tahun
itu pula penemuan Paul Nipkow itu dipatentkan. Nipkow bercita-cita menciptakan prinsip-
prinsip pembentukan gambar yang kemudian dikenal sebagai jantra Nipkow. Dalam majalah
[aikon!] Juni 1997 dipaparkan secara rinci sejarah terciptanya televisi. Gagasan awal televisi
adalah transmisi elektrik dari elemen gambar dan suara secara simultan. Lalu Dane pada
tahun 1802 menemukan teknologi radio yang berprinsip bahwa pesan dapat dikirim melalui
kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Kemudian James Maxwell menemukan prinsip
baru untuk mewujudkan gelombang elektromagnetis yaitu gelombang yang digunakan
televisi tahun 1965. Gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan cahaya. Penemuan Maxwell ini kemudian dikembangkan oleh
Guglemo Marconi. Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar
televisi. Namun penayangan elemen-elemen gambar dengan cepat garis demi garis, frame
demi frame ditampilkan oleh WE Sawyer dari Amerika dan Maurice Leblanc dari Perancis
pada tahun 1880. Gelar Bapak per-televisi-an dunia akhirnya jatuh pada Paul Nipkow yang
mem-patentkan ciptaannya pada tahun 1884. Nipkow disk atau Jantra Nipkow melahirkan
televisi mekanis, yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur
(scanning device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara
mekanis dengan lingkaran spiral. Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat),
5 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal 135.6 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal 135.7 Istanto, Fredy H. Peran Televisi dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah, Perkembangan dan Pengaruhnya. Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra. hal 98-99. pdf.
5
[Type text]
John Lugie Baird (Skotlandia) dan Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat
penelitian yang mengantar Charles F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar
bayangan atau silhoutte. Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi
berwarna yang kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan
teknik gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General
Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama televisi
untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Seorang ahli berkebangsaan Rusia yang hijrah ke
Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923 merancang tabung kamera
ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris. Kemudian penemuan ini
dilanjutkan dengan mempatent-kan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925, ciptaannya
ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 193.
Perkembangan televisi pertama kali di dunia adalah Inggris tahun 1924 di BBC;
Unisovyet tahun 1938 di Moscow dan Leningrad; Rusia tahun 1939 di Word Fair; USA tahun
1946 saat sidang PBB dan pendaratan APOLO; Jepang tahun 1952 di NHK; Philipina tahun
1955 di Jaringan ALTO; Muangthai tahun 1957 di ABM, dll.8
2.3 KARAKTERISTIK TELEVISIa. Audiovisual
Televisi mempunyai kelebihan yakni dapat didengar dan dapat dilihat atau
yang disebut dengan audiovisual. Jadi, dengan televisi khalayak dapat
mendengarkan kata-kata, musik, efek suara dan gambar yang bergerak. Di dalam
televisi antara suara dengan gambar haruslah saling seimbang. Akan terasa
menjengkelkan apabila terdapat siaran televisi yang hanya berisi gambar saja
tanpa adanya suara, begitu juga apabila hanya ada suara saja tanpa adanya variasi
gambar. Jadi antara gambar dan suara haruslah seimbang.
Selain itu antara gambar dan suara juga harus harmonis. Contoh lain dari
ketidak harmonisan/keserasiaan antara gambar dan suara adalah saat seseorang
diwawancarai gerakan mulutnya tidak sesuai dengan ucapan suara yang
dikeluarkan.
Karena karakteristik media televisi bersifat audiovisual maka dalam
penyampaian beritanya harus dilibatkan visualnya/gambarnya. Seperti dalam
pembacaan berita maka harus dilengkapi dengan gambar yang diam, peta
8 Rusman. Sejarah Perkembangan dan Karakteristik Media TV. PDF.
6
[Type text]
kejadian/peristiwa, rekaman peristiwa yang sedang terjadi, dll. Karena apabila
yang ditampilkan hany dari sisi audio, maka sama saja dengan media radio. Sisi
positif penayangan berita dengan menggunakan visual (rekaman yang sedang
terjadi), akan meyakinkan audience bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi.
Serta rasa keinginantahuan pemirsa/audience akan terpenuhi, terlebih lagi apabila
dari segi kualitas visualnya baik dan tempat perekamannya tepat. Sang audience
akan merasa seolah-olah mereka berada di tempat kejadian dan melihat secara
langsung. Berita yang tidak direncanakan seperti gunung berapi meletus, tsunami,
gempa bumi, kecelakaan, dll merepakan berita yang menarik untuk dilihat
pemirsa dari pada berita yang direncanakan seperti peletakan batu pertama,
pelantikan DPRD, dll.
b. Berpikir dalam Gambar
Pengarah acara adalah pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran atas
televisi dan saat ia sedang membuat naskah acara atau membacara acara dia harus
berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu juga dengan sang komunikator
yang hendak menyampaikan sebauh informasi, pendidikan, persuasi, atau hiburan
juga harus berpikir dalam gambar. Sekalipun komunikator tidak menyusun
naskah, tetapi ia dapat mengungkapkan keingiannya kepada pengarah acara
tentang berpikir dalam gambar.
Berpikir dalam gambar ada dua tahap yaitu9:
i. visualisasi/visualizatuon
Visualisasi/visualization adalah menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam
proses ini, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek
(manusia; benda; kegiatan; dsb) tertentu menjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandug suatu makna.
Contoh: macam-macam variasi pohon di hutan Kalimantan. Maka
visualisasinya berupa pengambilan gambar secara close up (besar) satu
persatu pohon-pohon di Kalimanta, sehingga san pemirsa/audience dapat
membedakannya.
ii. penggambaran/picturizatiuon
9 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal: 138-139.
7
[Type text]
Penggambaran/picturizatiuon adalah kegiatan merangkai gambar-
gambaran individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu. Contohnya: dalam metamorfosis kupu-kupu
adalah telur menjadi ulat menjadi epompong menjadi kupu-kupu muda dan
menjadi kupu-kupu dewasa. Maka dari setiap metamorfosis kupu-kupu
diambil gambarnya secara close up. Lalu satu persatu gambar
digabungkan, dengan penambahan efek saat perpindahan gambar satu
dengan yang lain. Seperti: menyamping (panning), dari atas ke bawah
(tilting), dll.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Dibanding dengan radio siaran, pengoperasian televisi lebih kompleks dan
lebih banyak melibatkan orang. Contohnya dalam menayaan sebuah berita dapat
melibatkan berbagai orang yakni produser, pengarah acara, pengarah teknik,
pengarah studio, pemandu gambar, juru kamera, juru video, juru audio, juru rias,
juru suara, dll. Belum lagi apabila akan mengadakan acara diluar/out door, maka
crewnya akan lebih banyak lagi. Selain itu peralatan yang digunakan lebih banyak
dan rumit sehingga pengoperasiannya harus dilakukan oleh orang yang sudah
benar-benar ahli.
2.4 KELEBIHAN TELEVISIa. Jangkauan sangat luas
Tempat yang dituju bisa sngat luas, baik di pedesaan atau diperkotaan, luar negeri
atau dalam negeri, luar kota, atau luar pulau.
b. Penayangan seketika
Penayangannya serempak, secara bersama-sama. Walaupun berbeda tempat.
c. Gabungan anatara gambar, suara, dan warna (audiovisual)
Dengan menggunakan gambar dan audio sebagai gabungan, akan memudahkan
penonton dalam menerima pesan. Sehingga pengetahuan yang di dapat oleh
audience dapat berkesan.
d. Kontrol mudah
Kontrolnya mudah karena kita bisa menentukan tayangan mana yang akan
ditonton degan menggunakan remote.
8
[Type text]
e. Penentuan waktu penayangan mudah
f. Cepat dalam menyebarkan berita
2.5 KEKURANGAN TELEVISIa. Siaran cepat lewat
Saat suatu stasiun televisi sedang menyiarkan berita/informasi dan tertinggal.
Maka penonton tidak bisa mengulang kembali beritanya/memundurkannya
kembali. Maka itulah televisi mempunyai kekurangan siarannya cepat lewat.
b. Relatif mahal
Biaya yang harus dikeluarkan dalam satu acara sangatlah mahal. Hal ini
disebabkan karena dalam satu pembuatan acara membutuhkan crew yang banyak,
belum lagi dari segi peralatan yang harus disewa, make up, pakaian yang
dikenakan, makan, listrik, dll.
2.6 PERAN TELEVISI DALAM MEDIA DAKWAHTelevisi menjadi sebuah media yang dapat diakses dengan mudah oleh
berbagai lapisan masyarakat. Bahkan televisi mempunyai suatu daya pikat tersendiri
bagi para penontonnya. Contohnya saja penonton rela menghabiskan waktunya untuk
duduk manis di depan layar televisi demi menonton program acara yang
dihadirkan/disuguhkan oleh stasiun televisi. Bahkan penonton televisi tidak mengenal
usia (tua, muda); sosial (kaya, miskin) semua sama saja dalam menonton televisi. Tak
jarang dari mereka beberapa masa pertumbuhannya dilewati dengan menonton
televisi. Dari segi kelebihan yang ada pada televisi para dai dapat memanfaatkannya
sebagai media dakwah. Yakni dengan mengajak umat manusia untuk mengerjakan
yang ma'ruf dan menjauhi yang munkar. Sehingga dapat mengajak seseorang atau
komunitas menuju perilaku yang lebih baik.
Selain itu karena televisi menggunakan audio visual yang efektif dalam
menyampaikan pesan, dapat menjangkau ruang yang sangat luas, dan dapat dinikmati
massa dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dengan variasi-variasi acara yang ada
atau dari segi variasi penyampaian dai. Sehingga dakwah juga dapat mengikuti
perkembangan yang ada dan tidak terkesan jadul. Sehingga televisi dapat
mempengaruhi perilaku-perilaku masyarakat dalam menerapkan benih kebaikan di
masyarakat. Walaupun berdakwah dengan menggunakan televisi, sang dai juga tidak
9
[Type text]
boleh serampangan dalam menyampaikan materinya. Sang dai harus mempunyai
cukup ilmu pengetahuan atau dasar-dasar agama yang kuat sehingga tidak menyalahi
aturan. Selain itu sang dai harus memahami betul bagaimana televisi itu, penentuan
metode dakwah dan penentuan tekhniknya. Contoh siaran dakwah yang ada di televisi
antara lain: sentuhan qolbu, gema ramadhan, gema takbir, nada dan dakwah, hikmah
pagi, mujahada atau istiqosah, lentera Islam, renungan Ramadhan, pengajian Al-
Quraan dan Islam, Islam itu Indah, dll. Sekarang tinggal bagaimana seorang dai dapat
memanfaatkan media yang semakin maju ini.
BAB III
PENUTUP
10
[Type text]
3.1 KESIMPULANDengan adanya perkembangan media yang begitu modern di era globalisasi saat ini.
Seharusnya seorang dai dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Jika dulu dakwah
hanya dilakukan melauli mimbar saja, saat ini berdakwah dapat melalui media televisi.
Sehinnga lebih menarik para penonton untuk melihatnya, serta jangkauannya luas (efektifitas
waktu dan tempat). Akan tetapi sang dai harus memikirkan matang-matang, dalam membuat
sebuah acara yang lebih variatif. Sehingga para audience tidak merasa dirinya sedang digurui.
DAFTAR PUSTAKA
11
[Type text]
Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam.
Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri. Skripsi tidak diterbitkan.
Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Bandung: Refika Offset.
Istanto, Fredy H. Peran Televisi dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah,
Perkembangan dan Pengaruhnya. Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen
Petra. pdf.
Musyafa. 2009. Retorika Dakwah Suyanto S.Ag dalam Pengajian. Yogyakarta:
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. Skripsi
tidak diterbitkan.
Rendra Junanto. 2007. Pandangan Kyai NU Cabang Sleman Tentang Acara
Infotainment di Acara. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri. Skripsi tidak diterbitkan.
Rusman. Sejarah Perkembangan dan Karakteristik Media TV. PDF.
12