Televisi Sebagai Media Dakwah

18
[Type text] BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGANTAR Perkembagan globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan hal-hal yang baru, dan dalam setiap kemunculannya akan mempunyai sisi positif dan negatif. Munculnya moderenisasi juga merupakan hasil dari globalisasi yang ada. Perkembangan yang terjadi pun begitu pesat. Salah satu contoh hasil perkembangan globalisasi dan modernisasi adalah munculnya media massa. Sama dengan munculnya perkembangan globalisasi, media massa dalam kemunculan media massa di publik dapat mengandung hal-hal positif dan hal-hal negatif. Media massa mengandung hal-hal baik apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Begitu juga dengan media massa mengandung hal-hal negatif, apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan yang buruk/negatif. Keberadaan media massa tidak dapat terpisahkan dengan perkembangan manusia, karena media massa mempunyai peranan penting di kehidupan sehari-hari masyarakat dalam menyampaikan sebuah pesan yang terkandung di dalamnya yaitu; sebagai sumber informasi; edukasi; hiburan dan persuasi. Dalam pengelompokannya media massa dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Contoh dari media massa cetak adalah surat kabar dan majalah. 1

Transcript of Televisi Sebagai Media Dakwah

Page 1: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENGANTARPerkembagan globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

memunculkan hal-hal yang baru, dan dalam setiap kemunculannya akan mempunyai sisi

positif dan negatif. Munculnya moderenisasi juga merupakan hasil dari globalisasi yang ada.

Perkembangan yang terjadi pun begitu pesat. Salah satu contoh hasil perkembangan

globalisasi dan modernisasi adalah munculnya media massa.

Sama dengan munculnya perkembangan globalisasi, media massa dalam kemunculan

media massa di publik dapat mengandung hal-hal positif dan hal-hal negatif. Media massa

mengandung hal-hal baik apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Begitu juga

dengan media massa mengandung hal-hal negatif, apabila ia digunakan untuk tujuan-tujuan

yang buruk/negatif. Keberadaan media massa tidak dapat terpisahkan dengan perkembangan

manusia, karena media massa mempunyai peranan penting di kehidupan sehari-hari

masyarakat dalam menyampaikan sebuah pesan yang terkandung di dalamnya yaitu; sebagai

sumber informasi; edukasi; hiburan dan persuasi. Dalam pengelompokannya media massa

dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Contoh

dari media massa cetak adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan contoh media elektronik

adalah radio siaran, televisi, film dan media cetak.

1

Page 2: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

1.2. LATAR BELAKANG Media massa yang mengandung hal-hal postif dengan tujuan yang positif, contohnya

adalah penggunaan media massa dengan tujuan berdakwah. Sebagaimana dalam Al-

Quraan Surah An-Nahl ayat 125 Allah SWT berfirman untuk meyerukan

kebajikan/berdakwah kepada siapa saja.

ادع إىل ى سبيل ىرب ى ك بالك ى مة ىوال ى موعظىة الىت ه ى ي أىح ى سن إن ىرب ى ك ى سنىة ىوى جادلم بال

هىو أىعلىم بىن ى ضل ى عن ى سبيله ىوهىو أىعلىمبالمهتىدي ى ن

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. an-Nahl: 125)

Kemasan dakwah yang besifat ceramah, pidato (penyampaian secara lisan) dengan

menggunakan mimbar sebagai sarananya dapat ditingkatkan menjadi dakwah yang lebih

variatif agar para komunikan lebih dapat menerima pesan yang disampaikan. Karena pada

era zaman serba instant/cepat seperti saat ini dakwah menggunakan mimbar, oleh

masyarakat khususnya anak muda, wanita pekerja, pria pekerja, orang-orang perkotaan

dianggap sebagai metode dakwah yang kuno/jadul/tidak mengikuti perkembangan zaman.

Untuk itu diperlukan sebuah media yang beragam/variatif yang dapat menarik seseorang

untuk melihatnya. Selain itu pesan dakwahnya juga dikemas dengan cara-cara yang

efektif sehingga mudah dipahami oleh audience karena apabila pesan dakwahnya

disampaikan secara panjang lebar, maka audience akan merasa bosan dan tidak

memperhatikan pesan yang disampaikannya. Jadi, sudah sewajarnya pelaksanaan dakwah

dikemas dengan terapan media komunikasi yang sesuai dengan perkembangan atau

kondisi mad’u.

Salah satunya adalah dakwah mengunakan media massa yaitu televisi. Televisi dapat

hadir dalam berbagai segmen dan ekspresi. Selain itu akan ada warna-warni/pengajaran

yang unik dar televisi itu sendiri, sehingga masyarakat akan tertarik dan nilai-nilai pesan

dakwah yang disampaikan dapat ditangkap oleh masyarakat. Televisi juga menjadi media

yang diminati oleh audiencenya sehingga akan menguntungkan sang dai. Bentuk-bentuk

dakwah menggunakan peran media massa khususnya televisi sebagai perantaranya dapat

melalui: film, sinetron, iklan, talkshow, music, reality show, dll.

2

Page 3: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

1.3. TUJUANa. Mengetahui pengertian peranan televisi dalam dakwah

b. Mengetahui sejarah perkembangan televisi

c. Mengetahui karakteristik televisi

d. Mengetahui kekuatan televisi

e. Mengetahui kelemahan televisi

f. Mengetahui peranan televisi sebagai media dakwah

3

Page 4: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIANPengertian peranan dari Kamus Ilmiah Populer yang dikutip dari skripsi Ahmad Yani,

kata peranan mempunyai arti fungsi kedudukan, bagian kedudukan.1 Menurut Kamus

Bahasa Indonesia disebutkan bahwa peranan adalah bagian tugas utama yang harus

dilakukan.

Pengertian televisi adalah media elektronik yang dapat digunakan sebagai media

informasi bagi manusia.2 Pengertian televisi, menurut skripsi Rendra Junanto adalah

pesawat sistem penyiaran gambar yang objeknya bergerak disertai suara, digunakan

untuk menyiarkan pertunjukan; berita; dsb.3

Pengertian dakwah menurut skripsi Musyafa adalah ajakan/seruan untuk

mempengaruhi jamaʽah yang berisikan tentang ajaran-ajaran agama dengan disampaikan

melalui berbagai cara.4 Dakwah dalam pengertian bahasa adalah teriakan atau seruan,

sedangkan menurut istilah ilmu dakwah mengarahkan pikiran dan akal manusia kepada

suatu pemikiran atau kaidah dan mendorong mereka untuk menganutnya. Jadi, dakwah

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menyampaikan, mengajarkan dan

mempraktekkan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari kepada seluruh manusia

untuk dipraktekkan dalam realitas kehidupan.

Pengertian peranan televisi dalam dakwah adalah media elektronik yang digunakan

sebagai media informasi dalam menyampaikan tugas utama untuk menyerukan kebajikan

kepada khlayak.

1 Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 1. Skripsi tidak diterbitkan.2 Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 3. Skripsi tidak diterbitkan.3 Rendra Junanto. 2007. Pandangan Kyai NU Cabang Sleman Tentang Acara Infotainment di Acara. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal 13. Skripsi tidak diterbitkan.4 Musyafa. 2009. Retorika Dakwah Suyanto S.Ag dalam Pengajian. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. hal: 2. Skripsi tidak diterbitkan.

4

Page 5: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

2.2 SEJARAH TELEVISI

Penemuan televisi melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan

abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich

Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890.5 Paul Nipkow dan William Jenkins melalui

eksperimenya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.6 Tahun 1925 televisi

sebagai pesawat transmisi dimulai dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins.

Tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siara televisi secara

reguler. Pada tahun 1939 presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan

siaran televisi komersial pertama di Amrika dimulai pada 1 September 1940. Sedangkan

menurut Freddy H Istanto sejarah televisi adalah7 pada tahun 1884 seorang mahasiswa di

Berlin menciptakan sebuah alat yang merupakan cikal-bakal pesawat televisi. 3Namun

prinsip-prinsip televisi ini tidak dapat dilepaskan dari penemuan teknologi Radio. Pada tahun

itu pula penemuan Paul Nipkow itu dipatentkan. Nipkow bercita-cita menciptakan prinsip-

prinsip pembentukan gambar yang kemudian dikenal sebagai jantra Nipkow. Dalam majalah

[aikon!] Juni 1997 dipaparkan secara rinci sejarah terciptanya televisi. Gagasan awal televisi

adalah transmisi elektrik dari elemen gambar dan suara secara simultan. Lalu Dane pada

tahun 1802 menemukan teknologi radio yang berprinsip bahwa pesan dapat dikirim melalui

kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Kemudian James Maxwell menemukan prinsip

baru untuk mewujudkan gelombang elektromagnetis yaitu gelombang yang digunakan

televisi tahun 1965. Gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan

yang sama dengan kecepatan cahaya. Penemuan Maxwell ini kemudian dikembangkan oleh

Guglemo Marconi. Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar

televisi. Namun penayangan elemen-elemen gambar dengan cepat garis demi garis, frame

demi frame ditampilkan oleh WE Sawyer dari Amerika dan Maurice Leblanc dari Perancis

pada tahun 1880. Gelar Bapak per-televisi-an dunia akhirnya jatuh pada Paul Nipkow yang

mem-patentkan ciptaannya pada tahun 1884. Nipkow disk atau Jantra Nipkow melahirkan

televisi mekanis, yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur

(scanning device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara

mekanis dengan lingkaran spiral. Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat),

5 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal 135.6 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal 135.7 Istanto, Fredy H. Peran Televisi dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah, Perkembangan dan Pengaruhnya. Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra. hal 98-99. pdf.

5

Page 6: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

John Lugie Baird (Skotlandia) dan Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat

penelitian yang mengantar Charles F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar

bayangan atau silhoutte. Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi

berwarna yang kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan

teknik gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General

Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama televisi

untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Seorang ahli berkebangsaan Rusia yang hijrah ke

Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923 merancang tabung kamera

ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris. Kemudian penemuan ini

dilanjutkan dengan mempatent-kan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925, ciptaannya

ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 193.

Perkembangan televisi pertama kali di dunia adalah Inggris tahun 1924 di BBC;

Unisovyet tahun 1938 di Moscow dan Leningrad; Rusia tahun 1939 di Word Fair; USA tahun

1946 saat sidang PBB dan pendaratan APOLO; Jepang tahun 1952 di NHK; Philipina tahun

1955 di Jaringan ALTO; Muangthai tahun 1957 di ABM, dll.8

2.3 KARAKTERISTIK TELEVISIa. Audiovisual

Televisi mempunyai kelebihan yakni dapat didengar dan dapat dilihat atau

yang disebut dengan audiovisual. Jadi, dengan televisi khalayak dapat

mendengarkan kata-kata, musik, efek suara dan gambar yang bergerak. Di dalam

televisi antara suara dengan gambar haruslah saling seimbang. Akan terasa

menjengkelkan apabila terdapat siaran televisi yang hanya berisi gambar saja

tanpa adanya suara, begitu juga apabila hanya ada suara saja tanpa adanya variasi

gambar. Jadi antara gambar dan suara haruslah seimbang.

Selain itu antara gambar dan suara juga harus harmonis. Contoh lain dari

ketidak harmonisan/keserasiaan antara gambar dan suara adalah saat seseorang

diwawancarai gerakan mulutnya tidak sesuai dengan ucapan suara yang

dikeluarkan.

Karena karakteristik media televisi bersifat audiovisual maka dalam

penyampaian beritanya harus dilibatkan visualnya/gambarnya. Seperti dalam

pembacaan berita maka harus dilengkapi dengan gambar yang diam, peta

8 Rusman. Sejarah Perkembangan dan Karakteristik Media TV. PDF.

6

Page 7: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

kejadian/peristiwa, rekaman peristiwa yang sedang terjadi, dll. Karena apabila

yang ditampilkan hany dari sisi audio, maka sama saja dengan media radio. Sisi

positif penayangan berita dengan menggunakan visual (rekaman yang sedang

terjadi), akan meyakinkan audience bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

Serta rasa keinginantahuan pemirsa/audience akan terpenuhi, terlebih lagi apabila

dari segi kualitas visualnya baik dan tempat perekamannya tepat. Sang audience

akan merasa seolah-olah mereka berada di tempat kejadian dan melihat secara

langsung. Berita yang tidak direncanakan seperti gunung berapi meletus, tsunami,

gempa bumi, kecelakaan, dll merepakan berita yang menarik untuk dilihat

pemirsa dari pada berita yang direncanakan seperti peletakan batu pertama,

pelantikan DPRD, dll.

b. Berpikir dalam Gambar

Pengarah acara adalah pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran atas

televisi dan saat ia sedang membuat naskah acara atau membacara acara dia harus

berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu juga dengan sang komunikator

yang hendak menyampaikan sebauh informasi, pendidikan, persuasi, atau hiburan

juga harus berpikir dalam gambar. Sekalipun komunikator tidak menyusun

naskah, tetapi ia dapat mengungkapkan keingiannya kepada pengarah acara

tentang berpikir dalam gambar.

Berpikir dalam gambar ada dua tahap yaitu9:

i. visualisasi/visualizatuon

Visualisasi/visualization adalah menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam

proses ini, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek

(manusia; benda; kegiatan; dsb) tertentu menjadi gambar yang jelas dan

menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandug suatu makna.

Contoh: macam-macam variasi pohon di hutan Kalimantan. Maka

visualisasinya berupa pengambilan gambar secara close up (besar) satu

persatu pohon-pohon di Kalimanta, sehingga san pemirsa/audience dapat

membedakannya.

ii. penggambaran/picturizatiuon

9 Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset. hal: 138-139.

7

Page 8: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

Penggambaran/picturizatiuon adalah kegiatan merangkai gambar-

gambaran individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya

mengandung makna tertentu. Contohnya: dalam metamorfosis kupu-kupu

adalah telur menjadi ulat menjadi epompong menjadi kupu-kupu muda dan

menjadi kupu-kupu dewasa. Maka dari setiap metamorfosis kupu-kupu

diambil gambarnya secara close up. Lalu satu persatu gambar

digabungkan, dengan penambahan efek saat perpindahan gambar satu

dengan yang lain. Seperti: menyamping (panning), dari atas ke bawah

(tilting), dll.

c. Pengoperasian lebih kompleks

Dibanding dengan radio siaran, pengoperasian televisi lebih kompleks dan

lebih banyak melibatkan orang. Contohnya dalam menayaan sebuah berita dapat

melibatkan berbagai orang yakni produser, pengarah acara, pengarah teknik,

pengarah studio, pemandu gambar, juru kamera, juru video, juru audio, juru rias,

juru suara, dll. Belum lagi apabila akan mengadakan acara diluar/out door, maka

crewnya akan lebih banyak lagi. Selain itu peralatan yang digunakan lebih banyak

dan rumit sehingga pengoperasiannya harus dilakukan oleh orang yang sudah

benar-benar ahli.

2.4 KELEBIHAN TELEVISIa. Jangkauan sangat luas

Tempat yang dituju bisa sngat luas, baik di pedesaan atau diperkotaan, luar negeri

atau dalam negeri, luar kota, atau luar pulau.

b. Penayangan seketika

Penayangannya serempak, secara bersama-sama. Walaupun berbeda tempat.

c. Gabungan anatara gambar, suara, dan warna (audiovisual)

Dengan menggunakan gambar dan audio sebagai gabungan, akan memudahkan

penonton dalam menerima pesan. Sehingga pengetahuan yang di dapat oleh

audience dapat berkesan.

d. Kontrol mudah

Kontrolnya mudah karena kita bisa menentukan tayangan mana yang akan

ditonton degan menggunakan remote.

8

Page 9: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

e. Penentuan waktu penayangan mudah

f. Cepat dalam menyebarkan berita

2.5 KEKURANGAN TELEVISIa. Siaran cepat lewat

Saat suatu stasiun televisi sedang menyiarkan berita/informasi dan tertinggal.

Maka penonton tidak bisa mengulang kembali beritanya/memundurkannya

kembali. Maka itulah televisi mempunyai kekurangan siarannya cepat lewat.

b. Relatif mahal

Biaya yang harus dikeluarkan dalam satu acara sangatlah mahal. Hal ini

disebabkan karena dalam satu pembuatan acara membutuhkan crew yang banyak,

belum lagi dari segi peralatan yang harus disewa, make up, pakaian yang

dikenakan, makan, listrik, dll.

2.6 PERAN TELEVISI DALAM MEDIA DAKWAHTelevisi menjadi sebuah media yang dapat diakses dengan mudah oleh

berbagai lapisan masyarakat. Bahkan televisi mempunyai suatu daya pikat tersendiri

bagi para penontonnya. Contohnya saja penonton rela menghabiskan waktunya untuk

duduk manis di depan layar televisi demi menonton program acara yang

dihadirkan/disuguhkan oleh stasiun televisi. Bahkan penonton televisi tidak mengenal

usia (tua, muda); sosial (kaya, miskin) semua sama saja dalam menonton televisi. Tak

jarang dari mereka beberapa masa pertumbuhannya dilewati dengan menonton

televisi. Dari segi kelebihan yang ada pada televisi para dai dapat memanfaatkannya

sebagai media dakwah. Yakni dengan mengajak umat manusia untuk mengerjakan

yang ma'ruf dan menjauhi yang munkar. Sehingga dapat mengajak seseorang atau

komunitas menuju perilaku yang lebih baik.

Selain itu karena televisi menggunakan audio visual yang efektif dalam

menyampaikan pesan, dapat menjangkau ruang yang sangat luas, dan dapat dinikmati

massa dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dengan variasi-variasi acara yang ada

atau dari segi variasi penyampaian dai. Sehingga dakwah juga dapat mengikuti

perkembangan yang ada dan tidak terkesan jadul. Sehingga televisi dapat

mempengaruhi perilaku-perilaku masyarakat dalam menerapkan benih kebaikan di

masyarakat. Walaupun berdakwah dengan menggunakan televisi, sang dai juga tidak

9

Page 10: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

boleh serampangan dalam menyampaikan materinya. Sang dai harus mempunyai

cukup ilmu pengetahuan atau dasar-dasar agama yang kuat sehingga tidak menyalahi

aturan. Selain itu sang dai harus memahami betul bagaimana televisi itu, penentuan

metode dakwah dan penentuan tekhniknya. Contoh siaran dakwah yang ada di televisi

antara lain: sentuhan qolbu, gema ramadhan, gema takbir, nada dan dakwah, hikmah

pagi, mujahada atau istiqosah, lentera Islam, renungan Ramadhan, pengajian Al-

Quraan dan Islam, Islam itu Indah, dll. Sekarang tinggal bagaimana seorang dai dapat

memanfaatkan media yang semakin maju ini.

BAB III

PENUTUP

10

Page 11: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

3.1 KESIMPULANDengan adanya perkembangan media yang begitu modern di era globalisasi saat ini.

Seharusnya seorang dai dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Jika dulu dakwah

hanya dilakukan melauli mimbar saja, saat ini berdakwah dapat melalui media televisi.

Sehinnga lebih menarik para penonton untuk melihatnya, serta jangkauannya luas (efektifitas

waktu dan tempat). Akan tetapi sang dai harus memikirkan matang-matang, dalam membuat

sebuah acara yang lebih variatif. Sehingga para audience tidak merasa dirinya sedang digurui.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Televisi Sebagai Media Dakwah

[Type text]

Ahmad Yani. 2008. Peranan TVRI Yogyakarta dalam Mensyiʹarkan Agama Islam.

Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri. Skripsi tidak diterbitkan.

Ardianto, Komala, Karlinah. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi.

Bandung: Refika Offset.

Istanto, Fredy H. Peran Televisi dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah,

Perkembangan dan Pengaruhnya. Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen

Petra. pdf.

Musyafa. 2009. Retorika Dakwah Suyanto S.Ag dalam Pengajian. Yogyakarta:

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri. Skripsi

tidak diterbitkan.

Rendra Junanto. 2007. Pandangan Kyai NU Cabang Sleman Tentang Acara

Infotainment di Acara. Yogyakarta: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri. Skripsi tidak diterbitkan.

Rusman. Sejarah Perkembangan dan Karakteristik Media TV. PDF.

12