Harian Teropong

8
Berdayakan Tenaga Alternatif NASIONAL: 14 Tahun Sudah Indonesia Memasuki Era Reformasi Berdayakan Tenaga Alternatif Hukum ekonomi mengatakan, kea- daan di mana persediaan barang atau jasa yang terbatas diiringi tingginya jumlah permintaan, akan mendorong kenaikan harga. Hal itu pula yang ter- jadi pada fenomena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indone- sia. Di tengah permintaan BBM yang terus meningkat dengan cadangan minyak dunia yang semakin menipis, kenaikan harga minyak dunia pun tak terhindarkan. Tak hanya Indonesia, se- luruh dunia pun harus megap-megap menyelamatkan ekonominya sendiri. Meski tak jadi naik, harga barang di pasaran sudah terlanjur naik. Yang paling mencekik tentunya ada- lah naiknya harga-harga sembilan ba- han pokok. Sebutlah harga cabe rawit yang naik dariRp50.000,00 /kilogram menjadi Rp60.000,00/kilogram. Ada- pun bawang putih dari Rp12.000,00 menjadi Rp18.000,00. Gula pasir naik menjadi Rp12.000,00 dari harga sebe- lumnya Rp11.000,00. Masih banyak kenaikan harga berkisar antara 10-12% dari harga sebelumnya sehingga me- nyebabkan kenaikan sejumlah harga ba- rang pokok. Meski mayoritas pedagang berdalih kenaikan harga dagangan- nya bukan karena isu kenaikan harga BBM, toh nyatanya paskakeputusan pe- nundaan kenaikan harga BBM itu turut memicu naiknya harga barang pokok. UU APBN pasal 7 ayat 6a 2012 mem- beri kesempatan kepada pemerintah menaikkan harga BBM, tapi dengan syarat. Ayat itu berbunyi, “Dalam hal harga minyak mentah rata-rata In- donesia dalam kurun waktu berjalan yaitu enam bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 %, maka pemerintah diberikan kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pen- dukungnya. UU itu ibarat sebuah upaya mencegah bom waktu untuk meledak bukan mematikannya. Kenaikan harga BBM hanya menunggu waktu, sesuai dengan gejolak harga minyak di pasar dunia. Tentu bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Sudah saatnya Indonesia be- ralih ke sumber energi yang lain. Indo- nesia yang kaya akan sumber daya e- nergi tentunya mempunyai potensi untuk menghidupi negeranya sendiri dengan kekayaan alam yang ada. E- nergi alternatif inilah solusi Indonesia keluar dari jeritan harga minyak dunia yang semakin melambung, juga meru- pakan momentum Indonesia untuk tampil menawarkan solusi potensi en- ergi alternatif bagi dunia yang makin langka akan persediaan minyak bumi. Jakarta, Teropong- Semakin tingginya harga minyak dunia dipicu dengan kelangkaan minyak, menjadi salah satu alasan pemerin- tah Indonesia mengetatkan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Akhirnya, kenaikan harga ba- han bakar minyak (BBM) yang telah dibahas dari tiga tahun lalu, kembali dilemparkan. Pemerintah berencana me- naikkan harga BBM sebesar Rp1.500,00 per liter atau 33% pada bulan April lalu, tampaknya tidak dapat ditunda. Ren- cana ini mengundang pro kontra dari berbagai kalangan akrena dianggap da- pat merugikan masyarakat kecil. Selain itu, rencana ini mendapat protes keras melalui demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa dari penjuru Jabodetabek. Harga sejumlah kebutu- han pokok di Pasar Bunder Sragen meningkat sampai lebih dari 100% se- jak sepekan terakhir. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut dipengaruhi oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Seorang pedagang sembako di Pasar Bunder Sragen, Sri Giman, Kamis (29/3/2012), seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, mengungkapkan harga kebutuhan pokok merangkak naik men- jelang kenaikan harga BBM. Kenaikan paling signifikan, terjadi pada harga bawang putih, yang semula Rp8.000,00/ kg menjadi Rp18.000,00/kg. Giman menambahkan, naiknya harga bawang putih ini, hampir terjadi setiap hari, yakni rata-rata Rp1.000,00/kg per hari. Masyarakat khawatir ke- naikan harga BBM ini akan me- nyebabkan terhambatnya pertum- buhan ekonomi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen harga naik, ter- utama harga barang kebutuhan pokok. Sejumlah pengamat ekonomi di Indonesia berpendapat, jika peme- EDISI PERDANA HARIAN UNTUK UMUM Harga eceran Rp. 1.500,- Harga langganan Rp. 30.000,- TERBIT 8 HALAMAN NOMOR 001 TAHUN 2012 RABU 26 JUNI 2012 PROFIL: Dari Pemulung Jadi Juragan KAMPUS: Dahlan Iskan Berbagi Soal Wirausaha Grafik Harga BBM (Premium) rintah tetap bersikukuh tidak menaik- kan harga BBM, tingkat inflasi ekonomi Indonesia dapat meningkat dan dapat menyebabkan goncangan ekonomi. Chief Economist ADB Indo- nesia Edimon Ginting, seperti dikutip Bisnis.com mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menimbulkan inflasi 2%. Namun, dampak inflasinya akan bersifat one year-off, alias laju in- flasi akan kembali melandai pada 2013. “BBM itu kan naiknya hanya seka- li, jadi dampaknya hanya tahun ini. Tahun depan sudah hilang dampaknya, kalau di ekonomi namanya spesifikbest effect,” kata Edimon. (Bersambung ke halaman 7 kol. 1) Penggunaan Energi Alternatif sebagai Solusi Naik Harga BBM Harga Kebutuhan ? Oleh Lupita Wijaya, Benediktus Kris- na, Naomi Emmanuel, Cheryl Pricilla Bensa GRAFIS: CHERYL PRICILLA BENSA SUMBER http://www.esdm.go.id/index.html Hal 2 Hal 6 Hal 3 25% off for UMN Student Eco Friendly Quality Denim Special Promo EDITORIAL

description

Ujian Akhir Semester Editing dan Produksi Media Cetak

Transcript of Harian Teropong

Page 1: Harian Teropong

Berdayakan Tenaga Alternatif

NASIONAL:14 Tahun Sudah Indonesia Memasuki Era Reformasi

Berdayakan Tenaga AlternatifHukum ekonomi mengatakan, kea-daan di mana persediaan barang atau jasa yang terbatas diiringi tingginya jumlah permintaan, akan mendorong kenaikan harga. Hal itu pula yang ter-jadi pada fenomena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indone-sia. Di tengah permintaan BBM yang terus meningkat dengan cadangan minyak dunia yang semakin menipis, kenaikan harga minyak dunia pun tak terhindarkan. Tak hanya Indonesia, se-luruh dunia pun harus megap-megap menyelamatkan ekonominya sendiri. Meski tak jadi naik, harga barang di pasaran sudah terlanjur naik. Yang paling mencekik tentunya ada-lah naiknya harga-harga sembilan ba-han pokok. Sebutlah harga cabe rawit yang naik dariRp50.000,00 /kilogram menjadi Rp60.000,00/kilogram. Ada-pun bawang putih dari Rp12.000,00 menjadi Rp18.000,00. Gula pasir naik menjadi Rp12.000,00 dari harga sebe-lumnya Rp11.000,00. Masih banyak kenaikan harga berkisar antara 10-12% dari harga sebelumnya sehingga me-nyebabkan kenaikan sejumlah harga ba-rang pokok. Meski mayoritas pedagang berdalih kenaikan harga dagangan-nya bukan karena isu kenaikan harga BBM, toh nyatanya paskakeputusan pe-nundaan kenaikan harga BBM itu turut memicu naiknya harga barang pokok.UU APBN pasal 7 ayat 6a 2012 mem-beri kesempatan kepada pemerintah menaikkan harga BBM, tapi dengan syarat. Ayat itu berbunyi, “Dalam hal harga minyak mentah rata-rata In-donesia dalam kurun waktu berjalan yaitu enam bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 %, maka pemerintah diberikan kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pen-dukungnya. UU itu ibarat sebuah upaya mencegah bom waktu untuk meledak bukan mematikannya. Kenaikan harga BBM hanya menunggu waktu, sesuai dengan gejolak harga minyak di pasar dunia. Tentu bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Sudah saatnya Indonesia be-ralih ke sumber energi yang lain. Indo-nesia yang kaya akan sumber daya e-nergi tentunya mempunyai potensi untuk menghidupi negeranya sendiri dengan kekayaan alam yang ada. E-nergi alternatif inilah solusi Indonesia keluar dari jeritan harga minyak dunia yang semakin melambung, juga meru-pakan momentum Indonesia untuk tampil menawarkan solusi potensi en-ergi alternatif bagi dunia yang makin langka akan persediaan minyak bumi.

Jakarta, Teropong-Semakin tingginya harga minyak dunia dipicu dengan kelangkaan minyak, menjadi salah satu alasan pemerin-tah Indonesia mengetatkan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Akhirnya, kenaikan harga ba-han bakar minyak (BBM) yang telah dibahas dari tiga tahun lalu, kembali dilemparkan.

Pemerintah berencana me-naikkan harga BBM sebesar Rp1.500,00 per liter atau 33% pada bulan April lalu, tampaknya tidak dapat ditunda. Ren-cana ini mengundang pro kontra dari berbagai kalangan akrena dianggap da-pat merugikan masyarakat kecil. Selain itu, rencana ini mendapat protes keras melalui demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa dari penjuru Jabodetabek. Harga sejumlah kebutu-han pokok di Pasar Bunder Sragen meningkat sampai lebih dari 100% se-jak sepekan terakhir. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut dipengaruhi oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Seorang pedagang sembako di Pasar Bunder Sragen, Sri Giman, Kamis

(29/3/2012), seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, mengungkapkan harga kebutuhan pokok merangkak naik men-jelang kenaikan harga BBM. Kenaikan paling signifikan, terjadi pada harga bawang putih, yang semula Rp8.000,00/kg menjadi Rp18.000,00/kg. Giman menambahkan, naiknya harga bawang putih ini, hampir terjadi setiap hari, yakni rata-rata Rp1.000,00/kg per hari. Masyarakat khawatir ke-naikan harga BBM ini akan me-nyebabkan terhambatnya pertum-buhan ekonomi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen harga naik, ter-utama harga barang kebutuhan pokok. Sejumlah pengamat ekonomi di Indonesia berpendapat, jika peme-

EDISI PERDANAHARIAN UNTUK UMUM

Harga eceran Rp. 1.500,-Harga langganan Rp. 30.000,-

TERBIT 8 HALAMANNOMOR 001 TAHUN 2012

RABU26 JUNI 2012

PROFIL:Dari Pemulung Jadi Juragan

KAMPUS:Dahlan Iskan Berbagi Soal Wirausaha

Grafik Harga BBM (Premium)

rintah tetap bersikukuh tidak menaik-kan harga BBM, tingkat inflasi ekonomi Indonesia dapat meningkat dan dapat menyebabkan goncangan ekonomi. Chief Economist ADB Indo-nesia Edimon Ginting, seperti dikutip Bisnis.com mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menimbulkan inflasi 2%. Namun, dampak inflasinya akan bersifat one year-off, alias laju in-flasi akan kembali melandai pada 2013.“BBM itu kan naiknya hanya seka-li, jadi dampaknya hanya tahun ini. Tahun depan sudah hilang dampaknya, kalau di ekonomi namanya spesifik best effect,” kata Edimon.

(Bersambung ke halaman 7 kol. 1)

Penggunaan Energi Alternatif sebagai SolusiNaik Harga BBM

Harga Kebutuhan?Oleh Lupita Wijaya, Benediktus Kris-na, Naomi Emmanuel, Cheryl Pricilla Bensa

GRA

FIS:

CH

ERYL

PRI

CIL

LA B

ENSA

SU

MBE

R ht

tp://

ww

w.es

dm.g

o.id

/inde

x.ht

ml

Hal 2 Hal 6 Hal 3

25% off

for UMN Student

Eco Friendly Quality Denim

Special Promo

EDITORIAL

Page 2: Harian Teropong

2 RABU, 27 JUNI 2012

Secara sederhana, definisi reformasi adalah penyusunan kem-bali format dan perangkat-perangkat kenegaraan dalam usaha membuat kehidupan bernegara yang lebih baik. Reformasi memiliki sejumlah agenda perubahaan mulai dari pemerintahan yang bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN), peningkatan ekono-mi dan kesejahteraan rakyat, kebebasan berpendapat dan berekspresi, sampai reformasi birokrasi seperti melarang oknum militer dan kepolisian dari kursi pemerintahan.

Waktu berlalu, rezim bergan-ti, mulai dari Habibie, Abdurachman Wahid atau yang lebih akrab dipang-gil Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka semua memimpin di era paska- reformasi. Hasilnya?

Empat Belas Kemudian

Empat belas tahun sudah. Rupanya keadaan tak banyak berubah. Mungkin yang paling nyata hanya ke-bebasan berekspresi dan berpendapat saja yang benar-benar dijaga tegak pa-yung hukumnya. Selain itu sama saja. Pemerintahan tetap saja kotor. Ekonomi tumbuh namun tetap tak kuat menahan krisis keuangan dunia. Yang meresah-kan tentu saja aksi anarkis sejumlah or-ganisasi masyarakat (ormas) yang main hakim sendiri dan merasa paling benar di jalannya.

Di saat yang sejumlah tokoh gerakan 98 sudah duduk nyaman di kur-si parlemen. Sebut saja Rama Pratama dan Budiman Sudjatmiko. Rama per-nah mengenyam bangku DPR dengan menjadi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada periode 2004-2009. Sedang-kan Budiman, sosok yang seringkali dijadikan personifikasi gerakan 98 ini sekarang menjabat sebagai Komisi Dua Dewan Perwakilan Rakyat.

Namun rupanya kuasa mere-ka di parlemen menjadi fenomena anomali dengan gerakan mereka kala

muda. Mereka yang dahulu mengkritik pemerintah ru-panya, juga “tunduk” pada godaan kekuasaan. Rama Pratama bahkan tersangkut kasus korupsi. Sedangkan Budiman, dinilai oleh ba-nyak pengamat politik tidak lagi segarang dulu ketika masih tutun di jalanan.

“Butuh waktu un-tuk menyelesaikan semua agenda reformasi,” ujar Bu-diman ketika ditanya soal mengapa empat belas tahun usai reformasi keadaan tak kunjung membaik.

Anomali Aktivis

Namun se-jarah mencatat satu nama yang selalu dike-nang sebagai “kiblat” para aktivis mahasiswa di Indonesia. Bukunya selalu menjadi rujukan ketika mereka butuh energi ekstra un-tuk mengkritisi sejumlah pihak yang mereka anggap tak adil. Seorang yang seringkali dijadikan personifikasi ak-tivis mahasiswa angkatan 1966. Dia adalah Soe Hok Gie.

Gie, panggilan akrabnya, adalah seorang aktivis mahasiswa yang sangat vokal pada zamannya. Tak per-nah gentar ia lontarkan kritik pada penguasa saat itu, Soekarno. Bersama teman-temannya, ia turun ke jalan un-tuk mengkritisi pemerintah yang me-reka anggap kacau saat itu. “Soekarno tak ubahnya raja-raja Jawa. Ia feodal dan punya banyak istri. Para pengacau seperti itu pantas ditembak mati di la-pangan banteng,” ujar Gie dalam catatan hariannya.

Seperti halnya Budiman tiga puluh dua tahun kemudian, Gie berha-sil menjatuhkan rezim yang berkuasa

muncul karena sulit sekali mencari sumber informasi tentang kegiatan dan hasil yang dicapai oleh AICHR. Hariz mengatakan, Kemente-rian luar negeri maupun AICHR tidak menyediakan website maupun melaku-

kan pertemuan rutin dengan masyarakat untuk memberi informasi berkala ter-masuk informasi serta perkembangan hasil kajian tematik yang telah ditetap-kan sebelumnya, yaitu Corporate So-cial Responsibility (CSR) dan migrasi. Khusus untuk kajian CSR, sejauh ini sulit untuk diukur apakah membawa dampak perubahan, khu-susnya pada perbaikan situasi perlin-dungan hak-hak buruh migran pe-

Komisi Untuk Orang Hi-lang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama dengan persatuan advokasi HAM ASEAN meluncur-kan laporan kinerja ASEAN Intergo-vernmental Commission on Human Right (AICHR) kedua periode Ok-tober 2010 hingga Desember 2011 di Komisi Yudisial, Jakarta Pusat (7/5). Peluncuran ini disertai dis-kusi publik mengenai bentuk advokasi yang terus mengikutsertakan AICHR selama setahun terakhir. Dengan judul A Commission Shrouded in Secrecy, pe-luncuran laporan ini dipimpin oleh Koor-dinator Eksekutif KontraS Haris Azhar. Sejak 23 Oktober 1009, Kon-ferensi tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-15 di Cha-am hua Hin, Thailand, telah meresmikan AICHR atau Komisi HAM ASEAN. Praktis hingga kini, AI-CHR terus menjadi sorotan masyarakat sipil di ASEAN karena dianggap belum menunjukkan performa yang signifikan. Beberapa hal yang menjadi sorotan masyarakat sipil di ASEAN antara lain terkait transparansi infor-masi dan dokumen yang dihasilkan oleh AICHR. Persoalan transparansi

KONTRAS dan AICHR Luncurkan Laporan HAM ASEAN KeduaOleh Lupita Wijaya

Empat belas tahun sudah gugatan itu mengumandang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Buah kristalisasi ekspresi yang lama terbung-kam, membuncah menjadi sebuah tuntutan, seakan menjadi kredo bagi kumpulan kesatuan mahasiswa, organi-sasi masyarakat, juga masyarakat sendi-ri yang berunjuk rasa saat itu.

Adalah Soeharto sebagai nakhoda dari orde baru, yang diang-gap oleh para demonstran sudah tidak layak lagi berada di kursi pemerin-tah. “Musuh kita jelas, satu, Soeharto,” ungkap Budiman Sudjatmiko salah

seorang aktivis yang ikut gerakan ini. Hasilnya kesatuan aksi yang mayoritas adalah mahasiswa itu berhasil menu-runkan pemerintah yang mereka ang-gap sudah tidak layak lagi berada di tampuk kepemimpinan.

“Saya memutuskan berhenti dari ja-batan saya sebagai presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini,” ujar Soeharto di Istana Merdeka, 21 Mei 1998. Ribuan masa bersorak gembira, akhirnya usaha mereka berhasil. Im-plikasinya jelas : Orde baru jatuh, Soe-harto lengser, Indonesia masuk periode baru, reformasi!

saat itu. Teman-temannya pun mendaki karier di parlemen, sementara Gie me-milih setia sebagai watchdog pemerin-tahan. Setali tiga uang dengan parlemen yang mereka jatuhkan, rupanya teman-teman Gie pun tak kalah korup dan bu-ruknya.

Nampaknya memang ada ke-cenderungan seseorang untuk menjadi gelap mata dengan kekuasaan, padahal dahulunya mereka adalah aktivis yang menyerukan kebusukan pemerintah. Namun, Gie berbeda. Dia adalah ano-mali dari sekian banyak aktivis maha-siswa yang ada. Sayang (atau mungkin beruntung) dia mati muda. Dia belum sempat berbuat lebih banyak lagi untuk Indonesia. Mungkinkah ada sosok Gie yang baru? Yang kritis menyuarakan perubahan? Yang tetap setia meski dike-pung sedapnya dunia kekuasaan? Yang tetap setia mengawal perubahan (baca : reformasi) sehingga benar-benar pari-purna agendanya? Kita tunggu saja.

Mau Dibawa ke Mana Reformasi?Oleh Benediktus Krisna

“Revolusi! Revolusi! Revolusi sampai mati!”“Revolusi! Revolusi! Revolusi harga mati!”

rempuan di kawasan Asia Tenggara. Diskusi publik terkait keeng-ganan AICHR membuka relasi dan konsultasi dengan masyarakat sipil. Padahal, mandat dan fungsi AICHR yang ada dalam kerangka acuan ker-ja mewajibkan dialog dan konsul-tasi selain badan-badan ASEAN, juga dengan organisasi masyarakat sipil. “Untuk AICHR perwakilan Indonesia, beberapa hal yang men-jadi sorotan seperti minimnya konsul-tasi publik, minimnya kontribusi per-wakilan Indonesia untuk memperkuat mekanisme HAM di tingkat na-sional,” ujar Direktur Eksekutif Human Rights Resource Centre for ASEAN Marzuki Darusman. Marzuki menambahkan, di sela minimnya prestasi AICHR, Komisi Tinggi HAM PBB hadir dalam perte-muan regional masarakat sipil ASE-AN yang keempat di Bali tahun lalu.Dinamika AICHR ini tidak melam-paui ASEAN. KontraS sebagai ba-gian dari anggota SAPA Task Force ASEAN dan HAM, terus bertu-juan mengkonkretkan langkah ini.

Budiman Sudjatmiko memberikan kuliah umum Komunikasi Politik di Universitas Multimedia Nu-santara, Sabtu (26/5).

Sebanyak 17 fakultas kedok-teran dari universitas di Jawa Barat dan Kalimantan Barat berdemonstrasi anti rokok sepanjang Bundaran Hotel Indo-nesia menuju Istana Merdeka pada Ming-gu, 1 Juli 2012. Demonstrasi berlangsung tertib dengan kawalan sejumlah polisi. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) me-ngumpulkan sekitar 400 mahasiswa, beberapa di antaranya berasal dari Uni-versitas Islam Bandung (Unisba), Uni-versitas Krida Wacana (Ukrida), Trisak-ti, Yarsi, dan Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta (UPN). Dengan slogan Make Everyday World No To-bacco Day, ratusan mahasiswa ini me-mulai unjuk rasa pukul sembilan pagi. Sepanjang perjalanan me-nuju Istana Merdeka, uniknya, setiap menemukan orang yang sedang me-rokok, para mahasiswa akan mengham-piri dan menukar satu batang rokok dengan satu kotak minuman Buavita. Ketika berjalan di depan Plaza Indonesia, demonstran me-

nemukan sekitar lima satpam yang sedang merokok sambil mengobrol. Melihat ini, mereka segera menyeru-kan anti rokok, menghampiri, dan menukar kelima batang rokok itu de-ngan lima kotak minuman Buavita. “Rokok itu tidak baik untuk kesehatan. Tidak hanya menyebab-kan penyakit, tapi juga bisa berba-haya untuk orang lain. Pemerintah juga sebaiknya mengetatkan peraturan tentang rokok ini,” ujar Koordinator Desi Megafini dari UPN Yogyakarta. Pengumpulan mahasiswa dari belasan universitas ini dilakukan sejak tiga bulan lalu. Selain demon-strasi, mereka juga mengadakan pe-nyuluhan anti rokok, dan berbagai seminar seputar bahaya merokok. Desi menambahkan, demon-strasi ini sengaja digelar hari Minggu, khususnya saat car free day agar tidak menganggu lalu lintas. “Jangan sampai macet, apa-lagi merugikan masyarakat,” tukasnya.

Ratusan Mahasiswa Kedokteran Serukan Anti Rokok

“Beberapa hal yang men-jadi sorotan seperti min-imnya konsultasi publik,

minimnya kontribusi per-wakilan Indonesia untuk memperkuat mekanisme HAM di tingkat nasional”

-Haris Azhar-

NASIONAL

Ratusan mahasiswa berdemosntrasi memperingati hari anti rokok (1/1/12) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

TERO

PON

G/B

ENED

IKTU

S K

RISN

AX

PLOPO

RE/RON

ALD

SETIAD

I

Oleh Lupita Wijaya

Page 3: Harian Teropong

3RABU, 27 JUNI 2012

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi pembicara utama dalam acara CHEERS (Create High Enthusiasm of Enterpre-neurship) yang diselenggarakan YOURS (Young Entrepreneurs Association) di Function Hall, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Senin (4/6). Acara itu dilaksanakan juga sebagai peresmian YOURS. Pada kesempatan itu, Dah-lan tidak banyak berbicara soal teori bagaimana berbisnis, melainkan dia mengundang peserta seminar untuk maju ke panggung untuk bercerita soal bisnisnya. Ada tujuh orang yang berun-tung untuk maju ke depan untuk berba-gi cerita dan keluh kesah usaha mereka dengan Dahlan. Mereka bercerita soal usaha mereka, perkiraan profit bah-kan cerita duka karena nyaris bangkrut ataupun ditipu orang. “Sakit hati adalah modal untuk maju,” ujar Dahlan yang kemu-dian mengundang sambutan dan tepuk tangan peserta seminar (yang kebanya-kan mahasiswa dan praktisi bisnis) yang datang. “Anda hebat, karena masih muda, tapi sudah matang. Sudah ke-nyang mulai dari ditipu dan sebagain-ya.” Kemudian Dahlan menyarankan

mulai dari sekarang mahasiswa mulai menjadi seorang wirausaha, maka 5-10 tahun ke depan bisnisnya sudah maju. Dahlan menjelaskan tiga ala-san mengapa para wirausahawan muda ini akan meraih suksesnya 10 tahun lagi. Alasan yang pertama adalah soal usia. “Kalian masih muda, perjalanan masih panjang, masih kuat tiga hari begadang sekaligus, enerjik.” Kaya pengalaman adalah poin kedua keunggulan mereka.

Lalu alasan ketiga adalah pada 10 tahun ke depan kondisi ekonomi Indonesia akan jauh membaik. “10 tahun ke depan ekonomi yang akan mendikte politik, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan tidak aka nada korelasi antara ge-jolak politik dengan kondisi ekonomi,” ujarnya menutup sesi seminarnya.

K e m u d i a n Dahlan mengikuti rang-kaian acara dengan meresmikan YOURS, dengan menyematkan pin ke pengurus YOURS yang terdiri dari Ketua YOURS Neneng dan Konseptor dan De-wan Penasihat YOURS Michael Loe. Ketua Acara CHEERS Pricilla Angelia mengatakan ide Yours ini tercetus sekitar sebulan yang lalu oleh para mahasiswa. Ilmu Komunikasi 2009 yang menempuh mata kuliah CSR dan Event Manage-ment. “ M e n g - ingat sangat pentingnya networking dan dibu-tuhkannya wadah untuk menampung para ma-hasiswa yang sudah me-miliki dan menjalankan bisnis sejak dini,” ujarnya ketika ditanya soal tujuan diadakannya CHEERS. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Himpunan Pengusaha

Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari, Presiden of ITB Enter-preneurship Challenge 2011 Renard Widarto, Juara pertama Biz Camp

Dahlan Iskan Berbagi Soal WirausahaOleh Benediktus Krisna

“Sakit hati adalah

modal untuk maju.”

-Dahlan Iskan-

Dahlan Iskan menjadi pembicara utama dalam seminar CHEERS yang diadakan oleh YOURS di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Tangerang, Senin (4/6).

Untuk memperingati hari bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (BEM UMN) menyelenggarakan acara UMN Green Week. Acara dengan tema Keep The Earth Young ini berlangsung selama seminggu dengan tujuan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya men-jaga stabilias ekosistem. Ketua Acara UMN Green Week sekaligus Ketua BEM UMN, Preva Dimas, mengatakan ber-niat memasukkan acara ini ke dalam agenda tahuan. UMN Green Week me-rangkul masyarakat untuk lebih peduli pada penghijauan. Rangkaian acara UMN Green Week dimulai dengan penanaman seki-tar 600 bibit bakau di kawasan ekowisata Tol Sedyatmo, Pantai Indah Kapuk, Ja-karta. Selain penanaman bakau, acara ini juga diramaikan dengan lomba ma-jalah dinding, lomba fotografi, lomba poster, lomba makan, dan lomba band yang dilaksanakan di UMN, Gading Serpong, Tangerang. Adapun seminar yang dis-elenggarakan dari KOPHI (Koalisi Pe-muda Hijau Indonesia). Acara puncak

HIJAU!UMN Green Week Ramaikan Hari BumiOleh Lupita Wijaya

tema CREATE (C ommunicate and Raise your idEA Through Experi-ence), I’m Kom ingin membuat para partisipannya kaya akan pengalaman dan pengetahuan melalui berbagai lom-ba dan seminar yang diadakan. Ketua Acara Commfest dan I’m Kom Rhesa Jonathan, menyebutkan, acara terbuka untuk mahasiswa-maha-siswa dari Universitas se-Jabodetabek. Namun, di luar target ada juga peserta

Communication FestivalI’m Kom Hadirkan Belasan Acara Komunikasi KreatifOleh Lupita Wijaya

lomba yang datang dari Semarang dan juga Bandung. Lomba-lomba yang diada-kan oleh Commfest antara lain, Back to Feature, di mana para pesertanya harus beradu kemampuan menulis feature yang mengangkat tema Budaya Sebagai Media Pembelajaran dan Hiburan. Pho-talk, persaingan antar individu dalam menampilkan hasil karya foto yang kreatif serta caption yang sesuai. Mar-

Mahasiswa menanam bibit bakau di Pantai Indah Kapuk, Jakarta dalam rangka UMN Green Week, Minggu (22/4).

ditutup dengan penampilan dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Vicinity Dance, pemenang lomba band E-fresh, Paroeh Waktoe, Tokyolite, dan Endah N Rhesa di Function Hall UMN.

keting Public Relations Strategic Blast, lomba merancang strategi Marketing Public Relations bagi kesenian lokal Indonesia. Comprofesional, dimana peserta harus merancang sebuah com-pany profile perusahaan yang memenuhi standar sesungguhnya dengan desain yang kreatif. Selain itu, adapun Anchor Vista, sebuah lomba yang diadakan un-tuk bagaimana menjadi pembawa berita yang baik serta memberi pengalaman bagi peserta yang ingin bercita-cita se-bagai news anchor. Communication Festival juga mengadakan seminar, talkshow, serta workshop yang mengundang narasum-ber berkompeten, dari VIVAnews.com, Vice President Corporate Communica-tion IndoPacific Edelman dan bintang tamu lainnya seperti Aiman Witjak-sono, Erwin Parengkuan, dan Gustav Aulia. Acara ini dimeriahkan oleh ber-bagai band, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UMN, CommFest Award, art performance, dan ditutup oleh guest star Adera. Rhesa mengatakan, acara Com-mfest ke depannya akan dibuat tahunan melihat dari antusias mahasiswanya yang membeludak.

Hira Meidia meresmikan pembukaan Communication Festival, Rabu (9/5).

YOUNG JOURNALISTS TALK

MAJALAH DWIBULANANRp. 5.000,-

KAMPUS

TERO

PON

G/B

ENED

IKTU

S K

RISN

A

ULT

IMA

GZ/

INA

SSH

ABI

HA

HU

LTIMA

GZ/N

AD

YA K

ARTIK

A Ikatan Ma-hasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia N u s a n t a r a (I’m Kom UMN) me-nye leng ga -rakan Com-munication F e s t i v a l (Commfest) 2012 pada tanggal 9-18 Mei 2012 lalu. Dengan

Challenge 2011 Ryan Putera Pratama, dan Pakar e-market Natali Ardianto. Mereka juga memberikan seminar bagi peserta yang hadir.

Page 4: Harian Teropong

4 RABU, 27 JUNI 2012

penguasa yang saat itu. Apakah karena itukah Balibo dilarang tampil di publik? Ataukah ada alasan lain? Memang tak dapat dipungkiri, ada beberapa bagian dalam film ini yang menampilkan adegan kekerasan seperti menembak, memukul, menendang, dan lain-lain. Bukankah itu juga seharusn-ya menjadi pertimbangan untuk me- nyensor film? Toh nyatanya, banyak film dengan porsi kekerasan lebih banyak tapi tetap beredar. Berarti premis ini bisa dibilang tidak tepat. Analisis penulis lebih con-dong kepada alasan politis atas isu yang diangkat film ini. Pemerintah Indone-sia melalui LSF, seakan ingin menutup kenangan buruk atas meninggalnya lima wartawan Australia yang meliput disana. Lebih lanjut, Indonesia seakan ingin menutup kenyataan bahwa mereka telah berbuat sangat kejam saat perang itu terjadi. Entah khawatir nama baiknya sebagai negara yang (katanya) terkenal dengan sopan santun ini, atau khawatir mendapat “somasi” dari negara tetangga yang pamerannya tewas perang dalam film, saya tidak tahu. Saya hanya menduga, itu se-mua adalah alasan layar hitam mengem-bang di film ini. Layar hitam yang besar yang menutup semua sudut untuk me-mandang. Menutupi sesuatu dibaliknya. Pandangan lenyap, dan seakan tidak ada apa-apa disana. Itulah ironi negeri yang katanya reformasi, dimana ekspresi tak segan ditutupi oleh ia yang tak senangi.

Maraknya aksi pembung- kaman karya intelektual seperti halnya buku ternyata memicu perdebatan di-antara civitas akademika. Banyak pen-dapat yang dilontarkan, emosi pun tak terhindarkan jika debat telah berlang-sung. Kubu pro menyatakan bahwa demokrasi kita bukan demokrasi liberal. Kubu kontra mendebat bahwa sesung-guhnya kebebasan berpendapat itu memperoleh hak secara legal di tangan hukum. Mari kita telusuri beberapa buku yang mendapat blokir dari pemer-intah untuk menerbitkannya. Trilogi Dosa Politik oleh Boni

Alkisah, Indonesia adalah negara yang mengaku telah sukses menempuh reformasi, yang menjanji-kan kebebasan berpendapat, berkarya dan berekspresi dalam media manapun. Ternyata hal itu hanya impian dan fatam-organa semata. Bagaimana tidak, peran negara yang katanya sudah “dikuran-gi” dalam urusan kekang-mengekang ekspresi, juga kerap kali tertangkap basah masih mencoba mengurungkan karya-karya dan bentuk ekspresi yang mereka anggap tak layak. Bersenjatakan sebuah institusi yang dipayungi hukum dengan selusin lebih pasalnya, negara berkewenangan mencekal dan melarang beredarnya hal-hal yang tak lulus sen-sor. Perkenalkan Lembaga Sensor Film (LSF) namanya.

Menurut UU No.7 tahun 1994 tentang Sensor Film, yang dimaksud dengan Sensor film adalah penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film untuk menentukan dapat atau ti-daknya sebuah film dan reklame film dipertunjukkan dan/atau ditayangkan kepada umum, baik secara utuh maupun setelah peniadaan bagian gambar atau suara tertentu. Itulah yang gatra yang nampak pada beranda landasan hukum LSF. Berlanjut dengan gatra berikutnya yaitu, “LSF mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak negatif yang timbul dalam

peredaran, pertunjukan dan/atau penayangan film dan reklame film yang tidak se-suai dengan dasar, arah dan tujuan perfilman Indonesia;

b. memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa dalam bi-dang perfilman di Indonesia;

c. memantau apresiasi masyara-kat terhadap film dan reklame film yang diedarkan, diper-tunjukkan dan/atau ditayang-kan dan menganalisis hasil pemantauan tersebut untuk dijadikan sebagai bahan per-timbangan dalam melakukan tugas penyensoran berikut-nya dan/atau disampaikan kepada Menteri sebagai ba-han pengambilan kebijaksa-naan kearah pengembang-an perfilman di Indonesia.

Dengan landasan hukum yang me-mayungi, LSF berkewenangan untuk :

1. meluluskan sepenuhnya suatu film dan reklame film untuk diedarkan, diekspor, dipertunjukkan dan/atau di-tayangkan kepada umum;

2. memotong atau mengha-pus bagian gambar, adegan, suara dan teks terjemahan

Balada Layar Gelap Sebuah Studi Kasus Terhadap Penyensoran Film “Balibo”

Oleh Benediktus Krisna

dari suatu film dan reklame film yang tidak layak untuk dipertunjukkan dan/atau di-tayangkan kepada umum;

3. menolak suatu film dan reklame film secara utuh untuk diedarkan, diekspor, dipertunjukkan dan/atau di-tayangkan kepada umum;

4. memberikan surat lulus sensor untuk setiap kopi film, trailer serta film iklan, dan tanda lulus sensor yang dibubuh-kan pada reklame film, yang dinyatakan telah lulus sensor;

5. membatalkan surat atau tanda lulus sensor untuk suatu film dan reklame film yang ditarik dari pereda-ran berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat 1 Undang-un-dang Namor 8 Tahun 1992;

6. memberikan surat tidak lu-lus sensor untuk setiap kopi film, trailer serta film iklan, dan tanda tidak lulus sen-sor yang dibubuhkan pada

reklame film, yang din-yatakan tidak lulus sensor;

7. menetapkan penggolongan usia penonton

8. menyimpan dan/atau me-musnahkan potongan film hasil penyensoran dan film serta rekaman video impor yang sudah habis masa hak edarnya;

9. mengumumkan film impor yang ditolak.

Hagens. Tentunya para pengamat in-formasi politik tahu siapa tokoh ini. Ia sering menjadi tamu dalam acara isu hangat politik. Buku ini memuat ten-tang pengkhianatan terhadap jiwa refor-masi yang persis tumbuh setelah ’98. Dalam kurun waktu sebelas tahun ini ternyata ada juga pendapat yang masih dibungkam. Dan yang menjadi pertan-yaan apakah pihak oposisi kembali di-haramkan? Buku kedua, Lekra tak Mem-bakar Buku karya Muhidin M. Dahlan. Penulis mencari sumber dan meriset langsung ke Gedung Perpustakaan Na-

sional di Salemba dan Perpustakaan daerah Yogyakarta. Buku ini bercerita mengenai PKI tahun ‘50an. Selama tiga puluh tahun ternyata menurut risetnya Lekra bukanlah underbow PKI. Hal ini dibuktikan karena ter-bukti bahwa PKI membentuk organisasi sendiri di luar Lekra. Pertanyaannya, jika memang Lekra adalah underbow PKI, mengapa PKI mesti memben-tuk organisasi lain? Sebagai informasi tambahan, Muhidin M. Dahlan juga

menulis buku berjudul Sugus Merah. Ia memberi kepastian bahwa semua informasi yang terdapat dalam buku

merupakan sebuah kebenaran. Enam Jalan Menuju Tuhan karya Darmawan MM ternyata juga mendapat pela-rangan terbit. Dalam buku ini bukan sepenuhn-ya mengenai ke-percayaan. Atau yang lebih tepat, ‘aliran’ seperti yang diucapkan-nya dengan tegas. Bagaimana kita bisa melihat poli-tik dan agama ternyata ber-hubungan sangat erat. Selanjutnya, Dalih Pembunu-han Massal G 30/ S dan Kudeta Soeharto karya John Rossa dan disunting oleh Hilmar Farid. Penulis mengaku tertarik untuk melakukan risetnya di Indonesia. Buku ini hadir di kancah internasional dan mendapatkan tempat sebagai buku penjualan terbaik tahun lalu. Di sini diungkapkan bahwa ternyata Gerakan tiga puluh September tiga bukan seratus persen karena keterlibatan PKI. Itulah alasannya mengapa penulis menggu-nakan judul G 30 S (bukannya G 3O S/PKI). Selain itu, transisi era orde lama ke orde baru juga disorot dengan terbuka, menggunakan analisis dan sintaksis yang tajam. Pernyataan frontal ditulis-

“Semuanya mempunyai alasan yang sama, yaitu

dianggap akanmengganggu opini sosial

dan memicu tindakan kolektif yang antagonis.”

-Lupita Wijaya-

OPINI

LSF dengan segala perang-kat hukumnya pun memulai sepak ter-jangnya “mengamankan” konten film yang dirasa tidak layak untuk ditampil-kan, dengan pertimbangan dari bebera-pa sudut mulai dari pendidikan, agama, hingga politik dan keamanan. Atau mungkin “mengamankan” seluruh film. Pada praktiknya, LSF akan memberikan rekomendasi kepada pro-duser film untuk menghapus beberapa bagian di konten yang dirasa melanggar norma-norma dari pertimbangan itu. Satu dari sekian banyak film, ada satu judul film yang membuat heboh jagat visual bergerak ini. Balibo judulnya.

Balibo adalah sebuah film ten-tang lima jurnalis asal Australia yang pergi ke Timor Lester untuk meliput perang antara pasukan Indonesia dan pasukan Timor Leste disana. Sing-kat kata, film itu sukses bikin berang

Demokrasi yang Bagaimana?Oleh Lupita Wijaya

kan beliau ternyata malah di blok oleh pemerintah. Ternyata masih cukup ba-nyak buku yang telah mendapat lar-angan terbit dari pemerintah. Tidak bisa dijelaskan satu persatu dan semuanya

mempunyai alasan yang sama, yaitu dianggap akan mengganggu opini sosial dan memicu tindakan kolektif yang antagonis. P e r t a n -yaannya, apakah sebuah buku dapat menjadi sumber masalah? Pernah-kan sebuah pe-mikiran eksklusif menjadi pemicu sebuah tragedi?

Kembali ke karya-karya Karl Marx, He-gel, dll yang mendapat sambutan luar bi-asa di Eropa dan membawa perubahan dasyat yaitu mengantarkan pada sebuah revolusi. Bagaimana dengan perspektif pribadi? Bukankah orang belajar mela-lui buku? Bahwa memang benar pernah ada pemikiran seperti itu. Pembaca yang memang benar menyebut dirinya cerdas tidak akan begitu saja percaya dengan apa yang tertinta, tetapi mampu mel-akukan sintaksis fakta dan membuat se-buah pemikiran baru yang lebih konkret sehingga nilai positif terhadap karya-karya intektual dapat menanjak.

Page 5: Harian Teropong

5RABU, 27 JUNI 2012 DARI ANDA

Air dan TonjokkanOleh Aris Budi

Malam di ParisOleh Felix Winata

Gotong RoyongOleh Ryan Rizal

De JavuOleh Eko Susanto

Kirimkan foto karya Anda ke [email protected] dengan subjek judul foto_nama lengkap anda.

Lima Foto terbaik akan di-pamerkan dalam rubrik GALERI dan mendapatkan hadiah menarik dari Teropong

Sebanyak 30 responden yaitu mahasiswa, dari berbagai jurusan dan universitas, menjadi sampel dari survei yang diadakan oleh Teropong. Topik yang diangkat adalah mengenai harga BBM bersubsidi, yang pada tanggal 1 April kemarin, Pemerintah tidak jadi menaikkan harga BBM bersubsidi terse-but. Berdasarkan survey yang di-lakukan, sebanyak 54% atau 16 orang responden menyatakan setuju dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, alias tidak setuju dengan keputusan Pemer-intah. Sebanyak 43% atau 13 orang re-sponden menyatakan tidak setuju, den-gan kata lain, setuju dengan keputusan yang diambil Pemerintah. Sisanya, 3% atau satu orang responden menyatakan tidak tahu mengenai keputusan Pemer-intah tersebut.

SetujuTidak Setuju  

Saya Setuju harga BBM bersubsidi naik. Harga premium sudah terlalu murah. Adalah resiko pemakai kalau harga bensin premium lebih mahal.

Selain itu, kualitas premium sudah tidak cocok dengan mesin-mesin kendaraan zaman sekarang. Bisa membuat umur kendaraan lebih pendek.  

 

Saya setuju. Harga minyak bumi naik, maka dari itu harga jual BBM bersubsidi harus diseimbangkan dengan harga itu. Hal ini seharusnya dilakukan Pemerintah agar tidak terus menambah anggaran untuk subsidi BBM selama ini. kalau Pemerintah terus nombok, dampaknya ke rakyat juga.  

 

Tidak setuju kalau harga Premium sampai naik, karena seharusnya penghematan apbn bisa dilakukan, bukan menambah pendapatan dari harga jual bahan bakar. Devisa negara tidak hanya dari penjualan BBM bersubsidi saja.  

 

Saya sangat tidak setuju. Alasannya, kalau harga BBM bersubsidi naik, otomatis semua barang-barang kebutuhan pokok harganya pasti ikut naik. Gaji atau pendapatan tidak naik. jadi pengeluaran dan pemasukan menjadi tidak sinkron.  

Nicke (Public Relations 2009 Universitas Multimedia Nusantara)

Hindra (Teknik Informatika 2009 Universitas Bina Nusantara)

Ryan (Bioteknologi 2009 Universitas Atma Jaya)

Arini (Management 2009 Universitas Tarumanegara)

Mahasiswa

bicara

Survei TeropongTopik:Harga BBM bersubsidi

GALERI Tembus

Oleh Michael Loe

GRAFIS: TEROPONG/CHERYL PRICILLA BENSA SUMBER SURVEI NAOMI EMMANUEL

Page 6: Harian Teropong

6 RABU, 27 JUNI 2012

Ketika Sampah Menjadi Berkah Oleh Benediktus Krisna

Itulah yang diucapkan Mohamad Toha bin Dirman, seorang juragan sebuah penggilingan limbah sampah di Sewan, Tangerang, Ban-ten. Tak pernah sekalipun ia jijik atau peduli kata orang yang berpandangan buruk soal sampah, ia justru mengolah sampah untuk dijadikan uang. “Plas-tik sampah, limbah-limbah, itu semua bisa menghasilkan untung bila diolah dengan baik,” ujarnya. Pria yang hanya mengenyam bangku pendidikan sampai SMP (Se-kolah Menengah Pertama) ini mengata-

kan bahwa dari usahanya menjalankan penggilingan sampah cukup baginya untuk menghidupi kurang lebih 40 kar-yawan yang bekerja dengannya dengan total 15 juta rupiah per minggu. “Luma-yan bisa bantu orang banyak. Cukup juga buat makan (dan) hidup,” ujar pria kela-hiran Sewan, Tangerang, 38 tahun silam. Ditemui oleh Teropong di “workshop-nya” di Sewan, Kamis (12/5), Toha jauh dari kesan juragan penggilingan limbah sampah yang menghasilkan puluhan juta rupiah tiap minggunya. Dengan berpakaian kaus berkerah, celana pan-

jang kain dan sandal jepit, beliau dengan terbuka me-nerima kedatangaan Tero-pong dan bersedia men-ceritakan kisah hidupnya.Proses beliau menjadi se-orang juragan seperti seka-rang tidaklah mudah. Beliau sudah mengecap kerasnya mencari uang sejak dirinya masih belia. “Saya dulu se-kolah nyambi-nyambi. Jadi

loper koran terus macem-macemlah buat tamba-

han ngebiayain sekolah,” ujar alumnus tahun 1987 SMP Pribadi ini. Tak pernah terba-

yangkan olehnya akan menjadi seorang yang berke-cimpung di bidang wirausaha.

Seperti kebanyakkan orang, ia ber-niat uang dengan bekerja di tem-pat orang. Namun bukanlah rahasia umum bahwa, sungguh sulit melamar kerja “hanya” dengan berbekal ijazah SMP. “Udah abis ongkos jalan, lama nunggu, eh ga diterima juga. Capek,” kenang suami dari Napsiah tentang kerasnya masa lalu yang ia jalani. Berbagai pekerjaan telah ia coba, melalui dari office boy sampai bu-ruh pabrik. Namun kecilnya kesempatan yang ditawarkan dari berbagai pekerjaan itu, membuat dia enggan meneruskan. Beliau kemudian merenung, memikir-

kan suatu lapangan pekerjaan yang luas kesempatannya yang jarang dijamah orang. “Akhirnya, mulai tahun 94 saya pilih ‘main-mainlah’ dengan limbah. Ha-ha-ha,” kelakar ayah dari Ahmad Agus Salim dan Lubabah Limiah ini. Awalnya ia bertugas untuk mengumpulkan plastik dan sampah untuk kemudian dicuci lalu dijual ke pabrik. Ia kemudian “naik kelas” dengan menjadi seorang agen yang menyalurkan barang-barang tersebut ke pabrik dan pengumpul. Dari situlah ia mengumpul-kan dana lalu memutuskan untuk men-goperasikan penggilingan limbah. “Saya belajar sendiri dari ngeliat orang, niru-niru, belajar pelan-pelan. Waktu itu mana ada (orang lain) yang mau ngajarin saya? Yah namanya orang berbisnis, mana ada sih yang mau kasih tau caranya? Pasti mereka ga mau rugi, kan? Tapi berkat ketekunan dan kerja keras, Alhamdulilah sekarang uda bisa jadi kayak sekarang,” papar ujar sulung dari empat bersaudara ini. Jatuh bangun dalam mengelo-la penggilingan ini sudah dikecapnya. Mulai dari sepinya barang yang masuk, dicap buruk oleh sebagian orang, sampai jatuh bangkrut pun pernah ia rasakan. “Saya tetap jalanin aja. Rejeki itu ga ke-mana, uda diatur sama Allah.” Keyakinan itu-lah yang selalu dijadikan pedoman dalam menjalankan usaha ini. Ke-untungan bukanlah prioritas utama

“Banyak orang merasa jijik dengan sampah dan lim-bah. Mereka tidak sadar bahwa ada anugerah dibalikn-

ya. Ibarat mutiara yang terpendam tumpukan jerami.”beliau, namun bagaimana usahanya itu dapat menghidupi banyak orang.“Mereka (baca: karyawan) diba-yar borongan, kalo ga ada barang, ya mereka ga kerja, kalo ga kerja ga ada uang. Saya usahakan selalu cari-kan barang agar mereka selalu kerja. Saya utamakan karyawan, karena dulu saya juga pernah seperti mereka. Saya

hanya saluran berkah untuk mereka.” Banyak hal yang bisa dipetik kisah hidup Pak Toha. Mulai dari jangan menyepelekan satu hal pun di dunia ini, karena apabila dimanfaatkan den-gan baik dapat menghasilkan sesuatu. Sukses itu tidak mengenal status so-sial apapun atau jenjang pendidikan apapun. Pendidikan itu penting untuk membentuk pola pikir. Tapi sukses akan hinggap di pundak siapa saja yang siap menukarkan waktu, jiwa dan raga mere-ka membanting tulang untuk menge-jar impian. Disertai dengan keyakinan yang kuat kepada yang Maha-Esa, ka-rena Tuhan selalu memeluk impian orang-orang yang luhur. Menjadikan mereka sarana berkat kepada sesama.

PROFIL

peng menempel di mulut kecilnya. Dengan sigap, Iana, nama panggilan Er-nawati, menaruh adiknya di pangkuannya. Iana sekarang duduk di kelas empat, di sekolah SDN 08 Pagi di daerah Taman Ratu. Ru-mahnya di daerah Pesing. Ketika ditanya mengenai keberadaan orangtuanya, Iana me-nunjuk seorang ibu yang sedang menggen-dong bayi di seberang jalan. Posisinya masih dibawah kolong jembatan. “Itu Ibu. Jagain ade. Masih bayi soalnya,” ujar Iana dengan nada khas betawi. Tidak disangka, Iana adalah 10 bersaudara. Beberapa kakak-nya ada yang sudah menikah. Ibunya masih bekerja sebagai pembantu cuci gosok, sedangkan ayahn-ya, Iana tidak terlalu jelas mengungkap-kannya. Iana bersama Putra, dalam sehari bisa mendapat uang sampai 50 ribu dari hasil mengemis. “Kadang bisa

sampe seratus ribu. Seneng

bisa dapet kalo bisa dapet segi-tu,” kata Iana mantap dengan se- nyum yang menghiasi wajahnya. “Uangnya ini aku kasih ke Ibu. Sepuluh ribu buat uang jajan, sisanya buat ibu,” lanjutnya. Perjalanan hidupnya sebagai

anak jalanan ini ternyata benar-benar berat. Iana mengaku pernah ditangkap oleh buser. Hari itu Iana memang terlambat pulang dari pekerjaannya itu dan kebetulan sedang ada razia. Un-tungnya, ayahnya mengenal polisi yang menangkapnya itu, sehingga ia bisa pulang. Iana melanjutkan ceritanya mengenai les pelajaran untuk anak jalanan di kolong jembatan seberang Mal Ciputra yang diada-kan setiap hari minggu dan tidak dipungut biaya. Pelajaran yang di-ajarkan berbeda tiap minggunya. Iana bersama teman-temannya selalu kesana. Les pelajaran itu dimulai pukul dua siang. Semangat hidup Iana terpan-car dari setiap jawabannya. Pan-caran itu semakin terasa ketika ia bercerita tentang kalung emas yang ditemukannya. “Iya, waktu itu nemu kalung emas di jalan. Aku kasih buat Ibu, buat hadiah lebaran,” cerita Iana antusias. Di kala hening sejenak dari obrolan, Iana bergegas menggen-dong Putra, yang berbaju kuning

terang de-ngan rambut ikalnya, meng-hampiri setiap kendaraan yang berhenti di jalan itu. Putra berada di punggungn-ya. Tangan kanan Iana meluncur di depan jendela mobil, pengendara motor, penumpang bajaj, bahkan penumpang bus. Mukanya tampak memelas. Tam-pak seorang penumpang mobil pribadi

memberikan uang untuk Iana. Lampu kuning menyala, ham-pir menuju lampu hijau. Iana berjalan dengan santai menuju trotoar sambil memasukkan uang tadi ke dalam kan-tong belakang celananya. Tampak raut muka yang senang dan gembira. Iana kembali duduk di trotoar, menceritakan pengalaman lainnya. “Waktu itu juga pernah dikasih uang seratus ribu sama orang. Langsung aku kasih ibu,” katanya senang. Sejenak memperhatikan gerak-gerik mereka saat mencari nafkah demi hidup. Bangun pagi-pagi buta, kembali setelah pukul 9 malam, dengan bus, yang kenek atau supirnya dikenal, dimanfaatkan un-tuk meringankan beban ongkos setiap harinya. Obrolan dengan anak jalanan ini diakhiri dengan beberapa makanan kecil sebagai pengganjal perut sebelum makan siang serta uang sekedarnya se-bagai tanda terima kasih. Anak jalanan adalah sesuatu yang spesial. Perjalanan hidup jalanan tidak bisa dilihat dari besar kecilnya tu-buh dan umur mereka. Dua kata yang dapat mengikuti kata hidup untuk mere-ka, yaitu luar biasa. Setidaknya sekilas kisah pengalaman dari mereka dapat mewakili anak jalanan lainnya, dapat memberikan inspirasi juga memberikan makna positif untuk kata hidup. (*)

Hidup Luar BiasaOleh Naomi Emmanuel

Umur mereka terbilang masih sangat muda. Umur yang seharusnya bersenang-senang, bermain dengan te-man seumuran di halaman sekitar ru-mah mereka. Kenyataannya, mereka harus “bermain” di halaman yang jauh lebih luas dari halaman rumah mereka. Hari itu, Minggu siang, ke-tika matahari sedang teriknya, di bawah jembatan Grogol, terlihat ada beberapa anak jalanan. Sebuah bus berhenti ke-tika lampu merah menyala. Dari dalam bus, munculah seorang gadis menggen-dong seorang anak balita. Ernawati namanya. Tubuhnya gempal, berkulit cokelat gelap, berbaju hijau. Rambutnya agak pendek, dengan poni samping ber-gelombang. Celananya berbahan jeans warna cokelat, hanya selutut panjangn-ya. Dengan kuatnya ia menggendong adik kecil di punggungnya. Gadis periang ini memiliki julukan “bakso”, mengingat badannya yang gempal. Dengan santai ia duduk di trotoar lampu merah. Seperti tidak menghiraukan motor-motor yang bisa saja menyerempet kedua kakinya. Adiknya masih digendong di pung-gungnya. Adik kecil itu bernama Putra, masih berumur dua tahun. Sebuah em-

“Plastik sampah, limbah-lim-bah, itu semua bisa menghasil-kan untung bila diolah dengan

baik.”-Mohamad Toha-

TEROPONG/BENEDIKTUS KRISNA

Anak jalanan. Mereka dapat ditemui hampir di se-tiap jalan. Pos utamanya ada di trotoar jalan lampu merah dan kolong jembatan. Pekerjaan yang dila-koni juga beragam. Ada yang mengemis, mengamen, mengelap kaca mobil, dan lainnya.

TEROPONG/CHERYL PRICILLA BENSA

Page 7: Harian Teropong

7RABU, 27 JUNI 2012

Mendatar

3. Benua kuning8. Nama bulan ke-sembilan9. Biru (Spanyol)10. Manusia laba-laba11. Penemu kawat pijar (nama belakang)12. Danau terdalam di Indonesia14. Mata uang negara Laos15. Alat musik tradisional NTT17. Debu18. Pulau Bali21. Kapal yang tenggelam 15 April 191225. Terselit26. Raja pertama Kerajaan Majapahit (nama depan)28. Kota di Provence-Alpes-Côte d’Azur, Perancis29. Koperasi Angkutan Jakarta30. Bahan Bakar Minyak31. Burung yang ada di pucuk pohon cempaka (lagu)

Menurun

1. Surat Kabar2. Daerah plat kendaraan AE4. Kode negara SR5. Burung khas Provinsi Papua6. Wanita (Perancis)7. Ibukota: Nouakchott13. Hati (Kroasia)15. Teman Lilo16. Masa waktu 6 bulan19. Pengiriman (sinonim)20. Bandar Udara di Mataram22. Proyek hangat yang melibatkan Kemenpora23. BBM bersubsidi24. Gunung tertinggi di dunia27. Authorized Personnel Only

TTS Teropong edisi #001PUTAR OTAK

(Sambungan dari halaman 1)

Buruh Kena Imbas Kenaikan Harga BBM Di pihak lain, anggota komisi IX DPR RI Herlini Amran, seperti di-kutip Kompas.com, mengatakan, pe-ngaruh kenaikan harga BBM dinilai lebih merugikan masyarakat ke-cil, terutama buruh. Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat naiknya biaya produksi yang menyebabkan kenaikan biaya produksi sehing-ga membebankan kenaikan biaya produksi itu kepada pekerja, seperti menunda pembayaran gaji, memotong gaji, atau mengurangi jumlah pekerja. “Perjuangan mereka ke-marin, untuk menaikkan upah mini-mumnya akan terasa sia-sia,” ujar legislator dari fraksi Partai Keadilan Sosial (PKS) ini ketika flashback ke hari buruh internasional, 1 Mei lalu. Kenaikan harga BBM, di-sinyalir dapat menyulut kenaikan biaya operasional yang harsu ditanggung pe-rusahaan. Perusahaan yang terbeban dengan biaya operasional yang semakin melambung, akhirnya dapat me-nyebabkan pengurangan jumlah karyawan. Jangankan menuntut sta-tus sebagai karyawan tetap, para bu-ruh malah dapat terancam meng-

hadapi pemutusan hubungan kerja.

Dorong Penggunaan Energi Alternatif Menurut Mantan Wakil Men-teri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo, ada beberapa solusi yang ia tawarkan un-tuk mengentaskan masalah ini. Sebe-lum meninggal akibat serangan jantung pada tanggal 21 April lalu, Menteri yang dikenal dengan rambut gondrongnya ini menawarkan beberapa solusi antara lain mengeluarkan kebijakan untuk me-ningkatkan efesiensi penggunaan bahan bakar dan mendorong pengembangan dan penggunaan energi alternatif. “Yang diperlukan adalah mengurangi pemakaian BBM dengan menggunakan energi lain,” ujar Wi-djajono dalam bukunya yang berjudul ‘Migas dan Energi di Indonesia Lebih lanjut beliau menjelaskan jenis-jenis energi alternative itu antara lain se-perti energi pembangkit listrik dengan batubara dan panas bumi, transpor-tasi dengan BBG dan biofuel, untuk memasak dengan elpiji dan gas kota. Ketergantungan yang berle-bihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian. Tidak meng-gunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana. Meng-konsumsi energi yang mahal tetapi tidak

mengkonsumsi energi murah yang kita miliki adalah kebodohan. Cara memi-nimalkan subsidi BBM untuk transpor-tasi dan listrik adalah dengan sesedikit memakai BBM. Akibatnya, Indonesia mempunyai dana lebih banyak un-tuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi negara terpandang di dunia. “Dengan mengurangi keter-gantungan BBM maka Insya Allah In-donesia menjadi lebih baik,” lanjutnya. Untuk menerapkan hal itu, pemerintah perlu memperbaiki sejum-lah fasilitas dan infrastruktur untuk pengembangan dan penggunaan energi alternatif itu. Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia be-lum banyak yang bisa melakukan pengi-sian bahan bakar alternatif, seperti gas misalnya. “Perlu dipasang perang-kat khusus agar SPBU bisa me- lakukan pengisian bahan ba-kar selain BBM,” ujar alumni ITB.

Masyarakat belum siap “Pembatasan BBM di sejum-lah daerah pada akhir November hingga awal Desember 2010 berdampak pada kelangkaan BBM. Antrean di SPBU banyak kita temui di berbagai wilayah di Indonesia. Akibat pembatasan, kebu-tuhan BBM menjadi tidak dapat dipe-nuhi seperti biasanya, baik dari segi waktu maupun volume,” ujar Peneliti sekaligus Sekretaris Eksekutif Lembaga

Sosial Ekonomi Kemasyarakatan Tam-kin Institute, Khairunnisa Musari. Ia menambahkan, dalam jangka pendek, hal ini memancing orang untuk mengais keuntungan de-ngan menaikkan harga. Beberapa pihak juga terpancing berupaya secara ilegal untuk memiliki BBM bersubsidi. Tentu saja keadaan ini akan menimbulkan dampak “ikutan” bagi sektor lainnya, terutama sektor produksi dan distribusi yang rentan dengan keberadaan BBM. Menurutnya, jika dunia usaha pada akhirnya dipaksa oleh keadaan un-tuk menaikkan harga produknya, maka inflasi otomatis akan terjadi. Substansi dari ekses kebijakan ini adalah dapat tergerusnya daya beli masyarakat jika pembatasan BBM menyebabkan efek psikologis berupa dampak “ikutan” ke-naikan harga secara umum. Masyarakat kita rentan dengan perubahan itu dan belum siap menghadapinya. tutur Khairunnisa berpendapat, selama ini Pertamina dan kebanya-kan BUMN lain, banyak memperoleh fasilitas pemerintah dan rawan ter-hadap berbagai “kebocoran”. Jika Per-tamina tidak dapat melakukan efisiensi dan memiliki harga yang bersaing dengan kompetitor asing, kebijakan tersebut dapat mematikan Pertamina. Hal tersebut tidak mustahil terjadi. Kharirunnisa menyatakan, masih banyak kekurangan dari kebija-

kan pemerintah. Salah satunya dapat memantik konflik sosial di masyarakat. Pemerintah belum mempersiapkan atau mengantisipasi berbagai kemung-kinan friksi di masyarakat. Ketika ter-jadi kelangkaan atau kenaikan harga yang tajam, ada potensi munculnya gejolak sosial ekonomi di masyarakat. Apalagi jika harga Pertamax men-capai 2 hingga 3 kali lipat, atau bah-kan lebih, dari harga BBM bersubsidi. Khairunnisa berpenda-pat, kekurangan akan banyak ter-jadi karena korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya. Pemerin-tah pada tataran ini masih lemah, terutama dalam mengantisipasi ber-bagai kemungkinan gejolak yang terjadi. “Kondisi ini akan tidak jauh beda jika harga Pertamax naik tajam. Pemerintah hanya bisa memberi alasan faktor eksternal sebagai kambing hitam. Padahal, masyarakat belum disiapkan untuk menghadapinya,” tambahnya.

Bahan bakar alternatif masih wacana Khairunnisa menya-takan, pemerintah perlu mulai menggalakkan bahan bakar alternatif untuk mendukung kecukupan kebu-tuhan masyarakat, baik itu bahan ba-kar nabati maupun energi geothermal. Nyatanya, hal tersebut masih sebatas wacana. Belum ada upaya konkret un-tuk mempersiapkan proses transisi ini.

UMUMNaik Harga BBM, Naik Harga Kebutuhan?

Page 8: Harian Teropong

8 RABU, 27 JUNI 2012

kedelapan dari Introdans. Sebelumnya, Celebration pernah ditampilkan di Thai-land, Cina, Switzerland, Jerman, Belgia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Hampir semua negara dapat menerima pagelar-

an hasil karya koreografer t e r n a m a di Belanda, Hans van Manen. Dalam pemen-tasan yang mema-kan waktu kurang lebih satu jam ini, para penari yang tampil seba-gian besar berasal dari Belanda, sementara sisanya berasal dari Italia, Spanyol, dan Bulgaria.

Selain untuk memperingati ulang tahun Introdans ke-40, pergelaran ini sekaligus meraya-kan ulang tahun ke-80 Hans van Manen, koreografer tari ternama di Belanda. Dalam Celebration, Han me-nampilkan empat karya koreo-grafinya, yaitu Polish Pieces, Sticky Piece, In the Future, serta Black Cake. Koreografi lainnya dilakukan Ton Wig-

gers, Robert Battle, Jerome Meyer, dan Isabelle Chaffaud. Introdans sendiri merupakan kelompok tari di Belanda

yang berdiri pada 1971. Awalnya, kelompok ini bertujuan untuk

menjaring penari-penari balet dari kalangan anak muda. Ton Wigger

yang belajar di The Arnhem

Dance Academy dan Hans Focking pemi-lik agency theater di Arnhem, Belanda,

bermaksud membangun studio balet bernama Studio LP. Hal ini dimaksudkan supaya ba-let lebih dikenal publik. Pada awalnya, setiap pementasan hanya dibayar 60 gulden. Pada 1 Januari 1979, kelompok ba-let ini memperoleh hibah dari The Municipality of Arnhem, pemerintahan Golderland dan Overrijssel, serta pemerintahan Belanda. Dan kelompok itu pun berganti nama jadi Intro-Dans yang merupakan singkatan dari introduction to dance

Daya tariknya mun-cul melalui keindahan gaya tarinya. Introdans

mempersembahkan”Celebration”, se-buah perayaan dansa yang menggabun-gan teknik klasik dan modern dalam balutan balet. Para penari serempak dan kompak dalam menggerakkan seluruh tubuh mereka. Tidak ketinggalan, mi-mik muka yang sesuai dengan tarian mereka. Tarian tersebut dibagi menja-di delapan tarian yan masing-masing di-gubah dengan koreografer nan ciamik. Kostum yang dipakai sederhana, namun memberikan makna dalam setiap tari-annya. Tarian pertama menampilkan

kemeriahan pesta, hal tersebut dapat d i l i h a t

dari gerakannya yang kaya dan warna kostum yang berwarna-warni. Para pe-nari pun seperti mengajak kita untuk ikut dalam bagian dari pesta itu. Tarian lainnya mengguna-kan kostum yang unik, warna kostum pada bagian depan berbeda dengan di belakangnya. Warna hijau di bagian depan memberikan kesan sejuk, saat penari menghadap penon-ton. Ekspresi lang-sung berubah begitu penari membalikkan badan. Warna merah menyala secara nyata memberikan semangat keberanian. Pagelaran ini merupakan program untuk merayakan ulang

tahun In-

trodans y a n g ke-40. Tarian yang diciptakan tidak hanya merujuk pada satu tema pesta na-mun juga ada cerita di dalamnya. Seperti Sticky Piece, tarian

Celebration: Pesta Tari Balet Nan MemukauOleh Cheryl Pricilla Bensa

yang ditampilkan secara duet muncul dengan gerakan-gerakan lucu saling menjebak. Sementara itu, rangkaian Black Cake menceritakan seorang laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam konflik yang lucu. Pementasan ini cukup diminati baik di Indonesia. Banyak duta besar

dan pe-nari balet yang datang

menikmati pementasan ini.

“Bagus ya, rapi dan kompak. Saya berharap nantinya Introdans dapat berkolaborasi dengan penari Indone-sia,” ujar Susan, salah satu pengajar balet ditemui di GKJ. Pementasan ini merupakan pementasan

Warna kostum yang memikat, gerakan tubuh yang luwes, diselipi dengan humor inilah yang terasa dalam pagelaran tari Introdans, Kamis (24/5).

SENIPesona Legenda Lukisan Raden SalehOleh Benediktus Krisna

upanya itu hanyalah hasil goresan kuas pelukis mod-ern awal pribumi pertama, Raden Saleh, dalam maha-

karyanya yang berjudul Penangkapan Diponegero. Lukisan yang dibuat ta-hun 1857, itu membuat namanya me-lalang buana seantero Eropa dan Hin-dia Belanda (sebutan untuk Indonesia kala itu). Selain karena detail lukisan, atmosfer, serta cerita yang terlukis hanya dari melihat, yang membuat lukisan itu istimewa adalah karena dia tak berada di lokasi penangkapan saat

itu. Dia tengah berada di Eropa untuk memerdalam ilmu goresan kuasnya, se-mentara setting lukisan itu terjadi suatu tempat di Jawa. Semua adalah buah im-ajinasi pikirannya. Setelah menghabiskan waktu dengan berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, akhirnya, oleh Goe-the-Institut Indonesia bekerja sama dengan Galeri Nasional dan Kedutaan Besar Jerman, lukisan-lukisan Raden Saleh ini kembali pulang untuk me-nya-pa publik di tanah air. Tidak hanya satu, tapi puluhan karya yang telah berusia

hampir dua abad ini, dapat dinikmati di pameran bertajuk “Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia”, ini dibuka untuk umum mulai dari tanggal 3-17 Juni 2012, di Galeri Nasional, Men-teng, Jakarta Pusat. Pameran terbagi menjadi be-berapa bagian, di dasarkan atas teknik dan penekanan lukisan. Di ruang pa-meran awal pameran, dipamerkan karya-karya Raden Saleh dengan objek naturalis. Seperti pada karyanya yang berjudul Pemandangan Musim Dingin Belanda dan Pemandangan Ideal Be-landa dengan Rumah di Tepi Kolam, lukisan-lukisan tersebut adalah cer-minan pemandangan alam. Di bagian berikutnya ada bagian pameran yang menekankan teknik figur, dimana ia menggambar orang-orang (layaknya potret) sebagaimana aslinya, seperti pada karyanya yang berjudul Saint Je-rome, Gubernur Jenderal van den Bosch. Raden Saleh juga terkenal dengan lukisan singanya. “Ia sangat ge-mar dengan detail dan realisme, maka menggambar singa adalah suatu ke-gemaran dan tantangan buatnya,” ujar Gege salah seorang pemandu pameran. Nampak ada beberapa karya Raden Saleh yang menggabungkan binatang, natur dan figur, seperti pada karyanya yang berjudul Berburu Singa, Pemburu Diserang Harimau. Meski nampak sempurna me-niru realita yang ia gambarkan, serta mampu memancarkan pendar pesona (aliran romantisme) dari lukisannya, rupanya Raden Saleh juga memiliki be-berapa kelemahan dalam melukis. Nam-pak pada lukisan Portrait of Adolphe Jean Philippe Hubert Desire Bosch, proporsi tangan kanan Bosch lebih ke-cil dari tangan kirinya, sehingga Raden Saleh “mengakalinya” dengan membuat

tangan kanannya masuk di saku jaket seragamnya. Namun nampaknya, hal itu seakan kabur pada mata pengunjung. Nama besar dan ketenaran Raden Saleh mampu mengundang sekitar 3.000 pengunjung per harinya, baik seniman, pejabat publik, karyawan, sampai maha-siswa dan pelajar. “Rame banget sampai-sampai pameran yang biasanya cuma sampai jam enam sore jadi extend sam-pai jam sembilan malam khusus week-end,” ujar Gege. “Gue dateng kesini karena lukisan Raden Saleh bagus-bagus. Detail banget, bagus banget,” ujar Vivi salah seorang pengunjung. Vivi mengaku puas bisa melihat sendiri lukisan Raden Saleh, karena selama ini ia hanya bisa mendengar soal legenda lukisan Raden Saleh.

Sekilas Tentang Raden Saleh Raden Saleh lahir di Semarang tahun 1870. Ia mulai menyukai gambar ketika masih duduk di bangku Sekolah Rakyat. Terlahir dari keluarga pejabat, ia memiliki akses yang dekat dengan seniman-seniman asal Eropa yang se-dang “menggambar” Hindia Belanda. Ia pun berkenalan dengan A. Payen se-orang pelukis asal Belgia. Bisa dikatakan dia adalah guru lukis pertama Raden Saleh. Terkesan dengan bakat sang mu-rid, ia kemudian mengusulkan Raden Saleh agar berkelana memperdalam ilmu di Eropa. Selama berkelana di Eropa, kemampuan melukisnya berkembang pesat. Saat itu Eropa sedang menggelora dengan kebangkitan seni dan budayan-ya, atau yang lebih dikenal dengan masa Renaissance, membuat dia dengan mu-dah bertemu dan bergaul dengan seni-

ma-seniman kenamaan lainnya. Maka tak heran saat ia mengadakan pameran, dengan cepat namanya menggelora di dunia lukis. Apalagi usai lukisan Pe-nangkapan Diponegoro itu tampil di sebuah pameran di Eropa. Dengan cepat namanya menjadi buah bibir dan decak kagum seantero Eropa dan Hindia Be-landa. Setelah namanya terkenal ia dipanggil untuk melukis di berbagai tempat di Eropa. Bahkan ratu Belanda pun pernah memintanya menjadi pe-lukis kerajaan. Lelah berkelana di Eropa ia putuskan untuk kembali ke Hindia Belanda sebelum akhirnya dia mening-gal 23 April 1880 di Buitenzorg (seka-rang Bogor) karena sakit.

Lukisan Raden Saleh yang paling terkenal, Penangkapan Diponegoro

Raden Saleh

Di beranda sebuah gedung pemerintahan kolonial, berkerumun puluhan orang, baik pribumi yang menyesali maupun kompeni yang men-caci. Gempar situasi karena telah ditangkap seorang geriliya pemberani, yang menolak untuk kompromi. Tangannya dikunci erat oleh seorang kompeni, namun ia masih enggan menyerah. Berpakaian kain dan celana berwarna putih, berhiaskan ikat sorban di kepalanya, Pangeran Dipon-egoro ditangkap dan dipaksa menyerah oleh pihak Belanda yang menang-kapnya.

TERO

PON

G/B

ENED

IKTU

S K

RISN

A

SEMUA FOTO:TEROPONG/CHERYL PRICILLA BENSA

TEROPONG/BENEDIKTUS KRISNA

R