Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
description
Transcript of Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit
“Pengepresan Kelapa Sawit”
Dipresentasikan oleh:Elvia Azara
Elvira Idha CahyatiPutri Pidia Permata Mindra
Ryan TitoD3 Teknik Kimia Universitas Riau
Pengolahan Tandan buah segar menjadi CPO dan kernel melalui beberapa stasiun pengolahan, meliputi:
Stasiun penerimaan buahStasiun penebahan (sterilizer station)Stasiun pengepresan (press station)Stasiun pemurnian (clarification station)Stasiun pengolahan intiStasiun penyimpanan (storage station)
Pengepresan Kelapa Sawit
Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengepresan yang berada persis di bawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengepresan untuk memisahkan minyak dari daging buah.
Pengepresan Kelapa Sawit
Mekanisme screw press ialah masuknya adonan kedalam sylindre press dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung asscrew volume semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.
Pengepresan Kelapa Sawit
Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di bawah selubung baja yang disebut press cage, di mana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.
Pengepresan Kelapa Sawit
Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15 % dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 900C. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat
Pengepresan Kelapa Sawit
Screw press yang digunakan mempunyai kapasitas yang dapat diatur dengan penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak dalam ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara dua hal tersebut.
Kelebihan Screw Press
• Kapasitas oleh alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandingkan dengan hidraulic press. Kapasitas olah screw press berkisar antara 5-15 ton TBS/jam
• Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
• Kebutuhan operator untuk mengoperasikan alat sedikit.
• Kebutuhan tenaga (power) yang rendah untuk memeras buah.
• Cake breaker conveyor lebih mudah memecahkan gumpalan cake yang keluar.
Kekurangan Screw Press
• Membutuhkan ongkos perawatan yang tinggi.• Banyak biji yang pecah, terutama biji yang terdiri dari
cangkang tipis.• Minyak yang keluar dari screw press lebih banyak
mengandung padatan yang terdiri dari serat, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oil gutter lebih pekat, dan akan membutuhkan air pengencer yang lebih banyak.
• Akibat pengempaan yang berfungsi juga untuk mencincang dan mengaduk adonan maka minyak lebih cenderung mengarah ke emulsi sehingga dalam air buangan yang keluar ke fat pit mengandung minyak yang lebih tinggi.
Pengepresan Kelapa Sawit
Selain proses pengepresan, ekstraksi minyak juga dapat dilakukan dengan beberapa proses lain yaitu:
• ekstraksi dengan sentrifugasi, • ekstraksi dengan bahan pelarut, dan • ekstraksi dengan tekanan hidrolis.
Pengepresan Kelapa Sawit
Ekstraksi dengan sentrifugasi dan ekstraksi dengan tekanan hidrolis punya kelemahan dimana ampas press langsung tercampur dengan minyak yang dihasilkan. Sehingga membutuhkan proses pemisahan ampas press dengan minyak yang dihasilkan lebih lama. Berbeda dengan ekstraksi dengan cara screw press, dimana ampas press tidak tercampur sepenuhnya dengan minyak yang dihasilkan. Sehingga hanya dibutuhkan pemisahan serat-serat ampas kecil dalam jumlah yang lebih sedikit.
Pengepresan Kelapa Sawit
Minyak yang dihasilkan pada ekstraksi dengan bahan pelarut bercampur dengan bahan pelarut. Sehingga perlu dilakukan proses pemanasan agar minyak terpisah dari pelarut. Dan proses ekstraksi dengan bahan pelarut tersebut juga membutuhkan biaya dan pelarut yang banyak. Sedangkan ekstraksi dengan cara screw press mengeluarkan biaya yang lebih sedikit karena tidak menggunakan pelarut.
Pengepresan Kelapa Sawit
Minyak yang dihasilkan pada ekstraksi dengan bahan pelarut bercampur dengan bahan pelarut. Sehingga perlu dilakukan proses pemanasan agar minyak terpisah dari pelarut. Dan proses ekstraksi dengan bahan pelarut tersebut juga membutuhkan biaya dan pelarut yang banyak. Sedangkan ekstraksi dengan cara screw press mengeluarkan biaya yang lebih sedikit karena tidak menggunakan pelarut.
Sekian dan Terima Kasih