Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi...

23
TEROPONG / TELESKOP MAKALAH FISIKA TENTANG ALAT - ALAT OPTIK DI SUSUN OLEH : ALI SODHIKIN ( 1049 ) QOLBI ( 1076 ) RANDHI J ( 1089 ) FAKULTAS : TEKNIK MESIN ( PAGI ) SEMESTER : 2 ( DUA ) UNIVERSITAS BALIKPAPAN

Transcript of Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi...

TEROPONG / TELESKOPMAKALAH FISIKA TENTANG ALAT - ALAT OPTIK

DI SUSUN OLEH

: ALI SODHIKIN QOLBI RANDHI J

( 1049 ) ( 1076 ) ( 1089 )

FAKULTAS SEMESTER

: TEKNIK MESIN ( PAGI ) : 2 ( DUA )

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2011DAFTAR ISI BAB I 1.1 1.2 BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 BAB III BAB IV PENDAHULUAN Pengertian Sejarah Teropong JENIS JENIS TEROPONG Teropong Teropong Teropong Teropong Teropong Teropong Bintang Bumi Prisma Panggung Periskop Pantul

SEJARAH TEROPONG DI INDONESIA DAFTAR PUSTAKA

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati[1]. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960. Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

3

2.1 Sejarah Teropong Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (15711630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya .

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

4

BAB II JENIS JENIS TEROPONG

Jenis Teleskop / TeropongTeleskop dibedakan menjadi 2 jenis utama teleskop yaitu : 1. Teropong bias Teropong bias terdiri dari beberapa buah lensa, yang termasuk teropong ini adalah : a. Teropong bintang b. Teropong bumi c. Teropong prisma d. Teropong panggung ( teropong Galileo ) e. Teropong periskop 2. Teropong pantul Teropong ini menggunakan cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya . Berikut penjelasan tentang jenis jenis teropong:

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

5

2.1 Teropong Bintang Teropong adalah alat untuk mengamati benda-benda yang jauh letaknya sehingga tampak lebih jelas. Teropong Astronomi atau lebih dikenal dengan nama teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa seperti planet, bintang, dan komet. Dasar Kerja: Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh (tak terhingga), berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik api (fokus). Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler (untuk penggunaan normal / mata tidak berakomodasi) Ilustrasi :

Sesuai namanya, teropong ini digunakan untuk melihat benda-benda langit yang sangat jauh jaraknya. fo Panjang teropong bintang = d = fob + fok

Teropong Bintang

b Perbesaran bayangan = M fo = k

Lensa objektif

Lensa okuler

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

6

TEROPONG BINTANGLensa Obyektif Lensa Okuler d = f ob + f ok f ob = f ok

Perbesaranf ob f ok

Sifat bayangan Maya , Diperbesar, Terbalik

M

fa

=

o b

S

o k

Contoh benda:

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

7

2.2 Teropong Bumi Teropong bumi menggunakan dua lensa juga menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa objektif dan okuler. Lensa ketiga (lensa pembalik) ini berfungsi untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah benda semula. Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, diperbesar dan tegak. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut lensa pembalik. Dasar Kerja: Benda yang terletak di jauh tak hingga akan dibiaskan oleh lensa objektif, tepat di fokus lensa objektif, dimana sifat bayangan ini adalah terbalik diperbesar dan nyata. Oleh lensa pembalik, bayangan ini dianggapsebagai benda dan terletak pada jarak 2f (jari-jari) di depan lensa pembalik, sehingga bayangan yang terbentuk pada jarak 2f juga, di belakang lensa pembalik dan terbalik. Jadi bayangan yang semula terbalik oleh lensa objektif akan dibiaskan menjadi tegak seperti semula oleh lensa pembalik. Bayangan oleh lensa pembalik ini akan menjadi benda bagi lensa okuler yang bersifat sebagai lup. Ilustrasi :

Teropong Teropong ini digunakan untuk melihat objek yang Bumi

jauh di permukaan bumi. Teropong ini memiliki 3 lensa positif, yaitu lensa objektif, lensa pembalik dan lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi membalik bayangan yang terbentuk, sehingga bayangan yang dibentuk oleh teropong tidak terbalik fo Panjang teropong = d = fob + 4 fp + fok

b fo Perbesaran bayangan = M = k

Lensa objektif

Lensa pembalik

Lensa okuler

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

8

Untuk mata tidak berakomodasiLensa Obyektif

TEROPONG BUMId = f ob + 4 fp + f ok Lensa Pembalik Lensa Okuler

f ob

2fp

2fp

fok

Sifat bayangan

Maya Diperbesar Tegak

f Perbesaran M a= S

o b

o k

Contoh benda:

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

9

2.3 Teropong Prisma Teropong prisma adalah alat untuk melihat benda yang jauh tetapi bayangannya tidak terbalik. Lensa-lensa pada teropong prisma sama dengan tetopong bintang tetapi pada teropong prisma terdapat prisma yang dapat membalikkan byangan benda sehingga bayangan yang dilihat mata tidak terbalik. Teropong ini menggunakan 2 buah prisma siku-siku sama kaki untuk menggantikan fungsi lensa pembalik. Kedua prisma disusun bersilang satu sama lain. Teropong demikian disebut juga teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa okuler, karena pengamat dapat melihat dengan 2 mata, maka kesan bayangan yang diperoleh adalah sebagai bayangan 3 dimensi (stereokopis). Ilustrasi:

TEROPONG PRISMA

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

10

Disebut juga teropong binokuler Untuk memperpendek teropong, lensa pembalik diganti dengan dua prisma samakaki yang akan memantulkan bayangan secara sempurna Bayangan akhir tegak, maya, diperbesarPemantulan pada prisma

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

11

2.4 Teropong Panggung Teropong panggung atau teropong Galilei disebut juga teropong Belnada atau teropong tonil. Teropong ini menghasilkan bayangan akhir yang tegak dan diperbesar dengan menggunakan dua buah lensa, lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa negatif sebagai lensa okuler. Teropong panggung mirip dengan teropong bumi, bedanya hanya lensa okuler diganti dengan lensa cekung. Benda yang terletak di jauh tak hingga (bisa juga benda berada pada jarak tertentu) akan dibiaskan oleh lensa objektif, tepat di fokus lensa objektif, dimana sifat bayangan ini adalah terbalik diperbesar dan nyata. Oleh lensa okuler, bayangan ini akan menjadi benda dan dibiaskan. Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan dari lensa obyektif ini terletak di fokus lensa okuler, jadi berhimpit dengan fokus lensa obyektif Ilustrasi:

Teropong Panggung

Teropong panggung atau galileo merupakan teropong bumi tanpa lensa pembalik. Agar fo bayangan yang terbentuk tidak terbalik, maka b lensa okulernya menggunakan lensa negatif. fo Panjang teropong = d = fob fok

k Perbesaran bayangan = M =

Lensa objektif (+)

Lensa okuler (-)

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

12

TEROPONG PANGGUNG (TEROPONG GALILEO)d = f ob + f ok T f ok f ob = f ok

L. Obyektif

L. Okuler f ob

Sinar datang sejajar dari lensa obyektif membentuk bayangan tepat di fokusnya, sebagai benda maya lensa okuler Sinar sejajar yang keluar dari lensa okuler menuju mata bersifat tegak di titik tak terhingga

Perbesaran

f M a= S

o b

o k

.

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

13

2.5 Periskop Periskop adalah alat optik yang dipasang pada kapal selam. Periskop digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda-benda di atas permukaan laut sewaktu kapal selam sedang menyelam. Periskop yang sederhana terdiri atas lensa objektif, 2 buah prisma siku-siku dan lensa okuler. Ilustrasi:

Diagram sinar periskop Berkas sinar yang berasal dari sebuah kapal, setelah menembus lensa objektf L1 dipantulkan sempurna oleh prisma-prisma siku-siku sama kaki P1 dan P2. Berkas sinar ini akhirnya menembus lensa okuler L2 masuk ke mata pengamat.

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

14

2.6 Teropong Pantul Teropong jenis ini menggunakan satu lensa positif, satu cermin cekung dan satu cermin datar, yaitu obyektif yang menggunakan cermin cekung dan okuler menggunakan lensa cembung. Sedangkan cermin datar diletakkan diantara obyektif dan okuler. Dasar Kerja: Sinar datang sejajar yang dipantulkan oleh cermin cekung (lensa objektif), dipantulkan kembali oleh cermin datar ke lensa okuler. Berkas-berkas sinar yang dipantulkan oleh lensa datar dipantulkan berpotongan di titik fokus lensa okuler, sehingga sinar-sinar bias okuler akan sejajar

TEROPONG PANTULcermin datarf ob

lensa okuler

Menggunakan cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya dengan alasan : cermin mudah dibuat dibandingkan lensa cermin tidak mengalami aberasi cermin lebih ringan daripada lensa

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

cermin cekung sebagai obyektif

15

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

16

BAB III SEJARAH TEROPONG DI INDONESIA Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107 36' Bujur Timur dan 6 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299. Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928. Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.[QUOTE] Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

17

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

18

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Wikipedia Olimpiade Fisika Indonesia Antamedika.blogspot

Fisika teknik , Universitas Balikpapan

19