Teknologi Pengolahan Air Limbah
description
Transcript of Teknologi Pengolahan Air Limbah
P encemaran air Pengertian dan sumber Pencemaran Perairan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23/1997 yang dimaksud dengan pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain ke lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Definisi yang panjang ini dapat di sederhanakan dengan melihat adanya tiga unsur
dalam masalah pencemaran yaitu sumber perubahan akibat kegiatan manusia atau
proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan dalam
lingkungan dan merosotnya fungsi lingkungan untuk menunjang kehidupan.
Merosotnya kualitas lingkungan juga tidak akan menjadi perhatian besar jika tidak
terkait dengan kebutuhan hidup manusia sendiri sehingga bahasan tentang
pencemaran dan konsep penanggulangannya lebih mengarah kepada upaya mengenai
bentuk kegiatan manusia yang menjadi sumber pencemaran.
Pencemaran sering pula diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk pola
pengelompokannya. Pengelompokan menurut jenis bahan pencemar menghasilkan
pencemaran biologis, kimiawi, fisik dan budaya. Pengelompokan menurut medium
lingkungannya dapat menghasilkan pencemaran udara, air, tanah, makanan dan
sosial sedangkan pengelompokan menurut sifat sumber bisa menghasilkan
pencemaran primer dan pencemaran sekunder.
Salah satu upaya dalam pengelolaan lingkungan adalah mengatur beban pencemaran
dari sumbernya baik sumber pencemaran udara, air maupun limbah padat sehingga
informasi tentang besarnya beban pencemaran dari setiap sumber amat berguna
dalam upaya pengelolaan lingkungan tersebut.
Pencemaran Air
Air merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang dibutuhkan oleh makhluk
hidup untuk menopang kelangsungan hidupnya. Selain itu air dibutuhkan untuk
kelangsungan proses industri, kegiatan perikanan, pertanian dan peternakan. Oleh
karena itu apabila air tidak dikelola dengan baik dan keliru akan menimbulkan
kerusakan maupun kehancuran bagi makhluk hidup.
Secara alami sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan
yang mempunyai daya regenerasi mengikuti suatu daur ulang yang disebut daur
hydrologi (Suryani, 1987). Air yang sangat terbatas ini pada umumnya oleh manusia
dipergunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pembangkit tenaga listrik,
pertanian, perikanan, rekreasi.
Word Health Organization (WHO) dalam pernyataannya yang berkaitan dengan air
“The Best of All Thing is Water” menunjukan bahwa air itu sangat penting bagi
seluruh kehidupan dan selalu dipandang sebagai barang yang sangat berharga
sehingga perlu dijaga, dilindungi dan dilestarikan.
Jenis Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya.
Pelaksanakan penilaian terhadap kualitas air, yaitu membandingkan
beberapa ukuran/parameter kunci dengan bakumutu yang ditetapkan.
Jenis ukuran pencemaran air antara lain :
1. Kebutuhan oksigen untuk proses biologi (BOD)
Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang,
2
dll dimana unsur-unsur tersebut cenderung menyerap oksigen. Oksigen itu
dibutuhkan bagi mikroba untuk kehidupannya dan untuk menguraikan senyawaan
organik tersebut sehingga kadar oksigen akan menurun yang menyebabkan air
menjadi keruh dan berbau.
2. Kebutuhan Oksigen Kimiawi
Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen adalah ukuran COD atau kebutuhan
oksigen kimiawi. Nilai COD ini akan menunjukan kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk menguraikan kandungan bahan organik dalam air secara kimiawi
khususnya bagi senyawaan organik yang tidak dapat teruraikan karena proses
biologis, sehingga dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator sebagai sumber oksigen.
3. Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak ditemukan mengapung diatas permukaan air meskipun sebagian
terdapat dibawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari
turunan alkohol yang tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak sukar
diuraikan oleh bakteri tetapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga membentuk
senyawa sabun yang mudah larut. Adanya minyak dan lemak dipermukaan air akan
menghambat proses biologis dalam air sehingga tidak terjadi proses fotosintesa.
4. Nitrogen
Gas yang tidak berwarna dan tidak beracun, dalam air pada umumnya terdapat dalam
bentuk organik dan bakteri merubahnya menjadi ammonia. Dalam kondisi aeribik
dan dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan
nirtat.
5. Suspended Solids (SS)
Padatan tersuspensi (SS) dalam air atau padatan tidak terlarut dalam air adalah
senyawa kimia yang terdapat dalam air baik dalam keadaan melayang, terapung
maupun mengendap. Senyawa ini dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik.
Padatan tidak terlarut ini menyebabkan air berwarna keruh.
6. Total Disolved Solid (TDS)
Padatan terlarut dalam air (TDS) banyak ditemukan dalam air adalah golongan
senyawa alkali seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida.
Sumber Pencemaran Air
3
Pencemaran air pada umumnya diakibatkan oleh kegiatan manusia. Besar kecilnya
pencemaran akan tergantung dari jumlah dan kualitas limbah yang dibuang kesungai,
baik limbah padat maupun cair.
Berdasarkan jenis kegiatannya maka sumber pencemaran air dibedakan menjadi :
a. Effluent industri pengolahan
Effluent adalah pencurahan limbah cair yang masuk kedalam air bersumber dari
pembuangan sisa produksi, lahan pertanian, peternakan dan kegiatan domestik. Dari
hasil statistik industri di DKI Jakarta, sumber industri pengolahan yang menjadi
sumber pencemaran air yaitu agro industri (peternakan sapi, babi dan kambing),
industri pengolahan makanan, industri miniman, industri tekstil, industri kulit,
industri kimia dasar, industri mineral non logam, industri logam dasar, industri hasil
olahan logam dan industri listrik dan gas.
b. Sumber domestik/buangan rumah tangga
Menurut peraturan Menteri Kesehatan, yang dimaksud dengan buangan rumah
tangga adalah buangan yang berasal bukan dari industri melainkan berasal dari
rumah tangga, kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar,
pertokoan dan rumah sakit..
4
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga)
maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila
kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita
lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak
septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air
tanah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636
titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75%
dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya
dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.
Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.
Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan
mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut
atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan,
blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta
sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip
5
pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe
pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention).
Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah
yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan
pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan
peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah
ditetapkan.
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5
Batasan Air Limbah untuk Industri
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan
karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya
operasi yang tidak sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan
6
cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang
benar, serta pengoperasian yang cermat.
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang
digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik
merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini
terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD),
biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum
hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari
parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial
reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa
organik atau inorganik.
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
7
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation,
dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari
air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion,
pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying
bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan Teknologi
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik
kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah
ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan
pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan,
kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih
haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan
diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi
kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
8
2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.
Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan
limbah domestik. Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah
yang sangat umum digunakan.
Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik
dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri.
Produksi bersih (cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi,
dan menghilangkan terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh
bagian-bagian proses dapat dicapai dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan,
penguasaan teknologi bersih, serta perubahan mendasar pada sikap dan perilaku
manajemen. Treatment versus Prevention? Mana yang menurut teman-teman lebih
baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya. Reduce, recyle, and reuse.
Referensi: Pengelolaan Limbah Industri – Prof. Tjandra Setiadi
9
Pencemaran Tanah
Perubahan Fungsi Lahan Dan Pencemaran Tanah
Pergeseran fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan
merubah fungsi lahan pertanian telah menyebabkan luas
daerah resapan air dibanyak daerah di Indonesia.
Disamping merubah fungsi lahan kegiatan industri ini juga telah berdampak pada
terjadinya pencemaran tanah dan badan air. Akibat pencemaran ini antara lain juga
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Kegaiatan lain yang berdampak pada ikutan kerusakan dan pencemaran tanah,
sedimentasi, erosi serta kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan akibat
kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi
(landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining)
meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih
tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat.
Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa
melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari
lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya
yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta
berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
10
Terjadinya Pencemaran Tanah
Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi tanaman
maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk
pertumbuhan. Tanah dapat rusak karena terjadinya pencemaran tanah.
Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia, maupun biologis
masuk dan merubah alami lingkungan tanah. Pencemaran dapat terjadi karena
kegiatan rutin manusia maupun akibat keceroban, seperti kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan yang tercemar dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan armada
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (illegal dumping).
Apabibila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di
bawah ini, yaitu :
Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan pupuk
secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat
diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.
Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan)
akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di
dalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang
mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.
Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping
bermanfaat apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai
bentuk pencemaran terhadap lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan
11
tersebut menyebabkan jenis pencemaran yang relatif permanen karana bersifat sulit
terurai di alam.
1. Pestisida dipergunakan sebagai pembasmi hama tanaman.
2. Insektisida dipergunakan sebagai chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa
mengganggu tanaman.
3. Herbisida dipergunakan sebagai obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan
tumbuh.
4. Fungisida dipergunakan sebagai obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan
tumbuh .
5. Rodentisida dipergunakan sebagai obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.
6. Akarisida ( Mitesida ) dipergunakan sebagai pembunuh kutu.
7. Algisida dipergunakan sebagai pembunuh ganggang.
8. Avisida dipergunakan sebagai pembunuh burung.
9. Bakterisida dipergunakan sebagai pembunuh bakteri.
10. Larvisida dipergunakan sebagai pembunuh ulat.
11. Moleksisida dipergunakan sebagai pembunuh siput.
12. Nematisida dipergunakan sebagai pembunuh nematoda.
13. Ovisida dipergunakan sebagai perusak telur.
14. Pedukulisida dipergunakan sebagai pembunuh tuma.
15. Piscisida dipergunakan sebagai pembunuh ikan
12
16. Predisida dipergunakan sebagai pembunuh predator ( pemangsa ).
17. Silvisida dipergunakan sebagai pembunuh pahon atau pembersih pahon.
18. Termisida dipergunakan sebagai pembunuh rayap atau hewan yang suka
melubangi kayu.
19. Atraktan dipergunakan sebagai penarik serangga melalui baunya.
20. Kemostrilan dipergunakan sebagai pensterilan serangga atau vertebrata.
21. Defoliant dipergunakan sebagai penggugur daun untuk memudahkan panen.
22. Desican dipergunakan sebagai pengering daun atau bagian tanaman lainnya.
23. Desinfektan dipergunakan sebagai pembasmi mikro organisme
24. Repellan dipergunakan sebagai penolak atau penghalau hama.
25. Sterilan dipergunakan sebagai mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji
gulma.
26. Surpaktan dipergunakan sebagai untuk meratakan pestisida pada permukaan daun
.
27. Stimulan dipergunakan sebagai zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi
mematikan terjadinya buah.
28. dan lain-lain
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
13
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran
Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah,
diantaranya:
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai
macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala,
pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
Kematian.
Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
14
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator
atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk
kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan
bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti
konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya
tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan
dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang
panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.
Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah
Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, antara
lain dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
15
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya.
Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan
hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,
Memilih varietas tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh alami untuk hama,
menggunakan hormon serangga, pmandulan (sterilisasi), serta memanfaatkan daya
tarik seks untuk serangga
Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan terhadap
penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Karakteristik
pestisida ini terbagi menurut struktur kimia dan komposisi materi penyusunnya,
sehingga prosedur penyimpanan dan penggunaan harus disesuaiakan dengan
prosedur.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, google, serta pakain kerja
yang memadai penting dilakukan agar bahan tidak kontak langsung dengan tubuh
dan lingkungan sehingga mencemari lingkungan. Sedangkan perlakukan yang harus
diterapkan pada sampah hasil kegiatan, sebagaimana prinsip penanganan sampah
lainnya harus selalu diperhatikan, misalnya dengan prinsip Reuse, Recycling,
Reducing, dengan metode-metode sanitary landfill, dumping, grinding, composting,
incineration, atau derngan metode pirolisis. (Dari berbagai sumber)
16