Tektonmik lempeng-sebagai-suatu-bukti-keesaan-alloh
-
Upload
wawan-ihwanul-hakim -
Category
Documents
-
view
2.807 -
download
0
Transcript of Tektonmik lempeng-sebagai-suatu-bukti-keesaan-alloh
TEKTONIK LEMPENG SEBAGAI SUATU BUKTI KEESAAN ALLOH
Disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam
Oleh:Nama : Abdurahman Fajar MuslimNIM : 12007075Kelas : 10
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2008
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrohim
Assalamu’alaikum. wr. wb.,
Alhamdulillahirobbil’alamiin, Segala puji hanya milik Alloh SWT yang
Maha Pencipta, Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah kita masih diberikan kesempatan untuk senantiasa menuntut
ilmu, baik ilmu dunia yang akan memberi manfaat maupun ilmu agama yang
dapat menuntun kita untuk berada dalam jalan yang lurus. Solawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, berserta para
keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada kita selaku umatnya yang senantiasa
ber-uswah kepadanya. Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk dapat
menyusun makalah ini, karena dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat
suatu hikmah yang sangat besar sehingga menyadarkan penulis akan suatu makna
penghambaan kepada Alloh SWT. Dalam makalah ini penulis sengaja
menceritakan kembali sebagian ilmu yang telah didapat dari mata kuliah
‘Tektonofisik’ Program Studi Teknik Geologi ITB dengan mengkaitkan ilmu
tersebut dengan Al-Qur’an, sehingga jelas bagi penulis, bahwa ‘teori tektonik
lempeng’ merupakan suatu bukti keesaan Alloh.
Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada Dosen Agama Islam yang
telah meberikan kesempatan bagi penulis untuk menyusun makalah ini, yang
mana makalah ini memberikan efek yang sangat tegas bagi pribadi penulis, yaitu
hakikat penciptaan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dosen
Tektonofisik dan teman-peman penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu
yang telah membatu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penusian makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dapat dijadikan suatu perbaikan dalam penulisan makalah yang
akan datang.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan
hikmah tersendiri yang dapat menjadi awal pencerahan bagi kita untuk ber-amar
ma’ruf nahi munkar. Mudah-mudahan dengan disusunnya makalah ini dapat
memberikan pelajaran bagi pembaca yang budiman tentang pentingnya ilmu dan
pentingnya berserah diri kepada Alloh dengan cara berdiri tegak dalam aturan
Alloh.
Amin.
Wallohu a’lam bish-showab.
Billahi-tufik wal-hidayah.
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Garut, 8 Oktober 2008
Abdurahman Fajar Muslim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………1
1. Latar Belakang Masalah ................................................................... ..1
2. Tujuan Penulisan ..............................................................................2
3. Rumusan Masalah ............................................................................6
4. Sistematika Penulisan .......................................................................6
5. Metode Penulisan ..............................................................................6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..7
1. Tektonik Lempeng Sebagai Sebuah Teori ..........................................7
2. Al-Qur’an dan Teori Tektonik Lempeng ...........................................15
3. Benda-Benda Bertasbih Dengan Caranya Masing-Masing ...............19
4. Kebenaran Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup ...............................20
5. Konsekuensi Kita Sebagai Manusia...................................................21
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………24
1. Kesimpulan .......................................................................................24
2. Saran...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah,
(Q.S Luqman :2)
Demikianlah Kami membacakannya kepada kamu (Muhammad) sebagian ayat-
ayat dan peringatan yang penuh hikmah.
(Q.S Ali-Imran : 58)
Dalam Ayat tersebut sudah jelaslah bagi kita bahwa Al-Quran itu
merupakn ayat-ayat Alloh yang mengandung banyak hikmah. Salah satu hikmah
yang besar adalah hikmah tentang ilmu pengetahuan yang mana suatu ilmu
pengetahuan, jika benar, tidak akan bertentangan dengan ayat-ayat Alloh (Al-
Quran).
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu
(Q.S. Az-Zumar : 62)
Dalam Kuliah Tektonofisik telah dijelaskan sebuah dasar pemikiran yang
berkembang untuk ilmu pengetahuan sehingga manusia dapat memahami
penomena-penomena alam yang ganjil ini, dasar pemikiran tersebut adalah teori
tektonik lempeng. Setelah memahami beberapa literatur, ternyata, ada hubungan
yang sangat jelas, yang membuat kita terkagum-kagum, bahwa teori tersebut
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an empat belas abad yang lalu. Kesinergian ayat-
ayat Alloh ini bukan merupakan suatu kebetulan, melainkan Alloh sendirilah yang
telah mengaturnya dan memeliharanya sebagai mana telah tercantum dalam ayat
diatas.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun makalah ini.
Hal ini hanyalah sedikit dari banyak ayat-ayat Alloh yang sinergi dengan ilmu
pengetahuan. Masih banyak hukum-hukum dalam dunia ilmu pengetahuan yang
ternyata telah diceritakan oleh Alloh dalam Al-Qur’an sebelumnya.
2. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini antara lain:
2.1 Meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Alloh sebgagai suatu
kebenaran yang harus diyakini, sehingga dalam pengamalannya tidak ada
keraguan sedikit pun.
Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau termasuk orang-orang
yang ragu. (Q.S. Ali-Imran : 60)
Turunnya Al-Quran itu tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan
semesta alam. (Q.S. As-Sajdah : 2)
Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan
tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.
(Q.S. Ali-Imran : 108)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Q.S. Fushshilat : 53)
2.2 Meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Alloh sebagai suatu
petunjuk.
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa, (Q.S. Al-Baqoroh : 2)
2.3 Meyakinkan kita bahwa hanya Alloh lah yang memelihara alam semesta.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah
Allah sebagai Pemelihara.(Q.S. An-Nisa : 132)
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu
(Q.S. Az-Zumar : 62)
dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
(Q.S. Al-Ahzab : 3)
2.4 Agar kita senantiasa bertakwa kepada Alloh dan berpegang teguh kepada
agama Alloh.
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan
kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa
yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah
diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Ali-Imran : 101)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
muslimun. (Q.S. Ali-Imran : 102)
dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q-S. Al-Ahzab :2)
2.5 Mengajak kita untuk bersama-sama menyeru dalam ber-amar ma’ruf nahi
munkar
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali-Imran : 104)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-
orang yang mendapat siksa yang berat, (Q.S. Ali-Imran : 105)
3. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tujuan diatas, makalah ini terdiri dari masalah-masalah
sebagai berikut:
3.1 Apakah ‘Tektonik Lempeng’ sebagai suatu teori?
3.2 Apakah Al-Qur’an memiliki kesinergian dengan teori tersebut?
3.3 Apakah Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi kehidupan termasuk ilmu
pengetahuan?
3.4 Bagaimana Konsekuensi dari kebenaran Al-Qur’an ini?
4. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab. yang pertama adalah pendahuluan
yang berisi latar belang masalah, tujuan masalah, rumusan masalah, sistematika
penulisan, dan metode penulisan. Bab dua berisi tentang pembahsan materi. Bab
ketida terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.
5. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah
dengan studi pustaka dengan mensinergikan ilmu pengetahuan yang didapat
diperkuliahan dengan Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tektonik Lempeng Sebagai Sebuah Teori
Dalam Geologi Dasar dijelaskan bahwa bagian luar interior bumi dibagi
menjadi litosfer dan astenosfer berdasarkan perbedaan mekanis dan cara
terjadinya perpindahan panas. Litosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan
astenosfer lebih panas dan secara mekanik, lemah. Selain itu, litosfer kehilangan
panasnya melalui proses konduksi, sedangkan astenosfer juga memindahkan
panas melalui konveksi dan memiliki gradien suhu. Pembagian ini sangat berbeda
dengan pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer
sendiri mencakup kerak dan juga sebagian dari mantel. Suatu bagian mantel bisa
saja menjadi bagian dari litosfer atau astenosfer pada waktu yang berbeda,
tergantung dari suhu, tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik
lempeng adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempeng-lempeng tektonik yang
berbeda-beda. Lempeng ini bergerak menumpang di atas astenosfer yang
mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat seperti fluida. Pergerakan lempeng
biasanya bisa mencapai 10-40 mm/a (secepat pertumbuhan kuku jari) seperti di
Mid-Atlantic Ridge, ataupun mencapai 160 mm/a (secepat pertumbuhan rambut)
seperti di Lempeng Nazca. Lempeng-lempeng ini tebalnya sekitar 100 km dan
terdiri atas mantel litosferik yang di atasnya dilapisi dengan hamparan salah satu
dari dua jenis material kerak. Yang pertama adalah kerak samudera atau yang
sering disebut dengan "sima", gabungan dari silikon dan magnesium. Jenis yang
kedua yaitu kerak benua yang sering disebut "sial", gabungan dari silikon dan
aluminium. Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi ketebalan di mana kerak
benua memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerak
samudera. Ketebalan kerak benua mencapai 30-50 km sedangkan kerak samudera
hanya 5-10 km.
Dalam memahami proses konveksi yang terjadi didalam bumi, kita bisa
membuat simulasi tersendiri dengan melihat aktivitas sehari-hari kita di dapur,
yaitu aktifitas memasak mie instan. Ketika kita membuat mie instan, hal pertama
yang harus dilakukan adalah membuat air panas. Air panas yang digunakan untuk
memasak mie instan biasanya memiliki temperatur sekitar 100 0C, dimana air
akan mulai menguap dan mendidih sebagai akibat dari perpindahan panas dari
kompor ke air. Sebagai reaksi dari perpindahan panas tersebut, maka air akan
mendidih, yaitu air yang berada di bawah wadah (panci yang digunakan untuk
memasak) berpindah ke atas, dan air yang berada di atas wadah berpindah ke
bawah wadah. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa konveksi. Peristiwa konfeksi
ini dengan mudah dapat kita fahami dengan memaklumi hukum alam bahwa
apabila suatu benda dikenai energi panas, maka benda tersebut akan berkembang
volumenya. Karena air tersebut merupakan objek yang dikenai panas, maka air
tersebut akan berkembang volumenya, akibat dari perkembangan volume tersebut,
maka masajenis dari air yang terkena panas tersebut akan mengalami penurunan,
sebagai akibatnya, air yang berada dibawah wadah (air yang terkena panas lebih
awal) akan berpindah keatas secara otomatis, dan air yang berada diatas wadah
secara otomatis akan kembali kebawah dan begitulah seterusnya sehingga seperti
suatu lingkaran (siklus) yang terus-menerus berlangsung selama panas tersebut
masih diberikan kompor. Setelah air panas, biasanya kita langsung memasukan
mie instannya kedalam wabah tersebut. Setelah beberapa lama, maka mie yang
tadinya bersatu, perlahan-lahan akan bercerai satu sama lain menjadi beberapa
bagian, dan masing-masing bagian akan bergerak-gerak karena pengaruh
pegerakan air tersebut.
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan
astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-
batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Dalam ilustrasi
menggunakan mie instan diatas, dapat diyakinilah dengan mudah bahwa kejadian
tersebut sangat mirip dengan kejadian dialam yaitu kejadian pada litosfer yang
bergerak-gerak sebagai suatu akibat dari konveksi panas bumi yang dilakukan
oleh mantel atau astenosfer.
Adapun energi-energi yang mendukung atas terjadinya konfeksi dan
pergerakan lempeng-lempeng pada litosfer tersebut antara lain berasal dari inti
bumi yang panas.
Lempeng, Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental
crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari
mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan
teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra
lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-
elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada
kerak benua (felsik).
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen,
konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.
1.1 Batas Divergen
Batas divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang
bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah
lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut
(seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan
terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua
lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
1.2 Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah
kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling
menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan
parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan
lempeng samudra, 2) antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng
benua.
Konvergen lempeng benua—samudra (Oceanic—Continental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian
meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi
(volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
Konvergen lempeng samudra—samudra (Oceanic—Oceanic)
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra
lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi
yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung
berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau
vulkanik (volcanic island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari
proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan
Lempeng Amerika Utara.
Konvergen lempeng benua—benua (Continental—Continental)
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak
cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian
yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non
vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
1.3 Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling
menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun
berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu.
Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang
berada di daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di
California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara
yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
barat laut.
Berdasarkan penjelasan diatas, telah jelaslah bagi kita bahwa teori tektonik
lempeng itu merupakan suatu hal yang teoritis, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teori ini ternyata dapat menjelaskan
banyak hal yang berkaitan kengan peristiwa-peristiwa alam yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sebut saja seperti peristiwa gempa bumi, peristiwa
stunami, peristiwa terjadinya pegunungan dan sebaginya yang erat kaitannya
dengan bumi. Bahkan, secara jelas dan tegas, teori ini menjelaskan bahwa bumi
merupakan suatu yang dinamis, sebagai buktinya adalah dengan mergeraknya
lempeng-lempeng bumi tersenut.
Dalam hal-hal tertentu seperti gempa bumi, tektonik lempeng menjadi
suatu faktor yang mendasar yang bisa menjelaskan bagaimana suatu gempa bisa
terjadi. Dalam hal lain, teori ini menjelaskan secara detail menjelaskan tentang
peristiwa terbentuknya pegunungan berikut fungsi dari pegunungan tersebut yang
akan diceritakan dalam sub bab berikutnya.
2. Al-Qur’an dan Teori Tektonik Lempeng
Untuk menjelaskan tentang fungsi pegunungan yang sebelumnya (dalam
sub bab 1) dijanjikan, mari kita tinjau cuplikan-cuplikan konsep yang diampil dari
teori tektonik lempeng diatas.
Salah satu konsep yang ada dalam teori tersebut adalah tentang gerak
lempeng konvergen, yaitu gerak saling mendekatnya antara dua lempeng. Dalam
berak lempeng konvergen ini, di jelaskan suatu gerakan lempeng yang saling
mendekati satu sama lain. Hal ini yang menyebabkan lempeng-lempeng tersebut
saling bertubrukan.
Gambar tumbukan konvergen lempeng benua dengan lempeng benua
Pada dasarnya, ketika suatu benda bertubrukan, benda-benda tersebut akan
saling mendorong satu sama lain. Sifat kimia dari lempeng, terutama lempeng
benua, adalah memiliki elastisitas tersendiri. Elastisita ini menyebabkan
timbulnya benjolah-benjolan akibat dari tubrukan tersebut, benjolan-benjolan ini
disebut dengan pegunungan. Karena lempeng-lempeng tersebut memiliki
elastisitas tertentu, maka lempeng-lempeng ini dapat meredam sebagian energi
yang timbul akibat tumbukan dua lempeng. Tumbukan ini, yang seharusnya
menghasilkan rambatan energi yang sangat besar, dapat teredam dengan
membenjolnya lempeng. Akibatnya, pegunungan terbentuk, dan gempa bumi
akan diminimalisir dengan peredaman pegunungan tersebut.
Hal ini sebenarnya telah termaktub dalam Al-Qur’an jauh sebelum teori
tektonik lempeng dikemukakan (tahun 1960 M).
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan
agar kamu mendapat petunjuk, (QS. An-Nahl : 15)
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam
jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S. Luqman : 10)
Hal lain yang terjadi di bumi ini yang erat kaitannya dengan teori tektonik
lempeng adalah pergerakan lempeng-lempeng. Pergerakan lempeng-lempeng ini
merupakan wujud dari teori tektonik lempeng itu sendiri yang merupakan inti dari
setiap permasalahan bumi termasuk gempa bumi. Teori ini menjelaskan bahwa
lempeng-lempeng yang kita pijak ini, ternyata tidaklah diam, melainkan
senantiasa bergerak dengan kecepatan tertentu. Kecepatan tersebut relatif lambat,
namun apa bila kita konversi dalam sekala waktu geologi, maka kecepatan
tersebut sangatlah berarti. Sekali lagi, teori ini dengan tegas negatakan bahwa
lempeng-lempeng bumi senantiasa terus bergerak dalam kecepatan tertentu.
Pernyataan senada dikemukakan oleh Alloh SWT dalam firman-Nya
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan
Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Naml : 88)
walaupun didalam ayat tersebut tidak dikemukakan secara tegas bahwa
yang bergerak itu lempeng, namun sudah menjadi hal yang pasti bila gunung-
gunung tersebut berdiri diatas lempeng yang dimaksud.
Subhanalloh,
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S. Yaasin :83)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. Ar-Rahman : 13)
3. Benda-Benda Bertasbih Dengan Caranya Masing-Masing
Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-
masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An-Nuur : 41)
Bertastih berarti mensucikan Alloh. Dengan bagaimana sebuah benda
dapat bertasbih kepada Alloh?. Setelah penulis menelaah secara pribadi tentang
kekuasaan ini, penulis menemukan bahwa mereka bertasbih kepada Alloh
mengikuti ’Hukum Alam’ yang pada hakikatnya adalah ’Hukum Alloh’. Ayat
diatas menjelaskan bahwa setiap benda bertasbih dengan caranya masing-masing.
Itu berarti bahwa benda-benda tersebut secara unik mengikuti akan perintah dan
suruhan Alloh.
Newton adalah seorang fisikawan yang menemukan sebuah hukum alam
yang kita sering menyebutnya sebagai ”hukum newton”. Hukum tersebut
menyatakan bahwa suatu benda dengan benda lain pasti memiliki interaksi yaitu
berupa tarik menarik atau tolak menolak. Entah sadar atau tidak, bahwa hukum ini
hanya ia temukan, bukan ia ciptakan. Begitu pula dengan hukum-hukum yang
lain, yang hanya ditemukan oleh manusia tanpa diketahui pada awalnya siapa
yang menggerakan hukum-hukum itu dan mengapa hukum-hukum itu ada. Hal ini
lah yang seharusnya disadari oleh seorang ilmuan, mahasiswa, dan para dosen
bahwa yang mereka pelajari sesungguhnya hanyalah sebuah penemuan akan
tasbihnya benda-benda mengikuti sebuah keteraturan. Dan keteraturan tersebut
semata-mata adalah atas kuasa Alloh SWT.
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S. Yaasin :83)
4. Kebenaran Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup
Katakanlah (Muhammad) ”Benarlah (segama yang difirmankan) Alloh.” Maka
ikutilah agama ibrahim yang lurus, dan dia tidaklah ternasuk orang musyrik.
(Q.S. Ali-Imran : 95)
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali-Imran : 138)
Laailaahaillalloh, sebagai pengatur, Alloh memberikan aturan-aturan
tersebut kepada apa saja dan siapa saja yang ada di alam semesta ini termasuk
benda-benda angkasa dengan berlakunya hukum-hukum fisika yang di langit dan
di bumi, sampai hukum-hukum yang mengatur kehidupan manusia.
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri. (Q.S. An-Nahl : 49)
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa
yang diperintahkan (kepada mereka). (Q.S. An-Nahl : 50)
Para penemu hukum-hukum fisika seharusnya menyadari bahwa hukum-
hukum fisika tersebut hanya mereka temukan, bukan mereka ciptakan. Lantas
siapakan yang telah berkuasa akan penciptaan hukum-hukum fisika tersebut?
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S. Yaasin :83)
5. Konsekuensi Kita Sebagai Manusia
Telah jelas bagi kita bahwa Al-Qur’an itu adalah benar-benar diturunkan
oleh Alloh, bukan oleh manusia nsehingga didalamnya adalah aturan-aturan yang
merupakan solusi dari berbagai masalah baik dari ilmu pengetahuan maupun
urasan lain yang kaitannya dengan sosial masyarakat. Sudah menjadi suatu
keyakinan yang terbantahkan lagi, bagi kita, bahwa Al-Qur’an merupakan
sesuatu kebenaran yang hanya untuk dibacakan, namun harus dilaksanakan,
meskipun itu berat adanya. Mungkin kita menganggap bahwa aturan hidup, selain
ibadah yang sifatnya ritual, itu meski diatur oleh aturan manusia yang di
kondisikan dengan jaman yang kita alami saat ini, sehingga mengabaikan aspek
kebenaran Al-Qur’an, seolah-olah kita tidak meyakini bahwa Al-Qur’an
merupakn solusi dari segalanya. Apa jawaban kita, apabila Alloh bertanya,
mengapa kita tidak memutuskan perkara dengan Al-Qur’an? atau Alloh bertanya
mengapa syariat islam tidak tegak pada jaman kita, padahal kita tidak meakukan
apa-apa? Boleh jadi kita meyakini dan menyukai sesuatu itu baik bagi kita, namun
hal itu belum tentu baik menurut Alloh.
……………..
……………..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqoroh : 216)
padahal telah jelas bagi kita bahwa Al-Qur’an adalah solusi dari setiap
permasalahan yang kita hadapi sehari-hari yang sering menjadi perdebatan dan
perselisihan.
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar
kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. An-Nahl : 64)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah melalui beberapa kajian teoritis mengenai teori tektonik lempeng
yang telah dilakukan oleh para ahli, ternyata memiliki singkronisasi dengan ayat-
ayat Alloh yang telah lama diturunkan bahkan sebelum teknologi mutakhir ada.
Hal ini menunjukan bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu dari Alloh dan bukan
berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Dalam ilmu pengetahuan, dibidang fisika, kimia, astronomi dan ilmu-ilmu
alam lainnya telah ditemukan banyak sekali hukum alam yang secara tidak sadar
kita telah menemukan tasbihnya benda-benda alam. Namun dalam kenyataannya,
para penemu hukum-hukum tersebut berhenti setelah menemukan hukum-hukum
tersebut. Penelitian mereka hanya berakhir sampai pertanyaan “Apa? dan
Mengapa?” kejadian alam ini bisa terjadi, mereka tidak melanjutkan ke
pertanyaan selanjutnya yaitu “siapa?” yang telah memerintahkan benda-benda
tersebut menjadi teratur. Padahal jika kita melanjutkan sampai pertanyaan
tersebut, maka yang timbul hanyalah sebuah kalimat, Laailaahaillalloh,
Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa jelaslah tidak ada ilah selain
Alloh, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengatur Dalam Setiap
Urusan Dan Maha Keras Siksaan-Nya.
2. Saran
Sebagai manusia yang ingin memperbaiki aqidah islamiyah, penulis
memiliki dua saran penting bagi kita, yang pertama, putuskanlah setiap perkara
berdasarkan apa yang telah diturunkan Alloh, karena telah jelas bagi kita akan
kebenarannya (Al-Qur’an).
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-
orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang
alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan
janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Maidah : 44)
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa
yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus
dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
(Q.S. Al-Maidah : 45)
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa. (Q.S. Al-Maidah : 46)
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa
yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang
fasik. (Q.S. Al-Maidah : 47)
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu, (Q.S. Al-Maidah : 48)
dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu
dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Al-Maidah : 49)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
(Q.S. Al-Maidah : 50)
Saran yang kedua dari penulis adalah hendaklah kita saling mengingatkan
dalam hal kebaikan dan saling mencegah terjadinya kemungkaran (amar ma’ruf
nahi mungkar).
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali-Imran : 104)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-
orang yang mendapat siksa yang berat, (Q.S. Ali-Imran : 105)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2005. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Depok: Al-Huda
Safii, Benyamin, dkk. 2006. Geologi Fisik. Bandung : Penerbit ITB
Prof. Dr. Achmad Satori. 2007. Kemu'jizatan Al Quraan. www.google.com
http://wapedia.mobi/id/
http://disaster.elvini.net/tectonic.cgi