Telaah Jurnal

17
I. Pendahuluan Jurnal yang berjudul “Assessment of the safety and efficacy of three concentrations of topical ivermectin lotion as a treatment for head lice infestationmerupakan jurnal penelitian yang membandingkan efektivitas dan keamanan terhadap penggunaan ivermectin topikal secara prospektif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap buruh tani yang merupakan imigran Hispanic yang berada di bagian selatan Florida. Jurnal ini disusun oleh Terri L. Meiking dkk dan dimuat di International Journal of Dermatology, volume 52, halaman 106-112, tahun 2013. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan pilihan baru dalam pengobatan Pediculosis capitis atau penyakit kutu kepala. Saat ini, ivermectin merupakan antiparasit spektrum-luas (broad- spectrum) yang digunakan luas oleh masyarakat secara oral tetapi penggunaan sistemik ini memiliki keterbatasan dalam pemberian dosis dan mekanisme kerja yang belum dapat memberantas telur kutu yang dapat menimbulkan re-infestasi sehingga membutuhkan pengobatan ulangan. Untuk itu dibutuhkan metode baru dalam pengobatan Pediculosis capitis yang aman, tepat dan efektif. Pada penelitian in vitro, dilaporkan bahwa penggunaan topikal lotion ivermectin memiliki potensi yang efektif sebagai pengobatan Pediculosis capitis. Sampai 1

description

telaah jurnal kulit head lice

Transcript of Telaah Jurnal

Page 1: Telaah Jurnal

I. Pendahuluan

Jurnal yang berjudul “Assessment of the safety and efficacy of three

concentrations of topical ivermectin lotion as a treatment for head lice

infestation” merupakan jurnal penelitian yang membandingkan efektivitas dan

keamanan terhadap penggunaan ivermectin topikal secara prospektif dengan

menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap buruh tani

yang merupakan imigran Hispanic yang berada di bagian selatan Florida. Jurnal

ini disusun oleh Terri L. Meiking dkk dan dimuat di International Journal of

Dermatology, volume 52, halaman 106-112, tahun 2013.

Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan

pilihan baru dalam pengobatan Pediculosis capitis atau penyakit kutu kepala. Saat

ini, ivermectin merupakan antiparasit spektrum-luas (broad-spectrum) yang

digunakan luas oleh masyarakat secara oral tetapi penggunaan sistemik ini

memiliki keterbatasan dalam pemberian dosis dan mekanisme kerja yang belum

dapat memberantas telur kutu yang dapat menimbulkan re-infestasi sehingga

membutuhkan pengobatan ulangan. Untuk itu dibutuhkan metode baru dalam

pengobatan Pediculosis capitis yang aman, tepat dan efektif.

Pada penelitian in vitro, dilaporkan bahwa penggunaan topikal lotion

ivermectin memiliki potensi yang efektif sebagai pengobatan Pediculosis capitis.

Sampai saat ini belum ada penelitian yang memaparkan tentang formula,

konsentrasi dan prosedur aplikasi yang tepat dalam menggunakan sediaan topikal

tesebut.

Penelitian ini merupakan fase II dari rangkaian penelitian eksperimen yang

sebelumnya telah dilakukan secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk menilai

efektivitas dan keamanan penggunaan topikal secara konteks klinik. Penelitian ini

dilakukan pada 78 buruh tani yang menderita Pediculosis capitis yang diobati

dengan ivermectin lotion pada tiga konsentrasi berbeda dan placebo. Konsentrasi

yang dinilai pada penelitian ini adalah 0.15%, 0.25%, 0.5% dan placebo.

Penelitian dilakukan secara double-blinded dan randomized. Subjek

penelitian diobati dengan penggunaan topikal lotion ivermectin selama 10 menit

sebanyak satu kali dan dibilas. Penilaian dilakukan pada jam kedua dan jam

keenam pada hari pertama setelah pembilasan, pada hari ke-2, ke-8 dan ke-15.

1

Page 2: Telaah Jurnal

Variabel terikat yang dinilai pada penelitian ini adalah efektivitas dan keamanan

sedangkan dosis atau konsentrasi sebagai variabel bebas.

Secara statistik, semua konsentrasi yang diteliti pada penelitian ini

memiliki eradikasi pada hari ke-15 yang signifikan (P ≤ 0.003) dibandingkan

dengan placebo dimana eradikasi tertinggi (73.7%) dialami oleh subjek yang

diobati dengan konsentrasi 0.5%. Derajat pruritus menurun pada semua subjek

yang diobati dengan ketiga konsentrasi termasuk kelompok placebo dengan

reduksi terbesar dialami oleh subjek yang diobati dengan konsentrasi 0.5%.Iritasi

mata pada penelitian ini dan ketiga konsentrasi ivermectin serta placebo dapat

ditoleransi dengan baik oleh subjek.

Reduksi pruritus dan eradikasi yang dialami oleh subjek pada penelitian

ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut untuk menilai apakah efek tersebut

disebabkan oleh jenis sediaan lotion yang memiliki efek emolien atau karena

konsentrasi dari ivermectin yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian fase II ini

merupakan langkah awal pengembangan program pengobatan secara klinik

sehingga masih perlu dilakukan penelitian-penelitian lainnya untuk mendukung

dan diterimanya penggunaan sediaan topikal lotion ivermectin sebagai pilihan

dalam pengobatan Pediculosis capitis.

2

Page 3: Telaah Jurnal

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Pediculosis Kapitis

Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang

disebabkan oleh pediculus (tergolong family Pediculidea). Selain menyerang

manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan

menjadi pediculus humanus dan pediculus animalis. Pediculus ini meruakan

parasit obligat artinya menghisap darah darah manusia untuk mempertahankan

hidup.1

Pediculosis kapisitis sering terjadi pada anak-anak usia sekolah, sekitar 6-

12 juta setiap tahunnya, di Amerika Serikat sering pada anak usia 3-12 tahun.

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang

padat, misalnya asrama dan panti asuhan. Kondisi hygiene yang tidak baik seperti

jarang membersihkan rambut juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit

ini. Penduduk di negara berkembang lebih cenderung menderita penyakit ini

dibandingkan dengan Negara maju. Cara penularannya mealui perantara benda,

misalna sisir, bantal, topi dan kasur.1 Pediculosis kapisitis sering terjadi pada

anak-anak usia sekolah, sekitar 6-12 juta setiap tahunnya, di Amerika Serikat

sering pada anak usia 3-12 tahun.1

2.2 Patogenesis

Kutu ini dapat bertahan 1 hingga 2 hari di luar kulit kepala bahkan sampai

4 hari. Dan telur bisa bertahan hingga 10 hari di kulit kepala. Rasa gatal timbul

karena adanya reaksi hipersensitivitas yang diperoleh terhadap antigen dari saliva

kutu. Kelainan kulit kepala yang timbul disebabkan oleh garukan untuk

menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur yang dikeluarkan ke kulit kepala

sewaktu menghidap darah. Kotoran yang barasal dari kutu juga berkontribusi.

Terdapat kemungkinan terjadi perdahan kecil yg mengindikasikan kutu

menginvasi di bagian tersebut. Gatal dapat menyebabkan ekskoriasi.

Limfadenopati dan konjungtivitis juga mungkin didapatkan.1

3

Page 4: Telaah Jurnal

Gambar 1. Gambaran mikroskopik ini memperlihatkan kutu yang belum menetas yang dilapisi kulit telur dan menempel pada tangkai rambut.

Kutu dewasa memiliki panjang 1-2 m, rata pada bagian dorsoventral dan

tidak memiliki sayap. kutu kepala ini memiliki tiga pasang kaki yang memiliki

cakar sehingga dapat lengket pada batang rambut dan memanjat 23 cm per menit.

larva kutu atau disebut nymph atau instar memiliki bentuk seperti miniatur kutu

dewasa. kutu dewasa akan menghisap darah untuk makanannya sebelum kopulasi.

kutu kepala betina dapat bertelur 5-10 telur perhari dalam rentang hidupnya

selama 30 hari. pada dasarnya kutu dapat bertahan hidup 1-4 hari diluar kulit

kepala dengan kondisi kurang baik sedangkan telur dapat bertahan hingga 10 hari

diluar kulit kepala. telur kutu terletak didekat proksimal rambut karena hangat dan

lembab. keadaan ini dibutuhkan untuk masa inkubasi. jarak telur ke permukaan

kulit kepala berkaitan dengan durasi atau lamanya infestasi. saat semua telur

berada jauh dari permukaan kulit kepala (>1 cm) dapat dipastikan bahwa telur ini

tidak lagi aktif dan fertil. diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan kutu

dewasa yang hidup dan telur. menyikat rambut dengan lembut setelah rambut

disiram dan menggunakan pelembab menghasilkan hasil yang lebih positif

sedangkan hasil positif palsu dapat terjadi pada penilaian kulit kepala secara

tradisional.1

4

Page 5: Telaah Jurnal

2.3 Manifestasi klinis

Pediculosis kapitis biasanya lengket di kulit kepala disertai dengan

telurnya dan sering dijumpai di bagian oksipital dan retriauricular. meskipun

asimtomatik, keluhan yang pada umumnya adalah dikeluhkan adalah gatal dan

pada anak-anak dijumpai kebiasaan menggaruk kepala dan kedua hal ini dapat

mengarahkan kita dalam menegakkan diagnosis.1

2.4 Penatalaksanaan

Pedikulisida masih menjadi pengobatan efektif untuk mengobati penyakit

ini. secara umum, pedikulisida tidak boleh diberikan pada anak dibawah 2 tahun.

Untuk mencegah re-infestasi akibat telur yang tertinggal menetas maka dapat

diberikan pengobatan ulangan.

Menyisir rambut dalam keadaan basah dari atas ke bawah dapat dilakukan

secara teratur setiap 3 atau 4 hari selama 2 minggu. oleh karena kutu dapat

berpindah akibat pembilasan maka membasahi rambut dapat menghilangkan kutu

dari rambut.Tabel 1. Tatalaksana Pediculosis Kapitis1

TatalaksanaMekanisme kerja

obatDosis Faktor Resiko

Pyrethrins sinergis Blok kanal Na+ Topical: 10 menit di

rambut kering dan

dibilas

Alergi terhadap beberapa

tumbuhan

Pyrethrins sintetik Blok kanal Na+ Topical: 10 menit di

rambut kering dan

dibilas

Alergi terhadap beberapa

tumbuhan

Malathion 0,5% Inhibitor

organophosphate

kolinestrase

Topical: 8-12 jam

atau 20-30 menit

Depresi system pernapasan,

toksisitas pada SSP

Shampo Lindane 1% GABA inhibitor Topical: 5-10 menit Resiko kejang

Ivermectin oral GABA inhibitor 250 ug/kg diberikan

7-10 hari

Tidak direkomendasikan

pada pasien <15 kg, wanita

hamil dan menyusui

5

Page 6: Telaah Jurnal

Terapi lini pertama pedikulosis, permetrin dan piretrin, termasuk dalam

kategori zat kimia yang sekarang dapat meningkatkan resistensi. Terapi lini kedua

yang tersedia, lindane dan malathion, memiliki keterbatasan dalam keamanan dan

perhatian khusus karena obat ini dapat terbakar dan berbau. Investigasi mengenai

benzyl alcohol dan spinosad, keduanya telah dilegalkan oleh Food and Drug

Administration (FDA) sebagai tatalaksana kutu kepala, diindikasikan hingga dua

terapi dengan agen lain yang efektif dalam mengobati gejala.3

2.5 Ivermectin

Ivermectin adalah golongan antiparasit yang digunakan sebagai

pengobatan terhadap berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh parasit baik

pada hewan maupun manusia.2 Ivermectin adalah obat oral yang digunakan secara

luas sebagai pengobatan infeksi nematoda. Ivermectin secara topikal dapat

digunakan untuk mencegah efek dari penggunaan secara sistemik.3

Pada manusia, indikasi pemberian Ivermectin oral antara lain include

onchocerciasis, strongyloidiasis, filariasis limfatik, dan scabies. Ivermectin juga

telah menunjukkan kefeektivan dalam mengobatan kutu kepala (head lice

infestation).2

Ivermectin mengandung 22,23-dihydroavermectin B1a dan B1b (dengan

rasio 80:20) dan termasuk kelompok komponen hydrophobic pentacyclic 16-

membered yang disebut avermectin.2 Obat ini merupakan golongan antiparasitik

spectrum luas yang diisolasi dari Streptomyces avermitilis.4

Obat ini dapat diberikan dalam sediaan topikal yang memiliki keuntungan

yakni dapat mengurangi resiko munculnya efek samping berbahaya yang

ditimbulkan dengan pemberian secara oral.2 Federal Drug Association (FDA)

telah mengakui pemberian Ivermectin topikal lotion 0.5% (Sklice, Sanofi Pasteur,

Lyon, France) pada Februari 2012.5

Ivermectin diabsorbsi secara cepat dan diberikan secara oral dalam

keadaan perut kosong serta dimetabolisme di hati dan diekskresi melalui feses

(98%) dan urin (1%). Kadar puncak plasma terjadi setelah 5 jam pemberian oral

dan memiliki waktu paruh 36 jam. Kadar puncak pada skuama, sebum dan

6

Page 7: Telaah Jurnal

keringat di kepala dan dialami setelah 8 jam pemberian secara oral yakni dengan

dosis tunggal 12 mg dan mulai menurun setelah 24 jam.6

Pemberian secara topikal diabsorpsi melalui transkutaneus oleh kutu

kepala (head lice) dan secara aktif dapat menembus membran sel melalui P-

glycoprotein (P-gp). Ivermectin topikal lotion 0.5% dosis tunggal yang diberikan

selama 10 menit diabsorpsi oleh sistemik dalam kadar yang sangat rendah yakni

150x lebih rendah dibandingkan pemberian secara oral. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian secara topikal dapat menurunkan resiko efek samping dari

pemberian secara oral.2

Mekanisme kerja Ivermectin memiliki target terapi yang berbeda

dibandingkan dengan antiparasitik yang lainnya. Pertama, obat ini bekerja pada

glutamate-gated chloride ion channels. Kedua, bekerja pada γ-aminobutyric acid-

gated chloride ion channels.3

Ivermectin membunuh kutu kepala yang hidup (live head lice) dengan cara

meningkatkan permeabilitas ion klorida di membran sel yang kemudian

mengakibatkan hiperpolarisasi, paralisis dan kematian pada kutu tersebut. Hal ini

dapat terjadi akibat Ivermectin mengikat secara selektif, ireversibel dan dengan

afinitas tinggi terhadap reseptor glutamate-gated chloride.2 Ivermectin juga dapat

menstimulasi pelepasan γ-aminobutyric acid (GABA) yang juga akan

menyebabkan hiperpolarisasi dan mengakibatkan efek paralisis dan kematian pada

parasit.6

Tidak seperti penggunaan oral, Ivermectin topikal lotion 0.5% tidak

membutuhkan dosis kedua karena obat ini mampu penetrasi kedalam telur kutu

sehingga telur tidak dapat menetas menjadi kutu hidup. Mekanisme kerja yang

memungkinkan adalah penetrasi obat kedalam telur kutu atau obat diabsorpsi oleh

telur kutu selama masa penetasan.2

7

Page 8: Telaah Jurnal

III. Telaah Jurnal

No Keterangan Ya TidakJudul Artikel

1 Tidak terlalu panjang dan pendek

2 Menggambarkan isi utama penelitian

3 Cukup menarik

4 Tanpa singkatan, selain kata baku

Pengarang dan Institusi5 Nama-nama dituliskan sesuai aturan jurnal

Disebutkan penerbit jurnal

Disebutkan tahun terbitan jurnal

Abstrak6 Abstrak satu paragraph terstruktur

7 Mencakup komponen IMRAD (Introduction, Methods, Result and Conclusions)

8 Secara keseluruhan informative

9 Tanpa singkatan , selain yang baku

10 Kurang dari 250 kata

Pendahuluan11 Terdiri dari dua bagian

12 Bagian pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian

13 Bagian kedua menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian

14 Didukung oleh pustaka yang relevan

15 Kurang dari 1 halaman

Metode16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian

17 Disebutkan populasi sumber

18 Disebutkan kriteria inklusi dan eksklusi

19 Disebutkan cara pemilihan subjek( teknik sampling)

20 Disebutkan perkiraan besar sampel, disebutkan alasannya

21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai

22 Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal

8

Page 9: Telaah Jurnal

23 Observasi, pengukuran serta intervensi dirinci sehingga orang lain dapat mengulanginya

24 Dituliskan rujukan bila teknik pengukuran yang tidak rinci

25 Pengukuran dilakukan secara tersamar

26 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan

27 Disebutkan rencana analisis, batas kemaknaan dan kekuatan penelitian

28 Disebutkan program komputer yang dipakai

Hasil dan Pembahasan29 Disertakan tabel karakteristik subjek penelitian

30 Dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan tersebut

31 Disebutkan jumlah subjek yang diteliti

32 Ketepatan numerik dilakukan dengan benar

33 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat

34 Semua hasil di dalam tabel disebutkan dalam naskah

35 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai

36 Ditulis hasil uji statistik, degree of freedom dan nilai p

37 Disertakan interval kepercayaan

38 Dalam hasil disertakan komentar dan pendapat

39 Dibahas keterbatasan penelitian dan kemungkinan dampaknya terhadap hasil

40 Disebutkan penyimpangan dari protokol dan dampaknya bagi hasil

41 Pembahasan dihubungkan dengan pertanyaan penelitian, dibahas hubungan hasil dengan teori atau penelitian terdahulu

Kesimpulan dan saran

42 Disertakan simpulan utama penelitian

43 Simpulan didasarkan pada data penelitian

44 Disebutkan generalisasi hasil penelitian

45 Disertakan saran penelitian selanjutnya

Ucapan terima kasih46 Ucapan terima kasih ditujukan oleh orang tepat

47 Ucapan terimakasih dinyatakan secara wajar

Daftar Pustaka48 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal

9

Page 10: Telaah Jurnal

49 Semua yang tertulis pada daftar pustaka sesuai dengan hasil tulisan dan sebaliknya

Lain-lain50 Keseluruhan jurnal ditulis dengan bahasa yang baik

dan benar, lancar, enak dibaca, informatif, hemat kata dan efektif

51 Jurnal dituliskan dengan ejaan yang taat azas

IV. Kesimpulan

10

Page 11: Telaah Jurnal

Jurnal yang berjudul “Assessment of the safety and efficacy of three

concentrations of topical ivermectin lotion as a treatment for head lice

infestation” merupakan jurnal penelitian yang menilai efektivitas dan keamanan

terhadap penggunaan Ivermectin topikal secara prospektif dengan menggunakan

metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap buruh tani yang merupakan

imigran Hispanic yang berada di bagian selatan Florida. Jurnal ini disusun oleh

Terri L. Meiking dkk dan dimuat di International Journal of Dermatology, volume

52, halaman 106-112, tahun 2013.

Berdasarkan telaah kritis yang dilakukan penulis menurut berdasarkan

pedoman telaah kritis, didapatkan hasil jurnal ini memenuhi jawaban “Ya”

sebanyak 40 (78.43%) dan jawaban “Tidak” sebanyak 11 (21.56%). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa jurnal ini layak untuk dijadikan referensi dan

dapat diaplikasikan pada pasien.

Daftar Pustaka

11

Page 12: Telaah Jurnal

1. Stone SP., Goldfarb JN., Bacelieri RE., Scabies, Other Mites, and Pediculosis,

In: Wolff K., Goldsmith LA., Katz SI., Gilchrest BA., Paller AS., Leffel DJ,

eds 7th edition.2. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. New York:

McGraw-Hill Medicine, 2008; p.2033-2035

2. Deeks, L.S., et al. Topical Ivermectin 0.5% Lotion for Treatment of Head

Lice. Annals of Pharmacotherapy. 47(9) 1161–1167. 2013.

3. Pariser, D.M., et al. Topical 0.5% Ivermectin Lotion for Treatment of Head

Lice. The New England Journal of Medicine. 367(18): 1687-1693. 2012.

4. Merck&Co. Stromecterol: Ivermectin. [Online:

http://www.merck.com/product/usa/pi_circulars/s/stromectol/stromectol_pi.pd

f]. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

5. Armijo, L. and Kathy, L.K. An Evidence Based Drug Therapy Resource: Do

Spinosad or Ivermectin Have a Place in Head Lice Eradication?. The Oregon

State Drug Review. 2(6): 1-2 . 2012.

6. Chhaiya, S.B., Dimple, S.M., and Bhaven., C.K. Ivermectin: pharmacology

and therapeutic applications. International Journal of Basic & Clinical

Pharmacology. 1(3): 132-139. 2012.

12