Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

18

Transcript of Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

Page 1: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...
Page 2: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

7

Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga memudahkan anak-anak memahaminya.

Hal inilah yang membuat komik lebih disukai daripada buku teks pelajaran.

Dalam penelitian ini dibuat komik fisika dengan topik arus listrik. Isi komik diberi

penjelasan konsep-konsep fisika agar bisa digunakan untuk menggantikan buku teks fisika dan

bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini menguji peran komik

yang dibuat dalam pembelajaran fisika dengan topik arus listrik. Berikut perumusan masalah

yang dikaji: (1) Apakah pembelajaran menggunakan media komik fisika yang dibuat lebih

menarik bagi para siswa? (2) Apakah dengan membaca komik fisika yang dibuat, para siswa

dapat memahami konsep-konsep fisika dengan mudah?

Penelitian ini bertujuan untuk membuat komik fisika yang bisa digunakan untuk

pembelajaran fisika dengan topik arus listrik. Bagi pembaca, manfaat penelitian ini adalah

memberi contoh alternatif model pembelajaran dengan media komik dan memberi contoh

komik yang bisa dibuat sendiri oleh pembaca sebagai media pembelajaran.

Saat penelitian ini dilaksanakan, ada penelitian tentang komik fisika untuk pembelajaran

yang diadakan oleh Petrus Ongga, mahasiswa Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Satya

Wacana dengan topik “Terapung Tenggelam”.

2. KERANGKA TEORITIS

2.1 Komik untuk Menjelaskan Konsep Arus Listrik

Komik merupakan media gambar dimana tersusun atas panel-panel yang berurutan

membentuk sebuah cerita narasi. Komik merupakan sarana bacaan yang lebih ringan dan

mudah dipahami (Grimmsurae, 2011:3) dibanding buku teks. Hal ini dekarenakan dalam komik,

gambar lebih dominan dibanding teksnya. Teks dalam komik selalu singkat-padat dan jelas.

Tidak terlalu dibutuhkan teks panjang dalam komik karena ada gambar yang mendukung teks

tersebut. Komik pada umumnya berisi cerita fiksi. Jarang ada komik yang didesain untuk

menjelaskan mata pelajaran fisika.

Tentunya akan sangat membantu bila komik yang ringan dan mudah dimengerti bisa

menjelaskan teori fisika yang rumit. Komik dapat mengilustrasikan benda-benda mikro dalam

konsep arus listrik (seperti elektron) dan juga memuat cerita yang menggambarkan peristiwa

yang berhubungan dengan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa-peristiwa kecil itu yang

seringkali terluput dari perhatian, tapi sesungguhnya perlu dibukakan agar siswa lebih peka

melihat sebuah peristiwa.

Berikut ini materi-materi yang digambarkan dalam komik, yaitu muatan listrik dan arus

listrik.

Muatan listrik

Semua benda tersusun dari atom-atom dalam jumlah yang sangat banyak. Ukuran atom

begitu kecil sehingga tidak kasat mata. Atom disusun oleh inti atom yang dikelilingi elektron. Inti

Page 3: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

8

atom terdiri dari proton dan netron atau proton saja. Atom dan penyusunnya ini diilustrasikan

ke dalam gambar komik.

Proton bermuatan listrik positif sedangkan elektron bermuatan listrik negatif. Setiap

atom yang netral, jumlah proton dan elektronnya sama. Jika jumlah elektron pada benda lebih

banyak dibanding jumlah protonnya, maka benda itu memiliki muatan listrik negatif, begitu pula

sebaliknya. Secara alami, di antara muatan listrik yang tak sejenis akan muncul gaya tarik

menarik. Sedangkan di antara muatan listrik sejenis akan muncul gaya tolak menolak. Muatan

listrik dan sifatnya ini juga digambarkan dalam komik.

Arus Listrik

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik (Q) yang bergerak melewati suatu

penampang penghantar tiap satuan waktu (t) (Halliday, 1984:183). Arus listrik akan mengalir

dalam penghantar bila ada beda potensial yang dihubungkan dengan penghantar tersebut.

Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke rendah (Hewitt, 1985:338). Dalam konduktor padat,

elektron-elektron bebas (muatan negatif) yang mengalir melalui rangkaian (Hewitt, 1985:339).

Elektron mengalir yang tidak dapat dilihat secara kasat mata ini diilustrasikan ke dalam gambar

komik.

Potensial rendah lebih jenuh elektron dibandingkan potensial tinggi. Masing-masing

potensial akan berusaha mencapai kesetimbangan yaitu dengan berpindahnya elektron-

elektron dari titik yang lebih jenuh elektron ke titik yang kurang jenuh elektron. Dengan

demikian arah arus elektron adalah dari potensial rendah ke tinggi. Elektron diumpamakan

seperti air dan beda potensial bisa digambarkan sebagai dua tong berisi air yang tinggi airnya

berbeda. Ilustrasi ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa memahaminya. Ilustrasi ini perlu

dimasukkan ke dalam komik.

Dengan memuat gambar ilustrasi dari materi-materi di atas ke dalam komik, diharapkan

pembacanya bisa lebih mudah memahami materi tersebut.

2.2 Pembelajaran Menggunakan Komik

Dengan keunggulan dari komik yang telah dibahas dalam sub bab sebelumnya, komik

dapat digunakan sebagai salah satu media yang baik. Komik fisika bisa memotivasi siswa untuk

membaca. Jika mereka telah berminat untuk membaca, maka secara otomatis mereka

membaca pelajaran fisika. Dengan membaca para siswa dapat menarik sendiri konsep-konsep

fisika yang tertuang dalam komik. Dengan demikian komik fisika tersebut fungsinya menjadi

sama seperti buku teks pelajaran fisika dan dapat digunakan sebagai media dalam

pembelajaran di kelas. Bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas laboratorium fisika

yang memadai, pembelajaran tentang listrik dapat tetap dilakukan di dalam kelas jika bisa

menggunakan media komik.

Media komik diselaraskan dengan pembelajaran dengan metode discovery.

Pembelajaran diawali dengan memotivasi siswa dan menemukan suatu masalah yang berkaitan

dengan topik arus listrik dan hambatan. Kemudian, kegiatan membaca dan menyelidiki isi komik

ditempatkan sebagai kegiatan inti. Dari kegiatan membaca komik, siswa akan mendapat

Page 4: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

9

pengetahuan yang benar dari konsep arus listrik dan hambatan. Dengan pengetahuan tentang

arus listrik dan hambatan inilah siswa diharapkan dapat memecahkan masalah yang ditemukan.

Dengan demikian, komik ditempatkan pada kegiatan inti pembelajaran untuk menolong siswa

memecahkan masalah yang dikemukakan. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran yang

dilaksanakan:

No Langkah pembelajaran Keterangan

1. Motivasi Siswa dimotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

2. Perumusan masalah Siswa menemukan suatu permasalahan yang akan

dipecahkan.

3. Hipotesis Siswa mengungkapkan hipotesis untuk menjawab masalah

tadi menurut pemahaman mereka sendiri.

4. Kegiatan inti Siswa membaca komik tentang arus listrik dan menuliskan

prinsip-prinsip fisika yang ditemukan di dalamnya.

5. Pemecahan masalah Siswa menggunakan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam

komik untuk memecahkan masalah yang ditemukan.

6. Konsolidasi Siswa diberi tes untuk melihat apakah telah memahami

materi listrik atau belum.

Alur pembelajaran ini sebagai pedoman merancang alur komik agar siswa mudah

mengikuti arah pembelajaran.

Dengan alur pembelajaran seperti di atas, guru dapat membangun interaksi dalam kelas

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang para siswa baca dalam komik.

Tentunya jika para siswa telah membaca komik, mereka tahu isi komik tersebut. Sehingga

mereka bisa mengerti apa yang guru bicarakan di kelas. Dengan mengerti pembicaraan guru,

tentunya para siswa akan bisa aktif terlibat dalam interaksi dengan guru. Dengan demikian,

pembelajaran lebih hidup dan menarik bagi para siswa.

3. METODE PENELITIAN

Dengan mengacu pada tujuan penelitian ini, maka penelitian dilakukan dengan metode

Penelitian Tindakan Guru sebagai Peneliti, dimana peneliti sebagai guru yang melaksanakan

penelitian di kelas (Kasbolah. 1998:122). Jika nilai tes siswa belum mencapai batas tuntas, maka

komik diperbaiki dan pembelajaran dilaksanakan ulang sampai hasil tes siswa meningkat

(Wardhani dkk. 2008:2.13).

3.1 Sampel Penelitian

Obyek penelitian yang diteliti adalah siswa-siswa kelas XI SMA Negeri 3 Salatiga. Dengan

mengambil sampel acak dari siswa-siswa kelas XI sebanyak 9 orang yang dikumpulkan dalam

satu kelas saat penelitian dilaksanakan.

3.2 Instrumen Penelitian

A. Komik berisi materi arus listrik.

Page 5: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

10

B. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi arus listrik untuk SMA kelas XI.

C. Tes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran menggunakan komik

dilaksanakan.

D. Kuisioner untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik

tersebut.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

A. Pada saat pembelajaran berlangsung, seseorang diminta untuk mengobservasi kelas dengan

mengisi lembar observasi kelas yang telah disediakan.

B. Semua siswa diminta mengisi soal-soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa

tentang listrik.

C. Seluruh siswa diminta untuk mengisi kuisioner untuk mengetahui minat siswa terhadap

pembelajaran menggunakan komik fisika.

3.4 Prosedur Penelitian

Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian ini:

A. Perencanaan

i. Membuat komik dengan topik arus listrik.

ii. Menyusun RPP dengan materi arus listrik.

iii. Menyusun soal-soal tes.

iv. Menyusun pertanyaan-pertanyaan kuisioner.

B. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP. Sementara observasi kelas dilakukan oleh orang lain

yang duduk di dalam kelas di belakang para siswa.

3.5 Teknik Analisis Data

A. Hasil Tes siswa

Data diolah secara kuantitatif untuk mengetahui pemahaman materi siswa. Nilai siswa (N)

diperoleh dengan:

Dengan indikator keberhasilannya adalah jika nilai siswa ≥ 70.

B. Kuisioner dan Lembar Observasi

Data dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui minat siswa terhadap komik yang telah

dibuat dan pembelajaran yang berlangsung.

Page 6: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

11

4. HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil & Analisis Observasi Pembelajaran

Siklus 1

Bagian Motivasi

Siswa ditunjukkan 2 lampu bisa menyala bersamaan sekalipun jaraknya dari sumber

tegangan berbeda-beda di kelas. Siswa ditugaskan membaca komik halaman 1-2 sebagai berikut:

Gambar 1. Komik Halaman 1-2

Perumusan masalah

Setelah selesai membaca, siswa diberi pertanyaan: apa permasalahan yang akan

dipecahkan dalam pembelajaran ini? Seorang siswa menjawab bahwa permasalahannya adalah

kabel pendek-panjang tidak mempengaruhi cepatnya lampu menyala. Ada seorang lagi yang

menjawab mengapa kabel pendek-panjang tidak mempengaruhi cepatnya lampu menyala. Ada

siswa yang bertanya permasalahan apa yang muncul, tapi siswa yang lain mencoba menjawab

temannya bahwa dalam komik pada halaman 2 permasalahan yang muncul adalah: mengapa

lampu dapat menyala bersamaan sekalipun panjang kabel yang menghubungkannya dari sumber

tegangan berbeda? Sebagian besar siswa yang lain mendiskusikannya dengan teman sebangku.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah termotivasi sehingga mendorong

sebagian kecil siswa menjawab pertanyaan guru dan sebagian besar siswa mendiskusikannya

dengan teman.

Page 7: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

12

Hipotesis

Hipotesis dikemukakan oleh sebagian besar siswa, kemudian dicatat di papan tulis. Disini

tampak sebagian besar siswa aktif menjawab permasalahan tersebut.

Kegiatan inti

Untuk melihat hipotesis yang benar dalam menjawab permasalahan tadi, siswa

ditugaskan membaca komik halaman 3-4 yang berisikan mengenai bagaimana listrik statis

dihasilkan sebagai berikut:

Gambar 2. Komik halaman 3-4

Siswa ditanya mengenai bagaimana terjadinya benda bermuatan listrik sesuai yang tertulis

dalam komik. Seorang siswa menjawab bahwa mika bisa bermuatan listrik jika elektron-elektron dari

rambut pindah dari rambut ke mika. Siswa ditanya bagaimana caranya elektron bisa berpindah dari

rambut ke mika? Lalu siswa lain menjawab elektron pindah dengan cara mika digosok-gosokkan ke

rambut yang kering. Siswa ditanya bagaimana perbandingan jumlah proton dan elektron pada benda

bermuatan? Sebagian besar siswa sambil menggumam serentak menjawab benda bermuatan,

jumlah elektron dan protonnya berbeda.

Page 8: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

13

Siswa ditugaskan membaca komik halaman 5 mengenai gaya yang muncul jika benda

bermuatan didekatkan sebagai berikut:

Gambar 3. Komik halaman 5-6

Setelah membaca komik halaman 5, siswa diberi pertanyaan yaitu gaya apa yang muncul jika

2 benda bermuatan listrik sejenis didekatkan dan gaya apa yang muncul jika benda bermuatan listrik

tak sejenis didekatkan? Seorang siswa menjawab bahwa yang sejenis jika didekatkan akan muncul

gaya tolak-menolak dan yang tak sejenis didekatkan akan muncul gaya tarik-menarik. Ada siswa lain

yang menggumamkan jawaban yang sama.

Siswa ditugaskan lagi membaca komik halaman 6 yang berisikan tentang posisi muatan listrik

pada benda netral yang didekati benda bermuatan seperti di atas. Setelah selesai membaca komik

halaman 6, siswa ditanya bagaimana kertas yang netral bisa tertarik oleh mistar yang bermuatan

negatif? Seorang siswa kemudian menjawab dengan terputus-putus bahwa sisi kanan kertas jadi

positif sehingga tertarik oleh mika yang bermuatan negatif. Ada seorang siswa lain yang melihat

siswa tadi kesulitan dan mencoba menjawab bahwa elektron pada kertas berpindah ke sisi kiri kertas

untuk menjauhi mistar. Sehingga sisi kanan kertas jadi bermuatan listrik positif dan dapat tertarik

oleh mistar.

Siswa diberi pertanyaan lagi mengapa elektron bisa berpindah ke atom lain sedangkan

proton sangat sulit? Seorang siswa mencoba menjawab: karena gaya tarik menarik elektron yang

jaraknya jauh dan inti lemah, jadi elektron bisa lepas dan pindah ke atom lain. Tapi proton sangat

sulit karena gaya tarik menariknya dengan netron dalam inti sangat kuat. Siswa diberi pertanyaan

lagi: bagian atom manakah yang mudah berpindah ke atom lain? Semua siswa terlihat bingung

Page 9: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

14

dengan pertanyaan ini. Siswa kembali ditanya secara lebih spesifik: bagian elektronnya, protonnya

ataukah netronnya? Sebagian besar siswa sambil menggumam serentak menjawab elektron.

Siswa kembali ditugaskan untuk membaca isi komik halaman 7-8 mengenai pengertian arus

listrik sebagai berikut:

Gambar 4. Komik halaman 7-8

Setelah selesai membaca siswa ditanya apa yang terjadi jika benda bermuatan positif dan

negatif ditempelkan? Seorang siswa menjawab bahwa benda yang bermuatan negatif akan memberi

elektron ke benda yang bermuatan positif. Siswa-siswa lain ditanya apakah ada yang memiliki

pendapat berbeda, serentak semua menjawab tidak ada.

Siswa diberi pertanyaan apa yang dimaksud dengan arus listrik. Seorang siswa menjawab

elektron yang mengalir. Beberapa siswa lain menggumamkan jawaban yang sama.

Page 10: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

15

Siswa kembali ditugaskan membaca komik halaman 9 yang menjelaskan tentang beda

potensial sebagai berikut:

Gambar 5. Komik halaman 9

Setelah selesai membaca, siswa kembali diberi pertanyaan: apakah elektron akan terus

mengalir? Semua siswa serentak menjawab tidak. Siswa diminta menjelaskan mengapa menjawab

tidak. Semua siswa berdiam sejenak, tampak berdiskusi dengan teman sebelahnya. Lalu seorang

siswa yang menjawab: ya seperti gambar di halaman 8, elektron-elektron mengalir sampai potensial

kedua benda sama.

Page 11: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

16

Siswa ditugaskan membaca komik halaman 10-11 tentang syarat mengalirnya arus listrik

sebagai berikut:

Gambar 6. Komik halaman 10-11

Siswa diberi pertanyaan pula: apakah semua benda bisa menghantarkan listrik? Sebagian

besar siswa serentak menjawab tidak. Tapi ada seorang siswa menjawab: iya. Lalu siswa yang

menjawab iya tersebut ditanya mengapa semua benda bisa menghantarkan listrik? Siswa tadi

menjawab: benda seperti logam mudah menghantarkan listrik, arus listriknya besar dan elektron-

elektronnya cepat berpindahnya. Sedangkan seperti kayu, arus listriknya kecil dan elektron-

elektronnya lambat berpindah. Kemudian siswa tadi diminta untuk membaca lagi komik halaman

10 dan dijelaskan bahwa tidak semua benda menghantarkan listrik, hanya benda yang terbuat

dari logam saja. Lalu siswa lain berdiskusi dengan siswa yang keliru tadi bahwa yang tertera di

komik seperti itu. Tampak disini bahwa siswa-siswa yang menjawab tidak telah membaca komik

dengan teliti. Tapi siswa yang menjawab iya, kemungkinan tidak membaca komik dengan teliti.

Dari kegiatan inti ini, sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dan

juga ada diskusi di antara siswa mengenai komik.

Pemecahan masalah

Siswa kembali diingatkan mengenai permasalahan tadi yaitu mengapa lampu bisa

menyala bersamaan meskipun jaraknya dari sumber tegangan berbeda? Seorang siswa menjawab

sambil terbata-bata bahwa lampu bisa langsung menyala karena dalam kabel sudah penuh

dengan elektron-elektron. Lalu siswa lain yang melihat temannya kesulitan meneruskan jawaban

Page 12: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

17

siswa tadi bahwa saat dihubungkan ke sumber tegangan, elektron-elektron dalam kabel juga bisa

serentak bergeser dan menyalakan lampu. Dari jawaban ini, pertanyaan belum terjawab. Siswa

digiring dengan pertanyaan yang lebih mengarahkan: jadi jika elektron-elektron serentak

bergeser, apa hubungannya dengan lampu bisa menyala bersamaan meski jaraknya dari sumber

tegangan berbeda? Seorang siswa kemudian menjawab bahwa karena elektron-elektron

bergerak serentak, jadi elektron pada lampu 1 dan elektron pada lampu 2 juga bergeser

bersamaan, sehingga bisa menyalakan lampu secara bersamaan waktunya. Lalu guru bertanya

apakah ada yang memiliki pendapat lain? Awalnya semua siswa terdiam. Lalu ada seorang siswa

menjawab tidak ada. Masalah pun bisa terselesaikan dengan baik dengan model pembelajaran

menggunakan komik.

Dalam pembelajaran ini, sebagian besar siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan dan

ada interaksi antara guru-siswa dan terjadi diskusi antar siswa mengenai materi di sepanjang

proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

Siklus 2

Pada siklus 2, ada bagian komik yang diganti yaitu halaman 6 sebagai berikut:

Gambar 7. Komik halaman 6 yang diganti

Page 13: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

18

Halaman 6 diberi penambahan yaitu pernyataan bahwa jika proton keluar dari inti atom,

berarti ada reaksi nuklir.

Para siswa ditugasi membaca komik halaman 5-6 mengenai posisi muatan listrik benda

netral yang didekati benda bermuatan. Setelah selesai membaca, para siswa diberi pertanyaan:

apakah proton bisa berpindah ke atom lain? Seorang siswa menjawab proton tidak bisa pindah ke

atom lain, jika pindah maka berarti ada reaksi nuklir. Lalu ada seorang siswa bertanya apakah

semua benda dapat menimbulkan reaksi nuklir? Peneliti menjawab bahwa semua benda memang

memiliki atom-atom yang pada inti atomnya bisa terjadi reaksi nuklir. Tapi jika cuma menggosok-

gosokkan benda tersebut atau menariknya dengan mika bermuatan listrik, tidak dapat

menimbulkan reaksi nuklir. Siswa tadi melanjutkan pertanyaannya, apakah itu berarti bahwa

proton tidak bisa keluar dari inti atom jika hanya didekati mika bermuatan listrik? Peneliti pun

menjawab bahwa apa yang dikatakannya tepat sekali.

Pada siklus 2, siswa juga ditugaskan membaca komik halaman 9-11. Para siswa diberi

pertanyaan: apakah disini terdapat beda potensial yang dihubungkan dengan kabel sehingga

rangkaian ini menjadi tertutup? Para siswa diam sejenak. Kemudian seorang siswa menjawab ya.

Beberapa siswa lain juga menjawab ya. Para siswa diberi pertanyaan lagi: apa ada arus yang

mengalir dalam kabel ini? Para siswa terdiam sejenak. Lalu ada seorang siswa yang menjawab ya,

karena memenuhi syarat mengalirnya arus listrik tadi, yaitu terdapat beda potensial yang

dihubungkan dengan kabel sehingga rangkaiannya jadi tertutup. Ketika dipasangi lampu, tampak

bahwa lampu menyala karena ada arus listrik yang mengalir dalam kabel. Jadi jangan

membiarkan kutub-kutub baterai terhubung dengan penghantar, karena lama-lama baterai akan

habis karena arus listrik mengalir terus melalui penghantar sekalipun tidak kelihatan. Para siswa

ditanya apakah sudah memahami topik tadi? Semua terdiam, lalu semua menjawab iya.

Pada siklus 2, semua siswa menyimak pembelajaran dengan baik, itu terlihat dari semua

siswa yang membaca komik dengan serius.

4.2 Analisis Peran Komik Terhadap Pembelajaran

Siklus 1

Motivasi-Perumusan Masalah-Hipotesis

Di awal proses pembelajaran terlihat semua siswa membolak-balik halaman komik,

meskipun mereka belum diminta untuk membacanya. Ini menunjukkan bahwa para siswa tertarik

untuk membaca komik yang dibagikan.

Di bagian permasalahan, ada seorang siswa yang langsung menjawab benar. Ada seorang

siswa yang belum menemukan permasalahan yang akan dipecahkan dan teman sebangkunya

menunjukkan permasalahan di komik, sehingga ia menjadi tahu permasalahannya. Para siswa

yang lain mengungkapkan permasalahan tadi dengan kalimat lain yang maksudnya sama. Jadi

permasalahan dalam komik dapat dimengerti oleh para siswa sesuai dengan teori fisika yang

benar. Ini karena dialog dalam komik singkat-padat-jelas, dan gambar ilustrasi dalam komik

sesuai dengan konsep fisika. Hal ini sesuai dengan teori pembuatan komik dimana dialognya

singkat-jelas dan didukung gambar yang sesuai dengan teori fisika. Setelah itu, sebagian besar

Page 14: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

19

siswa memberikan hipotesis masing-masing. Ini berarti para siswa akitf mengikuti pembelajaran.

Ini dikarenakan komik yang dibagikan menarik, itu disebutkan sebagian besar siswa pada lembar

kuisioner yang mereka isi.

Kegiatan inti-Pemecahan masalah

Dalam kegiatan inti, para siswa ditugaskan membaca komik secara bertahap dan diberi

pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk menyimpulkan beberapa konsep fisika

yang terdapat di komik, yaitu bahwa muatan listrik yang sejenis tolak-menolak, muatan listrik tak

sejenis tarik-menarik, elektron mudah berpindah ke atom lain sedangkan proton tidak bisa dan

arus listrik merupakan elektron-elektron yang mengalir. Setelah membaca komik para siswa

dapat memahami prinsip-prinsip tadi dan dapat mengungkapkan konsep-konsep tersebut dengan

kalimat mereka sendiri. Ini dikarenakan komik berisi gambar ilustrasi, di antaranya ilustrasi

bentuk atom, ilustrasi muatan listrik suatu benda dan ilustrasi elektron yang mengalir. Itu sangat

memudahkan para siswa untuk membayangkan atom, muatan listrik, arus listrik dan beda

potensial. Ini membuktikan bahwa konsep-konsep abstrak yang diilustrasikan ke dalam komik

membuat konsep tersebut menjadi lebih nyata bagi para siswa sehingga lebih mudah untuk

dipahami.

Setelah membaca seluruh isi komik, para siswa dapat memecahkan permasalahan tadi,

yaitu lampu yang dekat atau jauh dari sumber tegangan bisa menyala bersamaan karena dalam

kabel telah penuh dengan elektron-elektron sehingga saat kabel dihubungkan dengan sumber

tegangan, elektron-elektron di sepanjang kabel serentak bergetar dan saling menumbuk sehingga

timbul energi panas yang bergerak secepat kilat memijarkan wolfram, makaa dengan beda

panjang kabel yang tidak terlalu besar, tidak mempengaruhi cepat lambatnya lampu menyala.

Refleksi

Setelah mengerjakan soal-soal, tampaklah sebagian besar siswa masih berpikir bahwa

proton bisa pindah ke atom lain padahal yang bisa berpindah adalah elektron, bukan proton dan

tidak ada arus listrik mengalir dalam rangkaian tertutup jika tidak ada lampu yang menyala pada

rangkaian tersebut.

Kesalahan bahwa proton bisa berpindah ke atom lain disebabkan komik tidak terlalu

menonjolkan bahwa proton tidak dapat berpindah ke atom lain. Dalam komik halaman 4

disebutkan: “Proton dan netron sangat sulit keluar dari inti atom karena saling menarik dengan

kuat”. Ternyata pernyataan tersebut belum memberi informasi yang tegas bahwa proton tidak

bisa berpindah ke atom lain.

Dalam komik bagian syarat mengalirnya arus listrik, diberikan contoh ada arus listrik yang

mengalir dalam rangkaian yang dihubungkan dengan kabel. Ini ditunjukkan dengan adanya lampu

yang menyala dalam rangkaian tersebut. Jadi sesungguhnya tetap ada arus listrik mengalir

sekalipun tidak terdapat lampu. Tapi sebagian besar siswa menganggap jika tidak ada lampu

menyala, berarti tidak ada arus listrik.

Dari hasil tes, nilai para siswa belum mencapai nilai batas tuntas yang ditetapkan (lihat

Tabel Nilai Siswa kolom 2, hal. 21). Untuk memperbaiki pembelajaran, bagian komik tentang sifat

Page 15: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

20

proton dan elektron diberi tambahan informasi yaitu proton tidak akan pindah ke atom lain, jika

proton keluar dari inti atom itu berarti terjadi reaksi nuklir. Bagian materi mengenai syarat

mengalirnya arus listrik diberi contoh arus listrik mengalir dalam kabel yang menghubungkan

kedua kutub baterai.

Siklus 2

Setelah komik diperbaiki, pembelajaran dilaksanakan kembali. Pembelajaran tidak

diulang seluruhnya, tapi hanya mengulang bagian yang belum dipahami para siswa, yaitu bahwa

proton tidak bisa keluar dari inti atom dan bahwa ada arus listrik mengalir dalam kabel yang

menghubungkan beda potensial.

Pembelajaran dimulai dengan menugaskan para siswa membaca komik halaman 5-6.

Setelah selesai membaca, para siswa diberi pertanyaan: apakah proton bisa berpindah ke atom

lain? Seorang siswa menjawab proton tidak bisa pindah ke atom lain, jika pindah maka berarti

ada reaksi nuklir. Lalu ada seorang siswa bertanya apakah semua benda dapat menimbulkan

reaksi nuklir? Peneliti menjawab bahwa semua benda memang memiliki atom-atom yang pada

inti atomnya bisa terjadi reaksi nuklir. Tapi jika cuma menggosok-gosokkan benda tersebut atau

menariknya dengan mika bermuatan listrik, tidak dapat menimbulkan reaksi nuklir. Siswa tadi

melanjutkan pertanyaannya, apakah itu berarti bahwa proton tidak bisa keluar dari inti atom jika

hanya didekati mika bermuatan listrik? Peneliti pun menjawab bahwa apa yang dikatakannya

tepat sekali.

Selanjutnya para siswa ditugaskan membaca komik halaman 9-11. Kemudian mereka

diberi contoh baterai yang kedua kutubnya dihubungkan dengan sebuah kabel. Para siswa diberi

pertanyaan: apakah disini terdapat beda potensial yang dihubungkan dengan kabel sehingga

rangkaian ini menjadi tertutup? Para siswa diam sejenak. Kemudian seorang siswa menjawab ya.

Beberapa siswa lain juga menjawab ya. Para siswa diberi pertanyaan lagi: apa ada arus yang

mengalir dalam kabel ini? Para siswa terdiam sejenak. Lalu ada seorang siswa yang menjawab ya,

karena memenuhi syarat mengalirnya arus listrik tadi, yaitu terdapat beda potensial yang

dihubungkan dengan kabel sehingga rangkaiannya jadi tertutup.

Di akhir pembelajaran para siswa mengerjakan soal-soal kembali. Hasilnya sebagian besar

siswa menjawab benar soal yang sama. Ini menunjukkan bahwa komik bagian sifat proton-

elektron dan syarat mengalirnya arus listrik awalnya masih ada kekurangan. Isi komik tersebut

masih perlu diperbaiki.

4.3 Hasil dan Analisis Jawaban Soal

Berikut ini hasil tes siswa:

Tabel 1. Nilai Siswa

Siswa ke- Nilai Tes 1 Nilai Tes 2

1 50 70

2 60 70

3 70 70

Page 16: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

21

4 100 100

5 60 90

6 80 70

7 60 80

8 90 100

9 70 70

Dari tebel di atas, tampak bahwa pada siklus 1, hanya 55% siswa yang mencapai

ketuntasan belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus 1 kurang efektif.

Komik diperbaiki dan pembelajaran diulang kembali. Berdasarkan hasil tes 2, nilai siswa

mengalami peningkatan dan 100% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan

bahwa perbaikan komik telah membuat pembelajaran lebih efektif.

4.4 Hasil dan analisis Jawaban Kuisioner

Berikut ini adalah hasil kuisioner siswa:

Tabel 2. Jawaban Kuisioner Siswa

No. Pertanyaan Jawaban siswa

1. Apakah pembelajaran

menggunakan media komik

menarik bagimu? Mengapa?

Iya karena ada gambar nyata, tidak berimajinasi (1

orang).

Menarik, karena kita dapat belajar sambil bermain (1

orang).

Ya, karena bisa lebih memahami materi (3 orang).

Ya, lebih menarik, tidak monoton (1 orang).

Sangat menarik karena saya lebih mudah mengerti (1

orang).

Ya, karena anak-anak lebih suka membaca komik (seru)

(1 orang).

Tidak, karena tidak suka membaca komik (1 orang).

2. Apakah seluruh isi komik

dapat kamu pahami dengan

baik?

Ya dapat saya pahami (6 orang).

Dapat tapi membosankan pada bagian tertentu (1

orang).

Belum (2 orang).

3. (Jawab no. 3 jika jawaban

no 2. ”tidak”) Bagian-bagian

manakah dari komik yang

belum kamu pahami dengan

baik?

Dari segi bahasa yang masih kaku (1 orang).

Kalimatnya (1 orang).

Bagian penjelasan terlalu panjang (1 orang).

Page 17: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

22

Semua sudah dipahami (5 orang).

Bagian akhir (1 orang).

4. Apa ada saran agar komik

ini menjadi lebih mudah

dipahami?

Diberi contoh bendanya lebih banyak disertai penjelasan

(1 orang).

Tidak sudah cukup baik (4 orang).

Bahasa lebih disederhanakan (3 orang).

Dibuat biasa saja (1 orang).

5. Apakah kamu semakin

termotivasi belajar fisika

setelah membaca komik ini?

Ya (5 orang).

Tidak juga (4 orang).

Dari jawaban kuisioner dalam Tabel Jawaban Kuisioner Siswa di atas, dapat kita lihat

bahwa pembelajaran menggunakan komik menarik bagi sebagian besar siswa. Sebagian besar

siswa juga terlihat antusias mengikuti pembelajaran. Tapi, ada seorang siswa yang menjawab

tidak menarik, karena pada dasarnya siswa tersebut tidak suka membaca komik.

Dalam proses pembelajaran terlihat para siswa bisa menjawab dengan betul pertanyaan-

pertanyaan penggiring ke kesimpulan sampai memecahkan masalah. Berdasarkan jawaban para

siswa pada lembar kuisioner, ini dikarenakan komik lebih memudahkan mereka memahami

materi. Ada juga seorang yang menjawab lebih detail yaitu pembelajaran dengan komik menarik

karena ada gambar nyata, sehingga tidak sulit mengimajinasikannya.

Siswa yang menjawab bahwa pembelajaran menggunakan komik tidak menarik karena

dia tidak suka pada komik, juga mendapat nilai yang baik. Hal ini disebabkan dia juga mengikuti

seluruh proses pembelajaran.

Berdasarkan jawaban kuisioner, sebagian besar menjawab telah dapat memahami isi

komik. Ada 2 anak yang menjawab belum memahami semua bagian komik dan menyarankan

agar bahasa komik disederhanakan. Ini berarti dialog dalam komik terlalu formal bagi siswa.

Ada juga seorang anak yang menjawab bosan karena penjelasannya terlalu panjang. Ini

berarti dialog di komik yang berisi penjelasan materi terlalu panjang sebaiknya diperpendek.

Berdasarkan jawaban kuisioner, sebagian besar siswa menjawab mereka semakin

termotivasi belajar fisika setelah membaca komik ini dan sebagian kecil menjawab tidak. Ini

menunjukkan komik telah membuat para siswa lebih berminat belajar fisika. Beberapa siswa

menjawab tidak termotivasi padahal sebelumnya mereka menjawab bahwa pembelajaran

menggunakan komik menarik, hal ini dikarenakan mereka telah berfokus untuk lebih menekuni

mata pelajaran yang lain.

Menggunakan media komik dalam pembelajaran di kelas ternyata membuat banyak

siswa tertarik mengikuti pelajaran fisika bahkan beberapa di antaranya termotivasi untuk belajar

Page 18: Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga ...

23

fisika lebih lanjut. Ini menunjukkan media komik merupakan salah satu alternatif media yang

sangat baik agar pelajaran fisika menarik untuk diikuti para siswa.

5. Kesimpulan & Saran

Kesimpulan hasil penelitian:

A. Komik yang digunakan dalam pembelajaran ini telah memuat konsep arus listrik yang

abstrak yaitu gambaran atom, muatan listrik dalam benda, elektron-elektron yang mengalir

dan beda potensial dengan ilustrasi yang dituangkan dalam gambar sehingga dapat

mempermudah siswa memahami konsep listrik dengan benar.

B. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan komik fisika memotivasi

siswa untuk mengikuti pembelajaran karena komik memudahkan mereka memahami konsep

fisika yang abstrak dan komik berisi cerita narasi sehingga pembelajaran tidak monoton.

Saran:

A. Banyak konsep fisika yang abstrak yang dapat digambarkan ke dalam komik, misalnya

mengenai garis-garis gaya magnet atau arah gaya, impuls & momentum, efek rumah kaca

dan lain-lain. Semoga di masa depan, banyak komikus yang membuat komik dengan materi

fisika untuk mendukung pembelajaran di sekolah maupun sebagai komik bacaan yang tidak

saja menghibur dengan cerita fiksi tapi berisi materi fisika yang bisa menolong siswa

memahami pelajaran.

B. Dalam membuat komik agar lebih menarik dan lebih rapi, komikus dapat mengedit komik

menggunakan program komputer Paint, Corel Draw, Adobe Illustrator ataupun program lain

yang bisa mendukung. Jika menggunakan teknik menggambar secara manual pada kertas,

gambar komik bisa di-scan dengan scanner yang file konversinya dalam bentuk PNG, BMP

atau JPEG agar bisa di-edit dalam program tadi.

6. Daftar Pustaka

Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Penerbit Angkasa.

Grimmsurae. 2011. Science Rules. Jakarta : PT Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia Building.

Halliday, David. 1984. Fisika volume 2. Jakarta: Erlangga.

Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Osa, Amanokawa. 2007. Guide To Draw Manga volume 1: Menggambar Tokoh. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Osa, Amanokawa. 2007. Guide To Draw Manga volume 4: Menggambar Komik. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Wardhani, IGAK & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka.