Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

download Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

of 7

Transcript of Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    1/15

    Tinjauan Pustaka

    Penilaian Penyembuhan Fraktur yangTerkompromi

    Abstrak

    Tidak ada kriteria standar untuk mendiagnosa fraktur nonunion.

    Penelitian yang ada menyarankan bahwa penilaian

    penyembuhanfraktur bervariasi di antara para ahli bedah ortopedi.

    Variabilitas tersebut bisa menjadi permasalahan di antara

    pengaturan penelitian klinis dan ortopedi-traumatologi. Faktor-faktor 

    risiko yang dipahami untuk kasus nonunion dan tes diagnostik yang

    digunakan untuk menilai penyembuhan luka dapat memfasilitasi

    pendekatan evaluasi dan tatalaksana yang sistematis. Faktor-faktor 

    risiko terjadinya nonunion termasuk penyakit komorbid, usia, dan

    karakteristik cedera. etode tatalaksana fraktur juga memengaruhi

    penyembuhan. !valuasi kompeherensif meliputi penilaian tanda,

    gejala, dan status imunitas dan endokrin sebaik kapasitas biologis

    fraktur, adanya infeksi, dan kualitas reduksi serta fiksasi. Tes

    diagnostik meliputi foto polos, "T-scan, #$%, fluoroskopi, bone

    scan,  &', dan beberapa pemeriksaan laboratorium, termasuk

    penilaian penanda pergantian tulang pada sirkulasi perifer.

    Pendekatan sistematik untuk mengevaluasi fraktur union dapan

    membantu ahli bedah untuk menentukan waktu dan intervensi

    alamiah yang diberikan.

    Nonunion

    (ingga saat ini, tidak ada kriteria standar 

    untuk mendefinisikan kapan fraktur 

    diklasifikasikan sebagai fraktur nonunion.

    F)* mendefinisikan fraktur nonunion

    sebagai fraktur tulang yang tidak sempurna

    mengalami pemulihan+penyembuhan dalam

    waktu bulan setelah cedera danmenunjukkan tidak adanyanya pemulihan

    yang progresif pada pemeriksaan radiologi

    serial lebih dari bulan secara berturut-

    turut.

    Penyembuhan fraktur tergantung oleh

    beberapa faktor, termasuk ketelibatan

    tulang, lokasi fraktur, dan derajat awal

    kehilangan tulang. $ecara luas diterima

    bahwa tulang-tulang tertentu memilikikecenderungan lebih besar untuk menjadi

    Page 1 of 15

     Julius A. Bishop, MD Ariel A.

    Palanca, MD Michael J.

    Bellino, MD David W.

    Lowenberg, MD

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    2/15

    nonunion daripada yang lain, potensi ini

    bisa bervariasi berdasarkan jenis tulang

    contoh metatarsal V/. 0linisi juga

    mempertimbangkan faktor-faktor seperti

    waktu semenjak cedera, temuan klinis, dan

    radiologi. Pada beberapa kasus yang

    berhubungan dengan cedera berat pada

     jaringan lunak dan kehilangan tulang,

    nonunion dapat diantisipasi pada waktu

    cedera. *khirnya, penyembuhan fraktur 

    berlanjut dan penegakan diagnosa

    nonunion menjadi sulit.

    Kurangnya Konsensus Klinisi

    )alam komunitas ortopedi, masih kurang

    konsensus yang merujuk pada penilaian

    tulang union. Pada tahun 1221,

    3handerietal melakukan survei pada 444

    ahli ortopedi mengenai pemeriksaan head 

    to toe mereka dalam menilai penyembuhan

    fraktur. *hli bedah ditanya mengenai

    penilaian penyembuhan fraktur5 ukuran

    kalus, kontuinitas kortikal, progresivitas

    hilangnya garis fraktur, nyeri pada pusat

    penahan beban, dan nyeri pada perabaan

    lokasi fraktur.

    Variabilitas substansial dilaporkan bahwa

    ,67-48,47 ahli bedah selalu

    mempertimbangkan parameter ini,

    sementara 12.67-19.7 hanya kadang-

    kadang atau bahkan tidak pernah

    mempertimbangkan parameter tersebut.

    Penulis juga menanyakan lama waktu

    keterlambatan union menjadi nonunion.

    &espon bervariasi, dengan definisi union

    yang terlambat dalam rentan waktu :-;

    bulan dan definisi nonunion dalam rentan

    dari 1-:1 bulan.

    Insidensi dan Prevalensi Nonunion

    )i *merika $erikat, penyembuhan fraktur 

    yang terlambat telah dilaporkan mencapai

    angka 922.222 kasus per tahun dan

    :22.222 menjadi nonunion secara progresif.

    'nsidensi dan prevalensi yang dilaporkan

    memberikan kriteria standar yang kurang

    dan berbeda pada penyembuhan fraktur di

    antara regio anatomis. $ebagai contoh,

    angka nonunion pada humerus dalam

    rentan *'?$/,

    kelainan genetik misalnya

    neurofibromatosis, osteogenesis

    imperfekta, osteopetrosis/, penyakit

    metabolik, dan status nutrisi. Penyembuhan

    Page 2 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    3/15

    fraktur dapat dihambat oleh beberapa

    kondisi medis, termasuk diabetes dan

    penyakit pembuluh darah. Pengaruh usia

    dan jenis kelamin pada penyembuhan

    fraktur telah diteliti memiliki efek yang

    kurang dibandingkan dengan efek merokok

    dan penggunaan obat anti inflamasi non

    steroid= meskipun seseorang yang

    mengalami fraktur klavikula, berjenis

    kelamin wanita, dan berusia lanjut

    dihubungkan dengan peningkatan risiko

    terjadinya nonunion. Penelitian dasar telah

    menunjukkan bahwa merokok dan

    penggunaan nikotin berhubungan dengan

    beberapa jalur biokimia yang penting dalam

    penyembuhan fraktur, dengan nikotin

    secara negatif memengaruhi aliran darah

    pada arteriolar. Penelitian ini telah

    dikuatkanoleh adanya peningkatan bukti

    klinis yang menghubungkan penggunaan

    nikotin dan tembakau dengan komplikasi

    penyembuhan fraktur. 0arena

    penyembuhan fraktur yang normal

    berhubungan dengan sintesis inflamasi dan

    prostaglandin, >*'?$ yang melawanproses

    tersebut, seharusnya secara teori

    mengganggupenyembuhan fraktur.

    eskipun teori yang ada masihkontroversial, beberapa sains dasar dan

    penelitian dilakukan telah mensubstansikan

    hipotesis ini. 0elainan metabolik dan

    endokrin juga bisa berperan dalam

    penyembuhan fraktur, suatu penelitian

    terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan

    nonunion dengan penyebab yang tidak bisa

    dijelaskan memiliki kelainan metabolik atau

    endokrin yang tidak terdiagnosa

    sebelumnya, termasuk hipotiroidisme atau

    defisiensi vitamin ). $tatus nutrisi penderita

     juga berperan dalam penyembuhan fraktur,

    pasien dengan penyakit kronik atau

    politrauma yang berada dalam keadaaan

    status katabolik telah komprommi dengan

    potensi penyembuhan fraktur. Pengetahuan

    mengenai faktor-faktor risiko ini penting

    untuk dipahami, baik mengenai proses

    normal maupun interupsi pada

    penyembuhan fraktur tabel :/.

    Faktor Eksternal Pasien

    Faktor-faktor eksternal pasien yang tidak

    tergantung pada pasien/ yang

    memengaruhi penyembuhan fraktur 

    dihubungkan dengan karakteristik cedera,

    termasuk pola cedera tulang, lokasi fraktur,

    status penutupan jaringan lunak, dan sejau

    mana kehilangan tulang. Para peneliti telah

    melaporkan bahwa pada berbagai lokasi

    anatomis, beberapa rincian tulang

    dihubungkan dengan peningkatan risiko

    terjadinya nonunion. $ebagai contoh,

    fraktur klavikula, komunusi dan kurangnya

    aposisi kortikal antara fragmen

    dihubungkan dengan peningkatan risiko

    nonunion.

    @okasi fraktur pada tulang dapat menjadi

    faktor prognostik penting untuk kejadian

    nonunion. @okasi seperti scaphoid waist,

    regio metadiafise pada metatarsal V, dan

    korpus navikular tarsal memiliki suplai

    darah yang relatif kurangdan fraktur-fraktur 

    pada area ini dipercaya memiliki potensi

    penyembuhan yang kompromais. $ama

    Page 3 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    4/15

    halnya dengan fraktur terbuka, hal ini juga

    menunjukkan adanya penyembuhan

    sekunder yang menjadikan jaringan lunak

    terbuka dan meningkatkan risiko infeksi,

    Tabel 1

    Faktur Risiko Kelainan Penyembuhan Fraktur 

    Faktor Internal

    0omorbiditas medis misalnya diabetes, penyakit vaskular/

    #sia lanjut

    Aenis kelamin

    Penggunaan nikotin+rokok

    Penyalahgunaan alkohol

    Penggunaan >*'?$

    )efisiensi giBi

    Terapi radiasi

    0elainan genetik misalnya neurofibromatosis, osteogenesis imperfekta, osteopetrosis/

    0elainan metabolik atau endokrin misalnya hipotiroidisme, defisiensi vitamin )/

    Faktor Ekternal

    Pola cedera tulang

    )erajat kommunusi

     *posisi kortikal

    0eterlibatan jaringan lunak

    0eterlibatan tulang

    @okasi fraktur pada tulang

    $tatus jaringan lunak

    Panjangnya kehilangan tulang

    0ualitas terapi pembedahan

    dihubungkan dengan beberapa cedera

    tersebut. 0ehilangan tulang juga menjadi

    faktor risiko nonunion dan meskipun jumlah

    absolut kehilangan tulang lebih lanjut yang

    tidak mengalami penyembuhan belum

    didefinisikan, konsep defek berukuran kritis

    telah dikenalkan untuk menyusun

    karakteristik defek osseus yang tidak

    diharapkan mengalami penyembuhan tanpa

    intervensi sekunder. etode manajemen

    fraktur memiliki pengaruh yang kuat pada

    penyembuhan fraktur. 3eberapa percaya

    bahwa fiksasi pembedahan dihubungkan

    dengan hasil yang terbukti pada pasien

    dengan fraktur pada area-area dengan

    suplai darah yangkurang, seperti skapoid

    dan metadiafise metatarsal V.

    Teknik intraoperatif berperan kritis ketika

    ada indikasi dilakukan fiksasi= stripping 

    yang berlebihan pada periosteum oleh ahli

    bedah dapa mengkompromaiskanlingkungan biologis pada fraktur dan

    memperlambat penyembuhan. Fraktur yang

    tidak distabilisasi secara adekuat bisa saja

    tidak mengalami penyembuhan. ikromosi

    interfragmen dan jumlah regangan yang

    rendah telah ditemukan untuk menstimulasi

    osifikasi intramembranous dan

    endokondral= meskipun jumlah regangan

    yang banyak dan pergerakan yang

    berlebihan dapat menyebabkan terjadnya

    deposisi hanya pada jaringan konektif,

    bukan pada penyembuhan fraktur.jumlah

    regangan bergantung pada kominusi

    fraktur, ukuran celah fraktur, dan

    keseluruhan stabilitas konstruksi. Prinsip

    dasar fiksasi fraktur menyatakan bahwa

    respon fraktur terkomunusi dengan baik

    pada lempeng dan stabilitas relatif,

    sementara fraktur sederhana seharusnya

    secara anatomi direduksi, dikompresi, dan

    distabilisasi secara kaku.

    eskipun beberapa penulis telah menyusun

    hipotesis bahwa stabilisasi yang sangatkaku dapat menyebabkan nonunion, data

    Page 4 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    5/15

    masih akan dieliminasi dan stabilisasi yang

    kaku secara ekstrim misalnya dengan

    lempeng ganda 2 derajat/ menyebabkan

    nonunion pada tatalaksana tersebut.

    Penghambat penyembuhan tulang lainnya

    yaitu gaya gesek+shear.  Pada penelitian

    yang menghubungkan shear  dengan fraktur 

    kompresi oblik, shear menjadi sebuah gaya

    yang berlebihketika beban aksial

    diaplikasikan pada fraktur dengan

    kemiringan C2D yang distabilisasi dengan

    fiksasi eksternal. eskipun banyak

    penelitian mengenai shear   telah dilakukan

    pada pengaturan fiksasi eksternal, prinsip-

    prinsip yang sama dapat diaplikasikan pada

    manajemen fraktur oblik tanpa pembedahan

    atau dengan fiksasi internal.

    Evaluasi

    Klinis

    !valuasi awal pada fraktur yang diduga

    mengalami nonunion dimulai dengan

    anamnesis dan pemeriksaan fisik. !lemen

    penting pada anamnesis meliputi

    mekanisme cedera, apakah fraktur 

    tergolong fraktur terbuka atau tertutup,

    adanya nyeri dengan pengangkatan beban

    tubuh, instabilitas subjektif, dan riwayat atau

    gejala infeksi. 0linisi seharusnya secara

    spesifik menanyakan adanya penyembuhan

    fraktur yang terlambat, drainase luka

    postoperatif, dan diagnosis selulitis yang

    dibuat oleh klinisi lainnya. &iwayat masalah-

    masalah tersebut meningkatkan kecurigaan

    adanya infeksi dalam yang menyebabkan

    nyeri persisten atau penyembuhan yang

    kompromais. $ebagai tambahan,

    pengetahuan mengenai semua intervensi

    sebelumnya dan komplikasi yang

    berhubungan dengan fraktur merupakan hal

    yang penting untuk menilai penyembuhan

    fraktur yang kompromais. Pemeriksaan fisik

    dilakukan untuk menilai adanya nyeri tekan,

    pergerakan pada lokasi fraktur, deformitas,

    status jaringan lunak yang tertutupi,

    vaskularisasi tungkai, dan range of motion

    pada sendi yang terkait dengan fraktur.

    $ebelum manajemen dimulai, panjang

    tungkai yang tidak sama pada ekstremitas

    bawah harus dideteksi dan dinilai

    karakteristiknya. Pada kasus nonunion

    dengan deformitas, ahli bedah harus

    menghitung perubahan kompensasi pada

    sendi yang terlibat. Pada nonunion kronik di

    lutut, biasanya diikuti dengan kontraktur 

    sendi. 0ontraktur-kontraktur tersebut harus

    secara penuh dinilai karakteristiknya

    sebelum dilakukan intervensi karenya hasil

    fungsional akhirnya dapat dikompromais

     jika lutut pasien tidak diluruskan secara

    adekuat ke pusat beban dengan efektif.

    $eperti halnya nonunion tibia distal sering

    dihubungkan dengan deformitas eEuinus

    pada tumit. )eformitasi ini harus dikenalidan ditandai pada waktu perbaikan

    nonunion. 3erdasar pengalaman kami,

    eEuinus yang tidak diterapi bisa menjadi

    sumber disabilitas pada pasien dan paling

    sering sering mengganggu setelah fraktur 

    mengalami penyembuhan.

    Radiologi

    Page 5 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    6/15

    Tampilan *P, lateral, dan oblik pada

    ekstremitas yang mengalami fraktur 

    dibutuhkan untuk menilai karakteristik

    nonunion dan alignment ekstremitas. Pada

    tungkai bawah, jika memungkinkan,

    tampilan pusat pemikul beban tubuh yang

    panjang dari panggul hingga tumit pada

    kedua ekstremitas dapat mendefinisikan

    adanya deformitas dengan lebih baik dan

    adanya panjang kaki yang tidak sama.

    0arakteristik radiologi yang jelas diharapkan

    didasarkan pada strategi manajemen awal.

    0etika reduksi anatomis dan kompresi

    intrafragmen telah dicapai, penyembuhan

    primer tulang dengan kalus fraktur 

    seharusnya diharapkan terjadi. 0etika

    manajemen non pembedahan tau fiksasi

    yang kurang stabil digunakan, maka

    penyembuhan sekunder dari tulang dengan

    formasi kalus sebaiknya diobservasi. Tanda

    terjadinya nonunon meliputi tidak adanya

     jembatan jaringan tulang pada lokasi

    fraktur, batas sklerotik fraktur, garis fraktur 

    yang menetap, dan kurang progresifnya

    penyembuhan fraktur pada gambaran

    radiologi serial, tampil sebagai kehilangan

    atau kerusakan implan pembedahan.

    3eberapa penulis telah mengusulkan

    kriteria gambaran radiologi pada

    penyembuhan fraktur, seperti jembatan

    kalus yang tampak pada dua tampilan

    gambaran radiologi, kontak dengan tiga

    atau empat korteks, dan menghilangnya

    garis fraktur. eskipun penelitian klinis

    menunjukkan bahwa hanya dengan

    gambaran radiologi polos tidak selamanya

    menjadi indikator yang bisa dipercaya pada

    penyembuhan tulang, dilaporkan kurang

    disetujui di kalangan ahli bedah pada

    beberapa percobaan.

    3aru-baru ini, sebuah radiografi dibuat

    sebagai pertimbangan untuk fraktur tibia

    misalnya $T/ tabel 1/. Pada sistem ini,

    kalus fraktur pada tiap empat korteks yang

    terlihat pada tampilan *P dan lateral

    standar diperbesar pada skala : hingga

    dengan skor satu yang mengindikasikan

    adanya garis fraktur tanpa disertai kalusdan skor tiga yang menunjukkan tidak

    adanya garis fraktur dengan jembatan

    kalus.

    $istem skoring ini telah menunjukkan

    perjanjian awal dengan realibitas

    intraobserver yang lebih besar daripada

    teknik konvensional lainnya untuk menilai

    gambaran union pada tampilan radiografi=

    meskipun belum ada korelasi dengan hasil

    fungsional, serta penelitian validasi

    tambahan masih berlangsung.

    0ami percaya bahwa gambaran foto polos

    menyediakan informasi besar yang

    disepakati dan dapat digunakan untuk

    menentukan fraktu-fraktur yang mengalami

    penyembuhan pada banyak kasus. $ekali

    diagnosis nonunion ditegakkan, maka

    sistem klasifikasi dapat digunakan untuk

    mengategorikan jenis nonunion

    berdasarkan gambaran radiologinya tabel

    /. 0asus nonunion dapat dikategorikan ke

    dalam hipertrofik, atrofik, atau oligotrofik.

    Page 6 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    7/15

    %ambaran radiologi pada nonunion

    hipertrofik ditandai dengan adanya formasi

    kalus yang banyak tanpa disertai jembatan

     jaringan tulang gambar :/. Tampilan ini

    mengimplikasikan kapasitas biologis yang

    adekuat untuk proses penyembuhan fraktur,

    namun menunjukkan adanya stabilitas

    mekanis yang tidak adekuat. 0arakteristik

    radiologi pada nonunion atrofik meliputi

    sklerotik pada bone end   dan tidak

    terbentuknya kalus, hal ini

    mengimplikasikan potensi osteogenik yang

    tidak adekuat pada lokasi fraktur gambar 

    1/. ?onunion oligotrofik berada di antara

    nonunion hipertrofik dan atrofik, serta

    membagi beberapa karakteristik radiologi

    dan biologis satu sama lain. 0hususnya

    pada nonunion oligotrofik, terdapat

    kapasitas biologis yang adekuat dalam

    proses penyembuhan fraktur namun hanya

    menunjukkan sedikit atau tidak adak

    formasi kalus. "T-scan juga dapat

    digunakan untuk menilai fraktur union.

    0eakuratan modalitas ini dalam

    mendiagnosa fraktur tibia nonunion telah

    diinvestigasi baru-baru ini.

    3hattachayya et al   mengevaluasi 8 "T-scan pasien dengan yang kemungkinan

    mengalami fraktur tibia nonunion. $tandar 

    penilaian fraktur yang mengalami union

    dilakukan pada waktu dilakukan

    pembedahan atau setelah 9 bulan

    observasi dilakukan. Pada penelitian ini,

    sensitivitas "T scan mencapai :227,

    spesifisitas 917, dan ;,7 akurat untukmendeteksi adanya fraktur nonunion.

    eskipun sensitivitas "T scan yang tinggi

    bisa menjadi efektif digunakan pada tes

    skrining awal kasus-kasus eEuivokal pada

    penyembuhan fraktur tibia, namun terdapat

    keterbatasan karena spesifisitasnya yang

    rendah yang dapat menghasilkan hasil

    positif palsu yang menyebabkan

    dilakukannya pembedahan yang

    sebenarnya tidak dibutuhkan.

    Page 7 of 15

    Tabel 2

    kala !ambaran Radiologi untun Fraktur Tibia (Radiographic Union Scale for Tibial Fractures/RUST)$kor per 0orteks 0riteria Foto &adiologi

    0alus %aris fraktur  : Tidak ada Tampak1 *da Tampak

    *da Tidak tampak

    $kor korteks pasien anterior, posterior, medial, dan lateral/ dijumlahkan untuk mendapatkan nilai $T

    secara keseluruhan, rentan skor 4 tidak pulih secara pasti/ hingga :1 pulih sempurna/

    Tabel "

    #enis dan Karakteristik Fraktur Nonunion

    Aenis0arakteristik 3iologis

    Temuan &adiografi Temuan Technetium-99 Bone Scan

    (ipertrofik 0apasitas biologis

    untuk penyembuhan

    disertai stabilitas

    mekanis yang tidak

    adekuat

    0alus yang banyak, jembatan

    penulangan yang kurang

     *mbilan meningkat

    >ligotrofik Potensi biologis

    untuk penyembuhan

    namun

    penyembuhan tidakdimulai

    Formasi kalus sedikit atau

    tidak ada

     *mbilan meningkat

     *trofik Potensi osteogenik

    yang sedikit atau

    tidak ada

    $klerotik bone end , kalus

    tidak ada

     *mbilan menurun

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    8/15

    Penggunaan modalitas pencitraan lainnya

    seperti ultrasonografi, fluoroskopi, dan bone

    scan technetium- juga dianjurkan,

    meskipun masih jarang digunakan.

    #ltrasonografi dapat digunakan untuk

    medeteksi kalus fraktur hiperechoik. #ji

    Page 8 of 15

    Radiograf AP (A, la!eral (B dan obli" ro!asi in!ernal (C #enun$u""an

    nonunion hiper!ro% pada fra"!ur !ibia dis!al dari wan!a &' !ahun ang

    awalna dila"u"an open redu"si dan in!ernal %"sasiang "e#udian

    ber"o#pli"asi oleh infe"si dan hilangna %"sasi. Pasien di!erapidengan irigasi, debride#en, re#oval perang"a!, dan cas!ing.

    )onunion hiper!ro% diciri"an dengan pe#ben!u"an "alus ang bana"

     

    Gambar 2

    Radiograf AP (A, dan la!eral (B dari nonunion a!ro% pada

    hu#erus dari la"i*la"i usia '' !ahun dengan fra"!ur hu#erus

    ang di!erapi dengan pla! in!ra#eduler +e"sibel. )onunion

    a!ro% diciri"an dengan "urangna "alus fra"!ur dan a"hir !ulang

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    9/15

    klinis oleh oed et al menunjukkan bahwa

    ultrasonografi memiliki nilai prediktif positif 

    sebesar 67 dengan sensitivitas :22 7

    dalam mendeteksi penyembuhan pada

    fraktur tibia yang dilakukan pemasangan

    plat intrameduler. )engan ultrasonografi,

    pemeriksa dapat memprediksi

    penyembuhan pada rata-rata hari ke ;

    setelah operasi dibandingkan dengan rata-

    raat hari yang dibutuhkan untuk diagnosis

    yaitu :16 pada pemeriksaan menggunakan

    radiografi konvensional. )isamping

    manfaatnya dalam deteksi dini dari union

    dan dalam menghindari paparan radiasi

    pengion, ultrasonografi masih sangat

    subjektif tergantung dari pemeriksa dan

    tidak digunakan secara rutin dalam

    pemantauan penyembuhan fraktur.

    Fluoroskopi juga dapat bermanfaat dalam

    evaluasi kemungkinan nonunion=

    penekanan dapat diberikan pada lokasi

    fraktur, dan pemeriksaan pergerakan

    secara langsung dapat lakukan. Teknik ini

    lebih bermanfaat dalam evaluasi

    penyembuhan fraktur tanpa perangkat

    dalam rangka mencegah ahli bedah dari

    membuat pergerakan kasar yangdibutuhkan dalam mendeteksi nonunion

    menggunakan fluoroskopi. $can tulang

    dapat digunakan untuk menilai vaskularitas

    dan aktivitas biologis pada lokasi fraktur.

    Peningkatan ambilan ditemukan pada

    fraktur yang tervaskularisasi dan viabel,

    sementara penurunan ambilan ditemukan

    pada fraktur nonviabel dan avaskuler.4:

    Pada praktik kami, modalitas ini tidak

    memberikan peran yang signifikan dalam

    evaluasi union fraktur. )ibanding

    berkembangnya teknologi "T, tomografi

    digunakan untuk memeriksa dengan cermat

    penyembuhan dari fraktur, tetapi modalitas

    ini kini sudah tidak lagi digunakan.

    &' memiliki beberapa manfaat diagnostik

    dalam evaluasi nonunion yang berpotensi

    terinfeksi. odalitas ini dapat digunakan

    untuk memeriksakan ada tidaknya

    perubahan patologis dalam sumsum tulang

    dan jaringan lunak sekitarnya. !valuasi

    penyembuhan fraktur sebaiknya dilakukan

    sebelum dan setelah pemberian gadolinium

    untuk memfasilitasi pemeriksaan pola

    perbaikan dalam rangka membedakan

    antara fokus infeksi dengan skar 

    fibrovaskuler.41

    $aboratorium

     *nalisis laboratorium dilakukan setelah

    evaluasi klinis dan radiologis dan

    memainkan peranan penting dalam

    pemeriksaan penyembuhan fraktur. 0etika

    suatu nonunion dicurigai, penelusuran

    infeksi harus dilakukan secara lengkap,

    termasuk hitung darah lengkap dengandiferensial, hitung platelet, laju endap

    darah, dan kadar protein "-reaktif.

    3agaimanapun, adanya kadar marker 

    inflamasi yang normal tidak menyingkirkan

    kemungkinan infeksi pada lokasi nonunion=

    pada pengalaman kami, pada non union

    denga infeksi indolen, lebih sering

    ditemukan kadar marker inflamasi yang

    normal dibanding abnormal.

    Page 9 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    10/15

    Pasien dengan nonunion yang tidak

    terjelaskan maupun tidak terduga dapat

    memberikan hasil laboratorium yang lebih

    rumit. Pada penelitian terhadap

    abnormalitas metabolik dan endokrin pada

    pasien dengan nonunion, 3rinker et al1:

    meneliti 6 pasien yang memenuhi kriteria

    skrining berikut5 :/ nonunion tak terduga

    dengan reduksi dan stabilisasi adekuat, 1/

    riwayat fraktur energi rendah multipe

    dengan minimal satu yang berkembang

    nonunion, atau / nonunion dari fraktur 

    pelvis tanpa pergeseran. Penulis merujuk

    pasien-pasien tersebut kepada ahli

    endokrinologi untuk evaluasi endokrin dan

    metabolik. Tiga puluh satu dari 6 pasien

    memiliki gangguan metabolik yang baru

    terdiagnosis, dengan defisiensi vitamin )

    menjadi yang paling sering. Patologi lainnya

    meliputi intake kalsium yang rendah,

    hipotiroidisme dan hipogonadisme. #sia,

     jenis kelamin, dan tipe nonunion tidak

    ditemukan berkaitan dengan abnormalitas

    endokrin. 3erdasarkan temuan tersebut,

    penulis merekomendasikan perujukan

    pasien yang memenuhi kriteria tersebut

    kepada ahli endokrinologi %amba /. $uatu

    evaluasi endokrin harus dipertimbangkanpada pasien sehat dengan nonunion yang

    telah menjalani terapi teknis yang sesuai

    dan tidak berkomplikasi. 0etika konsultasi

    endokrinologi telah tersedia, ahli

    endokrinologi akan meminta tes

    laboratorium yang lebih rumit dalam

    penilaiannya. Aika konsultasi endokrinologi

    tidak tersedia, skrining awal laboratorium

    seperti tes untuk mengecek kalsium serum,

    serum 18-hidroksi-vitamin ), T$(, dan

    kadar fosfor serta alkalin fosfatase, dapat

    diminta oleh ahli bedah ortopedi.

    0ini, beberapa penelitian telah menganalisis

    peran berbagai marker tulang dalam

    pemeriksaan union fraktur. 4-48  $elama

    penyembuhan fraktur, perubahan kuantitatif 

    dapat dideteksi pada marker resorpsi tulang

    yang bersirkulasi sistemik, marker 

    pembentukan tulang, dan protein regulasi

    osteoklas seperti "-telopeptide $elama

    penyembuhan fraktur, perubahan kuantitatif 

    dapat dideteksi pada marker resorpsi tulang

    yang bersirkulasi sistemik, marker 

    pembentukan tulang, dan protein regulasi

    osteoklas seperti "-telopeptida dari kolagen

    tipe :, "-terminal-telopeptida dari kolagen

    tipe :, piridinolin, deoksipiridinolin, asam

    fosfatase tartrat-resisten, osteokalsin, dan

    alkalin fosfatase spesifik tulang.

    3agaimanapun, analisis marker-markes

    tersebut belum menjadi pemeriksaan rutin

    dalam praktik klinis= aplikasinya masih

    menjadi topik yang menjanjikan bagi

    penelitian selanjutnya.

    Karakterisasi Nonunion0etika diagnosis nonunion ditegakkan,

    langkah akhir sebelum memformulasikan

    rencana terapi adalah menentukan secara

    komprehensif dari union dalam kapasitas

    biologi, adanya deformitas dan+atau infeksi,

    serta status penderita.

    Ka%asitas &iologis

    Page 10 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    11/15

    0apasitas biologis dari fraktru bergantung

    dari lingkungan dimana akhir tulang yang

    fraktur berada, yang secara langsung

    mempengaruhi kemampuan fraktur untuk

    berkembang ke arah union. (arus terdapat

    suplai vaskuler yang adekuat tidak hanya

    pada jaringan sekitar tetapi juga pada

    fragmen fraktur itu sendiri. $eperti yang

    telah disebutkan sebelumnya, tampakan

    radiologis hipertrofi, atrofi, atau oligotrofi

    dari fraktur yang tidak sembuh dapat

    digunakan untuk menyimpulkan kapasitas

    biologis. %ambaran hipertrofi menunjukkan

    kapasitas biologis adekuat, dan data klinis

    mendukung hal ini= fraktur tersebut secara

    umum menyembuh dengan stabilisasi.

    3erkebalikan, gambaran atrofi menunjukkan

    kapasitasa biologis inadekuat, dan

    tambahan agen osteoinduktif umumnya

    diperlukan untuk merangsang

    penyembuhan. ?onunion oligotrofi memiliki

    karakteristik dari keduanya baik hipertrofi

    maupun atrofi= secara khusus

    menampakkan kapasitas biologis yang

    adekuat untuk penyembuhan tetapi hanya

    menunjukkan sedikit sampai tidak ada

    pembentukan kalus.

    'e(ormitas

    )eformitas terkait dengan nonunion harus

    dievaluasi secara lengkap dan dipahami

    sebelum rencana terapi diformulasikan.

    $uatu nonunion bisa jadi memiliki alignment

    yang baik, atau buruk, dan+atau terkait

    dengan kehilangan tulang. $eperti fraktur 

    lainnya, panjang, alignment, dan rotasi

    harus dievaluasi seluruhnya. 3erdasarkan

    lokasi nonunion, hal ini sering

    membutuhkan perbandingan dari panjang

    tungkai absolut dan relatif pada baik

    ekstremitas yang terluka atau

    kontralateralnya. &adiograf *P tegak penuh

    dari ekstremitas bawah atau scanogram "T

     potongan tunggal efektif untuk

    perbandingan ini. )eformitas rotasional,

    secara khusus, dapat sulit dievaluasi= "T

    dari ekstremitas yang cedera maupun

    kontralateralnya dapat membantu

    perbandingan. @ebih sering, bagaimanapun,

    kita bergantung pada pemeriksaan klinis

    yang detil untuk menilai masalah rotasional.

    Perubahan oleh karena suatu proses

    kompensasi pada tulang dan sendi yang

    berdekatan harus diperiksa. Pada nonunion

    dengan alignment baik, tujuan utama dari

    penatalaksanaan adalah untuk mencapai

    union. Pada kasus deformitas, tujuan

    termasuk pula resorasi panjang, alignment

    dan rotasi.

    In(eksi

    Penentuan apakah suatu nonunion

    mengalami infeksi merupakan langkah

    penting dalam formulasi rencana terapi

    yang sesuai. $etelah anamnesismenyeluruh serta pemeriksaan fisis dan

    evaluasi radiografi serta laboratorium yang

    lengkap, seorang ahli bedah harus

    menentukan apakah pasien dicurigai

    dengan infeksi indolen atau tidak. *spirasi

    atau biopsi dapat dilakukan ketika

    keputusan masih belum dapat ditegakkan.

    Aika pengumpulan cairan dapat dilakukan

    pada lokasi nonunion, baik secara klinis

    Page 11 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    12/15

    maupun dengan bantuan ultrasonografi,

    maka aspirasi dapat memberikan hasil yang

    bermakna. (al itu dapat dilakukan dengan

    panduan klinis maupun radiologis, dan

    sering hanya diperlukan anestesi lokal. Aika

    tidak ada cairan yang dapat dideteksi, maka

    kami lebih menyarankan untuk dilakukan

    biopsi, yang dilakukan di ruang

    operasi.#ntuk memaksimalkan kesempatan

    identifikasi organisme, kami menyarankan

    agar antibiotik dihentikan 1 pekan sebelum

    dilakukan biopsi terbuka. $pesimen biopsi

    harus dikirimkan untuk dilakukan

    pewarnaan %ram, hitung sel, kultur, dan

    patologi. Aika suatu cairan berawan atau

     jaringan nekrotik ditemukan pada saat

    biopsi, kecurigaan infeksi harus

    diperhatikan. *danya infeksi subklinis tidak

     jarang dijumpai, meski ketika suatu

    organisme tidak dapat teridentifikasi dengan

    sukses. 0etika infeksi ada, tujuan tata

    laksana harus meluas tidak hanya

    mencapai union fraktur dan koreksi

    deformitas tetapi juga mencakup eradikasi

    infeksi karena infeksi dapat menimbulkan

    komplikasi lebih lanjut dari penanganan

    nonunion.

    Page 12 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    13/15

    Tabel )

    Klasi(ikasi tatus Fisiologi Penjamu dengan *etode +lerny,*ader 

    0elas Fisiologis Penjamu )eskripsi

    Page 13 of 15

    Gambar 3

    gori!#a ang diguna"an pada pasien ang #e#bu!uh"an ru$u"an "epada ahli endo"rinologi un!u"

    valuasi pene#buhan fra"!ur !erha#ba!. (diadap!asi dengan iin dari Brin"er MR, -/onnor DP, Monla

    1, 2ar!h#an 1P3 metabolic and endocrine abnormality in patients with nonunions. J -r!hop 1rau#a

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    14/15

     *

    3

    "

    )eliveri dan sistem imun baik

    &espon imun terkompromisasi pada penyembuhan

    luka lokal 3@/ atau secara sistemik 3$/ atau

    kombinasi 3@,$/

    embutuhkan supresi atau tanpa terapi, disabilitas

    minimal, terapi memperburuk penyakit, tidak ada bakal

    pembedahan

    tatus %enderita

    Pertimbangan dari status medis

    keseluruhan dari pasien sangat penting

    untuk perencanaan terapi dan prognosis.

    Pada :;8, "ierny et al49 memperkenalkan

    sistem klasifikasi dari staging klinis dari

    osteomyelitis yang mengevaluasi tidak

    hanya tipe anatomis dari osteomyelitis teapi

     juga membagi penderita berdasarkan

    kemampuan untuk menyingkirkan infeksi

    dan menahan, serta manfaaat dari terapi

    Tabel 4/. Penulis mengklasifikasikanpasien kedalam kelompok pasien sehat

    sebagai host *, pasien dengan

    komorboditas diketahui memiliki efek

    detrimental terhadap penyembuhan luka

    sebagai host 3, serta host " untuk pasien-

    pasien yang dipertimbangkan kemungkinan

    hanya terapi paliatif, tiak operasi kuratif,

    karena terapi dapat lebih membahayakan

    dibanding infeksi yang mendasari.

    eskipun sistem ini didesaian lebih

    ditujukan untuk osteomyelitis dibanding

    nonunion, kami menemukan ia dapat pula

    bermanfaat untuk karakterisasi pasien

    dengan fraktur yang tidak menyembuh.

    Ringkasan

    Tidak ada kriteria standar yang diterima

    untuk menentukan kapan fraktur dapat

    diklasifikasikan sebagai nonunion=

    sehingga, pemeriksaan penyembuhan

    fraktur bervariasi antara para ahli bedah

    ortopedi. $uatu pemahaman yang lebih baik

    terhadap faktor risiko penyembuhan fraktur 

    yang terhambat, dikombinasikan denganteknik pencitraan yang semakin

    berkembang, pemeriksaan laboratorium,

    serta skoring klinis, seharusnya dapat

    memfasilitasi evaluasi yang lebih sistematis

    dan seragam. *hli bedah harus memahami

    properti biologis dari fraktur dan asal dari

    tiap deformitas yang terkait, menentukan

    apakah terdapat infeksi, dan

    mempertimbangkan keseluruhan status

    medis dari pasien sebelum

    memformulasikan rencana terapi dari

    nonunion.

    Page 14 of 15

  • 8/19/2019 Telaah Jurnal Penilaian Penyembuhan Fraktur Yang Terkompromi

    15/15