TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

16
TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver Oleh: Maybi Prabowo 1406518755 PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA 2015

description

Shannon dan Weaver mengajukan tiga level pertanyaan yang digunakan sebagai orientasi bagi pengembangan teknologi komunikasi: 1. Level teknis: bagaimana dengan akurasi pesan yang dapat dikirimkan?2. Level sematik: bagaimana dengan ketepatan makna yang bisa dibawa oleh proses ini?3. Level efektivitas: bagaimana dengan efektivitas makna yang diterima sejauh mana mampu mempengaruhi perilaku?Makalah akan menguraikan secara sekilas gambaran perkembangan teknologi komunikasi lisan sebagai usaha menjawab tiga pertanyaan tersebut.

Transcript of TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Page 1: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN

Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Oleh:

Maybi Prabowo 1406518755

PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2015

Page 2: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN

Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Dua peneliti dari Universitas Wahington, Rajesh Rao dan Andrea Stocco mengklaim untuk pertama kalinya telah berhasil melakukan eksperimen komunikasi otak ke otak (brain-to-brain communication). Pada eksperimen ini Rao diposisikan menghadap ke layar komputer yang menampilkan game komputer sederhana. Rao melihat layar dan membayangkan sedang memainkan game tersebut secara imajinatif. Saat ia merasa harus menembak sasaran dengan peluru, ia membayangkan tangan kanannya menekan tombol keyboard untuk melakukannya. Secara spontan, Stocco yang berada di ruangan lain dan mengenakan penutup telingan serta tidak melihat layar komputer, menekan tombol "enter" keyboard komputer di hadapannya yang berfungsi untuk menembak.i

Percobaan yang sama juga dilakukan oleh para peneliti dari Harvard Medical School teaching affiliate Beth Israel Deaconess Medical Center, Starlab Barcelona, Spanyol, dan Axilum Robotics Strasbourg, Perancis yang mentransmisikan secara digital melaui internet sebuah pesan 'ciao' dari otak seseorang di India ke otak orang lain di Prancis (8046,72 km).ii

Pada dua percobaan tersebut, para pengirim pesan (sender) menggunakan perangkat yang dinamakan EEG (electroencephalography) yang mampu menangkap sinyal-sinyal elektrik yang dihasilkan oleh cortex saat mereka memikirkan untuk melakukan sesuatu. Prosesnya bisa digambarkan seperti berikut ini.

Diagram proses bagaimana informasi ditransfer dari otak ke otak dan diterjemahkan menjadi

gerakan. (Image: University of Washington) iii

Page 3: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Dua kabar tersebut menunjukkan kemajuan terbaru komunikasi manusia, di mana proses paling hakiki dari berkomunikasi mulai bisa dirintis ke arah yang selama ini mungkin belum pernah kita bayangkan. Di dalam beberapa tahun ke depan manusia dari segala pelosok dunia bisa saling berkomunikasi tanpa terkendala bahasa, tanda, dan simbol. Mungkinkah?

Teknologi Komunikasi Lisan: Menjawab Pertanyaan Shanon dan Weaver

Pada 1949, dua pakar ilmu matematika Claude Shanon dan Warren Weaver dari Bell Laboratories, memperkenalkan model teknis komunikasi manusia. Model ini dinamakan model transmisi (transmission model). Model ini menyatakan komunikasi adalah pengiriman informasi atau pesan di dalam suatu bentuk (bahasa lisan) dari pengirim (emisor/ sender/ encoder) kepada tujuan (receiver/ decoder). Shanon dan Weaver mengembangkan model ini berdasarkan elemen-elemen:

1. Sumber informasi (information source) yang memproduksi pesan.

2. Pemancar (transmitter) yang menerjemahkan pesan menjadi sinyal.

3. Saluran (channel) yang merupakan tempat sinyal disesuaikan untuk dikirim (transmission)

4. Penerima (receiver) yang menerjemahkan (decode, recontruct) sinyal menjadi pesan.

5. Tujuan (destination) yang menjadi tempat di mana pesan diterima.

Model Transmisi Shanon dan Weaver bisa digambarkan seperti gambar berikut ini.

Model Transmisi Shanon dan Weaveriv

Beranjak dari model ini, Shannon dan Weaver kemudian mengajukan tiga level pertanyaan yang digunakan sebagai orientasi bagi pengembangan teknologi komunikasi: v

1. Level teknis: bagaimana dengan akurasi pesan yang dapat dikirimkan?

2. Level sematik: bagaimana dengan ketepatan makna yang bisa dibawa oleh proses ini?

3. Level efektivitas: bagaimana dengan efektivitas makna yang diterima sejauh mana mampu mempengaruhi perilaku?

Page 4: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Tiga pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban mengecewakan selama di dalam proses komunikasi terdapat gangguan-gangguan (noises). Shanon dan Weaver memperkenalkan noise sebagai sebuah konsep di dalam teori komunikasi yang menekankan kepada gangguan yang bersifat mekanis, seperti distorsi suara saat berkomunikasi lewat telepon, interferensi sinyal radio, dll.vi

Namun di dalam perkembangannya, noises tidak hanya terkait dengan hal teknis semata. Dan Rothwell (2004) menguraikan secara lebih luas berbagai bentuk noises di dalam komunikasi yang meliputi: vii

1. Physical noise atau external noise yang merupakan gangguan dari lingkungan, seperti suhu ruangan, gangguan suara dari sekitar, penampakkan yang menganggu penglihatan, dll.

2. Physiological noise yang disebabkan oleh faktor gangguan biologis dari para pelaku komunikasi, misalnya sakit, kelelahan, berdebar-debar, keringat dingin, dll.

3. Phychological noise yang merupakan gangguan akibat bias pemahaman dan asumsi.

4. Semantic noise yang muncul akibat kekeliruan di dalam penggunaan simbol atau bahasa.

Sejarah Peradaban dan Kembalinya Komunikasi Lisan

McLuhan mempercayai bahwa peradaban manusia berubah dipengaruhi oleh penemuan dan pengembangan teknologi komunikasi. Tiga penemuan yang ia anggap mempengaruhi peradaban adalah huruf bunyi (phonetic alphabet), mesin cetak (printing press), dan telegraf. Ia pun membagi periode sejarah peradaban manusia berdasarkan pengaruh perkembangan teknologi komunikasi menjadi empat masa, yakni:viii

1. The tribal age yang merupakan masa di mana manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era itu hanya mendasarkan diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya.

2. The age of literacy bermula dari ditemukannya huruf yang membuat manusia menggunakan indera penglihatan untuk berkomunikasi yang kemudian menjadi dominan mengalahkan indera pendengaran.

3. The print age adalah masa setelah ditemukannya mesin cetak yang menjadikan huruf dan tulisan semakin meluas ke domain komunikasi massa.

4. The electronic age merupakan masa setelah kelahiran teknologi komunikasi elektronik dari mulai ditemukannya pesawat telepon, radio, televisi, komputer, hingga internet.

Berdasarkan pembagian masa sejarah McLuhan ini, maka komunikasi lisan menempati peranan dominan pada masa the tribal age. The electronic age adalah masa di mana manusia berusaha mengembalikan “panggung” bagi komunikasi lisan sehingga bisa digunakan manusia secara meluas seperti yang terjadi pada komunikasi tulisan. Mengacu

Page 5: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

kepada McLuhan dengan pengertian teknologi sebagai the extensions of man maka di masa electronic age manusia mengembangkan perangkat pengganti (electronic circuit) untuk mengekstensikan indera yang terhubung dengan syaraf kesadaran (central nervous system).ix

Teknologi Komunikasi Lisan Tradisional: Mengolah Tanda dan Mengatasi Ruang

Perkembangan peradaban manusia selalu berurusan dengan upaya-upaya mengolah tanda sebagai alat berkomunikasi. Pierce (1894) menguraikan tanda (signs) ke dalam tiga pengertian. Pertama, tanda merupakan keserupaan (likeness) atau ikon (icons) yang membawa ide-ide tentang sesuatu dengan cara menirukannya. Kedua, tanda adalah petunjuk (indications) yang menunjukkan adanya sesuatu yang terkait secara fisik dengan tanda tersebut. Yang ketiga, tanda adalah lambang (symbols) atau tanda-tanda umum (general signs) yang di dalam penggunaannya telah diasosiasikan dengan makna-makna tertentu. Kata maupun frasa di dalam bahasa termasuk salah satu tanda di dalam pengertian sebagai lambang.x

Bahasa merupakan usaha manusia untuk mengolah pesan yang terus berkembang dari jaman pra-sejarah hingga saat ini. Pada mulanya manusia mungkin menggunakan bahasa tubuh (isyarat/gesture) baru kemudian melalui oral (verbal). Joseph Dominick (2004) mengajukan pertanyaan menarik untuk hal ini:xi mengapa manusia mengembangkan komunikasi secara verbal, tidak terpaku hanya kepada bahasa isyarat? Bahkan, perjalanan waktu membuat manusia semakin dominan menggunakan bahasa oral untuk berkomunikasi. Mengutip salah satu teori terkait hal ini, Dominick mengajukan dugaan bahwa bahasa isyarat tidak efektif digunakan dalam kondisi gelap. Menurut Darwin, Dominick mengutip, bagian tubuh manusia yang lain terlalu sibuk digunakan untuk memegang alat seperti senjata, sehingga komunikasipun mereka lakukan dengan mulut dan telinga.

Manusia kemudian menciptakan perangkat komunikasi agar bisa menyampaikan pesan dalam ujud tanda-tanda dan lambang-lambang kepada orang lain tanpa terkendala ruang dan noises. Perangkat itu dikembangkan mengarah kepada teknologi telekomunikasi (mengatasi physical noise) dan teknologi bahasa (mengatasi semantic noise).

Secara tradisional, teknologi telekomunikasi mengandalkan suara yang mampu menjangkau jarak yang jauh. Teknologi bahasa menyangkut perangkat untuk menyesuaikan simbol dan bahasa yang digunakan terhadap perangkat yang digunakan. Alat-alat dan bahasa di dalam penggunaan lonceng, kentongan, bedug, hingga bahasa morse yang untuk berkomunikasi dengan telegraf, tercipta untuk menyesuaikan dengan perangkat komunikasi yang ada pada saat itu. Teknologi tradisional belum mampu untuk mengakomodasi proses komunikasi serupa dengan proses komunikasi menggunakan bahasa lisan (natural language).

Page 6: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Teknologi Komunikasi Lisan Modern: Wired dan Wireless

McLuhan menganggap bahwa masa terbaru peradaban manusia adalah the electronic age. Berpijak dari periodisasi ini, awal teknologi komunikasi lisan modern ditandai oleh penggunaan pesawat telepon. Telepon merupakan perangkat teknologi telekomunikasi yang mampu mengatasi kendala fisik dan semantik. Pesawat telepon mampu mengakomodasi komunikasi lisan dengan natural language.

Alexander Graham Bell adalah orang yang dianggap pertama kali menggunakan telepon untuk menelpon asistennya Thomas Watson. Ia kemudian memperbanyak alat tersebut agar bisa digunakan oleh orang-orang di seluruh AS. Peralatan tersebut mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat AS maupun dunia, sehingga, seperti dipercaya oleh McLuhan, mampu mengubah arah peradaban manusia.

Prinsip kerja telepon bisa digambarkan sebagai berikut:

Prinsip Kerja Komunikasi Telepon Analogxii

Alexander Graham Bell melalui perusahaannya Bell Industries mengembangkan sistem jaringan komunikasi telepon (PSTN: Public Service Telephone Network) untuk pemakaian yang lebih luas. Di dalam sistem jaringan telepon analog ini dikenal istilah lokal, interlokal, dan internasional. Sistem komunikasi telepon jaringan lokal bisa digambarkan sebagai berikut:

Page 7: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Jaringan Telepon Lokalxiii

Sistem komunikasi interlokal adalah komunikasi antar-jaringan lokal. Internasional adalah antar-jaringan interlokal. Masing-masing lokal dan interlokal diberikan kode angka sebagai petunjuk hubungan antara operator ke operator.

Telepon Wireless dikembangkan bermula dari penemuan sebuah alat komunikasi wireless (nirkabel) oleh Guglielmo Marconi pada 1897. Marconi mendesain sebuah alat komunikasi yang terhubungkan melalui frekuensi di udara. Prinsip kerjanya bisa digambarkan sebagai berikut.

Prinsip Kerja Wireless Telegrafxiv

Teknologi Komunikasi Lisan Masyarakat Informasi: Mobile Phone

Page 8: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Munculnya industri komunikasi merupakan salah satu pencetus munculnya apa yang disebut sebagai masyarakat pascaindustri (post-industrial society). Istilah masyarakat pascaindustri, mengutip dari situs arti-definisi-pengertian.info, diyakini berasal berasal dari Arthur Penty, seorang penganut paham sosialis pada akhir abad ke 19, yang mengharapkan akan muncul suatu “negara post-industri” berdasarkan pada unit-unit kerja kecil dan terdesentralisasi dari pemerintahan pusat. Konsep ini tidak dipakai lagi hingga dekade 1950-an, ketika muncul kembali dalam wajah yang sama sekali baru di dalam tulisan-tulisan sosiolog dari Harvard, Daniel Bell - post-industrial society.xv

Daniel Bell (1974) mengemukakan bahwa masyarakat industri modern tengah memasuki fase baru evolusi. Masyarakat post-industri lebih memperhatikan produksi jasa daripada barang, mayoritas angkatan kerjanya adalah kalangan kerah putih, bukan pada pekerjaan-pekerjaan manual, dan banyak dari mereka adalah pekerja profesional, manajerial dan teknik. Di kemudian hari, Bell semakin menegaskan masyarakat pascaindustri sebagai masyarakat informasi.

Mobile Phone: 0G, 1G, 2G, 3G, dan 4G

Meskipun sudah bisa berkomunikasi jarak jauh, namun telepon wired yang dikembangkan oleh Alexander Graham bell dan wireless yang ditemukan oleh Marconi, masih membatasi gerak (mobilitas) penggunanya. Bagaimana jika pada saat melakukan kegiatan di luar dan harus melakukan komunikasi jarak jauh? Salah satu physical noise ini kemudian mendasari penemuan dan pengembangan mobile phone.

Mobile phone dan internet memegang peranan yang sangat penting di dalam perkembangan teknologi komunikasi masyarakat informasi. Komunikasi lisan tidak hanya dilakukan dengan suara (audio) namun juga video. Berikut uraian singkat secara kronologis perkembangan mobile phone dari generasi 0 (0G) hingga generasi 4 (4G) yang dikutip dari laman wikipedia.xvi

0G

Penemuan peralatan komunikasi wireless memicu perkembangan mobile phone (telepon genggam). Awal penemuan telepon genggam dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).

Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-talkie SCR536. Alat ini digunakan sebagai alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon

Page 9: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

genggam atau 0-G, dimana telepon genggam mulai diperkenalkan.

Setelah mengeluarkan SCR536, kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali portable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil. Sistem telepon genggam 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline.

Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari

i lihat Farber, Dan, 30 Mei 2014, Scientist controls colleague's hand in first human brain-to-brain communication, artikel berita ilmiah dimuat di http://www.cnet.com/au/news/scientist-controls-colleagues-hand-in-first-human-brain-to-brain-interface/ii lihat Starr, Michelle, 3 September 2014. Brain-to-brain verbal communication in humans achieved for the first time, artikel berita ilmiah dimuat di http://www.cnet.com/news/brain-to-brain-verbal-communication-in-humans-achieved-for-the-first-time/

iii lihat Klimas, Liz, 28 Agustus 2013. ‘Vulcan Mind Meld’: First Human Brain-to-Brain

Communication Lets Scientist Control Another Person’s Movement, artikel berita ilmiah dimuat di situs http://www.theblaze.com/stories/2013/08/28/vulcan-mind-meld-first-human-brain-to-brain-communication-lets-scientist-control-another-persons-movement/

iv dikutip dari Martin, Brian 1999. Suppressing Research Data: Methods, Context, Accountability,

and Responses http://www.uow.edu.au/~bmartin/pubs/99air/v ibid, hal. 4vi lihat The Washington, DC – Baltimore Chapter of the Society for Technical Communication (STC), 29 Januari 2015, What is Noise in Communication? http://wdcb.stcwdc.org/faq/faqs/what-is-noise-in-communication/vii Rothwell Dan J., 2004. In the Company of Others: An Introduction to Communication 2nd ed, New York: McGraw Hill, hal 11-15

viii McLuhan, M.; Fiore Q.; Agel J. (1996). The medium is the message: an inventory of effects. San Francisco: HardWired.

ix Lihat Fourie, Pieter Jacobus, 2001. Media Studies: Institutions, theories, and issues, Juta and

Company Ltd, hal. 251.x Lihat Pierce, Charles Sanders (1894), What Is a Sign?, artikel ilmiah dimuat di situs https://www.marxists.org/reference/subject/philosophy/works/us/peirce1.htmxi Dominick, J.R. 2004.The Dynamics of Mass Communication-Media in the Digital Age: 8th Ed., New York: McGraw-Hill, hal. 8

xii Dikutip dari http://www.privateline.com/archive/howteleworks.gif

xiii Dikutip dari http://en.wikibooks.org/wiki/Communication_Systems/Telephone_System

xiv dikutip dari http://diyhomeschooler.com/marconis-wireless-telegraphy-a-mini-unit/xv dikutip dari artikel 2014, Post-industrial Society (Masyarakat Post-industri). http://arti-definisi-pengertian.info/arti-masyarakat-post-industri/

Page 10: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon genggam. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.

1G

Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon genggam pertama dan diperkenalkan kepada publik pada 3 April 1973. Telepon genggam yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia hingga saat ini. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS (Advance Mobile Phone Service). AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telepon genggam.

2G

Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access), sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM (Global System for Mobile). GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon genggam pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan pengguna.

xvi dikutip dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam

Page 11: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

Struktur Jaringan GSMxvii

3G

Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada telepon genggam sehingga membuat fiturnya semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan Windows Mobile

4G

Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem telepon genggam yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, online game,

xvii dikutip dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d1/Gsm_structures.svg/2000px-Gsm_structures.svg.png

Page 12: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

dan lain-lain.

Teknologi Bahasa: Arah ke Depan

Bisakah kita berkomunikasi lisan dengan orang berbahasa asing yang kita tidak pahami? Seperti halnya teknologi brain-to-brain communication, pengembangan teknologi bahasa juga diilhami oleh pertanyaan tersebut. Teknologi bahasa meliputi metode komputasional, program komputer, dan perangkat elektronik yang khusus untuk menganalisis, memroduksi, atau memodifikasi teks dan pembicaraan. Teknologi ini harus didasarkan atas bahasa yang digunakan manusia (human language).xviii

Teknologi bahasa berorientasi kepada pengembangan sistem dan perangkat yang bisa berbicara dan mendengar sehingga bisa berkomunikasi dengan manusia secara lisan. Perangkat tersebut bisa membantu manusia berkomunikasi dengan manusia lain tanpa terhambat semantic noises. Mengembangkan sistem yang berbasiskan atas keragaman bahasa (multilingual tools)xix.

Teknologi bahasa adalah salah satu sasaran pengembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini. Perangkat komputer untuk bisa mengoperasikan teknologi bahasa termasuk sebagai gambaran komputer masa depan, yang diharapkan:xx

1) dapat menerima masukan dalam bentuk suara dan citra,

2) memiliki prosesor berkemampuan sangat tinggi,

3) memiliki memori sangat besar,

4) dapat menyajikan hasil komputasi dalam bentuk ucapan dan proyeksi citra,

5) memiliki fasilitas komunikasi nirkabel,

6) dapat dioperasikan dengan batere yang tahan lama,

7) memiliki ukuran sebesar dan setipis kartu kredit, dan

8) dapat berinteraksi secara lisan dengan pemakainya menggunakan bahasa alami.

Arry Akhmad Armad dari ITB menjelaskan bahwa suatu sistem pemrosesan bahasa alami secara lisan dapat dibentuk dari tiga sub-sistem, yaitu sebagai berikut.xxi

xviii lihat Uszkoreit, Hans, 2015, What is Language Technology? Dimuat di http://www.dfki.de/lt/lt-general.php

xix ibidxx Arman, Arry Akhmad, 23 Agustus 2004, Teknologi Pemrosesan Bahasa Alami sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin. Orasi Ilmiah (Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri – ITB), pada acara Sidang Terbuka Institut Teknologi Bandung dengan acara Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru ITB 2004, dimuat di http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/Pidato%20Ilmiah%20pada%20Sidang%20Terbuka%20PMB%202004.pdf

xxi ibid

Page 13: TEKNOLOGI KOMUNIKASI LISAN: Menjawab Tiga Pertanyaan Shanon dan Weaver

1) Sub-Sistem Natural Language Processing (NLP), berfungsi untuk melakukan pemrosesan secara simbolik terhadap bahasa tulisan. Beberapa bentuk aplikasi sub-sistem ini adalah translator bahasa alami (misalnya dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia), sistem pemeriksa sintaks bahasa, sistem yang dapat ”menyimpulkan” suatu narasi, dan sebagainya.

2) Sub-sistem Text to Speech (TTS), berfungsi untuk mengubah text (bahasa tulisan) menjadi ucapan (bahasa lisan).

3) Sub-Sistem Speech Recognition (SR), merupakan kebalikan teknologi text to speech, yaitu sistem yang berfungsi untuk mengubah atau mengenali suatu ucapan (bahasa lisan) menjadi teks (bahasa tulisan).

Diagram Blok Sistem Pengenal Ucapanxxii

Kesimpulan

Teknologi komunikasi lisan berusaha membuat manusia mampu berkomunikasi dengan segenap inderanya tanpa terbatasi oleh noises atau gangguan maupun kendala ruang dan waktu. Kita bisa membayangkan ke depan, di dalam beberapa proses komunikasi, dengan teknologi manusia tidak memerlukan bahasa sama sekali. Atau setidaknya tidak perlu menghabiskan tenaga untuk mempelajari bahasa asing. Bagaimanapun, jawaban sempurna atas tiga pertanyaan Shanon dan Weaver masih dalam proses penyempurnaan hingga saat ini. Pertanyaan berikutnya adalah: mungkinkan 100% sempurna, mengingat kesempurnaan ada di dalam manusia sendiri dengan keunikannya?

xxii ibid