TEKNOLOGI PERBANKAN

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, kata ‘kemudahan’ menjadi demikian dibutuhkannya sehingga dihampir semua aspek kehidupan, orang mengusahakan adanya perangkat yang memudahkan untuk melakukan sesuatu. Hal ini termasuk dalam hal melakukan transaksi perbankan, yang meliputi penyimpanan dana di Bank, pengambilannya, pengelolaannya serta penggunaan dananya sendiri. Saat ini, nyaris setiap nasabah perbankan melakukan aktivitas perbankan mereka dengan menggunakan kemudahan yang disediakan oleh Bank, seperti pengambilan uang melalui ATM, layanan kartu debit, kartu kredit, atau yang lainnya. Penyediaan kemudahan dan layanan seperti itu secara tidak resmi memang menjadi seperti suatu keharusan (mandatory) bagi Bank yang berorientasi ritel dewasa ini. Persepsi ini diperkuat dengan suatu survey mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh sebuah majalah ekomomi beberapa tahun yang lalu, dimana disimpulkan bahwa faktor utama penilaian masyarakat dalam melihat suatu Bank baik atau tidak adalah apakah Bank tersebut menyediakan fasiltas ATM atau tidak.

Transcript of TEKNOLOGI PERBANKAN

Page 1: TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern saat ini, kata ‘kemudahan’ menjadi demikian dibutuhkannya sehingga

dihampir semua aspek kehidupan, orang mengusahakan adanya perangkat yang memudahkan

untuk melakukan sesuatu.

Hal ini termasuk dalam hal melakukan transaksi perbankan, yang meliputi penyimpanan

dana di Bank, pengambilannya, pengelolaannya serta penggunaan dananya sendiri.

Saat ini, nyaris setiap nasabah perbankan melakukan aktivitas perbankan mereka dengan

menggunakan kemudahan yang disediakan oleh Bank, seperti pengambilan uang melalui

ATM, layanan kartu debit, kartu kredit, atau yang lainnya. Penyediaan kemudahan dan

layanan seperti itu secara tidak resmi memang menjadi seperti suatu keharusan (mandatory)

bagi Bank yang berorientasi ritel dewasa ini. Persepsi ini diperkuat dengan suatu survey

mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh sebuah majalah ekomomi beberapa tahun

yang lalu, dimana disimpulkan bahwa faktor utama penilaian masyarakat dalam melihat suatu

Bank baik atau tidak adalah apakah Bank tersebut menyediakan fasiltas ATM atau tidak.

Dalam memenuhi ‘tuntutan’ kemudahan tersebut yang diterjemahkan sebagai layanan

kepada nasabahnya, tentunya Bank juga dituntut untuk mengutamakan faktor keamanan

bertransaksi dengan menggunakan layanan tersebut. Salah satu faktor penting dalam

memenuhi tuntutan pengamanan ini adalah dalam hal penyediaan teknologi kartu yang

digunakan. Kartu ATM, kartu debit ataupun kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank saat ini

mayoritas masih menggunakan jenis dan teknologi kartu yang sama, yaitu kartu dengan

magnetic stripe.

1.2 Rumusan Masalah

Data dari Assosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), dengan jumlah penerbit kartu kredit

(issuer) pada tahun 2007 sebanyak 21 institusi, dengan lebih dari 9 juta kartu kredit yang

beredar di masyarakat, tingkat pemalsuan atau penyalahgunaan kartu (fraud) yang terjadi

Page 2: TEKNOLOGI PERBANKAN

adalah sekitar 35 milyar rupiah per tahunnya. Dari jumlah fraud di atas, fraud terbesar adalah

dalam bentuk pemalsuan atau penggandaan kartu (Counterfeit).

Selain dari kegiatan counterfeit, kegiatan fraud juga dapat dilakukan dengan cara:

Pencurian dompet, buku cek, kartu debit atau kartu kredit.

Perubahan alamat account oleh pelaku kriminal.

Pencurian informasi dari rumah oleh teman, relasi atau lainnya.

Pengiriman email/sms/telepon dan berpura-pura sebagai pihak Bank/pihak

terpercaya untuk mencari tahu informasi yang bersifat privasi.

Melalui hacking, virus dan spyware komputer atau mesin ATM.

Pelanggaran data di sekolah, toko retail, bank, rumah sakit atau pihak lain yang

memiliki akses pada informasi pribadi.

Pegawai yang memiliki akses pada data pribadi.

Kriminal yang menyadap pembicaraan di sarana umum.

Melalui metoda baru dan berbeda yang terus dikembangkan oleh pelaku kriminal.

(Sumber: 2007 Identity Fraud Report, Javelin Strategy & Research)

1.3 Tujuan

Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang

perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian). Hal ini,

didasarkan atas, fungsi utama perbankan yang merupakan lembaga intermediasi antara pihak

yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak yang memerlukan dana (lack of fund).

Selain berperan sebagai agent of development yang dapat mendorong kemajuan

pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan proses pembayaran.

Page 3: TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan

kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes

atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998  tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki

fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif

yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai

rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman

kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung

kelancaran kegiatan utama tersebut. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE Menurut

saya, bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk

menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dunia

perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang

perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian). Inilah

beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah

satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka

pendek (yield enhancement).

Page 4: TEKNOLOGI PERBANKAN

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai

salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau

disebut juga sebagai risk management.

3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana

mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu

dikemudian hari (price discovery).

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan

spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu

sendiri.

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi

derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen

dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang. Terlepas

dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu

diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank

di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan

rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank

(perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas

demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.4 Hal ini, jelas

tergambar, karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap

proses pembangunan bangsa.

2.1.1 Sejarah Perbankan di Indonesia

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia

Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24

Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij,

NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri

Page 5: TEKNOLOGI PERBANKAN

dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan

penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:

1. De Javasce NV.

2. De Post Poar Bank.

3. Hulp en Spaar Bank.

4. De Algemenevolks Crediet Bank.

5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).

6. Nationale Handles Bank (NHB).

7. De Escompto Bank NV.

8. Nederlansche Indische Handelsbank

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-

orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:

1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank

2. Bank Nasional indonesia.

3. Bank Abuan Saudagar.

4. NV Bank Boemi.

5. The Chartered Bank of India, Australia and China

6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation

7. The Yokohama Species Bank.

8. The Matsui Bank.

9. The Bank of China.

10. Batavia Bank.

Page 6: TEKNOLOGI PERBANKAN

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan

berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia.

Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:

1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank

OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung

2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang

dikenal dengan BNI '46.

3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini

berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.

4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.

5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi

Bank Amerta.

8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.

9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger

dengan Bank Pasifik.

10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian

merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.

Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank

Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS). Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik

dan fungsinya.

Page 7: TEKNOLOGI PERBANKAN

2.1.2 Tujuan jasa perbankan

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa

perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia

mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank

menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang

paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran

yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang

memakan waktu.

Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada

pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi

dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi

suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku

seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun

karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.

2.1.3 Jenis-jenis bank dan fungsinya

Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank komersial, lembaga tabungan,

dan credit unions - yang juga disebut lembaga penyimpanan karena sebagian besar

dananya berasal dari simpanan nasabah. Bank-bank komersial adalah kelompok

terbesar lembaga penyimpanan bila diukur dengan besarnya aset. Mereka melakukan

fungsi serupa dengan lembaga-lembaga tabungan dan credit unions, yaitu, menerima

deposito (kewajiban) dan membuat pinjaman ( Namun, mereka berbeda dalam

komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh lebih bervariasi).

Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi

perbankan tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil ( aset di bawah

$ 1 miliar). Bank-bank ini - dengan aset dibawah $ 1 milliar - cenderung

mengkhususkan diri pada ritel atau consumer banking, seperti memberikan hipotek

perumahan, kredit konsumen dan deposito lokal. Sedangkan aset bank yang relatif

lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri dari dua kelas adalah bank

regional atau super regional. Mereka terlibat dalam grosir yang lebih kompleks

Page 8: TEKNOLOGI PERBANKAN

tentang kegiatan komersialperbankan, meliputi kredit konsumen dan perumahan serta

pinjaman komersial dan industri (D & I Lending), baik secara regional maupun

nasional. Selain itu, bank - bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) -

seperti dana antar bank atau dana pemerintah ( federal funds)- untuk membiayai

pinjaman dan kegiatan investasi mereka. Namun, beberapa bank yang sangat besar

memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral. Saat ini, lima organisasi

perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche

Bank( melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP Morgan , dan

Bank HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat

megamergers. Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu

menjadi indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan

ketergantungan pada sumber nondeposit atau pinjaman dana.

2.2 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang

membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau

menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk

data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer

pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam

modern (misalnya ponsel).

2.2.1 Sejarah

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa

adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang

disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut

hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan

informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang

berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain

Page 9: TEKNOLOGI PERBANKAN

itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar,

informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama

sekali.

Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar.

Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa

dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih

lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang

sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin

disampaikan pembuatnya.

Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian

informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili

suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti

MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam

penulisan informasi itu.

Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih

cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan

informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama

tersimpan.

Page 10: TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Teknologi Informasi pada Perbankan

Dalam hal Informasi Teknologi (IT), hampir seluruh perbankan belum banyak

memanfaatkan kemajuan dibidang IT. Hal ini dikarenakan keterbatasan SDM perbankan yang

menguasai IT, ataupun keterbatasan ahli IT yang mengerti tentang mekanisme dan sistem

kerja dari perbankan. IT merupakan investasi yang mahal, sementara kondisi keuangan

perbankan saat ini belum se-established perbankan konvensional. Hal lainnya adalah belum

adanya vendor yang berniat untuk berinvestasi dibidang perbankan.

Kurangnya inovasi di perbankan, keterbatasan IT, kurang kompetitifnya pembiayaan

perbankan dan juga untuk meningkatkan kemampuan praktisi perbankan dalam membaca

pasar dan mengedukasi nasabah tidak terlepas dari kualitas SDM dalam industri ini.

Berdasarkan data yang terkumpul, kurang dari 50 persen SDM perbankan yang berlatar

belakang. Sebagian besar SDM bank masih berlatar belakang konvensional. Lambannya

industri pendidikan dalam mengantisipasi kebutuhan industri perbankan ini tidak terlepas dari

keterlambatan lahirnya pendidikan dibandingkan dengan industri keuangan, keterbatasan

publikasi maupun buku-buku serta ketiadaan linkage yang menghubungkan antara perbankan

syariah dengan pendidikan hampir tidak terwujud. Padahal jika linkage antara pendidikan

keuangan dengan lembaga perbankan dapat dibangun dapat dihasilkan sejumlah temuan-

temuan baru yang  akan sangat mendukung pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Page 11: TEKNOLOGI PERBANKAN

Penerapan IT di perbankan mutlak diperlukan dalam memenuhi tuntutan nasabahnya, hal

ini tidak hanya terkait dengan pangsa pasar yang terikat secara emosional tetapi juga

peningkatan kualitas pelayanan dalam proses manajemen dan produk-produk itu sendiri.Oleh

karena itu, perbedaan produk dalam bank syariah perlu mendapat perhatian khusus serta

memiliki konsep security networking yang kuat sehingga menciptakan image yang baik dalam

keamanan dan kenyamanan ekonomi.

3.2 Fasilitas Perbankan

Dalam memenuhi ‘tuntutan’ kemudahan tersebut yang diterjemahkan sebagai layanan

kepada nasabahnya, tentunya Bank juga dituntut untuk mengutamakan faktor keamanan

bertransaksi dengan menggunakan layanan tersebut. Salah satu faktor penting dalam

memenuhi tuntutan pengamanan ini adalah dalam hal penyediaan teknologi kartu yang

digunakan.

Kartu ATM, kartu debit ataupun kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank saat ini mayoritas

masih menggunakan jenis dan teknologi kartu yang sama, yaitu kartu dengan magnetic stripe.

Kartu dengan magnetic stripe adalah kartu yang di bagian sisi belakangnya terdapat strip

magnetik yang digunakan untuk menyimpan data. Setiap kali kartu tersebut digunakan untuk

bertransaksi, maka perangkat CAD (Card Accepting Device) akan membaca data yang ada di

magnetic stripe tersebut dan kemudian mengirimkannya ke pusat komputer pengolah (Host).

Strip magnetik mampu menyimpan data-data penting untuk pemrosesan lebih lanjut, tapi

jumlah kapasitas penyimpanannya sangat terbatas, yaitu hanya beberapa puluh bytes saja.

Strip magnetik biasanya terbagi menjadi 3 bagian (Track), yaitu Track 1, Track 2 dan Track 3.

Pada standard yang digunakan oleh kalangan perbankan, data Track 2 adalah data yang paling

penting, karena pada track tersebut tersimpan data nomor kartu yang menjadi key identitas

seorang nasabah. Sementara Track 1 dan Track 3 seringkali tidak digunakan.

Proses pengenalan dan pemeriksaan kebenaran kartu, akan dilakukan oleh komputer Host

setelah menerima kiriman data yang disampaikan oleh CAD. Pada transaksi kartu kredit,

selain pemeriksaan keabsahan kartu yang dilakukan oleh Host, dilakukan juga pemeriksaan

keabsahan pemegang kartu yang dilakukan secara manual yaitu dengan cara melihat tanda

tangan atau foto yang tertera pada kartu. Dengan mekanisme pengecekan seperti di atas, dan

mudahnya algoritma penomoran kartu ditiru, maka tingkat keamanan penggunaan kartu

Page 12: TEKNOLOGI PERBANKAN

dengan magnetic stripe menjadi rendah. Dengan peralatan yang relatif sederhana, sebuah

kartu magnetic stripe dapat dengan mudah dan cepat digandakan.

Data dari Assosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), dengan jumlah penerbit kartu kredit

(issuer) pada tahun 2007 sebanyak 21 institusi, dengan lebih dari 9 juta kartu kredit yang

beredar di masyarakat, tingkat pemalsuan atau penyalahgunaan kartu (fraud) yang terjadi

adalah sekitar 35 milyar rupiah per tahunnya. Dari jumlah fraud di atas, fraud terbesar adalah

dalam bentuk pemalsuan atau penggandaan kartu (Counterfeit).

Selain dari kegiatan counterfeit, kegiatan fraud juga dapat dilakukan dengan cara:

Pencurian dompet, buku cek, kartu debit atau kartu kredit

Perubahan alamat account oleh pelaku kriminal

Pencurian informasi dari rumah oleh teman, relasi atau lainnya

Pengiriman email/sms/telepon dan berpura-pura sebagai pihak Bank/pihak terpercaya

untuk mencari tahu informasi yang bersifat privasi

Melalui hacking, virus dan spyware komputer atau mesin ATM

Pelanggaran data di sekolah, toko retail, bank, rumah sakit atau pihak lain yang memiliki

akses pada informasi pribadi

Pegawai yang memiliki akses pada data pribadi

Kriminal yang menyadap pembicaraan di sarana umum

Melalui metoda baru dan berbeda yang terus dikembangkan oleh pelaku kriminal

(Sumber: 2007 Identity Fraud Report, Javelin Strategy & Research)

Dari cara-cara fraud diatas, benang merah yang didapat dalam hal proses

penyalahgunaan kartu adalah didahului dengan mendapatkan informasi penting terkait dengan

pemegang kartu, dan kemudian membuat kartu tiruan dengan data-data penting tersebut.

Setelah itu jadilah sebuah kartu magnetic stripe yang dapat digunakan untuk bertransaksi.

Dengan demikian, cara untuk mengurangi atau menghambat proses pembuatan kartu palsu

yang dirasakan paling efektif adalah pembuatan kartu dengan teknologi dimana proses

penulisan data ke kartu dan pemeriksaan keabsahan dilakukan dengan cara yang tidak mudah

Page 13: TEKNOLOGI PERBANKAN

atau rumit untuk dilakukan. Untuk itu teknologi saat ini yang tepat adalah penggunaan

teknologi Chip Card atau Smart Card. Atas dasar itu, pihak Visa International dan

MasterCard, dua penyelenggara system pembayaran internasional dengan menggunakan kartu

kredit, mewajibkan perpindahan (migrasi) dari kartu berbasis magnetic stripe menjadi

berbasis smart card sejak tahun 2007. Demikian juga halnya dengan Bank Indonesia, yang

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/52/PBI tanggal 28 Desember 2005 Tentang

APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu), telah mewajibkan Bank Penerbit Kartu untuk

segera melakukan migrasi ke chip card paling lambat akhir 2009.

3.2 Teknologi smart card

Smart Card adalah suatu jenis kartu yang didalamnya ditanami integrated circuit (IC)

yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mempertukarkan data. IC yang digunakan dalam

Smart Card adalah berupa microchip yang dapat melakukan pemrosesan data dan menyimpan

ribuan bytes data. Jadi dari prinsip kerjanya yang dapat melakukan pemrosesan data yang

cukup komplex, Smart Card dapat dianalogikan sebagai perangkat komputer mini namun

tanpa layar display dan keyboard.

Dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh kartu magnetic stripe, Smart

Card mempunyai ketahanan yang lebih baik dalam hal penyimpanan data identitas pemegang

kartu maupun data penting lainnya. Pada Smart Card juga diterapkan system security yang

memproteksi data atas berbagai ancaman keamanan (security threats), dari yang sederhana

seperti kelalaian penyimpanan password oleh pemegang kartu, hingga kemungkinan

penyusupan (hacking) dari pihak yang tidak berwenang.

Dari sisi kemampuan penyimpanan data, kemampuan Smart Card berada jauh diatas

kemampuan kartu magnetic stripe. Hal ini dikarenakan IC yang digunakan dalam kartu smart

card dapat digunakan untuk menyimpan data hingga ribuan bytes. Dan jumlah data yang

dapat disimpan akan berkembang terus seiring dengan perkembangan teknologi.

3.3 Sistem Keamanan Data

Page 14: TEKNOLOGI PERBANKAN

Pada system Smart Card, dimana penggunaan utamanya adalah untuk kegiatan

bertransaksi, penerapan prinsip-prinsip keamanan mencakup keamanan bertransaksi adalah

suatu hal yang wajib. Prinsip keamanan tersebut yaitu:

1. Data Integrity

Fungsi ini yang akan memastikan bahwa data di catatan dokumen (yang tercatat di

Smart Card) dan data transaksi telah diperiksa dan dikonfirmasi kebenaran isinya,

sejak awal transaksi hingga akhir.

2. Authentication

Fungsi ini akan melakukan pemeriksaan, kemudian mengkonfirmasi bahwa pihak-

pihak yang terkait dalam transaksi atau pertukaran data (value) adalah pihak-pihak

yang memang dituju atau berwenang.

3. Non-Repudiation

Fungsi ini untuk memastikan pelaku-pelaku transaksi dan menghindari kemungkinan

bantahan dari pelaku transaksi dengan cara melakukan verifikasi digital signature yang

terdapat dalam data transaksi, dan memastikan bahwa data tersebut cocok (match).

4. Authorization and Delegation

Fungsi Authorization (otorisasi) adalah proses yang memberikan hak akses atas data

tertentu dalam suatu system.

Sementara Delegation (delegasi) adalah pemanfaatan pihak ketiga, yaitu Cerificate

Authorities, untuk melakukan pengaturan dan mensertifikasi setiap pihak yang terlibat

dalam system. Dalam system Smart Card yang menggunakan EMV sebagai protocol

transaksi, system keamanannya akan mencakup hal sebagai berikut:

5. CAM – Card Authentication Method

Yaitu mekanisme yang digunakan untuk mencegah pemalsuan kartu dan pengubahan

data di dalam chip.

6. CVM – Cardholder Verification Method

Yaitu metoda verifikasi untuk melakukan pengecekan apakah pemegang kartu adalah

pihak yang memang mempunyai hak untuk menggunakan kartu tersebut. Metoda

Page 15: TEKNOLOGI PERBANKAN

verifikasi yang digunakan dapat ditentukan oleh Issuer apakah menggunakan PIN atau

cara lain. Jika menggunakan PIN, verifikasi dapat dilakukan secara offline maupun

online.

7. On-line Card and Issuer Authentication

8. Yaitu mekanisme dimana kartu dapat diotentifikasi oleh Issuer secara online dan

sebaliknya kartu pun dapat melakukan otentifikasi terhadap Issuer yang memberi

response.

9. Non-repudiation of transactions

Yaitu mekanisme yang menggunakan PKI (Public Key Infrastructure) untuk

memverifikasi bahwa pelaku transaksi telah menggunakan key yang valid yang telah

di-assign untuk pelaku transaksi tersebut.

10. Secure script delivery

Yaitu mekanisme pengiriman perintah khusus kepada kartu untuk melakukan apa yang

diperintahkan oleh Issuer. Misalnya untuk melakukan pemblokiran kartu dan lain

sebagainya.

3.4 Implementasi Smart Card di Indonesia

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang tertuang dalam PBI No. 7/52/PBI

tanggal 28 Desember 2005 Tentang APMK, yang mencakup Kartu ATM, Kartu Debit, Kartu

Kredit dan Kartu Prabayar, implementasi Smart Card di Indonesia akan dimulai dengan

penggantian kartu magnetic stripe pada kartu kredit menjadi kartu dengan chip atau Smart

Card. Dalam ketentuan yang sama, Bank Indonesia juga telah menghimbau untuk segera

dilakukan migrasi ke Smart Card untuk kartu ATM, kartu Debit dan kartu Prabayar. Dengan

demikian nantinya semua fungsi yang basic ada pada kartu kredit, kartu ATM, kartu debit

ataupun kartu prabayar juga akan diterapkan di kartu Smart Card.

Fungsi-fungsi basic tersebut adalah:

Page 16: TEKNOLOGI PERBANKAN

- Fungsi pembelian di toko (merchant)

- Fungsi penarikan uang tunai di ATM

- Fungsi pengecekan saldo di ATM

- Atau fungsi-fungsi lain yang sudah ada di ATM saat ini

Pemanfaatan Smart Card lebih lanjut

Selain fungsi basic seperti yang disampaikan di atas, Smart Card juga dapat digunakan

untuk berbagai bidang, khususnya pada bidang-bidang yang memerlukan penyampaian

informasi secara cepat, penyampaian data dari satu pihak ke pihak lain ataupun bidang yang

menerapkan system keamanan yang tinggi.

Smart Card dapat diaplikasikan pada bidang-bidang seperti berikut:

Loyalty dan Stored Value

Pemanfaatan mayoritas dari Smart Card adalah stored value, yaitu penyimpanan

data/value, yang biasanya juga dikaitkan dengan program Loyalty, yaitu program untuk

mencatat dan memberikan reward kepada pelanggan yang sering melakukan pembelian.

Aplikasi Stored Value akan menyimpan sejumlah nilai (value) dalam memori Smart

Card yang dapat digunakan atau ditukarkan dengan barang atau layanan tertentu. Penggunaan

aplikasi Stored value dirasakan lebih efisien, aman dan nyaman bagi pelanggan. Contoh

implementasinya adalah seperti pembayaran parkir, toll, untuk pembelian games ataupun

untuk pembatasan pembelian BBM.

E-Commerce

Penggunaan Smart card di layanan e-Commerce dapat membantu dalam proses

perekaman data transaksi dan penggunaan kartu untuk melakukan pembelanjaan dengan

aman. Penggunaan Smart Card dalam aplikasi E-Commerce dapat berupa implementasi kartu

kredit ataupun micro-payment, dimana dapat digunakan untuk bertransaksi dengan nilai yang

sangat kecil.

Layanan Kesehatan

Page 17: TEKNOLOGI PERBANKAN

Smart Card dapat digunakan untuk melakukan pencatatan data kesehatan pemegang

kartu, sehingga pemegang kartu dapat melakukan pemeriksaan di berbagai rumah sakit yang

berbeda, dan pihak rumah sakit dapat menelusuri sejarah kesehatan pemegang kartu, sehingga

dapat melakukan tindakan yang tepat.

Network Security

Pemanfaatan jaringan publik atau internet untuk melakukan transaksi, dapat lebih

ditingkatkan keamanannya apabila menggunakan Smart Card.

User dapat diidentifikasi dan diberikan otorisasi hak akses atas informasi tertentu yang sudah

ditetapkan sebelumnya.

ID card dan akses pada area tertentu

Pembatasan hak akses atas area atau ruangan tertentu di kantor atau pabrik yang dapat

dilakukan dengan penggunaan Smart Card sebagai ID card, dimana setiap penggunaan hak

akses akan tercatat dalam system dan digunakan untuk melakukan evaluasi, tracing atau hal

lainnya.

3.5 Kendala Implementasi

Menilik dari tingginya tingkat penyalahgunaan kartu berbasis magnetic stripe,

implementasi Smart Card di Indonesia merupakan hal yang cukup mendesak. Namun

implementasi tersebut tidaklah tanpa kendala. Kendala utama yang dihadapi oleh kalangan

perbankan Indonesia adalah kendala kebutuhan investasi dan biaya yang diperlukan untuk

keperluan migrasi ini yang ternyata sangat tinggi.

Dengan memperhitungkan dan mengasumsikan hal-hal sebagai berikut:

harga 1 buah kartu Smart Card sekitar US$ 1

biaya upgrade terminal ATM agar dapat melakukan pembacaan kartu Smart Card sekitar

US$ 1.000 per terminal

biaya upgrade terminal EDC agar dilengkapi dengan smart card reader sekitar US$ 300

per terminal

Page 18: TEKNOLOGI PERBANKAN

biaya upgrade aplikasi back office agar dapat mengenali transaksi yang menggunakan

smart Card sekitar US$ 100.000

biaya pelatihan SDM agar mempunyai pemahaman yang cukup tentang smart card sebesar

US$ 1.000 per orang

maka jika sebuah Bank kelas menengah dengan 500 karyawan yang terlibat langsung dalam

pelayanan nasabah, dan mempunyai 100 buah mesin ATM, 500 buah mesin EDC dan 10.000

nasabah, maka minimal dibutuhkan dana sebesar US$ 860.000, yang jika dikonversi dengan

menggunakan nilai Rp. 9.200 per US$ 1, maka nilainya adalah sekitar Rp. 7,9 miliar.

Lalu, mengapa Bank Indonesia menghimbau, atau bahkan mewajibkan Bank-Bank di

Indonesia untuk melakukan migrasi ke Smart Card ? Tidak lain tidak bukan alasannya adalah

untuk mengantisipasi dan menghindari kerugian yang lebih besar dari penyalahgunaan kartu,

yang semakin hari semakin tinggi dan semakin canggih.

Ketentuan Bank Indonesia dalam hal ini pada akhirnya bertujuan untuk melindungi

industri perbankan itu sendiri dan tentunya juga melindungi konsumen perbankan dalam hal

ini adalah nasabah Bank.

Potensi penyalahgunaan kartu di Indonesia, dimana pelakunya ditenggarai adalah

sindikat internasional, memang diakui cukup tinggi. Data di Bank Indonesia mencatat pada

tahun 2006, nilai penyalahgunaan kartu yang terjadi sebesar Rp. 36 miliar. Sementara pada

bulan Februari 2008 ini kepolisian RI berhasil menemukan 7.000 kartu kredit palsu yang

sebagian diantaranya sudah digunakan di berbagai negara.

3.6 Potensi Pengembangan Layanan

Disamping tingginya investasi dan biaya yang diperlukan, ternyata dengan

penggunaan Smart Card, ada banyak potensi pengembangan layanan yang bisa dilakukan oleh

Bank dalam rangka meningkatkan revenue berbasis fee (fee based income).

Potensi pengembangan layanan yang dapat dilakukan Bank antara lain adalah sebagai berikut:

Page 19: TEKNOLOGI PERBANKAN

Pengelolaan system pembayaran toll.

Dalam hal ini pada kartu Smart Card yang sudah dimiliki nasabah dapat diinstall

aplikasi untuk pembayaran toll, yang akan secara otomatis mengurangi (deduct) saldo

yang disimpan di kartu tersebut. Atas layanan ini Bank juga berkesempatan untuk

mengendapkan dana yang

terkumpul sebelum diserahkan kepada pengelola jalan toll.

Pembayaran atau Pembelian retail

Smart Card yang diterbitkan oleh Bank dapat juga berfungsi sebagai alat pembayaran

atau pembelian dengan nilai uang yang kecil, seperti pembayaran parkir, pembelian

token untuk bermain games, transaksi di internet, melakukan donasi dan lain-lain.

Loyalty Programme

Smart Card digunakan untuk menyimpan dan mencatat setiap transaksi yang

digunakan oleh nasabah, yang kemudian nilai yang terkumpul yang tercatat di Smart

Card dapat digunakan untuk melakukan transaksi lain. Dengan layanan ini, Bank bisa

mengelola dana yang terkumpul dan sekaligus menjadi program untuk melakukan

retensi nasabah.

Semua layanan di atas memungkinkan Bank untuk mendapatkan revenue tambahan

dari fee yang didapat, yang secara tidak langsung dapat digunakan dan diperhitungkan

untuk mengembalikasn investasi yang sudah dikeluarkan untuk dapat menerbitkan dan

mengelola system Smart Card.

Jika diasumsikan untuk setiap layanan Bank akan mendapatkan fee sebesar Rp.

3.000,- per transaksi, maka Bank dengan 10.000 nasabah dapat menghasilkan revenue

tambahan sebesar Rp. 360juta per tahun untuk satu jenis layanan.

3.7 Teknologi pada Bank

Sekarang bisa kita menikmati kemudahan dari jasa bank melalui teknologi internet,

baik melalui internet banking, sms transaksi dan lain sebagainya, keuntungan kompetitif dari

bank dan lembaga keuangan akan sangat tergantung pada kemampuan teknologi untuk

Page 20: TEKNOLOGI PERBANKAN

melaksanakan proses bisnis, mengelola risiko dan menyediakan layanan pelanggan yang

sangat baik.

Biaya merupakan masalah ketika berinvestasi di IT hardware dan software. Sebagai

bagian dari strategi biaya mereka, bank menerapkan proses bisnis outsourcing.Berbagai

software perbankan digunakan dalam penerapan teknologi ini, dan banyak vendor

menawarkan untuk kemajuan teknologi pada bank, dibawah ini beberapa software perbankan

dan vendor nilai tertinggi yang digunakan oleh bank :

1. CRM Customer Relationship Management

Manfaat dari CRM termasuk pengurangan biaya perjalanan, crm video untuk

komunikasi tatap muka desktop, kolaborasi diperbaiki dengan pelanggan Anda,

meningkatkan layanan pelanggan, cross-selling dan pintar pengambilan keputusan.

Perangkat lunak CRM memungkinkan bank untuk mengumpulkan data tentang

pelanggan mereka. Dengan ini, bank dapat membuat profil pelanggan atau melihat,

seperti: berbagi dompet, aset, akun, kredit sejarah dan banyak lagi. solusi crm Vendor

kategori termasuk perbankan inti, erp, e-crm, manajemen kontak dan crm analitis.

2. Siebel Systems Inc

Siebel Systems adalah penyedia terkemuka di dunia manajemen hubungan

pelanggan (CRM) dan penyedia solusi terkemuka aplikasi untuk intelijen dan integrasi

bisnis berbasis standar.

Produk: Siebel Customer Relationship Management (CRM) Solutions, Karyawan

Relationship Management (ERM)

Pelanggan: AMP Jasa Keuangan, Deutsche Bank, Profil DHL, Investasi Fortis,

Honeywell

software keamanan

Page 21: TEKNOLOGI PERBANKAN

Bank menggunakan software keamanan untuk melindungi terhadap virus,

spyware, dan program keystroke logger menguping. Perangkat lunak keamanan juga

dapat melindungi akses jarak jauh melalui teknologi SSL VPN, LAN perlindungan

dan perlindungan identitas pencurian seperti phishing.

Berikut contoh perusahaan perangkat lunak keamanan informasi terbaik.

3. WholeSecurity

Keyakinan WholeSecurity Online ™ solusi menggunakan teknologi pendeteksi

patent-pending perilaku yang secara otomatis mengidentifikasi dan menghilangkan

ancaman dikenal baik dan yang tidak diketahui tanpa membutuhkan pengguna untuk

menginstal atau memperbarui tanda tangan.

4. E-Business

Manfaat dari infrastruktur E-Business dalam industri perbankan dan keuangan

adalah: transaksi elektronik dan dijamin infrastruktur pembayaran. Berikut adalah

beberapa vendor terkemuka untuk solusi infrastruktur E-Business.

5. IBM Global Services

Menyediakan keamanan dan privasi keahlian konsultasi.

Solusi: IBM konsultasi keamanan, integrasi sistem dan elektronik penggambaran

pembayaran tagihan dan pemberdayaan aplikasi.

Studi Kasus: IBM Global Services menyediakan keamanan dan privasi

keahlian konsultasi, menerapkan Identrus siap Elektronik Bill penggambaran dan

Pembayaran (EBPP) aplikasi, serta integrasi sistem dan manajemen proyek kepada

Deutsche Bank. Mobile dan teknologi nirkabel Bluetooth memungkinkan bank untuk

memuaskan klien yang menuntut informasi real-time dan aksesibilitas pembayaran

mobile. Berikut adalah beberapa teknologi nirkabel dan solusi bagi perusahaan dari

sumur dihormati dan vendor perusahaan.

Page 22: TEKNOLOGI PERBANKAN

6. Nokia

Nokia adalah pemimpin dunia dalam komunikasi selular, mendorong

pertumbuhan dan kesinambungan industri mobilitas yang lebih luas. Nokia

didedikasikan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan produktivitas dengan

menyediakan mudah digunakan dan produk-produk inovatif seperti ponsel, dan solusi

untuk pencitraan, games, media, operator jaringan mobile dan bisnis. Nokia adalah

perusahaan yang secara luas dimiliki dengan listing di bursa lima besar.

Solusi: Nokia Mobile Konektivitas solusi unik menyediakan portofolio solusi

komprehensif tingkat sistem yang memungkinkan pengembalian atas investasi yang

cepat dan keunggulan kompetitif berkelanjutan untuk perusahaan. Usaha sekarang

mampu menyediakan 'perangkat apapun kepada konten' akses, terlepas dari perangkat

atau jenis jaringan konektivitas - sementara pada saat yang sama, memanfaatkan

jaringan yang ada, keamanan dan investasi aplikasi.

back office

Ruang lingkup perangkat lunak back office dan solusi mencakup: biaya

berbasis aktivitas, manajemen aset, balanced scorecard, pengolahan data, analisis

profitabilitas dan banyak lagi. Berikut ini adalah daftar vendor populer, produk dan

sumber daya tambahan.

SunGard Sistem Manajemen Aset

SunGard Asset Management Systems menyediakan rangkaian lengkap solusi

manajemen aset kepada lembaga-lembaga keuangan global, lembaga pengelolaan aset

daerah, bank-bank komunitas, penasihat investasi, yayasan, dan fidusia.

Produk: AddVantage, Charlotte ®, Jasa Kustodian SunGard, Global Plus, Plus Global

® IC, Solusi Kantor kasih sayang dan Keluarga, Pajak SunGard reclaims Layanan,

Seri 7 dan 11 Trustware Trustware.

Page 23: TEKNOLOGI PERBANKAN

Acorn Systems

Acorn Systems adalah 100% difokuskan pada analisis biaya dan profitabilitas.

Acorn Systems menyediakan data biaya dan laba ke ratusan perusahaan dan organisasi

termasuk Citigroup, Supervalu, Sysco Makanan, Charles Schwab, Fisher Ilmiah dan

banyak lainnya. solusi inti Acorn Systems memberikan kepada nasabah untuk

meningkatkan efisiensi dan kinerja organisasi mereka.

BAB IV

PENUTUP

Dengan kemajuan teknologi dan peningkatan kebutuhan masyarakat, serta dipicu dengan

maraknya penyalahgunaan kartu oleh pihak-pihak yang tidak berhak, teknologi kartu berbasis

magnetic stripe sudah tidak lagi dapat mengakomodir kebutuhan tersebut. Untuk itu,

penerapan teknologi kartu berbasis Smart Card merupakan jawaban atas kebutuhan

masyarakat.

Smart card dapat menjadi solusi untuk kebutuhan di atas karena menerapkan teknologi

keamanan yang baik. Hal ini tentunya juga sesuai dengan kebutuhan dari kalangan perbankan

sendiri yang selalu menerapkan sikap kehati-hatian (prudent) dalam memberikan layanan

kepada nasabah.

Tingginya nilai investasi dan biaya yang dibutuhkan untuk dapat melakukan migrasi dari

magnetic stripe ke teknologi smart card, dapat ditutupi dengan pengimplementasian layanan

tambahan oleh Bank sehingga didapat revenue tambahan dari nilai fee atas pelaksanaan

layanan tersebut.

Di sisi lain, citra Bank yang memberikan keamanan yang tinggi bagi nasabahnya adalah

suatu harga yang tidak ternilai. Sehingga Bank yang telah melakukan migrasi ke Smart Card

dapat dinilai sebagai Bank yang mengutamakan keamanan bertransaksi bagi nasabahnya.

Page 24: TEKNOLOGI PERBANKAN

Namun satu hal yang perlu juga disadari bahwa masalah keamanan data (data security)

bukanlah suatu tujuan, namun suatu proses yang berkelanjutan. Karena di sisi lain dari tempat

kita berdiri, pelaku kriminal juga memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menaklukkan

segala proteksi yang ada.

Smart Card adalah suatu teknologi yang aman, untuk saat ini. Mengingat dengan

teknologi yang diterapkannya, dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk dapat

menyalahgunakannya. Namun untuk jangka waktu 3 atau 5 tahun ke depan, mungkin Smart

Card memerlukan inovasi baru untuk mempertahankan tingkat keamanannya.